Download - Full Ss New Modul 3 Gatal
MODUL 3 GATALTUTOR :
DR.NURAINI DJUNET ,M.GIZI
Kelompok 6
SKENARIOMahasiswa AB ,18 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan disertai sisik pada sebagian besar badan , dan sering gatal pada daerha-daerah tertentu , bila keadaan umum tidak stabil dan stress . Di samping itu dalam keluarga pun kadang-kadang ada yang menderita gatal . Sering tidak mengikuti kuliah seiring dengan bertambah beratnya gatal yang di rasakan terutama bila cuaca dingin dan panas sekali . Sering menarik diri dalam pergaulan
KATA SULIT-KATA / KALIMAT KUNCI Mahasiswa AB 18 tahun Gatal-gatal dan timbul bercak kemerahan
disertai sisik pada sebagian besar badan Sering gatal pada daerha-daerah tertentu , bila
keadaan umum tidak stabil dan stress . Riwaya penyakiy keluarga ada yang
menderita gatal . Bertambah beratnya gatal yang di rasakan
terutama bila cuaca dingin dan panas sekali Sering menarik diri dalam pergaulan
PERTANYAAN1. Jelaskan anatomi alat peraba !2. Jelaskan histologi alat peraba !3. Jelaskan fisiologi alat peraba !4. Jelaskan penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal
dan jelaskan penyebabnya 5. Jelaskan mekanisme gatal , mekanisme gatal pada saat
keadaan umum tidak stabil dan stress , dan mengapa gatal bertambah saat cuaca dingin dan panas sekali !
6. Jelaskan mengapa timbul bercak kemerahan disertai sisik dan jelaskan efloresensi kulit !
7. Jelaskan alur diagnostik untuk kasus diskenario !8. Jelaskan penatalaksanaan untuk kasus di skenario !9. Jelaskan upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit
yang menimbulkan gatal pada masyarakat10. Jelaskan Differential Diagnosa pada kasus di skenario !
ANATOMI KULIT
REFERENSI Sobotta Guyton hal 612 Histologi Junqueira
HISTOLOGI KULIT 1. Lapisan epidermis atau
kutikel- stratum korneum-stratum lusidum- stratum granulosum- stratum spinosum- stratum basale
2. Lapisan dermis- pars papilare- pars retikulare
3. Lapisan subkutis
Lapisan Epidermis Stratum korneum
Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa sel-sel gepeng yang mati tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin.
Stratum lusidumlapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi
protein yang disebut eleidin. Stratum granulosum
merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini tediri atas kerathohialin.
Stratum spinosumdisebut pula prickler cell layar terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Diantara sel-sel stratum spinosum terdpat jembatan-jembatan antar sel (intercellular bridges), mengandung banyak glikogen, dan terdapat sel langerhans.
Stratum basaleterdiri atas sel-sel kolumnar (berbentuk kubus) yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Menghasilkan melanosit atau clear cell, merupakan sel-sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butir pigmen (melanosomes).
Lapisan dermis Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung saraf dan pembuluh darah
RetikulareTerdiri atas serabut-serabut kolagen, elastin,kelenjar
sebasea,meissner dan retikulin.
Lapisan subkutis jaringan ikat longgar yang berisi sel-sel lemak didalamnya.
Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak kepinngir sitoplasma lemak yang bertambah.
FISIOLOGI
Klasifikasi indra somatik Indra somatik mekanoreseptif Indra termoreseptif Indra rasa nyeri
Sensasi somatik Sensasi eksteroreseptif Sensasi proprioseptif Sensasi viseral Sensasi dalam
RESEPTOR BESERTA JENIS UJUNG SARAF SOMATIK
MEKANISME PENGHANTARAN SINYAL SENSORIK
SISTEM KOLUMNA DORSALIS – LEMNIKUS MEDIALIS
SISTEM ANTEROLATERAL
JENIS-JENIS PENYAKIT GATAL SERTA PENYEBABNYA
•infestasi dan sensitisasi terhadap Sarccoptes scabiei var, hominis dan produknya.•gatal pada malam hari ,terutama pada lembab dan panas), adanya terowongan putih/keabuan, papul/vesikel, adanya tungau.SKABIES•Kelainann kulit yang disebabkan oleh invasi cacing tambang yang berasal dari anjing/kucing.•papul, gatal hebat malam hari, panas, lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok, eritem
CREEPING ERUPTION
•pengaruh bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (<1000 dalton)•gatal, eritem, edema, vesikel atau bula.DKI•Peningkatan kadar igE dalam serum dan riwayat pada keluarga atau penderita.•gatal, papul, likenifikasi, eritem, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta.
DERMATITIS ATOPIK
•disebabkan oleh iritasi menahun dan garukan yang berulang-ulang•gatal, sirkumskrip, flak eritematosa, edematosa, menebal dan berskuama.
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
•sering di temukan pada orang dewasa, umumnya meningkat sesuai usia.•sangat gatal, papulovesikel, lesi berbentuk mata uang atau sedikit lonjong, berbatas tegas, eritematosa.
DERMATITIS NUMULARIS
•disebabkan oleh bermacam-macam sebab ( obat, makanan, gigitan serangga, inhalan dll)•gatal, rasa terbakar/tertusuk, edema berbatas tegas, pucat/kemerahan.
URTIKARIA
•penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif.•gatal, bercak eritem berbatas tegas, skuama kasar, dan transparan, penomena tetesan lilin. PSORIASIS
•belum diketahui penyebabnya, penyakit ini umumnya sembuh sendiri (self limiting disease)•gatal, skuama halus, eritem, lesi oval dan anular.
PITIRIASIS ROSEA
•Penyakit yang menahun dan residif. Penyebabbnya belum di ketahui.•sangat gatal, ruam polimorfik, vesikel berkelompok dan simetrik, eritem.
DERMATITIS HERPETIFORMIS
SUBER : BUKU KULIT DAN KELAMIN EDISI KE ENAM UI
•Kelainan kulit akibat retensi keringat•gatal dan pedih, papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular
MILIARIA RUBRA
•Timbulnya penyakit ini disebabkan oleh faktor imunitas selular. •gatal, papul yang khas berwarna merah biru dan poligonal, berskuama, dan berbentuk siku-siku.
LIKEN PLANUS
•Penyebab nya adalah jamur (dermatofita)•gatal, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama.
TINEA/DERMATOFITOSI
S
•Kemungkinan akibat dari suatu agent dalam tubuh•Gatal, erite, skuama
ERITRODERMA
MEKANISME GATAL
FAKTOR PENCETUS GATALBakteri
Jamur
Virus
Bahan Iritan
Obat-Obatan
Parasit
Alergi
Mekanisme Gatal
FAKTOR PENYEBAB GATALFaktor yang Berpengaruh :- Stress Psikis- Stress Fisik
- Suhu Ekstrim
Pelepasan Histamin
Histamin berlebihan
Menstimulasi rasa gatal
melalui ujung saraf sensorik
GATAL Bertambah
HEBAT
Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11. Hal 613. 2007. Jakarta : EGC
Price dan Wilson. Buku Patofisiologi .Vol 1 dan Vol 2. Ed 6. Hal 164-165. Jakarta : EGC
Daftar Pustaka
MEKANISME TIMBUL BERCAK KEMERAHAN
Alergen,Infeksi,Trauma,Autoimun
, Psikis
Pengaktifan sel mast dan
basofil
Pelepasan mediator radang
Peningkatan aliran darah
(vasodilatasi)Eritema
Adanya inflamasi
Proliferasi epidermis berlebihan
Pemendekan siklus sel
keratinosit
Sehingga lapisan kulit memadat dan berkumpul
Terlepasnya lapisan stratum
korneum dari kulitSkuamosa
Mekanisme kemerahan dan skuamosa
BEBERAPA CONTOH EFLORESENSI KULIT
sekunder
primermakula, vesikel, pustula, papula, bulla, nodulus,
nodus.
kista, abses, sikatriks, erosi,
ekskoriasi, ulkus, skuama,
krusta
Primer :makula
papula
Gelembung berisi cairan serum,beratap dengan diameter < 1cm
vesikel
Vesikel berisi nanah
pustula
Penonjolan kulit dengan batas tegas, letaknya dalam, diameternya lebih kecil dari pada 1 cm.
nodul
efloresensi primer yang berbatas tegas, hanya berupa perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk
penonjolan superficial pada permukaan kulit dengan massa zat padat, berbatas tegas, berdiameter < 1cm.
vesikel yang berukuran lebih besar > 1cmBULLA
massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, jika < 1 cm disebut nodulus
NODUL
EFLORESENSI
sekunder
defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi membrana basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau subkutis, sehingga pada proses penyembuhannya sering meninggalkan sikatriks.
Ulkus
penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal.
Sikatriks
Abses
Krusta
Timbulnya pus pada jaringan yang terlokalisir.
Cairan badan yang mengering bisa berupa jaringan nekrotik dan benda asing (kotoran dan obat).
EFLORESENSI
Djuanda, Adhi.2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:Balai Penerbit FKUI.Siregar. 2004. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta:EGC.
ALUR DIAGNOSTIK
ANAMNESIS Sejak kapan keluhan gatal-gatal muncul ? Apakah gatal-gatal timbul mendadak? Apakah gatal disertai ruam atau lesi pada badan? Bercak kemerahan hilang timbul atau menetap? Bagaimana gambaran lesi awalnya?menonjol,rata atau melepuh? Dimana lokasi awal terjadinya bercak merah? Bagaimana perkembangan lesinya? Dan adakah daerah kulit lain yang
terkena? Pada bercak merah disertai rasa panas,nyeri,baal atau tidak? Apa yang membuat bercak merah bertambah parah? Disertai demam atau tidak? Apakah gejala ada hubungannya dengan penggunaan pakaian
baru,membersihkan tanaman atau menggunakan detergen,gigitan serangga atau trauma?
Adakah riwayat gejala yang sama pada keluarga? Apakah pasien sedang minum obat? Apakah ada perubahan dalam berkeringat atau kulit menjadi kering ? Apakah ada riwayat penyakit menahun? Sudah diberi obat atau belum? Ada riwayat alergi atau tidak dan jika iya apa gejalanya?
PEMERIKSAAN FISIKInspeksi Diperhatikan lokalisasi warna, bentuk,
ukuran,penyebaran,batas ,dan efloresensi yang khusus. Bila terdapat kemerahan pada kulit, ada 3 kemungkinan (Membedakannya ditekan dengan jari dan digeser) :
EritemaWarna kemerahan akan hilang dan warna tersebut akan kembali setelah jari dilepaskan karena terjadi vasodilatasi kapiler. PurpuraWarna kemerahan tidak menghilang sebab terjadi pendarahan dikulit TelangiektasisWarna kemerahan tidak hilang karena pelebaran kapiler yang menetap
Ada tidaknya bekas garukan Permukaannya rata atau menonjol. Bila permukaan lesi
rata, perhatikan bagaimana gambaran permukaan kulit yang terlihat : kering atau basah
Perhatikan keseluruhan kulit apakah terdapat tanda-tanda kekeringan kulit atau kulit tampak pecah-pecah
PALPASI Pada pemeriksaan ini diperhatikan adanya
tanda tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa ( rubor dan tumor), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional maupun generalisata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Biopsi Kulit Preparat KOH Patch Test (Tes Tempel) Diaskopi Sinar Wood Darah Tepi
Kerokan KulitBahan pemeriksaan berupa kerokan kulit , rambut, dan kuku terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan alkohol 70%.
Pemeriksaan MikrobiologiPada sediaan kulit dan kuku yang
terlihat adalah hifa, sebagai 2 garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet pada kelainan. Pada sediaan rambut yang dilihat adalah spora kecil (Mikrospora) atau besar (Makrospora), spora dapat tersusun diluar rambut (Ektotriks) atau didalam rambut (Endotriks).
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIK
Dibutuhkan potongan jaringan yang didapat dengan cara biopsi dengan pisau .Biasanya hanya lesi peradangan yang batas dan jelas atau pada kasus kasus yang ditandai adalah perubahan warna (Vitiligo, malasma, dll).
Biopsi: Lesi Primer yang belum mengalami garukan atau infeksi sekunder.
Psoriasis vulgaris Pitiriasis rosea
Dermatitis seboroik
Anamnesis
-Gatal ringan-Eritem-Skuama -Predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut, lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.-Dipengaruhi faktor psikis
- Kulit merah- Gatal - Skuama haluslamanya: beberapa hari sampai beberapa minggu
•Eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan•Rasa gatal yang hebat
Psoriasis vulgaris
Pitiriasis rosea
Dermatitis seboroik
Pem.fisik
Pem.kulit:•Bercak merah meninggi •Bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama yang tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilap serta transparan
•Khas :Fenomena tetesan lilinSkuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan --> disebabkan berubahnya indeks biasFenomena KöbnerTrauma pada kulit penderita Fenomena Auspitzhasilnya Tampak serum atau darah berbintik-bintik
- Kulit tampak merah dan meradang, - Gatal ringan dengan skuama halus- Ruam memiliki batas yang tegas, bisa menyebar
•bercak eritema •skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batas agak kurang tegas-Kulit kepala tampak adanya ketombe-Rambut rontok-Skuama meliputi kulit kepala, wajah, aurikularis, daerah fleksura, dan badan, ketiak, inframamma, umbilicus.
Psoriasis vulgaris
Pitiriasis rosea
Dermatitis seboroik
Pem.penunjang
Histopatologi :-perpanjangan (akantosis) reteridges dengan bentuk clubike, -perpanjangan papila dermis, -penebalan suprapapiler epidermis.-dilatasi kapiler papila dermis dan pembuluh darah berkelok-kelok,-infiltrat inflamasi limfohistiositik ringan sampai sedang dalam papila dermis atas.
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%
Histopatologi:-Tampak dermatitis kronik dan spongiosis yang lebih jelas- Pemeriksaan KOH 10-20% dapat tampak spora/blastokonidia, tidak ada hifa-Pemeriksaan lampu Wood flouresen negative (warna violet)-Dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Psoriasis vulgaris Pytiriasis rosea
DAFTAR PUSTAKA Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI Ilmu Penyakit Dalam, Harrison
PENATALAKSANAAN PADA SKENARIO
MEDIKAMENTOSA Topikal :- Kortikosteroid 40-60 mg Sistemik: - Metrotrexat 3 x 2.5 mg interval 12 jam dalam seminggu. Dosis total 7.5 mg jika tidak ada perbaikan dosis dinaikkan 2.5-5 mg per minggu- Penyinaran Sinar UV
NON MEDIKAMENTOSA Hindari stres berlebihan Hindari terkena panas matahari secara
langsung Jaga higienitas diri
PENCEGAHAN PENYAKIT YANG MENIMBULKAN
GATAL
PSORIASIS VULGARIS Penyuluhan terhadap masyarakat yang
berpotensi terkena penyakit ini. Hindari faktor pencetus, Lindungi daerah yang gatal. Konsultasi ke dr. kulit Pakai pakaian yang sesuai dengan
cuaca. Hindari faktor yang memperberat
seperti sinar matahari, stress dan alkohol.
DERMATITIS NUMULARIS Hindari hal-hal yang menimbulkan alergi
apabila dia menderita alergi tersebut Hindari minum alkohol Stress emosional
PITIRIASIS ROSEA Penyuluhan masyarakat Terhadap resiko yang ditimbulkan. Lindungi daerah yang gatal. Konsultasi ke dr. kulit Gunakan sabun dengan moustrizer Jauhkan dari faktor yg menyebabkan
ptiriasis rosea terutama infeksi
ERITRODERMA Hindari konsumsi obat yang dapat
menimbulkan alergi Hindari faktor pemberat, Dan rawat pasien dalam ruang hangat
untuk hindari hipotermi. Hindari obat topikal yang dapat
timbulkan iritasi
DERMATITIS KONTAK ALERGI Penyuluhan terhadap masyarakat yg
beresiko terkena penyakit ini Menjaga kebersihan Memakai sabun mandi Jauhkan dari faktor yg menyebabkan
dermatitis
DD
DEFINISI Penyakit kulit yang termasuk di dalam
kelompok dermatosis eritroskuamosa Merupakan penyakit autoimun Penyakit kulit yang bersifat kronik dan
residif ditandai dengan adanya bercak bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis lapis dan transparan, disertai dengan fenomena tetesan lilin
PSORIASIS VULGARIS
EPIDEMIOLOGI Insidens pada orang kulit putih lebih
tinggi di eropa dilaporkan sebanyak 3 – 7%, di
AS 1 – 2% sedangkan di jepang 0,6% Insidens pada pria lebih banyak dari
pada wanita Dapat menyerang semua usia, tetapi
umumnya orang dewasa
ETIOLOGI Belum diketahui pasti. merupakan penyakit autoimun, Faktor herediter 66% Faktor psikis, stress, kelelahan, trauma
GEJALA KLINIS Efloresensi berupa : Bercak eritema berbatas tegas, Dengan skuama yang kasar, berlapis-
lapis dan transparan (berwarna putih bening seperti mika),
Gatal ringan Tidak menyebabkan kematian namun
hampir semua pasien bermasalah Dgn gangguan kosmetik yg mengganggu kehidupan sehari-hari
Fenomena tetesan lilin Skuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan disebabkan berubahnya indeks bias Fenomena auspitzTampak serum atau darah berbintik-bintik disebabkan papilomatosis Fenomena kobnerTrauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya : garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis
PEMERIKSAAN PENUNJANG Histopatologi :
gambaran khas berupa :hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis
Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut Munro
Terdapat papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis
PENATALAKSANAAN Sistemik Kortikosteroid :
prednison 30 mg/hari. Setelah membaik dosis diturunkan perlahan.
Obat sitostatik: metotraksat 3x2,5mg dengan interval 12 jam dalam seminggu,jika tidak ada perbaikan dinaikan 2,5mg – 5 mg perminggu atau IM 7,5mg-25mg dosis tunggal setiap minggu.
Topikal Preparat ter Kortikosteroid topikal Antralin 0,2-0,8% dalam
pasta, salep atau krim Calcipotriol berupa
salep atau krim 50 mg Emolien untuk
melembutkan permukaan kulit
Tazaroten dalam bentuk gel dan krim konsentrasi 0,05% dan 0,1%
KOMPLIKASIKelainan kuku pitting nail atau nail pit berupa lekukan-
lekukan miliar (50%) onikolisis (kuku yang keruh, tebal,
bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk di bawahnya)
Kelainan sendi : bersifat poliartikularPredileksi : sendi interfalangs distal
PROGNOSIS Meskipun psoriasis tidak menyebabkam
kematian, tetapi bersifat kronis dan residif.
ERITRODERMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Merupakan peradangan kulit yang mengenai 90% atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama . Pada beberapa kasus skuama tidak selalu ditemukan , misalnya pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik pada mulanya tidak disertai skuama . Pada eritroderma yang kronik , eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan hiperpigmentasi .
Insiden eritroderma di AS bervariasi antara 0,9 sampai 1,0 per 100.000 penderita rawat jalan dermatologi . Insiden pada laki-laki lebih besar daripada perempuan dengan proporsi 2:1 sampai 4:1 dan usia rata-rata 41-62 tahun . Angka kematian tergantung pada penyebab eritroderma terdapat 43% kematian , 18% disebabkan langsung oleh eritroderma dan 74% tidak berhubungan dengan eritroderma
-Mula mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-48 jam . -Bila kulit kepala sudah terkena , dapat terjadi alopesia , perubahan kuku , dan kuku dapat terlepas . -limfadenopati dan hepatomegali . -Skuama timbul setelah 2-6 hari , sering mulai daerah lipatan -Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning . - Kulit merah terang , panas , kering dan kalau diraba tebal . Pasien mengeluh -Kedinginan- Menggigil
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat sistemik , perluasan penyakit kulit , penyakit sistemik termasuk keganasan . Penyakit kulit yang dapat menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis , dermatitis sebooroik , alergi obat
Biopsi KulitDapat menunjukkan gambaran yang bervariasi , tergantung berat dan durasi proses inflamasi . Pada tahap akut , spongiosis dan parakeratosis menonjol teradi edema . Pada stadium kronis , akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih dominan
Eritroderma gol I : hentikan obat tersangka , pemberian kortikosteroid , prednison 4x10 mgEritroderma gol II : kortikosteroid , prednison 4x10 mg sampai 15 mg sehariMetilprednisolonKloramburasil dengan dosis 2-6mg sehariPada eritroderma kronis diberikan diet tinggi protein
AbsesFurunkolosisKonjungtivitisStomatitisBronkitisLimfadenopatiHepatomegali RhinitisKolitis
Prognosis tergantung pada proses penyakitnya yang mendasarinya . Kausu karena penyebab obat dapat membaik setelah penggunnaan obat dihentikan dan diberi terapi yang sesuai . Pada penderita yang belum diketahui penyebabnya , pengobatan dengan kortikosteroid hanya mengurangi gejalanya , pasien akan mengalami ketergantungan kortikosteroid