Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 i
ii Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 iii
iv Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 iii
Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk
mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional bertumpu pada 5 prinsip: 1)
ketersediaan berbagai program layanan pendidikan; 2) biaya pendidikan yang
terjangkau bagi seluruh masyarakat; 3) semakin berkualitasnya setiap jenis dan
jenjang pendidikan; 4) tanpa adanya perbedaan layanan pendidikan ditinjau
dari berbagai segi; dan 5) jaminan lulusan untuk melanjutkan dan keselarasan
dengan dunia kerja.
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, sebagai salah-
satu unit utama di Kementerian Pendidikan Nasional dalam mewujudkan
prinsip tersebut menyediakan berbagai program layanan pendidikan
diantaranya program kursus dan pelatihan kerja. Arah program kursus dan
pelatihan tersebut adalah pembekalan kepada peserta didik dengan berbagai
keterampilan untuk dapat bekerja (pekerja) atau usaha mandiri (berwirausaha).
Program-program tersebut diantaranya: 1) Kursus Para Profesi; 2) Kursus
Wirausaha Kota; 3) Kursus Wirausaha Desa; dan 4) Pendidikan Kecakapan Hidup
bagi Lembaga Kursus dan pelatihan.
Selain itu pada tahun 2010 ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal
dan Informal merintis program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM)
yakni program pendidikan non formal yang didalamnya terdapat pendidikan
kewirausahaan (pendidikan karakter berwirausaha bagi peserta didik) dan
pendidikan keterampilan yang selanjutnya lulusannya ditindaklanjuti dengan
berbagai Kementerian, Instansi, Lembaga dan Organisasi terkait untuk dapat
merintis usaha kecil sebagai wirausaha. Misi dan tujuan dari pendidikan ini
adalah memberikan bekal pendidikan yang bermutu dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat sehingga setiap lulusan pendidikan nonformal dapat
masuk di dunia kerja dan atau menciptakan lapangan kerja baru, menghasilkan
produk barang dan/atau jasa yang kreatif dan inovatif sehingga mampu
memberdayakan potensi lokal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Akhirnya, dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat dijadikan
pegangan bagi seluruh pengelola program PNFI dalam penyelenggaraan
program-program kursus dan pelatihan.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Jenderal,
Hamid Muhammad, Ph.D
NIP. 19590512 1983 11 1 001
SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
iv Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras tim penyusun telah berhasil menyusun sebanyak 17 (tujuh belas) pedoman yang dapat dijadikan acuan para penyelenggara kursus dan pelatihan atau unit pelaksana teknis serta organisasi mitra di jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya, sehingga pedoman-pedoman ini siap untuk disosialisasikan.
Pedoman-pedoman tersebut secara garis besar mencakup: 1) Pendidikan kewirausahaan masyarakat; 2) Pemberian blockgrant pendidikan kecakapan hidup (PKH) untuk peserta didik kursus dan pelatihan baik melalui lembaga kursus dan pelatihan (LKP) maupun lembaga lain; 3) Penyusunan berbagai standar program dan sistem informasi; 4) Penguatan dan peningkatan kualitas program sertifikasi kompetensi; 5) Peningkatan kapasitas LKP dan organisasi mitra; 6) Pemberian beasiswa; 7) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pembinaan kursus dan kelembagaan dan pendidikan kewirausahaan masyarakat.
Dengan terbitnya pedoman-pedoman dimaksud kami berharap akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan pembangunan pendidikan di Indonesia yaitu, 1) ketersediaan berbagai program layanan pendidikan; 2) biaya pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat; 3) semakin berkualitasnya setiap jenis dan jenjang pendidikan; 4) tanpa adanya perbedaan layanan pendidikan ditinjau dari berbagai segi; dan 5) jaminan lulusan untuk melanjutkan dan keselarasan dengan dunia kerja yang baik. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program-program pembinaan kursus dan pendidikan kewirausahaan masyarakat agar bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target dan kualitas yang diharapkan pada tahun 2010.
Untuk itu kami memerlukan dukungan semua pihak, agar pemanfaatan pedoman-pedoman tersebut dapat memenuhi prinsip-prinsip tepat sasaran, tepat penggunaan, bermutu, jujur, transparan, dan akuntabel.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik, usul, atau saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan pedoman-pedoman tersebut di masa mendatang. Amien.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan,
Dr. Wartanto
NIP. 19631009 198901 1 001
KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal PNFI
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 v
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman Penyelenggaraan ................................... 2
C. Dasar Hukum ..................................................................... 2
D. Pengertian dan Tujuan Program........................................ 3
BAB II RUANG LINGKUP PROGRAM KURSUS WIRAUSAHA KOTA (KWK)
A. Peserta Didik .................................................................... 4
B. Penyelenggara/Pengelola ................................................ 4
C. Instruktur ......................................................................... 4
D. Penguji.............................................................................. 4
E. Program Belajar ............................................................... 5
BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN PROGRAM
KURSUS WIRAUSAHA KOTA (KWK)
A. Perencanaan Pembelajaran ............................................ 10
B. Pelaksanaan .................................................................... 11
C. Pendampingan Usaha Mandiri ........................................ 13
D. Tindak Lanjut Kursus Wirausaha Kota (KWK) .................. 13
BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI
A. Monitoring, Evaluasi, dan Suvervisi ................................. 14
B. Pengendalian Mutu dan Pengawasan ............................. 14
BAB V PELAPORAN
A. Pembukuan ...................................................................... 16
B. Dokumen Pendukung Pembukuan .................................. 17
C. Ketentuan Pelaporan ....................................................... 17
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN –LAMPIRAN ................................................................... 18
vi Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 1
A. Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan
masalah besar Bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan.
Menurut data bulan Februari 2009, jumlah penganggur terbuka
tercatat sebanyak 9.258.964 juta orang (8,48%) dari total angkatan
kerja sekitar 113.744.408 juta orang. Dari jumlah 9,39 juta orang
penganggur tersebut sebagian besar berada di pedesaan. Jika dilihat
dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 27,09%
berpendidikan SD ke bawah, 22,62% berpendidikan SLTP, 25,29%
berpendidikan SMA, 15,37% berpendidikan SMK dan 9,63%
berpendidikan Diploma sampai Sarjana.
Pengangguran dan kemiskinan menimbulkan kerawanan sosial
atau kriminalitas seperti pencurian, perampokan, penganiayaan,
pemerasan, perdagangan dan pemakaian narkoba serta
pembunuhan dan teroris. Sejumlah kasus bunuh diri juga diketahui
punya motif karena tak kuat menanggung beban hidup yang
semakin sulit. Kemiskinan itu sendiri kian disadari akibat dampak
semakin meningkatnya angka pengangguran. Memang, antara
kriminalitas, kemiskinan dan pengangguran sangat terkait erat, tak
dapat dipisahkan.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya
pengangguran di perkotaan,
diantaranya: Pertama,
jumlah pencari kerja lebih
besar dari jumlah peluang
kerja yang tersedia
(kesenjangan antara supply
and demand). Kedua,
kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi
yang dibutuhkan oleh pasar kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya
anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak dapat
berusaha secara mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang
PENDAHULUAN
I
2 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
memadai (unskill labour), Keempat, terjadinya pemutusan hubungan
kerja (PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya sumber
daya alam dan terbatasnya kemampuan warga masyarakat
perkotaan untuk mengolah sumber daya alam yang terbatas
menjadi sumber mata pencaharian.
Sehingga untuk memecahkan masalah pengangguran dan
kemiskinan diperkotaan diperlukan suatu program kursus dan
pelatihan yang dititikberatkan pada keterampilan jasa, untuk
mendukung suatu usaha ekonomi yang kreatif dan produktif.
Mengingat data kemiskinan dan pengangguran di perkotaan
diperlukan upaya-upaya untuk mengurangi pengangguran dan
kemiskinan, maka Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen
Pendidikan Nasional meluncurkan program Kursus Wirausaha Kota
(KWK). Agar mempermudah penyelenggaraan Kursus Wirausaha
Kota (KWK), maka dibuat petunjuk teknis pelaksanaan
penyelenggaraan program Kursus Wirausaha Kota (KWK) sebagai
acuan bagi lembaga penyelenggara Kursus Wirausaha.
B. Tujuan Pedoman Penyelenggaraan Tujuan pedoman penyelenggaraan adalah untuk memberikan
acuan, panduan dan arah yang jelas bagi penyelenggara program
KWK, dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
pelaporan.
C. Dasar Hukum 1. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 31 tahun 2007
tentang struktur organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal
Pendidikan Nonformal dan Informal
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 70 Tahun 2008
tentang Uji Kompetensi Peserta didik kursus dan pelatihan dari
satuan Pendidikan Nonformal;
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 3
5. Pedoman Pelaksanaan Program Pendidikan Nonformal dan
Informal tahun 2009.
D. Pengertian dan Tujuan Program 1. Pengertian
KWK adalah program Pendidikan
Kecakapan Hidup yang
diselenggarakan untuk memberikan
kesempatan belajar bagi
masyarakat di bidang usaha yang
berspektrum perkotaan guna
memperoleh pengetahuan,
keterampilan, menumbuh-
kembangkan sikap mental
berwirausaha, dalam mengelola diri
dan lingkungannya yang dapat
dijadikan bekal untuk bekerja dan
berusaha.
2. Tujuan Program
Memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
berwirausaha bagi peserta didik agar mampu mengelola usaha
mandiri dan bekerja di perkotaan, sehingga mengurangi
pengangguran, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi
masalah sosial di perkotaan.
4 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
A. Peserta Didik Kriteria sasaran (peserta didik) program Kursus Wirausaha
Kota adalah:
1. Penduduk usia produktif (diutamakan usia 18-35 th)
2. Menganngur.
3. Pendidikan minimal SMP atau sederajat
B. Penyelenggara/Pengelola Lembaga penyelenggara Kursus Wirausaha Kota (KWK)
adalah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Sanggar Kegiatan
Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), serta
penyelenggara PNF lainnya dengan kriteria/persyaratan sebagai
berikut: (a) lembaga berbadan hukum dan memiliki ijin
operasional, (b) memiliki pendidik, sarana prasarana dan
program pelatihan yang relevan, (c) memiliki mitra usaha .
C. Instruktur 1. Instruktur yang berfungsi sebagai pengajar, pelatih dan
pembimbing, yang memiliki kriteria:
(1) memiliki kompetensi, (2) mampu merancang program
pembelajaran, dan (3) menguasai strategi pembelajaran
sesuai jenis keterampilan yang diajarkan
2. Instruktur, yang bertugas membelajarkan kewirausahaan.
Instruktur dapat berasal dari praktisi, dinas/instansi,
akademisi, dan pakar di bidang kewirausahaan.
D. Penguji Penguji bertugas menguji dan menilai kompetensi peserta
didik, dengan kriteria; (1) memiliki kualifikasi dan kompetensi
sebagai penguji, (2) jujur dan objektif. Dalam hal ini penguji pada
KWK dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK),
RUANG LINGKUP PROGRAM KWK
II
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 5
adapun vokasi yang dapat diuji kompetensinya melalui
mekanisme LSK adalah:
1. Akuntansi
2. Bahasa Inggris
3. Komputer
(Microsoft Office)
4. Tata Kecantikan
Kulit dan Rambut
5. Tata Rias Pengantin
6. Tata Boga
7. Hantaran
8. Merangkai Bunga
dan Desain Floral
9. Akupuntur
10. Tata Busana
11. Spa
Untuk jenis keterampilan yang belum ada LSK uji kompetensi
dapat dilakukan oleh praktisi yang kompeten.
E. Program Belajar Program Belajar KWK berorientasi potensi perkotaan untuk
dan diarahkankan pada penguasaan kompetensi di bidang jasa,
antara lain : Tata Kecantikan Kulit/Rambut, Tata Rias Pengantin,
Jasa, Tata Boga, Otomotif, Elektronika, SPA, Komputer,
Pariwisata (perhotelan), dan Jenis keterampilan lainnya sesuai
kebutuhan pasar kerja/ peluang usaha di perkotaan.
1. Sistem Pembelajaran
Menggambarkan metode atau cara yang akan digunakan
dengan memperhatikan Input, Proses, Output dan outcomes
sebagaimana bagan dibawah ini:
6 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOMES
RAW INPUT
• Penduduk Usia Produktif
• Belum Bekerja
• Penanaman
sikap mental
kewirausahaan
• Pembelajaran
keterampilan
teori dan pratek
• Manajemen
usaha
• Magang
• Sertifikasi
kompetensi
usaha
• Memiliki
pengetahuan, dan
sikap mental
wirausaha
• Memiliki
keterampilan yang
dapat dijadikan
bekal berusaha dan
bekerja
• Pendampingan
usaha.
• Memiliki
kegiatan usaha
secara mandiri
atau bekerja
INSTRUMENTAL INPUT
• Kurikulum Pelatihan
• Bahan Belajar
• Pendidik dan penguji
• Sarana dan prasarana
• Tenaga kependidikan
• Pembiayaan
ENVIRONMENTAL INPUT
• Lingkungan Belajar
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 7
2. Materi pembelajaran mencakup:
a. Sikap mental kewirausahaan (lihat kurikulum PKM)
b. Kecakapan personal meliputi: ketaqwaan, kejujuran, sopan
santun, disiplin, kerja keras, tanggung jawab, semangat
untuk maju, mandiri, ulet, kreatif, pantang menyerah, berani
mengambil resiko sebagai wirausaha.
c. Kecakapan social meliputi: toleransi, kerjasama, empati dan
simpati, gotong royong, berkomunikasi sosial, berserikat dan
lain lain sebagai pengusaha.
d. Kecakapan akademik meliputi: kemampuan beranalisis
sederhana, berfikir dengan logika, kemampuan pengetahuan
dasar, kemampuan mengambil keputusan, dan lain lain
sebagai wirausaha.
e. Kecakapan professional/vocational meliputi: kemampuan
memiliki keterampilan mata pencaharian yang mencakup;
pemilihan bahan dan alat, pelayanan jasa dan produksi,
pemasaran, manajemen usaha, pengelolaan keuangan
sebagai wirausaha.
3. Materi pembelajaran KWK dilaksanakan dalam kurun waktu
minimal 80 jam. Proses pembelajaran teori berdasarkan
presentasi yang telah ditetapkan maksimal 30 %. Proses
pembelajaran praktek berdasarkan presentasi yang telah
ditetapkan minimal 70 %. Materi pembelajaran mencakup; sikap
mental kewirausahaan, teori dan praktek keterampilan,
manajeman usaha, magang dan pendampingan usaha. Jumlah
jam belajar menyesuaikan dengan jenis keterampilan yang
dipelajari.
4. Pendampingan wirausaha dilaksanakan sampai peserta didik
memiliki usaha. Bentuk pendampingan wirausaha dapat
dilakukan dengan cara membantu: (1) memperoleh akses
permodalan dari lembaga keuangan, (2) memperkuat akses
pemasaran, (3) memperoleh bapak usaha (plasma), (4)
meningkatkan pengelolaan usaha, (5) meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi, (6) memecahkan masalah usaha.
5. Sarana Prasarana
Sarana Prasarana minimal yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan program KWK, sebagai berikut:
8 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
No Sarana Prasarana
1. Alat pembelajaran teori Secretariat manajemen
2. Alat pembelajaran
praktek
Ruang Belajar Teori
3. Bahan pembelajaran teori Laboratorium/ruang praktek
4. Bahan pembelajaran
praktek
Perpustakaan/TBM
5 Buku Teks Ruang instruktur
6 Media Pembelajaran Ruang Ibadah
7 Perabotan Kamar Kecil
8 Alat penunjang
6. Dana Belajar
a. Biaya penyelenggaraan program KWK dapat bersumber dari:
1) Dunia usaha dan dunia industri,
2) Pemerintah pusat dan daerah,
3) Peserta didik.
b. Jumlah besaran biaya penyelenggaraan KWK disesuaikan
dengan jenis dan lama pembelajaran.
Komponen-komponen penyelenggaraan yang perlu
dibiayai diantaranya:
1) biaya operasional: pembelajaran, alat dan bahan belajar
untuk teori dan praktek, instruktur dan penguji, magang.
2) biaya manajemen,
3) dana stimulan usaha
7. Penilaian
Tahapan Penilaian KWK meliputi:
a. Penilaian awal dapat menggunakan tes kepribadian,
bertujuan untuk mengetahui bakat, minat, kesiapan belajar,
kesiapan berlatih dan berwirausaha dari calon peserta
b. Penilaian proses pembelajaran dengan menggunakan
penilaian formatif, untuk mengetahui perkembangan belajar
dalam setiap tahapan pembelajaran
c. Penilaian akhir pembelajaran dengan menggunakan uji
kompetensi, bertujuan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi setelah mengikuti seluruh proses pembelajaran,
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 9
penilaian kompetensi dilaksanakan di lembaga sertifikasi
kompetensi.
8. Hasil Belajar
a. Memiliki pengetahuan, sikap mental kewirausahaan
b. Memiliki keterampilan yang dapat dijadikan bekal untuk
berusaha
c. Memiliki kemampuan manajemen usaha
d. Memiliki kemampuan menjalankan usaha mandiri
9. Jaringan Kerja
Penyelenggara KWK perlu menjalin kerjasama dengan dengan
berbagai pihak dalam hal pembelajaran, permagangan,
pemasaran, pengadaan sarana prasarana, permodalan,
pemasaran, perencanaan dan pelaksanaan serta pendampingan
usaha mandiri untuk mendukung keberhasilan program.
Kerjasama tersebut dijalin dengan pihak-pihak diantaranya:
Lembaga Kursus dan Pelatihan, Lembaga Sertifikasi
Kompetensi/Lembaga Sertifikasi Profesi, Dunia usaha, dunia
industri, Dinas/instansi, Perguruan Tinggi, Lembaga Keuangan,
dan Asosiasi pemasaran produksi
10 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
A. Perencanaan Pembelajaran 1. Penetapan jenis kompetensi berusaha
Penetapan jenis kompetensi dilakukan dengan cara:
a. Mengidentifikasi potensi wilayah sasaran, dengan tujuan
untuk menggali sumberdaya yang dapat dikembangkan
menjadi peluang usaha, ditandai dengan diperolehnya
jenis usaha yang dibutuhkan, mudah dilakukan, dan
menguntungkan.
b. Menetapkan jenis usaha yang akan dilaksanakan
c. Menetapkan jenis usaha yang akan dilaksanakan
2. Menyusun Perangkat Pembelajaran
a. Menyusun Kurikulum, bahan ajar, dan jadwal
pembelajaran.
b. Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensi yang telah diajarkan.
3. Menetapkan instruktur
a. Melakukan identifikasi instruktur.
b. Mengajukan permohonan kesediaan menjadi instruktur
c. Menetapkan instruktur
4. Rekruitmen peserta didik program KWK
a. Melakukan Sosialisasi program KWK.
Sosilalisasi program KWK kepada masyarakat atau calon
peserta didik. Materi yang disosialisasikan berkenaan
dengan jenis program, tujuan program, dan pelaksanaan
program.
Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara:
1) Media cetak seperti pamphlet, brosur, koran, majalah
dan lain-lain,
2) Media elektronik,
3) Mengadakan sosialisasi langsung di masyarakat.
LANGKAH-LANGKAH
PENYELENGGARAAN PROGRAM KWK
III
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 11
b. Rekruitmen peserta didik.
Rekruitmen dilakukan dengan cara:
1) Pendaftaran calon peserta didik,
2) Seleksi,
3) Penetapan peserta didik.
B. Pelaksanaan 1 Pengarahan umum dan orientasi
Pengarahan umum dan orientasi peserta didik bertujuan
untuk: (1) Menjelaskan program kursus dan pelatihan yang
akan diselenggarakan, (2) memotivasi peserta didik, (3)
menjelaskan tentang etika dan tata tertib pelaksanaan
pembelajaran.
Pada bagian ini penyelenggara dapat menggunakan berbagai
macam metode pembelajaran dengan dinamika kelompok
(bina suasana). Materi yang disampaikan, lebih ditekankan
pada upaya membangkitkan motivasi peserta didik, saling
mengenal diantara peserta didik, karena pada intinya
kegiatan pengarahan umum dan orientasi peserta didik
merupakan internalisasi potensi dan masalah individu.
(rencana pembelajaran terlampir)
2 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
a. Rasio dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
maksimal 30% teori dan minimal 70% praktek.
b. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan
kurikulum dan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan magang,
Dalam rangka memantapkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap mental yang telah diperoleh selama pendidikan dan
pelatihan selanjutnya peserta didik melakukan magang.
Proses pelaksanaan magang dilakukan di DUDI sesuai dengan
jenis keterampilan yang dipelajari. Langkah-langkah yang
dapat diikuti sebagai berikut:
a. Penyelenggara melakukan identifikasi DUDI sebagai
sumber/tempat magang.
b. Penyelenggara bersama-sama dengan sumber magang
menyusunan program kegiatan magang yang meliputi
tujuan magang, sasaran, sumber magang, proses belajar,
12 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
waktu, dana, media/sarana, upaya penyaluran sasaran
selesai magang.
c. Pelaksanaan magang sesuai dengan program yang sudah
disusun bersama antara penyelenggara dengan sumber
magang.
d. Pengelola bersama sumber magang atau masing-masing
melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap proses
pelaksanaan magang, terutama terhadap perkembangan
peserta didik.
4. Melaksanakan Pemantauan proses pembelajaran dan
pemagangan
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui perkembangan
proses pelaksanaan pembelajaran dan pemagangan mulai
dari perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran serta
pemagangan. Pemantauan pembelajaran dan pemagangan
dilakukan secara internal oleh penyelenggara program dan
eksternal oleh Dinas/instansi terkait.
5. Melaksanakan penilaian proses pembelajaran
Penilaian pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap; (1)
penilaian awal, (2) penilaian proses dan (3) penilaian akhir.
Penilaian awal dilakukan sebelum proses pembelajaran
untuk melihat kesiapan belajar, kesiapan berlatih dan
kesiapan berwirausaha. Penilaian proses dilaksanakan untuk
mengetahui perkembangan belajar dalam setiap tahap
pembelajaran. Penilaian akhir untuk mengetahui pencapaian
kompetensi setelah mengikuti seluruh proses pembelajaran
melalui uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga
sertifikasi kompetensi (bagi jenis kursus yang sudah ada
lembaga sertifikasi kompetensi). Peserta didik dinyatakan
lulus dengan kriteria :
a. Memiliki keterampilan bidang produksi dan sekaligus
memiliki sikap mental sebagai wirausaha sebagai bekal
untuk membuka usaha mandiri dan lulus uji kompetensi
yang dibuktikan dengan surat keterangan kelulusan.
b. Mampu menjadi wirusaha mandiri sekaligus mampu
menciptakan lapangan kerja baru, untuk mengurangi
pengangguran dan kemiskinan serta menekan munculnya
masalah sosial di pedesaan.
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 13
C. Pendampingan Usaha Mandiri Pendampingan usaha dilakukan untuk mendampingi peserta
didik dalam menjalankan kegiatan usaha dan memecahkan
permasalahan usaha mulai dari perencanaan usaha, pelaksanaan
usaha dan kesinambungan usaha. Pendampingan wirausaha
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) menfasilitasi
untuk memperoleh akses permodalan dari lembaga keuangan,
(2) memfasilitasi untuk memperkuat akses pemasaran, (3)
memfasilitasi untuk memperoleh bapak asuh (plasma), (4)
memfasilitasi pengelolaan usaha, (5) memfasilitasi untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, (6) memfasilitasi
untuk pemecahan masalah usaha, (7) memfasilitasi untuk
menjalin kemitraan usaha.
D. Tindak Lanjut Kursus Wirausaha Kota (KWK) 1. membimbing peserta didik merencanakan dan melaksanakan
usaha mandiri
2. membantu memecahkan masalah-masalah dalam
pengembangan usaha
14 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
A. Monitoring, Evaluasi, dan Supervisi Aspek-aspek penting dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi
dan supervisi adalah:
1. Program dan proses pembelajaran
2. Kemampuan instruktur
3. Narasumber teknis dan penguji
4. Dukungan manajerial
5. Kompetensi lulusan peserta didik
6. Kinerja lulusan dalam berusaha.
B. Pengendalian Mutu dan Pengawasan 1. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap pelaksanaan program KWK oleh
lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga PNF lainnya
dilakukan: Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaanan,
P2PNFI/BPPNFI, Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Instansi lain yang ditugaskan oleh Ditjen PNFI
Aspek pengendalian mutu meliputi:
a. Manajemen penyelenggaraan program, yaitu:
1) Manajemen lembaga penyelenggara
2) Pengelolaan dana oleh lembaga penyelenggara
3) Mutu layanan pembelajaran Program KWK.
4) Evaluasi hasil belajar
5) Pendampingan lulusan.
b. Laporan, yang meliputi:
1) Laporan Teknis, yang berisi minimal:
a) Tingkat keberhasilan program
b) Masalah dan kendala yang dihadapi
c) Upaya penanggulangan permasalahan
d) Tindak lanjut terhadap lulusan
e) Rekomendasi program di masa depan
2) Laporan Keuangan
a) Pembukuan pengelolaan keuangan/dana bantuan sosial
MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI
IV
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 15
b) Tanda bukti pengeluaran anggaran
c) Tanda bukti pembayaran pajak
3) Success Story, berupa matrik yang memuat:
a) Identitas Peserta didik
b) Tempat kerja/wirausaha
c) Penghasilan
d) Kontak person
2. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh : Inspektorat Jenderal Departemen
Pendidikan Nasional, BPKP/BPK/KPK.
3. Sanksi
Bagi penerima dana yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan pedoman maka tidak akan diberikan dana blockgrant di
tahun berikutnya.
16 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
Sebagai bentuk pertanggung jawaban dan akuntabilitas,
penerima dana blockgrant berkewajiban untuk membuat laporan
baik pada saat penerimaan dana, realisasi pemanfaatan dana dan
perkembangan serta hasil pelaksanaan kegiatan, laporan tersebut
disampaikan sesuai dengan sumber dana block grant :Dinas
pendidikan provinsi, P2-PNFI/BPPNFI dan Direktorat Pembinaan
Kursus dan Kelembagaan
Pada prinsipnya pengelolaan dana mencakup pencatatan,
penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses
pelaporan dan pengawasan penggunaan dana, antara lain meliputi:
A. Pembukuan 1. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah
2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus
dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan
tentang bea materai
3. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai
barang/ jasa yang dibayar, tanggal dan nomor bukti
4. Realisasi pengadaan barang dan jasa yang diterima tidak
boleh lebih kecil dari uang yang dikeluarkan
5. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/
dibukukan dalam Buku Kas Umum (BKU), Buku Bank dan
Buku Pembantu Kas Tunai.
6. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran
dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya
7. Setiap akhir bulan buku kas umum ditutup, dihitung
saldonya, dicocokkan dengan saldo fisik uang yang ada, baik
dikas maupun di bank.
8. Buku harian ditulis dengan rapi, lengkap dan bersih.
PELAPORAN
V
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 17
Tata cara pengelolaan keuangan secara garis besar yang meliputi
pembukuan keuangan, pengelompokan jenis pengeluaran dan
biaya operasional.
B. Dokumen Pendukung Pembukuan 1. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak
yang menerima pembayatran
2. Bukti transaksi lainnya
3. Copy print out saldo terakhir rekening bank untuk setiap
tahap penarikan
4. Setiap dokumen yang ditantatangani harus disetempel
C. Ketentuan Pelaporan
Adapun beberapa ketentuan mengenai pelaporan
diantaranya:
1 Pelaporan Keuangan
a. Lembaga penyelenggara KWK wajib mengirimkan
fotokopi bukti penerimaan transfer dana dari bank
penyalur kepada Direktorat Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan, P2PNFI/BPPNFI, atau Dinas Pendidikan
Propinsi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah
dana bantuan sosial PKH masuk di rekening lembaga
penyelenggara.
b. Laporan pertanggungjawaban keuangan mengikuti
peraturan keuangan yang berlaku.
2 Pelaporan Kegiatan
a. Lembaga penyelenggara KWK diwajibkan untuk membuat
dan menyampaikan laporan secara tertulis kepada
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan atau
P2PNFI/BPPNFI atau Dinas Pendidikan Propinsi ( sesuai
dengan sumber dana ) dengan tembusan kepada Instansi
pemberi rekomendasi
b. Laporan disampaikan paling lambat 2 minggu setelah
akhir masa program pembelajaran.
c. Khusus untuk success story dapat dilaporkan secara
bertahap sesuai rencana penempatan kerja atau
pemandirian lulusan.
18 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
Pedoman ini disusun sebagai rambu-rambu yang masih
bersifat umum, yang dalam implementasinya memerlukan
penyesuaian dengan karakter jenis keterampilan yang dipilih, oleh
karena itu penyelenggara diharapkan dapat mengembangkan
dengan kreativitasnya untuk menyempurnakan penyelenggaraan
KWK. Pedoman ini bersifat fleksibel dan masih memungkinkan
untuk disesuaikan dengan keunikan potensi lokal dan tempat
penyelenggaraan kegiatan sepanjang memberi nilai tambah.
Semoga pedoman ini dapat memberi arah dan memudahkan bagi
semua pihak yang berkeinginan untuk menyelenggarakan Kursus
Wirausaha Kota (KWK).
PENUTUP
VI
Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010 19
LAMPIRAN
1. FORMAT DATA PESERTA DIDIK
N0 NAMA JENIS
KELAMIN PENDIDIKAN
TEMPAT,
TGL.
LAHIR
NAMA
ORTU ALAMAT
1.
2.
3.
4.
dst.
………………..,………..
Ketua Penyelenggara
(…………………...)
2. FORMAT DATA PENDIDIK
N0 NAMA JENIS
KELAMIN
TEMPAT,
TGL. LAHIR PENDIDIKAN KEAHLIAN
1.
2.
3.
dst.
………………..,………..
Ketua Penyelenggara
(…………………...)
20 Juknis Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Kota (KWK) - 2010
3. FORMAT TENAGA KEPENDIDIKAN
N0 NAMA JENIS
KELAMIN
TEMPAT,
TGL.
LAHIR
PENDIDIKAN KEAHLIAN JABATAN
1.
2.
3.
4.
dst.
………………..,………..
Ketua Penyelenggara
(…………………...)
4. FORMAT JADWAL PEMBELAJARAN
N0 HARI/TGL WAKTU MATERI PENDIDIK
1.
2.
3.
4.
Dst.
………………..,………..
Ketua Penyelenggara
(…………………...)