1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai merah besar (Capsicum annum L.) merupakan komoditas
sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang
membutuhkan bahan baku cabai.
Cabai merah memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini
dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90% dari
kandungan cabai merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat
menjadi penyebab kerusakan cabai pada saat musim panen raya. Hal ini
dikarenakan hasil panen yang melimpah sedangkan proses pengeringan tidak
dapat berlangsung secara serentak, sehingga menyebabkan kadar air dalam
cabai masih dalam keadaan besar, sehingga menyebabkan pembusukan.
Beberapa upaya penyelamatan hasil pertanian adalah dengan
melakukan pengeringan. Prinsip pengeringan cabai adalah menguapkan air
karena ada perbedaan kandungan uap air diantara udara dan bahan yang
dikeringkan. Udara panas mempunyai kandungan uap air yang lebih kecil dari
pada bahan sehingga dapat mengurangi uap air dari bahan yang dikeringkan.
Salah satu faktor yang dapat mempercepat proses pengeringan adalah
udara yang mengalir. Dengan adanya aliran udara maka udara yang sudah
jenuh dapat diganti oleh udara kering sehingga proses pengeringan dapat
berjalan secara terus menerus (Anonima, 2011).
2
Pengeringan cabai dilakukan sebagai alternatif untuk menanggulangi
produk cabai yang berlebihan, terutama saat panen raya. Dengan pengeringan,
cabai dapat disimpan lebih lama sehingga penjualan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pasar. Dalam proses pengeringan cabai dikenal dua metode
pengeringan yaitu penjemuran dan pengeringan mekanis dengan
menggunakan alat pengering. Walaupun demikian, penjemuran tidak dapat
diandalkan karena sangat tergantung pada kondisi cuaca.
Proses pengeringan mekanis dengan menggunakan alat pengering
mekanis yang tidak sesuai dengan karakteristik dari cabai yang dikeringkan
mengakibatkan terjadinya kerusakan cabai, sehingga dapat mengurangi mutu
dari cabai yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model
pengeringan sebagai dasar dalam perancangan sebuah alat pengering.
Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu diadakan penelitian untuk
mendapatkan sebuah model pengeringan yang mampu mempresentase
perilaku cabai selama pengeringan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan model pengeringan
lapisan tipis yang sesuai dengan karakteristik cabai merah besar varietas
tombak.
Kegunaan dari penelitian ini adalah menjadi dasar permodelan
pengeringan cabai merah besar varietas tombak.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasca Panen Cabai
Tanaman Cabai Merah adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas
yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabai memiliki
banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C (Prayudi, 2010).
Umumnya buah cabai merah dipetik apabila telah masak penuh, ciri-
cirinya seluruh bagian buah berwarna merah. Di dataran rendah masa panen
pertama adalah pada umur 75 – 80 hari setelah tanam dengan interval waktu
panen 2 – 3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambat yaitu pada tanaman
berumur 90 – 100 hari setelah tanam dengan interval panen 3- 5 hari. Secara
umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5 – 2 bulan.
Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke 30 yang dapat
menghasilkan 1 – 1,5 ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang dipanen
tepat masak dan tidak segera dipasarkan akan terus melakukan proses
pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena
itu hasil produksi cabai merah sebaiknya ditempatkan pada ruang yang sejuk,
terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab
(Anonimb, 2011).
Cabai merah besar merupakan salah satu jenis sayuran yang
mempunyai kadar air yang cukup tinggi pada saat panen. Selain masih
mengalami proses respirasi, cabai merah akan mengalami proses kelayuan.
Sifat fisiologis ini menyebabkan cabai merah memiliki tingkat kerusakan yang
dapat mencapai 40%. Daya tahan cabai merah segar yang rendah ini
4
menyebabkan harga cabai merah di pasaran sangat berfluktuasi. Alternatif
teknologi penanganan pascapanen yang tepat dapat menyelamatkan serta
meningkatkan nilai tambah produk cabai merah (Prayudi, 2010).
Tabel 1. Kualitas cabai merah besar segar berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI 01-4480-1998)
No Jenis Uji Persyaratan
Mutu I Mutu II Mutu III
1. Keseragaman warna Merah>
95%
Merah≥
95%
Merah≥
95%
2. Keseragaman Seragam
(98%)
Seragam
(96%)
Seragam
(95%)
3. Bentuk 98 Normal 96 Normal 95 Normal
4. Keragaman ukuran:
a. Cabai merah besar segar
- Panjang buah
- Garis tengah pangkal
b. Cabai merah keriting
- Panjang buah
- Garis tengah pangkal
12-14 cm
1,5-1,7 cm
>12-17 cm
>1,3-1,5 cm
9-10 cm
1,3-1,5 cm
>10-12 cm
>1,0-1,3 cm
<9 cm
<3 cm
<10 cm
<1,0 cm
5. Kadar kotoran 1 2 5
6. Tingkat kerusakan dan busuk
a. Cabai merah besar
b. Cabai merah keriting
0
0
1
1
2
2
Sumber: Departemen Pertanian, Standar Mutu Indonesia SNI 01-4480-1998
Cabai dipanen pada saat buah memiliki bobot maksimal, bentuknya
padat, dan warnanya tepat merah menyala (untuk cabai merah) dengan sedikit
garis hitam (90% masak). Umur panen cabai pada dasarnya ditentukan oleh
tiga hal, yaitu varietas, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang
digunakan (Anonimc,2011).
5
Berdasarkan Anonimc (2011) cara panen cabai adalah sebagai berikut:
• Cabai dipetik dengan menyertakan tangkai buahnya. Cabai yang dipanen
tanpa menyertakan tangkainya akan lebih cepat busuk bila disimpan dan
mengurangi bobot hasil panen.
• Pemanenan biasanya dilakukan sekaligus antara cabai yang masak penuh
dengan cabai yang 80-90% masak dalam satu wadah.
• Cabai yang terserang penyakit harus ditempatkan dalam wadah tersendiri
sehingga pada saat panen diperlukan dua wadah. Buah yang rusak/sakit ini
harus dipanen. Jika tidak dipanen maka akan menular ke cabai yang lain.
• Waktu panen yang baik pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan
optimal sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam harinya
dan belum banyak mengalami penguapan.
Sifat khas cabai merah adalah tidak dapat disimpan lama, karena
kandungan airnya cukup tinggi. Selain itu, pada saat panen raya dan harga
rendah sangat diperlukan penanganan yang dapat mempertahankan nilai
ekonomis dari komoditas tersebut (Anonimc, 2011).
2.2 Varietas Cabai
Varietas cabai hibrida maupun non hibrida yang telah dilepas di
Indonesia sudah banyak. Menurut Prayudi (2010), berikut beberapa varietas
cabai hibrida dan non hibrida dengan ciri potensi yang dihasilkan
a. Cabai Merah Teropong “Inko hot”
Cabai ini merupakan varietas hibrida yang mempunyai penampilan
buah menarik, besar dan lurus dengan kulit buah agak tebal. Varietas ini
dapat dipanen pada umur 85 hst. Diameter buah ±2,1 cm dan panjang buah
6
±11 cm. Varietas ini mempunyai tinggi tanaman 55cm, dapat ditanam di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Hasil panen enam kali petik, dapat
mencapai 31,85 kg, sehingga per batang menghasilkan 0.91 kg.
b. Cabai Merah Varietas Premium
Cabai ini merupakan varietas hibrida. Tinggi tanaman ±110 cm,
umur mulai berbungan ±32 hst. Umur mulai panen ± 95 hst, ukuran buah
panjang ±13 cm, berat per buah ± 13 g, rasa pedas. Beradaptasi dengan
baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 200 – 500 m.
c. Cabai Merah Varietas Tombak
Karakteristik cabai merah besar varietas tombak yaitu warna buah
muda, hijau mengkilat, warna buah masak merah mengkilat, permukaan
buah licin, daya simpan lebih tahan, Panjang buah ±15 cm, diameter buah
±1,7 cm dan berat per buah ±13 g.
d. Cabai Merah Varietas Hot Beauty
Cabai ini merupakan varietas hibrida dengan tinggi tanaman 87-
95cm, umur mulai berbungan 44-50 hst, umur mulai panen 87-90 hst.
Ukuran Buah:panjang 11,5-14,1 cm, diameter 0.78-0.85 cm, permukaan
kulit halus, berat perbuah 17-18 g. Beradaptasi dengan baik di dataran
rendah-sedang.
2.3 Konsep Dasar Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air dari suatu bahan pertanian
menuju kadar air kesetimbangan dengan udara sekeliling atau pada tingkat
kadar air dimana mutu bahan pertanian dapat dicegah dari serangan jamur,
7
enzim aktifitas serangga (Hederson and Perry, 1976). Sedangkan menurut
Hall (1957) dan Brooker et. al. (1981), proses pengeringan adalah proses
pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat
memperlambat laju kerusakan bahan pertanian akibat aktivitas biologis dan
kimia sebelum bahan diolah atau dimanfaatkan.
Pengeringan merupakan salah satu cara dalam teknologi pangan yang
dilakukan dengan tujuan pengawetan. Manfaat lain dari pengeringan adalah
memperkecil volume dan berat bahan dibanding kondisi awal sebelum
pengeringan. Sehingga, akan menghemat ruang (Rahman dan Yuyun, 2005).
Pengeringan produk atau hasil pertanian dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan aliran udara
serta kadar air. Ukuran bahan juga mempengaruhi cepat lambatnya
pengeringan. Selain itu jenis alat pengering juga mempengaruhi proses
pengeringan (Taib, dkk., 1988)
Taib, dkk. (1988), menyatakan bahwa semakin besar perbedaan suhu
antara media pemanas (suhu udara pengering) dengan bahan yang
dikeringkan, semakin cepat pula perpindahan panas ke dalam bahan sehingga
penguapan air dari bahan yang dikeringkan akan lebih banyak dan cepat. Suhu
pengeringan bervariasi untuk setiap bahan yang dikeringkan.
Kelembaban udara (RH) juga mempengaruhi proses pengeringan.
Kelembaban udara berbanding lurus dengan waktu pengeringan. Semakin
tinggi kelembaban udara maka proses pengeringan (waktu pengeringan) akan
berlangsung lebih lama (Broker, dkk.,1981). Muchtadi (1989) menambahkan,
apabila bahan pangan dikeringkan dengan menggunakan udara sebagai
medium pengering, maka semakin panas udara tersebut semakin cepat
8
pengeringannya. Berbeda dengan RH, kecepatan aliran udara berbanding
terbalik dengan waktu pengeringan. Semakin tinggi kecepatan aliran udara,
proses pengeringan akan berjalan lebih cepat.
Faktor lain yaitu kadar air bahan yang dikeringkan, Taib, dkk. (1988)
menyatakan bahwa pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan
untuk menghambat perkembangan organisme pembusuk. Kadar air suatu
bahan berpengaruh terhadap banyaknya iar yang diuapkan dan lamanya proses
pengeringan. Heldman and Singh (1981) menyatakan, kadar air bahan pangan
dapat dinyatakan sebagai kadar air basis kering dan kadar air basis basah.
Kadar air basis kering adalah perbandingan berat air dalam bahan dengan
berat bahan keringnya. Kadar air basis basah adalah perbandingan berat air
dalam bahan dengan berat bahan total.
Tabel 2. Standar Mutu Cabai Kering (SNI 01-3389-1994).
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
Mutu I Mutu II
1. Bau dan rasa Khas Khas
2. Berjamur dan
Berserangga(b/b)
% Tidak ada Maks 3
3. Excreta Mg/kg Maks 2 Maks 3
4. Kadar air (%) % Maks 11 Maks 11
5. Benda asing (b/b) % Maks I Maks 3
6. Buah cacat (b/b) % Maks 5 Maks 5
Sumber : Standar Nasional Indonesia, 1994.
Bila bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau diiris-
iris maka proses pengeringan akan berlangsung lebih cepat. Hal ini
dikarenakan pengirisan atau pemotongan akan memperluas permukaan bahan
sehingga akan lebih banyak permukaan bahan yang berhubungan dengan
udara panas dan mengurangi jarak gerak panas untuk sampai ke bahan yang
dikeringkan (Muchtadi, 1989).
9
Pengeringan cabai merah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami banyak
dipraktekkan oleh petani, yang dilkaukan dengan penyinaran matahari secara
langsung (penjemuran). Sementara pengeringan buatan merupakan cara
pengeringan dengan menggunakan alat yang memanfaatkan sumber panas
sinar matahari (energi surya), kompor minyak, ataupun tenaga listrik. Alat
pengering yang menggunakan sumber tenaga listrik biasanya berupa oven
(Rahman dan Yuyun, 2005).
2.4 Kadar Air
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah kadar
air, pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan untuk
menghambat perkembangan organisme pembusuk. Kadar air suatu bahan
berpengaruh terhadap banyaknya air yang diuapkan dan lamanya proses
pengeringan (Taib, dkk., 1988).
Kadar air suatu bahan merupakan banyaknya kandungan air persatuan
bobot bahan yang dinyatakan dalam persen basis basah (wet basis) atau dalam
persen basis kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas
maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air basis kering lebih
100%. Kadar air basis basah (b,b) adalah perbandingan antara berat air yang
ada dalam bahan dengan berat total bahan.
Kadar air basis basah dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
....................... (1)
10
Keterangan:
M = Kadar air basis basah (% bb)
Wm = Berat air dalam bahan (g)
Wd = Berat bahan kering (g)
Wt = Berat total (g)
kadar air basis kering (b,k) adalah perbandingan antara berat air yang
ada dalam bahan dengan berat padatan yang ada dalam bahan. Kadar air berat
kering dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
....................... (2)
Keterangan:
M = Kadar air basis kering (% bk)
Wm = Berat air dalam bahan (g)
Wd = Berat bahan kering (g)
Wt = Berat total (g)
Kadar air basis kering adalah berat bahan setelah mengalami
pengeringan dalam waktu tertentu sehingga beratnya konstan. Pada proses
pengeringan, air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya
diuapkan meskipun demikian hasil yang diperoleh disebut juga sebagai berat
bahan kering (Anonime, 2011)
2.5 Model Pengeringan Lapisan Tipis
Menurut Hederson and Perry (1976), pengeringan lapisan tipis adalah
pengeringan dimana seluruh bahan dalam lapisan tersebut dapat menerima
langsung aliran udara pengering yang melewatinya dengan kelembaban relatif
dan suhu konstan.
11
Pada proses pengeringan cabai merah metode yang digunakan adalah
pengeringan lapisan tipis dimana seluruh permukaan bahan menerima
langsung panas yang berasal dari udara pengering. Perubahan kadar air bahan
selama pengeringan dapat diduga dengan menggunakan model matematik
semi teoritis dan empiris untuk menyederhanakan penyelesaian persamaan
difusi pada pengeringan (Hederson and Perry, 1976).
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama-tama
panas harus ditransfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah
terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui
dstruktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran
fluida di mana cairan harus ditransfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung. Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air
dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya lepas
dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan
tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan
(Anonime, 2011)
Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengering makin cepat
pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengering,
makin besar energi panas yang dibawa udara sehingga makin banyak jumlah
massa cairan yang diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika
kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap
air yang dipindahkan dari bahan atmosfir. Kelembaban udara berpengaruh
12
terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi perbedaan
tekanan uap air di dalam dan di luar bahan kecil, sehingga pemindahan uap air
dan bahan ke luar menjadi terhambat (Anonime, 2011).
Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari
tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol.
Sebagai sumber tnaga untuk mengeluarkan udara dapat digunakan motor
bakar atau motor listrik. Sumbr energi yang dapat digunakan pada unit
pemanas adalah gas, minyak bumi, batubara dan elemen pemanas listrik
(Anonime, 2011)
Pengeringan lapisan tipis dimasudkan untuk mengeringkan produk
sehingga pergerakan udara dapat melalui seluruh permukaan yang dikeringkan
yang menghasilkan terjadinya penurunan kadar air dalam pross pengeringan.
Pengeringan lapisan tipis merupakan suatu pengeringan yang dilakukan
dimana bahan dihamparkan dengan ketebalan satu tipis (satu)
(Sodha, dkk., 1987).
Pengeringan lapisan tipis adalah pengeringan oleh udara dengan suhu
dan kelembaban tetap dan dapat menembus seluruh bahan yang dikeringkan.
Pada pengeringan lapisan tipis bidang pengeringan lebih besar dan ketebalan
bahan dikurangi sehingga pengeringan berlangsung serentak dan merata ke
seluruh bahan (Henderson, et.al., 1976).
Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari
tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol.
Sebagai sumber tenaga untuk mengeluarkan udara dapat digunakan motor
13
bakar atau motor listrik. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit
pemanas adalah gas, minyak bumi, batubara dan elemen pemanas listrik
(Anonime, 2011).
Beberapa model teoritis yang sering digunakan dalam pengeringan
lapisan tipis hasil-hasil pertanian, antara lain:
No Nama Model Model Matematika
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Newton
Page
Modified page
Hederson and Pabis
Logarithmic
Two term
Two term exponential
Wang and Singh
Approximation of diffusion
Verma et al.
Modified Hederson and
Pabis
Hii et al.
Midilli et al.
\
Keterangan:
t = interval waktu pengeringan
a,k,n,c,b,g,h = konstanta
Sumber: Meisami, 2010.
Pengeringan lapisan tipis dimasudkan untuk mengeringkan produk
sehingga pergerakan udara dapat melalui seluruh permukaan yang dikeringkan
yang menghasilkan terjadinya penurunan kadar air dalam proses
14
pengeringan. Pengeringan lapisan tipis merupakan suatu pengeringan yang
dilakukan dimana bahan dihamparkan dengan ketebalan satu tipis (satu)
(Sodha, et.al., 1987).
Pengeringan lapisan tipis adalah pengeringan oleh udara dengan suhu
dan kelembaban tetap dan dapat menembus seluruh bahan yang dikeringkan.
Pada pengeringan lapisan tipis bidang pengeringan lebih besar dan ketebalan
bahan dikurangi sehingga pengeringan berlangsung serentak dan merata ke
seluruh bahan (Henderson, et.al., 1976).
Pengeringan lapisan tipis mempunyai beberapa kelebihan yaitu
penanganan kadar air dapat dilakukan sampai minimum, biji dengan kadar air
maksimum dapat dipanen dan periode pengeringan dapat lebih pendek untuk
kadar air yang sama (Brooker, 1974).
2.6 Model Matematika
Beberapa model model teoritis yang sering digunakan dalam
pengeringan lapisan tipis hasil-hasil pertanian antara lain:
1. Newton
…..…..… (3)
Model Newton sering digunakan oleh para peneliti dalam
pengeringan dan menghitung tingkat kehilangan air pada suatu bahan
dengan medium yang mempunyai suhu yang konstan. Model Newton
digunakan untuk pengeringan pada gandum, kulit jagung, kacang mente
dan biji-bijian semacam kenari dan kakao. Pada kurva pengeringan,
Sebuah model akan memberikan gambaran yang jelas pada tahap awal
pengeringan namun mengabaikan tahap selanjutnya (Brooker dkk,1974).
15
2. Henderson and Pabis
………… (4)
Model Henderson and Pabis adalah sebuah bentuk penyelesaian
pada hukum Fick‟s II . Model Henderson and Pabis dahulu digunakan
untuk model pengeringan pada jagung, gandum, beras kasar, kacang
tanah, dan jamur. Pada pengeringan jagung terdapat sebuah kelemahan
yaitu pada pengeringan jam pertama dan jam kedua yang disebabkan
perbedaan perubahan tingkatan suhu antara biji dan udara (Murat, 2009).
3. Page Model
…………… (5)
Page model merupakan modifikasi dari model Newton. Model ini
bertujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan pada model newton.
Page model telah menghasilkan prediksi yang baik pada pengeringan biji
beras dan padi kasar, kacang kedelai, buncis putih, kulit, jagung, dan
biji bunga matahari (Murat, 2009).
16
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2011 di
Laboratorium Processing Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengering tray
dryer model EH-TD-300 Eunha Fluid Science, desikator, timbangan digital
(ketelitian 0.1 g), kertas label, plastik kedap udara, hygrometer, anemometer,
kamera digital dan thermometer.
Bahan yang digunakan adalah cabai merah besar varietas Tombak yang
diperoleh dari Lingkungan Tamallaeng, Kelurahan Tamallaeng, Kecamatan
Bontonompo, Kabupaten Gowa. Cabai varietas Tombak merupakan cabai
ukuran besar yang panjangnya dapat mencapai 13-16 cm dengan berat rata-
rata sekitar 11.5g-14.7g per buah. Warna cabai pada saat matang adalah
merah.
3.3 Parameter Observasi
a. Berat Bahan (g), dihitung dengan timbangan digital (ketelitian 0.1 g).
b. Suhu pengeringan (oC), diukur dengan menggunakan thermometer.
c. Kecepatan udara pengeringan (m/s), diukur dengan menggunakan
anemometer.
d. Kelembaban udara pengeringan (oC), diukur dengan menggunakan
hygrometer yang terdiri dari thermometer bola basah dan thermometer
bola kering.
17
3.4 Prosedur Penelitian
a. Persiapan Bahan
Persiapan bahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan cabai merah besar sebanyak 2 (dua) kg
2. Melakukan penyortiran pada cabai merah besar
3. Sampel dibagi menjadi dua bagian, satu bagian dibelah dan
dibersihkan dari bijinya, serta satu bagian yang lain dalam bentuk utuh.
4. Sampel dicelupkan ke air hangat (sekitar 60oC) selama 10 menit.
Praktek ini umum digunakan pada proses pengolahan cabai untuk
mempertahankan warna cabai.
b. Proses Pengeringan
Penelitian ini menggunakan satu level suhu pada tiga level
kecepatan udara. Suhu pengeringan ditetapkan sekitar 47oC dan kecepatan
udara masing-masing sebesar 1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s. Proses
pengeringannnya dilakukan seperti berikut ini dan flow-chartnya disajikan
pada Gambar 1.
1. Menyiapkan sampel (utuh dan terbelah)
2. Menimbang berat total masing-masing sampel cabai yang digunakan
untuk dikeringkan adalah ±90 gram utnuk sampel utuh dan ±60 gram
untuk sampel belah. Berat sampel ini dicatat sebagai berat awal.
3. Menghamparkan cabai di atas wadah kawat kasa. Masing-masing jenis
sampel menggunakan dua wadah ukuran 20 x10 cm2.
4. Menyiapkan alat pengering dan mengatur suhu pengeringannya
sehingga stabil pada sekitar 47oC.
18
5. Mengatur kecepatan udara pengeringan sesuai dengan level kecepatan
yang ditetapkan pada penelitian ini (1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s).
6. Kawat kasa yang berisi sampel cabai utuh dan belah dimasukkan ke
ruang pengeringan alat pengering.
7. Sampel dikeluarkan dari alat pengeringan dan ditimbang setiap selang
waktu 1 (satu) jam. Pengeringan dihentikan pada saat berat sampel
konstan selama sekitar 5 (lima) jam pengeringan. Untuk
menghindarkan beban yang berlebihan pada alat, pengeringan
dihentikan pada setiap interval pengeringan 8 (delapan) jam. Selama
penghentian pengeringan, sampel dimasukkan ke dalam plastik kedap
udara kemudian disimpan di dalam desikator agar tidak terjadi
pertukaran udara antara sampel dan lingkungannya.
8. Setelah berat sampel konstan selama sekitar 5 (lima) jam, pengeringan
dihentikan dan sampel tersebut dioven selama 72 jam pada suhu 115oC
untuk mendapatkan berat kering sampel.
c. Pengolahan data
Setelah berat kering sampel (setelah di oven) diperoleh, maka KA
bb (kadar air basis basah) dan KA bk (kadar air basis kering pada setiap
lama pengeringan dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 untuk KA
bb dan Persamaan 2 untuk KA bk dan ditabelkan.
Penelitian ini menggunakan satu level suhu pengeringan pada tiga
level kecepatan udara serta dua jenis sampel (cabai utuh dan cabai belah)
dan masing-masing jenis sampel terdiri atas dua sub-sampel, maka total
data yang diperoleh adalah 12 data-set. Tujuan penggunaan dua sub-
sampel adalah untuk meningkatkan akurasi pengukuran kadar air sampel
19
melalui penggunaan nilai rata-rata, maka total data set yang diolah untuk
penentuan model pengeringan adalah 6 buah, masing-masing 3 buah untuk
setiap jenis sampel (cabai utuh dan cabai belah). Keenam data-set ini
disusun ke dalam data-set KA bk yang kemudian dikonversi ke MR.
Dengan demikian, data-set MR juga sebanyak 6 buah. Dimana, untuk
mencari MR (moisture ratio) digunakan rumus:
.................. (6)
Keterangan:
MR : Moisture Ratio
Mo : Kadar air awal (% bk)
Me : Kadar air yang diperoleh setelah berat bahan konstan (%bk)
Mt :Kadar air pada saat t (% bk)
Setiap data-set MR diuji kesesuaiannya dengan tiga jenis model
pengeringan lapisan tipis, yakni model Newton, model Henderson and Pabis, dan
model Page. Untuk memudahkan proses pengujian, ketiga model ini
ditransformasi kedalam bentuk linear, kemudian rangkaian langkah-langkah
berikut dilakukan:
1. Menginput data waktu pengeringan dan nilai MR kedalam program
Excel.
2. Membuat gambar yang menghubungkan antara Ln MR dan t untuk
model Newton dan model Henderson and Pabis, serta Ln (-Ln MR)
dan Ln t untuk model Page.
20
3. Menambahkan trendline pada Excel yang akan memberikan bentuk
persamaan linear, termasuk nilai konstanta, dan nilai R2 untuk masing-
masing model.
4. Memilih model nilai R2 tertinggi sebagai model terbaik yang akan
merepresentasikan perilaku pengeringan lapisan tipis cabai utuh dan
cabai belah, varietas Tombak.
21
Gambar 1. Bagan alir proses pengeringan cabai merah dengan
pengeringan mekanis
Cabai Merah varietas Wibawa
Penyiapan sampel sekitar 400 g
Sampel dibagi dua, satu bagian dibelah
Sortasi
Pencucian dan Perendaman dalam air pada
Temperatur 60oC selama 10 menit
Penirisan (5-10menit)
Pengukuran suhu dan RH lingkungan setiap 60 menit
Pengukuran berat bahan setiap 60 menit
Penyimpanan bahan dalam desikator setelah
pengukuran selama 8 jam setiap hari
Pengeringan dilanjutkan hingga berat sampel
konstan
Pengeringan dengan alat pengering dengan suhu 47oC pada
kecepatan udara 1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s
Setelah berat bahan konstan, bahan dimasukkan ke
oven selama 72 jam pada suhu 115oC untuk mendapat
berat akhir atau berat padatan/kering bahan
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pola Penurunan Kadar Air
Setelah melakukan penelitian pengeringan cabai merah besar dengan
suhu pengeringan sekitar 47oC dan kecepatan udara masuk dengan
menggunakan variasi suhu kecepatan udara (1.0 m/s, 1.5 m/s dan 2.0 m/s
untuk pengeringan lapisan tipis) dan berat sampel 80 g untuk masing-masing
rak pada sampel cabai utuh dan 60 g masing-masing rak untuk sampel belah,
maka diperoleh pola penurunan kadar air (basis basah dan basis kering)
seperti disajikan pada Gambar 2 (a dan b) dan 3 (a dan b).
(a)
(b)
Gambar 2. Pola penurunan KA-bk selama proses pengeringan (a) untuk cabai
utuh dan (b) untuk cabai belah pada tiga level kecepatan udara
pengeringan.
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
1400%
0 50 100
Kad
ar a
ir b
asis
ke
rin
g (%
)
Lama Pengeringan (jam)
Cabai Utuh
v=1.0 m/s
v=1.5 m/s
v=2.0 m/s
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
1400%
0 10 20 30
Kad
ar a
ir b
asis
ke
rin
g (%
)
Lama Pengeringan (jam)
Cabai Belah
v=1.0 m/s
v=1.5 m/s
v=2.0 m/s
23
(a)
(b)
Gambar 3. Pola penurunan KA-bb selama proses pengeringan (a) untuk cabai
utuh dan (b) untuk cabai belah pada tiga level kecepatan udara
pengeringan.
Gambar 2 dan 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan udara
pengeringan, maka semakin cepat laju pengeringan baik pada cabai utuh
maupun cabai belah. Hal lainnya yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah
cabai utuh membutuhkan waktu pengeringan yang jauh lebih lama (mencapai
sekitar 90 jam) untuk mencapai kadar air kesetimbangan dengan
lingkungannya dibandingkan dengan cabai belah yang kadar
kesetimbangannya dicapai dalam waktu kurang dari separuh waktu
pengeringan cabai utuh. Hal ini dapat terjadi karena cabai belah tidak lagi
memiliki komponen bagian dalam sebagaimana cabai utuh sehingga massa
bahannya lebih kecil.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 50 100
Kad
ar a
ir b
asis
bas
ah (
%)
Lama Pengeringan (Jam)
Cabai Utuh
v=1.0 m/s
v=1.5 m/s
v=2.0 m/s
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0 50 100
Kad
ar a
ir b
asis
bas
ah (
%)
Lama Pengeringan (jam)
Cabai Belah
v=1.0 m/s
v=1.5 m/s
v=2.0 m/s
24
4.2. Pola Penurunan Moisture Ratio
Pola Moisture Ratio (MR) yang dihitung dengan menggunakan
persamaan yang disajikan pada Bab II dan III disajikan pada Gambar 4.
(a)
(b)
Gambar 4. Pola MR selama proses pengeringan untuk (a) cabai utuh dan
(b) belah pada tiga level kecepatan udara pengeringan.
Dari gambar di atas nampak pola penurunan MR sejalan dengan pola
penurunan KA-bk. Hal ini terjadi karena MR dihitung dari perubahan KA-bk.
Pola MR ini selanjutnya digunakan untuk menentukan model pengeringan
lapisan tipis terbaik untuk cabai utuh dan belah.
4.3. Model Pengeringan
Tiga jenis model yang cocok dengan perilaku MR yang terdapat pada
Gambar 3 di atas. Ketiga model dimaksud adalah model Newton, model
Henderson and Pabis, dan model Page. Untuk mendapatkan model terbaik,
maka bentuk linear dari ketiga model ini diuji dengan menggunakan data
-
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
0 50 100
Mo
istu
re R
atio
(M
R)
Lama Pengeringan (Jam)
Cabai Utuh
v=1.0 m/s
v=1.5 m/s
v=2.0 m/s
-
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
0 50 100
Mio
istu
re R
atio
(M
R)
Lama Pengeringan (Jam)
Cabai Belah
v=1.0 m/s
v=1.5 m/s
v=2.0 m/s
25
pengeringan pada tiga level kecepatan udara untuk masing-masing jenis cabai
(cabai utuh dan belah). Bentuk linear ketiga model tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Bentuk linear dari ketiga model yang diuji.
Model Bentuk
Eksponensial Bentuk Linear
Newton
Henderson & Pabis
Page
Ln(MR) = - k.t
Ln (MR) = Ln (a) – (k.t)
Ln (- Ln MR) = Ln (k) + (n) Ln (t)
Sumber: Meisami, 2010.
Untuk model Newton dan Henderson dan Pabis, nilai Ln MR diplot
bersama dengan nilai lama pengeringan t. Sedangkan untuk model Page, yang
diplotkan ke dalam gambar adalah nilai Ln(-Ln MR) dan t. Dari plot ini,
program Excel digunakan untuk menentukan garis linearnya dengan
menambahkan „trendline‟. Hasil trendline disajikan pada Lampiran 7.
Hasil pengujian trendline diperoleh nilai konstanta yang ada pada
masing-masing model yang diuji, berikut nilai R2-nya. Ringkasan hasil
pengujian ini disajikan pada Tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Hasil analisa model persamaan cabai utuh Model Kecepatan Udara k a n R
2
Newton
Ln (MR) = -k.t
v=1.0 m/s 0.045 0.727
v=1.5 m/s 0.058 0.704
v=2.0 m/s 0.058 0.878
Henderson & Pabis
Ln (MR) = Ln (a) – (k.t)
v=1.0 m/s 0.063 2.789 0.811
v=1.5 m/s 0.080 2.525 0.782
v=2.0 m/s 0.074 1.680 0.928
Page
Ln (-ln MR) = Ln (k) + (n) Ln (t)
v=1.0 m/s 0.008 1.370 0.937
v=1.5 m/s 0.012 1.357 0.941
v=2.0 m/s 0.019 1.274 0.966
Sumber: Data primer setelah diolah, 2011.
26
Tabel 6. Hasil analisa model persamaan cabai belah Model Kecepatan Udara k a n R
2
Newton
Ln (MR) = -k.t
v=1.0 m/s 0.171 0.877
v=1.5 m/s 0.312 0.907
v=2.0 m/s 0.415 0.903
Henderson & Pabis
Ln (MR) = Ln (a) – (k.t)
v=1.0 m/s 0.199 1.756 0.902
v=1.5 m/s 0.375 2.504 0.944
v=2.0 m/s 0.497 2.085 0.938
Page
Ln (-ln MR) = Ln (k) + (n) Ln (t)
v=1.0 m/s 0.153 0.993 0.938
v=1.5 m/s 0.121 1.308 0.964
v=2.0 m/s 0.193 1.299 0.971
Sumber: Data primer setelah diolah, 2011.
Dari tabel-tabel di atas, nampak bahwa model Page secara konsisten
memberikan R2 yang lebih tinggi dari kedua model lainnya. Oleh karena itu,
penelitian menyimpulkan bahwa model Page adalah model terbaik untuk
merepresentasi perilaku pengeringan lapisan tipis cabai utuh dan belah.
Konstanta pengeringan (k dan n) untuk cabai utuh dan cabai belah
diringkaskan sebagai berikut:
Tabel 7. Konstanta pengeringan cabai utuh dan belah dengan model Page.
Perlakuan k n R2
Utuh :
v = 1.0m/s
v = 1.5m/s
v = 2.0m/s
0.008
0.012
0.019
1.370
1.357
1.274
0.937
0.941
0.966
Belah
v = 1.0m/s
v = 1.5m/s
v = 2.0m/s
0.153
0.121
0.193
0.993
1.308
1.299
0.938
0.964
0.971
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011.
4.4. Hubungan antara Model Page dengan Data Pengamatan
Nilai konstanta k dan n dari Tabel 7 dimasukkan ke model Page,
kemudian prediksi nilai MR dihitung untuk masing-masing kecepatan udara
pengeringan dan jenis cabai (cabai utuh dan cabai belah). Hasil perhitungan
ini kemudian digrafikkan bersama nilai MR hasil observasi. Grafik ini dapat
27
dilihat pada Gambar 5, 6 dan 7 untuk cabai utuh dan Gambar 8, 9 dan 10
untuk cabai belah. Keenam gambar ini jelas memperlihatkan kecilnya selisih
antara nilai prediksi model Page dan hasil observasi. Hal ini sejalan dengan
dengan nilai R2 yang cukup tinggi, yaitu mendekati satu .
Gambar 5. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai
utuh pada kecepatan udara 1.0 m/s
Gambar 6. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk
cabai utuh pada kecepatan udara 1.5 m/s
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 30 60 90
MR
Waktu (jam)
Data Pengamatan
Model Page
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 30 60 90
MR
Waktu (jam)
Data Pengamatan
Model Page
28
Gambar 7. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk
cabai utuh pada kecepatan udara 2.0 m/s
Gambar 8. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk
cabai utuh pada kecepatan udara 1.0 m/s
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 20 40 60
MR
Waktu (jam)
Data Pengamatan
Model Page
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 10 20 30 40
MR
Waktu (jam)
Data Pengamatan
Model Page
29
Gambar 9. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai
utuh pada kecepatan udara 1.5 m/s
Gambar 10. Hubungan model Page dengan data pengamatan untuk cabai
utuh pada kecepatan udara 2.0 m/s
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 5 10 15 20
MR
Waktu (jam)
Data Pengamatan
Model Page
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
0 5 10 15 20
MR
Waktu (Jam)
Data Pengamatan
Model Page
30
BAB V. KESIMPULAN
Dari penelitian mengenai model pengeringan lapisan tipis pada cabai
merah besar dapat disimpulkan bahwa ketiga model yang diuji (Newton,
Henderson dan Pabis, dan Page) mempresentasekan perilaku pengeringan
lapisan tipis cabai merah besar varietas tombak. Namun, model Page adalah
model yang paling sesuai dari ketiga model tersebut.
31
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011. Rancang Bangun Sistem Pengering Cabai Merah secara Elektrik.
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:VYRUN0r1jwgJ:digilib.un
nes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/import/1849.pdf.(Maret 2011).
Anonimb. 2011. Pasca Panen Cabai.
http://www.lablink.or.id/Env/Agro/CabeKriting/cabe-panen.htm.
(Maret 2011).
Anonimc. 2011. Pedisnya Cabai Manisnya Laba.
http://www.agriculturesnetwork.org/magazines/indonesia/8-
pascapanen/pedasnya-cabai-manisnya-laba/at_download/article_pdf
(Maret 2011)
Anonimd. 2011. Kandungan Gizi Cabai Merah Besar.
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&cd=2&ved=0CB4QFjAB
&url=http%3A%2F%2Fpphp.deptan.go.id (Maret 2011)
Anonim e. 2011. Pengeringan, Pendinginan dan Pengendalian Mutu.
http://bos.fkip.uns.ac.id/ pertanian/pengendalian-mutu/pengeringan-
pendinginan-dan-pengemasan-komoditas-pertanian.pdf. (Maret 2011)
Bambang Prayudi. 2010. Budidaya dan Pascapanen Cabai Merah (Capsicum
annum L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah.
Brooker, D. B., F. W. Bakker-arkema, and C. W. Hall. 1981. Drying Cereal
Grains. Avi Publishing Company Inc. West Port, Connecticut.
Departemen Pertanian. 2010. Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi
Nasional (BSN), Jakarta
Hall, C. W. 1957. Drying Farm Corps. Lyall Book depot Ludhiana. New Delhi.
Heldman, D. R. and R. P. Singh. 1981. Food Procces Engineering. The AVI Pulb.
Co., Inc, Westport, Connecticut, USA.
Hederson, S. M. and R. L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. 3rd ed.
The AVI Publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA.
Prayudi, B. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah (Capsicum annum
L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Jawa Tengah.
32
Meisami, E. 2010. Determination of suitable thin layer drying curve model for
apple slices. Departement of Agricultural Machinery, Faculty of Boi-
Systems Engineering, College of Agricultural and Natural Resource,
University of Tehran, Karaj, Iran.
Muchtadi Tien R. 1989. Petunjuk Laboratorium Teknologi Proses Pangan.
Depdikbud PAU IPB, Bogor.
Ozdemir Murat M.Sc. 2009. Mathematical Analysis of Color Changes and
Chemucal Parameters of Rosted Hazelnut, jurnal of engineering science
and technology vol.3 no 1 (2008) 1-10.
Rahman dan Yuyun. 2005. Penanganan Pascapanen Cabai Merah.
Kanisius:Yogyakarta.
Sodha, Mahendra S., Narendra K. Bansal, Ashuni Kumar, Pradeep K. Bansal, and
M.A.S. Malik, 1987. Solar Crop Driying. Volume I.CRC Press, inc.
Boca Raton, Florida.
Taib, G., Gumbira Said, dan S. Wiraatmadja. 1988. Operasi Pengeringan pada
Pengolahan Hasil Pertanian. PT Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
33
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil pengukuran perubahan berat cabai merah besar pada sampel cabai
utuh dan cabai yang dibelah pada kecepatan udara 1.0 m/s.
t
Udara Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
0 45 42 84.4 100.4 57.9 56.6
1 46 43 82.7 98.7 46.8 47.2
2 46 44 81.5 97.2 39.9 40.2
3 46 44 80.3 95.7 35.9 35.6
4 46 44 79.2 94.6 33.4 33.1
5 47 44 78.2 93.3 31.1 30.7
6 45 43 76.9 92 28.7 28.5
7 46 44 76.1 90.7 26.8 26.8
8 46 43 74.9 89.5 24.8 24.9
9 46 44 74 88.2 22.9 23.1
10 45 42 72.8 86.9 20.8 21
11 46 45 71.7 85.7 19.1 19
12 45 45 70.7 84.5 17.5 17.4
13 46 43 69.7 83.4 16.3 15.8
14 46 45 68.7 82.2 15.1 14.4
15 45 43 67.6 80.9 13.9 12.8
16 46 43 66.5 79.6 12.7 11.3
17 45 43 65.4 78.2 11.6 10
18 45 43 64.8 77 11 9.3
19 46 44 63.6 75.9 9.7 8.1
20 47 44 62.5 74.8 8.8 7.1
21 47 46 61.5 73.5 8.2 6.6
22 47 46 60.6 72.3 7.6 6.1
23 46 44 59.5 71 7.1 5.9
24 46 44 58.5 70 6.6 5.6
25 47 44 57.5 68.6 6.2 5.4
26 46 45 56.4 67.5 5.8 5.4
27 47 46 55.5 66.3 5.6 5.3
28 47 45 54.4 65.2 5.3 5.3
29 47 45 53.4 64 5.3 5.2
30 47 45 52.4 62.7 5.2 5.2
34
t
Udara Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
31 47 45 51.4 61.5 5.2 5.2
32 46 45 50.5 60.3 5.2 5.2
33 46 44 49.2 58.9 5.2 5.2
34 46 44 48.2 57.5 5.1 35 46 44 47 56.3 5.1 36 46 44 46 55 5.1 37 47 44 44.8 53.7 5.1 38 47 46 43.7 52.2 5.1 39 46 44 42.5 50.9
40 46 42 41.3 49.5 41 45 44 39.9 48.1 42 46 44 38.8 46.7 43 46 45 37.7 45.4 44 46 45 36.5 44.2 45 45 43 35.4 42.8 46 45 43 34.2 41.6 47 45 44 33 40.4 48 46 42 31.8 39.3 49 46 44 30.3 37.9 50 45 44 29 36.6 51 44 44 27.9 35.5 52 45 45 26.7 34.3 53 45 42 25.6 33.1 54 46 45 24.5 32 55 45 45 23.4 30.9 56 46 44 22.4 29.9 57 46 44 21.4 28.6 58 46 44 20.4 27.4 59 47 44 19.6 26.4 60 45 42 18.8 25.4 61 46 45 18 24.6 62 46 45 17.4 23.8 63 47 46 16.8 22.9 64 47 45 16.3 22.1 65 45 43 15.7 21.2 66 46 43 15.1 20.3 67 46 46 14.6 19.5 68 46 43 14.2 18.8
35
t
Udara Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
69 47 44 13.7 18.2
70 46 44 13.4 17.6
71 46 44 13.1 17 72 45 43 12.8 16.5 73 45 45 12.5 15.9 74 46 44 12.4 15.4 75 46 44 12 15.1 76 46 44 11.8 14.6 77 46 44 11.6 14.3 78 47 42 11.4 14 79 46 45 11.3 13.8 80 46 45 11.1 13.6 81 45 46 11.1 13.5 82 45 45 11.1 13.4 83 46 43 10.9 13.2 84 45 43 10.8 13.1 85 46 46 10.8 13 86 47 43 10.8 12.9 87 47 44 10.8 12.8 88 46 44 10.8 12.7 89 46 44 10.8 12.7 90 46 44
12.7
91 47 46
12.7 92 47 46
12.7
93 47 46
12.7 Sumber : Data primer sebelum diolah, 2011
Lampiran 2
Hasil pengukuran perubahan berat cabai merah besar pada sampel cabai
utuh dan cabai yang dibelah pada kecepatan udara 1.5 m/s.
t
Suhu Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
0 47 43 77.1 83.4 51.1 55.7
1 47 44 75.4 81.7 42.9 47.7
2 47 42 73.5 79.9 36.6 40.8
36
t
Suhu Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
3 45 43 72.3 78.7 32.7 36.7
4 46 44 71.1 77.5 28.8 32.8
5 46 42 69.8 76.2 25.1 29.1
6 46 43 68.5 75 21.5 25.5
7 47 46 67.1 73.6 18.3 21.9
8 46 44 65.8 72.2 15.4 18.5
9 46 43 64.4 70.9 12.7 15.5
10 46 44 63.1 69.6 10.8 12.8
11 47 45 61.7 68.2 8.8 10
12 47 44 60.5 66.9 7.7 8
13 47 43 59.1 65.6 6.9 6.8
14 47 44 57.7 64.1 6 6
15 46 45 56.4 62.8 5.5 5.9
16 46 44 55 61.5 5.2 5.6
17 46 44 53.7 60.2 5.2 5.6
18 47 44 52.5 58.9 5.2 5.6
19 46 43 51.3 57.7 5.2 5.5
20 47 45 50 56.5 5.2 5.5
21 47 44 48.7 55.2 5.2 5.5
22 47 45 47.4 54 5.1 5.5
23 47 45 46.2 52.7 5.1 5.5
24 47 45 44.8 51.4 25 46 43 43.5 50.1 26 46 44 42.1 48.8 27 45 44 40.7 47.5 28 47 44 39.2 46.1 29 47 44 37.9 44.8 30 47 45 36.4 43.5 31 47 45 35.1 42.2 32 47 45 33.8 40.9 33 45 42 32.5 39.6 34 46 44 31.2 38.4 35 46 44 29.9 37.2 36 47 43 28.7 36 37 46 44 27.5 34.8 38 46 44 26.3 33.6 39 47 43 25.2 32.4 40 47 45 24.1 31.2 41 45 43 23 30
37
t
Suhu Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
42 46 43 21.9 28.8
43 46 43 20.7 27.5
44 47 45 19.6 26.3 45 47 44 18.7 25.2 46 47 45 17.8 24.2 47 47 44 17.1 23 48 47 43 16.3 22 49 47 45 15.7 21.1 50 46 44 15 20 51 45 43 14.4 19 52 46 44 13.9 18 53 46 43 13.5 17.1 54 47 44 13.1 16.3 55 46 43 12.8 15.6 56 46 44 12.5 15.1 57 47 43 12.5 14.5 58 46 44 12.2 14 59 47 44 12.1 13.4 60 45 44 12 13.3 61 46 44 11.9 13 62 46 44 11.9 12.9 63 46 44 11.9 12.7 64 46 44 11.9 12.6 65 46 45
12.6
66 46 44
12.6 67 47 45
12.6
68 46 45
12.6 Sumber : Data primer sebelum diolah, 2011
38
Lampiran 3
Hasil pengukuran perubahan berat cabai merah besar pada sampel cabai
utuh dan cabai yang dibelah pada kecepatan udara 2.0 m/s.
t
Suhu Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
0 45 44 85.3 87.5 58.7 57.9
1 45 43 82.8 84.8 47 45
2 46 43 80.6 82.4 39.7 37.7
3 47 44 78.6 80.2 33.2 31.2
4 47 45 76.7 78.2 27.2 25.4
5 46 43 74.9 76.3 21.2 19.6
6 46 44 73.1 74.4 16.6 15.2
7 46 44 71.3 72.5 12.7 11.2
8 47 44 69.6 70.7 9 8.3
9 47 45 67.8 68.9 7.8 7
10 47 44 66.1 67.1 7.1 6.2
11 47 44 64.3 65.3 6.8 5.7
12 47 44 62.5 63.6 6.6 5.6
13 46 44 60.7 61.8 6.3 5.4
14 46 44 58.9 60 6.2 5.4
15 46 44 57.1 58.2 6.2 5.4
16 47 44 55.3 56.4 6.2 5.4
17 47 44 53.6 54.6 6.2 5.4
18 47 45 51.8 52.7 6.2
19 47 45 50 50.8
20 47 45 48.2 49
21 45 43 46.4 47.2
22 46 43 44.6 45.4
23 46 43 42.9 43.6
24 46 43 41.2 41.9
25 46 43 39.4 40
26 46 44 37.7 38.2
27 46 44 36.1 36.5
28 47 45 34.3 34.7
29 46 44 32.8 33.1
30 46 44 31 31.3
31 46 44 29.2 29.5
32 46 44 27.5 27.7
39
t
Suhu Pengeringan Cabai Utuh (g) Cabai Belah (g)
Suhu Alat (oC)
Themometer Bola Kering
(oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2
33 46 44 26 26.1
34 46 44 24.5 24.6
35 47 44 23 23.2
36 47 45 21.5 21.9
37 46 44 20.2 20.6
38 46 44 19.1 19.6
39 45 43 17.9 18.4
40 46 44 16.7 17.3
41 46 42 15.8 16.4
42 46 43 14.8 15.6
43 46 44 13.8 14.7
44 46 44 13 13.9
45 46 44 12.6 13.4
46 47 45 12.3 13.1
47 46 44 12.2 12.9
48 46 45 12.1 12.8
49 46 44 12.1 12.7
50 47 45 12.1 12.7
51 47 45 12.1 12.7
52 47 46 12.1 12.7
53 47 46 12.7
Sumber : Data primer sebelum diolah, 2011
Lampiran 4
Nilai kadar air basis basah (KABB), kadar air basis kering (KABK) dan
MR pada kecepatan udara 1.0 m/s.
a. Sampel utuh
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
0 88.63 88.65 88.64 779.17 780.70 779.93 1.00
1 88.39 88.45 88.42 761.46 765.79 763.62 0.98
2 88.22 88.27 88.25 748.96 752.63 750.79 0.96
3 88.04 88.09 88.07 736.46 739.47 737.97 0.95
4 87.88 87.95 87.91 725.00 729.82 727.41 0.93
5 87.72 87.78 87.75 714.58 718.42 716.50 0.92
6 87.52 87.61 87.56 701.04 707.02 704.03 0.90
7 87.39 87.43 87.41 692.71 695.61 694.16 0.89
40
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
8 87.18 87.26 87.22 680.21 685.09 682.65 0.87
9 87.03 87.07 87.05 670.83 673.68 672.26 0.86
10 86.81 86.88 86.85 658.33 662.28 660.31 0.84
11 86.61 86.70 86.65 646.88 651.75 649.31 0.83
12 86.42 86.51 86.47 636.46 641.23 638.84 0.82
13 86.23 86.33 86.28 626.04 631.58 628.81 0.80
14 86.03 86.13 86.08 615.63 621.05 618.34 0.79
15 85.80 85.91 85.85 604.17 609.65 606.91 0.77
16 85.56 85.68 85.62 592.71 598.25 595.48 0.76
17 85.32 85.42 85.37 581.25 585.96 583.61 0.74
18 85.19 85.19 85.19 575.00 575.44 575.22 0.73
19 84.91 84.98 84.94 562.50 565.79 564.14 0.72
20 84.64 84.76 84.70 551.04 556.14 553.59 0.71
21 84.39 84.49 84.44 540.63 544.74 542.68 0.69
22 84.16 84.23 84.20 531.25 534.21 532.73 0.68
23 83.87 83.94 83.90 519.79 522.81 521.30 0.66
24 83.59 83.71 83.65 509.38 514.04 511.71 0.65
25 83.30 83.38 83.34 498.96 501.75 500.36 0.64
26 82.98 83.11 83.04 487.50 492.11 489.80 0.62
27 82.70 82.81 82.75 478.13 481.58 479.85 0.61
28 82.35 82.52 82.43 466.67 471.93 469.30 0.60
29 82.02 82.19 82.10 456.25 461.40 458.83 0.58
30 81.68 81.82 81.75 445.83 450.00 447.92 0.57
31 81.32 81.46 81.39 435.42 439.47 437.45 0.55
32 80.99 81.09 81.04 426.04 428.95 427.49 0.54
33 80.49 80.65 80.57 412.50 416.67 414.58 0.52
34 80.08 80.17 80.13 402.08 404.39 403.23 0.51
35 79.57 79.75 79.66 389.58 393.86 391.72 0.49
36 79.13 79.27 79.20 379.17 382.46 380.81 0.48
37 78.57 78.77 78.67 366.67 371.05 368.86 0.46
38 78.03 78.16 78.10 355.21 357.89 356.55 0.45
39 77.41 77.60 77.51 342.71 346.49 344.60 0.43
40 76.76 76.97 76.86 330.21 334.21 332.21 0.42
41 75.94 76.30 76.12 315.63 321.93 318.78 0.40
42 75.26 75.59 75.42 304.17 309.65 306.91 0.38
43 74.54 74.89 74.71 292.71 298.25 295.48 0.37
44 73.70 74.21 73.95 280.21 287.72 283.96 0.35
45 72.88 73.36 73.12 268.75 275.44 272.09 0.34
46 71.93 72.60 72.26 256.25 264.91 260.58 0.32
47 70.91 71.78 71.35 243.75 254.39 249.07 0.31
48 69.81 70.99 70.40 231.25 244.74 237.99 0.29
41
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
49 68.32 69.92 69.12 215.63 232.46 224.04 0.28
50 66.90 68.85 67.87 202.08 221.05 211.57 0.26
51 65.59 67.89 66.74 190.63 211.40 201.01 0.25
52 64.04 66.76 65.40 178.13 200.88 189.50 0.23
53 62.50 65.56 64.03 166.67 190.35 178.51 0.22
54 60.82 64.38 62.60 155.21 180.70 167.96 0.20
55 58.97 63.11 61.04 143.75 171.05 157.40 0.19
56 57.14 61.87 59.51 133.33 162.28 147.81 0.18
57 55.14 60.14 57.64 122.92 150.88 136.90 0.16
58 52.94 58.39 55.67 112.50 140.35 126.43 0.15
59 51.02 56.82 53.92 104.17 131.58 117.87 0.14
60 48.94 55.12 52.03 95.83 122.81 109.32 0.13
61 46.67 53.66 50.16 87.50 115.79 101.64 0.12
62 44.83 52.10 48.46 81.25 108.77 95.01 0.11
63 42.86 50.22 46.54 75.00 100.88 87.94 0.10
64 41.10 48.42 44.76 69.79 93.86 81.83 0.09
65 38.85 46.23 42.54 63.54 85.96 74.75 0.08
66 36.42 43.84 40.13 57.29 78.07 67.68 0.07
67 34.25 41.54 37.89 52.08 71.05 61.57 0.06
68 32.39 39.36 35.88 47.92 64.91 56.41 0.06
69 29.93 37.36 33.64 42.71 59.65 51.18 0.05
70 28.36 35.23 31.79 39.58 54.39 46.98 0.05
71 26.72 32.94 29.83 36.46 49.12 42.79 0.04
72 25.00 30.91 27.95 33.33 44.74 39.04 0.04
73 23.20 28.30 25.75 30.21 39.47 34.84 0.03
74 22.58 25.97 24.28 29.17 35.09 32.13 0.03
75 20.00 24.50 22.25 25.00 32.46 28.73 0.02
76 18.64 21.92 20.28 22.92 28.07 25.49 0.02
77 17.24 20.28 18.76 20.83 25.44 23.14 0.01
78 15.79 18.57 17.18 18.75 22.81 20.78 0.01
79 15.04 17.39 16.22 17.71 21.05 19.38 0.01
80 13.51 16.18 14.84 15.63 19.30 17.46 0.01
81 13.51 15.56 14.53 15.63 18.42 17.02 0.01
82 13.51 14.93 14.22 15.63 17.54 16.58 0.01
83 11.93 13.64 12.78 13.54 15.79 14.67 0.00
84 11.11 12.98 12.04 12.50 14.91 13.71 0.00
85 11.11 12.31 11.71 12.50 14.04 13.27 0.00
86 11.11 11.63 11.37 12.50 13.16 12.83 0.00
87 11.11 10.94 11.02 12.50 12.28 12.39 0.00
88 11.11 10.24 10.67 12.50 11.40 11.95 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
42
b. Sampel Belah
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
0 92.40 92.40 92.40 1215.91 1216.28 1216.09 1.00
1 90.60 90.89 90.74 963.64 997.67 980.66 0.80
2 88.97 89.30 89.14 806.82 834.88 820.85 0.67
3 87.74 87.92 87.83 715.91 727.91 721.91 0.59
4 86.83 87.01 86.92 659.09 669.77 664.43 0.54
5 85.85 85.99 85.92 606.82 613.95 610.39 0.49
6 84.67 84.91 84.79 552.27 562.79 557.53 0.45
7 83.58 83.96 83.77 509.09 523.26 516.17 0.42
8 82.26 82.73 82.49 463.64 479.07 471.35 0.38
9 80.79 81.39 81.09 420.45 437.21 428.83 0.34
10 78.85 79.52 79.18 372.73 388.37 380.55 0.30
11 76.96 77.37 77.17 334.09 341.86 337.98 0.27
12 74.86 75.29 75.07 297.73 304.65 301.19 0.24
13 73.01 72.78 72.90 270.45 267.44 268.95 0.21
14 70.86 70.14 70.50 243.18 234.88 239.03 0.18
15 68.35 66.41 67.38 215.91 197.67 206.79 0.16
16 65.35 61.95 63.65 188.64 162.79 175.71 0.13
17 62.07 57.00 59.53 163.64 132.56 148.10 0.11
18 60.00 53.76 56.88 150.00 116.28 133.14 0.09
19 54.64 46.91 50.78 120.45 88.37 104.41 0.07
20 50.00 39.44 44.72 100.00 65.12 82.56 0.05
21 46.34 34.85 40.59 86.36 53.49 69.93 0.04
22 42.11 29.51 35.81 72.73 41.86 57.29 0.03
23 38.03 27.12 32.57 61.36 37.21 49.29 0.02
24 33.33 23.21 28.27 50.00 30.23 40.12 0.02
25 29.03 20.37 24.70 40.91 25.58 33.25 0.01
26 24.14 20.37 22.25 31.82 25.58 28.70 0.01
27 21.43 18.87 20.15 27.27 23.26 25.26 0.00
28 16.98 18.87 17.92 20.45 23.26 21.86 0.00
29 16.98 17.31 17.14 20.45 20.93 20.69 0.00
30 15.38 17.31 16.35 18.18 20.93 19.56 31 15.38 17.31 16.35 18.18 20.93 19.56 32 15.38 17.31 16.35 18.18 20.93 19.56 33 15.38 17.31 16.35 18.18 20.93 19.56 Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
43
Lampiran 5
Nilai kadar air basis basah (KABB), kadar air basis kering (KABK) dan
MR pada kecepatan udara 1.5 m/s.
a. Sampel Utuh
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
0 87.55 87.05 87.30 703.13 672.22 687.67 1.00
1 87.27 86.78 87.02 685.42 656.48 670.95 0.97
2 86.94 86.48 86.71 665.63 639.81 652.72 0.95
3 86.72 86.28 86.50 653.13 628.70 640.91 0.93
4 86.50 86.06 86.28 640.63 617.59 629.11 0.91
5 86.25 85.83 86.04 627.08 605.56 616.32 0.89
6 85.99 85.60 85.79 613.54 594.44 603.99 0.87
7 85.69 85.33 85.51 598.96 581.48 590.22 0.85
8 85.41 85.04 85.23 585.42 568.52 576.97 0.83
9 85.09 84.77 84.93 570.83 556.48 563.66 0.81
10 84.79 84.48 84.63 557.29 544.44 550.87 0.80
11 84.44 84.16 84.30 542.71 531.48 537.09 0.77
12 84.13 83.86 83.99 530.21 519.44 524.83 0.76
13 83.76 83.54 83.65 515.63 507.41 511.52 0.74
14 83.36 83.15 83.26 501.04 493.52 497.28 0.71
15 82.98 82.80 82.89 487.50 481.48 484.49 0.70
16 82.55 82.44 82.49 472.92 469.44 471.18 0.68
17 82.12 82.06 82.09 459.38 457.41 458.39 0.66
18 81.71 81.66 81.69 446.88 445.37 446.12 0.64
19 81.29 81.28 81.28 434.38 434.26 434.32 0.62
20 80.80 80.88 80.84 420.83 423.15 421.99 0.60
21 80.29 80.43 80.36 407.29 411.11 409.20 0.58
22 79.75 80.00 79.87 393.75 400.00 396.88 0.56
23 79.22 79.51 79.36 381.25 387.96 384.61 0.55
24 78.57 78.99 78.78 366.67 375.93 371.30 0.53
25 77.93 78.44 78.19 353.13 363.89 358.51 0.51
26 77.20 77.87 77.53 338.54 351.85 345.20 0.49
27 76.41 77.26 76.84 323.96 339.81 331.89 0.47
28 75.51 76.57 76.04 308.33 326.85 317.59 0.45
29 74.67 75.89 75.28 294.79 314.81 304.80 0.43
30 73.63 75.17 74.40 279.17 302.78 290.97 0.41
31 72.65 74.41 73.53 265.63 290.74 278.18 0.39
32 71.60 73.59 72.60 252.08 278.70 265.39 0.37
33 70.46 72.73 71.59 238.54 266.67 252.60 0.35
34 69.23 71.88 70.55 225.00 255.56 240.28 0.33
35 67.89 70.97 69.43 211.46 244.44 227.95 0.31
44
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
36 66.55 70.00 68.28 198.96 233.33 216.15 0.29
37 65.09 68.97 67.03 186.46 222.22 204.34 0.28
38 63.50 67.86 65.68 173.96 211.11 192.53 0.26
39 61.90 66.67 64.29 162.50 200.00 181.25 0.24
40 60.17 65.38 62.78 151.04 188.89 169.97 0.22
41 58.26 64.00 61.13 139.58 177.78 158.68 0.21
42 56.16 62.50 59.33 128.13 166.67 147.40 0.19
43 53.62 60.73 57.18 115.63 154.63 135.13 0.17
44 51.02 58.94 54.98 104.17 143.52 123.84 0.16
45 48.66 57.14 52.90 94.79 133.33 114.06 0.14
46 46.07 55.37 50.72 85.42 124.07 104.75 0.13
47 43.86 53.04 48.45 78.13 112.96 95.54 0.11
48 41.10 50.91 46.01 69.79 103.70 86.75 0.10
49 38.85 48.82 43.83 63.54 95.37 79.46 0.09
50 36.00 46.00 41.00 56.25 85.19 70.72 0.08
51 33.33 43.16 38.25 50.00 75.93 62.96 0.06
52 30.94 40.00 35.47 44.79 66.67 55.73 0.05
53 28.89 36.84 32.87 40.63 58.33 49.48 0.04
54 26.72 33.74 30.23 36.46 50.93 43.69 0.04
55 25.00 30.77 27.88 33.33 44.44 38.89 0.03
56 23.20 28.48 25.84 30.21 39.81 35.01 0.02
57 23.20 25.52 24.36 30.21 34.26 32.23 0.02
58 21.31 22.86 22.08 27.08 29.63 28.36 0.01
59 20.66 19.40 20.03 26.04 24.07 25.06 0.01
60 20.00 18.80 19.40 25.00 23.15 24.07 0.01
61 19.33 16.92 18.13 23.96 20.37 22.16 0.00
62 19.33 16.28 17.80 23.96 19.44 21.70 0.00
63 19.33 14.96 17.14 23.96 17.59 20.78 0.00
64 19.33 14.29 16.81 23.96 16.67 20.31 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
b. Sampel Belah
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
0 91.78 91.74 91.76 1116.67 1110.87 1113.77 1.00
1 90.21 90.36 90.28 921.43 936.96 929.19 0.83
2 88.52 88.73 88.63 771.43 786.96 779.19 0.69
3 87.16 87.47 87.31 678.57 697.83 688.20 0.61
4 85.42 85.98 85.70 585.71 613.04 599.38 0.53
5 83.27 84.19 83.73 497.62 532.61 515.11 0.45
45
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
6 80.47 81.96 81.21 411.90 454.35 433.13 0.38
7 77.05 79.00 78.02 335.71 376.09 355.90 0.31
8 72.73 75.14 73.93 266.67 302.17 284.42 0.24
9 66.93 70.32 68.63 202.38 236.96 219.67 0.18
10 61.11 64.06 62.59 157.14 178.26 167.70 0.13
11 52.27 54.00 53.14 109.52 117.39 113.46 0.09
12 45.45 42.50 43.98 83.33 73.91 78.62 0.05
13 39.13 32.35 35.74 64.29 47.83 56.06 0.03
14 30.00 23.33 26.67 42.86 30.43 36.65 0.01
15 23.64 22.03 22.84 30.95 28.26 29.61 0.01
16 19.23 17.86 18.54 23.81 21.74 22.77 0.00
17 19.23 17.86 18.54 23.81 21.74 22.77 0.00
18 19.23 17.86 18.54 23.81 21.74 22.77 0.00
19 19.23 16.36 17.80 23.81 19.57 21.69 0.00
20 19.23 16.36 17.80 23.81 19.57 21.69 0.00
21 19.23 16.36 17.80 23.81 19.57 21.69 0.00
22 17.65 16.36 17.01 21.43 19.57 20.50 -
23 17.65 16.36 17.01 21.43 19.57 20.50 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
Lampiran 6
Nilai kadar air basis basah (KABB), kadar air basis kering (KABK) dan
MR pada kecepatan udara 2.0 m/s.
a. Sampel Utuh
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
0 88.75 87.89 88.32 788.54 725.47 757.01 1.00
1 88.41 87.50 87.95 762.50 700.00 731.25 0.97
2 88.09 87.14 87.61 739.58 677.36 708.47 0.94
3 87.79 86.78 87.28 718.75 656.60 687.68 0.91
4 87.48 86.45 86.96 698.96 637.74 668.35 0.88
5 87.18 86.11 86.65 680.21 619.81 650.01 0.86
6 86.87 85.75 86.31 661.46 601.89 631.67 0.83
7 86.54 85.38 85.96 642.71 583.96 613.34 0.81
8 86.21 85.01 85.61 625.00 566.98 595.99 0.79
9 85.84 84.62 85.23 606.25 550.00 578.13 0.76
10 85.48 84.20 84.84 588.54 533.02 560.78 0.74
11 85.07 83.77 84.42 569.79 516.04 542.91 0.72
12 84.64 83.33 83.99 551.04 500.00 525.52 0.69
46
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
13 84.18 82.85 83.52 532.29 483.02 507.66 0.67
14 83.70 82.33 83.02 513.54 466.04 489.79 0.65
15 83.19 81.79 82.49 494.79 449.06 471.92 0.62
16 82.64 81.21 81.92 476.04 432.08 454.06 0.60
17 82.09 80.59 81.34 458.33 415.09 436.71 0.58
18 81.47 79.89 80.68 439.58 397.17 418.38 0.55
19 80.80 79.13 79.97 420.83 379.25 400.04 0.53
20 80.08 78.37 79.23 402.08 362.26 382.17 0.50
21 79.31 77.54 78.43 383.33 345.28 364.31 0.48
22 78.48 76.65 77.56 364.58 328.30 346.44 0.46
23 77.62 75.69 76.66 346.88 311.32 329.10 0.43
24 76.70 74.70 75.70 329.17 295.28 312.22 0.41
25 75.63 73.50 74.57 310.42 277.36 293.89 0.39
26 74.54 72.25 73.39 292.71 260.38 276.54 0.37
27 73.41 70.96 72.18 276.04 244.34 260.19 0.34
28 72.01 69.45 70.73 257.29 227.36 242.33 0.32
29 70.73 67.98 69.35 241.67 212.26 226.97 0.30
30 69.03 66.13 67.58 222.92 195.28 209.10 0.28
31 67.12 64.07 65.60 204.17 178.30 191.23 0.25
32 65.09 61.73 63.41 186.46 161.32 173.89 0.23
33 63.08 59.39 61.23 170.83 146.23 158.53 0.21
34 60.82 56.91 58.86 155.21 132.08 143.64 0.19
35 58.26 54.31 56.29 139.58 118.87 129.23 0.17
36 55.35 51.60 53.47 123.96 106.60 115.28 0.15
37 52.48 48.54 50.51 110.42 94.34 102.38 0.14
38 49.74 45.92 47.83 98.96 84.91 91.93 0.12
39 46.37 42.39 44.38 86.46 73.58 80.02 0.11
40 42.51 38.73 40.62 73.96 63.21 68.58 0.09
41 39.24 35.37 37.30 64.58 54.72 59.65 0.08
42 35.14 32.05 33.59 54.17 47.17 50.67 0.07
43 30.43 27.89 29.16 43.75 38.68 41.21 0.05
44 26.15 23.74 24.95 35.42 31.13 33.27 0.04
45 23.81 20.90 22.35 31.25 26.42 28.83 0.04
46 21.95 19.08 20.52 28.13 23.58 25.85 0.03
47 21.31 17.83 19.57 27.08 21.70 24.39 0.03
48 20.66 17.19 18.92 26.04 20.75 23.40 0.03
49 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 0.03
50 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 0.03
51 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 0.03
52 20.66 16.54 18.60 26.04 19.81 22.93 0.03
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
47
b. Sampel Belah
t KA
Sampel 1 (bb) (%)
KA Sampel 2 (bb) (%)
Rata-rata KA – bb
(%)
KA Sampel 1 (bk) (%)
KA Sampel 2 (bk) (%)
Rata-rata KA – bk
(%) MR
0 90.97 91.71 91.34 1007.55 1106.25 1056.90 1.00
1 88.72 89.33 89.03 786.79 837.50 812.15 0.77
2 86.65 87.27 86.96 649.06 685.42 667.24 0.63
3 84.04 84.62 84.33 526.42 550.00 538.21 0.50
4 80.51 81.10 80.81 413.21 429.17 421.19 0.39
5 75.00 75.51 75.26 300.00 308.33 304.17 0.28
6 68.07 68.42 68.25 213.21 216.67 214.94 0.19
7 58.27 57.14 57.71 139.62 133.33 136.48 0.12
8 41.11 42.17 41.64 69.81 72.92 71.36 0.05
9 32.05 31.43 31.74 47.17 45.83 46.50 0.03
10 25.35 22.58 23.97 33.96 29.17 31.56 0.02
11 22.06 15.79 18.92 28.30 18.75 23.53 0.01
12 19.70 14.29 16.99 24.53 16.67 20.60 0.01
13 15.87 11.11 13.49 18.87 12.50 15.68 0.00
14 14.52 11.11 12.81 16.98 12.50 14.74 -
15 14.52 11.11 12.81 16.98 12.50 14.74 -
16 14.52 11.11 12.81 16.98 12.50 14.74 -
17 14.52 11.11 12.81 16.98 12.50 14.74 -
Sumber : Data primer setelah diolah, 2011
48
Lampiran 7
Gambar persamaan linear
a. Gambar persamaan linear pada cabai utuh
- Kecepatan udara 1.0 m/s
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
y = -0.0457xR² = 0.7269
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
0 50 100
Ln M
R
t
Newton-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y=-0.0633x+1.0255R² = 0.8108
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
1.000
2.000
0 50 100
Ln M
R
t
Henderson & Pabis-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y=1.3701x - 4.8854R² = 0.937
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
0 2 4 6
Ln (
-Ln
MR
)
Ln t
Page -Linear
Ln (-Ln MR)
Linear (Ln (-Ln MR))
49
- Kecepatan Udara 1.5 m/s
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
y = -0.0581xR² = 0.7036
(8.00)
(7.00)
(6.00)
(5.00)
(4.00)
(3.00)
(2.00)
(1.00)
-
0 50 100
Ln M
R
t
Newton-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = -0.08x + 0.9262R² = 0.7822
(8.00)
(7.00)
(6.00)
(5.00)
(4.00)
(3.00)
(2.00)
(1.00)
-
1.00
2.00
0 50 100
Ln M
R
t
Henderson & Pabis-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = 1.3567x - 4.4621R² = 0.9412
(5.00)
(4.00)
(3.00)
(2.00)
(1.00)
-
1.00
2.00
3.00
0 2 4 6
Ln (
-Ln
MR
)
Ln t
Page-Linear
Ln (-Ln MR)
Linear (Ln (-Ln MR))
50
- Kecepatan Udara 2.0 m/s
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
y = -0.0587xR² = 0.8776
(4.00)
(3.50)
(3.00)
(2.50)
(2.00)
(1.50)
(1.00)
(0.50)
-
0 20 40 60
Ln M
R
t
Newton-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = -0.0735x + 0.5187R² = 0.9284
(4.00)
(3.50)
(3.00)
(2.50)
(2.00)
(1.50)
(1.00)
(0.50)
-
0.50
1.00
0 20 40 60
Ln M
R
t
Henderson-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = 1.2742x - 3.9679R² = 0.9663
(5.00)
(4.00)
(3.00)
(2.00)
(1.00)
-
1.00
2.00
0 2 4 6
Ln (
-Ln
MR
)
Ln t
Page-Linear
Ln (-Ln MR)
51
b. Gambar persamaan linear pada cabai belah
- Kecepatan udara 1.0 m/s
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
y = -0.1706xR² = 0.8766
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
0 20 40
Ln M
R
t
Newton-Linear
Ln MRLinear (Ln MR)
y = -0.1993x + 0.5629R² = 0.9018
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
1.000
0 20 40
Ln M
R
t
Hederson & Pabis-Linear
Ln MR
y = 0.9934x - 1.8794R² = 0.9382
(2.50)
(2.00)
(1.50)
(1.00)
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 2 4
Ln (
-Ln
MR
)
Ln t
Page-Linear
Ln (-Ln MR)
52
- Kecepatan udara 1.5 m/s
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
y = -0.3116xR² = 0.9065
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
0 10 20 30
Ln M
R
t
Newton-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = -0.3757x + 0.9183R² = 0.944
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
1.000
2.000
0 10 20 30
Ln M
R
t
Henderson & Pabis-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = 1.3083x - 2.1096R² = 0.964
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4Ln (
-Ln
MR
)
Ln t
Page - Linear
Ln (-Ln MR)
Linear (Ln (-Ln MR))
53
- Kecepatan udara 2.0 m/s
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
y = -0.4153xR² = 0.9032
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
0 10 20
Ln M
R
t
Newton-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = -0.497x + 0.7346R² = 0.9382
(9.000)
(8.000)
(7.000)
(6.000)
(5.000)
(4.000)
(3.000)
(2.000)
(1.000)
-
1.000
2.000
0 10 20
Ln M
R
t
Henderson-Linear
Ln MR
Linear (Ln MR)
y = 1.2989x - 1.646R² = 0.9712
(2.00)
(1.50)
(1.00)
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 2 4Ln (
-Ln
MR
)
Ln t
Page-Linear
Ln (-Ln MR)
Linear (Ln (-Ln MR))
54
Lampiran 8
Hasil regresi linear
a. Hasil Regresi linear pada pengeringan 1.0 m/s
- Cabai Utuh
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
- 1.00 1.00 2.79
1.00 0.99 0.96 2.62
2.00 0.98 0.91 2.46
3.00 0.97 0.87 2.31
4.00 0.95 0.83 2.16
5.00 0.93 0.80 2.03
6.00 0.92 0.76 1.91
7.00 0.90 0.73 1.79
8.00 0.88 0.69 1.68
9.00 0.86 0.66 1.58
10.00 0.84 0.63 1.48
11.00 0.82 0.60 1.39
12.00 0.80 0.58 1.30
13.00 0.78 0.55 1.22
14.00 0.76 0.53 1.15
15.00 0.73 0.50 1.08
16.00 0.71 0.48 1.01
17.00 0.69 0.46 0.95
18.00 0.67 0.44 0.89
19.00 0.65 0.42 0.84
20.00 0.63 0.40 0.79
21.00 0.61 0.38 0.74
22.00 0.59 0.37 0.69
23.00 0.57 0.35 0.65
24.00 0.56 0.33 0.61
25.00 0.54 0.32 0.57
26.00 0.52 0.30 0.54
27.00 0.50 0.29 0.50
28.00 0.48 0.28 0.47
29.00 0.47 0.27 0.44
30.00 0.45 0.25 0.42
31.00 0.43 0.24 0.39
32.00 0.42 0.23 0.37
33.00 0.40 0.22 0.35
34.00 0.39 0.21 0.32
Model k a n R2
Newton 0.046
0.727
Henderson & Pabis 0.063 2.789
0.811
Page 0.008
1.370 0.937
55
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
35.00 0.37 0.20 0.30
36.00 0.36 0.19 0.29
37.00 0.35 0.18 0.27
38.00 0.33 0.18 0.25
39.00 0.32 0.17 0.24
40.00 0.31 0.16 0.22
41.00 0.29 0.15 0.21
42.00 0.28 0.15 0.20
43.00 0.27 0.14 0.18
44.00 0.26 0.13 0.17
45.00 0.25 0.13 0.16
46.00 0.24 0.12 0.15
47.00 0.23 0.12 0.14
48.00 0.22 0.11 0.13
49.00 0.21 0.11 0.13
50.00 0.20 0.10 0.12
51.00 0.19 0.10 0.11
52.00 0.18 0.09 0.10
53.00 0.18 0.09 0.10
54.00 0.17 0.08 0.09
55.00 0.16 0.08 0.09
56.00 0.15 0.08 0.08
57.00 0.15 0.07 0.08
58.00 0.14 0.07 0.07
59.00 0.13 0.07 0.07
60.00 0.13 0.06 0.06
61.00 0.12 0.06 0.06
62.00 0.12 0.06 0.06
63.00 0.11 0.06 0.05
64.00 0.10 0.05 0.05
65.00 0.10 0.05 0.05
66.00 0.10 0.05 0.04
67.00 0.09 0.05 0.04
68.00 0.09 0.04 0.04
69.00 0.08 0.04 0.04
70.00 0.08 0.04 0.03
71.00 0.07 0.04 0.03
72.00 0.07 0.04 0.03
73.00 0.07 0.04 0.03
74.00 0.06 0.03 0.03
75.00 0.06 0.03 0.02
76.00 0.06 0.03 0.02
56
Model k a n R2
Newton 0.171
0.877
Henderson & Pabis 1.756 1.756
0.902
Page 0.153
0.993 0.938
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
77.00 0.05 0.03 0.02
78.00 0.05 0.03 0.02
79.00 0.05 0.03 0.02
80.00 0.05 0.03 0.02
81.00 0.04 0.02 0.02
82.00 0.04 0.02 0.02
83.00 0.04 0.02 0.01
84.00 0.04 0.02 0.01
85.00 0.04 0.02 0.01
86.00 0.03 0.02 0.01
87.00 0.03 0.02 0.01
88.00 0.03 0.02 0.01
89.00 0.03 0.02 0.01
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
- Cabai Belah
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
- 1.00 1.00 1.76
1.00 0.86 0.84 1.44
2.00 0.74 0.71 1.18
3.00 0.63 0.60 0.97
4.00 0.55 0.51 0.79
5.00 0.47 0.43 0.65
6.00 0.40 0.36 0.53
7.00 0.35 0.30 0.44
8.00 0.30 0.26 0.36
9.00 0.26 0.22 0.29
10.00 0.22 0.18 0.24
11.00 0.19 0.15 0.20
12.00 0.17 0.13 0.16
13.00 0.14 0.11 0.13
14.00 0.12 0.09 0.11
15.00 0.11 0.08 0.09
16.00 0.09 0.07 0.07
17.00 0.08 0.06 0.06
18.00 0.07 0.05 0.05
19.00 0.06 0.04 0.04
20.00 0.05 0.03 0.03
21.00 0.04 0.03 0.03
22.00 0.04 0.02 0.02
57
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
b. Hasil Regresi linear pada pengeringan 1.5 m/s
- Cabai Utuh
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
- 1.00 1.00 2.52
1.00 0.99 0.94 2.33
2.00 0.97 0.89 2.15
3.00 0.95 0.84 1.99
4.00 0.93 0.79 1.83
5.00 0.90 0.75 1.69
6.00 0.88 0.71 1.56
7.00 0.85 0.67 1.44
8.00 0.82 0.63 1.33
9.00 0.80 0.59 1.23
10.00 0.77 0.56 1.13
11.00 0.74 0.53 1.05
12.00 0.71 0.50 0.97
13.00 0.69 0.47 0.89
14.00 0.66 0.44 0.82
15.00 0.63 0.42 0.76
16.00 0.61 0.39 0.70
17.00 0.58 0.37 0.65
18.00 0.56 0.35 0.60
19.00 0.53 0.33 0.55
20.00 0.51 0.31 0.51
21.00 0.49 0.30 0.47
22.00 0.47 0.28 0.43
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
23.00 0.03 0.02 0.02
24.00 0.03 0.02 0.01
25.00 0.02 0.01 0.01
26.00 0.02 0.01 0.01
27.00 0.02 0.01 0.01
28.00 0.02 0.01 0.01
29.00 0.01
0.01
30.00 0.01
0.00
31.00 0.01
0.00
32.00 0.01
0.00
33.00 0.01
0.00
Model k a n R2
Newton 0.058
0.704
Henderson & Pabis 2.525 2.525
0.782
Page 0.012
1.357 0.941
58
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
23.00 0.44 0.26 0.40
24.00 0.42 0.25 0.37
25.00 0.40 0.23 0.34
26.00 0.38 0.22 0.32
27.00 0.36 0.21 0.29
28.00 0.35 0.20 0.27
29.00 0.33 0.19 0.25
30.00 0.31 0.17 0.23
31.00 0.30 0.17 0.21
32.00 0.28 0.16 0.20
33.00 0.27 0.15 0.18
34.00 0.25 0.14 0.17
35.00 0.24 0.13 0.15
36.00 0.23 0.12 0.14
37.00 0.21 0.12 0.13
38.00 0.20 0.11 0.12
39.00 0.19 0.10 0.11
40.00 0.18 0.10 0.10
41.00 0.17 0.09 0.10
42.00 0.16 0.09 0.09
43.00 0.15 0.08 0.08
44.00 0.14 0.08 0.07
45.00 0.13 0.07 0.07
46.00 0.12 0.07 0.06
47.00 0.12 0.07 0.06
48.00 0.11 0.06 0.05
49.00 0.10 0.06 0.05
50.00 0.10 0.05 0.05
51.00 0.09 0.05 0.04
52.00 0.09 0.05 0.04
53.00 0.08 0.05 0.04
54.00 0.08 0.04 0.03
55.00 0.07 0.04 0.03
56.00 0.07 0.04 0.03
57.00 0.06 0.04 0.03
58.00 0.06 0.03 0.02
59.00 0.05 0.03 0.02
60.00 0.05 0.03 0.02
61.00 0.05 0.03 0.02
59
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
62.00 0.04 0.03 0.02
63.00 0.04 0.03 0.02
64.00 0.04 0.02 0.02
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
- Cabai Belah
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
c. Hasil Regresi linear pada pengeringan 2.0 m/s
-. Cabai Utuh
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
- 1.00 1.00 1.68
1.00 0.98 0.94 1.56
2.00 0.96 0.89 1.45
3.00 0.93 0.84 1.35
4.00 0.90 0.79 1.25
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
- 1.00 1.00 2.50
1.00 0.89 0.73 1.72
2.00 0.74 0.54 1.18
3.00 0.60 0.39 0.81
4.00 0.48 0.29 0.56
5.00 0.37 0.21 0.38
6.00 0.28 0.15 0.26
7.00 0.21 0.11 0.18
8.00 0.16 0.08 0.12
9.00 0.12 0.06 0.09
10.00 0.08 0.04 0.06
11.00 0.06 0.03 0.04
12.00 0.04 0.02 0.03
13.00 0.03 0.02 0.02
14.00 0.02 0.01 0.01
15.00 0.02 0.01 0.01
16.00 0.01 0.01 0.01
17.00 0.01 0.01 0.00
18.00 0.00 0.00 0.00
19.00 0.00 0.00 0.00
20.00 0.00 0.00 0.00
21.00 0.00 0.00 0.00
Model k a n R2
Newton 0.312
0.907
Henderson & Pabis 0.375 2.504
0.944
Page 0.121
1.308 0.964
Model k a n R2
Newton 0.059
0.878
Henderson & Pabis 0.074 1.680
0.928
Page 0.019
1.274 0.966
60
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
5.00 0.86 0.75 1.16
6.00 0.83 0.70 1.08
7.00 0.80 0.66 1.00
8.00 0.77 0.63 0.93
9.00 0.73 0.59 0.87
10.00 0.70 0.56 0.81
11.00 0.67 0.52 0.75
12.00 0.64 0.49 0.70
13.00 0.61 0.47 0.65
14.00 0.58 0.44 0.60
15.00 0.55 0.41 0.56
16.00 0.52 0.39 0.52
17.00 0.50 0.37 0.48
18.00 0.47 0.35 0.45
19.00 0.45 0.33 0.42
20.00 0.42 0.31 0.39
21.00 0.40 0.29 0.36
22.00 0.38 0.27 0.33
23.00 0.36 0.26 0.31
24.00 0.34 0.24 0.29
25.00 0.32 0.23 0.27
26.00 0.30 0.22 0.25
27.00 0.28 0.20 0.23
28.00 0.27 0.19 0.21
29.00 0.25 0.18 0.20
30.00 0.24 0.17 0.19
31.00 0.22 0.16 0.17
32.00 0.21 0.15 0.16
33.00 0.20 0.14 0.15
34.00 0.18 0.14 0.14
35.00 0.17 0.13 0.13
36.00 0.16 0.12 0.12
37.00 0.15 0.11 0.11
38.00 0.14 0.11 0.10
39.00 0.13 0.10 0.10
40.00 0.12 0.10 0.09
41.00 0.12 0.09 0.08
42.00 0.11 0.08 0.08
43.00 0.10 0.08 0.07
44.00 0.10 0.08 0.07
45.00 0.09 0.07 0.06
46.00 0.08 0.07 0.06
61
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
47.00 0.08 0.06 0.05
48.00 0.07 0.06 0.05
49.00 0.07 0.06 0.05
50.00 0.06 0.05 0.04
51.00 0.06 0.05 0.04
52.00 0.05 0.05 0.04
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
- Cabai Belah
t MR
Page MR
Newton MR
Henderson
- 1.00 1.00 2.08
1.00 0.82 0.66 1.27
2.00 0.62 0.44 0.77
3.00 0.45 0.29 0.47
4.00 0.31 0.19 0.29
5.00 0.21 0.13 0.17
6.00 0.14 0.08 0.11
7.00 0.09 0.05 0.06
8.00 0.06 0.04 0.04
9.00 0.04 0.02 0.02
10.00 0.02 0.02 0.01
11.00 0.01 0.01 0.01
12.00 0.01 0.01 0.01
13.00 0.00 0.00 0.00
14.00 0.00 0.00 0.00
15.00 0.00 0.00 0.00
16.00 0.00 0.00 0.00
17.00 0.00 0.00 0.00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
Model k a n R2
Newton 0.415
0.903
Henderson & Pabis 0.497 2.085
0.938
Page 0.193
1.299 0.971
62
Lampiran 9
Gambar hubungan MR observasi dengan MR Model persamaan pada
pengeringan.
a. Kecepatan udara 1.0 m/s
- Cabai Utuh
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
- Cabai Belah
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
- 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
Mo
de
l MR
Waktu (Jam)
MR Page
Observed MR
MR Newton
MR Henderson
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
- 10.00 20.00 30.00 40.00
Mo
de
l MR
Waktu (Jam)
MR Page
Observed MR
MR Newton
MR Henderson
63
b. Kecepatan udara 1.5 m/s
- Cabai Utuh
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
- Cabai Belah
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
- 20.00 40.00 60.00 80.00
Mo
de
l MR
Waktu (Jam)
MR Page
Observed MR
MR Newton
MR Henderson
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
- 5.00 10.00 15.00 20.00
Mo
de
l MR
Waktu (Jam)
MR Page
Observed MR
MR Newton
MR Henderson
64
c. Kecepatan udara 2.0 m/s
- Cabai Utuh
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
- Cabai Belah
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2011.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
- 20.00 40.00 60.00
Mo
de
l MR
Waktu (Jam)
MR Page
Observed MR
MR Newton
MR Henderson
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
- 5.00 10.00 15.00 20.00
Mo
de
l MR
Waktu (Jam
MR Page
Observed MR
MR Newton
MR Henderson
65
Lampiran 10
Foto kegiatan selama penelitian
Alat Pengering tray dryer model EH-TD-
300 Eunha Fluid Science
Oven
Cabai Sebelum dikeringkan
Pengamatan Pada Cabai Utuh
Pengamatan Pada Cabai Belah