Kantor Pusat: Jln. Tgh Abdul Qadir Dusun Tanak Malit Utara Desa Masbagik Selatan Kec. Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat CP.:+6287763055909. Web: lpk-balaiterampil.blogspot.com –
email:[email protected] |
Judul : MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Penyusun : Taufikurrahman, S.Pd (Ofick Matheducat D’Sensei)
Editor : Irwan, S.Kom;
Gozali, S.H
Tata Sampul : Taufikurrahman, S.Pd
Penerbit : LPK Balai Terampil Press
Telp : 087763055909
Website/blog :
http://ofiiick.blogspot.com
http://ofiIick4.wordpress.com
Http://lpk-balaiterampil.blogspot.com
HAK CIPTA 2015, Pada Lembaga Pendidikan Dan Kewirausahaan (LPK) BALAI
TERAMPIL
Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku serta
memperjual belikan tanpa mendapat izin tertulis dari LPK BALAI TERAMPIL
©HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Monokotil disebut juga tumbuhan berkeping satu atau tunggal kerena memiliki
biji yang berkecambah dengan satu daun lembaga. Contoh tumbuhan monokotil adalah
padi, gandum, dan jagung. Tumbuhan ini memiliki beberapa ciri, yaitu berakar serabut,
batang memiliki ruas-ruas, pertulangan daun sejajar atau melengkung, jumlah mahkota
bunga atau kelopak adalah tiga atau kelipatannya, dan batangnya tidak bercabang-
cabang.
Dikotil disebut juga tumbuhan berkeping dua, ciri dikotil, yaitu batangnya
kebanyakan bercabang-cabang, daun-daun pada batang atau cabangnya terletak tersebar
berhadap-hadapan, tulang daunnya menyirip atau menjari, berakar tunggang, mahkota
dan kelopak bunganya berjumlah 2, 4 dan 5.
Berikut adalah bagan tentang perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil:
Monocotyledon Ciri Umum Dicotyledon
Panjang, berbentuk
pita
daun Lebar, bervariasi
Sejajar/melengkung Tulang daun Menyirip/menjari
Mahkota bunga
berjumlah 3 atau
kelipatan 3
bunga Mahkota
berjumlah
kelipatan 2, 4,5
Tidak bercabang,
tidak berkambium
batang Bercabang,
berkambium
Berkas tidak teratur Pembuluh angkut Berkas teratur
Serabut Akar Tunggang
Graminae (rumput-
rumputan): rumput,
padi, jagung
palmae (palem,
kelapa sawit)
Musacae (pisang-
pisangan)
Contoh Euphorbiaceae
(getah-getahan):
karet, ubi kayu,
jarak
Papilionaceae
(kacang-
kacangan)
Solanaceae
(terung-
terungan):
kentang, terung,
tomat
Palawija secara harfiah berarti "tanaman kedua". Kata ini kemungkinan berasal
dari bahasa Sansekerta: phaladwija ('hasil kedua') dan adalah hasil panen kedua di
samping padi. Dalam pengertian sekarang, palawija berarti semua tanaman pertanian
semusim yang ditanam pada lahan kering. Biasanya palawija berupa tanaman kacang-
kacangan, serealia selain padi (seperti jagung), dan umbi-umbian semusim (ketela pohon
dan ubi jalar). Palawija merupakan komoditi strategis setelah padi dalam rangka
menunjang diversifikasi pangan bahan industri dan kebutuhan pakan.
3. Alat dan Bahan
a) Buku cetak Biologi (tumbuhan dikotil dan monokotil)
b) Alat tulis
c) Kamera digital
d) Tumbuhan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup) yang akan diamati.
4. Langkah Kerja
a) Semua anggota kelompok 7 memperhatikan dan mendengarkan pengenalan tempat yang
dijadikan observasi, yakni UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija di Jl. Raya
Plumbon Km. 12 Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
b) Kelompok kami (kelompok 7) membagi anggota untuk mengikuti pemandu di tiap-tiap
tanaman yang akan diamati dan mengamatinya.
c) Tiap-tiap individu menuliskan hasil pengamatan baik dari penyampaian pemandu mapun
dari pengamatan langsung dengan meliat daun, batang, akar dan bunganya.
d) Selain menuliskannya, diambil pula gambar atau fotonya sebagai bukti pengamatan yang
telah dilakukan.
5. Hasil Pengamatan
Pada kegiatan observasi kami di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija.
Di Jl. Raya Plumbon Km. 12 Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, dimana di UPTD
tersebut terdapat bermacam-macam tanaman palawija di antaranya jagung, kacang tanah,
dan kacang kedelai. Pengamatan tersebut sangat memberikan manfaat kepada kami
sebagai calon pendidik. Berikut adalah hasil pengamatan beberapa tumbuhan palawija
yang sudah kami susun.
1) Tanaman Jagung
Pada pengamatan saya, saya mengamati Jagung (Zea mays L.). Dari penjelasan Ir.
H. Wandi Ruswandi, M.Si selaku pengurus UPTD Pengembangan Benih Palawija,
serta buku-buku biologi tentang klasifikasi angiospermae dan situs-situs internet yang
saya jadikan referensi, berikut adalah laporan hasil penbelitian saya. Jagung merupakan
tanaman semusim (annual), satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh
pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif.
Jagung termasuk kedalam suku Poaceae (rumput-rumputan). Jagung dapat tumbuh
mencapai ketinggian 1-3 meter. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak
memiliki kemampuan ini1[1].
a. Klasifikasi pada Zea mays:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
b. Akar pada Zea mays
Menurut referensi yang saya baca, akar jagung (Zea mays) tergolong akar serabut, pada
saat penelitian jagung, pembimbing juga menunjukan bentuk akar jagung dengan
mencabut salah satu jagung yang ada di area tersebut, dan hasilnya memang benar,
jagung termasuk tumbuhan yang memiliki akar serabut, beliau juga mengatakan bahwa
akar jagung bisa mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran
2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
c. Batang pada Zea mays
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, batangnya pun beruas-ruas dan tidak bercabang.
Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku dan batang jagung cukup kokoh.
d. Daun pada Zea mays
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang seperti pita. Tulang daun
sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun2[2].
e. Bunga pada Zea mays
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri).
Kesimpulan:
Berdasarkaan klasifikasi tanaman jagung (Zea mays) diatas dengan melihat ciri-ciri
dari perbedaan anatara monokotil dan dikotil dapat disimpulkan bahwa jagung tergolong
tumbuhan palawija dan termasuk ke dalam jenis tumbuhan monokotil, karena
mempunyai ciri-ciri seperti:
a) Akarnya serabut
b) batangnya beruas-ruas
c) Daun yang panjang dan berbentuk pita
d) tulang daunnya sejajar/melengkung.
2) Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga
menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung
juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya
(dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau
maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol
jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung
yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
a. Klasifikasi Tanaman :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
b. Tanaman Jagung dilihat dari Akar
Akar jagung tergolong akar serabut, pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
c. Tanaman jagung Dilihat dari Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, dan beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
lignin.
d. Tanaman Jagung Dilihat dari daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, dan tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
e. Tanaman jagung Dilihat dari Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious).
Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri).
Kesimpulan:
Tumbuhan jagung mempunyai ciri-ciri seperti: Daun yang panjang dan berbentuk
pita, tulang daunnya sejajar/melengkung, batangnya tidak bercabang/tidak berkambium
dan akarnya serabut. Jadi, jagung merupakan tumbuhan monokotil.
3) Kacang Kedelai
Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboom, soja, soja bohne, soybean,
kedele, kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak mejong, kaceng bulu, kacang
jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa
tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama ini
menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Kedelai merupakan tanaman semusim dengan percabangan sedikit, sistem
perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan
menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman
hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada
masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya
produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.
a. Klasifikasi Kedelai
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliopyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabacea
Upafamili : Faboideae
Genus : Glicyne
(Dalam) Merr
Spesies : Glycine max
Glicyne soja
b. Biji Kedelai
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan
endospperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau,
coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk
biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
c. Akar Kedelai
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang
tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan
tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan
air.
d. Batang Kedelai
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 sampai 6
cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak
bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas
(determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate).
Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan
meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan
batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah.
Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan
tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih
kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe
lainnya.
e. Daun
Daun tumbuhan kedelai menjari, Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi.
f. Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan
alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga
kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang,
berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah
terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk
polong.
g. Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong.
Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses
pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi
kehitaman.
Kesimpulan :
Jadi, dapat saya simpulkan bahwa tanaman kedelai adalah termasuk tanaman
dikotil karena tanaman kedelai ini memiliki akar yang tunggang, batang yang bercabang,
bunga yang bermahkota 2, dan daun yang menjari.
4) Kacang Kedelai
Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu
tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur
seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan tanaman dikotil semusim dengan sistem perakaran akar
tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi
tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya
kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu
kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang
hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena
tanaman terlalu dini berbunga.
a. Klasifikasi Kedelai
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliopyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabacea
Upafamili : Faboideae
Genus : Glicyne
(Dalam) Merr
Spesies : Glycine max
Glicyne soja
b. Biji Kedelai
Biji kedelai berkeping dua, warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Bentuk biji
kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
c. Akar Kedelai
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang
tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Akar tanaman
kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar.
Bintil akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium
japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah
mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam.
Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2
yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
d. Batang Kedelai
Kedelai batangnya bercabang, batang dapat membentuk 3 sampai 6 cabang, tetapi bila
jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali.
e. Daun
Daun tumbuhan kedelai menjari, Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi.
f. Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan
alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga
kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang,
berwarna ungu atau putih.
Kesimpulan :
Seperti yang telah diuraikan diatas, kedelai ini memiliki akar yang tunggang,
batang yang bercabang, , dan daun yang menjari. Jadi, kedelai termasuk tumbuhan
dikotil.
5) Kacang Tanah
Kacang tanah, kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban,
kacang kole, kacang banggala (bahasa Yunani: Arachis hypogaea L., bahasa Inggris:
peanut, groundnut) merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili
Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan
sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½
kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis
tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya
mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena
cahaya, proses pematangan biji terganggu.
a. Klasifikasi Kacang Tanah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Ordo : Leguminales
Famili : Fabacea
Upafamili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
b. Biji Kacang Tanah
Biji kacang tanah berkeping dua, dibungkus oleh kulit biji, yang isi biji di tiap polongnya
tergantung jenis varietasnya.
c. Akar Kacang Tanah
Kacang tanah berakar tunggang.
d. Batang Kacang Tanah
Batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil dan batangnya pun bercabang
e. Daun
Daun kacang tanah berbentuk lebar dengan tulang daun menyirip.
f. Bunga
Bunga kacang tanah memiliki dua mahkota bunga
Kesimpulan :
Berdasarkaan klasifikasi tanaman kacang tanah diatas dengan melihat ciri-ciri dari
perbedaan anatara monokotil dan dikotil dapat disimpulkan bahwa kacang tanah
tergolong tumbuhan palawija dan termasuk ke dalam jenis tumbuhan dikotil.
6. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan pengamatan di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija di
Plumbon, berikut adalah kesimpulan yang kami peroleh:
1. Klasifikasi ialah suatu cara yang sistematis dalam mempelajari suatu objek dengan
memperhatikan persamaan dan perbedaan ciri dan sifat yang tampak.
2. Untuk membedakan tumbuhan dikotil dan monokotil, kita bisa memperhatikan bentuk
akar, batang, daun, bunga serta bijinya.
3. Jagung merupakan tumbuhan monokotil
4. Kacang kedelai dan kacang tanah merupakan tumbuhan di kotil