Download - kalibrasi mesin bubut
BAB I
Pendahuluan
Pengadaan mesin bubut sangat memakan biaya, dikarenakan bagian-bagian
mesin yang rumit dan banyak harus dibuat dengan tingkat akurasi tinggi agar dapat
bekerja dengan akurat dan presisi pula. Produk yang baik mempunyai konstruksi
yang memudahkan penyingkiran pengaruh keausan dengan penyetelan kembali dan
menjamin bahwa mesin akan tetap dapat dipakai selama mungkin.
Semua bagian yang bergerak mengalami keausan yang dapat menurunkan
ketepatan, kecepatan, dan efisiensi kerja, bahkan pergerakannya tidak lancar. Oleh
karenanya, setiap mesin bubut dilengkapi dengan buku penuntun pengoperasian yang
menguraikan cara pengelolaan, perawatan, dan pemeliharaan mesin secara terperinci.
Setiap orang yang akan mengoperasikan mesin bubut harus lebih dulu mempelajari
penuntun pengoperasian dengan seksama.
Pada laporan praktikum perawatan dasar (kalibrasi mesin perkakas) ini akan
diuraikan secara garis besar tentang perawatan pada
landasan, kepala spindel utama, dan pencekam benda kerja 3 rahang pada mesin
bubut Pindad Nomor seri 005888.
1
BAB II
Tujuan Praktikum
2.1 Tujuan Praktikum Kalibrasi Perkakas.
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang perawatan dasar pada
mesin perkakas, terutama kalibrasi pada mesin bubut.
2. Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat pada mesin perkakas.
3. Untuk mengenali dan memeriksa kerusakan yang terjadi pada mesin
perkakas.
4. Untuk melakukan tindakan perawatan pada mesin perkakas yang efisiensinya
sudah menurun.
5. Untuk mengembalikan daya kerja mesin perkakas yang sudah menurun ke
kondisi semula.
6. Untuk meminimalisasi kerusakan akibat pengaruh keausan yang disebabkan
oleh gram-gram yang menempel pada bagian mesin.
2
BAB III
TEORI DASAR
3.1 Teori Dasar
3.1.1 Bangku Mesin (Landasan/Alas Mesin)
Bangku mesin/alas mesin merupakan kerangka utama yang berfungsi
menampung bagian-bagian penting dari konstruksi mesin bubut, seperti kepala tetap,
eretan perkakas, dan kepala bebas. Kepala bebas harus dapat meluncur pada jalur
penuntun tepat di atas bangku yang sejajar dengan sumbu bubut. Seluruh gaya yang
berasal dari tekanan sayat, bobot eretan, gaya sentrifugal, dan bagian dari gaya
jepitan harus ditampung oleh bangku mesin (landasan).
Gaya-gaya yang timbul tidak boleh melenturkan atau memuntirkan bangku
dan juga getaran yang terjadi harus diredam dan diserap. Karenanya, bangku mesin
(landasan) diproduksi dari bahan besi tuang berkualitas tinggi. Jalur-jalur penuntun
untuk eretan perkakas dan kepala bebas berbentuk lis-lis prisma atau berbentuk V
(datar atau rata), karena dengan bidang penuntun yang miring, keausan dapat
terimbangi dengan sendirinya. Besi tuang memiliki sifat luncur yang cocok untuk
bidang penuntun. Bidang-bidang ini harus digarap sangat halus agar erertan perkakas
dan kepala bebas meluncur setepat mungkin. Jalur-jalur pada permukaan eretan
biasanya dikeraskan untuk menjaga daya tahannya.
Gambar 3.1 Landasan pada mesin bubut
3
3.1.2 Kepala Spindel Utama (Spindel Kerja)
Kepala spindel utama berfungsi untuk menyangga cakra ataupun cekam
bubut, yang berhubungan langsung ke spindel utama. Spindel utama menyalurkan
daya gerak motor sebgai daya sayat pada benda kerja. Pada penempatannya spindel
kerja dilengkapi dengan bantalan silinder atau kerucut. Kepala spindel utama
merupakan sumbu utama pada mesin bubut. Komponen ini harus dapat menampung
bermacam-macam gaya yang timbul saat pembubutan, diantaranya gaya Radial
(tegak lurus terhadap sumbu bubut) dan gaya Aksial (sejajar terhadap sumbu bubut).
Gaya-gaya tersebut akan diterima oleh spindel kerja dan bantalannya.
Gambar 3.2 Kepala spindel
3.1.3 Pencekam Benda Kerja 3 Rahang (Otomatis)
Pencekam ini memungkinkan penjepitan benda kerja berpenampang bulat,
segi tiga, dan segi enam. Cekam ini mempunyai 3 rahang yang mencengkram pada
ulir datar sebuah lempeng piring. Pada pemutaran piringan dengan penggerak
kerucut, rahang-rahang bergeser radial melintasi ulir datar di dalam jalur-jalur pada
badan cakra. Rahang-rahang dapat dibongkar-pasang. Dalam pemasangan rahang,
terdapat penomoran yang harus diperhatikan (rahang jangan sampai tertukar).
4
Gambar 3.3 Pencekam 3 rahang otomatis
Untuk perawatan dan pemeliharaan mesin bubut, dapat dirangkumkan secara
garis besar dari cara perawatan dan pemeliharaan secara umum, tapi yang menjadi
pegangan utama setiap operator mesin bubut adalah buku penuntun pengoperasian
mesin bubut itu sendiri.
Perawatan yang dilakukan pada komponen ini dimaksudkan untuk
mengembalikan performa ataupun daya keja mesin parkakas yang kurang optimal
menjadi kembali seperti semula. Pengelompokan Perawatan kalibrasi perkakas
berupa perawatan pada bagian atau komponen mesin perkakas bubut yang sangat
mempengaruhi hasil kerja mesin seperti :
Poros spindel yang sudah tidak stabil/ tidak seimbang.
Kepala spindel utama dan pencekam benda kerja yang aus dan tidak
stabil.
Eretan pada mesin bubut yang sering mengalami keausan dan
kemacetan.
Landasan (bed) yang sudah mengalami keausan dan korosi.
Laporan ini membahas tentang landasan (bed), kepala spindel utama, dan
pencekam benda kerja 3 rahang pada mesin bubut yang mengalami keausan dan
kemacetan, yang mana dari kasus ini kami dapat mengatahui faktor-faktor yang
5
menyebabkan terjadinya kemacetan pada pencekam dan landasan mesin bubut, di
antaranya adalah:
Masuknya gram ke celah-celah pencekam.
Keausan pada jalur gerak rahang.
Keausan pada permukaan landasan (bed/bangku mesin)
3.2 Alat- Alat yang Digunakan
Batu asah segi empat besar. Sebaiknya menggunakan batu asah yang permukaanya masih rata.
Satu set kotak perkakas (tool box).
Dial Indikator dan Magnetic base stand.
Water Pass.
Jangka sorong dan Mistar.
Spidol.
Kuas, minyak tanah, Solar, wadah pencucian, dan majun.
6
Gambar 3.4 Alat-alat yang digunakan
3.3 Langkah-Langkah Kerja Perawatan
1. Mempersiapkan alat –alat kerja.
2. Memeriksa kestabilan pencekam dan kepala spindel dengan cara sebagai
berikut:
a. Tandai pencekam dalam 4 buah kuadran menggunakan spidol.
b. Letakkan dial indikator pada tempatnya, sentuhkan sensor dial terhadap permukaan pencekam dan set dial pada titik 0. Toleransi untuk setiap kuadran ± 0.02 mm.
c. Lakukan pengecekan/pemeriksaan dengan cara memutar cekam secara perlahan. Catat data yang didapat dari setiap kuadran.
d. Membuka baut dan mur imbas pada cekam untuk melepaskan cekam.
e. Setelah cekam lepas, periksalah kestabilan kepala spindel utama dengan ketentuan yang sama dengan pemeriksaan pada cekam.
f. Lepaskan dan bersihkan rahang-rahang dari pencekam dan periksalah terhadap keausan, kemudian rakit kembali pencekam dengan kepala spindel menurut kebalikan urutan pada saat pembongkaran, janganlupa memberikan pelumas pada bidang geseknya.
3. Memeriksa kerataan permukaan landasan (bed), dengan cara sebagai berikut:
7
a. Bersihkan terlebih dahulu permukaan landasan dari gram-gram dan
oli.
b. Bagilah panjang landasan ke dalam 10 devisi menggunakan spidol
dengan panjang tiap devisi adalah 10 cm.
c. Periksalah kerataan setiap devisi menggunakan 2 buah water pass, dan
catatlah pada landasan devisi berapa yang permukaanya tidak rata.
d. Gosoklah permukaan landasan menggunakan batu asah untuk
menghilangkan kerak-kerak yang menempel pada permukaan
landasan.
4. Buatlah daftar komponen-komponen yang rusak.
5. Setelah komponen terpasang semua, berilah pelumas pada setiap permukaan
yang bergesekan.
3.4 Gambar Kerja Praktikum Perawatan Dasar
Berikut ini adalah komponen-komponen yang terdapat pencekam 3 rahang:
Gambar 3.5 Komponen-komponen pada Pencekam
8
1
2 3
4
55
Keterangan gambar:
1. Ulir bidang setelan.
2. Baut-baut pengikat.
3. Rahang pencekam.
4. Mur pengikat.
5. Penutup dan jalur gerak rahang.
Berikut ini adalah gambar dari pemeriksaan kestabilan kepala spindel dan kerataan permukaan landasan (bed). Untuk kepala spindel, kestabilan diukur menggunakan Dial Indikator, sedangkan untuk mengukur kerataan permukaan landasan digunakan Water pass.
Gambar 3.6 Pemeriksaan kepala spindel dan landasan
9
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Hasil Pengamatan
Mesin bubut yang digunakan dalam praktikum perawatan dasar (kalibrasi)
adalah mesin bubut Pindad Nomor seri 005888. Yang menjadi bahan praktikum
adalah pada bagian kepala spindel, pencekam benda kerja, dan landasan.
Berikut adalah data-data yang kami dapatkan dari pengamatan secara visual:
A. Pemeriksaan pencekam dalam 4 kuadran, yaitu:
a. Pada kuadran 1, ketidakstabilan mencapai ± 0.0 mm
b. Pada kuadran 2, ketidakstabilan mencapai ± 0.0 mm
c. Pada kuadran 3, ketidakstabilan mencapai ± 0.04 mm
d. Pada kuadran 4, ketidakstabilan mencapai ± 0.03 mm
B. Pemeriksaan landasan (bed), pada landasan dibagi dalam 10 devisi. Yang
mengalami ketidakrataan permukaan adalah pada devisi 5, 6, 8, dan devisi 10.
Permukaan landasan tidak rata pada beberapa bagian dikarenakan beban yang
diterima oleh landasan sangat besar, terutama bila sedang dalam proses
pembubutan. Ketidakrataan juga terjadi akibat adanya gaya gesek antara
permukaan landasan dengan bidang gesek pada eretan dasar dan kepala lepas
yang membuat landasan terkikis oleh gram-gram yang menempel pada kedua
permukaan tersebut.
10
C. Berikut adalah daftar komponen yang rusak pada mesin tersebut.
Daftar Komponen-Komponen yang Mengalami Kerusakan
No Nama Komponen Jenis Kerusakan Jumlah
1 Coolend Water Tidak berfungsi lagi 1
2 Bak Oli Kondisi oli berkurang 1
3 Landasan devisi 9 dan 10 Tidak rata -
4.2 Pengolahan Data
Setelah mengamati dan memeriksa secara visual komponen kepala spindel,
pencekam, dan landasan mesin bubut Pindad Nomor seri 005888, maka kerusakan
yang terjaadi pada eretan antara lain:
1. Coolend Water tidak berfungsi lagi karena tidak ada kran pada mesin,
pada saat air diisi kedalam bak
Gambar
2. Kondisi oli pada bak mesin berkurang
Gambar
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, pemeriksaan, dan perawatan yang telah kami lakukan secara visual, terdapat beberapa masalah yang terjadi pada kepala spindel, pencekam benda kerja, dan landasan, yaitu:
1. Coolend Water tidak berfungsi lagi
2. Kondisi pada bak oli
3. Landasan (bed) tidak rata pada devisi 9, dan 10, dan juga berkerak pada beberapa bagian.
Kondisi pada mesin bubut pindad.
Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan praktek perawatan dasar pada mesin bubut, mahasiswa harus memahami lebih dulu langkah kerja dan teori dasar yang berkenaan dengan mesin bubut.
Akan lebih baik jika mahasiswa diperbolehkan membaca buku petunjuk pengoperasian (manual book) dari mesin bubut yang digunakan.
Mahasiswa tidak boleh bermain-main pada saat bekerja.
Sebaiknya pihak laboratorium menyediakan alat-alat dengan lengkap agar tidak menggangu proses praktikum mahasiswa.
Bersihkan mesin bubut hingga ke celah-celah pencekam dan landasan setelah digunakan.
Lakukanlah tindakan perawatan secara berkala terhadap mesin-mesin perkakas, agar daya tahan dan umur mesin terjamin.
Utamakan keselamatan kerja, gunakan perangkat keamanan (safety equipment) yang baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Daryanto, Pengetahuan Teknik. Mesin Perkakas Bengkel : Bina Aksara,
Jakarta
2. Heubergeur, Johann. Pengerjaan Logam Dengan Mesin : Angkasa,
Bandung
13