AUDIT OPERASIONAL ATAS AKTIVITAS JASA EKSPEDISI
PADA PT TIKI MAKASSAR
FIRMAN ANDA
10573 02012 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
AUDIT OPERASIONAL ATAS AKTIVITAS JASA EKSPEDISI
PADA PT TIKI MAKASSAR
FIRMAN ANDA
10573 02012 10
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
JUDUL SKRIPSI : Audit Operasioanal Atas Aktivitas Jasa
Ekspedisi Pada PT. TIKI Makassar
NAMA : FIRMAN ANDA
STAMBUK : 10573 02012 10
JURUSAN : AKUNTANSI
FAKULTAS : EKONOMI
PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
Skripsi Ini Telah Diperiksa Dan Diujikan Oleh Tim Penguji Pada Hari
Rabu Tanggal 25 Februari 2015.
Makassar, …. …. 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj. Ruliaty, MM Abd Salam, HB, SE. Msi. Ak.
Mengetahui :
Universitas Muhammadyah Makassar
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi
Dr.H.Mahmud Nuhung ,M.A Ismail Badollahi ,S.E,M.Si.Ak
NBM : 497 794,- NBM : 910 612,-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini atas nama FIRMAN ANDA NO. Stambuk : 10573 02012 10 telah
diterima dan disahkan oleh panitia ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor Tahun 2015 M sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar serjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Rabu 25
Februari 2015 M/ 8 Syawal H.
Makassar, Dzulqaidah 1435 H.
Maret 2015 M.
Panitia Ujian
Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd
( Rektor Unismuh Makassar ) ( ………………..… )
Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A
( Dekan Fakultas Ekomomi dan Bisnis ) ( ..………………… )
Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM
( PD. 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis ) ( ……………………)
Penguji :
1. Ismail Rosulong, SE., MM ( …………...……… )
2. Dr. H. Ansyarif Khalid, SE. M,Si. Ak. AC ( …………………... )
3. Ismail Badollhi. SE., M. Si., Ak ( ………………...… )
4. Drs. H. Sultan Sarda, MM ( …………………... )
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah
Makassar.
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab. Bab I
pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab
III metode penelitian, terdiri dari variabel dan desain penelitian, definisi
operational variabel dan pengukuran variabel, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, metode analisis data,sistematika pembahasan. Bab IV
gambaran umum perusahaan tem pat penelitian. Bab V terdiri pembahasan hasil
penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
viii
1. Ibu Dr. Hj. Rulialy, MM, selaku pembimbing I dan Bapak Abd.
Salam,HB,S.E,M.Si.AK, selaku pembimbing II, yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk bagi penulis
dalam rangka penulisan skripsi ini.
2. Bapak H.Andi Arman,S.E, M.Si.Ak, Ketua Program Studi/ Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar, yang dengan tulus
memberikan nasehat, bimbingan, semangat serta petunjuk selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadyah Makassar ini sampai
pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi/Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung , M.A.,selaku Dekan dan para Pembantu
Dekan serta staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar
yang telah membantu dalam kelengkapan administrasi penelitian.
5. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammdyah Makassar
yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh proses
pendidikan.
6. Bapak Kepala Pimpinan PT TIKI JNE Makassar , serta segenap pegawai yang
telah membantu penulis selama penelitian ini berlangsung.
7. Keluarga besarku tercinta yang selama ini memberikan dukungan moril dan
materil, khususnya orang tua
ix
8. Kepada Saudaraku , yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu.
Semoga pertemanan ini akan tetap hadir dan melekat dalam hati kita masing-
masing dan terima kasih atas semua bantuannya serta pengalaman berharga
yang kalian berikan padaku selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis, karena keterbatasan tempat
sehingga tidak dapat dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa terima
kasih penulis. Semoga segala bantuan yang diberikan walau sekecil apapun
memperoleh ganjaran di sisi-Nya.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terkait, dan semoga semua bantuan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis
bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb
Makassar, ..........2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii
MOTO ………………………………………………………………………. vi
ABSTRAK ………………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah Pokok ................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat penelitian.......................................................... 3
II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ............................. 4
A. Pengertiana Audit Operasional ......................................................... 4
B. Tujuan dan Lingkup Audit Operasional .. ......................................... 6
C. Sasaran dan Manfaat Audit ............................................................... 10
D. Metodologi Audit .............................................................................. 11
E. Perencanaan Audit ............................................................................ 21
F. Pelaksanaan Audit ............................................................................. 23
G. Kerangka Pikir .................................................................................. 34
H. Hipotesis ........................................................................................... 35
III METODE PENELITIAN ...................................................................... 36
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 36
B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 36
xi
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 38
D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 38
E. Metode Operasional .......................................................................... 39
F. Metode Analisis ................................................................................ 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 40
A. Sejarah Singkat PT. Tiki JNE Makassar ........................................... 40
B. Visi dan Misi PT. Tiki JNE Makassar .............................................. 41
C. Struktur Organisasi PT. Tiki JNE Makassar ..................................... 45
D. Uraian Tuga-tugas PT. Tiki JNE Makassar ...................................... 46
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................ 49
A. Tujuan dan Saran Tentang Audit Operasional pada PT. Tiki JNE
Makassar ........................................................................................... 49
B. Perkembangan Penjualan Jasa Ekspedisi ......................................... 52
C. Pelaksanaan Audit Operasional......................................................... 53
D. Perancanaan Pemerisaan ................................................................... 56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 64
A. Kesimpulan ...................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 68
xii
67
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam organisasi modern, akan sangat sulit bagi pimpinan untuk
mengawasi dan memeriksa setiap unit yang ada di dalamnya. Ditambah
lagi, apabila organisasi tersebut sudah sedemikian besar sehingga semua
program dan kegiatan berjalan secara simultan, maka pimpinan tersebut
akan mendelegasikan tugas dan wewenang untuk mengawasi dan
memeriksa kepada bagian lain agar program dan kegiatan itu dilaksnakan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendelegasian tugas dan wewenang
ini akan memudahkan pimpinan dalam mengendalikan organisasi itu.
Audit operasional adalah suatu proses sistematis yang
mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan kehematan operasi organisasi yang
berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-
orang yang tepat hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan
(Boynton, et. al, 2001)Audit operasional adalah audit yang sistematis
terhadap program, kegiatan/ aktivitas organisasi dan seluruh atau sebagian
dari aktivitas dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber daya
dan dana telah digunakan secara ekonomis dan efisien, serta apakah tujuan
program, dan kegiatan/ aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1
67
Dalam melaksakan audit operasional seorang auditor harus
mengetahui tahapan dan proses audit operasional itu sendiri. Efektivitas
pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan
(hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang hams dicapai. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (spending wesely).
PT. Tiki Makassar sebagai mana aktivitas adalah perusahaan jasa
yang dalam bidang pengiriman barang atau surat-surat yang bersifat door
to door, kemudian dalam pelayan PT. Tiki Makassar dimana dalam
operasional yang harus aktif dalam pengiriman dalam setiap harinya dan
dan tetap melayani secara baik untuk menjaga cintra perusahaan demi
pendapatan yang optimal perusahaan untuk kedepan dalam kegiatan
operasional perusahaan yang siap menjemput atau mengantar barang
kiriman demi untuk menjaga konsumen loyal pada PT Tiki tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis mencoba mengangkat
judul “Audit Operasional Atas Aktivitas Jasa Ekspedisi Pada PT Tiki
Makassar “.
A. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis menemukan
pokok masalah adalah “ Apakah Audit Operasional berpengaruh terhadap
Aktivitas Jasa Ekspedisi Pada PT Tiki Makassar
67
B. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh audit Operasional terhadap Aktivitas Jasa
Ekspedisi Pada PT Tiki Makassar
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perkembangan
perusahaan dalam melakukan pengukuran kinerja yang lebih
komprehensif.
b. Bagi perusahaan diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan
dalam pengambilan keputusan.
c. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan
penelitian yang sama.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit Operasional
Audit operasional adalah suatu proses sistematis yang
mengevaluasi efektivitas, efesiensi, dan kehematan operasi organisasi yang
berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-
orang yang tepat hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan
(Boynton, et. al, 2001)Audit operasional adalah audit yang sistematis
terhadap program, kegiatan/ aktivitas organisasi dan seluruh atau sebagian
dari aktivitas dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber daya
dan dana telah digunakan secara ekonomis dan efisien, serta apakah tujuan
program, dan kegiatan/ aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksakan audit operasional seorang auditor harus
mengetahui tahapan dan proses audit operasional itu sendiri. Segara garis
besar alur audit operasional dapat digambarkan sebgai berikut:
Pelaksanaan Audit
Survai Pendahuluan
Telaah dan Uji SPI
Audit Lanjutan
Pelaporan
Pemantauan
Tindak Lanjut
Persiapan
Audit
4
5
Tahapan audit operasional secara garis besar di bagi menjadi tiga
tahap utama:
1. Persiapan Audit
Dalam tahap persiapan audit seoran auditor harus mentukan dan
merencankan program audit secara keseluruhan yang akan dilakukan.
Dalam tahap ini auditor seharusnya melakukan aktivitas: Meyakinkan
mandat audit, Memantapkan tujuan dan sasaran audit, Menentukan
ruang lingkup audit, Memahami auditi secara umum, Menentukan
anggaran, Menentukan rencana dimulainya audit dan rencana
penerbitan laporan, Menyusun tim audit (personil), dan Menerbitkan
surat tugas untuk melaksanakan audit
2. Pelaksanaan Audit
Setelah persiapan awal audit selesai dilakukan langkah selajutnya
adalah melaksanakan audit yang telah dirancang. Dalam
melaksananakan audit diagunakan prosedur audit yang komprehensif
untuk memperoleh haril audit yang baik.
3. Pemantauan Tindak Lanjut
Pematauan tidak lanjut merupakan aktivitas yagn bertujuan untuk
menjada dan memenatau apakah temuan audit yang mengenai
kelemahan dan rekomendasi telah dilakyankan oleh unit kerja tyagn
telah diaudit. Pemantau dapat dilakukan sekala berkala untuk
memastikan bahwa seluruh rekomendasi perbaikan telah dilaksakan
6
dengan tepat. Kepastian atas hasil pematauan dpat pula dilakukan
bersaman dengan periode audit berikutnya.
B. Tujuan dan Lingkup Audit Operasional
Tujuan audit operasional adalah untuk mengidentifikasi program/kegiatan
yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan dalam rangka
memberikan rekomendasi, agar pengelolaan program/kegiatan organisasi
dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif. Tujuan Audit
Operasional diarahkan pada tiga aspek, yaitu :
1. Mengevaluasi kinerja
2. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Ruang lingkup audit operasional meliputi seluruh aspek kegiatan
manajemen. Ruang lingkup tersebut dapat mencakup seluruh
kegiatan/program atau hanya mencakup bagian/element/dimensi tertentu
dari suatu kegiatan atau program.
Secara dgaris besar lingkup audit opersaional meliputi 3 aspek
besar yang meliputi audit atas pertanggungjawban dan ketaatan, audit atas
kehematan dan daya guna, dan audit atas hasil guna. Sacara lebih
mendetail lingkup audit operasional dijabarkan sebahgai berikut:
1. Audit atas pertanggungjawaban keuangan dan ketaatan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku mencakup penilaian apakah Unit
Kerja:
7
a. Melaksanakan program/kegiatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Mengelola penerimaan dan pengeluaran dana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Melaksanakan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
d. Menyelenggarakan catatan akuntansi/pembukuan yang memadai
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk sistem akuntansi
dan pelaporan keuangannya.
e. Mengendalikan dan mempertanggungjawabkan seluruh sumber
daya (dana, SDM dan sarana/prasarana) dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Audit atas kehematan (keekonomisan) dan dayaguna (efisiensi)
mencakup penilaian apakah Unit Kerja:
a. Mengikuti praktik-praktik pengadaan barang/jasa yang sehat;
Mendapatkan jenis, kualitas, dan jumlah sumber daya yang
diperlukan dengan biaya terendah yang wajar;
b. Melindungi dan memelihara sumber daya secara layak;
c. Menghindari adanya duplikasi kerja oleh beberapa petugas dan
menghindari adanya pekerjaan yang tidak jelas atau bahkan tidak
mempunyai tujuan;
d. Menghindari terjadinya hal-hal yang mubazir dan kelebihan
tenaga kerja/staf;
8
e. Menggunakan metode/prosedur kerja yang berdayaguna (efisien);
f. Menggunakan sejumlah sumber daya yang minimum dalam
memproduksi atau menghasilkan barang/jasa sesuai dengan
jumlah dan mutu yang diinginkan serta jadwal waktu yang telah
ditetapkan;
g. Menaati persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang mungkin besar pengaruhnya dalam
rangka memperoleh, melindungi dan menggunakan sumber daya
yang bersangkutan;
h. Mempunyai sistem yang cukup baik dalam mengukur dan
melaporkan kehematan dan dayaguna pelaksanaan program dan
kegiatan.
3. Audit operasional juga meliputi audit hasil guna (efektivitas) yang
mencakup penilaian apakah:
a. Tujuan dan sasaran program/kegiatan (yang diusulkan, baru atau
yang sedang berjalan) sudah sesuai, cocok, atau relevan dengan
ketentuan yang berlaku;
b. Sejauh mana hasil suatu program dan kegiatan mencapai suatu
tingkat yang diinginkan;
c. Pelaksanaan program/kegiatan telah diarahkan kepada penerima
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada saat perumusan
program/ kegiatan;
9
d. Faktor-faktor yang menghambat pencapaian kinerja telah
diidentifikasikan secara memuaskan;
e. Manajemen telah mempertimbangkan alternatif pelaksanaan
program yang mungkin dapat mencapai hasil yang diinginkan
dengan lebih efektif atau pada biaya yang lebih rendah;
f. rogram/kegiatan yang diperiksa merupakan komplemen, duplikasi,
tumpang tindih, atau bertentangan dengan program lain yang
berkaitan;
g. Cara-cara untuk membuat program/kegiatan agar lebih berhasil
telah diidentifikasi secara memuaskan;
h. Program/kegiatan yang diaudit telah mematuhi peraturan
perundangan yang berlaku;
i. Sistem manajemen dapat diandalkan dalam mengukur dan
melaporkan efektivitas.
Bila dilihat dari objek audit operasional di UNY maka lingkup audit
meliputi semua:
a. Fakultas
b. Kampus UNY Wates
c. Lembaga
d. Program Pascasarjana
e. Unit / UPT
f. Bagian
g. Dan lain-lain yang merupakan bagian dari UNY
10
Sedangkan bila dilihat dari dananya maka lingkup audit operasional
meliputi semua:
a. Dana APBN
b. Dana Masyarakat
c. Dana Kontrak dengan pihak lain di luar UNY
d. Dan lain-lain yang merupakan sumber pendanaan di UNY
C. Sasaran dan Manfaat Audit
Sasaran Audit Operasonal adalah kegiatan, aktivitas, program atau
bidang-bidang organisasi yang diketahui dan diidentifikasi memerlukan
perbaikan/peningkatan dalam segi kehematan, efesiensi dan efektivitasnya.
Sasaran pemeriksaan tersebut harus selalu mempunyai 3 unsur pokok
yaitu:
a. Kriteria.
Kriteria yang jelas berupa standar/ukuran,ketentuan yang seharusnya
diikuti atau ditaati.
b. Penyebab
Penyebab dari suatu tindakan, atau kegiatan yang tidak sesuai dengan
criteria
c. Akibat
Akibat dari satu tindakan, atau kegiatan yang menyimpang dari kriteria
yang dapat diukur/dinilai dengan uang atau akan menyebabkan tidak
dicapainya sasaran dan tujuan yang seharusnya dicapai
11
Tujuan dilakukan audit Operasional adalah untuk memperoleh
manfaat sebagi berikut ini:
a. Penilaian yang obyektif sejauh mana Unit Kerja melaksanakan
program/kegiatannya secara ekonomis, efisien, dan efektif serta sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Penyimpangan yang material didalam praktik-praktik manajemen dan
pengendalian telah diidentifikasikan secara memuaskan.
c. Rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan atau penyempurnaan
program/kegiatan organisasi di masa mendatang.
d. Informasi dan rekomendasi yang dapat mengarah kepada perbaikan
pertanggungjawaban
D. Metodologi Audit
Metodologi audit mengacu pada cara pengukuran indikator kinerja
berdasar nilai uang (ekonomi, evetifitas, dan efisiensi), risiko dan
penilaian risiko audir, metode penetuan sampel, dan faktor-faktor yang
dipertimbangakan dalam penentuan sampel. Penjabaran setiap komponen
tersebut akan diklakukan pada sub bab ini.
1. Indikator Kinerja Berdasar Nilai Uang (Value of Money)
Nilai uang (value for money) merupakan inti pengukuran kinerja pada
unit-unit kerja pemerintah. Pengembangan indikator kinerja sebaiknya
memusatkan perhatian pada pertanyaan mengenai ekonomi, efisiensi
dan efektivitas program dan kegiatan. Berikut ini akan dijelaskan
mengenai konsep value for money atau yang dikenal dengan 3E.
12
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of
input). Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian barang
dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang
dimungkinkan (spending less). Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna)
sering disebut kehematan yang mencakup juga penaelolaan secara hati-
hati atau cermat (prudency) dan tidak ada pemborosan. Suatu kegiatan
operasional dikatakan ekonomis apabila dapat menghilangkan atau
mengurangi biaya yang tidak perlu. Dengan demikian, pada hakikatnya
ada pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi, karena
keduanya menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost
reduction). Terjadinya peningkatan biaya mestinya terkait dengan
peningkatan manfaat yang lebih besar.
Pengukuran ekonomi mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif. Pertanyaan
sehubungan dengan pengukuran ekonomi adalah sebagai berikut.
a) Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan
oleh organisasi?
b) Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain
yang sejenis yang dapat diperbandingkan?
c) Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya
secara optimal?
Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas.
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan
13
antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost
of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien
apabila suatu produk ataPu hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan
penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya
(spending well)
Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan
sumber daya oleh suatu unit organisasi dan keluaran yang dihasilkan.
Indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan
menjadi keluaran (yaitu efisiensi dari proses internal). Efisiensi diukur
dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding
input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
Rasio efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolut,
tetapi dalam bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B,
unit A lebih efisien tahun ini dibanding tahun lalu, dan seterusnya.
Karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan
masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara
berikut.
1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar
daripada proporsi peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
14
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar
daripada proporsi penurunan output.
Efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu a) efisiensi alokasi, dan b)
efisiensi teknis atau manajerial. Efisiensi alokasi terkait dengan
kemampuan untuk mendayagunakan sumber daya input pada tingkat
kapasitas optimal. Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan kemampuan
mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.
Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan
atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara
keluaran dengan tujuan atau sasaran yang hams dicapai. Kegiatan
operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan
sasaran akhir kebijakan (spending wesely).
Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak
(outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.
Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan
atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit
organisasi. Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuarmya. Apabila suatu organisasi berhasil
mencapai tujuan maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan
efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak
menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah suatu
program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
15
Hubungan dari ketiga indicator kinerja keunagntersebu dapat secara
singkat digambarkan pada gambar berikut ini:
a. Komponen Risiko Audit
Risiko audit merupakan risiko yang mungkin terjdi yang di karenankan
kegegalan auditor untuk memberikan opini/rekomendasi yang tepat
karena kegagalan mengidentifikasi keslahan yang cukup material. Secara
garis besar risiko audit dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: risiko
bawaan, risiko pengendalian, risiko deteksi.
Risiko bawaan mengacu pada risiko yang melakat pada proses aktivitas
orgranisasi dan tidak berkaiatan dengan pengendalian internal
organisasi.Risiko detaksi mengacu pada kegagalan auditor untuk
mendetekasi keberadaan salah saji. Risiko pengendalian merupan risiko
NILAI
INPUT (RP) INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME TUJUAN
Pengukuran
Value of money
EKONOMI (hemat)
EFISIENSI (berdaya guna)
EVEKTIVITAS (berhasil guna)
Cost-Effectiveness
Sumber Data Olahan : PT. Tiki Makassar
16
yang timbul karena adanya kegagalan sitem pengandalian interen
organisasi untuk mendetaksi dan mencagah kesalahan
penyajian/pengungkapan.
Untuk melakuan penilain risikopengendaliansebaiknya auditor
melakukan:
1. Mengetahui prosedur untuk memeperoleh pemahaman mengenanai
pengensdalian iternal yang diterapkan pada organisasi.
2. Menidentifikasi kesalahan dalam penyajian yang potensial
3. Menidantifikasi pengendalian yang diperlukan yang memungkinkan
untuk mendetaksi dan memperbaiaki kesalahan penyajian.
4. Melakukan uji pengendalian untuk mengetahui efektivitas
pengandalian
5. Mengevaluasi bukti yang ada untuk melakuan penilaian.
17
Secara ringkas risiko audit disajikan dalam gambar berikut ini:
b. Metoda Penetuan Sampel
Dalam pelaksanaan pengujian audit auditor dapat menggunakan
metode statistik maupeit nonstatistik untuk pemilihan sampel yang
harus diuji, atau bahkan menggunakan kedua-duanya. Kedua
metode tersebut memerlukan pertimbangan (judgement) auditor
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil-hasilnya.
Perbedaan utama antara kedua metode tersebut bahwa dalam
penentuan sampel secara statitik digunakan hukum probabilitas untuk
pengendalian risiko sampel. Namun demikian, kedua metode
Kerentanan
asersi
individual
pada
kesalahan
pengungkapa
n yang
material
SPI
Kesalahan
pengungka
pan
material
yang tidak
terditeksi
atau
dicegah
oleh SPI
Prosedur
auditor
untuk
me-
verifikasi
asersi
Kesalahan
pengungkapan
material yang
masih ada
yang tidak
terditeksi oleh
asersi
individual
Laporan
keuangan
bebas
kesalahan
pengungkapan
yang material
dengan
jaminan yang
cukup
beralasan
Menilai risiko bawaan
Keslahan
pengungkapan
yang dicegah
atau
diperbaiki oleh
SPI
Kesalahan
pengungkapan
yang dideteksi
oleh prosedur
audit
Menilai risiko pengendalian
Desain audit untuk
mengatasi risiko deteksi
Risiko Audit =
Sumber Data Olahan PT. Tiki Makassar
18
penentuan sampel tersebut dapat memberikan bukti yang memadai
sesuai dengan standar pekerjaan lapangan yang ketiga. Pemilihan di
antara kedua metode tersebut terutama didasarkan pada pertimbangan
biaya dan manfaat. Metode pemilihan sampel nonstatistik lebih murah
daripada metode statistik, namun manfaat metode statistik jauh lebih
besar daripada metode nonstatistik. Penggunaan metode statistik akan
bermanfaat bagi auditor dalam:
1. Perancangan suatu sampel yang efisien,
2. Pengukuran cukup tidaknya bukti yang telah diperoleh,
3. Pengevaluasian hasil sampel.
Namun demikian, dalam penentuan sampel secara statistik
diperlukan biaya untuk pelatihan staf auditor, perancangan, dan
penerapannya yang jumlahnya relatif besar. Pada metode penentuan
sampel nonstatistik, penentuan besaran sampel dan evaluasi hasil-
hasilnya didasarkan kriteria yang subyektif dan pengalaman auditor
yang bersangkutan, sehingga kemungkinan penggunaan sampel terlalu
banyak, atau sebaliknya terlalu sedikit yang tidak disadari oleh auditor.
Namun demikian penggunaan metode nonstatistik akan seefektif
metode statistik bila penggunaannya dirancang secara baik, walaupun
statistik mempunyai keuntungan yang tidak dimiliki pada metode
nonstaistik yaitu bahwa auditor dapat mengkuantifikasi dan
mengendalikan risiko sampel. Metode penentuan sampel manapun
yang digunakan, tidak akan mempengaruhi prosedur audit yang harus
19
diterapkan pada suatu sampel, begitu juga kompetensi bukti yang
diperoleh tentang masing-masing unsur sampel atau tanggapan yang
tepat oleh auditor atas kesarahan bukti yang ditemukan.
Auditor dapat menggunakan metode penentuan sampel untuk
memperoleh informasi tentang berbagai karakteristik dari suatu
populasi. Namun demikian, sebagian besar sampel audit digunakan
untuk meramalkan: (1) suatu tingkat penyimpangan; (2) suatu jumlah
rupiah. Jika teknik statistik digunakan maka masing-masing
dinamakan Attribute Sampling dan Variable Sampling. Attribute
sampling digunakan untuk pengujian pengendalian dengan tujuan
untuk meramalkan tingkat penyimpangan antara pelaksanaan dengan
pengendalian yang sudah ditetapkan. Sedangkan variable sampling
digunakan untuk pengujian subtantif dengan tujuan untuk meramalkan
total jumlah rupiah suatu populasi atau jumlah rupiah kesalahan dalam
suatu populasi.
c. Pertimbangan Penentuan Sampel
Pertimbangan penentuan jumalah sampel dan pemeilihan sampel
berkaiatan dengan kecukupan bukti yagn akan diperoleh dan di
pergunakan auditor dalam membrikan pertimbangan berupa opini atau
rekomendasi terhadapa temuan audit. Masalah peertimbangan
penentuan sampel jumlah bukti yang dianggap cukup untuk mendukung
suatu pernyataan pendapat atau rekomnedasi yang diberikan,
tergantung pada kebijaksanaan atau pertimbangan auditor yang
20
bersangkutan berdasarkan kemahiran profesionalnya (profesional
judgement). Dalam menentukan sampel yang akan digunakan auditor
harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Faktor materialitas dan risiko.
2) Faktor ekonomis atau efisiensi.
3) Banyaknya dan karakteristik populasi.
Faktor materialitas dan risiko. Secara umum auditor akan
cenderung menetukan sampel audit berdasarkan materialitas suatu
kejadian ekonomi dalam suatu kegiatan. Semakin material suatu
kejadian akan menjadi pertimbangan dalam menejukan sampel udit dan
besaran jumlah dari sampel itu sendiri.
Sama halnya dengan materialitas, risiko merupakan faktor
pertimbangan utama dalam penetuan sampel audit dan pertimbangan
besarnya jumlah sampel tersebut . Kejadian ekonomi yang risiko
kesalahannya besar (kemungkinan terjadinya penyimpangan besar)
memeiliki peluang untuk dijadikan sampel audit lebih besar
dibandingkan dengan kejadian ekonomi yang risikonya kecil
(kemungkinan terjadinya penyimpangan kecil). Di samping risiko yang
melekat pada masing-masing akun ada risiko lain yang harus
diperhatikan oleh auditor dalam menentukan sampel audit adalah risiko
pengendalian. Risiko pengendalian sangat dipengaruhi oleh sistem
pengendalian yang diterapkan organisasi. Semakin lemah atau jeleknya
sistem pengendalian maka risiko kemungkinan terjadinya penyimpangan
21
adalah tinggi sehingga harus dijadikan pertimbabgan dalam
pemilihansampel.
Faktor ekonomis atau efisiensi. Auditor dalam melaksanakan
tugasnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Oleh karena itu, dalam
menetukan sampel yang harus diambil dan diuji harus
memepertimabangakan faktor waktu yang ada sehinga sampel yang di
peroleh merupakan sampel yang represntatif dan memepunyai
kemungkinan untuk diuji untuk memeberikan pendapat atau
rekomendasi.
Banyaknya dan karakteristik populasi. Banyaknya dan
karekteristik populasi mengacu pada banyaknya kejadian ekonomi dan
keberagaman jenis kejadian ekonomi yang terjadi. Suatu
kegiatan/kejadaian ekonomi yang terjadi secara rutin dan homogen
mempunyai kencederungan penyimpangan lebih kecil karena
merupakan rutinitas dibandingkan dengan kejadian ekomi insedental
denagn variasi kegitan dan pembiayaan yang lebih heterogen yagn
mempunyai penyimpangan lebih besar karena banyaknya jenis dan
karakter pengangaran yang beragam.
E. Perencanaan Audit
Dalam pelaksanaan audit yang baru pertama kali diperiksa,
perencanaan audit identik dengan perencanaan pada audit lainnya.
Perencanaan audit umumnya bertujuan dalam merencanakan hal-hal
22
berikut:
1) Jumlah staf auditor yang diperlukan, agar diperoleh pemanfaatan yang
optimal dari kecakapan staf auditor sehingga terhindarkan
ketidakefisienan audit.
2) Jumlah waktu yang dibutuhkan, guna menjamin ketepatan waktu kerja.
3) Program audit yang dibuat, agar diperoleh ketepatan penentuan
prosedur-prosedur audit sehingga terhindar dan pelaksanaan prosedur yang
sebenarnya tidak diperlukan.
4) Bentuk dan isi laporan hasil audit, untuk menentukan garis besar (outline)
laporan yang bersifat sementara atas area audit.
Perencanaan audit operasional perlu disusun secara matang untuk
menunjang kesuksesan audit operasional. Perencanaan audit yang baik
merupakan faktor penting untuk dapat diperolehnya bukti audit (evidence)
yang cukup dan kompeten guna mendukung isi laporan audit.
Rencana audit pada umumnya berisi uraian mengenai area yang akan
diaudit, jangka waktu pelaksanaan audit, personel yang dibutuhkan, dan
sumber daya lain yang diperlukan untuk pelaksanaan audit. Proses
perencanaan audit pada umumnya meliputi tahap-tahap sebagai
berikut.
1. Pemahaman atas Peraturan Pemerintah yang berlaku
Peraturan pemerintah mengatur hak dan kewajiban bendahara intesai
pemerintah. Peraturan-peraturan pemerintah yang berlau menjabarkan
23
kewajiban pelakasanan tatakelola keungan dan tatakelola organisasi
yang harus dijalankan setiap personale organisasi yang terkait. Dalam
konteks audit atas laporan keuangan instansi pemerintah auditor perlu:
a) Melakukan reviu atas sistem akuntansi dan pengendalian internal
dan memberikan rekomendasi perbaikan atas kelemahan-
kelemahannya;
b) melakukan pengujian dan koreksi atas kesalahan pencatatan
akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan dengan
informasi yang lebih dapat diandalkan.
2. Penilaian Risiko Audit
Karena kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang
mengandung risiko kesalahan, makapenilaian risiko pengendalian (control
risk), risiko bawaan (inherent risk), dan risiko deteksi (detection risk)
perlu dilakukan agar auditor memiliki keyakinan memadai dalam menarik
kesimpulan dan mmeberikan rekomendasi dengan tepat.
F. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan proses audit didasarkan pada program kerja audit,
menggunakan prosedur dan teknik audit, dan dituangkan kedalam kertas
kerja audit. Proses audit dapat digambarkan sebagai berikut:
24
1. Tahap Survai Pendahuluan
Survei pendahuluan bertujuan untuk mengumpulkan informasi umum
mengenai seluk-beluk proses kegiatan unit kerja yang di audit,
penelaahan peraturan, serta menganalisis informasi yang diperoleh,
sehingga bisa dikenali masalah-masalah yang perlu dikembangkan
pada tahap audit pendahuluan (temuan sementara).
a. Langkah Kerja
1) Lakukan pembicaraan pendahuluan dengan Pimpinan Unit
Kerja untuk membahas tentang ruang lingkup, periode dan
kegiatan yang akan dilakukan audit operasional
2) Dapatkan informasi umum dari unit kerja yang meliputi :
Struktur Organisasi, antara lain : tugas/fungsi,
program/kegiatan, struktur delegasi wewenang, jaringan
komunikasi, struktur informasi, dan uraian tugas.
SURVAI
PENDAHULUAN
LAPORAN HASIL
AUDIT
AUDIT
LANJUTAN
TELAAH
DAN UJI SPI PAO FAO AO TAO
PAO : Preliminary Audit Objectives
TAO : Tentative Audit Objectives
FAO : Firm Audit Objectives
AO : Audit Objectives
25
Peraturan perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yang ada.
Data/informasi apa saja yang telah dimiliki sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan.
Informasi tentang pelaksanaan tindak lanjut hasil audit
yang lalu
3) Lakukan identifikasi terhadap masalah-masalah (temuan
sementara) yang perlu dikembangkan pada tahap selanjutnya
4) Membuat simpulan atas hasil survai pendahuluan, dan tuangkan
hasilnya dalam kertas kerja audit
2. Tahap Pengujian SPI
Pengujian SPI dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang
lebih terinci dari program/kegiatan unit kerja yang dinilai mempunyai
potensi untuk diperbaiki/disempurnakan, serta pengujian terbatas
terhadap Struktur Pengendalian Internal untuk meyakini kekuatan atau
kelemahan sistem yang ada. Pada tahap ini diharapkan dapat
ditemukan/dikenali kelemahan/penyimpangan yang cukup signifikan,
sehingga memerlukan pendalaman audit (temuan potensial).
a. Penilaian Atas SPI
Melakukan evaluasi atas efekvitas sistem pengendalian internal
untuk memastikan bahwa pengendalian telah diterapkan secara
26
memadai sehingga dapat mengurangi risiko yang dihadapi
universitas.
b. Langkah Kerja
1) Melakukan penilaian atas sistem pengendalian intern atas 8 unsur
pengendalian dengan menggunakan Internal Control Questionaire
(Daftar Pertanyaan Pengendalian) /Terlampir
2) Melakukan pengujian atas masing-masing unsur pengendalian
untuk mendeteksi adanya kelemahan pengendalian yang
memerlukan perbaikan.
3) Lakukan pengujian terbatas atas pelaksanaan tugas/fungsi,
program/kegiatan, serta pengendalian yang dilaksanakan.
4) Dari hasil pengujian atas pelaksanaan pengendalian (test of
control), simpulkan tingkat efektivitas pengendalian dan tentukan
area dari kelemahan pengendalian yang memerlukan
pendalaman/pengujian lanjutan
5) Buat kesimpulan atas hasil pengujian pengendalian internal dan
tuangkan ke dalam Kertas Kerja Audit.
3. Tahap Audit Lanjutan
Tahap audit lanjutan bertujuan untuk mendapatkan bukti yang cukup,
guna mendukung simpulan pada tahap pengujian pengendalian
manajemen. Bukti yang diperoleh diikhtisarkan dalam kertas kerja audit
27
yang cukup, untuk mendukung kesimpulan laporan hasil audit. Tahap
ini terbagi dua; pengembangan temuan dan pelaporan hasil audit.
Sebelum laporan disusun, materi temuan harus sudah dikomunikasikan
dengan pihak pimpinan unit yang di audit agar diperoleh kesepakatan
mengenai fakta temuan dan mempermudah pelaksanaan tindak
lanjutnya. Temuan yang tidak tuntas dibicarakan termasuk rekomendasi
yang tidak disepakati, akan sangat berpengaruh pada kelancaran tindak
lanjutnya.
Tahap audit lanjutan paling tidak meliputi tiga lingkup sebagai berikut:
a. Audit Atas Pengelolaan Keuangan
Tujuan Audit
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pelaporan
keuangan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
serta penggunaan dana dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan
efektif (2K dan 3E) untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi unit kerja yang bersangkutan. Simpulan yang
diharapkan dari hasil audit atas pengelolaan keuangan sebagai
berikut:
1. Keterkaitan antara realisasi penganggaran dengan perencanaan
program/kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi.
2. Ketaatan pada peraturan perundangan.
28
3. Keandalan sistem akuntansi/pencatatan keuangan.
4. Kesesuaian pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
pada peraturan perundangan.
5. Efektivitas pengawasan terhadap pengelolaan keuangan.
Langkah Kerja
1) Lakukan Pengujian terhadap keterkaitan realisasi anggaran
dengan perencanaan program/kegiatan.
i. Dapatkan data tentang realisasi anggaran, bandingkan
dengan rencana anggarannya, teliti deviasi antara rencana
dan anggaran
ii. Teliti tingkat penyerapan anggarannya, apakah sangat
rendah atau lebih tinggi dari anggarannya, lakukan analisis
atas penyebabnya
iii. Teliti apakah perubahan atas penggunaan anggaran (revisi
anggaran) telah didukung dengan dasar/kebijakan yang
relevan
iv. Dan seterusnya
2) Lakukan Pengujian mengenai ketaatan pada ketentuan yang
berlaku.
3) Lakukan Pengujian terhadap keandalan sistem akuntansi/
pencatatan keuangan.
29
4) Lakukan Pengujian terhadap kesesuaian pertanggungjawaban
keuangan pada ketentuan yang berlaku, mencakup pengelolaan
seluruh dana yang terserap.
5) Pengujian mengenai efektifitas pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan.
b. Audit Atas Tugas Pokok Dan Fungsi
Tujuan Audit
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tugas pokok
dan fungsi unit kerja di lingkungan Unit Kerja telah direncanakan
dan dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif, serta
mencakup pula ketaatan terhadap peraturan perundangan dan
kewajaran pertanggungjawaban keuangannya (3E dan 2K).
Simpulan yang diharapkan dari hasil audit atas tugas pokok dan
fungsi unit kerja, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Tugas pokok dan fungsi telah dijabarkan dalam struktur
organisasi yang dengan jelas menggambarkan pembagian tugas
dan wewenang kepada setiap pejabat maupun dijabarkan dalam
bentuk kegiatan rutin maupun proyek yang mendukung setiap
program/ kegiatan;
2) Perencanaan program/kegiatan yang dilakukan oleh setiap unit
kerja berlandaskan kepada Kebijakan Universitas dan Rencana
Strategis ;
30
3) Evaluasi atas setiap program/kegiatan telah dilakukan secara
periodik;
4) Setiap program/kegiatan telah didukung tolok ukur keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran;
5) Prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi senantiasa
diwujudkan dalam melaksanakan program/kegiatan;
6) Sistem informasi senantiasa dikelola dan dikembangkan guna
menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
7) Terdapat kepatuhan kepada peraturan-peraturan perundangan
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;
8) Perencanaan dan pengawasan terhadap sistem pengawasan
melekat senantiasa dilakukan; dan Jika terdapat tugas tambahan,
maka tugas tambahan tersebut harus berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
Langkah Kerja
Untuk memperoleh simpulan yang diharapkan dari hasil
audit atas tugas pokok dan fungsi unit kerja yang diaudit, maka
diperlukan beberapa pengujian/penilaian sebagai berikut
1) Pengujian terhadap pelaksanaan Struktur Pengendalian Internal
2) Pengujian terhadap struktur organisasi, uraian tugas dan
wewenang.
3) Pengujian terhadap pelaksanaan rencana program/kegiatan,
31
4) Pengujian terhadap kriteria/tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
program/kegiatan.
5) Pengujian terhadap koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
program/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan
4. Audit Atas Pengelolaan Sarana dan Prasarana
a. Tujuan Audit
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa sarana
dan prasarana kerja telah dikelola sesuai dengan peraturan
perundangan dan digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif.
Simpulan yang diharapkan dari hasil audit atas pengelolaan sarana
dan prasarana sebagai berikut:
1. Rencana pengadaan sarana dan prasarana dibuat sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah ditetapkan dan disusun secara
matang dan akurat;
2. Pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan volume dan kualitas
sesuai dengan kebutuhan dan dengan harga yang paling
menguntungkan bagi negara;
3. Barang-barang dipelihara dan dirawat secara memadai.
Barang-barang bergerak disimpan dengan baik sehingga
terlindung dari kerusakan dan kehilangan;
32
4. Sarana dan prasarana yang dimiliki dimanfaatkan sepenuhnya
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki didukung dengan dokumen
kepemilikan yang sah, dicatat secara memadai,
diinventarisasikan dan dipertanggungjawabkan secara
periodik;
6. Sarana dan prasarana yang berlebih atau tidak dapat digunakan
lagi dipindahtangankan atau dihapuskan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; dan
7. Penyewaan sarana dan prasarana milik instansi dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Langkah Kerja
Untuk memperoleh simpulan yang diharapkan dari hasil
audit atas pengelolaan sarana dan prasarana unit kerja yang
diaudit, maka diperlukan beberapa pengujian sebagai berikut:
1. Pengujian terhadap rencana pengadaan barang/jasa.
2. Pengujian terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
3. Pengujian terhadap penyimpanan dan pemeliharaan BMN.
4. Pengujian terhadap pemanfaatan BMN.
5. Pengujian terhadap pencatatan dan pelaporan BMN.
6. Pengujian terhadap penghapusan, pemindahtanganan dan
penyewaan BMN.
33
c. Tahap Pelaporan
Laporan hasil audit merupakan hasil akhir dari proses audit.
Laporan hasil audit berguna antara lain untuk:
1. Mengkomunikasikan hasil audit kepada auditi dan pihak lain
yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
2. Menghindari kesalahpahaman atas hasil audit;
3. Menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi
auditi dan instansi terkait; dan
4. Memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan
pengaruh tindakan perbaikan yang semestinya telah
dilakukan.
34
G. Kerangka Pikir
PT. TIKI MAKASSAR
AUDIT
OPERASIONAL
Sub Variabel X
1. Memilih Auditee.
2. Merencanakan
Audit .
3. Melakukan Audit.
4. Pelaporan dan
tindak lanjut.
Sub Variabel Y
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya
dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Penentuan penyebab tumbuhnya
penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang telah ditetapkan dalam
standar.
3. Penegakkan perilaku yang diinginkan
dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak
diinginkan.
Analisis Pemeriksaan
Operasional
Dalam Menunjang Aktivitas
Jasa Kinerja Operasi
35
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dari rumusan masalah di atas,
maka penulis mengemukakan hipotesis:
“Audit Operasional berpengaruh signifikan terhadap Aktivitas Jasa
Operasional Kenerja PT. TIKI JNE Makassar.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Tiki Makassar yang ber
alamat Jl. A. Yani No. 21. No. Telepon : 0411-31788. Website: tiki-online.com
yang ditentukan pada objek penelitian.Sedangkan waktu penelitian dan
penyusunan laporan diperkirakan dua bulan.
B. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses
sistematis dalam pengumpulan, pecatatan, dan penyajian fakta. Dalam
penelitian ini juga digunakan metode sebagai berikut :
Riset lapangan :
Riset lapangan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan peninjauan langsung ke objek yang akan di teliti, dalam hal ini
yaitu PT. Tiki Makassar dengan tujuan untuk memperoleh data dan analisa
mengenai pengaruh audit manajemen sdm terhadap kinerja karyawan PT. Tiki
Makassar tersebut :
36
37
Riset lapangan terdiri dari :
a. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan peninjauan dan pengamatan
secara langsung terhadap kegiatan atau aktivitas PT. Tiki Makassar.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara menggunakan pertanyaan lisan kepada
subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari
permasalahan yang biasanya terjadi karena sebab-sebab khusus yang tidak
dapat dijelaskan dengan kuesioner.
b. Pertanyaan
Pengumpulan data yang diperoleh dengan tanya jawab menggunakan
kuisioner. Dalam penelitian ini digunakan kuisioner, jenis kuisioner yang
akan digunakan adalah kuisioner tertutup, responden hanya diberikan
kesempatan untuk menjawab sesuai pilihan yang telah disediakan.
Tujuan pokok pembuatan kuisioner :
1. Memperoleh informasi yang relevan
2. Memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas setinggi
mungkin.
38
C. Jenis dan Sumber Data
Adapun data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:
1. Data Primer, yaitu data yang belum diolah dan diperoleh secara langsung
dari lapangan dengan cara manyebarkan kuisioner, wawancara dan
observasi.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperolehdari dokumen-dokumen yang
berasl dari perusahaan PT. Tiki Makassar.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel diperlukan dalam sebuah penelitian untuk
mengumpulkan data dari variabel yang diteliti. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2000).
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
merupakan sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif
sama dan dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono, 1999). Dalam
menentukan sampel diperlukan suatu metode pengambilan sampel yang tepat
agar diperoleh sampel yang representatif dan dapat menggambarkan keadaan
populasi secara maksimal.
E. Defenisi operasional
Defenisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau
diukur melalui gejala-gejala yang ada. Defenisi operasional yang digunakan
39
utntuk penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang
meliputi:
1. Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhhadap
efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan.
2. Audit Operasional adalah penilaian dan analisis yang komprehensif
terhadap program-program Operasional. Audit termasuk studi terhadap
fungsi Operasional pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang
dilaksanakan oleh manajer dan para supervisor. Dari hasil audit akan
diketahui apakah kebutuhan potensial Operasional perusahaan telah
terpenuhi atau tidak dan berbagai hal dalam aktivitas jasa Ekspedisi yang
masih bisa ditingkatkan kinerjanya.
3. Menurut Moh As’ad (2003), kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang
menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas,
ketepatan waktu, keterampilan dan tingkat pengetahuan karyawan, dan
standar profesional kerja.
40
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. TIKI JNE Makassar
PT. TIKI JNE didirikan oleh Bapak H. Soeprapto Suparno pada
tahun 1990, yang memulai kegiatan usahanya terpusat pada penanganan
kegiatan kapabeanan/impor kiriman barang atau dokumen dan
pengantarannya dari luar negeri ke Indonesia. Sedangkan PT. TIKI JNE
Cabang Makassar didirikan pada tanggal 26 Mei 1999.
Pada tahun 1991, PT. TIKI JNE memperluas jaringan
internasionalnya dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-
perusahaan kurir beberapa Negara Asia (ACCA) yang bermarkas di
hongkong yang kemudian membri kesempatan kepada TIKI JNE untuk
mengembangkan wilayah antaran sampai keseluruh dunia. TIKI JNE
melayani pengiriman dengan cepat, penanganan kepabeanan serta
distribusi di Indonesia. Lewat situs yang efektif dan efisien, PT. TIKI JNE
juga member kemudahan akses atas informasi seputar layanannya.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengurusan
transportasi, hal yang menjadi prioritas utama adalah system pelayanan
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Untuk itu PT. TIKI JNE
Cabang Makassar terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pengiriman
dan pelayan barang-barang yang dipercayakan oleh pelanggan. Layanan
ini dikembangkan untuk memenuhi tuntutan waktu dan global dan
permintaan pelanggan dalam distribusi pengiriman. Keluhan dari
40
41
pelanggan dianggap sebagai masukan untuk menyelaraskan antara
kebutuhan dan harapan harapan pelanggan dengan pelayanan sesuai
dengan misi Perusahaan.
Mutu layanan dan kemampuan manajemen PT. TIKI JNE telah
pula diakui pemerintah Indonesia melalui pemberian penghargaan
“Adhikarya Pos” yaitu penghargaan tertinggi dalam bidang perposan pada
tahun 1998 dan 2001. Kehandalan PT. TIKI JNE juga telah dibuktikan
dengan diraihnya berbagai bentuk penghargaan serta sertifikasi ISO
9001:2001 atas jasa layanan yang telah diberikan.
B. Kegiatan Usaha PT. TIKI JNE Makassar
` PT. TIKI JNE Cabang Makassar merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa ekspedisi (pengiriman barang atau dokumen).
Dalam situsi dunia yang bergerak serba cepat, kehadiran perusahaan jasa
antaran ekspres memang sangat tepat karena kebutuhan akan layanan ini
tumbuh pesat dan pangsa pasarnya pun cenderung meningkat.
Perkembangan teknologi setidaknya telah melahirkan konsekuensi-
konsukensi, diantaranya; terbukanya era komunikasi yang realtime yang
berimbas pada perilaku manusia dan tuntutan kecepatan pada sektor jasa
dan pelayanan. Jasa pengiriman kargo juga tidak lepas dari tuntutan
tersebut. Masyarakat dan pelanggan menuntut kecepatan akses yang
diberikan oleh perusahaan jasa pengiriman barang dan logistik.
PT. TIKI JNE Cabang Makassar melayani pengiriman dengan
cepat, penanganan kepabeanan serta distribusi di Indonesia. Lewat situs
42
yang efektif dan efisien, PT. TIKI JNE juga memberi kemudahan akses
atas informasi seputar layanannya. Mutu layanan dan kemampuan
manajemen PT. TIKI JNE telah pula diakui pemerintah Indonesia melalui
pemberian penghargaan “Adhikarya Pos” yaitu penghargaan tertinggi
dalam bidang perposan pada tahun 1998 dan 2001. Kehandalan PT. TIKI
JNE juga telah dibuktikan dengan diraihnya berbagai bentuk penghargaan
serta sertifikasi ISO 9001:2001 atas jasa layanan yang telah diberikan.
Di bawah ini merupakan kegiatan-kegiatan usaha PT. TIKI JNE
Cabang Makassar :
1. Jasa Kurir Dalam Negeri dan Antar Kota
Dengan keberadaan jaringan dalam negeri yang dapat diandalkan TIKI
JNE menjamin kecepatan pengantaran keseluruh wilayah di Indonesia.
Beroperasi selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, TIKI JNE
menawarkan waktu penjemputan dari transit yang cepat dan fleksibel
kepada pelanggan.
2. Jasa Kurir Luar Negeri
TIKI JNE memindahkan dokumen hingga paket besar ke berbagai
tujuan di seluruh dunia dengan kecepatan dan kehandalan yang teruji.
TIKI JNE juga melayani pengantaran khusus untuk kiriman peka
waktu hingga tujuan akhir. Semua kiriman dimonitor setiap saat
melalui program situs TIKI JNE oleh para tim kami secara profesional.
43
3. Jasa Kargo Laut dan Udara
Kecepatan dan keamanan serta keakuratan kegiatan impor dan ekspor
adalah jaminan TIKI JNE kepada pelanggan untuk keperluan jasa
kargo laut dan udara. Dengan jaringan luas dan strategis di berbagai
Negara, TIKI JNE memiliki sumber daya dan kemampuan menangani
pengiriman kargo laut dan udara kemana saja setiap saat.
4. Jasa Perpindahan Angkutan Darat Pergudangan
TIKI JNE menyediakan jasa perpindahan dan pengepakan barang
seluruh isi kantor, pabrik, galeri atau rumah dan memindahkannya ke
lokasi baru serta membuka pengepakan. TIKI JNE mengadakan
kunjungan untuk mendiskusikan pengemasan, pengepakan, serta
pengaturan transportasi angkutan yang tepat sampai ke tujuan.
5. Logistik dan Distribusi
Dengan lebih dari 50 kantor cabang dan lebih 150 depot pengantaran
di berbagai kota di Indonesia, TIKI JNE dapat melayani tepat dan
cepat pengelolaan logistic dan pengantaran bagi banyak perusahaan
terkemuka. Selain memiliki tim yang professional, TIKI JNE dapat
melayani pelanggan dengan fleksibel sesuai kebutuhannya.
6. Jasa Layanan Kepabeanan
Antisipasi dan persiapan proses kepabeanan telah ditangani
sepenuhnya untuk menghidari keterlambatan. Pengalaman telah
menjadikan TIKI JNE dipilih oleh berbagai institusi pemerintah dan
44
non pemerintah untuk menangani distribusi dan kepabeanan untuk
proyek-proyek mereka.
7. Jasa Penjemputan Bandara
Bertujuan untuk menjamin kelancaran proses kedatangan, transit atau
keberangkatan para pelanggan, TIKI JNE menyediakan jasa
pendamping melalui proses imigrasi dan kepabeanan. Mengatur
transporytsi, penginapan, sertareservasi tiket, membantu pelanggan
menhindari dari antrian yang tidak perlu.
C. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Pada PT. TIKI JNE Makassar adalah sebagai berikut :
1. Branch Manager
2. Marketing Supervisor, terdiri atas :
a. Sales Representatif
b. Cash Sales/Front Line
3. Operasional Supervisor, terdiri atas :
a. Customer Service
b. Checker POD
c. Courier (Rider/Driver)
4. Financial Supervisor, terdiri atas :
a. Accounting
b. Invoicher
c. Collector
45
46
D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas masing-masing Manager yang tersusun pada struktur organisasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Branch Manager, mempunyai tugas :
a. Melakukan pengembangan kegiatan sales dan marketing.
b. Melakukan pengembangan sumber daya manusia.
c. Memeriksa da bertanggung jawab terhadap pengeluaran biaya sales
dan operasional.
d. Menyetujui transaksi kredit sesuai dengan ketentuan local.
e. Melakukan pengawasan keuangan.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan perusahaan.
g. Bertanggung jawab ataspelaksanaa prosedur kerja.
h. Bertanggung jawab atas kinerja karyawan.
i. Bertanggung jawab atas pencapaian budget.
j. Bertanggung jawab kepada manager direktur.
2. Marketin Supervisor, membawahi :
a. Sales Representatif, tugasnya :
1. Mencari peluang pangsa pasar.
2. Membuat penawaran dan melakukan pengecekan atas isi
penawaran.
3. Mengajukan surat penawaran.
b. Cash Sales Front Line, tugasnya :
1. Membuat laporan kasir.
47
2. Membuat bukti penerimaan dan pengeluaran cass.
3. Melakukan penyetoran dan pengambilan dana di Bank.
4. Membuat permintaan atas surat transfer.
3. Operasional supervisor, membawahi :
a. Customer Service, tugasnya :
1. Melakukan sales visit ddan marketing.
2. Membuat laporan sales visit.
3. Mengawasi kegiatan operasional.
4. Membuat penawaran dan menetapkan harga jual sesuai yang telah
ditetapkan.
5. Melakukan peninjauan kontrak dan inspeksi.
6. Menerima order dari pelanggan atau cabang/agen.
b. Checker POD, tugasnya :
1. Entry data POD (Prove Of Delivery).
2. Mengirim data Up Load ke Jakarta.
3. Mengecek POD yang ada untuk dicocokkan dengan delivery
Runssheet.
c. Courier (rider/driver), tugasnya :
1. Mengantar barang sesuai dengan alamat yang tertera pada connote,
dan menyerahkan barang dengan meminta tanda tangan dan nama
jelas penerima pada connote atau resi sedangkan tanggal dan jam
ditullis oleh kurir itu sendiri.
4. Financial Supervisor, membawahi :
48
a. Accounting, tugasnya :
1. Merupakan salah satu departemen yang melakukan pembukuan.
2. Membuat laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang
berhubungan dengan kegiatan tersebut
b. Invoicher, tugasnya :
1. Membuat dan menerbitkan invoicher untuk tagihan kepada
pelanggan.
c. Collector, tugasnya :
1. Melakukan tagihan kepada pelanggan yang sudah jatuh tempo.
.
49
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Sasaran Tentang Audit Operasional pada PT. Tiki JNE
Makassar.
Pada prinsipnya tujuan audit opersional adalah untuk memberikan
saran-saran perbaikan kepada manajemen atau kondisi operasional yang
berjalan dalam usaha untuk memperbaiki dan menghindari kelemahan-
kelemahan yang mungkin timbul dikemudian hari. Di samping itu audit
operasional juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memeriksa kehematan,
efesiensi dan efektifitas suatu atau beberapa kegiatan dan juga menilai
apakah cara-cara atau metode-metode pengolahan yang diterapkan dalam
kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Apabila dalam pemeriksaan
keuangan pemeriksa banyak menitikberatkan kepada bukti pendukung
(evidence) yang terdiri dari catatan-catatan atau bukti pendukung saja,
maka pada audit operasional pemeriksa dituntut untuk mengamati dan
menilai kegiatan yang melatar belakangi bukti-bukti tersebut.
1. Sasaran Audit Operasional
Adapun yang menjadi sasaran dan ruang lingkup audit operasional,
antara lain :
a. Untuk menilai sejauh mana manajemen telah mengambil langkah lanjut
atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan.
b. Untuk melaporkan rekomendasi yang telah, sedang atau tidak dapat ditindak
49
50
Lanjuti kepada pimpinan atau manajemen dan kepada APFP yang
terkait dengan sebelumnya.
2. Kriteria Pelaksanaan Tindak Lanjut Audit Operasional
Adapun criteria dari audit opersional, antara lain :
a. Tanggung jawab pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan
harus ditetapkan secara jelas.
b. Tindakan yang diambil harus sesuai dengan rekomendasi dan
mendapat persetujuan oleh pihak yang berwenang.
c. Tindakan harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan pada rencana tindak lanjut dan sejalan dengan dokumen
atau bukti yang riil.
3. Proses Pengiriman Barang Pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar
Dengan Sistem Door to Door Service
Adapun sistem pengiriman barang yang dilakukan oleh PT. TIKI
JNE, yaitu antara lain :
1. Menerima order
Pada tahap ini di mana customer akan menghubungi melalui telepon
atau sms dengan menyebut nama alamat (rumah, kantor atau
perusahaan), jika customer sudah menjadi pelanggan tetap maka cukup
menyebut nama perusahaanya, semua obrolan dicatat dalam order
sheet (daftar pick up).
51
2. Rider/driver Pick Up
Petugas pick up berangkat untuk menjemput barang, namun sebelum
berangkat harus mencatat daftar pick up pada order sheet dan sebelum
kembali ke kantor terlebih dahulu menghubungi traffic control
(customer service) jika terjadi pick up-an tambahan dan traffic control
akan menyampaikan melalui telepon atau sms.
3. Pengukuran berat/volumetric dan tafif
Barang yang akan dikirim baik dokumen maupun paket harus
ditimbang atau diukur berat/volumetric, agar dapat ditentukan
harga/tarif yang akan dikenakan.
4. Pembuatan connote (resi pengiriman)
Resi ini dibuat untuk setiap satu alamat tujuan dan merupakan bukti
serah terima antara pengirim dengan pihak perusahaan.
5. Pembuatan manifest
Manifest adalah rekapitulasi barang-barang yang akan dikirim.
Manifest ini sebagai bukti banyaknya barang yang dikirim.
6. Baging
Barang yang bias masuk dalam karung dimasukkan ke karung agar
tidak tercecer, sekaligus untuk menentukan jumlah koli yang akan
dikirim, pada karung dituliskan kota tujuan dan beratnya dengan spidol
besar.
52
7. Timbang
Penimbangan dilakukan untuk pembuatan surat muatan udara agar
dapat diketahui berapa koli, berapa berat persatu koli.
8. Pemberangkatan ke bandara
Apabila barang yang akan dikirim sudah selesai prosedur di atas maka
barang diberangkatkan ke bandara untuk diserah terimahkan ke pihak
gudang airlines yang akan mengangkut barang tersebut untuk
penanganan selanjutnya.
SMU/AWB dalam hal ini dikeluarkan oleh perusahaan airlines
sebagai surat atau bukti untuk barang-barang yang akan dimuat pada
pesawat udara, yang jumlah koli dan berat barang yang akan tercantum di
dalamnya.
B. Perkembangan Penjualan Jasa Ekspedisi
Perkembangan penjualan pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar
dari tahun ketahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel. 5
Data Realisai Penjualan Jasa Periode 2009-2013
Pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar
Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan
2009
2010
2011
2012
2013
450.250.368
511.542.245
650.584.298
659.364.000
710.104.000
445.500.000
691.395.433
587.296.524
598.427.356
897.372.602
Sumber PT. TIKI JNE Cabang Makassar 2013
53
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa volume penjualan pada PT.
TIKI JNE Cabang Makassar selama lima tahun terakhir terus mengalami
perubahan. Pada tahun 2009 target penjualan sebesar Rp. 450250.368 dan
terealisasi penjualan sebesar Rp. 445.500.000 kemudian pada tahun 2010
target penjualan sebesar Rp. 511.542.245 dan terealisasi sebesar Rp.
691.395.433. Pada tahun 2011 target penjualan sebesar Rp. 650.584.298,
terealisasi sebesar Rp 587.296.524. Lalu pada tahun 2012 target penjualan
sebesar Rp. 659.364.000 dan terealisasi sebesar Rp. 598.427.356.
kemudian pada tahun 2013 target penjualan sebesar Rp. 710.104.000 dan
terealisasi sebesar Rp. 897.372.602.
Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa volume penjualan
pada PT. TIKI JNE Cabang Makasar selalu mengalami perubahan dari
tahun ke tahun yang mengakibatkan perkembangan yang tidak menentu
karena adanya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan penjualan
jasa ekspedisi yang sejenis. Untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan
secara drastic maka setiap langkah dalam aktivitas manajemen haruslah
efektif dan efisien.
C. Pelaksanaan Audit Operasional
Pelaksanaan audit operasional atas aktivitas penjualan jasa
ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar dilakukan oleh internal
auditor, yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor yang langsung
didatangkan dari kantor pusat Jakarta. Waktu yang digunakan untuk
54
mengaudit kurang lebih 3 (tiga) minggu dimana pelaksanaannya bersifat
rutin satu kali setahun dan biasanya dilakukan pada bulan November.
Dalam audit tersebut, internal auditor mengumpulkan jenis-jenis
bukti audit tertentu yang diperoleh selama proses pemeriksaan, dimana
metode pengumpulan bukti pemeriksaan itu dilakukan melalui kuesioner
yang datanya diperoleh dari karyawan/karyawati PT. TIKI JNE Cabang
Makassar yang berada di bagian penjualan.
Berikut adalah hasil dari 27 kuesioner yang diberikan penulis
kepada karyawan/karyawati PT.TIKI JNE Cabang Makassar pada bagian
penjualan :
No Pertanyaan Ya Tidak
A
1 perencanaan pemeriksaan
apakah jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan
pada aktivitas penjualan jasa (pengiriman
barang) PT. TIKI JNE Cabang Makassar telah
ditetapkan? 27 0 2 Apakah ada tujuan yang akan dicapai dalam
pemeriksan manajemen terhadap aktifitas
penjualan jasa pada PT.TIKI JNE Cabang
Makassar? 27 0 3 Apakah telah ditentukan jumlah pemeriksaan
yang akan melaksanakan pemeriksaan pada
fungsi penjualan jasa PT.TIKI JNE Cabang
Makassar? 27 0 4 Apakah pekerjaan dan tanggung jawab masing-
masing fungsi yang telah dilakukan sesuai
dengan pembagian tugas dalam struktur
organisasi? 27 0
B.
1
Pengumpulan bukti – bukti ferforma
Apakah setiap barang yang masuk dibuatkan
bukti? 27 0 2 Apakah setiap engiriman barang dibuatkan slip
pengiriman barang? 27 0 3 Apakah setiap penerimaan uang untuk
pengiriman barang dibuatkan bukti? 27 0
55
4 Apakah dibuatkan laporan pngiriman barang
tiap hari, minggu, dan bulan? 27 0 C.
1 Analisis penyelidikan penyimpangan/deviasi
Apakah penetapan harga cukup layak jika di
badingkan dengan yang berlaku diperusahaan
sejenis? 27 0 2 Apakah setiap pengiriman barang selalu tepat
waktu atau tidah pernah mengalami
keterlambatan? 27 0 3 Apakah dalam setiap pengiriman barang pernah
mengalami cacat hingga sampai ditujuan? 27 0 4 Apakah dalam pencatatan pengiriman barang
secara fisik sama dengan yang ada pada bagian
pembukuan? 27 0 5 Apakah telah dilakukan analisa untuk
mengetahui penyebab terjadinya selisih antara
anggaran dan realisasi penjualan? 27 0
D.
1
Menentukan tindakan korektif
Apakah ada ganti rugi dari pihak perusahaan
bilamana ada barang yang rusak/cacat? 27 0 2 Apakah setiap terjadi kesalahan pencatatn
dilakukan jurnal koreksi? 27 0 3 Apakah manajer pemasaran PT.TIKI JNE
Cabang Makassar mengadakan evaluasi kerja
terhadap aktivitas penjualan jasanya? 27 0 4 Apakah manajer penjualan PT.TIKI JNE
Cabang Makassar yang mementau dan
membuat penjualan jasa (pengiriman barang)? 27 0 E.
1 Melaporkan hasil manajemen audit
Apakah hasil pemeriksaan pada aktivitas
penjualan jasa (pengiriman barang) PT.TIKI
JNE Cabang Makassar dilaporkan dalam
bentuk tertulis atau lisan? 27 0 2 Apakah hasil pemeriksaan manajemen pada
aktifitas penjualan jasa (pengiriman barang)
PT.TIKI JNE Cabang Makassar dibandingkan
dengan hasil sebelumnya? 27 0 3 Apakah laporan kinerja penjualan cabang
diperiksa oleh manajer pemasaran dan
pimpinan regional? 27 0 Sumber Data Olahan : PT. TIKI JNE Makassar 2013
Melihat hasil dari 27 kuesioner yang diberikan penulis kepada
karyawan/karyawati PT.TIKI JNE Cabang Makassar pada bagian
56
penjualan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pemeriksaan telah dilaksanakan.
D. Perencanaan pemeriksaan
1. Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan pada aktifitas penjualan jasa
(pengeriman barang) PT. TIKI JNE Cabang Makassar telah ditetapkan
2. Ada tujuan yang akan dicapai dalam pemeriksaan manajemn terhadap
aktifitas penjualan jasa pada PT.TIKI JNE Cabang Makassar
3. Telah ditentukan jumlah pemeriksaan yang akan melaksanakan
pemeriksaan pada fungsi penjualan jasa PT.TIKI JNE Cabang
Makassar
4. Pekerjaan dan tanggung jawab masing – masing fungsi yang telah
dilakukan sesuai dengan pembagian tugas dalam struktur organisasi
a. Pengumpulan bukti – bukti ferforma
1. Setiap barang yang masuk dibuatkan bukti
2. Setiap pengiriman barang di buatkan slip pengiriman barang
3. Setiap penerimaan uang untuk pengiriman barang dibuatkan bukti
4. Dibuatkan laporan pengiriman barang tiap hari, minggu, dan bulan
b. Analisi penyelidikan penyimpangan/deviasi
1. Penetapan harga cukup layak jika dibandingkan dengan yang
berlaku diperusahaan sejenis
2. Setiap pengiriman barang selalu tepat waktu atau tidak pernah
mengalami keterlambatan
57
3. Dalam setiap pengeriman barang pernah mengalami cacat hingga
sampai tujuan
4. Dalam pencatatan pengiriman barang secaraa fisik sama dengan
yang ada pada bagian pembukuan
5. Telah dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya
selisih antara anggaran dan realisasi penjualan
c. Menentukan tindakan korektif
1. Ada ganti rugi dari pihak perusahaan bilaman mana ada barang
yang rusak/cacat.
2. Setiap terjadi kesalahan pencatatan dilakukan jurnal koreksi
3. Manajer pemasaran PT. TIKI JNE Cabang Makassar mengedakan
evaluasi kerja terhadap aktifitas penjualan jasanya
4. Manajer penjualan PT. TIKI JNE Cabang Makassar yang memntau
dan membuat penjualan jasa (pengiriman barang)
d. Melaporkan hasil manajemen audit
1. Hasil pemeriksaan pada aktifitas penjualan jasa (pengiriman
barang) PT.TIKI JNE Cabang Makassar dilaporkan dalam bentuk
tertilis dan lisan
2. Hasil pemeriksaan manajemen pada aktivitas penjualan jasa
(pengiriman barang) PT.TIKI JNE Cabang Makassar dibandingkan
dengan hasil sebelumnya
3. Laporan kinerja penjualan cabang diperiksa oleh manajer
pemasaran dan pimpinan regional.
58
Sedangkan pelaksanaan serangkaian audit operasional atas
aktivitas penjualan jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang
Makassar yang dilakukan oleh internal auditor, mencakup tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan
Tahap survey pendahuluan merupakan tahap awal dalam
melakukan audit operasional. Berdasarkan pengamatan dan
langkah awal yang telah dilakukan, penulis melakukan pemberian
kuesioner sebanyak 27 rangkap kepada karyawan yang ada di unit
kerja penjualan. Hal itu dilakukan agar diperoleh data – data
mengenai objek yang akan diperiksa
2. Pengujian atas system pengendalian manajemen
Sebelum memasuki tahap pemeriksaan lanjutan, auditor harus
terlebih dahulu mengumpulkan informasi praktis mengenai sitem
pengendalian terhadap kegiatan – kegiatan yang sedang diperiksa.
Berdasarkan pengujian atas system pengendalian manajemen dapat
penulis simpulkan bahwa:
a. Mengenai system – system dan prosedur – prosedur telah
dilakukan secara efektif dan efesien yaitu dalam usaha
mencapai tujuan yang dimaksud
b. Telah dulakukannya evaluasi kerja terhadap aktifitas penjualan
jasa yang dilakuan oleh manajer pemasaran PT. TIKI JNE
Cabang Makassar.
59
3. Pengujian Terinci
Pelaksanaan pengujian terinci dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah yang temukan oleh auditor.
Dalam pengujian terinci ada beberapa sasaran yang telah dicapai
sasaran tersebut mencakup hal – hal sebagai berikut :
a. Adanya ketaatan pada kebijaksanaan – kebijaksanaan yang sudah
ditetapkan
b. Adanya pencapaian tujuan yang tetah ditetapkan
c. Adanya efesiensi dalam beroperasi
d. Adanya efesiensi dan kehematan dalam mengguanakan sumber dana
dan daya.
1. Temuan pemeriksaan
Setelah dilakukan pengujian terinci maka akan diperoleh beberapa
temuan pemeriksaan. Adapun beberapa temuan yang penulis dapatkan
antara lain :
Temuan yang bersifat positif
a. Dalam aktifitas penjualan jasa ekspedisi, pelaksanaannya telah
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan
b. Data realisasi penjualan jasa telah sesuai dengan realisasi penjualan
Temuan yang bersifat negative
a. Tidak semua karyawan pada bagian penjualan jasa mampu
melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka
60
b. Dalam pengiriman barang pernah mengalami cacat hingga sampai
ketempat tujuan
c. Tidak dilakuannya penelitian tentang latar belakang pendidikan
serta training untuk meyakinkan bahwa karyawan bagian penjualan
yang menangani pengiriman barang berkompoten atau tidak.
Dari temuan diatas dapat dilihat bahwa pada PT. TIKI JNE Cabang
Makassar, dalam melaksanakan pemeriksaan secara rinci terhadap
pelaksanaan penjualan jasa ekspedisi, auditor melakukan penelahan lebih
lanjut dari permasalahan yang terjadi
2. Rekomendasi
Permasalahan–permasalhan yang ditemukan dalam pengujian
terinci merupakan landasan bagi auditor dalam pengajuan rekomendasi.
Dari permasalahan yang ditemukan dalam pengujian terinci,
penulis mengajukan beberapa rekomendasi perbaikan atas temuan yang
bersifat negatif, yaitu :
a. Kondisi
Tidak semua karyawan/karyawi pada bagian penjualan mampu untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka
b. Kriteria
Karyawan yang terampil, tekun, bertanggung jawab serta memiliki
kemampuan dibidangnya masing-masing, merupakan modal utama
untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang terdapat dalam
perusahaan.
61
c. Akibat
Proses penyelesaian pekerjaan yang berlangsung lama dan berlarut-
larut, yang lebih lanjut akan menyebabkan kinerja sumber daya
manusia kurang baik, khususnya dalam menganalisa penjualan jasa
ekspedisi dalam hal pengiriman barang. Analisa yang kurang tepat
dapat menimbulkan sutu masalah.
d. Rekomendasi
Memberikan pelatihan teknis yang bersifat rutin dan
berkesinambungan, sehingga karyawan/karyawi baru yang bergabung
dalam divisi penjualan bias mendapatkan pengetahuan dari pelatihan
tersebut. Selain itu materi yang diberikan hendaknya disesuaikan
dengan kemajuan teknologi yang ada.
e. Kondisi
Pendidikan serta training untuk meyakinkan bahwa personil bagian
penjualan yang menangani pengiriman barang berkompeten atau tidak.
f. Kriteria
Karyawan/karyawati yang memiliki pengetahuan, terampil, tekun,
bertanggungjawab serta memiliki kemampuan yang tinggi di
bidangnya masing-masing merupakan modal utama untuk
melksanakan tugas atau pekerjaan
62
g. Akibat
Kurangnya kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai
dalam melaksanakan tugasnya.
3. Rekomendasi
Melakukan penyeleksian untuk menyaring karyawan – karyawan yang
berkompeten di bidangnya khususnya di bagian penjualan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh
pegawai, berkompeten atau tidak dalam melaksanakan tugasnya karena
kemampuan dan keahlian yang tinggi merupakan modal yang utama
dalam melaksanakan pekerjaannya khususnya mengenai masalah
pengiriman barang yang memang membutuhkan penanganan yang serius.
4. Pelaporan
Penyusunan hasil audit merupakan akhir dalam proses audit operasional
yang mencerminkan kredibilitas dan profesionalisme pemeriksa.
Berdasarkan analisa data tahap audit operasional di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas aktivitas penjualan
jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar telah dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan kriteria audit operasional.
Hal ini dapat dilihat dari tahap audit operasional atas aktivitas penjualan
jasa pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar, yang terdiri dari : tahap survey
pendahuluan, pengujian atas system pengendalian manajemen, pengujian
terinci, pengembangan temuan-temuan, rekomendasi dan pelaporan. Dimana
semua tahap ini dilakukan dengan teliti. Demikian halnya dalam kegiatan
63
penjualan jasa ekspedisi pelaksanaannya telah sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan perusahaan
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya dapat
diterima kebenarannya, karena dapat dibuktikan
64
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Pelaksanaan audit opersional atas aktivitas penjualan jasa ekspedisi
pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar, telah sesuai dengan kriteria audit
operasional atau standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hanya
saja jumlah auditor yang melakukan audit biasanya Cuma satu orang, hal
ini menyebabkan terbatasnya waktu dan tenaga untuk meneliti seluruh
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penjualan jasa ekspedisi.
Audit operasional menunjukkan bahwa volume penjualan pada PT.
TIKI JNE Cabang Makassar selama lima tahun terakhir terus mengalami
perubahan. Pada tahun 2009 target penjualan sebesar Rp. 450250.368 dan
terealisasi penjualan sebesar Rp. 445.500.000 kemudian pada tahun 2010
target penjualan sebesar Rp. 511.542.245 dan terealisasi sebesar Rp.
691.395.433. Pada tahun 2011 target penjualan sebesar Rp. 650.584.298,
terealisasi sebesar Rp 587.296.524. Lalu pada tahun 2012 target penjualan
sebesar Rp. 659.364.000 dan terealisasi sebesar Rp. 598.427.356.
kemudian pada tahun 2013 target penjualan sebesar Rp. 710.104.000 dan
terealisasi sebesar Rp. 897.372.602.
64
65
Demikian halnya dengan waktu pelaksanaan audit yang dilakukan
secara berkala tersebut yaitu setiap setahun sekali, sedang waktunya terlalu
lama, hal ini biasa menimbulkan munculnya masalah yang terlambat
diketahui.
Sistem yang diterapkan dan kemampuan dari sumber daya manusia
yang dimiliki masih terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pelatihan yang diberikan oleh pihak perusahaan dalam hal
pengiriman barang.
Aktifitas penjualan jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang
Makassar, pelaksanaannya telah dijalankan dengan baik dan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Dalam audit operasional atas aktifitas penjualan jasa ekspedisi, jumlah
auditor yang akan melakukan proses audit hendaknya ditambah, hal ini
dilakukan untuk mengefisienkan wakitu dan tenaga untuk memriksa
seluruh dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penjualan jasa
ekspedisi. Begitu pula dengan kegiatan audit yang dilakukan setiap setahu
sekali, sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal ini dimaksudkan
agar masalah yang terjadi dapat segera diketahui dan ditangani secara tepat
waktu, sehingga permasalhan tersebut tidak berkembang lebih luas lagi.
66
2. Hendaknya meningkatkan sumber daya manusia dengan memberikan
pelatihan secara rutin dan berkesinambungan agar karyawan baru yang
bergabung dalam divisi penjualan bias mendapatkan pengetahuan dari
pelatihan tersebut dan melakukan penyeleksian untukn menyaring
personil-personil yang berkompeten di bidangnya, khususnya di bagian
penjualan jasa.
67
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Alijoyo, 2006. Komite audit yang efektif : panduan untuk komisaris,
Direksi dan komite audit. Ray Indonesia.
Boynton C. William, 2003. Modern auditing. Jakarta: Erlangga.
Boyton, et. al, (2001), Modern Auditind 7th
ED, Jhon Wiley & Sons, inc.
Dewi Ermayanti, (4 Maret 2010), Audit Operasional,
http://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/04/pelaksanaan-audit-
operasional/, Diakses 22 Januari 2012
Hitt A. Michael, 2001. Manajemen strategi. Jakarta : salemba empat.
Iyaul Ulum M.D, (2009), Audit Sektro Uublik: Suatu Pengantar, Bumi Aksara,
Jakarta
IBK. Bhayangkara, 2008. Audit manajemen prosedur dan implementasi. Salemba
empat.
Lawrence B. Sawyer, JD, CIA, PA. DKK, 2005. Internal Auditing. Jakarta:
Salemba empat.
Mulyadi, 2002. Audititng edisi enam. Universitas Gadjah Mada: Salemba empat.
Munawir, (2000), Auditing Modern Buku 1, BPFE, Yogyakarta
Tim Peyusun, (2011), Modul Pelatihan Audit Operasional UNY, UNiversitas
Negeri Yogyakarata
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Alijoyo, 2006. Komite audit yang efektif : panduan untuk komisaris,
Direksi dan komite audit. Ray Indonesia.
Boynton C. William, 2003. Modern auditing. Jakarta: Erlangga.
Boyton, et. al, (2001), Modern Auditind 7th
ED, Jhon Wiley & Sons, inc.
Dewi Ermayanti, (4 Maret 2010), Audit Operasional,
http://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/04/pelaksanaan-audit-
operasional/, Diakses 22 Januari 2012
Hitt A. Michael, 2001. Manajemen strategi. Jakarta : salemba empat.
Iyaul Ulum M.D, (2009), Audit Sektro Uublik: Suatu Pengantar, Bumi Aksara,
Jakarta
IBK. Bhayangkara, 2008. Audit manajemen prosedur dan implementasi. Salemba
empat.
Lawrence B. Sawyer, JD, CIA, PA. DKK, 2005. Internal Auditing. Jakarta:
Salemba empat.
Mulyadi, 2002. Audititng edisi enam. Universitas Gadjah Mada: Salemba empat.
Munawir, (2000), Auditing Modern Buku 1, BPFE, Yogyakarta
Tim Peyusun, (2011), Modul Pelatihan Audit Operasional UNY, UNiversitas
Negeri Yogyakarata