Download - Hewan yang mendekati kepunahan
Hewan Yang
Mendekati
Kepunahan
Oleh :Ulfiatu Rohmah
Hewan dan tumbuhan langka yaitu hewan dan tumbuhan yang sudah jarang ditemui. Keberadaan hewan dan tumbuhan tersebut sangat sedikit. Bila tidak ada upaya perlindungan dan pelestarian, maka hewan dan tumbuhan tersebut dapat mengalami kepunahan.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam hayati. Tumbuhan dan hewannya sangat banyak macamnya karena Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang masing-masing memiliki ciri khas.
Hewan yang mendekati kepunahan
Bekantan Komodo
Burung Jalak Bali
Ikan Gergaji Bergigi Besar
BekantanBekantan (Nasalis larvatus), yaitu kera dengan
penampilan sangat unik. Pejantannya mempunyai hidung yang panjang dan sangat besar. Hidung yang panjang dan besar ini merupakan daya tarik seksual utama bagi betina. Bekantan hanya terdapat di Pulau Kalimantan, Indonesia.
Buaya Siam
Buaya Siam (Crocodylus siamensis). Buaya siam
atau Siamese Crocodile tersebar di Cambodia, Indonesia
(Jawa, Kalimantan), Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
Burung Jalak baliJalak Bali memiliki penampilan yang indah dan elok.
Karena keindahannya, banyak orang yang menginginkannya untuk dijadikan koleksi. Jumlahnya semakin berkurang. Sesuai dengan namanya, burung ini hanya ditemukan di Pulau Bali. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan berkurangnya populasi burung ini adalah habitatnya yang semakin sempit akibat penebangan hutan.
Ikan Gergaji Bergigi Besar
Ikan gergaji bergigi besar ditemukan di
Lautan ndonesia Timur. Kondisinya pun sama,
keberadaannya semakin berkurang. Hewan ini
dimanfaakan untuk makanan.
Badak
Badak merupakan hewan paling langka dan
paling terancam punah. Mempunyai masa hidup 33
tahun dengan panjang kira-kira 2,5 m dan tinggi 1,3
m. Badak termasuk hewan mamalia yang mengalami
perkembangbiakan yang lama, dalam satu tahun hanya dapat melahirkan
anak 1-2 individu. Perkembangbiakannya pun dapat berlangsung jika kondisi
lingkungannya stabil. Badak bercula satu ditemukan didaerah ujung kulon
Banten sedangkan Badak bercula dua habitat aslinya di Taman Nasional Kerinci
Selat Sumatera. Populasi Badak kian hari semakin menurun karena banyaknya
pemburuan liar untuk mengambil culanya.
Harimau
Banyak sekali macam-macam hewan langka
untuk jenis harimau ini. Ada harimau kumbang, loreng
atau belang, tutul atau yang polos saja. Kebanyakan
binatang jenis pemakan daging dan suka memburu binatang lain ini hidup
di pulau Jawa, Sumatera serta di pulau dewata Bali. Saat ini jumlah binatang ini
sangat terbatas. Yang masih di alam liar kebanyakan hidup di tengah hutan yang
belum terjamah oleh manusia dan di lereng bukit atau gunung.
Burung Caerulean Paradise
Burung Caerulean Paradise. Burung ini sekarang
jumlahnya tidak lebih dari 100 ekor. Kerusakan tempat
hidupnya di Sangihe, Sulawesi, menjadi penyebab
burung ini terancam punah.
Anoa
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa
yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran
Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam
hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan rusa dengan
berat 150-300 kg. Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia.
Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini
terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk
diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya.
Burung Kakatua Jambul Kuning
Burung itu banyak diperdagangkan di Jawa, Bali, bahkan
di Singapura. Jumlahnya semakin hari semakin berkurang.
Burung itu memiliki jambul yang khas sehingga banyak dicari.
1.Balaenoptera Musculus (Paus Biru)
Paus Biru diyakini sebagai hewan terbesar yang ada saat
ini. Panjangnya bisa mencapai 33,59 m dan beratnya 181 ton,
atau lebih. Paus Biru dapat berenang dengan kecepatan 50
km/jam, ketika berenang untuk perjalanan, kecepatannya
sekitar 20 km/jam, sedangkan ketika sedang makan, mereka memperlambat
kecepatannya sampai sekitar 5 km/jam. Mulut Paus Biru dapat menampung 90 ton
makanan dan air. Umurnya bisa mencapai 80 tahun. Populasi di seluruh dunia pada
tahun 2002 diperkirakan hanya sekitar 5.000 sampai 12.000 ekor saja. Termasuk
dalam spesies yang terancam punah. Dilarang untuk diburu sejak tahun 1966.