KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Alla SWT karena berkat rahmat, karunia dan nikmat
sehat dari-Nya lah saya bias menyelesaikan skripsi ini, untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah.
Adapun judul dari proposal saya adalah FAKTOR-FAKTOR
YANGDIPERTIMBANGKAn KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MOBIL CV.
SENTRAL MOTOR BANJARMASIN. Data-data yang terdapat pada skripsi ini
didapat dari internet dan buku-buku yang bersangkutan dengan judul yang saya ambil.
skripsi saya ini memang tidak sempurna, guna perbaikan pada masa yang akan
datang, saya sangat mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen maupun dari pihak
lainnya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata diterapkan diberbagai macam
jenis usaha yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkat
persaingan untuk memperebutkan pangsa pasar yang potensial yang menjadi target
market dari setiap jenis usaha yang ada
Pengaruh dari perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku
dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh perhatian para konsumen
untuk lebih mempercayai produk yang dihasilkan oleh para pelaku bisnis tersebut.
Berbagai cara serta pendekatan bisa dilakukan untuk mendapatkan simpati konsumen
dalam arti luas masyarakat, baik melalui peningkatan mutu produk yang di hasilkan,
sarana dan prasarana yang mendukung bahkan hingga sampai menggunakan fasilitas
teknologi tinggi sehingga mampu meyeimbangkan dengan perkembangan sumber daya
manusia.
Persaingan untuk memberikan yang terbaik oleh pelaku usaha kepada konsumen
telah menempatkan peranan konsumen sebagai salah satu persoalan yang harus segera
dapat ditangani dengan lugas oleh pelaku usaha baik dengan melakukan pendekatan
secara individual maupun kelompok, sehingga dengan begitu para pelaku usaha dapat
mengambil simpati para konsumen dan juga dapat mempengaruhi pertimbangan mereka
untuk dapat menerima produk usaha yang dihasilkan sehingga dapat berpengaruh pada
perilaku konsumen dalam pengambil keputusan mereka.
Semakin banyaknya pelaku usaha yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis
yang beroperasi serta memproduksi dengan menawarkan berbagai macam produk/jasa
yang ditawarkan, membuat masyarakat sulit menentukan pilihan sesuai dengan
kebutuhan mereka. Oleh sebab itu, para pelaku usaha berlomba untuk meningkatkan
mutu produksi sehingga dapat menarik para konsumen untuk membeli hasil produk yang
ditawarkan.
Dewasa ini, keberhasilan dalam pemasaran suatu produk yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak hanya dinilai dari seberapa banyak produk itu laku terjual atau seberapa
banyak konsumen yang membeli produk tersebut dalam kurun tertentu atau pun menilai
seberapa banyak konsumen yang berhasil diperoleh, namun yang lebih diutamakan oleh
setiap pelaku usaha ialah bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut dan juga
setiap pelaku usaha hendaknya memahami konsep-konsep dasar pemasaran, faktor-faktor
yang mempengaruhi pemasaran,mengetahui informasi mengenai keinginan yang
dibutuhkan konsumen serta bauran pemasaran (marketing mix) sampai penentuan sasaran
pasar.
Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah konsumen melakukan keputusan
pembelian, ada proses yang dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkan
pada rasa puas dan tidak puas terhadap hasil produk yang dibeli. Rasa puas dan tidak
puas konsumen biasanya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan
prestasi yang diterima dari produk/jasa. Bila produk/jasa tidak memenuhi harapan
konsumen, konsumen akan merasa tidak puas, sehingga dimasa yang akan datang
konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang, bahkan sebaliknya jika konsumen
merasa puas dengan hasil produk yang dibeli kemungkinan besar mereka akan
melakukan pembelian ulang dengan jumlah yang lebih banyak.
Di lain pihak seperti halnya yang sudah disebutkan, apabila sebuah produk/jasa
melebihi harapan konsumen, konsumen akan merasa puas dan akan melakukan
pembelian ulang. Hal ini merupakan perilaku konsumen dimana suatu tindakan nyata
bagi konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya
yang dapat mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang/jasa yang
diinginkannya.
Perilaku konsumen terhadap suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain keyakinan konsumen terhadap produk yang bersangkutan, keyakinan terhadap
referen serta pengalaman masa lalu konsumen. Bahkan berkaitan dengan keinginan
konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tersebut, istilah dikenal minat beli.
Minat beli merupakan bagian terpenting dari proses menuju ke arah tindakan pembelian
yang dilakukan oleh seorang konsumen. yang merupakan bagian dari kajian perilaku
konsumen.
Perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh
orang-orang, dalam hal merencanakan, mempertimbangkan, membeli dan menggunakan
barang-barang atau jasa-jasa yang ditawarkan oleh setiap pelaku usaha. Dengan demikian
dapat disimpulkan perilaku konsumen terdiri dari aktivitas-aktivitas yang melibatkan
orang-orang sewaktu sedang menyeleksi, mempertimbangkan, membeli dan
menggunakan produk-produk dan jasa-jasa, sedemikian rupa sehingga hal tersebut dapat
memberikan kepuasan bagi mereka sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan mereka.
Minat beli setiap seseorang dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapa
faktor, antara lain faktor psikis yang merupakan faktor pendorong yang berasal dari
dalam diri konsumen itu sendiri yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
sikap, selain itu faktor sosial yang merupakan proses dimana perilaku seseorang
dipengaruhi oleh keluarga, status sosial, dan kelompok acuan, kemudian pemberdayaan
bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan juga distribusi. Perilaku
konsumen pasca pembelian sangat penting bagi suatu perusahaan. Dengan demikian
perilaku konsumen dapat mempengaruhi orang atau pihak lain dengan ucapan-ucapan
mereka tentang suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Bagi semua perusahaan, baik yang menjual produk maupun jasa, perilaku
konsumen pasca pembelian, akan menentukan minat konsumen apakah mereka akan
membeli lagi produk/jasa perusahaan yang ditawarkan tersebut. Ada kemungkinan
konsumen tidak akan membeli produk/jasa perusahaan yang ditawarkan lagi setelah
mereka merasakan ketidaksesuaian kualitas produk/jasa yang didapatkan dengan
keinginan atau apa yang digambarkan sebelumnya.
Berkaca dari pesatnya perkembangan bidang usaha industri tersebut, hal ini
berpengaruh kepada semakin meningkatnya tarap hidup dan keinginan yang dicapai oleh
masayakat, ini terbukti dalam dari beberapa tahun yang lalu permintaan masyarakat atas
suatu produk yang dihasilkan oleh beberapa pelaku usaha terus meningkat, sebagai
contoh yaitu meningkatnya perhatian dan permintaan masyarakat terhadap produk
otomotif dalam hal ini mobil.
Dari awal perkembangannya produk mobil ini terus berkembang dengan pesat,
tahun 2000 saja tercatat data penjualannya mencapai lebih dari 300 ribu unit, sehingga
pasaran otomotif nasional semakin bergairah hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan
permintaan mobil dari tahun ketahun, sampai dengan tahun 2004 saja jumlah permintaan
mobil naik mencapai 40.5 persen dibanding dengan tahun sebelumnya dengan volume
penjualan mencapai 533.922 unit, sedangkan pasaran mobil dalam negri sendiri tumbuh
36.4 persen (483.168 unit) dibanding dengan tahun 2003 dengan total penjualan
mencapai 354.355 unit. Walaupun peningkatannya tidak sebesar tahun 2004, angka ini
telah memberikan rasa optimisme bagi pelaku usaha tersebut
Di tahun 2005, terdapat sejumlah kendaraan bermotor yang laris manis di pasaran
dalam negri, kendaraan yang paling laku dipasaran adalah kendaraan yang berharga di
bawah Rp 200 jutaan. Jika lebih spesifik, mobil yang paling banyak diminati berharga
dibawah 130 jutaan seperti Toyota Avansa (54.893 unit), Suzuki APV (27.882), dan
Daihatsu Xenia (27.505 unit), begitu juga dengan pasaran mobil Honda pada tahun 2005
saja sudah membukukan kenaikan yang melebihi pasaran mobil sekelasnya.
Begitu pula halnya dengan produk-produk mobil lainya yang terus meningkat, lihat
saja data penjualan mobil mencapai 53.750 mobil sepanjang tahun 2005 atau tumbuh
15,6 persen dibandingkan dengan total penjualan tahun 2004 yang tercatat sebanyak
533.922 unit, Sementara itu, Honda memberikan kontribusi penjualan terbesar di antara
produk- produk mobil, dengan total penjualan sepanjang tahun 2005 mencapai 32.241
unit. Jumlah ini lebih besar 29,8 persen dibandingkan dengan penjualan tahun 2004
sebanyak 24.844 unit.
Produk kendaraan penumpang serba guna membukukan penjualan sebanyak 3.658
unit. Toyota menduduki peringkat kedua dalam penjualan mobil, dengan angka penjualan
7.694 unit, meningkat 14,8 persen dibandingkan penjualan tahun sebelumnya. Di kelas
sedan, penjualan Honda mencapai 7.475 unit di bandingkan dengan mobil produk lain
sekelasnya. Dapat dipastikan bahwa persaingan pangsa pasar dan peningkatan penjualan
terhadap produk mobil. Hal ini didukung oleh top 10 dari data penjualan produk mobil
terlaris yang terdapat pada media cetak maupun elektronik seperti berikut ini:
No Merek Unit Persen
1 TOYOTA AVANZA 52.260 16,4
2 TOYOTA KIJANG 46.565 14,6
3 DAIHATSU XENIA 23.555 7,4
4 SUZUKI CARRY/FUTURA 23.301 7,3
5 MITSUBISHI COLT DIESEL FE 21.740 6,8
6 HONDA JAZZ 18.581 5,8
7 TOYOTA DYNA 13.479 4,2
8 SUZUKI APV 12.283 3,9
9 ISUZU PANTHER 11.615 3,6
10 MITSUBISHI L-300 10.722 3,4
Sumber: Gaikindo (2007)
Dari data di atas berdampak pula terhadap meningkatnya minat dan ketertarikan
masyarakat di kota-kota besar lainnya seperti halnya kota Banjarmasin yang berdampak
pada meningkatnya permintaan pembelian mobil baru mapun lama dengan kenaikan
mencapai 15,22 persen sepanjang tahun 2006. lihat saja dengan semakin banyaknya
pemakai mobil di Banjarmasin yang penjualannya sudah mencakup wilayah kecil
disekitar kota Banjarmasin sendiri. Sebagian banyak pemakai mobil di Banjarmasin lebih
banyak memilih mobil dengan harga yang terjangkau dengan perawatan yang tidak
terlalu sulit, tilik saja pemakaian mobil merek Honda, Toyota, Daihatsu, serta merek lain
yang sekelasnya lebih mendominasi atau lebih diminati oleh masyarakat Banjarmasin.
Dipasaran lokal peningkatan permintaan tersebut mencapai 20.1 persen sepanjang tahun
2006 terutama pada produk-produk mobil yang bertransmisi otomatik dibandingkan
dengan variannya manual. Oleh sebab itu, dengan kenaikan permintaan pasar tersebut
membuat sebagian pengusaha lokal berlomba-lomba meningkatkan pelayanan
Lain halnya dengan pasaran mobil nasional mencetak angka penjualan tertinggi
pada 2007 sebesar 41.470 unit. Penjualan tersebut lebih tinggi delapan persen dibanding
dengan akhir tahun 2006 yang sebanyak 38.398 unit. Total penjualan mobil nasional
bulan Januari hingga Agustus 2007 saja mencapai 277.189 unit. Dengan demikian,
peningkatan tersebut tidak berpengaruh terhadap naiknya harga minyak mentah,
permintaan mobil terus meningkat hal ini dibuktikan dengan kenaikan tersebut.
Dikarenakan hal tersebut sudah menjadi gaya hidup masyarakat sekarang ini yang
didasari oleh faktor-faktor peribadi serta faktor-faktor psikologis masayakat.
Di Kalimantan saja khususnya Banjarmasin meningkatnya permintaan mobil
sangat dirasakan oleh beberapa perusahaan yang bergerak dibidang penjualan mobil baik
itu bersifat formal maupun informal. Dari beberapa jenis mobil yang banyak diminati
oleh masyarakat kota Banjarmasin adalah mobil-mobil keluaran terbaru maupun yang
lama dengan kisaran harga kurang lebih 100 jutaan. Seperti halnya seperti halnya yang
dirasakan oleh CV. Sentral Motor Banjarmasin.dibawah pimpinan Bapak Mujahidin S.E
dalam perkembanganya terus menerus mengalami perkembangan yang berarti, sudah
mencakup wilayah-wilayah kecil disekitar kota Banjarmasin, sehingga dalam pengadaan
(pendistribusian) mobil tersebut terus ditingkatkan dengan jalan meningkatkan teknik
pelayanan serta promosi yang dilakukan. Bahkan sampai melayani jasa servis.
Data yang di ambil dari CV. Sentral Motor menunjukkan peningkatan minat beli
terhadap mobil pada tahun 2007 dari pada tahun 2006.
Merek Jenis 2006 2007 Satuan
Honda Jazz 21 34 Unit
CV-R 3 6 Unit
(MPV) 4 9 Unit
City 0 2 Unit
Civic 0 1 Unit
Toyota Avanza 2 6 Unit
Inova 9 13 Unit
Corolla 3 8 Unit
Xania 4 9 Unit
Yaris 1 3 Unit
Suzuki Vitara 0 4 Unit
APV 2 6 Unit
Swift 0 1 Unit
Hyundai Getz 0 2 Unit
Atoz 1 0 Unit
JUMLAH 50 104 Unit
Perkembangan dunia bisnis khususnya pemasaran mobil yang semakin ketat saat
ini membuat peranan pemasaran menjadi sangat penting guna menunjang kemajuan
perusahaan. Satu hal yang sangat esensial dalam pemasaran adalah bagaimana memiliki
pengetahuan tentang konsumen serta hal-hal yang mempengaruhi minat konsumen dalam
pembelian. Persoalan ini tidak sekedar tahu tentang konsumen, tetapi yang lebih penting
adalah mengetahui bagaimana prilaku mereka sebelumnya, selama dan sesudah membeli
suatu produk.
Pemahaman ini teramat penting di era bisnis dan globalisasi yang memegang
falsafah pemasaran berdasarkan akan kepuasan pelanggan. Konsumen tidak hanya
membeli produk, tetapi yang lebih penting mereka membeli manfaat yang diharapkan
dari produk tersebut dan cocok dengan kebutuhan hidup.
Saat ini konsep-konsep baru dalam dunia pemasaran terus berkembang mengikuti
perubahan perilaku dari sistem organisasi bisnis, proses pemasaran, mekanisma pasar dan
secara khusus perilaku konsumen. Dengan adanya spirit pemasaran relasional maka dapat
dikembangkan suatu rangkaian proses pemasaran yang terintegrasi secara menyeluruh
untuk menghasilkan seperangkat nilai manfaat bagi setiap petaruh (stakeholder) yang
terlibat dalam eksistensi bisnis yang memasarkan produk atau jasa tersebut (Teddy
Pawitra, 2004).
Para usahawan dan praktisi pemasaran harus benar-benar mengerti akan
pentingnya mengenal para stakeholder dari suatu bisnis yang dijalankan dan juga
mengetahui dengan tepat target market yang potensial bagi bisnis tersebut. Dengan
demikian dapat diciptakan suatu nilai-manfaat bagi setiap stakeholder yang benar-benar
berperan dalam mengembangkan dan menjaga kelangsungan bisnis yang dijalankan.
Namun dalam pemasaran relasional juga dikenal pemutusan hubungan terhadap
para petaruh yang tidak potensial lagi, tentunya setelah melakukan analisa terhadap
prospek dari hubungan bisnis tersebut dikemudian hari.
Pada dasarnya setiap melakukan suatu awal transaksi para konsumen dalam hal ini
pembeli, melakukan pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan pembelian.
Para pemasar terlebih dahulu mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli dan
mengembangkan suatu pemahaman bagaimana sebenarnya konsumen membuat
keputusan pembelian.
Berbicara tentang keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, maka tidak
terlepas dari konsep keterlibatan. Tingkat keterlibatan konsumen dalam keberadaannya
dipengaruhi kepentingan masing-masiang yang timbul dari kekuatan rangsangan. Atau
dengan kata lain seseorang merasa terlibat dengan produk merupakan dampak dari
penting atau tidaknya dia terhadap produk. Mereka akan terlibat bila penting, dan bila
tidak penting tidak akan terlibat. Satu fakta yang terungkap, ternyata kepentingan
konsumen terhadap produk dapat disentuh dan dibangkitkan oleh rangsangan dari luar.
Dalam hal ini terdapat dua tipe keterlibatan konsumen,yaitu, keterlibatan
sementara, dan keterlibatan permanen. Keterlibatan sementara terjadi seketika pada
situasi special dan temporer sifatnya. Sedangkan keterlibatan permanent terjadi saat
konsumen begitu pentingnya terhadap produk dan tidak sementara. Seperti seorang
konsumen yang selalu membeli pakaian dengan merek tertentu karena dia merasa mampu
mengekspresikan citra dirinya.
Keterlibatan permanen mendorong keputusan pembelian yang penuh
pertimbangan, informasi alternatif banyak dikumpulkan, dan evaluasi alternatif pun
dilakukan namun lebih cenderung loyal di kemudian hari dalam hal mereka terpuaskan.
Informasi alternatif tidak banyak dikumpulkan dari kehadiran keterlibatan sementara atau
dengan kata lain apa yang ada di hadapan itulah yang akan mereka beli. Keterlibatan
sementara dapat berangsur menjadi keterlibatan permanen bila ternyata pembeliannya
yang tiba-tiba tersebut memenuhi kebutuhan dan keingianannya yang telah lama
tersimpan konsumen. Pendek kata, semakin permanen keterlibatan konsumen, maka
semakin sukar konsumen untuk memutuskan pembeliannya dalam hal pembelian pertama
kali dilakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian,
hal inilah yang harus diteliti oleh pelaku usaha bagaimana pengambilan keputusan
pembelian konsumen secara mendetail, pertanyaan kunci bagi pemasar adalah:
Bagaimana konsumen menanggapi usaha pemasaran yang mungkin digunakan oleh
pemasar?pelaku usaha yang benar-benar mengerti bagaimana reaksi konsumen terhadap
barang/jasa yang ditawarkan.
Menurut Kotler (2000;194), tugas untuk memahami konsumen tidaklah mudah.
Sedangkan salah satu tujuan pemasaran adalah untuk memahami serta mempengaruhi
kesediaan konsumen untuk memilih barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan
kepasar. Hal ini berarti bahwa sangat penting bagi perusahaan untuk memahami
pembelian mengapa dan bagaimana konsumen menetapkan suatu produk. Konsep
pemasaran modern masa kini sangat relevan jika orientasi diarahkan kepada pelanggan.
Hal ini diperlukan karena semakin pesatnya persaingan antar perusahaan, kemajuan
teknologi dan semakin globalnya pemasaran.
Menurut Risyanto dan Ihalauw (2005:9) perilaku konsumen merupakan studi
tentang bagaimana pembuat keputusan baik individu maupun kelompok atau pun
organisasi membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu
produk dan mengkonsumsinya.
Sedangkan menurut Kotler & armstrong (2001;200-201) faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan faktor psikologis.
yang dalam interaksinya dapat mempengaruhi prilaku konsumen baik secara individu
mapun kelompok.
Dengan mempelajari hal-hal perilaku konsumen dalam mendasari pengambilan
keputusan pembelian tersebut, setiap perusahaan dapat memahami prilaku konsumen
serta mempelajari peluang yang akan dapat diraih sehingga dapat menetapkan pasar
sasaran yang tepat bagi perusahaan. Dalam hal mengetahui factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian, maka perusahaan perlu untuk
memahami prilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian secara
mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam
pembelian mobil pada CV. Sentral Motor Banjarmasin
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam pembelian mobil CV. Sentral Motor Banjarmasin di
Banjarmasin.
b. Untuk dapat berguna atau bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan (CV.
Sentral Motor Banjarmasin) dalam menentukan berbagai kebijakan dalam
pemasaran.
c. Menjadi bahan acuan dalam perkembangan penjualan serta pemasaran mobil
bagi perusahaan yang akan datang.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun Mmanfaat penelitian ini adalah :
a. Sebagai sarana dan media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan literature untuk menambah wacana baru bagi dunia akademis
b. Sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat serta
strategi dalam mempengaruhi dan mengetahui pengambilan keputusan oleh
konsumen yang dilihat dari prilaku pembelian konsumen.
c. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam hal menambah pelanggan
yang potensial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran ( Marketing )
Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang berbeda dengan
kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer berurusan dengan
konsumen, baik konsumen intern perusahaan maupun konsumen ekstern perusahaan.
Para manajer dituntut untuk dapat memahami konsumen, dengan demikian para
manajer dapat menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Tidak hanya sampai di situ saja, para manajer harus mampu menciptakan
komunikasi yang efektif dengan konsumennya sehubungan dengan produk atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan yang dipimpinnya. Selain itu, para manajer harus
mampu menggerakkan perusahaannya untuk mengantarkan produk atau jasa sampai
dinikmati oleh konsumen. Tujuan akhir dari semua kegiatan itu agar tercipta
kepuasan konsumen, yaitu seluruh komponen yang terlibat dengan kegiatan bisnis
perusahaan, sehingga kegiatan tersebut dapat menguntungkan perusahaan dan
stakeholder-nya.
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Nenek moyang manusia melakukan pertukaran barang atau jasa (barter)
untuk memenuhi kebutuhan mereka pada saat itu. Jalur sutra, yang terbentang mulai
dari Cina, India, Timur Tengah, sampai ke Eropa ( Venetia di Itali ) merupakan jalur
perdagangan dunia yang terkenal pada tempo dulu. Pada saat ini seluruh kegiatan
tersebut kita kenal sebagai kegiatan pemasaran. Kotler dan Armstrong ( 6: 2001 ),
mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut:
“Marketing as social and managerial process whereby individuals and
groups obtain what they need and want through creating and exchanging
products and value with others.”
Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana setiap individu
atau kelompok bisa mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui kegiatan
menghasilkan dan melakukan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.
Kinnear, Bernhardt, Krentler (6:2003), mendefinisikan pemasaran
sebagai berikut:
“Marketing is the process of planning and executing the conception,
pricing, promotion, and distribution of ideas, goods and services to create
exchanges that satisfy individual and organizational objectives.”
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan keputusan
sebuah konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide-ide,
barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan
tujuan individu atau tujuan organisasi.
Dari kedua definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial (perencanaan dan pelaksanaan) dalam
konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide-ide,
barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan setiap komponen yang terkait dalam kegiatan bisnis
perusahaan (baik individu maupun kelompok), agar tujuan akhir yang
menguntungkan perusahaan tercapai.
2.1.2.Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P (Product, Price, Place, dan
Promotion):
1. Product / Produk
Menurut Kotler (597:2001), yang dimaksud dengan produk adalah
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan.
Yang dimaksud dengan produk adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan
gagasan.
2. Price / Harga
Menurut Kotler (559:2001), yang dimaksud dengan harga adalah jumlah
uang yang harus dibebankan atas suatu produk atau jasa. Secara lebih luas, harga
adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan hal penentu yang utama
dalam pilihan pembeli.
3. Place / Saluran Distribusi
Menurut Kotler (6:2001), yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah
seperangkat atau sekelompok organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam
proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau
konsumsi oleg konsumen atau pengguna industrial.
4. Promotion / Promosi
Menurut Kotler (105: 2001), pemasaran modern tidak hanya memerlukan
pengembangan produk yang baik, pebetapan harga yang menarik, dan membuatnya
tersedai bagi konsumen sasaran, tetapi juga harus bisa mengadakan komunikasi
dengan konsumen-konsumennya. Mengadakan komunikasi dengan konsumen
tentang, produk yang dibuat, harga yang ditetapkan, dan saluran distribusi yang
disediakan oleh perusahaan inilah yang disebut dengan promosi.
2.2 Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian menurut Engel (2000) terdiri dari beberapa langkah
yaitu Pengenalan kebutuhan, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Pembelian,
Hasil.
2.2.1 Pengenalan Kebutuhan
Menurut Engel ( 31: 2000 ), pada tahap ini, konsumen mempresepsikan
perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
Pada tahap ini konsumen merasakan kondisi aktual yang berbeda dengan
keadaan yang diinginkan, hal ini membuat konsumen mengenali kebutuhannya.
Misalkan; Pada saat mobilitas konsumen sangat tinggi, konsumen mulai mengenali
kebutuhannya akan telepon genggam.
2.2.2 Pencarian Informasi
Menurut Engel ( 31: 2000 ), pada tahap ini, konsumen mencari informasi
yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi
yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
Setelah mengenali kebutuhannya, konsumen mencari informasi yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhannya. Informasi yang didapat dari dirinya
sendiri, seperti; pengalaman pribadi dan ingatan konsumen akan sesuatu hal yang
relevan dengan kebutuhannya, disebut dengan pencarian internal. Sedangkan yang
dimaksud dengan pencarian eksternal adalah ketika konsumen mencari informasi dari
lingkungannya, seperti; iklan, pengalaman kawan dekatnya, pendapat masyarakat, dll.
2.3.3 Evaluasi Alternatif
Menurut Engel ( 31: 2000), pada tahap ini, konsumen mengevaluasi
pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan
hingga alternatif yang dipilih.
Pencarian internal dan eksternal yang diperoleh konsumen kemudian
dievaluasi, hingga ke arah yang sesuai dengan harapan konsumen dalam memuaskan
kebutuhannya. Setelah itu konsumen menyempitkan pilihan hingga ke alternatif yang
akan dipilih.
2.2.4 Pembelian
Menurut Engel ( 32: 2000) pada tahap pembelian, konsumen memperoleh
alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Evaluasi yang
telah dilakukan membawa konsumen untuk melakukan pembelian. Jika ia mengalami
kegagalan untuk melakukan pembelian produk/ jasa yang diinginkannya (alternatif
yang dipilih), konsumen melakukan pembelian ke alternatif lain atau alternatif
pengganti yang masih dapat diterima.
2.2.5 Hasil
Menurut Engel ( 32: 2000), pada tahap ini, konsumen mengevaluasi
apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah
digunakan.
Setelah mengkonsumsi alternatif yang dipilih, konsumen kembali
melakukan evaluasi terhadap barang/ jasa yang dikonsumsinya. Jika kinerja barang/
jasa yang digunakannya telah sesuai dengan harapannya, maka konsumen tersebut
akan merasa puas. Begitu pula sebaliknya, jika kinerja barang/ jasa yang
digunakannya tidak sesuai dengan harapannya, maka konsumen tersebut akan merasa
tidak puas. Pada tahap ini, kita bisa melihat Keputusan pembelian sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu : pendirian orang lain, risiko, tindakan pasca pembelian
konsumen dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan.
Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-
macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman
mengenai begaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus,
pemasar mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis
keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian.
Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan
melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang
dilakukan tersebut adalah:
1. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang
tertentu;
2. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan
dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak;
3. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa
yang akan dibeli, bagaimana membelinya;
4. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya;
5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
(http://digilib.itb.ca.id/peminatan-manajemen-pemasaran.htm).
Adapun langkah-langkah konsumen dalam melakukan proses
pengambilan keputusan pembelian, yaitu :
Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembeli (Kotler dan
Amstrong,2001 : 222)
Tahap-tahap proses keputusan Pembelian
a. Pengenalan masalah atau Kebutuhan
Tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen
mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pemasar perlu
mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat
mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat
akan suatu kategori produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan
strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
b. Pencarian Informasi
Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
tergerak untuk mencari info tambahan, konsumen mungkin sekedar
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Pengevaluasian Alternatif
Perilaku setelah
Pembelian
Keputusan Pembelian
mengingatkan perhatian atau mungkin pula menari info secara aktif.
c. Pengevaluasian Alternatif
Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan
info untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian
pilihan.
d. Keputusan Pembelian
Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk.
e. Perilaku setelah Pembelian
Tahap proses keputusan pembelian konsumen melakukan tindakan lebih
lanjut setelah pembelian berdasarkan pada keputusan ketidak-puasan
mereka.
2.3 Perilaku Konsumen
Ada beberapa konsep pemasaran yang dapat dianut oleh para manajer
dalam melakukan pengembangan strategi untuk mencapai tujuan pemasaran. Salah
satu konsepnya yang paling kontemporer adalah konsep yang berorientasi konsumen.
Para manajer dalam perusahaan yang mengaunut konsep ini berusaha menghasilkan
apa yang diinginkan oleh konsumennya. Tugas utama dari para manajernya adalah
(1)menentukan keinginan , kebutuhan, dan harapan konsumen yang menjadi target
marketnya, dan (2)menentukan bentuk perusahaan sehingga barang dan jasa dapat
tersalurkan hingga ke tangan konsumen dengan lebih efektif dan lebih efesien
dibanding dengan perusahaan pesaing. Penekanan yang primer dalam orientasi ini
adalah riset konsumen, pengembangan produk, promosi, dan seluruh bauran
pemasaran lain yang sama pentingnya. ( Encyclopedia Of Professional Management
Volume 1, 211 )
Orientasi konsumen ini sangatlah erat kaitannya dengan pemahaman
tentang perilaku konsumen. Dalam menjalani aktivitas bisnis,
mengetahui dinamika perilaku konsumen merupakan tugas yang sangat penting,
apalagi dalam kondisi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Dalam
menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen para
manajer harus memandang perilaku konsumen dengan sudut pandang yang lebih
dinamis, karena perilaku konsumen akan berubah secara dinamis dari waktu ke
waktu. Para manajer harus mampu mengantisipasi segala bentuk perubahan yang
terjadi pada konsumennya, dengan demikian para manajer tersebut dapat dengan
cepat mengantisipasi keinginan konsumen. Jika keinginan konsumen dapat dipenuhi
oleh perusahaan, maka keuntungan akan berada pada seluruh stakeholder perusahaan
tersebut. ( Encyclopedia of Professional Management Volume 1, 211 )
Memahami dan mengetahui dinamika perilaku konsumen merupakan
tugas yang sangat penting, apalagi dalam kondisi perkembangan teknologi yang
sangat pesat. Dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku
konsumen para manajer harus memandang perilaku konsumen dengan sudut pandang
yang lebih dinamis. Karena perilaku konsumen akan berubah secara dinamis dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan segala bidang. Para manajer harus
mampu mengantisipasi segala bentuk perubahan yang terjadi pada konsumennya,
dengan demikian para manajer tersebut dapat dengan cepat mengantisipasi keinginan
konsumen. Jika keinginan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan, maka
keuntungan akan berada pada seluruh stakeholder perusahaan tersebut.
( Encyclopedia of Professional Management Volume 1, 211 )
2.3.1 Pentingnya Perilaku Konsumen
Pemahaman tentang perilaku konsumen dalam pemasaran merupakan
suatu hal yang penting. Seperti dikemukakan oleh Sutisna ( 4: 2003), bahwa ada dua
alasan utama tentang pentingnya perilaku konsumen, yaitu:
1. Konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran. Mempelajari apa
yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada saat ini merupakan hal
yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntut pemasar pada
kebijakan pemasaran yang tepat dan efesien.
2. Perkembangan perdagangan pada saat ini menunjukkan bahwa lebih
banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan
penawaran ini menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak
dikonsumsi oleh konsumen, sehingga merugikan perusahaan. Karena itu,
perilaku konsumen diharapkan perusahaan memiliki daya saing yang lebih
kuat dibanding perusahaan lain.
Selain dua alasan di atas, mempelajari perilaku konsumen
memberikan beberapa manfaat. Menurut Mowen (1995), dalam buku
Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran ( 5: 2003 ) karangan
Sutisna, manfaat yang bisa diperoleh dalam memahami perilaku konsumen
sebagai berikut:
1. Membantu para manajer dalam mengambil keputusannya.
2. Memberikan pengetahuan kepada peneliti pemasaran dengan dasar
pengetahuan analisis konsumen.
3. Membantu legislator dan regulator dalam menciptakan hukum dan
peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa.
4. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian yang lebih
baik.
2.3.2 Pengertian Perilaku Konsumen
Dalam bukunya yang berjudul Consumer Behavior, Solomon
(2004) mengungkapkan definisi perilaku konsumen sebagai
berikut:“Consumer behavior covers a lot of ground: It is the study of the
processes involved when individuals or group select, purchases, use, or
dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and
desires.”( Solomon: 7 )
Perilaku Konsumen mencakup beberapa sudut pandang: Perilaku
Konsumen adalah sebuah studi mengenai proses-proses yang terlibat ketika
induvidu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau membuang
suatu produk, jasa, ide-ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan.
Del I. Hawkins berserta kawan-kawannya ( 7: 2004 ), mengemukakan
definisi Perilaku Konsumen sebagai berikut:
“The field of consumer behaviour is the study of individuals, groups, or
organizations and the processes they use to select, secure, use, and dispose
of products, services, experiences, or ideas to satisfy needs and the
impacts that these processes have on the consumer and society”
Ruang lingkup perilaku konsumen adalah sebuah studi mengenai
individu, kelompok, atau perusahaan dan proses yang mereka gunakan dalam
memilih, melindungi, menggunakan, dan membuang sebuah produk, jasa,
ataupun gagasan-gagasan dalam rangka memuaskan kebutuhan dan pengaruh
hal-hal tersebut terhadap konsumen dan masyarakat luas.
2.3.3 Model Perilaku Konsumen
Menurut Sutisna (5: 2003), kerangka berpikir dari pembahasan
perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai
aspek yang ada pada konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun
strategi yang pemasaran yang berhasil. Henry Assael (1992), dalam buku
Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran ( 5: 2003 ) karangan
Sutisna, menggambarkan model perilaku konsumen seperti pada gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen.
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen
Sumber: Sutisna ( 5: 2003 )
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen menunjukkan adanya interaksi
antara pemasar dengan konsumennya. Komponen pusat dari model ini
adalah pembuatan keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh pribadi
konsumen, lingkungan konsumen, dan penerapan perilaku konsumen
terhadap strategi pemasaran. Dalam pembuatan keputusan tersebut
konsumen melalui proses merasakan dan mengevaluasi informasi merek
produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek dapat memenuhi
kebutuhan konsumen, dan pada akhirnya memutuskan merek apa yang
akan dibeli.
Konsumen Individu
Pengaruh – Pengaruh
LIngkungan
Tanggapan Konsumen
Pembuatan Keputusan Konsumen
Penerapan dari Prilaku
Konsumen Pada Strategi
Pemasaran
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN
KONSUMEN
(1). Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
(1). Kebutuhan konsumen,
(2). Persepsi atas karakteristik merek, dan
(3).Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek
dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan
karakteristik personalia.
(2). Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
(1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau
kesukuan),
(2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik
konsumen),
(3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup
referensi) dan
(4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk
dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan
kalangan usaha).
(3). Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya
dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya
adalah
(1). Barang,
(2). Harga,
(3). Periklanan dan
(4).Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses
pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk
evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran.
Penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi
pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang
karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi
pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi
pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada
konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari
pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah,
evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara
langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang
sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi
pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk
saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan
kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi
tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif
terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap
ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan
kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini
mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi
pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001;196), bahwa perilaku
pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.
L
Gambar 2.1 : Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
(Kotler dan Amstrong, 2001:197)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut
Kotler (2001;197-218), yaitu :
1. Faktor Budaya.
Pada setiap kelompok masyarakat pasti memiliki budaya, dimana
budaya tersebut bisa digunakan sebagai aturan, kebiasaan dan ciri
khas dari suatu kelompok masyarakat. Faktor dari budaya adalah
terdiri dari :
a. Budaya.
Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan
perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat, keluarga
dan institusi lainnya.. Setiap kebudayaan secara berangsur-angsur
menghasilkan acuan-acuan perilaku sosial yang unik.
Kebudayaan adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
BUDAYA
Budaya
Subkebudayaan
Kelas sosial
SOSIAL
Kelompok Acuan
Keluarga
Peran dan status
PRIBADI Siklus Hidup Pekerjaan
Kondisi ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian dan konsep diri
PSIKOLOGIS
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Keyakinan dan sikap
PEMBELIAN
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut
Lamb, hair, dan MeDaniel (2001;202) budaya merupakan
karakter yang penting dari suatu sosial yang membedakannya
dari kelompok kultur yang lainnya. Dengan kata lain,
kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
, ini merupakan faktor penentu yang sangat dasar dari perilaku
konsumen.
b. Subkebudayaan.
Subkebudayaan adalah setiap kebudayaan yang mengandung
subkebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang-orang
yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Subkebudayaan
meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah
geografis. Subkebudayaan disini dapat diartikan sebagai sistem
nilai yang fungsinya adalah mendorong dan membimbing
masyarakatnya menjawab tantangan yang mereka hadapi
sepanjang masa. Sistem nilai tersebut merupakan ciri identitas
sebuah kelompok masyarakat budaya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif
permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya memiliki
nilai, kepentingan dan perilaku yang serupa. Ukuran atau kriteria
biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota
masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu ialah, kekayaan,
kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Menurut
Mangkunegara (2002:47) kelas sosial dapat dikategorikan
sebagai berikut, yaitu :
1) Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan membeli
barang-barang yang mahal, membeli pada toko yang
berkualitas dan lengkap, konservatif dalam konsumsinya,
barang-barang yang dibeli cenderung untuk dapat menjadi
warisan bagi keluarganya..
2) Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli barang
untuk menampakkan kekayaannya, membeli barang dengan
jumlah yang banyak dan kualitasnya cukup memadai, dan
cenderung membeli barang yang mahal dengan sistem kredit.
3) Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli barang
dengan mementingkan kuantitas daripada kualitasnya. Pada
umumnya membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari,
memanfaatkan penjualan barang-barang yang diobral atau
penjualan dengan harga promosi.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial antara
lain :
a. Kelompok Acuan
Perilaku konsumen umumnya di pengaruhi oleh individu yang
lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukan
sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat
dari individu tersebut misal keluarga, teman dan tetangga.
Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang
mempunyai interaksi yang lebih formal dan memiliki sedikit
interaksi. Kelompok sekunder meliputi kelompok keagamaan,
serikat buruh dan asosiasi profesional. Menurut Kelompok acuan
berfunsi sebagai titik banding/referensi langsung (tatap muka)
atau tidak langsung yang membentuk sikap maupun perilaku
seseorang. Kelompok acuan mempengaruhi seseorang dalam
tiga hal, yaitu menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya
hidup baru, perilaku dan konsep pribadi seseorang, dan
menciptakan tekanan untuk mematuhi apa yang mungkin
mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.
b. Keluarga
Menurut Mangkunegara (2002:49), keluarga dapat didefinisikan
sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilkunya
sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan
keputusan membeli. Anggota keluarga sangat mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap individu,
keluarga mempunyai peran yang sangat penting, dimana setiap
anggota keluarga saling mempengaruhi. Peranan setiap anggota
dalam membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu
yang dibelinya. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan
keinginan yang berbeda. Keluarga, ini akan membentuk sebuah
referensi yang sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen .
Peran suami dan istri dalam penelitian sangat bervariasi sesuai
kategori produk / jasa yang dibeli. Dalam mengalisis perilaku
konsumen, faktor keluarga dapat berperan sebagai berikut, yaitu :
1) Siapa pengambil inisiatif, yaitu siapa yang mempunyai
inisiatif membeli, tetapi tidak melakukan proses pembelian.
2) Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi
keputusan membeli.
3) Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa yang
menentukan keputusan apa yang dibeli, bagaimana cara
membelinya, kapan ddan dimana tempat membeli.
4) Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa di antara
keluarga yang akan melakukan proses pembelian.
5) Pemakai, yaitu siapa yang akan menggunakan produk yang
dibeli.
c. Peran dan Status
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu
mengikuti perjalanan setiap individu. Peran dan status seorang
individu dalam kelompok tertentu misalnya keluarga sangat
mempengaruhi individu tersebut dalam perilaku pembelian.
Peran dan status, ini akan menentukan posisi seseorang dalam
suatu kelompok. Setiap peranan membawa status yang
mencerminkan harga diri menurut masyarakat sekitarnya.
Disamping itu orang cenderung memilih produk yang
mengkomunikasikan peran dalam masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Dalam perilaku pembelian faktor pribadi juga mempengaruhi
seorang individu. Faktor tersebut terdiri dari :
a. Umur dan Tahap Siklus Hidup
Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan.
Dengan berjalanan usia maka juga terjadi perubahan pola
konsumsi untuk masing-masing usia. Umur dan tahapan dalam
siklus hidup, ini akan menentukan selera seseorang terhadap
produk / jasa.
b. Pekerjaan
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam
perilaku konsumsinya, misalnya seorang pekerja kasar maka
cenderung akan membeli pakaian untuk pekerjaan kasar,
sedangkan pekerja kantoran akan cenderung untuk membeli
stelan kemeja atau jas.
c. Situasi Ekonomi
Dalam perilaku pembelian sedikit banyak juga dipengaruhi oleh
situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka
biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian. Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang
dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam.
d. Gaya Hidup
Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda,
memiliki kecenderungan dalam berbeda pula dalam perilaku
pembeliannya. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga,
situasi, pekerjaan, hobi dan masih banyak lagi lainnya. Gaya
hidup adalah pola kehidupan seseorang seperti yang
diperlihatkannya dalam kegiatan, minat, dan pendapat-
pendapatnya. Gaya hidup ini menggambarkan seseorang secara
keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, disamping itu
juga dapat mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang,
misalnya kepribadian. Riset gaya hidup mengukur perbuatan-
perbuatan orang dalam hubungannya dengan, yaitu kegiatan,
minat, pendapat mereka, dan ciri demografis dasar tertentu.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku pembelian.
Kepribadiaan adalah karateristik psikologis unik seseorang yang
menghasilkan tanggapan-tanggapan yang relatif konsisten dan
menetap terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya
dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan
diri, dominasi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan,
dan kemampuan beradaptasi. Menurut Edward (2002:161), yang
berkaitan dengan keperibadian adalah konsep diri (citra pribadi)
seseorang, yaitu gambaran yang dipunyai seseorang tentang
dirinya sendiri..
4. Faktor Psikologis
Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi
juga oleh faktor psikologis yaitu :
a. Motivasi
Motivasi individu merupakan faktor yang terpenting dalam
memulai dan mengatur kegiatan-kegiatannya. Kegiatan yang
serasi dengan motif-motif seseorang adalah menyenangkan dan
mendatangkan kepuasan sedang kegiatan lain dapat saja
menjengkelkan atau menimbulkan frustasi. Seorang individu
dalam kehidupan bermasyarakat juga memerlukan motivasi
untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri juga dapat
mempengaruhi seeorang individu dalam melakukan pembelian.
Motivasi ini pula yang membangun seseorang untuk melakukan
perilaku pembelian. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang
secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari
keputusan atas kebutuhannya.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu
gambaran yang berarti mengenai dunia. Orang yang sudah
mempunyai motivasi untuk bertindak akan dipengaruhi
persepsinya pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
Menurut Edward (2002:161) Persepsi adalah bagaimana pembeli
memahami dirinya sendiri dan produk yang dia beli. Para
pembeli melihat dirinya sendiri maupun produk-produk yang
mereka beli dalam rangkaian citra. Citra-citra ini adalah kesan-
kesaan resmi yang bertempat tinggal, baik disadari atau tidak,
dalam ingatan-ingatan para individu sehubungan dengan subyek-
subyek tertentu. Acuan-acuan perilaku beli dipengaruhi oleh citra
yang dipunyai konsumen tentang berbagai produk, merek-merek
khusus, perusahaan, toko, pengecer, dan tentang diri mereka
sendiri.
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang
muncul dari pengalaman. Dalam melakukan tindakan seorang
individu tidak lepas dari pembelajaran, perubahan perilaku
individu dalam pembelian juga dipengaruhi oleh pengalaman dan
pembelajaran dari pembelian sebelumnya. Menurut Lamb, Hair,
MeDaniel (2001;231) pembelajaran (learning) adalah proses
penciptaan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan.
Menurut Sunarto (dalam jurnal Ario;2001) proses pembelajaran
berlangsung melalui drive (dorongan), stimulus (rangsangan),
cues (petunjuk), response (tanggapan) dan reinforcement
(penguatan).
d. Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan/keyakinan ini akan membentuk citra produk dan
merek, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut.
Sedangkan sikap akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku
yang relatif konsisten terhadap objek-objek yang sama.
Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriftif seseorang
mengenai sesuatu. Sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi,
perasaan, dan kecenderungan seseorang terhadap suatu obyek
atau gagasan. Seorang pemasar biasanya memperhatikan
keyakinan konsumennya akan produknya, seringkali seorang
pemasar harus merubah iklannya untuk membentuk keyakinan
seorang individu dalam pemilihan suatu produk. Dalam
hubungannya dengan perilaku konsumen, keyakinan dan sikap
sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan
pelayanan. Keyakinan dan sikap konsumen terhadap suatu
produkatau merek dapat diubah melalui komunikasi yang
persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada
konsumen. Dengan demikian konsumen dapat membeli produk
atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai
berikut:
1. Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen
akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan
berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila
memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di
mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal
utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa
produk yang lain;
2. Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor
psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat
diamati secara langsung;
3. Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian
dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas,
seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
(http//www.azuar.tripod. com.)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan individu yang langsung terlibat dalam usaha untuk
mendapatkan, menggunakan dan mengkonsumsi barang dana jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan tersebut.
2.4 Tinjauan Empiris
Penyajian penelitian empiris dalam laporan penelitian faktor-
faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian mobil di
Banjarmasin disini disajikan dalam bentuk matrik.
Nama Peneliti
& Tahun
Judul Penelitian Tinjauan
Penelitian
Alat
Analisis
Hasil
Penelitian
Benyamin
Parubak
(2000)
Faktor-faktor
yang
dipertimbangka
n konsumen
dalam
pembelian kain
donggala di
Kotamadya
Palu
(1)Faktor
budaya,
ekonomi, dan
psikologis, (2)
faktor gaya
hidup (3)
faktor mutu,
(4) faktor
promosi (5)
Analisis
faktor dan
Analisis
regresi
linier
berganda
Faktor
eksternal
(budaya,
ekonomi, dan
psikologis)
dan faktor
internal
(persepsi dan
sikap)
faktor
referensi (6)
faktor harga
(7)faktor
produk pada
keputusan
pembelian
mempunyai
pengaruh yang
positif
terhadap
keputusan
konsumen
Ashfi
Khairany
(2002)
Analisis Faktor
Eksternal,
Internal Yang
Berhubungan
Dengan
Pengambilan
Keputusan
Konsumen
Dalam
Pembelian
Kaktus (Studi
kasus di Desa
Sidomulyo Kec.
Batu Kota Batu)
Faktor
Eksternal,
Internal,
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Kaktus
Analisis
faktor dan
Analisis
regresi
linier
berganda
faktor
dominan yang
terlibat dalam
pengambilan
keputusan
kaktus adalah
faktor atribut
harga
Ardinal Muhamad
(2005)
Analisis Faktor
Lingkungan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Telepon
Genggam
Dikalangan
Mahasiswa
Faktor
Lingkungan ;
Budaya,keluar
ga,pengaruh
pribadi,situasi
,kelas social
terhadap
keputusan
Analisis
factor,dan
regresi
linear
berganda
FakTor
Lingkungan
budaya,keluar
ga,pengaruh
pribadi,situasi,
kelas social
berpengaruh
kepada
keputusan
Universitas
Widyatama
Bandung
pembelian pembelian
konsumen
2.5 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 : Kerangka pemikiran
2.6 Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis (dugaan sementara) dalam
penelitian ini adalah :
HA : Diduga faktor sosial dan faktor pribadi dipertimbangkan oleh
konsumen dalam pembelian mobil CV. Sentral Motor CV.
Sentral Motor Banjarmasin.
Ho : Diduga faktor sosial dan faktor pribadi tidak dipertimbangkan
oleh konsumen dalam pembelian mobil CV. Sentral Motor
Banjarmasin.
HA : Diduga faktor pribadi menjadi faktor yang dominan
dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian mobil CV.
Sentral Motor Banjarmasin.
Ho : Diduga faktor pribadi tidak menjadi faktor yang dominan
dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian mobil CV.
Sentral Motor Banjarmasin.
Factor Sosial
Factor Pribadi
Keputusan pembelian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang
dipertimbangkan Konsumen dalam Pembelian mobil pada CV. Sentral
Motor Banjarmasin. Menggunakan pendekatan positivisme yaitu dimana
objek penelitian memiliki keteraturan yang naturalistik, empiris, dan
behavioralistik.
3.2 Tipe Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan tipe yang bersifat
eksplanatory. Penelitian eksplanatory yaitu suatu penelitian yang mengkaji
hubungan antar variabel satu dengan variabel atau faktor-faktor yang lain
dengan menguji hipotesis yang di ajukan.
3.3 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kota Banjarmasin, terhadap pembeli atau
konsumen pemakai mobil . Lamanya penelitian ini adalah 1 bulan.
3.4 Populasi dan Sampel
Sugiyono ( 55: 2005 ) mengemukakan definisi populasi sebagai
berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah
menggunakan mobil ataupun yang akan membeli mobil, Peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, oleh karena itu
ditariklah beberapa sampel.
Sugiyono ( 56: 2005 ) mengemukakan definisi sampel sebagai
berikut:
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.”
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik simple
random sampling, yakni sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi. Populasi dianggap homogen.
Besarnya sampel dalam pewnelitian ini sebanyak 50 responden
dari berbagai golongan dan berbagai usia pengguna mobil di Banjarmasin.
3.5 Teknik Penggumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh oleh peneliti
dari sumber pertama. Data primer yang diperoleh dengan cara kuesioner.
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
seperangkat pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk
memperoleh data yang diinginkan. Teknik pengumpulan data kuesioner
dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai masukan atau input
variabel yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian mobil.
Pengambilan data ini dilakukan dengan jalan menyebarkan kuesioner
pada pemakai/pembeli mobil di Banjarmasin
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti. Data sekunder yang di dapat yaitu data penjualan serta
produk yang di jual di CV. Sentral Motor, data jumlah industri di
provinsi Kalimantan Selatan, dan data jumlah pariwisata yang datang ke
Provinsi Kalimantan Selatan.
3.6 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini bersifat multivariat yaitu kelompok acuan,
keluarga, peran dan status, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri dan keputusan pembelian.
Pengembangan instrumen faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam pembelian mobil Pada CV.
Sentral Motor Banjarmasin, dilihat dari faktor perilaku pembelian
konsumen, yaitu :
Faktor Indikator/Variabel Nomor Item Angket 1. Sosial
Kelompok acuan 4. Pengaruh dari orang / kelompok lain
Keluarga 5. Pengaruh dari keluargaPeran dan status 6. Sesuai dengan peran dan
statusnya2. Pribadi
Usia & Tahap siklus hidup
7. Perubahan dalam hidup dari segi usia dan status dirinya
Pekerjaan 8. Tuntutan dari jenis pekerjaanKondisi ekonomi 9. Pendapatan tiap bulanGaya hidup 10.Gaya hidup dalam
berkendaraKepribadian dan konsep diri
11. Memakai mobil sesuai dengan citra pribadinya
3.6.1 Definisi Operasional Variabel
Keputusan pembelian adalah proses dimana individu atau
kelompok menetapkan suatu barang ataupun jasa yang akan dibeli
untuk memenuhi kebutuhannya.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian
mobil, yaitu : .
1. Faktor Sosial
a. Kelompok acuan (X4) adalah kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perilaku
seseorang. Kelompok acuan ini dapat diukur dari besarnya
pertimbangan dari kelompok atau orang lain dalam
pengambilan keputusan pembelian mobil oleh konsumen.
b. Keluarga (X5) adalah organisasi yang sangat berperan
penting dalam perilaku pembelian seseorang. Indikator ini
dapat diukur dari besarnya pertimbangan dari keluarga dalam
pengambilan keputusan pembelian mobil oleh konsumen.
c. Peran dan status (X6) adalah posisi ataupun kedudukan
seseorang dalam tiap-tiap kelompok yang berpengaruh
terhadap perilaku pembelian dirinya sendiri. Indikator ini
dapat diukur dari besarnya pertimbangan dari konsumennya
sendiri dalam pengambilan keputusan pembelian mobil yang
dipengaruhi oleh peran dan statusnya dimasyarakat.
2. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap siklus (X7) hidup adalah pertambahan usia
dan perubahan siklus kehidupannya yang akhirnya
berpengaruh terhadap perilaku pembeliannya.
Indikator/variabel ini dapat diukur dari besarnya
pertimbangan dari konsumennya sendiri dalam pengambilan
keputusan pembelian mobil, dimana keputusan itu
dipengaruhi oleh usia dan perubahan dalam kehidupannya.
b Pekerjaan (X8). Indikator ini terkait dengan jenis pekerjaan
konsumen apakah memerlukan mobil dalam bekerja .
c Keadaan ekonomi (X9). Indikator ini diukur dari sejumlah
dana yang diterima konsumen setiap bulan. Maksudnya disini
harga dari mobil itu sendiri masih terjangkau oleh dana yang
didapat oleh konsumen setiap bulannya.
d Gaya hidup (X10) adalah suatu perilaku yang ingin
menghubungkan tepat tidaknya menggunakan mobil dengan
gaya hidup orang ataupun konsumen yang bersangkutan..
e Kepribadian dan konsep diri (X11) adalah karakteristik
psikologis yang dimiliki oleh seseorang dan gambaran yang
dipunyai seseorang tentang dirinya sendiri yang memberikan
pengaruh terhadap perilaku pembeliannya. Indikator ini
diukur dari konsep pribadi yang dapat dihubungkan dengan
attribut tertentu dari pilihan produk.
3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya
instrumen pengukuran. Dimana instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang
ingin dicari secara tepat. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat
dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada
taraf signifikan 5%, item-item yang tidak berkorelasi secara signifikan
dinyatakan gugur. Dalam kaitannya dengan besarnya angka korelasi ini,
Saifuddin Azwar (2003:159) menyebutkan bahwa koefisien validitas
yang tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar 0,5 sudah dapat
diterima dan dianggap memuaskan. Namun apabila koefisien validitas
ini kurang dari 0,3 maka dianggap tidak memuaskan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa item dari suatu variabel dikatakan valid jika
mempunyai koefisien ≥ 0,30 (Saifuddin Azwar, 2003:159). Berikut
model matematisnya
r = n ∑ ХҮ – ( ∑ Х ) ( ∑Ү )
√ { n ∑ Х ² - ( ∑ Х ) ² } { n ∑Ү ² - ( ∑Ү ) ² }
Keterangan :
r = Keofisien korelasi
∑ Х = Jumlah skor variabel X
∑Ү = Jumlah skor variabel Y
∑ ХҮ = Jumlah skor
∑ Х ² = Jumlah skor kuadrat variabel X
∑Ү ² = Jumlah skor kuadrat variabel Y
n = Jumlah responden
Oleh karena data yang diambil merupakan data primer, maka
terlebih dahulu perlu dilakukan uji validitas butir. Dengan mengambil
sampel 10 responden, maka hasil pengujian validitas sebagai berikut :
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas
(Pra Penelitian)
SOSIAL SIGNIFIKAN TOTAL SKOR ITEM
1. Kelompok Acuan (X4)
2. Keluarga (X5)
3. Peran & Status (X6)
0,714
0,841
0,839
0,714
0,841
0,839
PRIBADI
1. Usia & Tahap S.H (X7)
2. Pekerjaan (X8)
3. Keadaan Ekonomi (X9)
4. Gaya Hidup (X10)
5. K & Konsep Diri (X11)
0,929
0,882
0,905
0,786
0,795
0,929
0,882
0,905
0,786
0,795
Perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa 15 item yang
diteliti menghasilkan koefisien korelasi antara 0,714 hingga 0,996,
sedangkan (r tabel = 0,707 pada taraf signifikan α = 5%). Dengan
demikian seluruh r hitung lebih besar daripada r tabel yang berarti
seluruh butir pada instrumen dinyatakan valid.
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui
apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji dengan menggunakan metode
Alpha Cronbach. Suatu penelitian dikatakan reliabel apabila alpha lebih
besar atau sama dengan 0,6 (Widayat dalam jurnal Ario;2001). Berikut
model matematisnya :
a = K ( 1 - ∑ δ ² Хi )
K1 δ ² Х
Keterangan :
a = Koefisien validitas
δ = Alpha
K = Jumlah pecahan
∑ δ ² Хi = Total dari varian masing-masing pecahan
δ ² Х = Varian dari total skor
Dengan mengambil sampel 10 responden, maka hasil pengujian
reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.2
Hasil Uji Reliabilitas
(Pra Penelitian)
FAKTOR ALPHA STANDAR ITEM ALPHA
SOSIAL (F2) 0,7163 0,7188
PRIBADI (F3) 0,8306 0,7844
Untuk mengukur kehandalan suatu instrumen digunakan koefisien
Alpha Crombach, dengan hasil perhitungan 4 (empat) kelompok faktor
yang diamati diperoleh alpha terkecil 0,7163. Sementara untuk
keseluruhan item pada masing-masing kelompok dinyatakan handal
apabila alpha lebih besar atau sama dengan α = 0,60 (Widayat dalam
jurnal Ario;2001). Hasil perhitungan menunjukkan angka di atas 0,60
yang berarti bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya konsistensinya.
3.8 Teknik Pengumpulan Skor
Data yang dihasilkan dikumpulkan kemudian dianalisa secara
kuantitatif. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan
konsumen dalam pembelian mobil pada VC. Sentral Motor Banjarmasin,
maka diukur dengan skala Likert. Dalam Skala Likert digunakan 5 katagori
penilaian yang masing-masing katagori tersebut akan dikualifikasikan
dengan memberi katagori bobot penilaian.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditentukan klasifikasi
pengukuran sebagai berikut :
Tabel 3.3
Klasifikasi Pengukuran
Klasifikasi Skors
Sangat Setuju
Setuju
Netral
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
3.9 Teknik Analisa Data
3.9.1 Analisis Faktor
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis
yang dikemukakan di muka adalah analisis faktor.
Menurut Malholtra (dalam jurnal Ario, 2001), analisis faktor
adalah merupakan sekelompok atau serangkaian prosedur untuk
mengurangi dan meringkas data. Model matematisnya :
XI = Ai1F1 + Ai2F2 + Ai3F3 + … + Aim Fm + ViUi
Keterangan :
XI = variabel standar ke-i
Aij = koefisien loading dari variabel i pada faktor umum j.
F = faktor umum
Vi = koefisien standartized loading dari variabel i pada faktor khusus i.
Ui = faktor khusus bagi variabel i.
m = jumlah dari faktor umum.
Sedangkan faktor-faktor umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Fi = Wi1X1 + Wi1X2 + … + WikXk
Dimana :
Fi = estimasi faktor loading ke-i.
Wi = bobot atau koefisien nilai faktor.
k = jumlah variabel
Tahap-tahap dalam analisis faktor sebagai berikut :
1. Menguji ketepatan dari Analisis Faktor. Ini dapat dilakukan dengan
Uji Bartlett dan melihat KMO-nya
2. Penentuan Jumlah Faktor, yaitu dengan melihat Eigen Value dan
Persentase Komulatif Variance-nya.
3. Rotasi Faktor, yaitu untuk memudahkan interpretasi dan metode
yang digunakan adalah metode varimax.
4. Interpretasi Faktor
Selanjutnya untuk pengolahan data baik secara descriptive maupun pengujian statistik inferensial akan dibantu dengan menggunakan software SPSS 13.0 for Windows
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan CV. Sentral Motor Banjarmasin adalah merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang yang melayani penjualan dan
pembelian mobil baru maupun bekas.. Pimpinan perusahaan ini adalah
Bapak H.Mujahidin S.E, beliau lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negri
di Banjarmasin, setelah beliau lulus, beliau melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi di Jakarta. Sejak tahun 1999 beliau
menggantikan ayahnya untuk mengelola usaha di bidang jual beli/tukar
tambah cash/kredit mobil yang dulunya tidak diberi nama.
Tempat usahanya sudah satu kali berpindah, pertama-tama
dirumah beliau sendiri yaitu tepatnya di jln. Pramuka Km. 6, setelah
usahanya di nilai sudah agak maju kemudian pindah ke jln. Ahmad Yani
Km. 4,5 . Setelah maju usahanya, beliau menunaikan ibadah haji Tanah Suci
Mekkah. Setelah beliau kembali ke Banjarmasin dan meneruskan usaha
ayahnya pada bidang jual beli mobil tersebut. Jumlah tenaga kerja pada
waktu itu untuk hanya di kerjakan oleh beliau sendiri di bantu dengan
kerabat dekat saja.
Kemudian pada ahkir tahun 1999 tepatnya tanggal 3 Desember
1999 yang awal-awal berdirinya usaha beliau tersebut belum diberi nama
kemudian diberi nama dengan nama Sentral motor tetapi masih belum
berbentuk CV. Oleh karena majunya usaha ini beliau mulai menambah
tenaga kerja sehingga menjadi 12 orang, serta memilih seorang wakil yaitu
Bapak Yuliadi, dengan bagian tata usaha sebanyak 9 orang dan bagian
bengkel sebanyak 3 orang tenaga kerja. Kemudian menambah lagi tenaga
kerja sebanyak 8 orang sehingga jumlah pegawai keseluruhan berjumlah 20
orang. Dengan dibantu pegawai sebanyak inilah beliau berusaha bekerja
dengan giat dan ulet untuk memajukan usahanya.
Sejak tahun 2003 diberilah penamaan perusahaan tersebut
menjadi CV. Sentral Motor Banjarmasin, yang bergerak pada bidang :
1. Pengadaan mobil bekas maupun yang baru
2. Peralatan dan perlengkapan mobil.
3. Cleaning service, belencing control juga pencucian.
4. Bengkel.
Perusahaan memperoleh modal sendiri dan juga mendapat
bantuan dari pemerintah melalui pinjaman dari Bank. Perusahaan CV.
Sentral Motor Banjarmasin ini awal-awalnya tanpa akte notaris, kemudian
pada tahun 2003 di sahkan dengan Akte Notaris No.23 pada tanggal 18
Maret 2003di Banjarmasin, seiring dengan berubahnya perusahaan tersebut
menjadi CV. Yang di buat oleh notaris Bertha Suriati Ihalauw Halim, SH
dengan bentuk perusahaan komanditer atau CV.
Dengan adanya Akte Notaris ini kemudian dilengkapi dengan
Surat Izin Usaha Perdagangan Nomor 103/1803/PM/IIX/2003. Dalam
menjalankan usahanya perusahaan ini mempunyai dua fungsi yakni :
1. Fungsi Produksi yaitu dengan bekerja sama dengan
perusahaan mobil yang ada di Banjarmasin maupun yang berda di luar
Banjarmasin seperti Jakarta .
2. Fungsi tempat yaitu membeli/menerima dari para pengusaha
yang tidak mempunyai badan hukum perusahaan sendiri.
Dengan kedua fungsi tersebut di atas perusahaan CV. Sentral
Motor Banjarmasin mempunyai dampak yang baik bagi masyarakat, dunia
usaha dan juga pemerintah. Dampak tersebut pertama adalah menciptakan
lapangan kerja baru sehingga dalam perkembangannya dapat turut serta
mengurangi pengangguran, kedua membantu memasarkan mobil yang akan
di jual oleh pemiliknya.
4.2 Struktur Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran
skematis tentang hubungan-hubungan kerjasama dari orang-orang yang
terdapat dalam struktur tersebut dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Dalam sebuah perusahaan struktur organisasi merupakan suatu
hal yang penting dan harus dimiliki dengan tujuan agar kegiatan dalam
perusahaan tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan bidang dan
keahliannya masing-masing, serta tanggung jawab dari prosedur yang ada
pada perusahaan tersebut.
Perusahaan CV. Sentral Motor Banjarmasin dalam menjalankan
usahanya mengunakan Sistem Organisasi Garis. Sistem Organisasi Garis
adalah dimana suatu tanggung jawab dan arus kekuasaan berjalan secara
garis lurus, yaitu tangung jawab dari pekerja atau karyawan dari tingkat
yang paling bawah ke tingkat paling atas, sedangkan arus kekuasaan
mangalir dari atasan menuju kebawahan yang semuanya menurut garis
lurus.
Adapun struktur organisasi Perusahaan CV. Sentral Motor
Banjarmasin ini, serta beberapa jabatan struktural dari CV. Sentral Motor
Banjarmasin ini dapat kita lihat sebagai berikut :
Wakil Direktur
Bagian Administrasi & Keuangan
Bagian Gudang/Bengk
Bagian Penjualan
Bagian Pembelian
Direktur
Resepsionis I
Tata Usaha &
Personalia
Kasir I
Bagian Penerimaa
nn
Bagian Perbaikan
Perawatan
Resepsionis II
Data struktur CV. Sentral Motor BanjarmasinSumber : CV. Sentral Motor Banjarmasin
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Pada CV. Sentral Motor Banjarmasin
Pembagian tugas dari masing-masing bagian yang terdapat pada
perusahaan CV. Sentral Motor Banjarmasin, yaitu :
1. Direktur/Pimpinan
a. Penanggung jawab kebijaksanaann perusahaan, baik ke dalam dan ke
luar perusahaan.
b. Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan akhir dalam
memecahkan masalah perusahaan.
c. Membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan atas jalannya perusahaan.
d. Mengangkat, memberhentikan, mempromosikan para karyawan
perusahaan.
2. Wakil Direktur/Pimpinan
Wakil Direktur/Pimpinan bertugas menggantikan direktur/pimpinan,
apabila direktur/pimpinan tidak ditempat atau di luar lingkungan kerja.
3. Bagian Penjualan
a. Mengarahkan, membimbing, menkoordinasikan serta mengawasi
kegiatan promosi yang dilakukan.
Promosi Kasir II
Akuntansi
Gudang
b. Mengetahui semua penjualan dan biaya promosi.
c. Membuat laporan penjualan.
4. Bagian Pembelian
a. Mengarahkan, membimbing, menkoordinasikan serta mengawasi
semua kegiatan pembelian dari mobil bekas maupun baru yang
layak pakai, konveksi dan juga segala keperluan yang dibutuhkan
perusahaan.
b. Mengetahui semua pengeluaran dan biaya pembelian.
c. Membuat laporan pembelian.
d. Membina hubungan kerja dengan para pemasok bahan seperpart
mobil, bahan-bahan yang diperlukan dan keperluan perusahaan
lainnya.
e. Menyiapkan order pembelian.
f. Merencanakan dan melaksanakan pembelian secara teratur bila ada
pemesanan.
5. Bagian Administrasi dan Keuangan
a. Menyangkut anggaran belanja perusahaan dan pembelian barang
produksi, gaji dan sebagainya.
b. Mengatur pembelanjaan perusahaan dan mengawasi semua
penerimaan yang baik melalui kas maupun dari bank.
c. Mengatur dan mengawasi tata persuratan dan administrasi umum.
d. Membuat laporan keuangan perusahaan setiap bulan.
e. Membuat laporan tahunan tentang kemajuan perusahaan dan laporan
rugi/laba perusahaan berserta neracanya.
Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan dibantu oleh 4 (empat) seksi,
yaitu :
1. Tata Usaha dan Personalia
a. Mengarahkan, membimbing, menkoordinasikan serta mengawasi
kegiatan peneriamaan pembianaan karyawan.
b. Mengetahui semua pengeluaran biaya pada bagian personalia.
c. Membuat data personalia.
d. Menerima dan menyeleksi karyawan
e. Melatih dan mendidik karyawan.
2. Kasir I dan kasir II
a. Membayar gaji/upah para karyawan baik mingguan maupun
bulanan.
b. Membayar pembelian barang/bahan baku keperluan produksi
seperti bahan seperpart, peralatan dan sebagainya.
c. Menerima penyimpanan dan pemasukan uang dari hasil
penjualan produksi.
d. Mencatat seluruh pengeluaran dan penerimaan uang dalam bukti
pembayaran.
3. Akuntansi
a. Mencatat dalam daftar seluruh pengeluaran maupun penerimaan
yang diserahkan oleh kasir.
b. Membuat dan melaporkan posisi keuangan setiap hari.
6. Bagian Bengkel
a. Mengadakan perbaikan serta perawatan
b. Mencatat jumlah mobil yang diperbaiki
c. Membuat laporan perbaikan untuk disarahkan kepada bagian
gudang
d. Membuat permintaan pengadaan barang/bahan baku seperpart yang
diperlukan
7. Bagian Gudang
a. Mencatat klasifikasi barang/bahan baku
b. Mencatat mutasi keluar dan masuk barang
c. Menyortir barang/bahan baku.
d. Membuat laporan penerimaan barang
4.3 Bahan dan Peralatan
Pada tiap perusahaan untuk berjalan dengan lancarnya
perusahaan diperlukan bahan/seperpart dan peralatan yang hampir semua
merupakan suatu bahan pokok untuk perusahaan. Perusahaan CV. menjual
jenis mobil sebagai berikut :
1. Mobil yang dijual bermacam merek dan kondisi baru maupun second,
yaitu :
Honda / semua varians Daihatsu /semua varians
Toyota /semua varians
Isuzu / semua varians
Suzuki / semua varians
Mitsubishi / semua varian
Merek lain
2. peralatan bengkel seperti obeng-obeng, kunci pas dari yang paling kecil
sampai yang paling besar.
3. Peralatan kantor, seperti pensil, gunting, penggaris dan lain-lain yang
mendukung
4.4 Proses Produksi
Proses produksi dalam perusahaan ini biasanya hanya
mengandalkan dari orang-orang yang ingin menjual atau membeli mobil
secara cepat dikarenakan proses transaksi lebih praktis dan efesien. Dan juga
bagaimana hasil perbaikan yang dilakukan oleh bagian perbaikan dengan
kata lain bagian bengkel.
4.5 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari CV. Sentral Motor Banjarmasin adalah menjadi
perusahaan mobil yang dapat memberikan kepuasan layanan yang baik
kepada para pelanggan atau konsumen dan nilai serta harga yang lebih dapat
di jangkau oleh masyarakat,
Sedangkan misi dari CV. Sentral Motor adalah bisa
menpermudah masyarakat memperoleh mobil dengan harga yang murah dan
juga dapat dijangkau oleh semua lapisan.
4.6 Lokasi Perusahaan
CV. Sentral Motor berlokasi di Jl. Jend. A. Yani Km 5
Banjarmasin, telepon (0511) 3274468, 3274469.
4.7 Pemasaran
Memasarkan barang yang telah dihasilkan tidaklah mudah dapat
berhasil begitu saja. Memasarkan mobil ini perusahaan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan lokasi penjualan
Dengan memilih tempat yang strategis untuk memasarkan.
2. Waktu yang tepat
Untuk mencapai target maka harus waktunya harus disesuaikan dengan
saat yang tepat pula dan agar tidak terjadi pemborosan waktu yang
berlarut-larut.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
Pembagian kerja yang disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
masing-masing.
4. Pelaksanaan tindakan yang terperinci dan terarah merupakan
satuan program yang tersusun sebelum pelaksanaan dimulai.
5. Komunikasi dan informasi yang lengkap dapat menunjang
dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Selain daripada itu
perusahaan juga menggunakan Sistem Informasi Pasar (SIP).
Sistem Informasi Pasar sangat berguna sebagai cara yang paling
praktis utnuk memperoleh data, sehingga sangat memudahkan
mengetahui segala hal yang mengganggu kegiatan kelancaran pemasaran
mobil dapat diambil keputusan penyelesaiannya dengan lebih efektif dan
efisien. Saluran distribusi yang digunakan CV. Sentral Motor
Banjarmasin ini adalah secara langsung kepada konsumen, konsumen
datang sendiri kepada perusahaan, melalui telepon dan pesanan-pesanan
melalui perantara.
Perusahaan juga melakukan promosi melalui pemasangan iklan-
iklan (melalui surat kabar, radio, internet dan sebagainya), pajangan etalase
(window display) agar terlihat oleh calon konsumen atau pembeli, melalui
pameran-pameran seperti pameran pembangunan, pameran industri dan lain-
lain, melalui show room dengan mengadakan pertunjukan dimana
ruangannya telah diatur sedemikian rupa dan dapat dilihat oleh masyarakat
umum , serta melalui pembungkusan dan hadiah-hadiah untuk menarik
perhatian konsumen dengan membuat merek barang-barang yang di jual,
simbol dan tulisan yang maksudnya membujuk, mempengaruhi dan
memberikan informasi kepada konsumen.
Oleh sebab itu, hasil penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
ini selalu meningkat dari tahun ke tahun dengan pesat.
4.8 Tenaga Kerja dan Jam kerja
Tenaga kerja atau sering disebut dengan karyawn pada
perusahaan mempunyai unsur penting dalam pengendalian produksi,
menentukan berhasil tidaknya suatu proses produksi tergantung dari
kemampuan kerja dan kesungguhan kerja dari karyawan tersebut.
Sangat pentingnya bagi perusahaan tentang kemampuan dan
kesungguhan kerja, sehingga dalam memberikan kebijaksanaan yang
nantinya memberikan umpan balik dalam bekerja bagi tenaga kerja.
Klasifikasi tenaga kerja tersebut dengan fungsi yang berbeda pula
:
1. Tenaga kerja Administrasi
Mereka mengelola administrasi, organisasi dan manajemen perusahaan.
Mereka diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan perusahaan. Mereka
memperoleh gaji per bulan.
2. Tenaga Kerja Lepas
Mereka mengerjakan proses produksi, tetapi khusus menyirang dan tidak
mempunyai keterikatan langsung dengan perusahaan. Mereka adalah
masyarakat yang berada di rumah masing-masing, mereka mendapat
upah per meter dari kain yang mereka hasilkan.
3. Tenaga Kerja Penjualan
Mereka yang mengatur pengiriman barang-barang yang masuk dan yang
keluar dari perusahaan. Mereka meneriman gaji per bulan.
Jam kerja perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah
tentang jam kerja yang diperbolehkan. Perusahaan menetapkan jam kerja
sebagai berikut :
1. Pagi : 09.00 – 12.00 Wita
2. Istirahat : 12.00 – 13.00 Wita
3. Siang : 13.00 – 17.00 Wita
Jam kerja ini berlaku setiap hari kerja, tidak terkecuali pada hari
libur. Dari jam kerja ini perusahaan menetapkan upah yang berbeda dari tiap
unit pekerjaan produksi tersebut.
4.9 Profile Konsumen
Dengan dibagikannya kuesioner pada 50 responden pada CV.
Sentral Motor Banjarmasin, maka diperoleh karakteristik responden, yaitu :
1.Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin F Persentase %
1. Laki – laki 40 80 %
2. Perempuan 10 20%
Total 50 100 %
Dari tabel 4.1, dapat diketahui bahwa konsumen dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 40 orang atau dengan persentase sebanyak 80
%. Sedangkan perempuan dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 10
orang atau 20 %. Dengan ini, berarti responden mayoritas berjenis
kelamin laki - laki.
2. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.2
Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir F Persentase %
1. SMA 10 20 %
2. Diploma 3 18 36 %
3. S1 20 40%
4. S2 2 4%
Total 50 100 %
Pendidikan terakhir para responden lulusan SMA sebanyak 10
orang atau dengan persentase sebanyak 20 %, untuk lulusan Diploma 3
sebanyak 18 orang atau 36 %, untuk S1 sebanyak 20 orang atau 40 %,
sedangkan S2 sebanyak 2 orang atau 4 %.
3. Usia
Tabel 4.3
Usia Responden
No Usia F Persentase %
1. Di bawah 20 Tahun 0 0 %
2. 20 - 25 Tahun 5 10 %
3. 26 – 35 Tahun 20 40 %
4. 36 – 40 Tahun 15 30 %
5. 40 Tahun Ke atas 10 20 %
Total 50 100 %
Dari data responden yang didapat, maka responden di bawah 20
tahun sebanyak 0 %, responden 20 sampai 25 tahun ada 5 orang atau 10
%, responden yang berusia 26 sampai 35 tahun sebanyak 20 orang
dengan persentase 40 %, usia 36 hingga 40 tahun sebanyak 15 responden
atau 30%, sedangkan respoden berusia di atas 40 tahun sebanyak 10
orang atau 20 %.
5. Jenis Pekerjaan
Tabel 4.4
Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan F Persentase %
1. PNS 15 30 %
2. Pegawai Swasta 10 20%
3. Wiraswasta 20 40 %
4. Pelajar/Mahasiswa 0 0 %
5. Lain-lain 5 10 %
Total 50 100 %
Dari tabel di atas terlihat bahwa responden dengan pekerjaan
sebagai PNS sebanyak 15 orang atau dengan persentase sebanyak 30 %,
pegawai swasta 10 orang atau 20 %, wiraswasta 20 responden atau 40
%, pelajar/mahasiswa 0 %, sedangkan lain-lain sebanyak 5 orang atau
persentasenya sebanyak 10 %.
6. Pendapatan Perbulan
Tabel 4.5
Pendapatan Perbulan
No Pendapatan Perbulan F Persentase %
1. Di bawah Rp. 2.000.000,- 5 10 %
2. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 ,- 9 18 %
3. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 ,- 11 22 %
4. Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000 ,- 10 20 %
5. Di atas Rp. 5.000.000 ,- 15 30 %
Total 50 100 %
Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa responden yang berpendapatan di bawah Rp.
2.000.000,- dan berpendapatan diantara Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 3.000.000,-
sebanyak 9 orang atau 18 %, responden dengan gaji perbulan berkisaran antara
Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 4.000.000,- ada 11 orang atau 22 %, dan Rp.
4.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,- ada 10 responden atau 20 %, sedangkan
responden yang berpendapatan di atas Rp. 5.000.000,- sebanyak 15 atau dengan
persentase sebanyak 30 % responden.
BAB V
PEMBAHASAN
.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskrptif diperlukan untuk mendukung analisis
kuantitatif dan memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang ada
dalam faktor-faktor. Variabel pada faktor sosial, variabelnya adalah
kelompok acuan, keluarga dan peran dan status, dan pada faktor pribadi
adalah ; usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup dan keperibadian dan konsep diri. Dari tiap variabel tersebut akan
disajikan dalam distribusi frekunsi menurut item yang ada.
Dari deskriptif frekuensi diketahui nilai skor masing-masing item
dan rata-rata skor masing-masing variabel. Adapun dasar interprestsi skor
item dalam variabel penelitian adalah sebagaimana digambarkan pada tabel
berikut.
Tabel 5.1
Dasar Interprestsi Skor Item dalam Variabel Penelitian
Klasifikasi SkorsSangat Setuju Sekali
SetujuNetral
Tidak SetujuSangat Tidak Setuju
54321
Hasil dari skor masing-masing item secara keseluruhan variabel
penelitian disajikan dalam lampiran. Dari lampiran tersebut dibuat frekuensi
untuk tiap-tiap variabel penelitian seperti berikut ini :
1. Faktor Sosial
Tabel 5.2
Deskriptif Frekuensi Faktor Sosial
N
o
Variabe
l
Peneliti
an
Item F
To
t
Skor
SSS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Kelomp Pengaruh
ok
Acuan
dari
kelompok
lain
50 6 15 1
5
37,
5
6 1
5
1
1
27,5 2 5
2 Keluarg
a
Pengaruh
dari
keluarga
50 4 10 1
2
30 8 2
0
1
4
35 2 5
3 Peran
dan
Status
Sesuai
dengan
peran
status
50 1
3
32,
5
1
5
37,
5
8 2
0
4 10 0 0
Sumber : Data Primer diolah (2008)
Pada variabel kelompok acuan dapat diketahui, bahwa sebanyak
21 orang atau 52,5 % konsumen setuju dan sangat setuju sekali jika
mereka membeli kain sasirangan di Citra Sasirangan, karena pengaruh
dari orang lain atau kelompok lain. Pada variabel keluarga sebanyak 16
orang atau 40 % konsumen setuju dan sangat setuju, namun 40 % nya
lagi konsumen menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju dan 8
orang menjawab netral. Hal ini berarti bahwa para konsumen membeli
kain sasirangan bukan karena pengaruh dari keluarga, melainkan ada
pengaruh dari orang atau kelompok lain. Sedangkan pada variabel peran
dan status para konsumen yang menjawab setuju dan sangat setuju
sekali, bahwa meraka membeli kain sasirangan di Citra Sasirangan
sebanyak 28 orang atau 70 %.
2. Faktor Pribadi
Tabel 5.3
Deskriptif Frekuensi Faktor Pribadi
N
o
Variabel
Penelitian
Item F
To
t
Skor
SSS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Usia &
Tahap
Siklus
Hidup
Perubahan
dalam hidup
baik dari
segi usia
dan status
dirinya
50 9 22,5 2
2
55 4 10 3 7,
5
2 5
2 Pekerjaan Tuntutan
dari jenis
pekerjaan
50 1
3
32,
5
1
6
40 5 12,5 6 1
5
0 0
3 Keadaan
Ekonomi
Pendapatan
tiap bulan
50 1
5
37,
5
1
3
32,
5
6 15 5 12,
5
1 2,5
4. Gaya
Hidup
Gaya hidup
dalam
berpakaian
50 6 15 1
3
32,
5
1
2
30 8 2
0
1 2,5
5. Kepribadi
an &
Konsep
Diri
Motifnya
sesuai
dengan citra
pribadinya
50 8 20 2
2
55 5 12,
5
3 7,5 2 5
Sumber : Data Primer diolah (2008)
Dari tabel di atas, pada variabel usia dan tahap siklus hidup, 31
orang atau 77,5 % konsumen menjawab setuju dan sangat setuju sekali.
Jadi, kesimpulannya mayoritas karayawan setuju dengan adanya
perubahan dalam hidup mereka, baik dari segi usia maupun status dari
diri meraka ketika mereka memutuskan untuk melakukan pembelian
kain sasirangan di Citra Sasirangan. Pada variabel pekerjaan sebanyak
29 orang atau 72,5 % menjawab setuju dan sangat setuju sekali. Jadi,
kesimpulannya mayoritas konsumen di Citra Sasirangan setuju bahwa
meraka membeli kain sasirangan karena tuntutan pekerjaan meraka.
Pada variabel keadaan ekonomi 28 orang atau 70 % manjawab sangat
setuju sekali dan setuju. Jadi, kesimpulannya konsumen Citra Sasirangan
setuju bahwa kain sasirangan yang dijual di Citra Sasirangan masih
terjangkau bagi para konsumen Citra Sasirangan itu. Pada variabel gaya
hidup, para konsumen menjawab setuju dan sangat setuju sekali
sebanyak 19 orang atau 47,5 %, dan sisanya netral 12 orang atau 30 %,
tidak setuju 8 orang atau 20 % serta 1 orang atau 2,5 %, hal ini berarti
bahwa meraka membeli bukan karena kain sasirangan sesuai dengan
gaya hidup meraka melainkan karena hal lain. Sedangkan pada variabel
kepribadian dan konsep diri konsumen yang membeli kain sasirangan
karena motif nya sesuai dengan citra pribadi meraka menjawab setuju
dan sangat setuju sekali sebanyak 30 orang atau 75 %.
5.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas
5.2.1 Analisis Validitas
Oleh karena data yang diambil merupakan data primer, maka
terlebih dahulu perlu dilakukan uji validitas butir. Dengan mengambil
sampel 15 responden, maka hasil pengujian validitas sebagai berikut :
Tabel
Hasil Uji Validitas
SOSIAL Signifikan Total Signifikan
Item
1. Kelompok Acuan (X1)
2. Keluarga (X2)
3. Peran & Status (X3)
0,001
0,000
0,000
0,776
0,900
0,872
PRIBADI
1. Usia & Siklus Hidup
(X4)
2. Pekerjaan (X5)
3. Keadaan Ekonomi
(X6)
4. Gaya Hidup (X7)
5. Kepribadian (X8)
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,872
0,879
0,855
0,820
0,810
Sumber : Data Primer diolah (Februari, 2008)
Berdasarkan hasil pengujian validitas terhadap instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini seperti dikemukakan di atas dapat
diketahui bahwa perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa 8
item yang diteliti menghasilkan koefisien korelasi antara 0,776 hingga
0,900 lebih besar dari 0,3, dimana koefisien validitas yang tidak begitu
tinggi, katakanlah berada di sekitar 0,5 sudah dapat diterima dan
dianggap memuaskan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
seluruh butir pada instrumen dinyatakan valid.
5.2.2 Analisis Relibilitas
Dengan mengambil sampel 15 responden, maka hasil pengujian
reliabilitas sebagai berikut :
Tabel
Hasil Uji Reliabilitas
FAKTOR ALPHA STANDAR ITEM
ALPHA
SOSIAL (F1) 0,7982 0,8117
PRIBADI (F2) 0,8967 0,9025
Sumber : Data Primer diolah (Februari, 2008)
Untuk mengukur kehandalan suatu instrumen digunakan
koefisien Alpha Crombach, dengan hasil perhitungan 2 (dua) kelompok
faktor yang diamati diperoleh alpha terkecil 0,8117. Sementara untuk
keseluruhan item pada masing-masing kelompok dinyatakan handal
apabila alpha lebih besar atau sama dengan α = 0,60. Hasil perhitungan
menunjukkan angka di atas 0,60 yang berarti bahwa data yang diperoleh
dapat dipercaya konsistensinya.
5.3 Analisis Faktor
Dalam analisis faktor terdapat beberapa tahapan, yaitu sebagai
berikut :
1. Menguji ketepatan dari analisis faktor. Hal ini dilakukan dengan
uji Barlett dan melihat KMO-nya.
Tabel
KMO and Bartlett's Test
.764
201.694
28
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test ofSphericity
Nilai KMO hasilnya 0,764 yang lebih besar dari 0,5. Hal ini
berarti ada kedekatan antar variable. Hasil uji barlett diperoleh nilai
statistic 201,694 pada taraf siknifikansi 0,000 berarti antar variable
terjadi korelasi (signifikansi < 0,05). Untuk nilai MSA variable yang
termasuk dalam factor social dan factor pribadi menunjukkan nilai
MSA>0,5, hal ini berarti memperlihatkan ada hubungan antar variable
yang sangat erat.
2. Menentukan banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh
konsumen dengan melihat Eigen Value dan persentase Komulatif
Variance
TabelTotal Variance Explained
Compo
nent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Total
% of Varian
ce
Cumulative %
Total
% of Varianc
e
Cumulative %
Total
% of Varianc
e
Cumulative %
12345678
4,279
1,166
,834,576,415,355,224,150
53,48914,57510,4257,2045,1924,4432,8011,872
53,48968,06378,48885,69290,88495,32798,128100,000
4,279
1,166
53,48914,575
53,48968,063
2,880
2,565
36,00632,058
36,00668,063
Angka initial eigenvalues menunjukkan kepentingan relative
masing-masing factor dalam menghitung varians keseluruhan variable
yang dianalisis. Component menunjukkan jumlah factor, dan jumlah
factor yang terbentuk dapat dilihat pada table total variance explained
adalah 2 (dua), hal ini karena pada component 3 angka initial
eigenvalues sudah dibawah 1 (0,834), sedangkan pada component 2
angka initial eigenvalues diatas 1 ( 1,166), sehingga factor yang
terbentuk adalah 2 faktor.
Hasil dari proses tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
teknik ini dalam menjelaskan keragaman seluruh data yang ada adalah
sebesar 68,063 % sedangkan sisanya 31,937 % dijelaskan oleh factor
lain diluar penelitian ini. Nilai kumulatif sebesar 68,063 % ini masih
dipandang baik dalam menjelaskan fenomena data ini, karena masih
diatas 50 %, artinya lebih dari variabilitas data masih dapat dijelaskan
dengan baik oleh teknik ini.
3. Rotasi faktor sosial, dan faktor pribadi
Setelah jumlah faktor yang terbentuk telah diketahui,
dilanjutkan dengan melakukan proses rotasi faktor, dimana penelitian
ini menggunakan rotasi varimax. Hasilnya tertera pada tabel, sebagai
berikut :
TabelRotated Component Matrix
Component1 2
X1X2X3X4X5X6X7X8
,259,117,183,694,624,707,778,889
,674,879,786,178,608,392,448
7,195E-03
Dari hasil rotasi factor dapat diperoleh 8 variabel yang tercakup
ke dalam 2 faktor yaitu, factor social dan factor pribadi, dimana
semuanya mempunyai factor loading lebih besar dari 0,50. Hasil rotasi
menunjukkan bahwa semua variable yang ada mengelompok sesuai
dengan dengan kelompoknya masing-masing. Jadi, jelas dapat
disimpulkan bahwa semua variable tersebut adalah valid.
Angka-angka yang tertera pada tiap kolom component pada
tabel disebut factor loading, yang menunjukkan korelasi antara suatu
dengan masing-masing faktor yang terbentuk. Masing-masing variabel
dikelompokkan ke dalam faktor menurut angka factor loading
terbesarnya. Sebagai contoh, variabel “kelompok acuan” mempunyai
factor loading sebagai berikut: 0,259 (pada component 1), dan 0,674
(pada component 2), Factor loading terbesarnya adalah 0,674 (pada
component 2), yang berarti bahwa variabel kelompok acuan tersebut
termasuk dalam kelompok component 2 (faktor 2).
4. Interpretasi Faktor sosial, dan faktor pribadi
Interpretasi hasil berdasarkan factor loading dari setiap faktor
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Faktor 1 (Pribadi)
Faktor pribadi merupakan faktor dominan yang dipertimbangkan
konsumen dalam pembelian karena mempunyai egien value sebesar
4,279 dan mampu menjelaskan keragaman variasi sebesar 36,006 %
Faktor ini terdiri dari indikator -indikator, yaitu : usia dan tahap
siklus hidup (factor loading 0,694); pekerjaan (factor loading 0,598);
keadaan ekonomi (factor loading = 0,707); gaya hidup (factor
loading = 0,778); dan kepribadian (factor loading = 0,889), semua
indikatornya mengelompok pada component 1.
b) Faktor 2 (Sosial)
Faktor Sosial merupakan faktor yang mempunyai egien value
sebesar 1,166 dan mampu menjelaskan keragaman variasi sebesar
32,058 %. Dari tabel 5.10 dapat dilihat indikator yang termasuk
dalam faktor ini adalah : kelompok acuan (factor loading = 0, 674);
keluarga (factor loading = 0,879); dan peran dan status (factor
loading = 0,786), semua variabel mengelompok dan terletak pada
component 2.
Selanjutnya dilakukan pemberian nama faktor menurut
kesesuaian dengan indikator-indikator/variabel-variabel di dalamnya,
sehingga didapat hasil akhir yang ditunjukkan pada tabel, sebagai
berikut :
Tabel
Hasil Analisa Faktor
No. Indikator/Variabel Faktor Yang
Terbentuk
Eigien
value
Factor
Loading
%
Variance
1.
2.
3.
4.
5.
Kepribadian (X8)
Gaya Hidup (X7)
Keadaan Ekonomi (X6)
Usia & Tahap Siklus Hidup
(X4)
Pekerjaan (X5)
Faktor – 1
(Faktor Pribadi)
4,142
0,889
0,778
0,707
0, 694
0,598
36,006
6
7.
8.
Keluarga (X5)
Peran & Status (X6)
Kelompok Acuan (X4)
Faktor – 2
(Faktor Sosial) 1,166
0,879
0,786
0, 674
32,058
Sumber : Data Primer diolah (Februari, 2008)
Hasil analisa faktor pada tabel menunjukkan bahwa pribadi
(faktor 1) merupakan faktor utama atau faktor dominan yang
dipertimbangkan oleh pembeli Banjarmasin, karena faktor ini
mempunyai eigen value lebih besar dari 1, yaitu 4,142 atau lebih besar
dari faktor sosial. Hal ini tentu saja dapat dimengerti karena
Banjarmasin.
5.4 Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis I
Berdasarkan hasil analisa faktor di atas pada tabel ,maka dapat
diketahui bahwa ada 2 (dua) faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam pembelian Banjarmasin, yaitu faktor sosial,dan pribadi, dimana
jumlah faktor yang terbentuk dilihat pada angka initial eigenvalues
terkecil, yaitu yang lebih besar dari 1. Pada tabel 5.9, posisi tersebut
terletak pada component 2, dimana angka initial eigenvalues untuk
component 2 adalah 1,166 (di atas 1), sedangkan untuk component 3
angka initial eigenvalues sudah di bawah 1 (0,834), maka faktor yang
terbentuk adalah sejumlah 2 faktor. Jadi, dengan demikian menjawab
hipotesis pertama (1) dari perumusan masalah yang diterima adalah HA,
bahwa faktor social dan pribadi dipertimbangkan konsumen dalam
pembelian Banjarmasin.
2. Pengujian Hipotesis II
Berdasarkan hasil analisa faktor di atas pada tabel dan tabel,
maka dapat diketahui bahwa faktor pribadi merupakan faktor yang
dominan dipertimbangkan konsumen dalam pembelian dari pada faktor
sosial, , karena eigen values faktor pribadi lebih besar dari faktor sosial,
yaitu sebesar 4,279 dan semua indikator/variabel dari faktor pribadi
mengelompok pada component 1, yang menyatakan bahwa faktor
pribadi merupakan faktor yang ada pada urutan pertama (1) pada tabel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (2) yang diterima adalah
HA, bahwa faktor pribadi menjadi faktor yang dominan
dipertimbangkan konsumen dalam pembelian Banjarmasin.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Fokus penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian mobil pada CV. Sentral
Motor Banjarmasin dan faktor yang lebih dominan dipertimbangkan oleh
konsumen dalam pembelian mobil pada CV. Sentral Motor Banjarmasin.
Analisis semula didasarkan pada 15 variabel yang dikelompokkan ke dalam
4 (empat) faktor yakni : faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis,
dimana hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa keempat faktor tersebut
merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian mobil
pada CV. Sentral Motor Banjarmasin dan yang menjadi faktor dominannya
adalah faktor budaya dan sosial.
Penelitian ini menggunakan analisis faktor. Analisis faktor
digunakan untuk menyederhanakan dan mereduksi beberapa
indikator/variabel dari 15 (lima belas) indikator/variabel yang diamati ke
dalam sejumlah faktor sehingga bisa diyakini sebagai faktor atau sumber
yang melandasi pertimbangan konsumen dalam pembelian mobil pada CV.
Sentral Motor Banjarmasin. Teknik analisis faktor yang digunakan adalah
Principal Component Analysis (PC) dan menggunakan rotasi varimax. Dari
uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa ke 15 (lima belas) indikator/variabel
yang ditahan didalam model dan mengelompok ke dalam 4 (empat) faktor
tersebut memenuhi kriteria MSA > 0,50.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian
mobil pada CV. Sentral Motor Banjarmasin yang disusun sesuai dengan
hasil dari analisa faktor, dimana faktor budaya dan sosial merupakan faktor
yang lebih dominan dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian
mobil pada CV. Citral mobil Banjarmasin tersebut. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Faktor budaya, yang terdiri dari indikator/variabel: budaya (X1),
subkebudayaan (X2), dan kelas sosial (X3).
b. Faktor pribadi yang terdiri dari indikator/variabel: usia dan tahap siklus
hidup (X7), kepribadian & konsep diri (X11), pekerjaan (X8), keadaan
ekonomi (X9) dan, gaya hidup(X10).
c. Faktor Psikologis yang terdiri dari indikator/variabel : Pembelajaran
(X14), motivasi (X12), keyakinan & sikap (X15) dan persepsi (X13),
d. Faktor sosial yang terdiri dari indikator/variabel : peran dan status (X6),
kelompok acuan (X4) dan keluarga (X5).
6.2 Saran
Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada
maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Mengingat bahwa terdapat 4 (empat) faktor yang dipertimbangkan
konsumen terhadap pembelian mobil pada CV. Sentral Motor
Banjarmasin, maka pihak produsen perlu memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan keempat faktor tersebut yaitu faktor : budaya,
sosial, pribadi dan psikologis. Keempat faktor tersebut merupakan faktor
yang berasal dari luar lingkungan konsumen dan dari dalam individu
konsumen.
2. Berkaitan dengan faktor budaya, yang paling dominan terhadap
pembelian konsumen mobil diantara keempat faktor tersebut, maka
pihak produsen perlu lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan indikator-indikator/variabel-variabel yang terdapat didalam
faktor budaya tersebut, yaitu indikator/variabel : budaya, subkebudayaan
dan kelas sosial, terhadap produk mobil.
Untuk mengantisipasi persaingan dengan perusahaan yang
sejenis, maka pihak produsen perlu lebih kreatif dan inovatif dalam
mengkreasikan produknya dengan cara mempromosikan lewat media cetak
maupun elektronek serta meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
Dengan demikian diharapkan para pelanggan maupun konsumen yang baru
senantiasa tertarik untuk membeli mobil pada perusahaan kita.
Kuesioner
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN
DALAM PEMBELIAN MOBIL CV. SENTRAL MOTOR BANJARMASIN
Kuesioner tertutup
Kuesioner ini hanya untuk keperluan persyaratan dan penelitian skripsi. Jadi, saya
mohon Bapak, Ibu, saudara/i mau membantu saya dalam mengisi kuesioner ini.
Atas bantuan yang diberikan saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah Identitas Responden
2. Berilah Tanda Silang (X)/(√) Pada Jawaban Yang Anda Anggap Benar
3. keterangan jawaban
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Identitas Diri Responden
A. No Responden :
B. Alamat :
C. Usia :
1. dibawah 20 tahun
2. 20 – 25 tahun
3. 26 – 35 tahun
4. 36 – 40 tahun
5. di atas 40 tahun
D. Jenis Pekerjaan ;
1. PNS
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Pelajar/Mahasiswa
5. Lain-lain
E. Pendapatan per Bulan:
4.Kurang dari Rp. 2.000.000,-
5. Rp. 2.000.000,- - Rp.3.000.000,-
6. Rp.3.000.000,- - Rp.4.000.000,-
7. Rp.4.000.000,- - Rp.5.000.000,-
8. Di atas Rp.5.000.000,-
A. Faktor Sosial: : Anda membeli Mobil pada CV. Sentral Motor Banjarmasin,
kerena?
Indikator Pertanyaan SS S N TS STS
Kelompok
acuan
Adanya pengaruh dari orang atau kelompok lain
Keluarga Adanya pengaruh atau dorongan dari
keluarga
Peran dan status
Sesuai dengan peran dan status anda di
masyarakat
B. Faktor Pribadi : : Anda membeli Mobil pada CV. Sentral Motor
Banjarmasin, kerena?
Indikator Pertanyaan SS S N TS STS
Usia & tahap siklus hidup
Adanya perubahan dalam hidup, baik dari
segi usia maupun status anda
Pekerjaan Tuntutan dari pekerjaan anda
Keadaan
ekonomi
Adanya perubahan dalam segi
penghasilan hidup anda
Gaya hidup Sesuai dengan gaya hidup anda
Kepribadian & konsep diri
Sesuai dengan citra pribadi anda
Res
pond
en
kelo
mpo
k A
cuan
Kel
uarg
a
Per
an d
an
Sta
tus
Sos
ial
Usi
a &
Sik
lus
Hid
up
Pek
erja
an
Kon
disi
E
kono
mi
Gay
a H
idup
Kpr
ibad
ian
Prib
adi
1 4 5 4 13 4 4 4 4 5 21
2 4 4 4 12 4 2 5 4 5 20
3 3 4 4 11 4 2 5 4 4 19
4 3 4 4 11 5 5 4 4 4 22
5 4 4 5 13 4 3 5 4 4 20
6 4 4 5 13 5 5 5 5 5 25
7 5 2 3 10 4 2 5 5 5 21
8 5 4 5 14 5 4 4 4 4 21
9 4 3 5 12 5 5 5 5 5 25
10 4 4 4 12 5 5 5 4 4 23
11 2 4 4 10 4 4 4 4 4 20
12 4 2 4 10 4 4 2 2 2 14
13 4 3 3 10 4 4 2 3 4 17
14 3 4 5 12 4 4 2 3 4 17
15 3 3 4 10 4 4 4 4 4 20
16 4 4 4 12 5 3 5 5 5 23
17 2 3 3 8 1 2 3 2 4 12
18 3 3 3 9 4 4 2 3 4 17
19 4 4 4 12 4 4 4 3 4 19
20 1 1 4 6 2 4 5 2 4 17
21 4 1 3 8 1 5 1 1 3 11
22 2 2 5 9 5 3 5 4 4 21
23 4 1 4 9 4 4 4 4 3 19
24 2 2 4 8 4 4 4 3 4 19
25 4 1 4 9 1 5 4 4 3 17
26 4 2 4 10 5 5 4 3 4 21
27 2 2 2 6 4 5 3 2 2 16
28 2 2 5 9 4 4 4 4 4 20
29 4 4 2 10 4 3 4 2 1 14
30 2 2 4 8 4 3 4 4 4 19
31 2 4 4 10 4 4 4 4 4 20
32 5 5 5 15 1 2 3 2 1 9
33 4 4 4 12 1 3 3 3 3 13
34 5 5 5 15 2 2 2 2 2 10
35 4 4 5 13 4 4 4 3 3 18
36 4 4 5 13 4 5 5 4 5 23
37 3 3 4 10 4 4 4 4 4 20
38 4 4 2 10 4 2 4 3 4 17
39 5 4 3 12 3 5 5 4 4 21
40 4 5 3 12 5 4 3 2 1 15
41 5 3 4 12 3 5 4 5 5 22
42 5 4 5 14 4 4 4 5 4 21
43 5 3 5 13 4 5 4 5 4 22
44 5 5 4 14 4 4 3 5 3 19
45 4 5 3 12 5 5 4 5 4 23
46 3 5 2 10 5 4 5 4 5 23
47 2 4 4 10 5 4 5 3 4 21
48 3 4 5 12 2 4 5 4 3 18
49 4 3 5 12 2 3 3 3 5 16
50 5 3 4 12 1 3 4 4 5 17
Lampiran Hasil SPSS Uji Reliability
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
X1 X2 X3
X1 1.0000X2 .6405 1.0000X3 .4622 .6662 1.0000
N of Cases = 15.0
Reliability Coefficients 3 items
Alpha = .7982 Standardized item alpha = .8117
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Correlation Matrix
X4 X5 X6 X7 X8
X4 1.0000X5 .6298 1.0000X6 .6396 .7993 1.0000X7 .7288 .6490 .5540 1.0000X8 .7727 .5822 .5384 .6002 1.0000
N of Cases = 15.0
Reliability Coefficients 5 items
Alpha = .8967 Standardized item alpha = .9025
Lampiran Hasil SPSS Uji Validitas
Correlations
1.000 .641* .462 .776**
. .010 .083 .001
15 15 15 15
.641* 1.000 .666** .900**
.010 . .007 .000
15 15 15 15
.462 .666** 1.000 .872**
.083 .007 . .000
15 15 15 15
.776** .900** .872** 1.000
.001 .000 .000 .
15 15 15 15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1
X2
X3
F1
X1 X2 X3 F1
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
1.000 .630* .640* .729** .773** .872**
. .012 .010 .002 .001 .000
15 15 15 15 15 15
.630* 1.000 .799** .649** .582* .879**
.012 . .000 .009 .023 .000
15 15 15 15 15 15
.640* .799** 1.000 .554* .538* .855**
.010 .000 . .032 .038 .000
15 15 15 15 15 15
.729** .649** .554* 1.000 .600* .820**
.002 .009 .032 . .018 .000
15 15 15 15 15 15
.773** .582* .538* .600* 1.000 .810**
.001 .023 .038 .018 . .000
15 15 15 15 15 15
.872** .879** .855** .820** .810** 1.000
.000 .000 .000 .000 .000 .
15 15 15 15 15 15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X4
X5
X6
X7
X8
F2
X4 X5 X6 X7 X8 F2
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Lampiran Hasil SPSS Analisis Faktor
KMO and Bartlett's Test
.764
201.694
28
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test ofSphericity
Total Variance Explained
4.279 53.489 53.489 4.279 53.489 53.489 2.880 36.006 36.006
1.166 14.575 68.063 1.166 14.575 68.063 2.565 32.058 68.063
.834 10.425 78.488
.576 7.204 85.692
.415 5.192 90.884
.355 4.443 95.327
.224 2.801 98.128
.150 1.872 100.000
Component1
2
3
4
5
6
7
8
Total% of
VarianceCumulative
% Total% of
VarianceCumulative
% Total% of
VarianceCumulative
%
Initial EigenvaluesExtraction Sums of Squared
LoadingsRotation Sums of Squared
Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
.626 .306
.676 .574
.663 .461
.634 -.333
.871 3.292E-02
.788 -.183
.877 -.189
.665 -.591
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
1 2
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
2 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
.259 .647
.117 .879
.183 .786
.694 .178
.624 .608
.707 .392
.778 .448
.889 7.195E-03
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
1 2
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 3 iterations.a.
Lampiran Skor Responden
No x1 x2 x3 f1 x4 x5 x6 x7 x8 f2
1 5 5 4 14 5 4 4 4 5 222 4 5 4 13 5 4 5 4 5 233 5 5 4 14 4 4 5 4 4 214 5 4 5 14 4 5 4 4 4 215 4 4 4 12 5 4 5 4 4 226 4 4 5 13 5 5 5 5 5 257 5 4 4 13 3 5 5 5 5 238 5 4 5 14 5 4 4 4 4 219 5 4 5 14 5 5 5 5 5 25
10 4 4 5 13 4 5 5 4 4 2211 4 4 4 12 4 4 4 4 4 2012 5 5 4 14 4 4 2 2 2 1413 4 3 4 11 3 4 2 3 4 1614 3 4 4 11 5 3 2 3 4 1715 4 4 4 12 4 4 4 4 4 2016 4 4 5 13 4 3 3 3 3 1617 3 3 3 9 3 2 3 2 3 1318 3 3 3 9 3 3 2 3 3 1419 4 4 4 12 4 4 4 3 4 1920 2 2 2 6 4 4 5 2 4 1921 3 1 1 5 2 1 1 1 2 722 2 2 3 7 3 3 2 2 2 1223 4 4 4 12 4 4 4 4 3 1924 3 3 4 10 4 4 4 3 3 1825 3 1 1 5 3 2 2 2 3 1226 4 2 5 11 3 5 4 3 4 1927 2 2 2 6 2 2 2 2 2 1028 2 2 4 8 4 4 4 4 4 2029 4 4 4 12 2 3 4 2 1 1230 2 2 4 8 4 3 4 4 4 1931 3 4 4 11 4 4 4 4 4 2032 5 5 5 15 5 5 5 5 3 2333 4 4 2 10 4 3 3 3 3 1634 3 3 2 8 3 2 2 2 2 1135 4 4 4 12 4 4 4 3 3 1836 4 4 4 12 5 5 5 4 5 2437 3 3 4 10 4 4 4 4 4 20
38 4 4 4 12 2 2 4 3 4 1539 5 4 3 12 3 5 5 4 4 2140 4 5 5 14 3 4 3 2 1 1341 5 3 3 11 4 5 4 5 5 2342 5 4 4 13 5 4 4 5 4 2243 5 3 4 12 5 5 4 5 4 2344 5 5 4 14 4 4 3 5 3 1945 4 5 5 14 3 5 4 5 4 2146 3 5 5 13 2 4 5 4 5 2047 2 4 5 11 4 4 5 3 4 2048 3 4 2 9 5 4 5 4 3 2149 4 3 2 9 5 3 3 3 5 19
50 5 3 1 9 4 3 4 4 5 20
Total 191 181 186 558 192 190 189 176 183 930
Keterangan :
F1 : Sosial F2 : Pribadi
X1 : Kelompok Acuan X4 : Usia dan Siklus Hidup
X2 : Keluarga X5 : Pekerjaan
X3 : Peran dan Status X6 : Kondisi Ekonomi
X7 : Gaya hidup
X8 : Kepribadian