37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Keadaan Internal Kebun Raya Bogor
Seperti yang tertulis dalam prasasti Batutulis, pada mulanya
Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari Samida (hutan buatan atau
taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja
(Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda. Hutan buatan itu
ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai
tempat memelihara benih-benih kayu yang langka.
Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander
Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya
Bogor dengan nama s'Lands Plantentiun te Buitenzorg. Pendiriannya
diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi
Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu,
yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh
James Hooper dan W. Kent.
Saat menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di
Jawa dan sekitarnya dipegang Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt,
Kebun Raya Bogor banyak mengalami perubahan. Dia merupakan
seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan
menjadi ilmuwan botani dan kimia. Reinwardt menjadi pengarah
pertamanya dari 1817 sampai 1822. Sekitar 47 hektar tanah di sekitar
Istana Bogor dan bekas Samida dijadikan lahan pertama untuk kebun
botani. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan
untuk pengobatan. Kesempatan ini juga digunakannya untuk
mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain nusantara. Ia
memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah
kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari
bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga
menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal
38
sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense. Dengan segera Bogor
menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia.
Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di
kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan
digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi
tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog
kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)
tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena
kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias
Teysmann (1831). Dengan dibantu oleh Justus Karl Habkarl, ia
melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan
mengelompokkan menurut suku (familia). Setelah Teysmann, direktur
kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel
Scheffer pada tahun 1867, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr.
Melchior Treub.
Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi
terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor. Pada mulanya
kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi
tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda
(kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan
sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905).
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang
berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), J. E.
Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den
Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer
(1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan
Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir.
Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia
pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf
internasional.
39
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford
Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam
botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi
sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent,
Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris
klasik. Inilah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya
sekarang. Selain itu sebagai pengabadian atas meninggalnya Olivia
Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) pada
tahun 1814 karena sakit dan dimakamkan di Batavia maka dibuatlah
monumen di Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya
mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti:
a. s'Lands Plantentiun te Buitenzorg
b. Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
c. Botanical Garden of Buitenzorg
d. Botanical Garden of Indonesia
e. Kebun Gede
f. Kebun Jodoh
g. Kebun tete
Kebun Raya Bogor melakukan segmentasi wisatawan secara
umum. Tetapi pihak Kebun Raya Bogor tetap memprioritaskan wisata
untuk pendidikan mengenai alam selain dari konservasi dan
penelitian. Terdapat dua paket wisata yaitu paket wisata flora dan
wisata kebun. Pertama, wisata flora ditujukan kepada para pelajar
dengan memberikan pelayanan pendidikan khusus (seperti pendidikan
di ruang audio visual, di lapangan maupun di laboratorium) dan
pemotongan tarif pelayanan jasa Kebun Raya Bogor. Kedua, wisata
kebun yang ditujukan untuk wisatawan umum yang datang baik untuk
berkeliling, beraktivitas sendiri maupun untuk beristirahat saja tanpa
ada perlakuan lebih dalam pendidikan mengenai alam seperti di wisata
flora kecuali ada permintaan sendiri dari wisatawan.
40
4.1.2 Visi Misi dan Tujuan Kebun Raya Bogor
Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitu
juga dengan Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor harus selalu
berpegang teguh kepada visi dan misi dalam menjalankan tugasnya
untuk tercapai tujuan yang ingin dicapai tersebut.
1. Visi
Menjadi salah satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang
konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan
dan pariwisata.
2. Misi
a. Melestarikan tumbuhan tropika.
b. Mengembangkan penelitian bidang konservasi dan
pendayagunaan tumbuhan tropika.
c. Mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan
pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan
lingkungan.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
3. Tujuan
a. Mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbuhan
tropika umumnya.
b. Melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka.
c. Memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex situ
tumbuhan.
d. Meningkatkan jumlah dan mutu terhadap konservasi dan
pendayagunaan tumbuhan.
e. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi
ex situ tumbuhan.
f. Meningkatkan pendidikan lingkungan.
g. Meningkatkan pelayanan jasa dan informasi perkebunrayaan.
4.1.3 Struktur Organisasi Kebun Raya Bogor
Struktur organisasi dan tata kerja di lingkungan pusat konservasi
tumbuhan Kebun Raya Bogor tertuang dalam keputusan Presiden RI
41
Nomor 103 tahun 2001 serta Keputusan Ketua LIPI Nomor
1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Struktur organisasi pusat
konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor berdasarkan surat keputusan
tersebut dapat dilihat di Lampiran 4.
1. Tugas Pokok dan Fungsi PKT Kebun Raya Bogor
a. Tugas Pokok
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan
pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan
program, pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan
tropika serta evaluasi dan penyusunan laporan.
b. Fungsi
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang konservasi ex-
situ tumbuhan tropika.
2. Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan
teknis penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.
3. Penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan
penelitian bidang konservasi ex-situ tumbuhan tropika.
4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang konservasi
ex-situ tumbuhan tropika.
5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
konservasi ex-situ tumbuhan tropika.
6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang
konservasi ex-situ tumbuhan tropika.
2. Tugas Pokok Tiap Bidang PKT Kebun Raya Bogor
1) Bidang Konservasi Exitu
a. Tugas Pokok
Menyusun rencana Bidang Konservasi Ex-Situ,
mendistribusikan dan mengkoordinasikan kegiatan fungsi
Pemeliharaan Koleksi, Registrasi Koleksi, Seleksi dan
Pembibitan, dan Reintroduksi Tumbuhan Langka.
42
b. Fungsi
1. Menyusun rencana/program kerja bidang konservasi Ex-
Situ sesuai dengan tugas, fungsi dan arahan pimpinan.
2. Mendistribusikan tugas kedinasan sesuai dengan proporsi
dan atau disposisi pimpinan.
3. Mengkoordinasikan kegiatan lintas sub bidang di
jajarannya.
4. Menyelia, memantau, memeriksa, menilai dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas di sub bidang di
Jajarannya.
5. Mempersiapkan pedoman, strategi dan atau konsep-
konsep konservasi Ex-Situ.
6. Memberikan saran dan atau pertimbangan dalam bidang
konservasi Ex-Situ.
7. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah atasan.
8. Menyusun laporan.
2) Bagian Tata Usaha
a. Tugas Pokok
Menyusun rencana kerja Bagian Tata Usaha,
mendistribusikan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi,
layanan jasa dan informasi, pengelolaan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI.
b. Fungsi
1. Menyusun rencana kerja/program Bagian Tata Usaha
sesuai dengan tugas, fungsi dan arahan pimpinan.
2. Mendistribusikan tugas kedinasan sesuai dengan proporsi
dan atau disposisi pimpinan.
3. Mengkoordinasikan kegiatan lintas sub bagian di
jajarannya.
43
4. Menyelia, memantau, memeriksa, menilai dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas di sub bagian di
jajarannya.
5. Memberikan saran dan pertimbangan dalam aspek
ketatausahaan.
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah atasan
dan membuat laporan.
4.2. Profil Wisatawan
4.2.1 Profil Responden berdasarkan Peubah Demografis
Profil demografi yang digunakan dalam penelitian di Kebun Raya
Bogor ini meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah
anggota keluarga inti, pekerjaan utama, jenjang pendidikan, rata-rata
pengeluaran per bulan dan rata-rata pengeluaran per bulan untuk
hiburan.
Gambar 4. Jenis kelamin responden
Seperti dalam Gambar 4, menurut jenis kelamin, sebaran jenis
kelamin bagi responden laki-laki sebanyak 51 persen dan untuk jenis
kelamin perempuan yaitu sebesar 49 persen.
51%
49%
Jenis Kelamin
laki-laki
perempuan
44
Gambar 5. Usia responden
Pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa berdasarkan usia, paling
banyak responden adalah berusia 16-24 tahun dengan persentase
sebanyak 46 persen, kemudian yang berusia 25-34 tahun sebanyak 30
persen, usia 35-44 tahun sebanyak 10 persen, usia lebih dari 54 tahun
sebanyak 7 persen, usia 45-54 tahun sebanyak 4 persen dan yang paling
sedikit berusia kurang dari 16 tahun yaitu sebanyak 3 persen. Mayoritas
pengunjung adalah umur 16-24 tahun.
Gambar 6. Status pernikahan responden
Gambar 6 menjelaskan tentang status penikahan dari responden,
dimana 60 persen responden belum menikah, sedangkan 40 persen
responden telah menikah. Dari data tersebut dapat dilihat jika mayoritas
responden atau pengunjung belum menikah.
3%
46%
30%
10%4%
7%
Usia
kurang dari 16 tahun
16-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
lebih dari 54 tahun
40%
60%
Status Pernikahan
Menikah
Belum Menikah
45
Gambar 7. Jumlah anggota keluarga inti responden
Gambar 7 menunjukkan jumlah anggota keluarga inti
responden, dari yang berjumlah 2 hingga lebih dari 5 anggota keluarga.
Anggota keluarga yang berjumlah 4 memiliki jumlah responden
terbanyak yaitu 30 persen. Anggota keluarga berjumlah 5 hanya 29
persen, anggota keluarga berjumlah lebih dari 5 sebanyak 17 persen,
anggota keluarga berjumlah 3 sebanyak 15 persen dan anggota keluarga
yang berjumlah 2 hanya 9 persen.
Gambar 8. Pekerjaan responden
Jenis pekerjaan responden cukup bervariasi, mulai dari ibu
rumah tangga hingga pensiunan. Karyawan swasta merupakan
responden terbanyak yaitu 24 persen. Selanjutnya, jumlah responden
dari pelajar sebanyak 19 persen, mahasiswa sebanyak 21 persen,
pegawai negeri sebesar 13 persen, ibu rumah tangga sebesar 10 persen,
yang menjadi wirausahawan 10 persen,dan pensiunan sebesar 3 persen.
9%
15%
30%
29%
17%
Jumlah Anggota Keluarga Inti
2
3
4
5
lebih dari 5
19%
21%
13%
24%
10%3%
10%
Pekerjaan Respondenpelajar
mahasiswa
pegawai negeri
karyawan swasta
wirausaha
pensiunan
ibu rumah tangga
46
Gambar 9. Pendidikan terakhir responden
Banyak dari responden Kebun Raya Bogor telah memahami
pentingnya pendidikan. Seperti kita lihat dalam Gambar 9, rata-rata
responden dengan persentase terbanyak dari lulusan SMA / MA yaitu
49 persen. Adapun responden lulusan S1 sebanyak 31 persen, SMP /
MTs sebanyak 7 persen, D1 / D3 sebanyak 5 persen, S2 sebanyak 4
persen, SD / MI sebanyak 3 persen dan S3 hanya 1 persen. Dalam
pengambilan data responden tidak ditemukan responden yang belum
menamatkan pendidikan dasar atau SD.
Gambar 10. Rata-rata pengeluaran total per bulan responden
Wisatawan Kebun Raya Bogor berasal dari berbagai kalangan,
mulai dari kalangan bawah hingga kalangan menengah ke atas. Hal ini
dapat kita lihat dari Gambar 10 dimana persentase pengeluaran
terbanyak sebesar 34 persen diperoleh dari responden dengan
pengeluaran kurang dari Rp 1.000.000,00. Responden dengan
pengeluaran rata-rata diantara Rp 1.000.000,00-Rp 1.999.999,00
sebanyak 32 persen. Selanjutnya responden dengan pengeluaran rata-
rata Rp 2.000.000,00-Rp 2.999.999,00 sebesar 8 persen, responden
3% 7%
49%5%
31%
4% 1%
Pendidikan TerakhirSD / MI
SMP / MTs
SMA / MA
D1 / D3
S1
S2
S3
34%
32%
8%
7%
6%
13%
Rata-rata Pengeluaran Total per Bulan
kurang dari Rp.1.000.000
Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.999
Rp. 2.000.000 - Rp. 2.999.999
Rp. 3.000.000 - Rp. 3.999.000
Rp. 4.000.000 - Rp. 4.999.999
lebih dari Rp. 5.000.000
47
dengan pengeluaran rata-rata Rp 3.000.000,00-Rp 3.999.999,00 sebesar
7 persen, responden dengan pengeluaran rata-rata Rp 4.000.000,00-Rp
4.999.999,00 sebanyak 6 persen dan responden dengan pengeluaran
rata-rata diatas Rp 5.000.000,00 sebanyak 13 persen. Dalam penelitian
mengenai rata-rata pengeluaran hidup total per bulan pengunjung di
dominasi oleh responden yang memiliki pengeluaran di bawah dari Rp
1.000.000,00. Adapun yang golongan menengah ke atas dan wisatawan
mancanegara memiliki pengeluaran yang lebih besar karena biaya hidup
dan gaya hidup yang berbeda.
Gambar 11. Rata-rata pengeluaran untuk hiburan per bulan
responden
Dilihat dari rata-rata pengeluaran untuk hiburan per bulan
responden yang berwisata di Kebun Raya Bogor sangat beragam.
Responden terbanyak sebesar 37 persen mengeluarkan kurang dari Rp
250.000,00 per bulan untuk keperluan hiburan. Responden dengan
pengeluaran hiburan Rp 250.000,00-Rp 500.000,00 sebesar 27 persen.
Selanjutnya responden dengan pengeluaran hiburan Rp 500.000,00-Rp
750.000,00 sebesar 16 persen, responden dengan pengeluaran hiburan
lebih dari Rp 1.500.000,00 sebesar 11 persen, responden
berpengeluaran untuk hiburan antara Rp 750.000,00-Rp 1.000.000,00
sebesar 5 persen dan responden dengan pengeluaran antara Rp
1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 memiliki jumlah responden paling
sedikit yaitu 4 persen. Mayoritas responden yang berkunjung ke Kebun
Raya Bogor memiliki pengeluaran untuk hiburan per bulan kurang dari
Rp 250.000,00.
37%
27%
16%
5%4%
11%
Rata-Rata Pengeluaran untuk Hiburan per Bulan
kurang dari Rp. 250.000
Rp. 250.000 - Rp. 500.000
Rp. 500.000 - Rp. 750.000
Rp. 750.000 - Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000
lebih dari Rp. 1.500.000
48
4.2.2 Profil Responden berdasarkan Peubah Geografis
Gambar 12. Tempat tinggal responden
Wisatawan Kebun Raya Bogor sangat beragam, dari wisatawan
domestik hingga wisatawan mancanegara. Sebagaimana ditunjukkan
Gambar 12, responden terbanyak berasal dari daerah Jakarta yaitu
sebesar 32 persen. Selanjutnya responden dari daerah Bogor yaitu
sebesar 31 persen, responden dari daerah Bekasi sebesar 14 persen,
Depok dengan tingkat persentase yang sama sebesar 6 persen,
responden dari Tangerang sebesar 5 persen dan dari luar Jabodetabek
ada 5 persen yaitu dari Tegal, Pekanbaru, Majalengka, Jogjakarta dan
Bandung. Selain itu wisatawan mancanegara yang didapat ada 7 persen
yaitu dari Belgia, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan Prancis. Dari data
tersebut dapat diketahui jika mayoritas pengunjung datang dari daerah
Jakarta.
4.3. Perilaku Wisatawan dalam Berwisata di Kebun Raya Bogor
Mengetahui perilaku konsumen terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan Kebun Raya Bogor sangat penting dalam menentukan segmen
pasar. Hal tersebut terjadi supaya segmen pasar yang ditetapkan sesuai
dengan tujuan dan tidak salah sasaran, sehingga segala kegiatan yang
dikerjakan perusahaan dapat berjalan efektif dan efisien.
Profil responden berdasarkan peubah perilaku terdiri dari jumlah
kunjungan, tarif pelayanan, citra Kebun Raya Bogor, tingkat rekomendasi
Kebun Raya Bogor kepada orang lain, trasportasi yang digunakan
pengunjung untuk berkunjung ke Kebun Raya Bogor, dengan siapa
31%
32%
6%
5%
14%
5%7%
Tempat Tinggal
Bogor
Jakarta
Depok
Tangerang
Bekasi
Luar Jabodetabek
Luar Negeri
49
berkunjung ke Kebun Raya Bogor, sumber informasi tentang Kebun Raya
Bogor dan menfaat utama berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
Gambar 13. Tarif pelayanan Kebun Raya Bogor
(harga tiket masuk Kebun Raya Bogor)
Dari Gambar 13, harga tiket masuk (Rp 9.500,00) dinilai sedang
oleh kabanyakan responden, yaitu sebesar 52 persen responden berpendapat
demikian. Selanjutnya 23 persen responden berpendapat harga masuk ke
Kebun Raya Bogor mahal, 17 persen berpendapat murah, 5 persen
berpendapat sangat murah, dan sedikit sekali responden yang mengatakan
jika harga masuk ke Kebun Raya Bogor sangat mahal yaitu sebanyak 3
persen. Mayoritas responden memberikan jawaban sedang mengenai tarif
pelayanan yang diberlakukan oleh Kebun Raya Bogor.
Gambar 14. Citra atau image Kebun Raya Bogor
Gambar 14 memperlihatkan bahwa Kebun Raya Bogor memiliki
citra yang baik di mata responden atau pengunjungnya. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya responden yang mengatakan baik sebanyak 71 persen.
Responden yang mengatakan kurang sebanyak 18 persen, yang mengatakan
istimewa sebanyak 9 persen dan yang tidak tahu sebanyak 2 persen. Dari
5%
17%
52%
23%
3%
Tarif Pelayanan
Sangat Murah
Murah
Sedang
Mahal
Sangat mahal
2%18%
71%
9%
Citra atau Image
Tidak tahu
Kurang
Baik
Istimewa
50
pengambilan sampel, tidak ditemukan responden yang memberi tanggapan
buruk pada citra atau image Kebun Raya Bogor.
Gambar 15. Tingkat rekomendasi Kebun Raya Bogor ke orang lain
Seperti yang diperlihatkan di Gambar 15, bahwa responden yang
bersedia untuk merekomendasikan ke orang lain untuk mengunjungi Kebun
Raya Bogor sebesar 56 persen. Sebanyak 22 persen, responden ragu yaitu
antara merekomendasikan atau tidak. Selanjutnya 16 persen responden sangat
ingin untuk merekomendasikan Kebun Raya Bogor ke orang lain. Dan
sisanya sebanyak 6 persen tidak merekomendasikan. Dalam pengambilan data
tidak ditemukan responden yang memberikan jawaban sangat tidak
merekomendasikan Kebun Raya Bogor ke orang lain.
Gambar 16. Transportasi pengunjung
Transportasi yang digunakan oleh pengunjung dapat dilihat dari
Gambar 16. Naik angkutan umum menjadi alat transportasi umum sebesar 50
persen, paling banyak digunakan oleh responden atau pengunjung Kebun
Raya Bogor. Selanjutnya naik mobil pribadi sebesar 34 persen, naik motor
sebesar 12 persen, jalan kaki sebesar 3 persen dan lainnya seperti naik bus
rombongan sebesar 1 persen. Dari data tersebut dapat dilihat jika pengunjung
56%
22%
16%
6%
Tingkat Rekomendasi
Merekomendasikan
Antara merekomendasikan dan tidak
Sangat merekomendasikan
Tidak merekomendasikan
3%12%
34%
50%
1%
Transportasi Pengunjung
Jalan Kaki
Naik Motor
Naik Mobil
Naik angkutan umum
Lainnya, …
51
Kebun Raya Bogor lebih senang menggunakan sarana angkutan umum untuk
berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
Gambar 17. Cara berkunjung responden di Kebun Raya Bogor
Dari Gambar 17 dapat dilihat jika berkunjung dengan teman atau
rekan maupun kerabat banyak dilakukan oleh responden yaitu sebesar 71
persen. Dan sisanya datang bersama keluarga sebesar 26 persen dan datang
hanya sendirian atau tanpa ditemani siapapun sebanyak 3 persen. Dari data
tersebut dapat disimpulkan jika mayoritas pengunjung yang datang tidak
sendirian.
Gambar 18. Sumber informasi keberadaan Kebun Raya Bogor
Responden yang mengetahui informasi tentang keberadaan Kebun
Raya Bogor terbanyak berasala dari teman yaitu sebesar 36,7 persen diikuti
dengan informasi dari keluarga sebesar 27,32 persen. Informasi dari tetangga
sebesar 4,37 persen, dari agen wisata sebesar 2,37 persen, dari siaran televisi
sebesar 7,65 persen, dari internet sebesar 7,10 persen, dari koran dan majalah
dengan nilai yang sama yaitu sebesar 4,37 persen, dari radio sebesar 1,64
persen serta brosur dan lainnya seperti membaca dari buku panduan tentang
pariwisata Indonesia terutama bagi wisatawan mancanegara yaitu sebesar
3%
71%
26%
Dengan Siapa Berkunjung
Sendiri
Teman/rekan/kerabat
Keluarga
27,32
4,37
36,07
2,73
7,65
7,10
4,374,37 1,64 2,19
2,19
Sumber InformasiKeluarga
Tetangga
Teman
Agen Wisata
TV
Internet
Koran
Majalah
Radio
Brosur
Lainnya, …
52
2,19 persen. Hal ini sesuai dengan promosi yang tidak terlalu sering
dilakukan bagi pihak Kebun Raya Bogor, terutama lewat media-media
informasi seperti media cetak, elektronik, maupun media informasi lainnya.
Gambar 19. Manfaat utama berkunjung ke Kebun Raya Bogor
Dari Gambar 19 diketahui bahwa 64 persen responden berkunjung ke
Kebun Raya Bogor untuk menghilangkan kepenatan dan kesibukan atas
aktivitas sehari-hari atau untuk bersantai. Setelah itu ada 10 persen responden
yang ingin memperoleh kesenangan dan kegembiraan dengan berkunjung di
Kebun Raya Bogor. Sebesar 7 persen responden datang ke Kebun Raya
Bogor untuk mengetahui kebudayaan dan kemajuan masyarakat sekitar,
responden yang ingin mendapatkan pengetahuan baru sebesar 5 persen,
responden yang menjawab untuk memperoleh udara segar yang sehat
sebanyak 10 persen. Dan sisanya yaitu minoritas menjawab untuk mendapat
pengalaman baru yang bermanfaat sebesar 4 persen.
4.4.Segmentasi Wisatawan Kebun Raya Bogor Berdasarkan Gaya Hidup
Berwisata
Berdasarkan dari pendekatan gaya hidup, responden wisatawan Kebun
Raya Bogor terbentuk atas 3 kelompok. Hal ini dikarenakan clustering
optimal dengan 3 kelompok yang memiliki tingkat heterogenitas antar
kelompok yang menonjol. Pembagian 4 kelompok terlihat di Lampiran 7,
bahwa ada kelompok (kelompok 3) yang tidak memiliki nilai dominan dan
kelompok (kelompok 4) yang hanya memiliki satu nilai dominan (atribut 17).
Sedangkan untuk pembagian 5 kelompok dapat di Lampiran 8, bahwa
terdapat dua kelompok (kelompok 1 dan 5) yang tidak memiliki nilai
64%4%
10%
7%
5%10%
Manfaat Utama yang DicariMenghilangkan kepenatan dan kesibukan
sehari-hari/bersantai
Mendapatkan pengalaman baru yang
bermanfaat
Memperoleh kesenangan dan kegembiraan
Mengetahui kebudayaan dan kemajuan
masyarakat lain
Mendapatkan pengetahuan baru
Memperoleh udara segar menyehatkan
53
dominan. Selain itu, di pembagian 5 kelompok juga terdapat dua kelompok
(kelompok 3 di atribut 2 dan kelompok 4 di atribut 15) yang hanya memiliki
satu nilai dominan. Hal ini membuktikan bahwa pengelompokan ke dalam
tiga cluster sudah optimal. Karakteristik untuk 3 kelompok dapat dilihat di
dalam grafik yang telah disediakan untuk memudahkan dalam pengamatan
dengan nilai tertinggi merupakan karakteristik atau nilai dominan dalam
kelompok. Grafik tersebut diperoleh dari tabel Final Cluster Centers.
Analisis diawali dari tabel ANOVA (Lampiran 6) yang menunjukkan
pengujian peubah dalam analsisis cluster. Tujuan pengujian peubah ini adalah
mengetahui peubah-peubah yang dapat membedakan gaya hidup tiap segmen
dan peubah yang relatif sama pada setiap segmen. Peubah yang dapat
membedakan gaya hidup setiap segmen memiliki nilai Sig kurang dari 0,05.
Terdapat 3 variabel yang nilai signifikansinya lebih dari 0,05 yaitu untuk
variabel 13 (berminat untuk melakukan perjalanan wisata dengan
menggunakan jasa agen wisata) sebesar 0,188, variabel 24 (merupakan orang
yang mandiri dan suka kebebasan) sebesar 0,264 dan variabel 26 (berwisata
jika kondisi aman dan stabil) sebesar 0,789. Hal ini berarti jika ketiga variabel
tersebut relatif sama menurut pandangan responden (baik yang berada di
kelompok 1, kelompok 2 maupun kelompok 3), sehingga variabel tersebut
tidak digunakan untuk membedakan antarklaster yang dibentuk.
Gambar 20. Final Cluster Centers
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
VA
R0
00
01
VA
R0
00
02
VA
R0
00
03
VA
R0
00
04
VA
R0
00
05
VA
R0
00
06
VA
R0
00
07
VA
R0
00
08
VA
R0
00
09
VA
R0
00
10
VA
R0
00
11
VA
R0
00
12
VA
R0
00
13
VA
R0
00
14
VA
R0
00
15
VA
R0
00
16
VA
R0
00
17
VA
R0
00
18
VA
R0
00
19
VA
R0
00
20
VA
R0
00
21
VA
R0
00
22
VA
R0
00
23
VA
R0
00
24
VA
R0
00
25
VA
R0
00
26
VA
R0
00
27
kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3
54
1. Kelompok 1 (General Visitor)
Kelompok ini merupakan kelompok yang tidak memiliki nilai
dominan (dilihat dari Gambar 20. Final Cluster Centers) dari berbagai
variabel psikografi. Jumlah dari kelompok ini ada 31 persen. Dan berikut
karakteristik dominan dari kelompok General Visitor:
a. Segmentasi Demografi dan Geografi
Kelompok ini didominasi oleh laki-laki yang berumur sekitar 16-
24 tahun dan belum menikah. Jumlah anggota keluarga inti dari
kelompok ini mayoritas ada 4 anggota. Mayoritas kelompok ini adalah
mahasiswa sebesar 32,26 persen dari jumlah anggota kelompok yang
telah tamat SMA atau MA. Karena masih mahasiswa jumlah
pengeluaran per bulan kebanyakan kurang dari Rp. 1.000.000,- tetapi
jumlah pengeluaran untuk hiburan per bulan cukup besar yaitu Rp.
250.000,- hingga Rp. 500.000,-.
Jumlah anggota kelompok ini didominasi oleh wisatawan dari
daerah Bogor yaitu sebesar 32,26 persen dari jumlah anggota kelompok
General Visitor.
b. Segmentasi Perilaku
Dilihat dari variabel-variabel perilaku yang terbentuk, mayoritas
kelompok ini berkunjung dengan teman, rekan, maupun kerabat.
Kelompok ini berpendapat jika tarif masuk yang diberlakukan Kebun
Raya Bogor adalah sedang. Walaupun begitu kelompok ini memandang
citra atau image baik terhadap tempat wisata Kebun Raya Bogor. Citra
baik membuat para wisatawan memberikan rekomendasinya kepada
orang lain untuk datang berwisata ke Kebun Raya Bogor. Kelompok ini
lebih banyak menggunakan mobil pribadi dan jasa angkutan umum
yaitu sebesar 87,1 persen dari jumlah kelompok. Sumber informasi
mengenai keberadaan Kebun Raya Bogor paling banyak diketahui dari
teman dan keluarga yaitu word of mouth sebesar 60,34 persen dari
jumlah anggota kelompok. Kelompok ini datang dengan tujuan utama
untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan dari kesibukan sehari-
hari.
55
c. Segmentasi psikografi
Kelompok ini cukup tertarik untuk mengetahui dan mempelajari
koleksi tumbuh-tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor. Kelompok
ini tidak tertarik untuk mengikuti aktivitas-aktivitas yang cukup
menguras tenaga seperti olahraga, jogging, outbond maupun aktivitas
menantang lainnya. Mereka lebih tertarik untuk menambah wawasan
mereka dengan mengamati dan mempelajari koleksi tumbuh-tumbuhan
yang berada di Kebun Raya Bogor. Mereka biasanya lebih tertarik
untuk mempelajari tumbuhan yang ada disekitar mereka dengan melihat
papan informasi yang telah disediakan pihak Kebun Raya Bogor.
Kelompok ini lebih memperhatikan image atau citra tempat wisata dari
pada kelompok 3 yang tidak begitu memperhatikan image dalam
berwisata.
Kelompok ini tidak suka menghabiskan waktu liburnya bersama
keluarga tetapi lebih menyukai untuk mangadakan perjalanan atau
berwisata bersama orang lain maupun teman-temannya. Selain itu,
kelompok ini tidak mempersoalkan masalah biaya dalam berwisata.
Mereka lebih menyukai untuk berjalan dan menghabiskan waktu dan
uangnya dengan teman, rekan, kerabat atau bahkan hubungan teman
yang lebih dekat lagi. Mereka kurang menyukai untuk berwisata keluar
rumah bersama keluarga.
Ciri-ciri lain dari kelompok ini yaitu mereka termasuk golongan
orang yang sulit sekali menerima perubahan. Selain itu, kelompok ini
memiliki kepribadian yang kurang bertanggung jawab, kurang berani
membela keadilan, dan kurang teratur dibandingkan dengan dua
kelompok sebelumnya. Kelompok ini perlu mendapat pengawasan yang
lebih agar dapat segera dapat diatasi jika terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan dan mengganggu kenyamanan dari pengunjung lainnya
yang sedang berwisata di Kebun Raya Bogor.
2. Kelompok 2 (Back to Nature)
Kelompok 2 (Back to Nature) dengan jumlah responden yang
tergabung ke dalam kelompok ini sebesar 44 persen. Jumlah anggota
56
kelompok ini terbesar diantara kelompok-kelompok berikutnya. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini adalah karakteristik kelompok yang dominan
dari berbagai variabel-variabel segmentasi:
a. Segmentasi Demografi dan Geografi
Sama seperti kelompok sebelumnya bahwa kelompok ini juga
didominasi oleh laki-laki yang berumur sekitar 16-24 tahun dan belum
menikah. Jumlah anggota keluarga inti dari kelompok ini mayoritas ada
4 anggota. Kelompok ini didominasi oleh karyawan swasta sebesar
29,55 persen dari jumlah anggota kelompok yang telah tamat SMA dan
S1. Walaupun sudah memiliki pekerjaan dan bisa mencari nafkah
sendiri, mayoritas jumlah pengeluaran per bulan dari mereka antara Rp.
1.000.000,- hingga Rp. 1.999.999,- serta memiliki jumlah pengeluaran
untuk hiburan per bulan yang lebih sedikit dari kelompok 1 yaitu
kurang dari Rp. 250.000,-.
Jumlah anggota kelompok ini didominasi oleh wisatawan dari luar
daerah Bogor yaitu wisatawan dari Jakarta yang berlibur di hari libur
sebesar 36,36 persen dari jumlah anggota kelompok.
b. Segmentasi Perilaku
Dari variabel-variabel perilaku yang diberikan, kelompok ini
mayoritas berkunjung dengan teman, rekan, maupun kerabat. Bagi
mereka, tarif masuk yang diberlakukan Kebun Raya Bogor,merupakan
harga wajar atau sedang. Walaupun dengan tarif Rp. 9.500,-, citra atau
image tempat wisata Kebun Raya Bogor dinilai baik. Citra yang baik
membuat para wisatawan bersedia untuk memberikan rekomendasinya
kepada orang lain agar datang ke Kebun Raya Bogor atau membantu
mempromosikan tempat wisata Kebun Raya Bogor. Kelompok ini lebih
banyak menggunakan jasa angkutan umum untuk berkunjung ke Kebun
Raya Bogor, seperti mobil angkot, kereta api maupun jasa angkutan
umum lainnya. Hal ini dikarenakan asal mereka yang cukup jauh dari
Bogor yaitu sekitar 60 Km. Kereta api sering dipakai oleh warga Jakarta
karena selain cepat dan murah, letak Kebun Raya Bogor juga dekat
dengan stasiun KA Bogor.
57
Sumber informasi mengenai keberadaan Kebun Raya Bogor
paling banyak diketahui dari teman dan keluarga sebesar 58,33 persen
dari jumlah anggota kelompok. Kelompok ini mayoritas datang dengan
tujuan untuk bersantai dan menghilangkan kepenatan dari kesibukan
sehari-hari.
c. Segmentasi psikografi
Dilihat dari variabel psikografi tentang gaya hidup dari
responden, kelompok ini biasa menghabiskan waktu bersama keluarga
sehingga sering berwisata bersama-sama keluarga dibanding sendirian.
Kelompok ini merupakan kelompok yang selalu membuat rencana
dahulu baik untuk mengisi liburan panjang maupun sebelum melakukan
pembelian. Dalam membuat rencana mengisi liburan panjangnya
kelompok ini sering membaca artikel wisata. Dengan membaca artikel
wisata, mereka akan mendapat pengetahuan lebih mendalam tentang
lokasi wisata yang akan dituju dan dapat mengetahui fasilitas-fasilitas
wisata yang ditawarkan dari tempat wisata yang akan dituju. Dengan
ini, mereka juga akan memiliki wawasan luas tentang isi dari Kebun
Raya Bogor.
Kelompok ini sangat tertarik dengan produk wisata yang
ditawarkan oleh Kebun Raya Bogor, diantaranya sangat tertarik
terhadap wisata alam berupa tumbuh-tumbuhan khas Kebun Raya
Bogor, kesejukan dan keasrian tempat. Kelompok ini sangat tertarik
untuk beraktivitas di Kebun Raya Bogor baik untuk outbond, jogging,
senam, berolahraga maupun aktivitas yang menantang dan
menyehatkan lainnya. Tidak hanya itu kelompok ini sangat tertarik
untuk mempelajari berbagai macam jenis tumbuhan koleksi Kebun
Raya Bogor dengan berkeliling maupun mengunjungi museum.
Kelompok ini juga tertarik arsitektural yang ada di Kebun Raya Bogor
dengan ditemukannya bangunan-bangunan lama yang menarik, seperti
monumen-monumen, makam belanda, istana bogor dan bangunan lama
lainnya.
58
Kelompok ini memiliki banyak pendapat yang begitu dominan
dibanding kelompok lainnya. Mereka berpendapat bahwa dalam
berwisata perlu memperhatikan citra atau image seperti untuk menginap
di hotel berbintang empat atau lebih. Karena bagi mereka kualitas suatu
produk lebih utama dibandingkan dengan harga. Biaya tidak begitu
menjadi pertimbangan bagi kelompok ini untuk berwisata. Kualitas
transportasi, ketersediaan akses dalam perjalanan dan kebersihan
menjadi perhatian utama dalam menentukan tempat wisata.
Mereka yang termasuk ke dalam kelompok ini bukan
merupakan orang-orang konservatif tetapi merupakan orang yang suka
mencoba sesuatu yang baru. Mereka merupakan orang-orang yang
bertanggung jawab, suka berjuang melawan ketidakadilan, dan teratur.
Kelompok ini berusaha menjaga agar keadaan wisata alam di Kebun
Raya Bogor tetap terjaga baik dan indah. Mereka tidak ingin merusak
tumbuh-tumbuhan maupun segala fasilitas yang disediakan Kebun Raya
Bogor. Karena mereka memiliki rasa bertanggung jawab yang tinggi,
mereka akan ikut serta menjaga kebersihan Kebun Raya Bogor dengan
membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, mereka juga akan selalu
taat untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah diterapkan pihak
Kebun Raya Bogor.
3. Kelompok 3 (Quiet lovely)
Jumlah responden yang masuk ke dalam kelompok ini ada 25
persen. Kelompok ini menjadi kelompok minoritas dibandingkan dengan
dua kelompok sebelumnya. Namun kelompok ini memiliki nilai-nilai
dominan di variabel psikografinya. Berikut pembahasannya tentang
karakteristik dari kelompok Quiet Lovely:
a. Segmentasi Demografi dan Geografi
Kelompok ini didominasi oleh perempuan yang berumur sekitar
16-34 tahun tahun yang sudah berkeluarga dan menikah. Jumlah
anggota keluarga inti dari kelompok ini mayoritas ada 4 dan lebih dari 5
anggota. Kelompok ini mayoritas berprofesi sebagai mahasiswa dan
wirausahawan yaitu sebesar 24 persen dari jumlah anggota kelompok.
59
Mereka telah menamatkan SMA atau MA. Jumlah pengeluaran per
bulan dari mereka kebanyakan kurang dari Rp. 1.000.000,- tetapi
memiliki jumlah pengeluaran untuk hiburan per bulan kurang dari Rp.
250.000,-. Jumlah anggota kelompok ini didominasi oleh wisatawan
dari daerah Jakarta yaitu sebesar 28 persen dari jumlah anggota
kelompok.
b. Segmentasi Perilaku
Mayoritas kelompok ini melakukan kunjungan dengan teman,
rekan, maupun kerabat. Kelompok ini berpendapat jika tarif masuk
yang diberlakukan Kebun Raya Bogor sebesar Rp . 9.500,- per orang
adalah sedang. Walaupun begitu kelompok ini memandang citra atau
image baik dan bersedia untuk merekomendasikan kepada orang lain
untuk datang berwisata di Kebun Raya Bogor. Kelompok ini lebih
banyak menggunakan jasa angkutan umum untuk datang berkunjung ke
Kebun Raya Bogor. Sumber informasi mengenai keberadaan Kebun
Raya Bogor paling banyak diketahui dari teman. Kelompok ini datang
untuk tujuan utama bersantai dan menghilangkan kepenatan dari
kesibukan sehari-hari mengingat Jakarta yang padat.
c. Segmentasi psikografi
Dibandingkan dengan kelompok lainnya, kelompok ini sangat
mengutamakan ketenangan untuk beristirahat. Hal ini dapat ditunjukkan
jika waktu libur yang digunakan untuk istirahat, memiliki nilai dominan
diantara kelompok lainnya yaitu sebesar 4,24. Biaya dalam berwisata
menjadi perhatian utama dalam menentukan tempat wisata. Tarif yang
dikenakan oleh tempat wisata berpengaruh bagi mereka untuk dapat
berwisata di tempat itu. Begitu juga dengan tarif yang dikenakan
pengunjung untuk dapat memasuki Kebun Raya Bogor sangat
berpengaruh bagi kelompok ini. Jika harganya terlalu mahal bagi
mereka, mereka akan mempertimbangkan lagi untuk dapat berkunjung
di Kebun Raya Bogor untuk menikmati wisata alamnya. Kelompok ini
tidak suka untuk membuat rencana dalam mengisi liburan panjangnya.
Karena itu, kelompok ini tidak terlalu sering membaca artikel wisata
60
sebagai referensi untuk membuat rencana dalam menentukan tempat
wisata. Kelompok ini datang ke Kebun Raya Bogor sangat menyukai
untuk istirahat dan tidak begitu berminat untuk mempelajari jenis-jenis
tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor.
Karena kelompok ini sangat memperhatikan biaya, kelompok ini
berpendapat jika dalam berwisata tidak harus yang memiliki image baik
dan tidak harus menginap di hotel berbintang. Bagi mereka tempat
wisata alam seperti Kebun Raya Bogor dapat dijadikan untuk istirahat,
melepas penat dan bersantai yang hanya membutuhkan ketenangan dan
menghirup udara segar.
Kelompok ini cukup memiliki kepribadian yang baik karena
termasuk orang-orang yang memiliki pendapat baik mengenai keadilan,
berani bertanggung jawab dan teratur. Jadi kelompok ini sangat kecil
kemungkinan untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan seperti
membuat keributan, membuang sampah sembarangan atau bahkan
merusak keindahan dari Kebun Raya Bogor.
4.6. Implikasi Manajerial di Pasar Sasaran
Setelah diketahui kelompok yang terbentuk dengan karakteristik-
karakteristiknya dan dievaluasi segmen-segmen yang berbeda. Maka yang
harus dilakukan dari pihak Kebun Raya Bogor adalah melakukan pemasaran
terdiferensiasi dimana segmen pasar merancang program yang berbeda bagi
masing-masing segmen. Perusahaan mengidentifikasi dua segmen dalam
pasar dan mengembangkan program-program bauran pemasaran yang
terpisah yang ditujukan untuk masing-masing segmen.
Perusahaan dapat mengidentifikasi beberapa segmen lebih dari satu
dalam pasar dan mengembangkan program-program bauran pemasaran yang
terpisah yang ditujukan untuk masing-masing segmen. Berdasarkan
pendekatan gaya hidup A.I.O, Kebun Raya Bogor dapat memilih 2 segmen
yang paling potensial diantara 3 segmen yang terbentuk yaitu kelompok 2
(Back to Nature) dengan jumlah anggota kelompok sebesar 44 persen dan
kelompok 1 (General Visitor) yang memiliki jumlah anggota kelompok
sebesar 31 persen. Dalam hal ini, kelompok 3 (Quiet Lovely) tidak begitu
61
menjadi perhatian utama disebabkan oleh anggota kelompok dari hasil
penelitian yang lebih sedikit diantara kelompok lainya.
Untuk kelompok 2 (Back to Nature) yang sangat senang
menghabiskan waktu bersama keluarga, pihak Kebun Raya Bogor dapat
memberikan informasi lengkap mengenai atraksi wisata yang ditawarkan
Kebun Raya Bogor. Seperti yang diketahui sebelumnya jika kelompok ini
senang untuk membaca artikel wisata untuk mengisi liburan panjangnya.
Dengan adanya informasi yang jelas dan menarik dari Kebun Raya Bogor
maka diharapkan akan membantu menarik segmen ini untuk datang dan
menikmati wisata di Kebun Raya Bogor. Informasi dapat dilakukan dengan
media internet yaitu tetap memberikan hal-hal baru yang menarik di situs
Kebun Raya Bogor. Selain itu, informasi juga dapat dilakukan saat wisatawan
datang berkunjung melalui pembagian brosur atau leaflet gratis mengenai
denah lokasi-lokasi menarik di Kebun Raya Bogor bagi pengunjung.
Pembagian leaflet hingga saat ini hanya terbatas untuk kalangan tertentu
karena jumlahnya yang sedikit. Hal ini dapat diperbanyak lagi agar setiap
pengunjung yang termasuk wisata umum atau rombongan mendapat
informasi jelas di dalam berwisata di Kebun Raya Bogor.
Kelompok Back to Nature sangat tertarik dengan produk wisata yang
ditawarkan oleh Kebun Raya Bogor, serta tertarik untuk mempelajari
berbagai macam jenis tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor dengan
berkeliling maupun datang ke museum. Hal ini bisa menjadi masukan bagi
Kebun Raya Bogor untuk menyediakan jalan terutama jalan setapak yang
baik dan tidak terhalangi oleh tumbuhan-tumbuhan, seperti taman yang
berada di depan museum Zoologi. Tempat itu terasa sepi dan jarang dilewati
pengunjung. Untuk museum Zoologi dapat dilakukan perbaikan terhadap
gedung dan memberikan fasilitas air conditioner yang menjaga agar sirkulasi
udara di museum tidak pengap.
Kelompok ini juga tertarik untuk beraktivitas yang menantang dan
menyehatkan lainnya. Hal ini bisa menjadi masukan bagi Kebun Raya Bogor
untuk menyediakan fasilitas untuk beraktivitas yang menarik seperti outbond
dan olahraga yang menyehatkan. Mengingat juga jika anggota dari kelompok
62
ini kebanyakan berumur 16-24 tahun yang masih energik dan menyukai untuk
mencoba hal-hal yang baru. Sebelumnya, pihak Kebun Raya Bogor hanya
menyediakan lahan untuk beraktivitas seperti outbond. Untuk menghindari
kegiatan outbond yang berlebihan, pihak Kebun Raya Bogor bisa
menyediakan fasilitas outbond sendiri yang telah dipertimbangkan
sebelumnya dan tidak merusak tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor.
Sarana lainnya juga bisa diberikan untuk melayani wisatawan yang
menyukai berwisata bersama keluarga seperti fasilitas taman bermain baru
yang berkaitan dengan alam dan menarik anak-anak. Dengan adanya aktivitas
tersebut, dapat memberikan pengalaman dan pelajaran yang menarik bagi
anak keluarga.
Kelompok ini sangat memperhatikan kebersihan dan keteraturan serta
sangat mementingkan kualitas daripada harga. Pihak Kebun Raya harus selalu
menjaga kebersihan terutama menyediakan tempat sampah yang baik agar
sampah tidak berkececeran dan tidak terlihat oleh wisatawan. Selain itu,
pihak Kebun Raya Bogor harus melakukan pembersihan dengan segera
setelah ada acara-acara dari rombongan yang sering membuang sampah
sembarangan.
Mereka tertarik dengan bangunan-bangunan tua yang masih ada di
Kebun Raya Bogor. Maka perlu adanya perawatan terhadap bangunan
tersebut agar tetap kelihatan menarik. Perawatan itu bisa dilakukan dengan
melakukan pengecatan ulang dan melakukan pembenahan tanpa mengubah
bentuk asli bangunan.
Pihak Kebun Raya Bogor harus memberikan kualitas pelayanan yang
terbaik dan tetap menjaga kebersihan tempat wisata untuk kelompok ini.
Salah satu diantaranya menyediakan sarana dan prasarana dari wisata yang
meliputi meningkatkan pelayanan tempat makan di Cafe De Daunan.
Selanjutnya meningkatkan pelayanan di toko souvenir khas Kebun Raya
Bogor yang baru berdiri, memberikan semacam pelajaran lewat diadakannya
seminar, event, maupun workshop yang rutin tiap bulan atau dua minggu
sekali mengenai tumbuh-tumbuhan termasuk koleksi Kebun Raya Bogor
dalam bentuk yang lebih menarik dan memberikan pelayanan yang baik
63
terhadap sarana transportasi untuk berkeliling di Kebun Raya Bogor
mengingat kelompok ini mayoritas pendatang yang datang dengan
menggunakan jasa angkutan umum.
Kelompok 2 merupakan orang-orang yang bertanggung jawab,
berjuang melawan ketidak adilan dan teratur. Oleh sebab itu Kebun Raya
Bogor harus memberikan pelayanan dalam bidang keamanan yang baik agar
mereka tetap menyukai dan nyaman untuk berwisata di Kebun Raya Bogor.
Untuk membidik segmen yang kedua yaitu kelompok 1 (General
Visitor), dengan jumlah anggota sebesar 31 persen. Seperti dalam kelompok
Back to Nature, yang harus dilakukan pihak Kebun Raya Bogor adalah
meningkatkan pelayanan dalam informasi bagi pengunjung khususnya
mengenai informasi pelajaran mengenai koleksi tumbuh-tumbuhan khas
Kebun Raya Bogor. Setiap tumbuhan koleksi Kebun Raya Bogor dapat
diberikan papan informasi yang bagus dan lebih menarik agar wisatawan
mudah untuk mempelajarinya. Perawatan dari tumbuhan koleksi juga perlu
dilakukan secara rutin agar tumbuhan tetap terjaga dan tumbuh dengan baik.
Kelompok ini tidak begitu menyukai aktivitas yang menguras tenaga seperti
jogging, outbond maupun aktivitas menantang lainnya. Pihak Kebun Raya
Bogor dapat meningkatkan koleksi tumbuh-tumbuhannya yang baru untuk
menarik kelompok ini. Untuk segmen ini juga bisa dilakukan dengan
memberikan seminar mengenai koleksi Kebun Raya Bogor lewat audio
visual, saat ini layanan ini hanya diberikan pada para pengunjung yang
termasuk sedang mengadakan wisata flora.
Kelompok General Visitor ini sulit sekali untuk menerima perubahan
dan hal ini bisa menjadi masukan bagi Kebun Raya Bogor untuk tidak
melakukan perubahan drastis mengenai fasilitas-fasilitas maupun pelayanan
dari Kebun Raya Bogor. Pihak Kebun Raya dapat melakukan perubahan
perlahan-lahan agar dapat diterima dengan baik oleh kelompok ini.
Selanjutnya, keamanan harus tetap selalu ditingkatkan mengingat kelompok
ini kurang teratur dan kurang bertanggung jawab.
Kedua kelompok ini memiliki kesamaan dalam variabel harga yaitu
kurang begitu mementingkan harga dan lebih memperhatikan kualitas suatu
64
produk. Terkait hal itu, Kebun Raya Bogor dapat meningkatkan pelayanan,
baik itu sarana dan prasarana wisata serta memberikan informasi yang baik
yang sangat dibutuhkan oleh wisatawan. Hal ini akan tetap mempertahankan
citra atau image yang baik dari Kebun Raya Bogor di mata wisatawan atau
bahkan memberikan citra yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan itu juga,
maka proses promosi dapat dilakukan secara optimal dari rekomendasi
pengunjung Kebun Raya Bogor yang datang sebelumnya kepada teman
maupun keluarga.