Download - Global Developmental Delay
BAB I
PENDAHULUAN
Global Developmental Delay (GDD) adalah bagian dari
ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia, dan
didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau lebih
perkembangan motor kasar/motor halus, bicara/berbahasa, kognisi,
personal/sosial dan aktifitas sehari-hari (Tjandrajani et al, 2012).
Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD)
adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga
semua tahapan perkembangan pada usianya. Perkembangan yang
terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan secara
signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau
perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak
normal seusianya. Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan
mempelajari beberapa kemampuan penting (misalnya berbicara,
bergaul dengan lingkungannya, serta berjalan) menurut tahap
berkelanjutan yang dapat diperkirakan dengan peranan motivasi ,
pengajaran dan dukungan selama pertumbuhannya. Kemampuan-
kemampuan tersebut di kenal sebagai tahapan perkembangan
(Soetjiningsih, 1995; Camp & Headley, 1991).
Terlambatnya perkembangan pada anak dibawah usia 6 tahun
seringkali merupakan gejala awal dari retradasi mental. Perkembangan
anak dinyatakan terlambat apabila pada skrining terdapat
keterlambatan pada salah satu atau beberapa dari aspek perkembangan
1
(motorik kasar, motorik halus, berbicara, perilaku sosial) (Camp &
Headley, 1991).
Prevalensi Global Development Delay diperkirakan 5-10 % dari
populasi anak didunia dan sebagian besar anak dengan Global
Development Delay memiliki kelemahan pada semua tahapan
kemampuannya (Soetjiningsih, 1995).
Sekitar 8 % dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia
memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau
lebih area perkembangan, sekitar 1-3% anak usia 0-5 tahun di dunia
mengalami Global Development Delay (Camp & Headley, 1991;
Departemen Kesehatan RI, 2005).
Prevalensi di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan
Stimulasi Deteksi Dari Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
(SSDIDTK). Hasilnya 476 anak yang diberikan pelayanan SSDIDTK,
ditemukan 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbuh kembang.
Adapun lima jenis kelainan tumbuh kembang yang paling banyak
dijumpai adalah delayed development ( tumbuh kembang yang
terlambat) sebanyak 22 anak, global development delay sebanyak 4
anak, gizi kurang sebanyak 10 anak, mikrocephal sebanyak 7 anak dan
anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa
bulan terkahir sebanyak 7 anak (Goldson, 2005).
Berdasarkan hal diatas makan akan dibahas refleksi kasus
mengenai global development delay pada anak yang datang di
poliklinik anak di RSUD Undata Palu.
2
BAB II
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. MR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/Umur : 29-03-2015/ 10 bulan
Tanggal Pemeriksaan : 21-2-2015
ALLOANAMNESIS
Keluhan utama : Belum bisa tengkurap
Riwayat penyakit sekarang : Pasien laki-laki berusia 10 bulan
datang ke poliklinik anak dengan ibunya. Ibunya mengeluhkan
anaknya belum bisa tengkurap dan hanya bisa berbaring saja. Dirumah
pasien hanya bisa berbaring dan hanya digendong oleh orang tuanya
saja. Selain itu ibu pasien mengeluhkan anaknya susah tidur dan
rewel. Pasien hanya dapat bersuara tapi seperti bergumam dan tidak
dalam bentuk kata yang jelas. Demam (-), kejang (-), menggigil (-),
batuk (-), flu (+), muntah (-), BAB dan BAK lancar.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Pernah kejang empat bulan yang lalu kejang seluruh tubuh
berlangsung kurang lebih 2 menit hanya 1 x.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita seperti pasien
Tidak ada riwayat kejang
3
Tidak ada riwayat keterlambatan perkembangan di anggota
keluarga
Riwayat kebiasaan dan lingkungan :
Pasien hanya bisa terbaring ditempat tidur
Riwayat kehamilan dan persalinan :
Ibu G1P0A0 rutin melakukan antenatal care di dokter, ada
riwayat demam saat hamil, ada riwayat muntah dari usia
kehamilan 1 bulan sampai 6 bulan, asupan nutrisi dan gizi
selama kehamilan tidak memadai, ibu pasien mengatakan saat
hamil jarang mengkonsumsi obat-obatan.
Anak pertama, lahir secara normal di rumah sakit di bantu oleh
bidan dengan berat badan lahir 2500 gram dan panjang badan
lahir 46. Saat lahir bayi langsung menangis, tidak sianosis, tidak
ada lilitan tali pusat.
Kemampuan dan kepandaian anak :
Pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur, belum bisa
tengkurap dan hanya bisa bersuara tapi tidak dalam kata yang
jelas pada usia 10 bulan
Anamnesis makanan :
ASI : 0-6 bulan
Susu formula : 7 bulan- sekarang
Riwayat Imunisasi :
Lengkap sesuai dengan usianya
4
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit ringan
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 8,5 kg
Panjang badan : 67 cm
Status gizi : Z score (0)-(1) SD, gizi baik
Tanda vital
Denyut nadi : 146 kali/menit
Respirasi : 32 kali/menit
Suhu : 37,30C
Kulit : sianosis (-), ikterus (-), turgor baik, ruam (-)
Kepala :
Bentuk : mikrocephal , lingkar kepala 38 cm (< -2SD)
Mata : anemis -/-, ikterik -/-
Hidung : rhinorhea -/-
Telinga : otorhea -/-
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : ekspansi paru simetris bilateral
Palpasi : Massa (-), vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : sonor (+) pada seluruh lapang paru
Auskultasi : bronkovesikuler +/+, wheezing -/-, rhonkhi -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
5
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinsitra
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni reguler
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Peristaltik usus kesan normal
Perkusi : timpani pada seluruh permukaan abdomen
Palpasi : organomegali (-), nyeri tekan (-)
Genitalia : tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : akral hangat (+), edema (-)
Otot-otot : Eutrofi
Refleks : fisiologis (+), patologis (-)
Denver development screening test :
Motorik kasar : setara dengan usia 0 bulan
Bahasa : setara dengan usia 3 bulan
Motorik halus : setara dengan usia 2 bulan
Personal sosial : setara dengan usia 3 bulan
6
Resume :
Pasien laki-laki berusia 10 bulan datang ke poliklinik anak
dengan ibunya dengan keluhan anaknya belum bisa tengkurap. Pasien
hanya bisa berbaring saja. Pasien hanya dapat bersuara tapi seperti
bergumam dan tidak dalam bentuk kata yang jelas. Riwayat kejang
(+). Pemeriksaan status gizi Z score (0)-(1) SD, gizi baik. Bentuk
kepala mikrocephal. Hasil Denver development screening test :
Motorik kasar : setara dengan usia 0 bulan
Bahasa : setara dengan usia 3 bulan
Motorik halus : setara dengan usia 2 bulan
Personal sosial : setara dengan usia 3 bulan
Diagnosis : Global development delay
Anjuran : Konsul fisioterapi
8
BAB III
DISKUSI
A. Definisi
Global Developmental Delay (GDD) adalah bagian dari
ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia, dan
didefinisikan sebagai keterlambatan dalam dua bidang atau
lebih perkembangan motor kasar/motor halus, bicara/berbahasa,
kognisi, personal/sosial dan aktifitas sehari-hari (Tjandrajani et
al, 2012).
B. Epidemiologi
Prevalensi Global Development Delay diperkirakan 5-10
% dari populasi anak didunia dan sebagian besar anak dengan
Global Development Delay memiliki kelemahan pada semua
tahapan kemampuannya (Soetjiningsih, 1995).
Sekitar 8 % dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di
dunia memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada
satu atau lebih area perkembangan, sekitar 1-3% anak usia 0-5
tahun di dunia mengalami Global Development Delay (Camp &
Headley, 1991; Departemen Kesehatan RI, 2005).
C. Etiologi
Perkembangan terlambat terjadi karena faktor yang
mempengaruhi dan menghambat proses tumbuh kembang
terjadi pada :
9
Masa sebelum lahir (antenatal) : adanya kelainan genetik
(Syndrome Down), gizi ibu hamil yang tidak adekuat,
kekurangan makronutrien dan atau mikronutrien, dan
infeksi toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes.
Masa persalinan (natal) : asfiksia yang terjadi karena
gangguan pada palsenta dan tali pusat, kesukaran
persalinan, infeksi, trauma lahir.
Masa pasca persalinan (post natal) : pola asuh yang salah
dan infeksi gangguan saraf dan perilaku karena pengaruh
lingkungan yang tidak optimal.
Terdapat beberapa penyebab yang mungkin
menyebabkan global delay development dan beberapa penyebab
dapat diterapi. Oleh karena itu, pengenalan dini dan diagnosis
dini merupakan hal yang penting. Penyebab paling sering
adalah abnormalitas kromosom dan malformasi otak. Hal lain
yang dapat berhubungan dengan global delay development
adalah keadaan ketika perkembangan janin dalam kandungan.
Beberapa penyebab lain adalah infeksi kelahiran pada bayi
prematur (Goldson, 2005).
D. Pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak
sampai usia 18 bulan
Usia 0-2 bulan
Senyum spontan
Menoleh ke suara ibu
Mengenal ekspresi wajah
10
Usia 2-6 bulan
Refleks genggam mulai menghilang
Dapat meraih benda
Tengkurap terlentang
Duduk tanpa head lag
Usia 6-12 bulan :
Duduk tanpa sandaran (6-7 bulan)
Thumb-finger grasp (8-9 bulan)
Merangkak dan berusaha berdiri (8 bulan)
Berjalan (12 bulan)
Erupsi gigi pertama kali (gigi seri bagian tengah
rahang bawah)
Makan sendiri
Mencari benda yang menghilang
Komunikasi non verbal
Mengucapkan kata “mama” atau “dada” (10 bulan)
Mengucapkan kata yang utuh pertama kali (12
bulan)
Usia 12-18 bulan
Naik tangga dengan merangkak (15 bulan)
Naik tangga dengan satu tangan di pegang
(Soetjiningsih, 1995; Lissauer & Clayden, 2001)
E. Perkembangan motorik kasar dan motorik halus
Ketrampilan motorik atau gerak pada anak dibagi dalam
dua kategori yaitu ketrampilan tangan dan ketrampilan kaki.
11
Perkembangan motorik kasar adalah ketrampilan anak untuk
menggunakan otot-otot besar dari anak tersebut. Secara garis
besar rata-rata usia pencapaian kemampuan motorik kasar pada
bayi dan anak seperti pada pemaparan di atas. Pencapaian
kemampuan tersebut mempunyai variasi luas, setiap anak
berbeda dalam pencapaian kemampuan tersebut. Masing-
masing perkembangan mempunyai kurun waktu pencapaian
(Soetjiningsih, 1995).
Perkembangan motorik halus mencakup kemampuan
gerak tangan dan jari, seperti menjepit, menggengam atau
menggambar. Kemampuan pemecahan masalah visual-motorik
halus merupakan indikator yang baru dari intelegensi
dikemudian hari. Kemampuan ini dipengaruhi oleh matangnya
fungsi motorik berupa postur dan koordinasi saraf otot yang
baik, fungsi penglihatan yang akurat dan kecerdasan
(Soetjiningsih, 1995).
F. Perkembangan anak dengan global developmental delay
Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak
dengan global development delay :
a. Komponen motorik (komponen motorik kasar seperti
bangkit berdiri, berguling, dan motorik halus seperti
memilih benda kecil).
b. Kemampuan berbicara dan bahasa (berbisik, meniru kata,
menebak suara yang didengar, berkomunikasi non-verbal
misalnya gesture, ekspresi wajah, kontak mata).
12
c. Kemampuan motorik halus (kemampuan untuk
mempelajari hal baru, menyaring dan mengolah
informasi dan menyebutkan kembali, serta memberikan
alasan).
d. Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang
lain dan perkembangan sifat dan perasaan seseorang).
G. Tanda-tanda adanya keterlambatan perkembangan
Anak tetap mengalami kemajuan yang lambat, tapi
menyimpang dari rentang normal menurut usia.
Perbedaan antara perkembangan normal dan abnormal
menjadi semakin besar dan makin jelas dengan
meningkatnya usia.
Dapat dikategorisasi menjadi ringan, sedang dan berat.
Keterlambatan dapat mengenal ketrampilan khusus atau
mempengaruhi seluruh kemampuan anak.
(Departemen Kesehatan RI, 2005).
H. Gejala Klinis
Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay
development difokuskan pada keterlambatan perkembangan
kemampuan motorik halus, motorik kasar atau bahasa. Gejala
yang terdapat biasanya :
Keterlambatan perkembangan sesuai tahap
perkembangan pada usianya, anak terlambat untuk bisa
duduk, berdiri dan berjalan.
Keterlambatan kemampuan motorik halus dan kasar
13
Rendahnya kemampuan sosial
Perilaku agresif
Masalah dalam komunikasi
(Goldson, 2005)
I. Diagnosis
1. Anamnesis
- Riwayat prenatal dan perinatal, penyakit ibu, infeksi
yang pernah di derita
- Retardasi mental, kesukaran belajar, pertumbuhan,
status gizi, masalah sosial. Penyakit-penyakit bawaan
(jantung, ginjal), riwayat kejang, adanya kemunduran
perkembangan.
- Kepedulian orang tua terhadap anaknya.
2. Pemeriksaan
- Menetapkan umur anak
- Pengukuran antropometri (BB, PB/TB, lingkar kepala)
- Penilaian pertumbuhan dan status gizi
- Pemeriksaan fisik : bentuk wajah, badan, kelainan
neurologis, kulit
- Penilaian pendengaran sangta penting karena apabila
terdapat ketulian yang dibiarkan, anak akan
mengalami gangguan bicara, belajar dan
kencenderungan terjadi masalah perilaku yang
disebabkan karena kesukaran berkomunikasi. Pada
bayi baru lahir gangguan pendengaran dapat
14
diidentifikasi dengan menggunakan auditory evoked
potentials yang mendeteksi respon batang otak,
terhadap suara atau auditory response cradle yang
mendeteksi respon perilaku yang bervariasi terhadap
suara.
- Penglihatan perlu dilakukan pada bayi baru lahir
walaupun penglihatan masih terbatas (sekitar 6/200).
Pada usia 6 minggu kedua mata bergerak bersama-
sama apabila mengikuti sumber cahaya dan tidak
juling. Ketajaman penglihatan selanjutnya
berkembang hingga mencapai tingkat ketajaman pada
orang dewasa pada usia 3 tahun.
3. Patokan tanda perkembangan terdapat dalam
- Kartu Menuju Sehat (KMS) : perkembangan anak
tidak sesuai (terlambat) dengan gambar perkembangan
pada usia
- Denver
- Penunjang : laboratorium apabila diperlukan untuk
kasus infeksi, TORCH, CT-scan atas indikasi apabila
didapatkan mikrocefal, hidrosefal.
- Rujukan : THT, mata, psikiatri/psikologis, rehabilitasi
medis, bedah dan ortopedi.
4. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan sistogenik
- Pemeriksaan metaabolik
- Pemeriksaan neurologis : EEG, MRI
15
J. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi khusus bagi penderita global
development delay, tetapi untuk beberapa keadaan dapat
dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam
pendengaran atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu
mengingat bahwa penyebab global development delay dapat
saja tidak diketahui. Tatalaksana global development delay
merupakan kerjasama beberapa tim yaitu bagian anak,
rehabilitasi, THT, dan ortopedi (Camp & Headley, 1991).
K. Prognosis
Global development delay memiliki kemungkinan
penyebab yang beraneka ragam. Keterlambatan dapat terjadi
pada otak anak saat otak terbentuk pada masa gestasi. Penyebab
yang mungkin antara lain : lahir prematur, kelainan genetik dan
herediter, imfeksi tetapi seringkali penyebab global develoment
delay tidak dapat ditentukan. Secara umum, perjalanan penyakit
global development delay tidak memburuk dengan waktu
pertumbuhan anak (Departemen Kesehatan RI, 2005).
16
DAFTAR PUSTAKA
Camp, Bonnie W & Headley, Roxan. 1991. Developmental delay Under 6 years of age in pediatric decision making, editor by Berman, 2ndnedition. B.C Decker Inc. Philadelphia.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.
Goldson, Edward Reynolds. 2005. Child Development and Behavior in large current pediatric diagnostic treatment edited by Hay William, Levin Myron J, Sondheimer Judith. 7th Edition. McGraw-Hill. Newyork.
Lissauer, Tom & Clayden, Graham. 2001. Emotions and Behavior in Pediatrics Ilustrated Textbook 2nd Edition, Mosby, Saunders.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.
Tjandrajani, Anna et al. 2012. Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB Harapan Kita. Sari Pediatri Vol. 13, No. 6.
17