JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KATABA
DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS SANTRI MA’HAD
AL JAMI’AH IAIN SALATIGA
Skripsi ini disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
SKRIPSI
Oleh:
M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
NIM. 11714015
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
i
ii
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran : 3 (Tiga) eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
a.n Sdra. M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya bersama ini saya
kirimkan skripsi saudara:
Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
NIM : 11714015
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : JaringanKomunikasi pada Kelompok KATABA dalam
Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga
Selanjutnya saya mohon kepada Dekan Fakultas Dakwah agar skripsi saudara
tersebut dapat dimunaqasyahkan dan atas perhatianya kami ucapkan banyak terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Salatiga,21 Agustus 2018
Pembimbing
Dra. Maryatin, M.Pd.
NIP.19690402199803200
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
NIM : 11714015
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Taggal Ujian : 26 September 2018
Judul : JaringanKomunikasi pada Kelompok KATABA dalam
Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga
Susunan Panitia Penguji
KetuaPenguji :Dr. Sa’adi, M.Ag.
SekretarisPenguji : Dra. Maryatin, M.Pd.
Penguji I :Dr. Muna Erawati, S.Psi., M.Si.
Penguji II :Yahya, S.Ag., M.H.I.
Salatiga, 1 Oktober 2018
Dekan Fakultas DakwahIAIN Salatiga
Dr. Mukti Ali, S.Ag., M.Hum.
NIP.19750905 200112 1001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN KESEDIAAN DI PUBLIKASIKAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
NIM : 11714015
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas : Dakwah
Judul Skripsi : Jaringan Komunikasi pada Kelompok KATABA dalam
Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan oleh perpustakaan IAIN
SALATIGA.
Salatiga, 20 September 2018
Yang Menyatakan
M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
NIM. 11714015
v
Motto
ب ص ن ا ت ف رغ ا ف ذ إ فArtinya: Maka Apabila kamu telah selesai (dari Sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan)yang lain. (Q.S Al Insyirah:7)
Saya akan menjadi hamba seseorang yang telah mengajarkanku walau satu huruf
(Sayidina Ali Bin Abi Thalib)
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Skripsi
ini dipersembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu tercinta, Bapak Fachrurrozi, S.Pd.I. dan Ibu Siti Saodah yang
tidak henti selalu memberikan doa restu dan memberi semangat saya disetiap
waktunya.
2. Saudara tercinta, Shoifah Muslihatis Shofa, S. Pd.I., dan Khotibul Umam, Lc.,
May Muflihah arrozi M.Pd., dan M. Aqsho Himam, S.S.I., atas segala dukungan,
doa dan motivasi yang sangat luar biasa.
3. Keluarga besarMbah Djuwadi beserta Mbah (Almh.) Siti Asiyah, dan (Alm.)
Mbah Mohammad Sirodj beserta Mbah Karminah yang selalu memberi semangat
saya untukberusaha dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ibu Dra. H. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran,
sekaligus Pembimbing Skripsi.
5. Bapak Dr. Rifqi Aulia Erlangga, S.Fil.I. M.Hum. selaku dosen Pembimbing
Akademik.
6. Keluarga besar Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga atas dukungan dan turut
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Teman seperjuangan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga angkatan 2014.
vii
8. Sahabat Pecandu Karya yang selalu memberikan semangat, M. Adib Baihaqi,
S.Sos, M. Ashadil Husna, S.Sos., Yogi Ridlo Firdaus, S.Sos., Pujiono, S. Sos.,
Dika Trisna Setiya, S.Sos., M. Rozikin, S.Sos., Yogi Mukti Handayani, S.Sos.,
Alifia Arsi Maulani, S.Sos.
9. Sahabat seperjuangan Teguh Basuki, M. Yasir Musa, Achmad Mubarok yang
selalu menginspirasi hidup saya.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Efektifitas Jaringan Komunikasi pada Kelompok Menulis KATABA Dalam
Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembuatan skripsi ini sangatlah banyak kekurangan dalam segi penulisan dan
keterbatan kemampuan penulis. Sehingga arahan dan bimbingan dari berbaga pihak
dapat membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
dan tidak mengurangi rasa hormat kami untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu
untuk membimbing dalam penulisan skripsi.
4. Bapak Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum. Selaku Dosen Pembing Akademik
5. Pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si.,
Bapak Sukron Ma’mun, S.H.I., M.Si., Bapak Muhammad Mas’ud, M.Pd.I.,
Bapak Muhammad Nuryansah, M.Hum. yang telah membimbing dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya, yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
Penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu penulis senantiasa secara terbuka dan kekeluargaan mengaharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Salatiga, 21 September 2018
Penulis
M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
NIM. 11714015
x
ABSTRAK
Arrozi, M. Nasrullah Jamaluddin. 2018. Jaringan Komunikasi pada Kelompok
KATABA dalam Meningkatklan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga, Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Dra. Maryatin, M.Pd.
Kata Kunci: Jaringan Komunikasi, Kreativitas, KATABA.
Tujuan Penelitian ini adalah, 1). Untuk mengetahui bentuk jaringan
komunikasi padakelompok KATABA, 2). Untuk memahami kreativitas menulis
kelompok KATABA, 3). Untuk mengetahuijaringan komunikasi kelompok
KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga.
Jenis penelitian ini adalahkualitatifmenggunakan pendekatangrounded
research dengan menggunakan suatu teknik constant comparation, yaitu sewaktu
penelitian berada di lapangan (field) menggunkan tindakan observasi. Sumber data
dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, metode pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, hasil data
dianalisiskemudian ditariklah kesimpulan.Hasil penelitian menyimpulkan: 1).
Penerapan jaringan komunikasi di kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga yaitu dengan diskusi, 2). Efektifitas jaringan komunikasi pada kelompok
KATABA dalam meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga secara tidak langsung sudah diterapakan oleh anggota KATABA, 3)Faktor
pendukung dan penghambat dalam mengembangakan tradisi literasi di kelompok
KATABA yaitu kemauan tinggi yang dimiliki setiap santri dan penghambatnya
adalah kurangnya sumber bacaan.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
LOGO INSTITUT .................................................................................................................. ii
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ....................................................................................... 1
B. RumusanMasalah .................................................................................. 6
C. TujuaPenelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 7
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 8
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
1. Jaringan Komunikasi ...................................................................... 10
2. Kelompok ....................................................................................... 12
3. Kreativitas Menulis Santri .............................................................. 20
4. Kelompok KATABA……………………………………………...27
B. Kajian Pustaka ..................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITAN
A. Jenis Penelitian dan pendekatan .......................................................... 32
B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 33
C. Objek Penelitian ................................................................................... 33
D. Fokus Penelitian ................................................................................... 34
E. Sumber dan Jenis Data ......................................................................... 34
1. Data primer ....................................................................................... 34
2. Data sekunder ................................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36
G. Teknik validitas data ...................................................................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 42
1. Sejarah Berdirinya Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga ......................... 42
2. Sejarah Berdirinya Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah
xiii
IAIN Salatiga dan Eksistensinya .......................................................... 44
3. Pengembangan Bakat Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga...44
B. Temuan Penelitian ...................................................................................... 46
C. Analisis Data .............................................................................................. 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 61
B. Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia, bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi
terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh
informasi, dimana masing-masing individu didalam masyarkat itu sendiri
saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan
bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan
antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal
ini menurut Rohim (2016: 9) komunikasi atau communication berasal dari
Bahasa latin “comunis”. Communis atau dalam Bahasa Inggrisnya ”commun”
yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti
bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.
Terjadinya komunikasi tidak terhindar dari pertukaran informasi
baik satu-dua orang atau lebih. Dalam Komunikasi Personal Suranto
mengatakan, memberikan definisi komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication) adalah antara individu-individu. Agus M. Hardjana (2003:
85) mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar
dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan
seacara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
2
langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana (2008:81)
bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
maupun nonverbal.
Uraian diatas menjelaskan tentang prinsip-prinsip pokok pikiran
yang terkandung dalam berbagai pengertian, dapatlah dikemukakan
pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara
pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung
maupun tidak langsung. Senada dengan pendapat Suranto (2011:5)
komunikasi dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila pihak-pihak
yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media.
Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya
penggunaan media tertentu.
Aspek komunikasi interpersonal tidak bisa lepas dari hubungan antar
individu yang dapat menjadi hubungan komunikasi kelompok. Pada
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial sehingga pertukaran informasi
yang berawal dari satu individu ke individu yang lain dapat berubah menjadi
pertukaran informasi dari satu invidu untuk kelompok.
3
Sebagai makhluk sosial tentunya kita tidak bisa lepas dari kegiatan
berkomunikasi. Komunikasi sendiri merupakan hubungan suatu interaksi yang
kita lakukan baik terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain. Hal tersebut
kita lakukan guna mempertahankan kelangsungan hidup, karena sebagai
makhluk sosial kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Fenomena inilah yang dapat memunculkan interaksi antar individu maupun
kelompok. Sedangkan kelompok merupakan bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas kita sehari-sehari. Kelompok baik bersifat primer
maupun sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat
mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi semua informasi dalam
semua aspek kehidupan.
Ia merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan
pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia merupakan sarana
meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan bisa pula
merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh
anggota kelompok pemecah masalah.
Rohim menjelaskan (2016: 98-99) komunikasi kelompok adalah
proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang atau lebih secara tatap
muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak
ada jumlah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 tetapi tidak lebih
dari 50 orang. Komunikasi kelompok cenderung spontan dan belum adanya
4
bagian atau tugas dari masing-masing anggota yang terstruktur dengan jelas.
Jadi dalam komunikasi ini setiap orang bisa memegang peranan apa saja.
Dunia penulisan khususnya pada kelompok menulis KATABA
merupakan suatu aspek pengembangan bakat menulis baik karya tulis ilmiah
maupun jurnalistik. Adanya kelompok menulis ini diharapkan menjadi forum
diskusi yang mampu memotivasi dan mengembangkan bakat menulis bagi
peserta yang mengikutinya. Akan tetapi bagaimana pola jaringan komunikasi
yang diterapkan oleh kelompok menulis KATABA. Sehingga kelompok ini
yang awalnya sedikit peserta menjadi banyak.
Kelompok menulis KATABA merupakan kelompok diskusi yang
dimiliki oleh Ma’had Al Jami’ah IAIN SAlatiga, yang berada di Jalan Nakula
Sadewa No. V, RT 03/RW 03 Kembangarum, Sidomukti, Salatiga. Kelompok
menulis KATABA ini hadir sebagai sarana berkomunikasi antar individu
santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga untuk bertukar informasi tentang
pengembangan penulisan karya ilmiah dan jurnalistik.
KATABA memiliki motto “lets write lets creat” ini mecoba untuk
memulai pendektan kepada setiap santri agar dapat melatih pengembangan
diri melalui kelompok menulis KATABA. Karena salah satu penggagas
KATABA juga memiliki motivasi yang dikutip dari perkataan Imam Ghazali
“Apabila kamu bukan anak raja atau bukan anak saudagar kaya, maka
menulislah” Hal inilah yang dikaitkan dengan salah satu tri dharma perguruan
5
tinggi yaitu penelitian. Sehingga secara tidak langsung aspek komunikasi
yang digunakan memiliki kekuatan motivasi agar santri yang awalnya tidak
mau melatih diri untuk belajar menulis menjadi memiliki kemauan untuk
belajar menulis.
Setiap kegiatan KATABA sendiri tidak monoton di dalam ruangan.
Tempat yang digunakan bisa berpindah-pindah sesuai dengan keadaan yang
dibutuhkan ketika penyampaian informasi yang diberikan kepada peserta.
Disisi lain diskusi yang dilaksanakan KATABA tidak selalu penyampaian
materi dan latihan menulis saja, akan tetapi mereka juga mengadakan kegiatan
sharing pengalaman, permainan, dan pemberitahuan informasi tentang
perlombaan atau konferensi karya tulis ilmiah.
KATABA sendiri berkembang dengan baik, sejak beberapa santri
Ma’had Al Jami’ah mengikuti berbagai event atau forum yang harus
menggunakan literasi sebagai bahan diskusi. Banyak prestasi yang diraih
dibidang karya tulis baik lomba, konferensi nasional maupun internasional.
Hal ini menjadikan motivasi menulis yang awalnya hanya sedikit orang yang
bisa mengembangkannya, akan tetapi mampu membangkitkan suasana literasi
di Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga untuk mewujudkan salah satu tri dharma
perguruan tinggi yaitu penelitian.
Banyak apresiasi yang diberikan kepada kelompok menulis
KATABA ini dari pengasuh, Direktur, Wakil Rektor, serta Rektor IAIN
6
Salatiga. Tentunya hal ini menjadikan stimulan tersendiri untuk
membangkitkan motivasi menulis pada kalangan santri dan mahasiswa pada
umumnya.
Penjelasan latar belakang di atas maka mencoba untuk mengangkat
judul “Jaringan Komunikasi Kelompok KATABA Dalam Meningkatkan
Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga” sebagai judul
penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk jaringan komunikasi pada kelompok KATABA?
2. Apa saja kreativitas menulis kelompok KATABA?
3. Bagaimana jaringan komunikasi kelompok KATABA dalam
meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk jaringan komunikasi pada kelompok KATABA.
2. Untuk mengetahui kreativitas menulis kelompok KATABA.
3. Untuk mengetahui jaringan komunikasi kelompok KATABA dalam
meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dari
segi informasi teoritis dan praktis, kedua aspek tersebut adalah :
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
keilmuan dalam bidang ilmu sosial dan komunikasi penyiaran islam.
2. Praktis
a. Bagi UPT Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dibidang ilmu sosial, ilmu
komunikasi, hubungan masyarakat, periklanan, dan komunikasi
kelompok. Melalui upaya mengkaji, menerapkan, menguji,
menjelaskan dalam bentuk teori, konsep, maupun hipotesis tertentu.
b. Bagi Santri dan anggota KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga,
penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dan referensi dalam
rangka mengembangkan ilmu komunikasi dan meningkatkan khazanah
keilmuan komunikasi khususnya dalam memelihara hubungan antar
kelompok.
c. Hasil tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya menjadikan
masyarakat yang rukun, damai serta memiliki rasa tanggungjawab
bersama. Dalam memelihara hubungan pribadi dengan kelompok.
8
E. Kerangka Berpikir
Komunikasi yang dilakukan oleh anggota KATABA merupakan suatu
kegiatan yang berupa diskusi untuk meningkatkan kreativitas menulis santri
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Peranan komunikasi ini dapat dilihat
melalui diskusi yang dilakukan setiap anggota kelompok KATABA dalam
kegiatannya.
Kegiatan diskusi inilah yang menjadikan pola komunikasi anggota
KATABA berbentuk jaringan komunikasi yang terlihat pada setiap kegiatan.
Satu anggota dengan anggota yang lain saling tukar-menukar informasi untuk
menambah wawasan dalam dunia penulisan. Hal itulah yang dapat
menjadikan motivasi setiap anggota KATABA meningkat dari hasil diskusi
tersebut.
Terbukti bahwa dalam waktu satu tahun sebanyak delapan anggota
KATABA telah mengikuti baik lomba karya tulis ilmiah, konferensi ilmiah
baik nasional maupun internasional. Hasil inilah yang dapat dijadikan sebagai
acuan untuk menambah motivasi kepada setiap anggota KATABA dalam
meningkatkan kreativitas menulisnya.
Pelaksanaan kegiatan KATABA pada dasarnya melalui diskusi, diskusi
inilah sebagai sarana untuk bertukar informasi yang bisa disebut jaringan
komunikasi sebagai pembangkit kreativitas menulis anggota KATABA. Maka
9
penelitian ini akan menghubungkan antara diskusi anggota KATABA dengan
metode jaringan komunikasi.
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir
Diskusi/Jaringan
Komunikasi
Anggota
KATABA B
Minat menulis
Anggota
KATABA
Karya tulis
Anggota KATABA
Anggota
KATABA A
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
1. Jaringan Komunikasi
Menurut Eriyanto (2014:5) jaringan komunikasi secara
sederhana bisa definisikan sebagai metode yang berusaha menggambarkan
dan menjelaskan jaringan sosial dan struktur jaringan. Definisi ini secara
jelas menggambarkan bahwa jaringan komunikasi adalah suatu relasi yang
memiliki seperangkat antara aktor satu dengan aktor yang lain dalam
membangun misi suatu kelompok.
Jaringan komunikasi bisa diterapkan pada lembaga, perusahaan,
dan struktur sosial. Fenomena ini dapat dilihat ketika aktor dari salah satu
kelompok berinteraksi dengan aktor yang berbeda kelompok atau satu
kelompok dalam membagi ide atau gagasan.
Secara khusus Istilah network (jaringan) digunakan dalam ilmu-
ilmu sosiologi, antropologi, psikiatri, psikologi, ilmu administrasi,
geografi, perencanaan kota, dan rekayasa komunikasi. Kita sering
berhadapan dengan istilah computer network, telecommunication network,
bank network, police network, traffic network, dan intelegence network,
istilah tersebut mempunyai kesamaan, artinya ada satu “titik” yang
merupakan pusat dan ada ”garis” yang menghubungkan titik tersebut
11
dengan titik-titik lain. Berarti, setiap jaringan mempunyai integrated
network yang berperan melakukan pengiriman dan pertukaran informasi
(information exchange).
Memang agak sulit membayangkan apa yang dimaksudkan
dengan jaringan. Untuk memahami jaringan, kita dapat membayangkan
organisasi sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsitem-
subsitem. Beradasrkan bayangan ini, Alo Liliweri (2014:381) mengutip
dari Webster’s Dictionary menyebutkan networking sebagai
interconnected or interrelated chain, group or system (sebuah rantai yang
saling berhubungan atau saling terkait, kelompok atau sistem). Definisi ini
telah diterapkan di setiap unsur yang berkaitan dengan tugas dan sasaran
unit, atau satuan kerja dalam organisasi. Jaringan itu bisa berupa jaringan
fisik yang meliputi alat untuk mengalihkan informasi atau
menghubungkan kerja antar manusia. Jaringan dapat juga dianggap
sebagai suprasistem yang menghubungkan sistem layanan formal dan
informal dari beberapa titik dalam satu atau lebih ruang geografis, sebagai
satu layanan.
Disamping itu, jaringan informasi dapat diklasifikasikan dalam
beberapa cakupan, jaringan berdasarkan cakupan subjek tertentu, misalnya
geografis tertentu, seperti jaringan lokal, regional, nasional, dan
internasional; cakupan umum; cakupan khusus; dan cakupan sektoral,
12
dengan tipe jaringan berbentuk bintang atau laba-laba. Pembahasan
tentang jaringan selalu mencakup tipologi jaringan, sumber daya manusia
pembentuk jaringan, variable-variabel yang memengaruhi kerja jaringan,
dan perluasan peranan elektronika.
2. Kelompok
a. Pengertian Kelompok
Definisi formal tentang kelompok kecil adalah kumpulan dua
atau lebih individu, yang memengaruhi satu sama lain, melalui
interaksi sosial. Kelompok merupakan orang-orang yang berinteraksi
yang bersama untuk membagi nilai, norma, dan harapan tentang
kerjasama jangka panjang di antara mereka.
Kelompok adalah pengembangan struktur relasi internal di
antara para anggota melalui pertukaran dan pengembangan nilai,
norma, status, dan peranan yang struktur internalnya bisa formal
maupun informal, bisa kaku sampai luwes, dan bisa statis sampai
dinamis. Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bersatu karena
mempunyai identitas yang sama, yang terikat karena mempunyai
perasaan dan kepentingan yang sama, sekaligus membedakan
karakteristik mereka dengan orang-orang lain yang ada dalam
masyarakat tempat mereka tinggal.
13
Liliweri (2014: 19-20) dalam penjelasannya bahwa
kelompok terbentuk karena ada sejumlah orang yang bekerjasama
dengan kesamaan tujuan, yang cenderung memiliki karakteristik sama,
sehingga kelompok berpartisipasi satu sama lain. Jika kelompok
dihubungkan dengan dinamika maka dinamika kelompok yang
merupakan studi psikologi sosial itu mempelajari dinamika interaksi
antara anggota kelompok, kohesi kelompok, kepemimpinan, dan
proses pengambilan keputusan dalam kebersamaan tersebut. Atau
dinamika kelompok adalah studi yang mempelajari bagaimana
kelompok itu terbentuk, interaksi anggota kelompok, sifat-sifat
kelompok, aturan kelompok, pengembangan kelompok, dan
bagaimana hubungan antara kelompok kecil dengan kelompok besar.
Rakhmat (1989:159) mengatakan, pada akhir 1970-an, minat
yang tingi tumbuh kembali pada studi kelompok, dan seperti
diramalkan steiner (1974)- menjadi dominan pada pertengahan 1980-
an. Para pendidik melihat komunikasi kelompok sebagai metode
Pendidikan yang efektif. Para menejer menemukan komunikasi
kelompok sebagai wadah yang tepat untuk melahirkan gagasan-
gagasan yang kreatif. Para psikiater mendapatkan komunikasi
kelompok sebagai wahana untuk memperbaharui kesehatan mental.
Para ideologi juga menyaksikan komunikasi kelompok sebagai sarana
14
untuk meningkatkan kesadaran politik-ideologis. Minat yang tinggi
telah memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai jenis kelompok
pada perilaku kita.
Jadi bedasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
jaringan komunikasi adalah terbentuknya suatu kelompok yang
memiliki kesamaan tujuan pemikiran antara individu terhadap
individu, individu terhadap kelompok. Karena masing-masing
diantaranya tidak memiliki persamaan ide sehingga dapat dikatakan
saling membutuhkan satu sama lain. Dari kesamaan tujuan tersebut
terbentuklah kelompok yang membuat satu pemikiran untuk
menyatukan tujuan.
Pembentukan kelompok inilah yang dihasilkan dari jaringan
komunikasi baik dari segi membangun motivasi, sharing pengalaman,
pemberitahuan informasi. Masing-masing individu tidak hanya
menjadi pendengar akan tetapi semua anggota kelompok menjadi
narasumber sesuai dengan pengalaman yang didapatinya.
Kelompok KATABA merupakan salah satu kelompok yang
menerapkan jaringan komunikasi sebagai jalur untuk membangun
relasi yang didalamnya terisi oleh kegiatan pengembangan menulis
terhadap santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
15
b. Klasifikasi Kelompok
1). Kelompok Primer dan Sekunder
Primer Sekunder
Berukuran kecil Berukuran besar
Terikat dalam jangka waktu yang
lama
Terikat untuk jangka waktu
sementara
Suasana hubungan antar anggota
akrab, dan berkomunkasi secara
tatap muka
Suasana hubungan antara anggota
bersifat formal meskipun
berkomunikasi secara non formal
Relasi di antara para anggota
berbasisi kedalaman emosi
Berbasis relasi yang bersifat
superfisial
Keanggotaan berbasis ganda Keanggotaan berstatus tertentu
Mengandalkan kerjasama berbasis
sentiment dan personal
Mengandalkan kerja sama
berbasis interpersonal dan
rasional
Tabel 1.2 Klasifiasi Kelompok (Rakhmat, 1989:160)
2). Ingroup dan Outgroup
Menurut Liliweri(2014:27) tipe kelompok ini
berdasarkan kategori sentiment kebersamaan, yakni pembedaan
kedekatan emosional antara kalangan orang-orang yang berbeda.
16
Seperti yang dicontohkan oleh Rakhmat (1989:162-163),
ingroup adalah kelompok kita dan outgroup adalah kelompok
mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder.
Keluarga kita adalah ingroup yang kelompok primer. Fakultas kita
adalah ingroup kelompok sekunder. Perasaan ingroup
diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan
kerjasama. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita
membuat batas (bounders), yang menentukan siapa masuk orang
dalam, dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa, lokasi
gografis, suku bangsa, pandangan atau ideologi, pekerjaan atau
profesi, bahasa, status sosial, dan kekerabatan.
3). Kelompok rujukan (reference group)
Menurut pengertian kelompok rujukan (reference group)
yang diterangkan oleh Liliweri (2014:27) kelompok ini merupakan
kelompok yang nilai, norma, dan tata aturan perilaku mereka
dijadikan oleh seseorang atau kelompok orang sebagai sumber
inspirasi bagi pembentukan tatanan perilaku, dan bahkan dijadikan
sebagai teladan bagi praktik hidup sehari-hari.
Dalam psikologi komunikasi Rakhmat (1989:164-165)
terdapat contoh kelompok rujukan, Newcomb, dalam penelitiannya
17
pada mahasiswi-mahasiswi Bennington College, menemukan
kenyataan yang mengherankan. Banyak mahasiswi yang berasal
dari keluarga konservatif berubah menjadi makin liberal dengan
makin tingginya tingkat mereka di Bennington College- Perguruan
Tinggi yang memang beraliran liberal. Memang ada juga beberapa
mahasiswi yang bereaksi keras terhadap norma yang di College
itu. Mereka berkata “Aku ingin menantang semua orang yang
liberal itu…Aku bangun benteng dalam diriku, menolak apa yang
mereka omongkan… Aku memutuskan untuk tetap berpegang
pada pikiran ayahku”
Mahasiswi-mahasiswi itu semua anggota civitas
akademika Bennington College. Bennington College adalah
kelompok keanggotaan mereka. Tetapi tidak seluruhnya melihat
College ini sebagia pedoman nilai yang mereka anut. Sebagian
besar memang menyesuaikan dirinya dengan sikap liberal College
itu. Kelompok ini menurut Newcomb menjadikan College sebagai
positiv reference group. Sedangkan mereka yang tetap konservatif
melihat keluarga mereka sebagai positive reference group, dan
College mereka sebagai negative reference group.
18
4).Kelompok Pemikir (Group Think)
Kelompok pemikir atau group think adalah sebuah
konsep yang didefinisikan oleh Irving Janis. Liliweri (2014: 28)
mengatakan, sebetulnya, tema ini masih dimasukan ke dalam
pengambilan keputusan didalam kelompok. Setiap kelompok
mempunyai pengalaman dalam hal pembentukan dan pemeliharaan
kelompok pemikir itu, kehadiran mereka sebagai alternatif bila
kelompok mengalami kesulitan. Kondisi Group Thinkterjadi
kelompok sudah berada pada tahap kohesif yang tinggi, dan ketika
mereka berada dalam suasana yang harus mempertimbangkan
untuk mengambil sebuah keputusan yang berkualitas.
5). Kelompok Dadakan
Menurut Liliweri (2014: 29) kelompok dadakan adalah
kelompok yang dibentuk secara mendadak untuk melaksanakan
suatu tugas yang penting.
Contohnya, kelompok, “simpati” dan “empati” yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mendesak,
seperti kelompok pengumpulan dana dan kemanusiaan untuk
korban bencana alam.
19
6). Kelompok Termedia (Mediated Group)
Liliweri juga menjelaskan (2014: 31) kelompok termedia
(mediated group) adalah kelompok yang dibentuk karena jalinan
antara sejumlah orang dengan bantuan media.
Perkembangan teknologi kini memberikan kemungkinan
terbentuknya kelompok (audiens) melalui media komunikasi.
Orang berkomunikasi tidak dalam satu pertemuan tatap muka
tetapi dengan media, misalnya internet, telepon, atau video.
Pengalaman berkelompok dengan bantuan media sangat berbeda
dengan kelompok tatap muka. Ada beberapa tipe kelompok yang
dibentuk dengan bantuan media, yaitu :
(a). Telekonferensi, yaitu sebuah kelompok yang berbentuk karena
anggota yang mengikuti konferensi berbicar, mendengarkan,
serta berdialog di antara mereka melalui telepon.
(b). Video konferensi, yaitu sebuah kelompok yang berbentuk
karena para anggota yang mengikuti konferensi berbicara
diantara mereka dengan bantuan tetepon dan video (video
visual).
(c). Computer mediated, yaitu sebuah kelompok diskusi yang
terbentuk karena para anggota kelompok berkomunikasi satu
20
sama lain dengan bantuan jaringan telepon modern dan
komputer (internet atau e-mail).
Dalam uraian di atas tentang kelompok, garis besar yang
merupakan awal terbentuknya kelompok disebabkan karena
adanya interaksi sosial yang memiliki kesamaan visi, dan misi
untuk mewujudkan tujuan dari kelompok. Menyikapi dari hal
tersebut tidak bisa lepas dari pemahaman komunikasi antarpribadi
3. Kreativitas Menulis Santri
a. Kreativitas
Utami Munandar (1995:25) kreativitas adalah suatu
kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya.
Imam Musbikin (2006:6) kreativitas adalah kemampuan
memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga
sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar
menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan
mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
21
Pada dasarnya kreativitas tumbuh secara individu, setiap
orang memiliki ide masing-masing yang dapat diolah secara terus
menerus hanya saja ada beberapa faktor yang dapat menjadi sarana
untuk mengembangkan dan menumbuhkan kreativitas tersebut. Seperti
halnya faktor kelompok, jaringan pertemanan, struktur sosial dan
imajinasi yang datang dari sendiri.
Meskipun kreativitas ditumbuhkan dari berbagai sarana akan
tetapi, hal tersebut memiliki sifat yang tidak terbatas. Karena
kreativitas awal tumbuhnya tidak berdasarkan secara kelompok
melainkan sebagian besar tumbuh dari imajinasi secara individu.
Awal tumbuhnya kreativitas itu sendiri dipicu oleh
perkembangan pola pikir baik yang dipengaruhi dari sarana maupun
tumbuh secara alamiah. Sehingga orang-orang yang memiliki sarana
dan ketertarikan oleh suatu kelompok yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan kreativitas melalui motivasi, berbagi pengalaman
hidup, dan memiliki ketertarikan untuk berbagi informasi satu sama
lain.
b. Menulis
Menurut Vera Sardila (2015:113) menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang dapat diekspresikan dari hasil
22
pikiran dan perasaan yang dapat dituangkan melalui aktivitas
menggerakkan motorik halus melalui goresan-goresan tangan kita.
Sejajarnya menulis tidak hanya sebagai aktivitas yang dapat
dituangkan tanpa adanya komponen yang mendukung. Dalam artian
ini adalah seorang yang selalu memiliki aktivitas menulis pasti
memiliki berbgai cara untuk menuangkan hasil dari olah rasa,
pemikiran, ide, gagasan, ataupun rancangan untuk memulai suatu
pekerjaan.
Seperti yang dikatakan oleh Didin Widyartono (2014:3)
sebagai salah satu keterampilan atau kemahiran berbahasa selain
membaca, menyimak, dan berbicara, menulis harus dikuasai oleh
pengguna bahasa. Dapat diartikan bahwa untuk mengawali aktivitas
menulis dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu melalui
mendengarkan, menyimak, membaca, dan berbicara yang kemudian
dapat disimpulkan sesuai dengan informasi yang didapatinya.
Dalam segi ketrampilan karya tulis dapat dijadikan sebagai
sumber informasi baik secara ilmiah, dongeng, sejarah, maupun
jurnalistik. Semuanya adalah hasil dari olah pemikiran yang
dituangkan menjadi tulisan. Tidak hanya itu tulisan dapat menjadi
rujukan oleh berbagai kalangan untuk menguatkan data yang akan
dijadikan suatu karya ilmiah.
23
Perbedaan hasil tulisan yang dijelaskan diatas merupakan
perbedaan olah pikiran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang yang mampu untuk menciptakan karya tulis. Misalnya hasil
karya tulis untuk cerita dongeng beradasarkan karangan cerita yang
dibuat menarik yang tidak sesuai atau tidak ada bukti empirik pada
kehidupan nyata.
Sedangkan sejarah dan jurnalistik merupakan hasil karya
tulis yang dihasilkan dari cerita atau informasi yang sesuai dengan
kehidupan nyata. Akan tetapi perbadaanya terletak pada latar belakang
waktu misalnya, berita kecelakaan, politik, acara penting. Jurnalistik
menyajikan tulisan beberapa saat setelah kejadian. Sementara sejarah
merupakan salah satu informasi yang berdasarkan bukti empirik dari
kehidupan sosial yang terjadi pada waktu lampau.
Maka santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
memanfaatkan kreativitas menulis sebagai aktivitas positif serta
bermanfaat untuk menuangkan ide kreativ melalui tulisan. Dalam hal
ini beberapa santri telah meraih prestasi melalui karya tulis.
c. Santri
1). Pengertian Santri
Mansur Hidayat (2016:387) santri secara umum, yakni
orang yang belajar agama Islam dan mendalami agama Islam di
24
sebuah pesantrian (pesantren) yang menjadi tempat belajar bagi
para santri.
Pada dasarnya santri merupakan seseorang yang belajar
agama Islam yang memiliki sifat tawadu’, qona’ah, dan
sederhana. Akan tetapi terdapat santri yang mukim (bertempat
tinggal di pesantren) dan santri yang tidak mukim (murid-murid
yang berasal dari desa sekelilingnya).
Ahmad Muhakamurrohman (2014:110) dalam tradisi
pesantren, selain diajarkan mengaji dan mengkaji ilmu agama,
para santri diajarkan pula mengamalkan serta bertanggung jawab
atas apa yang telah dipelajari.
Salah satu tanggung jawab santri adalah mengamalkan
apa yang dipelajari. Berbagai cabang pengetahuan menjadi
sarana santri untuk mengembangkan dan mengoptimalkan
kemampuan dalam mengamalkan ilmu yang dipelajarinya.
Pengaruh budaya pesantren yang secara sengaja
dibentuk untuk belajar agama dan secara sosial mampu
menciptakan seseorang yang hidup di pesantren harus menerima
pendidikan dengan kesederhanaan hati. Dalam hal budaya
pesantren juga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari pada
diri santri yang bertujuan membentuk akhlak atau perilaku santri.
25
Siswanto (2017:125) mengatakan bahwa lembaga
sosial yang berciri keagamaan tersebut memang memiliki
perspektif yang sama yaitu membantu dan memanusiakan
manusia. Hal ini sesuai dengan budaya pesantren yang sudah
dijelaskan diatas. Dalam artian pesantren juga memiliki
pengaruh terhadap santri yang memanusiakan manusia yaitu
saling menghormati.
Seperti yang dikatakan Zainuddin Syarif (2012:20)
budaya pesantren merupakan salah satu bagian setting sosial
Islam yang mengakui perbedaan “takdir” manusia dalam
pendekatan intelektual terhadap permasalahan yang terungkap di
dunia empirik.
Terbentuknya budaya pesantren membuktikan bahwa
interaksi sosial juga terjadi pada lingkungan pesantren. Secara
keseluruhan pesantren juga mnegajarkan bagaimana perilaku
kepada orang yang lebih muda, teman seumuran, orang yang
lebih tua. Sehingga budaya saling menghormati juga tercipta
pada lingkungan pesantren.
Pernyataan Syarif yang dikemukaan oleh Mahfudlah
Fajrie (2017:54) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
terbentuknya kebudayaan adalah lingkungan alam fisik seperti
26
situasi dan kondisi yang secara tidak langsung akan membentuk
watak kepribadian serta budaya masyarakat yang tinggal di
lingkungan itu. Pengaruh budaya pesantren kepada santri yang
diciptakan melalui lingkungan fisik berupa perilaku atau akhlak
memiliki daya guna bagi masa depan santri yang lebih baik.
Bagian mendasar pesantren adalah salah satu wadah
untuk santri yang memiliki keinginan untuk belajar agama. Akan
tetapi pada era modern sekarang pesantren tidak hanya
membekali santri dengan kajian-kajian kitab keislaman saja.
2).Perkembangan Pendidikan Pesantren
Perkembangan Pendidikan pesantren tidak hanya pada
langkah kajian kitab yang diberikan. Akan tetapi ketrampilan
pada diri seorang juga bisa dikembangkan melalui sarana yang
diberikan oleh pesantren. Hal itu bertujuan untuk membina santri
dalam bingkai modernisasi. Sehingga karakter santri juga
terbentuk untuk kebutuhan duniawi dan ukhrawi.
Musyarofah (2017:101) mengatakan perkembangan
sosialmerupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan
27
tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama.
Berdasarkan bebarapa fakta diatas dapat disimpulkan
bahwa pesantren tidak hanya menjadi wadah pembelajaran
agama saja, akan tetapi juga dapat dijadikan sebagai
pembentukan karakter, menanamkan sifat sosial, dan tempat
untuk mengasah ketrampilan seorang santri.
4. Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Dalam perkembangan ini kelompok menulis KATABA yang
terdapat di Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga adalah salah satu wadah
untuk santri yang memiliki kemampuan atau berminat untuk belajar
menulis. Tidak hanya belajar membaca, dan memahami Al Qur’an dengan
baik dan benar. Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga juga diperkaya
dalam pembimbingan kebahasaan.
Berdasarkan Pedoman Akademik IAIN Salatiga tahun
2017/2018, Ma’had Al Jami’ah merupakan lembaga pendidikan
terintegrasi antara kultur akademik perguruan tinggi dan kearifan
pendidikan pesantren. Persoalan ini tidak terlepas juga oleh salah satu
fungsi tri dharma perguruan tinggi yaitu, penelitian. Terbentuknya
kelompok KATABA sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang harus
melakukan penelitian melalui penulisan karya ilmiah. Kelompok yang
28
berdiri pada tahun 2017 ini mampu menggerakan sebagian besar santri
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga untuk belajar berkreasi melalui tulisan.
Dasar inilah yang memperkuat terbentuknya kelompok
KATABA di Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Selain menumbuhkan
minat baca para santri, hal tersebut mampu mendorong minat santri untuk
lebih berkembang dalam kreasi menulisnya. Terbukti bahwa banyak
anggota KATABA yang mendapatkan juara dan kesempatan
mempresentasikan makalahnya pada ajang konferensi nasional maupun
internasional.
B. Kajian Pustaka
Pada penelitian ini terdapat penelitian yang sejenis pada penelitian
lain, akan tetapi terdapat kajian yang belum dibahas pada permasalahan
penelitian sebelumnya. Maka dibawah ini akan diuraikan penelitian yang ada
relevansinya dengan judul yang akan teliti.
Penelitian Ridwan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan berjudul “Peranan Jaringan
Komunikasi Organisasi Dalam Mencapai Tujuan Organisasi, Studi Deskriptif
Kualitatif:Pada Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Yogyakarta”. Dalam
penelitian ini membahas tentang jaringan komunikasi organisasi yang fokus
29
pada organisasi Himpunan Mahasiswa Islam dalam pencapaian tujuan
organisasi. Penelitian diatas menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif yang bertujuan menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya, melalui
pengumpulan data.
Penilitian Mustofa mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Penelitian yang dilakukan berjudul “Efektivitas Jaringan
Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor
Dinas Sosial Provinsi Riau”. Dalam penelitian ini membahas tentang
efektifitas jaringan komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja
pegawai di kantor Dinas Sosial Provinsi Riau telah berjalan dengan efektif
dalam hal ini pimpinan memberikan instruksi tentang pekerjaan sesuai dengan
SOP dan dilakukan secara langsung sehingga pegawai memahami pesan yang
disampaikan oleh pimpinannya, mempunyai rasa kesenangan dalam
pekerjaannya, terjadi perubahan sikap pada pegawai dan bertindak sesuai
dengan arahan-arahan dari pimpinannya. Penelitian tersebut menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif, adapun teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini diambil melalui teknik Snowball Sampling dengan jumlah
subjek yang terbatas peneliti akan bertanya kepada subjek yang terdahulu
(yang sedang diwawancarai) tentang siapa saja yang dapat dimintai informasi
30
terkait. Snowball Sampling merupakan teknik penentuan sampel yang
awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak.
Penelitian Elvianna Simanjuntak Mahasiswa Universitas Sumatera
Utara ini yang berjudul “Jaringan Komunikasi dan Efektivitas Kerja, sebuah
studi korelasional yang bertujuan untuk mengetahui apakah jaringan
komunikasi berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai di Kantor
Pemerintahan Kabupaten Dairi“. Dengan metode korelasional, ingin melihat
hubungan antara variabel jaringan komunikasi dengan variabel efektivitas
kerja. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
jaringan komunikasi, teori kinerja, teori kepemimpinan, dan teori motivasi
pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja
di kantor Pemerintahan Kabupaten Dairi, yang berjumlah 117 orang. Adapun
teknik sampling dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling
yaitu pengambilan wakil berimbang dari setiap unit divisi, kemudian
menggunakan teknik simple random sampling dalam penarikan sampel.
Penelitian yang dilakukan Hasyim Hasanah Mahasiswa Fakultas
Dakwah UIN Walisongo Semarang yang berjudul “Penguatan Jaringan
Komunikasi Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Sebagai Strategi
Pemberdayaan Potensi Keberagamaan Warga di Banyumanik”.
Pemberdayaan potensi ini diarahkan pada munculnya kesadaran beragama
warga, melalui pengutan jaringan komunikasi yang telah berlangsung di
31
Banyumanik. Subjek dampingan terdiri dari tempat LDK dan satu yayasan.
Metode pengabdian menggunakan prinsip Partisipatory Rural Apraisal
(PRA) dengan pendekatan feminis. Hasil kegiatan pendampingan
menunjukkan bahwa masih terdapat problem kesadaran beragama warga di
Banyumanik.
Berdasarkan temuan diatas, persamaan dengan penelitian ini terdapat
pada analisa judul yaitu tentang jaringan komunikasi baik secara kulatatif
maupun kuantitatif. Sementara perbedaan penelitian ini terdapat pada fokus
penelitian, tempat penelitian yang berada di lingkungan Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga dan menggali jaringan komunikasi sebagai salah satu sarana
untuk pengembangan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga . Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif maka
memiliki pandangan bahwa penelitian yang diajukan layak untuk diangkat.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penyusunan pengajuan penelitian ini pada dasarnya bersifat
eksplorasi. Seperti yang dikatakan Bachtiar (1997:61) jenis penelitian yang
akan dilaksanakan ini adalah penelitian kualitatif yang lebih menekankan
pada grounded research dengan menggunakan suatu teknik yang disebut
constant comparation, yaitu sewaktu penelitian berada di lapangan (field)
tidak menggunakan alat pengumpul data, melainkan langsung melakukan
observasi atau pengamatan evidensi-evidensi sampai mengumpulkan data dan
melakukan analisis.
Metode penelitian dirasa sangat penting untuk mengatahui validitas
data yang diambil dari berbagai sumber. Dalam langkah pengambilan metode
penelitian juga sangat menentukan tolak ukur untuk merumuskan hasil dari
penelitian yang diangkat.
Semantara itu metode yang digunakan adalah jenis metode kualitatif.
Hikmat (2011: 38) mengatakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati.
Metode kualitatif dipergunakan dengan beberapa pertimbangan:
pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
33
dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peniliti dengan responden. Ketiga , metode ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Penelitian kualitatif
menyusun desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan
dilapangan; tidak harus menggunakan desain yang telah disusun secara ketat
atau kaku, sehingga tidak dapat diubah.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
yang berada di Jalan Nakula Sadewa No. V, RT 03/RW 03 Kembangarum,
Sidomukti, Salatiga. Pemilihan lokasi ini karena kemudahan memperoleh
data, jarak yang mudah dijangkau, dan tema yang dikaji terdapat pada
kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
C. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah santri
putra dan putri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga yang mengikuti kegiatan
kelompok KATABA di Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
Objek penelitian merupakan sumber untuk memperoleh informasi
yang terkait dengan penelitian. Adapun Subjek penelitian adalah sumber
tempat untuk memperoleh keterangan penelitian. Dalam penelitian ini objek
dan subjek penelitian adalah santri yang berada Ma’had Al Jami’ah IAIN
34
Salatiga yang menjadi anggota KATABA, ketua kelompok KATABA, ketua
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini akan memfokuskan kajian pada tema terlebih
dahulu agar tidak terjadi perluasan pembahasan yang tidak sesuai dengan
tujuan penelitian. Maka penyusunan penelitian ini tetap memfokuskan pada
tema yaiu JARINGAN KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KATABA
DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS SANTRI
MA’HAD AL JAMI’AH IAIN SALATIGA. Pembatasan materi yang akan
dikaji hanya sampai bab V, yaitu penjelasan tentang jaringan komunikasi
yang dapat meningkatkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga.
E. Sumber dan Jenis Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah pengambilan informasi data
yang diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenia sumber data
yaitu :
a. Data Primer
Nusa Putra dan Ninin Dwilestari (2012:68) mengatakan data
primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber-
sumber pertama baik dari individu maupun dari kelompok atau sumber
35
data yang langsung memberikan data pada pengumpul data. Maka
data yang diperoleh dari penelitian ini tentang penjelasan jaringan
komunikasi dalam pelaksanaan peningkatan kreativitas menulis santri.
Baik dari segi jumlah anggota, pengurus Ma’had, Pengasuh Ma’had,
proses pelatihan dan data prestasi yang dimiliki.
Data tersebut diperoleh dari hasil filed research (penelitian
lapangan). Melalui teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun sumber data primer
dalam penelitian ini adalah santri putra dan putri Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga.
b. Data Sekunder
Sudarwan Danim (2002:61) mengatakan data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung atau data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain atau bisa dikatakan sumber yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpul data. Pengambilan data
tersebut menggunakan arsip, data anggota, literatur, dokumentasi
kegiatan sebagai salah satu sumber yang mendukung dalam penyajian
data.
36
Data sekunder yang akan diambil sebagai pendukung
penelitian adalah data anggota KATABA, foto kegiatan KATABA,
hasil karya anggota KATABA.
2. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Yaitu data yang disajikan dalam bentuk verbal
bukan angka. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu,
gambaran umum obyek penelitian meliputi: sejarah singkat berdirinya
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga dan Kelompok KATABA, letak
geografis, Visi dan Misi, struktur organisasi, dan keadaan anggota pada
waktu kegiatan KATABA berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa-peristiwa, hal-
hal, keterangan-keterangan, atau karekteristik-karakteristik sebagian atau
seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data guna
terlaksananya sebuah penelitian terkait. Pengumpulan data dapat dilakukan
menggunakan teknik tertentu, antara lain:
37
1. Observasi
Hikmat mengatakan (2011: 73) observasi ilmiah adalah kegiatan
mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau
informasi yang sesuai dengan konteks penelitian. Teknik observasi
diharapkan dapat menjelaskan atau menggambarkan secara luas dan rinci
tentang masalah yang dihadapi. Data yang dikumpulkan dengan teknik
observasi cenderung merupakan data sekunder. Data yang digunakan
merupakan hasil dari observasi lapangan yang akan dijadikan sebagai
bahan untuk pendekatan penelitian sebelum melaksanakan wawancara.
2. Wawancara
Menurut Hikmat (2011: 79) wawancara (interview) adalah
Teknik pencarian data/ informasi mendalam yang diajukan kepada
responden/informan dalam bentuk pertanyaan susulan setelah angket
dalam bentuk pertanyaan lisan. Teknik ini sangat diperlukan untuk
mengungkap bagian terdalam (tersembunyi) yang tidak dapat terungkap
lewat angket. Alat yang digunakan dalam teknik ini recorder, panduan
wawancara, dan catatan penelitian.
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara cenderung
merupakan data primer atau data yang langsung diperolah dari pihak
pertama. Wawancara yang dilakukan langsung dengan beberapa
narasumber yaitu, Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Putra IAIN Salatiga,
38
Pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga dan anggota kelompok
menulis KATABA.
3. Dokumentasi
Menurut Hikmat (2011:83) teknik dokumentasi, yakni
penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah
tersedia, biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk
keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkait dengan
penelitian.
Dokumentasi yang akan diambil berupa foto tempat, foto
kegiatan, foto wawancara beserta keterangan dokumentasi. Sehingga dari
semua dokumentasi yang diambil dapat menjadikan data penelitian sesuai
dengan keterangan dilapangan.
4. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:335-336), analisis data merupakan
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data yang
39
terdapat dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak memasuki lapangan,
selama di lapangan dan setelah di lapangan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penyusun dalam
menganalisis data adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Mereduksi data merupakan proses penyaringan dan
pemusatan data yang diambil dari pengamatan dan wawancara
narasumber. Hasil dari pengamatan dan wawancara dengan
narasumber dijadikan sebagai data kasar yang muncul dari catata-
catatan tertulis. Sehingga penarikan kesimpulan dan verivikasi data
dapat diambil dari proses penajaman analisis, menggolongkan dan
pengkategorian data yang diperoleh dari lapangan.
b. Sajian Data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah
penyajian data (display) data. Pada rangkaian ini seluruh data yang
diperoleh dari lapangan baik dokumen, hasil wawancara, serta hasil
dari observasi akan dianalisis sehingga dapat memunculkan deskriptif
tentang jaringan komunikasi pada kelompok KATABA.
Pada langkah ini penyusunan data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan
40
membuat hubungan antara fenomena yang sebenarnya terjadi dan apa
yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tinjauan terhadap hasil
catatan yang telah diuraikan melalui penyajian data dalam
pembahasan. Sedangkan penarikan kesimpulan atau verivikasi adalah
usaha untuk mencari dan memahami makna dan isi pembahasan baik
dari segi penjelasan dan sistematika penjelasan. Pada dasarnya
penarikan kesimpulan diambil dari intisari pembahasan yang
terpolakan oleh metode penelitian yang dipakai.
G. Teknik Validitas Data
Tujuan utamanya adalah agar penelitian yang disusun dapat
dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika
didekati dari berbagai sudut pandang. Menurut Moleong (2008:330)
Trianggulasi adalah Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Berdasarkan teknik ini terdapat beberapa cara untuk
membedakan keabsahan sumber data, yaitu:
1. Triangulasi dengan sumber menurut Patton (1987: 331) berarti
membandingkan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.
41
2. Triangulasi dengan metode yaitu pengecekan data informasi melalui
keabsahan kepercayaan terhadap sumber penemuan hasil penelitian yang
dikaji dengan beberapa teknik pengumpulan data.
3. Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (1981: 307),
berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaannya satu atau lebih teori. Dalam hal ini kekuatan sumber data
dapat diambil melalui penjelasan banding dengan sumber data yang lain.
Sumber data yang didapati dari penelitian, maka data tersebut yang
telah dicantumkan haruslah data yang bersumber dan sudah teruji
keabsahanya. Dalam hal ini dirasa sangat penting untuk menggunakan teknik
trianggulasi terhadap data yang telah diperoleh untuk pengujian sumber dan
keabsahannya.
Salah satu karakteristik metode jaringan yang dikemukakan oleh
Eriyanto (2014: 12) bahwa, aktor dan relasi aktor pada analisis jaringan dilihat
dalam perspektif struktural. Posisi aktor ditentukan oleh posisi aktor lain
dalam struktur. Aktor bisa menempati posisi yang berbeda jika berada dalam
suatu struktur tertentu.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga didirikan pada 1 September
2005, dibawah naungan Yayasan Kerjasama Alumni, Orang Tua
Mahasiswa (YAKAOMI) IAIN Salatiga.Pendirian Ma’had ini dilatar
belakangi oleh ide dasar yaitu, untuk menggabungkan dimensi positif
perguruan tinggi dan pesantren, dimana keduanya harus dicapai bersama-
sama untuk mewujudkan generasi yang mempunyai penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memiliki kepribadian dan moralitas yang
baik.
Pada tataran keilmuan menjadi sangat penting untuk dapat
meletakkan nilai tauhid kedalam wilayah keilmuan yang dikaji mahasiswa
sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari dapat
memberikan pengetahuan akan pentingnya nilai-nilai metafisik dan
spiritual dari ajaran agama.Adapun Visi dan Misi Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga adalah :
a. Visi
Ma’had Mahasiswa IAIN Salatiga memiliki visi terwujudnya
Ma’had Mahasiswa IAIN Salatiga sebagai pusat pemantapan akidah
43
dan akhlak, serta pengembangan ilmu dan tradisi keislaman demi
lahirnya sarjana muslim yang memiliki keunggulan dibidang ilmu
keislaman, kemampuan berbahasa asing, kepribadian utuh, dan ber-
akhlakul karimah.
b. Misi
Misi Ma’had Mahasiswa IAIN Salatiga adalah sebagai
berikut :
1) Mendidik mahasiswa-santri memiliki kemampuan membaca dan
memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar, kemantapan akidah,
kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu
keagamaan.
2) Memperkuat proses internalisasi nilai-nilai keislaman, kepribadian
dan keadaban melalui pendidikan terintegrasi antara pendidikan
akademik Perguruan Tinggi dan pendidikan pesantren; dan
3) Melatih ketrampilan berbahasa asing (Arab, Inggris, dan lainya)
bagi mahasiswa-santri melalui penciptaan lingkungan dan bi’ah
lughawiyah yang kondusif. (Pedoman Akademik IAIN Salatiga,
2015:158)
44
2. Sejarah Berdirinya Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
dan Eksistensinya
Kelompok KATABA merupakan salah satu sarana pengembangan
bakat menulis mahasiswa dilingkup Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
Kelompok yang dikelola oleh pengurus Ma’had Al Jami’ah baik putra dan
putri ini digagas pada tahun ajaran baru tepatnya 16 maret 2017. Atas
permintaan santri Ma’had Al Jami’ah sendiri maka terbentuklah kelompok
yang diberi nama KATABA. Kelompok ini terbentuk atas dasar
banyaknya minat santri pada pengembangan karya tulis baik secara ilmiah
maupun jurnalistik. Tidak hanya sekedar pemuatan gagasan pada kelompok
akan tetapi anggota kelompok KATABA terbukti memiliki pencapain
prestasi dibidang karya tulis. Dalam kurun waktu satu tahun tercatat
sembilan anggota mengikuti kegiatan yang diharuskan membuat artikel
sebagai syarat untuk mengikutinya.
3. Pengembangan Bakat Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Ma’had di IAIN Salatiga diarahkan dapat menciptakan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa dapat
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kompetensi
dibidang Bahasa (Arab dan Inggris), hafalan Al Qur’an, penguasaanilmu-
ilmu Islam, dan pengahayatan nilai-nilai Islam melalui pembiasaan
didasarkan pada semangat filosofis berikut:
45
a. Ma’had merupakan salah satu pilar Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam yang menitikberatkan pada penguasaan ilmu-ilmu keislaman
dan pendalaman serta penghayatan nilai-nilai agama Islam bagi
mahasiswa.
b. Sebagai bagian integral dari Perguruan Tinggi keagamaan Islam,
Ma’had berfungsi sebagai peletak dasar penguasaan ilmu-ilmu agama
dan penerapan nilai-nilai keberagaman bagi mahasiswa IAIN. Dengan
demikian semua aktivitas di Ma’had dan perkuliahan di IAIN harus
berjalan beriringan dan saling mendukung.
c. Secara historis, Ma’had merupakan pelembagaan tradisi pesantren ke
dalam kampus. Oleh sebab itu, Ma’had harus merefleksikan nilai-nilai
kepesantrenan, mentrasformasikan keilmuan dan pengalaman tradisi
keislaman, menjadi model pendidikan Islam khas Indonesia karena
muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat
lingkungannya.
d. Ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan di Ma’had bersumber dari
khazanah intlektual yang berpegang teguh kepada tradisi-tradisi Islam
yang kaya dan;
e. Ma’had merupakan lembaga pendidikan terintegrasi antara kultur
akademik perguruan tinggi dan kearifan pendidikan pesantren untuk
46
melahirkan santri sarjana dalam struktur kehidupan masyarakat
Indonesia.
Ma’had Mahasiswa IAIN Salatiga dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya berusaha mengembangkan potensi fitrah manusia baik
dimensi fikriyah, ruhaniyah, maupun jasmaniyah melalui berbagai bidang
pendidikan, yakni pengajaran, kepengasuhan, dan kesantrinan, yang
ketiganya dilakukan secara bersama-sama dengan tetap
mempertimbangkan kebutuhan, ketersediaan waktu dan pikiran dari setiap
santri yang juga belajar di IAIN Salatiga. Kegiatan-kegiatan yang berguna
untuk mengembangkan potensi tersebut seperti
ا ي ل ع ت ت ن أ ر ق ل م ا ي ل ع , ا ي ل ع ت , ثي د ح ل م ا ار ك ف ل م ةي م ل س ل ث غ ل ل ا ة ي م ن ت , ةاف ق ة,
ةي د ه ع م
(Pedoman Akademik IAIN Salatiga, 2017: 134)
B. Temuan Penelitian
Pelaksanaan wawancara yang dilakukan berada di lokasi Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga pada hari kamis, 30 Agustus 2018, pukul 14.00-20.00
WIB. dengan memilih narasumber yang sesuai dengan fokus penelitian,
adapun narasumbernya sebagai berikut :
47
No Nama Keterangan
1. M N Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Putra
IAIN Salatiga
2. M L C Pengurus Ma’had Al Jami’ah Putra
IAIN Salatia
3. M S Anggota Kelompok KATABA
4. F F S Anggota Kelompok KATABA
Tabel. 4.1 Narasumber Wawancara
Berdasarkan beberapa narasumber diatas, terdapat hasil wawancara
yang sesuai dengan pedoman wawancara sebagai berikut:
Menurut hasil wawancara dengan Bapak M N selaku Pengasuh
Ma’had Al Jami’ah Putra IAIN Salatiga mengatakan bahwa :
“Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga didirikan pada 1 September
2005, dibawah naungan Yayasan Kerjasama Alumni, Orang Tua
Mahasiswa (YAKAOMI) IAIN Salatiga. Sementara sejarah
digagasnya kelompok KATABA terbentuk pada tahun 2017 tepatnya
tanggal 16 Maret yang dilatarbelakangi oleh banyaknya santri yang
suka menulis sehingga mereka mendirikan sebuah grup yang isinya
diskusi dan tukar pengalaman baik event lomba atau event
konferensi ilmiah”(M N, Wawancara, 30 Agustus 2018 Pukul 20.00
WIB.)
Hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa sejarah berdirinya
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga dan sejarah berdirinya kelompok
KATABA yaitu pada tanggal 16 Maret 2017. Kelompok yang
dilatarbelakangi oleh santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga yang suka
berkarya dalam dunia penulisan. Serta memanfaatkan diskusi pada
48
kelompok sebagai tukar informasi tentang event atau sekedar tukar
pengalaman.
Dalam isi diskusi kelompok KATABA tidak hanya monoton
kepada satu orang sebagai pemateri, akan tetapi semua anggota dapat
menyampaikan pemikiran dan pengalaman yang ia miliki. Sehingga
semua anggota bisa tahu informasi terbaru mengenai dunia penulisan, baik
ilmiah, jurnalistik, puisi, dan cerpen.
Dalam upaya meningkatkan pengembangan skill santri,
pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga memberikan dukungan baik
secara mental maupun materi demi menunjang prestasi santri dan
memberikan stimulasi tindak lanjut agar santri bisa semakin berkembang
dalam dunia tulis-menulis. Seperti yang dikatakan Pengasuh Ma’had Al
Jami’ah Putra IAIN Salatiga dalam wawancara :
“Pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga tidak hanya
mendukung akan tetapi, setiap santri yang mengikuti event
lembaga selalu memberikan bantuan baik dari segi mental
maupun materi dalam hal ini akomodasi selama mengikuti event.
Adapun tindak lanjut dari pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga kepada santri Ma’had Al Jami’ah dalam
mengembangkan karya tulisnya diberikan pelatihan khusus.
Yaitu santri akan disalurkan ke lembaga penerbitan bahkan
difasilitasi dari lembaga tersebut tujuanya agar lebih matang
dalam penulisannya, dalam hal ini ada 2 santri yaitu Firdan
Fadlan Sidik dan M. Saful Rohman yang sudah bisa
memanfaatkan kesempatan tersebut”(M N,Wawancara, 30
Agustus 2018 Pukul 20.00 WIB)
49
Pelaksanaan kegiatan KATABA merupakan salah satu kegiatan
pengembangan yang dimiliki oleh Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
Kegiatan tersebut berjalan sudah hampir dua tahun dan banyak anggota
yang memiliki prestasi dari hasil kegiatan pelatihan menulis.
Pada awalnya hanya pengenalan tata cara menulis makalah untk
tugas mata kuliah. Akan tetapi bermunculan ide yang berkembang untuk
menambah wawasan tentang karya tulis baik jurnalistik, ilmiah, puisi,
cerpen dan lain sebagainya. Pada tatanan ini beberapa macam metode
yang digunakan untuk pendekatan kepada anggota yaitu diskusi yang
lebih menekankan semua anggota menjadi narasumber atau sharing, baik
dari segi pengalaman, kesulitan untuk memulai menulis, mengembangkan
penulisannya.
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu pengurus KATABA
yaitu M Smengatakan, isi kegiatannya yaitu
“isi kegiatan KATABA meliputi kegiatan penulisan makalah
ilmiah, essay, cerpen, berita, opini, puisi, sharing pengalaman
dari seluruh anggota dengan waktu yang bergantian”(M S,
Wawancara, 29 Agustus 2018 Pukul 07.30 WIB)
Dijelaskan bahwa kegiatan kelompok KATABA merupakan
kegiatan yang sifatnya non formal akan tetapi memberikan pelatihan
kepada semua anggota agar memliki kemauan untuk menulis. Alasan
utamanya karena hidup lingkungan akademisi maka bekal yang terpenting
adalah pembuatan makalah. Sehingga adanya kelompok KATABA di
50
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga membantu mahasiswa baru untuk
memahami secara jelas pembuatan makalah sebagai kewajiban tugas
kuliah.
Tidak hanya pembekalan pada santri baru akan tetapi santri lama
juga dapat mengembangkan bakat menulisnya melalui forum KATABA.
Seperti yang dikatakan oleh M S
“manfaat mengikuti KATABA adalah bisa lebih melek literasi,
karena di KATABA punya program wajib baca minimal 15 menit
dalam sehari dan satu bulan satu karya, yaitu program yang bis
mendorong kepada teman-teman dapat dikatakan duta baca bagi
dirinya sendiri dan pendekar tinta bagi dirinya sendiri dan itu
hanya sekedar motivasi agar teman-teman bias melek literasi.
Karena kalau Indonesia memeiliki daya literasi tinggi maka
otomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan kita. Manfaat
selanjutnya yaitu menjalin net working dalam artian teman-
teman KATABA masuk dalam grub yang didalamnya memuat
tentang event tulis menulis. Dari situ mereka akan termotivasi
agar selalu mencoba untuk mengikuti event dan mereka akan
menghasilkan karya, dan manfaat selanjutnya yaitu
meningkatkan prestasi, dalam hal ini presatsi non akademik
yang berupa tulis menulis contohnya setelah mengikuti KATABA
banyak teman-teman yang akhirnya lolos mengikuti acara
seminar nasional. Mereka menulis dan keterima melalui seleksi
dan menjadi pemateri di forum nasional maupun
internasional”(M S, Wawancara, 29 Agustus 2018 Pukul 07.30
WIB)
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa manfaat mengikuti
kelompok KATABA antara lain bisa melek literasi, net working tukar
infromasi event ilmiah, dan meningkatkan prestasi berupa tulis-menulis.
KATABA lahir di sebuah asrama mahasiswa IAIN Salatiga bernama
51
Ma’had Al-Jami’ah, satu-satunya asrama mahasiswa yang berada di
bawah naungan kampus IAIN Salatiga. Ma’had ini terbagi menjadi dua
lokal, yaitu ma’had putra dan ma’had putri. Komunitasnya-pun tercabang
menjadi dua, yaitu KATABA untuk ma’had putra yang berjumlah 50
anggota, dan KATABAT untuk ma’had putri yang berjumlah 66 anggota.
Namun esensi, materi, dan kepengurusannya tetap terpusat.
Dalam kepengurusan kegiatannya KATABA membentuk
kepengurusan sendiri agar kegiatannya bisa terpusat tidak berinduk
kepada pengurus harian Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Sehingga
memiliki perbedaan tugas yang sifatnya kewajiban sebagai pengurus
Ma’had dan tugas sampingan untuk mengembangkan bakat menulisnya.
Hasil wawancara dengan salah satu pengurus Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga yaitu M L C mengatakan,
“jadwal kegiatan KATABA disesuakian jadwal anggota sehingga
tidak bertabrakan dengan jadwal kuliah, jadwal bimbel, dan
penguruspun juga memiliki waktu luang untuk berkumpul
bersama teman-teman KATABA. Kadang setiap hari sabtu pagi,
ahad pagi. Yang terpenting disesuakan dengan longgarnya
waktu anggota. Sehingga pengurus tidak meninggalkan
kewajibannya begitu saja”(M L C, Wawancara 30 Agustu 2018
Pukul 21.00 WIB)
Sementara anggota yang lain F F S mengatakan bahwa
“saya sendiri aktif kegiatan KATABA dilihat dari
perkembangnnya, anggota KATABA semakin sadar akan literasi,
itu dilihat dari keaktifannya mengikuti kegiatan KATABA dan
memiliki karya, hasil dari pelatihan” KATABA”(F F S,
Wawancara 30 Agustus 2018 Pukul 16.00 WIB)
52
Dapat disimpulkan dari kedua wawancara yang berbeda
narasumber bahwa waktu yang diberikan oleh pengurus sangat
dimanfaatkan betul baik dari para pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga maupun anggota atau santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
Sehingga keaktifan anggota berpengaruh atas kesadaran untuk menarik dan
meningkatkan daya membaca serta membuat karya tulis untuk dirinya.
C. Analisis Data
1. Bagaimana bentuk Jaringan Komunikasi pada Kelompok KATABA
Jaringan komunikasi pada kelompok KATABA adalah
kelompok yang memanfaatkan jaringan sosial dan struktur jaringan. Hal
ini menggambarkan bahwa jaringan komunikasi pada kelompok
KATABA memiliki misi dengan menggunakan relasi anggota satu dengan
anggota yang lain. Fenomena ini dapat dilihat ketika anggota KATABA
membagi ide atau gagasan dalam satu forum.
Dalam pembahasan pengertian mengenai arti dari jaringan cukup
sulit dibayangkan. Karena tidak semua hal yang berkaitan dengan jaringan
memiliki kesetaraan yang sama dalam bidang tertentu. Akan tetapi
berdasarkan bayangan dalam pembahasan ini, Alo Liliweri (2014:381)
mengutip dari Webster’s Dictionary menyebutkan networking sebagai
interconnected or interrelated chain, group or system (sebuah rantai yang
saling berhubungan atau saling terkait, kelompok atau sistem).
53
Pada kelompok KATABA sendiri telah melaksanakan kinerja
yang saling berhubungan. Terlihat pada pola diskusi yang dipakai oleh
kelompok KATABA jaringan komunikasi ini terletak pada sistem
pemberian informasi kepada anggota yang lain. Tidak ada yang
membedakan kedudukan anggota dalam kelompok ini semuanya memiliki
kesetaraan posisi meskipun memiliki bakat yang berbeda.
Dalam cakupannya kelompok memiliki klasifikais tertentu yang
dapat membedakan fungsi dari kelompok. Meskipun dalam bingkai yang
sama sebutan kelompok sudah umum dipakai oleh banyak khalayak.
Cakupan ini melihat bahwa fungsi dari kelompok KATABA sendiri
memiliki peranan aktif dalam subyek kerja regional. Artianya kelompok
KATABA dapat berkembang dalam cakupan kelompok yang minimalis
kerena secara status di bawah naungan Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
Penerapan pola diskusi pada kelompok KATABA yang
berbentuk jaringan komunikasi. Secara umum diskusi yang dilaksanakan
tidak terpacu oleh satu narasumber atau pemateri. Dapat dipahami bahwa
seluruh anggota KATABA menjadi narasumber atau dapat dikatakan
sebagai tukar pikiran. Hubungan yang terjadi pada kelompok ini memiliki
relasi yang bersifat dua arah yaitu simetris, yakni relasi diamana anggota
satu ke anggota lain menjadi pelaku yang saling bersama-sama untuk aktif
dalam diskusi pada kelompok KATABA.
54
Gambar 4.1 Relasi Jaringan Komunikasi Simetris
(Sumber : Analisis Jaringan Komunikasi, Eriyanto, 2014, Hal. 42)
Bagan diatas menjelaskan bahwa satu anggota dapat melakukan
relasi dua arah dari segi tempat manapun. Sehingga anggota lain dapat
bersama-sama terlibat dalam relasi yang dilakukannya. Hal ini
berhubungan bahwa setiap anggota menjadi narasumber pada setiap
disukusi. Sehingga jaringan komunikasi secara tidak langsung sudah
diterapkan oleh kelompok KATABA.
B
C E
A
D
55
Tidak hanya dilihat dari segi relasi simetris saja, dalam jaringan
komunikasi juga dikenal sebagai kesetaraan posisi. Dalam penjelasan
analisis jaringan komunikasi oleh Herman (1984:61) yang dikutip oleh
Eriyanto (2014:255) mengatakan bahwa kesetaraan posisi (structural
equivalence) dihitung dari kelas yang terbentuk dari aktor yang berada
pada posisi yang setara. Definisi “posisi yang setara” ini harus dilihat dari
relasi aktor dengan aktor lain dalam jaringan sosial.
Dapat diartikan bahwa jaringan komunikasi yang terjadi pada
kelompok KATABA tidak hanya terlihat dari pola jaringan komunikasi
relasi simetris saja akan tetapi juga terlihat oleh sistem kesetaraan posisi
yang dilakukan oleh anggota KATABA. Melalui jaringan komunikasi
inilah anggota KATABA dapat meningkatkan kreativitas menulisnya
berdasarkan tukar pemikiran, ide, gagasan, dan pengalaman yang dimuat
dalam karya tulis baik ilmiah, jurnalistik, kisah inspiratif, cerpen, puisi
dan yang lainya.
Pada tatanan ini jaringan komunikasi sudah terbentuk melalui
berbagai diskusi pada kelompok KATABA. Dengan keterkaitannya maka
kelompok KATABA juga digolongkan sebagai kelompok Pemikir (Group
Think). kondisi Group Think terjadi apabila kelompok sudah berada pada
tahap kohesif yang tinggi, dan ketika mereka berada dalam suasana yang
56
harus mempertimbangkan untuk mengambil sebuah keputusan yang
berkualitas.
Penjelasan tersebut sesuai dengan kondisi kelompok KATABA
yang memang selalu memberikan solusi atas anggota yang lain tehadap
berkembangan keaktifan menulis anggota dalam pelatihan ini.
Bersambung dengan teori yang lain yaitu sesuai dengan kelompok
rujukan. Sebagai kelompok yang selalu memberikan informasi melalui
diskusi yaitu dapat mempengaruhi pola kehidupan santri Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga. Pengaruh yang didapat yaitu, santri yang awalnya
tidak mau mencoba belajar karya tulis sehingga memiliki kemauan untuk
membaca dan berkarya dalam tulisan. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pada tahap ini yaitu, inspirasi, aturan perilaku, dan pola
pemikiran sehari-hari.
Meskipun sumber inspirasi, aturan perilaku, dan pengaruh pola
pemikiran hanya satu dua orang. Akan tetapi, dapat mempengaruhi satu
kelompok yang jumlah anggotanya mencapai 120 orang. Hal ini termasuk
dalam kategori kelompok rujukan. Karena satu kelompok memiliki
sumber yang dapat mempengaruhi pola pemikiran meskipun satu atau dua
orang saja. Sehingga santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga merasa
tersalurkan bakat kreativitas menulisnya melalui kelompok KATABA.
57
Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga secara
tidak langsung telah menerapkan efektifitas jaringan komunikasi pada
setiap anggotanya yang bertujuan untuk meningkatkan daya baca serta
mengembangkan kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga.
Fungsi jaringan komunikasi inilah yang berperan dalam
menumbuhkan semangat literasi yang berdasarkan pada pola membaca
sejak dini yang kemudian dikembangkan melalui aspek pelatihan, dari
pelatihan inilah daya tarik untuk terus berkarya dalam dunia penulisan
merubah pola pikir santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga. Meskipun
pada awalnya sedikit tidak berpengaruh, akan tetapi dalam jangka waktu
satu tahun sudah memiliki karya yang bertaraf nasional maupun
internasional.
Pada dasarnya kelompok KATABA menumbuhkan rasa
kepedulian terhadap lingkungan akademik kampus IAIN Salatiga pada
umunnya dan Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga khususnya. Agar
semangat budaya membaca dan menulis tertanam pada diri santri/
mahasiswa IAIN Salatiga.
58
2. Apa saja Kreativitas Menulis Kelompok KATABA
Kreativitas yang terjadi pada kelompok KATABA adalah
memiliki daya tarik untuk selalu mengembangkan kreativitas menulis.
Melalui jaringan komunikasi ini kelompok KATABA memanfaatkan ide
dari masing-masing anggota sebagai salah satu sumber inovasi untuk
meningkatkan karya tulis yang dihasilkan.
Secara personal kreativitas masing-masing individu memiliki
perbedaan. Akan tetapi anggota KATABA meskipun tetap memiliki
perbedaan hasil karya, hal itu tidak menjadi penghalang bagi semua
anggota. Dari perbedaan justru kreativitas itu tumbuh karena adanya
faktor perbedaan. Sehingga anggota KATABA tidak memiliki rasa
kesulitan dalam mencari inspirasi dan ide gagasan. Hal inilah yang
menjadikan jaringan komunikasi sebagai perantara tumbuhnya kreativitas
anggota kelompok menulis KATABA Ma’hadAl Jami’ah IAIN Salatiga.
Dari sekian anggota yang mengikuti kelompok KATABA
terdapat 8 orang yang berprestasi dalam bidang karya tulisnya, baik ilmiah
maupun jurnalistik. Hal ini menunjukkan bahwa efek dari jaringan
komunikasi sangat berpengaruh terhadap pengembangan kreativitas
menulis anggota kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
Tumbuhnya kreativitas menulis pada kelompok KATABA
berawal dari diskusi yang selalu diajadikan tombak utama sebagai
59
penyalur informasi. Seperti yang dikatakan salah satu anggota KATABA
semua anggota KATABA adalah everyone is teacher.Jadi tidak ada kata
ada guru dan murid semua menjadi guru pada kelompok KATABA. Yaitu
semua annggota dapat menyalurkan informasi pada saat
diskusi.Kreativitas menulis yang dihasilkan oleh kelompok KATABA
antara lain adalah puisi, makalah ilmiah, cerpen, berita, penulisan sejarah,
dan karya tulis ilmiah lainya.
Salah satu motivasi anggota KATABA untuk selalu berkarya
dalam bidang menulis, karena adanya stimulasi dari penggagas KATABA
yang mampu mempengaruhi tumbuhnya kreativitas menulis yang awalnya
tidak memiliki gagasan untuk menulis dan pada akhirnya memilki
presatasi pada bidang menulis. Stimulasi itu adalah Apabila kamu bukan
anak raja, saudagar atau bangsawan maka menulislah.
Secara empirik kalimat motivasi tersebut membangun inspirasi
jiwa muda yang meskipun bukan anak dari golongan yang berpangkat
dapat terus beprestasi melalui menulis. Tidak hanya itu meskipun sudah
meninggal dunia maka karyanyapun akan tetap terbaca oleh banyak orang
dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan sebagai bekal kehidupan di
dunia dan akhirat.
60
3. Bagaimana Jaringan Komunikasi Kelompok KATABA Dalam
Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga
Jaringan komunikasi pada kelompok KATABA terlihat pada
kegiatan yang dilaksanakannya. Jaringan komunikasi yang diterapkan
pada kelompok KATABA terbukti dapat meningkatkan kreativitas
menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatia.Dalam waktu satu tahun 8
anggota lolos sebagai peserta konferensi ilmiah di berbagai kota di
Indonesia maupun luar negeri. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari
pengaruh jaringan komunikasi yang dibuat melalui penyampaian
informasi pada setiap kegiatan. Sehingga dalam meningkatkan kreativitas
tersebut terlihat lebih mudahjika memakai jaringan komunikasi.
Makna jaringan komunikasiini dioalah sebagai tindakan jaringan
komunikasi yang menjadi solusi dalam meningkatkan kreativitas menulis
santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga dalam lingkup kelompok
KATABA.
Unsur-unsur jaringan komunikasi dapat dilihat dari cara diskusi
anggota KATABA penyampaian informasi, tindakan dari hasil diskusi,
dan hasil dari tindakan tersebut. Penilaian dari unsur inilah jaringan
komunikasi dapat digunakan sebagai perantara dan peranan penting dalam
kegiatan kelompok KATABA.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkanobservasi dan hasil wawancara kegiatan kelompok
KATABA Ma’had Al Jami’ah IAN Salatiga data tersebut dianalisis sehingga
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan jaringan komunikasipada kelompok KATABA Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga yaitu penyampaian informasi tentang karya tulis
yang diterima melalui diskusi dan dilakukan oleh setiap anggota
kelompok KATABA yang terbentuk menjadi pola jaringan komunkasi
simetris.
2. Kreativitas menulis anggota kelompok KATABA antara lain adalahpuisi,
makalah ilmiah, cerpen, berita, penulisan sejarah, dan karya tulis ilmiah
lainya.
3. Jaringan komunikasi pada kelompok KATABA dalam meningkatkan
kreativitas menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga secara tidak
langsung sudah diterapkan oleh anggota pada setiap kegiatanya. Jaringan
komunikasi yang dilakukan dalam meningkatkan daya baca dan menulis
santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga terlihat pada saat diskusi
berlangsung. Sehingga santri yang awalnya tidak memiliki kemauan
62
membaca dan menulis menjadi memiliki kemauan untuk menjadi duta
baca bagi dirinya sendiri dan mampu mengahsilkan karya tulis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka ada
beberapa saran yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai
bahan uraian penutup sekripsi ini antara lain:
1. Bagi Pengelola dan Pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
a. Diharapkan dapat mengevaluasi kekurangan dari sarana dan prasarana
sebagai dukungan utama dalam mengembangkan literasi di Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga.
b. Untuk menjaga kestabilan kemauan baca dan berkarya dalam tulisan
maka diharapkan baik Pengelola dan Pengurus Ma’had Al Jami’ah
selalu menindak lanjuti kegiatan KATABA agar bakat dan minat
anggota KATABA dapat tersalurkan melalui event nasional maupun
internasional.
2. Bagi Santri dan Anggota KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
a. Diharapkan tetap belajar dan tetap istiqomah dalam mengembangkan
kemauan membaca dan menulis sebagai bekal di dunia dan akhirat.
b. Diharapkan mampu membagi informasi dunia literasi tidak hanya di
lingkungan Ma’had Al Jami’ah, saja akan tetapi diluar lokasi tersebut
santri atau anggota kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN
63
Salatiga mampu menjadi contoh yang baik kepada seluruh mahasiswa
IAIN Salatiga khsusunya dan seluruh umat manusia dalam budaya
membaca dan menulis. Sehingga hasil diskusi dan karya yang
dihasilkan bermanfaat bagi orang lain.
c. Mampu mempengaruhi kehidupan di luar lingkungan kelompok
KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga dalam menningkatkan
minat membaca dan menulis.
3. Bagi Peniliti Selanjutnya
a. Diharapkan dapat mengkaji topik yang sama lebih mendalam. Apabila
tidak dengan tema yang sama maka diharapkan peniliti selanjutnya
meniliti dengan unsur-unsur yang sama dalam pembahasan yang
berkaitan dengan jaringan komunikasi.
b. Diharapkan dapat menambah subjek dalam penilitian agar data yang
diperoleh lebih luas dan mendapatkan analisis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aw, Bachtiar, Wardi. 1997 Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Fajrie, Mahfudlah. 2017. Gaya Komunikasi Masyarakat Pesisir Wedung Jawa
Tengah. Jurnal INJECT (InterdiciplinaryJournal of Communication.).
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Guba, E.G & Lincoln Y.S. 1981. Effektif Evaluation. Improving The Usefullness of
Evaluation result Trough Resposive and Naturalistic Approaches. Jossey Bass
Publisher. San Fransisco.
Hasanah, Hasyim. 2017. Penguatan Jaringan Komunikasi Lembaga Dakwah
Komunitas (LDK) Sebagai Strategi Pemberdayaan Potensi Keberagamaan
Warga di Banyumanik, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang: Jurnal
Walisongo.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta.
Pembaharuan.
Kriyantono, Ahmad. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta: KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP.
Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta: BUMI
AKSARA.
Maftuh, Hasan. 2017. Aktivitas MUI Dalam Perkembangan Kehidupan Keagamaan
di Surakarta 1975-2015. Jurnal INJECT (InterdiciplinaryJournal of
Communication.). Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
M. Hikmat, Mahi. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra, Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Mustofa. 2014. Efektivitas Jaringan Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Sosial Provinsi Riau, UIN Sultan Syarif
Kasim Riau: Penelitian Kualitatif.
Moloeng, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA
ROSDA KARYA.
Munandar,Utami. 2004. Pengembangan Emosi dan Kreativitas. Jakarta: Rineka
Cipta.
Musbikin,Imam. 2006. Mendidik anak kreatif ala Einstein, Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Musyarofah. 2017. Pengembangan Aspek Sosial Anak Usia Dini di Taman Kanak-
Kanak ABA IV Mangli Jember Tahun 2016. Jurnal INJECT
(InterdiciplinaryJournal of Communication.). Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga.
Putra, Nusa dan Ninin Dwilestari. 2012. Penelitian Kualitatif Paud Anak Usia Dini,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pedoman Akademik IAIN Salatiga. 2017/2018.
Rakhmat, Jalaludin. 1989. Psikologi Komunikai, Bandung: PT. REMAJA ROSDA
KARYA.
Rahmat, Aziz. 2014. Psikologi Pendidikan, MALANG: Uin Maliki Press.
Rohim, Syaiful. 2016. Teori Komunikasi. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Ruliana, Poppy. 2016. Komunikasi Organisasi, Teori dan Studi Kasus, Jakarta: PT.
RAJA GRAFINDO PERSADA.
Ridwan. 2017. Peranan Jaringan Komunikasi Organisasi Dalam Mencapai Tujuan
Organisasi, Studi Deskriptif Kualitatif:Pada Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Penelitian Kualititatif.
Siswanto. 2017. Peran Pekerja Sosial Dalam Pembinaan Anak Asuh Melalui Life
Skill di Panti Asuhan Darul Hadlanah Pati. Jurnal INJECT (Interdiciplinary
Journal of Communication.). Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Simanjuntak, Elvianna. 2004. Efektivitas Kerja, sebuah studi korelasional yang
bertujuan untuk mengetahui apakah jaringan komunikasi berpengaruh
terhadap efektivitas kerja pegawai di Kantor Pemerintahan Kabupaten Dairi,
Universitas Sumatera Utara: Penelitian Kuantitatif.
Steers, M. Rizhard. 1985, Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: ERLANGGA.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudarwan, Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULLUM VITAE
Nama : M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi
Tempat/Tgl lahir : Grobogan, 31 Maret 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lk. Bandang Kidul RT 7/RW 4,
Kel. Kunden, Kec. Wirosari,
Kab. Grobogan 58192
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Mahasiswa
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 68 kg
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal :
TK Dharma Wanita Wirosari : 2002-2003
SD Negeri 1 Kuwu : 2003-2009
MTs Negeri 2 Grobogan : 2009-2012
SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang : 2012-2014
S1 Komunikasi Penyiaran Islam : 2014-2018
Pendidikan non Formal
Pendidikan Pesantren Salafiyah Roudlotul
Mubtadiin Balekambang Nalumsari : 2012-2014
Jepara
Pengalaman Organisasi
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam : 2015-2016
Kepala Bidang Internal Dewan Mahasiswa
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga : 2016-2017
Div. K3 Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga : 2015-2016
Ketua Ma’had Al Jami’ah Putra IAIN Salatiga : 2016-2107
Penanggung Jawab Kelompok KATABA
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga : 2017-2018
Divisi Humas Dewan Pengurus Pusat
Organisasi Mahasiswa Grobogan : 2016-2017
Wakil Ketua Ikatan Mahasiswa Purwodadi
IAIN Salatiga : 2017-2018
Keahlian Tambahan
Keahlian Komputer (Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Power Point,)
Keahlian lain (Editing Video pendek Filmora, Take Video, pers realese)
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Narasumber : Pengasuh Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Judul Penelitian : Jaringan Komunikasi pada Kelompok KATABA Dalam
Meningkatkan Kreativitas Menulis Santri Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga.
1. Bagaimana sejarah berdirinya Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga?
2. Bagaimana sejarah digagasnya kelompok KATABA?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kreativitas
menulis anggota KATABA?
4. Metode apa yang digunakan untuk menumbuhkan kreativitas menulis pada
anggota kelompok KATABA?
5. Apa saja prestasi yang sudah diraih oleh kelompok KATABA?
6. Bagaimana tindakan jaringan komunikasi pada kelompok KATABA?
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan :
A. Pedoman wawancara bagi Pengasuh Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
1. Bagaimana sejarah berdirinya Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga?
2. Bagaimana sejarah digagasnya kelompok KATABA?
3. Bagaimana upaya pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga dalam
meningkatkan pengenmbangan skill santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga?
B. Pedoman wawancara bagi pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
1. Berapa jumlah anggota KATABA?
2. Kapan jadwal kegiatan KATABA dilaksanakan?
3. Bagaimana struktur kepengurusan Kelompok KATABA
C. Pedoman wawancara bagi pengurus kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga
1. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kreativitas
menulis anggota KATABA?
2. Bagaimana tindakan jaringan komunikasi pada kelompok KATABA?
3. Bagaimana menurut anda pola jaringan komunikasi pada kelompok
KATABA?
4. Pelatihan menulis apa saja yang diberikan kepada anggota Kelompok
KATABA?
5. Apa saja manfaat mengikuti KATABA menurut saudara?
6. Bagaimana menurut saudara mengenai cara diskusi kelompok KATABA?
D. Pedoman wawancara bagi anggota kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga
1. Apakah saudara aktif dikegiatan KATABA?
2. Pelatihan menulis apa saja yang diberikan kepada anggota Kelompok
KATABA?
3. Apakah saudara sudah memiliki karya dari hasil pelatihan KATABA?
4. Bagaimana menurut saudara mengenai cara diskusi kelompok KATABA?
Lampiran 3
A. Tujuan
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan keabsahan data tentang
jaringan komunikasi pada kelompok KATABA dalam meningkatkan kreativitas
menulis santri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga.
B. Daftar Hasil Wawancara
Nama : M. Nuryansah, M. Hum.
Alamat : Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, Jln. Nakula Sadewa No.
V, RT 03/RW 03 Kembangarum, Sidomukti, Salatiga
Hari, tanggal : Kamis, 30 Agustus 2018
Waktu : Pukul 20.00-20.40 WIB.
Jawaban :
1. Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga didirikan pada 1 September 2005,
dibawah naungan Yayasan Kerjasama Alumni, Orang Tua Mahasiswa
(YAKAOMI) IAIN Salatiga.
2. Sementara sejarah digagasnya kelompok KATABA terbentuk pada tahun
2017 tepatnya tanggal 16 Maret yang dilatarbelakangi oleh banyaknya
santri yang suka menulis sehingga mereka mendirikan sebuah grup yang
isinya Pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga tidak hanya mendukung
akan tetapi, setiap santri yang mengikuti event lembaga selalu memberikan
bantuan baik dari segi mental maupun materi dalam hal ini akomodasi
selama mengikuti event.
3. Adapun tindak lanjut dari pengelola Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
kepada santri Ma’had Al Jami’ah dalam mengembangkan karya tulisnya
diberikan pelatihan khusus. Yaitu santri akan disalurkan ke lembaga
penerbitan bahkan difasilitasi dari lembaga tersebut tujuanya agar lebih
matang dalam penulisannya, dalam hal ini ada 2 santri yaitu Firdan Fadlan
Sidik dan M. Saful Rohman yang sudah bisa memanfaatkan kesempatan
tersebut diskusi dan tukar pengalaman baik event lomba atau event
konferensi ilmiah.
Nama : M. Lutfi Chakim Chanif
Alamat : Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, Jln. Nakula
Sadewa No. V, RT 03/RW 03 Kembangarum,
Sidomukti, Salatiga
Hari, tanggal : Kamis, 30 Agustus 2018
Waktu : Pukul 21.00-22.00 WIB.
Jawaban :
1. Jumlah anggota 116 orang terdiri dari 43 santri putra dan 77 santri
putri
2. Jadwal kegiatan KATABA disesuakian jadwal anggota sehingga tidak
bertabrakan dengan jadwal kuliah, jadwal bimbel, dan penguruspun
juga memiliki waktu luang untuk berkumpul bersama teman-teman
KATABA. Kadang setiap hari sabtu pagi, ahad pagi. Yang terpenting
disesuakan dengan longgarrnya waktu anggota. Sehingga pengurus
tidak meninggalkan kewajibannya begitu saja
Nama : M. Sabar Prihatin
Alamat : Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, Jln. Nakula
Sadewa No. V, RT 03/RW 03 Kembangarum,
Sidomukti, Salatiga
Hari, tanggal : Kamis, 29 Agustus 2018
Waktu : Pukul 07.30-08.30 WIB.
Jawaban :
1. faktor pendukungnya adalah adanya kemauan mereka masing-masing
kemudian mereka termotivasi untuk menngikuti event tulis menulis.
Jadi mereka mau tidak mau harus membuat essay, cerpen, puisi, berita,
dan juga makalah ilmiah. Selain faktor dari kemauan mereka untuk
meningkatkan kreativitas menulis adanya majalah dinding dimana
dalam madding itu teman-teman berekspresi atau mengekspresikan
gagasan pemikiran dalam hal apapun. Kemudia faktor penghambatnya
yaitu masih kurangnya sumber bacaan, kalau misalkan disini terdapat
sumber bacaan yang banak saya yakin teman-teman KATABA
menulisnya lebih kreativ.
2. Tindakan jaringan komunikasi pada kelompok KATABA adalah
dengan cara diskusi, menyampaikan informasi, serta masing-masing
anggota menjadi narasumber. Sehingga terbentuklah jaringan
komunikasi yang sangat efektif untuk dilakukan sebagai acuan dalam
meningkatkan kreativitas menulis anggota kelompok KATABA.
3. Pola jaringan komunikasi yang dipakai oleh anggota KATABA adalah
jaringan komunikasi yang berbentuk simetris. Karena dari anggogta
satu ke anggota yang lain saling berkaitan dalam menyampaiakan
informasi maupun menerima informasi.
4. Isi kegiatan KATABA meliputi kegiatan penulisan makalah ilmiah,
essay, cerpen, berita, opini, puisi, sharing pengalaman dari seluruh
anggota dengan waktu yang bergantian.
5. Manfaat mengikuti KATABA adalah bisa lebih melek literasi, karena
di KATABA punya program wajib baca minimal 15 menit dalam
sehari dan satu bulan satu karya, yaitu program yang bis mendorong
kepada teman-teman dapat dikatakan duta baca bagi dirinya sendiri
dan pendekar tinta bagi dirinya sendiri dan itu hanya sekedar motivasi
agar teman-teman bias melek literasi. Karena kalau Indonesia
memeiliki daya literasi tinggi maka otomatis akan meningkatkan
kualitas pendidikan kita. Manfaat selanjutnya yaitu menjalin net
working dalam artian teman-teman KATABA masuk dalam grub yang
didalamnya memuat tentang event tulis menulis. Dari situ mereka akan
termotivasi agar selalu mencoba untuk mengikuti event dan mereka
akan menghasilkan karya, dan manfaat selanjutnya yaitu
meningkatkan prestasi, dalam hal ini presatsi non akademik yang
berupa tulis menulis contohnya setelah mengikuti KATABA banyak
teman-teman yang akhirnya lolos mengikuti acara seminar nasional.
Mereka menulis dan keterima melalui seleksi dan menjadi pemateri di
forum nasional maupun internasional.
6. Cara diskusi kelompok KATABA sesuai dengan apa yang disepakati
bersama bahwa KATABA adalah kelompok tulis menulis dibawah
naungan Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga untuk penyampaian materi
berupa diskusi atau sharing. Yang mana menganut system non formal
yang mana tidak ada aturan baku, tidak ada silabi, tidak ada kurikulum
tapi apa yang mereka tau saling didiskusikan dengan teman. Yang tau
jangan ragu untuk bertanya dan yang atau juga harus berbagi.
Nama : Firdan Fadlan Sidik
Alamat : Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga, Jln. Nakula
Sadewa No. V, RT 03/RW 03 Kembangarum,
Sidomukti, Salatiga
Hari, tanggal : Kamis, 30 Agustus 2018
Waktu : Pukul 14.00-15.30 WIB.
Jawaban :
1. saya sendiri aktif kegiatan KATABA dilihat dari perkembangnnya,
anggota KATABA semakin sadar akan literasi, itu dilihat dari
keaktifannya mengikuti kegiatan KATABA dan memiliki karya, hasil dari
pelatihan
2. Pelatihan penulisan makalah ilmiah, essay, cerpen, berita, opini, puisi,
sharing pengalaman dari seluruh anggota.
3. Saya sudah memiliki karya dari hasil pelatihan KATABA diantaranya
yaitu, Juara 3 Essay Nasioanl antar santri dan mahasiswa bertema : Santri
di Tengah Era Millenial dan Digital, CSS MORA Nasional 2018 , Juara 3
Menulis Cerpen bertema : Cinta Indonesia, Karyapedia Publisher 2018,
Juara Harapan II Kisah Inspiratif Mahasiswa Bidikmisi GEMBIRA 2018,
Juara 1 Esai bertema : Bhinneka dalam Berkarya, HMJ KPI IAIN
Surakarta, 2018
4. Menurut saya acara diskusi yang dilakukan oleh kelompok KATABA
sangat membantu dalam perkembangan kreativitas menulis khusunya
dilingkungan Ma’had sendiri.
C. Responden
1. Pengasuh Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
2. Pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
3. Pengurus Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
4. Anggota Kelompok Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Lampiran 4
DOKUMENTASI
Gambar 1 : Foto wawancara dengan Pengasuh Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Foto : Sifa Arif
Gambar 2 : Foto wawancara dengan Pengurus Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Foto : Khuazainul Anwar
Gambar 3 : Foto wawancara dengan Pengurus Kelompok KATABA Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga Foto : Izza Rifqi
Gambar 4 : Foto wawancara dengan Anggota Kelompok KATABA Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga Foto : Iqomuddin
Gambar 5 : Foto kegiatan out door Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga Foto : Firdan Fadlan
Gambar 6 : Foto kegiatana Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Foto : Iqomuddin
Gambar 7 : Foto diskusi Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Foto : Iqomuddin
Gambar 8 : Foto diskusi Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Foto : Iqomuddin
Gambar 9 : Foto kegiatan Kelompok KATABA Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Foto : Iqomuddin
Gambar 10 : Foto kegiatan diskusi pembuatan berita Kelompok KATABA Ma’had
Al Jami’ah IAIN Salatiga Foto : Lutfi Chakim Chanif
Gambar 11 : Foto salah satu anggota KATABA yang menjadi delegasi penulisan
karya ilmiah di Malaysia
Foto : Tio Famor
Lampiran 5
Struktur Kepengurusan KATABA
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga 2017/2018
No Nama Jabatan
1. Sukron Ma’mun, M.S.I. Pembina
2. M. Nasrullah Jamaluddin Arrozi Penanggung Jawab
3. Muhammat Sabar Prihatin Ketua
4. Ahmad Mukhibin Wakil
5. Tio Famor Gunawan Sekretaris
6. Kholil Bisyri Bendahara
7. Handy Rizki Ristanto Seksi Mading (Dua Minggu)
8. Sifa Arif Setiawan Seksi Mading (Dua Minggu)
9. Bagus Satriyo Bulletin (Satu Bulan)
10. Suharsono Bulletin (Satu Bulan)
11. Muhammad Lufti Chakim Chanif Sosial Media
12. Agus lutfvi Maulana Sosial Media
13. Dian Arista Humas
14. Mujib Ridlwan Humas
Tabel : 1. Struktur Organisasi Kepengurusan Kelompok KATABA
Daftar Presatasi Anggota KATABA 2017/2018
No Nama Prestasi Kepenulisan dan Publikasi Karya
1
Muhammat Sabar
Prihatin
(Mahasiswa Pendidikan
Agama Islam)
Presenter dalam International Conference of
Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF)
2016
Presenter dalam International Conference on
Promoting Moderat Understanding of Islam in
Southeast Asia 2015
Kontibutor dalam International Symposium on
Religious Literature and Heritage 2015
Pemateri dalam International Conference on
Promoting moderate Understanding of Islam in
Southeast Asian 2015
Delegasi Indonesia dalam Pertukaran Mahasiswa:
Student Mobility Program 2016 ke Deakin
University, Australia
Delegasi Indonesia dalam Pertukaran Mahasiswa:
Student Mobility Program 2016 ke Deakin
University, Australia
Delegasi Indonesia dalam International Training
Course on Gander Issues and Non-Formal
Education Methods 2017 Thi-Nguyen, Vietnam
Delegasi dalam Intenational Training Course on
Restitution and Sharing Methods 2018 di Poggio
Mirteto, Italia
2
M. Saiful Rohman
(Mahasiswa Hubungan
Tata Negara)
Workshop: Kertas dan Peradaban (Qureta & Tjiwi
Kimia) 2017, Surabaya.
Student Interfaith Peace Camp, Yogyakarta
Lomba: Juara 2 Lomba cerpen cerita inspiratif
(Lazis-nu Care), Jakarta
3
Yudha Febrian Al Fani
(Mahasiswa Sej arah
Peradaban Islam)
Lomba: Juara 3 Lomba Tulis Indovoices 2017
Workshop: Jurnalisme Damai Bintaro
(Qureta&WF)
Artikel: Publishing, Freelance Writing
Website/Blog (UC news, BABE, JalanTikus,
Indovoices, dll)
4
Firdan Fadlan Sidik
(Mahasiswa Sejarah
Peradaban Islam)
Juara 3 Essay Nasioanl antar santri dan mahasiswa
bertema : Santri di Tengah Era Millenial dan
Digital, CSSMoRA Nasional 2018
Juara 3 Menulis Cerpen bertema : Cinta Indonesia,
Karyapedia Publisher 2018
Juara Harapan II Kisah Inspiratif Mahasiswa
Bidikmisi GEMBIRA 2018
Juara 1 Esai bertema : Bhinneka dalam Berkarya,
HMJ KPI IAIN Surakarta, 2018
Juara 1 Esai bertema : Santri dan Bela Negara,
IKAMBA Bandung
5 Ahmad Mukhibin Presenter dalam seminar nasional Integrasi
(Mahasiswa Pendidikan
Matematika)
matematika dan Nilai Islami, UIN Malang &The
Indonesian Mathematical Society (IndoMS)
Delegasi Santri Writer Summit 2017, Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Kemenag RI
Presenter dalam seminar nasional matematika,
FMIPA UNY 2018
6
Tio Famor Gunawan
(Mahasiswa Perbankan
Syariah)
Presenter dalam The 2nd Borneo Undergraduate
Forum (BUAF) 2017
Presenter dalam Insight (IKAB National Scientific
and Writing Competition ) IKAB Unhas 2017
Presenter dalam 2nd Fikrah Annual Conference
2017 Agama dan Media (Jurnal
Presenter dalam National Conference On The
Sciences and Social Sciences III (Nacoss III)
7
Suharsono (Mahasiswa
Pendidikan Bahasa
Arab)
Pemateri dalam International Cenference
Indonesian Islam, Eduction and Science (ICIIES)
2018
Pemateri dalam seminar Call for Paper Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
8
Syifa Arif Setiawan
(Mahasiswa Pendidikan
Bahasa Inggris)
Presenter dalam The 2nd Borneo Undergraduate
Forum (BUAF) 2017
Tabel : 2. Daftar Prestasi Anggota kelompok KATABA
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
Daftar Anggota Kelompok KATABA
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
No. Nama Keterangan
1. Muhammad Aprila
Santri Ma’had Al Jami’ah
Putra IAIN Salatiga
2. Abdul Nggofur
3. M. Nur Jihad Reformasi
4. Muhamad Iqomudin
5. M. Saiful Rohman
6. Yudha Febrian Al Fani
7. Muhamad Fahmi Husni
8. Ahmad Miftakhul Nirfananda
9. Alfhiant Hendriansyah
10. Ikhlasul Amal Firdaus
11. Firdan Fadlan Sidik
12. Mulyadi
13. Muchlisin Abdilah
14. Muhammad Iqbal Amar
15. Muhammad Wahyudi
16. Moh. Mashudi
17. Muhammad Amin Fachruddin
18. Miftahul Huda
19. Ismail Csadar Bumi
20. Nuzul Nur Alfian
21. Muh. Aniq Ulinni’am
22. Muhammad Fahim
23. Ervin Ervian
24. Arief Hidayatullah
25. Moch. Micco Archam
26. Abdul Hamid
27. Rohib Nasroh
28. Najib Subekti
29. Khoirul Anwar
30. Muhammad Khoirul Muna
31. Amanullah Sandy Pranata
32 Abdullah Ashif
33. Muhammat Sabar Prihatin
34. Ahmad Mukhibin
35. Tio Famor Gunawan
36. Kholil Bisyri
37. Handy Rizki Ristanto
38. Sifa Arif Setiawan
39. Bagus Satriyo
40. Suharsono
41. Muhammad Lufti Chakim Chanif
42. Agus lutfvi Maulana
43. Dian Arista
44. Mujib Ridlwan
45. Ahlikhatul Munadliroh
Santri Ma’had Al Jami’ah
Putri IAIN Salatiga
46. Alfi Ma'rifatun Nisa
47. Alvira Sherlyana Agustin
48. Amelia Novita Sari
49. An Nisa Nur Rohmah
50. Ana Nur Wahyuni
51. Anggrie Yuliana
52. Anisah Fifi Nurfajariyah
53. Anisatul Faizah
54. Anita Rokhi Lafi
55. Annisa Imaniah
56. Annisa Nur Ifati
57. Annisa Putri Abdiningsih
58. Aprialina Nurul Aini
59. Atika Nuril Humairoh
60. Ayuk Kurnia Rahman
Santri Ma’had Al Jami’ah
Putri IAIN Salatiga
61. Baiti Nur Salamah
62. Bella Wahyu Anggraini
63. Bina Ida Matul Falah
64. Dewi Nurfadayanti
65. Dwi Rahayu
66. Eet Lusiana Primantari
67. Ericha Alfionita
68. Erika Noviyanti
69. Erinda Kharisma Putri
70. Erniyati
71. Fadlila Rahmaningtyas
72. Faizatul Mardiyah
73. Fara Salsabila
74. Fitri Fariska
75. Fitri Nur Arifa
76. Fitrianingsih
77. Hani Husnul Khotimah
78. Hanik Rahmawati
79. Husnul Khotimah
80. Ike Dwi Astuti
81. Ilma Hidayana
82. Indah Zulaika
83. Intan Amalia
84. Intiyah
85. Jihan Fitrianingsih
86. Lentry Fattaut
87. Kholisotul Inayah
88. Latifah Nur Fitriyana
89. Lato'iful Isaroh
90. Lina Af'idah
Santri Ma’had Al Jami’ah
Putri IAIN Salatiga
Santri Ma’had Al Jami’ah
91. Lisa Nisyana
92. Lufita Eka Cahyaning Palupi
93. Lulu Laelul Farida
94. Lu'luul Maknun
95. Maghfiroh
96. Masyrifah Ainal Haq
97. Maulida Isna Aulia
98. Mawaddah Ani Fitria
99. Melani Nurul Amalia
100. Melsa Damayanti
111. Miftakhul Avivah
112. Mila Aruna
113. Mita Mahfirotul Umah
114. Miya Tri Windarti
115. Muniroh Nurhasanah Putri IAIN Salatiga
116. Musyarofah
117. Mutiara Forma Uswatun Khasanah
118. Nanda Oktaviarni Toryana
119. Nikawati
120. Nila Kusyarina
Tabel : 3 Daftar anggota kelompok KATABA
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
REDUKSI DATA
No Rumusan Masalah Daftar pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana bentuk
jaringan komunikasi
pada kelompok
KATABA?
Bagaimana
efektifitas tindakan
jaringan komunikasi
pada kelompok
KATABA?
Efektifitas tindakan jaringan komunikasi
pada kelompok KATABA adalah
dengan cara diskusi, menyampaikan
informasi, serta masing-masing anggota
menjadi narasumber. Sehingga
terbentuklah jaringan komunikasi yang
sangat efektif untuk dilakukan sebagai
acuan dalam meningkatkan kreativitas
menulis anggota kelompok KATABA.
(M S)
Bagaimana menurut
anda pola jaringan
komunikasi pada
kelompok
KATABA?
cPola jaringan komunikasi yang dipakai
oleh anggota KATABA adalah jaringan
komunikasi yang berbentuk simetris.
Karena dari anggogta satu ke anggota
yang lain saling berkaitan dalam
menyampaiakan informasi maupun
menerima informasi. (M S)
Bagaimana menurut
saudara mengenai
cara diskusi
kelompok
KATABA?
Menurut saya acara diskusi yang
dilakukan oleh kelompok KATABA
sangat membantu dalam perkembangan
kreativitas menulis khusunya
dilingkungan Ma’had sendiri. (F F S)
2 Apa saja kreativitas
menulis kelompok
KATABA?
Metode apa yang
digunakan untuk
menumbuhkan
kreativitas menulis
pada anggota
kelompok
KATABA?
Menggunakan cara diskusi agar semua
anggota dapat menyampaikan
pengalaman mereka masing-masing. (M
S)
Apa saja prestasi
yang sudah diraih
oleh kelompok
KATABA?
Prestasi yang sudah diraih oleh beberapa
anggota KATABA yaitu ada 8 orang dan
30 hasil karya ilmiah baik yang menjadi
juara atau menjadi pemateri di forum
ilmiah. (M S)
Bagaimana upaya
pengelola Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga dalam
meningkatkan
pengenmbangan
skill santri Ma’had
Al Jami’ah IAIN
Salatiga?
Adapun tindak lanjut dari pengelola
Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga
kepada santri Ma’had Al Jami’ah dalam
mengembangkan karya tulisnya
diberikan pelatihan khusus. Yaitu santri
akan disalurkan ke lembaga penerbitan
bahkan difasilitasi dari lembaga tersebut
tujuanya agar lebih matang dalam
penulisannya, dalam hal ini ada 2 santri
yaitu Firdan Fadlan Sidik dan M. Saful
Rohman yang sudah bisa memanfaatkan
kesempatan tersebut.diskusi dan tukar
pengalaman baik event lomba atau event
konferensi ilmiah. (M N)
Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat dalam
meningkatkan
kreativitas menulis
anggota KATABA?
a. faktor pendukungnya adalah
adanya kemauan mereka masing-masing
kemudian mereka termotivasi untuk
menngikuti event tulis menulis. Jadi
mereka mau tidak mau harus membuat
essay, cerpen, puisi, berita, dan juga
makalah ilmiah. Selain faktor dari
kemauan mereka untuk meningkatkan
kreativitas menulis adanya majalah
dinding dimana dalam madding itu
teman-teman berekspresi atau
mengekspresikan gagasan pemikiran
dalam hal apapun. Kemudia faktor
penghambatnya yaitu masih kurangnya
sumber bacaan, kalau misalkan disini
terdapat sumber bacaan yang banak saya
yakin teman-teman KATABA
menulisnya lebih kreativ. (M S)
Pelatihan menulis
apa saja yang
diberikan kepada
anggota Kelompok
KATABA?
Pelatihan penulisan makalah ilmiah,
essay, cerpen, berita, opini, puisi,
sharing pengalaman dari seluruh
anggota.(F F S)
3 Bagaimana jaringan
komunikasi
kelompok KATABA
dalam meningkatkan
kreativitas menulis
santri Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga?
Bagaimana menurut
saudara mengenai
cara diskusi
kelompok
KATABA?
Cara diskusi kelompok KATABA sesuai
dengan apa yang disepakati bersama
bahwa KATABA adalah kelompok tulis
menulis dibawah naungan Ma’had Al
Jami’ah IAIN Salatiga untuk
penyampaian materi berupa diskusi atau
sharing. Yang mana menganut system
non formal yang mana tidak ada aturan
baku, tidak ada silabi, tidak ada
kurikulum tapi apa yang mereka tau
saling didiskusikan dengan teman. Yang
tau jangan ragu untuk bertanya dan yang
atau juga harus berbagi. ( M S)
Bagaimana menurut Menurut saya acara diskusi yang
saudara mengenai
cara diskusi
kelompok
KATABA?
dilakukan oleh kelompok KATABA
sangat membantu dalam perkembangan
kreativitas menulis khusunya
dilingkungan Ma’had sendiri. ( F F S)
Apa saja manfaat
mengikuti KATABA
menurut suadara?
Manfaat mengikuti KATABA adalah
bisa lebih melek literasi, karena di
KATABA punya program wajib baca
minimal 15 menit dalam sehari dan satu
bulan satu karya, yaitu program yang bis
mendorong kepada teman-teman dapat
dikatakan duta baca bagi dirinya sendiri
dan pendekar tinta bagi dirinya sendiri
dan itu hanya sekedar motivasi agar
teman-teman bias melek literasi. Karena
kalau Indonesia memeiliki daya literasi
tinggi maka otomatis akan
meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Manfaat selanjutnya yaitu menjalin net
working dalam artian teman-teman
KATABA masuk dalam grub yang
didalamnya memuat tentang event tulis
menulis. Dari situ mereka akan
termotivasi agar selalu mencoba untuk
mengikuti event dan mereka akan
menghasilkan karya, dan manfaat
selanjutnya yaitu meningkatkan prestasi,
dalam hal ini presatsi non akademik
yang berupa tulis menulis contohnya
setelah mengikuti KATABA banyak
teman-teman yang akhirnya lolos
mengikuti acara seminar nasional.
Mereka menulis dan keterima melalui
seleksi dan menjadi pemateri di forum
nasional maupun internasional.( M S)
TRIANGULASI DATA
No Rumusan
masalah
Daftar
pertanyaan Jawaban Kesimpulan
1 Bagaimana
bentuk
jaringan
komunikasi
pada
kelompok
KATABA?
Bagaimana
efektifitas
tindakan
jaringan
komunikasi pada
kelompok
KATABA?
Efektifitas tindakan
jaringan komunikasi
pada kelompok
KATABA adalah
dengan cara diskusi,
menyampaikan
informasi, serta
masing-masing
anggota menjadi
narasumber.
Sehingga
terbentuklah jaringan
komunikasi yang
sangat efektif untuk
dilakukan sebagai
acuan dalam
meningkatkan
kreativitas menulis
anggota kelompok
KATABA. (M S)
Efektifitas jaringan
komuniksi terbentuk
karena adanya
penyampaian
maupun penerimaan
informasi dari
masing-masing
anggota.
Bagaimana
menurut anda
pola jaringan
komunikasi pada
kelompok
KATABA?
Pola jaringan
komunikasi yang
dipakai oleh anggota
KATABA adalah
jaringan komunikasi
yang berbentuk
simetris. Karena dari
anggogta satu ke
anggota yang lain
saling berkaitan
dalam
menyampaiakan
informasi maupun
menerima informasi
(M S)
Bagaimana
menurut saudara
mengenai cara
diskusi
kelompok
KATABA?
Cara diskusi
kelompok KATABA
sesuai dengan apa
yang disepakati
bersama bahwa
KATABA adalah
kelompok tulis
menulis dibawah
naungan Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga untuk
penyampaian materi
berupa diskusi atau
sharing. Yang mana
menganut system
non formal yang
mana tidak ada
aturan baku, tidak
ada silabi, tidak ada
kurikulum tapi apa
yang mereka tau
saling didiskusikan
dengan teman. Yang
tau jangan ragu
untuk bertanya dan
yang atau juga harus
berbagi. (M S)
Bagaimana
menurut saudara
mengenai cara
diskusi
kelompok
KATABA?
Menurut saya acara
diskusi yang
dilakukan oleh
kelompok KATABA
sangat membantu
dalam perkembangan
kreativitas menulis
khusunya
dilingkungan Ma’had
sendiri. (F F S)
2 Apa saja
kreativitas
menulis
kelompok
KATABA?
Pelatihan
menulis apa saja
yang diberikan
kepada anggota
kelompok
KATABA?
Pelatihan penulisan
makalah ilmiah,
essay, cerpen, berita,
opini, puisi, sharing
pengalaman dari
seluruh anggota. (F F
S)
Melalui pelatihan
menulis inilah
dinilai memiliki
dampak positif
untuk meningkatkan
kreativitas menulis
santri Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga.
Apa saja manfaat
menikuti
KATABA
menurut
saudara?
Manfaat mengikuti
KATABA adalah
bisa lebih melek
literasi, karena di
KATABA punya
program wajib baca
minimal 15 menit
dalam sehari dan satu
bulan satu karya,
yaitu program yang
bis mendorong
kepada teman-teman
dapat dikatakan duta
baca bagi dirinya
sendiri dan pendekar
tinta bagi dirinya
sendiri dan itu hanya
sekedar motivasi
agar teman-teman
bias melek literasi.
Karena kalau
Indonesia memeiliki
daya literasi tinggi
maka otomatis akan
meningkatkan
kualitas pendidikan
kita. Manfaat
selanjutnya yaitu
menjalin net working
dalam artian teman-
teman KATABA
masuk dalam grub
yang didalamnya
memuat tentang
event tulis menulis.
Dari situ mereka
akan termotivasi agar
selalu mencoba
untuk mengikuti
event dan mereka
akan menghasilkan
karya, dan manfaat
selanjutnya yaitu
meningkatkan
prestasi, dalam hal
ini presatsi non
akademik yang
berupa tulis menulis
contohnya setelah
mengikuti KATABA
banyak teman-teman
yang akhirnya lolos
mengikuti acara
seminar nasional.
Mereka menulis dan
keterima melalui
seleksi dan menjadi
pemateri di forum
nasional maupun
internasional.(M S)
Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat
dalam
meningkatkan
kreativitas
menulis anggota
KATABA?
faktor pendukungnya
adalah adanya
kemauan mereka
masing-masing
kemudian mereka
termotivasi untuk
menngikuti event
tulis menulis. Jadi
mereka mau tidak
mau harus membuat
essay, cerpen, puisi,
berita, dan juga
makalah ilmiah.
Selain faktor dari
kemauan mereka
untuk meningkatkan
kreativitas menulis
adanya majalah
dinding dimana
dalam madding itu
teman-teman
berekspresi atau
mengekspresikan
gagasan pemikiran
dalam hal apapun.
Kemudia faktor
penghambatnya yaitu
masih kurangnya
sumber bacaan, kalau
misalkan disini
terdapat sumber
bacaan yang banak
saya yakin teman-
teman KATABA
menulisnya lebih
kreativ. (M S)
Kemauan dan
motivasi dari diri
sendiri menjadikan
faktor pendukung
oleh anggota
KATABA
sementara yang
menjadi penghambat
adalah kurangnya
sumber bacaan
sebagai sarana untuk
menambah wawasan
diskusi pada setiap
kegiatana dan
sumber untuk
berkreasi.
Bagaimana
menurut saudara
mengenai cara
diskusi
kelompok
KATABA?
Menurut saya acara
diskusi yang
dilakukan oleh
kelompok KATABA
sangat membantu
dalam perkembangan
kreativitas menulis
khusunya
dilingkungan Ma’had
sendiri. (F F S)
3 Bagaimana
jaringan
komunikasi
kelompok
KATABA
dalam
meningkatkan
kreativitas
menulis santri
Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga?
Bagaimana
menurut saudara
mengenai cara
diskusi
kelompok
KATABA?
Cara diskusi
kelompok KATABA
sesuai dengan apa
yang disepakati
bersama bahwa
KATABA adalah
kelompok tulis
menulis dibawah
naungan Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga untuk
penyampaian materi
berupa diskusi atau
sharing. Yang mana
menganut system
non formal yang
mana tidak ada
aturan baku, tidak
ada silabi, tidak ada
kurikulum tapi apa
yang mereka tau
saling didiskusikan
dengan teman. Yang
tau jangan ragu
untuk bertanya dan
yang atau juga harus
berbagi. (M S)
Dengan penerapan
kelompok yang non
formal dalam
berdiskusi maka
Apakah sudara
memiliki karya
dari hasil
pelatihan
KATABA?
Iya saya sudah
memiliki karya dari
hasil pelatihan
KATABA
diantaranya yaitu,
Juara 3 Essay
Nasioanl antar santri
dan mahasiswa
bertema : Santri di
Tengah Era Millenial
dan Digital, CSS
MORA Nasional
2018 , Juara 3
Menulis Cerpen
bertema : Cinta
Indonesia,
Karyapedia Publisher
2018, Juara Harapan
II Kisah Inspiratif
Mahasiswa
Bidikmisi
GEMBIRA 2018,
Juara 1 Esai bertema
: Bhinneka dalam
Berkarya, HMJ KPI
IAIN Surakarta,
2018 (F F S)
tidak ada batasan
untuk membagi
gagasan serta
informasi yang
terkait dengan
pengembangan
karya tulis yang
akan dihasilkan.
Terbukti bahwa
kegiatan tersebut
anggotanya
memiliki karya.
Meskipun karya
yang tidak
dipublikasikan.
Bagaimana
efektifitas
tindakan
jaringan
komunikasi pada
kelompok
KATABA?
Efektifitas tindakan
jaringan komunikasi
pada kelompok
KATABA adalah
dengan cara diskusi,
menyampaikan
informasi, serta
masing-masing
anggota menjadi
narasumber.
Tindakan jaringan
komunikasi melalui
sistem diskusi pada
kelompok KATABA
dirasa sangat
Sehingga
terbentuklah jaringan
komunikasi yang
sangat efektif untuk
dilakukan sebagai
acuan dalam
meningkatkan
kreativitas menulis
anggota kelompok
KATABA.(M S)
memiliki pengaruh
dalam meningkatkan
kreativitas santri.
Sehingga pengelola
Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga
menindak lanjuti
dan memberi
dukungan
sepenuhnya kepada
santri yang
berprestasi dalam
karya penulisan.
Bagaimana
upaya pengelola
Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga dalam
meningkatkan
pengenmbangan
skill santri
Ma’had Al
Jami’ah IAIN
Salatiga?
Adapun tindak lanjut
dari pengelola
Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga
kepada santri
Ma’had Al Jami’ah
dalam
mengembangkan
karya tulisnya
diberikan pelatihan
khusus. Yaitu santri
akan disalurkan ke
lembaga penerbitan
bahkan difasilitasi
dari lembaga tersebut
tujuanya agar lebih
matang dalam
penulisannya, dalam
hal ini ada 2 santri
yaitu Firdan Fadlan
Sidik dan M. Saful
Rohman yang sudah
bisa memanfaatkan
kesempatan
tersebut.diskusi dan
tukar pengalaman
baik event lomba
atau event konferensi
ilmiah. (M N)