LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
Oleh:
I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si (Ketua)
NIDN 0028078301
I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc (Anggota)
NIDN 0018088401
I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng (Anggota)
NIDN 0820018902
Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No:182/UN48.15/LPM/2015
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015
PELATIHAN EVALUASI KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN
BAGI WARGA SUBAK LONGSEGEHA
UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN
DI DESA PEGADUNGAN KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama Ketua
b. NIP/NIDN
c. Bidang Keahlian
d. Jabatan/Pangkat/Golongan
e. Jurusan/Fakultas
f. Alamat Rumah/Telp.
3. Jumlah Anggota Tim
a. Identitas Anggota 1
- Nama Lengkap
- NIP
- Jabatan/Pangkat/Gol.
b. Identitas Anggota 1
- Nama Lengkap
- NIDN
- Jabatan/Pangkat/Gol.
4. Lokasi Kegiatan
5. Jumlah Biaya Kegiatan
6. Lama Kegiatan
Pelatihan Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Bagi Warga Subak Longsegeha Untuk Mendukung
Pengembangan Pertanian di Desa Pegadungan
Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng
I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si.
19830728 200812 1 001/0028078301
Ilmu lingkungan
Dosen/Penata Muda/IIIa
Pendidikan Geografi/Ilmu Sosial
Jln. Parikesit II Singaraja/081 936 528 737
2 orang
I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc.
19840818 200812 1 001
Dosen/Penata Muda Tk I/IIIb
I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng.
0820018901
Desa Pegadungan, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng
Rp. 7.600.000
7 (tujuh) bulan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Singaraja, 8 Oktober 2015
Ketua Pelaksana
I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si
NIDN. 0028078301
:
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Pendidikan Ganesha,
Prof. Dr. Sukadi, M.Pd., M.Ed
NIDN. 0010036302
Mengetahui
Ketua LPM Undiksha,
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S
NIDN. 0001015913
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
akhir pengabdian kepada masyarakat (P2M) yang berjudul “Pelatihan Evaluasi
Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Bagi Warga Subak Longsegeha Untuk
Mendukung Pengembangan Pertanian di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada
Kabupaten Buleleng”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada para petani di Subak Longsegeha tentang prosedur evaluasi lahan. Kegiatan
ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyusunan laporan
hasil kegiatan. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima
kasih kepada:
1) Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha atas dana
dan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini.
2) Pekaseh Subak Longsegeha dan staf atas kerjasamanya dalam
mengkoordinasikan kegiatan dan penyediaan peralatan pendukung.
3) Seluruh peserta, atas partisipasinya untuk mengikuti kegiatan.
Demiakian juga kepada semua pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan
kegiatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami mengucapkan terima
kasih. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk para petani Subak Longsegeha,
khususnya dalam upaya evaluasi lahan untuk pengembangan pertanian.
Singaraja, 8 Oktober 2015
Tim Pelaksana
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………..….....………
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...…....…..
PRAKATA ……………………………………………………………......……….....
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...………
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….......
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………....…...
1.1 Analisis Situasi ………………………………………………….................
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah…………………………….....………
1.3 Tujuan Kegiatan ………………………………………………......………..
1.4 Manfaat Kegiatan …………………………………………………......….
1.5 Khalayak Sasaran Strategis………………… ……………………......…….
BAB II METODE PELAKSANAAN ……….……………………….....………..
2.1 Kerangka Pemecahan masalah……………………………………….....…
2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan………………… …………………….....…
2.3 Rancangan Evaluasi ………………………………………………….....…
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……….……………………….....………
3.1 Pelaksanaan P2M Subak Longsegeha Kecamatan Sukasada ..........… ….......
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……….…………………….........……….
4.1 Kesimpulan.…………………………………………………………......…..
4.2 Saran…………………. …………………………………………….....…...
DAFTAR PUSTAKA ……….…………………………………………........….
LAMPIRAN-LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
1
2
4
5
5
6
6
7
7
7
8
8
11
11
11
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Pelatihan Evaluasi Kemampuan Lahan dan Kesesuaian
Lahan di Balai Subak Longsegeha, Desa Pegadungan, Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Buleleng
v
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaan
(perfomance) lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan
dan interpretasi survei dan studi bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan
lainnya, agar dapat mengidentifikasi, dan membuat perbandingan berbagai
penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976; dalam Arsyad, 1989).
Menurut Peraturan Menetri Pertanian Nomor 79/Permentan/ OT.140 /8/2013,
kesesuaian lahan (land suitability) berbeda dengan kemampuan lahan (land
capability). Kemampuan lahan lebih menekankan kepada kapasitas berbagai
penggunaan lahan secara umum yang dapat diusahakan di suatu wilayah. Jadi
semakin banyak jenis tanaman yang dapat dikembangkan atau diusahakan di suatu
wilayah maka kemampuan lahan tersebut semakin tinggi. Sebagai contoh suatu
lahan yang topografi atau reliefnya datar, kedalaman perakaran tanahnya dalam,
tidak dipengaruhi banjir dan iklimnya cukup basah, kemampuan lahan pada
umumnya cukup baik untuk pengembangan tanaman semusim maupun tanaman
tahunan. Jika kedalaman tanahnya kurang dari 50 cm, lahan tersebut hanya mampu
dikembangkan untuk tanaman semusim atau tanaman lain yang mempunyai zona
perakaran dangkal. Sementara itu, Kesesuaian Lahan adalah kecocokan dari
sebidang Lahan untuk tipe penggunaan tertentu (land utilization type), sehingga
harus mempertimbangkan aspek manajemennya. Misalnya untuk padi sawah
irigasi atau sawah pasang surut, jagung, kedelai, dan ubi kayu/ubi jalar.
Pengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan agar
tidak menurunkan produktivitas lahan. Kemampuan lahan merupakan sifat dasar
kesanggupan lahan memberikan hasil untuk penggunaan tertentu secara optimal dan
lestari. Pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan potensi lahan di samping
memberikan resiko kegagalan, juga dapat memicu terjadinya degradasi lingkungan.
Sehingga dengan demikian, masukan metode yang adaptif dan mampu menjadi solusi
alternatif dalam upaya memajukan pertanian sangat perlu untuk dikembangkan. Salah
1
satu upaya yang bisa dilakukan adalah menganalisis karakteristik lahan untuk
menggali informasi kemampuan serta kesesuaian lahan untuk memperoleh gambaran
tentang bagaimana potensi wilayah bersangkutan sehingga informasi tersebut dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penatagunaan lahan secara lebih terarah.
Evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan yang diterapkan pada suatu
wilayah akan memberikan gambaran secara jelas terkait dengan kondisi eksisting
kualitas dan karakteristik lahan di daerah bersangkutan. Kualitas dan karakteristik
lahan tersebut diperoleh dari hasil observasi dan pengukuran langsung di lapangan,
serta berdasarkan hasil analisis laboratorium. Informasi kualitas dan karakteristik
lahan yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan disesuaikan dengan
pedoman penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan. Hasil analisis selanjutnya
menunjukkan kelas kemampuan dan kesesuaian lahan. Kelas kemampuan dan
kesesuaian lahan yang tinggi akan memberi peluang lebih besar untuk menghasilkan
komoditas seperti yang diharapkan. Sebaliknya, kelas kemampuan dan kesesuaian
lahan yang rendah, akan memberikan batas-batas penggunaan tertentu terhadap lahan
dan dibutuhkan upaya konservasi untuk dapat memanfaatkan lahan secara
berkesinambungan.
Berdasarkan fenomena tersebut maka kegiatan evaluasi kemampuan dan
kesesuaian lahan memegang peranan penting dalam dinamika pertanian di pedesaan.
Informasi yang diperoleh akan sangat membantu para petani dalam aktivitas
pertanian yang dilakukannya. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman
dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, dengan metode-metode pertanian
yang lebih adaptif terhadap lingkungan.
1.1 ANALISIS SITUASI
Pemanfaatan lahan yang baik seharusnya memperhatikan potensi lahan yang
ada. Potensi lahan yang dimaksudkan di sini adalah potensi kemampuan dan
kesesuaian lahan. Penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi yang ada
memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar dalam usaha pertanian. Demikian
2
sebaliknya, pemanfaatan lahan yang tidak mengacu kepada informasi sumberdaya
lahan, akan memberikan risiko kegagalan yang lebih besar.
Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan di Desa Pegadungan, Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Buleleng. Desa ini berbatasang dengan desa Petandakan di
sebelah utara, Desa Alasangker di sebelah timur, Desa Pegayaman di sebelah selatan,
dan Desa Padangbulia di sebelah barat. Berdasarkan hasil pengamatan sementara
yang dilakukan, para petani yang terdapat di Desa Pegadungan melakukan aktivitas
pertanian berdasarkan pada tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun.
Aktivitas pertanian ini meskipun tidak menunjukkan adanya suatu kegagalan namun
masih belum menerapkan suatu metode pertanian yang terukur. Masukan metode
pertanian yang adaptif, seperti metode penentuan potensi lahan melalui evaluasi lahan
sangat perlu untuk dikembangkan di desa ini. Hal ini dimaksudkan untuk
mengarahkan para petani untuk dapat menilai langsung potensi lahannya sehingga
pada akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas pertanian. Pengetahuan
tentang metode penentuan potensi lahan akan memberikan pilihan-pilihan yang lebih
tepat terhadap komoditas yang akan dikembangkan, sehingga dapat menghemat
biaya, waktu, dan tenaga. Pertanian pun akan dapat dilakukan secara lebih sistematis.
Desa Pegadungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Sukasada yang
mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani. Jika dilihat dari
rencana jangka panjang, misi pembangunan Desa Pegadungan antara lain 1)
mewujudkan Desa Pegadungan yang sejahtera melalui pemberdayaan potensi
pertanian dan perkebunan yang didukung pelestarian sumberdaya alam yang
menunjang perkembangan agrowisata; 2) mewujudkan Desa Pegadungan yang
sejahtera melalui penguatan kelompok-kelompok tani dan industri kerajinan kecil,
peningkatan akses pemasaran serta kemitraan antarlembaga pemerintah terkait
maupun swasta. Berdasarkan visi tersebut maka kegiatan yang berorientasi kepada
pemberdayaan potensi pertanian tentu sangat penting untuk dilaksanakan. Melalui
kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait penentuan potensi lahan, diharapkan
dapat memberikan kompetensi bagi kelompok tani, khususnya Subak Longsegeha
3
dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan
para petani.
Pertanian merupakan mata pencaharian utama di Desa Pegadungan. Hampir
seluruh masyarakat Desa Pegadungan bermata pencaharian sebagai petani. Namun di
lain pihak, aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para petani belum menunjukkan
adanya suatu penerapan metode evaluasi lahan. Setidaknya ada dua permasalahan
yang menghambat kemajuan pertanian di wilayah ini, yaitu 1) pemanfaatan lahan
belum mempertimbangkan informasi yang bersumber dari hasil evaluasi lahan; 2)
belum adanya masukan teknologi bagi para petani sehingga petani tidak memiliki
cukup pengetahuan untuk melakukan evaluasi terhadap lahan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini terasa penting untuk dilakukan, untuk memberikan pengetahuan
kepada para petani sehingga para petani tersebut mampu melakukan evaluasi lahan
dan menentukan potensi lahan.
1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan yang terdapat pada masyarakat (sasaran) dalam hal ini petani
di Subak Longsegeha Desa Pegadungan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara
lain 1) penggunaan lahan untuk pertanian yang belum optimal dan belum merujuk
kepada informasi kemampuan dan kesesuaian lahan hasil evaluuasi lahan, 2) belum
adanya masukan teknologi yang dapat diterapkan oleh masyarakat, 3) masyarakat
belum memiliki kompetensi untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi kemampuan
dan kesesuaian lahan akibat belum adanya suatu pelatihan/pendampingan.
Kondisi tersebut terasa sangat kontradiktif dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tenkologi dalam bidang pertanian dewasa ini. Dengan demikian
maka dirasa sangat penting untuk dilakukan suatu pengabdian kepada masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan para petani dalam mengenali potensi wilayahnya.
Pengabdian ini akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan
produktivitas pertanian.
4
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka perumusan masalah
diprioritaskan kepada hal-hal yang menyangkut 1) upaya mentransfer metode
evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan kepada para petani; 2) meningkatkan
kemampuan dan pemahaman para petani agar dapat melakukan suatu evaluasi untuk
mengidentifikasi potensi wilayah mereka masing-masing.
1.3. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan yang dirancang adalah dalam bentuk pelatihan, dan setelah
berakhirnya kegiatan, diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik bagi
khayalak sasaran. Perubahan tersebut terkait dengan:
a. Terbentuknya pengetahuan dan pemahaman para petani dalam hal evaluasi
lahan untuk mengidentifikasi potensi lahan.
b. Memfasilitasi para petani dengan metode evaluasi lahan yang dirancang
secara sederhana.
1.4. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan
manfaat berupa:
a. Para petani dapat memahami metode penilaian kualitas lahan (kemampuan dan
kesesuaian lahan), serta dapat mengaplikasikannya dalam aktivitas pertanian yang
dilakukan.
b. Menyiapkan sumber daya manusia (petani) yang memiliki pengetahuan tentang
metode pertanian yang lebih modern, khususnya metode evaluasi lahan, serta
antisipasi terhadap laju degradasi lingkungan.
c. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang evaluasi
sumberdaya lahan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam
melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di waktu yang datang.
5
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini menargetkan para petani Subak Longsegeha Desa Pegadungan,
Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Kegiatan akan dilaksanakan di Banjar
Longsegeha, Desa Pegadungan.
Alternatif dalam pemecahan masalah yang dihadapi mitra dijabarkan sebagai
berikut.
a. Memberikan arahan secara menyeluruh melalui tatap muka di lokasi kegiatan.
b. Menyiapkan materi serta pedoman evaluasi lahan yang dikemas secara sederhana.
c. Pemaparan teknis evaluasi lahan yang dilanjutkan dengan kerja lapangan.
Setelah dicermati dan didiskusikan dengan seksama, alternatif kedua dan
ketiga menjadi pilihan dalam memecahkan permasalahan karena alternatif tersebut
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap mitra, meskipun akan
menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang lebih besar. Secara lebih rinci
mengenai tahapan pemecahan masalah dijabarkan sebagai berikut.
1. Menyiapkan Materi Pedoman Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) membutuhkan tahapan-
tahapan tertentu yang harus dilalui secara sistematis sehingga diperlukan suatu
pedoman yang memudahkan pelaksanaan evaluai. Pedoman yang disiapkan akan
dikemas secara sederhana sehingga memudahkan para petani untuk memahami isi
pedoman tersebut.
Terkait masalah tersebut, maka kegiatan pertama yang akan dilakukan oleh
tim adalah menyusun pedoman evaluasi lahan, menyiapkan bahan dan alat yang akan
digunakan, serta menyusun indikator pemahaman terhadap metode evaluasi lahan
bagi para petani.
6
2. Bimbingan Teknis Evaluasi Lahan
Bimbingan teknis dilaksanakan di Balai Banjar Longsegeha Desa
Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten buleleng. Langkah-langkah dalam
evaluasi lahan dimulai dari penentuan unit lahan hingga identifikasi kualitas dan
karakteristik lahan untuk menentukan kemampuan dan kesesuaian lahan di lahan
bersangkutan.
3. Kerja Lapangan
Observasi langsung di lapangan untuk mengukur karakteristik lahan yang
tidak memerlukan uji laboratorium. Sedangkan untuk karakteristik lahan yang
memerlukan uji laboratorium, akan dilakukan pengujian di Laboratorium Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
4. Mengevaluasi Tingkat Keberhasilan Evaluai Lahan
Tingkat keberhasilan dalam pelatihan evaluasi lahan ditentukan berdasarkan
beberapa indikator, antara lain penentuan unit lahan, pengukuran karakteristik lahan
di lapangan, serta penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan berdasarkan kualitas
dan karakteristik lahan dari masing-masing unit lahan. Jika tingkat pemahaman petani
mencapai ≥ 85 %, tergolong kategori baik, 70-84 % tergolong sedang, dan ≤ 69 %
tergolong rendah.
7
Gambar 2.1 Diagram Alir Pelatihan
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
adalah dalam bentuk bimbingan teknis, dengan rancangan kegiatan berupa:
a. Penyampaian materi evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) secara
sederhana agar mudah dipahami oleh para warga subak.
b. Bimbingan teknis evaluasi lahan yang difokuskan kepada proses peningkatan
pemahaman dan kemampuan petani dalam menguasai metode evaluasi lahan.
c. Cek lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur secara langsung parameter
pendukung maupun pembatas kemampuan dan kesesuaian lahan.
d. Analisis kualitas dan karateristik lahan, baik yang dilakukan di lapangan maupun
di laboratorium.
Tim Pelatih
Tim Pelatih,
Peserta
Tim Pelatih
Tim Pelatih
Tim Pelatih,
Peserta
Tim Pelatih
Penyiapan Materi dan
Pedoman Evaluasi
Kemampuan Lahan
BimbinganTeknis Evaluasi
Kemampuan Lahan
Evaluasi Hasil Evaluasi
Kemampuan Lahan
Penyiapan Materi dan Pedoman
Evaluasi Kesesuaian Lahan
BimbinganTeknis Evaluasi
Kesesuaian Lahan
Evaluasi Hasil Evaluasi
Kesesuaian Lahan
8
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan P2M
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 28
Juni 2015 di Balai Subak Longsegeha, Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada
Kabupaten Buleleng (seperti terlampir). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang anggota
subak. Jumlah peserta tersebut melebihi perkiraan, karena kegiatan awal dirancang
dengan melibatkan 15 anggota subak. Namun karena antusias yang sangat tinggi dari
anggota subak, maka peserta menjadi lebih banyak. Hal ini tidak menjadi kendala
yang berarti mengingat persiapan dan koordinasi yang sudah dilaksanakan dengan
baik oleh tim pelaksana P2M. Hal ini juga membuktikan bahwa kegiatan ini dirasa
sangat bermanfaat oleh masyarakat, sehingga mereka sangat termotivasi untuk
mengikuti pelatihan dengan harapan agar dapat memahami materi yang diberikan,
khususnya mengenai evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan.
Kegiatan ini melibatkan beberapa orang mahasiswa, dengan harapan agar para
mahasiswa memiliki pengalaman terkait dengan bagaimana berinteraksi dengan
masyarakat. Selain itu diharapkan agar mahasiswa memiliki wawasan terkait dengan
bagaimana proses pengambilan data, khususnya dalam hal ini data mengenai
karakteristik lahan, sehingga nantinya dapat mendukung kegiatan mereka dalam
tugas-tugas akademik maupun nonakademik. Menyadari akan hal itu, para mahasiswa
geografi dengan jumlah 6 orang yang ikut membantu pelaksanaan kegiatan, sangat
antusias dalam melayani masyarakat (petani) untuk kelancaran kegiatan.
Berdasarkan diskusi saat pelatihan, para anggota subak belum pernah
melaksanakan evaluasi lahan, baik evaluasi kemampuan lahan maupun evaluasi
kesesuaian lahan. Para petani hanya melaksanakan kegiatan bercocok tanam
berdasarkan pengalaman dari masa ke masa serta tradisi yang sudah biasa diterapkan.
Para petani sangat antusias untuk mengetahui dan memahami bagaimana
mekanisme evaluasi lahan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya potensi lahan
yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan para petani untuk dapat menilai
9
langsung potensi lahannya sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan
produktivitas pertanian. Pengetahuan tentang metode penentuan potensi lahan akan
memberikan pilihan-pilihan yang lebih tepat terhadap komoditas yang akan
dikembangkan, sehingga dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pertanian pun
akan dapat dilakukan secara lebih sistematis.
Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap yang pertama adalah
terkait dengan pelatihan evaluasi kemampuan lahan, sedangkan tahap yang kedua
adalah pelatihan evaluasi kesesuaian lahan. Namun sebelum pelaksanaan kegiatan,
tim pelaksana terlebih dahulu telah mempersiapkan materi berupa pedoman evaluasi
lahan yang terdiri dari pedoman evaluasi kemampuan lahan serta pedoman evaluasi
kesesuaian lahan. Pedoman tersebut mengacu kepada sumber resmi seperti peraturan
perundang-undangan namun dikemas secara sederhana dengan harapan agar dapat
dipahami dengan mudah oleh para anggota subak peserta pelatihan.
Pelatihan berjalan dengan baik, di mana pemaparan juga didukung dengan
media berupa LCD projector sehingga para petani bisa lebih fokus melihat bagaimana
mekanisme yang harus dilaksanakan jika ingin melakukan evaluasi terhadap lahan
mereka masing-masing. Tim pelaksana berusaha menjelaskan dengan baik setiap detil
kegiatan yang harus dilalui dalam proses evaluasi lahan. Pada sesi diskusi ada
beberapa peserta yang bertanya bagaimana hasil evaluasi terhadap lahannya. Tim
menjelaskan bahwa hasilnya tidak langsung bisa diketahui pada saat itu, melainkan
harus menunggu komparasi pengukuran parameter di lapangan dengan pedoman yang
ada. Di samping itu, beberapa parameter yang menjadi penentu dalam evaluasi lahan
tidak secara langsung dapat diukur di lapangan, melainkan harus diukur di
laboratorium. Seperti misalnya unsur hara tanah.
Kendala yang paling utama dalam kegiatan pelatihan adalah para petani tidak
langsung memperoleh hasil tentang bagaimana kemampuan lahan maupun kesesuaian
lahan yang terdapat pada masing-masing lahan milik mereka. Seperti yang telah
dikemukakan di atas, bahwa ada banyak parameter yang diukur, terutama untuk
menentukan tingkat kesesuaian lahan. Ada parameter yang langsung bisa diukur di
10
lokasi kegiatan, seperti misalnya parameter fisik lahan, namun tidak sedikit juga
parameter yang memerlukan analisis laboratorium.
Terlepas dari kendala tersebut, pelatihan ini memberikan pemahaman baru
kepada para petani bahwa potensi lahan yang ada dapat diketahui dengan suatu
metode evaluasi lahan. Potensi lahan yang diketahui tentunya akan memudahkan
dalam perencanaan penggunaan lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman
tentang potensi lahan yang ada akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam
diversifikasi tanaman sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mencapai hasil yang
optimal.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kegiatan P2M yang dilaksanakan di Balai Subak Longsegeha Desa
Pegadungan Kecamatan Sukasada merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada warga subak mengenai mekanisme evaluasi
kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Kegiatan telah dilaksanakan pada Bulan Juni
2015 dengan format pelaksanaan menggunakan format pelatihan. Dalam kegiatan
tersebut, luaran yang dihasilkan adalah pedoman evaluasi kemampuan lahan dan
pedoman evaluasi kesesuaian lahan yang dikemas secara sederhana agar mudah
dipahami oleh para petani.
4.2 Saran
1. Diharapkan dengan adanya pelatihan evaluasi lahan, para petani menjadi
termotivasi dan lebih produktif dalam melakukan kegiatan pertanian.
2. Instansi yang terkait dengan kegiatan pengembangan pertanian hendaknya lebih
memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani di lapangan,
sehingga program-program yang telah dicanangkan akan memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
12
Daftar Pustaka
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah.
Peraturan Menteri Pertanian No.79/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman
Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan.
Sitorus, S.R.P. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI.
13
Lampiran
Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan Pembukaan Kegiatan P2M
Pemaparan Materi Evaluasi Lahan Oleh Tim Pelaksana Kegiatan
14
Peserta Kegiatan Melontarkan Pertanyaan Terkait Mekanisme
Evaluasi Lahan
Warga Tampak Antusias Mengikuti Kegiatan
15
Tahap Kerja Lapangan Dibantu Oleh Mahasiswa
Warga Subak Antusias Mengikuti Kegiatan Evaluasi Lahan
16
Pelaksana Memberikan Contoh Kepada Peserta Kegiatan
Pengarahan Akhir Mengenai Teknis Evaluasi Lahan
17
Peta Lokasi Kegiatan
Desa Alasangker
Desa Padangbulia
Desa Pegayaman
Br. Longsegeha
Br. Pasutkatiasa
Br. Pegadungan
Br. Batudinding
LEGENDA
Batas Desa
Jalan
Permukiman
Kebun Campuran
Sawah
Belukar 0 0,2 0,4
Kilometer
0,6
Daerah yang Dipetakan
Sumber: Peta Rupa Bumi Digital Indonesia (2001), Citra Landsat 7 ETM (2002)
18