Download - HALAMAN EMPAT PULUH
40
Cara kerja Sistem Air Pendingin Utama, yaitu ;
Air pendingin yang dialirkan masuk ke dalam kondensor jumlahnya
sangat besar diperoleh dari air laut. Air tersebut harus dialirkan kedalam
kondensor dalam keadaan bersih, bebas dari sampah dan kotoran. Untuk
mencapai tujuan tersebut sistem pengaliran air pendingin (selanjutnya
disebut sistem air pendingin utama) dilengkapi dengan floating screen, pintu
air, bar screen, travel band screen, CWP, Debrish Filter.
Pertama air disaring oleh floating screen. Floating screen ini berbentuk
jaring-jaring yang dibentangkan sebelum pintu air, jaring ini berfungsi untuk
menyaring agar hewan-hewan laut tidak masuk ke dalam siklus aliran air
pendingin ini, lalu setelah melewati floating screen air laut menuju pintu air
dan masuk kedalam bar screen. Bar screen atau saringan kasar digunakan
untuk menyaring sampah-sampah besar dan berat. Bar screen ini terdiri dari
pelat-pelat strip yang disusun dibelakang pintu air. Saringan kasar ini juga
dilengkapi dengan penggaruk sampah, untuk mengambil sampah yang
tertahan dan membuangnya ketempat penampungan sementara. Selanjutnya
dengan truk, sampah tersebut diangkut ketempat pembuangan akhir. Pintu
air digunakan sewaktu-waktu saja, jika diperlukan perbaikan atau
pembersihan fisik pada bagian sistem air pendingin yang sudah disebutkan
diatas. Setelah dari Bar screen air tersebut melewati travelling band screen.
Travelling Band Screen (saringan putar) digunakan untuk menyaring
sampah / kotoran yang lolos dari bar screen. Setelah itu air dihisap oleh CWP
kemudian dipompakan lagi. Ada yang menuju ke CCCW sytem dan ada yang
menuju kondensor. Untuk yang menuju kondensor, pada saluran sebelum
masuk kondensor terdapat debrish filter condenser yang berfungsi untuk
menangkap sampah yang lolos dari saringan putar. Setelah itu baru masuk
kedalam kondensor, yang kemudian kembali lagi ke laut. Instalasi backwash
41
condenser digunakan untuk membuang sampah yang tertahan pada mulut
kondensor.
4.2. Peralatan Utama
Dalam system air pendingin utama ini terdapat beberapa peralatan
utama seperti ;
- BAR SCREEN
- TRAVELLING BAND SCREEN
- CWP
- DEBRISH FILTER
- KONDENSOR
Berikut penjelasan mengenai peralatan utama :
BAR SCREEN
Berfungsi untuk menangkap benda-benda berukuran sedang yang
terbawa air pendingin. Terbuat dari batang logam pipih yang dirangkai
sehingga membentuk semacam teralis. Dipasang pada mulut saluran masuk
air pendingin sebelum saringan putar. Pada daerah yang kualitas airnya
buruk (banyak sampah), didepan saringan kasar dipasangi saringan berupa
jaring yang biasa disebut floating screen untuk menyaring sampah yang
elastis seperti plastik dan sebagainya.
42
Gambar 4.2 : Bar Screen
TRAVELLING BAND SCREEN
Untuk menyaring semua benda sampai yang berukuran relatif kecil dan
yang lolos dari Bar screen. Berupa rangkaian segmen – segmen kasa baja
yang membentuk suatu screen. Screen akan diputar dengan menggunakan
motor listrik melalui rantai dan roda gigi. Menggunakan media air bertekanan
dari Screen Wash Pump untuk melepaskan sampah yang lengket di screen.
Travelling Band Screen berada setelah Bar Screen.
43
Gambar 4.3 : Travell Band Screen
CWP
CWP berfungsi untuk memompakan semua air laut yang akan
digunakan dalam PLTU, kemudian air laut itu akan dibagi-bagi masuk ke
sistem-sistem. Salah satunya untuk sistem pendinginan seperti sistem
pendingin di kondensor dan CCCW System (Closed Circuit Circulating
Water System). Circulating Water Pump ini bisa disebut sebagai gerbang
pertama masuknya air yang mana akan digunakan dalam PLTU.
44
PLTU Labuan memiliki 4 buah Circulating Water Pump yang mana
digunakan untuk mensuplay kegiatan dari 2 unit yang ada. Untuk
keadaan normal digunakan 3 pompa saja, sedangkan satu sisanya
stand-by. Ini ditujukan agar apabila terjadi gangguan pada salah satu
Pompa tersebut maka yang stand-by bisa diaktifkan dan yang mengalami
gangguan dapat dilakukan pemeliharaan. Letak Circulating Water Pump
ini berada di dekat Water Intake setelah TBS (Travel Band Screen).atau
saringan putar.
Berikut spesifikasi dari CWP
SERIAL NO. 350010700001
TYPE SEZ1600 – 1460 / 1156
CAPACITY 27334.8 m3/h
POWER 1800 kW
DATE 08 – 07
ASS. BY A21 A20
ITEM NO 20PAC11AP001
HEAD 16 m
SPEED 370 r/min
WEIGHT
Table 4.1 : Tabel Spesifikasi CWP
45
Gambar 4.4 : CWP
DEBRISH FILTER
Sea water debris filter sistem dipasang di pipa inlet condenser
berdiameter besar yang dirancang untuk menyaring kotoran atau sampah,
lembaran plastik, rumput laut, remis, kerang, dan lain-lain.
Spesifikasi Debris Filter System
46
Filter type ETP 1800
Metric Dimension 1800
Installation Method Horizontal
Design Working Pressure 0,6 MP
Running water Resistance <500H20
Filtering Precision ∅7
Draining Amount 2,8%
Electric Current 3,8A
Activating Power 1.1KW
Tabel 4.2 : Tabel Spesifikasi Debrish Filter Condenser
Gambar 4.5 : Screen Debrish
47
1. Cylinder Component 10. Angle Direction Drive
2. Drain Pipe 11. Drain Valve
3. Rotary Drain Tank 12. Discharging Pipe
4. Components of Filter Core 13. Filter type
5. Actuator
6. Linking Seating
7. Isodivision Device
8. Measueing System
9. Seals Drive
Gambar 4.6 : Gambar Teknik Debrish Filter Condenser Labuan
KONDENSOR
48
Seperti diketahui bahwa dalam siklus PLTU, uap yang keluar
meninggalkan tingkat akhir turbin tekanan rendah akan mengalir memasuki
kondensor. Kondensor PLTU umumnya merupakan perangkat penukar
panas tipe permukaan (surface) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai
wahana penghasil vacum tinggi bagi uap keluar exhaust turbin serta untuk
mengkondensasikan uap bekas keluar dari exhaust turbin. Kedua fungsi
tersebut sekilas kurang begitu penting tetapi ternyata keduanya merupakan
faktor yang cukup vital dalam pengoperasian turbin maupun efisiensi siklus.
Media yang dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan atau
mengkondensasikan uap adalah air yang disebut air pendingin utama
(circulating water). Air pedingin mengalir didalam pipa - piap kondensor
sedang uap bekas mengalir dibagian luar pipa. Melalui proses tersebut,
panas dalam uap bekas akan diserap oleh air pendingin sehingga uap akan
terkondensasi menjadi air yang dinamakan air kondensat. Air kondensat ini
akan ditampung dibagian bawah kondensor dalam sebuah penampung yang
disebut hotwell. Air kondesat dari dalam hotwell selanjutnya dipompakan lagi
ke deaerator oleh pompa kondensat.
Kondensor umumnya terletak dibagian bawah turbin (under slung) dan
tersambung ke exhaust turbin tekanan rendah. Penyambungan antara turbin
dengan kondensor harus cukup fleksibel untuk mengakomodir adanya
pemuaian akibat variasi temperatur.
Tipe-tipe kondensor
Pada dasarnya tipe kondensor ada 2 macam, yaitu :
- Tipe kondensor permukaan (Surface Condenser)
- Tipe kondensor langsung (Direct Contact Condenser)
1. Kondensor Permukaan (Surface Condenser)
49
Kondensor ini terdiri dari bejana yang dihubungkan dengan sisi uap
bekas yang keluar dari turbin uap. Didalamnya dipasang tube pendingin
yang mendapat aliran dari air pendingin utama. Uap belas dari turbin uap
mengalir melalui bagian luar dari pipa.
Gambar 4.7 : Kondensor Permukaan
2. Kondensor Kontak Langsung (Direct Contact Condenser)
Konstruksi dasar dari kondensor ini adalah seperti diperlihatkan pada
gambar 4.8. Kondensor ini terbuat dari sebuah bejana yang didalamnya
dipasang plat pengarah aliran atau baffle. Uap bekas dari turbin uap masuk
50
melalui sisi samping bawah kondensor, sedaangkan air pendingin di
semprotkan dari sisi atas.
Gambar 4.8 : Kodensor kontak langsung
Kondensor tipe kontak langsung ini pada umumnya digunakan pada PLTP,
karena air kondensat dari proses kondensasi tidak digunakan kembali.
Prinsip kerja kondensor kontak langsung adalah sebagai berikut :
Uap bekas dari turbin uap masuk kedalam kondensor melalui sisi
samping bawah dan secara alami (karena uap ringan) akan naik keatas. Air
pendingin dimasukkan dari sisi atas dalam bentuk semprotan/spray.
Air yang disemprotkan akan langsung bersentuhan dengan uap,
sehingga terjadi proses perpindahan panas secara langsung dari uap ke air
pendingin. Uap yang terkena pancaran air pendingin akan terkondensasi dan
bercampur dengan air pendingin.
Pada proses berikutnya air ini akan berfungsi sebagai air pendingin
utama. Gas-gas yang tidak bisa terkondensasi atau disebut Non
Condensatable Gas (NCG), dihisap keluar dengan menggunakan steam
51
ejector atau pompa vakum untuk dibuang ke atmosfir. Adanya NCG didalam
kondensor akan mengakibatkan vakum rendah (back pressure naik) dan
pada akhirnya dapat menyebabkan turbin trip.
Dengan adanya system vakum di dalam ruang kondensor, maka akan
terdapat pula gas-gas yang tidak dapat terkondensasi mengalir menuju
kondensor. Kebanyakan gas-gas non-condensable tersebut adalah udara
luar yang masuk bocor dari komponen yang bekerja dengan tekanan
atmosfer seperti kondensor itu sendiri. Dapat pula berasal dari proses
dekomposisi atau terurainya air menjadi oksigen dan hidrogen oleh reaksi
thermal maupun kimiawi. Gas-gas tersebut harus dibuang dari kondensor
dikarenakan :
1. Dapat menyebabkan turunnya vakum kondensor. Lebih lanjut dapat
menyebabkan turunnya efisiensi turbin.
2. Gas-gas tersebut akan dapat menyelubungi permukaan tube-tube
sehingga akan mengganggu pertukaran panas antara air pendingin dengan
uap exhaust. Lebih lanjutnya akan mengakibatkan vakum kondensat akan
turun.
3. Tingkat korosif air kondensat akan meningkat seiring meningkatnya kadar
oksigen di kondensor. Oksigen akan menyebabkan korosi terutama pada
peralatan-peralatan.
- Karakteristik Utama Kondensor
- Area pendinginan = 13760m2
- Temperature air pendingin = 30 0C
- Tekanan air pendingin = 0,3 MPa (g)
52
- Quantitas air pendingin = 49712,5 t/h
- Tekanan uap = 8,7 kPa (absolut)
- Aliran uap = 618 t/h (T-MCR)
Tabel 4.3 : Karaterisrik Kondensor
- Spesifikasi Kondensor
Type Single Shell Double Pass
Steam Surface Condensor
Manufacture Dong Fang Steam Turbine
Work
Performance data :
Design heat duty (at rating) (kcal/H) 326.6x106
Design absolute pressure (mmHg abs) 65.25
Heat transfer coefficient (kcal/H/m2/ºc) 2790
Circulating water quantity (m3/H) 48250
Circulating water inlet temperature (ºc) 30
Circulating water outlet temperature (ºc) 37
Cleanliness factor (%) 0.85
Condensate oxygen content (cc/liter) 20
53
Water velocity in tube (m/s) 2.5
Friction loss through tue (kgf/cm2) 0.49
Total effective tube surface (m2) 13760
Tube :
Effective tube length (mm) 9630
Overall tube length (mm) 9740
Size and thickness (mm) Ф 32 x 0.5 / 0.7
Number of tube (main condensing zone) 13652
Number of tube (ir cooling zone and
exhaust impingment zone)
568
Material Titanium
Tube sheet :
Material Titanium clad
Thickness 40
Hot well capacity (m3) 110
Tabel 4.4 : Tabel spesifikasi kondensor Labuan
4.3. Peralatan Pendukung
54
o FLOATING SCREEN
o PINTU AIR
o MOTOR DEBRISH
o MOV INLET / OUTLET
o WASH PUMP
o TRASH RACK
Berikut penjelasan dari peralatan tersebut :
FLOATING SCREEN
Saringan ini berupa pelampung yang diikat dengan dihubungkan
dengan pelampung lain sehingga membentuk setengah lingkaran dipasang
beberapa meter didepan saluran masuk air pendingin didepan pintu air dan
saringan kasar (bar screen).
Fungsi :
1. Untuk mencegah terbawanya sampah-sampah dan benda-benda yang
mengapung diatas permukaan air terutama yang berukuran besar.
2. Untuk menghambat aliran air dibagian permukaan yang relatif lebih
hangat dan membiarkan air yang lebih dingin dari daerah yang lebih dalam
untuk mengalir.
55
Gambar 4.9 : Floating Screen
PINTU AIR
Pintu air merupakan gerbang pertama yang dilalui oleh air laut. Pada
PLTU Labuan terdapat empat pintu air. Masing-masing pintu air menuju
ke masing-masing CWP setelah melalui macam-macam proses
penyaringan yang telah diuraikan sebelumnya. Pintu – pintu air tersebut
akan ditutup apabila akan dilakukan pemeliharaan pada line CW system.
Pintu-pintu tersebut diangkat menggunakan crane. Didepan pintu air ini
terdapat floating screen yang berguna untuk menghambat sampah-
sampah dan kotoran-kotoran yang berada di permukaan air laut agar tidak
ikut masuk ke dalam pintu air.
56
Gambar 4.10 : lintasan Pintu air
Gambar 4.11 :Pintu – pintu air
57
Gambar 4.12 : Crane yang digunakan untuk mengangkat pintu air
Gambar 4.13 : Water Intake
MOTOR DEBRISH
58
Motor Debrish merupakan sebuah motor yang terdapat di sisi atas
bagian Debrish Filter pada permukaan luar inlet kondensor yang
berfungsi untuk memutar screen debrish agar dapat memindahkan posisi
dari screen yang terpilah-pilah tersebut sehingga dapat dihisap oleh
rotary drain tank dan keluar menuju drain pipe.
Gambar 4.14 : Motor Debrish
MOV INLET / OUTLET
59
MOV merupakan sebuah motor yang digunakan untuk membantu
membuka ataupun menutup valve. MOV Inlet berada pada sisi inlet pada
permukaan luar pipa kondensor sedangkan MOV Outlet berada di sisi
Outlet. Valve Inlet akan ditutup apabila akan dilakukan pemeliharaan pada
debrish filter dan juga kondensor agar tidak ada air yang mengalir masuk
ke dalam kondensor. Sedangkan untuk MOV outlet ditutup apabila
operator akan men-tagging (menutup) satu sisi kondensor agar tidak
terjadi aliran balik
Gambar 4.15 : MOV
WASH PUMP
Wash Pump ini digunakan sebagai pompa air untuk pembersih screen pada
Travel Band Screen. Aliran airnya diambil dari CW system tepatnya di setelah
CWP. Kotoran-kotoran yang tersangkut pada screen di TBS dibersihkan
dengan air dari wash pump dengan bantuan Nozzle.
60
Gambar 4.16 : Wash Pump
TRASH RACK
Trash Rack merupakan suatu alat yang terletak pada bagian atas Bar
Screen. Trash Rack ini merupakan alat pendukung yang digunakan untuk
membersihkan Bar Screen apabila banyak kotoran dan sampah yang
tertahan di screen tersebut.Trash Rack ini dilengkapi dengan Trash Car.
Trash Car inilah yang menggaruk sampah-sampah tersebut.
61
Gambar 4.17 : Trash Rack dan Trash Car
4.4. Ball Taproge System
Sumber media pendingin yang digunakan pada kondensor adalah air
laut. Air laut tersebut masuk ke dalam kondensor setelah melewati
62
beberapa system filter untuk menghindari kotoran-kotoran laut masuk,
dan juga injeksi dengan suatu senyawa kimia (biasanya klorin) untuk
melumpuhkan / memabukkan hewan-hewan laut kecil seperti plankton
agar tidak menempel pada tube-tube kondensor. Karena hewan-hewan
ini menyukai tempat yang memiliki temperature hangat seperti di
permukaan dalam tube kondensor. Bila tidak dilumpuhkan maka hewan-
hewan ini akan menempel dan membentuk seperti kerak pada
permukaan dalam tube kondensor sehingga dapat menyebabkan proses
kondensasi terganggu.
Pada kondensor terdapat sebuah instalasi pembersih pipa kondensor
yang bisa beroperasi secara continue ataupun sewaktu-waktu sehingga
kebersihan tube-tube kondensor dapat dipertahankan karenanya.
Instalasi pembersih ini dikenal sebagai instalasi Tapproge Ball System.
Instalasi ini menggunakan bola-bola spons yang ukurannya sedikit
lebih besar dari diameter tube, memiliki sifat elasitis dan bola-bola ini
memiliki permukaan yang sedikit kasar. Ini ditujukan untuk menyikat
bagian dalam tube apabila disinyalir terdapat kotoran atau kerak-kerak
yang menempel yang dapat mengurangi kemampuan perpindahan panas
dari tube-tube kondensor tersebut.
63
Gambar 4.18 : Tapproge Ball System
4.5. Injeksi Klorin
Air pendingin yang digunakan pada PLTU berasal dari air laut.
Dikarenakan berasal dari air laut maka air tersebut mengandung biota-biota
laut yang sangat kecil sekali salah satunya seperti plankton. Biota-biota laut
ini tidak dapat tersaring melalui bermacam-macam screen yang telah
diuraikan sebelumnya sehingga biota-biota ini pasti ikut bersama air
pendingin dan masuk ke dalam kondensor. Tujuan diinjeksikan klorin ini
ialah untuk melemahkan / memabukkan biota-biota laut tersebut sehingga
tidak berkembang biak di dalam kondensor. Biota-biota laut ini dapat
berkembang biak dan menempel pada tube-tube kondensor dikarenakan
kondisi kondensor yang hangat. Klorin ini diproduksi oleh Chlorine Plant.
Klorin ini diinjeksikan sebelum TBS tepatnya di Bar Screen.
4.6. Pemeliharaan Sistem Air Pendingin
1. Pengertian Pemeliharaan
64
Semua tindakan teknis dan tindakan administratif yang dilakukan
untuk menjaga agar kondisi mesin atau peralatan tetap baik dan dapat
melakukan fungsinya dengan baik, efisien dan ekonomis serta sesuai
dengan spesifikasi kemampuannya dan dengan tingkat keamanan
yang tinggi.
2. Tujuan Pemeliharaan
a. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama
penting di Negara berkembang karena kurangnya sumber daya
modal untuk penggantian.
b. Untuk menjamin keoptimuman peralatan dan mendapatkan laba
yang maksimum. Dengan terjaminnnya keoptimuman peralatan
maka perusahaan dapat memproduksi secara optimum sehingga
laba yang didapatkan juga optimum.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional.
d. Untuk menjamin keselamatan kerja.
e. Pemeliharaaan yang baik tentunya akan memiliki resiko yang
membahayakan lebih rendah terhadap penggunaannya,
sehingga keselamatan pun lebih terjamin.
3. Prosedur Kerja Pemeliharaan
Kegiatan yang dilakukan pemeliharaan berdasarkan pada SOP
peralatan. Dengan penerapan metode ini maka keuntungannya yang
akan diperoleh adalah mengurangi siklus pemeliharaan yang dapat
menghemat biaya pemeliharaan, mengurangi main hours,
mengurangi waktu pemadaman dan mengetahui kelainan peralatan
65
secara dini sehingga kerusakan berkelanjutan yang lebih parah dapat
dihindari.
3.1 Pengertian dan Jenis Kegiatan Pemeliharaan
Jenis – jenis Pemeliharaan, antara lain:
1. Preventive maintenance
Preventive maintenance merupakan suatu system pemeliharaan
terencana yang dilakukan secara berkesinambungan dan
dipersiapkan proses pelaksaan pemeliharaan yang terdiri dari :
a) Pemeliharaan rutin
Yaitu pemeliharaan pencegahan yang dilakukan dengan selang
waktu harian, mingguan, bulanan maupun tahunan untuk
mencegah gangguan dan kerusakan.
b) Pemeliharaan periodik
Yaitu pemeliharaan yang bersifat pencegahan dan juga
perbaikan terhadap gangguan dan kerusakan yang terjadi pada
setiap peralatan sebagai akibat deteroisasi (kemerosotan mutu
peralatan karena lama pemakaian) yang berhubungan dengan
kondisi operasi seperti start-stop, variasi beban, kondisi fluida
kerja dan jumlah jam kerja. Merupakan usaha untuk
memperbaiki penghematan energi dan masalah lingkungan
serta menegaskan kondisi yang ada pada unit dengan tepat.
Pemeliharaan ini dibagi atas :
Simple Inspection (Si)
66
Dilakukan setiap 8.000 jam kerja atau satu tahun operasi dan
bersifat pencegahan.
Mean Inspection (Me)
Dilakukan setiap 16.000 jam kerja atau setiap dua tahun
operasi dan bersifat pencegahan dan sedikit perbaikan.
Serious Inspection (Se)
Dilakukan setiap 32.000 jam kerja atau setiap empat tahun
operasi dan bersifat pencegahan dan perbaikan.
c) Predictive maintenance
Predictive maintenance merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan mengumpulkan data dari operasi peralatan
dan mengevaluasi data tersebut yang selanjutnya dibuat
rekomendasi dan apabila terjadi kelainan data tersebut, maka
akan diketahui kondisi peralatan sebenarnya.
2. Corective maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan segera dan terpaksa
akibat terjadinya kerusakan atau gangguan yang bersifat
eksidential untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.
Pemeliharaan ini dilakukan pada waktu unit beroperasi maupun
unit harus berhenti.
3. Breakdown maintenance
67
Pemeliharaan ini dilaksanakan setelah terjadinya suatu kerusakan
mendadak yang waktunya tidak tertentu dan pelaksanaannya juga
tidak direncanakan sebelumnya serta sifatnya darurat
(Emergency).
Beberapa contoh pelaksanaan pemeliharaan mekanik yang
terkait Sistem Air Pendingin Utama pada PLTU 2 Banten (Labuan)
unit 1 dan 2, yaitu :
1. Preventive Maintenance
Gressing MOV
Check dan Cleaning Bar Screen
Check DP (delta pressure) high DFC
Ball Cleaning System
Inejeksi Klorin
2. Corrective Maintenance
Laminasi pada outlet Kondensor Line #2B
Cleaning TBS tidak berputar
Cleaning DFC
Mengganti Mechanical Seal yang rusak pada DFC
4.6. Gangguan dan Troubleshooting
68
Selama PLTU Labuan beroperasi, tentu saja ada gangguan yang
terjadi pada Sistem Air Pendingin Utama ( CW System ) baik ringan
maupun berat. Beberapa gangguan yang sering muncul adalah :
Debrish Filter Macet dan tidak dapat berputar.
Kemungkinan penyebab :
o Kerusakan mechanical seals sehingga air laut dapat masuk
ke gearbox motor
o Gigi nanas pada gearbox rusak karena kurang greasing
o Kualitas material debris filter yang kurang bagus
o Poros pada debris filter terjadi korosif
Tindakan yang dilakukan :
o Outservice line condenser yang debrish filternya rusak
( keadaan OFF )
o Setel MOV Inlet yang terletak sebelum debrish dalam
keadaan full-closed
o Drain air yang berada di dalam Sea Pipe.
o Buka manhole.
o Periksa debrish filter dan lakukan pemeliharaan.
o Apabila mechanical seal rusak maka harus diganti.
o Lakukan cleaning debrish
Gasket Manhole rusak
69
Kemungkinan Penyebab :
o Dikarenakan gasket pada manhole tidak menyatu dengan
gasket/rubber lining yang ada di dalam sea pipe ada
kemungkinan terjadi erosi dari air laut dikarenakan permukaan
yang tidak rata.
Tindakan yang dilakukan :
o Mengganti gasket lama dengan gasket yang baru.