-
Arsitektur tropis
KELEMBABAN DAN PENGARUHNYA PADA
BANGUNAN
Pakanbaru
06/03/14
Dosen:
Wahyu Hidayat St. Murp.
Disusun oleh:
Irsyad Rahim Putra
1307114544
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2014
-
Pendahuluan
Indonesia mempunyai wilayah yang luas. Terbentang antara 6 LU11 LS dan
antara 95 BT141 BT. Wilayah atau pulau paling barat adalah Pulau Rondo (dekat Pulau
We) dan paling timur adalah garis perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini di Provinsi
Papua. Sementara wilayah paling utara adalah Pulau Rondo dan paling selatan Pulau Rote.
Wilayah indonesia yang luas itu keseluruhan nya termasuk dalam zona iklim tropis uaitu
antara 0 231/2 LU/LS.Dengan sifat utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa
penyimpangan penyimpangan yang besar
Masuknya indinesiadalam zona iklim tropis mengakibatkan indonesia mempunyai
suhu rata-rata berkisar 25 - 32 derajat celcius. Dengan suhu yang tergolong panas tersebut
maka dibutuhkanlah tempat naungan bangunan- yang mampu memberikan rasa
kenyamanan termal bagi penghuninya. Salah satu masalah mendasar yang mempengaruhi
kenyamanan thermal ini adalah kelembaban.
Kelembaban disebabkan oleh banyaknya uap air di udara akibat dari penguapan.
Arsitektur tropis merupakan salah satu jawaban akan pemecahan masalah tersebut. Dalam
arsitektur tropis penanganan permasalahan tnermal sedapat mungkin dilakukan melalui cara
cara yang alami. Penggunan AC yang biasa digunakan memeng mampu mengatasi
kenyamanan thermal ini, namun di lain sisi akan menimbulkan masalah lain. Perusakan ozon
misalnya, atau penggunan energi yang besar sehingga mempengarui tagihan listrik yang
besar.
Menimbang permasalahan diatas maka tulisan ini disusun bertujuan untuk;
- Mengetahui keadaan iklim indonesia dan penganannya terhadap bangunan.
- Mengetahui apa itu kelembaban penyebab dan akibat dari pada kelembaban pada
bangungan.
- Mengtahui cara cara mencegah dan mengatati kelembaban pada bangungan.
-
Kelembaban dan pengaruhnya Terhadap Bangungan.
A. Iklim Indonesia dan Arsitektur Tropis
Kelembaban merupakan element meteorologi yang berhubungan dengan iklim.
Sehingga kalau kita berrbicara mengenai kelembaban otomatis juga menyangkut
permasalahan iklim. Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia
termasuk daerah beriklim tropis. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada
suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu yang lama (25- 30 tahun). Dikarenakan
keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia tergolong zona
beriklim tropika (panas), Iklim ini berakibat banyaknya hujan yang disebut Hujan Naik
Tropika. Iklim tropis adalah iklim yang panas tapi basah.
Zona iklim tropis terbentang antara 0 231/2 LU/LS dan hampir 40 % dari
permukaan bumi. Sementara itu Indonesia terletak antara 6LU dan 11 LS dan antara 95
dan 141BT.
Iklim tropis memiliki beberapa ciri-ciri:
1.Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air),
sehingga air tidak mudah menguap.
Atau lebih jelasnya iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh
panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan
sebagainya. Sehingga menimbulkan permasalahan dalam perancangan dan kenyamanan
bangunan baik thermal ataupun lainnya. Untuk itu lahir lah arsitektur tropis, sebagai jawaban/
adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis. Pengaruhnya otomatis pada suhu,
kelembaban, kesehatan udara yang harus diantisipasi oleh arsitektur yang tanggap terhadap
hal-hal tersebut. Selain itu pandangan baru mencakup pada penggunaan material yang
-
memberikan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai daripada material
impor.
Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang berdasarkan estetika,
namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/penanganan iklim tropis. Meskipun demikian
bentukan bangunan oleh arsitek/ desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur
yang estetis, hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga
memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.
Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan hujan, dimana untuk
menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana
bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan
berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat
teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.
Bentuk secara mikro pada masing-masing elemen bangunan seperti jendela dengan
bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu
biasanya merupakan bangunan panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan
terhindar dari banjir akibat hujan. Memang merupakan kualitas rancangan yang sudah
berhasil sejak dulu.
Sekilas ada kemiripan antara arsitektur tropis dengan arsitektur tradisional. Arsitektur
tropis sendiri merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional merupakan
kebudayaan arsitektur yang turun-temurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan.
Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah
sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi sudah
terlihat melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus terpaku
pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan material baru, asalkan
masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa menggunakan penanganan
modern terhadap iklim, misalnya: bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan
pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang
sebenarnya mendukung untuk itu. Daerah tropis tidak memiliki perbedaan panas yang extrem
antara siang dengan panas, selain itu angin yang stabil bisa diandalkan dengan pengaplikasian
bukaan pada bangunan arsitektur tropis. Selain itu daerah tropis berada sepanjang garis
katulistiwa, yang cendrung mendapat sinar matahari lebih dari cukup.
Arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan nya berkaitan dengan iklim
seperti mempertahankan suhu nyaman. Standar kenyamanan suhu (suhu) menurut ISO 7730
: 1994 menyatakan bahwa sensasi termis yang dialami manusia merupakan ungsi dari empat
faktor iklim yaitu suhu udara , radiasi matahari, kelembapan udara, kecepatan angin serta dua
factor individu yakni tingkat aktifitas tang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta
-
jenis pakaian yang dikenakan. Namun pada tulisan kali ini kita akan membatasi pembahasan
mengenai kelembaban
.
B. Pengertian kelembaban ( Humidity ).
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembaban
di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembaban di tanah berarti
kandungan air dalam tanah. Kelembaban diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak
cepat kering karena penguapan. Kelembaban yang diperlukan setiap maklhuk hidup berbeda-
beda. Sebagai contoh, cendawan dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.
Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara,
makin banyak uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara tersebut.
Jadi, Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya
adalah higrometer.
Kelembaban udara yang tinggi mengganggu pelepasan kalor / penguapan pada
permukaan kulit manusia. sehingga perlu adanya pergerakan udara untuk membantu
penguapan. Kasus seperti ini banyak terjadi didaerah Indonesia yang beriklim tropis lembab.
Apabila kelembaban udara terlalu rendah membuat manusia menderit efek keringnya udara
seperti selaput lender mongering, batuk rejan, radang mata dll). Karena itu, untuk
memberikan kenyamanan pada manusia di dearah dengan kelembaban tinggi adalah
memberikan sirkulasi udara yang baik.
Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air.
Dalam kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap(gas), butir-butir
air atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnhya sekitar 2% dari massa seluruh
atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara
kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan
di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.
Kelembaban juga berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Apabila
kelembaban tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan
berkembang biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka dari itu ventilasi
merupakan cara yang ampuh untuk mengontrol kelembaban dalam bangunan. Pengontrolan
kelembaban ini juga dipengaruhi oleh angin. Karena angin dapat membawa hawa panas atau
kelembaban yang tinggi pada sebuah ruangan untuk menyesuaikan dengan keadaan di luar
ruangan.
-
C. Penyebab dan pengaruh kelembaban pada bangunan.
Di awal sudah dijelaskan daerah tropis cendrung bersifat panas basah. Hal ini
dikarenakan suhu panas mengakibatkan pernguapan yang berlebih, sehingga kandungan air di
udara melimpah dan mengakibatkan meningkatnya kadar kelembaban di udara. Kaitan nya
dengan kelembaban pada bangunan adalah. Bangunan yang tertutup rapat, dalam artian tidak
mempunyai sirkulasi yang cukup akan mengakibatkan pengumpalan uap air dan berujung
meningkatnya kadar kelembaban pada bangunan. Kelembaban normal relatif berkisar antara
70 dan 90%.
Kelembaban pada bangunan akan mengakibatkan tumbuhnya jamur seperti
tumbuhnya jamur abu (Aspergillus) yang dapat menyebabkan penyakit paru dan
menimbulkan gejala atsma, yang tumbuh di penjuru bangungan termasuh pada pakaian dan
lemari sehingga mengakibatkan rusaknya pakaian dan perabotan . Kelembaban juga
mengakibatkan kerusakan pada bangunan. Selain itu kelembaban udara yang tinggi
mengganggu pelepasan kalor / penguapan pada permukaan kulit manusia. sehingga perlu
adanya pergerakan udara untuk membantu penguapan. Kasus seperti ini banyak terjadi
didaerah Indonesia yang beriklim tropis lembab. Apabila kelembaban udara terlalu rendah
membuat manusia menderit efek
keringnya udara seperti selaput lender
mongering, batuk rejan, radang mata
dll). Dalam artian kelembapan
berdampak pada gangguan kesehatan.
Sebagian besar gangguan
kesehatan, baik yang berdampak pada
kondisi fisik maupun psikis, umumnya
diakibatkan oleh rendahnya mutu udara
di dalam ruangan, akibat adanya
pencemaran. Di samping itu,
kelembaban udara juga dapat membawa
pengaruh pada mutu udara yang
dikaitkan dengan kemungkinan adanya
bakteri, virus, jamur, serangga, dan
gangguan kesehatan lainnya.
Sebagaimana ditunjukkan pada grafik
disamping:
Grafik hubungan Kelmbaban Udara dan Mutu Udara dalam Ruang
-
Selain itu kelembaban juga dapat terjadi akibat rembesan air tanah ke tembok
bangunan, yang diakibatkan oleh tekanan air tanah dari bawah, samping ataupun dari air
hujan. Tekanan dari bawah merupakan tekanan air tanah yang normal terjadi, sebenarnya bisa
diatasi dengan pondasi, sloof dan dinding bata trasraam yang baik. Bangunan lama yang
dibuat orangtua kita kadang masih bisa ditemui memiliki dinding bata yang kurang baik,
dalam arti tidak menggunakan sloof diatas pondasi, atau tidak menggunakan dinding trasraam
yang baik. Akibatnya pada rumah-rumah tua serinkali masalah air merembes dari bawah
dapat terlihat jelas pada dinding rumah.
Air tanah juga bisa merembes secara menyamping apabila kondisi samping rumah
tanahnya atau pondasi bangunan sebelah lebih tinggi dari rumah kita. Akibatnya dinding
rumah kita juga bisa terkena rembesan air dari samping. Selain dari tanah, air juga bisa
melembabkan bagian dalam bangunan melalui rembesan air hujan. Air hujan dapat merembes
melalui celah-celah bangunan atau sistem drainase dan talang yang bocor. Sama seperti
rembesan air tanah, rembesan air hujan yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan
dinding kotor dan berjamur.
Air hujan secara khusus juga bisa merembes melalui sela-sela genteng dan
membasahi bagian dalam atap, bila kayu atap kurang baik maka akan menyebabkan kayu
lembab dan membusuk sehingga mengurangi kekuatan atap.
D. Material bangunan dan Kelembaban.
Berbagai jenis material memiliki ketahanan terhadap kelembaban, dalam arti tidak
mudah lembab. Terdapat jenis material yang lebih cepat menghisap air dan kapilaritasnya
tinggi (kapilaritas = naik turunnya fluida cair dalam suatu bejana akibat tegangan
permukaan).
-
1. Bata
Dinding batu bata tanpa acian banyak digunakan untuk rumah atau bangunan dengan
gaya etnik, atau yang menonjolkan kesan alami dari material bata. Bata memiliki berat jenis
sekitar 1'500-1'900 kg/m3 dengan daya hisap per jam adalah sekitar 8.88-2.70g/cm2 [1].
Dinding bata ekspos biasanya sangat mudah lembab dan karenanya sebaiknya ditutup
plaster untuk bagian dalam rumah, dengan demikian tidak memicu perkembangan jamur
Aspergillus. Untuk bata yang diekspos di bagian dalam rumah (interior), maka bagian luarnya
harus diaci dan akan lebih baik apabila memiliki lapisan kedap air (cat/lapisan kedap air dari
bahan bitumen).
2. Batako
Dinding batako ekspos juga memiliki tingkat penyerapan air yang cukup tinggi, lebih
tinggi daripada bata ekspos, dengan berat jenis 1'600-1'850kg/m3, memiliki daya hisap per
jam adalah sekitar 1.40-3.00g/cm2 [1]
Batako banyak digunakan untuk bangunan yang memiliki budget kecil, untuk
penghematan biaya. Dinding batako biasanya diekspos karena memiliki karakter teratur dan
dimensinya lebih besar daripada bata biasa sehingga pemasangannya cepat. Dinding batako
juga cenderung dibiarkan diekspos karena untuk acian akan lebih memakan biaya daripada
dinding bata acian. Untuk penyelesaian yang lebih baik, dinding batako bisa dicat untuk
mengurangi kapilaritasnya.
3. Beton Aerasi (Beton ringan berpori)
Beton aerasi memiliki berat jenis lebih ringan daripada batako yaitu 600-700kg/m3
dengan daya penghisapan air per jam yang lebih rendah hampir seperti plaster semen pasir
dalam kondisi beton aerasi yang baik yaitu sekitar 0.39-0.81g/cm2 [1].
Beton Aerasi merupakan material alternatif selain bata dan batako untuk membuat
dinding, dimana beton aerasi merupakan beton yang dicetak dengan memasukkan
gelembung-gelembung udara dalam beton sehingga berpori. Kekuatannya lebih baik daripada
bata dan batako.
4. Plesteran kapur-pasir
Plesteran kapur dan pasir digunakan terutama pada rumah-rumah lama jaman dahulu
untuk meminimalkan biaya membangun tanpa campuran semen. Plesteran ini dapat melekat
pada bata namun tidak terlalu bisa melekat sebaik campuran semen. Berat jenis lapisan ini
adalah 1'850-'950kg/m3 dengan daya penghisapan air sesudah 1 jam adalah 0.83-0.90g/cm2
[1].
-
5. Plesteran semen-pasir
Plesteran jenis ini sangat sering kita jumpai dalam konstruksi bangunan yang
konvensional seperti rumah tinggal. Jenis plasteran ini disukai karena merupakan gabungan
yang baik antara estetika dan penghisapan kelembaban air yang cukup rendah. Berat jenisnya
adalah 1'980-2'180kg/m3 dengan daya penghisapan air sesudah 1 jam adalah 0.21-0.27g/cm2
[1].
Plesteran ini populer juga karena dapat dicat dengan berbagai warna serta mencirikan
bidang yang halus dan licin mensimbolkan higienitas. Bahan komposit ini memiliki
penyerapan yang rendah, namun bukan berarti benar-benar bebas terhadap pengaruh
kelembaban, karena masih sering ditemui bercak-bercak pada dinding plaster akibat
penyerapan kelembaban.
E. Mengatasi kelembaban
Masalah kelembaban adalah bagian dari kajian permasalahan kenyamanan thermal
suatu bangungan. Terkusus pada daerah tropis yang memiliki suhu relatif panas yang
mengakibatkan tingginya kadar air di udara seperti yang dijelaskan diatas sehingga
berpengaruh terhadap kelembababan ruangan. Namun daerah tropis sendiri juga memiliki
pergerakan udara ( angin ) yang cukup bagus yang bisa membantu penguapan kalor pada
permukaan kulit manusia. apabila penguapan tergganggu, kalor dalam tubuh menusia tidak
dapat keluar yang membuat suhu tubuh manusia bertambah dan menjadi tidak nyaman,
bahkan bisa menyebabkan sakit hingga kematian. Pergerakan udara (angin) yang menyapu
permukaan kulit menghilangkan uap air berlebih yang menghambat penguapan. Karena itu
perlu adanya sirkulasi udara yang baik untuk membantu penguapan. Dalam artian angin dapat
membantu penguapan dengan menghilangkan uap air berlebih, sehingga juga mengurangi
tingkat kelembaban bangungan.
Berdasarakan hal diatas maka jelas salah satu solusi guna mengatasi kelembaban
adalah dengan memberi bukaan yang cukup sebagai sirkulasi angin pada bangungan. Bukaan
adalah salah satu syarat mutlak sebuah rumah tropis yang sehat. Bukaan, bisa berupa jendela,
bouvenille, roster, lubang angin, diperlukan agar ruangan tetap dapat bernapas dengan cahaya
dan udara segar yang masuk. Dan tentunya mengurangi pengembaban pada bangunan
Pada prinsipnya, sebuah rumah dapat dikategorikan sebagai rumah tropis, jika
elemen-elemen dalam rumah tersebut memungkinkan penggunaan energi alami dengan
optimal, seperti pemanfaatan dan penataan sirkulasi udara dan cahaya alami. Semua
persyaratan tersebut bisa dipenuhi dengan desain bukaan yang baik agar diperolehnya
-
kenymanan termal. Untuk mendapatkan kenyamanan thermal, perlu adanya penghawaan
yang bagus. Sekarang ini AC menjadi pilihan untuk mendapatkan penghawaan yang bagus.
Namun sebenarnya AC memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan luar, karena itu
lebih bijak untuk memakai penghawaan alami.
Prinsip dasar penghawaan alami adalah udara mengalir dari tempat bertekanan tingi
menuju tempat bertekanan rendah. Tekanan udara dapat dimanipulasi dengan mengatur
lokasi dan ukuran bukaan. Jika tekanan udara rendah, maka bukaan jalan keluar dapat
diperbesar.
Pengangkatan lantai rumah yang tinggi juga dapat mengurangi pengembaban. Adanya
sirkulasi udara dibawah bangunan akan menghalangi merembesnya uap air dari tanah menuju
lantai. Hal ini terah diterapkan dalam arsitektur tradisional dalam bentuk rumah panggung.
Peninggian plafon hingga 3,15 m juga dapat membantu menurunkan suhu ruangan maksimal
0,15 C.
Dewasa ini berkembang pesat produk-produk yang dapat mengatasi dinding lembab
dengan cara melapisi dinding lembab dengan lapisan/cat berbahan dasar bitumen (aspal). Cat
atau lapisan ini dijual bebas dengan sebutan 'Aquaproof' atau 'waterproof' pada dasarnya
adalah lapisan kedap air yang dioleskan atau disemprot ke dinding, lantai beton, dan
sebagainya.
Selain cara populer dengan melapisi dengan
lapisan bitumen, lapisan lain adalah lapisan PVC
atau PE yang berbentuk lembaran, namun terasa
kurang praktis. Cara lain yang mudah adalah
diantaranya melapisi dengan keramik, yang
menghambat kemungkinan rembesan air,
merupakan cara yang sangat jitu terutama untuk
dinding basah seperti kamar mandi.
Dinding yang sangat-sangat lembab
kemungkinan besar tidak dapat dipertahankan agar
bisa memperbaiki tingkat kesehatan bangunan,
sebaiknya dinding diganti dengan yang baru untuk
hasil terbaik. Pada rumah yang kurang penghawaan
atau udara alaminya, dinding
-
yang lembab akan memperburuk kondisi paru-paru, penyakit asma dan dapat memicu
terjangkitnya penyakit paru pada anak.
F. Pencegahan Kelembaban Pada Dinding
Selain mengatasi, kita harus mencegah kelembaban pada dinding akibat penyerapan
air sejak dari awal membangun, artinya secara konstruksi dinding harus benar cara
membuatnya sehingga air tidak merembes. Konstruksi yang sangat lazim dan konvensional
adalah dengan membuat pondasi, sloof dan dinding dimana sloof termasuk mencegah air
untuk naik ke dinding bata.
-
Lapisan trasraam atau lapisan kedap air merupakan lapisan acian semen yang
mencegah air naik dari pondasi ke dinding bata diatasnya. Teknologi yang tepat guna
sebenarnya adalah dengan menyelipkan lapisan karet atau pelat seng dibagian bawah dinding
bata pada waktu pembuatan dinding bata tersebut.
1. Mencegah kelembaban berlebih dengan desain atap
Atap dengan berbagai desainnya memiliki pengaruh pada tingkat kelembaban pada
dinding eksterior (luar) bangunan, karena atap seharusnya bisa mencegah air hujan untuk
membasahi dinding luar bangunan. Atap harus tahan terhadap air hujan, tahan cuaca dan
tahan lama. Berbagai material yang digunakan berpengaruh pada tingkat penyerapan air juga.
Atap yang penyerapannya tinggi sebaiknya dibuat dengan sudut kemiringan atap yang curam.
beberapa jenis atap dapat menyerap air lebih banyak, seperti atap rumbia atau ijuk,
sehingga kemiringan atapnya minimal 40derajat. Atap lain seperti genteng biasa yang dibuat
dari tanah liat juga sebaiknya diatas 35derajat. Genteng beton bisa lebih landai karena tidak
terlalu menyerap air, minimal adalah 25derajat. Atap pelat semen dan seng bisa dipasang
dengan sudut antara 10 hingga 15 derajat. Demikian pula atap polycarbonat bisa dipasang
dengan sudut 3derajat.
2. Lapisan kedap air
Lapisan kedap air trasraam (merupakan istilah saduran dari Belanda) merupakan
lapisan khusus dibawah pasangan dinding bata dimana diselipkan pelat seng atau pelat lain
untuk mencegah masuknya air kebagian dinding atasnya. Cara ini sudah jarang dilakukan
mengingat saat ini orang beranggapan bahwa dengan sloof diatas pondasi sudah cukup
menghambat kapilaritas air, dengan ditambah acian yang lebih pekat pada dinding hingga
1meter. Sebenarnya perlu diberikan tambahan berupa pelat diantara sloof dan dinding bata,
paling tidak diatas sloof atau yang berhubungan dengan dinding sebaiknya diberi lapisan
kedap air yang dikuaskan berbahan dasar bitumen.
-
G. Kesimpulan
Sebagai negara yang berada dikawasan beriklim tropis. Indonesia memiliki kebutuhan
akan adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis tersebut. Salah satu hal yang
menonjol dari pengaruh iklim tropis terhadap bangunan di indonesia adalah kelembapan yang
tinggi sebagai efek dari tinginya kadar air di udara akibat penguapan berlebih didalam suatu
bangungan namun tidak memiliki sirkulasi yang cukup untuk membawa uap air hasil
penguapan tersebut. Selain itu pengembaban juga dapat melahirkan bibit penyakit akibat
tumbuhnya nya jamur di sekeliling bangunan
Salah satu bentuk adaptasi itu dapat berupa penggunaan bukaan sebagai sirkulasi
angin guna mengendalikan pengembaban tersebut. Tak hanya itu pencegahan dapat juga
dilakukan denga melapisi dinding dengan bahan kedap air agar air tidak merembes melalui
dinding bangunan.
H. Daftar Pustaka
- astudioarchitect.com , 2011,
http://www.astudioarchitect.com/2011/02/tentang-arsitektur-tropis-untuk.html
- astudioarchitect.com , 2011,
tentang kelembaban pada dinding bangunan
http://www.astudioarchitect.com/2012/03/tentang-kelembaban-pada-dinding.html
- wikipedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembapan
- http://abyrafdydwy.blogspot.com/2010/06/pengaruh-lingkungan-terhadap-
bangunan.html
- http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-klasifikasi-iklim.html
- Hidayat, syarif. Perencananan pembangunan. Pusat pengembangan bahar ajar-
UMB.