Download - Jules Kolokium
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Salah satu kegiatan mutlak manusia adalah “Hiburan”.
Hiburan adalah suatu tempat dimana manusia dapat hidup dengan bahagia dan tidak
harus sangat serius.
Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia,seperti yang kita ketahui
kota Medan sendiri memiliki banyak potensi baik itu dari alam maupun dari manusianya
untuk berkembang. Hal ini didukung juga potensi lain yang dimiliki dari manusianya,
seperti yang kita ketahui bagi masyarakat kota pada umumnya untuk mendapatkan hiburan
yang dapat melepaskan lelah bagi mereka yang telah bekerja sepanjang hari maka mereka
memerlukan hiburan di malam hari. Akan tetapi untuk dapat memenuhi kebutuhan akan
hiburan yang bisa menjadi sasaran yang tepat bagi setiap orang yang berkunjung ke pusat
hiburan yang direncanakan di kota Medan, dan semua itu hanya diperuntukkan bagi
masyarakat kota Medan.
Seperti yang kita ketahui di Indonesia sekarang ini, selalu terdengar atau terlihat di
media cetak dan elektronik (televisi) tentang perihal perlakuan orang – orang yang
berkelakuan aneh (drug’s, free sex, dan lain-lain) pada malam hari terutama di tempat –
tempat hiburan yang sering dijumpai pada kota – kota besar yang ada di dunia pada
umumnya.Di kota Medan diharapkan nantinya tidak akan terdapat hal – hal yang seperti
diatas.Adapun semua ini bertujuan sebagai salah satu sarana hiburan yang memberikan
kesan positif pada masyarakat kota Medan yang aman dan tertib dari narkoba dan
kehidupan bebas pada malam hari bagi generasi muda.
Sebagai Ibukota dari propinsi Sumatera Utara, menuju kota metropolitan ”Medan
Diskotik & Karaoke” ini yang direncanakan dibangun di tengah keramaian dan hiruk
pikuk kesibukan masyarakat yang kompleks ini dapat memberikan hiburan kepada para
pengunjung yang nantinya akan datang.
“Medan Diskotik & Karaoke” ini dibuat tidak hanya untuk hiburan semata -
semata akan tetapi juga menyediakan tempat untuk bersosialisasi antara sesama mitra kerja
dalam membina hubungan kerja yang lebih baik lagi dalam satu pertemuan yang nonformal
yang diadakan pada ”Medan Diskotik & Karaoke”
1
Dasar-dasar pemikiran seperti yang tercantum pada penjelasan di ataslah yang
mendorong penyusun untuk mengangkat suatu topik mengenai ”Medan Diskotik &
Karaoke”yang mana melalui proyek fiktif diharapkan dapat mencapai suatu realisasi
pada kehidupan nyata.
I. 2. Maksud dan tujuan
Adapun maksud dari ”Medan Diskotik & Karaoke”adalah :
Menciptakan wadah bagi masyarakat untuk dapat bersosialisasi.
Sebagai tempat berkumpulnya masyarakat kota Medan melepaskan lelah.
Sedangkan tujuan ”Medan Diskotik & Karaoke” adalah :
Tempat hiburan dan Entertainment yang ada di Medan.
Menjadikan suatu wadah/tempat yang dapat memberikan lowongan pekerjaan.
Dapat menjadi land mark kota Medan.
I.3. Masalah Perancangan
Bagaimana mewujudkan ”Medan Diskotik & Karaoke”agar dapat
memberikan kenyamanan pada masyarakat muda yang mau berkarya dan berprestasi
di bidang Entertainment.
Bagaimana mewujudkan ”Medan Diskotik & Karaoke”menjadi tempat
berkunjung yang menarik bagi masyarakat kota Medan.
Bagaimana mempengaruhi masyarakat agar dapat mengetahui ”Medan Diskotik
& Karaoke” dengan terbuka tanpa harus memasuki atau mengunjunginya terlebih
dahulu.
Bagaimana mewujudkan suatu ”Medan Diskotik & Karaoke”yang dapat
menjadi tempat berkumpulnya para muda – mudi kota Medan.
Bagaimana memadukan berbagai kegiatan Entertainment, didalam satu
wadah hiburan yaitu ”Medan Diskotik & Karaoke”
Bagaimana mengolah karakter dan tampilan suatu bangunan agar serasi dengan
fungsi dan tema serta menarik minat para pengunjung.
2
I. 4. Metode Pendekatan
Menciptakan suatu tempat ( media ) yang dapat membuat orang tertarik untuk
masuk dan menikmati hiburan yang ada di dalam ”Medan Diskotik & Karaoke”..
Menjadikan hiburan ini sebagai salah satu keunggulan yang ada di kota Medan yang tidak
dimiliki oleh kota-kota lain di Indonesia.”Medan Diskotik & Karaoke”direncanakan
pada tempat yang khusus dan pencapaian ke site yang mudah di dalam peta.Membuat
”Medan Diskotik & Karaoke”ini dapat menyatu dan menghidupkan lingkungan
sekitarnya, contohnya melakukan pendekatan pada pengolahan dan suasana yang tercipta
dari tapak dan bangunan.
I. 5. Lingkup dan Batasan permasalahan
Pembatasan dititikberatkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan arsitektur pada bangunan.Perencanaan tempat ”Medan
Diskotik & Karaoke”yang nyaman serta bermanfaat dan pengolahan terhadap
lingkungan sekitar agar dapat mendukung keberadaan tempat ”Medan Diskotik &
Karaoke”
3
I.6. Kerangka Berpikir
Diagram 1. Kerangka berpikir
4
Latar belakang
Maksud dan tujuan
Permasalahan
Data
Analisa
Konsep
Desain
Data non fisik a.Aktivitasb.Studi kasusc.Wawancara
Data fisik a.Lingkungan b.Tapak
Studi Banding
Umpan Balik
Judul
Ide/Gagasan
Latar belakang
Maksud dan tujuan
Permasalahan
Data
Analisa
Konsep
Desain
Data non fisik a.Aktivitasb.Studi kasusc.Wawancara
Data fisik a.Lingkungan b.Tapak
Studi Banding
Umpan Balik
Judul
Ide/Gagasan
I. 7. Sistematika Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan gambaran latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan,
metode pendekatan, lingkup dan batasan, kerangka berpikir, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Merupakan pembahasan tentang ”Medan Diskotik & Karaoke” dan studi
banding proyek sejenis.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
Merupakan tinjauan tentang pengertian ”Medan Diskotik & Karaoke”secara
umum dan khusus, pengertian dan interpretasi terhadap tema perancangan, studi banding
tema, serta pemilihan lokasi tapak.
BAB IV ANALISA
Merupakan analisa terhadap proyek yang berisi analisa terhadap data-data fisik dan
non fisik, serta analisa terhadap program ruang dan besaran yang dibutuhkan.
BAB V KONSEP
Merupakan konsep-konsep perencanaan dan perancangan yang berkaitan dengan
”Medan Diskotik & Karaoke”yang berupa konsep fungsional, konsep perencanaan
tapak dan konsep perancangan bangunan, yang dijadikan pegangan dalam mewujudkan
perancangan.
5
II. TINJAUAN UMUM
II. 1. TERMINOLOGI JUDUL
II. 1.1 MEDAN DISKOTIK & KARAOKE
Pengertian :
Medan : Suatu tempat yang menjadi ibikota propinsi Sumatera Utara.
Diskotik : Suatu tempat untuk bersantai dan berdisko dengan iringan musik keras dari
Piringan hitam.
Karaoke : Suatu tempat khusus untuk menyalurkan hobi bernyanyi dengan saluran mic.
”MEDAN DISKOTIK & KARAOKE”:
Sebagai suatu tempat yang menjadi tempat bersantai dan tempat menyalurkan hobi
bernyanyi yang terdapat di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Kesimpulan :
”Medan Diskotik & Karaoke”merupakan suatu tempat atau wadah untuk
melepaskan kelelahan dan kepenatan bagi para masyarakat yang sibuk dalam pekerjaannya,
dan juga merupakan suatu tempat atau dunia baru bagi para pengunjung baik dari dalam
kota maupun dari luar kota untuk menikmati suasana malam kota Medan yang telah di tata
melalui sentuhan artistik dari tangan para perancang (Arsitek) Entertainment Indonesia
khususnya di Medan, serta menjadi tempat yang dapat menyalurkan hobi sehingga dapat
merasakan kesenangan atau hiburan.
6
II. 1.2. TINJAUAN MEDAN DISKOTIK &KARAOKE
”Medan Diskotik & Karaoke” adalah sebagai tempat dimana manusia dapat
melepaskan kepenatan pada malam hari dari kesibukan yang telah dilakukan pada siang
hari.
Medan Diskotik & Karaoke ditinjau dari segi rekreasi :
sebagai tempat rekreasi1:
√ Menurut Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor KM 70 /
PW.105 / MPP / 85, tempat rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat
dan berbagai jenis fasilitas unutk memberikan kesegaran fisik dan rohani yang
mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di
suatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa makan,
minum dan akomodasi.
Persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh tempat rekreasi :
√ Menurut “Persyaratan Teknik Tempat Rekreasi” yang dikeluarkan oleh Dirjen
Parpostel Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi tahun 1985:
1. Persyaratan Umum
Lokasi mudah dicapai dengan kendaraan bermotor sesuai dengan tata
perencanaan Tata Kota dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah, bebas banjir, bebas dari bau yang tidak enak, debu dan asap serta
banjir yang tercemar.
Lahan sekurang-kurangnya 1.5 Ha, lahan diusahakan harus ditata dan dibagi
lebih lanjut agar sesuai.
Bangunan harus memenuhi ketentuan tata bangunan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, gaya disesuaikan dengan
kondisi lingkungan dan fungsi.
Pintu gerbang dilengkapi dengan jalur masuk dan keluar yang terpisah,
tersedia penjualan karcis dan papan nama yang jelas dan mudah dibaca
umum.
1 Maria Rosmawati, Laporan Tugas Akhir, Tempat Rekreasi Permainan “Deli Dunia Fantasi “2001, USU Medan.
7
Tempat parkir yang tersedia harus cukup luas dan kondisinya memadai (jika
perlu lahan tidak cukup dapat dibuat gedung parkir) dan disediakan lahan
parkir untuk parkir bus.
2. Fasilitas yang harus tersedia
Pertamanan dengan lahan terbuka yang ditumbuhi rumput,
tanaman hias atau bunga dan pohon peneduh, dilengkapi dengan jalan taman
dan tempat duduk.
Arena bermain anak-anak teduh dan nyaman, disediakan
fasilitas bermain yang mengandung unsur hiburan, kebudayaan dan
pendidikan.
Fasilitas rekreasi dan hiburan sekurang-kurangnya 3 jenis
sarana rekreasi yang mengandung unsur hiburan, kebudayaan, dan
pendidikan.
Fasilitas pelayanan umum dan pendukung : kantor
pengelola, tempat penerangan / informasi, lavatory yang cukup, tempat
sampah, P3K yang cukup dan pos keamanan.
Instalasi teknik / utilitas : tersedia sumber listrik dengan
daya cukup, memenuhi peraturan yang cukup, tersedia sumber air yang
bersih, tiap bangunan dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran,
mempunyai sistem suara yang baik dan dapat digunakan untuk yang lainnya,
dan drainase yang baik.
3. Fasilitas pelengkap
Jasa pelayanan makan dan minum
Fasilitas akomodasi
Lain-lain : tempat penjualan cindera mata, barang keperluan
lainnya, tempat ibadah, angkutan dalam tempat rekreasi (jika lahan luas) dan
pramuwisata
II.2. Aspek –aspek Perencanaan Bangunan
II.2.1.Pembagian Area dalam Perancangan
Dalam perancangan suatu Bangunan Diskotik & Karaoke ada beberapa kategorisasi
area yang masing-masing memiliki ciri-ciri yang khusus. Di dalam buku “University Space
8
Planing ( Harlan D. Bareither dan Jerry L.Schillinger ).Kategorisasi area tersebut meliputi,
antara lain :
1)Total Area
2)Luas Jaringan area yang dapat dimanfaatkan
3)Area Pemeliharaan
4)Area Sirkulasi
5)Area Mekanika
6)Area Konstruksi
7)Area Interior
II.2.2. Penciptaan Fisik dan Identitas Arsitektur.
Didalam perancangan fisik Bangunan Diskotik & Karaoke kita mengenal beberapa
model bentuk dan pola organisasi fisik bangunan. Dalam buku “Architecture of Learning”
karangan Robert Powell, kategori bentuk fisik dan pola organisasi bangunan terdiri dari :
1) Bentuk Linear
Pada bentuk Linear, bangunan diatur dalam pola yang Linear. Jalur sirkulasi pada
bangunan ini memiliki pola ruang-ruang diatur disisi-sisi bangunan sehingga terbentuk
suatu jalur koridor yang lurus.
2) Bentuk “ Courtyard” Pekarangan Terbuka
Bentuk bangunan ini memiliki beberapa pekarangan dalam yang diapit oleh
bangunan di sekelilingnya. Dengan pola ini, dalam bangunan terbentuk beberapa ruang
terbuka.
3) Bentuk Bastar
Pada bentuk ini, bangunan tidak memiliki bentuk yang teratur. Jalur sirkulasinya
tidak beraturan. Bagian-bagian bangunan diatur dengan pola yang tidak simetris.Pola ini
bukanlah pola yang standar. Bisa saja terjadi dalam perkembangan bangunan selanjutnya,
dan diatur dalam pola lain yang berbeda dari pola yang telah ada sebelumnya.
Perancangan bangunan juga perlu mempertimbangkan tercapainya beberapa hal2,
yaitu :
Kontrol kebisingan/akustik
Kenyamanan termal
Orientasi
Pencahayaan yang cukup2 Powell, Robert : Architecture of learning : Akademia : 2001 : Singapore : hal, 48.
9
III. TINJAUAN KHUSUS
III.1. Elaborasi dan Interpretasi Tema
Pengertian Tema
Tema yang diterapkan dalam “MEDAN DISKOTIK & KARAOKE” ini adalah :
“ Arsitektur High-Tech pada bangunan Medan Diskotik & Karaoke.”
Pengertian High-Tech itu bukan terletak pada kemajuan teknologi (seperti memindahkan
sesuatu dengan robot ) tetapi terletak pada penonjolan bahan yang diterapkan pada
bangunan atau eksterior ( material bangunan ).
III.1.1. Latar Belakang Pemilihan Tema
Dalam merencanakan “Medan Diskotik&Karaoke”,manusia membutuhkan
teknologi sebagai suatu sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan kesinambungan dari
“Medan Diskotik & Karaoke” karena “Medan Diskotik & Karaoke”
merupakan tempat bagi semua orang yang ingin mewujudkan impiannya di dunia
entertainment.
Dalam desain ini, konsep High-Tech dominan diterapkan pada struktur bangunan
yang menggunakan bahan tiang pancang, pondasi telapak dan WF ( baja ) serta juga
diterapkan pada eksterior.
Kebutuhan akan teknologi inilah yang menjadi dasar pemikiran bagi penyusun
untuk menerapkan tema arsitektur High-Tech ke dalam rancangan bangunan “Medan
Diskotik & Karaoke” nantinya.
10
III.1.2. Penerapan Tema pada Bangunan dan Lingkupnya
Perancangan pada “Medan Diskotik & Karaoke” menggunakan Tema
Arsitektur High-Tech yang diterapkan pada bangunan “Medan Diskotik &
Karaoke”.
“Medan Diskotik & Karaoke” terbagi menjadi 3 area yang masing-
masing area mempunyai fungsi yang berbeda-beda.Adapun area yang dimaksud antara
lain :
1. Area outdoor : yaitu dimana tempat ini digunakan sebagai tempat hiburan
yang ada di lingkungan terbuka.( landscape).
2. Area indoor: yaitu dimana tempat ini digunakan sebagai tempat hiburan
yang ada di dalam ruangan dimana para pengunjungnya tidak berada pada
lingkungan yang terbuka dan aktivitas yang dilakukan ada didalam ruangan
tertutup.
3. Area service: yaitu dimana area ini juga digunakan sebagai tempat service
saja bagi pengelola area ini merupakan area khusus yang dapat
mempermudah sirkulasi pengelola.
III.2. Penjabaran Tema
III.2.1. Arsitektur High-Tech
Arsitektur High-Tech merupakan suatu gaya desain dengan penggunaan bahan-
bahan perindustrian, seperti misalnya metal, system penaburan, baja dan sebagainya,
yang mana digabungkan atau diterapkan kedalam dekorasi bangunan. 3
Kritikus arsitektur Charles Jencks menyebutkan bahwa bangunan High-Tech
sebagai bentuk kedua dari mesin canggih.4Kebanyakan bangunan High-Tech yang ada
sekarang adalah merupakan hasil pemikiran dari grup Archigram pada tahun 1960
dengan dengan ide bahwa bangunan yang dapat berpindah dan dapat dirakit berdasarkan
element-element oleh para Arsitek dinyatakan sebagai ‘Teknologi Alternatif’. Ide ini
3 Suyanto Pali, “Pusat Hiburan Malam “, Laporan Tugas Akhir ISTP, jurusan Teknik Arsitek, th 1999, yang dikutip dari Portland House, hal 1989.4 Pell Lucy, Powell polly, Garrett Alexander, An Introduction to 20th Century Architecture, Grange Book, 119889, hal .96
11
sebenarnya sudah ada sejak 100 tahun yang lalu, dengan bukti keberadaan menara Eiffel
di Paris dan Pampidou Centre yang juga merupakan salah satu bangunan yang berada di
Paris. Kedua bangunan ini memiliki kesamaan, dimana kedua bangunan ini mengekspos
struktur dari bangunannya.
Sejalan dengan waktu, istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-
arsitek High-Tech lebih memilih untuk menggunakan istilah ‘Teknologi Tepat Guna ‘,
Sebuah istilah yang dinilai ‘Ambisius’. Arsitektur High-Tech mempunyai makna yang
berbeda dengan industri High-Tech.Dalam industri, High-Tech bermakna elektronik,
komputer silikon, robot dan yang lain sejenisnya; sedangkan dalam arsitektur High-Tech
sebagai suatu langgam. Tepatnya merupakan bagian dari 32 langgam arsitektur Post-Mo.5
Berdasarkan buku ‘Architecture Today’ karangan James Steele, arsitektur High-
Tech, mencerminkan suatu upaya membangkitkan kembali aliran Modern Awal, dan
dalam hal ini, pelopor seperti Mies Van der Rohe, meyakini bahwa arsitektur modern
seharusnya mengekspresikan teknologi daripada era ataupun zaman yang ada. Sesudah
Perang Dunia II berakhir, kritik mengenai kelangsungan dan kegagalan daripada
arsitektur modern semakin meningkat jumlahnya.
Di Amerika Serikat, istilah High-Tech memang merujuk kepada pengertian
langgam, sedangkan di Inggris, pengertian akan High-Tech ini lebih mendalam, dimana
High-Tech tidak berhubungan sama sekali dengan High Technology,sebagaimana Gothic
tidak berhubungan dengan Goths (salah satu suku bangsa Jerman dengan luasan wilayah
dari Baltic sampai ke laut Hitam, dan pada abad ke-3 Masehi menyerang kekaisaran
Romawi).
Secara ringkas dapat di katakan bahwa pengertian arsitektur High-Tech adalah :
1. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai prioritas.
2. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material baja dan kaca.
3. Pada pokoknya mengikuti ekspresi ‘kejujuran‘ suatu bangunan (seperti pada
aliran modernisme Mies Van der Rohe).
4. Biasanya membubuhi ide-ide tentang produksi industri.
5 Thesis Bapak Ir. Drs. Dien S. Halim, Msc.
12
III.2.2. Penerapan Arsitektur High-Tech
III.2.2.1. Studi Banding Tema Sejenis
Untuk mempermudah dalam mengartikan penerapan arsitektur High-Tech
kedalam bangunan, berikut ini merupakan contoh-contoh bangunan yang dirancang
dalam 20 tahun terakhir ini oleh para arsitek yang beraliran arsitektur High-Tech, seperti:
1. RICHARD ROGERS
Llyod’s building, London, 1978-86.
House in Wimbledo, London, 1968-9.
Pampidou Centre, Paris, 1971-7 ( bersama dengan Renzo Piano )
European Court of Human Righ, Strasbourg, 1995.
Channel 4 Headquarters, London, 1994.
2. NICHOLAS GRIMSHAW
Office building for digital
Financial Times Print Works, London, 1988.
Western Morning News Building, Plymouth, 1993.
Waterloo International Terminal, London, 1993.
Wore House for Herman Milter.
IBM Sports Hall
Ice Rink, Oxford.
Office and Workshop for Lodkarn Ltd.
3. MICHAEL HOPKINS
Mound stand, Lord’s Criket Ground, London, 1987.
Schlumberger Research Centre, Cambridge, 1985 dan 1992.
Glyndebourne Opera House, Sussex, 1989-94.
Draught beer Departement, Greene king.
‘Patera’ Nursey industrial Units.
Enclosure of Shopping Centre, Basildon.
Abbey Hill Golf club, Milton Keynes.
13
Ada beberapa eksponen High-Tech, namun tidak semua dari mereka orang Inggris.
Keempat orang yang disebut diatas merupakan pimpinan dari gerakan ini ( jika dapat
dikatakan sebagai sebuah gerakan ). Tidak ada konferensi ataupun pernyataan, namun
hampir semua anggotanya mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan
mengenal secara baik antara satu dengan yang lainnya. Mereka telah bekerja di kantor
masing-masing dan saling bertukar pendapat dan ide ataupun masukan, kadang-kadang
terlibat kerjasama, dan disaat lain terlibat ke dalam persaingan.
Banyak pendapat yang mencoba untuk menjelaskan alasan gaya ini lebih banyak
dibangun di Inggris daripada di negara lain, antara lain:
1. Bisa jadi merupakan suatu nostalgia akan kejayaan kerajaan pada masa Revolusi
Industri.
2. Meneruskan tradisi pugin yang berpendapat bahwa:
“ Tidak ada penampilan suatu bangunan yang tidak berhubungan dengan segi
kenyamanan, konstruksi dan keselarasan” dan “ Semua ornamen harus konsisten
dengan konstruksi bangunan”.
III.2.2.2. Studi Banding Proyek Sejenis di Medan.
A. Millenium Three ( M-3 ) Entertainment
.Lokasi : lantai 9 gedung Thamrin Plaza Medan.
.Luas : ( 40 x 60 )m = 2.400 m²
.Fungsi : Diskotik & Karaoke
.Tinggi langit langit atap : 12 m
.Volume ruang : ( 2400 x 12 ) m = 28.800m²
.Kapasitas : -.Diskotik = 1000 orang
: -.Karaoke = 120 orang
Perincian program ruang:
Entrance = ( 4 x 6 ) m
Dance hall =(20x 30) m
Stage =( 6 x 8 ) m
Ruang karaoke :
14
Ruang 1-7 = ( 4 x 6 ) m
Ruang 8-16=( 5 x 7 )m
Ruang 17 = ( 4.5x 8 ) m
Ruang 18 = ( 8 x 7 ) m
2 buah ruang staf = @ ( 4 x 8 ) m
Ruang monitor = ( 4 x 5 ) m
Ruang kontrol = ( 3 x 5 ) m
Ruang servis
Office room = 8 m²
Ruang rapat = 24 m²
Gudang = 16 m²
Toilet pria = 20 m²
Toilet wanita = 24 m²
Gambar 1 : Suasana Millenium Three Entertainment
Analisa Ruang :
15
Dance Hall : ( 20 x 30 )m
Fasilitas Ruang Pengunjung Diskotik : 1000 Orang
Maka kebutuhan ruanga m/ orang : 1.05m / Orang .
Kebutuhan standar ruang : 1.5m/ Orang .
Data pengunjung Millenium Three Discotheque ( Hasil Survey)
Hari Pengunjung / Orang Waktu kunjung
Senin-Kamis 50-70 20.00-24.00
Jumat 75-250 20.00-01.00
Sabtu 250-800 17.00-03.00
Minggu 800-1500 14.00-03.00
Tabel 1 : Data pengunjung Millenium Three Entertainment.
Menurut data pengunjung pada hari minggu pengunjung meningkat (over capacity)
dengan pengunjung dominan adalah usia remaja & dewasa.
Gambar 2: Denah Millenium Three Entertainment
B. Crystal Discotheque
16
.Lokasi : lantai 8 gedung Perisai plaza medan.
.Luas : ( 40 x 50 )m = 2.000 m²
.Fungsi : Diskotik
.Tinggi langit langit atap : 4 m
.Volume ruang : ( 2000 x 4 ) m = 8000 m²
.Kapasitas : - Diskotik = 600 orang
Perincian program ruang:
Entrance = ( 4 x 5 ) m
Dance hall = (4x 10) m
Stage = ( 1 x 7) m
1 buah ruang staf = ( 4 x 6 ) m
Ruang monitor = ( 3 x 4 ) m
Ruang kontrol = ( 2 x 3 ) m
Ruang servis
Office room = 6 m²
Gudang = 10 m²
Toilet pria = 16 m²
Toilet wanita = 16 m²
Ruang Penjualan Karcis : (3 x 4)m²
Data pengunjung menurut hasil survey
Hari Pengunjung/Orang Waktu kunjungan
Senin-Kamis 120-250 orang 21.00-01.00
Jumat 350 orang 21.00-02.00
Sabtu 500 orang 19.00-06.00
Minggu 700 orang 15.00-04.00
Tabel 2 : Data pengunjung Menurut survey Crystal Discotheque.
C. My World Discotheque
17
Lokasi : Lantai 5 gedung aksara plaza
Luas : ( 50 x 60 ) m = 3.000 m²
Fungsi : Discotheque ,Karaoke & bar
Tinggi langit-langit atap : 8 m
Volume ruang : ( 3.000 x 8 ) m =24.000 m²
Kapasitas : Discotheque = 700 Orang
: Karaoke = 200 Orang
Perincian program ruang :
Entrance =( 10 x 6 ) m
Dance hall = ( 8 x 8 ) m
Stage = ( 5 x 4 ) m
Ruang karaoke
Ruang Small =16 unit @ ( 4 x 3 )m
Ruang Medium = 8 unit @ ( 4 x 5 ) m
Ruang Large =2 unit @ ( 4 x 6 ) m
Ruang Jumbo =2 Unit @ ( 5 x 6 )m
Fasilitas pendukung :
Bar =( 3 x 8 ) m
Gudang = ( 4 x 3 ) m
Locker =( 4 x 3 ) m
Ruang operator / security = ( 1,5 x 2 ) m
Ruang staf = ( 5 x 8 ) m
Ruang monitor = ( 4 x 5 ) m
Ruang control = ( 4,5 x 5 ) m
D . The Traders Café & Bar
Lokasi : Jl.Kapt. Pattimura
Luas : (25×15)m=375m²
Fungsi : Café,Restoran dan Bar
Tinggi Langit-langit : 5m
Bar : (6×6)m =36m²
18
Entrance : 6m²
Foto 1 : Suasana The Traders Bar
Foto 2 : Suasana The Traders Café
III.2.2.3 Studi Banding Proyek Sejenis di Dunia
Badan Pariwisata Thailand, Indonesia
Hal. Depan | Tentang Thailand | Alasan ke Thailand | Yang Seru! | Klub | Media | Perjalanan |
Foto & Brosur
19
Entertainment
Tidak ada kota lain di Asia yang dapat menandingi keragaman hiburan
malam di kota Bangkok. Pilihannya sangat banyak, untuk segala jenis minat, dan terjangkau. Hiburan yang
tersedia di Bangkok mulai dari diskotik tercanggih kelas dunia, bar & pub, restoran dengan pertunjukan tari
klasik, Thai boxing show, dan santap malam sambil berlayar di kala senja.
Nightclub & disco
Bangkok mengundang banyak DJ kelas dunia untuk tampil, misalnya di klub terbarunya, "Mystique" di
Sukhumvit, yang populer di kalangan wisatawan asing sekaligus penduduk Bangkok. Q Bar juga klub yang
penuh setiap akhir pekan. Bed Supperclub, sebuah bangunan tabung dengan ranjang sebagai tempat duduknya.
Hard Rock Cafe dengan Rock Pop sebagai bagian dari koleksi Hard Rock Cafe dunia. Sedangkan kawasan
backpacker di Kao San Road memiliki dua diskotik populer: Lava dan Gulliver.
Bagi ABG Bangkok, RCA adalah tempat gaul paling populer.
Dinner Cruise di Chao Phraya
20
Santap malam saat matahari terbenam di atas kapal cruise merupakan cara pasti menyimpan kenangan indah di
kota malaikat ini. Sambil Anda bersantap di atas Sungai Para Raja ini, saksikan maskot kota Bangkok seperti
Istana Grand Palace, Wat Arun, dan Bang Krum Prom Place. Acara ini berlangsung tiap malam jam 7 di Chao
Phraya Pier, selama 3 jam. Beberapa hotel di tepi sungai juga memiliki acara serupa.
Pertunjukan Budaya
Bagi penggemar acara budaya, nikmatilah makan malam dengan pertunjukan tari klasik. Berbagai hotel dan
restoran menyediakan acara seperti ini.
Cabaret Show
Salah satu atraksi hiburan malam Bangkok yang terkenal adalah cabaret yang ditarikan oleh waria yang cantik-
cantik. Kostum dan pagelaran mereka yang megah pasti membuat Anda terpana.
Pagelaran Lain
Bangkok semakin menjadi pusat seni dunia. Kini diadakan Bangkok International Film Festival, International
Festival of Music and Dance, dan di akhir tahun diadakan Bangkok Theatre Festival. Hubungi kami untuk
tanggal pastinya!
Direktori:
- Night Club & Discotheque
- Restoran dengan pertunjukan
21
search
Bangkok
Chiang Mai
Pattaya
Phuket
Belanja
Citarasa Thailand
Direktori
Belanja
Penerbangan
Hotel & Spa
Golf
Hiburan & Show
Resto
Atraksi
Medis & kesehatan
Regional
Peta
Thailand Tengah
Utara
Timur Laut
Pantai Timur
Selatan
About Us | Site Map | Privacy Policy | Contact Us | ©2005 Trancia Global Komunikasi
22
III.2.3. Fungsi dan Representasi
Eksponen High-Tech, seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an,
percaya bahwa ada suatu ‘semangat abad ini’ dan arsitektur mempunyai tanggung jawab
moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini menurut arsitek High-
Tech sejalan dengan kemajuan teknologi. Arsitektur harus berpartisipasi di dalamnya dan
mempergunakan teknologi itu, termasuk teknologi : industri, transportasi, komunikasi,
penerbangan dan perjalanan luar angkasa. Ada yang bertanya haruskah bangunan berbeda
dari artefak budaya industri? Mengapa kita tetap saja membangun yang kurang memiliki
ketepatan, kacau, material tidak praktis, seperti batu bata, mortar, beton dan kayu, disaat
kita bisa membuat banguna dengan menggunakan komponen bangunan yang penuh
ketepatan, seperti metal dan kaca, yang dapat difabrikasi dan dapat dengan dirakit dengan
cepat dilokasi.
Pandangan arsitektur High-Tech mengenai arsitektur adalah sebagai suatu cabang
teknologi industri. Mereka mengklaim tidak adanya penerapan artistik ataupun sosial.
Mereka berharap bahwa bangunan mereka menjadi penentu terhadap penampilan dengan
kriteria yang sama, seperti alat-alat kehidupan sehari-hari. Mereka ingin bangunan itu
fungsional dan efisien, tidak artistik dan simbolik.
Namun, ada suatu hal yang bertolak belakang di sini, arsitektur kelihatannya tidak
akan pernah benar-benar fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang dilakukan.
Tipikal bangunan High-Tech lebih melambangkan dan menonjolkan teknologi daripada
menggunakannya secara sederhana dan dengan cara yang mungkin lebih efisien.
Mungkin lebih murah dan lebih cepat untuk membangun dinding pembatas yang berat
dari batu bata, namun arsitektur High-Tech akan lebih memilih bingkai baja dan panel
metal yang ringan, karena hal ini merupakan suatu teknologi yang lebih sesuai dengan
semangat abad ini. Mereka setuju kepada pendapat bahwa bangunan harus selalu selaras
dengan kemajuan teknologi, dan mereka mengatakan ‘paculah bangunan menuju abad
21’. Dalam hal ini, simbolisme dan penonjolan telah menjadi suatu bagian terpenting.
Motif High-Tech struktur baja yang diekspos, saluran penghawaan yang ditonjolkan dan
sebagainya hampir tidak pernah menjadi solusi ekonomis ( penghematan ).
Arsitektur High-Tech dengan begitu tidaklah dapat dikatakan murni fungsional
dan tidak pula murni representasional.Ada sebuah artikel arsitektur High-Tech yang
23
mengatakan bahwa ada sebuah pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan.
Misalnya, struktur tarik arena es di Oxford oleh Nicholas Grimshaws.Disini terlihat
ketegasan, di mana bangunan kotak menjadi dinamis, menonjolkan diri sendiri, dan
sepintas dapat dikenali sebagai karya arsitektur yang membawa aplikasi sepasang tiang
semu sebagai struktur bingkai portal biasa.
Bangunan High-Tech umumnya kelihatan seperti mesin adalah :
Sebuah sumber teknologi dan imajinasi
Mesin-mesin umumnya digunakan untuk produk massal
Bergerak ataupun dapat dipindah-pindahkan
Terbuat dari material sintesis, seperti metal, kaca dan plastik.
Karakteristik-karakteristik diataslah yang menjadi sumber referensi dari arsitektur
High-Tech.
Sebagaimana dijelaskan diatas, bangunan mungkin tidak bisa diproduksi secara
massal, maupun dibuat dari komponen komponen yang diproduksi secara massal, namun
bangunan dapat kelihatan sebagai produksi massal ataupun setidaknya memperlihatkan
perulangan. Bangunan-bangunan itu mungkin tidak bergerak seperti mobil, ataupun dapat
dipindah-pindahkan seperti televisi tetapi mereka biasanya muncul dengan mengambang
beberapa inci dari permukaan tanah, mungkin suatu hari nanti bangunan-bangunan itu
akan dapat dipindah-pindahkan ataupun dapat bergerak.
Kesimpulan yang didapat :
1. Bangunan High-Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme.
2. Salah satu ciri daripada bangunan High-Tech adalah mengambang dari
permukaan tanah.
III.2.4. Struktur dan Zona Servis
Sruktur yang diekspos dan zona yang diekspos adalah penampakan yang
membanggakan dari arsitektur High-Tech, meskipun tidak semua arsitek High-Tech
menonjolkan struktur dan servis dari pada bangunan. Hal ini yang membedakan gaya dua
arsitek High-Tech Inggris yang terkenal, yaitu : Norma Foster dan Richard Rogers.
24
1. Norman Foster
Selalu menempatkan saluran-saluran servis pada langit-langit gantung ataupun
pada lantai yang ditinggikan. Foster bahkan hampir tidak pernah menonjolkan saluran
saluran servis tersebut pada tampak-tampak bangunan.
2. Richard Rogers
Sangat suka menempatkan pipa-pipa dan saluran di seluruh fasade bangunan
meskipun mengakibatkan setiap orang harus terpisah-pisah, terlindungi dari elemen-
elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Jadi tetap dalam suatu pembatasan
fungsional. Disamping itu, Rogers, juga tetap mengambil efek – efek Picturesque, dimana
permainan cahaya dan bayangan sama pentingnya.
Bagaimanapun karya keduanya tetap ditandai dengan struktur yang kuat dan
ekspresif, khususnya struktur baja.Baja merupakan salah satu dari banyak material
bangunan yang tahan terhadap tarikan. Memberikan arsitektur High-Tech suatu
kesempatan mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan.Tidaklah
mengejutkan bahwa daya tarik dapat memberikan berbagai keuntungan. Awalnya kulit
luar bangunan dibuat dengan arsitektur yang menonjolkan permukaan metal, warna-
warna terang dan garis-garis tegas, tetapi banyak yang dapat dilakukan selain hal diatas,
dan sebelum arsitektur High-Tech menjadi eksperimen dengan penyatuan struktur
dekoratif. Dari semua bentuk-bentuk inovatif bangunan High-Tech, Norman Foster dan
Richard Rogers menciptakan sebuah pabrik di Swindon tahun 1967 dengan ikatan silang
baja di luar yang banyak mempengaruhi arsitektur High-Tech pada masa sesudahnya.
Bangunan bertingkat satu dapat menonjolkan struktur bajanya untuk
memperlihatkan kekuatan dan keunggulan metal, namun rangka dari bangunan bertingkat
banyak harus memiliki sifat tahan api. Secara tradisional itu berarti harus menggunakan
beton bertulang atau rangka bajanya ditanam didalam beton(komposit). Sepetinya arsitek
High-Tech harus mempersiapkan diri terhadap baja kaku buatan pabrik yang dapat
berubah menjadi lembab dan kotor karena ditempatkan pada beton. Pada Pampidou
Centre masalah ini dipecahkan dengan kombinasi pendingin air sebagai kolom. Insulasi
panas untuk truss-nya dan penyemprot api untuk sambungan. Teknik ini bagaimanapun
memiliki masalah dalam teknik dan pemeliharaan.
25
III.2.5. Ruang dan Fleksibilitas
Berbagai elemen dari banguna High-Tech di antaranya dapat disebutkan sebagai:
1. Kekuatan dari struktur baja
2. Keluwesan permukaan yang mengagumkan
3. Pipa-pipa dan penghawaan udara untuk diekspos
4. Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya
5. Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan kegunaan
bangunannya
6. Moulding ruangan, maksudnya pola atau efek visual tidak pernah menjadi
permasalahan dalam arsitektur High-Tech.
Llyod’s Building merupakan suatu contoh sempurna dari pada perbedaan ini. Di
luar itu adalah suatu objek yang sangat rumit, elemen-elemen sangat jelas
mengekspresikan fungsinya. Tidak ada sedikitpun keraguan, benar-benar jelas kelihatan
elemen-elemen tangga, lift, dan saluran udara. Hanya satu kemungkinan keraguan, yakni
mengenai ruang dalam yang ditimbulkan oleh penerapan teknologi tersebut. Sebuah
denah yang benar-benar sederhana dengan atrium memusat, diluar itu tidak ada yang luar
biasa. Eksterior yang rumit tersebut dimaksudkan untuk ruang dalam menjadi
sesederhana mungkin, sehingga menimbulkan suatu fleksibilitas sebagai ruang kantor.
Isu mengenai ruang telah digantikan oleh isu mengenai teknologi untuk
fleksibilitas (Dalam High-Tech Arsitektur). Ide tersebut tertuang kedalam ikatan
‘omniplatz’. Kata arsitek High-Tech, apa yang kita bicarakan bukanlah soal permukaan
sebuah ruang, hall ataupun sirkulasi, namun lebih merujuk kepada sebuah zona servis di
luar ataupun di dalam. Kemungkinan penggunaan daripada area ataupun zona ini adalah
memaksimalkan manfaat berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya, energi dan
elemen pelengkap seperti partisi dalam sebuah grid biasa.
Contoh yang paling sesuai dengan kasus ini adalah Pampidou Centre, yang mana
didalamnya telah terjadi kontras antara denah yang sederhana dan persegi dengan
penampakan luar yang ekspresif. Ini merupakan sebuah bangunan multifungsi dengan
galeri seni, museum, perpustakaan, teater, ruang konser, restoran dan lain-lain. Tetap saja
elemen-elemen dasar interior, termasuk truss yang panjang dan lurus mencerminkan hal
26
yang sama, yakni fungsi. Ruang tidak bisa diperuntukkan bagi suatu fungsi karena
keseluruhan desain adalah merupakan suatu ide fleksibilitas.
Tentu saja bukan hanya tidak ada sesuatu yang istimewa mengenai ‘omniplatz
idea’. Banyak gedung perkantoran modern yang memiliki fleksibilitas dalam
menempatkan partisi-partisi yang dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan. Namun
filosofi High-Tech memiliki pengertian yang lebih mendalam. Memperkenalkan ide tidak
hanya mengenai partisi, namun lebih menuju kepada elemen permanen,seperti dinding
luar, atap dan kerangka struktur juga harus fleksibel. Dinding luar merupakan sebuah
subjek yang biasa diuji dalam penambahan fleksibilitas. Potongan seperti denah menjadi
suatu grid yang abstrak yang mengakomodasi berbagai macam fungsi seperti: sebuah
panel pemisah, sebuah pintu, semua jendela yang terbuka atau sebuah kisi-kisi metal
yang dapat digerakan di saat fungsi dari ruangan berubah, konfigurasi dinding luar dapat
mengikutinya. Dan karena ia merupakan benda padat, maka merubahnya hanya dalam
beberapa menit saja dengan menggunakan alat yang sederhana, sehingga elemen
bangunan seperti lantai, dinding pembatas dapat dipindahkan tanpa mengganggu struktur
utama bangunan. Satu dari prinsip fleksibilitas itu telah terbentuk, bangunan tidak akan
menjadi suatu artefak tunggal yang akan disingkirkan bila tidak berfungsi, namun
merupakan sebuah koneksi dari berbagai tipe artefak dan berbagai macam kebutuhan
kehidupan. Ini merupakan teori dibalik kebiasaan High-Tech menggantung peralatan
mekanikal dan servis luar bangunan dari pada menanamnya di dalam core bangunan
maupun basement. Adapun kesimpulan yang didapat dari penjelasan diatas adalah:
Konsep Arsitektur High Tech seperti halnya rangka baja, zona servis dan utilitas, yang
diekspos ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki flesibilitas yang maksimal.
III.2.6. Arsitektur High-Tech dan Kota
Tiga bangunan High-Tech terpenting, yakni Pampidou Centre, Llyod dan
Hongkong Bank merupakan bangunan yang berada ditengah kota, dan arsiteknya telah
mengatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain
mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota
seperti manipulasi ruang, bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High-
Tech.
27
Bagi perencana ataupun arsitek High-Tech, ruang merupakan sesuatu yang
abstrak yang diperuntukkan sebagai suatu kualitas khusus, sehingga dapat dipergunakan
dan disesuaikan dengan keinginana pemilik.Namun secara perkotaan dan kontekstualistis,
ruang memiliki nilai khusus karena berhubungan sangat erat dengan kota itu sendiri.
Sebagai contoh , gedung Lloyd dibatasi oleh jalan dan jalur yang berbeda skalanya
dengan pola-pola yang digunakan. Bangunan hanya memberikan respon terhadap
perbedaan tersebut hanya pada event-event yang tertentu .
Bangunan kantor Faber dan Dumas yang dirancang oleh Foster Willis merupakan
satu contoh kasus yang lain. Bangunan tersebut menempati site secara sempurna, seluruh
permukaan bangunan menggunakan kaca yang menampilkan bayangan dari bangunan –
bangunan yang ada disekitarnya. Hal inilah yang lazim dimaksudkan sebagai kontekstual
dalam arsitektur High-Tech.
Alasan – alasan lain mengapa perkotaan bukan merupakan element utama filosofi
High-Tech berhubungan dengan masa lalu, yakni:
1. Arsitektur melihat ke depan.
2. Arsitektur yang optimistik percaya pada kemajuan dari industri dan teknologi.
3. Lebih mempercayai penemuan daripada tradisi.
4. Pengaturan sementara daripada ruang permanen (fleksibilitas).
5. kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan.
6. High-Tech lebih anti urban design, tidak seperti kota yang berhubungan erat
dengan tradisi kesinambungan dan sejarah.
7. Bangunan–bangunan High-Tech biasanya memperlihatkan kota secara
revolusioner bukan tradisional.
Sebuah kota High-Tech yang sempurna dibangun yang mana muncul sebagai
sebuah kota yang abstrak, yang penuh dengan kotak-kotak servis ataupun mega sturktur,
fleksibel dan dapat di ubah-ubah, seperti Plug-in oleh Peter Cook pada tahun 1960, maka
dalam proyeksi teoritikal ini, pembangunan suatu bangunan High-Tech lebih
mengutamakan sistem struktur, akses, servis dan peralatan dari pada ruang, baik itu ruang
dalam, luar, pribadi, maupun umum.
28
Hal-hal yang dapat dipelajari dari arsitektur High-Tech dalam kota:
1. Menjadi ciri utama lingkungan.
2. kontekstual-kontras dengan lingkungan.
III.2.7. Dampak Bangunan Gedung Berdinding Kaca
Salah satu ciri High-Tech arsitektur adalah memakai kaca sebagai selubung
bangunan. Ada semacam keraguan mengenai dampak negatif bangunan dengan kaca
sebagai dinding luar.
1. Terhadap lingkungan sekitar bangunan, misalnya timbul efek silau, akumulasi
panas di sekeliling gedung dan kemungkinan adanya pantulan bising oleh luasan
bidang kaca tersebut.
2. Terhadap interior bangunan, sinar matahari yang masuk kedalam bangunan baik
untuk kesehatan, dan juga mengurangi beban pencahayaan. Namun lebih banyak
cahaya yang masuk dapat mengubah ‘solar heat gain’. Sehingga meningkatkan
beban pendinginan (energi untuk AC bertambah). Pada gedung tingkat tambahan
beban pendinginan itu bisa melebihi pengurangan terhadap beban
pencahayaan/penerangan.
A. Transmisi radiasi matahari lewat kaca
Kaca mentransmisikan radiasi matahari dengan panjang gelombang antara 300-
2800 mm dengan distribusi spectral seperti pada. Keistimewaan kaca adalah sifatnya
yang tidak dapat ditembusi radiasi gelombang panjang yang berasal dari sumber panas
(emiter) suhu rendah, tetapi bersifat transparan terhadap radiasi gelombang pendek dari
cahaya matahari. Radiasi matahari yang diterima oleh kaca dalam bangunan memanasi
benda-benda yang ada dalam bangunan menjadikan emiter suhu rendah dan
memancarkan radiasi gelombang panjang. Namun sifat dinding kaca yang tidak dapat
ditembusi radiasi gelombang panjang, maka radiasi yang dipancarkan ini menjadi
‘terkurung’ didalam ruangan yang kemudian mengakibatkan suhu ruangan meningkat.
Gejala ini disebut sebagai ‘ green house effect’ ataupun efek rumah kaca.
29
Grafik.1. Koefisien refleksi berubah sesuai dengan sudut datangnya cahaya. Variasi koefisien terhadap
sudut datang. Koefisien refleksi makin besar jika sudut dating besar.
Dengan mengetahui jumlah energi yang diserap dan yang diteruskan maka
intensitas radiasi total lewat kaca dapat diperoleh.
Untuk menghitung energi total yang masuk ke kaca harus diperhitungkan pula
pengaruh radiasi langsung dan radiasi difus.
Tabel-1 Proporsi energi matahari rata – rata yang
dipantulkan , diserap dan diteruskan
Jenis kaca Pemantulan Penerusan Penyerapan
Kaca polos 8% 77% 15%
Kaca warna 5% 45% 50%
Tabel. 3: Kaca warna lebih sedikit memantulkan dan meneruskan energi
dibandingkan kaca polos namun menyerap lebih banyak panas.
B. Upaya mengurangi dampak
Berdasarkan pengetahuan sifat-sifat bahan kaca serta merujuk kepada hasil
penelitian dampak bangunan kaca, maka upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif
bangunan berdinding kaca adalah :
1. Penanggulangan gangguan terhadap lingkungan sekitar.
a. Efek silau:
30
- penempatan dinding kaca sesuai orientasi dinding.
- Jangan menggunakan kaca refleksi tetapi menggunakan kaca penghisap
panas dengan kaca dobel.
- Membangun penghalang yang tinggi misalnya tempat parkir yang tinggi.
b. Efek panas sekitar bangunan :
- efek kenaikan panas terjadi pada jarak 7 meter dari bangunan
- pada jarak 25 meter dari dinding kaca tidak ada kenaikan suhu udara.
- Gangguan panas ini relatif kecil, apalagi terjadi pada ketinggian maksimal
1,5 meter sehingga dapat diabaikan
- Adakan vegetasi di sekeliling bangunan kaca dengan tinggi tanaman
kurang lebih 1,5 meter.
c. Efek pemantulan bunyi :
- sangat kecil sehingga dapat diabaikan dengan menanam vegetasi
disekeliling
bangunan
2. Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam.
a. Peningkatan panas dalam bangunan sehingga menambah beban AC
pemakaian kaca dobel (mengurangi transmisi panas)
- Pemakaian kaca penghisap panas
- Penggunaan alat teduh dalam
- Penggunaan alat peneduh luar, sun shading yang menghalangi radiasi
Matahari , tetapi meneruskan cahaya langit
- pemilihan kaca khusus yang memiliki faktor transmisi radiasi matahari
kecil tetapi faktor transmisi cahaya besar.
- Memadukan kaca penghisap panas dobel, peneduh dobel dalam dan luar,
dengan tetap memperhatikan aspek arsitektonis dan estetis
b. Efek silau kedalam bangunan
- gunakan kaca warna.
- gunakan sun screen / sun shading dengan pertimbangan arsitektural
31
c. Penetrasi bising kedalam bangunan
- dinding kaca kedap suara
- kaca dobel
d. Pengaman terhadap bahaya kebakaran
- penggunaan jenis kaca khusus tahan api, misalnya wire glass, tempered
glass, laminated glass
- pemasangan sarana prateksi kebakaran otomatis
- adanya dinding kaca yang dapat dibuka
III.3. Pengelompokan Kegiatan Hiburan/ Rekreasi
Beberapa sifat dan unsur yang mewujudkan hiburan/rekreasi, antara lain :
1. Adanya minat, waktu dan keuangan yang mendukung
2. Adanya media atau tempat yang merealisasikan kegiatan hiburan/rekreasi
Hiburan /rekreasi dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Subjek atau pelakunya
Rekreasi aktif
Kegiatan yang dilakukan dengan mengekspresikan emosi dan mental
dengan adanya dorongan fisik individu untuk mengembangkan fisik dan
mental, seperti menari, jalan-jalan dan sebagainya.
Rekreasi pasif
Kegiatan yang cenderung tidak menggunakan tenaga dan pelaku tidak
terlibat aktifitas fisik serta terbatas hanya pada penggunaan panca
indera,seperti menonton, menikmati keindahan, mendengar, merasa dan
sebagainya.
Struktur usia
1.Usia remaja ( 17 – 30 tahun )
2.Usia dewasa ( 30 tahun ke atas )
Struktur Penghasilan
1. Golongan penghasilan rendah
2. Golongan penghasilan menengah
3. Golongan penghasilan tinggi
32
2. Berdasarkan Fungsinya
Hiburan , misalnya mengunjungi
tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
Pendidikan , misalnya yang
mengandung unsur-unsur pendidikan bagi pelakunya.
3 Berdasarkan Sifat Kegiatannya
Bermain: kegiatan yang bersifat bermain, seperti olahraga dan
sebagainya
Bersantai:kegiatan yang bersifat santai, seperti menikmati pemandangan
pada malam hari, makan-makan dan sebagainya.
Bersuka:kegiatan yang bersifat menghibur dan memberikan
kegembiraan, seperti berbelanja, menonton dan sebagainya.
4 Berdasarkan Lokasinya
Lokasi untukn merealisasikan kegiatan dan fasilitas hiburan/rekreasi
mempunyai beberapa pertimbangan yaitu faktor cuaca dan jenis aktivitas
yang dilakukan.
Sesuai dengan lokasinya maka rekreasi digolongkan berdasarkan sifat
ruang yaitu:
In door ( dalam ruangan ), yaitu rekreasi yang dilakukan di dalam
ruangan yang tidak terpengaruh oleh keadaan alam dan dapat diatur
sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan.
Semi in and out door, yaitu lokasi rekreasi yang hanya menggunakan
atap saja seperti restoran tepi pantai dan sebagainya.
Out door ( luar ruangan ), yaitu rekreasi yang dilakukan di luar
ruangan, tidak terlindung atap dan sangat tergantung pada keadaan
alam.
5 Berdasarkan Tingkat Pelayanannya baik tingkatlokal maupun tingkat regional
6 Berdasarkan aktivitasnya
33
Big Muscle Activities, yaitu aktivitas yang membutuhkan tenaga,
misalnya olahraga.
Collecting, yaitu mengumpulkan benda-benda yang disenangi sebagai
hobi, misalnya mengumpulkan perangko.
Creative play, yaitu rekreasi untuk sesuatu yang mengembangkan
imajinasi dan daya khayal akan sesuatu yang fikti, misalnya
membentuk benda dari kayu dan sebagainya.
Hand Intellect, yaitu mengembangkan ketrampilan tangan dan
pikiran, misalnya melukis
Mental, yaitu rekreasi yang berupa ekspresi dari aktivitas masyarakat
yang bersifat mendidik, misalnya membaca.
Nature Learning, yaitu rekreasi yang dilakukan di alam terbuka,
misalnya camping dan mendaki gunung.
Relaxation, yaitu rekreasi yang bertujuan untuk melepaskan diri dari
ketegangan dan kelelahan mental dan fisik, misalnya duduk di taman.
Rhyme and Music, yaitu rekreasi yang adalah akibat dari irama dan
musik yang memberikan kesenangan.
Service Activities, dimana bagi suatu golongan manusia tertentu yang
memiliki kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan untuk
kepentingan umum, misalnya guru.
Social Activities, yaitu rekreasi yang bertujuan untuk social, misalnya
diskusi.
Solitude, yaitu menyendiri untuk melepaskan kelelahan akibat
kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi,
misalnya beristirahat ke luar kota yang tenang dan sebagainya.
III.3.1 Karakteristik dari Hiburan/Rekreasi adalah:
Kegiatan yang dilakukan secara sukarela oleh semua orang, baik individu
atau kelompok
Kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan
Kegiatan yang memberikan penyegaran fisik dan mental
34
Kegiatan yang menyalurkan ekspresi seseorang melalui kegiatn yang menarik
perhatiannya.
III.3.2 Pengenalan Karakter Pemakai
REMAJA
Ada dua istilah yang berkenaan dengan pengertian remaja, yaitu:
1. Puberty ( Inggris ) atau Puberteit ( Belanda ) berasal dri bahasa Latin
yaitu Pubertas yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi
oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian.
2. Adolescentia berasal dari bahasa Latin yaitu adulescentia berarti masa
antara usia 17 – 30 tahun.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah peralihan masa
dari anak-anak menuju masa dewasa.
Ciri-ciri remaja, antara lain:
1. Kegelisahan berupa keadaan tidak tenang, adanya keinginan yang
tidak tersalurkan oleh keberanian dan kemampuan yang terbatas.
2. Pertentangan, terutama pertentangan pendapat dengan orang tua.
3. Berkeinginan besar untuk mencoba segala hal yang tidak
diketahuinya.
4. Berkeinginan menjelajahi lingkungan sekitar.
5. Mengkhayal atau berfantasi.
6. Melakukan aktivitas berkelompok
DEWASA
Kata dewasa berasal dari kata ADULT ( ADULTUS ) yang berarti “ telah
tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa “
Pembagian masa dewasa dapat dialami pada periode yaitu :
1. Dewasa dini, cirri-cirinya :
Masa pengaturan
Usia reproduktif
35
Masa bermasalah
Masa ketegangan emosional
Masa keterasingan social
Masa komitmen
Masa ketergantungan
Masa perubahan nilai
Masa adaptasi atau penyesuaian diri
Masa kreatif
Faktor-faktor yang mempengaruhi rekreasi atau hiburan pada masa
dewasa dini yaitu :
1. Waktu
2. Status perkawinan
3. Status sosial ekonomi
4. Kesehatan
5. Jenis kelamin
6. Penerimaan social
2 Dewasa madya, cirri-cirinya :
Periode sangat ditakuti, dimana orang dewasa tidak mau
menerima bahwa mereka telah mencapai usia tua.
Masa transisi, dimana pria dann wanita meninggalkan cirri-ciri
jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode kehidupan baru.
Masa stress, penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola
hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai
perubahan fisik.
Usia yang berbahaya bagi kalangan pria yang ingin melakukan
pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki
usia lanjut.
Usia canggung, dimana manusia merasa bingung akan posisi
usia antara bukan tua dan bukan tua.
Masa prestasi.
36
Masa evaluasi, dimana manusia mencapai puncak prestasi dan
kemudian menurut perkembangan perasaan yang lebih nyata
dan berbeda dengan orang lain.
Masa standard ganda, perkembangan cenderung ke persamaan
peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan dan
kehidupan sosial.
Masa sepi, dimana anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang
tua.
Masa jenuh, dimana pria merasa jenuh dengan kegiatan rutin
dan kehidupan bersama keluarga yang sedikit hiburan
sedangkan wanita yang menghabiskan waktunya untuk
memelihara rumah dan membesarkan anak.
III.4. Kriteria Dasar Perencanaan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perecanaan gedung “Medan Diskotik
& Karaoke” adalah sebagai berikut:
1. Keberadaan “Medan Diskotik & Karaoke” ini sebagai objek yang
bermakna dan sebagai sumbangan bagi kota Medan dalam peranannya sebagai
taman kota dan juga sebagai menara pandang.
2. Pencapaian merupakan ukuran seberapa jauh lingkungan atau bangunan dapat
dicapai dari berbagai penjuru kota ( baik kendaraan maupun bagi pedestrian ).
3. Gedung “Medan Diskotik & Karaoke” ini merupakan salah satu landmark
kota Medan.
4. Fasilitas yang direncanakan:
- Fasilitas utama
- Fasilitas pendukung
- Fasilitas service
III.5. Kriteria Pemilihan Tapak
37
III.5.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak
Kesuksesan sebuah bangunan amat ditentukan oleh lokasi. Peran lokasi yang
begitu penting hingga saat ini terus dirasakan karena akan menentukan masa depan
bangunan.
Adapun kriteria pemilihan tapak adalah sebagai berikut :
Lahan yang luas, sehingga dapat menampung fasilitas-fasilitas “Medan
Diskotik & Karaoke” .
Lokasi yang mudah dicapai oleh segala jenis kendaraan.
Memiliki aksesbilitas yang tinggi dan terjangkau oleh sarana transportasi kota.
Berdekatan dengan fasilitas-fasilitas publik yang dapat mendukung
keberadaan “Medan Diskotik & Karaoke”. Lokasi yang dipilih harus
sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
Bentuk lahan yang dinamis dan tidak berkelok-kelok.
Dalam Rencana Umum Ruang Tata Kota (RUTRK) telah ditentukan wilayah
Pengembangan Pembangunan (WPP) masing-masing daerah. Dimana tujuan dari WPP
ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP
tersebut dibagikan menjadi 5 wilayah, yaitu ;
Wilayah
Pengembangan
Pembangunan
Kecamatan
Pusat
Pengembangan
Bidang
Pengembangan
WPP A
Kecamatan Medan
Belawan, Medan
Marelan, Medan
Labuhan
Belawan
Pelabuhan, Industri,
Terminal,
Pergudangan,
Orientasi Pelabuhan,
Perumahan,
Konservasi.
WPP B
Kecamatan Medan
Deli
Pusat Pengembangan
Tanjung Mulia
Perumahan,
Perdagangan dan
Perkebunan
38
WPP C
Kecamatan Medan
Timur, Medan
Perjuangan, Medan
Area, Medan Denai,
Medan Tembung,
Medan Amplas.
Tanjung Mulia
Perumahan,
Perdagangan, dan
Perkebunan.
WPP D
Kecamatan Medan
Barat, Medan
Maimoon, Medan
Polonia, Medan Kota,
Medan Johor.
Di Inti Kota
Pusat Bisnis, pusat
pemerintahan,
Perumahan, Hutan
Kota, Pusat
Pendidikan
WPP E
Kecamatan Medan
Barat, Medan Petisah,
Medan sunggal,
Medan Helvetia,
Medan Tuntungan,
Medan Selayang
Di Si Sikambing
Perumahan,
Perkantoran,
Konsevasi, Lapangan
Golf, dan Hutan Kota.
Tabel 4 : Rencana umum ruang tata kota (RUTRK).
Kriteria pemilihan tapak adalah pengembangan yang direncanakan, ditentukan
berdasarkan acuan perencanaan sesuai dengan tujuan perencanaan, sasaran dan
perancangan yang hendak dicapai.
Adapun kriteria pemilihan tapak adalah sebagai berikut:
1. Lokasi “Medan Diskotik & Karaoke” mudah untuk dicapai dan ditempuh.
2. Memiliki wilayah pelayanan.
3. Lokasi yang strategis sehingga dapat saling menunjang dengan fungsi-fungsi dan
kegiatan yang ada disekitarnya.
4. Mudah dikenali menjadi salah satu identitas kota Medan yang memiliki wilayah
tersendiri.
5. Memiliki aksesbilitas yang tinggi dan terjangkau oleh sarana transportasi kota dan
maupun di luar kota.
39
III.6. Pemilihan Lokasi Tapak
III.6.1. Alternatif Pemilihan Lokasi Tapak
Bila ditinjau dari ciri-ciri suatu bangunan “Medan Diskotik & Karaoke”
yang baik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya maka ada beberapa lokasi yang tepat
dijadikan sebagai lokasi “Medan Diskotik & Karaoke” dengan beberapa
pertimbangan :
C. Lokasi tapak di jalan Nibung Raya, Kecamatan Medan Petisah. Keadaan daerah
perencanaan lokasi “Medan Diskotik & Karaoke”, antara lain :
Kedekatan lokasi dengan pusat kota yang sangat membantu dalam pencapaian
ke lokasi “Medan Diskotik & Karaoke”
Lokasi tidak terlalu ramai sehingga kemungkinan terjadi kemacetan lalu lintas
di sekitar tapak sangat kecil pada malam hari.
Berada di kawasan pemukiman yang tenang dan sehat karena tidak merupakan
lingkungan industri yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
A.Lokasi bangunan “Medan Diskotik & Karaoke”:
Tapak berada di sudut Jalan antara : Jalan Nibung Raya
Kecamatan : Medan Petisah
Kelurahan : Medan Kota
Kota madya : Medan.
Lingkungan dan Batas tapak :
Utara : Berbatasan dengan Jalan Kota Baru III
Timur : Berbatasan dengan Jalan Rotan
Selatan : Berbatasan dengan Rumah penduduk
Barat : Berbatasan dengan jalan Nibung Raya
Luas tapak Perencanaan : 1.79 Ha.
40
Peta 1 : Peta site Alternatif Pertama
B. Lokasi di jalan Kapt. Maulana lubis, di samping bangunan kantor Walikota
sekarang. Keadaan daerah perencanaan lokasi “Medan Diskotik & Karaoke”,
antara lain:
Lokasi berada di pusat kota yang sangat menunjang dalam pencapaian ke
“Medan Diskotik & Karaoke”.
Lokasi berdekatan dengan : kawasan pemerintahan, yakni kantor DPRD,
Kantor Walikota, Pengadilan dan Lapangan Benteng ; Kota kesawan, yaitu
kota kenangan akan kejayaan masa lampau yang sedang dalam tahapan
pelestarian.
Lokasi juga berdekatan dengan fasilitas umum perkotaan sepertinya yang
halnya perkantoran, kantor pos, stasiun kereta api, perbankan, hotel, rumah
sakit dan juga pusat perbelanjaan.
Site perencanaan berpotensi karena dengan adanya “Medan Diskotik &
Karaoke” yang berada pada titik ini, maka dapat menambah masukan kota
Medan mengenai suatu “landmark”yang baru.
41
Lokasi merupakan tempat yang sering dilewati oleh masyarakat sehingga
kemungkinan dikenalnya “Medan Diskotik & Karaoke” yang mana
juga diharapkan dapat memberikan suatu angin segar bagi dunia “Hiburan
Malam” kota Medan.
Potensi site yang lain : keberadaan Sungai Deli merupakan salah satu
pendukung view dan juga pertemuan dua sungai di kota Medan yakni Sungai
Deli dan Sungai Babura pada bagian belakang site merupakan suatu
penunjang yang berpotensi.
Peta 2 : Peta site Alternatif Kedua
c. Lokasi bangunan “Medan Diskotik & Karaoke”:
Tapak berada di sudut Jalan antara : Jalan Balai kota.
Kecamatan : Tembakau Deli.
Kelurahan : Medan Kota
Kota madya : Medan.
Lingkungan dan Batas tapak :
Utara : Berbatasan dengan Kantor Harian Analisa.
Timur : Berbatasan dengan Kantor Pos.
42
Selatan : Berbatasan dengan Jl. Raden Saleh.
Barat : Berbatasan dengan Sungai Deli.
Luas tapak Perencanaan : 1.5 Ha.
Peta 3 : Peta site alternatif ke tiga
43
IV.1 Analisa Pengguna “Medan Diskotik & Karaoke”.
Yang dimaksud pengguna adalah pihak- pihak yang terlibat baik langsung maupun
tidak langsung dengan gedung “Medan Diskotik & Karaoke” yang terdiri
dari:
Pengunjung.
Pengelola.
Pemilik.
Berdasarkan tingkat ekonomi, pengunjung ditekankan pada tingkat golongan
menengah keatas dengan pertimbangan perencanaan area komersil & pola
kehidupan para profesional yang aktif dengan ditentukan suasana yang nyaman dan
santai, serta kegiatan hiburan ini juga ditunjukkan bagi golongan usia remaja dan
dewasa.
Frekwensi kegiatan pengunjung berbeda-beda sesuai dengan waktu luangnya
dengan demikian status sosial pengunjung dapat dibagi menjadi:
Pekerja Istirahat
Persiapan
Rutinitas
Waktu luang
Remaja
Dari aktivitas setiap jenis pengunjung di atas, kita ketahui waktu luang yang
mungkin dimanfaatkan untuk berekreasi, sehingga diperoleh waktu berkunjung/buka
“Medan Diskotik & Karaoke” yang efektif antara pukul 09.00-04.00. Tetapi
karena tuntutan yang menekankan pada “Medan Diskotik & Karaoke” komersil
maka “Medan Diskotik & Karaoke” komersil yang direncanakan dapat berfungsi
44
selama 24 jam melalui penyediaan fasilitas- fasilitas yang sesuai dengan aktifitas malam
hari seperti : Diskotik, Karaoke, Café, Bar, dan Pub.
Fasilitas Kegiatan Waktu
Diskotik Disko 20.00 - 04.00
Karaoke Nyanyi 14.00 -04.00
Pub Pertunjukan 09.00-00.00
Bar Minum 09.00-00.00
Café Makan/ Minum 09.00-00.00
Tabel 5 : Jam operasi fasilitas
Karakteristik pengunjung dapat dibagi atas pengunjung umum & pengunjung khusus.
Kelompok Karakteristik
pengunjung
Motivasi
pengunjung
Fluktuasi
pengunjung
Umum Individu
Dewasa
tua
Rekreasi
Setiap hari
Khusus
Club
Anggota Entainer
Wisatawan
Domestic asing
Rekreasi manggung
Rekreasi souvenir
Setiap hari khusus
Khusus
khusus
Tabel 6 : Karakteristik Pengunjung
45
Analisa perilaku pengunjung, mencakup antara lain :
Individu
Tujuan utama adalah berekreasi sekaligus bersosialisasi yang
dilakukan secara individu ataupun berkelompok ( terutama remaja ).
Diagram 2 : individu
Club
Tujuan utama adalah penghibur ( manggung ).
Diagram 3 : Club
Wisatawan
Tujuan utama adalah berekreasi sambil mencari souvenir.
Datang(kendaraan pribadi)
Datang(pejalan kaki)
Interaksi
Pulang
Tempat parkirDisko
Makan/Minum
Santai
Bernyanyi
Datang(kendaraan pribadi)
Parkir
Pulang
Disko
Makan/Minum
Manggunginteraksi
46
Diagram 4 : Wisatawan
Sistem Pengelolaan
Pemilik modal ( investor Swasta ) bekerjasama dengan pengelola dalam
menyediakan fasilitas pusat hiburan malam, dimana investor swasta ( baik peorangan
maupun kelompok ) yang menyediakan lahan sekaligus bangunan sebagai pemilik
“Medan Diskotik & Karaoke”
Diagram 5 : Sistem Pengelola
Arahan
System pengelolaan yang baik dengan metoda konstruksi manajemen atau Fast
Track akan mempercepat Proses pembangunan dan pengembalian modal.
Datang( kendaraan umum )
Dan( Pejalan kaki )
Parkir
Interaksi
Pulang
Disko
Makan/ minum
Bernyanyi
Pemilik Bangunan
Pengelola Pengelola PengelolaPengelola Pengelola
Diskotik Karaoke Bar CafePub
47
IV.1.1 Perkotaan dan Lingkungan.
Untuk menjamin keberhasilan pengembangan “Medan Diskotik &
Karaoke” di kawasan Petisah, perlu dicari kecenderungan pengaruh lingkungan sekitar,
aktivitas dan karakter terhadap jenis kegiatan yang direncanakan.
Peta 4 : Lokasi Site Perkotaan dan lingkungan sekitar Tapak
48
IV.2 Analisa Tapak
IV.2.1 . Analisa Lingkungan Sekitar Tapak.
Tapak berada pada daerah perumahan ruko penduduk yanga menghadap ke jalan
Nibung Raya, dengan lalu lintas jalan dua arah dan juga tidak terlalu padat pada malam
hari. Tapak yang didominasi sebagian rumah satu lantai dan kantor polisi serta berada
pada sudut jalan.
Peta 5 : Peta lokasi site di jalan Nibung Raya.
Foto 3 : Foto lokasi site di jalan Kota Baru III.
49
Foto 4 : Foto lokasi site di sudut jalan Kota Baru III.
Foto 5 : Foto lokasi site di jalan Nibung Raya.
50
IV.2.2 . Analisa Ukuran dan Tata Wilayah Tapak.
Tapak yang luasnya ±1,79 Ha, dengan ukuran 150 x 150 m, menghadap ke jalan
Nibung Raya. Dengan garis sempadan bangunan (GSB) 10 m dari sisi Jalan Nibung
Raya. Adapun Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 60%, maka lahan yang dapat
dibangun adalah :
KDB : 60% x 115m x 95 m
: 60% x 10.925 m²
: 6.555 m² : 655 m².
Peta 6 : Peta lokasi site di jalan Nibung Raya.
IV.3. Deskripsi Proyek
Lokasi bangunan “Medan Diskotik & Karaoke”:
Tapak berada di sudut Jalan antara : Jln. Nibung Raya dan Jln. Kota Baru III.
Kecamatan : Medan Kota
Kelurahan : Medan Petisah
Kota madya : Medan
Lingkungan dan Batas tapak :
Utara : Jln Kota Baru III
Timur : Jln. Rotan Baru
51
Selatan : Rumah penduduk
Barat : Jln. Nibung Raya
Luas tapak Perencanaan : ± 1.79 Ha.
IV.4. Analisa Sirkulasi, Pencapaian dan Parkir
Lokasi tapak terletak di Kecamatan Medan Petisah. Lokasi tapak menghadap ke
jalan Nibung Raya sehingga pencapaian ke lokasi melalui jl.Gatot Subroto dan
Gajahmada
Peta 7 : Pencapaian lokasi site
Pencapaian
Pencapaian ke tapak :
1. Pengunjung : -Berjalan kaki
-Berkendaraan (pribadi dan umum)
2. Barang / Service
Kriteria yang perlu diperhatikan :
- Entrance yang jelas dan mudah untuk dicapai
- Tidak menimbulkan kemacetan
52
- Orientasi pengunjung
- Memenuhi peraturan dan standar perencanaan jalan
- Jarak pencapaian dari entrance ke lokasi
Peta 8 : Analisa Tapak / Pencapaian
Sirkulasi
Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan atas:
Sirkulasi pejalan kaki (pedestrian, selasar)
Sirkulasi kendaraan (pribadi, umum)
Sirkulasi barang/service
Kriteria yang perlu diperhatikan :
Kemudahan pencapaian dan kejelasan arah
Tidak terjadi crossing antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor
Parkir
53
Kriteria yang perlu diperhatikan untuk kenyamanan pengunjung yang memanfaatkan
fasilitas parkir :
Kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan
Mudah dicapai, baik dari luar maupun dari dalam
Sirkulasi dan pencapaian yang jelas
Efisiensi lahan
Batas kelelahan pejalan kaki, maksimum 300 m
Disesuaikan dengan kelompok pemakainya (kendaraan pribadi, umum dan
barang/service)
Sistem parkir :
Parkir 30°, 45°, 60°, (23-26 m²/kendaraan)
Keuntungan:
Kendaraan lebih mudah keluar masuk
Jalan penghubung lebih kecil
Kerugian :
Membutuhkan luas yang lebih besar
54
Parkir 90°, 180° (20-22 m²/kendaraan )
Keuntungan :
Luas yang dibutuhkan lebih kecil
Kerugian :
Kendaraan lebih sulit keluar
Jalan penghubung lebih besar
Perhitungan parkir :
Diasumsikan :
Pengunjung umum :1300 orang
Karyawan : 250 orang
Total : 1550 orang
Proyeksi pengunjung dan karyawan adalah sebanyak 1550 orang.
Pemakai :
Mobil pribadi 40 % 570 jiwa.
Diasumsikan 1 unit mobil untuk 4 orang maka mobil yang ada sebanyak 130 unit.
sepeda motor 30 % 406 jiwa
Diasumsikan 1 buah sepeda motor unutk 2 orang maka sepeda motor yang ada sebanyak
260 unit.
Angkutan umum 30 % 324 jiwa.
IV.4.1. Pola Ruang Luar
55
Dasar pertimbangan pengolahan ruang luar :
Ruang luar sebagai penerima umum.
Ruang pengikat dengan bangunan.
Sebagi pembatas tapak.
Ruang tangkap visual bangunan.
Bufferterhadap polusi udara dan suara.
Elemen pembentuk ruang luar :
Elemen lunak : Tanaman, Landscape, dll.
Elemen keras : Plaza, Pedestrian, dll.
Peta 9 : Analisa pola ruang luar
1). Bangunan harus memberikan reaksi terhadap orientasinya persimpangan jln. Nibung
Raya dan Jln. Kota Baru III
56
2). Bangunan harus memberikan reaksinya terhadap lingkungan sekitar (perumahan)
IV.4.2. Analisa Orientasi
Arah orientasi tapak dipertimbangkan terhadap :
Sumbu jalan yang ada.
Keadaan iklim dan arah mata angin.
Orientasi bangunan :
Orientasi ke dalam bangunan :
Kenyamanan dan privasi.
Sesuai dengan kegiatan “Medan Diskotik & Karaoke”.
Orientasi ke luar bangunan :
Optimasi visualisasi penampilan.
Peta 10 : Analisa oirentasi bangunan keluar site
Bangunan berorientasi ke segala arah mengingat Bangunan “Medan Diskotik &
Karaoke” adalah bangunan yang bersifat Entertain maka orientasi utama bangunan
adalah menghadap ke arah persimpangan jalan yang ada di depan.
57
IV.4.3. Analisa Matahari
Matahari terbit dari sebelah timur dan terbenam di sebelah barat, maka sisi yang
menghadap ke arah barat ynag paling banyak menerima radiasi matahari pada siang hari.
Peta 11 : Analisa Orientasi Matahari
Bukaan yang ada sebaiknya menghadap kearah utara dan selatan untuk
menghindari efek silau yang ada.
Oleh sebab itu sisi bangunan yang menghadap sebelah barat perlu perhatian
khusus agar tidak menerima banyak radiasi matahari maka salah satu cara adalah dengan
menanami pepohonan(vegetasi).
IV.4.4. Analisa Kebisingan
Kebisingan yang sering terjadi adalah di persimpangan jalan Nibung Raya dan
Jalan Kota Baru III, karena aktivitas lingkungan sekitarnya. Hal ini bukanlah merupakan
masalah yang terlalu serius karena bangunan “Medan Diskotik & Karaoke” ini
merupakan bangunan yang komersil yang bagaimanapun kenyamanan pemakai tetap di
nomor satukan.
58
Peta 12 : Analisa kebisingan
IV.4.5. Analisa Penzoningan
Penentuan penzoningan dengan pertimbangan :
Fungsi dan hubungan antara kegiatan.
Pencapaiaan dan sirkulasi tapak.
Pola ruang luar yang direncanakan.
59
Peta 13 : Analisa Penzoningan
60
IV.5. Analisa Ruang
IV.5.1. Analisa Bentuk Dasar Massa Bangunan
Bentuk dasar massa bangunan dipertimbangkan terhadap:
Sifat kegiatan yang ada
Tuntutan fleksibilitas dan efisiensi ruang
Penyesuaian terhadap bentuk ruang
Bentuk dasar massa segi empat segi tiga lingkaran
Tinjauan
Kegiatan Sesuai dengan kegiatan
fungsional seperti
pertokoan, hotel, hunian
dan perkantoran.
Kurang sesuai dengan
bentuk yang menuntut
efisiensi ruang .
Sesuai dengan
kegiatan berkumpul
(sebagai pusat
orientasi).
Fleksibilitas Pengaturan ruang relatif
mudah
Relatif terbatas. Baik untuk ruang
berkumpul.
Bentuk tapak Cocok dengan bentuk
tapak
Dapat di sesuaikan
dengan bentuk tapak
Dengan melakukan
penambahan dan
pengurangan maupun
dengan penataan yang
baik dapat disesuaikan
dengan tapak.
Tabel 7 : Analisa Bentuk dasar Massa Bangunan
IV.5.2. Pengelompokan Ruang
A . Ruang Pengelola
Ruang yang didalamnya terjadi kegiatan pengelolaan terhadap masing-masing divisi
dan departemen, serta adanya fasilitas pendukung bagi karyawan seperti : lapangan
bulu tangkis dan tenis meja
B . Ruang Utama
Diskotik
Karaoke
61
C. Ruang Pendukung
Bar
Café
Pub
D. Ruang Service
Ruang AHU
Ruang Genset
IV.5.3. Analisa Kelompok Pemakai Kegiatan
KELOMPOK RUANG
RUANG KEGIATANSUB RUANG
YANG DIBUTUHKAN
R.PENGELOLA Bidang direksi -direktur (duduk,
membaca, membuat
laporan)
-sekretaris (membantu
pimpinan)
-ruang direktur
-ruang sekretaris
Bagian keuangan -manager (mengatur
keuangan)
-staff ( membantu
pimpinan)
-r. kabag
-r. karyawan
Humas -pimpinan
-staff (melayani tamu)
-r. pimpinan
-r. staff
-r. tamu/tunggu
Personalia -pimpinan dan staff
(mengatur administrasi
-r. kabag
-r. karyawan
62
dan urusan karyawan,
menerima tamu)
Ruang Master Control -mengontrol .mengontrol
letak kamera, lampu,
suara, warna dan gambar.
- perekaman hasil kontrol,
pengeditan hasil rekaman,
penggabungan 2 gambar
kedalam satu gambar
(cromacky)
-membuat program acara
setiap hari
-mengontrol hasil dari
program acara
-meredam kebisingan
-membuat gambar grafik
-mendekorasi ruang
studio
-r. master control
-r. persiapan dekorasi
-r. staff
-r. toilet
Ruang Olahraga
( fasilitas Karyawan )
-bermain bulu tangkis
-bermain tenis meja
-lapangan bulu
tangkis
-tenis meja
Ruang Istirahat
Karyawan
-beristrirahat, duduk,
bercakap-cakap,
mengganti pakaian dan
makan
-r. istrirahat
-r. ganti pakaian
- toilet
-r.makan
Pemeliharaan/
Maintenance
-melakukan pemeliharaan
audio visual, memeriksa
dan memperbaiki
-r. maintenance
Peralatan gudang -menyimpan camera,
peralatan lampu,
menyimpan rekaman-
rekaman video,
menyimpan peralatan
barang jadi, menyimpan
peratan umum dan
cadangan peralatan.
-gudang
63
R.UTAMA Diskotik -bersantai,mendengarkan
musik dan berdisko
-minum
-stage ( panggung )
-bartender
-r.duduk privat
Karaoke -bernyanyi,mendengarkan
musik
-minum
-r.umum
-KTV
-bartender
PENDUKUNG Pub -duduk menunggu, makan,
minum (tamu)
-mencata pesanan,
memotong, mencuci,
memasak,
menghias,mengantar
pesanan (pelayan)
-kantor pengelola
-kasir
-r.duduk / r.tunggu
-r.makan
-r.karyawan
-r.locker
-r.wastafel
-toilet
Bar -mendengarkan dan
menyaksikan acara live
song music
-makan dan minum
-stage
-r.duduk
-bartender
-pantry
Cafe -makan dan minum
-bersantai dan ngobrol
-meeting
-r.duduk
-bartender
-dapur kotor dan
pantry
-kasir
-r.vip/khusus
Tabel 8 : Analisa kelompok pemakai kegiatan
IV.5.4. Pola Sirkulasi Kegiatan
BAGIAN
ADMINISTRASI 64
Diagram 6 :Pola sirkulasi Bagian Administrasi
Diagram 7 :Pola sirkulasi Bagian Direksi
Diagram 8 : Pola sirkulasi Artis
IV.5.5. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan
Ada beberapa jenis sirkulasi yang mempengaruhi pergerakan manusia di dalam
maupun di luar bangunan “Medan Diskotik & Karaoke”.
Konfigurasi alur gerak menurut Francis D. K. Ching, antara lain :
Sirkulasi linear
Alur gerak yang sederhana dan mudah dikembangkan, serta dinamis.
BAGIAN DIREKSI
KARYAWAN
DATANGMEMBUAT LAPORAN KERJA TIAP DIVISI
ISTIRAHAT BEKERJA KEMBALI
PULANG
ARTIS
DATANG
CASTING LATIHAN
Medan Diskotik &
Karaoke
R. TUNGGU
ACTINGPULANG
MENGURUS ADMINISTRASI
ISTIRAHATBEKERJA KEMBALI
PULANG
DATANG
65
Disamping itu memudahkan pengaliran karena sirkulasinya menerus.
Sirkulasi radial
Alur gerak untuk mendapatkan pusat perhatian.
Sirkulasi Spiral
Alur gerak yang dapat digunakan pada daerah yang berkontur dan mempunyai
area yang relatif luas.
Sirkulasi Grid
Alur gerak yang sederhana dan pencapaiannya relatif mudah serta lebih sesuai
untuk daerah yang datar atau sedikit miring. Tetapi pola ini banyak terjadi
pertemuan-pertemuan yang sama, sehingga sulit untuk menentukan orientasi.
66
Sirkulasi Network
Alur gerak yang mempunyai pergerakan bebas dan dapat memilih beberapa arah,
serta alirannya berubah-ubah. Pola ini tidak sederhana dan kompleks sehingga
diperlukan elemen-elemen pengarah.
Sirkulasi Komposit
Gabungan dari bentuk-bentuk di atas, pola ini mempunyai pergerakan yang tidak
membosankan dan dapat langsung ke beberapa arah.Ada kemungkinan pola ini
menjadi tidak jelas dan tidak sederhana, sehingga masih diperlukan elemen-
elemen pengarah.
Tujuan dari suatu sistem sirkulasi adalah :
Bersifat kreatif, waktu bukan menjadi batasan, namun lebih mengutamakan
kenyamanan bagi pengunjung.
Bersifat lebih langsung dimana para pengunjung dapat menikmati hiburan di sini.
67
IV.5.6. Modul
Modul adalah satuan unit ukuran yang dapat dipergunakan berulang pada
koordinasi dimensi baik dengan arah horizontal maupun vertikal untuk perencanaan
bangunan.
Sistim modul dalam bangunan beraneka ragam. Jarak modul disesuaikan dengan
fungsi ruangan, dimensi serta berat beban yang membebani modul juga mempengaruhi
jarak serta besaran modul.
Agar tercapainya perencanaan bangunan yang baik, maka perencanaan teknis
menggunakan sistim koordinasi modulan.
Koordinasi didasari oleh :
a. Modul Dasar.
Merupakan suatu ukuran dasar dalam koordinasi modulan dengan symbol M,
dengan ketentuan 1 m – 10 cm = 100 mm.
Gambar 3 : Sistem Modul dasar
b. Multi Modul.
Merupakan modul yang ukurannya ditentukan berdasarkan kelipatan bilangan
bulat dari modul dasar. Dari kelipatan modul dasar tersebut dipilih beberapa multi modul
sebagai multi standard, yaitu :
- Untuk ukuran arah horizontal multi modul standard adalah 12 m, 15 m, 60 m, dll.
68
- Untuk ukuran arah vertikal, multi modul ukuran standard adalah 1 m.
Gambar 4 : Sistem multi modul
c. Sub Modul.
Merupakan pecahan yaitu: ½, ¼, 1/5 modul dasar, sub modul dipakai jika
dibutuhkan dimensi yang lebih kecil dari modul dasar, sebagai berikut :
m/2 = 50 mm atau m/4 = 25 mm atau m/5 = 20mm.
ukuran sub modul transportasi tidak boleh dipergunakan untuk jarak antara dua
bidang acuan vertikal yang modulan.
Multi modul
Sub modul
Modul dasar
Gambar 6 : Sistem sub modul
IV.5.7 Analisa Program Ruang
NoKelompok
RuangJenis Ruang
Kap/Unit (Org)
Stdr (M2)
SumberLuas (M2)
Jumlah
1 Penerima Entrance 36 4 NAD 144
709
Informasi+resepsio
nis
1 unit NAD 72
Escalator area 2 unit A 9
69
R. staff Adm 16 6 NAD 96
R. Ka. Urusan
Kepegawaian
1 unit S 36
R. Ka. Urusan
Perlengkapan
1 unit S 36
Gudang
perlengkapan
1 unit S 44
R. tunggu 1 unit S 72
R. rapat 1 unit S 200
2 K. Urusan
Keuangan
R.Kabag
keuangan
1 unit S 72 102
R. Staff keuangan 1 unit 6 NAD 30
3 Humas R. Pimpinan + R.
rapat
1 unit S 72
156
R. sekretaris 1 unit S 12
R. Arsip 1 unit S 36
Receptionist 1 unit S 36
4 Mekanikal
elektrikal
R. mesin AC 1 unit A 120
990
R.genset 1 unit 20 S 144
R. AHU 8 unit A 500
R. panel listrik 4 unit 22 S 88
R. pompa air A 30
Gudang peralatan 1 unit S 60
R. karyawan 8 2 NAD 16
Locker pria 8 2 NAD 16
Locker wanita 8 2 16
5 Kantor
pengelola
gedung
R.direktur+wkl+sekertaris 1 unit S 96
Pantry 1 unit S 48
R. arsip 1 unit S 48
R. rapat 60 3,6 NAD 216
70
708
Bag. Personalia 24 6 NAD 144
R. karyawan 24 4 NAD 96
Administrasi 15 4 NAD 60
6 Pub Dapur+gudang. Minuman 420 0,3 NAD 126
1,190
R. Saji 1 unit S 24
Bartender 1 unit S 49
Dance floor 80 3,15 NAD 316
Dining lounge 300 2 NAD 600
Stage 1 unit S 75
7 Bar Stage 1 unit S 75
167
Bartender 1 unit S 49
Gudang Minuman 1 unit A 16
R.Manager 1 unit A 15
R.Administrasi 1 unit A 12
8 Karaoke Studio 1Hongkong (M) 10 20 S 200
Studio 2 Singapore (M) 10 5 S 50
Studio 3 London (M) 10 5 S 50
Studio 4 Kuala Lumpur
(S)
8 4 S 32
Studio 5 Washington (M ) 10 5 S 50
Studio 6 Moscow (S) 8 4 S 32
Studio 7 Sydney (M) 10 5 S 50
Studio8 SanFransisco (M) 10 5 S 18
Studio 9 NewDelhi (S) 8 4 S 32
Studio 10 Cairo (S) 8 4 S 32
Studio 11 Amsterdam ( L) 14 6 S 84
Studio 12 NewYork ( J) 18 8 S 144
Studio 13 Tokyo (M) 10 5 S 50
Studio 14 Beijing (M) 10 5 S 50
Studio 15 Paris ( J) 18 8 S 144
71
Studio 16 Roma (L) 18 6 S 108
Studio 17 Manila (S) 8 4 S 32
Studio 18 Athena (S) 8 4 S 32
Studio 19 Honolulu (S) 8 4 S 32
Studio 20 Bangkok (S) 8 4 S 32
Studio 21 Melbourne (S) 8 4 S 32
Studio 22 Frankfurt (S) 8 4 S 32
Studio 23 Madrid ( S) 8 4 S 32
Studio 24 Toronto ( S) 8 4 S 32
Studio 25 Stockholm (S) 8 4 S 32
Studio 26 Istanbul (S) 8 4 S 32
Studio 27 Zurich (S) 8 4 S 32
Studio 28 Dubai (S) 8 4 S 32 1510
9 Diskotik Stage 1 unit A 220
1053
Gudang Peralatan 1 unit A 81
R.Manager dan personalia 1 unit A 130
Bartender 1 unit S 49
Dapur dan Pantry I unit S 48
R.duduk Privat 50
unit
A 525
8 Café Kantor 1 unit A 60
440
Dapur 1 unit S 48
R. saji 1 unit A 12
Dining room 100 2 NAD 200
Outdoor café 60 2 NAD 12
TOTAL KESELURUHAN 7025
Tabel 9 : Program Ruang
Keterangan: - NAD (NEUFERT ARSITEK DATA)
- S (STANDAR)
- A (ASUMSI)
72
IV.6. Teknik Bangunan
IV.6.1. Analisa Struktur Bangunan
A. Sub Struktur, yang terdiri atas :
1. Tiang Pancang.
a) Aman untuk menahan gaya vertikal dan horizontal.
b) Dipakai pada lapisan tanah yang kerasnya jauh dari permukaan tanah.
c) Sesuai untuk tegangan tanah rendah dan kedalaman tanah keras melebihi
8-12 m di bawah tanah.
d) Pengerjaannya mudah, tidak memerlukan tenaga ahli.
e) Kelemahan penggunaan sistim ini pada waktu pengerjaan dimana sekeliling
ikut bergetar dan akan menimbulkan suara.
2. Pondasi Sumuran.
a) Sesuai untuk tanah yang bertekanan rendah dan pada kedalaman tanah keras
b) yang terletak 4-8 m dari muka tanah.
c) Biasanya digunakan pada jenis tanah lunak.
d) Perluasan digunakan pada jenis tanah lunak.
e) Cukup ekonomis untuk bangunan yang bertingkat rendah.
B. Upper Struktur, yang terdiri atas:
1. Struktur Rangka Batang.
a) Fleksibilitas ruang tinggi, pengembangan mudah.
b) Bertangga relatif besar, 14-22 m.
c) Kuat pada arah horizontal.
2. Dinding Pemikul Beban.
a) Tidak perlu kolom.
b) Pengerjaan cepat.
c) Fleksibilitas ruang kurang memerlukan keahlian khusus.
Bahan Bangunan
Pemilihan bangunan disesuaikan dengan fungsi, kesan yang dihasilkan untuk
dapat menampilkan karakter bangunan.
73
Pemilihan bahan juga perlu memperhatikan kendala yang terjadi di kemudian
hari, dan kemudahan didapat jika terjadi kerusakan yang parah. Bahan bangunan harus
benar-benar diperhatikan. Karena bangunan “Medan Diskotik & Karaoke” harus
tahan terhadap getaran yang berasal dari sound system, beban hidup maupun beban mati
sehingga kemungkinan bahan bangunan cepat rusak dalam waktu yang singkat. Bahan-
bahan bangunan yang dipertimbangkan untuk bangunan “Medan Diskotik &
Karaoke” adalah sebagai berikut :
1.Pasir.
a. Butiran bersifat tajam, keras, dan kekal oleh pengaruh sinar matahari.
b. Berukuran kira-kira 0,074 mm.
2. Kerikil.
a. Pecahan dari batu-batuan dengan kira-kira 4,76 mm.
b. Bersifat keras.
3. Beton.
a. Campuran antara semen,air, dan agregat mineral.
b. Kuat terhadap gaya tekan.
c. Keras, kaku, dan kokoh.
4. Semen.
a. Dipakai untuk eksterior maupun interior, diberi warna dengan cat.
b. Mudah dalam pemerataan dan mudah dibentuk.
c. Banyak digunakan pada bangunan yang penuh dengan pemakaian relief.
5. Batu bata.
a. Fleksibel terutama pada detail, untuk struktur bangunan tinggi.
b. Praktis.
c. Banyak digunakan pada bangunan monumental dan bangunan komersial.
6. Kayu.
a. Kuat terhadap tarikan dan tidak kuat terhadap tekanan.
b. Tidak tahan terhadap zat kimia.
c. Mudah terbakar.
d. Banyak digunakan pada perabotan rumah.
74
7. Baja.
a. Kuat menahan gaya tarik.
b. Kokoh, keras, kasar.
c. Banyak digunakan pada bangunan bentang lebar.
8. Metal.
a. Fleksibel.
b. Ringan dan dingin.
c. Banyak digunakan pada bangunan konvensional.
9. Kaca.
a. Transparan.
b. Ringan, dinamis, dan dingin.
c. Banyak digunakan pada bangunan perkantoran ataupun bank.
10. Keramik.
a. Ringan, bersih, dan dingin.
b. Beraneka ragam corak dan kualitas.
c. Banyak digunakan pada lantai interior ruangan bangunan.
IV.6.2. Analisa Sarana Sirkulasi Vertikal
Keterangan Alat Transportasi
Tangga Eskalator Lift
Daya angkut Relatif kecil Relatif sedang Relatif besar
Waktu tunggu Tdk menunggu Tdk menunggu Harus menunggu
Pemakai ruang Besar Besar Kecil
Hub. Antar lantai Terasa Terasa Tidak terasa
Penampilan Dapat diolah Bentuk terbatas Dapat diolah
Apabila aliran
listrik putus Dpt digunakan Dpt digunakan Tdk dpt di gunakan
Ketinggian lantai Efektif 4-5 lantai Efektif 6-8 lantai Tidak terbatas
Pertimbangan -Dipakai pd keadaan Kurang ekonomis di Efektif untuk melayani
Darurat tinjau dari luasan bangunan yg berlantai
-Dipakai bila lift mati daerah pelayanan banyak
-Dipakai sbg penghub.
75
area servis.
Perletakan Dipertimbangkan terhadap :
Sistem sirkulasi yang berkesinambungan, kemudahan kegiatan, pemerataan
Jangkauan pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku(+25m), dan
Pelayanan bagi orang cacat.
Tabel 10 : Sarana sirkulasi vertikal
IV.7. Analisa Sistim Utilitas
IV.7.1. Analisa Pencahayaan
Ada 3 cara memamfaatkan sinar matahari, sebagai sumber daya alam
pencahayaan bagi bangunan :
1. Sinar matahari, kita harus mengusahakannya agar mendapatkan terangnya, tetapi
sekaligus juga menolak atau mengurangi panasnya.
2. Oleh sebab itu, sejauh mungkin kita harus bukan mendapatkan cahaya langsung,
tetapi cahaya pantulan atau cahaya bias.
3. Untuk mendapatkan cahaya pantulan maupun cahaya bias kita harus meletakkan
lubang cahaya pada daerah bayang-bayang.
Berikut tabel angka pantul dari bidang tanah :
No. Jenis benda pantul Pantulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Rumput
Pepohonan
Tanah
Beton
Marmer putih
Bata merah
Aspal
Permukaan dicat putih baru
Permukaan dicat lama
6%
25%
7%
55%
45%
30%
7%
75%
55%
Tabel 11 : Tabel angka pantul dari bidang tanah
76
Pemecahan masalah pencahayaan bagi bangunan pada dewasa ini pada umumnya
dilakukan dengan dua cara, antara lain :
1. Cara alami, dengan memanfaatkan sinar matahari ( Day Light ).
2. Cara mekanis, dengan pemanfaatan energi listrik ( Artificial light ).
Kedua cara tersebut tentunya harus diterapkan secara tepat guna, artinya cara
manapun yang diterapkan, sebaiknya berdasarkan kebutuhan yang dituntut oleh
berlangsungnya fungsi yang bersangkutan.
a. Sumber Pencahayaan Alami ( Day Light )
Merupakan cahaya matahari sebagai sumber penerangan pada bangunan, sumber-
sumber pencahayaan alami dari matahari antara lain cahaya yang dipantulkan dan
cahaya langsung. Cahaya langsung berasal dari cahaya matahari langsung tanpa
mendapat halangan dari komponen bangunan, misalnya : cantilevel, jendela,
sirap, dan lain lain. Cahaya pantul berasal dari refleksi benda yang berada diluar
bangunan maupun elemen-elemen dari bangunan yang masuk melalui bukaan
jendela.
Gambar 6 : Sumber Pencahayaan Alami
Cahaya matahari langsung masuk kedalam bidang permukaan jendela akan
merambatkan panas kedalam ruangan sebesar 80%-90% yang dapat menyebabkan
ruangan yang panas. Sistim ini diterapkan pada bangunan yang menghendaki
pencahayaan maksimum.
77
Dengan menggunakan bahan-bahan tertentu dan juga sistem permainan pada
bukaan dinding dapat mengurangi cahaya matahari langsung masuk kedalam
ruangan yang dapat mengurangi panas pada ruangan.
b. Sumber Pencahayaan Buatan ( Artificial Light ).
Sumber pencahayaan buatan yaitu penerangan dengan menggunakan lampu di
dalam ruangan, hal tersebut dilakukan karena pencahayaan didalam ruangan yang
kurang.Yang harus diperhatikan dalam penggunaan sumber cahaya buatan adalah:
1. Jenis dan sifat ruang.
2. Efek silau.
3. Kuat penerangan.
4. Penempatan bola lampu.
5. Warna cahaya.
6. Sifat distribusi cahaya.
IV.7.2. Analisa Pengkondisian Udara
Pengertian pengkondisian udara pada bangunan adalah untuk pertukaran udara
dalam ruang dengan cara memasukkan udara segar dari luar dan mengganti udara kotor
di dalam ruangan, dengan memperhatikan faktor kelembaban dan temperatur.
Faktor yang perlu dipertimbangkan pada masalah pengudaraan , antara lain :
1. Besarnya tiupan angin diluar bangunan.
2. Sirkulasi dalam ruang pada bangunan besar sangat terbatas untuk mencapai ruang
tengah bangunan yang mungkin saja faktor dengan pengadaan skylight relatif
kecil.
3. Tingkat kenyamanan kerja manusia.
4. Energi operasi serta sistim pengudaraan buatan AC di pakai dalam keadaan
darurat.
5. Biaya peralatan dan perawatannya.
Jenis pengkondisian udara ada 2 jenis, yaitu :
1. Pengkondisian udara alami.
78
Pengkondisian udara alami biasanya menggunakan udara yang ada pada alam,
kadang-kadang dibantu dengan kipas angin.
Kriteria perencanaan unuk mendapatkan udara yang ideal adalah sebagai berikut :
a. Nyaman untuk orang Indonesia adalah :
Suhu ideal rata-rata 23-24 ºC.
Kelembaban 40-60%.
Kecepatan angin 0,1-3,5 m/detik.
b. Kebutuhan laju udara segar
c. Hemat energi
d. Tuntutan ruang
2. Pengkondisian udara buatan. ( Air Conditioning )
Pada ruang-ruang yang menggunakan pengudaraan buatan, dapat dilakukan
penghematan dengan :
a. Volume ruang tidak terlalu besar.
b. Dinding yang berhadapan langsung dengan ruang luar tidak dibuat bidang
kaca yang besar sehingga menyebabkan radiasi matahari yang besar.
c. Pemilihan warna yang cerah dan menghindari penggunaan warna yang gelap,
yang menyerap panas.
d. Penggunaan IBS yang dapat mensensor kegiatan pemakai dan kebutuhan
ruang sehingga dapat hidup danmati secara otomatis, yang akhirnya dapat
menghemat energi.
IV.7.3. Analisa Sistem Pembuangan Sampah
Dalam bangunan :
Diagram 9 : Sistem pembuangan sampah dalam ruangan
Diluar bangunan :
Sampah Shaft sampah
Lantai dasar
Kereta sampah
Dinas kebersihan
79
Diagram 10 : Sistem pembuangan sampah di luar bangunan
IV.7.4. Analisa Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi pada “Medan Diskotik & Karaoke” di lengkapi alat-alat,
antara lain :
1. Sound dan Public address system, pengeras suara yang terletak pada ruangan
umum seperti di area Diskotik.
2. Intercom system untuk komunikasi dalam bangunan dan pada luar bangunan di
pakai sistem PABX ( Private Automatic Branch Exchange ).
3. Telex dan Fax untuk menerima berita tertulis, pada kantor pengelola dan
administrasi.
IV.7.5. Analisa Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada “Medan Diskotik &
Karaoke” harus dipertimbangkan kelebihan ataupun kerugian pemakaiannya, antara
lain :
Alternatif sistem penangkal petir :
Bak sampah pusat bak sampah Dinas Kebersihan
80
Tabel 12 : Sistem penangkal petir
IV.7.6. Analisa Keamanan
Pencegahan terhadap pencurian/pengrusakan dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
Sistem pengintai jarak jauh.
Sistem ini menggunakan kamera pengintai yang diletakkan di tempat-tempat
strategis dan petugas hanya memantau dari layar monitor yang sudah tersedia di
ruangan khusus.
Sistem pendeteksi dengan alarm.
Sistem ini hanya digunakan pada bahaya kebakaran dan juga terjadi kejahatan di
dalam bangunan.
Sistem penjagaan petugas.
Sistem ini menggunakan sumber daya manusia sebagai keamanan. Di dalam
“Medan Diskotik & Karaoke” memilki petugas keamanan yang biasa
memiliki pos-pos penjagaan yang sudah direncanakan agar mudah dalam
komunikasi dan penanggulangan keamanan.
81
Pencegahan terhadap bahaya kebakaran, antara lain :
a. Pencegahan aktif.
Fire hydrant
Maksimum jangkauan dari fire hydrant adalah 30 m dan luas pelayanan 800 m².
Biasanya ditempatkan pada daerah yang mudah dicapai dan terletak di tempat
yang strategis.
Pylar hydrant
Maksimum jangkauan 100 m. Diletakkan di halaman agar mudah dijangkau oleh
mobil pemadam kebakaran. Dan biasanya disediakan oleh perusahaan pemadam
kebakaran.
Kimia portable
Maksimum jangkauan 25 m dan luas pelayanan 200m². Letak dari kimia portable
berada di daerah dapur atau daerah yang dianggap mudah terjadi percikan api.
Head detector unit
Luas pelayanan 75 m. HDU sering dihubungkan dengan alarm untuk mendeteksi
sendiri bila terjadi kebakaran atau asap. Jadi disarankan didalam ruangan tidak
menghidupi rokok.
Splinker
Jarak maksimum 6-9 m dan luas pelayanan 25 m². Biasanya diletakan di atas
plafon. Dan bekerja apabila terjadi kebakaran atau panas ruangan mencapai ( 135-
160 F ).
b. Pencegahan pasif
Tangga kebakaran
Tangga kebakaran memiliki ruang tersendiri dan pintu khusus yang tahan
terhadap api. Jarak minimum antar pencapaian adalah 25-30 m. Lebar tangga
kebakaran harus memiliki cerobong asap. Hal ini dimaksudkan agar orang yang
berada di dalam tangga kebakaran tidak terhirup asap.
Pintu keluar
Lebar pintu minimum 0,9 arah bukaan pintu harus ke arah luar.
IV.7.7. Analisa Instalasi Listrik
82
Sumber listrik berasal dari PLN ditambah dengan Genset sebagai cadangan.
Genset disimpan pada tempat yang tidak mengganggu aktifitas bangunan akibat
kebisingan dibantu dengan alat peredam suara.
Diagram 11 : Sistem suplay Tenaga Listrik dari PLN
Diagram 12 : Sistem Suplay Tenaga Listrik dari Genset
IV.7.8. Analisa Instalasi Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, ditambah sumur pompa untuk persediaan
bagi kebutuhan reservoir kebakaran maupun lainnya.
Air bersih dapat berupa air minum, dan untuk buangan. Didalam penyediaan air
bersih memiliki beberapa sistem. Adapun sitem itu adalah sebagai berikut :
Sistem sambungan langsung
PLN Bangunan
Sekering box
Sekring box
RUANGAN
Genset
Panel utama
RUANGAN
Panel cabang
Bangunan Travo
83
Sistem ini merupakan sambungan langsung antara pipa distribusi dengan pipa
utama
Gambar 7 : Sistem sambungan langsung
Sistem tangki atap
Dalam sistem ini, air di tampung terlebih dahulu dalam tangki bawah, kemudian
dipompakan ke atas yang biasanya berada di atas atap dan air tersebut di
distribusikan ke bawah.
Gambar 8 : Sistem tangki atap
Sistem tangki tekan
84
Prinsip kerjanya adalah yang telah ditampung di tangki bawah, dipompakan
kedalam suatu bejana tertutup sehingga udara yang ada di dalamnya terkompresi.
Air ini kemudian didistribusikan ke bangunan.
Gambar 9 : Sistem tangki tekan
IV.7.9. Analisa Instalasi Air kotor
Air buangan memiliki 3 sistem :
1. Air kotor ( kloset, bidet, peturasan )
Adalah sistem pembuangan, melalui air kotor dari kloset, peturasan dan lain-lain
dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan keluar.
2. Air bekas ( bath tub, bak cuci tangan, bak dapur dan lainnya )
Adalah sistem pembuangan dari air bekas dalam gedung dikumpulkan dan
dialirkan keluar.
3. Air hujan ( halaman atap )
Sistem ini hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan
dialirkan ke luar.
Air kotor dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Air kotor cair ( Grey water & Strom water )
Air kotor padat ( Black water )
Skematik pembuangan air kotor cair dan padat :
Air kotor cair ( Grey water & Strom water)
85
Diagram 13: Skematik pembuangan air kotor cair ( Grey water & Strom water )
Air kotor padat ( Black water )
Diagram 14 : Skematik pembuangan air kotor padat ( Black water )
Kotoran Padat
Tangki Perembesan
Proses Chlorinasi
DapurAir wastafelAtap
Bak kontrol
Riol kota
Tempat parkir
Judul
Air hujan
86
V.1. Konsep Tapak
V. 1.1. Konsep Lingkungan Sekitar Tapak.
Peta 14 : Lingkungan sekitar tapak
Foto 6 : Foto lokasi site di jalan Kota Baru III.
87
Foto 7 : Foto lokasi site di sudut jalan Kota Baru III.
Foto 8 : Foto lokasi site di jln. Nibung Raya
Foto7 : Foto lokasi site di jalan Nibung Raya.
88
V.1.2 . Konsep Sirkulasi, Pencapaian dan Parkir
Lokasi tapak terletak di Kecamatan Medan Petisah. Lokasi tapak menghadap ke
jalan Nibung Raya sehingga pencapaian ke lokasi melalui jl.Gatot Subroto dan
Gajahmada
Peta 15 : Konsep sirkulasi, dan parkir.
Sirkulasi
Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan atas:
Sirkulasi kendaraan baik pribadi atau umum
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi sepeda motor
Sirkulasi barang/service
Kriteria yang perlu diperhatikan :
Kemudahan pencapaian ke tujuan
Tidak terjadi crossing sehingga membutuhkan kejelasan arah
89
Parkir
Adapun sistem parkir yang digunakan/yang diterapkan pada area “Medan
Diskotik & Karaoke” terdiri dari beberapa model setelah dianalisa dan dari
pertimbangan sebagai berikut:
Kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan
Mudah dicapai, baik dari luar maupun dari dalam
Sirkulasi dan pencapaian yang jelas
Efisiensi lahan
Batas kelelahan pejalan kaki, maksimum 300 m
Disesuaikan dengan kelompok pemakainya (kendaraan pribadi, umum dan
barang/service)
Sistem parkir :
Parkir 45° (23-26 m²/kendaraan)
Parkir 90° (20-22 m²/kendaraan )
Kesimpulan:
90
Sistem parkir 45º dan 90º yang digunakan pada area parkir “Medan Diskotik &
Karaoke”
Peta 16 : Konsep Pencapaian.
Pencapaian
Pencapaian ke tapak :
1. Pengunjung : -Berjalan kaki.
-Berkendaraan pribadi ( mobil dan sepeda motor ) maupun umum
2. Barang / Service
Kriteria yang perlu diperhatikan :
- Entrance yang jelas dan mudah untuk dicapai
- Tidak menimbulkan kemacetan
- Orientasi pengunjung
- Memenuhi peraturan dan standar perencanaan jalan
- Jarak pencapaian dari entrance ke lokasi
V. 2. Konsep Pola Ruang Luar / Entrance.
91
Dasar pertimbangan pengolahan ruang luar :
Ruang luar sebagai penerima umum.
Ruang pengikat dengan bangunan.
Sebagai pembatas tapak.
Ruang tangkap visual bangunan.
Buffer terhadap polusi udara dan suara.
Elemen pembentuk ruang luar :
Elemen lunak : Tanaman, Landscape, dll.
Elemen keras : Plaza, Pedestrian, dll.
Untuk pemecahan terhadap suhu termal yang ada di Medan dan setelah
menganalisa lokasi site yang akan direncanakan maka pada pada sisi bagian luar
bangunan ditanami berbagai jenis pohon yang antara lain sebagai pohon peneduh, pohon
pelindung dan juga tidak lupa juga sebagai penghias (dipandang dari segi Fasade
Bangunan).
Untuk akses main entrance yang direncanakan melalui jalan Nibung Raya,
Sedangkan side entrance melalui jalan Rotan Baru.
Peta 17 : Konsep Pola Ruang Luar / Entrance (in / out).
92
V.3. Konsep Bentuk Dasar Massa Bangunan
Bentuk dasar massa bangunan di pertimbangkan terhadap:
Sifat kegiatan yang ada
Tuntutan fleksibilitas dan efisiensi ruang
Penyesuaian terhadap bentuk ruang
Bentuk bangunan yang akan saya rencanakan adalah terdiri dari gabungan dua
bentuk dasar bangunan yaitu Persegi dan Segitiga
Peta 18 : Konsep Bentuk dasar Massa Bangunan
Bentuk Persegi
Sesuai dengan kegiatan fungsional seperti pertokoan, hotel, hunian dan
perkantoran.
93
Bentuk Segitiga
Kurang sesuai dengan bentuk yang menuntut efisiensi ruang .
Dari bentuk site yang akan direncanakan maka terpilihlah dua bentuk massa yaitu
persegi dan segitiga yang digabungkan.
94
V.4. Konsep Massa Bangunan
V.5. Konsep Pengelompokan Ruang
Adapun ruang yang direncanakan pada bangunan “Medan Diskotik &
Karaoke” nantinya adalah sebagai berikut :
A . Ruang Pengelola
Ruang yang berfungsi sebagai tempat terjadinya kegiatan pengelolaan gedung dan
masing-masing devisi.Selain itu juga terdapat kegiatan olahraga yang disediakan
untuk karyawan.
B . Ruang Utama
Diskotik ( HERMES DISKOTIK )
Karaoke ( ZEUS KARAOKE )
C . Ruang Pendukung
Bar ( CLEOPATRA BAR )
Café ( CHING’S CAFÉ )
Pub ( FIRA’UN PUB )
D . Ruang Service
95
Ruang AHU
Ruang Genset
Program Ruang “Medan Diskotik dan Karaoke “ :
Pengelola R.Direktur 7×5=35m²
R.Meeting 5×5=25m²
Bag.Humas & Staff
Keuangan
12×4=48m²
R.Manager & Sekretaris 7×4=28m"
R.Tamu 4×8=32m²
Dapur & R. Makan
Karyawan
8×4=32m²
R.Master Control 4×3=12m²
R.Security 2,5×3=7,5m²
Toilet Pria 4×5=20m²×2=40m²
Toilet Wanita 4×5=20m²×2=40m²
R.Badminton 20×15=300m²
R.Tenis Meja 10×14=140m²
Pub Ruang santai 30×25=750m²
R.Peralatan 12×12=144m²
Stage Live Song 25×8=200m²
Bartender 3,5×14=49m²
Kasir 2×2,5=5m²
Toilet Pria 5×6=30m²×2=60m²
Toilet Wanita 5×6=30m²×2=60m²
Ruang Ganti 12×6=72m²
R.Panel Listrik 5×6=30m²
R.Janitor 3,5×4=14m²
R.Manager 7×5=35m²
R.Meeting 5,5×5=22,5m²
96
R.ADM 5×5=25m²
R.Personalia 6×5=30m²
Dapur Kotor 9×5=45m²
Pantry 6×5=30m²
Chiller 5×5=25m²
Gudang Minuman 5×6=30m²
Cafe Ruang santai 20×30=600m²
Stage 12×6=72m²
R.Manager 4,5×4=22m²
R.Meeting 4,5×2,5=11,25m²
R.ADM 4,5×2=9m²
Toilet Pria 2,5×4=10m²×2=20m²
Toilet Wanita 2,5×4=10m²×2=20m²
Dapur Kotor 5×3=15m²
Pantry 3×3=9m²
Chiller 2×3=6m²
Bartender 4×3=12m²
R.VIP 5×4=20m²×3=60m²
Bar R.Santai 20×20=400m²
Bartender 10×4=40m²
Kasir 1,5×2=3m²
R.Manager 5×3=15m²
R.ADM & Personalia 5×3=15m²
Toilet Pria 4×3=12m²
Toilet wanita 4×3=12m²
Dapur Kotor 3×2=6m²
Pantry 2×2=4m²
Chiller 2×1,5=3m²
Gudang minuman 2×1,5=3m²
Locker Karyawan 1,5×2=3m²
97
Karaoke VVIP Room 12×12=144m²×2=288m²
VIP Room 8×8=64m²×10=640m²
KTV Sedang 6×8=48m²×11=528m²
KTV Standard 4×8=32m²×8=256m²
R.Umum Karaoke 24×9=216m²
R.Master Control 5,5×5=27,5m²
Gudang 5×8=40m²
R.Tunggu 10×7=70m²
Receptionist 8×8=64m²
Bartender 5×3=15m²×2=30m²
Dapur Kotor 3×5=15m²×2=30m²
Pantry 2,5×5=12,5m²×2=25m²
Gudang Minuman 2×5=10m²×2=20m²
Toilet Pria 5×3=15m²×2=30m²
Toilet Wanita 5×3=15m²×2=30m²
R.Janitor 2×2,5=5m²
Diskotik Area Duduk Umum 20×35=700m²
Area Duduk Privat 2,5×3,5=8,75m²×48=420m²
Stage 13×22=286m²
Ruang DJ 12×2=24m²
R.AHU 8×7=56m²
R.Manager 5×5=25m²
R.Meeting 4×5=20m²
R.ADM & Personalia 5×5=25m²
Gudang Peralatan 8,5×9=76,5m²
R.Master Control 5×11=55m²
Bartender & Kasir 6,5×15=97,5m²
Dapur Kotor 10×6=60m²×2=120m²
Pantry 5×4=20m²×2=40m²
Gudang Minuman 6×4=24m²
98
Locker Karyawan 8×5=40m²
Toilet Pria 5×5=25m"×2=50m²
Toilet Wanita 5×5=25m²×2=50m²
Jumlah Keseluruhan
Sirkulasi 25 %
8146.75m²
2036.7 m²
TOTAL 10183.45 m²
Tabel 13 : Program Ruang
99
V.6. Konsep Kelompok Pemakai Kegiatan
Adapun pengguna ataupun pemakai fasilitas bangunan “Medan Diskotik &
Karaoke” ini adalah:
Pengelola “Medan Diskotik & Karaoke”
Pengunjung :
- Remaja ( 17-30)
- Dewasa (30-50)
V.7. Konsep Pola Sirkulasi Kegiatan
Diagram 15 :Pola sirkulasi Bagian Administrasi
MENGURUS ADMINISTRASI
ISTIRAHATBEKERJA KEMBALI
PULANG
BAGIAN
ADMINISTRASI
DATANG
100
Diagram 16 :Pola sirkulasi Bagian direksi
Diagram 17 :Pola sirkulasi Artis
V.7.1. Konsep Sirkulasi dalam Bangunan
Ada beberapa jenis sirkulasi yang mempengaruhi pergerakan manusia didalam
maupun diluar bangunan “Medan Diskotik & Karaoke”. Adapun pola sirkulasi
yang digunakan di dalam ruangan/ gedung digunakan pola sirkulasi Linier yaitu suatu
alur gerak yang sederhana dan mudah dikembangkan, serta dinamis.Disamping itu
memudahkan pengaliran karena sirkulasinya menerus.
BAGIAN DIREKSI
KARYAWAN
DATANG MENGELOLA KANTOR DAN GEDUNG -
ISTIRAHAT BEKERJA KEMBALI
PULANG
ARTIS
DATANG
CASTING LATIHAN
RIAS R. TUNGGU
ACTINGPULANG
101
Gambar 10 : Sirkulasi Linier
V.7.2. Konsep Struktur Bangunan
B. Sub Struktur, yang terdiri atas :
1. Tiang Pancang.
Aman untuk menahan gaya vertikal dan horizontal.
Dipakai pada lapisan tanah yang kerasnya jauh dari permukaan tanah.
Sesuai untuk tegangan tanah rendah dan kedalaman tanah keras melebihi 8-12 m
di bawah tanah.
Pengerjaannya mudah, tidak memerlukan tenaga ahli.
Kelemahan penggunaan sistim ini pada waktu pengerjaan dimana sekeliling
ikut bergetar dan akan menimbulkan suara.
2. Pondasi Sumuran.
Sesuai untuk tanah yang bertekanan rendah dan pada kedalaman tanah keras
Yang terletak 4-8 m dari muka tanah.
Biasanya digunakan pada jenis tanah lunak.
Perluasan digunakan pada jenis tanah lunak.
Cukup ekonomis untuk bangunan yang bertingkat rendah.
B. Upper Struktur, yang terdiri atas:
1. Struktur Rangka Batang.
102
Fleksibilitas ruang tinggi, pengembangan mudah.
Bertangan relatif besar, 14-22 m.
Kuat pada arah horizontal.
2. Dinding Pemikul Beban.
Tidak perlu kolom.
Pengerjaan cepat.
Fleksibilitas ruang kurang memerlukan keahlian khusus.
Untuk bangunan “Medan Diskotik & Karaoke” ada beberapa jenis struktur yang
tertera diatas dipakai dalam penerapan dan perancangan untuk bangunan “Medan
Diskotik & Karaoke”.
V.7.3. Konsep Sarana Sirkulasi Vertikal
Keterangan Alat Transportasi
Tangga Eskalator Lift
Daya angkut Relatif kecil Relatif sedang Relatif besar
Waktu tunggu Tdk menunggu Tdk menunggu Harus menunggu
Pemakai ruang Besar Besar Kecil
Hub. Antar lantai Terasa Terasa Tidak terasa
Penampilan Dapat diolah Bentuk terbatas Dapat diolah
Apabila aliran
listrik putus Dpt digunakan Dpt digunakan Tdk dpt di gunakan
Ketinggian lantai Efektif 4-5 lantai Efektif 6-8 lantai Tidak terbatas
Pertimbangan -Dipakai pd keadaan Kurang ekonomis di Efektif untuk melayani
Darurat tinjau dari luasan bangunan yg berlantai
-Dipakai bila lift mati daerah pelayanan banyak
-Dipakai sbg penghub.
area servis.
Perletakan Dipertimbangkan terhadap :
Sistem sirkulasi yang berkesinambungan, kemudahan kegiatan, pemerataan
Jangkauan pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku(+25m), dan
Pelayanan bagi orang cacat.
Tabel 14 : Sarana sirkulasi vertikal
103
V.8. Konsep Sistim Utilitas
V.8.1. Konsep Pencahayaan
Ada 3 cara memamfaatkan sinar matahari, sebagai sumber daya alam
pencahayaan bagi bangunan :
1. Sinar matahari, kita harus mengusahakannya agar mendapatkan terangnya, tetapi
sekaligus juga menolak atau mengurangi panasnya.
2. Oleh sebab itu, sejauh mungkin kita harus bukan mendapatkan cahaya langsung,
tetapi cahaya pantulan atau cahaya bias.
3. Untuk mendapatkan cahaya pantulan maupun cahaya bias kita harus meletakkan
lubang cahaya pada daerah bayang-bayang.
Pemecahan masalah pencahayaan bagi bangunan pada dewasa ini pada umumnya
dilakukan dengan dua cara, antara lain :
1. Cara alami, dengan memanfaatkan sinar matahari ( Day Light ).
2. Cara mekanis, dengan pemanfaatan energi listrik ( Artificial light ).
Kedua cara tersebut digunakan pada bangunan “Medan Diskotik &
Karaoke” yaitu pencahayaan matahari secara alami pada pagi dan siang hari melalui
dinding bangunan yang berupa kaca.Sedangkan pada malam hari melalui lampu sorot
yang dipantulkan dari taman ke bangunan dan lampu penerangan di dalam setiap ruang.
V.8.2. Konsep Pengkondisian Udara
Pengertian pengkondisian udara pada bangunan adalah untuk pertukaran udara
dalam ruang dengan cara memasukkan udara segar dari luar dan mengganti udara kotor
di dalam ruangan, dengan memperhatikan faktor kelembaban dan temperatur.
Faktor yang perlu dipertimbangkan pada masalah pengudaraan , antara lain :
1. Besarnya tiupan angin diluar bangunan.
2. Sirkulasi dalam ruang pada bangunan besar sangat terbatas untuk mencapai ruang
tengah bangunan yang mungkin saja faktor dengan pengadaan skylight relatif
kecil.
3. Tingkat kenyamanan kerja manusia.
104
4. Energi operasi serta sistim pengudaraan buatan AC dipakai dalam keadaan
darurat.
5. Biaya peralatan dan perawatannya.
Jenis pengkondisian udara ada 2 jenis, yaitu :
1. Pengkondisian udara alami.
Pengkondisian udara alami biasanya menggunakan udara yang ada pada alam,
kadang-kadang dibantu dengan kipas angin.
Kriteria perencanaan unuk mendapatkan udara yang ideal adalah sebagai berikut :
a. Nyaman untuk orang Indonesia adalah :
Suhu ideal rata-rata 23-24 ºC.
Kelembaban 40-60%.
Kecepatan angin 0,1-3,5 m/detik.
b. Kebutuhan laju udara segar
c. Hemat energi
d. Tuntutan ruang
2. Pengkondisian udara buatan. ( Air Conditioning )
Pada ruang-ruang yang menggunakan pengudaraan buatan, dapat dilakukan
penghematan dengan :
a. Volume ruang tidak terlalu besar.
b. Dinding yang berhadapan langsung dengan ruang luar tidak dibuat bidang
kaca yang besar sehingga menyebabkan radiasi matahari yang besar.
c. Pemilihan warna yang cerah dan menghindari penggunaan warna yang
gelap, yang menyerap panas.
d. Penggunaan IBS yang dapat mensensor kegiatan pemakai dan kebutuhan
ruang sehingga dapat hidup danmati secara otomatis, yang akhirnya dapat
menghemat energi.
V.8.3. Konsep Sistem Pembuangan Sampah
105
Dalam bangunan :
Diagram 18 : Sistem pembuangan sampah dalam ruangan
Luar bangunan :
Diagram 19 : Sistem pembuangan sampah di luar bangunan
V.8.4. Konsep Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi pada “Medan Diskotik & Karaoke” di lengkapi alat-alat, antara
lain :
1.Sound dan Public address system, pengeras suara yang terletak pada ruangan umum
seperti di area Diskotik.
2.Intercom system untuk komunikasi dalam bangunan dan pada luar bangunan di
pakai sistem PABX ( Private Automatic Branch Exchange ).
Lantai dasar
Kereta sampah
Dinas kebersihan
Bak sampah pusat bak sampah Dinas Kebersihan
Sampah Shaft sampah
106
3.Telex dan Fax untuk menerima berita tertulis, pada kantor pengelola dan
administrasi.
V.8.5. Konsep Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada Medan Diskotik & Karaoke,
Adalah: :
Sistem penangkal petir :
Tabel 14 : Sistem penangkal petir
V.8.6. Konsep Keamanan
Pencegahan terhadap pencurian/pengrusakan dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
Sistem pengintai jarak jauh.
Sistem ini menggunakan kamera pengintai yang diletakkan di tempat-tempat
strategis dan petugas hanya memantau dari layar monitor yang sudah tersedia di
ruangan khusus.
Sistem pendeteksi dengan alarm.
Sistem ini hanya digunakan pada bahaya kebakaran dan juga terjadi kejahatan
didalam bangunan.
Sistem penjagaan petugas.
Sistem ini menggunakan sumber daya manusia sebagai keamanan. Di “Medan
Diskotik & Karaoke” memiliki petugas keamanan yang biasa memiliki pos-
107
pos penjagaan yang sudah direncanakan agar mudah dalam komunikasi dan
penanggulangan keamanan.
Pencegahan terhadap bahaya kebakaran, antara lain :
a. Pencegahan aktif.
Fire hydrant
Maksimum jangkauan dari fire hydrant adalah 30 m dan luas pelayanan 800 m².
Biasanya ditempatkan pada daerah yang mudah dicapai dan terletak di tempat
yang strategis.
Pylar hydrant
Maksimum jangkauan 100 m. Diletakkan di halaman agar mudah dijangkau oleh
mobil pemadam kebakaran. Dan biasanya disediakan oleh perusahaan pemadam
kebakaran.
Kimia portable
Maksimum jangkauan 25 m dan luas pelayanan 200m². letak dari kimia portable
berada didaerah dapur atau daerah yang dianggap mudah terjadi percikan api.
Head detector unit
Luas pelayanan 75 m. HDU sering dihubungkan dengan alarm untuk mendeteksi
sendiri bila terjadi kebakaran atau asap. Jadi disarankan didalam ruangan tidak
menghidupi rokok.
Sprinker
Jarak maksimum 6-9 m dan luas pelayanan 25 m². Biasanya diletakan di atas
plafon. Dan bekerja apabila terjadi kebakaran atau panas ruangan mencapai ( 135-
160 F ).
b. Pencegahan pasif
Tangga kebakaran
Tangga kebakaran memiliki ruang tersendiri dan pintu khusus yang tahan
terhadap api. Jarak minimum antar pencapaian adalah 25-30 m. lebar tangga
108
kebakaran harus memiliki cerobong asap. Hal ini dimaksudkan agar orang yang
berada di dalam tangga kebakaran tidak terhirup asap.
Pintu keluar
Lebar pintu minimum 0,9 dan arah bukaan pintu harus ke arah luar.
V.8.7. Konsep Instalasi Listrik
Sumber listrik berasal dari PLN ditambah dengan Genset sebagai cadangan,
Genset disimpan pada tempat yang tidak mengganggu aktifitas bangunan akibat
kebisingan dibantu dengan alat peredam suara.
Diagram 20 : Sistem suplay Tenaga Listrik dari PLN
Diagram 21 : Sistem Suplay Tenaga Listrik dari Genset
PLN Bangunan
Sekering box
Sekring box
RUANGAN
Genset
Panel utama
RUANGAN
Panel cabang
Bangunan Travo
109
V.8.8. Konsep Instalasi Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, ditambah sumur pompa untuk persediaan
bagi kebutuhan reservoir kebakaran maupun lainnya.
Air bersih dapat berupa air minum, dan untuk buangan. Didalam penyediaan air
bersih memiliki beberapa sistem. Adapun sitem itu adalah sebagai berikut :
Sistem sambungan langsung
Sistem ini merupakan sambungan langsung antarapipa distribusi dengan pipa
utama
Gambar 11 : Sistem sambungan langsung
Sistem tangki atap
Dalam sistem ini, air di tampung terlebih dahulu dalam tangki bawah, kemudian
di pompakan ke atas yang biasanya berada di atas atap dan air tersebut di
ditribusikan ke bawah.
110
Gambar 12 : Sistem tangki atap
Sistem tangki tekan
Prinsip kerjanya adalah yang telah ditampung di tangki bawah, dipompakan
kedalam suatu bejana tertutup sehingga udara yang ada di dalamnya terkompresi.
Air ini kemudian didistribusikan ke bangunan.
Gambar 13 : Sistem tangki tekan
V.8.9. Konsep Instalasi Air kotor
Air buangan memiliki 3 sistem :
1.Air kotor ( kloset, bidet, peturasan )
Adalah sistem pembuangan, melalui air kotor dari kloset, peturasan dan lain
dalam gedung dikumpulkan dan di alirkan keluar.
2.Air bekas ( bath tub, bak cuci tangan, bak dapur dan lainnya )
Adalah sistem pembuangan dari air bekas dalam gedung dikumpulkan dan
dialirkan keluar.
3.Air hujan ( halaman atap )
Sistem ini hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan
dialirkan ke luar.
Air kotor dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Air kotor cair ( Grey water & Strom water )
111
Air kotor padat ( Black water )
Skematik pembuangan air kotor cair dan padat :
Air kotor cair ( Grey water & Strom water )
Diagram 22 : Skematik pembuangan air kotor cair ( Grey water & Strom water )
Air kotor padat ( Black water )
Diagram 23 : Skematik pembuangan air kotor padat ( Black water )
Kotoran Padat
Tangki Perembesan
Proses Chlorinasi
Dapur: Air wastafelAtap
Bak kontrol
Riol kota
Tempat parkir
Bak kontrol
Air hujan
112
DAFTAR PUSTAKAhttp://www.bluescopesteel.com
http://www.dbkl.gov.my/_bisnes/pusat_hiburan _malam.php
http://www.discoverhongkong.com/malaysia/gourmet/dining/gp_dini_even.jhtml
http://www.google.com
http://www.harsono.com/articles/back2sh.html
http://www.kenaridjaja.com
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/properti/2005/0816/prop1.html
http://www.wisatathailand.com/Direktori/Diskotik.htm
http://www.wisatathailand.com/show.htm
Maria Rosmawati, Laporan Tugas Akhir, Tempat Rekreasi Permainan “Deli Dunia
Fantasi “2001, USU Medan.
Pell Lucy, Powell Polly, Garrett Alexander, An Introduction to 20th Century Architecture,
Grange Book, 1989.
Powell, Robert : Architecture of Learning : Akademia : 2001 : Singapore.
Thesis Halim. Ir. Drs. Dien S, Ms.
LAMPIRAN
113