i | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
i | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
KATA PENGANTAR
Pilot SP2020 merupakan salah satu
rangkaian kegiatan persiapan Sensus
Penduduk Tahun 2020 (SP2020). Kegiatan ini
dilakukan sebagai dasar evaluasi instrumen
dan untuk memperoleh informasi lainnya
seperti prosedur pelaksanaan lapangan
dan prosedur pengolahan data. Kegiatan Post
Enumeration Survey (PES) perlu dilakukan
untuk mengevaluasi tingkat ketelitian hasil
SP2020. Pelaksanaan Uji Coba PES SP2020
(UC PES SP2020) merupakan rangkaian dari
kegiatan tersebut yang bertujuan untuk
mengevaluasi instrumen, prosedur
pelaksanaan lapangan dan prosedur
pengolahan data PES SP2020.
Buku Pedoman Pencacah UC PES
SP2020 ini memuat uraian tentang tujuan,
cakupan, metodologi, tata cara pencacahan,
dan informasi lain yang diperlukan dalam
ii | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
pelaksanaan kegiatan UC PES SP2020.
Semoga buku ini dapat dijadikan acuan bagi
semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaannya.
Peran serta dan tanggung jawab yang
tinggi dari semua pihak merupakan kunci
keberhasilan kegiatan UC PES SP2020 secara
keseluruhan. Selamat bekerja, semoga Tuhan
Yang Maha Kuasa berkenan memberikan
bimbingan-Nya kepada kita semua.
Jakarta, Agustus 2018
Deputi Bidang Metodologi dan
Informasi Statistik
M. Ari Nugraha
iii | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................... i
DAFTAR ISTILAH...................................... v
BAB.I PENDAHULUAN.......................... 1
1.1 Tujuan UC PES SP2020...... 1
1.2 Lokasi UC PES SP2020....... 1
1.3 Tugas dan Tanggung Jawab
Pencacah UC PES
SP2020...............................
2
BAB.II METODOLOGI DAN MEKANISME
PENCACAHAN.............................
5
2.1 Pendekatan Konsep dan
Definisi Penduduk...............
5
2.2 Metode Pencacahan UC PES
SP2020................................
8
2.3 Cakupan Pencacahan UC
PES SP2020.........................
9
2.4 Mekanisme Pencacahan..... 13
BAB.III URAIAN TUGAS PENCACAH
LAPANGAN..................................
29
3.1 Alur Kerja............................ 29
3.2 Listing................................. 30
3.3 Pencacahan Lengkap
Rumah Tangga....................
32
iv | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB.IV PENGORGANISASIAN KEGIATAN
LAPANGAN..................................
33
4.1 Kalender Pencacahan......... 33
4.2 Mekanisme Evaluasi dan
Pemeriksaan Silang............ 38
BAB.V CARA PENGISIAN DAFTAR......... 43
5.1 Pengisian Daftar SP2020-
LPES1.................................
43
5.2 Pengisian Daftar SP2020-
PES1...................................
52
5.3 Pengisian Daftar SP2020-
PES4...................................
56
BAB.VI KONSEP DAN DEFINISI............... 59
v | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
DAFTAR ISTILAH
< : Lebih kecil
> : Lebih besar
ART : Anggota Rumah Tangga
BF : Bangunan Fisik
Blok (kuesioner) : Bagian Pertanyaan
BPS : Badan Pusat Statistik
BS : Blok Sensus
BSBTT : Bangunan Sensus Bukan
Tempat Tinggal
BSTTK : Bangunan Sensus Tempat
Tinggal Kosong
Daftar C1 : Daftar PILOT SP2020-C1
Daftar L1 : Daftar PILOT SP2020-L1
Daftar LPES1 : Daftar SP2020-LPES1
Daftar PES1 : Daftar SP2020-PES1
Daftar PES4 : Daftar SP2020-PES4
DSBS UC PES : SP2020-PES.DSBS
E (Daftar PES1) : Enumeration (Pilot
SP2020)
vi | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
ID : Identitas
Innas : Instruktur Nasional
Kab/Kota : Kabupaten/Kota
Kec : Kecamatan
Kel : Kelurahan
KK : Kepala Keluarga
Kol : Kolom
Kortim : Kooordinator Tim
KRT : Kepala Rumah Tangga
Listing : Pendaftaran Bangunan
dan Rumah Tangga
LP : Lembaga Pemasyarakatan
NBS : Nomor Blok Sensus
NUART : Nomor Urut Anggota
Rumah Tangga
NURT : Nomor Urut Rumah Tangga
P (Daftar PES1) : Post Enumeration Survey
(Uji Coba PES SP2020)
PCS : Pencacah Sampel
PES : Post Enumeration Survey
Peta WA : Peta Wilayah Administrasi
vii | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Peta WB : Peta Wilayah Blok Sensus
Pilot SP : Pilot SP2020
Prov : Provinsi
RT : Rukun Tetangga
Ruta : Rumah Tangga
RW : Rukun Warga
SLS : Satuan Lingkungan
Setempat
SP : Sensus Penduduk
UC PES : Uji Coba PES SP2020
WNA : Warga Negara Asing
WNI : Warga Negara Indonesia
1 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan UC PES SP2020
Secara umum tujuan UC PES SP2020
adalah mengujicobakan rangkaian kegiatan
dan instrumen yang akan digunakan pada
PES SP2020, yang meliputi:
1. Memperoleh metode pencacahan,
kuesioner yang efisien untuk
pelaksanaan PES SP2020.
2. Memperoleh prosedur matching yang
efektif, efisien, dan operasional.
3. Memperoleh prosedur pengolahan yang
efektif, efisien, dan operasional untuk
entri data, analisis cakupan, dan
analisis isian.
4. Mengukur kesalahan cakupan dan
kesalahan isian Pilot SP2020.
1.2 Lokasi UC PES SP2020
UC PES SP2020 dilaksanakan di tiga
kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi
Sumatera Selatan, Kabupaten Manggarai
2 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan
Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan
Selatan. Setiap kabupaten dipilih dua BS.
Jumlah sampel UC PES SP2020 sebanyak 6
blok sensus.
1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah
UC PES SP2020
PCS mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1) Mengikuti pelatihan petugas UC PES.
2) Menerima dokumen pencacahan (Daftar
LPES1, PES1, PES4, peta WB UC PES
dan Dokumen DSBS) dari Kortim.
3) Melakukan koordinasi dengan penguasa
wilayah dan Ketua SLS setempat
bersama-sama dengan Kortim untuk
menginformasikan kegiatan lapangan
UC PES.
4) Menuliskan nama kegiatan “UC PES
SP2020” pada bagian kiri atas setelah
nama dokumen peta Pilot SP2020-WB.
5) Mengenali batas-batas blok sensus yang
menjadi tanggung jawabnya bersama-
sama dengan Kortim.
3 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
6) Menambahkan simbol penting dalam
peta WB UC PES sesuai dengan kondisi
di lapangan.
7) Melakukan pendaftaran setiap
bangunan dan rumah tangga dengan
Daftar LPES1 dan pendataan/
pemutakhiran karakteristik rumah
tangga dengan Daftar PES1 dalam blok
sensus yang menjadi wilayah kerjanya.
8) Menggambarkan simbol kotak kosong (
) untuk seluruh bangunan fisik sesuai
lokasi di lapangan pada peta WB UC
PES.
9) Memberi dan menuliskan nomor urut
bangunan fisik di atas simbol bangunan
fisik pada peta WB UC PES yang sesuai
dengan yang tertulis pada Daftar
LPES1.
10) Mendiskusikan dengan Kortim setiap
permasalahan pencacahan.
11) Memeriksa kelengkapan setiap isian
dan konsistensinya pada dokumen hasil
pencacahan.
12) Memeriksa kesesuaian/konsistensi
isian antara dokumen LPES1, dokumen
PES1, dan peta WB UC PES-nya.
4 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
13) Menyerahkan dokumen hasil
pencacahan (dokumen LPES1, PES1,
dan peta WB UC PES) yang telah diisi
dan diperiksa kesesuaiannya kepada
Kortim.
14) Memperbaiki isian dokumen LPES1,
PES1, dan isian peta WB UC PES yang
dinyatakan salah oleh Kortim.
15) Mematuhi mekanisme pelaksanaan
pencacahan dan jadwal waktu yang
ditentukan.
16) Melaksanakan tugas yang diberikan
oleh Kortim, dan petunjuk dalam buku
pedoman
5 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB II METODOLOGI DAN MEKANISME
PENCACAHAN
Prinsip yang mendasar dari kegiatan
UC PES SP2020 adalah mencakup semua
penduduk (WNI dan WNA) di seluruh wilayah
pendataan. Semua sarana dan sumber daya
yang tersedia diarahkan untuk mencapai
tujuan tersebut. Hal ini hanya mungkin
dicapai jika semua petugas memahami
metodologi yang digunakan, definisi
penduduk serta tata cara pencacahan di
lapangan.
2.1 Pendekatan Konsep dan Definisi
Penduduk
Pencacahan SP2020 menggunakan
konsep “de jure” atau konsep “dimana
seseorang biasanya menetap/bertempat
tinggal” (usual residence) dan konsep “de
facto” atau konsep “dimana seseorang berada
pada saat pencacahan”. Untuk penduduk
yang bertempat tinggal tetap, dicacah dimana
mereka biasanya bertempat tinggal.
Penduduk yang sedang bepergian 6 bulan
atau lebih, atau yang telah berada pada suatu
6 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
tempat tinggal selama 6 bulan atau lebih,
dicacah dimana mereka tinggal pada saat
pencacahan. Penduduk yang menempati
rumah kontrak/sewa (tahunan/bulanan)
dianggap sebagai penduduk yang bertempat
tinggal tetap.
Termasuk penduduk :
1. Mereka yang tinggal menetap atau
sudah enam bulan atau lebih,
2. Mereka yang tinggal kurang dari enam
bulan tetapi bermaksud menetap,
3. Mereka yang sedang bepergian ke
wilayah lain kurang dari enam bulan
dan tidak bermaksud menetap di
wilayah tujuan,
4. Mereka yang bertempat tinggal dengan
mengontrak/sewa/kos, untuk bekerja
atau sekolah,
5. Anggota Korps Diplomatik Indonesia
dan ART-nya yang tinggal di luar negeri.
Tidak termasuk penduduk:
1. Tamu yang tengah berkunjung (kurang
dari enam bulan) dan tidak bermaksud
menetap,
7 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
2. Mereka yang tengah bepergian ke
wilayah lain selama enam bulan atau
lebih,
3. Sudah pindah dan bermaksud menetap
di wilayah tujuan meskipun belum 6
bulan meninggalkan tempat tinggal ini,
4. Sudah bertempat tinggal di wilayah lain
dengan mengontrak/sewa/kos meski-
pun sewaktu-waktu libur kembali
(berkunjung) ke rumah keluarga atau
orangtuanya.
5. Anggota Korps Diplomatik negara asing
dan anggota rumah tangganya yang
tinggal di Indonesia.
Dalam “grey area” ketika konsep
penduduk diterapkan di lapangan, maka
sangat penting merujuk pada prinsip, yaitu
sensus harus mencakup semua penduduk
dan setiap penduduk hanya terhitung
sekali. Ada perlakuan khusus pada kasus
sebagai berikut:
1. Seseorang yang tinggal di suatu wilayah
kurang dari enam bulan dan tidak
bermaksud untuk menetap, tetapi telah
meninggalkan rumahnya enam bulan
atau lebih (telah tinggal di tempat lain
8 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
sebelumnya), dicatat dimana dia
ditemukan pada saat pencacahan.
2. Kepala rumah tangga yang biasanya
bekerja di tempat lain tapi pulang secara
periodik (kurang dari 6 bulanan), tetap
dicatat sebagai kepala rumah tangga di
tempat tinggal anggota rumah tangganya.
SP2020 mencakup pula penduduk
yang bertempat tinggal tidak tetap, seperti
tuna wisma tuna wisma, awak kapal,
penghuni perahu/rumah apung, masyarakat
terpencil dan pengungsi. Pencacahan
penduduk ini menggunakan konsep “de facto”
atau tempat dimana seseorang berada pada
waktu pencacahan.
2.2. Metode Pencacahan UC PES SP2020
Kegiatan UC PES hanya dilakukan
pada blok sensus biasa. Metode pencacahan
yang digunakan, yaitu wawancara (interview)
menggunakan Paper and Pencil Interviewing
(PAPI). Pencacahan rumah tangga dilakukan
dengan wawancara tatap muka antara PCS
dengan masing-masing ART, kecuali anak di
bawah umur dapat diwakili oleh KRT,
istri/suami KRT atau ART lain. Untuk
9 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat individu,
perlu diusahakan agar wawancara langsung
dengan individu yang bersangkutan. Dari
pertanyaan yang diajukan pada kuesioner,
PCS akan mendapatkan jawaban untuk
diisikan ke dalam daftar.
Pencacahan UC PES SP2020 meliputi
beberapa variabel yang terdapat pada
kuesioner short form, antara lain: keterangan
nama ART, hubungan dengan KRT, jenis
kelamin, umur, status perkawinan, tempat
lahir, pendidikan, dan ketenagakerjaan.
2.3. Cakupan Pencacahan UC PES
SP2020
Unit pencacahan UC PES SP2020
mencakup penduduk yang mempunyai
tempat tinggal tetap di wilayah blok sensus
terpilih. Pencacahan di BS menggunakan
Daftar SP2020-LPES1 (listing) dan Daftar
SP2020-PES1 (pencacahan). Berikut ini
dijelaskan unit pencacahan dan aturan
pencacahannya:
1) Blok Sensus khusus bukan cakupan UC
PES
10 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
2) Gerobak usaha yang menetap dan dihuni,
rumah kumuh, dan tempat tinggal tetap
lain yang mungkin dinilai tidak layak
huni, dianggap sebagai tempat tinggal
tetap dan pencacahan menggunakan
Daftar SP2020-LPES1 dan Daftar SP2020-
PES1.
3) Pengungsi diperlakukan dengan 2 cara.
Pertama, pencacahan dengan Daftar
SP2020-LPES1 dan Daftar SP2020-PES1
bagi mereka yang ditempatkan dalam
bangunan rumah semi permanen atau
permanen, biasanya kopel banyak dan
masing-masing dihuni satu rumah tangga
(keluarga). Kedua, bagi mereka yang
ditempatkan dalam tenda atau bangunan
seadanya, rumah tangga masih tercampur
dalam tenda, dan biasanya makannya
diurus dapur umum hanya dicacah
dengan Daftar SP2020-LPES1.
4) Penduduk yang bertempat tinggal di
kolong jembatan yang merupakan batas
BS atau tidak masuk BS manapun, tidak
dicakup dalam UC PES.
11 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
a) Penduduk yang punya bangunan fisik
dicakup dalam UC PES.
b) Tunawisma yang tidak punya
bangunan fisik tidak dicakup dalam UC
PES.
5) Penduduk yang bertempat tinggal tetap di
lokasi khusus (masyarakat terpencil,
penghuni rumah perahu) tidak dicakup
dalam UC PES.
6) Penduduk yang bertempat tinggal tidak
tetap (tuna wisma, awak kapal berbendera
Indonesia, suku terasing, tinggal di gerbong
kereta api, dsb), tidak dicakup dalam UC
PES.
7) Penjara (Lembaga Pemasyarakatan), barak
militer, dan tenda penampungan
pengungsi atau semacam hunian darurat
pada BS khusus tidak dicakup dalam UC
PES.
8) Rumah Sakit Jiwa (RSJ), tidak dicakup
dalam UC PES.
12 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Tabel 1. Ringkasan Jenis BS, Rumah Tangga, Dokumen, dan Petugas pada
Pelaksanaan UC PES
Jenis BS
Jenis Rumah Tangga Dokumen Pencacahan Petugas Keterangan
Biasa
Biasa Daftar LPES1 + Daftar PES1 Tim
Khusus Daftar LPES1 Tim
Pengungsi
Bangunan permanen
Daftar LPES1 + Daftar PES1 Tim
Dikategorikan
rumah tangga
biasa
Tenda/
Hunian
sementara
Daftar LPES1 Tim
Dikategorikan
rumah tangga
khusus
Penghuni flat/
apartemen/perumahan
eksklusif - -
Tidak dicakup
dalam UC PES
13 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
2.4. Mekanisme Pencacahan
2.4.1. Pengenalan Wilayah Kerja
Pengenalan wilayah blok sensus
dilakukan oleh PCS didampingi Kortim
sebelum melakukan pendaftaran bangunan
dan rumah tangga. Tujuan pengenalan
wilayah adalah agar terhindar dari terjadinya
lewat cacah bangunan dan rumah tangga
maupun tercacah lebih dari satu kali oleh
petugas yang berbeda (ganda cacah),
terutama karena alasan keberadaannya di
wilayah yang berbatasan dengan wilayah
kerja petugas lain. Instrumen yang digunakan
pada saat pengenalan wilayah terdiri dari:
1) Peta desa/kelurahan (SP2010-
WA/ST2013-WA) selanjutnya disebut peta
WA.
Peta WA digunakan oleh Kortim untuk
mengetahui posisi blok sensus yang
menjadi wilayah kerja PCS.
2) Peta blok sensus Pilot SP2020-WB tanpa
simbol bangunan fisik, selanjutnya disebut
peta WB UC PES.
Peta WB UC PES digunakan untuk
identifikasi batas luar blok sensus sebagai
14 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
wilayah kerja PCS, jalan, dan landmark
penting lainnya (rumah ibadah, sekolah,
kantor, dsb.) dan penggambaran posisi
bangunan fisik tempat tinggal rumah
tangga.
Tahapan pengenalan wilayah blok sensus
sebagai berikut:
1) PCS bersama Kortim mengunjungi blok
sensus dengan panduan peta WB UC PES.
2) Tuliskan nama kegiatan “UC PES SP2020”
pada bagian kiri atas setelah nama
dokumen peta Pilot SP2020-WB.
3) Kunjungi ketua/pengurus SLS untuk
menginformasikan adanya kegiatan UC
PES di wilayah tersebut dengan membawa
surat tugas dari BPS kabupaten/kota,
serta mengumpulkan informasi tentang
karakter penduduk agar dapat menyusun
rencana untuk melakukan pencacahan,
seperti jadwal kunjungan.
4) Telusuri wilayah kerja dengan membawa
peta WB UC PES.
5) Kenali arah utara, batas luar blok sensus,
jalan, dan landmark (bangunan yang
mudah dikenali sebagai batas seperti
15 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.).
Periksa ketepatan posisi landmark dan
tambahkan landmark pada batas luar blok
sensus bila belum ada. Perhatikan dengan
saksama batas terluar blok sensus, karena
hal ini berkaitan dengan cakupan
bangunan dan rumah tangga dalam blok
sensus tersebut.
6) Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara,
batas luar blok sensus, jalan, dan
landmark penting lainnya (rumah ibadah,
sekolah, kantor, dsb.), PCS harus
memperbaiki dan/atau melengkapinya
sesuai keadaan di lapangan. Perbaikan
batas luar blok sensus hanya meliputi
bentuk, ukuran, dan kesesuaian gambar
dengan legenda pada peta yang
disesuaikan dengan kondisi sebenarnya di
lapangan. Apabila terdapat batas baru
sehingga terbentuk segmen baru
(pemecahan segmen), tuliskan nomor
segmen untuk masing-masing wilayah baru
tsb pada peta. Misalnya segmen 020 terbagi
menjadi dua bagian, maka penomoran
segmen 020 dicoret, kemudian diganti
dengan nomor S021 dan S022.
16 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
7) Rencanakan kegiatan pendaftaran dengan
cermat agar bangunan dan rumah tangga
dalam blok sensus tersebut tidak terlewat
cacah atau tercacah lebih dari satu kali.
Kenali bangunan yang berada di posisi
barat daya blok sensus dan upayakan
pendaftaran bangunan dan rumah tangga
mulai dari bangunan yang terletak di ujung
barat daya blok sensus
Jika ada masalah perbatasan BS, vmaka
Kortim harus segera melapor kepada BPS
Kabupaten/Kota. Kepala BPS Kabu-
paten/Kota harus tanggap dan segera
bertindak membantu mengatasi masalah
perbatasan BS.
2.4.2 Listing
Listing bertujuan untuk memperoleh
informasi penggunaan bangunan dan jumlah
rumah tangga. Kegiatan listing mencakup
pendaftaran bangunan dan rumah tangga,
penggambaran simbol letak/posisi bangunan
fisik pada peta WB UC PES, termasuk
perbaikan muatan peta WB UC PES. PCS
harus mengunjungi dan mendaftar seluruh
17 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
bangunan dan rumah tangga yang ada pada
blok sensus yang menjadi tugasnya, mulai
dari satu bangunan ke bangunan lain secara
berurutan (door to door). Ketidaklengkapan
listing dalam blok sensus menyebabkan
terjadinya kesalahan dalam penghitungan
jumlah rumah tangga.
Sebelum listing PCS didampingi Kortim
harus terlebih dahulu melakukan pengenalan
wilayah blok sensus tugasnya. Listing UC PES
dilakukan oleh seorang PCS dengan
menggunakan Daftar LPES1 dan peta WB UC
PES. Kortim harus mendampingi setiap PCS
secara bergantian pada saat melakukan
listing. Untuk memastikan bahwa PCS telah
melakukan listing dengan benar, Kortim
harus mengecek 5 rumah tangga hasil listing
pada setiap blok sensus.
Kunjungan ke setiap bangunan sensus
harus dilakukan secara berurutan mulai dari
segmen yang berada di ujung barat daya blok
sensus. Listing dalam segmen pertama yang
dikunjungi dimulai dari bangunan yang
berada di ujung barat daya blok sensus,
bergerak ke arah timur, dan zigzag menuju ke
arah utara. Atau dapat pula dimulai dari arah
18 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
barat daya, bergerak ke arah utara, dan
zigzag ke arah timur.
Gambar 1. Pencacahan secara zigzag ke
arah utara
Gambar 2. Pencacahan secara zigzag ke
arah timur
Tujuan penggunaan cara ini adalah
menghindari terjadinya lewat cacah
bangunan dan rumah tangga dalam blok
sensus. Penerapan ini bisa disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Pada kondisi
khusus, pencacahan dapat dimulai dari
segmen yang paling mudah dicapai oleh PCS.
U
U
19 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Alasan ketidaksesuaian antara implementasi
lapangan dengan SOP ini harus dituliskan
pada blok catatan kuesioner listing (Daftar
LPES1).
Tahapan pendaftaran bangunan dan rumah
tangga
1) Kunjungi bangunan fisik dengan meminta
izin terlebih dahulu kepada penghuni:
a. Gambarkan simbol letak/posisi
bangunan fisik berupa kotak kosong ( )
pada peta WB UC PES sesuai lokasi di
lapangan.
b. Beri nomor urut bangunan fisik pada
Daftar LPES1.
c. Beri nomor urut bangunan fisik pada
peta blok sensus sesuai yang ditulis
pada Daftar LPES1. Nomor bangunan
fisik pada peta WB UC PES dan Daftar
LPES1 harus sama.
2) Identifikasi jumlah bangunan sensus
kemudian berikan nomor urut bangunan
sensus pada Daftar LPES1.
3) Identifikasi jenis bangunan sensus
(bangunan sensus bukan tempat tinggal,
20 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
bangunan sensus tempat tinggal atau
bangunan sensus campuran), kemudian
tanyakan dan catat nama kepala rumah
tangga dan/ atau penggunaan bangunan
tersebut pada Daftar LPES1.
4) Identifikasi jumlah rumah tangga pada
bangunan sensus tempat tinggal atau
bangunan sensus campuran, selanjutnya
berikan nomor urut rumah tangga pada
Daftar LPES1.
5) Isi Daftar LPES1 untuk setiap baris nama
kepala rumah tangga dan/ atau
penggunaan bangunan dengan lengkap
dan benar sesuai tata cara pengisian
daftar tersebut.
6) Jika pada bangunan sensus yang
dikunjungi terdapat lebih dari satu
rumah tangga, lakukan pencacahan
seluruh rumah tangga yang ada di
bangunan sensus tersebut.
7) Jika rumah tangga yang dikunjungi
belum dapat diwawancarai, lanjutkan
pencacahan ke rumah tangga berikutnya.
Sebelum periode pencacahan berakhir,
PCS harus melakukan kunjungan ulang
21 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
ke rumah tangga tersebut untuk
wawancara.
8) Jika saat kunjungan ulang ke bangunan
sensus pada butir (7) ternyata terdapat
lebih dari satu rumah tangga, tuliskan
keterangan rumah tangga ke-2 dan
seterusnya pada baris terakhir Daftar
LPES1 saat wawancara, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Nomor urut bangunan fisik dan
bangunan sensus mengikuti nomor
urut bangunan fisik dan sensus yang
sama (induk).
b. Nomor urut rumah tangga melanjutkan
nomor urut rumah tangga terakhir
pada saat wawancara.
9) Lanjutkan pencacahan ke bangunan
sensus berikutnya yang terdekat dengan
bangunan sensus yang dikunjungi.
10) Lakukan pendaftaran bangunan dan
rumah tangga dalam satu segmen terlebih
dahulu, kemudian lanjutkan ke
bangunan dan rumah tangga yang berada
di segmen terdekat dengan bangunan
atau rumah tangga terakhir yang
22 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
didaftar/dikunjungi pada segmen
berikutnya.
11) Jika pada saat listing masih ditemui
ketidaksesuaian muatan peta WB (seperti:
jalan, landmark, dsb.), PCS harus
memperbaiki dan/atau melengkapinya
sesuai keadaan di lapangan.
12) Lakukan butir (1) sampai dengan (11)
hingga pendaftaran bangunan dan rumah
tangga dalam satu blok sensus selesai.
13) Serahkan dokumen tersebut kepada
Kortim untuk diperiksa, jika seluruh
dokumen dalam satu blok sensus sudah
lengkap, wajar, dan konsisten.
14) Jika ada temuan hasil pemeriksaan oleh
Kortim, lakukan perbaikan dan bila perlu
lakukan kunjungan ulang ke rumah
tangga. Kesalahan yang sama tidak boleh
terulang pada pencacahan berikutnya.
23 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Gambar 3. Alur Tahapan Listing Bangunan
dan Rumah Tangga
24 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Gambar 4. Peta BS Sebelum Listing
Bangunan dan Rumah Tangga
25 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Gambar 5. Peta BS Hasil Listing Bangunan
dan Rumah Tangga
26 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
2.4.3 Pencacahan Lengkap dengan Daftar
SP2020-PES1
Pencacahan lengkap dengan Daftar
PES1 dilakukan setelah selesai listing dalam
BS. Artinya bahwa pencacahan UC PES dalam
satu BS dilakukan dalam dua kali kunjungan.
Kunjungan pertama untuk melakukan listing
oleh seorang PCS dan kunjungan kedua
untuk melakukan pendataan dengan Daftar
PES1 yang dilakukan secara tim. Namun
demikian untuk BS tertentu (apartemen atau
pemukiman exclusive) yang sulit atau tidak
memungkinkan dikunjugi dua kali dapat
dilakukan listing dan pencacahan Daftar
PES1 dalam satu kali kunjungan. Penentuan
blok sensus yang menerapkan metode
pencacahan dengan satu kali kunjungan
ditentukan oleh BPS kabupaten/kota.
Mekanisme pencacahan dengan Daftar PES1
selengkapnya akan dijelaskan pada bab
berikutnya. Satu rumah tangga hanya
dicacah dengan satu set Daftar PES1. Daftar
LPES1 dan peta WB UC PES (hasil listing)
digunakan di lapangan sebagai direktori dan
pemandu dalam pencacahan rumah tangga
dengan Daftar PES1.
27 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pencacahan dilakukan secara tim
dalam setiap blok sensus. Kortim memberi
tugas satu rumah tangga kepada setiap PCS
secara urut atau berdekatan agar mudah
diawasi oleh Kortim. Setiap selesai satu
rumah tangga dicacah, PCS harus memeriksa
kelengkapan dan kewajaran isian dokumen
hasil pencacahan sebelum menyerahkan
kepada Kortim untuk langsung diperiksa di
lapangan. Hal ini dilakukan agar kesalahan
dapat segera diperbaiki dan/atau dicacah
kembali jika isian daftar belum lengkap atau
kurang wajar.
Kortim harus mendampingi PCS secara
bergiliran saat pencacahan pada rumah
tangga pertama atau pada awal pencacahan
di setiap BS, sehingga Kortim mendampingi
minimum 2 pencacahan rumah tangga di
setiap BS.
Gambar 6. Skema Pencacahan
28 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Kortim melakukan evaluasi dan
pembinaan terhadap masing-masing PCS.
Dengan demikian diharapkan PCS tidak
mengulangi kesalahan serupa ketika
mencacah rumah tangga selanjutnya.
Selesai pencacahan lengkap penduduk
di satu BS, selanjutnya tim mencacah BS
yang lain. Demikian seterusnya sehingga
semua BS yang menjadi tanggung jawab tim
selesai dicacah.
Jika ada beberapa rumah tangga yang
belum dapat ditemui (dicacah) dalam suatu
BS sedangkan rumah tangga lainnya telah
berhasil dicacah, tim boleh mencacah BS lain
terlebih dahulu. Pada Daftar SP2020-LPES1
harus ditandai rumah tangga yang ditunda
pencacahannya. Kortim bersama PCS harus
mendatangi dan mencacah rumah tangga
yang ditunda.
Jika sampai batas akhir masa
pencacahan, rumah tangga tersebut belum
kembali ke rumahnya, maka Daftar PES1
harus diisi sepanjang keterangan yang dapat
diperoleh dan diberi catatan di Daftar PES1.
Kasus semacam itu maupun kasus non-
respons harus diawasi oleh BPS kabupaten/
kota dan diupayakan solusinya.
29 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB III URAIAN TUGAS PENCACAH
LAPANGAN
3.1 Alur Kerja
Gambar 7. Journey Map Petugas Pencacah Uji
Coba PES SP2020
30 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pada Gambar 7 ditunjukkan alur kerja
petugas PCS dalam melaksanakan tugasnya
di kegiatan UC PES SP2020. Sebelum
melakukan listing dan pencacahan, PCS
diharuskan melakukan pertemuan dengan
Kortim untuk pembagian tugas serta
melakukan penelusuran lokasi pencacahan.
Selanjutnya PCS melakukan listing dengan
Daftar LPES1 didampingi oleh Kortim pada
hari pertama pelaksanaan listing di blok
sensus yang menjadi wilayah tugasnya.
Selanjutnya (setelah 2 hari listing) melakukan
evaluasi dan pemeriksaan silang. Tahap
berikutnya secara tim PCS melakukan
pendataan dengan Daftar PES1, sampai
pendataan di seluruh blok sensus yang
merupakan wilayah tugas tim telah
dilaksanakan.
3.2 Listing
Listing UC PES dilakukan secara
independen dengan listing Pilot SP
sehingga dalam pelaksanaannya, petugas
PCS tidak diperkenankan menggunakan
dokumen Pilot SP.
Ada 2 tahapan dalam listing :
a. Pendaftaran bangunan dan rumah
tangga.
31 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
b. Penggambaran letak/posisi bangunan
fisik pada peta WB UC PES.
Kunjungan ke setiap bangunan sensus
harus dilakukan secara berurutan mulai
dari segmen yang berada di ujung barat
daya blok sensus. Listing dalam segmen
pertama yang dikunjungi dimulai dari
bangunan yang berada di ujung barat
daya blok sensus, bergerak ke arah timur,
dan zigzag menuju ke arah utara. Atau
dapat pula dimulai dari arah barat daya,
bergerak ke arah utara, dan zigzag ke arah
timur
Jika satu BS terdiri dari beberapa segmen,
maka selesaikan dahulu 1 segmen
kemudian dilanjutkan ke segmen
berikutnya yang terdekat dimulai dari
bangunan fisik yang terletak di ujung
barat daya. Nomor bangunan fisik
berlanjut dari satu segmen ke segmen
berikutnya.
Instrumen yang digunakan : Daftar
LPES1, Peta WB UC PES, dan Buku
Pedoman Pencacahan.
32 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
3.3 Pencacahan Lengkap Rumah Tangga
Keterangan yang dikumpulkan antara lain
nama, hubungan dengan kepala rumah
tangga /KRT, jenis kelamin, umur,
pendidikan, status perkawinan, dan
ketenagakerjaan.
Selain untuk pencacahan, Daftar PES1
juga digunakan untuk kegiatan Matching
oleh petugas Matching dan kegiatan
Rekonsiliasi oleh petugas Rekon.
Setiap satu set digunakan untuk 6
anggota rumah tangga (ART). Jika
terdapat lebih dari 6 ART maka gunakan
set Daftar PES1 tambahan. Tuliskan
nomor kuesioner dan jumlah kuesioner
yang digunakan, misalnya “kuesioner 1
dari 2” atau “kuesioner 2 dari 2” dalam
kotak yang tersedia. Salin keterangan
pengenalan tempat dari dokumen induk.
Halaman kedua dan seterusnya yang
bersesuai dengan PCS, PCS hanya mengisi
bagian bertanda “P”.
Instrumen yang digunakan : Daftar PES1
dan Buku Pedoman Pencacahan.
33 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB IV PENGORGANISASIAN
KEGIATAN LAPANGAN
4.1 Kalender Pencacahan
Seluruh anggota tim harus memastikan
bahwa kegiatan lapangan dalam lingkup
wilayah kerjanya terorganisir dengan baik.
Waktu yang tersedia (18 hari) harus dibagi-
bagi untuk mengakomodasi semua kegiatan
pencacahan, pengawasan dan pemeriksaan.
Skenario kegiatan lapangan yang disajikan
pada kalender di halaman berikut merupakan
pola umum. Dalam situasi dan kondisi yang
beragam dimungkinkan modifikasi dengan
toleransi yang dapat diterima, namun tetap
mengikuti pola.
Dalam melaksanakan kegiatan lapangan
upayakan untuk mematuhi jadwal yang
sudah ditentukan yaitu:
1) Selambat-lambatnya satu hari sebelum
pelaksanaan listing UC PES tim (Kortim
dan PCS) wajib mengadakan pertemuan
persiapan dan menelusuri batas-batas
wilayah BS.
34 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
KALENDER KEGIATAN PENCACAHAN UJI COBA
PES SP2020
Gambar 8. Kalender Kegiatan Pencacahan Uji
Coba PES SP2020
SAB
TUM
ING
GU
SENIN
SELASA
RA
BU
KA
MIS
JUM
AT
1 SEPT2 SEPT
3 SEPT4 SEPT
5 SEPT6 SEPT
7 SEPT
PER
TEMU
AN
WA
JIB &
PEN
GEN
ALA
N
WILA
YA
H
LISTING
-LPES1
(BS ke
-1 -
BS ke
-2)
Pe
nd
am
pin
gan
setia
p P
CS p
ad
a
5 ru
ta p
erta
ma
LISTING
-LPES1
(BS ke
-1 -
BS ke
-2)
Pe
nd
am
pin
gan
,
pe
nga
wa
san
,
uji p
etik P
ES1
EVA
LUA
SI &
PEM
ERIK
SAA
N
SILAN
G
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-1)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-1)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-1)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
8 SEPT9 SEPT
10 SEPT11 SEPT
12 SEPT13 SEPT
14 SEPT
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-1)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
KU
NJU
NG
AN
ULA
NG
RU
TA
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEM
ERIK
SAA
N
SILAN
G/D
ATA
CLEA
NIN
G
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-2)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-2)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-2)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEN
CA
CA
HA
N
PES1
(BS ke
-2)
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
15 SEPT16 SEPT
17 SEPT18 SEPT
19 SEPT
KU
NJU
NG
AN
ULA
NG
RU
TA
Pe
nd
am
pin
gan
,
Pe
nga
wa
san
,
Pe
me
riksaa
n
PEM
ERIK
SAA
N
SILAN
G/D
ATA
CLEA
NIN
G
PEM
ERIK
SAA
N
SILAN
G/D
ATA
CLEA
NIN
G
EVA
LUA
SI &
DA
TA C
LEAN
ING
SELUR
UH
BS
KIR
IM
35 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
2) Pada hari ke-2 dan 3 Kortim menugaskan
setiap PCS melakukan listing. Tiap PCS akan
mendaftar bangunan dan rumah tangga
dalam satu BS. Diperkirakan satu BS akan
selesai dilisting dalam waktu 2 hari. Pada hari
ke-2 Kortim melakukan pendampingan setiap
PCS pada 5 ruta pertama. Pada hari ke-3
Kortim melakukan pendampingan,
pengawasan, dan uji petik PES1.
3) Pada hari ke-4 tim mengadakan pertemuan
evaluasi, pemeriksaan silang dokumen
Daftar LPES1 antar PCS. Di dalam
pengawasan Kortim, pemeriksaan silang
dilakukan antar PCS dan perbaikan
dokumen LPES1 oleh masing-masing PCS.
Untuk memastikan data clean, Kortim
mengambil sampel memeriksa ulang isian
Dokumen LPES1 tersebut. Kesalahan yang
ditemukan dalam pemeriksaan Dokumen
LPES1 dan PES1 dicatat dalam Daftar PES4.
4) Pada hari ke-5 s/d 8 tim bergabung
mencacah dengan Daftar PES1 pada satu
BS pertama. Diperkirakan dalam keadaan
normal sehari dapat menyelesaikan
pencacahan 10-20 rumah tangga. Pada in-
house uji coba SP2020 diperoleh rata-rata
36 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
waktu yang diperlukan untuk mencacah
satu rumah tangga dengan kuesioner uji
coba internal Daftar PILOT C1 adalah 30
menit, sehingga diharapkan 1 BS UC PES
bisa diselesaikan oleh 2 PCS dalam waktu
sekitar 4-5 hari. Pada hari ke-5 s/d 8
Kortim melakukan pendampingan,
pengawasan, dan pemeriksaan.
5) Hari ke-9 merupakan waktu cadangan
untuk mencacah rumah tangga yang
masih tertinggal atau belum dapat
diwawancarai. Pada hari ke-9 Kortim
melakukan pendampingan, pengawasan,
dan pemeriksaan.
6) Pada hari ke-10 tim mengadakan
pertemuan evaluasi, pemeriksaan silang
dokumen Daftar PES1 dan Daftar LPES1
antar PCS, perbaikan dokumen Daftar
PES1 dan Daftar LPES1 oleh masing-
masing PCS, dan pemeriksaan ulang oleh
Kortim. Kesalahan yang ditemukan dalam
pemeriksaan Dokumen LPES1 dan PES1
dicatat dalam Daftar PES4.
7) Pada hari ke-11 s/d 14 tim kembali
bergabung untuk mencacah dengan
Daftar PES1 pada BS kedua. Kortim
37 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
membagi beban tugas setiap PCS selama
empat hari pencacahan. Pada hari ke-11
s/d 14 Kortim melakukan pendampingan,
pengawasan, dan pemeriksaan.
8) Hari ke-15 merupakan waktu cadangan
untuk mencacah rumah tangga yang
masih tertinggal atau belum dapat
diwawancarai. Pada hari ke-15 Kortim
melakukan pendampingan, pengawasan,
dan pemeriksaan.
9) Pada hari ke-16 s/d 17 tim mengadakan
pertemuan evaluasi, pemeriksaan silang
dokumen Daftar PES1 dan Daftar LPES1
antar PCS, perbaikan dokumen Daftar
PES1 dan Daftar LPES1 dari BS kedua
oleh masing-masing PCS, dan
pemeriksaan ulang oleh Kortim.
Kesalahan yang ditemukan dalam
pemeriksaan Dokumen LPES1 dan PES1
dicatat dalam Daftar PES4
10) Hari ke 18 tim mengadakan pertemuan
evaluasi, pemeriksaan silang dokumen
Daftar PES1 antar PCS, perbaikan
dokumen Daftar PES1 dan Daftar LPES1
dari seluruh blok sensus oleh masing-
masing PCS, dan pemeriksaan ulang oleh
38 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Kortim. Kesalahan yang ditemukan
dalam pemeriksaan Dokumen LPES1 dan
PES1 dicatat dalam Daftar PES4. Kegiatan
ini adalah pemeriksaan terakhir setiap
Kortim dengan PCS-nya.
11) Pada tanggal 19 September 2018, seluruh
hasil sudah diserahkan kepada BPS
kabupaten/kota.
12) Pergeseran jadwal harian bisa saja terjadi,
sepanjang dilaporkan kepada BPS
kabupaten/kota, dan penyelesaian secara
keseluruhan tidak melebihi 19 September
2018.
4.2 Mekanisme Evaluasi dan Pemeriksaan
Silang
Rancangan pencacahan dengan tim
ditujukan untuk mendapatkan data clean di
lapangan. Selesai pencacahan oleh PCS, daftar
39 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
langsung diperiksa oleh Kortim. Untuk itu
formasi dan prosedur kerja petugas di
lapangan dibuat sedemikian rupa agar
maksud tersebut bisa terwujud.
Meskipun pencacahan secara tim,
masih ada potensi tidak clean-nya data
disebabkan berbagai hal. Misalnya,
konsentrasi pada koding membuat konsistensi
ada yang terlewatkan, adanya penumpukan
dokumen sewaktu mengawasi di lapangan,
atau cara kerja yang relatif “baru” belum
sinkron dengan pengawasan konvensional.
Dipandang perlu ada satu tahapan
“Cleaning” atau “Netting”, sebelum dokumen
diserahkan ke BPS Kabupaten/Kota. Cleaning
dilakukan di dalam tim. Kesalahan yang
ditemukan dalam pemeriksaan Dokumen
LPES1 dan PES1 dicatat dalam Daftar PES4.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan data
cleaning adalah:
1. Isian data dari lapangan terkoreksi dengan
40 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
sistem pemeriksaan kualitas yang ketat,
dilakukan oleh petugas yang menguasai
teknis dan konsep.
2. Kelengkapan, kewajaran, dan konsistensi
terjaga serta lebih memungkinkan kembali
ke lapangan apabila diperlukan.
3. Isian data antar daftar konsisten dan
terjelaskan: Antara dokumen LPES1 dengan
dokumen PES1, antara dokumen LPES1
dengan peta WB UC PES, dan antar
karakteristik satu rumah tangga dengan
rumah tangga lain.
Kegiatan data cleaning meliputi:
1. Masing-masing petugas menyiapkan
dokumen lengkap (Dokumen LPES1, PES1,
PES4, peta WB UC PES, dan instrumen
pendukung lainnya seperti DSBS UC PES).
2. Menyelesaikan adanya kemungkinan
pengaduan atau temuan lewat cacah.
3. Menyelesaikan pekerjaan pra-batching:
merapihkan map, mencocokan identitas map
41 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
dengan isi, merapihkan susunan dokumen
dalam map, membuat catatan (jika ada), dan
sebagainya.
4. Menyiapkan pengiriman dokumen yang
sudah clean ke BPS Kabupaten/Kota.
42 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
43 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB V CARA PENGISIAN DAFTAR
SP2020-LPES1 DAN DAFTAR
SP2020-PES1
5.1 Pengisian Daftar SP2020-LPES1
Blok I. Pengenalan Tempat, disalin dari
Daftar SP2020-PES.DSBS.
Blok II. Rekapitulasi, Rincian 201 diisi
berdasarkan BVI pada rincian yang sesuai.
Rincian 202 diisi oleh Kortim.
Blok III. Diisi oleh petugas Matching.
44 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Blok IV. Keterangan Petugas, diisi pada
kolom PCS. Setiap PCS mendapatkan
Nomor Petugas/Mitra Statistik yang unik
dan akan diinformasikan oleh Kortim.
Nomor Petugas/ Mitra Statistik terdiri dari
5 digit.
Digit 1-3 : nomor Tim
Digit 4 : kode 1, jika Kortim,
kode 2, jika PCS.
Digit 5 : kode 0, jika Kortim
Kode 1, 2, dst adalah nomor
PCS dalam satu tim.
Blok V. Catatan, untuk mencatat keterang-
an khusus terkait BS dan rumah tangga
yang terdapat pada Blok VI.
Blok VI. Pendaftaran Bangunan dan Ru-
mah Tangga. Kolom (1) s.d. (8) diisi oleh
PCS sesuai hasil listing. Kolom (1) dan (2)
diisi sesuai keberadaan ruta dalam peta
WB UC PES.
45 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Selesai melakukan listing dalam satu blok
sensus, PCS mengisi tabel berikut:
Pastikan:
PCS memberi tanda (v) pada lingkaran jika SUDAH BENAR
1. BS ini sudah ditelusuri tim sebelum dimulai pendaftaran bangunan dan
rumah tangga
2. BS ini tidak tumpang tindih dengan BS lain
3. Seluruh bangunan dan rumah tangga dalam BS ini sudah tercatat
4. Seluruh bangunan dan rumah tangga dalam BS ini tidak ada yang tercatat
lebih dari satu kali (cacah ganda)
46 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Contoh Pengisian Blok VI Daftar LPES1:
KETERANGAN:
1) Bagunan fisik atau bangunan sensus
bukan tempat tinggal yang memiliki luas
bangunan kurang dari 10 m2 (seperti:
47 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
KIOS, CUKUR RAMBUT, POS KAMLING)
tidak dicatat pada Daftar LPES1.
2) Setiap rumah tangga baik rumah tangga
biasa (seperti: SURYONO) maupun
rumah tangga khusus (seperti: PANTI
ASUHAN “ICHWAN”) diberikan satu
nomor urut rumah tangga.
3) Bangunan sensus yang digunakan selain
untuk rumah tangga diberikan tanda”-“
pada Kolom NOMOR URUT Ruta (seperti
contoh: SDN 01 KALISARI dan TOKO
MATERIAL “ABADI”). Penulisan
Penggunaan Bangunan Sensus pada
kegiatan ekonomi tanpa nama harus
menyertakan nama pemilik kegiatan
tersebut (seperti contoh: TOKO
KLONTONG <SAIMAN>).
4) Rumah tangga yang menempati satu
bangunan sensus dan ada kegiatan
ekonomi di dalamnya (bangunan sensus
campuran), maka Kolom Nama Kepala
Rumah Tangga/Penggunaan Bangunan
dituliskan nama kepala rumah tangga (
48 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
nama kegiatan ekonomi). Seperti contoh:
MAISAROH (WARUNG MAKAN).
5) Jika pada saat kunjungan ulang
ditemukan rumah tangga lain dalam
banguan sensus yang sama, maka
setelah rumah tangga terakhir saat
kunjungan PCS, isikan informasi rumah
tangga tersebut dengan cara
memberikan nomor yang sama untuk
nomor urut SLS hingga nomor urut
bangunan sensus, sedangkan nomor
urut ruta melanjutkan setelah nomor
urut ruta terakhir saat kunjungan.
Seperti contoh ruta AISYAH (nomor urut
ruta=46), merupakan ruta lain dalam
bangunan sensus nomor 3.
6) Jika pada saat kunjungan ditemukan
adanya bangunan tempat tinggal yang
terlewat cacah, maka isikan nomor urut
SLS hingga nomor urut bangunan
sensus yang sama dengan bangunan
sebelumnya dengan menambahkan
huruf ABJAD pada nomor urut
bangunan fisik dan bangunan sensus,
sedangkan nomor urut ruta melanjutkan
49 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
setelah nomor urut ruta terakhir saat
kunjungan. Seperti contoh ruta
DARMAWAN (nomor urut ruta=53),
merupakan ruta yang tinggal di
bangunan sensus antara nomor urut 35
dan 36, baik dalam satu bangunan fisik
nomor 27 ataupun tidak.
Penjelasan terkait Daftar LPES1 dengan
kondisi keberadaan ruta pada saat
pencacahan dengan Daftar PES1:
1) Jika suatu rumah tangga tercatat pada
Daftar LPES1 tetapi pada waktu
pencacahan lengkap sudah pindah ke
luar BS (rumah kosong), maka Daftar
LPES1 diberi tanda “-“ (beri catatan
“pindah”).
2) Jika suatu rumah tangga tercatat pada
Daftar LPES1 tetapi pada waktu
pencacahan lengkap sudah pindah ke
luar BS dan ada rumah tangga baru
yang mengganti, maka Daftar LPES1
pada baris tersebut diganti dengan
informasi ruta yang baru.
50 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
3) Jika 1 rumah tangga pada Daftar LPES1
tapi pada waktu pencacahan Daftar
PES1 ternyata berubah menjadi
beberapa rumah tangga, maka rumah
tangga “baru” dicatat juga pada baris
baru Daftar LPES1. Perlakuan sama
dilakukan untuk rumah tangga yang
terlewat pada waktu listing.
4) Beberapa rumah tangga yang semula di
catat di Daftar LPES1 pada baris yang
berbeda, tapi pada waktu pencacahan
dengan Daftar PES1 ternyata semua
ART-nya tergabung dalam 1 rumah
tangga, maka:
a. Apabila semua ART tinggal dalam
bangunan fisik dan sensus yang
sama, maka baris rumah tangga yang
bergabung dicoret dan berikan
catatan “bagian dari ruta nomor …
[sekian]”. Kemudian ganti nomor urut
ruta terakhir dengan nomor urut ruta
yang tergabung.
b. Apabila semua ART tinggal dalam
bangunan fisik dan sensus yang
51 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
berbeda, dan masing-masing
bangunan tersebut ditempati, maka
coret kolom nama/penggunaan
bangunan pada baris rumah tangga
yang tergabung kemudian ganti
dengan “tempat tinggal”. Selanjutnya
coret nomor urut ruta yang bergabung
tersebut kemudian ganti nomor urut
ruta terakhir dengan nomor urut ruta
yang dicoret.
c. Apabila semua ART tinggal dalam
bangunan fisik dan sensus yang
berbeda, salah satu rumah tangga
pindah/bergabung dan bangunan
lama tidak ditempati, maka coret
kolom nama/penggunaan bangunan
pada baris rumah tangga yang
tergabung, dan ganti dengan “tempat
tinggal kosong”. Selanjutnya coret
nomor urut ruta yang bergabung
tersebut, dan ganti nomor urut ruta
terakhir dengan nomor urut ruta yang
dicoret.
52 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
5.2 Pengisian Daftar SP2020-PES1
Sebelum melakukan pencacahan, PCS
mencari informasi periode pendataan
sensus petugas Pilot SP di blok sensus
tersebut.
Penulisan identitas rumah tangga
dilakukan bersama sama dalam tim.
Jika satu rumah tangga terdiri lebih dari 6
ART, gunakan Daftar PES1 tambahan.
Referensi pada saat petugas sensus datang
mengacu pada periode pendataan sensus di
53 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
blok sensus tersebut atau waktu petugas
Pilot SP melakukan pencacahan di rumah
tangga tersebut.
No urut ART pemberi informasi diisi sesuai
no urut ART pada Blok I. Jika bukan
merupakan ART, isikan kode 99 pada no
urut ART.
Catat waktu sebelum melakukan
wawancara. Jika kunjungan wawancara
dilakukan lebih dari satu waktu, maka
tuliskan akhir jam wawancara pertama dan
awal jam wawancara berikutnya pada baris
pertanyaan terakhir untuk rumahtangga
tersebut (Rincian 112 atau 212) dan isikan
waktu selesai wawancara terakhir pada
halaman terakhir setelah keterangan
petugas.
Saat pencacahan PCS harus mengisikan
tabel berikut pada Daftar PES1:
54 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Jika saat kunjungan tidak ditemukan
STIKER PILOT SP2020, akan tetapi
menurut pengakuan responden pernah
ditempelkan stiker ketika petugas Pilot
SP2020 datang, maka isikan kode 1 pada
keberadaan stiker Pilot SP2020, no. blok
sensus, no. Bangunan fisik, no. Bangunan
sensus biarkan kosong, dan berikan
keterangan alasan pada Blok Catatan.
Contoh STIKER PILOT SP2020:
55 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Blok I dan Blok II, PCS hanya mengisi pada
rincian yang bertanda “P”.
R103a; R103b pada Blok I dan R203a;
R203b pada Blok II diisikan untuk seluruh
ART dalam rumah tangga. Sebelum PCS
melanjutkan pertanyaan pada rincian
berikutnya, yakinkan bahwa sudah tidak
ada ART yang belum tercatat.
Penulisan urutan ART sesuai dengan
urutan hubungan ART dengan KRT.
Tanggal lahir bisa kosong, umur harus ada
isian.
56 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Jika lahir di luar negeri, isikan nama
negara tempat lahir, provinsi dan
kabupaten/kota biarkan kosong.
Pertanyaan lapangan usaha/bidang
pekerjaan utama harus di uraikan dengan
jelas dan rinci.
Perhatikan rambu-rambu pertanyaan
seperti contoh berikut:
5.3 Pengisian Daftar SP2020-PES 4
Daftar SP2020-PES4 adalah daftar yang
digunakan untuk mencatat kesalahan
kesalahan dan temuan yang terjadi di
lapangan baik dari hasil pencacahan
maupun dari pengisian dokumen.
Perhatikan rambu-
rambu pertanyaan
57 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pengisian Identitas
Petugas mengisikan informasi mengenai
Nama Pemeriksa. Coret keterangan
sesuai dengan jabatan, apakah kortim
atau Pencacah.
Petugas mengisikan nama Penanggung
Jawab Perbaikan. Coret keterangan
sesuai dengan jabatan, apakah kortim
atau Pencacah.
Petugas mengisikan Jumlah Dokumen
yang diperiksa
Petugas megisikan tanggal dokumen
diperiksa dan tanggal dokumen
diperbaiki
Petugas mengisikan nomor Blok Sensus
yang diperiksa
Petugas mengisikan Jumlah kesalahan
berdasarkan temuan, baik temuan di
lapangan maupun di dokumen
58 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pengisian Keterangan Kesalahan
Pengisian keterangan kesalahan pada
Daftar PES4 dikelompokkan berdasarkan
sumber temuan, yaitu pemeriksaan isian
karakteristik rumah tangga dan
pemeriksaan isian karakteristik ART.
Kolom (1) No urut temuan kesalahan
Kolom (2) No urut RT
Dituliskan No urut rumah tangga
Kolom (3) No ART
Dituliskan No urut anggota rumah
tangga
Kolom (4) No Pertanyaan
Dituliskan jenis kuesioner diikuti
dengan nomor rincian kuesioner yang
ditemukan kesalahan. Contoh: LPES1-
107
59 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
BAB VI KONSEP DAN DEFINISI
Pencacahan SP2020 menggunakan
konsep ”de jure” (menetap/bertempat tinggal)
dan ”de facto” (di mana berada pada saat
pencacahan).
Bangunan Fisik
Bangunan fisik adalah tempat berlindung
tetap maupun sementara, yang mempunyai
dinding, lantai dan atap, baik digunakan
untuk tempat tinggal maupun bukan
tempat tinggal.
Bangunan yang luas lantainya kurang dari
10 m2 dan tidak digunakan untuk tempat
tinggal dianggap bukan bangunan fisik.
Seperti: pos siskamling, kios kecil tanpa
penghuni.
Bangunan dapur, kamar mandi, garasi dan
lainnya yang terpisah dari bangunan
induknya bukan merupakan bangunan
fisik tersendiri, jika terletak dalam satu
pekarangan rumah.
Bangunan bukan tempat tinggal seperti
kantor, sekolah, rumah sakit, pabrik yang
60 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
memiliki beberapa bangunan dan
merupakan satu kesatuan bangunan fisik
dianggap sebagai satu bangunan fisik.
Bangunan Sensus
Bangunan sensus adalah sebagian atau
seluruh bangunan fisik yang mempunyai
pintu keluar/masuk sendiri dan
merupakan satu kesatuan fungsi/peng-
gunaan.
Bangunan sensus tempat tinggal (BSTT),
yaitu bangunan sensus yang seluruhnya
digunakan untuk tempat tinggal, termasuk
bangunan yang diperuntukkan sebagai
tempat tinggal tetapi belum dihuni (BSTT
kosong). Contoh: komplek perumahan yang
belum dihuni.
Bangunan sensus bukan tempat tinggal
(BSBTT), yaitu bangunan sensus yang
seluruhnya digunakan bukan untuk
tempat tinggal, misalnya toko, restoran,
salon, tempat ibadah, rumah sakit, pabrik,
sekolah, gedung kantor, balai pertemuan,
dan sebagainya.
Bangunan sensus campuran, yaitu
bangunan sensus yang sebagian
61 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
digunakan untuk tempat tinggal dan
sebagian lainnya digunakan untuk
keperluan lain, misalnya rumah-usaha
jahit, rumah-salon, dan rumah-usaha
membuat anyaman.
Bangunan bukan tempat tinggal seperti
kantor, sekolah, rumah sakit, pabrik yang
merupakan satu kesatuan bangunan
dianggap sebagai 1 bangunan fisik dan 1
bangunan sensus.
Bangunan bukan tempat tinggal seperti
kantor, sekolah, rumah sakit, pabrik yang
sebagian bangunan sensusnya ada yang
dihuni, maka bangunan-bangunan yang
tidak dihuni dianggap satu bangunan fisik
dan satu bangunan sensus, sedangkan
bangunan yang dihuni masing-masing
dianggap sebagai bangunan sensus sendiri.
Rumah Tangga Biasa
Rumah tangga biasa adalah sekelompok
orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik atau sensus dan
biasanya tinggal bersama serta pengelolaan
makannya dari satu dapur.
62 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Seseorang yang menyewa kamar atau
sebagian bangunan sensus tetapi
makannya diurus sendiri dianggap satu
rumah tangga biasa.
Rumah tangga biasa yang menempati dua
bangunan sensus dianggap sebagai satu
rumah tangga biasa bila kedua bangunan
sensus tersebut masih dalam satu BS.
Pemondok dengan makan (indekos) yang
jumlahnya kurang dari 10 orang dianggap
sebagai ART dari penerima kost.
Jika beberapa orang yang bersama-sama
mendiami beberapa kamar dalam satu
bangunan sensus atau bangunan fisik, dan
pengelolaan makannya sendiri-sendiri,
maka setiap kamar dianggap satu rumah
tangga biasa.
Rumah Tangga Khusus
Rumah tangga khusus mencakup orang
yang tinggal di asrama; orang yang tinggal
di lembaga pemasyarakatan, panti asuhan,
rumah tahanan dan sejenisnya; dan
sekelompok orang yang mondok dengan
63 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
makan (indekos) berjumlah 10 orang atau
lebih.
Jika yang mondok dengan makan 10 orang
atau lebih, maka rumah tangga yang
menerima pondokan dengan makan
merupakan rumah tangga biasa,
sedangkan yang mondok dengan makan
dianggap sebagai rumah tangga khusus.
Pengurus asrama, pengurus panti asuhan,
pengurus lembaga pemasyarakatan dan
sejenisnya yang tinggal sendiri maupun
bersama anak istri serta anggota rumah
tangga lainnya dianggap rumah tangga
biasa jika mengurus sendiri kebutuhan
rumah tangganya.
Anggota TNI/Polisi yang tinggal di asrama
bersama keluarganya dan mengurus
sendiri kebutuhan sehari-harinya, bukan
rumah tangga khusus tapi rumah tangga
biasa.
Anggota Rumah tangga (ART)
ART adalah semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah tangga,
baik yang sedang berada di rumah pada
64 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
waktu listing maupun yang sementara
tidak berada di rumah.
Nama ART ditulis tanpa mencantumkan
gelar akademis, kecuali gelar yang melekat
seperti R, Rr, dsb.
Yang termasuk ART :
a. Bayi yang baru lahir.
b. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan
tetapi berniat untuk menetap (pindah
datang).
c. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau
lebih, meskipun belum berniat untuk
menetap (pindah datang). Termasuk
tamu menginap yang belum tinggal 6
bulan tetapi sudah meninggalkan
rumahnya 6 bulan atau lebih.
d. Orang yang mondok dengan makan
(indekos) jumlahnya kurang dari 10
orang.
e. Pembantu rumah tangga, tukang kebun
atau sopir yang tinggal dan makannya
bergabung dengan rumah tangga
majikan.
f. KRT yang bekerja di tempat lain (luar
BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang
65 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
secara periodik (kurang dari 6 bulan)
seperti pelaut, pilot, pedagang antar
pulau, atau pekerja tambang.
Yang tidak termasuk ART :
a. Anak yang tinggal di tempat lain (luar
BS) misalnya untuk sekolah/kuliah atau
bekerja, meskipun kembali ke orang
tuanya seminggu sekali atau ketika
libur, tidak termasuk ART.
b. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan
atau lebih, meskipun belum jelas akan
pindah.
c. Orang yang sudah pergi kurang dari 6
bulan tetapi berniat untuk pindah.
d. Pembantu rumah tangga yang tidak
tinggal di rumah tangga majikan.
e. Orang yang mondok tidak dengan
makan.
f. Orang yang mondok dengan makan
(indekos) lebih dari 10 orang.
Jika diketahui seorang suami mempunyai
istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat
di salah satu rumah tangga istri yang lebih
lama ditinggali. Bila diketahui lamanya
tinggal bersama istri-istrinya sama, maka
66 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
ia dicatat di rumah istri yang paling lama
dinikahi.
KRT yang mempunyai 2 orang istri dan
keduanya tinggal serumah dengan KRT,
Keduanya dicatat sebagai istri, sehingga
ada 2 ART yang hubungan dengan KRT-nya
berkode 2.
KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang
bekerja di kapal berbendera asing dan
lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak
dicatat sebagai KRT di rumah istri dan
anak-anaknya.
Urutan penulisan ART :
1. Nomor urut pertama adalah nama KRT
dan diikuti oleh nama istri/suami
(pasangannya).
2. Nomor urut berikutnya adalah nama
anak-anaknya yang belum menikah.
Susunan nama anak-anak yang belum
menikah diurutkan mulai dari yang
tertua.
3. Nomor urut berikutnya adalah nama
anak kandung yang telah menikah yang
diikuti oleh pasangannya dan anak-
anaknya yang belum menikah. Susunan
67 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
nama anak-anak dari pasangan ini yang
belum menikah diurutkan mulai dari
yang tertua. Demikian seterusnya, untuk
para anak kandung dan anak adopsi/tiri
dari KRT yang telah menikah disusun
berurutan dengan pasangannya dan
anak-anaknya.
4. Nomor urut berikutnya adalah ART
selain anak, yang sudah menikah diikuti
oleh pasangannya dan anak-anaknya
yang belum menikah.
5. Nomor urut berikutnya adalah ART
lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa
anak mulai dari anak adopsi/tiri, orang
tua/mertua, famili lain, pembantu/
sopir/tukang kebun, dan lainnya.
Setiap “keluarga inti” (ayah, ibu dan anak
yang belum menikah) akan tersusun
berkelompok. Kelompok teratas adalah
“keluarga inti” KRT, disusul oleh kelompok
“keluarga inti” anak-anak kandung,
kelompok “keluarga inti” anak-anak
adopsi/tiri, kelompok “keluarga inti” cucu,
kelompok “keluarga inti” orang tua/mertua,
kelompok “keluarga inti” famili lain,
kelompok “keluarga inti” pembantu/sopir/
68 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
tukang kebun, dan terakhir kelompok
“keluarga inti” lainnya.
Lainnya adalah mereka yang tidak ada
hubungan famili dengan KRT atau dengan
istri/suami KRT, misalnya mantan
menantu, anak kost.
Anak dari ”mantan menantu” yang tinggal
bersama KRT, maka hubungan anak
tersebut tetap dikategorikan sebagai
”Cucu”
ART yang biasa tinggal di rumah tangga ini
pada saat kunjungan petugas sensus
Pertanyaan ini merujuk pada saat petugas
pilot sensus berkunjung ke blok sensus
tempat rumah tangga tinggal. Sebelum PCS
melakukan pencacahan rumah tangga di
blok sensus ini, PCS harus mendapatkan
informasi kapan petugas pilot sensus
melakukan pencacahan di blok sensus
tersebut.
Tanggal Lahir dan Umur
Keterangan umur harus terisi, meskipun
dengan perkiraan terbaik.
69 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Bila responden tidak tahu tanggal dan atau
bulan kelahirannya, maka isian tanggal
dan atau bulan dikosongkan, lalu tanyakan
tahunnya saja. Bila responden tahu tahun
kelahirannya, maka isikan tahunnya saja.
Bila responden tidak tahu tanggal, bulan,
dan tahun kelahirannya, maka tanggal,
bulan dan tahun dikosongkan, lalu
tanyakan perkiraan umur responden
dengan berbagai pendekatan.
Umur dihitung dalam tahun dengan
pembulatan ke bawah atau sama dengan
umur pada waktu ulang tahun yang
terakhir. Umur harus terisi.
Status Perkawinan
Status kawin tidak hanya bagi mereka yang
kawin sah secara hukum (adat, agama,
negara dan sebagainya) tetapi juga mereka
yang hidup bersama dan oleh masyarakat
sekelilingnya dianggap sebagai suami istri.
Responden yang mengaku cerai walaupun
belum resmi secara hukum dianggap cerai.
Responden yang sementara hidup terpisah
tidak dianggap bercerai, misalnya suami/
70 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
istri yang ditinggalkan oleh istri/suami ke
tempat lain karena sekolah, bekerja,
mencari pekerjaan, atau sedang cekcok.
Perempuan yang diketahui belum kawin
tetapi sudah mempunyai anak maka status
perkawinan orang tersebut dianggap cerai
hidup.
Tempat lahir
Tempat lahir adalah provinsi dan
kabupaten/kota tempat tinggal ibu ART
pada saat melahirkan ART tersebut.
Wajib melakukan probing untuk tempat
lahir, jangan hanya berdasarkan
pengakuan responden karena ada
kecenderungan mengacu kepada dokumen
yang dimiliki responden.
Jika tempat lahir di Indonesia maka
tuliskan nama provinsi dan kabupaten/
kota.
Jika tempat lahir ART di luar negeri, maka
tuliskan nama negara tempat ART
dilahirkan.
Menulis nama provinsi/negara*) atau
kabupaten/kota hindari menulis sampai
melewati kotak isian yang tersedia. Jika
71 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
nama tempat lahir panjang, maka gunakan
singkatan yang umum diketahui atau
penggalan kata sebanyak yang muat saja.
Misalnya: BARITO SEL (Barito Selatan),
KALTIM (Kalimantan Timur), TOBASA (Toba
Samosir). Jika ada singkatan yang sudah
baku atau dibakukan daerah masing-
masing dianjurkan menggunakannya.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
1. Tidak pernah sekolah adalah status
sekolah bagi mereka yang sama sekali
belum pernah sekolah, termasuk mereka
yang telah tamat atau belum tamat Taman
Kanak-Kanak tetapi tidak/belum melanjut
kan ke Sekolah Dasar.
2. Tidak/belum tamat SD/sederajat adalah
kategori bagi mereka yang pernah
bersekolah tetapi tidak/belum tamat
Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat
Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar
Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat,
Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil,
Paket A1 s.d A100, SD Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan atau SD Indonesia
72 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
(di Luar Negeri). Mereka yang tamat
Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat
dianggap tidak tamat SD.
3. SD/MI/sederajat adalah tamat Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah
yang setara misalnya: Sekolah Luar Biasa
Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil,
Sekolah Dasar Pamong, Paket A dan
memperoleh ijazah persamaan SD, SD
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dan
SD Indonesia (di Luar Negeri).
4. SMP/MTs/sederajat adalah tamat Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama, MULO, HBS 3
tahun, Sekolah Luar Biasa Lanjutan
Tingkat Pertama, SLTP Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan, SLTP Indonesia (di
Luar Negeri) dan SLTP Olahraga.
5. SMA/MA/sederajat adalah tamat Sekolah
Menengah Umum/Madrasah Aliyah atau
sekolah yang setara misalnya: Sekolah
Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS,
Sekolah Lanjutan Persiapan Pembangunan,
SLTA Proyek Perintis Sekolah
73 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pembangunan, SLTA Indonesia (di Luar
Negeri), dan SLTA para atlit.
6. SMK adalah tamat Sekolah Menengah
Kejuruan, misalnya Sekolah Menengah
Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni
Rupa, Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia, Sekolah Menengah Musik,
Sekolah Menengah Teknologi Pertanian,
Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan,
Sekolah Menengah Teknologi
Pertambangan, Sekolah Menengah
Teknologi Grafika, Sekolah Menengah
Pekerja Sosial, Sekolah Menengah
Kesejahteraan Keluarga, Sekolah Menengah
Ekonomi Atas, Sekolah Guru Taman
Kanak-Kanak, Sekolah Asisten Apoteker,
Kursus Pegawai Administrasi Atas, Sekolah
Guru Pendidikan Luar Biasa, dan Sekolah
Menengah Analis Kimia.
7. Diploma I/II adalah tamat program DI/DII
pada suatu perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program diploma I/II
pada pendidikan formal. Program Akta I
dan II termasuk dalam jenjang pendidikan
program DI/DII.
74 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
8. Diploma III/Akademi adalah tamat
program DIII atau mendapat gelar sarjana
muda pada suatu akademi atau perguruan
tinggi yang menyelenggarakan program
diploma atau mengeluarkan gelar sarjana
muda, misalnya Akademi Seni Musik
Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia,
Akademi Bahasa Asing, Akademi Pimpinan
Perusahaan, Akademi Kimia Analis,
Akademi Meteorologi dan Geofisika.
9. Diploma IV/S1 adalah tamat program
pendidikan Diploma IV atau Sarjana pada
suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi,
sedangkan Program Akta IV sejajar dengan
jenjang Diploma IV.
10. S2 adalah tamat program pendidikan
Pasca Sarjana pada suatu Universitas
atau Perguruan tinggi.
11. S3 adalah tamat program pendidikan
Doktor atau Spesialis I dan II pada suatu
Universitas atau Perguruan tinggi.
Catatan : Bagi siswa SD, SLTP dan SLTA yang
baru dinyatakan lulus dari suatu jenjang
pendidikan tertentu pada saat pencacahan
75 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
dianggap sudah memiliki ijazah sesuai
jenjangnya.
Bekerja
Bekerja adalah kegiatan melakukan
pekerjaan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh penghasilan
atau keuntungan paling sedikit selama
satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja
selama satu jam tersebut harus dilakukan
berturut-turut dan tidak terputus.
Melakukan pekerjaan dalam konsep
bekerja adalah melakukan kegiatan
ekonomi yang menghasilkan barang atau
jasa. Penghasilan atau keuntungan
mencakup upah/gaji/pendapatan, terma-
suk semua tunjangan dan bonus bagi
pekerja/karyawan/pegawai dan hasil
usaha berupa sewa, bunga, atau keuntung-
an, baik berupa uang atau barang ter-
masuk bagi pengusaha.
Yang termasuk bekerja:
ART yang membantu melaksanakan
pekerjaan KRT atau ART yang lain
76 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
walaupun tidak menerima upah/gaji
(pekerja tak dibayar).
Orang yang memanfaatkan profesinya
untuk keperluan rumah tangga sendiri
dianggap bekerja.
Yang tidak termasuk bekerja:
Jika seseorang melakukan pekerjaan, tetapi
tidak bermaksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan.
Orang yang melakukan kegiatan budidaya
tanaman yang hasilnya hanya untuk
dikonsumsi sendiri, kecuali budidaya
tanaman bahan makanan pokok yaitu padi,
jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu,
ubi jalar, kentang).
Pekerja serabutan/bebas, baik yang bekerja
di sektor pertanian maupun nonpertanian
yang sedang menunggu pekerjaan.
Yang termasuk mempunyai pekerjaan
tetapi sementara tidak bekerja:
Pekerja profesional (mempunyai keahlian
tertentu/khusus) yang sedang tidak bekerja
karena sakit atau menunggu pekerjaan
77 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
berikitnya, seperti dalang, tukang pijat,
dukun, dan penyanyi komersial.
Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau
swasta yang sedang tidak bekerja karena
cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau
diistirahatkan sementara karena
perusahaan menghentikan kegiatan
sementara, misalnya karena kerusakan
mesin, bahan baku tidak tersedia, dan
sebagainya.
Petani yang mengusahakan tanah
pertanian sedang tidak bekerja karena
alasan sakit atau menunggu pekerjaan
berikutnya, seperti menunggu panen atau
musim hujan untuk menggarap sawah.
Seseorang yang mengusahakan penyewaan
kamar kost seminggu yang lalu tidak
melakukan kegiatan terkait penyewaan
kamar/rumah kost, maka dianggap
sementara tidak bekerja.
Yang tidak termasuk mempunyai pekerjaan
tetapi sementara tidak bekerja:
Orang yang sudah diterima bekerja, tetapi
belum mulai bekerja pada saat
pencacahan.
78 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pekerjaan bukan profesional, seperti
pekerja serabutan/bebas, tukang cangkul
keliling, buruh tani, dan buruh lepas
lainnya serta pekerja keluarga yang
sementara tidak ada pekerjaan atau tidak
melakukan kegiatan “bekerja” selama
seminggu yang terakhir, tidak
dikategorikan sebagai sementara tidak
bekerja.
Lapangan Usaha
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan
atau bidang usaha yang dilakukan
perusahaan/usaha/lembaga tempat res-
ponden bekerja.
Lapangan Usaha/Bidang Pekerjaan Utama
Responden yang mempunyai lebih dari
satu pekerjaan selama seminggu yang lalu,
maka lapangan pekerjaan utamanya adalah
pekerjaan yang memakai waktu terbanyak.
Jika waktu yang digunakan sama, maka
pekerjaan yang memberikan penghasilan
terbesar dianggap sebagai pekerjaan
utama.
Jika waktu yang digunakan sama dan
penghasilannya juga sama besar, maka
79 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
terserah pada responden pekerjaan mana
yang dianggapnya merupakan pekerjaan
utama.
Responden dianggap mempunyai pekerjaan
lebih dari satu apabila pengelolaan
pekerjaan tersebut dilakukan secara
terpisah.
Buruh tani, meskipun bekerja pada
beberapa petani (pengelolaan terpisah)
dikategorikan hanya mempunyai satu
pekerjaan.
ART yang sedang cuti dan pada masa cuti
tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain,
maka pekerjaan utamanya adalah
pekerjaan yang dia cutikan.
ART yang sedang cuti dan pada masa cuti
tersebut melakukan pekerjaan lain, maka
salah satu dari pekerjaan lainnya itu
merupakan pekerjaan utamanya.
Status Dalam Pekerjaan Utama
Berusaha sendiri adalah bekerja atau
berusaha dengan menanggung resiko
secara ekonomis serta tidak menggunakan
pekerja dibayar maupun pekerja tak
dibayar.
80 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau
buruh tidak dibayar adalah bekerja atau
berusaha atas risiko sendiri, dan meng-
gunakan buruh/karyawan/pegawai tak
dibayar dan atau buruh/karyawan/
pegawai tidak tetap.
Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar
adalah berusaha atas risiko sendiri dan
mempekerjakan paling sedikit satu orang
buruh/karyawan/pegawai tetap yang
dibayar.
Buruh/karyawan/pegawai adalah sese-
orang yang bekerja pada orang lain atau
instansi/ kantor/perusahaan secara tetap
dengan menerima upah/gaji baik berupa
uang maupun barang. Pekerja yang tidak
mempunyai majikan tetap, tidak
digolongkan sebagai buruh/karyawan/
pegawai tetapi sebagai pekerja bebas.
Pekerja dianggap memiliki majikan tetap
jika memiliki satu majikan yang sama
dalam sebulan terakhir, khusus pekerja
pada sektor bangunan dianggap buruh jika
bekerja minimal tiga bulan pada satu
majikan.
81 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
Pekerja bebas di pertanian adalah
seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap
(lebih dari satu majikan dalam sebulan
terakhir) di usaha pertanian baik yang
berupa usaha rumah tangga maupun
bukan usaha rumah tangga atas dasar
balas jasa dengan menerima upah atau
imbalan baik berupa uang maupun barang,
dan baik dengan sistem pembayaran harian
maupun borongan.
Pekerja bebas di nonpertanian adalah
seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap
(lebih dari satu majikan dalam sebulan
terakhir), di usaha nonpertanian dengan
menerima upah atau imbalan baik berupa
uang maupun barang, dan baik dengan
sistem pembayaran harian maupun
borongan.
Pekerja keluarga atau tak dibayar adalah
seseorang yang bekerja membantu orang
lain yang berusaha tanpa mendapat
upah/gaji, baik berupa uang maupun
barang.
82 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020
83 | Buku 4C.Pedoman Pencacahan Uj i Coba PES SP2020