i
GAMBARAN POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DM TIPE II
DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi
OLEH :
WA ODE MIRNAWATI DEWI
NIM. P00331014054
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-III GIZI
2018
ii
iii
4
GAMBARAN POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS
TIPE II DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI
TENGGARA
RINGKASAN WD.
Mirnawati Dewi
di bawah bimbingan Fonnie E. Hasan dan Evi Kusumawati
Latar Belakang : Pola Makan merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan
penyakit Diabetes Melitus, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu
Frankilwari (2013) dalam Gratia dkk (2015) di Puskesmas Nusukan Banjarsari,
menunjukkan adanya hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes Melitus,
dengan OR= 10,0;95% (91%) dapat diinterpretasikan bahwa responden yang dengan pola
makan yang buruk memiliki 10 kali lipat risiko terhadap kejadian diabetes melitus tipe II.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pola makan pasien rawat jalan Diabetes
Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
Metode : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik
dengan pendekatan survey dan telah dilaksanakan pada pada tanggal 23 Juli – 2 Agustus
2018 di RSU Bahteramas Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 49 orang.
Tehnik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling.
Hasil : Jumlah energi, karbohidrat, dan protein sebagian besar kategori lebih masing-
masing sebesar 55,1%, 65,3% dan 91,8%, sedangkan sumber lemak sebagan besar (65,3%)
kategori kurang. Jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi sumber karbohidrat 100%
selalu konsumsi nasi, sumber protein sebgaian besar (98%) selalu konsumsi ikan dan tempe
tahu (28,6%), sumber lemak sebagian besar (71,4%) sering konsumsi minyak, sumber
kafein sebagian besar (32,7%) sering konsumsi teh, dan sumber serat sebagian besar (51%)
selalu konsumsi sayur bayam, dan pisang (30,6%).
Disarankan Penerapan pola makan gizi seimbang dan membiasakan beraktifitas fisik secara
teratur merupakan inti dari program pengendalian diabetes mellitus, dan bagi rumah sakit
dilakukan konseling gizi tentang pengaturan pola makan bagi penderita diabetes mellitus.
Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Pola Makan
Daftar Pustaka : 17 (1997-2018)
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Gambaran Pola Makan Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.” dengan baik sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Amd.Gz (Ahli Madya Gizi) di Program Studi D-III Gizi,
Politeknik kesehatan Kendari.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis dihadapkan dengan berbagai
hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka hambatan
tersebut dapat teratasi. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
rasa terima kasi yang sebesar–besarnya kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kendari.
2. Ibu Sri Yunancy V.G, SST,MPH selaku Ketua Jurusan Gizi.
3. Ibu Euis Nurlaela, S.Gz, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Gizi.
4. Ibu Fonnie E. Hasan, DCN, M.Kes selaku Pembimbing Utama.
5. Ibu Evi Kusumawati, SST, M.Si,Med selaku Pembimbing Pendamping.
6. Ibu Rita Irma, SST, MPH selaku Penguji I
7. Ibu Risma Sake, SP, MPH selaku Penguji II
8. Ibu Astati, SST, M.kes selaku Penguji III
9. Bapak dan Ibu Dosen Gizi yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini.
6
10. Ucapan terima kasih teristimewa kepada Aya handa tercinta La ode Heto, SE dan
Ibunda Tercinta Murni Dely, kakak tersayang Brigadir La ode Muh. Agus Herman, Wa
ode Indria Aslimu Herman, SH, Briptu La ode Muh. Indra Suaslimu Herman dan La
ode Muhammad Zulqifli , dan adikku tersayang La ode Muh. Rahmat Manangikiri
yang telah memotivasi saya dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini
Akhirnya penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan sangat diharapkan. Atas saran dan kritik, penulis ucapakan
terima kasih banyak. Namun demikian adanya karya tulis ilmiah semoga dapat dijadikan
acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya ilmu
gizi.
Kendari , Agustus 2018
Penulis
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel ..................................... 31
Tabel 2 Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Pola Makan Terhadap
Jumlah Kalori ..................................................................................................... 31
Tabel 3 Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Karbohidrat ...................................... 32
Tabel 4 Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Protein ............................................... 32
Tabel 5 Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Lemak ............................................... 33
Tabel 6 Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Kafein............................................... 33
Tabel 7 Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Serat .................................................. 34
888
DAFTAR GAMBAR
Gamabar 1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 23
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Master Tabel
Lampiran 3 Hasil Output SPSS
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 Surat Setelah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang cukup besar di Indonesia pada saat ini. Hal ini ditandai dengan adanya
pergeseran pola penyakit secara epidemiologi dari penyakit menular yang
cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang secara global meningkat
di dunia, dan secara nasional telah menduduki sepuluh besar penyakit
penyebab kematian dan kasus terbanyak, yang diantaranya adalah penyakit
diabetes melitus (DM) dan penyakit metabolik (PM) (Depkes, 2008 dalam
Toharin, Cahyati, Zainafree, 2015).
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar.
Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada
tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan,
jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Diabetes
mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu pengeluaran
biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465 miliar USD.
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta
orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang
dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada
tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia
Tenggara Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun (International
Diabetes Federation, 2011 dalam Trisnawati, Widarsa, Suastika, 2013).
2
Prevalensi nasional Penyakit Diabetes Melitus adalah 1,1% pada tahun 2007
dan meningkat menajadi 2,1% pada tahun 2013 (berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan gejala). Menurut Riskesdas tahun 2013 di Sulawesi Tenggara
penderita DM sebesar 1,9%. Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit ke
tiga terbesar di Sulawsi Tenggara dengan jumlah kasus 2.983 kasus (Dinkes
Provinsi, 2017).
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2,
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah,
faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut Soegondo (2011)
bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi
riwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur ≥45 tahun, etnik,
riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat
pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah
(<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT
≥25 kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-
laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan pola makan yang tidak
sehat.
Pola Makan merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan penyakit
Diabetes Melitus, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu
Frankilwari (2013) dalam Gratia dkk (2015) di Puskesmas Nusukan Banjarsari,
menunjukkan adanya hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes
Melitus, dengan OR= 10,0;95% (91%) dapat diinterpretasikan bahwa responden
yang dengan pola makan yang buruk memiliki 10 kali lipat risiko terhadap
kejadian diabetes melitus tipe II.
3
Berdasarkan hasil survei pada tahun 2015 di Rumah Sakit Umum
Bahteramas terdapat 1025 kasus pasien rawat jalan yang menderita DM. Pada tahun
2016 penyakit Diabetes Mellitus meningkat sebesar 1140 kasus dan pada taun 2017
meningkat menjadi sebesar 1210 kasus. Hal ini mengindikasikan semakin
bertambah penderita DM setiap tahunnya, sehumgga peneliti ingin mengetahui apa
penyebab sehingga penderita DM semakin meningkat. Dari data tersebut peneliti
ingin mengatahui “Gambaran Pola Makan Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus
Tipe II di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pola makan pasien rawat jalan Diabetes Mellitus Tipe
II di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran pola makan pasien rawat jalan Diabetes Mellitus
Tipe II di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik pasien rawat jalan Diabetes Mellitus tipe II di
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi umur,
etnis, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
b. Mengetahui gambaran pola makan (jumlah, jenis dan frekuensi) pasien rawat
jalan Diabetes Mellitus tipe II di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Sebagai sarana pengembangan diri dan penerapan pengetahuan yang
diperoleh peneliti tentang metodologi penelitian, epidemiologi penyakit tidak
menular khususnya penyakit Diabetes Mellitus tipe 2.
2. Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai bahan bacaan khususnya di perpustakaan Jurusan gizi yang
diharapkan bermanfaat sebagai data awal dan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
3. Bagi rumah sakit dan masyarakat
Sebagai bahan informasi mengenai faktor resiko penyakit Diabetes
Mellitus tipe 2.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
sesorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi
insulin.
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang
di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin)
(Depkes, 2005 dalam Fatimah,2015).
Sementara itu, ,menurut WHO (1999) seperti yang dikutip Riskesdas
2007, nilai rujukan untuk diabetes mellitus aadalah :
• Normal (non DM) < 140 mg/dl
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - < 200 mg/dl
• Diabetes Mellitus (DM) > 200 mg/dl
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus Tipe II
Taylor (1995) dalam Saifunurmazah (2013) penyakit DM dibagi
kedalam dua tipe utama, yaitu :
a. DM Tipe 1 (DM tergantung insulin)
DM tipe ini disebabkan karena kekurangan insulin, biasanya
berkembang relatif pada usia muda, lebih sering pada anak wanita daripada
anak laki-laki dan diperkirakan timbul antara usia enam dan delapan atau 10
6
dan 13 tahun. Gejalanya yang tampak sering buang air kecil, merasa
haus. Terlalu banyak minum, letih, lemah, cepat marah. Gejala-gejala
tersebut tergantung dari usaha tubuh untuk menemukan sumber energi
yang tepat yaitu lemak dan protein. DM tipe ini bisa di kontrol dengan
memberikan suntikan insulin.
b. DM tipe 2 (DM tidak tergantung insulin)
Tipe ini biasanya terjadi setelah usia tahun 40 tahun. DM ini
disebabkan karena insulin tidak berfungsi dengan baik. Gejalanya antara lain
: sering buang air kecil, letih atau lelah, mulut kering, impoten,
menstruasi tidak teratur pada wanita, infeksi kulit, sariawan, gatal-gatal
hebsat, lama sembuhnya jika terluka. Sebagian besar penderita DM tipe
ini mempunyai tubuh gemuk dan sering terjadi pada wanita berkulit putih.
3. Patofisiolagi Diabetes Mellitus Tipe II
Pada DM tipe 2, sekresi insulin di fase 1 atau early peak yang terjadi
dalam 3-10 menit pertama setelah makan yaitu insulin yang disekresi pada fase
ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai) tidak dapat
menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 adalah sekresi insulin
dimulai 20 menit setelah stimulasi glukosa untuk menghasilkan insulin lebih
banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin sebagaimana
pada orang normal. Gangguan sekresi sel beta menyebabkan sekresi insulin pada
fase 1 tertekan, kadar insulin dalam darah turun menyebabkan produksi glukosa
oleh hati meningkat, sehingga kadar glukosa darah puasa meningkat. Secara
berangsur-angsur kemampuan fase 2 untuk menghasilkan insulin akan menurun.
Dengan demikian perjalanan DM tipe 2, dimulai dengan gangguan fase 1 yang
7
menyebabkan hiperglikemi dan selanjutnya gangguan fase 2 di mana tidak
terjadi hiperinsulinemi akan tetapi gangguan sel beta. Penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar insulin puasa.
Pada kadar glukosa darah puasa 80-140 mg/dl kadar insulin puasa meningkat
tajam, akan tetapi jika kadar glukosa darah puasa melebihi 140 mg/dl maka
kadar insulin tidak mampu meningkat lebih tinggi lagi; pada tahap ini mulai
terjadi kelelahan sel beta menyebabkan fungsinya menurun. Pada saat kadar
insulin puasa dalam darah mulai menurun maka efek penekanan insulin terhadap
produksi glukosa hati khususnya glukoneogenesis mulai berkurang sehingga
produksi glukosa hati makin meningkat dan mengakibatkan hiperglikemi pada
puasa. Faktor-faktor yang dapat menurunkan fungsi sel beta diduga merupakan
faktor yang didapat (acquired) antara lain menurunnya massa sel beta,
malnutrisi masa kandungan dan bayi, adanya deposit amilyn dalam sel beta dan
efek toksik glukosa (glucose toXicity).
Pada sebagian orang kepekaan jaringan terhadap kerja insulin tetap dapat
dipertahankan sedangkan pada sebagian orang lain sudah terjadi resistensi
insulin dalam beberapa tingkatan. Pada seorang penderita dapat terjadi respons
metabolik terhadap kerja insulin tertentu tetap normal, sementara terhadap satu
atau lebih kerja insulin yang lain sudah terjadi gangguan. Resistensi insulin
merupakan sindrom yang heterogen, dengan faktor genetik dan lingkungan
berperan penting pada perkembangannya. Selain resistensi insulin berkaitan
dengan kegemukan, terutama gemuk di perut, sindrom ini juga ternyata dapat
terjadi pada orang yang tidak gemuk. Faktor lain seperti kurangnya aktifitas
fisik, makanan mengandung lemak, juga dinyatakan berkaitan dengan
8
perkembangan terjadinya kegemukan dan resistensi insulin (Schteingart, 2005
dalam Jafar, 2009).
4. Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe II
Tingginya kadar gula pada penderita DM tipe-2 disebabkan oleh
insensitivitas seluler terhadap insulin. Selain itu, juga terjadi kurangnya sekresi
insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak cukup untuk memepertahankan
glukosa plasma yang normal (Garnita, 2012).
5. Faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe II
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2,
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah,
dan faktor lain. Menurut American DiabetesAssociation (ADA) bahwa DM
dalam Soegondo (2011) berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat
diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree relative), umur
≥45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat, badan lahir bayi
>4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir
dengan beratbadan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diubah
meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm
pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik,
hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat.
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita
polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolikmemiliki
riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
seperti stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases (PAD), konsumsi
9
alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan
kafein.
a. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa
darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200 mg%.
b. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya
tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
c. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen
diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya
orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang
menderita Diabetes Mellitus.
d. Dislipidemia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak
darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan
plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat
pada pasien Diabetes.
e. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes
Mellitus adalah > 45 tahun. Diabetes mellitus tipe II biasanya terjadi
setelah usia 30 tahun dan semakin sering terjadi setelah usia 40 tahun,
10
selanjutnya terus meningkat pada usia lanjut. Kejadian usia lanjut dengan
gangguan toleransi glukosa mencapai 50-92% (Rochman dalam Sudoyo,
2006). Sekitar 6% individu berusia 45-64 tahun dan 11% individu berusia
lebih dari 65 tahun menderita DM tipe II (Ignativicius & Workman, 2006).
Rochman W dalam Sudoyo (2006) menyatakan bahwa usia sangat erat
kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga
semakin meningkat usia maka prevalensi DM dan gangguan toleransi
glukosa semakin tinggi. Proses menua yang berlangsung setelah usia 30
tahun mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia.
Perubahan dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan
akhirnya pada tingkat organ, yang dapat mempengaruhi fungsi homeostasis
(Price and Wilson, 2006 dalam Amitira, 2016).
f. Jenis kelamin
Penyakit DM ini sebagian besar dijumpai pada perempuan
dibandingkan laki-laki karena terdapat perbedaan dalam melakukan semua
aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang sangat mempengaruhi kejadian
suatu penyakit, dan hal tersebut merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya penyakit DM. Jumlah lemak pada laki-laki dewasa rata-rata
berkisar antara 15-20% dari berat badan total, dan pada perempuan
sekitar 20-25%. Jadi peningkatan kadar lemak pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, sehingga faktor risiko terjadinya DM pada
perempuan 3-7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki yaitu 2-3
kali lipat (Soegondo, 2011).
11
g. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat
badan bayi > 4000gram (Soegondo, 2011).
h. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial.
Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua
sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami
penyakit ini.
Faktor genetik merupakan faktor penting pada DM yang dapat
mempengaruhi sel beta dan mengubah kemampuannya untuk mengenali
sekretoris insulin. Keadaan ini meningkatkan kerentanan individu tersebut
terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat mengubah integritas dan
fungsi sel beta pankreas (Price and Wilson, 2006 dalam Amitira, 2016).
i. Aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas merupakan salah satu faktor yang ikut berperan
dalam menyebabkan resistensi insulin pada DM tipe II (Soegondo,
2007). Kriska (2007) dalam Amitira (2016) menyatakan mekanisme
aktifitas fisik dapat mencegah atau menghambat perkembangan DM tipe
II yaitu : 1) resistensi insulin; 2) peningkatan toleransi glukosa; 3)
Penurunan lemak adipose; 4) Pengurangan lemak sentral; perubahan
jaringan otot. Aktivitas fisik yang semakin jarang maka gula yang
dikonsumsi juga akan semakin lama terpakai, akibatnya prevalensi
peningkatan kadar gula dalam darah juga akan semakin tinggi.
12
j. Pola makan
Penurunan kalori berupa karbohidrat dan gula yang diproses secara
berlebihan, merupakan faktor eksternal yang dapat merubah integritas
dan fungsi sel beta individu yang rentan (Prince & Wilson, 2006). Individu
yang kelebihan berat badan harus melakukan diet untuk mengurangi
kebutuhan kalori sampai berat badannya turun mencapai batas ideal.
Penurunan kalori yang moderat (500-1000 Kkal/hari) akan menghasilkan
penurunan berat badan yang perlahan tapi progresif (0,5-1 kg/minggu).
Penurunan berat badan 2,5-7 kg/bulan akan memperbaiki kadar glukosa
darah (ADA, 2006 dalam Amitira, 2016).
k. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dala gaya hidup berhubungan dengan
peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini
dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan
ketidakaktifan fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
perubahan darilingkungan tradisional kelingkungankebarat- baratan yang
meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga
berperan dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu
metabolisme gula darah terutama pada penderita DM,
sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan
tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100
ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml.
13
l. Stress
Respon stress menyebabkan terjadinya sekresi sistem saraf simpatis
yang diikuti oleh sekresi simpatis-medular, dan bila stress menetap
maka sistem hipotalamus-pituitari akan diaktifkan dan akan mensekresi
corticotropin releasing factor yang menstimulasi pituitary anterior untuk
memproduksi adenocorticotropic faktor (ACTH). Adenocorticotropic
menstimulasi produksi kortisol, kortisol adalah hormon yang dapat
menaikkan kadar gula darah (Guyton, 2006 dalam Amitira, 2016).
Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2,
dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak
dapat berubah misalnya umur, faktor genetik, pola makan yang tidak
seimbang jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan,
pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks
Masa Tubuh (Soegondo, 2011).
6. Gejala Klinis
Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah
(Agustina, 2009 dalam Granita, 2012):
a. Keluhan Klasik
1) Penurunan berat badan
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam waktu relatif
singkat harus menimbulkan kecurigaan. Hal ini disebabkan glukosa
dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan
bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup,
sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan
14
otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga
menjadi kurus.
2) Banyak kencing
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan
menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah
banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam
hari.
3) Banyak minum
Rasa haus sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan
yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalah tafsirkan.
Dikira sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang
berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.
4) Banyak makan
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisme
menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan,
penderita selalu merasa lapar.
b. Keluhan lain:
1) Gangguan saraf tepi / Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki
di waktu malam, sehingga mengganggu tidur. Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit Diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan
yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali
agar ia tetap dapat melihat dengan baik.
15
2) Gatal / Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan
atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering
pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka
ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu
atau tertusuk peniti.
3) Gangguan Ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering
tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait
dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan
masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan
seseorang.
4) Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.
7. Diagnosis
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa
darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan
toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2
jam setelah beban glukosa.
Sekurang- kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal
untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa
16
Oral (TTGO) yang abnormal. Konfirmasi tidak diperlukan pada keadaan
khas hiperglikemia dengan dekompensasi metabolik akut, seperti
ketoasidosis, berat badan yang menurun cepat.
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring.
Uji diagnostik dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala DM,
sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka
yang tidak bergejala, tetapi punya resiko DM (usia > 45 tahun, berat
badan lebih,hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi > 4000 gr, kolesterol HDL <= 35 mg/dl, atau trigliserida ≥
250 mg/dl). Uji diagnostik dilakukan pada mereka yang positif uji
penyaring .
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar
glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti
dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar (Soegondo, 2011).
8. Prinsip diet diabetes mellitus
Prinsip diet DM adalah tepat jadwal, tepat jumlah, dan tepat jenis :
a. Tepat Jadwal
Menurut Tjokroprawiro (2012) dalam Amitira (2016) jadwal diet
harus sesuai dengan intervalnya yang dibagi menjadi enam waktu makan,
yaitu tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan. Penderita
DM hendaknya mengonsumsi makanan dengan jadwal waktu yang tetap
sehingga reaksi insulin selalu selaras dengan datangnya makanan dalam
tubuh. Makanan selingan berupa snack penting untuk mencegah
terjadinya hipoglikemia (menurunnya kadar gula darah). Jadwal makan
17
terbagi menjadi enam bagian makan (3 kali makan besar dan 3 kali
makan selingan) sebagai berikut:
1) Makan pagi pukul 06.00 - 07.00
2) Selingan pagi pukul 09.00 – 10.00
3) Makan siang pukul 12.00 - 13.00
4) Selingan siang pukul 15.00 – 16.00
5) Makan malam pukul 18.00 - 19.00
6) Selingan malam pukul 21.00 – 22.00
Untuk jadwal puasa menurut Tjokroprawiro (2012) dalam Amitira
(2016) dapat dibagi menjadi beberapa waktu, yaitu :
1) Pukul 18.00 (30%) kalori : berbuka puasa
2) Pukul 20.00 (25%) kalori : sehabis terawih
3) Sebelum tidur (10%) kalori : makanan kecil
4) Pukul 03.00 (35%) kalori : makan sahur
b. Tepat Jumlah
Menurut Susanto (2013) dalam Amitira (2016), aturan diet untuk DM
adalah memperhatikan jumlah makan yang dikonsumsi. Jumlah makan
(kalori) yang dianjurkan bagi penderita DM adalah makan lebih sering
dengan porsi kecil, sedangkan yang tidak dianjurkan adalah makan dalam
porsi banyak/besar sekaligus. Tujuan cara makan seperti ini adalah agar
jumlah kalori terus merata sepanjang hari, sehingga beban kerja organ-organ
tubuh tidak berat, terutama organ pankreas. Cara makan yang berlebihan
(banyak) tidak menguntungkan bagi fungsi pankreas. Asupan makanan yang
berlebihan merangsang pankreas bekerja lebih keras. Penderita DM, diusahakan
18
mengonsumsi asupan energi yaitu kalori basal 25-30 kkal/kgBB normal
yang ditambah kebutuhan untuk aktivitas dan keadaan khusus, protein 10-
20% dari kebutuhan energi total, lemak 20-25% dari kebutuhan energi total
dan karbohidrat sisa dari kebutuhan energi total yaitu 45-65% dan serat 25
g/hari (Perkeni, 2011 dalam Amitira, 2016).
c. Tepat Jenis
Setiap jenis makanan mempunyai karakteristik kimia yang beragam, dan
sangat menentukan tinggi rendahnya kadar glukosa dalam darah ketika
mengonsumsinya atau mengombinasikannya dalam pembuatan menu sehari-
hari (Susanto, 2013 dalam Amitira, 2016).
1) Karbohidrat
Ada dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang mempunyai
ikatan kimiawi hanya satu dan mudah diserap ke dalam aliran darah
sehingga dapat langsung menaikkan kadar gula darah. Sumber karbohidrat
sederhana antara lain es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan dan permen
(Susanto, 2013 dalam Amitira, 2016).
Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang sulit dicerna oleh usus.
Penyerapan karbohidrat kompleks ini relatif pelan, memberikan rasa kenyang
lebih lama dan tidak cepat menaikkan kadar gula darah dalam tubuh.
Karbohidrat kompleks diubah menjadi glukosa lebih lama daripada
karbohidrat sederhana sehingga tidak mudah menaikkan kadar gula darah dan
lebih bisa menyediakan energi yang bisa dipakai secara bertingkat sepanjang
hari.
19
Karbohidrat yang tidak mudah dipecah menjadi glukosa banyak terdapat
pada kacang-kacangan, serat (sayur dan buah), pati, dan umbi-umbian. Oleh
karena itu, penyerapannya lebih lambat sehingga mencegah peningkatan
kadar gula darah secara drastis. Sebaliknya, karbohidrat yang mudah diserap,
seperti gula (baik gula pasir, gula merah maupun sirup), produk padi-padian
(roti, pasta) justru akan mempercepat peningkatan gula darah (Susanto, 2013
dalam Amitira, 2016).
2) Konsumsi Protein Hewani dan Nabati
Makanan sumber protein dibagi menjadi dua, yaitu sumber protein
nabati dan sumber protein hewani. Protein nabati adalah protein yang
didapatkan dari sumber-sumber nabati. Sumber protein nabati yang baik
dianjurkan untuk dikonsumsi adalah dari kacang-kacangan, di antaranya adalah
kacang kedelai (termasuk produk olahannya, seperti tempe, tahu, susu
kedelai dan lainlain), kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan
kacang polong . Selain berperan membangun dan memperbaiki sel-sel yang
sudah rusak, konsumsi protein juga dapat mengurangi atau menunda rasa
lapar sehingga dapat menghindarkan penderita diabetes dari kebiasaan makan
yang berlebihan yang memicu timbulnya kegemukan. Makanan yang
berprotein tinggi dan rendah lemak dapat ditemukan pada ikan, daging ayam
bagian paha dan sayap tanpa kulit, daging merah bagian paha dan kaki, serta
putih telur (Susanto, 2013 dalam Amitira, 2016).
3) Konsumsi Lemak
Konsumsi lemak dalam makanan berguna untuk memenuhi
kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta
20
menambah lezatnya makanan. Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung lemak tidak jenuh, baik tunggal maupun rangkap dan hindari
konsumsi lemak jenuh. Asupan lemak berlebih merupakan salah satu
penyebab terjadinya resistensi insulin dan kelebihan berat badan. Oleh
karena itu, hindari pula makanan yang digoreng atau banyak
mengggunakan minyak. Lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated)
yaitu lemak yang banyak terdapat pada minyak zaitun, buah avokad
dan kacang-kacangan. Lemak ini sangat baik untuk penderita DM
karena dapat meningkatkan HDL dan menghalangi oksidasi LDL. Lemak
tidak jenuh ganda (polyunsaturated) banyak terdapat pada telur, lemak ikan
salem dan tuna (Dewi A, 2013 dalam Amitira, 2016).
4) Konsumsi Serat
Konsumsi serat, terutama serat larut air pada sayur-sayuran dan
buah-buahan. Serat ini dapat menghambat lewatnya glukosa melalui
dinding saluran pencernaan menuju pembuluh darah sehingga kadarnya
dalam darah tidak berlebihan. Selain itu, serat dapat membantu
memperlambat penyerapan glukosa dalam darah dan memperlambat
pelepasan glukosa dalam darah. American Diabetes Association
merekomendasikan kecukupan serat bagi penderita DM adalah 20-35
gram per hari, sedangkan di Indonesia asupan serat yang dianjurannya
sekitar 25 g/hari. Serat banyak terdapat dalam sayur dan buah, untuk
sayur dibedakan menjadi dua golongan, yaitu golongan A dan golongan
B. Sayur golongan A bebas dikonsumsi yaitu oyong, lobak, selada,
jamur segar, mentimun, tomat, sawi, tauge, kangkung, terung, kembang
21
kol, kol, lobak dan labu air. Sementara itu yang termasuk sayur
golongan B diantaranya buncis, daun melinjo, daun pakis, daun
singkong, daun papaya, labu siam, katuk, pare, nangka muda, jagung
muda, genjer, kacang kapri, jantung pisang, daun beluntas, bayam,
kacang panjang dan wortel. Untuk buah-buahan seperti mangga, sawo
manila, rambutan, duku, durian, semangka dan nanas termasuk jenis
buah-buahan yang kandungan HA diatas 10gr/100gr bahan mentah.
5) Konsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah
Indeks glikemik adalah kecepatan tubuh memecah karbohidrat
menjadi glukosa sebagai sumber energi bagi tubuh. Makanan dengan
indeks glikemik tinggi akan dicerna oleh tubuh dengan cepat dan
meningkatkan kadar gula darah dengan segera. Sedangkan makanan
dengan indeks glikemik rendah adalah sebaliknya. Jika tubuh
mengonsumsi karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi, maka glukosa
akan lebih cepat naik di dalam darah (Susanto, 2013 dalam Amitira,
2016).
Makanan dengan indeks glikemik tinggi akan meningkatkan kadar
gula darah setelah makan. Insulin akan memerintahkan tubuh untuk
menyimpan kelebihan karbohidrat sebagai lemak dan mencegah agar
simpanan lemak yang ada di dalam tubuh tidak terpakai. The European
Association for the Study of Diabetes merekomendasikan asupan
karbohidrat dengan indeks glikemik rendah pada diabetes. Konsumsi
karbohidrat dengan indeks glikemik rendah sebagai pengganti indeks
glikemik tinggi dapat memperbaiki kontrol gula darah pada diabetisi. Selain
22
itu, dalam American Journal of Clinical Nutrition mengatakan bahwa
penggantian karbohidrat indeks glikemik tinggi dengan yang rendah
menurunkan resiko terjadinya hiperglikemia.
Pola makan adalah suatu ketepatan dan keteraturan pasien dalam
penatalaksanaan jumlah, jenis, dan jadwal makan. Seseorang dikatakan
berpola makan baik apabila telah melakukan tiga indikator diet yaitu
tepat jumlah, jadwal dan jenis. Sebaliknya, apabila seseorang tidak
melakukan kurang dari tiga indikator diet maka pola makan pasien diabetes
tersebut kurang baik.
B. Landasan / Kerangka Teori
Menurut Soegondo (2011) bahwa DM berkaitan dengan faktor risiko yang
tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree
relative), umur ≥45 tahun, etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan
lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat
lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diubah
meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25 kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada
wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi,
dislipidemi dan diet tidak sehat.
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita
polycystic ovary sindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki
riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
seperti stroke, PJK, atau PAD (peripheral rrterial Diseases), konsumsi alkohol,
faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan kafein.
23
--
Umur
Riwayat keluarga menderita
DM
Hipertensi
Status gizi
Aktivitas fisik
Pola Makan
• Jumlah makanan
• Jenis dan frekuensi
makanan (sumber
karbohidrat, protein,
lemak, kafein dan serat)
Diabetes Mellitus
Tipe 2
Gambar 1
Kerangka Konsep Sumber : Soegondo (2011)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan survey.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli - 2 Agustus 2018 di
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien rawat jalan
yang berkunjung di RSU Bahteramas yang menderita DM sebanyak 1210 pasien
tahun 2017 dan rata-rata perbulan sebanyak 101 pasien.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien yang menderita Diabetes
Mellitus Tipe II di RSU Bahteramas sebanyak 49 orang.
a. Besar sampel
Besar sampel minimum ditentukan dengan menggunakan rumus Lameshow
(1997) yaitu sebagai berikut :
n = Z2 1−∝ / 2 P(1− P)N d2 (N−1)+ Z2 1−∝/2 P(1−P)
Ket : n = besar sampel
N = jumlah populasi
Z 1-α/2 = nilai standar distribusi normal yang dipilih (1,96)
P = perkiraan variabel yang diteliti (0,5)
1- P (0,5)
25
d= derajat ketelitian (0,10)
perhitungan :
n = Z2 1−∝ / 2 P(1− P)N d2 (N−1)+ Z2 1−∝/2 P(1−P)
= (1,96)2 x 0,5 (1−0,5).101
(0,10)2 .(101−1)+ 3,846 .0,5 (1−0,5)
= 3, 846 x 0, 25 x 101
1+ 0,9615
= 97 . 1115
= 49 orang 1,9615
b. Tehnik sampling
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive
sampling.
1) Krieria inklusi
a) Pasien dengan Diabetes Mellitus tipe 2 yang berobat di RSU
Bahteramas
b) Bersedia menjadi responden
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data
1. Data primer
a. Data Diabetes Mellitus diperoleh dari hasil rekam medis pasien.
b. Data karakteristik sampel diperoleh dengan melakukan wawancara
menggunakan kuesioner
c. Data pola makan (jumlah, jenis dan frekuensi) diperoleh dengan melakukan
wawancara menggunakan formulir FFQ.
2. Data sekunder
Data sekunder meliputi data profil RSU Baheramas yaitu letak geografis,
ketenagaan dan lain-lain, yang diperoleh dari hasil dokumentasi.
26
E. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat : Diabetes Mellitus Tipe II
2. Variabel bebas : pola makan (jumlah, jenis dan frekuensi)
F. Pengolahan Dan Analisis Data
1. Pengolahan data
a. Data Diabetes Mellitus diperoleh dari rekam medis pasien kemudian
dikategorikan dikatakan DM jika GDS ≥ 200 mg/dl dan tidak DM jika GDS
< 200 mg/dl.
b. Data pola makan terhadap jumlah makanan diperoleh dari formulir FFQ
kemudian dikategorikan, jika lebih >110 dari AKG, baik 80%-110% dari
AKG dan kurang < 80%.
c. Data pola makan terhadap jenis dan frekuensi makan diperoleh dari formulir
FFQ yang meliputi konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak, konsumsi kafein,
dan konsumsi serat.
2. Analisis data
a. Analisis univariat
Analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi.
G. Definisi Operasional
1. Status Diabetes mellitus tipe II adalah seseorang yang didiagnosa oleh petugas
kesehatan menderita DM yakni jika konsentrasi glukosa darah dalam keadaan
puasa pagi hari ≥ 126 mg/dl atau 2 jam sesudah makan ≥ 200 mg/dl atau bila
sewaktu/ sesaat diperiksa > 200 mg/dl.
a. Pola makan terhadap jumlah kalori adalah jumlah makanan yang dikonsumsi
(kecukupan karbohidrat, protein dan lemak).
27
Kriteria Objektif :
1) Lebih : konsumsi dikategorikan lebih apabila jumlah zat gizi yang
dikonsumsi perhari > 110% dari AKG
2) Baik : konsumsi dikategorikan baik apabila jumlah zat gizi yang
dikonsumsi perhari 80%-110% dari AKG
3) Kurang : konsumsi dikategorikan kurang apabila jumlah zat gizi yang
dikonsumsi perhari < 80% dari AKG (WNPG, 2004 dalam Mustika,
2018)
b. Pola makan terhadap jenis dan frekuensi makan adalah kebiasaan makan
sehari-hari yang dilakukan seseorang seperti jenis makanan yang berupa
konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak, konsumsi kafein, dan konsumsi
serat.
1) Selalu di konsumsi : >1x/hari
2) Sering di konsumsi : 1x/hari
3) Biasa di konsumsi : 4-6x/1-3xperminggu
4) Kadang-kadang : 1x/bulan dan 1x/tahun
5) Tidak pernah
(Mustika, 2018)
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Letak Geografis
Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Prov Sultra pindah lokasi dari
jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke
jalan Kapt. Pierre Tendean No. 40 Baruga, dan bernama Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Prov Sultra. Di lokasi yang baru ini
mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga
Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Sarana dan Prasarana
1) Luas lahan dan bangunan
RSU Bahteramas Prov Sultra dengan luas lahan 17 Ha, memiliki
17 Bangunan fisik, yang sampai saat ini masih terus menerus di tambah
sesuai dengan master plan pembangunan rumah sakit. Luas seluruh
bangunan adalah 22.577,38 m2, dan halaman parker seluas ± 1.500 m2.
Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi.
Disamping kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang
tidak kalah pentingnya adalah kegiatan administrasi, pengelolaan
29
makanan, pemeliharaan atau perbaikan instalasi listrik dan air,
kebersiahan dan lain-lain.
2) Prasarana
Prasarana rumah sakit antara lain terdiri dari :
1. Listrik dari PLN tersedia 1100 KVA dibantu dengan 2 unit genset
(2x250 KVA).
2. Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal sumur dalam, sumur
bor dan PDAM
3. Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet.
4. Sentral Instalasi Oksigen Cair untuk ruangan yang membutuhkan
5. System Alarm Kebakaran, Hindrant, dan Tabung Pemadam
Kebakaran di semua gedung.
6. Pembuangan limnah :
a. Limbah padat : insenerator
b. Limbah cair : IPAL
c. Ketenagaan
Sumber daya manusia (SDM) di RSU Bahteramas Prov. Sultra
hingga 31 Desember 2015 berjumlah 770 orang yang merupakan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan pegawai kontrak, terdiri atas tenaga medis,
paramedic dan non medis.
Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar jumlah
tenaga untuk tipe Rumah Sakit Umum Pendidikan Kelas B. Beberapa tenaga
dengan keterampilan tertentu masih sangat diperlukan pada saat ini,
sehingga disamping permintaan tambahan tenaga, perlu juga pelatihan dan
30
pendidikan formal lanjutan untuk staf RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
2. Karakteristik sampel
Karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Distribusi Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel
Karakteristik Sampel n %
Umur (tahun)
40-49 8 16,3
50-59 23 46,9
60-69 14 28,6
70-79 4 8,2
Total 49 100
Jenis kelamin
Laki-laki 19 38,8 Perempuan 30 61,2
Total 49 100
Pendidikan
Tidak tamat SD 6 12,2
SD 5 10,2
SMP 4 8,2
SMA 19 38,8
Perguruan Tinggi 15 30,6
Total 49 100
Pekerjaan
Wiraswasta 11 22,4
PNS 15 30,6
IRT 23 46,9
Total 49 100
Etnis
Buton 8 16,3
Jawa 9 18,4
Tolaki 10 20,4
Bugis 10 20,4
Muna 12 24,5
Total 49 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 49 sampel ditemukan
sebagian besar golongan umur 50-59 tahun (46,9%), sebagian besar jenis
kelamin perempuan (61,2%), sebagian besar berpendidikan SMA (38,8%),
sebagian besar pekerjaan ibu rumah tangga (46,9%), sebagian besar suku muna
31
(24,5%), dan sebagian besar menderita penyakit diabetes mellitu dari keluarga
(77,6%).
3. Analisis univariat
a. Gambaran pola makan terhadap jumlah asupan zat gizi kalori,
karbohidrat, protein dan lemak makanan
Gamabaran pola makan terhadap jumlah asupan zat gizi kalori,
karbohidrat, protein, dan lemak makanan pasien diabetes mellitus dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2
Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Pola Makan Terhadap
Jumlah asupan zat gizi Kalori, karbohidrat, protein, dan lemak
Makanan
Jumlah Kalori Makanan n %
Energi
Lebih Baik
kurang
27 16
6
49
32
16
1
49
45
4
49
55,1 32,7
12,2
Total 100
Karbohidrat
Lebih Baik
Kurang
65,3 32,7
2
Total 100
Protein
Lebih Baik
91,8 8,2
Total 100
Lemak
Lebih Baik
Kurang
6 11
32
49
12,2 22,4
65,3
Total 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 49 sampel ditemukan
bahwa jumlah energi sebagian besar (55,1%) kategori lebih jumlah makanan
sumber karbohidrat sebagian besar (65,3%) kategori lebih, jumlah makanan
32
Sumber protein
1x/hari (sering)
>1x/hari (selalu)
1-2x/minggu/3- 6x/minggu (biasa)
n % n % n %
Daging ayam - - 1 2 24 48,97
Telur 27 55,1 1 2 16 32,6
Ikan - - 48 98 - -
Tahu/tempe 14 28,6 14 28,6 3 6,1
Kacang-kacangan 1 2 - - 14 28,6
sumber protein sebgaian besar (91,8%) kategori lebih, dan jumlah makanan
sumber lemak sebagan besar (65,3%) kategori kurang.
b. Gambaran jenis dan frekuensi makanan
1) Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3
Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Karbohidrat
Sumber
Karbohidrat
1x/hari (sering)
>1x/hari (selalu)
1-2x/minggu (biasa)
n % n % n %
Nasi - - 49 100 - -
Ubi jalar 4 8,2 - - 10 20,4
Keladi 1 2 - - - -
Singkong 5 10,2 2 4,1 22 44,9
Roti 6 12,2 - - 6 12,2
Mie 1 2 - - 5 10,2
Kentang 1 2 1 2 1 2
Sagu - - 2 4,1 1 2
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sumber karbohidrat
sebagian besar (100%) selalu mengkonsumsi nasi, dan sebagian kecil biasa
mengkonsumsi kentang dan sagu masing-masing sebesar 2%.
2) Sumber protein
Sumber protein dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4
Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Protein
33
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sumber protein
sebagian besar (98%) selalu mengkonsumsi ikan, dan sebgain kecil
(48,97%) biasa mengkonsumsi daging ayam.
3) Sumber lemak
Sumber lemak dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5
Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Lemak
Sumber Lemak
1x/hari (sering)
>1x/hari (selalu)
1-2x/minggu (biasa)
n % n % n %
Susu full cream 1 2 - - 1 2
Minyak sayur 35 71,4 8 16,3 - -
Santan 3 6,1 4 8,2 1 2
Gorengan 14 28,6 1 2 14 28,6
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sumber lemak sebagian
besar (71,4%) sering mengkonsumsi lemak, dan sebagian kecil (2%)
sering mengkonsumsi susu full cream.
4) Sumber kafein
Sumber kafein dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6
Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Kafein
Sumber Kafein
1x/hari (sering)
>1x/hari (selalu)
1-2x/minggu (biasa)
n % n % n %
Kopi 8 16,3 4 8,2 1 2
Minuman bersoda - - - - 4 8,1
Kratingdaeng - - - - - -
Teh 16 32,7 2 4,1 5 10,2
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sumber kafein sebagian
besar ditemukan sebagian besar (32,7%) sering mengkonsumsi teh dan
sebagian kecil (8,1%) mengkonsumsi minuman bersoda.
34
5) Sumber serat
Sumber serat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7
Distribusi Sampel Berdasarkan Sumber Serat
Sumber Serat
1x/hari (sering) >1x/hari (selalu)
1-2x/minggu (biasa)
n % n % n %
Sayur
Bayam 17 34,7 25 51 2 4,1
Kangkung 14 28,6 11 22,4 3 6,1
Wortel 10 20,4 5 10,2 3 6,1
Pare 3 6,1 4 8,2 1 2
Pakis 3 6,1 6 12,2 - -
Kelor - - 6 12,2 - -
Daun ubi 3 6,1 7 14,3 - -
Buah
Pisang 23 46,9 15 30,6 3 6,1
Apel 4 8,2 - - 12 24,5
Pepaya 18 36,7 1 2 9 18,3
Alpukat 1 2 - - 2 4,1
Pear 2 4,1 - - - -
Semangka 8 16,3 - - 2 4,1
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sumber serat sebagian
besar (51%) selalu mengkonsumsi bayam, dan sebagian besar (30,6%) selalu
mengkonsumsi buah pisang.
B. Pembahasan
Perubahan pola hidup dan pola makan yang berlebihan menyebabkan
gangguan metabolisme zat-zat makanan baik berupa karbohidrat, protein dan lemak
yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus (Fibrina, 2005 dalam Wandansari,
2013).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jumlah energi sebagian besar
(55,1%) kategori lebih jumlah makanan sumber karbohidrat sebagian besar (65,3%)
35
kategori lebih, jumlah makanan sumber protein sebgaian besar (91,8%) kategori
lebih, dan jumlah makanan sumber lemak sebagan besar (65,3%) kategori kurang.
Sumber karbohidrat utama yang sering dikonsumsi adalah nasi, dimana nasi
merupakan salah satu sumber karbohidrat terbesar. Karbohidrat memiliki fungsi
utama, yaitu sebagai penyedia energi bagi tubuh. Jika mengkonsumsi karbohidrat
dalam jumlah yang berlebih maka akan menyebabkan asupan energi meningkat dan
mengakibatkan diabetes. Selain itu mereka juga sering mengkonsumsi dari jenis
makanan jajanan seperti kolak pisang, bubur kacang hijau, gorengan. Dimana
kacang dan pisang merupakan salah satu sumber karbohidrat. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2018) menyatakan bahwa
konsumsi sumber karbohidrat sebagian besar lebih sebesar 62,1%.
Sumber protein yang selalu dikonsumsi oleh lansia adalah ikan kembung,
ikan tongkol dan jenis ikan yang sering dikonsumsi pada penelitian ini adalah ikan
sedangkan sumber protein nabati yang sering dikonsumsi lansia adalah tempe dan
tahu. Hal ini sejalan dengan penelitian Mustika (2018) yang juga menyatakan bahwa
asupan protein sebagian besar (61,6%) kategori lebih.
Sumber lemak yang paling sering dikonsumsi oleh lansia berasal dari
makanan yang digoreng, seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, dan tempe
goreng, akumulasi lemak kategori kurang, dikarenaka responden nmengkonsumsi
gorengan (28,6%) biasa mengkonsumsi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Mustika (2018) menyatakan bahwa sebagaian besar konsumsi lemak lebih
(66,1%).
Konsumsi saturated fat yang tinggi menyebabkan timbulnya resistensi
insulin dan dislipidemia. Saturated fat dapat menyebabkan resistensi insulin karena
36
perubahan komposisi phospholid dalam membran sel, perubahan sinyal insulin
dapat menghambat sintesis glikogen, atau mekanisme lainnya (Soeyono & Slamet,
1999, dalam Wahyuni, 2010). Orang yang memiliki lemak berlebihan pada batang
tubuh, terutama bagian perut lebih memungkinkan terkena diabetes yang tidak
tergantung pada insulin. Ini karena lemak pada organ-organ perut tampaknya lebih
mudah diolah untuk memperoleh energi. Ketika lemak diolah untuk memperoleh
energi, kadar asam lemak di dalam darah meningkatkan resistensi terhadap insulin
melalui aksinya terhadap hati dan otot-otot tubuh (Ramaiah, & Savitri, 2008 dalam
Wayuni, 2010).
Energi merupakan hasil dari metabolosme karbohidrat, lemak, dan protein
(Pujiati, 2010). Seseorang membutuhkan asupan energi dari makanan untuk
menutupi pengeluaran energi yang dilakukannya dalam sehari- hari. Sumber
makanan yang mengandung tinggi energi ialah makanan yang mengandung lemak,
seperti minyak, kacang- kacangan, dan biji- bijian. Selain itu, bahan makanan
sumber karbohidrat, seperti padi- padian, umbi- umbian dan gula murni juga
merupakan bahan makanan sumber energi (Almatsier, 2010 dalam Mustika, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jumlah energi sebagian besar
(55,1%) kategori lebih. Pada penelitian ini, kecukupan energi diperoleh dari
makanan yang mengandung sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Rahmawati
(2015) menyatakan dalam penelitiannya bahwa semakin tinggi asupan energi, maka
semakin tinggi asupan karbohidrat, protein, dan lemak.
Hasil penelitian ini konsumsi serat yaitu sayur dan buah 100%
mngkonsumsi tetapi masi ditemukan penderita diabetes mellitus. Hasil ini juga
mungkin dipengaruhi oleh asupan zat gizi lain pada responden. Analisis deskriptif
37
data penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang sedikit mengonsumsi sayur
dan buah cenderung sedikit mengonsumsi protein dan lemak.
Literatur lain menyebutkan, meskipun asupan serat yang tinggi diyakini
sebagai faktor proteksi, namun para ahli masih memperdebatkan mengenai sumber
serat yang dapat menurunkan risiko diabetes. Sebuah studi menyebutkan bahwa
serat yang berasal dari serealia merupakan jenis serat yang paling berpengaruh
dalam menurunkan risiko diabetes (Goldstein dan Mueller-Wieland, 2008 dalam
Granita, 2012).
Pada penelitian ini ditemukan sebagian besar (55,1%) tidak mengkonsumsi
kafein dan sering mengkonsumsi sebesar 34,7%, kafein merupakan faktor risiko
terjadinya diabetes mellitus. Penelitian ini sejalan dilakukan oleh Wahyuni (2010)
bahwa penduduk yang sering mengkonsumsi kafein memiliki kecenderungan 0,84
kali untuk mengalami penyakit diabetes mellitu dibanding penduduk yang jarang
dan tidak pernah mengkonsumsi kafein.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliartha dan
Sudhana pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Karangasem 1
yang juga menyatakan bahwa nasi merupakan jenis makanan yang selalu
dikonsumsi 100%, lauk hewani yang selalu dikonsumsi sebanyak 43,2 %. Tempe
dan tahu yang selalu dikonsumsi sebanyak 37,2%. Sayuran yang selalu dikonsumsi
sebanyak 19,6%. Buah yang selalu dikonsumsi sebanyak 19,6 %.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian ditemukan sebagian besar golongan umur 50-59 tahun (46,9%),
sebagian besar jenis kelamin perempuan (61,2%), sebagian besar berpendidikan
SMA (38,8%), sebagian besar pekerjaan ibu rumah tangga (46,9%), sebagian
besar suku muna (24,5%), dan sebagian besar menderita penyakit diabetes
mellitus dari keluarga (77,6%).
2. Jumlah energi, karbohidrat, dan protein sebagian besar kategori lebih masing-
masing sebesar 55,1%, 65,3% dan 91,8%, sedangkan sumber lemak sebagan
besar (65,3%) kategori kurang.
3. Jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi sumber karbohidrat 100% selalu
konsumsi nasi, sumber protein sebgaian besar (98%) selalu konsumsi ikan dan
tempe tahu (28,6%), sumber lemak sebagian besar (71,4%) sering konsumsi
minyak, sumber kafein sebagian besar (32,7%) sering konsumsi teh, dan
sumber serat sebagian besar (51%) selalu konsumsi sayur bayam, dan pisang
(30,6%).
4. Saran
Penerapan pola makan gizi seimbang dan membiasakan beraktifitas fisik
secara teratur merupakan inti dari program pengendalian diabetes mellitus, dan bagi
rumah sakit dilakukan konseling gizi tentang pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus.
39
DAFTAR PUSTAKA
Amtiria, R. H. 2016. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus Tipe Ii Di Poli Penyakit Dalam RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2015. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Skripsi
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017. Profil Kesehatan Sulawesi
Tenggara Tahun 2016. Kendari
Fatimah, R. N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Majoriti Vol. 4, No. 5 Februari
2015.
Garnita, D. 2012. Faktor Diabetes Mellitus Di Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Skripsi
Gratia, S. N, Iroth, Grace, D, Kandou, Nancy, S. H, Malonda. 2015. Hubungan Antara
Umur Dan Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
Pasien Rawat Jalan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tenga Kecamatan Tenga.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Minahasa Selatan. Artikel Penelitian.
Jafar, N. 2009. Penanggulangan Diabetes Mellitus Tipe 2. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar. Artikel Penelitian
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
Lameshow, S. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Universitas Gadjah
Mada Press. Yogyakarta.
Mustika, M. I. 2018. Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Diabetes Melitus Pada
Lansia Di Desa Aek Raso Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhabatu Selatan.
Universitas Sumatra Utara Medan. Skripsi
Pratiknya, A. W. 2013. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Rahmawati, SA, Hidayanti. 2011. Pola makan dan aktifitas fisik dengan kadar glukosa
darah penderita diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makasar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Makasar . Skripsi.
Saifunurmazah, D. 2013. Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Dalam Menjalani
Terapi Olahraga Dan Diet. Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri
Semarang. Skripsi
Soegondo, S. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. EGC. Jakarta
Toharin, S.N.R, Cahyati, W. H, Zainafree, I. 2015. Hubungan Modifikasi Gaya Hidup
Dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik Dengan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rs Qim Batang Tahun 2013. Unnes
40
Journal of Public Health. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Negeri Semarang.
Trisnawati, S, Widarsa, T, Suastika, K. 2013. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2
Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan.
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana.
Denpasar. Public Health and Preventive Medicine Archive, Volume 1, Nomor 1,
Juli 2013.
Wahyuni, S. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diabetes
Mellitus (DM) Daerah Perkotaan Di Indonesia Tahun 2007 (Analisis Data
Sekunder RISKESDAS 2007). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta. Skripsi
Wandansari, K. 2013. Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik DenganKejadian
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.Universitas
Muhamadiyah Surakarta. Artikel Publikasi Ilmiah
FORMULIR PENGUMPULAN DATA
GAMBARAN POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DM TIPE II
DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
A. Identitas Sampel :
1. Nama pasien :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan :1)tidak sekolah 2) tidak tamat SD, 3) tamat SD, 4) tamat SMP,
5) tamat SMA, 6) Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan :1) tidak kerja, 2) PNS, 3) wiraswasta, 4) petani, 5) nelayan,
6) buruh, 7) lainnya
6. Alamat :
7. Etnis :
8. No Hp Sampel :
9. No Hp keluarga sampel :
B. Diagnosa Diabetes mellitus
Dilihat hasil pemeriksaan laboraturium terbaru di rekam medis
1. Ya ( GDS ≥ 200mg/dl)
2. Tdk
C. FORMULIR FFQ
Bahan Makanan Porsi 1x/hari >1x/hari 1-2x/minggu 3-6x/minggu 1x/bulan 1x/tahun Tidak pernah
Sumber Karbohidrat
- Nasi
- Ubi jalar
- Keladi
- Singkong
- Roti
- Mie
- Sirop/manisan
- Kentang
-
Sumber Protein
- daging sapi
- daging ayam
- daging kambing
- telur ayam
- ikan segar
- tahu/tempe
- kacang-kacangan
-
-
-
Sumber Lemak
- Susu Fullcream
- Minyak sayur
- Jeroan
- Keju
- Mentega
- Santan
Sumber Kafein
- Kopi
- Minuman bersoda
- Kratingdaeng
- Teh celup
-
Makanan Jadi/Jajanan
- Fastfoood
- Gorengan
-
Konsumsi Serat
Sayur
- Bayam
- Kangkung
- Brokoli
- Wortel
- Buncis
- Pare
Buah
- Pisang
- Apel
- Pepaya
- Alpukat
- Pir
- Jambu biji merah
- Mangga
- Pepaya
- Nanas
-
-
-
MASTER TABEL
NO Nama umur Jenis kelamin pendidikan pekerjaan etnis Energi AKG %energi Kategori protein AKG %Protein kategori lemak AKG %lemak kategori karbohidrat AKG %KH kategori
1 RC 42.0 perempuan SMA IRT buton 2161 2150 100.51 baik 68,5 57 119.30 lebih 20,7 60 33.33 kurang 421,7 323 130.34 lebih
2 MS 53.0 perempuan SMA IRT buton 2598 1900 136.74 lebih 137,7 57 240.35 lebih 51,8 53 96.23 baik 384,1 285 134.74 lebih
3 JN 58.0 perempuan perguruan tinggi PNS buton 2777 1900 146.16 lebih 128,7 57 224.56 lebih 46,9 53 86.79 baik 458,3 285 160.70 lebih
4 HT 65.0 perempuan SMA IRT muna 1495 1550 96.45 baik 59,6 56 105.36 baik 16,1 53 30.19 kurang 282,2 285 98.95 baik
5 MH 53.0 perempuan tidak tamat SD IRT muna 2086 1900 109.79 baik 78,1 57 136.84 lebih 43,5 53 81.13 baik 343,8 285 120.35 lebih
6 SN 62.0 perempuan SD IRT muna 1246 1900 65.58 kurang 51,4 57 89.47 baik 13,7 53 24.53 kurang 234,5 285 82.11 baik
7 HS 55.0 perempuan SD IRT tolaki 2462 1900 129.58 lebih 133,5 57 233.33 lebih 37,5 53 69.81 kurang 410,3 285 143.86 lebih
8 SL 49.0 perempuan perguruan tinggi PNS tolaki 2573 2150 119.67 lebih 176,4 57 308.77 lebih 81,4 60 135.00 lebih 296,3 323 91.64 baik
9 JI 72.0 perempuan SMA IRT bugis 2025 1550 130.65 lebih 80,5 56 142.86 lebih 35,5 53 66.04 kurang 347,6 285 121.75 lebih
10 SO 65.0 perempuan SD IRT tolaki 1874 1550 120.90 lebih 89,3 56 158.93 lebih 20,8 53 37.74 kurang 347,6 285 121.75 lebih
11 INT 53.0 perempuan SMA IRT muna 1979 1900 104.16 baik 101,1 57 177.19 lebih 31,8 53 58.49 kurang 327,8 285 114.74 lebih
12 MW 54.0 perempuan SMP IRT tolaki 2840 1900 149.47 lebih 123,3 57 215.79 lebih 56,2 53 105.66 baik 476,2 285 167.02 lebih
13 SN 52.0 perempuan SMA IRT tolaki 1982 1900 104.32 baik 98,7 57 171.93 lebih 21,8 53 39.62 kurang 351,4 285 123.16 lebih
14 SM 50.0 perempuan SD IRT bugis 2478 1900 130.42 lebih 133,6 57 233.33 lebih 34,5 53 64.15 kurang 419,4 285 147.02 lebih
15 SA 65.0 perempuan perguruan tinggi PNS buton 1719 1550 110.90 lebih 72,1 56 128.57 lebih 27,2 53 50.94 kurang 326,5 285 114.39 lebih
16 NI 53.0 perempuan tidak tamat SD IRT buton 2740 1900 144.21 lebih 86,0 57 150.88 lebih 48,3 53 90.57 baik 486,8 285 170.53 lebih
17 SR 48.0 perempuan SMP IRT buton 2115 2150 98.37 baik 124,5 57 217.54 lebih 34,5 60 56.67 kurang 334,9 323 103.41 baik
18 LT 65.0 perempuan perguruan tinggi PNS muna 1838 1550 118.58 lebih 104,5 56 185.71 lebih 22,2 53 41.51 kurang 315,2 285 110.53 lebih
19 LR 48.0 perempuan SMA IRT muna 3737 2150 173.81 lebih 129,6 57 226.32 lebih 49,3 60 81.67 baik 686,6 323 212.38 lebih
20 HSN 64.0 perempuan SMA IRT tolaki 1773 1900 93.32 baik 71,2 57 124.56 lebih 34,1 53 64.15 kurang 294,8 285 103.16 baik
21 SND 52.0 perempuan perguruan tinggi IRT tolaki 2034 1900 107.05 baik 98,5 57 171.93 lebih 22,6 53 41.51 kurang 362,6 285 127.02 lebih
22 AST 64.0 perempuan perguruan tinggi wiraswasta bugis 2323 1900 122.26 lebih 112,9 57 196.49 lebih 29,8 53 54.72 kurang 422,7 285 148.07 lebih
23 YN 56.0 perempuan perguruan tinggi PNS bugis 2161 1900 113.74 lebih 101,6 57 177.19 lebih 55,2 53 103.77 baik 330,8 285 115.79 lebih
24 simpia 42.0 perempuan perguruan tinggi PNS tolaki 2551 2150 118.65 lebih 107,6 57 187.72 lebih 30,4 60 50.00 kurang 461,1 323 142.72 lebih
25 ST 62.0 perempuan SMA IRT jawa 2034 1900 107.05 baik 129,5 57 226.32 lebih 47,3 53 88.68 baik 268,3 285 94.04 baik
26 TS 66.0 perempuan SD IRT jawa 3198 1550 206.32 lebih 158,3 56 282.14 lebih 53,5 53 100.00 baik 534,4 285 187.37 lebih
27 NI 47.0 perempuan SMA IRT jawa 2476 2150 115.16 lebih 116,0 57 203.51 lebih 34,0 60 56.67 kurang 420,5 323 130.03 lebih
28 ASI 58.0 perempuan tidak tamat SD IRT tolaki 1749 1900 92.05 baik 86,7 57 150.88 lebih 31,2 53 58.49 kurang 278,6 285 97.54 baik
29 MN 51.0 perempuan SMA IRT bugis 2386 1900 125.58 lebih 106,8 57 185.96 lebih 29,0 53 54.72 kurang 413,9 285 144.91 lebih
30 SN 66.0 perempuan perguruan tinggi PNS bugis 2004 1550 129.29 lebih 95,9 56 169.64 lebih 34,6 53 64.15 kurang 416,0 285 145.96 lebih
31 PN 54.0 laki-laki perguruan tinggi PNS jawa 1881 2325 80.90 baik 112,4 65 172.31 lebih 18,9 65 27.69 kurang 315,9 349 90.26 baik
32 NS 40.0 laki-laki SMP wiraswasta jawa 2368 2625 90.21 baik 114,6 65 175.38 lebih 11,4 73 15.07 kurang 449,5 394 113.96 lebih
33 SK 59.0 laki-laki perguruan tinggi PNS jawa 2315 2325 99.57 baik 124,9 65 190.77 lebih 18,5 65 27.69 kurang 431,0 349 123.50 lebih
34 LA 58.0 laki-laki SMA PNS buton 2311 2325 99.40 baik 137,3 65 210.77 lebih 42,1 65 64.62 kurang 347,8 349 99.43 baik
35 DD 57.0 laki-laki perguruan tinggi wiraswasta buton 2834 2325 121.89 lebih 164,8 65 252.31 lebih 68,7 65 104.62 baik 394,0 349 112.89 lebih
36 MR 41.0 laki-laki SMP wiraswasta muna 2993 2625 114.02 lebih 155,6 65 238.46 lebih 72,7 73 98.63 baik 438,0 394 111.17 lebih
37 KS 55.0 laki-laki tidak tamat SD wiraswasta muna 2813 1900 148.05 lebih 100,3 57 175.44 lebih 26,9 53 49.06 kurang 570,2 285 200.00 lebih
38 SR 59.0 laki-laki perguruan tinggi PNS bugis 237 1900 12.47 kurang 127,0 65 195.38 lebih 25,6 65 38.46 kurang 416,0 349 119.20 lebih
39 SM 72.0 laki-laki tidak tamat SD wiraswasta bugis 3123 1550 201.48 lebih 241,3 56 430.36 lebih 79,8 53 149.06 lebih 361,9 285 126.67 lebih
40 ID 62.0 laki-laki perguruan tinggi IRT jawa 1822 2325 78.37 kurang 83,1 65 127.69 lebih 25,0 65 38.46 kurang 317,5 349 90.83 baik
41 AG 60.0 laki-laki tidak tamat SD wiraswasta tolaki 3318 1900 174.63 lebih 172,1 57 301.75 lebih 60,6 53 113.21 lebih 531,1 285 186.32 lebih
42 SIT 58.0 laki-laki SMA PNS muna 3190 2325 137.20 lebih 241,0 65 370.77 lebih 82,3 65 126.15 lebih 380,3 349 108.88 baik
43 LM 62.0 laki-laki perguruan tinggi PNS muna 2144 2325 92.22 baik 109,1 65 167.69 lebih 24,0 65 36.92 kurang 381,1 349 109.17 baik
44 JR 58.0 laki-laki SMA PNS bugis 1657 2325 71.27 kurang 69,1 65 106.15 baik 8,1 65 12.31 kurang 324,4 349 92.84 baik
45 HS 50.0 laki-laki SMA wiraswasta bugis 1746 2325 75.10 kurang 59,8 65 90.77 baik 18,6 65 27.69 kurang 345,7 349 98.85 baik
46 BL 72.0 laki-laki SMA wiraswasta muna 2464 1900 129.68 lebih 225,1 62 362.90 lebih 73,4 53 137.74 lebih 229,9 309 74.11 kurang
47 MR 76.0 laki-laki SMA PNS muna 2282 1900 120.11 lebih 87,7 62 140.32 lebih 83,4 53 156.60 lebih 303,1 309 98.06 baik
48 SW 62.0 laki-laki SMA wiraswasta jawa 1581 2325 68.00 kurang 80,4 65 123.08 lebih 16,2 65 24.62 kurang 284,0 349 81.38 baik
49 UT 52.0 laki-laki SMA wiraswasta jawa 2435 2325 104.73 baik 110,3 65 169.23 lebih 18,5 65 27.69 kurang 474,5 349 135.82 lebih
Sumber
protein
1x/hari
>1x/hari
1- 2x/minggu
3- 6x/ming
gu
1x/bulan 1x/tahun Tidak pernah
n % n % n % n % n % n % n %
Daging sapi - - - - 3 6,1 - - 15 30,6 11 22,4 20 40,8
Daging ayam - - 1 2 18 36,7 6 12,2 18 36,7 2 4,1 4 8,2
Daging kambing
- - - - - - - - - - - - 49 100
Telur 27 55,1 1 2 16 32,6 - - - - - - 5 10,2
Ikan - - 48 98 - - - - - - - - 1 2
Tahu/tempe 14 28,6 14 28,6 2 4,1 1 2 - - - - 18 36,7
Kacang-
kacangan
1 2 - - 12 24,5 2 4,1 3 6,1 - - 31 63,3
Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Frekuensi Makan Sumber
Karbohidrat
Sumber
Karbohidrat
1x/hari
>1x/hari 1-
2x/minggu 3-
6x/minggu 1x/bulan 1x/tahu
n Tidak pernah
n % n % n % n % n % n % n %
Nasi - - 49 100 - - - - - - - - -
Ubi jalar 4 8,2 - - 10 20,4 1 2 2 4,1 1 2 31 63,3
Keladi 1 2 - - - - - - 1 2 1 2 45 92
Singkong 5 10,2 2 4,1 22 44,9 1 2 2 4,1 - - 17 34,7
Roti 6 12,2 - - 6 12,2 1 2 2 4,1 - - 34 69,4
Mie 1 2 - - 5 10,2 1 2 3 6,1 - - 39 79,6
Sirop/manis an
- - - - 1 2 - - - - - - 48 98
Kentang 1 2 1 2 1 2 - - - - - - 46 93,9
Sagu - - 2 4,1 1 2 - - - - - - 46 93,9
Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Frekuensi Makan Sumber
Protein
Sumber
Kafein
1x/hari
>1x/hari
1- 2x/minggu
3- 6x/ming
gu
1x/bulan 1x/tahun Tidak pernah
n % n % n % n % n % n % n %
Kopi 8 16,3 4 8,2 1 2 - - - - - - 36 73,5
Minuman bersoda
- - - - 3 6,1 1 2 1 2 - - 44 89,9
Kratingdaeng - - - - - - - - - - - - 49 100
Teh 16 32,7 2 4,1 5 10,2 - - - - - - 26 53,1
Tabel 4.7
Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Frekuensi Makan Sumber Lemak
Sumber
Lemak
1x/hari
>1x/hari
1- 2x/minggu
3- 6x/ming
gu
1x/bulan 1x/tahun Tidak pernah
n % n % n % n % n % n % n %
Susu full cream
1 2 - - 1 2 - - - - - - 47 95,9
Minyak sayur 35 71,4 8 16,3 - - - - - - - - 6 12,2
Jeroan - - - - - - - - 1 2 - - 48 98
Keju - - - - - - - - - - - - 49 100
Mentega - - - - - - - - - - - - 49 100
Santan 3 6,1 4 8,2 1 2 - - - - - - 41 83,9
Tabel 4.9
Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Frekuensi Makan Sumber Kafein
Distribusi Sampel Berdasarkan Gambaran Frekuensi Makan Sumber Serat
Sumber Serat
1x/hari
>1x/hari
1- 2x/minggu
3- 6x/ming
gu
1x/bulan 1x/tahun Tidak pernah
n % n % n % n % n % n % n %
Sayur
Bayam 17 34,7 25 51 2 4,1 - - - - - - 5 10,2
Kangkung 14 28,6 11 22,4 3 6,1 - - - - - - 21 42,9
Brokoli - - - - - - - - - - - - 49 100
Wortel 10 20,4 5 10,2 3 6,1 - - - - - - 31 63,3
Terong 1 2 3 6,1 - - - - - - - - 45 91,8
Buncis 1 2 - - 1 2 - - - - - - 47 95,9
Pare 3 6,1 4 8,2 1 2 - - - - - - 41 83,7
Pakis 3 6,1 6 12,2 - - - - - - - - 40 81,6
Kacang panjang
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
48
98
Kelor - - 6 12,2 - - - - - - - - 43 87,8
Daun ubi 3 6,1 7 14,3 - - - - - - - - 39 79,6
Buah
Pisang 23 46,9 15 30,6 3 6,1 - - - - - - 8 16,3
Apel 4 8,2 - - 12 24,5 - - 1 2 1 2 31 63,3
Pepaya 18 36,7 1 2 9 18,3 1 2 - - - - 20 40,8
Alpukat 1 2 - - 2 4,1 - - - - - - 46 93,9
Pear 2 4,1 - - - - - - 1 2 - - 46 93,9
Jambu biji merah
- - - - - - - - - - - - 49 100
Mangga - - - - 2 4,1 - - 1 2 3 6,1 43 87,8
Nenas - - - - - - - - - - - - 49 100
Semangka 8 16,3 - - 2 4,1 - - - - - - 39 79,6
Jeruk manis 1 2 - - - - - - - - - - 48 98
OUTPUT SPSS
umur pasien 1
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40-49
50-59
60-69
70-79
Total
8
16.3
16.3
16.3
23
46.9
46.9
63.3
14
28.6
28.6
91.8
4
8.2
8.2
100.0
49
100.0
100.0
jenis kelamin
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki
perempuan
Total
19
38.8
38.8
38.8
30
61.2
61.2
100.0
49
100.0
100.0
pendidikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
perguruan tinggi
Total
6
12.2
12.2
12.2
5
10.2
10.2
22.4
4
8.2
8.2
30.6
19
38.8
38.8
69.4
15
30.6
30.6
100.0
49
100.0
100.0
pekerjaan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS
wiraswasta
IRT
Total
15
30.6
30.6
30.6
11
22.4
22.4
53.1
23
46.9
46.9
100.0
49
100.0
100.0
riwayat keluarga menderita DM
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya
tidak
Total
38
77.6
77.6
77.6
11
22.4
22.4
100.0
49
100.0
100.0
suku
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid buton
muna
tolaki
bugis
jawa
Total
8
16.3
16.3
16.3
12
24.5
24.5
40.8
10
20.4
20.4
61.2
10
20.4
20.4
81.6
9
18.4
18.4
100.0
49
100.0
100.0
Kategori protein
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid lebih
baik
Total
45
91.8
91.8
91.8
4
8.2
8.2
100.0
49
100.0
100.0
kategori Lemak
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid lebih
baik
kurang
Total
6
12.2
12.2
12.2
11
22.4
22.4
34.7
32
65.3
65.3
100.0
49
100.0
100.0
kategori Jumlah Makanan Karbohidrat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid lebih
baik
kurang
Total
32
65.3
65.3
65.3
16
32.7
32.7
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
kategroi energi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid lebih
baik
kurang
Total
27
55.1
55.1
55.1
16
32.7
32.7
87.8
6
12.2
12.2
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat nasi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >1x/hari
49
100.0
100.0
100.0
porsi nasi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 100
200
300
Total
6
12.2
12.2
12.2
32
65.3
65.3
77.6
11
22.4
22.4
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat ubi jalar
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
1x/tahun
Total
31
63.3
63.3
63.3
4
8.2
8.2
71.4
10
20.4
20.4
91.8
1
2.0
2.0
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi ubi jalar
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
150
200
300
Total
31
63.3
63.3
63.3
1
2.0
2.0
65.3
11
22.4
22.4
87.8
1
2.0
2.0
89.8
4
8.2
8.2
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat keladi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1x/bulan
1x/tahun
tidak pernah
Total
45
91.8
91.8
91.8
1
2.0
2.0
93.9
1
2.0
2.0
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi keladi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
20
100
200
Total
45
91.8
91.8
91.8
1
2.0
2.0
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat singkong
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
Total
17
34.7
34.7
34.7
5
10.2
10.2
44.9
2
4.1
4.1
49.0
22
44.9
44.9
93.9
1
2.0
2.0
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi singkong
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1
100
200
Total
18
36.7
36.7
36.7
1
2.0
2.0
38.8
13
26.5
26.5
65.3
17
34.7
34.7
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat roti
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
Total
34
69.4
69.4
69.4
6
12.2
12.2
81.6
6
12.2
12.2
93.9
1
2.0
2.0
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi roti
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
40
50
100
200
Total
34
69.4
69.4
69.4
6
12.2
12.2
81.6
6
12.2
12.2
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat mie
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
Total
39
79.6
79.6
79.6
1
2.0
2.0
81.6
5
10.2
10.2
91.8
1
2.0
2.0
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi mie
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
75
76
Total
39
79.6
79.6
79.6
9
18.4
18.4
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat sirop/manisan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1-2x/minggu
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi sirop/manisan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
30
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat kentang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
46
93.9
93.9
93.9
1
2.0
2.0
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi kentang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
Total
46
93.9
93.9
93.9
1
2.0
2.0
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber karbohidrat sagu
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
46
93.9
93.9
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi sagu
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
200
Total
46
93.9
93.9
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber protein daging sapi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1-2x/minggu
1x/bulan
1x/tahun
Total
20
40.8
40.8
40.8
3
6.1
6.1
46.9
15
30.6
30.6
77.6
11
22.4
22.4
100.0
49
100.0
100.0
porsi daging sapi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
10
100
150
200
Total
20
40.8
40.8
40.8
1
2.0
2.0
42.9
21
42.9
42.9
85.7
4
8.2
8.2
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber protein daging ayam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
>1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
1x/tahun
Total
4
8.2
8.2
8.2
1
2.0
2.0
10.2
18
36.7
36.7
46.9
6
12.2
12.2
59.2
18
36.7
36.7
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi daging ayam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
10
40
50
100
200
Total
4
8.2
8.2
8.2
1
2.0
2.0
10.2
1
2.0
2.0
12.2
10
20.4
20.4
32.7
32
65.3
65.3
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber protein telur ayam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
33
Total
5
10.2
10.2
10.2
27
55.1
55.1
65.3
1
2.0
2.0
67.3
15
30.6
30.6
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi telur ayam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
5
50
Total
5
10.2
10.2
10.2
1
2.0
2.0
12.2
43
87.8
87.8
100.0
49
100.0
100.0
sumber protein ikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
>1x/hari
Total
1
2.0
2.0
2.0
48
98.0
98.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi ikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
Total
1
2.0
2.0
2.0
12
24.5
24.5
26.5
36
73.5
73.5
100.0
49
100.0
100.0
sumber protein tahu/tempe
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
Total
18
36.7
36.7
36.7
14
28.6
28.6
65.3
14
28.6
28.6
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi tahu/tempe
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
200
Total
18
36.7
36.7
36.7
7
14.3
14.3
51.0
23
46.9
46.9
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber protein kacang-kacangan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
Total
31
63.3
63.3
63.3
1
2.0
2.0
65.3
12
24.5
24.5
89.8
2
4.1
4.1
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi kacang-kacangan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
20
25
30
50
Total
31
63.3
63.3
63.3
2
4.1
4.1
67.3
3
6.1
6.1
73.5
6
12.2
12.2
85.7
7
14.3
14.3
100.0
49
100.0
100.0
sumber lemak susu full cream
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
Total
47
95.9
95.9
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi susu full cream
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
40
Total
47
95.9
95.9
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber lemak minyak sayur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
Total
6
12.2
12.2
12.2
35
71.4
71.4
83.7
8
16.3
16.3
100.0
49
100.0
100.0
porsi minyak sayur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
5
10
Total
7
14.3
14.3
14.3
3
6.1
6.1
20.4
39
79.6
79.6
100.0
49
100.0
100.0
sumber lemak jeroan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/bulan
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi jeroan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber lemak santan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
41
83.7
83.7
83.7
3
6.1
6.1
89.8
4
8.2
8.2
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi santan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
Total
42
85.7
85.7
85.7
7
14.3
14.3
100.0
49
100.0
100.0
sumber kafein kopi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
36
73.5
73.5
73.5
8
16.3
16.3
89.8
4
8.2
8.2
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi kopi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
10
20
50
Total
36
73.5
73.5
73.5
2
4.1
4.1
77.6
10
20.4
20.4
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber kafein minuman bersoda
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1-2x/minggu
3-6x/minggu
1x/bulan
Total
44
89.8
89.8
89.8
3
6.1
6.1
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi minuman bersoda
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
75
125
Total
44
89.8
89.8
89.8
1
2.0
2.0
91.8
4
8.2
8.2
100.0
49
100.0
100.0
sumber kafein teh celup
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
26
53.1
53.1
53.1
16
32.7
32.7
85.7
2
4.1
4.1
89.8
5
10.2
10.2
100.0
49
100.0
100.0
porsi teh celup
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
10
20
Total
26
53.1
53.1
53.1
3
6.1
6.1
59.2
20
40.8
40.8
100.0
49
100.0
100.0
sumber makanan jadi/jajanan gorengan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
20
40.8
40.8
40.8
14
28.6
28.6
69.4
1
2.0
2.0
71.4
14
28.6
28.6
100.0
49
100.0
100.0
porsi gorengan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
59
100
200
300
Total
20
40.8
40.8
40.8
1
2.0
2.0
42.9
1
2.0
2.0
44.9
13
26.5
26.5
71.4
12
24.5
24.5
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat bayam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
5
10.2
10.2
10.2
17
34.7
34.7
44.9
25
51.0
51.0
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi bayam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
150
200
Total
5
10.2
10.2
10.2
1
2.0
2.0
12.2
31
63.3
63.3
75.5
3
6.1
6.1
81.6
9
18.4
18.4
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat kangkung
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
21
42.9
42.9
42.9
14
28.6
28.6
71.4
11
22.4
22.4
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi kangkung
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
150
200
Total
22
44.9
44.9
44.9
1
2.0
2.0
46.9
20
40.8
40.8
87.8
2
4.1
4.1
91.8
4
8.2
8.2
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat wortel
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
11
Total
31
63.3
63.3
63.3
9
18.4
18.4
81.6
5
10.2
10.2
91.8
3
6.1
6.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi wortel
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
200
Total
31
63.3
63.3
63.3
7
14.3
14.3
77.6
8
16.3
16.3
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat terong
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
Total
45
91.8
91.8
91.8
1
2.0
2.0
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi terong
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
150
Total
45
91.8
91.8
91.8
1
2.0
2.0
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat buncis
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
30
Total
47
95.9
95.9
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi buncis
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
Total
47
95.9
95.9
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat pare
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
41
83.7
83.7
83.7
3
6.1
6.1
89.8
4
8.2
8.2
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi pare
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
50
100
Total
41
83.7
83.7
83.7
2
4.1
4.1
87.8
6
12.2
12.2
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat pakis
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
Total
40
81.6
81.6
81.6
3
6.1
6.1
87.8
6
12.2
12.2
100.0
49
100.0
100.0
porsi pakis
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
150
Total
40
81.6
81.6
81.6
4
8.2
8.2
89.8
5
10.2
10.2
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat kacang panjang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi kacang panjang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
9
100
Total
47
95.9
95.9
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat kelor
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
>1x/hari
Total
43
87.8
87.8
87.8
6
12.2
12.2
100.0
49
100.0
100.0
porsi kelor
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
Total
43
87.8
87.8
87.8
6
12.2
12.2
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat daun ubi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
Total
39
79.6
79.6
79.6
3
6.1
6.1
85.7
7
14.3
14.3
100.0
49
100.0
100.0
porsi daun ubi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
150
Total
39
79.6
79.6
79.6
9
18.4
18.4
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat pisang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
Total
8
16.3
16.3
16.3
23
46.9
46.9
63.3
15
30.6
30.6
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi pisang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
200
Total
8
16.3
16.3
16.3
40
81.6
81.6
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat apel
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
1x/bulan
1x/tahun
Total
31
63.3
63.3
63.3
4
8.2
8.2
71.4
12
24.5
24.5
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi apel
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
0
3
100
Total
System
31
63.3
64.6
64.6
1
2.0
2.1
66.7
16
32.7
33.3
100.0
48
98.0
100.0
Missing
1
2.0
Total
49
100.0
sumber serat pepaya
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
>1x/hari
1-2x/minggu
3-6x/minggu
22
Total
20
40.8
40.8
40.8
18
36.7
36.7
77.6
1
2.0
2.0
79.6
8
16.3
16.3
95.9
1
2.0
2.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi pepaya
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
200
Total
20
40.8
40.8
40.8
26
53.1
53.1
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat alpukat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
Total
46
93.9
93.9
93.9
1
2.0
2.0
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi alpukat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
Total
46
93.9
93.9
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat pear
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1x/bulan
Total
46
93.9
93.9
93.9
2
4.1
4.1
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi pear
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
Total
46
93.9
93.9
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat mangga
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1-2x/minggu
1x/bulan
1x/tahun
Total
43
87.8
87.8
87.8
2
4.1
4.1
91.8
1
2.0
2.0
93.9
3
6.1
6.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi mangga
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
200
Total
44
89.8
89.8
89.8
3
6.1
6.1
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat semangka
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
1-2x/minggu
Total
39
79.6
79.6
79.6
8
16.3
16.3
95.9
2
4.1
4.1
100.0
49
100.0
100.0
porsi semangka
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
200
Total
39
79.6
79.6
79.6
9
18.4
18.4
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
sumber serat jeruk
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
1x/hari
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
porsi jeruk
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0
100
Total
48
98.0
98.0
98.0
1
2.0
2.0
100.0
49
100.0
100.0
KEMENTERIAN KESEHATAN R I BADAN PEHGEiiBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA '11w4NUS!A KESS:M_4TAN POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JL Jend. A.H. NalWrionNo. G. I4 Anduonohu. Kowi Kendari Telp. (040/) 3190492 Fax. (()4()/) 3/93339 e-mail: poltekkes kendan tJ.mlwfJ.cw11
omor unpiran ~rihal
: UT.01.02/1HJ..6J 12018 : 1 (satu) eks.
: Permohonan Jzin Pene/itian Yang Terhormat,
Kepala Sadan Penelitiandan Pengembangan Provinsi Sultra di·
Kendari
Oengan hormat.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswa
Jurusan Gizi PoltekkesKemenkes Kendari:
Nama Wa Ode Mirnawati Dewi
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Penelitian
P00331015.054
0-111 Gizi
Gambaran Pola Makan Pasien Rawat Jalan OM Tipe II di RSU Sahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Untuk diberikan izin penelitian oleh Sadan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Oemikian penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Kendari. 9 ,luli 2018
µlrektur,
Askrenlng, ., M.Kes NIP.1 301990022001
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ~ Bun,/ "'-Anduonohu Telp.(0#1) .,,,0 K_,.,, 931~
Website : balltbana sulawesltenaaraprov.go.Id Email: badan lltbana [email protected]
...
: 070l«>7518911tb11ng1218
: 1z1ne,,.......,
Kendari, 12 Jull 2018
Kepada
Ylh. Olreldur RSU. Bahteramas Prov. SUltra ci-
KEN DARI
Berd8sarkan Surat Oirektur Poltekkel Kendari Nomor : UT.01.02/1/3261/2018
ta,QPll 9 Jul 2018 perihal tersebut-cll atas, DosenJPenelitl di bawah ini :
Nama NIM .k.n.un Pekeljaan
Lok8li Penelitian :
WA ODE MIRNAWATI DEWI
P00331015.054
~Ill Gizi
Mahasiswa
RSU. Bahteramas Prov. Sultra
Bennaksud untuk meiakukan Penelitian/Pengambilan Data di Daerah/Kantor
Saudara, dengan judul :
"'GAll8ARAN POI.A IIIAJCAII PASIEN RAWAT JALAN DII TIPE H DI RSU BAHTERAIIAS PROVINS/ SULAWESI JENGGARA•.
Yang akan dilaksanakan dari tanggal : 12 Juli 2018 sampai aelesal.
~ dengan hal tersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatan dimalclud dee 1g81 i kelenluar, :
1. Senantiala .,,.,.. keamanan dan ketertiban serta mentaati perundang-undan yang beltaku.
2. Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana aemula. 3. Dalam Ntiap keglatan dilapangan agar pihllk Penelitl Mn8l1tiaaa koordinasi dengan
peme.iah .-mpat. ... W8jib ~hom\8ti Adat latiadat yang ber1aku ci c:taerah setempat. 5. Menye,ahlaln 1 (satu) examplar copy hasil penelitian kepada Gubemur Sultra Cq. Kepala
Badan Pelielitian dan Pengembaligan Provinli Sulwi T.,..,.a. 6. &nt lzin akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak ber1aku apablla temyata pemegang
..... lzin inl tidak mentaati ketenluan teraebut cl ....
Demikian Surat lzin Penelitiandiberikan w1lucclgunakan aebagaimana rnestinya.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAB BABTERAMAS .n.. K.,.. l'laft T--. Ne. 51Tdp (Ml) 31~1 I K11111ut KNc Pw '3111 .......
E .. u: 1we1111te: www~au.aoJcl
SURAT KETERANGAN JELAB MELAKUKAN PENELITIAN N01111or : 088/Litbaq/RSUD/VIU/l018
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NIP.
Jabatan
dr. M. Yusuf Hamra, M. Sc, Sp.PD 19751116 200212 I 003
Direktur
Dengan ini menyatakan bahwa :
Nama NIM. Jurusan/Prograrn Studi lnstitusi
Wa Ode Mimawati Dewi P00331014054
_ DUI llmu Gizi
PoltelckesKemenkes Kendari
Benar - benar telah melakukan penelitian di Poli Penyakit Dalam Rumah Salcit Umum Daerah
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tanggal 23- 7 -2018 s/d 2- 8-2018, denganjudul:
" Gambaran Pola Makan Pasien Rawat J llan OM Tipe II di Rumah Salcit Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara "
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
KEMENTERIAN KESEHATAN RI • .. 1,BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
... ,.. SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN _.., POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JI..Jend. NMudon No. G.14 Anduonollu, Koa lcendarl 93232
Tep. '°'°!l 390ff2.Fu(fN01) mm HINII:Po!'!L~com
SURAT KETERANGAN BEBAS PUSTAKA
NO: 519/PP/2018
Yangbertanda tangan di bawah lni Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan
Kendari, menerangkan bahwa :
Nam a : Wa Ode Mirnawatl Oewi
NIM
Tempat Tgl. Lahir
Jurusan
Alamat
: P00331014054
: Lasehao, 16 Juni 1997
: D .Ill Gizi
: BTN Delhan Rasidence
Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak
mempuny;,i sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari balk urusan peminjaman buku
maupun urusan administrasi lainnya.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk
mengikuti ujian akhir pada Jurusan 0.111 Gizl Tahun 2018