Download - Isosorbid Digitalis
Hasil Penggunaan Isosorbid Dinitrat
Parameter basal
Percobaan I II Purata
Frekuensi Nadi 63x/min 60x/min 62x/min
Tekanan Darah 124/90mmHg 124/90mmHg 124/90mmHg
Frekuensi Pernafasan 18x/min 17x/min 18x/min
Suhu/Warna Kulit 34.7oC/normal 35.1oC/normal 34.9oC/normal
Parameter Setelahs Mengkonsumsi Obat
Percobaan I II III IV V
Frekuensi Nadi
58x/min 55x/min 70x/min 58x/min 55x/min
Tekanan Darah
122/80 mmHg
110/70 mmHg
100/70 mmHg
100/70 mmHg
100/70 mmHg
Frekuensi Pernafasan
18x/min 17x/min 13x/min 13x/min 12x/min
Suhu/Warna Kulit
35.7oCnormal
35.7oCmerah
35.6oCmerah
35.6oCmerah
35.4oCMerah
Percobaan VI VII VIII IX X
Frekuensi Nadi
65x/min 55x/min 66x/min 63x/min 60x/min
Tekanan Darah
110/80mmHg
110/80mmHg
110/80mmHg
110/80mmHg
110/80mmHg
Frekuensi Pernafasan
18x/min 17x/min 16x/min 16x/min 18x/min
Suhu/Warna Kulit
35.2oCMerah
35.2oCnormal
35.4oCnormal
35.4oCnormal
35.0oCnormal
Diskusi Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil percobaan dengan obat isosorbid dinitrat, dapat dilihat penurunan
pada frekuensi nadi, tekanan darah dan pernafasan pada percobaan I sampai V.
Setelah percobaan V, frekuensi nadi, tekanan darah dan pernafasan meningkat
kembali dan mencapai nilai normal.
Namun, pada percobaan ke III, terdapat peningkatan frekuensi nadi yang mendadak
(70x/menit). terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi frekensi nadi yaitu:
Posisi: lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
Umur: anak lebih cepat dari pada dewasa.
Jenis kelamin: pria lebih cepat dari pada wanita.
Aktivitas: aktivitas berat akan meningkatkan frekensi nadi
Emosi: emosi kuat akan meningkatkan pulse.
Untuk percobaan ini, kemungkinan faktor posisi dan emosi mungkin penyebab pada
perbedaan peningkatan frekensi nadi yang meningkat secara tiba-tiba pada percobaan
ke III, oleh karena orang percobaan mungkin merasa gelisah dan tidak berbaring
dengan tenang di atas meja.
Suhu kulit pula meningkat setelah orang percobaan meminum obat isosorbid dinitrat
dan mula menurun kembali ke suhu normal pada percobaan ke VIII.
Warna kulit wajah orang percobaan juga turun menampakkan sedikit kemerahan
setelah meminum obat isosorbid dinitrat dan kembali normal pada percobaan ke VII.
ISOSORBID DINITRAT
Isosorbide Dinitrate, obat yang berasal dari turunan Nitrat. Nitrat adalah merupakan
vasodilators untuk membuka atau memperlebar pembuluh darah. Pada penderita serangan
jantung, pembuluh darah mengalami vasokonstriksi atau penyempitan, sehingga dibutuhkan
obat yang dapat bekerja cepat untuk memperlebar dinding pembuluh darah sehingga aliran
darah dari dan menuju jantung dapat mengalir lancar.
Farmakokinetik
Isosorbid dinitrat yang diberikan adalah dalam preparat sublingual untuk
meningkatkan kadar obat dalam darah secara cepat.
Pemberian isosorbid dinitrat sublingual juga tidak melibatkan lintas pertama dalam
hati yang boleh menurunkan bioavailabilitas obat.
Pemberian dalam preparat sublingual akan didapat bioavailabilitas 45-59%.
Obat sublingual yang diberikan dengan cepat diabsorbsikan dan langsung menunju
vena jugularis interna dan atrium kanan.
Oleh karena itu, selain preparat inhalasi, preparat sublingual merupakan salah satu
bentuk sediaan obat yang digunakan untuk menanggulangi serangan akut angina
dengan cepat.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja obat adalah meningkatkan nitric oxide (NO), zat yang memiliki efek
melebarkan pembuluh darah terutam di vena dan sedikit pada arteri sehingga obat ini
dapat menurunkan beban jantung dan memperbaiki sirkulasi koroner.
Melalui efek ini, isosorbid dinitrat meningkatkan suplai darah ke otot jantung.
sehubungan dengan sifat obat ini yang dapat melebarkan pembuluh darah, maka
isosorbid dinitrat memiliki efek menurunkan tekanan darah sehingga baik sekali
diberikan pada penderita PJK yang hipertensi.
Nitrat menimbulkan vasodilatasi semua sistem vaskular. Pada dosis rendah, nitrat
organik menumbulkan venodilatasi sehingga terjadi pengumpulan darah pada vena
perifer dan dalam splanknikus. Venous pooling ini menyebabkan berkurangnya alir
balik darah ke dalam jantung, sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dan kanan
menurun. Dengan cara ini, maka kebutuhan oksigen miokard akan menurun. Oleh
karena kebutuhan oksigen miokard menurun, maka frekuensi nafas dan nadi juga akan
turun menurun manakala penurunan tekanan darah adalah akibat daripada efek obat
yaitu vasodilatasi pembuluh darah.
Senyawa nitrat (isosorbid dinitrat) bekerja melalui dua mekanisme yaitu:
Secara in vivo senyawa nitrat merupakan pro drug yaitu menjadi aktif setelah
dimetabolisme dan menghasilkan nitrogen monoksida (NO). Biotransformasi
senyawa nitrat yang berlangsung intraseluler ini dipengaruhi oleh adanya
reduktase ekstrasel dan reduced tiol (glutation) intrasel. Nitrogen monoksida
akan membentuk kompleks nitrosoheme dengan guanilat siklase dan
menstimulasi enzim ini sehingga kadar cGMP meningkat. Selanjutnya cGMP
akan menyebabkan defosforilasi miosin, sehingga terjadi relaksasi otot polos.
Mekanisme kerja yang kedua yaitu akibat pemberian senyawa nitrat, endotelium
akan melepaskan prostasiklin (PGI2) yang bersifat vasodilator. Berdasarkan
kedua mekanisme ini, senyawa nitrat dapat menimbulkan vasodilatasi, dan pada
akhirnya menyebabkan penurunan kebutuhan dan peningkatan suplai oksigen
Indikasi
Pencegahan dan pengobatan angina pektoris, gagal jantung kongestif dan infark jantung.
Kontra-indikasi
Hipersensitivitas terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain dalam formulasi,
hipersensitif terhadap nitrat organik, penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5
(PDE-5) (sildenafil, tadalafil, atau vardenafil), glaukoma angle-closure (peningkatan tekanan
intraocular), trauma kepala atau perdarahan serebral (peningkatan tekanan intrakranial) dan
anemia berat.
Efek samping
Dilatasi arteri akibat nitrat menyebabkan sakit kepala, sehingga seringkali, dosisnya harus
dibatasi. Efek samping yang lebih serius adalah hipotensi dan pingsan. Refleks takikardia
seringkali terjadi, namun hal ini dicegah oleh terapi kombinasi dengan beta-bloker. Dosis
tinggi yang diberikan jangka panjang bisa menyebabkan methemoglobinemia sebagai akibat
oksidasi hemoglobin.
Glikosida Jantung
Farkamokinetik
Biasanya diberikan per-oral, tetapi bisa juga diberikan sejara intra-vena dalam situasi gawat. Suntikan intra-vena harus dilakukan secara perlahan dan jantung harus dimonitor sewaktu melakukan prosedur tersebut.
T1/2 obat ini dalam lingkungan 36 jam. Diberikan 1x/hari, biasanya 125µg atau 250µg. Pada pasien dengan gagal ginjal, waktu paruh obat ini menjadi lebih panjang, dan ini
biasanya memerlukan penurunan dosis atau dengan menukarkan kepada digitalis lain, contohnya digoxin.
Dimetabolisme terutamnya di hati, dan tidak menyebabkan kerosakan kepada ginjal
Farmakodinemik
Digitalis diberikan sebagai pengobatan terhadap fibrilasi atrium dan atrial flutter Namun bukan sebagai pilihan pertama. (beta-blockers atau penghambat channel
kalsium adalah pilihan utama) High ventricular rate akan menyebabkan insufisiensi dalam pengisian diastolik, dan
dengan penururan konduksi pada nodus AV dan peningkatan refractory period, digitalis membantu menurunkan ventricular rate,
Arythmia itu sendiri tidak dipengaruhi, tetapi digitalis membantu dalam pengisian ventrical, sehingga meningkatkan fungsi pompa jantung.
Mekanisme kerjanya tidak begitu jelas, tetapi yang terlihat adla obat ini menghambat NA-K-ATPase dan meningktkan pengeluaran Ca intrasel di dalam sarkoplasmik retikulum, secara tidak langsung, meningkatkan refractory period jantung
Indikasi
Dahulu diberikan secara standar pada pengobatan sinus aritmia, terapi pada kegagalan jantung tetapi tidak lagi digunakan sebagai pengobatan lini pertama. Ia tidak lagi dipilih karena kurang efektif dan terjadinya mortalitas dalam penggunaan obat ini dalam pengobatan.
Kontra-Indikasi
Bradikardia berat dan alergi
Efek samping
Akibat daripada efek kerja digitalis, pengguna obat ini bisa mendapatkan bradikardia, blokade nodus AV dan SA, aritmia, anoreksia, mual, muntah, diare, sakit kepala dan fatigue.
Terjadi juga gangguan pada sistem saraf, di mana akan menyebabkan mengantuk dan lelah, dan terakhir sekali akan menyebabkan gangguan penglihatan.
Hasil Percobaan Digitalis Pada Kodok
Setelah dilakukan pembedahan sehingga terlihat jantung kodok, dilakukan observasi terhadap jantung kodok tersebut.
Yang terlihat adalah:
Siklus sistol, ventrikel pada kodok menjadi pucat, atrium menjadi merah Siklus diastol, ventrikel menjadi merah, atrium menjadi pucat
Tiada perpanjangan antara penguncupuan Atrium-Ventrikel
Frekuensi denyut jantung kodok sebelum diberikan apa-apa setelah observasi adalah = 39-41x/min
Setelah diberikan Digitalis dalam Interval 2min.
Percobaan I II III IV V VI VII VIII IXFrekuensi Denyut Jantung
31 32 30 30 27 24 20 17 19
Percobaan X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIIIFrekuensi Denyut Jantung
16 17 16 15 13 13 12 0 0
Melalui data ini, kita dapati bahwa setelah tetesan yang ke-17 (menit yang ke-34), jantung kodok tersebut telah berhenti berfungsi.
Tambahan, terjadi perpanjangan fungsi A-V pada menit tetesan ke-4 (menit yang ke-8). Ini juga salah satu efek daripada penggunaan digitalis yang mempunyai margin of safety yang kecil.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 180
5
10
15
20
25
30
35
Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi Denyut Jantung
*axis Y- frekuansi denyut jantung per-menit
*axis X- masa (mewakili 2menit)
Diskusi hasil praktikum.
Daripada hasil data yang dikumpulkan, dapat dilihat dengan jelas kerja digitalis terhadap jantung kodok. Pada awal percobaan, sebelum diteteskan tinktura digitalis 10%, frekuansi denyut jantung kodok tersebut adalah 39-41x/min. Setelah penetesan tersebut, terjadi penurunan secara berkala, dengan jelas sehingga akhirnya terjadiinya gagal jantung pada menit ke-18.
Pada menit ke-4, terjadi perpanjangan masa daripada A-V. Ini adalah efek kerja daripada digitalis itu sendiri di mana ia bisa menyebabkan blokade pada AV node. Pada perpanjangan waktu A-V, sebenarnya blokade nodus AV masih belum sempurna (parsial). Tetapi setelah terjadinya asystole (jantung berhenti berdenyut pada siklus sistol) nodus AV telah diblok secara total, mengakibatkan distrupsi kerja miogenik jantung.