BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
1. Sejarah Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
Sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi pemerintahan yang
mengalami perubahan paradigma, dimana Pemerintah Daerah diberikan otonomi
daerah yang seluas-luasnya untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang
ditandai dengan terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan telah
diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Hal ini tentu berimplikasi juga terhadap urusan-urusan kepegawaian,
terbitlah Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Undang-
undang Nomor 43 Tahun 1999 tersebut selain mengatur mengenai
penyelenggaraan kebijakan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara nasional yang
dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Negara juga mengatur pelaksanaan
manajemen kepegawaian Pegawai Negeri Sipil di daerah yang dilaksanakan oleh
Badan Kepegawaian Daerah.
Berkaitan dengan hal tersebut, Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian
Daerah, maka sesuai amanat telah ditetapkan telah ditindaklanjuti dengan
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 Tanggal 28 Desember
2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota
36
37
Bandung dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 474 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada Lembaga Teknis Daerah
Kota Bandung, dengan demikian dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 maka Bagian Kepegawaian Setda Kota
Bandung berubah menjadi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung. Untuk
memberi landasan yang kuat bagi pelaksanaan desentralisasi kepegawaian,
diperlukan adanya pengaturan kebijakan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara
nasional tentang norma, standar dan prosedur yang sama dan bersifat nasional
dalam setiap unsur manajemen kepegawaian.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Bandung
Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 474 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas Pokok dan fungsi Satuan Organisasi pada Lembaga Teknis Daerah
Kota Bandung bahwa Tugas Pokok Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
adalah: “Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan lingkup manajemen
kepegawaian.”
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Kepegawaian Kota
Bandung mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan, kesejahteraan
pegawai, pengembagan karier pegawai, mutasi pegawai serta pendidikan
dan pelatihan;
38
b. Pembinaan dan pelaksanaan lingkup perencanaan, kesejahteraan
pegawai, pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai serta
pendidikan dan pelatihan;
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya;
d. Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan laporan kegiatan Badan.
3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung
Dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tersebut
mengamanatkan susunan organisasi, tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian
daerah (BKD) Kota Bandung terdiri dari:
a. Kepala Badan
Kepala Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan lingkup manajemen
kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala badan
Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :
a) Perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan, kesejahteran
pegawai,pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai serta
pendidikan daan pelatihan.
2) Pembinaan dan pelaksanaan lingkup perencanaan,kesejahteraan
pegawai, pengembangan karier pegawai, mutasi pegawai serta
pendidikan dan pelatihan.
39
3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
4) Pembinaan,monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan badan.
b. Sekertariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Badan Kepegawaian Daerah lingkup kesekretariatan. Untuk
melaksanakan tugas pokoknya,Sekretariat mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan
2) Pelaksanaan kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi
umum dan kepegawaian,keuangan dan program.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi
dan pelaporan kegiatan Badan.
4) Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang.
5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan
kesekretariatan.
Selanjutnya, sekertariat membawahi:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup umum
dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :
40
(1) Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan
lingkup administrasi umum dan kepegawaian.
(2) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan
naskan dinas, penataan kearsipan dinas, penyelanggaran
kerumahtanggaan dinas, pengelolaan perlengkapan dan
administrasi perjalanan dinas.
(3) Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi
kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana mutasi, cuti,
disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan
pegawai.
(4) Pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan
kepegawaian.
b) Sub Bagian Keuangan dan Program
Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang
keuangan dan program. Untuk melaksanakan tugas pokoknya,
Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi :
(1) Penyusunan rencana dan program pengelolaan dan
administrasi keuangan dan program kerja Badan.
(2) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran,
koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengelolaan
41
dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan
keuangan Badan.
(3) Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunanrencana kegiatan, penyusunan
rencana dan program serta penyusunan laporan pelaksanaan
program Badan.
(4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan
pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja
Badan.
c. Bidang Perencanaan dan Kesejahteraan Pegawai
Bidang Perencanaan dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan Kepegawaian Daerah
di bidang perencanaan dan kesejahteraan pegawai. Untuk melaksanakan
tugas pokoknya, Bidang Perencanaan dan Kesejahteraan Pegawai
mempunyai fungsi :
1) Perencanaan dan penyusunan program di bidang informasi data
kepegawaian serta kesejahteraan pegawai.
2) Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis perencanaan informasi
data dan perencanaan kepegawaian serta kesejahteraan pegawai.
3) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan pelayanan
informasi data perencanaan kepeawaian serta kesejahteraan pegawai.
42
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyusunan program di bidang
Perencanaan Kepegawaian dan Informasi serta kesejahteran
pegawai.
d. Bidang Pengembangan Karier Pegawai
Bidang Pengembangan Karier Pegawai mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepada Badan Kepegawaian Daerah di
bidang pengembangan karier pegawai. Untuk melaksanakan tugas
pokoknya, Bidang Pengembangan Karier Pegawai mempunyai fungsi:
1) Perencanaan dan penyusunan program di bidang analisa
pengembangan karier serta analisa kompetensi dan penempatan.
2) Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan
analisa pengembangan karier serta analisa kompetensi dan
penempatan.
3) Pelaksanaan pengembangan karier dan pembinaan karier serta
analisa kompetensi dan penempatan dalam jabatan.
4) Evalusi dan pelaporan pelaksanaan di bidang analisa pengembangan
karier serta analisa kompetensi dan penempatan.
e. Bidang Mutasi Kepegawaian
Bidang Mutasi Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksnakan sebagian tugas Kepada Badan Kepegawaian Daerah di
bidang mutasi pegawai. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Bidang
Mutasi Kepegawaian mempunyai fungsi :
43
1) Perencanaan dan penyusunan program di bidang mutasi
kepegawaian fungsional serta mutasi kepegawaian struktural dan non
struktural.
2) Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan
mutasi kepegawaian fungsional serta mutasi kepegawaian struktural
dan non struktural.
3) Pelaksanaan dibidang mutasi kepegawaian fungsional serta mutasi
kepegawaian struktural dan non struktural.
4) Penyiapan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian dalam
pengangkatan pegawai, pengangkatan dalam jabatan struktural dan
jabatan fungsional, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
pemindahan, pemberhentian dan Pensiunan PNS Daerah.
5) Pelaksanaan Evaluasi dan pelaporan di bidang mutasi pegawai.
f. Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Badan Kepegawaian Daerah di bidang
pendidikan dan pelatihan. Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Bidang
Pendidikan dan Pelatihan mempunyai fungsi :
1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup mutasi kepegawaian
Struktural dan Non Struktural.
2) Perencanaan dan penyusunan program di bidang perencanaan
pendidikan dan pelatihan serta pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan.
44
3) Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan
perencanaan pendidikan dan pelatihan serta pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan.
4) Pelaksanaan di bidang perencanaan pendidikan dan pelatihan serta
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
5) Pelaksanaan Evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan
pendidikan dan pelatihan serta pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung 2014
45
4. Sarana dan Prasarana Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
Table 3.1
NO FASILITAS JUMLAHKEADAAN
BAIK KURANG BAIK
1 Ac Split 1 12 Ac Unit 1 13 Alat Dapur 1 14 Alat Kantor Lain-Lain 1 15 Alat Penghancur Kertas 2 26 Alat Penyimpanan Lain-Lain 1 17 Buku Umum Lain-Lain 3 38 CPU 1 19 Dispenser 1 110 Filling Besi/Metal 12 1 1111 Handy Cam 1 112 Hard Disk 2 213 HUB 2 214 Kamera Film 1 115 Keyboard 1 116 Kursi Besi/Metal 1 117 Kursi Lipat 9 8 118 Kursi Putar 1 119 Kursi Tamu 1 120 Kursi Tangan 2 221 Lemari Besi 11 1122 Lemari Buku Utk Pejabat Eselon 2 1 123 Lemari Es 2 224 Lemari Kaca 1 125 Lemari Kayu 5 1 426 Loud Speaker 1 127 Lukisan Lain-Lain 1 128 Meja Kerja Pegwai Non Struktural 2 229 Meja Tulis 6 630 Memory Eksternal 1 131 Mesin Absen 1 132 Mesin Hitung Elektronik 1 1
46
33 Mesin Ketik Elektronik 1 134 Mesin Ketik Manual 1 135 Mini Bus 6 2 436 Modem 1 137 Monitor 4 3 138 Notebook 16 14 239 Papan Pengumuman 1 140 Papan Tulis 1 141 PC Lain-Lain 4 442 Peralatan Jaringan Lain-Lian 2 243 Peti Uang 1 144 Printer 13 10 345 Proyektor 1 146 Rak Besi/Metal 7 747 Rak Kayu 1 148 Scanner 1 149 Sepeda Motor 21 20 150 Server 1 151 Sound System 2 252 TV 1 153 USP 1 154 Video Mixer 1 155 White Board 4 2 256 Wireless 2 2
JUMLAH 172 116 56Sumber: Badan Kepegawaian Daerha Kota Bandung 2012
5. Jumlah Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
47
Table 3.2
NO NAMA PEGAWAI GOL JABATAN1 Dr. Hj. Evi Syaefini Shaleha, M.Pd IV/c Kepala Badan
Kepegawaian Daerah
2 Dra. Hj. Ine Indriyani Saraswati, M.AP
IV/b Ka. Bid. Pengembangan Karier Pegawai
3 Drs. Atet Dedi Handiman IV/b Sekretaris4 Dra. Rahmawati Mulia, M.Si IV/a Kepala Sub Bag
Keuangan dan Program5 Dra. Hj. Siti Rochmatun Aliah, M.Si IV/a Kepala Bidang Mutasi
Kepegawaian6 Drs. Nanang Sodikin, MM IV/a Ka. Bid. Pendidikan dan
Pelatihan7 Drs. H. Deden Saepulloh, MM. IV/a Kepala Sub Bidang
Pelaksanaan Diklat8 Edi Razali Zein, SH. IV/a Kepala Bidang
Perencanaan dan Kesejahteraan Pegawai
9 Evi Muldiani, SH., M.AP IV/a Kepala Sub Bidang Perencanaan Kepegawaian dan Informasi Data
10 Dede Didin Jadidin, SE., M.AP IV/a Kepala Sub Bidang Perencanaan Diklat
11 Drs. Erik Sumarna III/d Kasubag Umum dan Kepegawaian
12 Dra. Ning Siti Ma`Muroh, M.Ag III/d Penyusun Rencana Teknis Pengembangan Sistem Diklat pada Subid Perencanaan Diklat
13 Titin Supriatin, SH, MH III/d Pengelola Hukuman Disiplin dan Perceraian pada subid perencanaan Kespeg
14 Mahyudin, SH III/d Kepala Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai
15 Rina Karlina, S.Si III/d Kepala Sub Bidang Mutasi Pegawai Struktural dan Non Struktural
16 Dadang Aziz Salim, S.Sos, M.Si III/c Kepala Sub Bidang Mutasi Pegawai Fungsional
48
17 Turina Septiani Budilestari, S. Psi., M.Psi
III/c Kepala Sub Bidang Analisa Pengembangan Karier
18 Siti Fitria Sa`adah, S.STP, MT III/c Kepala Sub Bidang Analisa Kompetensi dan Penempatan
19 Dadang Ruhdiansjah, S.Sos III/c Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Struktural dan Non Struktural
20 Neneng Kurniawati, S.Sos., M.AP III/c Pengelola Hukuman Disiplin dan Perceraian pada subid perencanaan Kespeg
21 Rd Acep Wasita Sutrisna, SE., AK III/c Pengadministrasi koperasi pegawai pada Subbag Umum dan Kepegawaian
22 Ary Mariana Fasya, S.Si III/c Verifikator pada subbag Keuangan dan program
23 Rita Pujiani, S.IP III/c Pengelola Adm Kepeg TKK-CPNS pada subbid Mutasi Struktural dan Non Struktural
24 Apip Rizal Ramadhan, S.Sos III/c Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Pegawai Struktural dan Non Struktural
25 Arif Muhammad Rizal, S.Si III/c Petugas SIMPEG pada Perencanaan Kepegawaian dan Informasi Data
26 Popi Novia, SE III/c Pengadministrasi Program pada subbag Keuangan dan program
27 Aris Pramudia, S.Pd III/c Pengadministrasi Umum Pimpinan pada subbag umum pada Kepagawaian
28 Ratna Komalasari, ST. III/c Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Struktural dan Non Struktural
49
29 Danny Priadi, S.Ip III/c Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Struktural dan Non Struktural
30 Agustina Merianti, SH, MA III/c Penyusun Kerjasama Diklat
31 Engkos III/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Struktural dan Non Struktural
32 Lia Karlia III/b Pengadministrasi koperasi pegawai pada subbag umum pada Kepagawaian
33 Nur`aeni III/b Pengelola Adm Promosi, Rotasi Pegawai Struktural
34 Hj. Lili Djuariah III/b Bendahara Pengeluaran pada subbag Keuangan dan program
35 Dede Sutarsih III/b Pengadministrasi koperasi pegawai pada subbag umum pada Kepagawaian
36 Edi Budiman III/b Pengadministrasi koperasi pegawai pada subbag umum pada Kepagawaian
37 Entin Taryani III/b Pengelola administrasi Keuangan pada subbag Keuangan dan program
38 H. Dedi Sodikin III/b Pengurus Gaji pada subbag Keuangan dan program
39 Imas Sulastri III/b Pengadministrasi umum dan pengelola Taspen pada subbid Perencanaan Kespeg
40 Cep Dedi Mahpudin III/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
41 Erie Hernanto, SE, M.Si III/b Penyimpan dan pengurus barang pada subbag umum pada Kepagawaian
50
42 Dede Herawati III/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
43 Eneng Siti Halimah, S.Ip III/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
44 Sartijah III/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
45 Lisnawati Kartini, SE III/b
46 Amir Hamzah, S.Sos III/b Pengadministrasi Kepegawaian struktural dan non struktural
47 Sophia Agustini, S.STP., M.AK III/b Pengadministrasi Program dan Evlap pada subbag Keuangan dan program
48 Usman Adireja III/b Operator SIMDA pada subbag Keuangan dan program
49 Asep Suherman, S.Sos III/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbag umum pada Kepagawaian
50 Herni Hernawati, SE, Ak III/b Penyusun Dokumen / Pembukuan pada subbag Keuangan dan program
51 Lintang Kurniasari, S.IP III/b
52 Novan Ekaputra Sanfishdah, S.Si III/b Petugas SIMPEG pada subbid Perencanaan Kepegawaian dan Informasi Data
53 Yani Sri Kendarsari, S.Si III/b Petugas SIMPEG pada subbid Perencanaan Kepegawaian dan Informasi Data
54 Riri Pramuyastuti, SE III/b Petugas SIMPEG pada subbid Perencanaan Kepegawaian dan Informasi Data
55 Christina Martha Hehahia, S.STP., MAP
III/b Analis Pengembangan Karier Pegawai
56 Desy Noorafiati, S.IP III/b Analis Kompetensi
51
57 Agung Nugroho Widyohardjo, SH. III/b
58 Meifi Mirani, S.Psi III/b Analis Kompetensi59 Dawan Ferry Erlangga, S.AB III/b Pengadministrasi
Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
60 Salman Al Hadi, SE., ME III/b Analis Penempatan61 Dodi Gandana, SH III/b Pengadministrasi
Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
62 Irfan Nuryadin, ST. III/b Pengelola Hukuman Displin pada Subbid Perncanaan Kespeg
63 Rissa Rismawati, SE, Ak III/b Verifikator pada subbag keuangan dan program
64 Renata Dwia Pradipta, S.Sos., MM III/b
65 Tatang Hardi Susangka III/a Pengelola Kearsipan & Dokumentasi
66 Ruswandi III/a Penyiapan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Diklat
67 Iwan Setiawan, SE. III/a Pengelola Karis, Karsu, Karpeg pada subbag Perencanaan Kespeg
68 Deden Rukmana, SE III/a Pengelola Kearsipan & Dokumentasi pada subbag umum pada Kepagawaian
69 Ina Marlina, SE III/a Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
70 Itang Mubarok III/a Penyusun Jadwal Rencana Diklat, Calon Peserta Diklat & Penyediaan Widyaiwara
71 Amires Pahala, SE III/a Pulahta Pengembangan Karier Pegawai
72 Henny Purwanti, S.Pd III/a Analis Kebutuhan Diklat pada perencaan Diklat
73 Budi, SH III/a
74 Eti Budiastuti, SE III/a
75 Hj. Susi Iis Wasitasari II/d Pengadministrasi Umum pada subbid Mutasi
52
Pegawai Struktural dan Non Struktural
76 Widianti Kristanti Handayani, A.Md., SST
II/d Penyimpan dan pengurus barang pada subbag umum dan kepegawaian
77 Musani II/d Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
78 Lisda Sofiandini, A.Md II/d Pengadministrasi Umum dan Pengelola DP3
79 Deisy Wahyuni Permatawaty II/c Penyusun Evaluasi dan Pelaporan Diklat
80 Terrawayanna Margarana II/c Pengadministrasi umum dan pengelola Taspen pada subbid Perencanaan Kespeg
81 Dicky Fajar Maulana II/b Pengelola Izin Belajar, Tugas Belajar dan Peta Pendidikan
82 Achmad Taufik II/b Pulahta Pembuatan Daftar Gaji pada subbid Perencanaan Kespeg
83 Enok Ucu Resmana II/b Analis Kebutuhan Diklat pada subbid Perencanaan Diklat
84 Riska II/b Penguji Dokumen/SPP pada subbag umum pada Kepagawaian
85 Wulan Haryati II/b Administrasi Arsip dan Dokumentasi pada subbag umum pada Kepagawaian,
86 Endang Winaryo II/b Pengelola Surat pada subbag umum pada Kepagawaian
87 Agus Fatah II/b Pengadministrasi Umum pada subbag umum pada Kepagawaian
88 Iyus Sulaeman II/b Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Pegawai Struktural dan Non Struktural
89 Adi Ahmadyana II/b Pengumpul dan Penganalisa Data pada
53
subbid Pelaksanaan Diklat
90 Megan Gunadi II/b Pulahta Pembuatan Daftar Gaji pada subbid Perencanaan Kespeg
91 Tata Rasmita II/a Pengadministrasi Kepegawaian pada subbid Mutasi Fungsional
92 Sanni Iskandar II/a Pengendali dan Pengelola Pelaksanaan Diklat pada subbid Pelaksanaan Diklat
93 Ahmad Rosana, SST. II/a Penyusun Evaluasi dan Pelaporan Diklat pada subbid Pelaksanaan Diklat
94 Budi Nugraha II/a Penyusun Evaluasi dan Pelaporan Diklat pada subbid Pelaksanaan Diklat
95 Suhartini II/a Pengumpul dan Penganalisa Data pada subbid Pelaksanaan Diklat
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung 2014
6. Gambaran Umum Pengawasan dan Kinerja Pegawai
a. Gambaran umum pengawasan
Pencapaian tujuan dari suatu organisasi atau instansi dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung jelas membutuhkan
pegawai yang berdisiplin tinggi dalam melaksanakan semua kegiatan yang telah
54
ditentukan sesuai rencana. Pelaksanaan pengawasan di Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandung belum sepenuhnya baik karena berbagai hambatan yang
dihadapi, tetapi pada dasarnya mengarah pada dimens pengawasan. Gambaran
mengenai pelaksanaan pengawasan yang dilakukan di Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandung berdasarkan pada dimensi pengawasan, sebagai berikut :
1) Akurat, dalam hal keakuratan yang terdapat pada dimensi pengawasan,
pegawai Badan Kepegawai Daerah Kota Bandung sudah
menjalankannya dengan baik. Hal ini terlihat dalam pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung sudah telaten atau teliti dan
jarang melakukan kesalahan dalam melaksanakan pekerjaannya.
2) Tepat Waktu, tepat waktu mengacu kepada penyelesaian pekerjaan
yang pegawai kerjakan. Dalam hal ini tepat waktu yang terdapat di
dimensi pengawasan belum berjalan dengan baik di Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung, hal ini disebabkan selalu
terlambatnya informasi pekerjaan yang harus dikumpulkan,
disampaikan, dan dievaluasi.
3) Objektif dan Menyeluruh, pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sudah mengacu kedalam
dimensi pegawasan yaitu objektif dan menyeluruh. Hal ini terlihat
pada pimpinan yang sudah melakukan pengawasan terhadap
pegawainya secara objektif dan menyeluruh.
4) Terpusat pada titik-titik pegawasan stratejik, dalam hal ini pimpinan
sudah melakukan pengawasan sesuai dengan dimensi pengawasan
55
yaitu Terpusat Pada Titik-Titik Pengawasan Stratejik. Hal ini terlihat
pimpinan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sudah
melakukan pegawasan sesuai standar pengawasan dan pimpinan selalu
fokus pada bidang-bidang yang menyimpang atau bermasalah
5) Realistik secara ekonomis, dalam hal ini pengawasan harus
memerlukan biaya dan biaya tersebut harus tercukupi, selain itu
pengawasan harus harus memiliki kegunaan dan bermanfaat. Di Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung, Pimpinan sudah melaksanakan
pengawasan sesuai dengan dimensi pengawasan yaitu Realistik secara
ekonomis, hal ini terlihat pada pimpinan mengatur biaya pengawasan
agar tercukupi dan pimpinan juga mengatur pengawasan harus
mempunyai manfaat dan kegunaan dalam mengawasi kinerja pegawai.
6) Realistik secara organisasi, di Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandung pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan sudah sesuai
dengan dimensi pengawasan. Hal ini terlihat dimana pimpinan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung mengatur pengawasan agar cocok
dengan organisasi, selain itu pimpinan bisa mengatur sistem
pengawasan agar tetap harmonis.
7) Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, di Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandung, dimensi pengawasan tentang terkoordinasi
dengan aliran kerja organisasi sudah berjalan dengan baik. Hal ini
terlihat pimpinan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung mampu
mengkoordinasi pengawasan dengan baik dan informasi tentang
56
pengawasan selalu sampai kepada seluruh pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung.
8) Fleksibel, didalam pengawasan terdapat dimensi fleksibel yang
menyangkut dalam pengawasan harus fleksibel dan pengawasan harus
lebih tanggap terhadap kesalahan. Dalam hal ini pimpinan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung sudah menjalankan pengawasan
sesusai dengan dimensi pengawasan, hal ini terlihat pimpinan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung sudah menerapkan pengawasan
dengan fleksibel dan pengawasan tanggap terhadap kesalahan yang
terjadi.
9) Bersifat sebagai petunjuk dan operasional, didalam hal ini pengawasan
sudah mengacu pada dimensinya yaitu pengawasan bersifat sebagai
petuntuk dan operasional. Hal ini terlihat pada pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung
sudah mampu mendeteksi permasalahan yang terjadi dan pengawasan
yang dilakukan pimpinan Badan Kepemimpinan Pegawai Daerah Kota
Bandung sudah menunjukan tindakan koreksi pada kesalahan yang
dilakukan oleh pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung.
10) Diterima para anggota organisasi, di dimensi pengawasan ini, dimensi
pengawasan tentang pengawasan diterima para anggota organisasi
masih belum berjalan dengan baik. Dikarenakan para pegawai masih
belum menerima pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung, dikarenakan pimpinan selalu
57
memberikan perintah yang semena-mena terhadap para pegawai di
Badan Kepegawaian Daerah Kota Badandung. Hal ini mengakibatkan
kurang berjalan dengan baiknya dimensi pengawasan teradap kinerja
pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung.
b. Gambaran Umum Kinerja Pegawai
Dalam melaksanakan pekerjaan kinerja pegawai yang baik yang harus
dilakukan dengan telaah, teliti dan sungguh-sungguh agar menghasilkan pekerjaan
yang baik dan memuaskan. Karena kinerja pegawai akan mampu menghasilkan
pekerjaan yang sesuai dengan rencana yang telah direncanakan sehingga tujuan
organisasi bisa tercapai.
Peneliti akan mengemukakan gambaran disiplin kerja pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung, sebagai berikut :
1) Quality Of Work (kualitas kerja), dalam dimensi kinerja pegawai yaitu
quality of work(kualitas kerja) di Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandung masih belum berjalan dengan efisien. Dikarenakan kualitas
kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung masih
kurang memuaskan. Terliat dalam pengerjaannya masih ada yang
kurang tepat waktu pengerjaannya dan masih ada kesalahan-kelasahan
dalam pekerjaannya.
2) Promptness(ketepatan waktu), dalam hal ini ketepatan untuk
penyelesaiaan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung masih belum berjalan dengan
baik. Masih banyak pegawai yang mengerjakan pekerjaannya
58
melewati batas waktu yang ditentukan atau tidak tepat waktu, di
samping itu disiplin kerja pegawai juga masih kurang baik sehingga
pekerjaan tidak selesai tepat waktu.
3) Initiative(inisiatif), dalam hal dimensi kinerja yaitu inisiatif pegawai di
dalam pekerjaannya sudah terlihat baik, hal ini terlihat para pegawai
banyak memberikan masukan kepada pimpinan maupun pegawai lain.
4) Capability(kemampuan), dalam hal kemampuan, pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandung sudah terlihat baik, namun masih
ada yang melakukan kesalahan.
5) Communication(komunikasi), di Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandung dimensi kinerja tentang komunikasi sudah berjalan dengan
baik, terlihat antara komunikasi pimpinan dengan pegawai maupun
pegawai dengan pegawai berjalan dengan baik. Hal ini bisa bermanfaat
untuk proses pekerjaan dan mencapai tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya.
B. Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara peneliti dalam menganalisis data.
Menurut Sugiyono (2012:1) menjelaskan bahwa : Metode Penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
59
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
deskriptif analisis, Sugiyono (2012:147) yaitu metode yang disajikan untuk
mencari dan mengumpulkan data dan fakta yang diperoleh dari lapangan yang
disusun secara sistematis yang menggambarkan fakta pada waktu penelitian
berlangsung, kemudian data dan fakta yang didapat tersebut dianalisis sesuai
dengan teori yang ada sehingga dapat digunakan untuk menguji kebenaran.
2. Variable Penelitian dan Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012:31) menyatakan bahwa : operasionalisasi variable
adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sihingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan. Operasionalisasi variable diperlukan dalam menentukan jenis,
indikator, serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam suatu penelitian,
sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara
benar.
a. Variable Bebas / Independent (variable x)
Sugiyono (2012:33) mengemukakan bahwa, Variabel bebas adalah
variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variable terikat (dependen)”. Variable bebas dalam penelitian ini adalah
Pengawasan (X). untuk memperjelas dan mempertegas variable-variabel yang
diteliti, maka variable tersebut akan dioperasionalisasikan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Pengawasan (X)
VARIABEL KARAKTERISTIK INDIKATOR ITEM
60
1 2 3 4Pengawasan 1. Akurat
2. Tepat waktu
3. Objektif dan menyeluruh
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan stratejik
5. Realistik secara ekonomis
6. Realistik secara organisasional
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
a. Informasi yang diperoleh akurat/tepatb. Tindakan koreksi yang akurat tentang
pelaksanaan pekerjaan
a. Informasi harus dikumpulkan segerab. Informasi harus segera dievaluasi
a. Informasi mudah dipahamib. Informasi harus lengkap
a. Pengawasan harus fokus pada bidang yang menyimpang/bermasalah
b. Standar pengawasan harus selalu dilaksanakan
a. Biaya pengawasan rendah/cukupb. Pengawasan harus memiliki
kegunaan/bermanfaat
a. sistem pengawasan harus cocok dengan organisasi
b. sistem pengawasan harus harmonis
a. informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan baik
b. informasi pengawasan harus sampai pada seluruh pegawai
1 2
34
5 6
7
8
910
11
12
13
14
1 2 3 4
8. Fleksibel
9. Bersifat sebagai petunjuk
a. pengawasan harus fleksibelb. pengawasan harus lebih tanggap
terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi
a. pengawasan harus dapat
15
16
61
dan operasional
10. Diterima para anggota organisasi
mendeteksi permasalahan lebih awal
b. pengawasan harus menunjukan tindakan koreksi yang harus diambil
a. sistem pengawasan mampu mengarahkan pelaksanaan kerja pegawai
b. Sistem pengawasan harus mampu mengarahkan pegawai untuk dapat bertanggungjawab dalam bekerja
17
18
19
20
Hadoko, Manajemen Edisi (2013 : 371)
b. Sugiyono (2012:39) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi kerja (Y). untuk
memperjelas dan mempertegas variabel yang diteliti, maka variabel-variabel
tersebut akan dioperasionalisasikan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Kinerja (Y)
Variabel Dimensi Indikator No. Item
1 2 3 4
62
Kinerja Pegawai(Variabel Y)
1. Quality of Work(Kualitas Kerja)
2. Promptness(Ketepatan waktu)
3. Initiative (Inisiatif)
a. Ketelitian pegawai dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
b. Komitmen pegawai ter-hadap pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
a. Ketepatan waktu dalam pelaksanaan dan penye-lesaian pekerjaan
b. Ketepatan waktu dalam disiplin kerja
c. Ketentuan waktu penye-lesaian pekerjaan dalam pembuatan laporan
a. Kesanggupan untuk me-mecahkan masalah pe-kerjaan.
b. Intensitas dalam mem-berikan saran kepada sesama pegawai maupun kepada masyarakat yang membutuhkan saran.
c. Melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah
21
22
23
24
25
26
27
28
1 2 3 4
4. Capability (Kemampuan)
dari atasan.
a. Penguasaan bidang teknis pekerjaan
b. Kemampuan dalam me-laksanakan setiap pekerjaan
c. Kemampuan bekerja sama dengan sesama pegawai dalam menyelesaikan tugas
29
30
31
63
5. Communication (Komunikasi).
a. Komunikasi antara pimpinan dengan pegawai, maupun antara pegawai dengan pegawai
b. Komunikasi antara pe-gawai dengan masyara-kat yang dilayani
c. Penyampaian data dan informasi dengan jelas dan dapat dimengerti
32
33
34
Sumber : Mitchell (1978:343) yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001:51)
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam
melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-
angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan
dengan fokus penelitian yang diteliti, maka dalam penelitian ini digunakan dua
64
teknik pengumpulan data, terdiri dari penelitian kepustakaan dan penelitian
lapangan. Data Primer dikumpulkan berdasarkan dari studi/penelitian lapangan
berdasarkan tabel operasionalisasi variabel penelitian, sedangkan data sekunder
berdasarkan studi penelitian kepustakaan.
a. Penelitian Kepustakaan, Suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh data dengan melakukan penelusuran dan penelaahan
literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dengan
menggali dan memahami teori-teori dan konsep-konsep dasar yang
dikemukakan oleh para pakar dan referensi dari berbagai data sekunder
yang bersumber dari buku-buku, artikel, dokumen dan laporan yang
berupa jurnal atau hasil catatan penting lainnya tentang hal-hal yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
b. Penelitian Lapangan, Dengan melakukan penelitian langsung pada
objek yang sedang diteliti yaitu dengan teknik-teknik sebagai berikut :
1) Observasi Non Partisipan, Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung guna memperoleh
gambaran yang tepat mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi
serta upaya perbaikan yang diperlukan, dengan catatan peneliti tidak
ikut sertadalam proses kegiatan sehari-hari objek yang diteliti.
2) Wawancara, Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan metode tanya jawab secara langsung dengan Bapak
Drs. Erik Sumarna Selaku Kepala Sub Bagian Umum dan
65
Kepegawaian dan Bapak Endang Winaryo selaku pegawai pelaksana
dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dengan pedoman yang
telah disiapkan sebelumnya untuk mendapatkan informasi mengenai
budaya organisasi dengan kinerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kota Bandung.
3) Angket, Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menyebarkan angket yang didalamnya berisi sejumlah pernyataan
yang bersifat tertutup, artinya semua alternatif jawaban sudah
disediakan sebelumnya untuk mendapatkan informasi dengan
menggunakan skala ordinal yaitu dengan memberikan skor pada
pertanyaan positif. Guna angket ini adalah untuk mendapatkan
jawaban dan informasi sekitar masalah yang sedang diteliti pada
populasi penelitian.
4) Populasi, Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan jumlah
pegawai di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung yang
berjumlah 95 orang. Mengingat besarnya jumlah Pegawai Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung, dan keterbatasan
peneliti dari segi dana, daya, dan waktu, maka dalam penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak
stratifikasi (stratified random sampling). Sedangkan teknik
pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau
Slovin (Riduan dan Kuncoro, 2008:210), sebagai mana pada
halaman, berikut:
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi = 95 responden
d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Dimana :
ni = Jumlah sampel menurut stratum
n= Jumlah sampel seluruhnya
Ni= Jumlah populasi menurut stratum
66
n= NN . d ²+1
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai
beerikut :
n= NN . d 2+1
= 95(95 ) . 0,12+1
= 951,95
=48,71≈ 49 responden
Dari jumlah sampel 49 responden tersebut untuk untuk mempermudah
dalam penyebaran angket, maka ditentukan jumlah masing-masing
sampel menurut golongan secara proposinal menggunakan rumus dari
Taro Yamane atau Slovin (Riduan dan Kuncoro 2008:210), sebagai
berikut:
¿= ¿N
.n
Dengan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu pegawai
menurut golongan masing-masing, sebagai berikut :
a) Golongan IV = 10/95 x 49 = 5.15 ≈ 5 responden
b) Golongan III = 63/95 x 49 = 32,49 ≈ 33 responden
67
c) Golongan II = 22/95 x 49 = 11,34 ≈ 11 responden
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dibuatkan seperti pada
tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5
Jumlah Populasi Dan Sampel
No Golongan Populasi Sampel
1 IV 10 5
2 III 62 33
3 II 22 11
3. Teknik Analisis Data
1) Pengolahan Data
Kegiatan analisis data yang akan peneliti gunakan adalah
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena berkenaan
dengan pengujian hipotesis, dan teknik statistik apa (rumus analisis
data dan uji hipotesis) yang akan digunakan.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan
instrumen penelitian berbentuk angket. Hasil jawaban-jawaban
angket yang telah disebarkan kepada responden, merupakan data
yang kemudian diolah menjadi informasi. Proses pengolahan data
68
melalui fase editing yaitu mengumpulkan, memeriksa data dari hasil
wawancara dan angket.
Langkah selanjutnya adalah memberi kode atau disebut pola
coding, dengan menetapkan skor/bobot nilai pada hasil jawaban
angket dan langkah terakhir untuk memudahkan proses pengolahan
data dilakukan dengan menyusun data dalam bentuk tabel (tabulasi
data), berupa daftar skor jawaban angket dari setiap variabel, yang
terdiri dari nomor urut responden, butir item (pernyataan) dan total
skor total item dari setiap responden. Jawaban yang paling
mendukung (pernyataan positif) diberi skor paling tinggi.
Skala pengukuran untuk kedua variabel tersebut menggunakan
skala ordinal dengan teknik Likert. Untuk lebih jelasnya, kita akan
melihat skor dari setiap alternatif jawaban, yaitu seperti pada tabel
3.6 berikut :
Tabel 3.6
Skor Jawaban Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan SKOR
SS (Sangat Setuju) 5
S (Setuju) 4
TP (Tanpa Pendapat) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1
69
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel, adapun untuk
mengukur validitas dan reliabilitas instrumen adalah, sebagai berikut
:
1) Uji Validitas
Menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga
korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara
keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat
ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor
butir. Menghitung validitas alat ukur digunakan rumus
Pearson Product Moment, sebagaimana pada halaman
berikut :
rhitung=n (∑ X i Y i )−( ∑ X i ) .(∑Y i)
√{n . ∑ X i2−(∑ X i ¿
2 }. {n .∑Y i2−¿¿¿
Dimana :
rhitung : Koefisien korelasi
∑ X i : Jumlah skor item
∑Y i : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah responden
Perhitungan selanjutnya dengan Uji-t dengan rumus :
70
t hitung=r √n−2√1−r2
Dimana :
t : Nilai t hitung
r : Koefisien korelasi hasil r hitung
n : Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan
(dk = n -2). Kaidah keputusan : Jika t hitung> t tabel berarti
valid sebaliknya, t hitung< t tabel berarti tidak valid. Jika
instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran
mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :
2) Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
3) Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
4) Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
5) Antara 0,200 – 0,399 : rendah
6) Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).
2) Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat
diandalkan. Hasil penelitian yang reliabel merupakan hasil
penelitian yang terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda. Reliabilitas yang baik menunjukkan tingkat
keterandalan tertentu, karena dalam penelitian ini
71
menggunakan sistem pengskalaan dengan menggunakan
metode Likert, maka rumus yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas adalah teknik Alpha Croanbanch,
yaitu :
Kriteria pengambilan keputusan untuk reliabilitas dicari
dengan menggunakan rumus:
t= r √n−2√1−r2
thitung>ttabel maka instrumen dikatakan reliabel.
T hitung ≤ ttabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang
digunakan disini adalah dengan menggunakan Koefisien
Reliabilitas Alpha. Bila koefisien reliabilitas telah dihitung,
maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan
kriteria Guilford, seperti pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Pedoman Interpretasi Reliabilitas
Interval Reliabilitas Klasifikasi
Dimana:
K : Jumlah item
Σsi2 : Jumlah varians setiap
item pertanyaan
Σst2 : Varians skor total
72
Kurang dari 0,20
0,20 ≤ 0,40
0,40 ≤ 0,70
0,70 ≤ 0,90
0,90 ≤ 1,00
1,00
Hubungan sangat kecil
Hubungan yang kecil (tidak erat)
Hubungan yang cukup erat
Hubungan yang erat (Reliabel)
Hubungan sangat erat
Hubungan yang sempurna
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008 : 223)
3) Koefisien Regesi Linier Sederhana
Persamaan ini digunakan untuk memperjelas pengaruh antara
dua variabel yaitu pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja,
menurut Sugiyono (2012:270) mengemukakan bahwa Regresi
sederhana pada hubungan fungsional maupun satu variabel
independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum
Regresi Linier Sederhana adalah :
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
A = Harga y bils X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarka
Y = a+bX
73
pada variabel independen. Bila b(+) maka naik dan bila b(-)
maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu. Harga dari a dan b dicari dengan menggunakan rumus
menurut Husain Umar (2003:114) sebagai berikut :
a=(∑ yi ) (∑ xi2)−(∑ xi )(∑ xiyi)
n∑ xi2−(∑ xi )2
b=n∑ xiyi−(∑ xi ) (∑ yi )
n∑ xi− (∑ xi )2
4) Koefisien Korelasi Rank Spearman
Analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk
pengolahan data adalah dengan menggunakan analisis korelasi
Rank Spearman untuk menguji validitas data, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
rs=∑ ¿
i=1
nR ( xi ) R ( yi )−n[n+1
2 ]2
√¿¿¿¿¿¿
(Conover, 1980)
Keterangan:
74
rs : Koefisien korelasi Rank Spearman
R (Xi) : Rank pada X untuk data ke- i
R (Yi) : Rank pada Y untuk data ke- i
N : Banyaknya sampel
Realibilitas menunjukan pada pengertian bahwa suatu
instrument cukup dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang
baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan pada responden
untuk memilih jawaban tertentu.
Menurut Nurgiyantoro (2002:329), untuk mengukur
atau menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian digunakan
“metode alpha cronbach” dengan rumus:
r= kk−1 [1−∑ σi2
σ2 ]
Dimana :
r : koefisien reliabilitas yang dicari
k : jumlah butir pertanyaan (Soal)
σi2: Varians butir – butir pertanyaan (Soal)
σ 2: Varians skor tes
Variansi butir itu sendiri dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
75
σi2=∑ Χi2−
(∑ Χi)2
NN
σi2: Varian butir pertanyaan ke-n (misalnya ke-1, ke-2,
dan seterusnya)
∑ Xi : Jumlah skor jawaban subjek untuk butir
pertanyaan
ke-n
Berdasarkan rumus diatas, seluruh variable reliable bila
harga indek reabilitas yang diperoleh paling tidak mencapai 0,6
sedangkan untuk tes–tes standar atau yang distandarkan, harga
indek reliabilitas paling tidak harus mencapai 0,85 atau bahkan
0,90.
Peningkatan atau penurunan variabel dependen yang
didasarkan hubungan nilai variabel independent. Bila b (+) maka
naik, bila (-) maka terjadi penurunan.
X : Subjek variabel independent yang mempunyai nilai
tertentu.
5) Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh diantara kedua variabel, yaitu seberapa
besar pengaruh variabel bebas (Pengawasan) terhadap variabel
76
terikat (Kinerja) digunakan rumus koefisien determinasi
sebagai berikut :
KD ( Koefisien Determinan ) : Kd = rs2
x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi
rs² = Koefisien Kolerai
Tabel 3.8
Keterangan Kriteria Interprestasi Koefisien Determinasi
No Interval koefisien Tingkat hubungan
1. 0-14 Rendah atau lemah sekali
2. 5-16 Rendah atau lemah
3. 17-48 Cukup kuat
4. 49-81 Tinggi atau kuat
5. 82-100 Sangat tinggi dan sangat kuat
Sumber:Sitepu ( 1995: 18 )
a) Signifikan yaitu data yang mempunyai makna, maksudnya
dalam satu item hasil perhitungan korelasi antar nilai item
dengan totalnya menunjukan koefisien korelasi yang
77
signifikan, artinya hasil perhitungan mempunyai makna
atau arti penting
b) Titik krisis digunakan untuk pengertian batasan antara
signifikan dengan non signifikan data hasil analisis yang
telah dihitungAlpha α yaitu derajat kepercayaan α = 0,05
mempunyai arti bahwa tingkat kepercayaan adalah 95% dan
apabila terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam analisis
dapat diberikan toleransi hanya sampai 5% dan dalam ilmu
sosial pada umumnya mempergunakan α = 0,05
c) ρ = lambang dari korelasi, sebagai simbol untuk
mengetahui eratnya hubungan antara dua variable yaitu
variable bebas (X) dan variabel terikat (Y).
d) Setelah melakukan pengujian hipotesis dan jika hasilnya
signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan
kedua variabel dapat digunakan kriteria Guilford (Sumiati,
2006:54) seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
C. Lokasi dan Lamanya Penelitian
1. Lokasi Penelitian
78
Lokasi penelitian di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandung
yang beralamat di Jalan Wastukencana Nomor 2, Bandung, Jawa Barat.
2. Lamanya Penelitian
Pelaksanaan penelitian mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap
laporan akhir diperkirakan enam bulan terhitung mulai bulan Februari
2015 sampai dengan bulan Agustus 2015.