Transcript
  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    1/16

    Infeksi Odontologi Berat

    Abstrak

    Latar Belakang: Infeksi odontogenik berat adalah kondisi serius dengan potensi

    mematikan. Setelah kematian seorang pasien di institusi penulis 'penelitian ini

    dimulai untuk menentukan faktor risiko, manajemen dan hasil dari serangkaian

    kasus pasien.

    Metode: Menyelidiki semua pasien yang dira at di !umah Sakit !oyal "delaide

    di ba ah pera atan #nit Bedah Mulut dan Maksilofasial dengan infeksi

    odontogenik pada tahun $%%&. Informasi rin i yang berkaitan dengan ri ayat

    keluhan pasien, manajemen bedah dan anestesi telah diperoleh dan dianalisis.

    (asil: )mpat puluh delapan pasien, &$ pria, *+ anita, rata rata usia &-, tahun,

    kisaran usia pasien yang dira at */ 00 tahun. Semua mengeluh rasa sakit dan

    pembengkakan, dengan $* 1-- persen2 megnalami trismus.)mpat puluh empat 1/$

    persen2 terjadi karena tidak mera at gigi dan empat 10 persen2 adalah pasien gigi

    yang mengalami kegagalan pera atan endodontik.Sebagian besar dari mereka

    yang diobati berdarakan keluhan telah diberi antibiotik. 3ebanyakan pasien

    menjalani pera atan bedah agresif dengan ekstraksi, drainase bedah, antibiotik

    intra4ena dosis tinggi dan rehidrasi. !a at inap di rumah sakit kurang lebih &,&

    1kisaran * *+2 hari. 5asien yang membutuhkan intubasi lebih lama dan pera atan

    dengan ketergantungan tinggi atau intensif 1-% persen2 lebih lama di rumah sakit.

    6idak ada pasien meninggal dan semua pulih sepenuhnya.

    3esimpulan: infeksi odontogenik berat adalah risiko serius bagi kesehatan dan

    kehidupan pasien. 6atalaksana terutama bedah dengan keterampilan anestesi

    dalam menilai saluran nafas. Sebagai tambahan antibiotik diperlukan dalam dosis

    intra4ena tinggi dan bukan terapi pengobatan utama.

    3ata kun i: infeksi odontogenik, antibiotik, saluran napas.

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    2/16

    5)7"(#L#"8

    Infeksi odontogenik yang berat sebagai penyakit serius atau penyebab

    kematian telah dikenal sejak jaman dahulu. 7alam era bedah modern ini,

    sayangnya era pra antibiotik pada infeksi odontogenik ini dikaitkan dengan

    tingkat kematian yang signifikan berkisar *% -% persen. 7engan mun ulnya

    penisilin dan perkembangan selanjutnya dari berbagai antibiotik, infeksi

    odontogenik, bersama dengan infeksi lain, dianggap sebagai kondisi yang mudah

    dikelola. 8amun, dalam *% sampai * tahun terakhir telah terjadi resistensi

    antibiotik yang serius. (al ini mengerikan dan telah terjadi ke enderungan infeksi

    odontogenik yang bukanlah suatu masalah yang sederhana lagi dalam praktek

    rumah sakit. 5enulis sadar setidaknya ada dua pasien meninggal yang sedang

    menjalani pengobatan infeksi odontogenik di rumah sakit pendidikan "ustralia

    dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya di institusi penulis dan

    menginspirasi studi ini.

    Infeksi odontogenik dapat berasal dari kematian pulpa, penyebab kedua

    tersering dari kerusakan gigi, seringkali dimulai dari jaringan peri orona.5ada

    kedua kasus etiologi dari mikroba yang berasal dari mulut.6ergantung pada jenis,

    jumlah dan 4irulensi dari mikro organisme, mereka dapat menyebar ke ma9ila

    atau mandibula dan kemudian ke sekitar ajah, rahang atau leher. Meskipun ada

    banyak penyebab lain dari infeksi kepala dan leher, infeksi odontogenik adalah

    jenis yang paling umum. (uang et al. menemukan % persen dari *0 kasus

    infeksi leher bagian dalam yang berasal dari gigi, Bridgeman et al. menemukan &

    persen pada *% kasus mereka, Bross Soriano et al. 0/ persen pada *$* kasus

    mereka dan ;uang et al.0+ persen dalam studi mereka dari *- kasus angina

    Lud ig murni.

    Infeksi odontogenik selalu polymi robial dan ampuran bakteri aerobik,

    fakultatif anaerob dan anaerob obligat. Mikro organisme yang paling sering pada

    infeksi dentoal4eolar adalah streptokokus viridans . #mumnya, jika studi

    mikrobiologi lebih terampil dan intensif maka semakin besar jangkauan dan jenis

    bakteri. Sakamoto et al. mengisolasi **$ strain bakteri, dengan rata rata -,0+

    penge atan per pasien dari $& abses dentoal4eolar. (anya $0 persen yang aerob

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    3/16

    atau anaerob fakultatif dengan $ persen sisinya anaerob obligat. (eimdahl dkk.

    menemukan bah a 00 persen dari mikro organisme adalah anaerob. Mereka juga

    menunjukkan bah a semakin parah dan luas infeksi maka bakteri yang lebih

    umum adalah anaerob. (al ini signifikan se ara statistik untuk bakteri batang

    gram negati4e 1p

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    4/16

    bersifat intermiten dan pasien telah gagal untuk bertindak atau memperoleh

    pengobatan primer yang tidak memadai. Onset pembengkakan tiba tiba pada *%

    1/0 persen2 pasien membuat mereka beberapa jam atau hari sebelumnya men ari

    pertolongan rumah sakit spesialis. )mpat puluh enam persen dari pasien mereka

    telah men apai tahap trismus atau kesulitan dalam membuka mulut mereka. 5ada

    kondisi trismus ini infeksi telah menyebar jauh melampaui batas rahang. 5asien

    pasien ini jelas memiliki infeksi yang berat, se ara klinis merupakan infeksi yang

    signifikan.

    5rinsip pengelolaan infeksi odontogenik berat telah diketahui selama

    berabad abadA ekstrak gigi dan drainase pus. (al ini dijelaskan oleh (ippo rates

    dan diperkuat di era bedah modern dengan pra antibiotik. 7i era antibiotik

    penggunaan antibiotik, airan infus untuk rehidrasi pasien dan manajemen nyeri

    yang tepat telah dijelaskan dengan baik dan diajarkan pada mahasis a kedokteran

    gigi dan umum selama beberapa dekade.

    5raktisi utama, apakah dokter gigi atau dokter umum, memiliki peran

    penting dalam pengelolaan infeksi odontogenik. Mereka dapat mengobati pasien

    dengan antibiotik saja, terapkan manajemen yang benar atau rujuk ke spesialis

    bedah mulut dan maksilofasial atau spesialis gigi lainnya. " alnya antibiotik

    dapat bekerja, tetapi jika pasien tidak melanjutkan ke manajemen definiti4e

    masalah akan mun ul kembali dengan tingkat keparahan lebih berat. "ntibiotik

    adalah faktor predisposisi tersering yang menyebabkan infeksi berat. Infeksi

    odontogenik yang bersumber dari tempat lain dapat terjadi dari pera atan gigi

    ketika praktisi men oba untuk menyelamatkan gigi. (al tersebut menjadi tanda

    tanya yang besar pada pasien untuk menyadari bah a manajemen konser4atif

    belum mampu menyelesaikan masalah dengan mengekstraki gigi yang terlibat.

    3ematian merupakan komplikasi yang paling serius dari infeksi

    odontogenik berat dengan insidensi nol, *,+ persen dan $& persen. 5enelitian ini

    terbatas pada pasien dengan infeksi nekrolitik parah. 3ematian berasal dari

    obstruksi saluran napas akut, yang dapat terjadi pada semua usia dan biasanya

    pada pasien sehat, hingga kegagalan multi organ dengan gangguan medis,

    biasanya pada pasien tua.

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    5/16

    Studi ini mengkaji serangkaian kasus infeksi odontogenik berturu turut

    yang parah dira at di sebuah rumah sakit pusat dalam periode *$ bulan.

    5enekanan khusus lebih pada tindakan pasien dan dokter sebelum penampakan

    tanda gejala, manajemen definitif danhasil.

    B"("8 7"8 M)6O7)

    atatan medis diperoleh dari semua pasien yang dira at di !umah Sakit

    !oyal "delaide, "delaide, "ustralia Selatan, di ba ah naungan Bagian Bedah

    Mulut dan Maksilofasial dengan diagnosis a al infeksi akut pada periode *

    ;anuari $%%& sampai &* 7esember $%%&. 3riteria inklusi untuk penelitian ini

    adalah semua pasien dengan infeksi odontogenik yang telah menyebar ke luar

    batas rahang dan yang sakit parah dan perlu di arat di rumah sakit untuk

    manajemen bedah. 5asien yang dira at di rumah sakit yang dan tidak memenuhi

    kriteria tersebut dikeluarkan. 5asien dengan infeksi telah menyebar, yang tidak

    memerlukan ra at inap dan dira at jalan, dikeluarkan dari sampel.

    Sebuah database rin i tentang demografi pasien, presentasi dan rin ian

    lengkap tentang manajemen 1termasuk komplikasi2 telah ter atat. 7ata tersebut

    disimpan pada komputer pribadi tanpa koneksi internet dan dilakukan analisis

    sederhana. ;umlah pasien yang dira at dengan infeksi odontogenik pada tahun

    *//& telah diketahui. 5enelitian ini dilakukan sesuai dengan persyaratan audit

    internal dari !umah Sakit !oyal "delaide.

    ("SIL

    7elapan puluh delapan pasien dira at dengan infeksi kepala dan leher

    yang mana -0 diantaranya 1 persen2 berasal dari infeksi odontogenik. 6iga

    puluh sembilan orang 10* persen2 dengan infeksi berasal dari pulpa dan sembilan

    orang sisanya 1*/ persen2 berasal dari peri oronal. 7emografi pasien ditunjukkan

    pada 6abel *. Status medis pasien disajikan dalam 6abel $. (anya kondisi kondisi

    tertentu yang dimasukkan terkait dengan kontribusi pada penampakan pasien.

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    6/16

    Tabel 1. Pasien Demograf , n = 48Usia Rata-rata 34,5 tahun ( isaran 1! -88 tahun"

    #enis elamin 3$ P (%&'", 1% (33'"Ras au)asia 3% (&5'"

    *borigin 8 ( 1&'"+ainn a 4 (8'"

    osial artu esehatanPemerintah

    33 !%&'"

    Tabel $. asalah )esehatan ang su/ah mun0ulit /an sehat $2 (4$'"e0ara me/is ti/a)

    sehat$8 (%8'"

    Pen a)it #i a ! (1!'" )i o6renia 5 (12'" De7resi berat 4 (!'"

    Pen alahgunaan obat *l)ohol 5 (12'" 9 /rugs $ (5'"

    Diabetes elitus : DD 3 (%'" DD 1 ($'"

    munosu7resi 1 ($'" *utoimun ;e7atitis

    *lergi

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    7/16

    sebagian besar setuju bah a mereka telah mengalami gejala intermiten, biasanya

    nyeri selama beberapa bulan. Mereka juga tidak yakin tentang apakah mereka

    telah men ari atau menerima pengobatan. Sekitar separuh dari mereka

    menyatakan bah a setidaknya telah mengkonsumsi satu antibiotik sebelum onset

    akut dari gejala.

    7ari delapan pasien yang mendapat pera atan gigi, empat diantara peserta

    biasa dan empat pasien sisanya adalah pasien reguler di praktek gigi umum

    s asta. 5ada kelompok kedua, keempatnyaa adalah 3aukasian yang bekerja dan

    memiliki pera atan endodontik. Semuanya telah mendapat beberapa ma am

    antibiotik. 5asien yang berusaha ekstraksi gigi sendiri adalah pasien dengan

    ri ayat penyakit mental.

    Tabel 4. Temuan )linis 7a/a 7resentasi untu) 7engobatan: eri 48

    (122'"

    Pembeng)a)an 48(122'"

    Trismus $1(44'"

    u7erfsial $&(5%'"

    +a7isan /alam leher $1(44'"

    Tabel 5. eterlibatan ruang, n=48':omor eterlibatan ruang1 $% (54'"$ 11 ($$'"3 & (15'"4 $ (4'"% 1 ($'"

    6emuan pada presentasi@penampakan untuk pengobatan disajikan dalam

    6abel -. 3eterlibatan ruang superfisial yakni ruang yang jauh dari jalan napas,

    adalah aninus atau bucal space . Infeksi leher dalam melibatkan ruang di sekitar

    saluran napas bagian atas, terutama ruang submandibular. #mumnya, hanya satu

    ruang yang terlibat. 6iga pasien dengan keterlibatan beberapa ruang adalah pasien

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    8/16

    angina Lud ig murni dengan keterlibatan bilateral seluruh leher. 3eterlibatan

    ruang disajikan dalam6abel dan diilustrasikan pada >ambar *a, *b dan * .

    Manajemen bedah ada pada 6abel +. 5ada lima pasien yang tidak

    mengalami ekstraksi, gigi tiga pasien telah di abut satu minggu sebelumnya, dan

    dua pasien mereka menolak ekstraksi. 7elapan pasien denga hasil drainase tanpa

    nanah, menurut definisi ada selulitis. 5rotokol rumah sakit standar adalah

    benCilpenisilin *.$g I? tiap enam jam dengan metronidaCole %%mg I? tiap *$

    jam, yang diberikan hingga pasien pulang. Setelah itu diberikan amoksisilin

    %%mg per delapan jam selama lima hari. ephaColin *g I? per enam jam

    diberikan pada pasien yang diduga alergi terhadap penisilin atau yang

    menunjukkan resistensi penisilin. !egimen antibiotik non protokol digunakan

    pada sembilan kasus, biasanya dengan melanjutkan regimen antibiotik yang sudah

    diberikan dari institusi lain. 6idak ada hasil se ara statistik yang signifikan dari

    rejimen antibiotik yang berbeda.!in ian regimen antibiotik yang digunakan

    disajikan pada 6abel .

    5enanganan pas a operasi disajikan pada 6abel 0. 5ada akhir prosedur

    bedah ada diskusi antara dokter bedah dan anestesi tentang resiko obstruksi jalan

    napas. ;ika pasien dianggap risiko rendah diekstubasi, amati beberapa saat di

    fasilitas pemulihan 1 recovery room 2 kemudian dipindah ke bangsal. 3eempat

    pasien dengan ketergantungan yang tinggi terus diintubasi sementara selama

    beberapa jam saat masih terjadi pembengkakan dan kemudian diekstubasi. Lima

    belas pasien dira at dipera atan intensif, semuanya diintubasi setidaknya $-

    jam, dua diantaranya diintubasi lebih dari lima hari. Satu pasien menderita

    pneumonia saat diintubasi dan berhasil diobati dengan antibiotik jangka lama.

    Satu pasien mengalamai methicillin resistant Staphylococcus aureus di unit

    pera atan intensif. Steroid pas a operasi dianjurkan oleh beberapa ahli bedah

    untuk pasien yang diintubasi. Butuh aktu beberapa jam agar steroid memberikan

    efek dan dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri lebih lanjut. 6idak ada

    pasien yang diekstubasi pada akhir operasi diberikan steroid. 7ari */ pasien

    diintubasiA lima tidak diberi steroid, lima diberi dosis tunggal dan delapan diberi

    lebih dari satu dosis. Satu pasien sudah diberi steroid karena menderita hepatitis

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    9/16

    auto imun.6idak ada perbedaan statistik mengenai berapa lama aktu intubasi

    diantara kelompok kelompok ini, atau lama pera atan di I # atau di rumah sakit.

    6erdapat korelasi statistik yang lemah antara jumlah ruang yang terlibat dan

    penggunaan steroid 1p igi 43 (!2'"

    Drainase- )stra oral- ntra oral- elalui so)et

    3! (81'"! (18'"1 ($'"

    4& (!&'"

    engan/ung 7us 38 (&!'"asalah serius 8 (1%'"

    *ntibioti) 48 (122'"

    Tabel &. #enis *ntibioti) ang /iguna)an, n=48

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    10/16

    Ti7e Dosis Rute re)uensi : omentar?en il7enisilin

    1,$ g 9 % @am 34( &2'"

    #enisstan/art

    etroni/a ol 522 mg 9 1$ @amAe7ha olin 1 g 9 % @am 8 (1&'" Di)etahui

    /ua 7asienalergi

    etroni/a ol 522 mg 9 1$ @am?en il7enisilin /iganti

    /engan

    1,$ g 9 % @am Di/a7at)an hasil

    resistensiterha/a77enisilin

    Ae7ha oline/an

    1 g 9 % @am 3 (%'"

    etrini/a ol 522 mg 9 1$ @am*moBsilin 1 g 9 8 @am $ (4'"

    etroni/a ol 522 mg 9 1$ @am Tera7i

    7ermulaan7a/abebera7arumahsa)it

    3ondisi pas a operasi memiliki dampak signifikan terhadap lama tinggal

    di rumah sakit yang berakibat pada sumber daya rumah sakit. Mereka yangdiekstubasi dan dira at di bangsal boleh dipulangkan rata rata setelah *, hari.

    Mereka yang memerlukan pera atan intensif rata rata baru dipulangkan setelah

    enam hari. 5asien paling lama tinggal selama *+ hari.

    6elah dilakukan analisa mengenai pengaruh keterlambatan penanganan ke

    rumah sakit dan risiko terhadap jalan nafas. 5asien menghiraukan keluhan selama

    lebih dari satu minggu se ara signifikan 1p

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    11/16

    dalam se ara signifikan 1p

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    12/16

    adalah kurangnya tanggung ja ab pasien terhadap pera atan gigi mereka

    sendiri,.)nam belas pasien 1&- D2 memiliki masalah dengan penyalahgunaan Cat

    atau penyakit mental yang berhubungan dengan praktik kesehatan yang buruk.

    5asien tersebut juga mengalami 9erostomia yang dengan sendirinya memberikan

    kontribusi buruk terhadap kesehatan mulut.

    Sebagian besar pasien mengaku mereka memiliki perilaku negatif terhadap

    kesehatan mulut, ketakutan, fobia atau masalah dengan biaya. Studi ini berusaha

    untuk mengeksplorasi isu isu ini tetapi kebanyakan pasien kurang responsif.

    Informasi tambahan ini di ari selama fase ra at inap pasien, baik ketika pasien

    sedang mengaku kesakitan atau ketika mereka dipulangkan dan saat ingin pulang

    ke rumah. 5asien dengan 3artu ;aminan 3esehatan dari 5emerintah 1+ persen2,

    baik karena usia, a at atau pengangguran lebih ter akili dalam penelitian ini

    dibandingkan dengan 3omunitas "ustralia Selatan 1-% persen2. 7i "ustralia

    Selatan ada sebuah layanan gigi umum yang berkembang dengan baik untuk

    pemegang kartu pera atan kesehatan dengan pembiayaan mnimal sehingga biaya

    bukan suatu masalah.7ari --% %%% pasien yang memenuhi syarat di "ustralia

    Selatan pada tahun $%%$ hanya ++ %%% 1* persen2 men ari pera atan gigi dan

    dari ++%%% hanya *& %%% 1$% persen2 men ari pengobatan gigi konser4atif

    reguler.6idak ada pasien dalam penelitian ini yangterdaftar di pera atan gigi

    umum,meskipun beberapa diantara pernah men ari pera atan gigi darurat.

    (anya *+ pasien 1&& persen2 diketahui telah menjalani pengobatan

    beberapa minggu sebelum tanda gejala adanya infeksi berat. 7ari jumlah tersebut,

    tujuh pasien 1* persen2 telah diberi antibiotik oleh dokter umum. )nam dari

    pasien ini merasa bah a antibiotik adalah pengobatan definitif dan semua

    menolak melakukan pera atan gigi. 7ua 1- persen2 pasien datang ke dokter gigi

    s asta dengan ajah bengkak dan trismus dan tidak ditangani segera. Satu pasien

    diberitahukan oleh staf resepsionis bah a dokter gigi nya tidak dapat menemui

    pasien selama lebih dari satu minggu. 5asien diberi resep antibiotik dan tidak

    pernah diperiksa oleh dokter gigi. 7ua hari kemudian pasien berada dalam

    pera atan intensif. Meresepkan antibiotik tanpa melihat pasien yang

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    13/16

    membutuhkan pengobatan merupakan hal tidak etis dan dapat dikatakan sebuah

    kelalaian.

    )mpat 10 persen2 pasien sedang menerima pera atan gigi se ara teratur.

    5enyakit mereka tidak respon terhadap beberapae ndodontik debridemen dan

    antibioti . 3eempat pasien dan dokter gigi mereka per aya itu penting untuk

    menyelamatkan gigi. 7ua pasien ini menolak untuk melakukan pen abutan gigi

    bahkan ketika mereka sakit parah dan dira at di rumah sakit. 3ondisi ini diobati

    dengan drainase dengan pera atan endodontik lanjutan.Salah satu gigi juga telah

    di abut. (al ini menimbulkan pertanyaan menarik: yang mana yang lebih penting,

    satu gigi, kesehatan "nda atau hidup "ndaE

    3un i dasar keluhan pasien ke rumah sakit untuk manajemen adalah rasa

    sakit dan pembengkakan. 7ua puluh satu pasien 1-- persen2 datang dengan

    trismus. 6anda ini umumnya diremehkan oleh pasien dan dokter gigi sebagai

    masalah rahang.Semua pasien dengan trismus yang berasal dari infeksi

    odontogenik memiliki masalah saluran napas bagian atas 1>ambar $a $d2.

    Beberapa pasien mengeluh tidak bisa berbaring karena mereka merasa seperti

    tersedak. 7engan demikian semua pasien dengan infeksi terkait trismus harus

    die4aluasi dengan hati hati terhadap tanda tanda gangguan saluran nafas, ele4asi

    lidah, stridor, kesulitan menelan ludah dan penurunan asupan udara. (al ini adalah

    kondisi darurat medis dan harus segera dikirim ke rumah sakit.7i ba ah kriteria

    pen arian ambulans, hal ini merupakan kasus yang diprioritaskan. Beberapa kasus

    ditangani rumah sakit lain terlebih dahulu tapi semuanya dirujuk ke Bagian Bedah

    Mulut dan Maksilofasial di !umah Sakit !oyal "delaide. Sebuah protokol rumah

    sakit standar untuk pasien tersebut telah dikembangkan oleh #nit Bedah Mulut

    dan Maksilofasial dengan Bagian Otorhinolaryngology dan anestesi.

    5ada dasarnya, protokol melibatkan penilaian segera terhadap jalan napas

    dengan intubasi jika diindikasikan. ;ika tidak pasti periksa dengan laringoskopi

    dire t saluran napas bagian atas. "kses intra4ena diperoleh dan rehidrasi pasien.

    7osis besar antibiotik intra4ena direkomendasikan. "nalgesia tidak diberikan

    sampai jalan nafas dinilai telah aman. >ambaran radiologi diperoleh setelah

    pasien stabil. Menempatkan pasien terlentang di 6 s an dengan jalan napas yang

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    14/16

    tidak terkendali dapat menyebabkan ben ana. Setelah sepenuhnya dinilai,

    stabilisasi pasien merupakan prioritas untuk operasi kega atan. Sebelum operasi,

    ahli bedah dan anestesi harus mendiskusikan manajemen jalan napas. Infeksi

    permukaan anterior dapat dengan aman dikelola di ba ah anestesi lokal dan

    sedasi. Sebuah intubasi serat optik dilakukan jika ada trismus, kemungkinan

    nanah di saluran napas atau kelainan bentuk rahang atau saluran

    napas.5emeriksaan teliti di lakukan oleh anestesi, semua gigi yang di abut dan

    semua ruang yang terlibat dieksplorasi dan didrainase.Setelah menyelesaikan

    operasi ahli bedah dan anestesi membahas tingkat pembengkakan yang dihadapi

    dan keadaan jalan napas. Sebuah keputusan bersama kemudian dibuat apakah

    pasien harus diekstubasi dan kembali ke bangsal atau terus diintubasi ditinggi di

    ruang ketergantungan tinggi atau pera atan intensif. ;ika ragu pasien harus tetap

    diintubasi.

    3eputusan untuk ekstubasi atau meninggalkan pasien diintubasi memiliki

    konsekuensi penting terhadap lamanya ra at inap. (al ini pada menimbulkan

    implikasi biaya untuk anggaran kesehatan masyarakat. 8amun, keselamatan

    pasien adalah yang terpenting. Satu pasien di seri ini diekstubasi tapiberkembang

    masalah saluran napas dan diintubasi kembali. !eintubasi sulit dilakukan dan

    dalam keadaan ini timbedah harus siaga untuk melakukan trakeostomi.

    6rakeostomi juga diperlukan untuk pasien lain dalam seri dengan infeksi berat

    yang tdak berespon terhadap pengobatan bedah a al. 7ua pasien diketahui telah

    meninggal baru baru ini di rumah sakit pendidikan utama "ustralia karena infeksi

    odontogenik, keduanya meninggal beberapa jam pas a operasi akibat obstruksi

    jalan napas akut atas.3eduanya di reintubasi dan tra heostomy dilakukan oleh tim

    resusitasi yang berpengalaman dalam lingkungan rumah sakit dan kedua pasien

    masih muda dan bugar tanpa masalah medis lainnya.

    Masalah yang sering diangkat adalah apakah pasien memiliki selulitis,

    dalam hal ini beberapa menyarankan drainase tidak boleh dilakukan atau bila

    abses di mana drainase harus dilakukan. 7alam pandangan kami, ini adalah mitos

    untuk keduanya megnalami pembengkak anakibat bakteri. "pakah ada pus atau

    tidak tergantung pada tahap penyakit ini, mikro organisme yang terlibat atau

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    15/16

    tingkat resistensi host. Sebagai ulasan, isu selulitis yang dikelola berbeda se ara

    klinis sudah ada sejak era pra antibiotik. 3emudian ada risiko bah a inter4ensi

    bedah bisa membuat kondisi lebih buruk. 7alam seri ini &0 pasien 1 / persen2

    memiliki abses dengan nanah drainase dan delapan 1*+ persen2 memiliki selulitis

    yang berisi airan serous. Semuanya diperlakukan sama dengan hasil yang sama.

    5erbedaan antara kasus selulitis dan abses tidak lagiklinis yang rele4an: keduanya

    tidak perlu dibahas.

    )mpat puluh tujuh 1/0 persen2 dari pasien diterapi antibiotik intra4ena

    untuk kedua bakteri aerobik dan anaerobik. 7ilakukan kultur pada semua pasien

    dengan hasil koloni bakteri ber ampur konsisten dengan flora normal oral. 6idak

    ada infeksi bakteri yang serius ditemukan di seri kasus ini.Satu pasien alergi

    terhadap penisilin. 7i masa lalu pasien pasien ini pernah mendapat antibiotik

    termasuk beberapa episode untuk masalah gigi saat ini. Satu pasien berkembang

    menjadi M!S" dan sedangdalam pera atan intensif sementara. (al ini

    merupakan risiko lingkungan untuk semua pasien yang sedang dalam pera atan

    intensif, tapi pasien ini juga telah menerima banyak episode antibiotik dalam

    hidup mereka.7alam seri ini tidak ada pasien meninggal dan semua pulih dengan

    baik.

    3)SIM5#L"8

    Infeksi odontogenik berat nampaknya meningkat. Infeksi ini timbul

    sebagai akibat kurangnya perhatian terhadap masalah gigi meskipun hal ini juga

    dapat terjadi akibat pengobatan gigi yang tidak baik. "ntbiotik merupakan

    tambahan penting dalam managemen bedah tetapi penggunaan antibiotik daja

    dapat memperburuk kondisi. Infeksi odontogenik tahap akhir, meski dengan

    pengobatan tepat, dapat berakibat fatal.

    # "5"8 6)!IM" 3"SI(

    5enulis mengu apkan terima kasih kepada staf bagian Bedah Mulut dan

    Maksilofasial, bagian Otorhinolaringologi, bagian anestesi, unit pera atan

  • 7/23/2019 Infeksi Odontologi Berat

    16/16

    intensif dan unit tinggi ketergantungan dan staf bangsal !umah Sakit !oyal

    "delaide dalam managemen pasien.

    6ulisan ini didedikasikan untuk mengenang pasien kita yang meninggal

    akibat infeksi odontogenik.


Top Related