Download - ileus obstruktif
ILEUS OBSTRUKSIILEUS OBSTRUKSI
ANATOMI USUS
DEFINISI
Ileus obstruksi merupakan gangguan mekanik baik parsial maupun total dari
pasase isi usus.
EPIDEMIOLOGI
• Usus Halus
Adhesi intraabdominal pasca operasi =>75% dari seluruh kasus
Hernia
Penyakit Crohn • Pada kolon
Kanker
Diverkulitis
Penyakit infeksi usus
KLASIFIKASI
Klasifikasi ileus berdasarkan letak obstruksi
ETIOLOGICauses of Intestinal Obstruction
Location Cause
Colon Tumors (usually in left colon), diverticulitis (usually in sigmoid), volvulus of sigmoid or cecum, fecal impaction, Hirschsprung's disease, Crohn's disease
Duodenum
Adults Cancer of the duodenum or head of pancreas, ulcer disease
Neonates Atresia, volvulus, bands, annular pancreas
Jejunum and ileum
Adults Hernias, adhesions (common), tumors, foreign body, Meckel's diverticulum, Crohn's disease (uncommon), Ascaris infestation, midgut volvulus, intussusception by tumor (rare)
Neonates Meconium ileus, volvulus of a malrotated gut, atresia, intussusception
Obstruksi UsusObstruksi Usus
Akumulasi gas dan cairan intralumen di sebelah proksimal dari letak obstruksi
Distensi
Tekanan intralumen yang meningkat dipertahankan
Kehilangan H2O dan elektrolit
Proliferasi bakteri yang berlangsung cepat
Iskemia dinding usus
Volume ECF
Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum
Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yng nekrotik ke dalam peritoneum dan
sirkulasi sistemik
Peritonitis septikemiaPeritonitis septikemia Syok hipovolemikSyok hipovolemik
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Nyeri kolik perut, di sekitar umbilikus pada ileus obstruksi usus halus dan disuprapubik pada ileus obstruksi usus besar.
• Mual dan muntah,tidak bisa BAB, tidak dapat flatus, dan perut kembung.
• Gejala yang timbul umumya berupa syok, oligouri,dan gangguan elektrolit.
PEMERIKSAAN FISIK
Foto Polos 3 posisi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Enteroclysis
Foto Thoraks
CT-scan
USG Abdomen
Diagnosis Banding
• Appendisitis akut
• Pankreatitis akut
• Gastroenteritis akut
Penatalaksanaan
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus :
• Koreksi sederhana (simple correction)• Tindakan operatif by-pass• Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian
proximal dari tempat• Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan
membuat anastomosis ujung-ujung ususuntuk mempertahankan kontinuitas lumen usus.
Komplikasi
Komplikasi dari ileus obstruksi dapat berupa nekrosis usus, perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, syok septik, dan kematian.
Prognosis
• Angka kematian pada ileus obstruksi usus non-strangulasi adalah < 5 %
• Angka kematian pada operasi ileus obstruksi usus strangulasi berkisar 8-25%.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ruffina Bintang
• Gender : Perempuan
• Umur : 76 tahun
• MR : 00.63.46.29
• Ruangan : RB2A 2.1.
• Tanggal masuk : 24 Februari 2015
Hal ini dialami os sejak 5 hari SMRS. Perut terasa sakit, semakin lama semakin membesar. Nyeri perut dijumpai
pada os di daerah ulu hati. Nyeri tidak hilang bila os makan.. Os mengaku tidak dapat membuang angin sejak
5 hari yang lalu. Riwayat mual muntah dijumpai, dan dialami os > 5 x per hari. Muntah berisi makanan apa
yang dimakan dan berwarna kecoklatan. Riwayat demam dijumpai. Buang air kecil normal.
Keluhan utama : Tidak bisa Buang Air Besar
• Riwayat diopname di RSTanjung Pura selama 1 hari kemudian os dirujuk ke RSU HAM dengan diagnose ileus obstruktif. Os mengaku tidak terdapat perbaikan pada kondisi os selama os di RS Tanjung Pura.
•
• RPT : DM tipe 2 ( KGD tertinggi 400 mg/dl)
• RPO : Tidak jelas
• Riwayat menstruasi : – Os sudah menopause sejak 15 tahun yang lalu.– Menarche pada usia 11 tahun– Riwayat siklus menstruasi teratur– Jika menstruasi, darah tidak terlalu banyak, kadang nyeri dan kadang
mengganggu aktvitas sehari-hari
• Riwayat kehamilan :– Pasien hamil tiga kali, dan mempunyai anak laki-laki satu orang, dua orang
perempuan– Suami os sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu.
• Riwayat KB : -
– RPK : Tidak ada yang mengalami keluhan yang seperti ini
•
• STATUS PRESENS• Sensorium : Compos Mentis • Temperature : 36,8 oC• Nadi : 88x/menit• Pernafasan : 20x/menit
• IV. PEMERIKSAAN FISIK• A. Status Generalisata :• Kepala• Mata : refleks cahaya (+/+), pupil isokor, konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+),
sklera ikterus (-/-)• T/H/M : DBN
• Leher: Trakea medial, pembesaran KGB (-), TVJ R+2 cmH2O
• Toraks• Inspeksi : simetris fusiformis, retraksi dada (-)• Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru • Auskultasi : SP: vesikuler, ST: tidak dijumpai, RR : 20 x/menit• Jantung: S1 (N), S2 (N), Murmur (-), HR: 88x/menit • Abdomen• Inspeksi : Distensi (+), darm contour(-) darm steifung(-)• Palpasi : Soepel, nyeri tekan(+)• Perkusi : hipertimpani• Auskultasi : Peristaltik meningkat
• Ekstremitas• Superior :hangat, oedem (-), Tidak Ada Kelainan,• Inferior : hangat, oedem (-)
Pemeriksaan DRE:
• Perineum: biasa
• Mukosa: biasa
• Sfingter ani : ketat
• Ampula rekti : biasa berisi feses
Hasil Laboratorium di IGD tanggal 24 Februari 2015
Hb 8,80 gr%
Eritrosit 3,2 x 10 /mm3
Leukosit 19.060 /mm3
Hematokrit 25,1%
PT 14,7(14,0)
APTT 33,6(34,5)
Thrombin Time 14,5(17,5)
Albumin 3,5gr% (N)
KGD ad random 75 mg/dl
Ureum 133,0 mg/dl (meningkat)
Kreatinin 5,2 mg/dl (meningkat)
Na 127mEq/L (menurun)
Kalium 5,2 mEq/L (N)
Cl 110 mEq/L (meningkat)
Pemeriksaan Thoraks dewasa PA pada
tanggal 25 Februari 2015
Uraian Hasil Pemeriksaan:Kedua sinus
costrophrenikus lancip, kedua diafragma licin.Tidak tampak infltrat
pada kedua lapangan paru.
Jantung ukuran membesar.
Trakea di tengah.Tulang-tulang dan soft
tissure baik. Kesimpulan :
Kardiomegali
Pemeriksaan Foto Thoraks RS Tanjung Pura 24 Februari 2015
Uraian hasil pemeriksaan:
Dilatasi small bowel
Air fluid bowel
Fecalith iliaka kanan
Pemeriksaan foto abdomen pada tanggal 25 Februari 2015
Uraian hasil Pemeriksaan:Tampak pelebaran dinding usus disertai fecal mass foramen.
Distribusi udara usus sampai di rongga pelvis minor.Tidak tampak air fluid level dan serta sub diafragma.Kesimpulan : Parsial mekanikal bowel obstruksi.
Pemeriksaan USG tanggal 25 Februari 2015
Uterus: dalam batas normalAdnexa: dalam batas normalKesimpulan: tidak ada kelainan
DIAGNOSA:
PARSIAL MEKANIKAL BOWEL OBSTRUKSI
Follow up pasien
24/2/2015 S : tidak bisa buang air besarO : Sens: Compos mentis , HR :88x/I’ , RR : 24x/I’ , Temp : 36,7oC Abdomen : I : distensi (-) , darm countur (-) P : soepel , nyeri tekan (+) , defense muscular (-) P : hypertimpani A : peristaltic (+) meningkatA : Partial Mechanical Bowel ObstructionP : Puasa IVFD RL 20 gtt/i Inj.Ceftriaxone 1gr/ 12jam Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam Klisma pagi-sore
25/2/2015 S : tidak bisa buang air besarO : Sens: Compos mentis , HR :72x/I’ , RR : 21x/I’ , Temp : 36,9oC Abdomen : I : distensi (-) , darm countur (-) P : soepel , nyeri tekan (+) , defense muscular (-) P : hypertimpani A : peristaltic (+) meningkatA : Partial Mechanical Bowel ObstructionP : Puasa IVFD RL 20 gtt/i Inj.Ceftriaxone 1gr/ 12jam Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam Klisma pagi-sore R/ Hb : 8,80 , transfuse 1 bag PRC dan 1 bag WBNatrium : 127 , koreksi natrium = (135-127) x 55x 0,6 + (55 x 3) = 264 + 165 = 429 →1 fls NaCl 3%→ 10 gtt/iTransfuse trombosit concentrate 5 bag
26/2/2015 S : tidak bisa buang air besar, sesak nafasO : Sens: Compos mentis , HR :82x/I’ , RR : 32x/I’ , Temp : 37,2oC Abdomen : I : distensi (-) , darm countur (-) P : soepel , nyeri tekan (+) , defense muscular (-) P : hypertimpani A : peristaltic (+) meningkatA : Partial Mechanical Bowel ObstructionP : IVFD RL 20 gtt/i Inj.Ceftriaxone 1gr/ 12jam Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam Klisma pagi-sore R/ Susul transfusi Trombosit concentrateCek KGD cito , AGDA , elektrolit