NILAI MORAL DALAM NOVEL PERUMPUAN BERSAMPUR MERAH KARYA INTAN ANDER DAN IMPLIKASIHNYA DENGAN
PEMBELAJARAN SASTRA (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)
PROPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Nama : Tri Nadiah Indrianti
NIM : 1688201095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Tri Nadiah Indrianti
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201095
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Nilai Moral Dalam Novel Perumpuan Bersampur Merah Karya Intan Ander dan Implikasihnya dengan Pembelajaran Sastra (Tinjauan Sosiologi Sastra)
Telah disetujui oleh tim pembimbing skripsi untuk mengikuti sidang proposal
skripsi.
Tangerang, 07 Mei 2020
Tim Pembimbing:
Pembimbing I Tanda Tangan
Ismalinar, SS., M.Pd.NIDN: 0404035501
Pembimbing II Tanda Tangan
Dr. Goziyah, M.Pd.NIDN: 0418128703
i
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd
NBM. 104 4914
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Tri Nadiah Indrianti
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201095
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
Judul Skripsi : Nilai Moral Dalam Novel Perumpuan Bersampur
Merah Karya Intan Ander dan Implikasihnya
dengan Pembelajaran Sastra (Tinjauan Sosiologi
Sastra)
Tanggal Sidang Proposal :
Tangerang, 7 Mei 2020
Tim Pembimbing: Tanda Tangan
Penguji I
...................................... ...........................................
NBM.-
Penguji II
...................................... ...........................................
NBM. -
Pembimbing I
iii
Ismalinar, SS., M.Pd ...........................................
NBM.-
Pembimbing II
Dr. Goziyah, M.Pd ...........................................
NBM. 120 4999
Mengesahkan,
Dekan FKIP Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. ENAWAR, S.Pd., MM.,MOS Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd
NBM. 819 887 NBM. 104 4914
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Tri Nadiah Indrianti
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201095
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul proposal Skripsi “Nilai Moral Dalam Novel
Perumpuan Bersampur Merah Karya Intan Ander Dan Implikasihnya Dengan
Pembelajaran Sastra (Tinjauan Sosiologi Sastra)” beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat
dari karya orang lain karena hal tersebut melangar etika yang berlaku dalam
kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap apabila dikemudian hari ternyata
terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang , 7 Mei 2020
(Tri Nadiah Indrianti)
NIM. 1688201095
v
KATA PENGANTAR
Penulis menyampaikan puji dan syukur kepada Allah Swt. Atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul “Nilai Moral Dalam Novel Perumpuan Bersampur Merah Karya Intan
Anderu Pedekatan Sosiologi Sastra dan Implikasihnya dengan Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”. Tak lupa penulis mengirimkan selawat
kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah
menuju era literasi seperti saat ini.
Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis dibantu oleh banyak pihak.
Tanpa bantuan mereka, belum tentu tugas ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu,
penulis mengucapkan terimakasih banyak secara tulus kepada :
1. Dr. H. Amarullah, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang;
2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M.,MOS., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;
3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang;
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang;
vi
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang;
6. Ismalinar, SS.,M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dalam
menulis proposal skripsi ini;
7. Dr. Goziyah, M.Pd Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dalam
menulis proposal skripsi ini;
8. Ayahanda M Nasir dan Ibunda Sopiah Kumala Dewi yang telah mendidik
dan membimbing penulis dengan kasih sayang serta doa yang tiada
hentinya dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis;
9. Guru dan staf SMP SMK Putra Negara, yang telah memberikan semangat
sehingga memotivasi dalam menyelesaikan proposal skripsi;
10. Teman-teman penulis, Resty Khairunisa, Herawati, Siti Nok Eva yang telah
membantu dan memberikan semangat sehingga memotivasi dalam
menyelesaikan proposal skripsi;
11. Anak kos Wardah, teh Mimi, Novi yang telah membantu dan memberikan
semangat setiap harinya dalam menyelesaikan proposal skripsi;
12. Rekan-rekan seperjuangan di kelas A3 dan B1 PBSI, FKIP, UMT yang turut
membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan proposal skripsi.
Peneliti menyadari sepenuhnya proposal skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan mengarahkan
pada penyempurnaan proposal skripsi ini sangat diharapkan. Semoga proposal
vii
skripsi ini dapat bermanfaat untuk seluruh akademik khususnya bagi calon guru
profesional.
Tangerang, 7 Mei 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI ..................................i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................v
KATA PENGANTAR ....................................................................................vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................4
C. Rumusan Masalah.................................................................................4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................5
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................7
A. Novel ....................................................................................................7
1. Pengertian Novel .............................................................................7
2. Unsur-unsur Novel ..........................................................................9
3. Jenis-jenis Novel .............................................................................19
viii
4. Ciri-ciri Novel .................................................................................20
B. Hakikat Nilai Moral .............................................................................21
a. Pengertian Nilai Moral ....................................................................21
b. Wujud Penyampaian Moral .............................................................24
c. Bentuk Penyampaian Moral ............................................................28
C. Sosiologi sastra ....................................................................................31
D. Implikasi Pembelajaran Sastra .............................................................32
E. Penelitian yang Relevan .....................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................38
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................................38
B. Waktu Penelitian ..................................................................................39
C. Sumber dan Jenis Penelitian ................................................................40
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................41
E. Instrument Penelitian............................................................................42
F. Teknik Analisis Data............................................................................44
G. Keabsahan Data ...................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................50
LAMPIRAN
A. Autobiografi Penulis ...........................................................................53
B. Form Bimbingan Proposal Skripsi .....................................................54
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ..................................................................................40
Tabel 3.2 Temuan Nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dengan diri
sendiri dalam novel Perumpuan bersampur merah Karya Intan Anderu..............43
Tabel 3.2 Nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dengan manusia lain
dalam novel Perumpuan bersampur merah Karya Intan Anderu .........................43
Tabel 3.4 Nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dan tuhan dalam novel
Perumpuan bersampur merah Karya Intan Anderu...............................................44
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil kreativitas manusia sebagai cerminan
kehidupan manusia. Hal ini tersebut terlihat dari permasalahan yang
dituangkan dalam karya sastra juga sering terjadi di dunia nyata atau
sebaliknya. Akan tetapi karena karya sastra merupakan hasil kreatif manusia
jadi tidak semata-mata merupakan duplikasi dari kehidupan nyata, melainkan
ada unsur kreatif berlandaskan permasalahan yang ada di dunia nyata. Karya
sastra juga dapat dikatakan sebagai penciptaan kembali oleh pengarang dari
suatu permasalahan yang nyata dengan bahasa media penyampaiannya.
Sebagai seni yang lahir dari hasil kreatif manusia, karya sastra tidak hanya
sebagai manfaat untuk menyampaikan gagasan, teori, ide, atau sistem
pemikiran manusia, akan tetapi harus mampu menciptakan kreasi yang indah
dan menyenangkan.
Adapun jenis-jenis karya sastra terdiri dari: puisi, roman, novel, cerpen,
drama. Puisi atau sajak adalah karya sastra yang berkaitan dengan bait dan
larik, kata-katanya singkat tetapi kaya makna, kata-katanya tidak vulgar tetapi
terbungkus oleh gaya bahasa, baik yang klise ataupun yang tidak klise. Roman
adalah cerita rekaan yang menceritakan kisah hidup seorang anak manusia dari
kecil sampai meninggal dunia. Novel adalah karya sastra yang berbentuk cerita
rekaan yang mengisahkan hidup seseorang yang dianggap berkesan. Cerpen
1
adalah singkatan dari cerita pendek. Drama adalah cerita yang lengkap dengan
adegan dan dialog para tokoh cerita.
Novel merupakan gendre sastra termuda, novel ternyata telah bayak
menarik perhatian dan minat bayak kalangan. Seperti yang kita ketahui sastra
merupakan bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif yang menggunakan
bahasa sebagai media untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.
Salah satu yang membedakan novel dengan karya sastra lain adalah isi dari
sebuah novel lebih panjang dan lebih kompleks dan juga tidak memiliki
batasan struktur dan sajak. Sebuah novel biasanya menggambarkan suatu
kehidupan manusia yang berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungan
serta juga sasaranya.
Novel termasuk karya yang bersifat imajinatif. Fiksi menawarkan
berbagai permasalahan manusia dan kemanusian, hidup dan kehidupan.
Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dan penuh
kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai
dengan pandangannya. Oleh karna itu, fiksi, dapat diartikan sebagai “prosa
naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung
kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia.
Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatanya
terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk
sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur huburan dan
penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia”.
2
Fiksi menceritakan sebagai masalah kehidupan manusia dalam
interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri,
serta interaksinya dengan Tuhan. Pada dasarnya, prosa fiksi merupakan karya
imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas
sebagai karya seni. Oleh karna itu, fiksi merupakan sebuah cerita yang di
dalamnya terkandung tujuan untuk memberikan hiburan kepada pembaca
disamping adanya tujuan estetik
Nilai moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah
karya, makna yang disarankan lewat cerita. Dari sebuah novel kita dapat
mengetahui nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat tertentu, baik moral
yang bersifat positif maupun yang bersifat negarif. Dalam menulis sebuah
karya sastra, khususnya novel, pengarang sering menungkangkan berbagai
macam nilai moral yang ada disekitarnya kedalam tulisannya. Berdasarkan
teori di atas nilai moral adalah nilai-nilai yang ada dalam karya sastra
menunjuk anjuran-anjuran, pesan mengenai sesuatu hal yang dianggap baik
dan buruk suatu prilaku, sikap dan sebaliknya.
Novel Perumpuan Bersampur Merah karya Intan Anderu
menceritakan tentang kehidupan Indonesia. Di mana dalam novel ini,
pengarang menceritakan seorang anak yang mencari jawaban atas kematian
bapaknya yang dituduh sebagai dukun santet. Novel ini ditulis dengan
campuran bahasa Indonesia dan jawa. Untuk mudah dipahami, pengertian
3
makna sudah ditulis pada bagian belakang novel. Jalan ceritanya berjalan
secara runtut. Di dalam cerita, pembaca diajak untuk melihat kehidupan serta
percintaan. Dengan latar belakng efik lagenda dan tradisi jawa, novel beredar
di masyarakat dan sering dibaca oleh pelajar, mahasiswa, dan umum,
Peneliti merasa penting untuk mendeskripsikan, menganalisis nilai moral dalm
novel Perempuan Bersampur Merah karya Intan Anderu. Hararapannya,
melalui penelitian ini, peneliti mampu memberikan rujukan pada pembaca
tentang nilai moral dalam novel ini. Selain itu, apakah novel ini layak
dijadikan guru sebagai bahan penunjang pembelajaran di sekolah. Apakah
novel ini layak dibaca oleh siswa SMA. Intinya, apakah isi novel ini ada
implikasinya terhadap pembelajaran sastra di sekolah. Judul penelitiannya
adalah “Nilai Moral Dalam Novel Perumpuan Bersampur Merah Karya Intan
Ander dan Implikasihnya dengan Pembelajaran Sastra (Tinjauan Sosiologi
Sastra)”.
B. Fokus Masalah
Fokus penelitian ini mejadi sangat penting perananya untuk menentukan
permasalahan yang akan diteliti agar pembahasan tepat sasaran dan tidak
meluas. Penelitian ini akan difokuskan pada nilai moral dalam novel
Perempuan Bersampur Merah Karya Intan Anderu dan implikasinya dengan
pembelajaran sastra.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah, ditetapkan rumusan masalah sebagai
berikut?
4
1. Bagaimanakah nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dengan
diri sendiri dalam novel Perempuan Bersampur Merah Karya Intan
Anderu dan implikasinya dengan pembelajaran sastra?
2. Bagaimanakah nilai moral yang berkaitan hubungan dengan manusia
dan manusia lain dalam novel Perempuan Bersampur Merah Karya
Intan Anderu dan implikasinya dengan pembelajaran sastra?
3. Bagaimanakah nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dan
Tuhan dalam novel Perempuan Bersampur Merah Karya Intan Anderu
dan implikasinya dengan pembelajaran sastra?.
D. Tujuan Peneliti
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai moral yang berkaitan
hubungan manusia dengan diri sendiri dalam novel Perempuan
Bersampur Merah Karya Intan Anderu dan implikasinya dengan
pembelajaran sastra.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai moral yang berkaitan
hubungan dengan manusia dan manusia lain dalam novel Perempuan
Bersampur Merah Karya Intan Anderu dan implikasinya dengan
pembelajaran sastra.
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai moral yang berkaitan
dengan hubungan manusia dan Tuhan dalam novel Perempuan
5
Bersampur Merah Karya Intan Anderu dan implikasinya dengan
pembelajaran sastra.
4. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan memperkaya ilmu pengetahuan mengenai bahasa dan sastra
Indonesia.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
beberapa pihak, antara lain:
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
guru tentang isi novel, apakah novel ini mengandung nilai moral atau
tidak. Dengan demikian, guru dapat memberikan referensi yang tepat
pada siswa SMA apakah melarang atau menyuruh membaca novel ini.
Apakah novel ini memiliki implikasi terhadap pembelajaran sastra?
Guru akan mendapat jawabannya setelah membaca hasil penelitian
ini.
b. Bagi Pembaca
6
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai penyampian informasi
bahwa karya sastra seperti novel tidak hanya menghibur pembaca,
tetapi juga bermanfaat karena mengandung nilai-nilai moral untuk
pembelajaran hidup.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. NOVEL
1. Pengertian Novel
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian
cerita hidup seseorang dengan orng yang berda disekilingnya dan
menonjolkan watak atau karakter dan sifat setiap prilaku. Berasal dari
bahasa italia novella yang berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’.
Kemudia diartikan sebagai karya sastra dalam bentuk prosa
(Abrams,1981:119). Dewasa ini, istilah novella mengandung pengertian
yang sama dengan istilah Indonesia novelette, yang berarti sebuah karya
fiksi yang cukup panjang, tidak terlalu panjang, tidak pula terlalu pendek.
Karya sastra Novel dikatakan berjenis prosa baru karena keberadaanya
merupakan yang paling baru dibandingkan genre-genre sastra lainya.
Tarigan (2014) dalam The Advenced learner’s Dictionary
melukiskan bahwa novel merupakan suatu cerita dengan suatu alur,
cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap kehidupan
pria atau wanita yang brsifat imajinatif (h.167)
Menurut Esten (2013) Novel adalah cerita fiksi yang merupakan
pengungkapan diri fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih
8
Panjang) di mana terjadi konflikkonflik yang akhirnya menyebabkan
terjadinya perubahasan jalan hidup antara para pelakunya (h 212).
Artinya novel merupakan sebuah cerita rekaan di mana setiap cerita
mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan seseorang beserta
konfliknya yang disampaikan melalui alur tertentu sampai terjadi
perubahan nasip para pelakunya.
Senada dengan pendapat di atas. Aziz dan Hasan (2013) juga
berpendapat. Novel merupakan sebuah genre sastra yang memiliki
bentuk utama prose, dengan panjang yang kurang lebih bisa untuk
mengisi satu atau dua volume kecil, yang menggambarkan kehidupan
nyata dalam suatu plot yang cukup kompleks (h 7). Dalam sebuah novel,
seorang pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui secara
yang terkandung dalam novel tersebut. Novel diartikan karangan proses
yang panjang mengandung rangkai cerita kehidupan sesorang dengan
orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku”. Sebagai karya imajinatif novel mengungkapkan nilai-nilai
kemanusiaan melalui prilaku setiap tokoh yang ditimpalkan, sehingga
novel tidak hanya menjadi alat hiburan semata.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan novel adalah
karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya yang memiliki
sebuah kisah atau cerita untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-
9
gamabaran realita kehidupan melalui secara langsung yang terkandung
dalam novel tersebut.
2. Unsur-unsur Novel
Unsur-unsur novel terdiri dari alur, tema, penokohan, sudut
pandang, latar, dan amanat. Digunakan untuk membantu menganalisis
novel-novel supaya lebih mudah menganalisisnya apabila novelnya
tebal tentunya membutuhkan waktu yang lama sehingga unsur-unsur
tersebut diperlukan.
Nurgiyantoro (2013) mengatakan bahwa novel sebagai karya
sastra mempunyai unsur-unsur yang membangun untuk menghasilkan
karya sastra yang baik. Adapun unsur-unsur pembangun novel ada dua
yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah
unsur yang membangung karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra yang akan
dijumpai jika seorang membaca karya sastra Unsur-unsur instrinsik
dalam sebuah novel yang secara langsung, erat membagun cerita
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra
itu tetapi secara tidak langsung mempengaruhi karya sastra tersebut
( h 23).
Unsur-unsur intrinsik dalam novel adalah unsur yang
membangun penciptaan karya itu dari dalam, meliputi tema, alur,
penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahsa.
a. Tema
10
Dalam menuliskan sebuah novel pengarang selalu
menyamatkan tema dalam ceritanya. Menurut Toyidin (2013)
Tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita, makna
sebuah cerita. Pokok utama yang menjadi dasar dalam sebuah
cerita. Suatu amanat utama yang mewakili keseluruhan dari isi
cerita (h.195). Tema berasal dari bahasa Yunani tithenai yang
berarti “menempatkan” atau “meletakan. Tema suatu cerita
bisasnya bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami
setelah membaca keseluruhan cerita.
Sedangkan menurut Toyidin (2013) tema adalah sesuatu
yang menjadi pikiran, sesuatu yang menjadi persoalan bagi
pengarang. (h,20). Tema di sini merupakan persoalan yang
diungkapkan dalam sebuah novel dan masih bersifat netral.
Seorang pengarang melakukan watak para tokoh dalam karya
sastranya dengan dasar tema tersebut.
Dari beberapa pendapat dapat di atas dapat disimpulkan tema
adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah pikiran yang
ditampilkan oleh pengarang. Tema merupakan unsur yang penting
dalam menulis sebuah karangan yang kemudian akan
dikembankan pengarangnya kedalam sebuah cerita yang utuh.
b. Latar
Latar dalam sebuah fiksi bukan hanya sekedar menunjukan
tempat kejadian dan kapan terjadinya sebuah cerita dalam novel
11
memang harus terjadi di suatu tempat dan dalam satu waktu.
Harus ada tempat dan ruang kejadian. Menurut Toyidin (2013)
Latar adalah tempat-tempat kejadian yang ada di dalam sebuah
cerita seperti, kerajaan-kerajaan, istana, laut, dan lain sebagainya.
Biasanya dari latar tempat ini dapat diketahui tradisi
masyarakatnya, suasana iklimnya, dan yang akan berpengaruh
pada tokoh dan karakternya (h.196). Latar dalam karya sastra
memberikan gambaran cerita secara nyata dan jelas. Hal ini
penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca,
meciptakan suasana tertentu yang seolah-olah ada dan sungguh
terjadi.
Menurut Toyidin (2013) unsur latar terdapat dibedakan ke
dalam tiga unsur pokok atara lain.
1. Latar tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
digunakan mungkin berupa tempat-empat dengan nama
tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama
jelas. Latar tempat dalam sebuah novel biasanya meliputi
beberapa lokasi sehingga berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain.
2. Latar waktu
12
Latar waktu berhubungan yang menyangkut dengan
waktu-waktu di dalam sebuah cerita, waktu terjadinya
peristiwa di dalam cerita. Contoh: wkatu pada siang hari,
malam hari, pagi hari, sore hari, jam-jam, minggu-minggu
tahun-tahun dan lain sebgainya yang sesuai dengan keberadaan
waktu di dalam cerita.
3. Latar sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilakuosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi tata cara kehidupan sosial
masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang
cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat
istiadat, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan
bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status
sosial tokoh yang bersangkutan.
Dari ketiga unsur latar di atas, kepiawan penulis dalam
mengambarkan tempat, waktu dan suasan sangat penting. Hal
ini bermaksud untuk memberi rasa kepada pembaca. Sehingga
pembaca dapat merasakan peristiwa dalam cerita seolah-olah
nayta. (h.197)
4. Sudut pandang
Sudut pandang biasa di sebut dengan point of view pada
dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang
13
diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita dalam
hal ini, harus dibedakan dengan pandangan pengarang
sebagian pribadi, sebab sebuah fiksi sebenarnya adalah
pandangan pengarang terhadap kehidupan. Menurut Toyidin
(2013, h.198). Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam
menayakan cerita atau strategi pengarang untuk
mengemukakan gagasan dalam cerita. Sudut pandang pada
umunya secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
Sudut pandang orang petama (aku)’
Sudut pandang orang ketiga (dia),
Dan sudut pandang campuran antara orang pertama (aku)
dan orang ketiga (dia).
Dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah
kedudukan atau posisi pengarang dalam menceritakan
cerita tersebut.
5. Plot / Alur
Plot atau alur adalah rangkaian sebuah cerita dari awal
hingga akhir, seperti yang dijelaskan Stanton (2012) bahwa
alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita yang
biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung
secara kausal saja, yaitu peristiwa yang menyebabkan atau
menjadi dampak peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan
karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya. (h.26)
14
Toyidin (2013) Alur sebuah cerita haruslah bersifat padu
unity. Antara peristiwa yang satu dengan yang lain, antara
peristiwa yang diceritakan lebih dahulu dengan kemudian, ada
hubungan, ada sifat saling berketarikan. Kaitan antara
peristiwa tersebut hendaklah logis, jelas, dapat yang mungkin
di awali, tegah atau akhir. Sebuah karua fiksi menyajikan
sebuah cerita atau hubungan tertentu baik buhungan waktu,
kejadian atau hubungan sebab akibat (h.196)
Dalam Tarigan (2011) diterangkan bahwa setiap cerita
bisanya terdapat lima bagian yaitu. Simation (pengarang
melukiskan atau keadaan). Generation (peristiwa yang
bersangkut paut mulmbergerak). Resing aetion (mulai
memuncak). Chmax (peristiwa-peristiwa mencapai klimaks).
Denoument (pengarang memberikan pemecahan soal dari
semua peristiwa). Jadi dapat disimpulkan bahwa alur atau plot
adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang
disusun satu persatu dan saling berkaitan menjadi sebab
akibatdari awal sampai akhir cerita (h.128).
6. Penokohan atau perwatakan
Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam
suatu karya naratif atau drama yang ditafsirkkan memiliki
kecenderungan tertentu seperti yang diskspresikan melalui
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Penokohan
15
atau perwatakan merupakan unsur yang penting dalam
membangun cerita dalam karya fiksi. Baik buruknya sebuah
cerita bayak ditentukan oleh kepandian penulis dalam
menghidupkan watak tokoh-tokohnya. Toyidin (2013)
Penokohan/perwatkan adalah bersifat hitam dan putih, artinya
tokoh yang baik biasanya selalu baik dari awal hingga akhir
cerita, tokoh yang baik biasanya memiliki wajah yang
sempurna dan tokoh yang jahat memiliki wajah yang seram.
Contoh tokoh yang baik berwajah tampan, pintar, gagah, dan
pemberani, sedangkan tokoh yang jahat berwajah
menyeramkan (h.197).
Berdasarkan penokohan di atas adalah bagaimana
pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan
bagaimana tokoh-tokoh tersebut. Ini berarti ada dua hal yang
pentingdalam penokohan yaitu, Teknik penyampaian dan
dengan watak atau keberibadian yang ditampilkan. Kedua hal
itu memiliki hubungan yang sangat erat, penampilan dan
penggambaran tokoh harus mendukung watak tokoh tersebut
secara wajar, apabila penggambaran tokoh kurang jelas dengan
watak yang dimilikinya tentu jelas akan mengurangi bobot
ceritanya.
Lubis (dalam Tarigan, 2013) mengatakan bahwa terdapat
beberapa cara yang dapat dipergunakan oleh pengarang untuk
16
melukiskan rupa, watak atau peribadi para tokoh tersebut,
antara lain Physicol descnption (melukiskan bentuk lahir dari
pelakon). Diseussin of enviroumen (pengarang melukiskan
keadaan sekitar pelakon). Reacting of other about to character
(pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan
pelakon lain dengan cerita terhadap pelakon utama) h.113.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penokohan merupakan
salah satu cara pengarang untuk melukiskan pribadi setiap
pelaku sehingga cerita itu lebih menarik. Setiap pengarang
memilih cara-cara tersendiri sesuai dengan imajinasinya.
7. Gaya
Gaya atau sering kali disebut dengan gaya bahasa
merupakan ciri khas pengungkapan seorng pengarang. Dalam
menuangkan idenya pengarang biasanya memilih kata-kata
yang dipakainya sehingga pesanya sampai pada pembaca.
Penggunaan bahasa yang baik juga membuat tulisan menjadi
indah seperti hakikat sastra yang indah.
Santoso (2013) Gaya bahasa adalah cara pengarang dalam
menggunakan bahasa. Meski dua orang pengarang makna alur
karakter, dan latar yang sama, hasail tulisan keduanya bisa
sangat berbeda (h.61). Dengan demikian gaya bahasa setiap
pengarang memiliki ciri khasnya yang berbeda antara penulis
satu dengan yang lain dalam mengungkapkan gagasanya
17
tentang kehidupan atau gaya bahasa dapat disebut sebagai
pribadi pengarang
Toyidin (2013) Gaya bahasa adalah, bahasa yang bermula
dari bahasa yang biasa digunakan dalam tradisonal dan literal
untuk menjelasakan orang atau objek. Dengan menggunakan
gaya bahasa, pemaparan imajinatif menjadi lebih segar dan
berkesan. Gaya bahasa mencakup; arti kata, citra,
peumpamaan, serta symbol dan alegori (h.199).
Tarigan (2012) Gaya bahasa adalah merupakan bentuk
retorik yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan
menulis untuk menyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan
pembaca. Lebih khusus adalah pemakaian ragam bahasa untuk
memperoleh efek tertntu. Efek yang dimaksud dalam lah ini
adalah efek estetis yang menghasilkan nilai seni (h.5).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan gaya
bahasa adalah ragam bahasa yang khas dan dapat diidentifikasi
melalui pemakaian bahasa yang menyimpang dari penggunaan
bahasa sehari-hari atau yang lenih dikenal sebgai bahasa khas
dalm wacana sasatra.
8. Amanat
Seseorang pengarang karya sastra sadar atau tidak sadar
pasti menyampaikan amanat dalam karya sastranya. Menurut
Esten (2013) amanat yang baik adalah amanat yang berhasil
18
membukakan kemungkinan-kemungkinan yang luas dan bagi
manusia dan kemanusiaan (h.21). Amanat yang baik tidak
tidak cenderung untuk mengikuti pola-pola dan norma, tetapi
meciptakan pola-pola baru berdasarkan nilai-nilai kemanusian.
Maksudnya seseorang pengarang dalam menuliskan sebuah
sastra dalamnya terdapat amanat yang memberikan wawasan
baru tentang nilai-nilai kemanusian
Toyidin (2013) Amanat adalah merupakan pesan baik dari
cerita, biasanya amanat dapat diketahui setelah membaca
ceritanya itu secara keseluruhan. Amanat di dalam hikayat
biasanya mudah ditemukan karena cerita dalam hikayat fungsi
utamanya untuk menyampaikan pesan moral, sehingga
amanatnya cepat disajikan. (h.198).
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan dalam sebuah
karya sastra yang ditulis oleh pengarang sudah tentu ada hal-
hal atau pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca
pesan-pesan yang disampaikan dalam tema atau pokok
membedakan melalui jalan cerita. Biasanya dalam
menyampaikan tema pebaca tidak berhenti pada pokok
permasalahnya saja tetapi disertakan juga dengan pemecahan
masalah atau jalan keluar, dari masalah tersebut.
3. Jenis-jenis Novel
19
Sebagai salah satu bentuk sastra, novel meliliki jenis yang
beraneka ragam. Toyidin (2013) membedakan novel menjadi tiga
jenis yaitu: novel idealism abstrak, novel fisikologis dan novel
pendidikan.
a. Novel idealism abstrak yaitu novel yang memperlihatkan suatu
idealism terhadap dunia, akan tetapi karena persepsi tokoh itu
tentang dunia bersifat subjektif, didengarkan pada kesadaran yang
sempit, idealismenya menjadi abstrak.
b. Novel psikologis merupakan novel yang menampilkan kesadaran
tokoh atau hero terlampau luas melebihi dunia shingga menjadi
berdiri sendiri dan terpisah, itulah sebabnya tokoh hero cenderung
pasti dan cerita berkembang menjadi analisis psikologi semata.
c. Novel Pendidikan, dalam novel ini sang tokoh di satu pihak
mempunyai interioritas, tetapi di lain pihak ingin Bersatu dengan
dunia. Karena ada interaksi antara dirinya dan dunia tokoh ini
mengalami kegagalan.
Sedangkan berdasarkan mutunya novel terbagi menjadi dua jenis
yaitu novel popular dan novel serius. Novel popurel adalah novel
yang popular pada masanya dan bayak penggemarnya, khususnya
pembaca di kalangan remaja ia menampilkan masalah-masalah
yang aktul dan selalu menzaman namun hanya sampai pada
tingkat permukaan (h.195).
20
4. Ciri-ciri Novel
Menurut Hudhan (2018) novel memiliki ciri-ciri anatra lain
sebagai berikut
1) Novel diciptakan lebih dari 35.000 kata
2) Jumlah halaman dalam novel lebih dari 100 halaman
3) Tokoh yang diceritakan dalam novel lebih bayak dan
beragam dari pada cerpen
4) Novel mengandung beberapa konflik yang menceritakan
perjalanna hidup tokoh.
5) Waktu pembaca novel minimal dua jam. (h.51)
Selanjutnya menurut Toyidin (2013) ciri-ciri novel yaitu
1) Pelakunya lebih dari satu orang
2) Menyajikan lebih dari impresi
3) Skalanya lebih luas
4) Seleksinya lebih lebih longgar
5) Kelajuan ceritanya lebih lambat
6) Unsur-unsur kepadetan dan intensitasinya tidak terlalu
diutamakan. (h.214).
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan ciri-ciri novel
adalah secara umum tuliskan bahawa cerita novel lebih dari satu
impresi, efek, dan emosi, alur cerianya cukup kompleks, seleksi
21
ceritanya luas, dituliskan dengan narasi kemudian didukung dengan
deskripi untuk menggambarkan suasanya yang ada didalamnya
B. Hakikat Nilai Moral
a. Pengertian Nilai Moral
Secara umum diketahui bahwa moral menunjuk pada pengertian
(ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan
sikap kewajiban, akhlak, budi pekerti, Susila. Istilah “bermoral”, misalnya
tokoh bermoral tinggi, berarti mempunyai pertimbangan baik dan buruk
yang terjaga dengan kesadaran. Namun tidak jarang pengertian baik buruk
itu sendiri dalam hal-hal tertentu bersifat relatif. Artinya, suatu hal yang
dipandang baik oleh orang yang satu atu pada umumnya, belum tentu baik
bagi orang lain.
Sjarkawi (2014) Nilai atau value (bahasa inggris) atau valere
(bahasa Latin) berate berguna, mampu akan, berdaya berlaku dan kuat.
Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
diinginkan, berguna, dihargai dan menjadiobjek kepentingan (h.29).
pendapat tersebut menyatakan bawa, nilai atau value merupakan suatu
yang mempunyai arti yang berguna, berkualitas dan berlaku kuat terlepas
darisuatu objek kepentingan. Nilai pada dasarnya mempunyai arti yang
kompleks sebagai bentuk apresiasi terhadap suatu kemampuan seseorang
sebagai motivasi untuk mencapai yang lebih baikdan mempunyai ciri khas
sebagai sesuatu yang bermutu, berkualitas yang menjadi tolak ukur baik
buruknya manusia dalam lingkungan masyarakat.
22
Sjarkawi (2014) menyatakan, nilai dapat dianggap sebagai suatu
“keharusan” suatu cita yang menjadi dsar bagi keputusan yang diambil
oleh seseorang. Nilai-nilai itu merupakan bagian dari kenyataan yang tidak
dapat dipisahkan atau diabikan. Setiap hari orng bertingkah laku sesuai
dengan seperankat nilai baik nilai yang sudah merupakan hasil pemikiran
yang tertulis maupun belum. Oleh karna itu, guru tidak mungkin berada
pada kedudukan yang netral atau tidak memihak pada kalimatnya pada
nilai-niali tertentu (h.29). Selanjutnya, Sjarkawi (2014) mengatakan
“Moral berasal bari bahasa Latin, yaitu kata mos (adat-istiadat, kebiasaan,
cara, tingkah laku, kelakuan), mores adat-istiadat, kelakuan, tabiat, watak,
ahlak, cara hidup)” (h.27). Jadi, seperti yang kita ketahui moral berasal
dari bahasa latin yang secara keseluruhan mengandung makna sebagai tata
cara hidup manusia baik berupa perilaku, adat, kebiasaan maupun watak
manusia itu sndiri.
Berdasarkan teori di atas dapat dikatakan bahwa nilai merupakan
sesuatu hal yang bermanfaat yang mempunyai arti positif, sesuatu yang
berkualitas baik dan buruk yang harus dimiliki oleh setiap manusia sebagai
suatu pendengarannya dalam hidup bermasyarakat. Moral memiliki arti
yang luas yaitu sebagai suatu tata cara, prilaku dan buruk perilaku
kebiasaan dan hal-hal yang berkaitan dengan salah dn benar, baik dan
buruk perilaku manusia itu sendiri didalam lingkungan bermasyarakat.
Menurut Tirtarahardja (2012) Moral atau yang sering disebut
etika adalah perbuatan itu sendiri. Moral menunjuk kepada perbuatan yang
23
baik atau benar ataukah yang salah, yang berkemanusiaan atau yang jahat,
karena moral bertalian erat dengan keputusan kata hati, yang dalam hal ini
berate bertalian erat dengan nilai-nilai, maka sesungguhnya moral itu
adalah nilai-nilai kemanusiaan (h.7). Pendapat tersebut menyatakan
bahwa, moral merupakan sesuatu yang saling berkaitan dengan hal-hal
yang bersifat kemanusiaan yang berkaitan erat dengan norma dan nilai-
nilai pada masyarakat.
Sedangkan Sjarkawi (2014) Moral berasal dari kata latin mos
jamaknya mores yang berarti adat atau cara hidup. Etika dan moral sama
artinya, tetapi dalam penilian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dan
atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai. Adapun etika
dipakai untuk pengjaian system nilai yang ada (h.147). Artinya moral
merupakan cara hidup manusia yang ada prosesny asedangakn dinilai baik
maupun buruk perilaku manusia itu sendiri dalam suatu keluarga maupun
lingkungan masyarakat.
Dengan demikian. Berdasarkan pendapat di atas menyatakan
bahwa, nilai moral merupakan nilai-nilai yang berharga, bermutu,
berkualitas yang berkaitan oleh aturan-aturan baik berupa tingkah laku,
adat istiadta, kebiasaan, perbutan manusia oleh masyarakat di dalam suatu
lingkungan yang pada prosesnya di bukan diajarkan (laught) melainkan
ditangkap (caught). Nilai moral adalah nilai segala nilai yangmuncul
dalam niali social. Nilai moal akan menentukan seseorang itu bertanggung
jawab atau tidak, baik dan buruk, bersalahatau tidak. Nilai moral disebut
24
dengan niali etika yang berarti nilai untuk manusia sebagai pribadi yang
utuh, nilai yang berhubungan dengan ahlak, nilai yang bekaitan dengan
benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa Nilai moral dalam karya sastra atau
hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian
yang baik. Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap
dan tingkah laku tokoh-tokoh yang tidak terpuji, baik mereka berlaku
sebagai tokoh antagonis, maupun protagonist, tidaklah berarti bahwa
pengarang menyarnkan kepda pembaca untuk bersikap dan bertindak
secara demikian. Sikap dan tingkah laku tokoh hanyalan.
b. Wujud Penyampaian Nilai Moral
Pada dasarnya “Pendidikan moral bertujuan membina
terbentuknya prilaku moral yang baik bagi setiap orang” Artinya
Pendidikan moral bukan sekedar memahami tentang aturan bener dan
salah atau mengetahui tentang ketentuan baik dan buruk, tetapi harus
bener-bener meningkatkan prilaku moral seseorang. Oleh karena itu
evaluasi keberhasilanya harus menggunakan perwujudan prilaku
sebagai ukurannya. Wujud dari penyampaian moral dapat
dikelompokan ke dalam tiga kelompok, yaitu mencakup hubungan
manusia dengan diri sendiri, manusia dengan manusia lain dan manusia
dengan tuhan.
Adapun penjabaranya adalah sebagain berikut:
25
1) Hubungan manusia dengan diri sendiri
Menurut Nurgiantoro (2010) Permasalahan manusia
dengan dirinya sendiri dapat bermacam-macam jenis dan
tingkat intensitasnya. Permasalahan ini dapat berhubungan
dengan permasalahan eksitensi diri, harga diri, rasa percaya
diri, takut, rindu, dendam, kesepian, kebimbangan, dan
permasalahan-permasalahan lain yang lebih berhubungan
dengan individu itu sendiri (h.323)
Menurut Ruhyat (2010), hubungan manusia dengan
dirinya sendiri atau kawalan diri berdasarkan pemahaman
moral sendiri yang mungkin diterima atau tidak oleh
masyarakat atau agama. Sesuatu perlakuan dinilai
berdasarkan penilian sendiri oleh individu juga merujuk
kepada tanggung jawab individu kepada diri sendiri untuk
mengembangkan kepentingan, bakat dan kepercayaan
(h.15)
2) Hubungan manusia dengan manusia lain
Menurut Nurgiantoro (2010) Permasalahan manusia
pun sering berhubungan dengan manusia lain.
Permasalahan ini biasanya berhubungan dengan
permasalahan persahabatan, misalanya kesetian atau
penghianatan, permasalahan kekeluargaan, misalanya
hubungan suami dan istri, anak dan orang tua,
26
permasalahan atasan bawahan, permasalahan pemaksaan
kehendak dan permasalahan-permasalahan lain yang
melibatakan interaksi antar sesama manusia (h.323)
Menurut Ruhyat (2010), hubungan manusia dengan
manusia lain atau moral sosial merupakan aspek terpenting
dalam hidup manusia dan melibatkan semua aspek dalam
kebanyakan system stika (h.15)
3) Hubungan manusia dengan tuhannya
Menurut Nugiantoro (2010), Permasalahan lain yang
sering pula terjadi adalah permasalahan manusia dengan
tuhanya. Permasalahanya ini cenderung individu, namun di
dalamnya berhubungan dengan aspek ketuhanan.
Permasalahan-permasalahan ini misalnya permasalahan
ketaatan dalam menjelankan printah tuhan dan menjauhi
langkah-langkah-Nya (h.324).
Menurut Ruhyat (2010), hubungan manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa atau moral agama yaitu
permasalahan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan,
melakukan apa yang diperintah-Nya dan menghindari apa
yang dilarangnya-Nya merupakan asas kehidupan moral
manusia (.h15).
Selain Nurgiantoro, Suseno (2007), berpendapat
bahwa sikap dalam kepribadian moral adalah:
27
a) Kejujuran
Dasar setiap usaha untuk menjadi orng kuat secara
moral adalah kejujuran, manusia tidak dapat maju
selangkah, karena belum bisa maju sendiri.
b) Tanggung jawab
Kejujuran sebgai kualitas dasar kepribadian moral
menjadi oprasional dala kesedian untuk bertanggung
jawab. Bertanggung jawab termasuk kesediaan untuk
diminta dan untuk memberikan tanggung jawabnya
dan tindakan-tindakannya.
c) Kemandirian
Kemandirian moral adalah kekuatan batin untuk
mengambil sikap moral sendiri dan untuk bertindak
sesuai denganya.
d) Keberanian
Keberanian moral menunjukkan diri dalam tekad
untuk tetap mempertahankan sikap yang telah
diiyakini sebagai kewajiban walaupun tidak disetujui
atau secara aktif dilawan oleh lingkungan.
e) Kehadiran Hati
Kerendahan hati adalah kekuatan hati untuk diri
sesuai dengan kenyataan. (h.141-148)’
28
Dapat disimpulkan bahwa terdapat lima sikap
kepribadian dalam moral, antara lain kejujuran,
tanggung jawab, kemandirian, keberanian, dan
kerendahan hati, semua itu termasuk sikap yang
terdapat dalam moral. Kejujuran berarti orang yang
memiliki sikap juju yaitu berkata jujur kepada semua
hal yang terjadi, bertanggung jawab yaitu seseorang
yang memiliki sikap tanggung jawab dan bersedia
untuk diminta pertanggung jawaban dalam setiap
perkataan dan perbuatanya, kemandirian yaitu
seseorang yang memiliki sikap mandiri tidak
tergantung kepada orang otang lain dan bertindak
sesuai dengan pendiriaanya, keberanian adalah
seseorang yang mimiliki jiwa pemberani tidak takut
dan selalu siap dalam melakukan sesuatu, dan yang
terakhir yaitu kerendahan hati yaitu seseorang yang
memiliki kesabaran dan tidak sombong dalam
bertingkah.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas
wujud penyampian moral adalah Permasalahan
manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-
macam jenis dan tingkat intensitasnya hubungan
29
manusia dengan manusia lain atau moral sosial
merupakan aspek terpenting dalam hidup manusia.
C. Bantuk Penyampian Nilai Moral
Secara umum, bentuk penyampian moral dalam karya fiksi dapat
disampaikan secara langsung ataupun tidak langsung. Hal tersebut
dikembalikan pada tujuan pengarang dalam meniptakannya. Ada
beberapa pengarang yang secara langsung memperhatikan pesan yang
ingin disampaikan dengan cara langsung menonjolkan dalam karya
satra. Akan tetapi, ada juga pengarang yang ingin menyampiakan pesan
namun tidak secara langsung ditonjolkan dalam karyanya tetapi ia
sampaikan melalui symbol-simbol tertntu sehingga dibutuhkan
ketelitian untuk menganalisis pesan tersebut.
Adapun Menurut Nugiantoro (2010) pengelompokkan nilai moral
tersebut dapat dibentuk penyampian langsung dan tidak langsung.
Penjabarannya adalah sebagian berikut:
1) Bentuk penyampaian langsung
Bentuk penyampaian langsung merupakan bentuk penyampian
pesan moral yang dilukiskan secara langsung dalam teks. Misalnya
dalam penulis watak tokoh, dilukiskan secara langsung dengan
Teknik uraian, telling, penjelasan atau expository. Pada intinya,
dalam bentuk penyampian secara langsung, pesan moral yang ingin
30
disampaikan pengarang kepada pembaca dilukiskan secara
langsung atau eksplisit.
Apabilah diihat dri segi kebutuhan pengarang yang ingin
menyampaikan pesan pada pembaca, teknik penyampaikan
langsung ini bisa dikatakan komunikatif. Karena dalam hal ini
pembaca akan mudah memahami pesan yang akan disampaikan
oleh pengarang. Pembaca tidak akan mengalami kesulitan dalam
menafsirkan pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang.
2) Bentuk penyampian tidak langsung
Bentuk peyampian tidak langsung merupakan bentuk
penyampian pesan moral yang dilakukan oleh pengarang secara tidak
langsung. Pesan yang hendak disampaikan kepada pembaca
dilukiskan secara tersirat dalam teks cerita. Pengarang tidak serta
merta menunjukan secara jelas pesan hendak disampikannya kepada
pembaca. Oleh karna itu, ketika pembaca membaca teks cerita
tersebut, diperlikan ketelitian tinggi untuk menemukan pesan yang
hendak disampaikan oleh pengarang. Pembaca dipaksa untuk
merenungkan, menghayati secara intensif makna yang tersirat dalam
cerita.
Bentuk penyampaian tidak langsung ini dilakukan oleh
pengarang dengan teknik showing. Dalam teknik ini, yang
ditampilkan berupa peristiwa-peristiwa, konflik, sikap, dan tingkah
laku para tokoh dalam menyikapi permasalahan yang terjadi.
31
Apabila dilihat dari kebutuhan pengarang yang ingin
disampaikan pesan, bentuk ini dianggap kurang komunikatif karena
pembaca belum tentu dapat menangkap pesan yang hendak
disampaikan oleh pengarang. Selain itu, kemungkinan terjadi salah
satu tafsir akan sangat besar. Namun hal ini merupakan sesuatu wajar
dalam karya sastra (h.335-342).
Paparan di atas memperlihatkan bahwa dalam menentukan nilai
moral dalam suatu karya sastra, dapat dilakukan dengan
menggunakan kedua bentuk penyampian moral di atas. Untuk itu,
dalam penelitian ini penulis juga berpedoman pada dua bentuk
penyampaian moral di atas. Penulis akan melakukan penelitian
dengan menggunakan teknik langsung jika penyampian pesan moral
dalam novel Perumpuan Bersampur Merah dapat dianalisis secara
langsung. Penulis juga akan menggunakan teknik tidak langsung jika
dalam penyampian pesan moral dalam novel Perumpuan Bersampur
Merah disampaikan secara tidak langsung. Dalam hal ini,
diperlakukan pemikiran yang lebih .mendalam untuk menentukan
nilai moral yang disampaikan
Dapat disimpulkan bentuk penyampaian moral adalah yang secara
langsung memperhatikan pesan yang ingin disampaikan dengan cara
langsung menonjolkan dalam karya sastra. Akan tetapi, ada juga
pengarang yang ingin menyampiakan pesan namun tidak secara
langsung ditonjolkan dalam karyanya tetapi ia sampaikan melalui
32
symbol-simbol tertntu sehingga dibutuhkan ketelitian untuk
menganalisis pesan tersebut.
D. Sosiologi Sastra
Ada macam-macam pendekatan dalam kajian sastra. Seperti
psikologi sastra, antropologi sastra, feminism dan sosiologi sastra.
Khusus pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan ilmu yang membahas
tentang aspek masyarakat dalam karya sastra.
Kemudia Wallek dan Warren (2016), membagi telaah sosiologi
sastra menjadi tiga klasifikasi, yaitu:
1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra.
2. Isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam
karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah
sosial.
3. Permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra. Sejauh
mana sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial,
perubahan dan perkembangan sosial. (h.100)
E. Pembelajaran Sastra
1. Pengertian Pembelajaran
Syaiful dan Khalik (2013) mengatakan bahwa pembelajaran
merupakan proses pembelajaran siswa menggerakkan asas pendidik
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
Pendidikan. Pembelajaran identic dengan kata “mengajar” berasal dari
33
kata dasar “ ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahuan (diturun) ditambah dengan awalan “pe” dan
akhiran”an” menjadi “pembelajaran” yang bearti proses, pembuatan,
cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran terjadi proses interaksi yang ideal anatara Pendidikan
dengan peserta didik. (h.34)
Selanjutnya proses pembelajaran dialam sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pengajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.
Pengajar memberikan kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan guru saja, sedangakan pembelajaran juga menyertakan
adanya interaksi anatra guru dengan peserta didik.
Setelah terjadinya proses belajar mengajar, maka diharapkan
terjadi suatu perubahan pada diri siswa, baik perubahan pengetahuan
keterampilan maupun sikap. Perubahan tingkah laku inilah yang
disebut hasil belajar. Perubahan pada diri siswa baik perubahan diri
dalam maupun dari luar (lingkunganya) diharapkan dapat berkembang
dan menjadi motivasi merubah pola piker kea rah yang diinginkan.
Jadi dapat disimpilkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan
proses belajar yaitu berubhanya prilaku pelajar yang melibatkan sisi
34
dalam (intern) pelajaran baik itu sikap, mental emosi atau kondisi
kejiwaan si pelajar serta terdapat unsur-unsur luar guna mencapai
tujuan pembelajaran yaitu berupa proses dan hasil.
2. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat pada panduan pengambaran K-13 (Kurikulum 2013) bahwa SK
dan KD mentri pembelajaran sastra khususnya novel ada pada kelas XI
semester 1 pada aspek membaca, dengan standar kompetensi dasar
(KD) (15) memhami buku biografi, novel dan hikayat. Kompetensi
dasar (KD) (15.1) mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat
diteladani dari Indonesia/terjemahan dengan hikayat. Sumber belajar
yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah novel Perumpuan
Bersampur Merah karya intan anderu.
Menurut Aryadih (2013) pembelajaran sastra di sekolah
diprogramkan untuk membina dan mengembangkan potensi kreatif
siswa, baik itu potensi fisik (fisikomotor), potensi piker (kognitif),
maupun sikap (efektif) secara Bersama-sama berkembangnya ketiga
ranah tersebut pada giliran akan melahirkan manusia-manusia (siswa)
keratif yang secara nyata pada menguatkan diri. Melalui pembelajaran
sastra harmonisasi siswa pribadi siswa atau bentuk dengan jalan
mengembangkan aspek-aspek kejiwaan yang meliputi aspek
sensitivitas, kreativitas dan eksprensi, impilkasi dapat diartikan sebagai
keterlibatan atau keadaan terlibat. (h.66)
35
Implikasih sebuah novel terhadap pembelajaran sastra, dalam
penelitian ini, novel yang akan diimplikasikan dalam pembelajaran
sastra adalah novel Perempuan Bersampur Merah karya Intan Anderu.
Novel Perumpuan Bersampur Merah karya Intan Anderu memberikan
banyak gambaran mengenai nilai moral. Keberadaan novel Perumpuan
Bersampur Merah Karya Intan Anderu ini sangat layak dijadikan
bahan pembelajaran sastra di sekolah. Bayak pesan moral yang
disampaikan dalam novel Perempuan Bersampur Merah karya Intan
Anderu. Selain itu, tujuan adanya pembelajaran sastra di sekolah
adalah menuntut untuk siswa dapat memahami makna yang
terkandung dalam suatu karya sastra yang diajarkan seperti novel.
Dengan adanya pembelajaran sastra agar siswa secara aktif
mengembagkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
maupun negara.
F. Penelitan yang Relevan
Berdasarkan telaah kepustkaan yang telah peneliti lakukan, ada
beberapa hasil penelitian yang relevan anatara lain:
Pertama. Hasil penelitian Muhamad Riftah Faridh (2009)
“Aspek Moral Dalam Novel ML (Mau Lagai) dengan Pendekatan
Analisis Tokoh Karya Endang Rukmana”. Skripsi UNJ. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
36
kualintatif dengan analisis isi. Penelitian ini menunjukan bahwa
nilai moral dalam novel ML (Mau Lagi) karya Endang Rukman
secara langsung menggambarkan moral para pelaku yang rusak
nilai agama dan nomal hidup, melecehkan elsistensi permpuan,
berperilaku kasar, meremehkan nilai-nilai kehidupan memunculkan
efek yang merusak masa depan remaja.Persamaan penelitian
Muhamad Riftah Faridah dengan peneliti adalah sama-sama
meneliti nilai moral dalam novel, sumber peneliti menggunakan
novel, kemudian menggunakan metode yang sama yaitu deskriptif
kualintatif dengan analisis isi. Sedangkan perbedaannya adalah
penelitian Muhamad Riftah Faridah memfokuskan penelitianya
kepada analisis tokoh yang secara langsung menggambarkan moral
para pelaku yang rusak nilai agama dan moral hidup. Sedangkan
penelitian ini memfokuskan pada nilai moral yang berhubungan
manusia dengan diri sendiri, manusia dan manusia lain, manusia
dan tuhan.
Kedua. Hasil penelitian Nurul Ismah (2012) “Nilai Moral
dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dan
Implikasinya dalam pemebelajaran sastra di SMA”. Skripsi UMT
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Kemudian menggunakan
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualintatif dengan analisis isI. Penelitian ini memaparkan
bagai mana nilai moral yang terdapat pada novel Gadis Pantai
37
berimplikasi pada pembeljaran sastra di tingkat SMA kelas XI
(sebelah), pembelajaran moral di sekolah dapat dilakukan dengan
memberikan pembinaan dalam pembeljaran karya sastra. Hal ini
kekarenkan dalam novel ini sarat dengan nilai-nilai moral yang
layak untuk dijadikan contoh oleh peserta didik. Adapun nilai
moral yang ditemukan penulis diantaranya: pertama hubungan
manusia dengan diri sendiri, terdiri dari (kerja keras, menerima,
pasrah), kedua hubungan manusia dengan manusia lain (hubungan
anak dengan orang tau, hubungan suami dengan istri, hubungan
atasan dengan bawahan), kedua hubungan manusia dengan tuhan
(taat, syukur, sabar).
Persamaan penelitian Nurul Ismah adalah sama-sama
meneliti nilai moral dalam novel dengan tinjauan pembelajaran
sastra di SMA sumber peneliti menggunakan novel, kemudian
menggunakan metode yang sama yaitu deskriptif kualintatif
dengan analisis isi. Sedangkan perbedaanya adalah peneliti Nurul
Ismah memfokuskan penelitianya hanya pada nilai moral
hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia
dengan tuhan. Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada nilai
moral manusia dengan diri sendiri, manusia dan manusia lain,
manusia dan tuhan.
Ketiga. Hasil penelitian Silvi Ratna Juwita (2012) “Nilai
Moral dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro dan
38
Implikasinya terhadap pembeljaran Sastra di sekolah”. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini mamaparkan bagaimana
nilai moral yang terdapat dalam novel 5 cm yang berimplikasi
dalam pembelajaran sastra di sekolah pada pembeljaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di tingkat SMA kelas XI (sebelas), dalam
aspek mendengakarkan dengan standar kompetensi memahami
bacaan dan kompetensi dasar menemukan nilai-nilai yang
dibicarakan atau didengarkan melalui rekaman, misalnya siswa
mampu menemukan nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, dari
suatu cerita. Selain itu penelitian ini juga menggunkan pendekatan
psikologi sosial yang membahasa tentang hubungan individu dan
tanggapan masyrakat terhadap individu. Adapun nilai moral yang
ditemukan penulis sendiri diantaranya: juju, tanggung jawab,
disiplin visioner, adil, peduli dan kerjasama.
Persamaan penelitian Silvi Ratna Juita adalah sama-sama
meneliti nilai moral, sumber penelitian menggunkan novel.
Sedangkan perbedaannya adalah penelitian Silvi Ratna Juita
memfokuskan penelitianya hanya pada nilai sosial, nilai budaya.
Sedangkan peneliti ini memfokuskan pada nilai moral manusia
dengan diri sendiri, manusia dan manusia lain, manusia dan tuhan.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunkan
penelitian kualitatif. Moleong (2017) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek peneliti misalnya prilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan sebaginya (h.6). Menurut Surgiyono (2018)
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
40
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. (h.9)
Ratna (2015) metode kualitatif memberikan perhatian
terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks
keberadaanya terhadap peneliti ini juga menggunakan metode
analisis isi. Analisis isi adalah memberikan perhatian pada situasi
alamiah, makna dasar penafsiran dalam metode analisis isi ini
memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karna itu, metode
analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat (h.49).
Pedapat di atas terdapat persamaan yang menyatakan bahwa
penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang diambil dari hal
yang bersifat ilmiah yang terjadi. Sedangkan dari para ahli tersebut
memiliki sisi perbedaanya bahwa pada pendapat Surgiyono (2018)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif itu berlandaskan filsafat
postpositivisme
Penelitian menggunkan metode analisis isi diharapkan
dapat membantu memproleh informasi yang akurat dalam
penilitian tentang nilai moral dalam novel Perumpuan Bersampur
Merah karya Intan Anderu.
B. Waktu Penelitian
41
Waktu penelitian dimulai saat pengajuan judul proposal
sampai dengan skripsi. Penelitian membuat jadwal penelitian
sebagain berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No KegiatanBulan
1. Pengajuan Judul Proposal
2. Bimbingan Proposal
3. Seminar Proposal Skripsi
4. Bimbingan dan Hasil Revisi
Seminar
5. Pembuatan Instrumen
Penelitian
6. Pengumpulan Data
7. Pengelolaan Data dan
Analisis Data
8. Ujian Skripsi
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
42
Sumber data merupakan tempat diperolehnya data penelitian,
seumber data dalam penelitian ini adalan novel Perumpuan
Bersampur Merah Karya Intan Anderu.
1. Data primer
Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung
dari sumber utama. Dalam hal ini sumber data yang peneliti
gunakan adalah kutipan-kutipan yang mengandung nilai moral
khususnya yang berhubungan manusia dengan diri sendiri,
hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia
dengan Tuhan dalam novel Perumpuan Bersampur Merah
Karya Intan Anderu.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diproleh secara tidak
langsung atau lewat perantara. Data skunder merupakan data
tambahan atau data yang sudah tersedia di tempat penelitian
yang bersifatnya mengkapi data yang sudah ada atau sebagian
pendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah buku-buku yang digunakan sebagian referensi dalam
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2017)
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
43
karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data
(h.224). Dalam pengumpulan data-data yang sesuai dengan
fokus penelitian yang sudah ada. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik
dokumentasi adalah kegiatan yang menyangkut. Dokumentasi
yang dikumpulkan harus utuh. Dalam penelitian ini, data primer
dikumpulkan dari novel Perumpuan Bersampur Merah Karya
Intan Anderu. Data sekunder dikumpulkan dari buku-buku,
skripsi, jurnal baik yang manual maupun dari internet.
Penggunaan sumber-sumber di atas merupakan bagian dari
teknik dokumentasi.
E. Instrument Penelitian
Sugiyono (2015) mengemukakan bahwa “istrumen yang
menjadi alat penelitian adalah peneliti itu sendiri” (h.222).
penelitian dibantu tabel kerja sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian Nilai Moral dalam Novel Perumpuan Bersampur
Merah Karya Intan Anderu
44
No Temuan Kutipan
Nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dengan diri sendiri
Ke-terang-
an(Nilai moral baik)
(Nilai moral buruk)
Punya
harga diri
Percaya diri
Takut Dendam Bimbang
1.
Tabel 3
Instrumen Penelitian Nilai Moral dalam Novel Perumpuan Bersampur
Merah Karya Intan Anderu
No.
Temuan kutipan
Nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dengan manusia lain
K
et
Hubungan suami – istri
Hubungan orang tua - anak
Hunbungan atasan - bawahan
(Nilai moral baik)
(Nilai moral buruk)
(Nilai moral baik)
(Nilai moral buruk)
(Nilai moral baik)
(Nilai moral buruk)
Setia Khia-nat
Setia(Har-monis)
Khianat(tidak harmo-nis)
Setia Khi-anat(tidak hamonis
1
Tabel 3.4
45
Instrumen Penelitian Nilai Moral dalam Novel Perumpuan Bersampur
Merah Karya Intan Anderu
No.
Temuan Kutipan
Nilai moral yang berkaitan hubungan manusia dan tuhan
Keterangan
(Nilai moral baik)
(Nilai Moral buruk)
(Nilai moral baik)
(Nilai moral buruk)
Beriman Tidak beriman
Menjalankan perintah-Nya
Tidak menjalankan perintah-Nya (berbuat dosa)
1
2
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis konsep/analisis isi. Miles and Huberman (dalam
Sugiyono, 2015) mengemukaan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualintatif dilakukan secara interatif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reducation
(reduksi data) dan coneclusion drawing/verification (verifikasi).
46
1. Reduksi Data
Mereduksi data yaitu memfokuskan diri pada data
yang dibutuhkan situasi kriteria yang telah ditentukan. Pada
langkah ini peneliti memilih data yang pokok atau data yang
penting. Data-data yang dipilih hanya yang berkaitan dengan
masalah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini data yang
dipilih tentang nilai moral dalam novel perempuan bersampur
merah karya Intan Anderu.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi langkah selanjutnya adalah
penyajian data. Dalam tahap ini peneliti mendeskripsikan
data dalam tabel instrument. Peneliti mengklasifikasi dan
menyajikan data dalam tabel instrument menjadi tiga kolom,
yaitu: 1. data yang mengandung nilai moral - hubungan
dengan diri sendiri, 2. Data yang mengandung nilai moral -
hubungan manusia dengan manusia dan 3. Data yang
mengandung nilai moral – hubungan manusia dengan Tuhan.
3. Menarik Kesimpulan
Setelah reduksi data, kemudia penyajian data, maka
langkah yang terkahir adalah menarik kesimpulan tentang
hasil analisis yang diperoleh sejak awal yaitu nilai-nilai moral
dalam novel Perumpuan Bersampur Merah Karya Intan
Anderu.
47
c. Keabsahan Data
Keabsahan adalah salah satu buktik untuk menyajikan
tamuan-tamuan dalam penelitian agar dapat dipercaya dan dapat
dipertimbangkan. Untuk menyajikan deskriptif data yang didapat
dalam penelitian dan seberapa jauh hasil penelitian dapat
dipercaya. Penelitian melakukan diskusi dengan temensejiwa dan
senior untuk mediskripsikan hasil analisis, penafsiran, dan
simpulan dari data yang sudah diorganisasikan oleh peneliti.
Keabsahan yang dilakukan peneliti untuk penelitian ini
adalah:
1. Objektivitas (Confirmability)
Penelitian ini dilakukan dari awal mula sampai
akhir selalu merujuk kepada novel Perumpuan
Bersampur Merah Karya Intan Anderu dan nilai moral
yang terkandung di dalamnya.
2. Kesahihan Internal (Caredibility)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap objek
materi dalam hal ini novel Perumpuan Bersampur
Merah Karya Intan Anderu dari bulan Desember 2019
sampai dengan April 2020. Berpanjangan waktu
penelitian dilakukan agar data yang diteliti valid serta
dapat menabah kepercayaan peneliti dalam menentukan
sampel.
48
3. Kesahihan Extrnal (Transferability)
Transferability berkenaan dalam penelitian
kualintatif dapat dipahami sebagai penerapan hasil
penelitian. Apabila hasil penelitian memberikan hasil
uraian yang rinci, sistematis, dan dapat dipercaya
sehingga adapat dibaca dan dipahami oleh orang lain
dan hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau dapat
diaplikasikan. Maka, penelitian ini memehuni standar
Transferability. Oleh karna itu, untuk mencapai
kepercayaan peneliti berusaha memenuhi kriteria
keabsahan data dengan adanya keterkaitan antara
pengamat (peneliti) dengan partisipan (novel
Perumpuan Besampur Merah Karya Intan Anderu) saat
dilakukan pengumpulan data. Diskusi Bersama teman
sejawat yang sedang melakukan penelitian suatu kajian
namun beda objek, serta melakukan diskusi untuk
mndapatkan kesepakatan dalam hal analisis, penafsiran,
dan kesimpulan dari data yang sebelumnya telah
diorganisasikan ole peneliti
4. Keterandalan (Dependability)
Dependability dilakukan dengan cara audit
terhadapat keseluruhan proses penelitian. Dalam
penelitian Dependability dilakukan oelh pembimbing
49
untuk mengudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian, dari mulai menentukan
masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji
keabasahan data, sampai membuat kesimpulan harus
dapat ditunjukkan oleh peneliti. Sering terjadi peneliti
tidak melakukan proses peneliti lapangan, tetapi dapat
memeberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji
keteladanannya. Jika ppeneliti tidak dilakukan tetapi
datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliable atau
dependable
5. Triangulasi
Agar penelitian ini objektif maka peneliti
melakukan triangulasi. Triangulasi yang dilakukan
adalah sumber dengan dosen yang paham tentang
sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Anderu, Intan. 2019 Perumpuan Bersampur Merah Karya Intan Anderu. Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama.
Endraswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra Studi Teori Dan Intepretasi. Yogyakarta: KDT Ombak.
50
Faridha, Riftah, Muhamad. 2009. Aspek Moral Dalam Novel Ml (Mau Lagi) Karya Endang Kurmana Dengan Pendekatan Analisis Tokoh. Jakarta: Universitas Negri Jakarta.
Hudhana, Winda, Dwi. 2018. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Samudra Biru.
Ismah, nurul. 2012. Nilai Moral Dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Amanta Dan Impilaksinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA. Tangerang: Universitas Muhammadiyah Tagerang.
Juwita, Ratna, Silvi. 2012. Nilai Moral Dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhergantoro Dan Implikasihnya Terhadap Pembelajaran Sastra Di Sekolah. Jakarta: UNI Syarif Hidayatullah.
Kosasih, E. 2014. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Heru. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.
Nurgiantoro, Burhan. 2015. Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nugraha, Fajar, Briyanto Hari. 2014. Nilai Moral Dalam Novel Pulang Karya Leila S Chudori Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta.
Sjarkawi, 2014. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ratna, Nyoman, Kutha. 2017. Antropologi Sastra Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhita, Sri dan Purwahida, Rahmah. 2018. Apresiasi Sastra Indonesia dan
Pembelajarannya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Semi, Altar. (2013). Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.
51
Tirtaraharja, Umar. La Sulo. (2012). Pengantar Pendidikan Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Toyidin, 2013. Sastra Indonesia Puisi Prosa Drama. Subang: CV. Pustaka Bintang.
A. AUTOBIOGRAFI
Tri Nadiah Indrianti lahir di Kabupatan Tangerang. 20 September 1997, tepatnya
di Kp. Rawa lini Rt.002/Rw.008, Desa Teluk naga, Kec. Teluk naga, Keb.
52
Tangerang. Anak ketiga dri ke empat bersudara pasangan dari ayahanda
Muhamad Nasir dan Sopiah Komala Dewi. Mengawali Pendidikan di Sekolah
Dasar Negri Pintu kapuk, kemudian melanjutkan di sekolah Menengah Pertama
MTS AL-hasaniyah, selanjutnya menempuh Pendidikan di Sekolah Menengah
Atas SMAN Negri 14 Kota Tangerang, kemudian melanjutkan ke kampus
Universitas Muhammadiyah Tangerang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
program strudi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
B. FROM BIMBINGAN PROPOSAL
53
54
55