Download - Gangguan Kepribadian Skizoid Final
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian seseorang merupakan sesuatu yang kompleks dan unik. Kepribadian
seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Pembentukan kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang bersifat genetik maupun faktor yang bersifat
lingkungan atau pengalaman. Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi juga oleh
komponen temperamen, karakter, motivasi, dan psike seseorang. Semua komponen tersebut
akan menunjang terbentuknya suatu bentuk kepribadian yang matur.
Bila terdapat gangguan adaptif pada salah satu komponen, maka dapat terjadi suatu
gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan gangguan sudah umum terjadi dan
bersifat kronik. Prevalensi gangguan kepribadian diperkirakan antara 10%-20% pada
populasi umum dan manifestasi gangguan kepribadian biasanya baru terlihat setelah beberapa
dekade kehidupan. Banyak kejadian kejahatan baik dengan kekerasan atau tidak dengan
kekerasan berhubungan dengan adanya gangguan kepribadian pada individu-individu
tersebut. Individu-individu ini biasanya mempunyai gangguan yang bersifat kronik pada
kemampuan mereka untuk bekerja dan mencintai, cenderung kurang pendidikan,
ketergantungan dengan obat-obatan, tidak menikah, dan tidak bekerja, serta cenderung
mempunyai masalah dalam hubungan suami istri.
Oleh karena itu, dibutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan
menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami defenisi dari
kepribadian itu, bagaimana kepribadian itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori
tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik.
Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat
dihindari.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 1
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kepribadian
Kata ‘kepribadian ́(personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona. Pada mulanya kata
persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman
romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah
menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu
dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku
berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya.
Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik / khas dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan
perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya;
kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan (Kaplan)
2.2. Pembentukan Kepribadian
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat
membedakannya dalam dua golongan :
a) Pengalaman yang umum
Pengalaman yang umum yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan
tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam
masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan
kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan
tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,misalnya jabatan atau pekerjaan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 2
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau
dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu
hidup. Hal ini disebabkan karena :
Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang tua,
saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua
atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-orang
yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula
pendiriannya.
Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada dirinya
sendiri.
b) Pengalaman yang khusus
Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini
tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat.
Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-
beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut
secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur
kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam
kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.2
Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang
harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang
lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja,
tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial,
karena remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh
sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya
dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai
remaja itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-
gangguan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar
remaja dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan
identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 3
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
2.3. Gangguan Kepribadian
2.3.1. Definisi
Menurut DSM-IV, definisi gangguan kepribadian, yaitu : “Merupakan suatu ciri
kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,menyimpang
secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan
yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal
ini disebabkan pada usia ini masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan
kompleks.3”
Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat kepribadian yang
sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Akibatnya. dia akan
mengalami kerusakan berat dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya atau
dirinya terasa sangat menderita. Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian
biasanya alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah
lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga
egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian dapat menerima dengan
baik gejala-gejalanya. Umumnya orang dengan gangguan kepribadian menolak bantuan
secara psikiatrik.
2.3.2. Etiologi
Faktor Genetik
Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan
kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk
gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik.
Selain itu menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan
temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap sosial, kembar monozigotik
yang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang
dibesarkan bersama-sama.4
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 4
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan
dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara
temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.4
Faktor Biologis Hormon.
Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunjukkan peningkatan
kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone serta neurotransmitter. Penilaian sifat
kepribadian dan sistem dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi
mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadar serotonin
dengan obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan
dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi,
impulsivitas. Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektro ensefalogram
telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering
pada tipe antisosial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.
Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi
pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu
anak yang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras
kepala, kikir dan sangat teliti.
2.3.3. Klasifikasi
Menurut PPDGJ III, penggolongan gangguan kepribadian sebagai berikut :
F60-F69 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
F60. Gangguan kepribadian khas
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 5
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
F60.2 Gangguan kepribadian dissosial
F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil
F60.4 Gangguan kepribadian histrionik
F60.5 Gangguan kepribadian anankastik
F60.6 Gangguan kepribadian cemas
F60.7 Gangguan kepribadian dependen
F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya
F60.9 Gangguan kepribadian YTT
F61. Gangguan kepribadian campuran dan lainnya
F61.0 Gangguan kepribadian campuran
F61.1 Perubahan kepribadian yang bermasalah
F62 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak diakibatkan oleh kerusakan
atau penyakit otak
F62.0 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa
F62.1 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah menderita gangguan
jiwa
F62.8 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama lainnya
F62.9 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama YTT
F63 Gangguan kebiasaan dan impuls
F63.0 Judi patologis
F63.1 Bakar patologis (piromania)
F63.2 Curi patologis (kleptomania)
F63.3 Trikotilomania
F63.8 Gangguan kebiasaan dan impuls lainnya
F63.9 Gangguan kebiasaan dan impuls YTT
F64 Gangguan identitas jenis kelamin
F64.0 Transseksualisme
F64.1 Transvestisme peran ganda
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 6
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
F64.2 Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak
F64.8 Gangguan identitas jenis kelamin lainnya
F64.9 Gangguan identitas jenis kelamin YTT
F65 Gangguan preferensi seksual
F65.0 Fetishisme
F65.1 Transvestisme fetishistik
F65.2 Ekshibisionisme
F65.3 Voyeurisme
F65.4 Pedofilia
F65.5 Sadomasokisme
F65.6 Gangguan preferensi seksual multipel
F65.8 Gangguan preferensi seksual lainnya
F65.9 Gangguan preferensi seksual YTT
F66 Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan
orientasi seksual
F66.0 Gangguan dan maturitas seksual
F66.1 Orientasi seksual egodistonik
F66.2 Gangguan jalinan seksual
F66.8 Gangguan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Gangguan perkembangan psikoseksual YTT
F68 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnya
F68.0 Elaborasi gejala fisik karena alasan psikologis
F68.1 Kesengajaan atau berpura-pura membuat gejala atau disabilitas, baik psikik
maupun psikologis (gangguan buatan)
F68.8 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnya YDT
F69. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa ytt
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 7
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
F60.2 Gangguan kepribadian dissosial
F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil
F60.4 Gangguan kepribadian histrionik
F60.5 Gangguan kepribadian anankastik
F60.6 Gangguan kepribadian cemas
F60.7 Gangguan kepribadian dependen
F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya
F60.9 Gangguan kepribadian YTT
Berdasarkan DSM- IV gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.
Orang-orang dengan gangguan ini seringkali tampak aneh dan eksentrik.
Kelompok B teridiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histirionik, dan
narsistik. Orang-orang dengan gangguan ini seringkali tampak dramatik, emosional,
dan tidak menentu.
Kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif
kompulsif, serta satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak
ditentukan (contoh gangguan kepribadian pasif agresif dan gangguan kepribadian
depresif). Orang-orang dengan gangguan ini seringkali tampak cemas atau ketakutan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 8
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
2.4. Gangguan kepribadian khas
Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi
karakteriologis dan kecenderungan perilaku dari seseorang, biasanya meliputi beberapa
bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kesulitan pribadi dan sosial.
Pedoman diagnostik gangguan kepribadian khas :
Kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan kerusakan atau penyakit otak berat
(gross brain damage or disease) atau gangguan jiwa lain
Memenuhi kriteria berikut ini:
- Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat, biasanya meliputi beberapa
bidang fungsi, misalnya afek, kesiagaan, pengendalian impuls, cara memandang
dan berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang lain;
- Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang dan tidak terbatas
pada episode gangguan jiwa;
- Pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif (“mendalam”) dan maladaptif yang
jelas terhadap berbagai keadaan pribadi dan sosial yang luas;
- Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut
sampai usia dewasa;
- Gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi (personal distress) yang cukup
berarti, tetapi baru menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut;
- Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu, berkaitan secara bermakna dengan
masalah-masalah dalam pekerjaan dan kinerja sosial.
Untuk budaya yang berbeda, mungkin penting untuk mengembangkan seperangkat
kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial, peraturan dan kewajiban.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 9
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
2.5. Gangguan kepribadian skizoid
2.5.1 Definisi
Menurut David & Neale, orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan
tidak adanya keinginan dan tidak menikmati hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman
dekat. Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan
terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang
kuat, tidak tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Mereka mungkin
menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan
orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat
sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar
ditoleransi oleh orang lain.
Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan mereka
mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu. Mampu menanamkan
sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika dan
astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat
mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada kemungkinan orang tersebut mampu menyusun,
mengembangkan dan memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif . (Kaplan & Saddock, 1997 :
250).
2.5.2. Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian skizoid belum jelas, namun gangguan kepribadian
skizoid mempengaruhi 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin juga belum diketahui.
Namun dari beberapa penelitian dikatakan bahwa rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2:1.
Orang dengan gangguan tersebut cenderung tertarik ke arah pekerjaan soliter yang
melibatkan sedikit atau tidak ada kontak dengan orang lain. Lebih suka kerja malam hari,
sehingga mereka tidak perlu berurusan dengan banyak orang.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 10
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
2.5.3. Gejala klinis
Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri
terhadap lingkungan sosial yang lama, rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar
sesama, sifat introversi, dan afek terbatas. Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin,
mengucilkan diri, menjauhkan diri, dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan
permasalahan dengan orang lain. Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri
dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan orang lain yang sangat kecil. Mereka adalah
yang terakhir menangkap perubahan gaya hidup popular.
Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat sendirian dan keberhasilan
pada pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain.
Kehidupan seksual mereka mungkin semata-mata hanya dalam fantasi dan mereka mungkin
menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu. Pria mungkin tidak menikah karena
mereka tidak mampu untuk mendapatkan keintiman, wanita secara pasif setuju untuk
menikah dengan seorang laki-laki yang agresif dan menginginkan pernikahan.
Biasanya orang dengan gangguan kepribadian skizoid mengungkapkan
ketidakmampuan seumur hidupnya untuk mengekspresikan kemarahan secara langsung.
Mereka mampu menanamkan sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan
manusia, seperti matematika, astronomi.
Walaupun orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak meresap ke dalam diri
sendiri dan terlibat mimpi di siang hari yang berlebihan, mereka tidak menunjukkan
kehilangan kapasitas untuk mengenali realitas. Tindakan agresif jarang termasuk dalam
kumpulan respon mereka. Sebagian besar ancaman, biasanya diatas dengan cara
kemahakuasaan khayalan dan kepasrahan. Mereka seringkali terlihat sebagai orang-orang
yang eksentrik, terisolasi, dan kesepian. Akan tetapi pada suatu waktu, orang-orang ini
mampu menyusun, mengembangkan, dan memberikan pada dunia suatu gagasan yang asli
dan kreatif.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 11
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
2.5.4. Diagnosis
Pada pemeriksaan psikiatrik awal, orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid
mungkin tampak mudah sakit. Mereka jarang mentoleransi kontak mata. Pewawancara
mungkin menduga bahwa pasien tersebut ingin wawancara cepat berakhir. Afek mungkin
terbatas dan tidak sesuai. Mereka akan tampak sukar untuk bertindak terang-terangan. Usaha
mereka pada humor mungkin tampak remaja dan tidak jelas. Pembicaraan pasien adalah
bertujuan, tetapi mereka mungkin memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan dan
menghindari percakapan spontan.
Kriteria diagnostik untuk kepribadian skizoid berdasarkan DSM-IV :
A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi
yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal
dan ditemukan empat (atau lebih) gejala berikut :
Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari
keluarga.
Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.
Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual dengan
orang lain.
Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.
Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara
derajat pertama.
Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan pervasif , dan bukan
karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 12
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
Diagnosis menurut PPDGJ III, untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari
deskripsi berikut:
a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau kemarahan
terhadap orang lain
d) Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman
e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungkan usia penderita)
f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu
i) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
2.5.5. Perjalanan penyakit
Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak awal. Gangguan
kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu seumur hidup. Proporsi
pasien yang menjadi skizofrenia adalah tidak diketahui.
2.5.6. Terapi
Psikoterapi
Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi pasien gangguan
kepribadian paranoid. Tetapi, kecenderungan pasien skizoid ke arah introspeksi adalah
konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien skizoid mungin menjadi pasien yang
tekun. Saat kepercayan berkembang, pasien skizoid mungkin dengan keragu-raguan yang
kuat mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan dan ketakutan
ketergantungan yang tidak dapat ditangggung walaupun bersama dengan ahli terapi. Dalam
lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin diam untuk
jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien harus
dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka
akan ketenagan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 13
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya dalam keberadaan mereka yang
terisolasi
Farmakologi terapi:
Farmakologi terapi dengan anti psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan telah
efektif pada beberapa pasien.
2.5.7. Diagnosis banding
Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dengan skizofrenia, gangguan waham, dan
gangguan mood dengan gejala psikotik. Gangguan kepribadian skizoid juga dibedakan
dengan gangguan autistik dan sindrom Asperger, dimana gangguan autistik dan sindrom
Asperger akan terjadi gangguan dalam interaksi sosial yang lebih berat dan adanya perilaku
dan minat yang stereotipik.
Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dengan gangguan kepribadian lainnya, yaitu:
- Skizotipal (adanya kepercayaan yang aneh atau berpikir magis, perilaku atau
penampakan aneh, afek tak wajar, persepsi panca indra yang luar biasa)
- Avoidance (adanya perasaan tegang dan takut yang menetap, menarik diri dari
lingkungan karena takut dikritik atau ditolak)
- Obsesif kompulsif (adanya kemampuan cukup untuk membangun suatu keakraban,
tetapi terkadang secara berlebihan mengisolasi diri karena perfeksionis dan sifat
pekerja keras / workalcoholic)
- Paranoid (adanya kecurigaan, pikiran referensi, dan merasa seperti diintai)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 14
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
BAB III
PENUTUP
Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat
terjadi pada hampir semua keadaan menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan
maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya
terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Gangguan kepribadian ini bisa disebabkan oleh
faktor genetik, temperamental, biologis hormon dan psikoanalitik.
Menurut PPDGJ III gangguan kepribadian khas salah satunya yaitu gangguan kepribadian skizoid.
Prevalensi gangguan ini secara jelas belum diketahui, namun dikatakan bisa mempengaruhi 7,5% populasi
umum dan menurut suatu penelitian rasio laki-laki dan perempuan gangguan kepribadian skizoid yaitu 2:1.
Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri terhadap lingkungan sosial
yang lama, rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar sesama, sifat introversi, dan afek terbatas.
Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin, mengucilkan diri, menjauhkan diri, dan tidak ingin terlibat
dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan dengan orang lain. Gangguan kepribadian skizoid ini
berlangsung lama. Terapinya yaitu dengan psikoterapi dan farmakoterapi yaitu dengan anti
psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 15
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
2. Kaplan and Sadock’s. 2007. Comprehensive Textbook of Psychiatry, Sadock B,
Sadock VA(ed). Page : 2063-2103. Philadelphia: Lippincott Williams.
3. Frances, Allan. 1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th ed.
Washington: American Psychiatric Association.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai
Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 16