Download - Fi Xxxxxxxxxxxxxxxx

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangGingiva merupakan salah satu bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosesus alveolaris dan mengelilingi gigi. Gingiva sering mengalami perlukaan baik karena trauma, penyakit periodontal, tindakan pasca pencabutan maupun tindakan bedah dengan perlukaan (Newman, 2002). Setiap tindakan akan menyebabkan rusaknya jaringan tubuh yang selanjutnya akan pulih kembali melalui proses penyembuhan luka, namun waktu sembuhnya luka tergantung penagananan luka itu sendiri. Penyembuhan luka memiliki 3 fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi (Steed, 2003). Komponen yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen, angiogenesis dan granulasi (Midwood dkk., 2004). Penyembuhan luka bedah bergantung pada kemampuan perbaikan jaringan ikat. Proses penyembuhan luka diawali dengan proses inflamasi diikuti proses fibroplasia, kemudian remodeling jaringan dan pembentukan jaringan parut. Setelah proses inflamasi berkurang, dilanjutkan dengan proses fibroplasia tahap awal yaitu migrasi dan proliferasi fibroblas di daerah jejas. Pada hari ke-3, sejumlah fibroblas muda terlokalisir pada daerah jejas (Newman, 2002). Fibroblas dalam jaringan berpindah dari tepi luka sepanjang benang-benang fibrin di luka (Sabiston, 1995). Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai relatif awal pada proses penyembuhan yaitu pada hari ke 3-5 dan berlanjut terus sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka (Kumar dkk., 2005). Selanjutnya proses penyembuhan luka memasuki fase remodeling pada hari ke-14 (Rachmawati dkk., 2006).Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat adalah fibroblas (Junqueira dkk., 1998). Fibroblas merupakan elemen selular yang banyak ditemukan pada jaringan ikat gingiva yang berproliferasi dan aktif mensintesis komponen matriks pada proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan yang rusak (Fawcett, 2002). Fibroblas merupakan bahan dasar pembentukan jaringan parut dan kolagen yang memberikan kekuatan daya rentang pada penyembuhan luka jaringan lunak (Robbins & Kumar, 1995).Berdasarkan proses penyembuhan luka tersebut, diperlukan terapi efektif yang dapat mengoptimalkan kinerja komponen tersebut. Banyak upaya untuk mempercepat penyembuhan luka, diantaranya menggunakan obat-obatan kimia yang berfungsi dalam penyembuhan (Lewis, 2004). Pemberian obat-obatan dengan kandungan kimia dapat berefek buruk untuk tubuh misalnya pada orang dengan kondisi sistemik tertentu, selain itu pada rongga mulut penggunaan obat topikal akan mudah hilang karena adanya saliva dalam rongga mulut. Menurut Gitarja (2002), teori perawatan luka sangat membutuhkan suasana lembab, hal ini dikarenakan Mempercepat fibrinolisis, mempercepat angiogenesis, menurunkan resiko infeksi, mempercepat pembentukan Growth factor, dan mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.Oleh karena itu sebagai alternatif dalam penyembuhan luka yang diketahui aman dan memberikan kelembaban dan memberikan rasa sejuk serta pilihan yang efektif sebagai penutup luka adalah membran polimer kolagen-kitosan. Kolagen memegang peranan yang sangat penting pada setiap tahap proses penyembuhan luka. Dewasa ini, kitosan banyak dikembangkan dalam berbagai aspek bidang. Salah satunya adalah dalam bidang medis. Kitosan dapat merangsang pertumbuhan fibroblas dan mempengaruhi aktifitas makrofag untuk mempercepat penyembuhan luka (Balassa, 1978). Penelitian sebelumnya oleh Ratnawati (2012), membuat membran polimer biomedis dengan bahan dasar kolagen dan kitosan dengan perbandingan Membran kolagen-kitosan 1:1 w/w memiliki hasil yang lebih baik untuk digunakan sebagai aplikasi pembalut. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai manfaat mebran polimer kolagen-kitosan di bidang kedokteran gigi dengan melakukan penelitian tentang pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan pada proses penyembuhan luka gingival dengan indikator proliferasi fibroblas.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan terhadap proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva tikus Sprague Dawley?C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh aplikasi membran polimer kolagen-kitosan terhadap proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva tikus Sprague Dawley.2. Tujuan Khusus a. Mengetahui proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva tikus Sprague Dawley pada hari ke-3, 5, dan 7 setelah diberi aplikasi membran polimer kolagen-kitosan.b. Membandingkan proliferasi fibroblas pada proses penyembuhan luka gingiva tikus Sprague Dawley pada kelompok kontrol dan perlakuan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Membran polimer kolagen-kitosan

Suatu polimer bio-medis yang bersifat non toksik, tidak menyebabkan alergi, mudah disterilkan, mempunyai sifat mekanik yang memadai, kuat, elastis, awet (durability) dan biocompatibility (kesesuaian alami). Membran ini berbahan dasar kolagen dan kitosan. Kolagen memegang peranan yang sangat penting pada setiap tahap proses penyembuhan luka. Kolagen mempunyai kemampuan antara lain homeostasis, interaksi dengan trombosit, interaksi dengan fibronektin, meningkatkan eksudasi cairan, meningkatkan komponen seluler, meningkatkan faktor pertumbuhan dan mendorong proses fibroplasia dan terkadang pada proliferasi epidermis (Triyono, 2005). Manfaat kolagen dalam bidang medis adalah mempercepat tumbuhnya jaringan baru. Kitosan digunakan sebagai suatu sistem penyampaian obat topical berupa membran (Ueno, 2001 dan Skaudrud, 1995 dalam Mutia, 2009). Kitosan mempunyai sifat yang biokompatibel, biodegradable, tidak beracun, antimikroba, dan hydrating agen.Karena sifat ini, kitosan menunjukkan biokompatibilitas yang baik dan efek positif pada penyembuhan luka.

2. Penyembuhan Luka

Luka adalah kerusakan morfologi jaringan kulit dan jaringan yang lebih dalam. Penyembuhan luka adalah proses normalisas integritas kulit dan jaringan dibawahnya melalui berbagai tahap peradangan akut. Peradangan merupakan proses yang sangat awal dari penyembuhan luka. Penyembuhan luka terdiriatas fase peradangan, fase fibroblastik, dan fase pematangan serta fase retraksi jaringan (Perdanaksuma, 2007).

a. Fase Peradangan/ Inflamasi

Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka dan merupakan periode penting dalam mempersiapkan lingkungan sekitar luka untuk proses penyembuhan. Fase inflamasi berlangsung hingga 3 sampai 5 hari (Peterson dkk., 1998). Fase ini terdiri dari proses hemostasis, fase vaskular dan fase selular (Porth, 1994).

b. Fase Proliferasi

Fase proliferasi berlangsung dari akhir fase inflamasi (biasanya hari ke-2 sampai ke-3 setelah terjadi luka) hingga akhir minggu ke-3 pada penyembuhan luka primer (Porth, 1994:35). Proses utama pada fase ini adalah pembentukan jaringan baru untuk mengisi ruang luka. Sel yang berperan penting pada fase ini adalah fibroblas (Porth, 1994).

c. Fase Remodeling

Fase remodeling dimulai kira-kira minggu ke-3 dan dapat berlangsung berbulan-bulan (6 bulan hingga 2 tahun) tergantung dari luas luka (Porth, 1994) dan dinyatakan berakhir jika semua tanda radang sudah hilang (Sjamsuhidajat & de Jong, 1997).3. Fibroblas

Fibroblas (L. fibra, serat: Yunani. blatos, benih: Latin) adalah sel yang menghasilkan serat dan substansi dasar amorf jaringan ikat biasa. Pada saat sedang aktif menghasilkan substansi internal, sel ini memiliki juluran sitoplasma lebar atau tampak berbentuk kumparan.Sitoplasmanya yang banyak bersifat basofil dan anak intinya sangat jelas, yang menandakan adanya sintesis protein secara aktif (Cormack, 1994:220). Fibroblas berperan penting dalam perkembangan dan pembentukan struktur jaringan (Purnami, 2003:74).

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Membran Kolagen-KitosanProsedur Sebanyak 0,5 gram kitosan dilarutkan dalam 0,5M asam asetat sebanyak 25 ml hingga homogen. Kemudian kitosan distirrer selama 30 menit. Setelah itu ditambahkan kolagen dengan perbandingan (g) kolagen dengan kitosan 1:1 dan distirrer selama 30 menit. Membran dapat dicetak dengan menuangkan komposit kolagen-kitosan ke dalam plat kaca dan meratakan permukaannya dengan ketebalan 1 mm. Kemudian kita diamkan selama 24 jam pada suhu kamar. Bioplastik yang sudah kering dimasukkan dalam bak koagulan berisi NaOH 4% untuk membantu melepaskan membran yang masih melekat pada kaca. Diamkan membran selama 24 jam agar mudah pengambilannya. Kemudian dikeringkan di atas mika untuk mempermudah pengambilan membran ketika sudah kering (Ratnawati dkk., 2010).2. Persiapan hewan uji cobaSebelum dilakukan pengujian terhadap hewan uji coba, peneliti mengurus ethical clearance di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Unit IV UGM Yogyakarta. Hewan coba dilakukan aklimatisasi selama tujuh hari, diberi makanan standar dan minum. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keseragaman sebelum dilakukan penelitian dan untuk mengontrol hewan coba. Pengelompokan sampel dilakukan secara simple random sampling. Hewan coba diberi nomor, kemudian dipilih secara acak dan dikelompokkan sebagai berikut.a. Kelompok kontrol (A): diberi perlukaan pada gingiva labial kemudian diberi larutan salinb. Kelompok perlakuan (B): diberi perlukaan kemudian ditutup dengan membran polimer kolagen-kitosan3. Tahap perlukaan gingiva dan aplikasi membranTiga puluh (30) ekor tikus yang telah dipilih sesuai kriteria sebagai subyek penelitian dianestesi menggunakan ketamin. Tikus yang telah teranestesi dibuat perlukaan menggunakan punch biopsy pada gingiva tikus bagian labial rahang bawah antara gigi incisivus dengan diameter 3 mm, hingga kedalaman mencapai mukoperiosteum. Luka yang terjadi dibersihkan dengan NaCl fisiologis. Siapkan membran kolagen-kitosan dan aplikasikan ke daerah perlukaan pada kelompok (B).4. Tahap pembuatan preparat histology5. Perhitungan Jumlah fibroblasPenghitungan di mikroskop dengan gratikule yang pembesarannya 400x. Selanjutnya dibaca sel fibroblas dengan cara menghitung sel fibroblas dalam kotak gratikule pada 3 lapang pandang.B. Analisis DataDari hasil penelitian kemudian data ditabulasi dan diuji normalitasnya dengan test Shapiro Wilk dan diuji homogenitasnya dengan uji Levene. Data selanjutnya dianalisis dengan uji ANOVA dua arah dengan tingkat kemaknaan 95% (p


Top Related