Download - Gambaran Fistula Pada Anus - Ione Version
GAMBARAN FISTULA PADA ANAL1
Fistula pada anal merupakan suatu keadaan yang biasanya
sering kumat walaupun tampaknya operasinya tepat, biasanya
dikarenakan infeksi yang luput pada saat operasi. Hal itu
sekarang disadari penuh bahwa pencitraan atau pengambilan
gambar sebelum tindakan operasi dapat membantu
mengidentifikasi infeksi yang mungkin terlewatkan dan tidak
teridentifikasi. Secara khusus, resonansi magnetik (MR)
menggambarkan hasil pencitraan berupa penemuan yang dapat
mempengaruhi tindakan pre-operasi sekaligus mengurangi
secara drastis angka kekambuhan; sehingga diharapkan
gambaran/pencitraan sebelum tindakan operasi akan meningkat
secara rutin di masa yang akan datang. Dalam artikel ini, penulis
menggambarkan patogenisis, klasifikasi dan gambaran fistula
pada anal dengan penekanan pada pencitraan resonansi
magnetik (MR/ Magnetic Resonance). Selain itu, penulis
menggambarkan bagaimana ahli radiologi menempatkan dengan
baik untuk menjawab teka teki tindakan operasi yang harus
dipecahkan demi perawatan yang efektif.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 1
Fistula pada anal (fistula pada ano) merupakan kondisi
yang cenderung kambuh walaupun terlihat operasinya benar.
Kekambuahan biasanya dikarenakan infeksi yang luput dari
deteksi pada saat operasi berlangsung. Saat ini disadari penuh
bahwa pencitraan/pengambilan gambar sebelum tindakan
operasi khususnya MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat
membantu mengidentifikasi bagian-bagian yang luput seperti
bagian yang terinfeksi maupun abses. Pengambilan gambar MRI
sebelum tindakan operasi dapat mempengaruhi tindakan operasi
berikutnya sekaligus untuk mengurangi secara drastis
kesempatan untuk kambuh lagi. Oleh karena itu, gambaran
pencitraan sebelum tindakan operasi sepertinya akan menjadi
rutinitas yang meningkat di masa yang akan datang, khusunya
pasien yang penyakitnya kumat atau kambuh.
Pada tinjauan ini akan membahas patogenesis fistula anal,
menjelaskan bagaimana patogenesis mengkibatkan tipe-tipe
yang berbeda dari fistula yang dikandung, dan menjelaskan
bagaimana tipe-tipe ini dapat digambarkan dengan penekanan
pada MRI. Selain itu akan coba dipaparkan bagaimana ahli
radiologi diposisikan dengan baik untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan perbedahan yang harus diatasi untuk perawatan
yang efektif.
Anatomi dan Etiologi
Untuk memahami peranan dari gambaran berkaitan dengan
fistula pada anal secara mendetil, perlu untuk mengetahui
etiologinya dan bagaimana variasi tipe-tipe fistula didefinisikan
oleh batasan ilmu anatomi.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 2
Penting:
- Kambuhnya fistula pada anal selalu disebabkan oleh infeksi
yang tidak terdeteksi selama proses operasi
- MRI menggambarkan letak focus dari infeksi sehingga cara ini
dipandang lebih baik daripada cara yang lain termasuk
pelaksanaan operasi
- MRI – dapat membantu mengurangi kekambuhan pasca
operasi 75% pada pasien dengan penyakit kompleks
- Endosonography anal merupakan alternatif yang baik jika MRI
tidak tersedia
Saluran anal secara essensial merupakan sebuah silinder
yang dikelilingi oleh 2 spincter berotot, spincter anal internal dan
eksternal, yang tersusun dari otot yang lembut dan kuat (gambar
1). Bagian belakang sphinchter eksternal menempel pada
ligament anococcygeal dan bagian depan menempel pada badan
perineal dan diafragma urogenital (dan otot bulbocavernous
pada anak laki-laki dan pria dewasa) dan menyatu dengan otot
tali puborectalis (merupakan persimpangan anorectal), yang
menggabung dengan levator plate dari dasar panggul.
Spincter internal adalah batasan
distal otot sirkular pada saluran usus.
Otot halus longitudinal rectal
membujur antara sphincter dalam dan
luar serta tidak mempunyai dampak
sphincterik yang jelas; kemungkinan
dalam hal ini peranannya adalah
mengikat anus bersama-sama (1).
Jarak intersphinteric antara
sphincterik dalam dan luar dan paling
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 3
Gambar 1: ilustrasi anatomi saluran anal dalam bahan korona.
EAS=external anal sphincter, IAS=internal anal sphincter, IS=intersphincteric space, LA=levator anal, LM=longitudinal muscle, PR= purectalis muscle
sering ditemukan antara otot membujur dan spinchter yang
diketahui sebagai sebuah batas dari pengisian jaringan longgar
areolar, pengisian fossa ischional mulai dari sisi kompleks
spinchter dan dikelilingi jaringan serabut lemak menghubungkan
dengan fibroelastic. Kami lebih setuju menggunakan istilah fossa
ischioanal daripada fossa ischiorectal karena ruang ini lebih
banyak mengelilingi anus daripada rektum. Akan tetapi 2 istilah
tersebut saling melengkapi.
Terkait lapisan saluran anal, setengah bagian proksimal
ditandai dengan lipatan mucosal longitudinal, kolom anal
Morgagni (2). Aspek distal dari masing-masing kolom
dihubungkan ke sebelahnya oleh sebuah lipatan semilunar kecil
(katup – katup anal) yang akhirnya membentuk kantong kecil
(anal sinuses atau morgagni bagian bawah). Batasan pada katup
ini adalah garis gerigi (pectinate) yang juga menandai aspek
distal yang paling banyak dari zona transisi anal, sebuah
simpangan histologis antara squamous epithelium anal dan
columnar ephitalium.kolum rektal.
Gerigi tersebut (dentate line) terletak sekitar 2 cm
proksimal terhadap tepi anal dan ini merupakan sebuah penanda
paling penting dalam fistula anal karena kelenjar anal kosong
didalam proximal menuju katup. Kelenjar ini pertama kali
terhubung ke asal fistula pada anal menurut Chiari (3), yang
menyarankan bahwa tempat ini merupakan sumber dari infeksi.
Tujuannya tidak terlalu jelas, meskipun dapat membantu
melumasi dubur dengan mengeluarkan lendir kedalam kelenjar
anal asalkan dalam sekeliling jaringan kelenjar anal bervariasi.
Contohnya, mereka ada di dalam subepithelium dan
kemungkinan ada di dalam spinchter internal, dan sekitar satu
atau dua pertiga cairan ditempatkan dalam ruangan
intersphincteric (4) (gambar 1). Sebagian besar para ahli juga
menyakini bahwa infeksi yang terjadi pada intersphicteric
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 4
merupakan sumber fistula pada anal (5). Selain itu , sejumlah
lymphoid yang berkumpul mengelilingi kelenjar anal juga dapat
mengindikasikan bertambahnya fistula anus pada penyakit
Crohn (6,7)
Hal ini diyakini bahwa infeksi kelenjar menyebabkan abses
intersphicteric jika saluran cairan terhalang oleh infeksi debris.
Abses ini dapat menghilang dengan pengeringan spontan
melalui saluran anus atau bisa berkembang menjadi abses
anourektal akut, yang biasanya dioperasi darurat dan secara
umum dikenal sebagai oprasi Coloprotologic (8). Biasanya
perawatan terdiri dari insisi dan pengeringan/drainase pada
bagian yang paling berpeluang pada abses: akan tetapi tahapan
ini tidak memperhatikan sumber infeksi dalam ruang
intersphinteric, dengan hasil sebanyak 87% pada pasien abses
akut dapat memperparah fistula (9). Abses anorectal akut dan
fistula pada anal secara umum diyakini menjadi manifestasi akut
sekaligus kronis pada penyakit yang sama. Oleh karena itu,
kajian mengenai infeksi intersphincteric dan pembukaan saluran
internal anal yang disertai dengan perawatan terutama pada
saat manifestasi akut, dapat mengurangi insiden fistula lanjutan
(10).
Fistula pada anal akan menjadi semakin parah ketika
sebuah infeksi intersphincterick dibiarkan tidak mereda. Fistula
pada anal mempunyai prevalensi sekitar 0,01% dan secara
dominan berpengaruh pada orang dewasa (11). Fistula pada anal
lebih sering terjadi pada pria, yang dominan dalam semua
tahapan, dengan rasio antara pria dan wanita sekitar 2:1 (11).
Pada pasien umumnya ditunukkan dengan adanya discharge
(65%), tak jarang juga ditunjukkan dengan adanya tanda nyeri
local maupun tanda inflamasi juga sering terjadi (12). Akan
tetapi, beberapa fistula mungkin hanya asymptomatik.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 5
Klasifikasi Fistula
Fistula merupakan sebuah bidang abnormal yang
menghubungkan dua permukaan epithelial. Kajian anatomi pada
anal fistula akan di tentukan oleh tempat yang terinfeksi pada
kelenjar anal maupun bagian-bagian disekitarnya. Biasanya akan
ada sebuah interik internal yang akan membuka saluran anal
pada tingkat garis gerigi, yaitu pada lokasi asal saluran kelenjar
terinfeksi. Pada banyak kasus, sering terjadi pada arah posisi jam
6, karena kelenjar-kelenjar anal yang berada pada sekitar anus
berlimpah (posisi radial disekitar anus dibandingkan terhadap
permukaan dengan arah posisi jam 12 bagian anterior) (13).
Fistula dapat mencapai kulit perianal dengan rute bervariasi
bahkan beberapa diantaranya jalannya lebih berliku
dibandingkan dengan jalan lainnya, dan dengan penetrasi dan
pengembangan otot pada sphincter anal sekitar jaringan untuk
menentukan tingkatan fistula. Fistula dapat diklasifikasikan
menurut bidang utama yang telah menghubungkan pembukaan
internal dan eksternal.
Selain itu, klasifikasi secara luas berdasarkan perawatan.
Pada Tahun 1934, Milligan dan Morgan (14) telah menekankan
pentingnya ‘ring anorektal’ atau cincin anorektal dan fistula
dikategorikan berdasarkan masuknya fistula pada saluran anal
tersebut atau masuknya fistula dibawah struktur ini, peringatan
setelah tindakan operasi dengan alat bedah tanpa perhatian
dapat meningkatkan tingginya kemungkinan resiko fistula.
Klasifikasi ini secara berkelanjutan dibentuk atau dibuat oleh
para ahli. Tetapi klasifikasi ini sangat praktis dan komprehensip
digunakan saat ini di semua tempat (6). Dari analisa yang
dianalisis dengan hati-hati secara berurutan pada sekitar 400
pasien yang dirujuk ke rumah sakit St Mark, London, Inggris. Park
et al menemukan bahwa mereka mampu menilai semua fistula
pada satu diantara empat kelompok; intersphinecteric,
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 6
transsphincteric, suprasphincteric, dan extrasphincteric (6)
sangat perlu pengelompokan ini di jelaskan dalam istilah-istilah
hipotesis cryptoglandular.
Bagian yang paling sedikit resisten untuk infeksi
interspinekterik ialah meluruhnya ruang interspinekterik yang
dapat membentuk sebuah fistula interspinekterik; jenis fistula ini
terjadi pada 45% kasus dalam seri Park et al (6) (gambar 2),
fistula ini tidak menembus perbatasan atau dinding eksternal
yang dapat membentuk sebuah penghalang yang dapat
menjalar. Selain itu, beberapa fistula yang kasar dapat
menyilang spincter internal bahkan dapat mencapai fossa
insional (gambar 2). Pada fistula transpincterik, didapatkan 30%
kasus dalam seri park et al., fistula yang lain mungkin menyebar
dalam jarak intersphinceteric dan sebelah otot puborectalis, yang
harus menyilang levator plate untuk mencapai kulit perianal.
Pada jenis fistula supraspingterik (gambar 2) menunjukkan hasil
20% kasus dalam seri penelitian oleh parks at al.
Park at al (6) juga telah mencatat ke-4 jenis fistula dalam
5% kasus. Jenis ini dikarakterkan oleh adanya infeksi
interspingterik yang mengejutkan, walaupun fistula sudah
memasuki rektum atau perbatasan anorektal secara langsung
(Gambar 2). Parks at al mengistilahkannya sebagai fistula
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 7
ekstraspingterik (extrasphincteric). Singkatnya infeksi pada
kelenjar anal tidak bisa menjelaskan jenis fistula ini, dan parks at
al menekankan bahwa primary rectal atau penyakit panggul
(contohnya, diverticular dises, rectal crohn dises, carcinoma)
seharusnya dicari apabila jenis ini telah ditemukan. Hal ini
seharusnya tercatat dalam seri Park at al, untuk menghindari
spectrum bias dari sifat dasar khususnya pada rumah sakit st.
Mark, sebuah bias diakui oleh Park et al sendiri, sebagai hasil
yang hamper refresentatif akibat munculnya jenis fistula yang
kompleks. Contohnya, Park et al tidak menjelaskan mengenai
fistula submukosal, yang merupakan jenis fistula yang dangkal
bahkan tidak melibatkan sphincter sama sekali.
Ketika sebagian fistula diawali sebagai sebuah traktus
primer tunggal yang sederhana, infeksi yang parah mungkin
dapat membentuk percabangan yang menyimpang dari traktus
ini. Bidang tambahan ini pada umumnya dikenal sebagai
perluasan (gambr 3). Perluasan bisa jadi intersphincteric, ischio
anal, atau supralevator (pararectal),
dan morfologinya dapat
mengakibatkan abses. Sebenarnya,
ketika sebuah traktus menjadi
sebuah abses tidak tepat ditemukan,
namun kedua istilah tersebut
menggambarkan region/daerah
yang terinfeksi. Fosa inschioanal
adalah lokasi yang paling biasa
untuk perluasan khususnya yang
muncul pada apex dari
transsphincteric fistula (A dalam
gambar 3). Perluasan juga terjadi
pada alat horizontal dan dikenal
sebagai horseshoes jika ada
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 8
Gambar 3: ilustrasi pada bahan korona menunjukkan fistula ekstensi (bagian
tambahan): A=perluasan kedalam celah ischioanal fossa, naik dari apex
transpinchteric fistula, B=supralevator pararectal meluas naik dari apex
transphinchteric fistula, C=supralevator meluas dari bahan intersphincteric,
D=intersphinchteric horseshoes
percabangan setiap bagian dari pembukaan internal (6) (gambar
3). Deskripsi anatomis dari jalan yang ditempuh oleh traktus
primer fistula dan lokasi dari perluasan gabungan tertentu
membentuk klasifikasinya masing-masing.
Pemeriksaan dan perawatan
Perawatan biasanya langsung dan melibatkan pembukaan
fistula dengan alat bedah. James Syme ( pada tahun 1838)
menemukan fistula secara langsusng dan dilakukan dalam
sebuah sebuah operasi besar (15). Sayangnya, James Syme
keliru; ada banyak kekurangan pada tindakan tersebut. Goresan
yang tidak tepat dan penjelasan yang tidak benar dapat dengan
mudah mengubah sebuah fistula sederhana menjadi sebuah
petaka, yang dapat mengakibatkan kerugian besar dan beresiko
bagi pasien. Tujuan utama operasinya adalah menghilangkan
traktus/saluran dan bidang lokasi infeksi yang menyatu,
sementara secara spontan fungsi sebenarnya menahan anus
secara stimulan.
Merupakan sebuah keseimbangan antara eradikasi infeksi
dengan pemeliharaan fungsi yang merupakan salah satu
kesenian dalam seni pembedahan fistula. Untuk mencapai itu,
dua pertanyaan pembedahan perlu dijawab secara preoperative:
(a) apakah hubungan antara fistula dan anal sphincter (yaitu ,
dapatkah traktus dibuka aman dengan hanya sebuah resiko kecil
dari pasca tindakan operasi besar); dan (b) adakah perluasan
dari traktus primer yang perlu dirawat untuk mencegah
kekambuhan?
Ahli bedah secara tradisional mengandalkan pemeriksaan
pasien yang sudah didaftar sebuah anestetik umum, sebuah
prosedur yang mengacu pada pemeriksaan dibawah anesthesia
(EUA: Examination Under Anesthesia), untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini. Pada EUA, ahli bedah berusaha
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 9
mengelompokkan fistula dengan menguraikannya untuk
menentukan hubungannya dengan sphincter. Bagaimanapun
juga, anesthesia dan akibat kehilangan nada dapat merusak
identifikasi yang tepat terhadap otot. Pemeriksaan dengan
menggunakan metal diselipkan ke dalam pembukaan eksternal
dan diarahkan menuju garis dentate untuk menemukan
pembukaan internal. Misalnya, pembukaan internal sering tidak
jelas dan ahli bedah perlu menyuntikkan hydrogen peroxide ke
dalam pembukaan eksternal sewaktu memeriksa saluran anal.
Tingginya pembukaan internal relatif terhadap saluran anal
dan sphincter juga sangat penting; semakin tinggi pembukaan,
semakin sphincter akan terbagi. Walaupun Willigan dan Morgan
(14) menyadari pentingnya otot puborectalis untuk
pengendalian diri sebagaimana saat tahun 1934 dimana jika
cincin ini dipotong , hasilnya tentu hilang kendali sehingga
mereka menyarankan sphincter yang ada untuk dikorbankan
(14). Bagaimanapun juga, hal itu sekarang pada umumnya
diterima bahwa cacat fungsional dapat mengikuti devisi minimal
dari sphincter. Hal yang paling esensial kemungkinan adalah
pemeriksaan yang tidak tepat selama EUA dapat menciptakan
bidang tambahan baru dengan sangat mudah, sebagai contoh
pada pemeriksaan pada fossa ischioanal dapat pecahan melalui
levator plate, mengakibatkan perluasan superlevator atau
bahkan sebuah pecahan ke dalam rectum yang akan
mengakibatkan sebuah fistula extrasphincteric (6,12).
Identifikasi perluasan pada EUA adalah fokus untuk
menyembuhkan fistula. Hal itu ditandai bahwa perluasan yang
hilang akibat yang palings sering berasal dari kekambuhan, yang
mencapai 25% dalam beberapa tahapan (16). Perluasan
memerlukan perlakuan khusus dan tidak bisa diabaikan oleh
operasi yang lebih ekstensif. Sebagai contoh khususnya pada
perluasan supralevator, sangat sulit untuk terdiagnosa (karena
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 10
mereka berada di atas saluran anal) dan melakukan perawatan
(karena levator plate membentuk penghalang ke saluran).
Akan sangat sulit bagi EUA untuk mengelompokkan bagian
utama dengan pasti dan ada banyak kemungkinan terjadi
perburukan. Permsalahan inti di sini adalah terjadinya
kekambuhan pasien. Pasien tersebut lebih menyerupai pada
penyakit yang luput tetapi sulit diobati. Operasi yang sering
gagal merupakan pengecualian, dengan hasil bahwa palpasi
digital secara berulang-ulang tidak dapat membantu
membedakan antara trauma dengan pembedahan berulang kali
dan ketidakjelasan waktu terhadap perluasan. Selanjutnya,
pasien pada kelompok ini kemungkinan memiliki perluasan
bentuk yang menjalar beberapa centimeter dari bagian utama,
frustasi terhadap hampir semua arah, yang mendeteksi
perluasan selanjutnya. Semakin kronis fistula, semakin luas
perluasan komplikasi yang terjadi. Hasil yang tak dapat
dielakkan adalah pasien akan menjadi lebih sulit dirawat,
sehingga pasien dan ahli bedah menjadi kesulitan. Kunci untuk
membongkar teka-teki ini adalah pemeriksaan sebelum tindakan
operasi (pre-operatif) yang tepat.
Pencitraan fistula dalam anus: Fistulography
Untuk beberapa tahun ahli radiologi berusaha membantu
menjawab pertanyaan masalah pembedahan yang dinyatakan di
atas dengan berbagai tingkatan keberhasilan. Perbedaan
material pemeriksaan yang digunakan terkait hasil poembacaan,
dapat memperkaya fistulograpy sehingga dapat dijadikan modal
utama dalam tinjauan ke depan untuk diagnosis. Pada
fistulograpi, pembukaan eksternal terisi dengan canula yang
baik, dan sebuah pelarut air disuntikkan untuk menentukan jelas
bagian fistula (gambar 4).
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 11
Sayangnya, fistulografi memiliki dua titik kelemahan.
Pertama, perluasan dari bagian utama mungkin gagal mengisi
bahan yang berbeda jika perluasan itu diisi dengan bahan bekas,
sangat jauh , atau ada bahan berbeda yang berlebihan dari
pembukaan internal ataupun eksternal. Kedua, otot sphincter
sendiri tidak langsung digambarkan yang menunjukkan bahwa
hubungan antara bagian tertentu dengan sphincter harus
ditebak. Selanjutnya, ketidakmampuan untuk memunculkan
levator plate berarti bahwa terdapat kesulitan untuk menentukan
apakah sebuah perluasan memiliki lokasi supra atau infralevator.
Tingkat pasti dari pembukaan internal dalam saluran anal sering
tidak mungkin untuk menentukan ketepatan yang berguna
membantu ahli bedah. Hasil penemuan fistulograpis jaringan
keduanya sulit untuk dijelaskan dan tidak reliabel.
Sangat sedikit tulisan tentang fistulografi tetrutama fistula
dalam anal, mungkin karena sangat rentan dengan kesalahan.
Kuijpers dan Schulpen (17) berusaha menjelaskan hasilnya
dengan mereview pandangan terhadap fistulografi pada 25
pasien. Mereka menemukan bahwa pembukaan internal dan
perluasan diinterpretasi dengan benar tidak hanya empat (10%)
subjek. Selain itu, diagnosa kesalahan positif dari pembukaan
rectal dan perluasan supralevator dibuat dalam tiga (12%)
pasien yang menghasilkan kesalahan pembedahan yang serius
jika dilakukan. Penulis menyimpulkan bahwa fistolografi tidak
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 12
Gambar 4: fistulography pada seorang pasien pria .
gambaran korona menunjukkan bahwa jelas ada
beberapa perluasan tinggi (panah) sekitar simpang
anorectal; bagaimanapun juga lokasi anatomi yang
benar tidak jelas disebabkan lantai panggul (yaitu,
levator ) dalam hal ini tidak dapat ditunjukkan secara
langsung. Definisi perluasan lokasi (supra atau
infralevator) terpusat pada management operasi.
tepat dan tidak reliable, walaupun mereka mengakui haisil bias
bertentangan dengan teknik tersebut (17). Sebaliknya, Weisman
dan koordinator kerja (18) menemukan fistulografi menjadi lebih
bermanfaat ketika dia menyediakan informasi yang bermanfaat
di hampir setengah dari 27 pasien dalam penelitiannya.
Alasan utama mengapa fistulografi secara umum tidak
membantu, karena ahli radiologi tidak mengenal konsep
pathogenesis dan anatomi dari fistula serta pertanyaan relevan
tentang pembedahan (17). Salah satu interpretasi yang dapat
membantu adalah mendiagnosa pembukaan rektal langsung
pada lumen rektal: selalu , agen yang bertentangan hanya
mengurangi pembukaan internal anal. Laporan radiology
tersebut hanya menarik ahli bedah untuk mencari ketiadaan
pembukaan dan perluasan, yang dapat menghasilkan bagian
tambahan iatogranic.
Imaging Fistula dalam ano: CT
Computed Tomography (CT) mungkin melukiskan fistula
dalam ano, khususnya jika perbedaan material rectal dan
intravenous digunakan, dan laporan awal menarik (19-21).
Bagaimanapun juga, penjelasan fistula tidaklah cukup; fistula
harus dikelompokkan secara benar, dan data yang lebih baru dan
lebih baik menyarankan bahwa CT tidak dapat digunakan untuk
tujuan ini dengan akurasi yang tepat. Ini karena atensi CT
tentang anal sphincter dan lantai panggul mirip dengan fistula itu
sendiri, kecuali kandungan terakhir udara atau bahan yang
berbeda. Ini digabungkan dengan ketidakmampuan
membayangkan dalam bahan korona poperasi yang relevan.
Kajian komperatif jarang: kajian pada 25 pasien dengan 17
fistula menemukan bahwa CT dapat digunakan untuk
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 13
menklasifikasikan dengan benar hanya empat fistula selain dari
14 fistula klasifikasi yang benar diperoleh dengan
endosonography (22). Secara potensi, kerugian CT dapat diatasi
dengan menggunakan multi ditektor kasar CT fistulography,
yang menawarkan kemungkinan isotropic voxels dan multiplanar
imaging, tapi hasilnya ditunggu dan motivasi untuk melakukan
kajian sepertinya terbatas dengan ketersediaan MRI. Harus
diingat bahwa CT sering digunakan untuk mencari bisul dalam
konteks penyakit chron, dan fistula dalam ano mungkin
ditemukan pada saat pemeriksaan. Sekarang ini, bagaimanapun
juga, klasifikasi akurat dari fistula paling baik disandarkan pada
MRI or anal endosonography , dengan CT mungkin terbatas
untuk mendiagnosa fistula terasosiasi panggul bisul dimana
imaging yang lain tidak tersedia dan tidak dapat ditolerir.
Imaging fistula dalam ano: Anal Endosonography
Anal endosonography dikembangkan oleh Clive Bartram,
FRCP, FRCS, FRCR merupakan teknik pertama untuk
menggambarkan secara langsusng anal sphincter kompleks
secara detil (23). Modifikasi sederhana dari perputaran rwectal
endosprob dengan membungkusnya dengan plastic anorganik
diperbolehkan mengurangi untuk ditarik kembali melalui saluran
anal sendiri, keadaannya sangat tertutup terhadap struktur
target dan kemudian menyediakan gambaran resolusi ruang
tinggi. Teknik ini sangat menarik perhatian sebab
kemampuannya mendemonstrasikan penampilan dan sejauh
mana gangguan anal sphincter, intinya setelah penyampaian
vaginal (24). Anal endosonography juga digunakan secara
ekstensif untukklasifikasi preoperative fistula dalam ano.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 14
Pemeriksaannya sederhana, cepat dan ditoleransi dengan
baik oleh para pasien. Pasien duduk berderet dibagian kiri atau di
bagian depan apabila berjenis kelamin perempuan (25).
Pemeriksaan secara benar dimasukkan kedalam rectum distal
kemudian ditarik melalui saluran anal, dimana sphincter external
telah menghilangkan echogenicity (gambar 5). Jarak sphincteric
dan otot longitudinal diantara itu telah mengalami percampuran
echogenicity dan dengan mudah diidetifikasi dengan
menggunakan transducers moderen 10-MHz (26).
Endosonography terutama sekali disesuaikan untuk
identifikasi pembukaan internal, karena pembukaan ini biasanya
ditempatkan baik pada pemeriksaan awal. Penting sekali untuk
diketahui, bagaimanapun juga sebuah bidang meluas sampai ke
permukaan anal mucosal jarang terlihat. Walaupun cabang
dalam subepithelial pada saluran anal secara berlahan ada,
biasanya lebih memposisikan pembukaan internal yang
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 15
Gambar 5: intersphincteric fistula . anal endosonogram pada bahan garis lintang pada tingkat tengah saluran anal pada
pasien laki-laki menunjukkan fistula dengan bagian hipoechoic berlokasi dalam bahan intersphincteric antara anal sphincter eksternal (EAS) dan internal (IAS). Sphincter internal ditandai hypoechoic. Pada pembedahan, pembukaan internal terletak pada jam 6 dan diprediksi dengan benar dari visualisasi anal endosonografi karena posisi radial dari fistula didalam bahan
intersphincteric.
Gambar 6: transphincteric fistula memperlihatkan anal endosonogram dalam bahan garis lintang pada anal tingkat
tengah pada pasien wanita. Berbeda dengan gambr 5, fistulanya (*) sudah penetrasi anal sphincter eksternal (EAS). Pembukaan internal telah diprediksi dengan tepat pada jam 7.
Catatan bahwa sphincter internal relative tifis di sini, yang menunjukkan lokasi pembuka internal. Tapi tidak ada bagian
perluasan pada anal mucosa.
dinyatakan sebagai sebuah fokus hypoechoic dalam jarak
intersphincteric yang sphincter internal, sering dengan sebuah
koresponding yang kecil dalam sphincter internal (Gambar 6).
Karena fistula intersphincteric tidak berada dibawah jarak
intersphincteric, mereka biasanya dipisual dengan baik pada anal
endosonography. Transphincteric fistula direval oleh trik yang
menyebrangi sphincter untuk meraih ischioanal fossa (gambar
6). Seperti yang akan diharapkan, ekstensi-ekstensi yang
dinyatakan sebagai koleksi hypoechoic fluid (gambar 7).
Secara initial diharapkan bahwa anal endosonography akan
merevolusi preopratif pengelompokan fistula, sebuah pandangan
yang didukung oleh hasil penelitian yang baru (27).
Bagaimanapun juga, bekerja subsekuen telah berada dalam
ingklusib. Contohnya, beberapa para inspigator (28,29)telah
menemukan tehnik yang berguna, sementara yang lain (30)
telah menemukannya menjadi tidak lebih baik dari pada ujian
digital. Selanjutnya, membandingkannya langsung dengan
gambar MR, anal endosonogrphy telah menemukan secara
berpariasi menjadi superior (31), sama dengan (32,33), atau
inferior (34,35). Banyak dari diskripansi ini adalah kemungkinan
terkait kepada para ahli oprator, karena anal endosonography
mirip untuk fistulography yang secara tinggi oprator
independenya.
Bagaimanapun juga, dengan tidak ada keraguan sama
sekali dengan tempat-tempat sireal dimana anal
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 16
Gambar 7: anal endosonogram di atas tingkat saluran anal pada pasien pria menunjukkan perluasan hypoechoic ekstensif
sepatu kuda (*). karena endosonografi dibatasi pada bahan garis lintang , maka sulit untuk menentukan apakah perluasan
ini intra atau superlevator.
endosonography mempunyai kerugian yang khusus. Contohnya,
tidak efisiennya penetrasi pad ultrasound dibawah sphincter
eksternal, terutama dengan keseringan yang tinggi, batas-batas
kemampuan untuk mengatasi ischioanal dan infeksi supralepator
, dengan hasil yang ekstensi dari trik yang mungkin diinginkan
pada endosonography. Juga, anal endosonography tidak bisa
digunakan untuk membedakan infeksi dari pibrosis. Karena
keduanya mempunyai sebuah hypoechoic (30). Kasus-kasus ini
menjadi ksulitan-kesulitan psien dengan recurrent dises, karena
diinfeksi trik-trik dan fibrotic yang sering digabungkan. Mencoba-
coba berbuat untuk menjelaskan trik belajar pasien dengan
menyuntik hydrogen peroxside atau sonograhy yang kontras
kedalam pembukaan external selama ujian (34,35).
Bagaimanapun juga, gas telah membentuk trik sebagai sebuah
hasil yang mungkin menyebabkan bayangan acoustic.
Singkatnya, pandangan ini bisa terjadi dengan beberapa trik
yang berisi air, contohnya, untuk intersphincteric fistula yang
digolongkan sebagai transsphincteric (gambar 8).
Anal endosonography juga dirugikan oleh
ketidakmampuannya untuk menggambar koronal yang penting,
sehingga itu mungkin sangat sulit untuk membedakan supra dari
ekstensi infralevator (gambar 7). Beberapa para inspigator (36)
yang telah mencoba untuk mengatasi kerugian Dengan
menggunakan penyerapan 3 dimensi (lihat gambar 9), namun
teknik ini tetap secara relative bersifat eksperimen.
Tidak ada keraguan bahwa anal endosonography
meruppakan teknik yang bermanfaat dan tepat. Kajian terbaru
(37) dimana anal endosonography dibandingkan dengan evaluasi
rectal digital dan bayangan MR dalam 108 tahapan
pokokditemukan bahwa evaluasi digital telah dihasilkan dalam
klasifikasi 61% fistula: anal endosonography, 81 %, dan
bayangan MR sebanyak 90%. Anal endosonography secara
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 17
khusus disesuaikan kaitannya dengan pembukaan internal,
dengan perkiraan yang tepat dalam 91% kasus dibandingkan
dengan 97% untuk bayangan MR (37). Bagaimanapun juga, ada
sedikit keraguan bahwa bayangan MR merupakan teknik yang
lebih jitu secara keseluruhan dan sekarang juga tersedia secara
umum. Dengan demikian, peran utama dsari anal
endosonography dalam ppppmasalah penyakit
fistulakemungkinan berada dalam pengujian tingkat gangguan
spinchter pasien yang secara anal menjadi tidak tahan setelah
poses bedah fistula. Endosonography memiliki resolusi ruang
sehingga dia juga memiliki peranan yang khusus bagi pasien
yang memiliki potensi absess interspinchteric kecil yang mungkin
sulit untuk diatasi menggunakan bodi standar atau kumparan
permukaan bayangan MR.
Pencitraan Fistula pada Anal: MRI
Akhir-akhir ini, bayangan MR dimunculkan sebagai penantang
utama untuk klasifikasi proses awal fistula dalam ano.
Kemampuan Bayangan MR untuk membantu tidak hanya
mengklasifikasikan secara tepat bagian-bagian, tetapi juga untuk
mengidentifikasi penyakit yang sebaliknya akan hilang yang
memmpunyai dampak yang jelas pada pelaksanaan bedah dan
akhirnya hasil terhadap pasien.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 18
Gambar 8: garis lintang anal endosonogram pada bagian atas tingkat saluran anal pada pasien perempuan menunjukkan perluasan intersphincteric sepatu kuda (panah). Gas dalam
fistula menyebabkan bayangan akustik (*), yang bisa eror untuk bagian transphincteric.
Teknik
Intensitas medan magnet tidak terkesan menjadi factor penting
untuk hasil yang bagus (38). Walaupun intensitas medan yang
lebih tinggi mungkin relevan untuk diferensiasi yang lebih tak
terpisahkan dari anatomi sphincter dengan bagian-bagiannya,
tak ada keuntungan diagnosa yang didemonstrasikan bagi
pengetahuan kami.
Penulis awal melaporkan (39-43) bayangan MR pperlu
menggunakan coil tubuh dengan hasil yang bagus.
Bagaimanapun juga, penulis dari beberapa kajian berikut (44-
45) melaporkan tingkat akurasi rendah ketika coil tubuh
digunakan; ini diperkirakan mungkin karena adanya resolusi
ruang yang rendah. Pengenalan coil-coil permukaan phase array
eksternal meningkatkan rasion isyarat memberitahukan dan
resolusi ruang kea rah pengaruh yang baik (46-47) dan coil-coil
ini dengan cepat tersedia.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 19
Gambar 9: anal endosonogram 3 dimensi (ppemandangan korona) pada pasien wanita menunjukkan bagian
transphincteric (panah) yang ditandai dengan menyuntik hydrogen peroxide ke dalam pembukaan eksternal.
Gambar 10: coil penerima endoanal untuk gambaran MR
Resolusi ruang yang terbaik diperoleh dengan coil anal
endoluminal (48) yang dapat dikobinasikan dengan coil
permukaan untuk meningkatkan medan pandang (49). Harus
diingat bahwa coil-coil endoluminal ini tidak sama dengan coil
rectalnamun diameternya lebih kecil dan didesain untuk
ditempatkan di anus. Coil penerima selalu ditempatkan dalam
sebuah lapisan plastic yang memungkinkan penempatan
terhadap saluran anal (gambar 10). Diameter eksternal pada
umumnya antara 12 dan 19 mm, walaupun coil-coil sudah
digunakan untuk ujian pedriatrik (50,51). Coil-coil endoluminal
peka terhadap gerakan artifak, namun ini dapat dikurangi
dengan persiapan yang hati-hati. Misalnya, pasien harus diminta
mencoba dan merilekskan sphincter panggul sebanyak mungkin,
demikian juga harus diperhatikan kenyamanan, meliputi
dorongan terhadap coil dan pasien dengan bantalan-bantalan
(50). Spasmolytics seperti 20 mg hyoscine butylbromide
(Buscopan; Boehringer ingelheim, ingelheim, Germany) atau 1
mg glucagon yang antar otot bisa mengurangi gerakan kea rah
artifak. (hyoscine butylbromide tidak diperbolehkan digunakan di
USA).
Pilihan coil tergantung pada pilihan personal, ketersediaan,
kajian kelompok pasien, dan ppertanyaan klinis terhadap
masing-masing pasien. Dalam kajian terhadap 10 pasien dengan
cryptograndular fistula (45), sebuah coil endoluminal ditemukan
sebagai yang paling utama terhadap coil permukaan; dalam
kajian terhadap 30 pasien berikut (52), bagaimanapun juga, coil
tubuh ditemukan paling utama dari semua karena keterbatasan
medan pandangan yang tak bisa diabaikan dengan bayangan
endoluminal yang berarti bahwa perluasan jarak hilang, sebuah
fenomena yang terutama sekali sering terjadi pada pasien
dengan penyakit chron (53). Pada penelitian ke tiga (49),
endoluminal dan coil phase array dibandingkan pada 30 orang
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 20
pasien, dan peneliti menemukan sementara coil endoluminal
paling utama untuk klasifikasi ruang primer, perluasan lebih baik
dibayangkan dengan medan pandangan utama dari coil
eksternal.
Hasil ini menyarankan bahwa psudut pandang yang luas itu
perlu ketika kapanpun perluasan ditemukan, misalnya pada
pasien fistula kambuh atau penyakit chron. Resolusi ruang yang
tinggi pada coil endoluminal membuat mereka sesuai untuk
demonstrasi yang tepat dari lokasi itu dan ketinggian
pembukaan internal , dan mereka mungkin memiliki pperanan
khusus untuk demonstrasi ano atau fistula rectovaginal yang
terkenal sukar untuk dibayangkan (54). Coil endoluminal berguna
ketika informasi spontan pada tingkat gangguan sphincter
dibutuhkan, yang boleh jadi masalah pasien yang sudah
menjalankan poperasi sebelumnya. Coil endoluminal kadang-
kadang sulit ditempatkan anal stenosis atau luka kecil sebagai
akibat dari infeksi lanjutan. Halligan dan Bartram (52)
menemukan bahwa coil endoluminal tidak dapat ditempatkan
17% pasien dimana bursa dan kolega (50) gagal menempatkan
kumparan pada hanya 3%, yang dapat merefleksikan perbedaan
pada populasi pasien sejak kumparan digunakan dalam kedua
kajian dan keduanya identik.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 21
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 22
Gambar 11: orientasi tepat untuk MRI dari saluran anal . sagital T2 weigthed melintang ke saluran anal yang ditunjukkan dengan garis putih. Gambaran korona kemudian memperlihatkan 90% alat lintang.
Gambar 12: Coronal (a) T2 weighted fast spin echo (2500/70;echo train length, 16; bidang pengamatan, 300 mm, matrix 256x512; section thickness , 4 mm; gap0,4 mm) dan (b) coronal STR (4000/42 inversi waktu 150
msec; echo train length, 16; matrix’ 244x256;section thickness, 4mm; gap, 0.4 mm; dua sinyal diharapkan(panah pendek lurus) pada ischioanal fosa yang memperluas dibawah tulang ischial (l) terhadap kaki atas (tidak
ditampilkan). Pada ichial tuberosity , bone marrow edema (panah panjang lurus) tampak pada b. arrowhead= pembukaan eksternal, curved arrow=abses kecil, AS=anal spphincter
Ketika keadaan mengizinkan, mungkin ppengujian opsional
dapat diterima dengan menggabungkan coil endoluminal dan
eksternal coil. Bagaimanapun juga, harus diingat bahwa
ketepatan dengan coil tubuh dan coil eksternal tunggal bertahan
tinggi (41-43, 47, 49, 52), dan kekurangan coil endoluminal
tunggal bukanlah alas an yang cukup memuaskan untuk
menghindarkan operatif dini dari fistula bayangan MR dalam ano.
Memang, pengujian dengan dengan bodi dengan coil phase array
menjadi praktik standard, tidak kurang klarena coil endoluminal
khusus dirancang untuk bayangan anal masih relative tidak
tersedia.
Tahapan MR
Berbagai peneliti telah mengadopsi perbedaan strategi
berkaitandengan tahapan MR yang digunakan menggambarkan
fistula dalam ano. Semua sependapat bahwa ketepatan anatomic
dibutuhkan sehingga pppengkajian fistula berkaitan dengan
struktur berdampingan dapat dinilai dengan tepat, dan semua
menggunakan beberapa metode yang mana infeksi (biasanya
nanah) dapat ditunjukkan. Tujuan ini dapat dicapai dengan
berbagai cara. Banyak peneliti menggunakan kecepatan dan
kenyamanan proses spinecho T2-weighted, yang menyediakan
pperbedaan yang jelas antara cairan hiperintens dalam bagian-
bagian dan dinding hipointens berserat fistula sementara secara
spontan memungkinkan perbedaan yang jelas antara berbagai
lapisan sphincer anal (50,55). Yang lain menggunakan tahapan
T1 weighted yang harus dikombinasikan dengan perbedaan
pembuluh darah untuk fistula untuk ditampilkan (43). Teknik Fat-
Suppression dipergunakan secara luas dengan T2 weighted (56)
dan gadolinium tambahan tahapan T1 weighted (belakangan
bermanfaat bagi pasien dengan penyakit chron, untuk
membedakan atara cairan dan jaringan imflammatory yang
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 23
keduanya hiperintens pada fat-suppressed T2 weighted dan atau
gambaran pemulihan jangka pendek (STIR). Susunan ano rectal
normal tidak menambah secara substansi, kecuali untuk
sphincter anal internal dan pembuluh darah, termasuk
hemorrhoids. Para peneliti juga telah berhasil menggunakan
STIR, sebuah tahapan yang mengkombinasikan fat-suppression
dengan conspicuas tinggi dari bagian yang aktif (41, 47, 32).
Pendekatan yang lain menyimpulkan instalasi zat garam ke
dalam pembuka eksternal dalam usaha meningkatkan
konspicuas bidang (57) or medium perbedaan rectal (38, 59).
Bagaimanapun juga, ukuran tersebut meningkatkan
kompleksitas pengujian dalam hasil pertama yang luar biasa
dengan prosedur lebih terstandar. Pengaturan gambaran yang
mendetil ada pada table.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 24
Gambar 13: fistula transphincteric pada pria dengan gangguan chron. (a,b) garis lintang T2 weighted fast
spin echo MR images (echo train length, 16, bidang pandang, 300 mm, matrix 256x512, section
thickness , 4 mm, gap 0,4 mm; dua sinyal diperoleh (a) without (2500/70dan (b) with (4000) titik
kejenuhan, dan (c) lintang lemakp-jenuh beda peningkatan T1 weighted last spin-echo image (lihat table
parameter) menampilkan dua bidang fistula terpisah (panah lurus dan lengkung) dalam ruang ischioanal
posterior , dekat dengan sphincter anal (A) . kedua bidang menunjukkan saluran tinggi intensitas sinyal
terpusat yang mewakili pus pada bidang lumen. Pada a dan sekitar jaringan peradangan (arrowheads)
berada pada intesitas sinya lemah (a) , yang meningkat dengan kejenuhan (b) dan terutama dengan
perbedaan ppeningkatan (c). Bidang anterior (carved arrow) menunjukkan peradangan bersebelahan
(arrowheads) daripaada bidang posterior (panah lurus).
Imaging Plane
Sebuah keberhasilan alat penggambaran dipadankan
dengan benar terhadap organ badan yang disebut saluran anal.
Karena saluran anal dicondongkan ke depan dengan sekitar 450 ,
lurus melintang dan gambaran korona akan gagal mencapai
kesetaraan karena adanya dampak pppvolume parsial.
Sebenarnya, Lintang miring dan alat korona berorientasi
orthogonal dan parallel, ke sphincter anal yang oleh karena itu
perlu dan sangat mudah dirancang dengan menggunakan
gambaran garis diagonal (gambar 11). Mungkin perlu
memadankan pengujian tambahan dengan poros rectal dalam
masalah kompleks daripada pembukaan internal tinggi dalam
dubur, namun ini jarang diperlukan.
Sangat penting bahwa volume yang digambarkan meluas
beberapa sentimeter di atas levator termasuk seluruh
permukaan presacral, keduanya merupakan tempat yang biasa
untuk perluasan. Seluruh preincum harus juga disertakan.
Biasanya, bidang-bidang boleh jadi memperluas beberapa
centimeter bahkan meninggalkan tulang panggul atau sampai
kaki, dan bidang tertentu yang tampak harus diikuti ke
perhentiannya jika ini tidak termasuk standar volume gambar
( gambar 12 ). Gambar volume itu seharusnya wilayah gumparan
utama yang sensitif dari ketika seorang penerima endoanal
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 25
digunakan. lokasi dari pengobatan pertama ( contoh, ischional or
intersphincteric ) adalah biasa paling mudah diapresiasi dengan
menggunakan gambar, situs radial pembukaan dari dalam
adalah juga kelihatan baik pada gambar di kapal ini. gambar
coronal terbaik piring levator, yang mana membantu
membedakan dari infeksi infralevator. ketinggian dari dalam
pembukaan boleh juga penghargaan terbaik pada gambar
koronal, dengan yang anal kanal harus menjadi gambar selama.
Bahan radial ( sebagai digunakan untuk gambar menisci
dari lutut itu) adalah jarang digunakan tetapi kelihatan
attractive karena memiliki potensial untuk fistula untuk , sesuatu
yang hanya dinilai dengan standar gambar coronal ketika fistula
itu pada 3 atau posisi jam meskipun mendapatkan parralel ke
anal canal, gambar radiasi kapal dari itu seperti bicara dari
sebuah roda ( go ). penelitian kecil memiliki alamat secara
khusus keuntungan dari variasi gambar kapal, tetapi dalam
penelitian dari 20 persen ( go) menginvestigasi penemuan yang
mengkombinasikan dari sebuah seri- seri transfer dan seri
longitudinal ( coronal, sagital, radial, atau sebuah kombinasi )
menyediakan semua kebutuhan informasi untuk interpretasi.
Interpretasi
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 26
Gambar 14: fistula intersphincteric ppada pasien wanita. Lintang STIR MR image (1500/15: bidang pengamatan, 375mm, matrix, 256x256;section thickness, 4 mm; gap, 1mm; 4 sinyal yang diperoleh) menunjukkan bahwa margin lateral dari sphincter eksternal (panah panjang) contrast terhadap lemak pada ischioanal fossa (*) . fistula (panah pendek) berada pada ruang intersphincteric pada jam 6 dan terisi dengan sphincter eksternal . tidak ada bidang dalam ischioanal fossa.
Kesuksesan dari gambar untuk pengklasifikasian dari fistula
didalam ano adalah hasil langsung dari sensitive MR untuk
bidang ,dan bisul menggabungkan dengan dan kemampuan
untuk menggambarkan dalam pengoperasian kapal yang
relevan. ketepatan pengelompokan pengoperasian adalah
dinilai dengan hubungan yang benar gambar fistula ke anal
sphincter.
Bidang Utama
Bidang aktif diisi dengan pus dan butir jaringan dan ini
muncul sebagai susunan bujur hyperentese pada gambar STIR
( gambar 12). Pada penambahan – kontras TI- gambar yang
berat, butir tissue aktif akan bertambah- sedangkan cairan di
dalam bagian dirinya sisa hypointense ( 13 ). Bagian yang active
adalah keseringan dikelilingi oleh dinding fibrous hypointense
(gambar 13), yang mana dapat secara relative tebal, secara
khusus di pasien dengan penyakit yang kambuh dan
perbedahan. Secara occasional, beberapa hyperrintensiti di
dalam area fibrous mungkin diperlihatkan, secara kemungkinan
edema refleksi. Hyperintense boleh juga memperluas bidang –
bidang luar dan getaran-getaran lengan,dimana menghadirkan
dan peradangan yang berdekatan (gambarure 13).Anal sphincter
luar adalah secara jelas bisa di perlihatkan dengan
menggunakan gambar MR.itu merupakan hypointense border
yang lateral contras berlawanan lemak didalam inchinal
fossa,kedua pada STIR(gambar 14) dan secara khususnya pada
kecepatan T2-study berat MR (gambar 13a).ini secara relative
untuk menentukan yang mana sebuah fistula di isi dengan
sphincta eksternal atau memperluas luarnya.jika sebuah sisa
fistula berisi dengan sphincter luar melalui arahnya kemudian
tinggi seperti intersphincteric(gambar 14).dalam
contras,beberapa bukti dalam sebuah bidang didalam ischioanal
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 27
fossa secara efektif menyingkirkan sebuah interphincteric
fistula.bagaimanapun transsphinteric, suprassphincteric, dan
extra sphincteric fistula semua pembagian cirri-ciri biasa dari
sebuah bidang yang terletak di luar batasan sphincter
external.sedangkan sebuah transsphinteric fistula akan menjadi
penyebab paling biasa dari sebuah bidang didalam inchioana
l(gambar 13),perbedaan antara tiga fistula ini dimungkinkan
dengan lokasi pembukaan dalam dan menentukan arh antara ini
dan bidang yang pertama.
Pembukaan Internal
Lokasi yang tepat dari pembukaan internal menjadi sulit
untuk didifinisikan, apapun kualitas gambar yang digunakan. Dua
pertanyaan yang dibutuhkan untuk menjawabnya. Apakah yang
di maksud dengan lokasi radial pembukaan internal, dan apakah
tingkatanya? Mayoritas dari anal fistula di buka dalam tingkatan
saluran anal dari lekukan garis, permulaan dengan hypothesis
cryptoglandular dari fistula pathogenesis. fistulla yang paling
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 28
Gambar 15:fistula dikelompokkan sebagai
suprasphincteric pada coronal STIR MR images (sama parameter dengan gambar 14) pada pasien wanita(a) bidang utama sebelah
kanan (panah panjang) dan kiri (panah pendek)ischioanal fosae ditunjukkan . (b) image diperoleh ppada internal pembuka yang mana bidang utama sebelah kanan (panah putih) arches over puborectalis
muscle (*) untuk mencapai internal pembuka yang lebih rendah pada panah hitam.
utama pada posisi jam enam, garis lekukan tidak bisa
didefinisiksn sebagai pertimbangan keseluruhan anatomi,
bahkan ketika penerimaan kumparan endoanal yang
digunakan,tetapi secara umumnya bisa ditaksir dengan dugaan
sebelumnya untuk penilaian gambar untuk dijadikan garis
lekukan pada perkiraan anal kanal.ini secara umum antara
superior border urat puborectalis dan perluasan caudal dari
subcou tancaus. Indikasi ini mendifinisikan” pembedahan “
saluran anal (sebagai perbedaan dari “anatomi” saluran anal
yang mana di perpendek dan didefinisikan sebagai canal caudal
ke katup anal). Tingkat lekukan adalah kemungkinan perbedaan
pada tampilan coronal yang mana memungkinkan craniocaudal
dari urat puborectalis dan sphineteruntuk di ketahui dengan
pengalaman dengan bagaimanapun lokasinya bisa ditafsirkan
dengan menggunakan tampilan transper.
Itu seharusnya dicatat bahwa dalam beberapa pasien urat
puborectalis dibandingkan dengan kelonggaran, tidak seperti
urat bulki disarankan banyak teks anatomi, dan keseringannya
tidak kelihatan kedalam external, yang mana menghambat
identifikasi dari tingkatan anakana. Walaupun dengan
pengalaman yang memungkinkan untuk memperkirakan
tingkatan yang pasti dari pembukaan dalam dengan alasan
sebelumnya (47).
Beberapa bidang yang penetrasi lantai pelfik diatas
tingkatan dari urat puborectalis adalah secara potensial sebuah
supraplinecteric atau extrasphineteric fistula. Tingkatan dari
internal pembukaan dibedakan antara tipe-tipe dari fistula secara
husus, pembukaan dalam adalah anal insuprasphinteric fistulas
(gambar 15) dan extrasphicntric fistulas ( gambar 16).
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 29
Penetrasi transphincterik fistulas sphincter sebuah cirri-ciri
yang mudah diapresiasi pada transper (gambar 17) atau
tampilan koronal. Bagaimanapun, penelitian terdahulu (61) yang
mana gambar MR yang telah dinyatakan bahwa bidang
transsphincteric boleh berjalan sphincter sebuah pariasi dari
sudut. Contohnya lengkukan keatas sebagai jalan melalui
sphincter external dan jalan urat ini pada sebuah level lebih
tinggi dari pada kekurangan yang hanya dengan tingkat inspeksi
dari pembukaan dalam. Ini penting, karena seperti bidang yang
akan menuntun tingkatan yang paling besar dari goresan
sphincter selama pistulotomi. Dengan sebuah peningkatan
korespon di dalam resiko dari operasi utama yang paling besar.
Gambaran MR dalam kapal koronal terbaik untuk memperkirakan
penyudutan yang tepat dari bidang itu terhadap sekeliling urat.
(61)
Lokasi radial dari pembukaan internal mudah untuk
diidentifikasi jika bidang fistula bisa dijadikan sebagai sample
yang baik dan benar pada anamukosa (gambar 17). Lokasi radial
yang disesuaikan terhadap penunjuk waktu, dengan duabelas
jam anterior. Bagaimanapun juga, seperti endosographi, secara
berkali-kali memungkinkan untuk tanda sebuah bidang yang
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 30
Fitula diklasifikasikan sebagai ekstrasphincteric pada pasien wanita pada coronal T2 wighted MR image (4563/150; bidang
pandang , 350 mm, matrix, 256x256; section thickness, 6 mm, gap, 0.6 mm, empat sinyal diperoleh). Bidang fistula (panah putih horizontal) terlihat di sebelah kiri ischioanal
fossa. Piring levator (panah putih vertical) diatur dengan baik secara bilateral. Bidang menyerap ppiring levator kiri dan
pembuka internal (panah putih horizontal puncakP)kedalam rectum di atas level otot puborectalis (*) dan baik di atas garis
gerigi (panah hitam)
benar ada pada anal mukosa, khususnya apabila sebuah
gumpalan endoanal yang tidak pernah digunakan. Dalam
beberapa kasus, pengurangan tajam harus dijadikan
sebagaimana pembukaan internal menjadi seperti ini. Ini
Perlengkapan yang terbaik ini dengan menemukan area
intersphincteric sefsis external, karena pembukaan internal
sepertinya sangat mirip dan menipu (gambar 18). Jarak
intersphentrict dan longitudinal sering terlihat sebagai cincin
hypoitense antara sphincter internal dan external ( gambar 18).
Sphincter internal adalah hyperintense pada kecepatan berat T2
spin- echo dan gambar STIR, secara khususnya jika materi yang
digunakan ( 62 ).
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 31
Gambar 17: transphincteric fistula pada pasien wanita . lintang STIR MR image (sama parameter dengan gambar 14) menunjukkan
bidang utama (panah vertical) pada ischioanla fossa , dimana dapat dilihat
dengan jelas untuk menyerap sphincter eksternal (*) to reach the permukaan
intersprinchteric. Pembuka internal posterior jam 6 (panah horizontal) pada tingkat garis
gerigi.
Gambar 18: Gambar 18: hiliran transsphincteric pada pasien pria. Garis melintang MR image (parameter sama
untuk gambar 14) pada tingkatan pembukaan internal menunjukkan bidang utama (panah vertikal) pada jam 4-
5. Tidak sama dengan gambar 17, bidang tidak bisa diurai terhadap mucosa anal, dan internal yang
bersebelahan dengan sphincter ( panah horisontal) nampak pada lokasi tersebu . Bagaimanapun, suatu
pembukaan internal jam 4-5 dilaporkan sebab posisi ini menunjukkan lokasi dari infeksi/peradangan maksimal
pada wahana intersphincteric. pembukaan internal ditetapkan pada lokasi ini selama EUA yang berikutnya. Wahana Intersphincteric dapat dilihat pada diri pasien.
Perluasan
Keuntungan pertama dari MRI itu adalah kemudahan yang
mana perkembangannya bisa di demonstrasikan gabungan
dengan bidang utama. Secara morpologi, perluasan secara
berulang-ulang diambil dari bidang komplek sistem, wilayah
yang sering menjadi pemuai untuk menciptakan sebuah abses
(meskipun perbedaan radiologi antara abses dan bidang tersisa
banyak). Perluasan muncul sebagai wilayah hiperintense pada T2
weighted dan gambar STIR dan meningkat jika menggunakan
materi intrafeneus yang kontras. Lagipula, implamation collateral
bisa diadakan untuk perluasan sebuah pariabel. Tipe-tipe yang
paling biasa dari perluasan adalah salah satu yang timbul dari
apek transphinctrik dan perluasan kedalam lantai dari ischional
fossa (gambar 3,19). Keuntungan utama dari penemuan MRI
adalah bahwa mereka dapat mempermudah ahli bedah untuk
perluasan beberapa cm dari bidang utama (gambar 20), yang
mana membuat mereka sulit untuk mendekteksi selama uji klinis
atau EUA. Ini secara hususnya masalah ketika perluasan
contralateral dalam bidang utama (gambar 21). Itu juga penting
untuk mencari perluasan supralevator ( gambar 22), Karena ini
merupakan tidak hanya kesulitan untuk mendekteksi tetapi
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 32
Gambar 19: bidang transphincteric bagian kiri (panah pendek) pada pasien wanita. Coropnal
STIR MR image (ukurannya sama dengan gambar 14) menunjukkan perluasan yang besar (panah panjang) dari puncak kulminasi bidang
kedalam celah ipsilateral ischional fossa.
masalah yang dimiliki secara khusus dalam hal pengobatan.
Penyebaran horseshoe keduanya berjalan sepihak dari
pembukaan internal dan mengakui pada MRI dengan
kongambarurasi yang unik (gambar 23)dimana perluasan
horseshoe memungkinkan intersphinctrik, ischioanal, atau
supralefator. Penyebaran kompleks secara khusus biasanya di
pasien dengan kekambuhan fistula pada ano (gambar 21) ini
yang memiliki gangguan chron ( gambar 13).
Akibat tindakan Pre-operasi MR pada Ilmu Bedah dan
Hasilnya
Beberapa tahun yang lalu, ,MRI terkemuka, yang
merepolusikan pengobatan pada pasien dengan fistula in ano. Ini
merupakan karena MR bisa digunakan untuk mengklasifikasikan
secara preoprasi fistula dengan ketepatan yang tinggi sedangkan
juga kesiagaan ahli bedah untuk penyakit yang akan dihadapi
yang sudah hilang sedangkan ada laporan dari data tehnik dari
1989 (40 itu tidak sampai menggambarkan dengan lumis dengan
pekerja (41) yang potensial benar dari MRI secara keseluruhan.
Lunniss at al telah menggambarkan 16 pasien dengan fistula in
ano cryptoglandular dan telah menggambarkan pengelompokan
pengelompokan MR mereka yang diperoleh dengan bentuk
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 33
Gambar 20: fistula transfinscteric bagian kiri (panah lurus pendek) dengan pembukaan internal pada jam 6 (panah lurus panjang ) pada pasien wanita. Lintang STIR MRI (parameternya sama dengan gambar 14) menunjukkan perluasan jarak jauh (panah lengkung) pantat ipsilateral yang tak terdeteksi pada pemeriksaan klinis namun ditampilkan dengan baik pada MRI. Perluasannya ditemukan pada petunjuk operasi oleh penemuan MR.
subsequent EUA ini. MRI telah membuktikan kebenaran dalam 14
(88%) kasus, yang mana sudah disarankan bahwa itu penilaian
preoperative yang belum akurat. Bagaimanapun juga
mengingatkan para pasien, MR menyarankan discease tapi hasil
yang telah ditemukan EUA normal, beberapa bulan kemudian
dihadirkan kembali dengan discease yang diindikasikan secara
initial pada gambar MRI. Terkait dengan hal ini para ahli
menyimpulkan bahwa MRI “merupakan metode yang sangat
tepat untuk menentukan keberadaan dan pengkajian dari anal
fistula (41). Hasil ajian ini ditegaskan dengan cepat dengan hasil
kajian yang lain dalam bidang dan penjelasan yang
berkelanjutan.
Spencer dan kawan-kawan (63) dengan bebas
mengklasifikasikan 37 pasien ke dalam fistula sederhana dan
yang kompleks dalam basi gambaran MR dan EUA dan
sebenarnya menemukan bahwa hasil MR merupakan prediksi
yang lebih baik dari hasil kajian, dengan nilai prediksi positif dan
negative, dari 37% dan 87% untuk MR dan 57% dan 64% untuk
EUA. Hasil ini dengan jelas menyatakan bahwa MRI dan hasil
kajian sangat berhubungan erat dan memperbesar kemungkinan
bahwa MR preoperatif dapat membantu mengidentifikasi cirri
yang dapat mengakibatkan kekambuhan posoperatif.
Beets-Tan dan teman-teman (46) memperluas hipotesa
dengan menginvestigasi dampak therapeutic dari gambaran MR
preoperative; penemuan MRI pada 56 pasien yang diserahkan
kepada ahli bedah setelah menjalankan proses MRI dan EUA
yang menyiapkan informasi tambahan yang sangat penting yang
dipercepat untuk pembedahan selanjutnya dalam 12 (21%) dari
56 pasien, mendominasi pada mereka yang kambuh fistula atau
penyakit chorn (46).
Buchaman dan coordinator pekerja (47) memberikan
hipotesa bahwa pengaruh therapeutic dan kemudian dampak
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 34
positif dari gambaran MR preoperative menjadi paling baik pada
pasien kekambuhan fistula, karena pasien-pasien memiliki
kesempatan yang baik dari perlindungan peradangan dan infeksi,
sementara fistula seperti itu juga sangat sulit untuk diperiksa
secara klinis. Setelah proses awal EUA, Buchanan dan kawan-
kawan menyatakan penemuan MRI preoperative terhadap ppara
ahli bedah untuk 71 pasien dengan kekambuhan fistula dan
menggagalkan pelaksanaan operasi selanjutnya untuk
pertimbangan operasi bedah. Mereka menemukan bahwa
kekambuhan posoperatif hanya 16% untuk ahli bedah yang
selalu bertindak seolah-olah penemuan MR menganjurkan bahwa
daerah infeksi telah dihilangkan , dimana kekambuhannya 57%
untuk pembedahan tersebut sehingga mereka selalu
mengabaikan hasil gambaran (47). Selanjutnya, dalam 16 pasien
yang membutuhkan operasi selanjutnya yang tak terencana, MR
memprediksi dengan benar lokasi dari penyakit ini dalam segala
hal (47). Menggunakan pendekatan yang hamper sama,
Buchanan dan teman-teman (64) juga mengamati pengaruh
gambaran MR preoperative pada hasil kajian klinis pada pasien
dengan fistula di ano pada presentasi awal dan menemukan
bahwa pendekatan operasi terjawal berubah dalam 10% dari
kelompok ini.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 35
Gambar 21: bidang utama transphincteric (panah pendek) pada posterior quadrant sebelah
kanan pada pasien wanita. Lintang STIR MR image (ukurannya sama dengan gambar 14)
memperlihatkan dua bagian kiri perluasan kontralateral (panah panjang) yang tidak
terdeteksi pada EUA sampai hasil pemeriksaan pasien MR menyatakan pada ahli bedah pada
pelaksanaan operasi.
Hasil kajian Luiniss dan kawan-kawan (41) menyarankan
bahwa EUA mungkin merupakan sebuah standar acuan yang
tidak sempurna untuk menilai MRI, studi komparatif telah
dilakukan dengan kekurangan standar acuan asli. Sekarang
sudah terkenal bahwa hasil operasi pada EUA sering keliru.
Khususnya, ada kecendrungan kesalahan yang negative. Pada
sebuah kajian terbaru dari endosonography, MRI dan EUA pada
34 pasien dengan fistula disebabkan karena penyakit Chron.
Schwartz and kordinator pekerja (32) menemukan bahwa
kombinasi hasil sekitar 2 cara ppenting untuk mencapai
pengelompokan yang benar. Memang, sudah matang dinyatakan
bahwa banyak hasil bedah yang keliru dan negative akan
membongkar diri mereka sendiri dalam tindak lanjut klinis jangka
panjang dan , pada poin ini studi komperatif yang mengabaikan
hasil kajian klinis sepertinya cacat berat.
Pencitraan untuk Diagnosa Banding
Tidak semua kasus perianal sepsis yang termasuk fistula
dalam ano. Misalnya, acne conglohata, hidradenitis, suppurativa,
pilonidal sinus, actinomycosis, tuberculosis, proctitis, human
immunodeficiency virus, lymphoma, anal serta rectal carcinoma
mungkin semua mengakibatkan infeksi preianal. Sementara hasil
uji klinis sering konklusif, ini bukan berarti masalah dan
bayangan dapat membantu dengan perbedaan diagnosa. Cirri
utama dari fistula dalam ano adalah intersphincteric, yang tidak
biasanya ditemukan pada kondisi yang lain. Kapanpun imaging
menyatakan bahwa infeksinya dangkal dan tidak dalam serta
tidak ada keterlibatan sphincteric, syarat yang lain speperti
hidradenitis suppurativa harus diakui (gambar 24). Contoh,
penulis dari sebuah studi terkini (65) tentang pasien dengan
pilonidal pinus dan fistula pada ano menemukan bahwa MRI
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 36
dapat digunakan untuk membedakan secara tepat antara dua
basis infeksi intersphincteric dan pembuka pintu masuk.
Kemungkinan menekankan penyakit chron harus selalu
diperhitungkan pada pasien yang memiliki fistula yang kompleks,
terutama sekali jika riwayat penyakitnya relative singkat.
Memang, perianal fistula merupakan kondisi yang Nampak 5%
dari pasien (34) dan 30%-40% pasien dengan penyakit chron
akan mengalami sakit anal sewaktu-waktu (66-68). System
penilaian khusus untuk penyakit chron perianal telah ajukan,
seperti Indeks Aktifitas Penyakit Chron Perianal (69) dan system
yang digambarkan saat ini berdasarkan semata pada penemuan
MRI (70). Small-bopwel imaging dapat digunakan melacak
penyakit chron ketika hal itu terindikasi, dan kemungkinan
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 37
Gambar 22: perluasan superlevator bilateral (panah panjang) pada pasien wanita. Coronal STIR MR image (parameternya sama dengan gambar 14) dengan jelas menunjukkan piring
levator (panah pendek) secara bilateral, sehingga para ahli radiologi lebih percaya diri
bahwa infeksi meluas diatasnya.
Gambar 23: perluasan kaki kuda (panah ) naik dari fistula interpsphincteric pada papsien pria. Lintang STIR MR image (parameternya sama
seperti gambar 14) memperlihatkan bahwa dalam hal ini sepatu kuda secara praktis
memutar saluran anal.
menyimpulkan penyakit pelvic harus diperhatikan pada seorang
pasien dengan fistula extraspinchteric sambil berfikir tentang
penyakit atau sebaliknya.
Pasien mana yang harus dilakukan pencitraan ?
Walaupun fistula pada ano mudah didiagnosa dan mudah
disembuhkan pada kebanyakan pasien, banyak pasien lain yang
beruntung dari investigasi ppreoperatif yang tepat dan detil.
Dimana ada akses mudah menuju MRI, dapat dinyatakan bahwa
semua pasien harus melakukan preoperatif imaging. Contoh,
diperkirakan bahwa dampak therapeutic dari MRI adalah 10%
pasien yang memperlihatkan fistula sederhana (64). Dimana
aksess untuk imaging lebih terbatas , bagaimanapun juga ahli
klinik dan ahli radiologi harus menyeleksi pasien yang kira-kira
menguntungkan. Karena terdapat bukti-bukti yang tumpang
tindih bahwa MRI mengubah terapi bedah dan memperbaiki hasil
kajian klinis pada pasien dengan penyakit yang kambuh, MR
harus rutin dilakukan pada kasus seperti itu. Pasien yang
menunjukkan pertama kali dengan fistula yang tampak kompleks
pada pengujian klinis harus dirujuk karena sudah diketahui
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 38
Gambar 24: hidradenitis suppurativa pada pasien pria . lintang STIR MRI (sama
parameternya pada gambar 14) menunjukkan infeksi superficial intensif (panah). Hilangnya
infeksi tertentu terkait dengan saluran anal dan ruang intersphincteric berarti bahwa dapat di
buat secara preoperative menggunakan imaging.
penyakitnya chron karena asumsi awal dari fistula kompleks
tersebut meningkat.
Ada juga situasi operasi dimana imaging sepertinya
menguntungkan bahkan ketika fistula itu sederhana. Misalnya,
sphincter eksternal anterior sangat singkat pada wanita, dan
bagian pada sphincter ini selama proses goresan fistula
khususnya dikaitkan dengan posoperatif besar, bahkan fistula itu
sendrii sederhana dan tidak memiliki perluasan. Dihadapkan
dengan sebuah dilema, ahli bedah dapat memilih melewati
sebuah seton melalui bagian daripada melukai fistula untuk
menyediakan pengeringan. Pasien dapat melakukan posoperatif
imaging sehingga perluasan potensi dari pembagian sphincter
dapat dinilai dengan memunculkan hubungan seton ke sphincter
eksternal . sebuah keputusan kemudian dapat dibuat apakah ada
perkembangan dengan fistulotomi atau menjaga seton pada
tempatnya dalam beberapa bulan, setelah waktunya pembukaan
internal dapat ditutup dengan penutup mucosal rectal. Sebuah
seton dapat ditempatkan di EUA sewaktu ahli bedah tidak pasti
mengenai hubungan antara bagian dan sphincter; posopertaif
imaging dapat kemudian digunakan untuk membantu menjawab
pertanyaan. Bagi pasien yang melakukan terapi , seperti
menggunakan lem fibrin , imaging mungkin sangat penting
selama proses menjadi percaya diri yang mana seluruh bagian
sudah terisi (71).
MRI tidak terbatas pada pengujian pembedahan. Infliximab,
sebuah antibody monoclonal chimeric untuk tumor necrosis
manusia factor –α , saat ini memiliki peran penting untuk
perawatan medis dari penyakit chron, khususnya pada pasien
dengan fistula kronis (72). Bagaimanapun juga, terapi infliximab
berlawanan jika sebuah bisul muncul, dan MRI bisa digunakan
untuk meneliti untuk masalah ini (70,73). Memang, MRI dapat
dipakai untuk memantau terapi infliximab, sebab tampaknya
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 39
fistula dapat berlaku pada awal penemuan klinis yang
menyarankan penyembuhan (74). Misalnya, investigasi (70,73)
dari MR pada pasien yang pembukaan eksternalnya sudah
tertutup mengungkapkan bahwa infeksi dasar masih dapat
kelihatan, menandakan kebutuhan untuk terapi lanjutan. Kajian
berikutnya dibutuhkan untuk menentukan apakah pantauan MR
meningkatkan hasil kajian.
Dimana MRI tidak tersedia atau dimana interpretasi
kompeten dari gambaran itu tidak memungkinkan, kemudian
anal endosonography merupakan alternatif yang bermanfaat.
Sementara perbandingan terkini menunjukkan bahwa MRI
memperlihatkan anal endosonography dalam segala hal,
kemudian menjadi meriksaan klinis sederhana yang paling
bagus, dan cara kerjanya pada beberapa daerah sangat erat
hubungannya dengan MR (37). Khususnya, anal indosonography
sangat ahli pada menggambarkan pembukaan internal.
Kesimpulan
Pada pasien yang menderita fistula anus yang memiliki
kemiripan yang tinggi pada penyakit kompleks, bukti yang MRI
sebelum tindakan operasi pengaruhi pendekatan pembedahan
dan perluasan penguraian dan peningkatan hasil kajian terakhir
sekarang tumpang tindih. Harapan kami, artikel ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan untuk ahli radiologi untuk
menyiapkan pelayanan terhadap ahli bedah dengan harapan
dapat mengurangi insiden kekambuhan fistula pada anus
sekaligus mengurangi rasa sakit yang diakibatkan bagi pasien.
Tugas Terjemahan Jurnal Radiologi “Imaging of Fistual in Ano“/ 40