Download - Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe
I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale)
II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013
III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013
IV. Tujuan Percobaan:
1. Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan
2. Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan
3. Mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dengan cara yang tepat
V. Dasar Teori:
Sokletasi adalah suatu metode / proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang
dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga
semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Pengambilan suatu senyawa organik dari
suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika
senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat
tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi
yang digunakan tidak dapat secara maserasi,
melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam
keadaan panas sehinggadiharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih
efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit.
Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan
tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi
dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak
dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan
atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang
diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi
sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan
membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah
membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap seperti : n-heksan, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alkohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut -pelarut
organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut
heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa -
senyawa trepenoid dan lipid - lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan
etil asetat untuk memisahkan senyawa - senyawa yang lebih polar. Walaupun
demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari
senyawa- senyawa yang diekstraksi.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan
yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam
sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena
sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi
penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang
disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada
kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi
dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini
lebih efisien, karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara
berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi dihentikan apabila :
1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang
spesifik.
Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan
pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.
Pelarut
Petroleum eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran dari
hidrokarbon cair yang mudah menguap. Petroleum eter akan melarutkan
senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar pada selubung sel dan dinding sel
seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil dan steroid. merupakan campuran
hidrokarbon (bukan eter sebenarnya) yang atsiri dan mudahterbakar, tidak
berwarna, terutama terdiri dari pentana dan heksana. Petroleumeter memiliki titik
didih dalam rentang 20-75 °C, titik lebur -73 °C (Anonim ,2009). Petroleum eter
memiliki konstanta dielektrikum 2,0-2,2 (Anonim, 2009).
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia
C6H14. Awalan heks- merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada
heksana dan akhiran –ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal
yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis
pelarut organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau
untuk melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih
(Mahmudi 1997). N-heksan memiliki titik didih 69˚C sehingga bisa
digunkan sebagai pelarut dalam pemisahan minyak atsiri.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Jahe atau yang dalam bahasa
latin dikenal dengan nama Zingiber
Officinale merupakan salah satu
tanaman obat yang populer di
Indonesia. Jahe digolongkan ke dalam
suku temu-temuan atau Zingiberaceae.
Banyak yang meyakini bahwa jahe
berasal dari India. Tetapi tak sedikit
pula yang percaya jahe pertama kali ditemukan di daerah Cina khususnya bagian
selatan. Meski masih simpang siur, pada faktanya hampir semua negara di dunia
telah mengenal dan memanfaatkan jahe sebagai herba obat. Jahe merupakan
tumbuhan dengan batang semu. Tangkai daunnya cenderung halus dan
dilengkapi dengan bulu mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal
dengan nama rimpang jahe. Bagian akar atau rimpang inilah yang digunakan
sebagai bahan obat.
Kaya Akan Senyawa Aktif
Pada dasarnya, dalam ilmu botani, rimpang dikenal dengan nama rhizoma.
Bagian ini tak lain merupakan modifikasi batang suatu tanaman yang menjalar
dalam tanah dan mampu menghasilkan tanaman baru dari ruas rimpangnya.
Rhizoma atau rimpang merupakan "bank makanan" atau tempat tumbuhan
menyimpan produk hasil metabolisme. Rimpang jahe mengandung beberapa zat
aktif antara lain minyak atsiri yang terdiri antara lain zingiberen, kamfena,
lemonin, zingiberol dan masih banyak lainnya. Komponen zat lain yang bisa
ditemui pada rimpang jahe adalah oleoresin yang juga terbagi atas atas gingerol,
shagol, resin, zingiberin dan lain-lain. Masing-masing zat ini memiliki manfaat
yang beragam. Secara umum, aroma khas pada jahe disebabkan oleh kandungan
minyak atsirinya. Sedangkan rasa pedasnya bersumber pada oleoresin-nya.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
VI. Alat dan Bahan :
Alat
- Satu set alat ekstraksi soxhlet
- Mortar
- Evaporator
- Corong pisah
- Gelas Piala
- Refraktometer
- Kompor listrik cekung
- Gelas kimia
- Gelas Ukur
- Pipet tetes
- Spatula
Bahan :
- Natrium sulfat anhidrat
- Jahe kering
- N-Hexane
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Rimpang Jahe
Serbuk jahe
8,4621 gram serbuk jahe
dicuci hingga bersihdi iris tips-tipisdikeringkandigiling
Ditimbang sebanyak 1-10 gramDicatat massanya.
VII. Alur Kerja:
Persiapan sampel
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Isolasi minyak jahe
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
8,4621 gram serbuk jahe kering
Pelarut
dibungkus dengan saring yang telah di tali atas dan bawahdimasukkan dalam ekstraksi sokhlet yang sudah disusun.dimasukkan pelarut sebanyak100 mL n hexan dalam labu dasar bulatDitunggu sampai cairan jatuh ke dalam labu ekstraktordilakukan ekstraksi sampai diperoleh hasil jernih tak berwarna pada sokhletdimatikan kompor dan aliran airnyaalat sokhlet dibukasampel dikeluarkan dan dikembalikan di tempat semulaPelarut diuapkan dalam labu ekstraktor sampai memenuhi alat soxhletvolum pelarut dijaga agar tidak jatuh ke bawah.
Ekstrak minyak jahe
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Ekstrak minyak jahe
Residu Filtrat
ditambah Na2SO4 anhidratdisaring
ditimbang massanyadiukur indeks biasnya
massa minyak atsiri dan indeks bias
1 gram serbuk jahe kering
kadar air
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1100C selama 1 menitditimbang sampai berat konstanDicatat beratnya
Penentuan kadar air pada serbuk jahe
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Rimpang Jahe
Serbuk jahe
8,4621 gram serbuk jahe
dicuci hingga bersihdi iris tips-tipisdikeringkandigiling
Ditimbang sebanyak 1-10 gramDicatat massanya.
VIII. Hasil pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi
Kesimpulan
Sebelum Sesudah1. Persiapan Sampel:
- jahe: berwarna kuning
- n-hexan: jernih tak berwarna
- Massa kertas saring : 2,1932 g
- V n-Hexan: 100mL
- Jahe yang ditumbuk: serbuk kuning
- Massa serbuk jahe: 8,4621 g
- n-hexan merupakan pelarut yang mudah dipisahkan dari minyak atsiri, karena perbedaan titik didihnya (titik didih NH lebih rendah ± 69˚C).
- Na2SO4
anhidrat berfungsi untuk mengikat air yang terkandung di dalam minyak atsiri yang terbentuk.
- Minyak jahe dapat diisolai dengan metode ekstraksi pelarut.
- Jenis pelarut yang bisa digunakan untuk ekstraksi isolasi minyak jahe adalah n-hexan. Karena titk didih n-hexan lebih rendah daripada
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
minyak atsiri.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
8,4621 gram serbuk jahe kering
Pelarut
dibungkus dengan saring yang telah di tali atas dan bawahdimasukkan dalam ekstraksi sokhlet yang sudah disusun.dimasukkan pelarut sebanyak100 mL n hexan dalam labu dasar bulatDitunggu sampai cairan jatuh ke dalam labu ekstraktordilakukan ekstraksi sampai diperoleh hasil jernih tak berwarna pada sokhletdimatikan kompor dan aliran airnyaalat sokhlet dibukasampel dikeluarkan dan dikembalikan di tempat semulaPelarut diuapkan dalam labu ekstraktor sampai memenuhi alat soxhletvolum pelarut dijaga agar tidak jatuh ke bawah.
Ekstrak minyak jahe
Isolasi minyak jahe - Massa serbuk jahe: 8,4621 g
- ekstraksi 10x- Warna pelarut
pada masing-masing ekstraksi:
- Ekstraksi 1: kunig (++++)
- Ekstraksi 2: kuning (++++)
- Ekstraksi 3 (+++) Ekstraksi 4: (+++)
- Ekstraksi 5: (+++)
- Ekstraksi 6: (++)
- Ekstraksi 7: kuning (++)
- Ekstraksi 8: kuning jernih
- Ekstraksi 9: jernih tak berwarna
- Ekstraksi 10: jernih tak berwarna
- 2x evaporasi : jernih tak berwarna
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
Ekstrak minyak jahe
Residu Filtrat
ditambah Na2SO4 anhidratdisaring
ditimbang massanyadiukur indeks biasnya
massa minyak atsiri dan indeks bias
- V n-hexan : 80 mL
- Massa ekstrak minyak jahe: 0,0432 g
2. Mengetahui rendemen dan indeks bias:- Na2SO4
anhidrat: serbuk putih
- Massa serbuk jahe: 8,6421 g
- Massa ekstrak minyak jahe: 0,0432 g
- Minyak atsiri: berwarna kuning kecoklatan.
- Massa minyak atsiri (massa setelah ditambah Na2SO4): 0,0407 g
- Indeks bias (n) minyak jahe: 1,670025
- Rendemen: =0,0407 g8,6421 g
x100 %
= 4,709%
- Rendemen secara teori:1,5-3%
Minyak atsiri yang diperoleh berwarna kuning kcoklatan dengan rendemen 4,709% dan indeks bias 1,670025
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
1 gram serbuk jahe kering
kadar air
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1100C selama 1 menitditimbang sampai berat konstanDicatat beratnya
3. Penentuan kadar air dari serbuk jaheBerat I: 0,588 gBerat II: 0,587 gBerat III: 0,588 g
Berat konstan jahe: 0,588 gBerat kadar air= 1 – 0,588 g=0,412 gram
Kadar air = 0,412
1x100 %
= 41,2%
Dengan cara dioven dapat menghilangkan air yang terkandung dalam serbuk jahe
Kadar air dalam serbuk jahe adalah 41,2 %
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
IX. Analisis dan Pembahasan:
X. Diskusi:
XI. Kesimpulan:
XII. Daftar Pustaka:
Akronim. Mengenal Rimpang Jahe. http://tentangjahe.blogspot.com. Diakses
tanggal 9 Maret 2013
Akronim. Rimpang. http://id.wikipedia.org/wiki/Rimpang. Diakses tanggal 9
Maret 2013
Anwar, Chairil, dkk. 1966. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi
Hart, H,. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Lanjarsari, Nur. 2012. Metode Pengambilan Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe
Secara ekstraksi Dengan Bantuan Bantuan Gelombang Mikro
http://ytd.mybrowserbar.com. Diakses tanggal 9 Maret 2013
Tim Dosen Kimia Organik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik II.
Surabaya: Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, FMIPA, Unesa.
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
XIII. Jawaban Pertanyaan:
1. Prinsip kerja ekstraksi soxhlet yaitu : Penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif
sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan
kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi
menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan
zat padat yang tidak diinginkan.
2. Pemisahan pelarut menggunakan evaporator dengan syarat pelarut bersifat
mudah menguap.
Alasan: prinsip kerja evaporator dengan menguapkan pelarut.
3. Pengeringan dan penghalusan berpengaruh dalam hasil rendemen minyak
atsiri. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi (dibawah matahari langsung)
dapat merusak minyak jahe karena ada senyawa-senyawa di dalamnya
yang mudah menguap. Penghalusan menyebabkan semakin luasnya
permukaan jahe sehingga pelarut lebih cepat dalam melarutkan komponen
minyak jahe.
4. Fungsi Na2SO4 anhidrat: sebagai zat pengering , fungsinya adalah
memisahkan minyak jahe dari pelarutnya dan dari kandungan air yang
masih tersisa. karena Na2SO4 anhidrat bersifat mengikat air di dalam
minyak atsiri.
5. Lima senyawa yang terkandung dalam minyaka atsiri jahe
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
β-farnesena
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010
XIV. Lampiran Foto:
DAFTAR PUSTAKA
Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang JaheKelompok IIPKB 2010