HUBUNGAN UMUR IBU DAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR
DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan KEBIDANAN
Oleh
ELA KLARA ARNI
P00312014015
POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI D.IV
KEBIDANAN 2018
RIWAYAT HIDUP
A. IdentitasPenulis
1. Nama : Ela Klara Arni
2. TempatTanggalLahir : Kendari, 13 Maret 1996
3. JenisKelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki Buton/Indonesia
6. Alamat : BTN Unhalu Blok W no.18KampusBaru
B. RiwayatPendidikan
1. SD Negeri13 PoasiaKendari, Tamat Tahun2008
2. SMP Negeri10 Kendari, Tamat Tahun 2011
3. SMK Tunas Husada Kendari, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan Prodi DIV Tahun 2014 sampai sekarang.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
ABSTRAK .............................................................................................. xiii
ABSTRACT ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Asfiksia ..................................................... 9
B. Tinjauan Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asfiksia ..... 20
C. Landasan Tesori ........................................................................... 26
D. Kerangka Teori .............................................................................. 30
E. KerangkaKonsep ........................................................................... 31
F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitiandanRancanganPenelitian ...................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 34
D. Definisi Operasional ...................................................................... 36
E. Alur Penelitian ............................................................................... 37
F. Cara Pengumpulan Data ............................................................... 38
G. Pengolahan Data .......................................................................... 38
H. Analisa Data .................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSU Dewi Sartika ............................................ 43
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 46
C. Pembahasan ................................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 55
B. Saran............................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Skripsi Penelitian ini tepat pada waktunya yang
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di
Politekhnik Kemenkes Kendari Akademi DIV Kebidanan dengan judul ”
Hubungan Umur Ibu dan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada
Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari Tahun 2017”
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini, secara khusus
penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Sitti Aisa,Am.Keb, S.Pd,M.Pd
selaku pembimbing I dan ibu Wahida. S, S.Si.T, M.Keb selaku pembimbing
II yang telah memeberikan bimbingan dan pengarahan selama proses
penyusunan skripsi ini hingga selesai
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak teriama
kasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
3. Ibu Hamia Naningsih,S.ST, M.Keb, Ibu Aswita, S,Si.T, MPH, ibu
Nasrawati, S.Si.T, M.Keb. selaku penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Skripsi ini
4. Ibu Melania Asi, S. Si.T, M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
5. Bapak Ibu Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidann atas segala didikan, ilmu dan bimbingannya
selama penulis berada dalam proses sehingga berakhirnya
perkuliahan.
6. Kepada dr. Dewa Sp.OG selaku Direktur RSU Dewi Sartika Kota
Kendari yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
7. Kedua orang tuaku tersayang Bahagia Rista Kokodi Amd.Kom
dan Rusiati S.pd, Saudara dan Keluarga tercinta yang telah
memberikan dukungan dalam penyelesaian studi saya.
8. Special Bripda Yoga Candra Kurniawan yang telah banyak
membantu saya dan memberikan dukungan selama penyelesaian
studi saya.
9. Sahabat Manis Manja Squad Fitriyani Saputri, Widya Egi Ananda
Saleh, Eka Yuniar, Safriani, Indri Irmayanti Paripurna dan Lia
Cahya Thindoy yang selalu menyemangati dan mendorong saya
untuk tidak cepat putus asa dalam mengerjakan skripsi saya.
10. Sahabat Family Ponk Cindy pratiwi S.M, Lily cahyani T S.Kep.
Terima kasih sudah selalu menyemangati dan mendorong saya
untuk tidak cepat putus asa dalam mengerjakan skripsi saya.
11. Sabahat Curhat Ceria Riska Fadilah Putri S.Ak, Nurghalifah
Hardina Sari S.H, Widy permata putri S.S., Fitrayanti Amd.Keb,
Windah Dwi Hardianti S.Kep. Terima kasih untuk dukungann dan
segala macam support yang telah diberikan
12. Teman-teman seperjuangan Mahasiwa DIV kebidanan angakat
2014, terima kasih atas kebersamaan dalam suka dan duka kita
selama ini
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa menyertai kita
dalam segala aktifitas keseharian. Amin
Kendari, 24 Juli 2018
Penulis
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori Penelitian ........................................................................... 29
2.2 Kerangka Konsep ....................................................................................... 30
3.1 Desain Penelitian Case Control .................................................................. 32
3.2 Alur Penelitian ............................................................................................. 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tabel Kontigensi 2x2 Odds Ratio Pada Penelitian Case
Control Study ...................................................................................... 40
4.2 Tabel Jumlah SDM RSU Dewi Sartika Kota Kendari
Tahun 2017 ......................................................................................... 44
4.3 Distribusi Frekuensi Bayi Asfiksia di RSU Dewi Sartika
Kota Kendari Tahun 2017 ................................................................... 45
4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu di RSU Dewi Sartika
Kota Kendari Tahun 2017 ................................................................... 45
4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Kehamilan di RSU Dewi
Sartika Kota Kendari Tahun 2017 ....................................................... 46
4.6 Hubungan umur Ibu dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017 .................. 46
4.7 Hubungan umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 ......................... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 2 : Analisis Statistik Media Eletronik SPSS 16 (Statistical
Product and Servise Solution)
Lampiran 3 : Analisis Statistik (Secara Manual)
Lampiran 4 : Surat Telah Melakukan Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 : Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dan Badan Penlitian dan
Pengembangan Kota Kendari
Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Direktur
RSU Dewi Sartika Kota Kendari.
Lampiran 8 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
ABSTRAK
HUBUNGAN UMUR IBU DAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR
DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA KOTA KENDARI TAHUN 2017
Ela Klara Arni1, Sitti Aisa2 Wahida3
Latar belakang: Asfiksia pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh karena hipokxia (kekurangan Oksigen) janin dalam kandungan.. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Umur ibu dan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017”. Metode Penelitian: Jenis penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control, adapun tekhnik pengambilan sampel adalah Total Sampling. Populasi adalah semua bayi yang lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 berjumlah 1280 bayi.Sampel yang diperoleh sebanyak 220 bayi, kasus (110 bayi yang Asfiksia) dan kontrol (110 bayi yang tidak Asfiksia). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariabel dan bivariabel dengan rumus chi square. Hasil Penelitian: Uji chi square umur ibu terhadap kejadian Asfiksia diperoleh ρ value 0,000. Karena ρ value < 0,05 dan nilai OR=2,42 dan uji chi square umur kehamilan terhadap kejadian Asfiksia ρ value 0,003. Karena ρ value < 0,05 dan nilai OR=11,1. Kesimpulan: Ada hubungan umur ibu dan umur kehamilan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 Saran: Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat khususnya bagi ibu terhadap penyebab-penyebab terjadinya Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Kata Kunci:Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir, Umur Ibu, Umur Kehamilan
1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 3. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
ABSTRACT
MOTHER AGE RELATIONSHIP AND AGE OF PREGNANCY WITHASFIKSIA EVENTS IN NEW BABY BIRTH IN GENERAL HOSPITAL OF DEWI SARTIKA
KOTARI CITY IN 2017
Ela Klara Arni1, Sitti Aisa2, Wahida3
Background: Asphyxia in the newborn is a condition in which the baby can not breathe spontaneously and regularly immediately after birth. This is due to hypokxia (fetal oxygen deficiency) in the womb .
Research Objectives: To determine the relationship between maternal age and pregnancy age with Asphyxia occurrence in newborns in public hospital Dewi Sartika Kendari City in 2017 ".
Methods: Type of observational analytical research with case control research design, while sampling technique is Total Sampling. The population is all babies born in RSU Dewi Sartika Kendari City Year 2017 amounted to 1280 babies. Samples obtained as many as 220 babies, cases (110 infants who Asphyxia) and control (110 babies who are not Asphyxia). Data analysis used was univariable and bivariable analysis with chi square formula.
Result: The chi square test of mother age to the occurrence of Asphyxia was obtained ρ value 0,000. Because ρ value <0,05 and value OR = 2,42 and chi square test of pregnancy age to asphyxia ρ value 0,003. Because ρ value <0.05 and OR value is 11.1.
Conclusion: There is a relationship between maternal age and gestational age with the incidence of asphyxia in newborns at Dewi Sartika General Hospital Kendari City 2017 Suggestion: It is expected that the results of this study can provide knowledge for the community, especially for mothers against the causes of Asphyxia in Newborns.
Keywords: Asphyxia in Newborn, Maternal Age, Pregnancy Age
1. Student of Poltekkes Kemenkes Kendari Department of Midwifery
2. Lecturer of Poltekkes Kemenkes Kendari Department of Midwifery
3. Lecturer of Poltekkes Kemenkes Kendari Department of Midwifery
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat , pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu , dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
bawaan(Rukiyah, Ai Yeyeh &Yulianti Lia,2013)
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana
bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh karena hipokxia (kekurangan
Oksigen) janin dalam kandungan yang terjadi pada saat kehamilan,
persalinan atau segera setelah bayi lahir. Hipokxia dapat
menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar
rahim ibu (Maryunani, Anik& Nurhayati,2008)
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi
baru lahir yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam
arang dari tubuhnya (Dewi, 2011).
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan
CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.Asfiksia juga dapat
mempengaruhi fungsi organ vital lainnya (Prawirohardjo, 2009).
Faktor yang menyebabkan kejadian Asfiksia adalah faktor
ibu yaitu usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Kehamilan pada usia yang terlalu muda dan tua termasuk dalam
kriteria kehamilan risiko tinggi dimana keduanya berperan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin
(Widiprianita,2010).
Umur muda (< 20 tahun) beresiko karena ibu belum siapa
secara medis (organ reproduksi) maupun secara mental. Hasil
penelitian menunjukan bahwa primiparity merupakan faktor resiko
yang mempunyai hubungan yang kuat terhadap mortalitas asfiksia,
sedangkan umur tua (> 35 tahun), secara fisik ibu mengalami
kemunduran unutk menjalani kehamilan. Keadaan tersebut
memberikan predisposisi untuk terjadi perdarahan, plasenta
previa, sulosio plasenta, rupture uteri yang dapat berakhir dengan
asfiksia bayi baru lahir. Faktor resiko terjadinnya asfiksia yaitu usia
kehamilan/masa gestasi sangat berpengaruh pada bayi yang
dilahirkan, faktor bayi prematur sebelum 37 minggu kehamilan dan
faktor ibu yaitu kehamilan postterm atau kehamilan melebihi 42
minggu. Bayi prematur (<37 minggu) lebih beresiko untuk
meninggal karena asfiksia. Umumnya gangguan telah dimulai sejak
dikandungan, misalnya gawat janin atau stres janin saat proses
kelahirannya. Bayi prematur sebelum 37 minggu kehamilan
merupakan salah satu faktor resiko terjadinnya asfiksia pada bayi
baru lahir. Jika terdapat hubungan yang erat antara persalinan
preterm yang menyebabkan fungsi organ-organ bayi belum
berbentuk secara sempurna, kegagalan bernafas pada bayi
prematur berkaitan dengan defisiensi kematangan surfaktan pada
paru-paru bayi. Bayi premature mempunyai karakteristik yang
berbeda secara anatomi maupun fisiologi jika dibandingkan
dengan bayi cukup bulan salah satu karakteristik bayi preterm ialah
pernafasan tidak teratur dan dapat terjadi gagal nafas
(Purnamaningrum,2010).
Adapun umur kehamilan >42 minggu (post term) atau
disebut dengan lewat bulan juga merupakan faktor resiko dimana
bayi yang dilahirkan dapat mengalami asfiksiayang bisa
disebabkan oleh fungsi plasenta yang tidak maksimal lagi akibat
proses penuaan mengakibatkan transportasi oksigen dari ibu ke
janin terganggu (Pantiawati,2010).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun
2013 Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran
hidup dan mengalami peningkatam pada tahun 2015 dengan
Angka Kematian Bayi ( AKB) 43 per 1.000 kelahiran hidup. Di
kawasan Asia Tenggara, AKB 24 per 1.000 kelahira hidup (WHO,
2012).
Laporan WHO menyebutkan bahwa setiap tahunnya sekitar
3% (3,6 juta) dari 120 bayi lahir mengalami asfiksia, hamper 1 jura
bayi ini kemudian meninggal. AKBB akibat asfiksia di kawasan Asia
Tenggara menurut WHO merupakan kedua yang paling tinggi yaitu
sebesar 142 per 1.000 setelah Afrika. Indonesai merupakan
Negara dengan AKB akibat Asfiksia tertinggi kelima untuk Negara
ASEAN yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup, dimana Myanmar 48
per 1.000, Laos dan Timor Leste 46 per 1.000 kelahiran hiudp,
Kamboja 36 1.000 kelahiran hidup (Syaiful & Ummi,2016)
Angka kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator
penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan survey Demografi Kesehatan Indonesia masih jauh
dari tingkat MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2007 diperoleh estinasi Angka Kematian Bayi
sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup dan menjadi 32 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2012 (Badan Pusat Statistik,2013)
Di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015, jumlah
kematian neonatal adalah 406 kasus dengan penyebab kematian
diantaranya BBLR 125 kasus (31%) Asfiksia 85 kasus (21%),
kelainan congnietal 47 kasus (12%). Sepsis 6 kasus (1%) ikterus 5
kasus (1%) dan lain-lain 138 kasus (34%) (Profil Kesehatan
Sulawesi Tenggara,2015)
Di rumah sakit Umum Dewi Sartika Kendari data tahun 2015,
dari 771 kelahiran terdapat 80 kasus asfiksia (10,3%), pada tahun
2016 dari 863 kelahiran terdapat 97 kasus asfiksia (11,2%) dan
pada tahun 2017 dari 1280 kelahiran terdapat 110 kasus asfiksia
(8,5%). (Buku Register Rumah Sakit Umum Dewi Sartika,2017).
Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang ““Hubungan Umur ibu dan Umur Kehamilan dengan
Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum
Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penelitian adalah“ Hubungan Umur ibu dan Umur Kehamilan
dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit
Umum Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017 ?
C. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Untuk mengetahuiapakah ada “Hubungan Umur ibu dan
Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017”
b) Tujuan Khusus
1. Mengindentifikasi Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi
Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
2. Mengindentifikasi umur ibu dengan kejadian Asfiksia pada
Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun
2017.
3. Mengindentifikasi umur kehamilan ibu dengan kejadian
Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota
Kendari Tahun 2017.
4. Menganalisishubungan umur ibu dengan kejadian Asfiksia
pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari
Tahun 2017.
5. Menganalisis hubungan umur kehamilan ibu dengan kejadian
Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota
Kendari Tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Sebagai informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi bagi
peneliti berikutnya khususnya tentang permasalahan penyebab
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.
2. Manfaat institusi
Sebagai masukan bagi institusi yang terkait menjadi
dasarpertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam
menyusun program
3. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan bagi penulis
dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
di program studi D.IV Kebidanan.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil penyusuran kepustakaan, penulis mendapatkan
beberapa penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian yang
pernah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu :
1. Nisa, Indra Farah (2013) meneliti tentang Gambaran faktor
penyebab terjadinnya asfiksia di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Januari-Juni
Tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian Faktor- faktor yang
mempengaruhi kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir terdapat
perbedaan di varibael bebas yaitu Usia Ibu, Graviditas dan
Pekerjaan.
2. Wati, Elisa Erma (2016) meneliti tentang hubungan berat bayi
lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian asfiksia Neonatorum
diRumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2016.
Berdasarkan hasil penelitian Faktor- faktor yang mempengaruhi
kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir terdapat perbedaan di
variabel bebas yaitu Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
3. Rahmawati, Niar (2016) meneliti tentang hubungan induksi
persalinan dengan kejadian asfiksia pada Bayi Baru Lahir di
ruang bayi di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian
Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian Asfiksia pada Bayi
Baru Lahir terdapat perppbedaan di varibael bebas yaitu
Induksi Persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Asfiksia
1. Asfiksia Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana
bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh karena hipoksia
(kekurangan Oksigen) janin dalam kandungan yang terjadi pada
saat kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Hiposia dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap
kehidupan diluar rahim ibu (Maryunani, Anik& Nurhayati, 2008)
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi
baru lahir yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam
arang dari tubuhnya (Dewi, 2011).
Pengembangan paru pada bayi baru lahir terjadi pada menit-
menit pertama kelahiran dan di susul dengan pernafasan teratur.
Bila terdapa gangguan pertukaran gas atau pengangkutan
oksigen dari ibu ke janin akan terjadi asfiksia janin atau
neonatus. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan,
persalinan atau segera setelah lahir merupakan kelanjutan
asfiksia janin, oleh karena itu penilaian janin selama masa
kehamilan, persalinan memegang peranan yang sangat penting
untuk keselamatan bayi.
Pernafasan pertama bayi baru lahir normal pada waktu 30
detik setelah lahir pada menit-menit pertama ± 80 x/menit
disertai pernapsan cupping hidung, rintihan berlangsung 10-15
menit, selama dalam uterus janin mendapatkan oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran
gas harus melalui paru-paru bayi (Yanti,2009).
Semakin kecil bayi, kemungkinan terjadinya gangguan nafas
semakin sedang dan semakin berat. Pada bayi kecil (berat lahir
<2500 gram atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu )
gangguan nafas memburuk dalam waktu 34 hingga 48 jam
pertama dan tidak banyak terjadi perubahan dalam satu dua hari
berikutnya dan kemudian akan membaik pada hari ke 4-7
(Yongky dkk, 2012)
b. Faktor Penyebab Terjadinnya Asfiksia Bayi Baru Lahir (Kementrian Kesehatan RI. 2016. Obstetri Neonatal. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1) Faktor Ibu
a. Preeklamsia dan eklamsia.
b. Perdarahan abnormal
(plasentaprervia atau solutioplasenta).
c. Demam selama persalinan.
d. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV).
e. Umur kehamilan <37 minggu atau >42 minggu
f. Usia ibu <20 tahun atau >35 tahun.
2) Faktor janin dan Bayi
a. Bayi Prematur (Sebelum 37 minggu kehamilan).
b. Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ektraksi vakum, porsef).
c. Kelainan kongenital.
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).
e. Fetal distrase (gawat janin)
f. Berat badan lahir Rendah
3) Faktor Persalinan
a. Partus lama/macet
b. Induksi persalinan
c. Persalinan dengan forcep/cunam
d. Secio cesaria
4) Faktor Tali Pusat
a. Lilitan tali pusat.
b. Tali pusat pendek.
c. Simpul tali pusat.
d. Prolapsus tali pusat.
c. Klasifikasi Asfiksia terbagi menjadi (Kementrian Kesehatan
RI. 2016. Obstetri Neonatal. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.) 1. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)
Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,
sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan
segera. Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat
adalah sebagai berikut:
a. Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
b. Tidak ada usaha panas.
c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.
d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan
rangsangan.
e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.
f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau
sesudah persalinan.
2. Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4-6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah
sebagai berikut:
a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60 – 80 kali per menit.
b. Usaha panas lambat.
c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang
diberikan.
e. Bayi tampak sianosis.
f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama
proses persalinan
3. Asfiksia Ringan (nilai APGAR 7-10)
Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul
adalah sebagai berikut:
a. Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit.
b. Bayi tampak sianosis.
c. Adanya retraksi sela iga.
d. Bayi merintih (grunting).
e. Adanya pernapasan kuping hidung.
f. Bayi kurang aktivitas.
g. Untuk menentukan tingkatan asfiksia, apakah bayi
mengalami asfiksia berat, sedang atau ringan/ normal dapat
dipakai penelitian apgar skor .
4. APGAR score
A : Apprearance = Rupa (warna kulit)
P : Pulse = Nadi
G : Grimace = Menyeringai (akibat repleks kateter
dalam hidung)
A : Activity = Keaktifan
R : Respiration = Pernafasan
Dibawah ini tabel untuk menentukan
tingkat/derajat asfiksia yang dialami bayi pada saat dia
dilahirkan penilaian dilakukan pada menit pertama dan menit
kelima pada saat bayi lahir.
Nilai APGAR
APGAR Tanda 0 1 2
A : Apprearance Warna kulit Pucat Badan merah,
ektrimitas biru
Seluruh
tubuh
kemerah-
merahan
P : Pulse Nadi Tidak ada Kurang dari 100/
menit
Lebih dari
100/ menit
G : Grimace Tonus otot Lumpuh Ekstremitas dalam
fleksi sedikit
Gerakan
aktif
A : Activity Reaksi terhadap
rangsangan
Tidak ada Sedikit gerakan
mimik (grimace)
Gerakan
kuat/
melawan
R : Respiration Pernafasan Tidak ada Lemah/tidak teratur
(slow irregular)
Baik/Mena
ngis kuat
Sumber: Benson (2010) Buku Saku Ilmu Kebidanan.
Keterangan nilai APGAR:
a. 7−10 : Bayi mengalami asfiskia ringan atau dikatakan bayi dalam
keadaan normal.
b. 4−6 : Bayi mengalami asfiksia sedang.
c. 0−3 : Bayi mengalami asfiksia berat.
d. Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan
darianoksia/hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat
dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat
janin. Tiga Hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Denyut jantung janin: prekuensi normal ialah antara 120 dan
160 denyutan permenit. Apabila frekuensi denyutan turun
sampai di bawah 100 permenit di luar his dan lebih-lebih jika
tidak teratur itu merupakan tanda bahaya.
2. Mekonium dalam air ketuban: adanya mekonium pada
presentasi kepala mungkin menunjukan gangguan oksigenasi
dan gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus X,
sehingga paristaltik usus meningkat dan sfingter ani membuka.
Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala
merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu
dapat dilakukan dengan mudah.
3. Pemeriksaan pH darah janin: adanya asidosis menyebabkan
turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu
dianggap sebagai tanda bahaya (Rukiyah, Ai Yeyeh & Yulianti,
Lia. 2013).
e. Penatalaksanaan pada bayi asfiksia
Penatalaksanaan pada bayi dengan asfiksia (Menurut Hidayat,
2008) sesuai tingkatan asfiksia antara lain :
1. Asfiksia RinganAPGAR skor (7 – 10)
Cara mengatasinya:
a) Bayi dibungkus dengan kain hangat
b) Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir pada hidung
kemudian mulut.
c) Bersihkan badan dan tali pusat
d) Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, dan
masukan kedalam inkubator
2. Asfiksia Sedang APGAR skor (4 – 6)
Cara mengatasinya:
a) Bersikan jalan napas.
b) Berikan oksigen 2 liter per menit
c) Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki.
Apabila belum ada reaksi, bantu pernapasan dengan
masker (ambubag)
d) Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. Dektrosa
40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikus secara
berlahan-lahan untuk mencegah tekanan intrakranial
meningkat.
3. Asfiksia Berat APGAR skor (0 – 3)
Cara mengatasinya:
a) Bersikan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.
b) Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
c) Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT
(endotracheal tube).
d) Bersihkan jalan napas dengan ETT.
e) Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi
masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak
6 cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak 4 cc.
Langkah-langkah resusitasi neonatorum pada Asfiksia
Neonatorum(Rukiyah, Ai Yeyeh&Yulianti, Lia.2013) antara lain
sebagai :
1. Lakukan penilaian :
a. Apakah BBL bernafas atau menangis?
b. Apakah cairan ketuban berwarna hijau?
2. Jika Bayi tidak bernafas atau mengalami kesulitan bernafas,
maka lakukan langkah awal :
a. Cegah kehilangan nafas dengan meletakan pada tempat
yang kering dan hangat.
b. Mengatur posisi bayi.
c. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap mulut dan
hidung
d. Mengeringkan sambil melakukan rangsangan taktil.
e. Lakukan penelitian,
3. Jika bayi bernafas dengan baik, maka lakukan asuhan
normal bayi baru lahir :
a. Keringkan dan hangatkan
b. Kontak kulit ibu ke kulit bayi
c. Lakukan inisiasi menyusui dini
4. Jika bayi tidak bernafas normla atau megap-megap, maka
lakukan resusitasi dengan ventilasi positif memakai balon
dan sungkup
a. Jelaskan keadaan bayi dan tindakan.
b. Pasang sungkup menutupi mulut dan hidung bayi.
c. Lakukan pengujian ventilasi 2x.
d. Bila dada tidak mengembang,periksa/lihat kepala dan
sungkup, apakah ada lendir dalam mulut bayi.
e. Lakukan ventilasi 40x dalam 60 detik sambil memantau
gerakan naik turun dinding dada.
f. Lakukan penilaian pernafasan dalam 10 detik,denyut
jantung dalam 10 detik dan warna kulit.
g. Bila tidak terjadi pernafasan spontan setelah 2-3 menit,
rujuk
h. Teruskan ventilasi selama menuju fasilitas rujukan dan
lakukan penilaian sampai pernafsan spontan terjadi.
5. Jika bayi bernafas dengan baik
a. Nafas normal 30-60 kali.
b. Tidak ada cekungan dada.
6. Jika bayi tidak bernafas setelah 20 menit
a. Hentikan resusitasi.
b. Beri dukungan kepada ibu dan keluarga.
B. Tinjau Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asfiksia
1. Faktor Ibu
a. Preeklamsia- Eklamsia
Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan teknan darah
sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolik >110 mmHg
disertai proteinurine ≥ 2+.
Preeklamsia ringan adalah suatu sindrima spesifik kehamilan
dengan menurunnysa perfusi organ yang berakibat terjadnnya
vasospaseme pembuluh darah dan aktivitas endotel.
Preeklamsia ringan ditegakan berdasar atas timbulnya hipertensi
disertai proteinurine atau edema setelah kehamilan <37 minggu.
Sistolik/diastolik 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik >30 mmHg.
Preeklamsia dan eklamsia menyebabkan asfiksia karena
gangguan aliran darah pada tubuh sehingga aliran darah pada
uterus berkurang dan menyebabkan berkurangnya pengaliran
darah yang membawa oksigen keplasenta dan janin.
b. Perdarahan Abnormal
Perdarahan menyebabkan asfiksia karena pertukaran gas
antara oksigen zat asam arang maka bayi akan kesulitan dalam
bernafas.
c. Umur Kehamilan Ibu
Pada umur kehamilan <37 minggu fungsi organ-organ bayi
belum berbentuk sempurna, kegagalan nafas pada bayi
prematur berkaitan dengan defisiensi kematangan surfaktan
pada paru-paru bayi. Sedangkan pada umur kehamilan >42
minggu fungsi plasenta yang tidak maksimal atau mengalami
penuan mengakibatkan transportasi oksigen dari ibu ke janin
terganggu
d. Infeksi Berat
Akibat infeksi berat, penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatan sel darah merah
tersebut sehingga apabila ibu mengalami perdarahan saat
persalinan mengalami perdarahan saat persalinan maka akan
terjadi anemia pada ibu yang menyebabkan ibu kekurangan sel
darah merah yang membawa oksigen untuk janin yang
menyebabkan asfiksia.
e. Umur Ibu
Umur < 20 tahun karena ibu belum siap secara medis (organ
reproduksi) maupun secara mental. Sedangkan pada umur >35
tahun ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan.
f. Demam selama persalinan
Tidak hanya bersifat lokal tetapi sistematik artinya kuman
masuk perdarahan darah ibu dan mengganggu metabolisme
tubuh ibu secara umum sehingga terjadi gangguan aliran darah
yang menyebabkan terganggunnya pasokan oksigen dari ibu ke
janin.
2. Faktor Paersalinan
a. Persalinan Macet
Persalinan lama/macet adalah persalinana yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari
18 jam pada multigravida.
b. Induksi persalinan
Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainnya
proses persalinan yaitu tidak adannya tanda-tanda persalinan
kemudia distimulasi menjadi ada dengan menimbulkan
mules/his.
c. Persalinan dengan forcep/cunam
Persalinan dengan forcep/cunam adalah tindakan obstetrik
yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan
jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat
cunam. Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan
efektif untuk melahirkan janin.
d. Secio cesaria
Secio cesaria adalah suatu tindakn pembedahan untuk
melahirkan janin dengan berat di atas 5000 gram, melalui
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
3. Faktor Bayi
a. Bayi Prematur
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu dan dengan berat lahir kurang 2500 gram.
Sebagian organ tubuhnya juga belum berfungsi dengan baik,
karena kelahiran yang masih dini.
b. Kelainan Kongnietal
Kelainan kongnietal merupakan kelainan pertumbuhan organ
struktur organ janin sejak saat pembuahan. Kelainan kongnietal
penyebab terjadinnya keguguran, lahir mati atau kematian
setelah persalinan pada minggu pertama. Kelainan kongnietal
cacat bawaan dalam kandungan akan mengakibatkan asfiksia
pad bayi karena dengan adannya cacat bawaan ini akan
menimbulkan gangguan pertumbuhan janin seperti organ janin
sehingga organ paru janin akan berfungsi abnormal.
c. Ketuban Bercampur Mekonium
Pengeluaran mekonium pada letak kepala menunjukan
gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus X, sehingga
peristaltic usus meningkat dan sfingter ani terbuka dan
dapatditentukan sebagai diagnosis awal terjadinnya asfiksia
neonatorum. Bila janin kekurangan oksigen dan kadar
karbondioksida bertambah timbul rangsangan terhadap nervus
vagus sehingga denyut jantung janin menjadi lambat.
d. Berat Badan Lahir Rendah
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
yang timbang pada saat lahir dengan 24 jam pertama setelah
lahir. Proses kelahiran itu sendiri selalu menimbulkan asfiksia
ringan yang bersifat sementara pada bayi.
e. Fetal distress (gawat janin)
Fatel distress adalah janin tidak menerima O2 cukup,
sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik
(dalam jangka waktu lama) atau akut.
f. Letak lintangdan distosia bahu
Letak lintang merupakan sebuah pristiwa dalam kehamilan
yang secara umum dialami oleh sekitar 3%-5% perempuan hamil
diman posisi janin didalam rahim melintang sehingga kemudian
menyebabkan masalah saat proses persalinan. Letak lintang
sendiri dapat disebabkan berbagai faktor diantarannya kondidi
dinding abdomen yang abnormal, kehamilan dengan janin ganda
atau kembar, maslah pada area panggul dan kelainan pada
rahim.
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak
dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan atau
ketidakmampuan melahirkan bahu dengan mekanisme atau cara
biasa.
4. Faktor Tali Pusat
a. Prolapsus Tali Pusat
Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat
menghasilkan asidosis respiratori dan metabolisme yang berat
berkurangnya oksigenisasi janin yang menetap akibatnya
kematian janin.
b. Liltan Tali Pusat
Lilitan tali pusat biasannya terdapat pada leher anak. Apabila
terjadi lilitan berapa kali dalam persalinan kala I, observasi DJJ
dengan alat kardiotografi sangat penting dilakukan untuk
mengetahui apakah terjadi gangguan pola DJJ. Bila pola DJJ
terganggu persalinan diakhiri dengan bedah cesar. Karena jika
dipaksa lahir normal bisa berdampak buruk kejanin. Kompresi
umbilikus akan mengakibatkan terganggu aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin.
c. Tali pusat pendek
. Pada saat persalinan, janin yang sudah turun ke jalan lahir
biasanya naik lagi karena tertahan tali pusat. Tiap kali janin akan
turun, tali pusat semakin kuat menahan. Ini biasannya terlihat
selama proses persalinan dengan tidak terjadinnya kemajuan
pada penurunan janin.
d. Simpul tali pusat
Simpul tali pusat ini dapat terjadi jika wanita yang merokok,
wanita yang menggunakan narkoba, wanita yang memiliki
kelebihan ketuban, ukuran bayi yang erlalu kecil, ukuran bayi
yang terlalu besar, tali pusat yang panjang, bayi kembar dan
wanita yang menderita diabetes. Tanda paling umum dari simpul
tali pusat penurunan aktivitas janin setelah minggu 37. Karena
tekanan tali pusat yang kuat menyebabkan pernafsan pada janin
terhambat. Jika simpul terjai selama persalinan, monitor janin
akan meneteksi denyut jantung yang abnormal.
(Prawirohardjo,2009)
C. Landasan Teori
Asfiksia pada Bayi Baru Lahir adalah suatu keadaan dimana bayi
tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Hal ini disebabkan oleh karena hipoksia (kekurangan oksigen) janin
dalam kandungan yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau
segera setelah bayi lahir. Hipoksia dapat menghambat adaptasi bayi
baru lahir terhadap kehidupan diluar rahim ibu (Maryunani, Anik&
Nurhayati,2008)
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
anoksia/hipoksia janin. Tiga hal perlu mendapat perhatian yaitu denyut
jantung janin, mekonium pada air ketuban,pemeriksaan PH darah
janin. Penyebab asfiksia neonatorum mempunyai dimensi multifaktor.
Ada beberapa faktor terjadinnya asfiksia pada bayi baru lahir yaitu
faktor umur ibu, faktor umur Kehamilan dan persalinan macet.
Faktor yang menyebabkan kejadian Asfiksia adalah faktor ibu yaitu
usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Kehamilan
pada usia yang terlalu muda dan tua termasuk dalam kriteria
kehamilan risiko tinggi dimana keduanya berperan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin
(Widiprianita, 2010).
Umur muda (< 20 tahun) beresiko karena ibu belum siapa secara
medis (organ reproduksi) maupun secara mental. Hasil penelitian
menunjukan bahwa primiparity merupakan faktor resiko yang
mempunyai hubungan yang kuat terhadap mortalitas asfiksia,
sedangkan umur tua (> 35 tahun), secara fisik ibu mengalami
kemunduran unutk menjalani kehamilan. Keadaan tersebut
memberikan predisposisi untuk terjadi perdarahan, plasenta previa,
sulosio plasenta, rupture uteri yang dapat berakhir dengan asfiksia
bayi baru lahir. Faktor resiko terjadinnya asfiksia yaitu usia
kehamilan/masa gestasi sangat berpengaruh pada bayi yang karena
dilahirkan, faktor bayi prematur sebelum 37 minggu kehamilan dan
faktor ibu yaitu kehamilan postterm atau kehamilan melebihi 42
minggu. Bayi prematur (<37 minggu) lebih beresiko untuk meninggal
karena asfiksia. Umumnya gangguan telah dimulai sejak dikandungan,
misalnya gawat janin atau stres janin saat proses kelahirannya. Bayi
prematur sebelum 37 minggu kehamilan merupakan salah satu faktor
resiko terjadinnya asfiksia pada bayi baru lahir. Jika terdapat
hubungan yang erat antara persalinan preterm yang menyebabkan
fungsi organ-organ bayi belum berbentuk secara sempurna,
kegagalan bernafas pada bayi prematur berkaitan dengan defisiensi
kematangan surfaktan pada paru-paru bayi. Bayi premature
mempunyai karakteristik yang berbeda secara anatomi maupun
fisiologi jika dibandingkan dengan bayi cukup bulan salah satu
karakteristik bayi preterm ialah pernafasan tidak teratur dan dapat
terjadi gagal nafas (Purnamaningrum, 2010).
Adapun umur kehamilan >42 minggu (post term) atau disebut
dengan lewat bulan juga merupakan faktor resiko dimana bayi yang
dilahirkan dapat mengalami asfiksia yang bisa disebabkan oleh
fungsi plasenta yang tidak maksimal lagi akibat proses penuaan
mengakibatkan transportasi oksigen dari ibu ke janin terganggu
(Pantiawati, 2010)
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1Kerangka Teori Hubungan Umur Ibu dan Umur Kehamilan
dengan kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir yang
Faktor Ibu
1. Preeklamsia dan eklampsia
2. Perdarahan abnormal
(plasenta previa dan sulosia
plasenta)
3. Demam selama persalinan
4. Infeksi berat (malaria,sifilis,
TBC,HIV)
5. Usia Kehamilan <37
minggu, 37 minggu dan >42
minggu
6. Umur ibu <20 tahun atau
>35 tahun
Faktor Bayi
1. Bayi premature
2. Letak lontang, bayi kembar,
distosia bahu
3. Kelaianan kongnietal
4. Air ketuban bercampur
mekonium (warna
kehijauan)
5. Fetal distrase (gawat janin)
6. Berat badan lahir Rendah
Asfiksia Bayi Baru Lahir
(Bayi tidak menangis,tidak
bernapas spontan atau megap-
megap)
Faktor persalinan
1. Partus lama/macet
2. Induksi persalinan
3. Persalinan dengan
forcep/cunam
4. Secio cesaria
Faktor Tali Pusat
1. Lilitan Tali Pusat
2. Tali pusat pendek
3. Simpul tali pusat
4. Prolapsus tali
pusat
dimodifikasi dari Maryunani & Nurhayati (2008),
Departemen Kesehatan RI (2008), Departemen Kesehatan
RI (2011)
E. Kerangka Konsep
Variabel Independent VariabelDependent
Gambar 2.2. Skema Kerangka Konsep Hubungan Umur ibu dan Umur
Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru
Lahir.
Keterangan :
= Variabel Terikat (Dependen)
= Variabel Bebas (Independen)
Umur Ibu
Asfiksia Pada
Bayi Baru Lahir
Umur Kehamilan
F. Hipotesis Penelitian
1. Umur Ibu
a. H0 : Tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian Asfiksia
pada Bayi Baru Lahir di rumah Sakit Umum Dewi Kota
Kendari Tahun 2017.
b. Ha :Ada hubungan umur ibu dengan kejadian Asfiksia pada
Bayi Baru Lahir di rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota
Kendari Tahun 2017.
2. Umur Kehamilan
a. Ho : Tidak ada hubungan umur kehamilan dengan kejadian
Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di rumah Sakit Umum
Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
b. Ha: Ada hubungan umur kehamilan dengan kejadian Asfiksia
pada Bayi Baru Lahir di rumah Sakit Umum Dewi Sartika
Kota Kendari Tahun 2017.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik
observasionaldengan rancangan penelitian case control yang
digunakan untuk mengetahui penyebab penyakit dengan
menginvestigasi hubungan antara faktor risiko dengan kejadian
penyakit (Swarjana,2015). Pada studi kasus control penelitian
dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyakit
tertentu (yang disebut sebagai kasus) dan kelompok tanpa efek
(disebut sebagi control) kemudian secara retrospektif diteliti faktor
risiko. Maksudnya efek diidentifikasi saat ini kemudian faktor risiko
diidentifikasi pada masa lalu(retrospektif) (Siswanto dkk,2015).
+ Umur ibu dan umur
kehamilan berisiko
Semua Bayi
Baru Lahir
Bayi Lahir Asfiksia
- Umur ibu dan umur
kehamilan tidak
berisiko
+ Umur ibu dan umur
kehamilan berisiko
Restropektif
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Case Control HubunganUmur Ibu dan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei tahun 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian inidi lakukandiRSU Dewi Sartika Kota Kendari.
C. Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua bayi baru lahir dan tercatat
dalam data medical record diruang bayi di rumah sakit umum
Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 sebanyak 1280 bayi ,
dimana jumlah Asfiksia sebanyak 110 bayi dan yang tidak
Asfiksia sebanyak 1170 bayi.
2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu bayi yang lahir asfiksia sebagai
kasus dan bayi yang lahir tidak asfiksia sebagai control dimana :
a. Kasus
Semua bayi yang lahir dengan asfiksia di RSU Dewi Sartika
Kota Kendari tahun 2017 yang berjumlah 110 bayi yang
Bayi Lahir Tidak
Asfiksia - Umur ibu dan umur kehamilan tidak berisiko
Restropektif
tercatat dalam buku register (medical record). Tehnik
pengambilan sampel kasus secara purposive sampling,
dimana seluruh bayi yang mengalami Asfiksia diambil
sebagai kasus.
b. Kelompok control
Bayi yang lahir dan tidak Asfiksia. Diambil dengan
perbandingan 1 : 1 dimana kasus berjumlah 110 bayi dan
kontrol berjumlah 110 bayi ( 110 : 110). Tehnik pengambilan
sampel kontrol secara sistematik random sampling dengan
menentukan terlebih dahulu angka kelipatan (K). Rumus
sistematik sampling menurut Budiman Candra 2008 :
=
Keterangan :
K = angka Kelipatan
Jadi, jumlah sampel penelitian untuk kelompok kontrol
diambil kelipatan 10 dari medical record RSU Dewi Sartika
Kota Kendari Tahun 2017 sampai berjumlah 110 orang.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Asfiksia yang tercatat di buku medical record (Rekam
medis).Dengan menggunakan skala nominal.
Kriteria Objektif :
a. Asfiksia : nilai APGAR score <7
b. Tidak Asfiksia : nilai APGAR score >7
2. Umur Ibu
Umur ibu yang tercatat dalam medical record (Rekam
Medis).Dengan menggunakan skala nominal.
Kriteria Objektif :
a. Berisiko : umur ibu <20 tahun atau>35 tahun
b. Tidak Berisiko : umur ibu 20-35 tahun
3. Umur Kehamilan
Umur kehamilan / masa gestasi yang tercatat dalam medical
record (Rekam Medis). Dengan menggunakan skala Nominal
Kriteria Objektif :
a. Berisiko : umur kehamilan <37 minggu atau >42 minggu
b. Tidak berisiko : umur kehamilan 37-42 minggu
E. Alur penelitian Hubungan Umur Ibu dan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Alur Penelitian dijelaskan sebagai berikut :
Populasi
Bayi yang lahir di RSU Dewi Sartika Tahun 2017 sebanyak 1280 bayi.
Pengumpulan Data
Kesimpulan
Analisis Data
Pembahasan
Sampel
Bayi lahir yang mengalami asfiksia sebagai kasus dan bayi lahir yang
tidak mengalami asfiksia sebagai control
Gambar 3.2. Alur penelitian Hubungan Umur Ibu dan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
F. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan data
skunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian
Rekam Medis dan status bayi yang dirawatdi Rumah sakit Umum
Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017
G. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan secara sederhana yaitu
manual dengan menggunakan kalkulator.
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk memriksa kelengkapan data
yang telah dikumpulkan. Data yang telah terkumpul kemudian
diteliti kembali dari data disusun serta dipisahkan sesuai variabel
penelitian.
2. Coding
Coding yaitu intrument berupa kolom-kolom untuk mrekam data
secara rinci unutk memudahkan dalam pengolahan data, semua
variabel diberi kode terutama data klasifikasi.
3. Scoring
Dilakukan dengan menghitung jumlah kejadian (frekuensi) setiap
kategori variabel penelitian.
4. Tabulating
Tabulasi adalah membaut tabel data, sesuai dengan
tujuanpenelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
H. Analisa Data
Setelah seluruh data yang diperoleh telah akurat maka
diadakan proses analisis dengan menggunakan 2 cara :
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran
umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang
digunakan dalam penelitian yaitu dengan melihat gambaran
distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus :
P1 =
x100%
Keterangan :
P1= presentase masing-masing kelompok
K = Konstanta (100%)
F1= frekuensi atau jumlah pada setiap kelompok
N = total sampel penelitian
2. Analisis Bivariat
Menganalisis data mengenai hubungan variabel independen
(umur ibu, paritas, dan jarak kehamilan) dengan variabel
dependen (kejadian bayi berat lahir rendah). Analisis yang
digunakan dengan menggunakan chi suare (x2) dan uji odds ratio
(OR).
a. Rumus uji Chi Square
Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent
variabel dan dependent variabel. Uji statistik yang digunakan
adalah chi-suare. Adapun rumus chi square yang digunakan
adalah :
∑(0 – E)2
X2 =
E
Keterangan :
∑ : jumlah
X2 : statistik chi square
O : nilai frekuensi yang diobservasi
E : nilai frekuensi yang diharapkan
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa :
1) Ha diterima dan Ho ditolak : jika ρ value <0,05 artinya ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependent.
2) Ha ditolak dan Ho diterima : jika ρ value >0,05 artinya tidak
ada hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependent.
b. Rumus Odds Ratio (OR)
Untuk mendeskripsikan risiko independent variabel pada
dependent variabel, uji statistik yang digunakan adalah
perhitungan Odds Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR
dapat destimasi faktor risiko yang diteliti. Perhitungan OR
menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut :
Tabel 1. Tabel Kontigensi 2x2 Odds Ratio pada penelitian Case
Control Study
Faktor Risiko
Kejadian BBLR Jumlah
Kasus Kontrol
Positif (+) A B a+b
Negatif (-) C D c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Keterangan :
a : jumlah kasus dengan risiko positif
b : jumlah kontrol dengan risiko positif
c : jumlah kasus dengan risiko negatif
d : jumlah kontrol dengan risiko negatif
Rumus Odds Ratio :
OR =
Estimasi koefisien interval (CI) ditetapkan pada tingkat
kepercayaan 95% interpretasi :
Jika OR > 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor risiko
Jika OR = 1 : faktor yang diteliti bukan faktor risiko (tidak ada
hubungan)
Jika OR < 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor protektif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum RSU Dewi Sartika Kendari
1. Letak Geografis
RSU Dewi Sartika Kendari terletak di Jalan Kapten Piere
Tendean No.118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Ibu Kota
Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini sangat strategis karena
berada ditengah-tengah lingkungan pemukiman penduduk dan
mudah dijangkau dengan kendaraan umum karena berada disisi
jalan raya dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Perumahan penduduk
b. Sebelah selatan : Jalan raya Kapten Piere Tendean
c. Sebelah timur : Perumahan penduduk
d. Sebelah barat : Perumahan penduduk
2. Lingkungan fisik
RSU Dewi Sartika Kendari berdiri diatas tanah seluas 1.624 m²
dengan luas bangunan 957,90 m². RSU Dewi Sartika Kendari
selama kurun waktu 5 tahun sejak berdirinya tahun 2009 sampai
dengan tahun 2017 telah melakukan pengembangan fisik
bangunan sebanyak 2 kali sebagai bukti keseriusan untuk
berbenah dan memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat khususnya masyarakat kota kendari.
3. Status
RSU Dewi Sartika Kendari yang mulai dibangun /didirikan
tahun 2009 dengan izin operasional sementara dari walikota
Kendari No.56/IZN/XI/2010/001 tanggal 5 november 2010, maka
rumah sakit ini resmi berfungsi dan melakukan kegiatan-kegiatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat pencari jasa kesehatan
dibawah naungan Yayasan Widya Ananda Nugraha Kendari yang
sekaligus sebagai pemilik rumah sakit. RSU Dewi Sartika Kendari
telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI menjadi Rumah
sakit type D.
4. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia di RSU Dewi Sartika Kendari
berjumlah 83 terdiri dari ( 17 : Part Time, 66 : Full Time) dengan
spesifikasi pendidikan sebagai berikut :
Tabel 4.2. Jumlah SDM RSU Dewi Sartika Kendari Tahun 2017
No
Jenis Tenaga
Status Ketenagaan
Jenis Kelamin
Tetap
Tidak Tetap L P
1. 2 3 4 5 6
I II III IV
Tenaga Medis 1. Dokter Spesialis Obgyn 2. Dokter Spesialis Bedah 3. Dokter Spesialis Interna 4. Dokter Spesialis Anastesi 5. Dokter Spesialis PK 6. Dokter Spesialis Anak 7. Dokter Spesialis Radiologi 8. Dokter Spesialis Mata 9. Dokter Spesialis Jantung
10.Dokter Gigi Anak 12.Dokter Umum Paramedis 1. S1 Keperawatan/Nurse 2. D IV Kebidanan 2. D III Bidan 3. D III Keperawatan Tenaga Kesehatan Lainnya 1. Master Kesehatan 2. SKM 3.Apoteker 4. DIII Farmasi 5. S 1 Gizi 6. D III Kesling(Sanitasi) 7. Analis Kesehatan Non Medis 1. DII/Keuangan 2. D III/Komputer 3. SLTA/SMA/SMU
2
1 1 1 2 1 - - 2 2
10 3
47 33
- 1 2 4 - 1 1 - 1
17
1 - 1
7
1 - - -
2 1 1 1 1
1 - 1
5
2
8 - 1 1 2 - 1 1 -
2
2 -
2 4
8 2 47 25 -
1 2 - - 1 15
Jumlah 177 9 29 99
Sumber : Data Sekunder RSU Dewi Sartika Tahun 2017
B. Hasil Penelitian
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSU Dewi Sartika
Kota Kendari mulai tanggal 15 April 2017 sampai selesai maka
diperoleh data sebanyak 110 bayi yang lahir dengan asfiksia dari
1280 bayi yang lahir.
a. Analisis Univariabel
Table 4.3.Distribusi Frekuensi bayi asfiksia di RSU Dewi Sartika Kota KendariTahun 2017
Bayi Jumlah Presentase
Asfiksia 110 50%
Tidak Asfiksia 110 50%
Total 220 100%
Sumber : Data skunder Tahun 2017
Tabel 4.3 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat
110 (50%) bayi yang Asfiksia dan bayi yang tidak Asfiksia
sebanyak 110 (50%)
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Berdasarkan Umur Ibu di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Umur Ibu Jumlah Presentase
Beresiko (<20 atau>35 thn) 89 40,5%
Tidak Beresiko (20-35thn) 131 59,5%
Total 220 100%
Sumber : Data Skunder Tahun 2017
Tabel 4.4 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari total 220 bayi yang termasuk dalam sampel penelitian
hampir seluruh bayi lahir dari ibu yang berumur 20-35 tahun
yaitu 131(59,5%) dan sebagian kecil bayi lahir dari ibu yang
berumur <20 tahun atau >35 tahun yaitu 89 (40,5%).
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia berdasarkan Umur Kehamilan di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Umur Kehamilan Jumlah Presentase
Beresiko (<37 atau >42 mggu)
Tidak Beresiko(37-42 mggu)
109
111
49,5%
50,5%
Total 220 100%
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017
Tabel 4.5 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari total 220 bayi yang termasuk dalam sampel penelitian
terdapat 111 (50,5%) bayi lahir dari ibu yang memiliki umur
kehamilan 37-42 lebih banyak dari bayi yang lahir dari ibu yang
memiliki umur kehamilan <37 atau >42 minggu yaitu 109
(49,5%).
b. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel dimaksudkan untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel independen dan dependen dengan
menggunakan uji Chi Square. Adapun hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Umur Ibu
Asfiksia
Jumlah
OR
(95%)
p-
value
Kasus Kontrol
n % N % N %
Beresiko (<20
atau >35 thn)
56 50,9% 33 30,0% 89 40,5%
2,42
0,002 Tidak Beresiko
(20-35 thn)
54 49,1% 77 70,0% 131 59,5%
Jumlah 110 100% 110 100% 220 100%
Sumber : Data Sekunder Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 110 bayi
(50,0%) yang lahir Asfiksia terdapat 56 (50,9%) bayi yang lahir
dengan umur ibu <20 tahun atau >35 tahun, dan bayi yang lahir
dengan umur ibu 20-35 sebanyak 54 (49,1%), sedangkan 110
bayi (50,0%) yang lahir tidak Asfiksia terdapat 33 (30,0%) bayi
yang lahir dengan umur ibu <20 tahun dan >35 tahun, dan bayi
yang lahir dengan umur 20-35 tahun sebanyak 77 (70,0%).
Hasil uji statistik Chi-Square pada taraf kepercayaan 95%
(0,05) menunjukkan bahwa ρ value = 0,002. Jadi ρ value
<0,05sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara umur ibu dengan kejadian asfiksia di
Rumah Sakit Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
Nilai OR (2,42) Hubungan Umur Ibu yang berarti umur ibu
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi
baru lahir.
Tabel 4.7.Hubungan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia
pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Umur Asfiksia
Kehamilan Kasus Kontrol Jumlah OR
(95%)
p-
value N % N % N %
Beresiko
(<37atau >42
mgg)
109 99,1% 0 0% 109 49,5%
11,1
0,000 Tidak
Beresiko(37-
42 mgg)
1 1% 110 100,0% 111 50,5%
Jumlah 110 100,0% 110 100,0% 220 100,0%
Sumber: Data Skunder Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 110 bayi
(50,0%) yang lahir dengan Asfiksia terdapat 109 (99,1%) bayi yang
lahir dengan umur kehamilan <37 atau >42 minggu, dan bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu sebanyak 1 (1%),
sedangkan 110 bayi (50,0%) yang lahir tidak Asfiksia terdapat 0 (0%)
bayi yang lahir dengan umur kehamilan <37 atau >42 minggu, dan
bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu sebanyak 110
(100,0%).
Hasil uji statistik Chi-Square pada taraf kepercayaan 95% (0,05)
menunjukkan bahwa ρ value = 0,000. Jadi ρ value <0,05 sehingga Ha
diterima dan H0 ditolak, menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara umur kehamilan dengan kejadian Asfiksia di Rumah Sakit Dewi
Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
Nilai OR (11,1) pada umur kehamilan yang berarti umur
kehamilan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya asfiksia pada
bayi baru lahir.
C. Pembahasan
1. Hubungan Umur Ibu dengan kejadian Asfiksia
Dari hasil uji Chi square yang dilakukan menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solution) untuk mengetahui
hubungan dan besarnya risiko antara umur ibu dengan kejadian
Asfiksia di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun
2017 diperoleh ρ value 0,002. Karena ρ value < 0,05 maka Ha
diterima dan Ho di tolak yang berarti ada hubungan antara umur
ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
Kota Kendari Tahun 2017.
Selanjutnya melalui uji Odds Ratio (OR) diperoleh hasil 2,42
Dari hasil uji Odds Ratio (OR) tersebut memperlihatkan nilai OR
>1 yang berarti bahwa ibu yang memiliki umur <20 atau >35 tahun
berisiko memiliki bayi dengan Asfiksia 2,42 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang memiliki umur 20-35 tahun.
Faktor yang menyebabkan kejadian Asfiksia adalah faktor
ibu yaitu usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Kehamilan pada usia yang terlalu muda dan tua termasuk dalam
kriteria kehamilan risiko tinggi dimana keduanya berperan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin
(Widiprianita, 2010).
Ibu dalam kelompok umur reproduksi tidak sehat yaitu umur
<20 tahun dan umur >35 tahun. Ibu yang berumur <20 tahun
memiliki organ reproduksi yang belum dapat berfungsi secara
optimal untuk menerima kehamilan dan persalinan. Ibu yang
berumur >35 tahun memiliki organ reproduksi yang telah
mengalami penurunan fungsi sehingga berisiko untuk terjadinya
komplikasi kehamilan dan persalinan termasuk lahirnya Bayi
Asfiksia Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35
tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan usia
<20 tahun dan >35 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi pada
kematian maternal yang terjadi pada usia 20-35 tahun
(Prawirohardjo, 2009).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rosi Kurnia Sugiharti (2015) di Rumah Sakit dr. R.
Goeteng TaroenadibrataPurbalinggu.. Hasil penelitian didapatkan
bayi asfiksia sebagian besar terjadi pada ibu yang memiliki umur
beresiko yaitu <20 dan >35 tahun sebanyak 19 responden (19%)
dan pda ibu yang tidak beresiko 20-35 tahun 40 responden (40%).
Berdasarkan hasil Uji chi-square diketahui bahwa ρ value sebesar
0,047 sehingga dari perhitungan didapatkan ρ value (0,047) < α
(0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima dan disimpulkan ada
hubungan antara umur ibu saat melahirkan dengan kejadian
asfiksia pada bayi baru lahir.
2. Hubungan Umur Kehamilan dengan kejadian Asfiksia
Dari hasil uji Chi square yang dilakukan menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solution) untuk mengetahui
hubungan dan besarnya risiko antara Umur Kehamilan dengan
kejadian Asfiksia di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota
Kendari Tahun 2017 diperoleh ρ value 0,003. Karena ρ value <
0,05 maka Ha diterima dan Ho di tolak yang berarti ada hubungan
antara Umur Kehamilan dengan kejadian Asfiksia di Rumah Sakit
Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
Selanjutnya melalui uji Odds Ratio (OR) diperoleh hasil 11,1
Dari hasil uji Odds Ratio (OR) tersebut memperlihatkan nilai OR >
1 yang berarti bahwa ibu yang memiliki umur kehamilan <37
minggu atau >42 tahun berisiko memiliki bayi dengan Asfiksia
11,1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki umur
kehamilan 37-42 minggu.
Usia kehamilan/masa gestasi sangat berpengaruh pada bayi
yang karena dilahirkan, faktor bayi prematur sebelum 37 minggu
kehamilan dan faktor ibu yaitu kehamilan postterm atau kehamilan
melebihi 42 minggu. Bayi prematur (<37 minggu) lebih beresiko
untuk meninggal karena asfiksia. Umumnya gangguan telah
dimulai sejak dikandungan, misalnya gawat janin atau stres janin
saat proses kelahirannya. Bayi prematur sebelum 37 minggu
kehamilan merupakan salah satu faktor resiko terjadinnya asfiksia
pada bayi baru lahir. Jika terdapat hubungan yang erat antara
persalinan preterm yang menyebabkan fungsi organ-organ bayi
belum berbentuk secara sempurna, kegagalan bernafas pada bayi
prematur berkaitan dengan defisiensi kematangan surfaktan pada
paru-paru bayi. Bayi premature mempunyai karakteristik yang
berbeda secara anatomi maupun fisiologi jika dibandingkan
dengan bayi cukup bulan salah satu karakteristik bayi preterm
ialah pernafasan tidak teratur dan dapat terjadi gagal nafas
(Purnamaningrum, 2010).
Adapun umur kehamilan >42 minggu (post term) atau
disebut dengan lewat bulan juga merupakan faktor resiko dimana
bayi yang dilahirkan dapat mengalami asfiksia yang bisa
disebabkan oleh fungsi plasenta yang tidak maksimal lagi akibat
proses penuaan mengakibatkan transportasi oksigen dari ibu ke
janin terganggu (Pantiawati, 2010).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rosi Kurnia Sugiharti (2015) di Rumah Sakit dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalinggu. Hasil penelitian yang didapatkan ibu
dengan umur kehamilan beresiko melahirkan bayi asfiksia yaitu
sebanyak 21 responden (21%) dan pada ibu dengan umur
kehamilan tidak beresiko sebanyak 39 responden
(39%).Berdasarkan hasil Uji chi-square diketahui bahwa ρ
valuesebesar 0,032 sehingga dari perhitungan didapatkan ρ
value (0,032) < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima dan
disimpulkan ada hubungan antara umur kehamilan dengan
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan umur ibu dan
umur kehamilan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahur di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017 dapat
disimpulkan bahwa.
1. Terdapat 110 bayi yang lahir dengan asfiksia dari 1170 kelahiran
bayi di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun
2017
2. Berdasarkan Umur Ibu dengan kejadian asfiksia tertinggi 145
(65,9) dengan umur ibu tidak beresiko (20 – 35 tahun) dan
terendah 75 (34,1%) dengan umur ibu beresiko(<20 dan >35
tahun).
3. Berdasarkan Umur Kehamilan dengan kejadian asfiksia tertinggi
154 (70,0%) dengan umur kehamilan tidak beresiko(37-42
minggu) dan terendah 66 (30,0%) dengan umur kehamilan
beresiko ( <37 minggu dan <42 minggu).
4. Ada hubungan umur ibu dengan kejadian asfiksia pada bayi baru
lahir di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari Tahun
2017.
5. Ada hubungan umur kehamilan dengan kejadian asfiksia pada
bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari
Tahun 2017.
B. Saran
1. Diharapkan bagi para Tenaga Kebidanan perlu bimbingan
langsung memberikan penyuluhan tentang asfiksia pada bayi
baru lahir.
2. Diharapkan pelayanan pertolongan persalinan oleh Tenaga
Kebidanan, sehngga dapat ditingkatkan melalui upaya safe
motherhood.
3. Diharapkanhasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
bagi masyarakat khususnya bagi ibu terhadap penyebab-
penyebab terjadinya Asfiksia pada Bayi Baru Lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC
Departeman Pusat Statistik. (2013). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta Badan Pusat Statistik.
Dewi, Vivin Nanny Lia (2011) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta. Salemba Medika.
Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: Salemba Madika.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Obstetri Neonatal. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Maryunani, Anik & Nurhayati, (2008) Asuhan Bayi Baru Lahir Normal.
Jakarta. Trans Info Media.
Nisa, Indra Farah. 2013. meneliti tentang Gambaran faktor penyebab terjadinnya asfiksia di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Periode Januari-Juni Tahun 2013. KTI di askes pada tanggal 11 Oktober 2017
Pantiawati. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta : Nuha Medika.
Purnamaningrum, EY., 2010. Buku Saku Penuntun Imunisasi Dasar. Fitramaua: Yogyakarta.
Prawirorahardjo, S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Darihttp://dinkes.sultraprov.go.id/. Diaskes tanggal 20 Desember 2017.
Rahmawati, Niar. 2016. meneliti tentang Hubungan Induksi persalinan dengan kejadian asfiksia pada Bayi Baru Lahir di ruang bayi di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016. Skripsi diakses pada tanggal 27 Desember 2017.
Rukiyah, AI yeyeh,. dan Yulianti Lia. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita (Ed. Revisi, Cetakan Ketiga). Jakarta: Trans Info Medika.
RSU Dewi Sartika Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017. Data Bulanan RSU Dewi Sartika Bulan Januari-Desember 2017.
Siswanto,. Susila,. & Suyanto. 2015.Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa ilmu.
Sugiharti, Rosi Kurnia. 2015. meneliti tentang Hubungan Antara Umur Ibu dan Umur Kehamilan Ibu dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalinggu. Skripsi diakses pada tanggal 11 Juli 2018.
Suyanto dan Ummi Salamah. 2008. Riset Kebidanan : Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Syaiful, Yuanita,. & Umi Khudzalifah. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RS Muhammadiyah Gresik. Jurnal of Ners Community, Volume 07, Nomor 01, Januari 2017.
Swarjana. 2015.Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi): TuntutaPraktis Pembuatan Proposal Penelitian untuk Mahasiswa Keperawatan, Kebidanan, dan Profesi Bidang Kesehatan Lainnya. Yogyakarta: ANDI.
Yanti.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Yongky,dkk.2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi Dan Balita. Yogyakarta: NuhaMedika.
Wati, Elisa Erna. 2016.meneliti tentang Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian asfiksia Neonatorum diRumah Sakit Umum Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2016). Skripsi diakses pada tanggal 27 Desember 2017.
World Health Organization.Angka Kematian Bayi. Amerika: WHO, 2012.
LAMPIRAN 1
MASTER TABEL
HUBUNGAN UMUR IBU DAN UMUR KEHAMILAN DENGAN
KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR
DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA KENDARITAHUN 2017
No
NAMA
BAYI
UMUR IBU UMUR
KEHAMILAN ASFIKSIA
<20 Thn atau>35 Thn
20-35 Thn
<37 dan >42
37-42 Ya Tidak
1 BY NY “F”
27 36 mgg
Ya
2 BY NY “M”
38 24 mgg
Ya
3 BY NY “S”
26 35 mgg
Ya
4 BY NY “R”
17 28 mgg
Ya
5 BY NY “D”
25 28 mgg
Ya
6 BY
NY “I” 19 24
mgg Ya
7 BY NY “S”
41 39 mgg Tidak
8 BY NY “A”
39 40 mgg Tidak
9 BY NY “B”
30 28 mgg
Ya
10 BY NY “M”
40 36 mgg
Ya
11 BY NY “T”
18 24 mgg
Ya
12 BY NY “F”
28 26 mgg
Ya
13 BY NY “F”
16 28 mgg
Ya
14 BY NY “S”
26 30 mgg
Ya
15 BY NY “N”
21 35 mgg
Ya
16 BY NY “M”
42 34 mgg
Ya
17 BY
NY “I” 24 38 mgg Tidak
18 BY NY “R”
24 36 mgg
Ya
19 BY NY “A”
43 37 mgg Tidak
20 BY
NY “I” 42 38 mgg Tidak
21 BY NY “K”
41 38 mgg Tidak
22 BY NY “R”
36 31 mgg
Ya
23 BY NY “A”
18 30 mgg
Ya
24 BY NY “R”
30 33 mgg
Ya
25 BY NY “M”
38 35 mgg
Ya
26 BY NY “N”
21 36 mgg
Ya
27 BY NY “S”
38 37 mgg Tidak
28 BY
NY “I” 21 35
mgg Ya
29 BY NY “S”
27 30 mgg
Ya
30 BY NY “S”
19 32 mgg
Ya
31 BY NY “P”
37 38 mgg Tidak
32 BY
NY “L” 20 26
mgg Ya
33 BY NY “H”
36 29 mgg
Ya
34 BY NY “S”
38 28 mgg
Ya
35 BY NY “S”
21 36 mgg
Ya
36 BY 39 36 Ya
NY “H”
mgg
37 BY NY “N”
40 35 mgg
Ya
38 BY NY “E”
30 36 mgg
Ya
39 BY
NY “J” 27 38 mgg Tidak
40 BY NY “N”
43 32 mgg
Ya
41 BY NY “M”
25 38 mgg Tidak
42 BY NY “S”
18 38 mgg Tidak
43 BY NY “N”
26 28 mgg
Ya
44 BY NY “R”
18 38 mgg Tidak
45 BY NY “E”
26 36 mgg
Ya
46 BY NY “E”
29 38 mgg Tidak
47 BY NY “M”
42 28 mgg
Ya
48 BY NY “H”
39 34 mgg
Ya
49 BY NY “D”
26 34 mgg
Ya
50 BY NY “E”
21 38 mgg Tidak
51 BY NY “Y”
16 32 mgg
Ya
52 BY NY “N”
36 38 mgg Tidak
53 BY NY “E”
25 36 mgg
Ya
54 BY NY “S”
31 38 mgg Tidak
55 BY NY “R”
29 38 mgg Tidak
56 BY NY “D”
38 42 mgg Tidak
57 BY NY “A”
36 38 mgg Tidak
58 BY NY “M”
44 36 mgg
Ya
59 BY NY “S”
22 20 mgg
Ya
60 BY NY “S”
37 41 mgg Tidak
61 BY NY “S”
17 38 mgg Tidak
62 BY NY “R”
40 38 mgg Tidak
63 BY NY “R”
39 33 mgg
Ya
64 BY NY “R”
25 36 mgg
Ya
65 BY NY “E”
23 24 mgg
Ya
66 BY NY “W”
21 27 mgg
Ya
67 BY NY “S”
26 38 mgg Tidak
68 BY NY “E”
19 28 mgg
Ya
69 BY NY “R”
23 35 mgg
Ya
70 BY NY “S”
20 27 mgg
Ya
71 BY NY “S”
39 34 mgg
Ya
72 BY NY “R”
36 27 mgg
Ya
73 BY 20 28 Ya
NY “S”
mgg
74 BY NY “H”
38 35 mgg
Ya
75 BY NY “R”
16 30 mgg
Ya
76 BY NY “Rj”
38 28 mgg
Ya
77 BY NY “H”
21 29 mgg
Ya
78 BY NY “U”
23 31 mgg
Ya
79 BY NY “M”
40 30 mgg
Ya
80 BY NY “H”
41 38 mgg Tidak
81 BY NY “N”
25 38 mgg Tidak
82 BY NY “M”
25 36 mgg
Ya
83 BY NY “R”
17 28 mgg
Ya
84 BY NY “R”
40 36 mgg
Ya
85 BY NY “R”
39 28 mgg
Ya
86 BY NY “S”
31 38 mgg Tidak
87 BY NY “R”
36 33 mgg
Ya
88 BY
NY “J” 41 36
mgg Ya
89 BY NY “S”
45 35 mgg
Ya
90 BY
NY “L” 22 36
mgg Ya
91 BY NY “Y”
25 35 mgg
Ya
92 BY 42 36 Ya
NY “I” mgg
93 BY NY “P”
34 36 mgg
Ya
94 BY NY “S”
38 38 mgg Tidak
95 BY NY “M”
38 35 mgg
Ya
96 BY NY “N”
23 36 mgg
Ya
97 BY NY “A”
36 38 mgg Tidak
98 BY NY “R”
30 38 mgg Tidak
99 BY NY “H”
28 36 mgg
Ya
100
BY NY “V”
30 36 mgg
Ya
101
BY NY “I”
38 38 mgg Tidak
102
BY NY “S”
21 36 mgg
Ya
103
BY NY “N”
32 38 mgg Tidak
104
BY NY “N”
38 35 mgg
Ya
105
BY NY “N”
24 42 mgg Tidak
106
BY NY “I”
29 35 mgg
Ya
107
BY NY “H”
43 38 mgg Tidak
108
BY NY “N”
41 38 mgg Tidak
109
BY NY “S”
19 41 mgg Tidak
110
BY NY “N”
36 34 mgg
Ya
111
BY NY
36 38 mgg Tidak
“R”
112
BY NY “S”
22 38 mgg Tidak
113
BY NY “T”
38 36 mgg
Ya
114
BY NY “N”
24 38 mgg Tidak
115
BY NY “R”
42 28 mgg
Ya
116
BY NY “Y”
27 37 mgg Tidak
117
BY NY “V”
31 28 mgg
Ya
118
BY NY “R”
45 38 mgg Tidak
119
BY NY “N”
40 38 mgg Tidak
120
BY NY “H”
15 26 mgg
Ya
121
BY NY “N”
17 28 mgg
Ya
122
BY NY “S”
42 28 mgg
Ya
123
BY NY “Y”
33 35 mgg
Ya
124
BY NY “N”
31 36 mgg
Ya
125
BY NY “N”
41 35 mgg
Ya
126
BY NY “Y”
40 38 mgg Tidak
127
BY NY “H”
22 36 mgg
Ya
128
BY NY “D”
38 36 mgg
Ya
129
BY NY “N”
28 26 mgg
Ya
130
BY NY “N”
34 32 mgg
Ya
131
BY NY “N”
43 38 mgg Tidak
132
BY NY “K”
25 38 mgg Tidak
133
BY NY “E”
37 32 mgg
Ya
134
BY NY “B”
40 28 mgg
Ya
135
BY NY “S”
41 40 mgg Tidak
136
BY NY “N”
23 32 mgg
Ya
137
BY NY “S”
24 36 mgg
Ya
138
BY NY “S”
41 34 mgg
Ya
139
BY NY “L”
39 32 mgg
Ya
140
BY NY “A”
21 26 mgg
Ya
141
BY NY “S”
37 38 mgg Tidak
142
BY NY “W”
28 36 mgg
Ya
143
BY NY “L”
17 36 mgg
Ya
144
BY NY “R”
39 36 mgg
Ya
145
BY NY “F”
40 36 mgg
Ya
146
BY NY “F”
19 36 mgg
Ya
147
BY NY “A”
26 28 mgg
Ya
148
BY NY “L”
17 40 mgg Tidak
14 BY 40 38 mgg Tidak
9 NY “Y”
150
BY NY “F”
42 28 mgg
Ya
151
BY NY “S”
38 38 mgg Tidak
152
BY NY “A”
39 36 mgg
Ya
153
BY NY “N”
30
38 mgg Tidak
154
BY NY “E”
25
38 mgg Tidak
155
BY NY “N”
24
38 mgg Tidak
156
BY NY “H”
21
41 mgg Tidak
157
BY NY “W”
33
38 mgg Tidak
158
BY NY “A”
29
38 mgg Tidak
159
BY NY “L”
27
42 mgg Tidak
160
BY NY “A”
25
38 mgg Tidak
161
BY NY “N”
21
38 mgg Tidak
162
BY NY “N”
34
38 mgg Tidak
163
BY NY “E”
19 38 mgg Tidak
164
BY NY “A”
24 38 mgg Tidak
165
BY NY “L”
25 38 mgg Tidak
166
BY NY “T”
28 38 mgg Tidak
167
BY NY “M”
35 42 mgg Tidak
16 BY 39 38 mgg Tidak
8 NY “K”
169
BY NY “F”
29 42 mgg Tidak
170
BY NY “M”
35 38 mgg Tidak
171
BY NY “M”
40 40 mgg Tidak
172
BY NY “W”
24 38 mgg Tidak
173
BY NY “R”
40 38 mgg Tidak
174
BY NY “R”
30 38 mgg Tidak
175
BY NY “Ri”
16 38 mgg Tidak
176
BY NY “M”
35 42 mgg Tidak
177
BY NY “Y”
32 38 mgg Tidak
178
BY NY “P”
21 38 mgg Tidak
179
BY NY “N”
28 34 mgg Tidak
180
BY NY “J”
31 38 mgg Tidak
181
BY NY “L”
22 38 mgg Tidak
182
BY NY “F”
27 38 mgg Tidak
183
BY NY “N”
41 42 mgg Tidak
184
BY NY “A”
18 38 mgg Tidak
185
BY NY “I”
27 38 mgg Tidak
186
BY NY “A”
36 38 mgg Tidak
187
BY NY “I”
33 38 mgg Tidak
188
BY NY “N”
38 38 mgg Tidak
189
BY NY “F”
30 38 mgg Tidak
190
BY NY “M”
32 37 mgg Tidak
191
BY NY “A”
28 38 mgg Tidak
192
BY NY “S”
17 36 mgg
Ya
193
BY NY “N”
36 38 mgg Tidak
194
BY NY “A”
32 38 mgg Tidak
195
BY NY “F”
30 38 mgg Tidak
196
BY NY “M”
22 38 mgg Tidak
197
BY NY “I”
28 40 mgg Tidak
198
BY NY “S”
39 38 mgg Tidak
199
BY NY “I”
34 38 mgg Tidak
200
BY NY “H”
24 38 mgg Tidak
201
BY NY “A”
33 38 mgg Tidak
202
BY NY “V”
25 38 mgg Tidak
203
BY NY “T”
33 38 mgg Tidak
204
BY NY “S”
30 38 mgg Tidak
205
BY NY “M”
28 38 mgg Tidak
206
BY NY “J”
34 36 mgg
20 BY 33 38 mgg Tidak
7 NY “R”
208
BY NY “U”
19 38 mgg Tidak
209
BY NY “R”
30 38 mgg Tidak
210
BY NY “N”
28 38 mgg Tidak
211
BY NY “N”
18 38 mgg Tidak
212
BY NY “F”
27 43 mgg
Ya
213
BY NY “L”
18 38 mgg Tidak
214
BY NY “M”
26 38 mgg Tidak
215
BY NY “F”
32 35 mgg
Ya
216
BY NY “M”
29 38 mgg Tidak
217
BY NY “S”
21 43 mgg
Ya
218
BY NY “N”
24 38 mgg Tidak
219
BY NY “S”
36 38 mgg Tidak
220
BY NY “S”
34 38 mgg Tidak
LAMPIRAN 2 :
SPSS
Crosstabs
Notes
Output Created 30-Jul-2018 23:37:09
Comments
Input Data C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS
LALA.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 220
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all
the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=umurkehamilan BY asfiksia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
[DataSet1] C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS LALA.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur Kehamilan * Asfiksia 220 100.0% 0 .0% 220 100.0%
Umur Kehamilan * Asfiksia Crosstabulation
Asfiksia
Total Ya Tidak
Umur Kehamilan <37 dan >42 Count 109 0 109
% within Asfiksia 99.1% .0% 49.5%
37-42 Count 1 110 111
% within Asfiksia .9% 100.0% 50.5%
Total Count 110 110 220
% within Asfiksia 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.160E2a 1 .000
Continuity Correctionb 212.090 1 .000
Likelihood Ratio 293.575 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Casesb 220
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 54,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort Asfiksia = Ya 111.000 15.775 781.055
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort Asfiksia = Ya 111.000 15.775 781.055
N of Valid Cases 220
Crosstabs
Notes
Output Created 30-Jul-2018 23:28:32
Comments
Input Data C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS
LALA.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 220
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all
the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=umuribu BY asfiksia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
[DataSet1] C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS LALA.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur Ibu * Asfiksia 220 100.0% 0 .0% 220 100.0%
Umur Ibu * Asfiksia Crosstabulation
Asfiksia
Total Ya Tidak
Umur Ibu <20 dan >35 Count 56 33 89
% within Asfiksia 50.9% 30.0% 40.5%
20-35 Count 54 77 131
% within Asfiksia 49.1% 70.0% 59.5%
Total Count 110 110 220
% within Asfiksia 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 9.982a 1 .002
Continuity Correctionb 9.133 1 .003
Likelihood Ratio 10.071 1 .002
Fisher's Exact Test .002 .001
N of Valid Casesb 220
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 44,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur Ibu (<20
dan >35 / 20-35) 2.420 1.392 4.207
For cohort Asfiksia = Ya 1.526 1.178 1.978
For cohort Asfiksia = Tidak .631 .464 .857
N of Valid Cases 220
Frequencies
Notes
Output Created 30-Jul-2018 23:28:00
Comments
Input Data C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS
LALA.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 220
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=asfiksia
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000
[DataSet1] C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS LALA.sav
Statistics
Asfiksia
N Valid 220
Missing 0
Asfiksia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 110 50.0 50.0 50.0
Tidak 110 50.0 50.0 100.0
Total 220 100.0 100.0
Frequencies
Notes
Output Created 30-Jul-2018 23:27:14
Comments
Input Data C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS
LALA.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 220
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=umurkehamilan
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000
[DataSet1] C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS LALA.sav
Statistics
Umur Kehamilan
N Valid 220
Missing 0
Umur Kehamilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <37 dan >42 109 49.5 49.5 49.5
37-42 111 50.5 50.5 100.0
Total 220 100.0 100.0
Frequencies
Notes
Output Created 30-Jul-2018 23:26:49
Comments
Input Data C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS
LALA.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 220
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=umuribu
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.000
[DataSet1] C:\Users\THOSIBA\Documents\SPSS LALA.sav
Statistics
Umur Ibu
N Valid 220
Missing 0
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 dan >35 89 40.5 40.5 40.5
20-35 131 59.5 59.5 100.0
Total 220 100.0 100.0
LAMPIRAN 3
ANALISIS STATISTIK
(SECARA MANUAL)
Tabel 4.6 Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi
Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Umur Ibu
Asfiksia
Jumlah
OR
(95%)
p-
value
Kasus Kontrol
N % n % N %
Beresiko (<20
atau >35 thn)
56 50,9% 33 30,0% 89 40,5%
2,42
0,000 Tidak Beresiko
(20-35 thn)
54 49,1% 77 70,0% 131 59,5%
Jumlah 110 100% 110 100% 220 100%
1. Uji Chi square
X2hit = Σ(fo – fe)2
Fe (a) = (a+c) (a+b)
N
= (56+54) (56+33)
220
= 110x89
220
= 9,790
220
= 44,5
Fe (b) = (b+d) (a+b)
N
= (33+77) (56+33)
220
= 110x89
220
= 9,790
220
= 44,5
Fe (c) = (a+c) (c+d)
N
= (56+54) (54+77)
220
= 110x131
220
= 14,410
220
= 65,5
Fe (d) = (b+d) (c+d)
N
= (33+77) (54+77)
220
= 110x131
220
= 14,410
220
= 65,5
fo Fe Fo-fe (fo-fe)2 (fo-fe)2
Fe
56 44,5 11,5 132,25 2,971
33 44,5 -11,5 132,25 2,971
54 65,5 -11,5 132,25 2,020
77 65,5 11,5 132,25 2,020
X2 9,982
2. Od Ratio
OR= axd
bxc
= 56x77
33x54
= 4312
1782
= 2,42
Tabel 4.7.Hubungan Umur Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017
Umur
Kehamilan
Asfiksia
Jumlah
OR
(95%)
p-
val
ue
Kasus Kontrol
N % N % N %
Beresiko
(<37atau >42
mgg)
109 99,1% 0 0% 109 49,5%
11,1
Tidak
Beresiko(37-
42 mgg)
1 1% 110 100,0% 111 50,5%
Jumlah 110 100,0% 110 100,0% 220 100,0%
1. Uji Chi square
X2hit = Σ(fo – fe)2
Fe (a)= (a+c) (a+b)
N
= (109+1) (109+0)
220
= 110x109
220
= 11,990
220
= 54,5
Fe (b)= (b+d) (a+b)
N
= (0+110) (109+0)
220
= 110x109
220
= 11,990
220
= 54,5
Fe (c)= (a+c) (c+d)
N
= (109+1) (1+110)
220
= 110x111
220
= 12,210
220
= 55,5
Fe (d)= (b+d) (c+d)
N
= (0+110) (1+110)
220
= 110x111
220
= 12,210
220
= 55,5
Fo Fe Fo-fe (fo-fe)2 (fo-fe)2
fe
56 54,5 54,5 2,970 54,50
33 54,5 -54,5 2,970 54,50
54 55,5 -54,5 2,970 53,51
77 55,5 54,5 2,970 53,51
X2 216,0
2. Od Ratio
OR= axd
bxc
= 109x110
1x0
= 11.990
0
= 11,1
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN