K3 Pembongkaran dan
Alat Berat
Moch. Luqman Ashari
DASAR HUKUM
• Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
• Peraturan Pemerintah RI No 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 28 Tahun 2002
• Permen PU dan Perumahan Rakyat RI Nomor 02 Tahun 2015
tentang Bangunan Gedung Hijau
PASAL 90 Pembongkaran bangunan gedung harus dilaksanakan secara tertib dan
mempertimbangkan keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya.
(ayat 1)
Pembongkaran bangunan gedung meliputi kegiatan penetapan pembongkaran
dan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung, yang dilakukan dengan
mengikuti kaidah-kaidah pembongkaran secara umum serta
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. (ayat 3)
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
PASAL 91
(2) Bangunan gedung yang dapat dibongkar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a) bangunan gedung yang tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki
lagi
b) bangunan gedung yang pemanfaatannya menimbulkan bahaya bagi
pengguna, masyarakat, dan lingkungannya dan/atau
c) bangunan gedung yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan
gedung.
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
PASAL 931) Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik
dan/atau pengguna bangunan gedung dan dapat menggunakan
penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung yang memiliki
sertifikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2) Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan
peralatan berat dan/atau bahan peledak harus dilaksanakan oleh
penyedia jasa pembongkaran bangunan gedung.
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
METODE PEMBONGKARAN
• Metode Non-Engineering
Pembongkaran manual dengan tangan
• Metode Engineering
1. Pembongkaran dengan bola penghancur (the ball)
2. Pembongkaran dengan pusher arm
3. Pembongkaran dengan peruntuhan yang disengaja (deliberate collapse)
4. Pembongkaran dengan tarikan tali kawat (wire rope pulling)
5. Pembongkaran dengan eksplosion / implosion
6. Pembongkaran dengan grapples / shears
7. Pembongkaran dengan excavator lengan panjang / tinggi (high-reach / long-
reach excavators)
Crane
• Crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment) yang digunakan sebagai
alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan mengangkat
material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang diinginkan. Alat ini memilki bentuk dan
kemampuan angkat yang besar dan mampu berputar hingga 360 derajat dan
jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya digunakan dalam pekerjaan
pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri, pergudangan dll.
Tipe Crane sesuai kondisi proyeknya
• Crane beroda (crane crawler)
• Truck crane
• Tower crane
Crane crawler
• Bagian atas crawler ini dapat berputar 360 derajat dan bergerak di dalam
lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Bila di gunakan di proyek lain
maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini
di lakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk
mempermudah pelaksanaan pengangkutan.
• Pada saat pengangkatan material, hal-hal yang perlu di perhatikan adalah
posisi alat waktu operasi yang harus benar-benar water level, keseimbangan
alat dan pernurunan permukaan tanah akibat beban dari alat tersebut.
Truck crane
• Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek yang lain tanpabantuan alat pengangkutan. Truck crane mempunyai kemampuan angkat yangcukup besar, kurang lebih 4-5 ton efektifnya. Kemampuan jangkaunya mencapai 60meter, dengan roda penggerak baik di depan dan di belakang. Kaki crane di lengkapidengan outrigger/kaki penopang. Semain keluar outrigger crane semakin stabilcrane. Karakteristik crane :
1. Mempunyai fleksibilitas yang tinggi
2. Ringan dan mudah di pindah-pindahkan
3. Digerakkan dan di rakit oleh mesin sendiri
Tower crane
• Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertical dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak
yang terbatas. Tipe crane di bagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri :
1. Free standing crane
2. Rail mounted crane
3. Tied-in tower crane
4. Climbing crane
Free standing crane
• Crane yang berdiri bebas diatas pondasi yang khusus di persiapkan untuk alat
tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar maka biasanya
digunakan pondasi tiang pancang. Tiang utama (mast) di letakkan di atas
dasar dengan di beri ballast sebagai penyeimbang (counterweight). Syarat dari
pondasi tersebut harus mampu menahan momen, berat crane dan berat
material yang di angkat
Rail mounted crane
• Penggunaan rel pada crane jenis ini mempermudah alat untuk bergerak
sepanjang rel tersebut. Rel harus di letakkan pad permukaan datar sehingga
tiang tidak menjadi miring. Crane jenis ini di gunakan dengan motor
penggerak. Ketinggian maksimal rail mounted crane adalah 20m dengan
berat yang di angkat tidak melebihi 4 ton
Tied-in tower crane
• Crane mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika di
perlukan ke struktur bangunan. Fungsi dari penjangkaran ini ialah untuk
menahan gaya horizontal. Dengan demikian crane tipe tied-in tower crane
dapat mencapai ketinggian 200 meter
Climbing crane
• Apabila lahan yang ada terbatas, maka alternatif penggunaan crane panjat
atau climbing crane. Crane tipe ini di letakkan didalam struktur bangunan
yaitu pada core atau inti bangunan. Crane bergerak naik bersamaan dengan
struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak
hidrolis.
PASSENGERS HOIST
Passenger Hoist
• alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan dalam proyek yang
berfungsi alat ini sebagai alat transfer material(lift material) maupun
pekerja/tukang. Untuk pekerjaan di bangunan yang tinggi
• alat transportasi vertikal yang berfungsi memudahkan para staf dan pekerja
proyek naik turun dilokasi proyek.
SIA
SIO
SIO
SIA
Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujian
Pemeriksaan dan pengujian
INSPEKSI HARIAN