Download - Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich
![Page 1: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/1.jpg)
ISOTERM ADSORPSI FREUNDLICH
Tujuan : Menentukan nilai n, k atau tetapan Freundlich pada proses
adsorpsi arang aktif terhadap asam oksalat
Nama Kelompok : I Wayan Hery Karistiana (1113031034)
Ni Putu Via Arisandi (1113031038)
I Gusti Ayu Pratiwi (1113031043)
I. Dasar Teori
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat penyerap (adsorbsi).
Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul yang
saling tarik menarik dengan daya tarik Van Der Waals. Kalau ditinjau molekul-molekul di dalam
zat padat, maka gaya tarik menarik antara satu molekul dengan molekul yang lain
disekelilingnya adalah seimbang, karena gaya tarik yang satu akan dinetralkan oleh yang lain
yang letaknya simetri (atau resultantenya = 0) (Suardana, 2002).
Untuk adsorben dengan luas permukaan tertentu, makin tinggi konsentrasi adsorbat
makin besar zat yang dapat diserap. Proses adsorbsi berada dalam keadaan setimbang apabila
kecepatan desorbsi sama dengan kecepatan adsorbsi. Apabila salah satu zat ditambah atau
dikurangi maka akan terjadi kesetimbangan baru. Desorbsi adalah kebalikan adsorbsi, yaitu
peristiwa terlepasnya kembali adsorbat dari permukaan adsorben. Adsorbsi isotermis adalah
adsorbsi yang terjadi pada temperatur tetap. Untuk menerangkan fenomena adsorbsi secara
kuantitatif dapat didasarkan pada teori termodinamika dari Gibbs dan Van’t Hoff. A. Bagi suatu
sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau
persatuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu disebut dengan
isoterm adsorpsi. Oleh Freundlich isoterm adsorpsi ini dinyatakan dengan rumus:
= kC1/n …………………………………………………………………. 1
Dimana, x merupakan jumlah zat yang teradsorpsi (gram), m adalah jumlah adsorben (gram) dan
C adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah tercapainya kesetimbangan adsorpsi.
Sedangkan k dan n merupakan suatu tetapan. Persamaan 1 di atas dapat diubah menjadi:
![Page 2: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/2.jpg)
………………………………………….………… 2
Dimana, k dan n merupakan suatu tetapan.
Persamaan 2 mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorpsi menurut isoterm
Freundlich, maka aturan terhadap log C merupakan garis lurus. Berdasarkan garis lurus
yang diperoleh pada aluran tersebut, harga n dan k dapat ditentukan.
Persamaan Freundlich berlaku pada proses penyerapan yang berlangsung dalam larutan
encer, isotermal dan biasanya untuk menjelaskan penyerapan di permukaan dengan panas
penyerapan yang heterogen. Nilai 1/n biasanya berkisar antara 0,2 sampai dengan 0,7 dengan
kurva berbentuk parabolik. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada
adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen.
Terdapat beberapa kemungkinan adsorbsi larutan oleh zat padat, seperti:
1. Adsorbsi positif, yaitu adsorpsi apabila solut relatif lebih besar teradsorbsi daripada
adsorben. Contohnya seperti penyerapan zat warna oleh aluminium atau kromium.
2. Adsorbsi negatif, yaitu adsorpsi apabila solven relatif lebih besar teradsorbsi daripada
solut dalam larutan. Contohnya adsorpsi alkaloid dengan karbon aktif.
Berdasarkan kondisi dikenal dua jenis adsorbsi, yaitu:
1. Adsorbsi fisika (physisorption)
Apabila adsorbsi berjalan pada temperatur rendah dan prosesnya reversibel jumlah asam
yang hilang karena diadsorp = pengurangan konsentrasi asam dalam larutan.
2. Adsorbsi kimia (chemisorption, activated adsorbsion)
Apabila adsorbsi berjalan pada temperatur tinggi disertai dengan reaksi kimia yang
irreversibel.
![Page 3: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/3.jpg)
Karbon Aktif
Arang tersusun dari kristal molekulerato karbon yang berbentuk heksagonal berlapis.
Antar atom karbon yang satu dengan yang karbon yang lain terikat dengan ikatan kovalen,
sedangkan antara lapisan heksagonal yang satu dengan yang lapisan heksagonal yang lain
dihubungkan oleh gaya Van der Waals. Atom-atom karbon pada arang mengalami hibridisasi
sp2. Orientasi sp2 adalah trigonal datar, maka bagian dari kristal yang terikat secara kovalen
membentuk lapisan atau lembaran. Diantara lembaran atau lapisan inilah gas atau zat lain dapat
diserap. Ikatan yang lemah antar lapisan menyebabkan arang mempunyai sifat yang rapuh
sehingga mudah dibuat bubuk dengan ukuran partikel yang halus (Anonim,2009).
Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang
memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon
atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material
yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas
nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja,
namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif
itu sendiri (Anonim, 2009).
Gambar 1. Arang Aktif
Daya absorpsi arang sangat ditentukan oleh porositas dan luas permukaan arang. Semakin
luas ukuran partikel arang semakin besar daya adsorpsi arang tersebut. Aktivitas arang bertujuan
untuk memperluas luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup sehingga
biasanya diisi oleh ter, hidrokarbon, abu, air serta persenyawaan yang mengandung nitrogen dan
![Page 4: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/4.jpg)
sulfur. Aktivitas arang dapat dilakukan secara fisika dengan mengalirkan uap air panas atau
secara kimia dengan menggunakan bahan kimia.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat Jumlah Bahan KeteranganCawan porselin 1 buah
Larutan asam oksalat0,3 N; 0,2 N; 0,1 N; 0,05 N; 0,01 N; dan 0,005 N
Labu Erlenmeyer bertutup
6 buah
Pipet volume 10 mL 1 buahPipet tetes 1 buah Arang aktif 15 gramCorong 1 buah Larutan standar NaOH 0,1 NBuret 50 mL 1 buah Indikator fenolptalein 5 mL Kaca arloji 1 buah Kertas saring SecukupnyaSpatula 1 buah
III. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1 Memasukkan ke dalam enam buah labu erlenmeyer tertutup masing-masing 5 gram arang aktif.
2 Menyediakan larutan asam oksalat sebanyak 100 mL dengan konsentrasi masing-masing 0,3 M; 0,2 M; 0,1 M; 0,05 M; 0,01 M; dan 0,005 M.
![Page 5: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/5.jpg)
3 Memasukkan masing-masing larutan asam oksala ke dalam labu erlenmeyer yang telah diisi arang aktif.
Menutup labu erlenmeyer dan dibiarkan selama 3 jam sambil diaduk secara perlahan-lahan sehingga tercapai kesetimbangan.
Membiarkan campuran sampai 7 hari Mencatat temperatur selama percobaan
dan menjaga agar tidak terjadi perubahan temperatur yang terlalu besar. Jika diperlukan, maka digunakan penangas air.
4 Menyaring larutan dengan menggunakan kertas saring yang kering.
6 Membuat larutan NaOH 0,1 N untuk digunakan mentitrasi filtrat.
Sebelum digunakan, larutan NaOH yang telah dibuat distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan asam oksalat, dimana masing-masing 5 mL larutan H2C2O4 ditambahkan 3 tetes indikator PP kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai ditunjukkan perubahan warna menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan selanjutnya dicatat.
7 Filtrat dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N dan ditambahkan 3
![Page 6: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/6.jpg)
tetes indikator PP.
Lembar Pengamatan
![Page 7: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/7.jpg)
KonsentrasiH2C2O4
Volum total filtrat
(H2C2O4
akhir)
Volume H2C2O4
(Titrat)
Konsentrasi NaOH
(Titran)
Volume NaOH (Titran)
yang dihabiskan
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III = Rata-rata =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III = Rata-rata =
Titrasi I =Titrasi II = Titrasi III =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III = Rata-rata =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III = Rata-rata =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III = Rata-rata =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III =
Titrasi I = Titrasi II = Titrasi III = Rata-rata =
Dosen Pengampu
( )
Lembar Pengamatan
![Page 8: Jurnal Isoterm Adsorpsi Freundlich](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf96f8550346d0338efa8c/html5/thumbnails/8.jpg)
Konsentrasi
H2C2O4
Awal
Volume
Total
Filtrat
yang
diperoleh
Volume
Filtrat
(H2C2O4
sisa) yang
dititrasi
Konsentrasi
Titran
(NaOH)
Volume Titran (NaOH) yang
dihabiskan pada saat Titrasi
I II III
0,30 N 0,10 N
0,20 N 0,10 N
0,10 N 0,10 N
0,05 N 0,10 N
0,01 N 0,10 N
0,005 N 0,10 N
Dosen Pengampu
( )