IKHTISAR EKSEKUTIF
Secara umum, tingkat realisasi terhadap 11 (sebelas) target sasaran strategis yang
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Inspektorat BPPT adalah sebagai berikut:
1. Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT. Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis ini dilakukan dengan cara
membandingkan prosentase ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku atas penyelenggaraan anggaran dan kinerja,
diperbandingkan dengan pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya. Adapun
realisasi target dan capaiannya sebagai berikut:
1. Temuan hasil pengawasan BPK Tahun 2010 sebanyak 9 kejadian.
2. Temuan hasil pengawasan BPK Tahun 2011 sebanyak 6 kejadian.
Dengan gambaran hasil pengawasan tersebut, maka realisasi capaian untuk
penurunan penyimpangan sebesar 33,33% dapat direalisasikan melebihi dari
target yang direncanakan didalam Penetapan Kinerja yaitu 33%.
2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan unit kerja dilakukan melalui
penerapan SPIP. Adapun penerapan SPIP sampai dengan Tahun 2011 berada
pada tahap pemetaan, yang dilakukan oleh Tim Satgas SPIP BPKP
bekerjasama dengan Inspektorat selaku Tim Counterpart SPIP BPPT.
Pemetaan SPIP tahun 2011 ditargetkan sebanyak 5 unit/satker, sedangkan
capaian realisasi sebanyak 9 Unit/Satker dilingkungan SETAMA dan
Kedeputian TPSA. Dengan demikian kegiatan penjaminan atas tercapainya
tujuan organisasi pada unit/satker dilingkungan BPPT dapat tercapai sesuai
dengan target yang telah direncanakan.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman iii
3. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja. Jumlah temuan pada tahun 2011 adalah Rp.975.683.088,61 dari total jumlah
anggaran BPPT sebesar Rp 1.036.029.280.000,00 , maka perbandingan
antara temuan dan anggaran adalah sebesar 0,09%.
Dengan demikian target untuk peningkatan ketaatan terhadap peraturan dapat
tercapai bahkan terlampaui yaitu sebesar 0,09% dari target capaian yang
direncanakan sebesar 5%.
4. Peningkatan jumlah kegiatan pengawasan (Monev). Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 4 dilakukan dengan
cara menghitung prosentase jumlah kegiatan pengawasan setiap tahun
dibandingkan dengan kegiatan pengawasan tahun sebelumnya, dimana pada
tahun 2010 adalah 24 kegiatan sedangkan tahun 2011 sebesar 30 kegiatan.
Dengan demikian pencapaian Sasaran Strategis untuk peningkatan jumlah
kegiatan pengawasan telah terpenuhi sebesar 6 kegiatan pengawasan (25%),
meskipun belum mencapai target yang direncanakan yaitu sebesar 50%.
5. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Dari 16 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti, telah selesai direalisasikan
sebanyak 13 rekomendasi, sedangkan 3 rekomendasi masih dalam proses
penyelesaian. Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.5 belum
sepenuhnya dapat dicapai, yaitu sebesar 81,25%.
6. Penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu. Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu pada tahun 2011
sebanyak 18 LHP dari total LHP yang dihasilkan (24 LHP).
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.6 belum sepenuhnya dapat
dicapai, yaitu sebesar 75%.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman iv
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil reviu. Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan
Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran, dan
dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester I dan
Semester II.
Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan Hasil Reviu Laporan Keuangan,
yaitu Laporan Semester I dan Semester II.
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.7 telah sepenuhnya dapat
dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 2 Laporan.
8. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja Evaluasi Lakip Unit/Satker dilingkungan BPPT. Hasil yang dicapai adalah terbitnya 6 buah Laporan Evaluasi LAKIP (LHE) yaitu
LHE UPT Hujan Buatan, LHE Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan &
Teknologi ; LHE Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan, Wilayah dan Mitigasi
Bencana ; LHE Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi ; LHE Pusat
Teknologi Industri Proses ; LHE Pusat Teknologi Produksi Pertanian.
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.8 telah sepenuhnya dapat
dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 6 Laporan Hasil Evaluasi.
9. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Kondisi Auditor Inspektorat saat ini komposisinya kurang memadai untuk
membentuk Tim Mandiri, sehingga diperlukan penambahan jumlah Sumber
Daya Manusia (SDM) yang memenuhi syarat kualifikasi sebagai Auditor.
Berdasarkan Road Map Inspektorat, jumlah kebutuhan SDM sampai dengan
tahun 2014 adalah 42 orang dan pemenuhannya direncanakan secara
bertahap setiap tahun, yakni sebanyak 8 orang, sedangkan jumlah SDM yang
ditempatkan di Inspektorat tahun 2011 sebanyak 4 orang. Dengan demikian
target dari Sasaran Strategis No.9 belum dapat dicapai sepenuhnya, baru
sebesar 50%.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman v
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman vi
10. Peningkatan Kompetensi Auditor Melalui Diklat Sertifikasi Pengawasan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Jumlah Auditor yang telah mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP pada tahun
2011 sebanyak 4 Auditor, sedangkan rencana yang ditargetkan berjumlah 4
Auditor. Dengan demikian prosentase capaian sasaran strategisnya adalah
100%.
11. Peningkatan Sistem di Bidang Pengawasan Peningkatan Sistem di bidang pengawasan dilaksanakan dengan cara
penyusunan Pedoman di bidang pengawasan dalam rangka memberikan
sarana dan media sebagai panduan bagi Auditor dilingkungan Inspektorat
dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan
program/kegiatan di lingkungan BPPT.
Pada tahun 2011, jumlah Pedoman/Kajian dibidang pengawasan yang
diterbitkan sebanyak 2 Buku yaitu Buku Pedoman Pelaksanaan Pemantauan
Program/Kegiatan di lingkungan BPPT dan Buku Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi LAKIP Unit Kerja di lingkungan BPPT.
Adapun mengenai realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat
disampaikan sebagai berikut:
1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp. 2.224.480.470,- (98,77%) dari total anggaran DIPA Inspektorat sebesar
Rp.2.252.100.000,- sehingga masih terdapat saldo anggaran sebesar
Rp.27.619.530,- (1,23%)
2. Anggaran yang dialokasikan pada Inspektorat setiap tahunnya, dipergunakan
untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pengawasan Inspektorat dan
peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana penunjang.
3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat tahun
2011 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target yang
direncanakan.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman vii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR iIKHTISAR EKSEKUTIF iiiDAFTAR ISI viiDAFTAR GAMBAR viiiDAFTAR TABEL ix BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang I - 11.2. Tugas, Fungsi dan Kewenangan I - 2
1. Kedudukan I - 2 2. Tugas Pokok I - 2 3. Fungsi I - 2 4. Kewenangan I - 2
1.3. Struktur Organisasi I - 31.4. Sumber Daya Dan Fasilitas I - 31.5. Sistematika Penyajian I - 9
Bab II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional II - 12.2. Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP II - 22.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai RENSTRA 2010-2014 II - 42.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 II - 52.5. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2011 II - 6
Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2011
3.1. Pengukuran Kinerja III - 13.2. Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis III - 33.3. Akuntabilitas Keuangan III - 10
Bab IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan IV - 14.2. Saran IV - 2
LAMPIRAN
1. Surat Tugas Tim Penyusun LAKIP Inspektorat TA.2011 2. Keputusan Kepala BPPT No.065/Kp/KA/IV/2003 Tgl.29 April
2003
DAFTAR GAMBAR
Nomor : Judul Gambar: Halaman
1.1. Gambar Struktur Organisasi Inspektorat I - 3
1.2. Grafik Komposisi SDM Inspektorat I - 4
1.3. Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat I - 5
1.4. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) I - 6
1.5. Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum I - 6
1.6. Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
I - 7
1.7. Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan
Ruang Kepangkatan
I - 8
_________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman viii
DAFTAR TABEL
Nomor: Judul Tabel: Halaman
1.1. Tabel Komposisi SDM Inspektorat I - 1
1.2. Tabel Komposisi Jabatan Struktural Inspektorat I - 2
1.3. Tabel Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) I - 4
1.4. Tabel Komposisi Jabatan Fungsional Umum I - 5
1.5. Tabel Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
I - 6
1.6. Tabel Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan
Kepangkatan
I - 6
2.1. Tabel Rencana Kinerja Tahunan II - 5
2.2. Tabel Penetapan Kinerja II - 7
_________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting
dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan intern pemerintah
harus mampu merespon berbagai permasalahanan dan perubahan yang terjadi
melalui suatu program dan kegiatan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan
pengawasan nasional.
Arah kebijakan pengawasan nasional yang diuraikan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dinyatakan dengan :
1. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan
sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat.
2. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan
pemeriksaan.
Untuk melaksanakan peran pengawasan secara optimal, Inspektorat BPPT
sebagai unit APIP Pusat menentukan prioritas sasaran pengawasan serta
melaksanakan kegiatan pengawasan yang tepat dan relevan sesuai program
pengawasan yang telah ditetapkan. Program/Kegiatan Inspektorat BPPT juga
disesuaikan dengan kebijakan pengawasan nasional.
Sesuai dengan pasal 48 Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008, Inspektorat
dalam melaksanakan kegiatan pengawasan berkaitan langsung dengan
penjaminan kualitas (quality assurance) terhadap efektifitas Sistem
Pengendalian Intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Intansi
Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, sehingga sasaran
program/kegiatan tahun 2011 diarahkan untuk dapat memantau dan mengawal
serta mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan BPPT dengan
mempertimbangkan kemampuan sumber daya Inspektorat.
Inspektorat BPPT sebagai Unit Kerja Eselon II adalah unsur penyelenggara
pemerintahan negara yang berkewajiban mempertanggung-jawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan dalam pengelolaan
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 1
sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya, sebagaimana diatur
dalam Inpres Nomor 7 tahun 1999 dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (LAKIP) Satker/Unit Kerja.
1.2. Tugas, Fungsi Dan Kewenangan Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Tanggal 21 April 2006, kedudukan, tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan
Inspektorat adalah sebagai berikut :
1.2.1. Kedudukan Inspektorat
Unit Kerja Inspektorat dipimpin oleh Inspektur yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala BPPT.
1.2.2. Tugas Pokok Inspektorat
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional di
lingkungan BPPT.
1.2.3. Fungsi Inspektorat
Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional;
b. Pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Pelaksanaan administrasi Inspektorat.
1.2.4. Kewenangan Inspektorat a. Melaksanakan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan tugas pengawasan sesuai penugasan Kepala BPPT.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap unit kerja dilingkungan BPPT.
d. Penyusunan Rencana Audit 5 Tahunan.
e. Penyusunan Rencana Audit Tahunan
f. Mengadakan Audit Khusus dibidangnya.
g. Melaksanakan administrasi Inspektorat.
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 2
1.3. Struktur Organisasi Berdasarkan SK Kepala BPPT Nomor: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006, Tanggal 21
April 2006, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, maka struktur organisasi Inspektorat adalah sebagai
berikut :
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Inspektorat
(SK Ka.BPPT No.: 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006)
Sub Bag.Tata Usaha
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
INSPEKTUR
Sesuai dengan gambar 1.1. diatas, dalam melaksanakan tugasnya, Inspektur
membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi di lingkungan
Inspektorat
2. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
1.4. Sumber Daya Dan Fasilitas
1.4.1.Sumber Daya Manusia Inspektorat memiliki jumlah SDM yang kurang memadai dengan
komposisi disiplin ilmu yang terbatas. Sebagai gambaran tentang
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 3
kekuatan SDM Inspektorat posisi per 31 Desember 2011 dapat
disampaikan sebagai berikut :
a. Komposisi SDM Inspektorat
Tabel 1.1
Komposisi SDM Inspektorat
NO STATUS JUMLAH (Orang) 1 Jenjang Struktural 2
2 Fungsional Khusus (Auditor) 15
3 Fungsional Umum (staf) 9
TOTAL 26
Gambar 1.2. Grafik Komposisi SDM Inspektorat
-5
10 15 20 25 30
Struktural Fungsional Khusus (Auditor)
Fungsional Umum (staf)
Total
2
15
9
26
Juml
ah S
DM (O
rang
)
Status
b. Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat
Tabel 1.2
Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat
NO JABATAN STRUKTURAL JUMLAH (Orang) 1 Inspektur 1
2 Ka. Sub. Bagian Tata Usaha 1
TOTAL 2
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 4
Gambar 1.3 Grafik Komposisi Jenjang Struktural Inspektorat
0
0.5
1
1.5
2
Inspektur Ka. Sub. Bagian Tata Usaha
Total
1 1
2
Jum
lah
SD
M (O
rang
)
Jabatan Struktural
c. Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
Tabel 1.3 Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat
NO JABATAN AUDITOR JUMLAH (Orang) A. AUDITOR AHLI : 1 Auditor Utama 0
2 Auditor Madya 5
3 Auditor Muda 0
4 Auditor Pertama 6
B. AUDITOR TRAMPIL : 1 Auditor Penyelia 3
2 Auditor Pelaksanan Lanjutan 1
3 Auditor Pelaksana 0
TOTAL (A + B) 15
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 5
Gambar 1.4
Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Inspektorat
02468
10121416
Auditor Utama
Auditor Madya
Auditor Muda
Auditor Pratama
Auditor Penyelia
Auditor Pelaksanan
Lanjutan
Auditor Pelaksana
Total
0
5
0
6
31
0
15
Jum
lah
SDM
(Ora
ng)
Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
d. Komposisi Jabatan Fungsional Umum
Tabel 1.4
Komposisi Jabatan Fungsional Umum
NO NAMA INSTANSI PERBANTUAN JUMLAH (Orang) 1 Analisis Data 1
2 Pelaksana Urusan 8
3 Pembantu Pelaksana Urusan 0
TOTAL 9
Gambar 1.5 Grafik Komposisi Jabatan Fungsional Umum
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Analisis data Pelaksana urusan Pembantu Pelaksana Urusan
Total
1
8
0
9
Jum
lah
SDM
(Ora
ng)
Instansi Perbantuan
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 6
e. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.5 Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
(Orang) S2 3
S1 18
D1 - D3 2
SLTA 3
TOTAL 26
Gambar 1.6 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Tingkat Pendidikan
0
5
10
15
20
25
30
S2 S1 D1 - D3 SLTA Total
3
18
2 3
26
Jum
lah
SDM
(Ora
ng)
Tingkat Pendidikan
f. Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan.
Tabel 1.6 Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang Kepangkatan
NO GOLONGAN RUANG JUMLAH (Orang) 1 Golongan IV 8
2 Golongan III 18
3 Golongan II 0
4 Golongan I 0
TOTAL 26
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 7
Gambar 1.7 Grafik Komposisi SDM Inspektorat Berdasarkan Golongan Ruang
Kepangkatan
02468
1012141618
Gol I Gol II Gol III Gol IV
0 0
18
8
Jum
lah
SDM
(Ora
ng)
Golongan Ruang
Memperhatikan gambaran kondisi pegawai Inspektorat diatas, terlihat bahwa
komposisi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang dimiliki oleh Inspektorat pada
saat ini menunjukkan telah terjadi kekurangan jabatan Auditor Ahli Pertama
dan Auditor Ahli Muda dengan peran sebagai Ketua Tim dan Anggota Tim.
Dalam mengatasi kekurangan tersebut diambil kebijakan memberdayakan
personil Subbagian Tata Usaha.
Untuk melaksanakan pengembangan SDM Inspektorat, dilakukan program
Diklat Jabatan Fungsional Auditor (JFA), Diklat Teknis Substansi Pengawasan,
dan kegiatan workshop/seminar di bidang pengawasan.
1.5. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Unit Kerja Inspektorat TA.2011 berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan,
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Inspektorat serta
Struktur Organisasinya.
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 8
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman I - 9
Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja,
Menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar
pelaksanaan program, kegiatan dan anggara Inspektorat TA.2011 meliputi
Rencana Strategis Inspektorat dan Penetapan Kinerja Insptektorat 2011.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2011,
Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Inspektorat dikaitkan dengan
pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun
2011.
Bab IV – Penutup,
Menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Inspektorat Tahun 2011 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi
perbaikan kinerja di masa datang.
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 1
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Peraturan dan Kebijakan Bidang Pengawasan Nasional Pengawasan Intern Pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting
dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan Intern Pemerintah
harus mampu merespon secara signifikan berbagai permasalahan dan
perubahan yang terjadi, yang berpengaruh terhadap kinerja penyelenggaraan
Pemerintahan.
APIP Pusat, yang terdiri atas BPKP, Inspektorat Kementerian, Inspektorat
Utama/Inspektorat LPNK, dll. adalah unsur pengawasan Intern Pemerintah
yang mempunyai peranan penting dalam rangka menjamin terwujudnya
kepemerintahan yang baik melalui pengawasan intern yang bertujuan
membantu unsur menajemen pemerintahan dalam meningkatkan kinerjanya.
Untuk menghindari tumpang tindih dan inefisiensi penggunaan sumberdaya
pengawasan antar unsur APIP tersebut, perlu dilakukan koordinasi antara APIP
Pusat dalam penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan. Hasil
koordinasi tersebut diwujudkan dalam bentuk Program Kerja Pengawasan
Tahunan APIP Pusat, sehingga tercipta sinergi, menghindari tumpang tindih,
kelancaran pelaksanaan tugas di instansi masing-masing maupun pada tingkat
nasional.
Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) APIP Pusat ini merupakan acuan
bagi seluruh APIP Pusat dalam melakukan pengawasan. Demikian pula
dengan Inspektorat BPPT, perencanaan Program Pengawasannya disamping
mengacu pada Rencana Strategis BPPT, juga mengacu pada Peraturan
Pemerintah dan Kebijakan Pengawasan Nasional yang diatur dalam Peraturan
Menteri Negara PAN &RB sebagaimana tersebut dibawah ini:
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 2
1. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian
Intern Pemerintah Pasal 47 dan Pasal 48 dinyatakan bahwa:
a. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian
Intern dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara;
b. Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam butir (a)
dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah;
c. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada
butir (b) melakukan pengawasan intern melalui: audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/03.1/M.PAN/03/2007 tentang Kebijakan Pengawasan Nasional
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; disebutkan bahwa arah kebijakan
pengawasan dinyatakan dengan :
a. Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara, koordinasi dan
sinergi pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat;
b. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan
pemeriksaan;
c. Pemberian sanksi yang sebesar-besarnya bagi para pelaku KKN
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2. Kebijakan Pengawasan Nasional Tahunan APIP 1. Visi dan Misi Pengawasan
2. Tujuan
3. Arah Kebijakan
4. Program-program Pengawasan:
a. Kegiatan Utama
b. Kegiatan Penunjang
c. Koordinasi Pengawasan
2.2.1.Visi dan Misi Pengawasan Terwujudnya APIP yang profesional, independen dan mampu mendorong
penerapan prinsip kepemerintahan yang baik
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 3
2.2.2.Misi Pengawasan APIP melaksanakan pengawasan intern berdasarkan kode etik dan
standar pengawasan yang diakui bersama dalam rangka memberikan
jaminan bagi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,
efisien, dan taat terhadap peraturan perundang-undangan serta
terlindunginya kekayaan negara dari setiap upaya penyimpangan
2.2.3.Tujuan - Menetapkan arah kebijakan Pengawasan Intern Pemerintah (PIP)
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi PIP
- Menjadi dasar penyusunan kebijakan pengawasan Tahunan APIP
Pusat dan Daerah
2.2.4.Arah Kebijakan - Meningkatkan efektivitas Pengawasan Intern Pemerintah (PIP).
- Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal
dan wasmas
- Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan
- Pemberian dukungan bagi APH dalam percepatan pemberantasan
KKN
2.2.5.Program Pengawasan: 1. Kegiatan utama
a. Audit (Pemeriksaan)
b. Monitoring
c. Evaluasi
d. Reviu
e. Sosialisasi&Asistensi
2. Kegiatan Penunjang
a. Sinergi pelaksanaan kegiatan pengawasan
b. Penelitian,pengembangan&studi di bidang pengawasan
c. Diklat pengawasan
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 4
d. Pengembangan sistem informasi pengawasan
e. Pembinaan JFA
f. Kegiatan penunjang lainnya
3. Koordinasi Pengawasan
2.3. Program / Kegiatan Inspektorat Sesuai RENSTRA 2010 – 2014 Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar berjalan efektif,
efisien dan akuntabel, Inspektorat berpedoman pada dokumen perencanaan
yang terdapat pada:
1. Rencana Strategis BPPT Tahun 2010-2014
2. Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2010-2014
3. Penetapan Kinerja Inspektorat Tahun 2011.
Program / Kegiatan Inspektorat tahun 2010 – 2014 disusun dengan
memperhatikan kebijakan dan program pengembangan teknologi di
lingkungan BPPT serta mengacu pada visi dan misi Inspektorat yang
mencakup sasaran strategis sebagai berikut :
1. Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan
terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT;
2. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja;
3. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di
lingkungan BPPT;
4. Peningkatan jumlah kegiatan pengawasan (monev dan audit);
5. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan
kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi
temuan hasil audit;
6. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan
waktu penyamapaian hasil reviu;
8. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja;
9. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam
sistem pengawasan;
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 5
10. Peningkatan kompetensi auditor melalui diklat sertifikasi pengawasan;
11. Peningkatan sistem di bidang pengawasan;
2.4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 Rencana Kerja Tahunan Inspektorat dibuat berdasarkan Peraturan Menteri
Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, Tanggal 31 Desember 2010 yaitu :
Tabel II - 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Inspektorat Tahun : 2011
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
1. Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT.
Prosentase capaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan target yang direncanakan.
33 % 33,33%
2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT.
Jumlah pemetaan SPIP terhadap unit/satuan kerja di lingkungan BPPT.
5 Unit Kerja / Satker
9 Unit/Satker : - 2 Kedeputian :
(4 Pusat) ; - Setama: (5 Biro/
Pusat)
3. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja.
Prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang diaudit.
5 % 0,09%
(semakin sedikit penyimpangan
yang terjadi
4. Peningkatan jumlah kegiatan pengawasan (Monev dan Audit).
Prosentase jumlah kegiatan pengawasan (Monev dan Audit) per tahun.
50 % 25%
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 6
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
5. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit.
Prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan jumlah rekomendasi.
100 % 81,25%
6. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.
Prosentase jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan total LHA yang dihasilkan pertahun.
100 % 75%
7. Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil Reviu.
Laporan Hasil Reviu tepat waktu atas laporan keuangan
2 Laporan 2 Laporan
8. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja.
Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) atas LAKIP unit/satker.
6 LHE 6 LHE
9. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan.
Prosentase capaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA).
56 % 50%
10.Peningkatan kompetensi Auditor melalui diklat sertifikasi pengawasan.
Jumlah Auditor yang bersertifikasi.
4 Auditor 4 Auditor
11.Peningkatan sistem di bidang pengawasan.
Jumlah kajian sistem pengawasan yang dihasilkan.
2 Pedoman 2 Pedoman
2.4. Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2011 Dokumen Penetapan Kinerja Inspektorat dibuat sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 31 Desember
2010, yang terinci didalam tabel berikut ini :
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 7
Tabel II – 2 PENETAPAN KINERJA Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Inspektorat Tahun : 2011
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
1. Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT.
Prosentase capaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan target yang direncanakan.
33 % 33,33%
2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT.
Jumlah pemetaan SPIP terhadap unit/satuan kerja di lingkungan BPPT.
5 Unit Kerja / Satker
9 Unit/Satker : - 2 Kedeputian :
(4 Pusat) ; - Setama: (5 Biro/
Pusat)
3. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja.
Prosentase jumlah penyimpangan atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran yang diaudit.
5 % 0,09%
(semakin sedikit penyimpangan
yang terjadi
4. Peningkatan jumlah kegiatan pengawasan (Monev dan Audit).
Prosentase jumlah kegiatan pengawasan (Monev dan Audit) per tahun.
50 % 25%
5. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit.
Prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan jumlah rekomendasi.
100 % 81,25%
6. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu.
Prosentase jumlah Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu dengan total LHA yang dihasilkan pertahun.
100 % 75%
_____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman II - 8
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
7. Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil Reviu.
Laporan Hasil Reviu (LHR) tepat waktu atas Laporan Keuangan
2 Laporan 2 Laporan
8. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja.
Jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) atas LAKIP unit/satker.
6 LHE 6 LHE
9. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan.
Prosentase capaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA).
56 % 50%
10.Peningkatan kompetensi Auditor melalui Diklat Sertifikasi Pengawasan.
Jumlah Auditor yang bersertifikasi.
4 Auditor
4 Auditor
11.Peningkatan sistem di bidang pengawasan.
Jumlah kajian sistem pengawasan yang dihasilkan.
2 Pedoman 2 Pedoman
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA INSPEKTORAT TAHUN 2011
3.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan standar, rencana atau target, dengan menggunakan indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai
pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang
keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Pengukuran Kinerja Inspektorat dibuat dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara PAN & RB Nomor 29 Tahun 2010 Tanggal 31 Desember 2010,
Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, antara
lain sebagaimana tercantum dalam pasal 10, yaitu :
Pasal 10 (1) Setiap akhir periode instansi melakukan pengukuran pencapaian
target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.
(2) Pengukuran pencapaian target kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan
realisasi kinerja.
(3) Format pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan (2) diilustrasikan pada lampiran Lampiran III.
Pengukuran kinerja Inspektorat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
1. Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan
terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT, pengukuran
dilakukan dengan cara membandingkan prosentase penyimpangan
dibandingkan dengan jumlah penyimpangan tahun sebelumnya;
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 1
2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di
lingkungan BPPT, pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah
unit kerja / satuan kerja di lingkungan BPPT yang telah dipetakan
terhadap penerapan SPIP;
3. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja, pengukuran dilakukan
dengan cara menghitung prosentase jumlah penyimpangan atas
peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran
yang di audit;
4. Peningkatan jumlah kegiatan pengawasan (monev dan audit),
pengukuran dilakukan dengan cara menghitung prosentase jumlah
kegiatan pengawasan setiap tahun dibandingkan dengan kegiatan
pengawasan tahun sebelumnya;
5. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan
kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi
temuan hasil audit, pengukuran dilakukan dengan cara menghitung
prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut dengan rekomendasi;
6. Penyelesaian Laporan Hasil Audit (LHA) tepat waktu, pengukuran
dilakukan dengan cara memperbandingkan jumlah laporan hasil audit
tepat waktu dengan jumlah Laporah Hasil Audit (LHA) yang diterbitkan
per tahun;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan
waktu penyampaian hasil reviu, pengukuran dilakukan dengan cara
menghitung jumlah laporan yang diterbitkan;
8. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja, pengukuran
dilakukan dengan cara menghitung jumlah Laporah Hasil Evaluasi (LHE)
yang diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja;
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 2
9. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam
sistem pengawasan, pengukuran dilakukan dengan cara
memperbandingkan jumlah auditor yang bersertifikat dengan target
komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA);
10. Peningkatan kompetensi auditor melalui diklat sertifikasi pengawasan,
pengukuran dilakukan dengan cara menghitung jumlah auditor yang
bersertifikasi;
11. Peningkatan sistem di bidang pengawasan, pengukuran dilakukan
dengan cara menghitung jumlah kajian sistem pengawasan yang
dihasilkan.
3.2. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis
1. Penurunan terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan terhadap pengelolaan keuangan negara di lingkungan BPPT. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam pelaksanaan
kegiatan dan untuk mengetahui tercapainya kesesuaian pelaksanaan
kegiatan dengan rencana kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak
pelaksana.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 1 yaitu dilakukan
dengan cara membandingkan prosentase ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku atas penyelenggaraan anggaran dan
kinerja, diperbandingkan dengan pelaksanaan kegiatan tahun
sebelumnya. Adapun realisasi target dan capaiannya sebagai berikut:
1. Temuan hasil pengawasan BPK Tahun 2010 sebanyak 9 kejadian dan
16 rekomendasi.
2. Temuan hasil pengawasan BPK Tahun 2011 sebanyak 6 kejadian dan
6 rekomendasi.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 3
Dengan gambaran hasil pengawasan tersebut, maka realisasi capaian
untuk penurunan penyimpangan sebesar 33,33% dapat direalisasikan
melebihi dari target yang direncanakan didalam Penetapan Kinerja yaitu : 33%, dengan perhitungan sebagai berikut:
6 – (9-6 kejadian) Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% =33,33% 9 kejadian
2. Penjaminan atas tercapainya tujuan organisasi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT. Kegiatan penjaminan atas tercapainya tujuan unit kerja dilakukan melalui
penerapan SPIP. Adapun penerapan SPIP sampai dengan Tahun 2011
masih dalam tahap pemetaan, yang dilakukan oleh Tim Satgas SPIP
BPKP bekerjasama dengan Inspektorat selaku Tim Counterpart SPIP
BPPT.
Kegiatan pemetaan dilakukan secara sampel yaitu pada Satker Setama
dan Kedeputian TPSA dengan ruang lingkup pemahaman konsepsi
pengendalian intern dan penerapan unsur-unsur SPIP yang mencakup
lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi serta pemantauan.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 2 yaitu dilakukan
dengan cara menghitung jumlah unit kerja / satuan kerja di lingkungan
BPPT yang telah dipetakan terhadap penerapan SPIP dengan hasil
sebagai berikut:
Pemetaan SPIP tahun 2011 ditargetkan sebanyak 5 unit/satker,
sedangkan capaian realisasi sebanyak 9 unit/satker dilingkungan
SETAMA dan Kedeputian TPSA. Dengan demikian kegiatan penjaminan
atas tercapainya tujuan organisasi pada unit/satker dilingkungan BPPT
dapat tercapai sesuai dengan target yang telah direncanakan.
3. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 4
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan dan hambatan yang timbul dilapangan dalam pelaksanaan
ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan dalam
melaksanakan tercapainya kesesuaian pelaksanaan anggaran dan kinerja
dengan kegiatan yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 3 dilakukan
dengan cara menghitung prosentase jumlah penyimpangan atas
peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap total anggaran
yang di audit; pada pelaksanaan program/kegiatan BPPT tahun anggaran
2011, dimana dengan semakin kecil perbandingan, semakin baik
kondisinya. Adapun hasil pembandingannya adalah sebagai berikut:
Jumlah temuan pada tahun 2011 adalah Rp.975.683.088,61 dari total
jumlah anggaran BPPT sebesar Rp 1.036.029.280.000,00 , maka
perbandingan antara temuan dan anggaran adalah sebesar 0,09%. Dengan demikian target untuk peningkatan ketaatan terhadap peraturan
dapat tercapai bahkan terlampaui yaitu sebesar 0,09% dari target capaian
yang direncanakan sebesar 5%.
4. Peningkatan jumlah kegiatan pengawasan (Monev). Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban Inspektorat dalam menjamin bahwa pelaksanaan
program telah dilaksanakan sesuai dengan aturan dan mencapai sasaran
yang telah ditargetkan. Melalui kegiatan monitoring ini juga, persoalan
dan kendala yang dihadapi dalam implementasi dapat ditengarai,
diantisipasi dan ditanggulangi.
Kegiatan Audit yang dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan yang
memadai atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban pengelolaan
anggaran sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan memberikan
rekomendasi perbaikan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh unit
kerja/satuan kerja.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 4 dilakukan
dengan cara menghitung prosentase jumlah kegiatan pengawasan setiap
tahun dibandingkan dengan kegiatan pengawasan tahun sebelumnya,
dimana pada tahun 2010 adalah 24 kegiatan sedangkan tahun 2011
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 5
sebesar 30 kegiatan. Dengan demikian pencapaian Sasaran Strategis
untuk peningkatan jumlah kegiatan pengawasan telah terpenuhi sebesar
6 kegiatan pengawasan (25%), meskipun belum mencapai target yang
direncanakan yaitu sebesar 50%, dengan perhitungan dibawah ini:
(30 - 24) Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 25% 24
5. Penyelesaian tindak lanjut oleh Auditan atas rekomendasi disertai dengan kesanggupan tertulis oleh Auditan untuk menindaklanjuti rekomendasi temuan hasil audit. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui realisasi pelaksanaan
tindaklanjut oleh Auditan atas rekomendasi terhadap temuan hasil audit
dari pihak pengawas/auditor internal dan eksternal, sesuai dengan
Laporan Hasil Audit (LHA).
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 5 dilakukan
dengan cara menghitung prosentase realisasi pelaksanaan tindak lanjut
dengan jumlah rekomendasi.
Dari 16 rekomendasi yang harus ditindaklanjuti, telah selesai
direalisasikan sebanyak 13 rekomendasi, sedangkan 3 rekomendasi
masih dalam proses penyelesaian. Dengan demikian target dari Sasaran
Strategis No.5 belum sepenuhnya dapat dicapai, yaitu sebesar 81,25%,
dengan perhitungan sebagai berikut:
81,25 % Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 81,25% 100 %
6. Penyelesaian Laporan Hasil Pengawasan tepat waktu.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 6
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui penyelesaian Laporan Hasil
Pengawasan tepat waktu oleh Auditor sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)
Inspektorat.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 6 dilakukan
dengan cara memperbandingkan jumlah Laporan Hasil Pengawasan yang
diterbitkan tepat waktu dengan total Laporan Hasil Pengawasan (LHP)
yang diterbitkan per tahun.
Laporan Hasil Pengawasan yang diterbitkan tepat waktu pada tahun 2011
sebanyak 18 LHP dari total LHP yang dihasilkan (24 LHP).
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.6 belum sepenuhnya
dapat dicapai, yaitu sebesar 75%, dengan perhitungan sebagai berikut:
18 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 75% 24
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan sesuai SAI/SAP dan ketepatan waktu penyampaian hasil reviu. Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga wajib
melakukan reviu atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L),
sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Peraturan Dirjen
Perbendaharaan No.PER-44/PB/2006 tanggal 29 Agustus 2006.
Kegiatan Reviu dilakukan secara paralel terhadap 19 Laporan Keuangan
Satuan Kerja di lingkungan BPPT selaku Kuasa Pengguna Anggaran, dan
dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun, yaitu Laporan Keuangan Semester
I dan Semester II.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan terbatas
mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga serta pengakuan, pengukuran dan
pelaporan transaksi sesuai dengan SAP kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga, sehingga dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang
berkualitas.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 7
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 7 dilakukan
dengan cara menghitung jumlah laporan yang diterbitkan.
Hasil yang dicapai adalah 2 buah Laporan Hasil Reviu Laporan
Keuangan, yaitu Laporan Semester I dan Semester II.
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.7 telah sepenuhnya
dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 2 Laporan.
8. Peningkatan jumlah evaluasi atas LAKIP unit/satuan kerja Evaluasi Lakip Unit/Satker dilingkungan BPPT.
Tujuan dari kegiatan ini adalah terlaksananya: Evaluasi LAKIP
Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPT, sesuai dengan Peraturan Menteri
PAN & RB No.13 Tahun 2010 yang ditujukan terhadap pelaksanaan DIPA
tahun anggaran 2010 pada Unit/Satker di lingkungan BPPT ; Memberikan
penilaian terhadap penerapan Sistem AKIP ; Memberikan saran
perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP ; Memberikan saran
perbaikan guna peningkatan kinerja dan akuntabilitas unit kerja.
Pengukuran dan evaluasi kinerja Sasaran Strategis No. 8 dilakukan
dengan cara menghitung jumlah Laporan Hasil Evaluasi (LHE) yang
diterbitkan per tahun atas LAKIP unit/satuan kerja.
Hasil yang dicapai adalah terbitnya 6 buah LHE sebagai berikut:
1. Laporan Evaluasi LAKIP UPT Hujan Buatan Tahun Anggaran 2010.
0.
n 2010.
2. Laporan Evaluasi LAKIP Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan
& Teknologi Tahun Anggaran 201
3. Laporan Evaluasi LAKIP Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan,
Wilayah dan Mitigasi Bencana Tahun Anggara
4. Laporan Evaluasi LAKIP Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi
Energi Tahun Anggaran 2010 .
5. Laporan Evaluasi LAKIP Pusat Teknologi Industri Proses Tahun
Anggaran 2010.
6. Laporan Evaluasi LAKIP Pusat Teknologi Produksi Pertanian Tahun
Anggaran 2010.
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 8
Dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.8 telah sepenuhnya
dapat dicapai dari target yang telah ditetapkan yaitu 6 Laporan Hasil
Evaluasi.
9. Pencapaian komposisi ideal Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dalam sistem pengawasan. Dalam pelaksanaan pengawasan dikenal adanya Tim Mandiri yang
beranggotakan minimal 4 orang yang terdiri 1 orang Pengendali Teknis
(Auditor Madya), 1 orang Ketua Tim (Auditor Muda) dan 2 orang Anggota
Tim (Auditor Pertama dan/atau Auditor Terampil).
Kondisi Auditor Inspektorat saat ini komposisinya kurang memadai untuk
membentuk Tim Mandiri, sehingga diperlukan penambahan jumlah
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi syarat kualifikasi sebagai
Auditor.
Berdasarkan Road Map Inspektorat, jumlah kebutuhan SDM sampai
dengan tahun 2014 adalah 42 orang dan pemenuhannya direncanakan
secara bertahap setiap tahun, yakni sebanyak 8 orang.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 9 dilakukan
dengan cara memperbandingkan jumlah kebutuhan SDM yang
direncanakan dengan jumlah penempatan SDM di Inspektorat. Adapun
jumlah SDM yang ditempatkan di Inspektorat tahun 2011 sebanyak 4
orang, dengan demikian target dari Sasaran Strategis No.9 belum dapat
dicapai, yaitu sebesar 50%, dengan perhitungan sebagai berikut:
4 Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis = x 100% = 50% 8
10. Peningkatan Kompetensi Auditor Melalui Diklat Sertifikasi Pengawasan Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) Untuk meningkatkan profesionalisme auditor dalam rangka pelaksanaan
tugas pengawasan atas penyelenggaraan pelaksanaan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan agar terlaksana secara efisien dan
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 9
efektif serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Diharapkan dengan adanya program kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan bagi Pejabat Fungsional Auditor di lingkungan Inspektorat
BPPT dapat memberikan kontribusi kepada BPPT pada umumnya dan
Inspektorat BPPT khususnya, untuk saling membantu, bersinergi dan
berkolaborasi dalam memperbaiki kinerja para pelaksana kegiatan di
BPPT.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 10 dilakukan
dengan cara menghitung jumlah auditor yang telah mengikuti Diklat
Pengawasan. Untuk memenuhi rencana telah diajukan 4 Auditor untuk
mengikuti Diklat Pengawasan di BPKP. Sehingga prosentase capaian
sasaran strategisnya adalah:
11. Peningkatan Sistem di Bidang Pengawasan Peningkatan Sistem di bidang pengawasan dilaksanakan dengan cara
penyusunan Pedoman di bidang pengawasan dalam rangka memberikan
sarana dan media sebagai panduan bagi Auditor dilingkungan Inspektorat
dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan
program/kegiatan di lingkungan BPPT.
Pengukuran dan evaluasi kinerja sasaran strategis No. 11 dilakukan
dengan cara menghitung jumlah pedoman/kajian dibidang pengawasan
yang diterbitkan. Pada tahun 2011, jumlah Pedoman/Kajian dibidang
pengawasan yang diterbitkan sebanyak 2 Buku yaitu Buku Pedoman
Pelaksanaan Pemantauan Program/Kegiatan di lingkungan BPPT dan
Buku Pedoman Pelaksanaan Evaluasi LAKIP Unit Kerja di lingkungan
BPPT.
3.3. Akuntabilitas Keuangan Untuk Tahun Anggaran 2011 total anggaran yang dialokasikan dalam DIPA
Inspektorat sebesar Rp. 2.502.100.000,- dan pada bulan Mei 2011 ada
kebijakan untuk penghematan belanja sebesar 10% (Rp. 250.000.000,-)
sehingga total anggaran Inspektorat menjadi Rp. 2.252.100.000,-
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 10
___________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman III - 11
Adapun realisasi dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dapat
disampaikan sebagai berikut:
1. Realisasi penyerapan anggaran Inspektorat pada tahun 2011 adalah
sebesar Rp. 2.224.480.470,- (98,77%) dari total anggaran DIPA
Inspektorat sebesar Rp.2.252.100.000,- sehingga masih terdapat saldo
anggaran sebesar Rp.27.619.530,- (1,23%)
2. Anggaran yang dialokasikan pada Inspektorat setiap tahunnya,
dipergunakan untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pengawasan
Inspektorat dan peningkatan kualitas maupun kuantitas sarana
penunjang.
3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan Inspektorat
tahun 2011 telah dapat diselesaikan dan hasilnya sesuai dengan target
yang direncanakan.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan 1. Keberadaan Inspektorat memiliki posisi yang sangat penting dan
strategis, mengingat keberadaannya berfungsi selaku pengawas intern
dalam rangka memantau dan mengevaluasi seluruh program/kegiatan di
lingkungan BPPT, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan pasca
pelaksanaan, sehingga dapat dideteksi sedini mungkin ketidaksesuaian
antara tahap perencanaan dengan tahap pengimplementasiannya, serta
terhadap ketaatannya pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dengan adanya paradigma baru, Inspektorat tidak saja melakukan fungsi
pengawasan, namun dapat memberikan jasa konsultasi dalam upaya
peningkatan ketaatan pada peraturan perundangan yang berlaku, serta
menjadi mitra kerja bagi unit/satuan kerja di lingkungan BPPT dalam
mengawal program/kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangka
pencegahan.
3. Ada 3 (tiga) peran Inspektorat BPPT, yaitu : sebagai early warning
systems ; mendorong pengendalian intern dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan anggaran dan pelaporan ; serta membantu Kepala BPPT
dalam evaluasi kinerja.
4. Dalam hal membantu Kepala BPPT untuk evaluasi kinerja sebagaimana
dimaksud diatas, dilakukan melalui mekanisme Evaluasi LAKIP. Perlu
diketahui bahwa secara nasional alat untuk melaksanakan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah yang digunakan adalah Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
5. Tujuan early warning system sebagaimana dimaksud pada butir (3) diatas
adalah memberikan masukan pada tahap perencanaan dan tahap
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman IV - 1
pelaksanaan (ex-ante dan interim audit) dalam bentuk evaluasi program
dan pelaksanaan yang bersifat antisipatif, memberikan umpan balik (feed
back) terhadap hasil pelaksanaan (ex-post audit) serta mendorong
pengendalian preventif.
6. Sedangkan yang dimaksud dengan mendorong pengendalian intern
dalam tahap perencanaan, pelaksanaan anggaran dan pelaporan adalah
melalui pemeriksaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
RI Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara, lingkup pemeriksaan dibagi atas 3
(tiga) jenis pemeriksaan, yaitu : pemeriksaan keuangan (dilaksanakan
oleh instansi pengawas eksternal, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu (pemeriksaan diluar pemeriksaan keuangan dan
kinerja).
7. Dalam pengembangan koordinasi antar kelembagaan, Inspektorat terus
melakukan koordinasi dengan unit organisasi pengawasan eksternal
(BPKP, BPK, dll) agar pelaksanaan tugas pengawasan tidak tumpang
tindih (one gate policy) serta melakukan program kerja secara konkrit
dengan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di lingkungan LPNK
yang terbentuk dalam Forum Inspektorat LPNK Ristek Indonesia (FILI),
dan forum antar Kementerian/Non-Kementerian yang terbentuk dalam
Forum Bersama (FORBES) APIP.
4.2. Saran 1. Berdasarkan komposisi JFA yang berupa kerucut yang terbalik, maka
perlu dilakukan penambahan SDM sesuai dengan golongan dan
kualifikasi yang dibutuhkan. Penambahan SDM Inspektorat ini perlu
mendapat perhatian mengingat beberapa pegawai Inspektorat akan
memasuki usia pensiun, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah
Auditor.
2. Dengan komposisi Pejabat Fungsional Auditor Inspektorat saat ini yang
masih belum memadai, maka perlu dilakukan rekrutmen SDM Auditor
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman IV - 2
____________________________________________________________________________________________________ LAKIP Inspektorat TA. 2011 Halaman IV - 3
sesuai kualifikasi dan golongannya, agar secara bertahap mencapai
komposisi yang diperlukan kearah komposisi ideal.
3. Dalam rangka peningkatan profesionalitas Auditor Inspektorat perlu
dikirim untuk mengikuti Diklat-Diklat JFA, yaitu Diklat Peningkatan
Kompetensi, Program Sertifikasi, Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) dan
penerapan proses learning organization. Agar diperoleh kemampuan
yang merata pada para Auditor, perlu dilakukan peningkatan frekuensi
keikutsertaan dalam Diklat Kompetensi secara menyeluruh dan lengkap
dalam jenis/bidang diklatnya.