Download - Hal 139
Hal 139-143
Tanda-tanda sensoris akan memulai response2 motoris dengan
menentukan locomotio tertentu. Excitasi stitocyst kemudian mencapai system
syaraf pusat dimana ini akan diperbandingkan dengan “reference leval”
dimulailah gerakan2 hewan itu sendiri atau karena pengaruh luar. Dengan
demikian maka kita lihat bahwa hewan2 itu dapat mempertahankan keseimbangan
badannya. Misalkan hewan tersebut dimiringkan atau diterlentangakan akan
terjadi usaha untuk mengembalikan kepada kedudukannya yang semula.
Jika salah satu atau kedua labyrinth itu dihilangkan, seringkali ini akan
mengaikbatkan sikap atau kedudukan togak hewan secara tidak normal ; tetapi
biasanya akan terjadi suatu kompensasi, terutama jika hewan itu mempunyai mata
yag berfungsi untuk melihat. Mata dari hewan sangat penting untuk hewan2 dapat
bersikap atau berdiri wajar, terutama pada anjing, kucing dan manusia, tetapi tidak
begitu penting pada kelinci dan marmut. Jika seekor kelinci yang dihilangkan
labyrint-nya dan kemudian digantung pada kakinya, akan terjadi bahwa kepalanya
tidak terkulai dengan wajar. Jika kelinci itu diletakkan pada meja dengan
badannya dimiringkan, maka kepalanya akan ditegakkan ke atas tetapi jika di atas
kepalanya itu ditaruh sebuah papan, maka kepala itu tidak lagi akan ditegakkan
keatas.
Terbang insecta dapat dilakukan dengan gangguan2 dari kontak antara
tarsal dengan landasannya, oleh angin yang mengenai kepala, atau oleh
rangsangan nospesifik yang kuat. Terbang hewan tersebut dapat terus dilakukan
karena rangsangan angin terhadap alat2 sensoris yang terdapat pada dasar dari
sayap dan pada kepala. Rangsangan sensoris untuk keseimbangan ini sebagai akan
terlihat oleh hewan tersebut, sebagai akan dirasakan oleh alat2 sensoris dari sayap,
oleh rambut2 sensoris pada persambungan kepala dan pada Diptera dan halter.
Jika kedua halter dari Diptera ini dihilangkan maka kemampuan terbang
dari hewan tersebut akan terganggu, dan terlebih lagi orientasinya terhadap bidang
horizontal adalah sangat jelek.
PHONORECEPTIO
Phonoreceptor adalah alat indera di dalam mana gelombang ? suara dalam
udara atau air dirambatkan melalui cairan dan struktur padat dan kemudian
mengakibatkan excitasi impuls2 syaraf. Berbagai hewan hanya dapat merasakan
gelombang-gelombang frekwensi lemah, sehingga receptio pendengaran dan
receptio getaran adalah sama. Tetapi umumnya alat2 receptor yang berfungsi
untuk menerima getaran (frekwensi rendah) itu tidak sama dengan untuk
menerima suara frekwensi tinggi. Receptor getaran umumnya merupakan achiran2
syaraf yang khusus dari persendian2, otot atau cuti-cula ; sedangkan
phonoreceptor biasanya mempunyai sel-sel receptor khusus yang akan
mengaktifkan akhiran2 syaraf.
Anatomi dari alat pendengaran atau telinga sudah dibicarakan pada
anatomi perbandingan dan juga pada zoologi atau pada anatomi manusia.
Jika telinga dirangsang oleh suara, maka pada cochlea akan terjadilah yang
disebut : alternating microphonik potential (cochlear microphonic, CM). CM ini
akan berubah-ubah amplitudonya tergantung intensitas suara. Sumber dari CM ini
adalah sel2 rambut. Suatu response listrik tambahan terhadap suatu nada adalah
suatu response arus searah yang disebut sumating potential (SP). Ini timbul dalam
sel2 rambut yang di dalam, dan mungkin pula sedikit pada sel2 rambut yang di
luar. Pada umumnya skala media (ductus cochlearis) bersifat lebih negatif positif
terhadap scala tympani. SP, sebagai CM, dihasilkan oleh adanya pelengkungan
atau gesekan dari sel2 rambut.
Teori yang diterima pada waktu ini tentang stimulasi dari akhiran syaraf
adalah sebagai berikut, Potensial2 endocohlear dan intercellulair menyediakan
150 mV. Besarnya potensial itu berubah-ubah berdasarkan perpindahan tempat
dari lamina basalis dan dengan sendirinya juga pelengkungan atau pergeseran dari
sel2 rambut itu diduga akan mengubah tahanan listrik sehingga arus dapat
mengalir.
Pendengaran pada Vertebrata
Pisces. Pada ontogeninya, auris interna dari Pisces mempunyai sangkut
paut dengan linea lateralis; demikian pula bersangkutan itu didapatkan pada sel
rambut dari unsur2 indera dan pada aktivitas yang spontan pada syarat2
sensorisnya. Klasmobranchii menunjukkan response terhadap getaran dalam air
dan response ini akan tetap terdapat setelah linea lateralis dipotong; tetapi
response ini tidak lagi terdapat jika n. Cranialis VIII dipotong. Teleostei pada
umumnya dapat mendengarkan suara dengan baik. Ikan emas dapat mendengar
nada2 yang tinggi; jika utriculus dan lagena dilukai, maka ikan hanya akan dapat
mendengar nada2 yang rendah saja.
Amphibia. Pada amphibia lagena sedikit lebih panjang daripada ikan dan
pada Anura (dan tidak Urodela) mempunyai auris media. Auris media dari katak
terdiri dari membrana tympani, cavum tympani dan columella; auris media ini
menghubungkan membran tympani dengan nuris interna; ini akan merambatkan
getaran udara kepada cairan yang terdapat di dalam auris interna seperti pada
mammalia. Katak dapat mendengar suara dengan nada yang rendah sampai nada
yang tinggi tetapi dengan tidak dapat membedakan tinggi rendahnya nada
tersebut.
Reptilia.Sifat cochlea yang sebenarnya mula2 nampak pada reptilia.
Reptilia kecuali ular2 mempunyai auris media yang mengandung columella.
Membran tympani bisa terdapat agak masuk ke dalam dari permukaan badan, dan
akan membentuk msatus acusticus externus. Ular tidak mempunyai auris media
tetapi mempunyai coumella yang melekat pada asquadratum; ini menyebabkan
ular2 itu relatif tidak sensitif terhadap suara2 yang dirambatkan di udara, tetapi
akan sangat sensitif terhadap getaran2yang dirambatkan tanah, Berbagai kura2
hanya dapat mendengarkan suara2 yang dihasilkan oleh 80-130 getaran per detik
(cylesper second cps).
Aves. Telinga burung2 mirip dengan telinga reptilia, tetapi sensitivitasnya
maupun kemampuannya dalam membedakan tinggi rendahnya nada adalah jauh
lebih baik. Potensial CM dari burung merpati mengikuti suara sampai pada 25000
cps dengan threshold terendah pada 3.200 cps. Frekuensi optimum mendekati
dengan yang terdapat pada manusia, tetapi threshold-nya lebih tinggi. Setelah
ochlea-nya dihilangkan maka potensial microphonik yang baik didapatkan pada
antara 100 sampai 3000 cps dari ampullae canalis semicurcularis. Burung Beo
dapat mendengar dan membedakan dengan baik getaran2 antara 40 sampai 14.000
cps. Burung2 yang dapat berkicau dapat mendengarkan dengan baik getaran2
antara 100 sampai 3200 cps dengan sensitivitas maximum pada 800 cps.
Kemampuan bersuara atau untuk berkicau dan menangkap suara2 adalah penting
untuk kehidupan sosial burung2. Berbagai jenis burung kita dengar mepunyai
suara2 atau kicau yang berbeda2 . Berbagai kicau akan mempunyai maksud yang
berbeda2 pula pada burung. Misalnya kita mendengarkan induk ayam yang
berkotek atau mengeluarkan suara yang bereda pada waktu memberitahukan akan
adanya bahaya atau pada waktu memanggil anak2nya.
Mamalia. Pada semua mamalia, cochlea itu melingkar-lingkar seperti
spiral. Manusia akan menunjukkan sensitivita maximum terhadap getaran pada
800 sampai 2500 cps dengan batas paling banyak 16.000 cps. Hewan2 lain pada
umumnya mempunyai kemampuan yang mirip dengan manusia, hanya saja
threshold-nya umumnya lebih tinggi. Sebagai diketahui kecepatan rambatan suara
pada udara pada 20º C adalah 343m/detik; pada air kurang lebih 4,7 kali dari
kecepatan di udara. Intensitas suara biasanya dinyatakan sebagai tekanan suara itu
dalam dyne/cm²; pada manusia, suara yang paling lemah dapat didengar ialah
kurang-lebih dengan intensitas 0,0001 dyne/cm²; percakapan yang biasa kurang-
lebih 1 dyne/cm² dan suara yang dapat sampai 300 dyne/cm². Thresold ialah
intensitas minimum dari suara yang dapat didengarkan oleh hewan, tergantung
kepada banyak getaran atau berapa cps. Misalnya pada manusia pada 1000 cps,
thresold itu adalah kurang lebih 0,0002 dyne/cm². Kalau misalnya kita lihat
perbandingan dari hubungan antar intensitas suara yang dapat ditangkap hewan
dengan getaran (berapa cps) dari
suara dari berbagai hewan , maka
akan didapatkan kurang lebih
gambaran seperti yang tertera
dibawah ini.
Berbagai anjing dapat
mendengar sampai 35.000 cps;
tikus2 dan marmut bahkan dapat
sampai 40.000 cps. Jadi suara2 yang dapat didengar oleh manusia tidak perlu
sama dengan hewan2 lain. Berbagai ikan dapat “mendengar” pada frekwensi2
yang sangat rendah (misalnya pada salah satu-species dari Elasmobranchii hanya
dapat “mendengar” paling tinggi pada 120 cps), dan adapula mamalia lain yang
dapat mendengar suara dengan frekwensi yang sangat tinggi (ultrasonik, misalnya
anjing tikus dll. Yang tersebut di atas), sehingga hewan2 tersebut akan dapat
mendengar dengan baik apa yang tidak dapat didengar oleh manusia.
Pada berbagai Insecta, kemampuan atau menghasilkan suara dan untuk
menangkap suara, umumnya adalah sangat khas. Berbagai Insecta ada yang
mempunyai kemampuan untuk menangkap suara dengan getaran ribu atau bahkan
beberapa puluh ribu cps dengan alat tympanik (yang hanya dapat menangkap
frekwensi2 tinggi). Di samping itu dengan dipunyainya yang disebut sensilla
(rambut sensoris), berbagai insecta akan sensitif terhadap getaran-getaran
frekwensi rendah. Suara bagi Insecta biasanya mempunyai kepentingan bagi
panggilan sehingga kedua jenis kelamin dari spesies yang sama dapat
berkumpul;umumnya hewan jantan lebih mampu untuk mengeluarkan suara;
sedang hewan betina dapat pula menjawab dengan mengeluarkan suara pula.
Sensilla dari berbagai Arthropoda selain biasanya sangat sensitif terhadap
suara frekwensi rendah.
CHEMORECEPTIO
Pada umumnya chemoreceptio itu meliputi 3 hal, ialah : 1). Terhadap zat
kimia pada umumnya; 2). Terhadap gustatio (pengecap), dan 3). Terhadap olfactio
(pembau). Receptor2 olfactoris itu sering disebut sebagai “receptor chemis jarak
jauh” yang sensitif terhadap zat2 volatil; ini merupakan receptor2 yang
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Receptor2 gustatoris sering
disebut sebagai “receptor2 chemis sentuh” yang bersangkutan dengan larutan2
encer; ini merupakan receptor yang mempunyai sensitivitas sedang. Receptor2
yang tidak begitu sensitif dan spesifik disebut sebagai indera chemis umum ini
akan memberikan response protektief.
Chemoreceptio pada Invertebrata (kecuali Insecta)
Protozoa mempunyai sensitivitas chemis umum. Pemberian basa lemah
pada salah satu sisi dari Amoeba akan menyebabkan dijulurkannya psedopodia
pada sisi tersebut; tetapi jika diberikan asam atau garam yang agak kuat,
pseudopodia itu akan terbentuk pada sisi yang lain. Ciliata dan Flagellata
menujukan reaksi yang menolak berbagai zat2 kimia.
Porifera sensitivitas chemis umum terhadap zat2 kimia yang terdapat di
dalam air. Hewan ini dapat mengatur pemasukan air melalui ostia dan arus dalam
kanal2-nya, dan dapat pula menutup oscula sebagai response terhadap zat2 kimia
dalam air.
Coelenterata agaknya sudah dapat membedakan zat kimia, terutama untuk
getah2 daging. Anemon2 laut dapat menarik makanannya masuk mendekati mulut
dan dapat menolak partikal2 lain menjauhi mulut. Tentakel2 dari anemon2 itu
sangat sensitif terhadap kimia dari makanannya.
Planaria mempunyai chemoreceptor pada kedua sisi dari kepalanya yang
dapat “menyelidiki” makanan yang ditempatkan agak jauh dari padanya; dalam
pada itu hewan ini mempunyai yang dikenal sebagai receptor pengecap.
Chemoreceptio juga penting bagi Mollusca untuk mengetahui dimana
terdapat makanannya.
Annelida mempunyai penginderaan terhadap pengecap maupun terhadap
zat kimia umum. Ujung anterior dari seekor cacing tanah sangat sensitif terhadap
zat2 volatil, sedangkan seluruh badan akan sensitif