Download - Gambar Teknik
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
1
Standar Kompetensi : Menerapkan dasar-dasar gambar teknik Kode Standar Kompetensi : 004.DKK 1 Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan dasar-dasar gambar teknik
2. Mengidentifikasi peralatan gambar teknik 3. Menggambar garis dan sudut 4. Menggambar bentuk bidang 5. Menggambar proyeksi
TUJUAN PEMBELAJARAN : AKADEMIK :
1. Peserta didik dapat menyebutkan fungsi dari gambar teknik 2. Peserta didik dapat membuat huruf dan angka sesuai standar ISO 3. Peserta didik dapat membuat format gambar menurut standar ISO 4. Peserta didik dapat menentukan skala sesuai dengan ukuran gambar 5. Peserta didik dapat membedakan garis sesuai jenis dan keguanaannya 6. Peserta didik dapat meyebutkan simbol-simbol material gambar bangunan 7. Peserta didik dapat Menyebutkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam gambar teknik tanpa
melihat buku dengan benar 8. Peserta didik dapat Memahami fungsi dari masing-masing alat dan bahan dengan benar 9. Peserta didik dapat Memahami cara merawat peralatan dan bahan dengan benar 10. Peserta didik dapat Membagi garis dan sudut menjadi N bagian yang sama tanpa melihat buku dengan
benar 11. Peserta didik dapat Menggambar garis dan sudut menjadi N bagian yang sama sesuai aturan gambar
teknik 12. Peserta didik dapat Menjelaskan cara membuat segi N beraturan 13. Peserta didik dapat Menjelaskan menggambar perspektif 14. Peserta didik dapat Menentukan cara membuat segi N beratuaran 15. Peserta didik dapat Memilih menggambar perspektif 1 titik lenyap atau 2 titik lenyap 16. Peserta didik dapat Menggambar segi N beraturan 17. Peserta didik dapat Menggambar perspektif ruang / benda 18. Peserta didik dapat Menjelaskan proyeksi benda 19. Peserta didik dapat Menjelaskan macam-macam jenis proyeksi benda 20. Peserta didik dapat Memproyeksikan benda dengan proyeksi orthoghonal 21. Peserta didik dapat Memproyeksikan benda dengan proyeksi aksonometri 22. Peserta didik dapat Memproyeksikan benda dengan proyeksi oblique / miring 23. Peserta didik dapat Menggambar proyeksi benda
NILAI-NILAI KARAKTER :
1. Peserta didik dapat melaksanakan kegiatan inti secara sistimatis (disiplin) 2. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas dengan baik sesuai ketentuan gambar teknik (kerja keras,
ketekunan dan kesabaran) 3. Peserta didik dapat menggambar dengan komposisi yang sesuai (kerapian) 4. Peserta didik dapat mengungkapkan pendapat dan bertanya mengenai isi materi (inisiatif) 5. Peserta didik dapat menghargai perbedaan pendapat dengan guru dan peserta didik lainnya (demokratis
dan santun) WAKTU : 76 X 45 menit
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
2
RINGKASAN MATERI :
BAB I
STANDARISASI GAMBAR
A. Kedudukan, Fungsi dan Standarisasi Gambar Teknik Kedudukan gambar dalam pekerjaan teknik Gambar teknik merupakan suatu metode penuangan ide dalam perencanaan yang harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak terkait dan dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objectiv sehingga presisi, akurasi dan standarisasi gambar merupakan syarat utama dalam gambar teknik. Fungsi gambar teknik Fungsi gambar teknik adalah sebagai berikut - Penyampaian informasi - Pengawetan, penyimpanan dan penggunaan keterangan - Cara pemikiran dalam penyiapan informasi Standarisasi gambar teknik Standarisasi gambar teknik bertujuan untuk menyatukan lambang-lambang dan simbol-simbol secara nasional ataupun internasional sehingga dapat dibaca dan dimanfaatkan secara nasional maupun internasional pula. Standarisasi gambar teknik yaitu: - SNI ( Standar Nasional Indonesia ) - ISO ( International Standart Organisation)
B. Huruf dan Angka ISO Untuk mendapat hasil tulisan yang indah dan serasi, diperlukan satu standar perbandingan antara tinggi, lebar, dan tebal. Dalam gambar teknik bangunan huruf yang sering dipakai adalah huruf vertikal dengan standar ISO, yang memiliki ciri-ciri agak kotak, tinggi dan ramping. Ukuran Standar Huruf ISO
a.Tinggi huruf Huruf kapital sebaiknya dibuat serasi antara tinggi, lebar dan tebal. Tabel Standar Huruf ISO.
b.Lebar Huruf
Lebar huruf capital umumnya 7/10 atau 2/3 tinggi huruf
Huruf E, F, J, L, T dan angka lebarnya ½ tinggi
Lebar huruf M adalah 4/5 tinggi
Huruf-huruf kecil memakai aturan lebar 7/10 atau 2/3 tinggi
Tinggi huruf besar 3,5 5 7 10 14
Jarak antara garis 5 7 10 14 20
Jarak antara huruf 0,5 0,7 1 1,4 2
Tinggi huruf kecil 2,5 3,5 5 7 10
Ketebalan 0,25 0,35 0,5 0,7 1
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
3
Contoh :
Tinggi huruf = 8 mm
Lebar huruf A = 2/3 x 8 = 16/3 = 5,33 mm
Tebal huruf = ½ x 8 = 4 mm
Lebar huruf M = 4/5 x 8 = 32/5 = 6,4 mm
C. Skala dan Dimensi SKALA Skala adalah perbandingan ukuran gambar dengan ukuran obyek yang sebenarnya. Pada gambar Arsitektur, sipil dan bangunan lainnya, skala dipakai untuk mengecilkan ukuran sebenarnya. Contohnya dalam penyajian gambar lay out, struktur dan detail pada kertas gambar. Pemakaian skala pada gambar berarti menyajikan perbandingan nyata dari benda. Skala kecil biasanya kurang memperhatikan dengan jelas detail yang dikehendaki secara penuh.Sedangkan skala besar untuk menghindari salah pembacaan gambar. Skala dapat dibedakan menjadi dua yaitu : - Skala angka ( skala kecil, skala besar, skala pembesaran).
Skala Angka/Skala Pecahan (Numerical Scale). Skala angka yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan angka. Penulisan skala gambar seperti berikut: 1 : 5 ; 1 : 10; 1 : 20; 1 : 50 dan 1 : 100. Bila gambar berskala 1 : 100 berarti tiap satuan panjang pada gambar, menggambarkan ukuran obyek sebenarnya sebesar 100 kali satu satuan ukuran gambar obyek. Contoh:
Ukuran gambar obyek Skala gambar = ----------------------------------
Ukuran sebenarnya obyek
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
4
Bila satuan panjang menggunakan cm berarti tiap panjang 1 cm ukuran gambar obyek menggambarkan ukuran sebenarnya obyek 100 cm. Macam-macam skala angka Skala secara umum digunakan pada gambar perencanaan dan detail untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan bangunan dilapangan.
Macam skala Skala Penggunaan Contoh
Skala Kecil
1: 1000
s/d 1: 200
1 : 100
s/d 1 : 50
1 : 50
s/d 1 : 20
Gambar situasi/ Master plan Gambar Perencanaan (gbr. Denah, Tampak, Potongan ) Gambar plat, Balok kolom sederhana
Skala Besar
1 : 20
s/d 1 : 10
1 : 10
s/d 1 : 5
Gambar Detail struktur bangunan
- kolom, balok, Pondasi
Gambar Detail
- Kusen, profil
Skala Pembesaran
2 : 1 atau 5 : 1
Gambar Detail Khususnya gambar mesin / listrik
- Skala blok / Skala garis
Skala batang pada umumnya dipergunakan pada gambar peta atau situasi. Untuk menentukan satuannya dinyatakan dengan blok-blok batang/garis.Skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa bagian yang sama panjangnya. Pada garis/batang tersebut harus dicantumkan ukuran jarak yang sesungguhnya di lapangan,misalnya dalam meter, kilometer, feet atau mil. Pencantuman skala secara grafis digambar tersebut, dapat dibaca bahwa jarak antara dua angka pada peta = 1 km (di lapangan), jadi kalau antara 0 – 1, 1 – 2, 2 – 3, 3 – 4, 4 – 5 masingmasing = 1cm maka
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
5
artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan. Skala batang pada contoh diatas ekivalen dengan skala angka 1 : 100.000. Skala garis/batang pada gambar peta dan situasi
Macam skala Skala Penggunaan Contoh
Garis/Batang
- gambar peta
- gambar rencana tapak
DIMENSI Setiap gambar perencanaan maupun detail harus dilengkapi dengan dimensi agar diketahui dengan jelas ukuran setiap bentuk obyek yang akan dibuat atau diproduk. Kelengkapan dimensi dibutuhkan bagi para pelaksana pekerjaan untuk membantu mempersiapkan peralatan yang tepat serta hasil pekerjaan yang diharapkan.
Gambar dimensi linear dan diameter
Simbol ujung garis dimensi gambar bangunan gedung secara umum digunakan : 1. Tipe garis dimensi dengan garis miring ( ) 2. Tipe garis dimensi tanda bulat ( ) Beberapa ciri dimensi gambar obyek yang baik: a. menggunakan tipe garis dimensi standar (gambar bangunan gedung) b. garis ekstensi harus menunjukkan bagian sisi bidang obyek c. angka harus mudah dibaca baik posisi dan besarnya d. garis dimensi dicantumkan pada bagian-bagian gambar yang penting Posisi angka yang menunjukkan ukuran panjang sisi bidang adalah diatas garis dimensi terletak pada bagaian tengah,atas. Macam-macam dimensi obyek:
1. Continue
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
6
2. Radius
3. Baseline 4. Aligned
D. Garis Pada gambar teknik dan konstruksi bangunan secara umum digunakan beberapa macam garis seperti berikut :
No. Visual Garis Nama Garis Kegunaan
1 Garis menerus tebal Garis obyek
2 Garis menerus tipis Garis dimensi
3 Garis menerus putus garis Garis tidak tampak
4 Garis menerus putus titik putus Garis sumbu
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
7
5 Garis menerus putus titik-titik putus Garis potong
6
Garis menerus garis diagonal Garis potong ukuran obyek
Ketebalan garis gambar dapat dibedakan : tebal (0.5-0.6 mm), ½ tebal (0.3 mm),1/3 tebal dan tipis (0.1 mm)
Garis Obyek Pemilihan bentuk dan ukuran ketebalan garis sesuai dengan obyek yang akan digambar. Penggunaan garis dapat dilihat seperti gambar berikut:
E. Simbol Bahan Bangunan
Simbol material Pada gambar detail konstruksi bangunan harus dapat menunjukan dengan jelas simbol material yang digunakan. Gambar simbol material yang dibuat dengan benar sangat membantu perencana maupun kontraktor dalam memahami gambar kontruksi sehingga dapat dihitung kebutuhan material sekaligus sebagai dokumen yang dapat dilaksanakan dilapangan. Tabel 1. Simbol material bangunan
No. Simbol Nama Material
1. Aspal
2. Alumunium
3. Batu bata
4. Isolasi
No. Tipe dan Ketebalan Garis Ukuran Aplikasi pada obyek
1. Garis menerus Tebal (0.5; 0.6mm) 1/2 Tebal (0.3 mm) 1/3 Tebal (0.2 mm)
Garis tampak : 1.Garis konstruksi 2.Garis ukuran 3.Garis Proyeksi 4.Garis arsiran
2. Garis menerus putus garis
1/2 Tebal(0.3 mm)
Gambar obyek 3 dimensi: Garis tak tampak Kusen pintu,
3. Garis menerus putus titik putus Tebal (0.5 mm) 1/3 Tebal (0.2 mm)
Garis sumbu jalan, pipa air, saluran irigasi
4. Garis menerus putus titik- titik putus
Tebal (0.5 mm)
Garis potong pipa air pada gambar tampak obyek
5. Garis menerus garis diagonal
Tebal (0.5 mm)
Garis potong ukuran panjang pipa air, jalan
a..
b..
c.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
8
No. Simbol Nama Material
5. Kuningan
6. Beton
7. Beton block
8.
Lantai Keramik
9. Karpet
10.
Granit, Marmer
11. Kerikil
12. Gelas Blok
13. Tanah
14. Papan dinding gipsum
15. Kaca
16. Partikel board
17. Plywood
18. Beton Pracetak
19. Isolasi keras dan kaku
20. Baja
21. Kayu
22. Anti air
23. Pasir
Notasi gambar Notasi berupa simbol memiliki arti dan fungsi sebagai petunjuk yang dicantumkan dalam gambar . Tabel1. notasi gambar
No. Simbol Keterangan
1.
Arah mata angin Denah, Site Plan
2.
Tampak bangunan Denah, Tampak, Potongan
3.
Potongan bangunan Denah, Tampak, Potongan
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
9
4.
Potongan dinding Denah, Tampak, Potongan
5. Grid kolom
Denah, Site Plan , Renc. Atap, Potongan, Denah Penjelas
6.
Tipe jendela Denah, Denah Penjelas
7.
Referensi detail Denah
8.
Nomor ruang Denah, Denah Penjelas
9.
Floor finish elevation Denah, Potongan, Site Plan
10.
Keterangan gambar Semua lembar gambar
11.
Finishing dinding Denah, Tampak
12.
Finishing lantai
Denah, Denah Penjelas
13.
Tipe partisi
Denah, Denah Penjelas
14.
Nomor revisi
Denah, Site Plan, Potongan
No. Simbol Keterangan Penempatan Pada
Gambar
15.
Tampak interior Denah Penjelas
16.
Perlengkapan toilet Denah Penjelas
17.
Floor drain Denah Penjelas
18.
Finishing plafond Rencana Plafond
19.
Horn speaker Rencana Plafond
20. Speaker plafond Rencana Plafond
21. Speaker kolom Rencana Plafond
22.
Lampu baret Rencana Plafond
23.
Lampu TL Rencana Plafond
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
10
24.
Lampu exit Rencana Plafond
25.
Fan plafond Rencana Plafond
26.
Down light/ lamp PLC Rencana Plafond
27.
Mercury + Reflector Rencana Plafond
28.
Smoke detector Rencana Plafond
29.
Head detector Rencana Plafond
30.
Sprinkler head Rencana Plafond
31
Elevasi plafond Rencana Plafond
32.
Roof drain Rencana Plafond
33.
Supply air device Rencana Plafond
34.
Return air device Rencana Plafond
BAB II
ALAT DAN BAHAN GAMBAR
Peralatan gambar adalah seperangkat alat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan gambar agar diperoleh hasil yang memiliki: akurasi (dimensi), presisi, ketebalan garis, ketinggian maupun jenis huruf sesuai dengan standar ISO
Bahan gambar adalah media yang digunakan ketika menggambar obyek yang memiliki ketebalan, kekasaran, ukuran dan jenis serta sifat bahannya. Peralatan dasar mengambar meliputi : pensil, penggaris/mistar,Rapido, jangka dan meja gambar. Ada beberapa peralatan dan bahan gambar yang perlu diketahui jenis dan fungsinya: A.Peralatan Gambar
1. Pensil Pensil memiliki tingkat kekerasan yang berbeda. Pemilihan tingkat kekerasan didasarkan pada
penggunaan/keperluan. Pilihlah kwalitas pensil yang baik agar gambar yang dihasilkan juga baik. a. Standard Kekerasan
Sangat keras Keras Sedang Sangat lunak
9H
8H
7H
6H,5H
4H,3H
2H,h
F
HB
2H
6B
7B
8B
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
11
b. Jenis Pensil Ada tiga jenis pensil yang sekarang banyak digunakan yaitu :
a. Pensil kayu b. Pensil mekanis mikro c. Pensil mekanis makro
c. Penggunaan Pensil Kwalitas dan jenis garis akan menentukan pemilihan jenis dan tingkat kekerasannya.
Penarikan pensil membentuk sudut lebih kurang 60°, dapat diputar dengan telunjuk dan ibu jari.
b. Meruncingkan pensil
d. Mistar/Penggaris Mistar adalah alat gambar untuk membantu penarikan, mengukur panjang garis \lurus membuat, membagi dan memindahkan sudut.
Berdasarkan bahan yang digunakan, mistar terdiri dari mistar kayu, mika/plastik dan mistar baja atau logam. Sedangkan berdasarkan bentuk dan fungsinya terdiri dari :
Mistar T (Taken Hak)
No Jenis garis Kwalitas garis Pensil
1.
2.
3.
4.
Garis kontruksi tipis
Garis ulang/jadi
Huruf dan angka
Gambar sket
Diperlukan kecermatan
tinggi
Huruf kelihatan jelas
Jelas dan rapih
Dapat diatur
5H,6H
4H
H,F,HB
B s/d 7B
Dibuat dari kayu/mika terdiri dari mistar panjang dan bagian kepala harus yang bersudut 90°. Pada waktu menggunakan bagian kepala harus dirapatjkan pada sisi meja dengan dipegang secara baik. Dapat digunakan untuk membuat garis tegak (vertikal) maupun mendatar (horisontal ). Dengan bantuan mistar segitiga dapat dibuaat sudut istimewa. Perawatannya :
1. Dibersihkan dengan lap kain 2. Disimpan pada tempatnya atau digantungkan
Pensil diruncingkan dengan alat peruncing ,misalnya pisau, rautan, sharperner, dan alat lainnya. Bila mengunakan pisau harus berhati –hati, jangan sampai mengenai grafirnya. Sedangkan bentuk runcingnya dapat digunakan kikir halus atau amplas. Pensil mekanis tidak perlu diruncingkan, karena ukuranya sudah tertentu (0,50 mm; 0,30 mm)
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
12
Mistar segitiga
Gambar set mistar segitiga
Mistar Lurus Gambar mistar lurus
Mistar berskala
Gambar Penggaris Skala
e. Rapido
Gambar set rapido
Satu pasang mistar segitiga terdiri dari mistar bersudut 90°, 60° dan 30° dan 45⁰. Pemeriksaan keraatan/kelurusan dan ketepatan
sudutnya dengan bantuan mistar T.
Mistar lurus dibuat dari mika atau baja dengan ukuran panjang bervariasi (30 cm, 60 cm dan 100 cm). Mistar jenis ini digunakan hanya untuk menarik garis lurus :
Bentuk dan jumlah skala disesuaikan dengan penggunaannya, misalnya untuk gambar sipil, Arsitektur, Mesin dan lain-lain. Satu mistar berskala memiliki 6 skala yaitu 1 : 10, 1 : 25, 1 : 75, 1 : 50, 1 : 100, 1 :200. Ketelitian dalam pembacaan skala sangat menentukan hasil gambar.
Rapido digunakan untuk menulis (dengan
bantuan sablon huruf) dan menggambar
teknik, dengan ukuran mata rapido 0,1
mm(ungu); 0,2 mm(merah); 0,3 mm (biru);
0,4 mm (hijau); 0,5 mm (kuning); 0,6 mm
(putih gading);0,8 mm(abu-abu); 1,0 mm
(hitam); 1,2 mm (orange). Rapido diisi
tinta sesuai kebutuhan baik warna
maupun jumlahnya, dimaksudkan agar
tinta tidak berlebihan. Bila sudah tidak
digunakan dalam jangka waktu lama mata
rapido dan tabungnya dilepas untuk dicuci.
Untuk menghindari agar tinta tidak
menkristal dan merusak mata rapido.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
13
f. Penghapus
Gambar karet penghapus
g. Jangka
Gambar Set Jangka
h. Sablon huruf Gambar sablon huruf dan Angka
i. Meja Gambar
Gamb. meja dan mesin gambar A3 dan A0
Meja gambar yang baik mempunyai permukaan rata dan tidak melengkung, semua sisinya lurus dan siku. Kemiringan daun meja pada waktu mengoperasikan dapat diatur. Ukuran daun meja ada A3 bahkan (A0) 90 x 150 cm dan (A1) 90 x 120 cm(Mutoh) . Ketinggiannya juga dapat diatur ketinggiannya. Daun meja gambar dilapisi lembaran magnetig, membantu mengatur dan memasang kertas gambar dipermukaan atas meja.
Digunakan untuk menghapus gambar atau
tulisan yang salah.Peralatan penghapus
dapat berupa karet penghapus dan
penghapus elektrik. Untuk karet
penghapus terdiri atas karet penghapus
tinta dan penghapus pensil. Sedangkan
penghapus elektrik biasanya digunakan
untuk menghapus tinta dengan media
kertas kalkir.digunakan alat bantuplat
baja.
Peralatan jangka digunakan untuk
menggambar lingkaran, membagi garis
dapat pula digunakan untuk memindahkan
atau membuat sudut. Peralatan pelengkap
dalam satu set jangka terdiri atas batang
penyambung, pen dan mata pensil
maupun jarum.
Sablon ini digunakan untuk menulis huruf
dan angka dengan berbagai ukuran 1,8 mm;
2,5 mm; 3,5 mm; 5 mm; 6mm; 7 mm dan 10
mm.Setiap pemilihan ukuran sablon
disesuaikan dengan ukuran mata rapido
yang akan digunakan
Meja gambar A3
Mesin Gambar
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
14
B.Kertas Gambar Kertas gambar merupakan salah satu bahan penting yang dibutuhkan. Pemilihan jenis kertas gambar disesuaikan dengan jenis gambar yang dibuat dan alat yang dipergunakan. Pengenalan terhadap sifat masing-masing jenis sangat diperlukan agar hasil gambar yang telah dibuat di kertas tidak mudah rusak dan tahan terhadap kelembaban.
Gambar standar ukuran kertas gambar
1. Macam-macam Kertas Gambar Dalam gambar teknik digunakan jenis-jenis kertas sebagai berikut :
2. Ukuran Kertas Standar ukuran kertas gambar (BS EN ISO 5457 Drawing Sheet Sizes) adalah dikenal dengan seri A,B,C,D,F dan R. Sedang ukuran dasar kertas gambar teknik digunakan seri A luasnya = 1 m2,ukuran kertas tersebut dikenal dengan istilah A0 (A nol). Sedang ukuran kertas A1, A2, A3 dan A4 seperti berikut:
NO. Nama Kegunaan
01. Padalarang Gambar sket/sementara
02. Manila Gambar tinta sementara
03. Manila halus Gambar tinta sementara
04. Kertas roti Gambar sket/sementara
05. Kalkir 80 – 150 Milimeter Gambar pemanen
06. Kalkir milimeter Grafik/gambar permanen
07. Kertas milimeter Grafik sementara
08. Buffalow Sampul gambar
09. Linen Gambar berwarna
10. Poloster Gambar dokumen penting
11. Krukut Gambar sket dengan tinta
Ukuran Seri Standar Kertas Gambar
A0 A1 A2 A3 A4
Lebar
Panjang
841 (mm)
1189 (mm)
594(mm)
841(mm)
420(mm)
594(mm)
297(mm)
420(mm)
210(mm)
297(mm)
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
15
Luasan bidang gambar sesuai dengan ukuran kertas yang dipilih A1, A2, A3 atau A4 dan jumlah serta skala gambar yang akan digunakan. Bidang gambar terdiri atas luasan kertasgambar dikurangi dengan garis tepi dannormalisasi kolom nama. Tebal garis tepi 0.35 mm s.d 0.50 mm dengan jarak garis tepi kiri 15 mm, tepi kanan, atas, bawah masing-masing 10mm
Gambar garis tepi dan normalisasi bidang kertas
C. Dokumen Gambar
Dokumen gambar konstruksi pada dasarnya merupakan media komunikasi bagi Arsitektur / Konsultan Perencana, Kontraktor/ Pemborong, Subkontraktor serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam sebuah kegiatan proyek pembangunan gedung atau bangunan lain dilaksanakan dalam periode waktu dan biaya tertentu sesuai kontrak. Dengan demikian semua keterangan berkenaan dengan dokumen yang telah disusun diharapkan dapat digunakan oleh semua pihak. Seluruh dokumen gambar proyek yang diperlukan dan didokumentasikan yang dimaksudkan sebagai file (Hard dan Soft Copy). Sedang manajemen sebagai bentuk pengelolaan dokumen gambar yang berhubungan hal-hal teknis maupun administrasi yang menyangkut rencana maupun penggunaan sumberdaya selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan maupun perawatan fisik proyek jangka pendek maupun panjang. Semua dokumen gambar yang telah disahkan oleh pihak konsultan maupun dari pemberi ijin kemudian dimasukkan dalam odner dan selanjutnya disusun dengan rapi dan ditempatkan pada posisi yang srtategis, agar mudah dijangkau. 1.Pengertian Dokumen Gambar
Dokumen gambar proyek konstruksi meliputi gambar arsitektural, Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. Dokumen gambar dilengkapi dengan Kop Gambar, untuk memberi informasi kepada semua pihak yang terlibat dalam perencanaan maupun pelaksanaan proyek bangunan.
2.Kop Gambar Setiap dokumen perlu dilengkapi dengan kop gambar sebagai identitas dan dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan teknis lapangan maupun yang menyangkut pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sebuah proyek. Kop gambar setiap lembar gambar harus sama bentuk dan ukurannya.
20
0
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
16
Secara umum isi keterangan yang ada pada kop gambar yang dibuat oleh setiap perusahaan seperti konsultan maupun jasa konstruksi yang secara prinsip memiliki kesamaan. Format kop gambar yang direkomendasikan oleh The Northern California Chapter of AIA ( American Institute of Architecture ) berisikan hal-hal sebagai berikut:
Nama Perusahaan
Lokasi Proyek
Pemilik Proyek
Konsultan Perencana/Arsitek
Catatan Umum seperti revisi/perubahan-perubahan gambar
Persetujuan Konsultan Perencana
Skala gambar
Tanggal digambar
Judul gambar
No. Lembar gambar Lembar gambar kerja pada bagian awal biasanya berisikan keterangan umum seperti singkatan-singkatan maupun simbol yang digunakan pada setiap gambar secara konsisten. Keterangan umum juga menunjukkan nama dan lokasi proyek, pemakaian satuan ukuran ( mm ), nomor seri dari lembar gambar. Contoh penomoran gambar sebagai berikut: A 2 06 maksudnya sebagai berikut:
A = Gambar Arsitektur 2 = Lembar Tampak 06 = Lembar ke 6 dari lembar tampak Keterangan 1.Pertama menunjukkan jenis gambar A Gambar Arsitektur B Gambar Struktur C Gambar Sipil (Civil) E Gambar Elkektrikal
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
17
M Gambar Mekanikal P Gambar Plumbing L Gambar Landscape F Gambar Fire Protection Q Gambar Equipment
2.Angka 1 (satu) digit kelompok lembar gambar 1 Sebagai lembar gambar rencana 2 Sebagai lembar gambar tampak 3 Sebagai lembar gambar potongan 4 dst. 3.Angka 2 (dua) digit,menunjukkan lembar ke berapa dari keseluruhan lembar kelompok lembar gambar
tertentu. Sedangkan kop gambar ukuran kertas A3 maupun A4 sebagai referensi dapat digunakan layout template Auto CAD menurut DIN maupun ISO. 2.1.Kop Gambar berdasar DIN
Ukuran kop gambar kertas A4 dalam satuan mm sedangkan bentuknya seperti gambar diatas yang diletakkan pada bagian bawah diatas garis tepi. Etiket ini sebagai salah satu referensi dapat diadop dari file tamplate (DIN) milik program Auto CAD 2005 dengan extention DWF.
2.2.Kop Gambar berdasar ISO
Ukuran kop gambar kertas A4 dalam satuan mm sedangkan bentuknya seperti gambar diatas yang diletakkan pada bagian bawah diatas garis tepi. Etiket ini sebagai salah satu referensi dapat diadop dari file tamplate (ISO) milik program Auto CAD dengan extention DWF.
3.Melipat Kertas Dokumen Gambar yang telah dibuat maka perlu disusun dan difilekan agar mudah dibawa dan disimpan. Kertas gambar perlu dilipat bila ukurannya A1, A2 dan A3agar dapat disusun dalam file. Melipat kertas
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
18
gambar harus memperhatikan faktor kerapian, kemudahan dan kejelasan gambar dan blok nama ditempatkan pada sisi paling atas.
Cara melipat kertas gambar ukuran A1, A2 dan A3 dengan satuan jarak lipat dalam mm, seperti berikut ini:
BAB III
GARIS DAN SUDUT
Garis yang di gambar diatas kertas telah mamberi makna, misalnya tentang ukuran ketebalan, jenis dan dimensi
serta panjang garis bahkan bentuk obyek.
Pada gambar teknik perlu diperhatikan cara menggambar garis dengan benar, karena kegiatan ini membutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan yang spesifik. Menggambar garis hendaknya menggunakan pensil yang telah
ditajamkan terlebih dahulu dan ketika menarik garis posisi pensil ditangan membentuk sudut 60⁰ terhadap
bidang datar kertas gambar. Pensil ditekan sambil diputar dengan ibu jari kearah kanan dengan harapan diperoleh
ketebalan garis yang dikehendaki, sehingga hasilnya rata tidak tampak kesan tebal tipis. Proses menggambar
obyek perlu dilakukan dengan benar langkah demi langkah secara berurutan dengan menggunakan peralatan
standar dan dipilih sesuai kebutuhan.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
19
1. Menggambar Garis
Menarik garis lurus dalam gambar teknik diharuskan menggunakan penggaris standar baik berskala maupun tidak.
Bagi pemula yang baru belajar gambar teknik perlu pengetahuan dan ketrampilan dasar menarik garis
menggunakan set penggaris segitiga.
1.1 Garis sejajar
No. Gambar Keterangan
1.
Diketahui arah sebuah garis AB. Posisi salah
satu sisi penggaris 1 berimpit dengan garis
AB, sedangkan salah satu sisi penggaris 2
berimpit dengan sisi penggaris 1. Penggaris
2 berfungsi sebagai dasar bergesernya
penggaris 1.
2.
Geser segitiga pertama di sepanjang sisi
segitiga kedua kearah atas dan hasilnya
tarik garis CD. Hasilnya garis AB//CD
1.2 Garis tegak lurus
No. Gambar Keterangan
1.
Diketahui garis AB berhimpit dengan salah
satu sisi penggaris 1.
2.
Salah satu sisi penggaris 2 berhimpitan
dengan sisi penggaris 1 (sebagai dasar) dan
garis AB. Dengan mengeser penggaris 2
pada kedudukan tertentu kemudian tarik
garis CD.Hasilnya garis CD AB.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
20
2. Membagi garis
a. Membagi garis menjadi 2 bagian sama panjang
No. Gambar Keterangan
1.
Diketahui garis AB. Buat 2 buah busur
dengan jari-jari (R) diputar dengan pusat
dititik A dan B. Titik 1 dan 2 sebagai hasil
perpotongan dua busur.
2.
Tarik garis dari titik 1 ketitik 2 berpotongan
dengan garis AB dititik C. Garis AB terbagi 2
sama panjang garis AC dan CB
a. Membagi garis menjadi 5 bagian sama panjang
No. Gambar Keterangan
1.
Diketahui panjang garis AB. Tarik garis l dari
titik A membentuk sudut lancip terhadap
garis AB. Bagi garis l menjadi 5 bagian sama
panjang dengan menggunakan jangka.
Perpotongan anatara busur dan garis l
diperoleh titik potong1, 2, 3, 4 dan 5.
2.
Tarik garis dari titik 5 ke titik B, berikutnya
tarik garis sejajar garis 5B atau 55’ berturut-
turut dari titik 4, 3, 2, 1 tarik garis sejajar
garis 55’. Hasilnya garis AB terbagi menjadi
5 bagian sama panjang A1’= 1’2’= 2’3’=
3’4’= 4’5’
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
21
3.Membagi sudut
a. Membagi sudut menjadi dua bagian sama besar
No. Gambar Keterangan
1.
Diketahui sudut BAC = α⁰
2.
Dengan jari-jari sembarang, gambar busur 1
dari titik A, sehingga diperoleh titik m dan n.
3.
Dari titik m, buat busur 2 dan dari titik n
buat busur, 3 dengan jari-jari (R) sama.
4.
Titik potong busur 2 dan 3 dihubungkan
dengan titik A ( garis AO), sehingga
membagi sudut BAC menjadi dua bagian
sama besar (1/2 α )
b. Membagi sudut tumpul menjadi tiga bagian sama besar
No. Gambar Keterangan
1.
Buat busur lingkaran dengan jari-jari R1 yang
bertitik pusat di A, sehingga diperoleh titik
potong 1 pada AC dan titik potong 2 pada
AB.
2.
Dari titik 1 dan 2 dibuat busur lingkaran lagi
dengan jari-jari tetap R1 sehingga kedua
busur tersebut saling berpotongan dititik D.
3.
Dari titik D dibuat busur lingkaran D D’
dengan jari-jari R2 hingga memotong sisi AC
ditik 3 dan BC dititik4.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
22
4.
Dengan jari-jari R2 dan berpusat dititik 3
dan 4 dibuat busur baru memotong busur
D’ dititik 5 dan 6 , sehingga busur lingkaran
D’ terbagi menjadi tiga bagian sama
panjang.
Hasil pembagian busur tersebut titik5 dan 6
dihubungkan ke titik A sehingga membagi
sudut A menjadi tiga bagian sama besar
(1/3α⁰).
BAB IV
BENTUK BIDANG Segi banyak beraturan adalah sebuah gambar bidang 2 dimensi yang memiliki sisi-sisi yang sama panjang dan
perpotongan antara dua sisinya membentuk sudut sama besar.
Segi n beraturan merupakan salah satu bentuk geometri bidang 2 dimensi yang kadang kala dijumpai pada
pekerjaan dilapangan seperti halnya bentuk kolom segi 6 beraturan atau geometri pekerjaan lantai bahkan
pekerjaan seperti Land Scape. Segi n beraturan harus dibuat karena tuntutan arsitek dilapangan seperti
pembuatan matras pekerjaan accessories atau mal bentuk bekesting kolom yang terbuat dari papan kayu.
Pengetahuan dan ketrampilan yang spesifik ini perlu dimiliki oleh para drafter agar dapat membantu
menyelesaikan pekerjaan para desainer memenuhi permintaan owner.
Segi n beraturan terdiri atas :
1. Segi 3 beraturan
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
23
2. Segi 4 beraturan
3. Segi 5 beraturan
4. Segi 6 beraturan
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
24
5. Segi 7 beraturan.
PERSPEKTIF
Jika seorang arsitek ingin menunjukkan gambar perencanaan sebuah proyek yang jelas dan dapat dimengerti, maka dia akan melengkapi dengan gambar perspektif sebagai tambahan dari rancangannya.
Gambar perspektif merepresentasikan obyek seakan-akan tampak di dalam kehidupan nyata pengamat bahkan digambarkan sebagai foto dengan berbagai bentuk dan ukuran yang sebenarnya.
Karena obyek dapat dilihat dari semua sudut pandang, maka pada permulaan menggambar perspektif sebuah obyek harus ditentukan posisi titik pandang, sumbu pandang, sudut pandang pengamat serta bidang gambar terhadap obyek yang akan digambar. 2.Pengertian Istilah
Berikut ini sebelum kita mulai belajar teknik menggambar dengan metode perspektif satu titik lenyap, sebaiknya mengenal beberapa istilah yang akan digunakan:
a. Obyek Obyek yang dimaksud adalah benda yang akan digambar dengan metode perspektif, bentuk visual ditampilkan dalam tiga dimensi maupun dua dimensi lengkap dengan ukuran.
b. Titik Pandang (TP) Kedudukan / posisi pengamat terhadap obyek ketika menggambar dengan menggunakan metode perspektif.Ketinggian titik pandang ± 1600 mm.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
25
c. Bidang Gambar (BG)
Merupakan bidang proyeksi garis - garis yang ditarik dari titik pandang ketitik-titik obyek dan tegak lurus sumbu pandang. Perpotongan garis proyeksi dibidang gambar menunjukkan bentuk obyek dengan ukuran sesuai dengan posisi bidang gambar terhadap obyek.º
Penempatan bidang gambar.terhadap obyek dapat dilakukan dengan beberapa posisi seperti berikut:
- terletak antara titik pandang (mata) dan obyek - terletak pada obyek - terletak di luar obyek ( dibelakang )
d. Kerucut Pandang (KP) Sudut yang dibentuk oleh garis pandang terhadap obyek yang besarnya 60⁰ (30⁰dihitung berdasar sudut yang dibentuk oleh sumbu dengan garis pandang)
e. Sumbu Pandang (SP) Merupakan garis sumbu yang ditarik lurus dari titik pandang keobyek yang berpotongan dibidang gambar.
f. Garis Cakrawala (GC) atau garis Horison (H) Garis hasil perpotongan bidang cakrawala/ horizon dengan bidang gambar, ketinggiannya sesuai dengan tinggi titik pandang (mis.orang berdiri 1600 mm ukuran rata-rata tinggi orang Indonesia)
g. Garis Dasar (GD) Garis // dengan bidang dasar tempat kedudukan pengamat berpijak maupun posisi bagian bawah obyek. Garis dasar pada bidang gambar fungsinya sebagai acuan menghitung ketinggian obyek pada saat proses menggambar perspektif
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
26
h. Titik Lenyap ( TL) Kedudukan titik lenyap pada garis horizon, dengan ketinggian sesuai dengan kedudukan titik pandang. Titik lenyap ini berfungsi untuk mengarahkan garis-garis proyeksi yang ditarik dari titik –titik pada obyek menuju ketitik lenyap.
i. Titik Ukur ( TU ) Kedudukan titik ukur pada garis horizon dibidang gambar, gunanya sebagai dasar untuk memberi ukuran kedalaman pada saat menggambar obyek.
3.Metode perspektif satu titik lenyap Teknik menggambar obyek dengan metode perspektif satu titik lenyap dibagi atas:
- Perspektif satu titik lenyap tanpa titik ukur - Perspektif satu titik lenyap dengan titik ukur.
3.1.Perspektif satu titik lenyap tanpa titik ukur Merupakan salah satu metode menggambar obyek dalam visual 3 dimensi dengan menggunakan gambar tampak samping sebagai variabel untuk menentukan kedalaman obyek atau sisi obyek kearah sumbu Z. Langkah menggambar obyek dengan metode perspektif sebagai berikut:
Pertama gambarkan tampak atas obyek lengkap dengan posisi bidang gambar,titik pandang ( ditentukan misalnya 6000 mm terhadap obyek) , titik lenyap dan sumbu pandang
Kedua gambarkan tampak samping obyek posisinya sesuai dengan kaidah metode proyeksi orthografi dan lengkapi dengan garis dasar, bidang gambar dan garis horizon tingginya 1600 mm.
Ketiga menggambar tampak depan obyek dengan langkah sebagai berikut: - Pada gambar tampak atas tarik garis dari setiap titik sudut obyek ke titik pandang dan perpotongan
garis tersebut dengan bidang gambar di titik 0,1, 2, 3, 4,5. - Pada gambar tampak samping tarik garis dari setiap titik sudut obyek ke titik pandang, kemudian
perpotongan garis tersebut dengan bidang gambar di titik 6, 7, 8,9,10,11,12,13. - Berikutnya menggambar perspektif obyek dengan langkah-langkah sebagai berikut:
o Menetapkan garis dasar (GD), garis horizon (tinggi 1600 mm) dan titik lenyap TL pada bidang gambar
o Pada gambar tampak atas tarik dan potongkan garis vertikal yang melalui titik 0 dengan garis horizontal pada gambar tampak samping yang melalui titik 6 demikian pula garis vertikal yang melalui titik 5 dengan garis horizontal yang melalui titik 13
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
27
o Pada gambar tampak atas tarik dan potongkan garis vertikal yang melalui titik 1 dengan garis horizontal pada gambar tampak samping yang melalui titik 7 demikian pula garis vertikal yang melalui titik 4 dengan garis horizontal yang melalui titik 12
o Pada gambar tampak atas tarik dan potongkan garis vertikal yang melalui titik 2 dengan garis horizontal pada gambar tampak samping yang melalui titik 9 demikian pula garis vertikal yang melalui titik 3 dengan garis horizontal yang melalui titik 10.
- Keempat menggambar kedalaman obyek gambar perspektif dengan langkah-langkah sebagai berikut: tarik garis dari titik 1’, 2’, 3’ dan 4’ masing-masing ke titik lenyap.
Perspektif satu titik lenyap dengan titik ukur
Metode perpektif ini menggambar obyek dalam visual 3 dimensi dengan menggunakan titik ukur untuk menentukan kedalaman obyek atau sisi obyek kearah sumbu Z. Langkah menggambar obyek dengan metode perspektif sebagai berikut: Pertama gambarkan tampak atas obyek lengkap dengan posisi bidang gambar,titik
pandang ( ditentukan misalnya jaraknya 6000 mm terhadap obyek) , titik lenyap pada bidang gambar dan sumbu pandang
Hasil akhir
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
28
Kedua menggambar sisi depan obyek (perspektif) dengan menarik garis vertikal masing-masing dari titik 0, 1, 2 dan 3 memotong garis dasar dititik 4, 5, 6, 7. Selanjutnya gambar dan ukur ketinggian obyek (3000 mm) dihitung dari garis dasar dititik 4, 5, 6, 7. Gambar ketebalan obyek (150 mm).
Kedua menggambar perspektif obyek dengan langkah sebagai berikut: - Pada gambar tampak atas obyek tarik garis dari titik 0, 1, 2 dan 3. Masing-masing ke titik pandang - Dari titik pandang (digambar tampak atas) tarik garis memotong bidang gambar dan membentuk
sudut 45⁰ dititik 7. Dari titik 7 tarik garis vertikal memotong garis horizon di TU. - Pada gambar tampak atas tarik garis dari titik 4 memotong dan membentuk sudut 45⁰ terhadap bidang
gambar dititik 5. Berikutnya tarik garis dari titik 5 memotong garis dasar dititik 6. - Menentukan kedalaman obyek atau sisi dalam obyek searah sumbu Z. Tarik garis dari titik 6 ke titik
TU. - Dari titik sudut A, B, C dan D obyek tarik garis ke titik lenyap (TL). Berikutnya dari titik 8 yang
merupakan perpotongan garis A-TL dengan garis 6 – TU, tarik garis horizontal dan vertikal sampai sisi dalam (belakang) obyek tergambar.
. Data dan Komponen ruang Data obyek yang digambar harus lengkap dan jelas salah satunya ukuran panjang, lebar dan tinggi. Datanya dapat diperoleh melalui gambar perencanaan seperti denah dan layout ruang, tampak dinding, rencana lantai dan plafond. Dari kelima data gambar tersebut akan dapat digambar perspektif dinding, lantai dan plafond ruangan Didalam menggambar interior ruang secara umum untuk melengkapi dan menambah nilai keindahan gambar perlu memperhatikan unsur yang merupakan bagian ruang tersebut, seperti:
dinding merupakan batas interior ruang yang berada di posisi samping kiri, kanan dan depan ruang. Elemen dinding terdiri atas pintu, jendela maupun lubang ventilasi udara. Ukuran dan posisi setiap elemen dinding sesuai dengan gambar denah dan potongan. Sedangkan tekstur finishing dinding merupakan bagian tersendiri dari kegiatan mapping material termasuk pewarnaannya.
lantai merupakan bagian dasar ruangan, memberikan kesan luas atau sempit sesuai dengan ukuran ruang. Garis-garis geometri yang dibentuk sesuai dengan pola pasangan lantai, dapat dilihat pada data gambar perencanaan lantai.
plafond merupakan bagian atas ruangan, memberikan kesan tinggi atau rendahnya ruang, variasi geometri plafond dapat dilihat datanya digambar perencanaan plafond dan potongan.
Hasil akhir
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
29
Ketiga komponen tersebut merupakan bagian utama ruang, sedang mebelair dan peralatan sanitair termasuk fasilitas pelengkap, desain dan ukurannya didasarkan pada anthropometric data. Jumlah lampu berdasar kuat terang sedang lukisan, vas bunga dikategorikan sebagai assesories ruang. Disetiap ruang seperti ruang tidur, tamu,keluarga serta dapur berbeda kebutuhannya.
BAB V
PROYEKSI
1. PROYEKSI EROPA Proyeksi paralel orthogonal merupakan metode menggambar obyek 3 dimensi ke dalam bentuk 2 dimensi. Hasil metode ini dipresentasikan secara bersama dalam 3 bidang gambar secara terpisah, dimana secara visual permukaan tiga bidang yang diproyeksikan dapat dilihat pada gambar bidang proyeksi. Gambar tampak samping merupakan hasil proyeksi titik-titik sudut bidang gambar tampak atas dan tampak depan yang saling berpotongan. Garis proyeksi pada metode ini sejajar satu dengan yang lain. Bila diamati pada sistim bidang bukaan garis proyeksi terletak pada bidang dimana benda tersebut diproyeksikan. Kedudukan bidang proyeksi pada metode ini, terletak dibelakang obyek.
Gambar garis pada bidang proyeksi 2.Bidang proyeksi Agar gambaran sebuah benda bisa diperoleh dengan tepat, diperlukan tiga bidang untuk menggambarkan
proyeksinya. a) Bidang proyeksi horisontal (H) disebut bidang proyeksi I menunjukkan tampak atas. b) Bidang proyeksi Vertikal (V) disebut bidang proyeksi II menunjukkan tampak depan (muka). c) Bidang proyeksi (P) disebut bidang proyeksi III menunjukkan tampak samping.
Gambar 3 dimensi bidang proyeksi
H
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
30
Gambar bukaan bidang proyeksi
Bidang-bidang proyeksi orthografi( sistim Eropa) yang dimaksud seperti berikut:
Contoh: Bilak diketahui balok dengan ukuran : Panjang = 150 mm Lebar = 100 mm Tinggi = 250 mm Gambar proyeksi orthografi (Sistim Eropa): Penyelesaian :
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
31
2. PROYEKSI AMERIKA
Proyeksi paralel orthogonal merupakan metode menggambar obyek 3 dimensi ke dalam bentuk 2 dimensi. Hasil metode ini dipresentasikan secara bersama dalam tampilan terpisah dua dimensi, dimana secara visual permukaan tiga bidang yang diproyeksikan dapat dilihat pada gambar bidang proyeksi. Gambar tampak samping merupakan hasil proyeksi titik-titik sudut bidang pada gambar tampak atas dan tampak depan. Garis proyeksi pada metode ini sejajar satu dengan yang lain. Bila diamati pada sistim bukaan garis proyeksi terletak pada bidang dimana benda tersebut diproyeksikan. Kedudukan bidang proyeksi pada metode ini terletak antara pengamat dan obyek.
Gambar kedudukan obyek (3D) terhadap bidang proyeksi 2.Bidang proyeksi Agar gambaran sebuah benda bisa diperoleh dengan tepat, diperlukan tiga bidang proyeksi seperti berikut:
a) Bidang proyeksi horisontal (H) disebut bidang proyeksi I menunjukkan tampak atas. b) Bidang proyeksi Vertikal (V) disebut bidang proyeksi II menunjukkan tampak depan (muka). c) Bidang proyeksi (P) disebut bidang proyeksi III menunjukkan tampak samping.
Gambar 3 dimensi bidang proyeksi Gambar bukaan bidang proyeksi
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
32
Bidang-bidang proyeksi orthografi( sistim Amerika) yang dimaksud seperti berikut:
Contoh:
Bilak diketahui balok dengan ukuran : Panjang = 150 mm
Lebar = 100 mm
Tinggi = 250 mm
Gambar proyeksi orthografi (Sistim Amerika):
Penyelesaian :
3. Proyeksi Aksonometri Proyeksi Aksonometri merupakan salah satu metode, yang sering digunakan untuk menggambar bentuk suatu benda dalam tampilan 3 dimensi. Aksonometri berasal dari kata Aksometri berarti “ mengukur pada sumbu-sumbunya”, bila sebuah benda kubus digambar dengan sistem aksonometri, maka sumbu X,Y dan Z merupakan rusuk-rusuk kubus tersebut. Berdasarkan perbandingan ukuran sumbu-sumbu X,Y dan Z serta sudut diantara sumbu-sumbu terhadap garis datar, maka proyeksi Aksonometri dibedakan menjadi :
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
33
Proyeksi Isometri
Proyeksi Dimetri
Proyeksi Trimetri
A. Proyeksi Isometri Merupakan metode menggambar obyek 3 dimensi dengan bidang-bidang proyeksi sejajar sumbu: Y,
X dan Z. Kemiringan sudut sumbu X dan Z terhadap garis garis horisontal 30°, sedangkan perbandingan panjang antara tinggi (sumbu.Y),lebar (sumbu.X) dan kedalaman (sumbu Z) adalah 1 : 1 :
1.
B. Proyeksi Dimetri Dimetri merupakan metode menggambar sebuah benda dalam tampilan 3 dimensi dengan menggunakan dua macam ketentuan: pertama ukuran panjang rusuk // sumbu X dan Z kedua besarnyan sudut yang dibentuk sumbu X dan Z terhadap garis horisontal
Menggambar benda dengan sistem proyeksi dimetri dapat dilakukan seperti berikut : - Gambar sumbu tegak (Sb. Y) untuk menyatakan ukuran tinggi benda . - Gambar sumbu miring (Sb.X)dengan sudut kemiringan (α1) terhadap garis horisontal, sebagai
ukuran panjang benda. - Gambar sumbu miring (Sb.Z) dengan sudut kemiringan (α2) terhadap garis horizontal, sebagai
ukuran dalam benda.
Perbandingan panjang rusuk dan besar sudut (α1 dan α2) sebagai berikut:
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
34
a.
b.
c.
C. Proyeksi Trimetri Trimetri adalah metode menggambar benda berdasar pada tiga macam skala ukuran panjang rusuk
berturut-turut // sumbu x, y, z dan dua macam sudut berbeda besarnya yang dibentuk oleh sumbu x dan sumbu z terhadap garis horisontal.
Langkah-langkah menggambar benda dengan sistem proyeksi trimetri seperti berikut : - Gambar sumbu tegak (Sb.Y) untuk menyatakan ukuran tinggi benda.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
35
- Gambar sumbu miring (Sb.X) dengan besar sudut sesuai perbandingan panjang garis a:b tercantum dalam tabel,untuk menyatakan ukuran panjang benda.
- Gambar sumbu miring (Sb. Z) untuk menyatakan ukuran dalam atau tebal benda.
Perbandingan panjang rusuk dan perbandingan sudut sebagai berikut:
Perbandingan panjang rusuk Perbandingan panjang garis vertikal terhadap
panjang garis horisontal
X Y Z a : b pada sumbu (X) c : d pada sumbu (Z)
5/6 1 2/3 1 : 5 1 : 3
9/10 1 1/2 1 : 11 1 : 3
a.
b.
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
36
4. Proyeksi Oblique
Proyeksi Oblique disebut juga Proyeksi Miring merupakan proyeksi parallel, digunakan untuk menggambarkan obyek dalam 3 dimensi. Metode proyeksi miring ini menggunakan perbandingan panjang rusuk-rusuk benda // sumbu x, y, z serta besar sudut kemiringan rusuk benda // sumbu X (0º) dan z (30º- 45º) terhadap garis horisontal.
Sedang pada proyeksi planometri kemiringan rusuk benda//sumbu x (αº) dan z (90º- αº)terhadap Garis horisontal.
Hasil gambar menggunakan metode ini dalam bentuk visual 3 dimensi dengan tinggi, lebar dan kedalaman benda panjangnya sesuai perbandingan sumbu x, y , z . Proyeksi oblique terdiri atas : a. Proyeksi Kavaleri b. Proyeksi Kabinet c. Proyeksi Planometri
A. Proyeksi Kavaleri Dengan kemiringan sumbu z pada kedalaman lukisan antara 30° - 45° terhadap garis horisontal dan perbandingan panjang sumbu x, y dan z adalah 1 : 1 : 1
Contoh: kubus (200 x 200 x 200) mm
Bidang Studi : TEKNIK BANGUNAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN Dibuat oleh : EVI PRIMASARI, S.Pd
Tanggal : 11 Juli 2011
Revisi 1 09 Juli 2012
Halaman :
37
B. Proyeksi Kabinet Dengan kemiringan sumbu z pada kedalaman lukisan antara 30° - 45° terhadap garis horisontal dan perbandingan panjang sumbu x, y dan z adalah 1 : 1 : 1/2
Contoh: kubus (200 x 200 x 200) mm
C. Proyeksi Planometri Dengan kemiringan sumbu z pada kedalaman lukisan antara 30° - 45° terhadap garis horisontal dan perbandingan panjang sumbu x, y dan z adalah 1 : 1/2 : 1
Contoh: kubus (200 x 200 x 200) mm