BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kopling merupakan bagian dari suatu kendaraan yang mutlak yang
berfungsi sebagai pemindah tenaga secara pelan-pelan dan halus, begitu juga
yang terdapat pada sepeda motor dengan transmisi otomatis terdapat kopling
ganda atau kopling otomatis (automatic cluth) yang berada di dalam rumah
CVT (Continously Variable Trasmision).Yang berfungsi sebagai peranti
peredam dan pemindah tenaga dari tenaga putar puli ke tenaga putar yang di
teruskan ke roda.
Kopling ganda atau kopling otomatis mempunyai pengaruh terhadap
torsi dan daya yang akan di hasilkan, agar mendapatkan tenaga yang besar
tapi tidak gampang terjadi selip pada kanvas kopling ganda dengan
permukaan rumah kanvas kopling maka selain di dukung dari bahan material
yang bagus kanvas kopling harus peka terhadap gesekan.
Salah satu cara yang dapat mengurangi gesekan tersebut dilakukan
experimen berbagai model patern kanvas kopling ganda otomatis dengan
menggunakan sampel model patern. Patern adalah kembangan atau garis alur
yang dibuat secara sistematis dan sesuai dengan ukuran tertentu dengan jarak
garis tertentu yang sama antara garis yang satu dengan yang lainnya. Sebagai
contoh yaitu patern pada alur garis permukaan ban, yang di buat sedemikian
rupa yang bertujuan mengurangi slip gesekan yang terjadi antara permukaan
1
2
ban dengan permukaan jalanan atau aspal pada saat kondisi panas atau pun
hujan, sedangkan patern pada kanvas rem cakram yang terbuat dari bahan
campuran asbes, di dalam sebuah kampas biasanya ada garis-garis atau alur.
fungsinya untuk mengurangi panas akibat gesekan selain itu juga sebagai
tempat pembuangan serpihan kampas yang terkikis akibat gesekan, begitu
juga penelitian yang dilakukan pada permukaan kanvas kopling sepatu
sentrifugal pada motor transmisi otomatis apabila di buat alur garis atau
patern yang bertujuan untuk mengurangi selip gesekan yang terjadi antara
permukaan kanvas kopling dengan permukaan plat kolping saat kondisi panas
guna membandingkan daya dan torsi yang akan di hasilkan dari ketiga sampel
model patern dengan satu sampel kanvas kopling tanpa adanya patern, yaitu
model garis tegak lurus 90ᵒ dengan jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis
patern setiap satu kanvas kopling, model garis miring 45ᵒ dengan jarak 2 cm
pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap satu kanvas kopling, dengan
model garis silang atau X dengan jarak 2cm pergaris dengan jumlah 4 garis
patern setiap satu kanvas kopling, dan standar tanpa patern yang dapat
diharapkan dapat mengurangi terjadinya selip gesekan pada saat kondisi
panas pada permukaan kanvas kopling ganda dengan permukaan rumah
kopling dan dapat menembah torsi dan daya yang akan di hasilkan pada
kendaraan sepeda motor transmisi otomatis.
Topik dari penelitian ini penulis meneliti tentang experimen berbagai
model patern kanvas kopling ganda automatik terhadap daya dan torsi pada
motor Yamaha Mio.
3
B. Perumusan Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model patern kanvas
kopling ganda terhadap torsi dan daya yang akan di hasilkan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh model patern
kanvas kopling ganda terhadap torsi dan daya yang akan di hasilkan.
D. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian tercapai manfaat yang diperoleh adalah mengetahui
suatu model patern kanvas kopling ganda yang memberikan pengaruh
paling optimal terhadap torsi dan daya.
E. Batasan Dan Lingkup Penelitian
Batasan masalah di dalam penelitian “ Experimen Berbagai Model Patern
Kanvas Koping Ganda Automatik Pada Yamaha Mio “ adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas dari penelitian ini adalah model patren kanvas kopling
ganda otomatis.
2. Parameter yang di ukur adalah torsi dan daya yang akan di hasilkan oleh
mesin Yamaha Mio dengan menggunakan Dynotester.
3. Penelitian di lakukan untuk empat kanvas kopling ganda otomatis.
4
Tabel. 1.1 Batasan Masalah Yang Di Teliti.
NO Jenis Patern Gambar
1 Standar
2 Garis Tegak Lurus 90ᵒ dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis patern setiap satu kanvas kopling
3 Garis Miring 45ᵒ dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap satu kanvas kopling
4 Garis Silang X dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 4 garis patern setiap satu kanvas kopling
5
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Penelitian Relevan
1. Fajar Yunianto (2008), meneliti tentang Kerusakan Kopling Centrifugal
dengan Penggerak V-belt pada Yamaha Nouvo, dari hasil penelitian ini
memberikan kesimpulan bahwa perawatan yang dilakukan dalam kopling
centrifual dengan penggerak V-belt adalah pemeriksaan sepatu kopling
dan rumah kopling, kekencangan mur kopling sekunder, dan sistemkerja
kopling saat pengepelan. Jika komponen tersebut mengalami penurunan
fungsi maka harus diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
2. Andri Setiyanto (2007), meneliti tentang Perawatan Kopilng
Centrifugal dengan penggerak V-belt Pada Yamaha Mio, dari hasil
penelitian ini pemerikaan sepatu kopling,s rumah kopling, kekencangan
mur secondary. Jika komponen tersebut mengalami penurunan fungsi
maka harus di perbaiki atau dig anti dan perawatan di sesuaikan dengan
jadwal perawatan berkala yang telh di terbitkan oleh pihak Yamaha.
Gangguan yang terjadi dalam kopling sentrifugal dengan pengerak v-belt
adalah kopling berisik atu bersuara, kopling bergetar atau cluth juddering
kopling selip, atau kopling tidak terkopel penuh.
Pada penelitian ini lebih spesifik untuk mengkaji lebih dalam lagi
mengenai kopling sentrifugal terhadap daya dan torsi yang akan di
hasilkan mesin bertransmisi otomatis dengan mengunakan sampel patern
6
kopling ganda.Sehingga penelitian ini akan memberi manfaat antara lain:
Dapat memberikan rekomendasi terhadap masyarakat dan informasi
tentang penggunaan kopling ganda pada motor bertransmisi otomatis
khususnya pada Yamaha Mio dan pada sepeda motor lain pada
umumnya.
B. Patern
Patern adalah suatu motif, kembangan atau garis alur yang dibuat secara
sistematis dan sesuai dengan ukuran tertentu dengan jarak garis tertentu yang
sama antara garis yang satu dengan yang lainnya. Patern juga di terapkan
pada permukaan karet ban yang bertujuan mengurangi selip gesekan yang
terjadi antara permukaan jalan dengan permukaan karet ban pada saat kondisi
jalanan panas atau basah. Pemasangan alur ban tidak boleh terbalik garis
alurnya karena sudah ada tujuan dan fungsinya, seperti ditunjukan pada
Gambar 2.1.
Gambar. 2.1. Patern pada permukaan ban karet
7
Patern di gunakan pada kanvas rem cakram yang berfungsinya untuk
mengurangi panas akibat gesekan selain itu juga sebagai tempat pembuangan
serpihan kampas yang terkikis akibat gesekan, seperti yang ditunjukan pada
Gambar. 2.2.
Gambar. 2.2. Garis alur pada permukaan kanvas rem cakram
C. Transmisi Otomatis Pada Sepeda Motor
Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem
otomatik yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Sistem ini
menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran
mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga
lebih nyaman dan santai.
Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan
sistim pendingin untuk mengurangi panas yang timbul karena gesekan
sehingga bisa tahan lebih lama. Sistim aliran pendingin V-belt ini dibuat
sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran atau debu dan air. Lubang
8
pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk
menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di daerah banjir, seperti
terlihat yang ditunjukan pada gambar 2.1.
Gambar.2.1 Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Keterangan Gambar :
1. pemberat
2. primary sliding sheave (pulley bergerak)
3. crank shaft
4. belt
5. housing clutch
6. primary drive gear shaft
7. secondary sliding sheave (pulley bergergerak)
8. secondary fixed sheave (pulley tetap)
9
1. Keuntungan Sistem CVT
Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke
roda belakang secara otomatis
a. Perbandingan rasio gigi yang sangat tepat tanpa harus
memindahan gigi
b. Tidak akan terjadi hentakan saat perpindahan didi
c. Perpindahan kecepatan yang sangat lembut
2. Kerugian sistem CVT
a. Untuk start pertama dibutuhkan putaran yang tinggi
b. Pembukaan gas cenderung besar, karena dibutuhkan putaran tinggi
untuk bisa berjalan dan berpidah rasio
c. Penggunaan bensin lebih boros
d. Karena lebih banyak bekerja pada putaran tinggi dimungkinkan
mesin lebih cepat rusak jika tidak mendapatkan perawatan yang
lebih
e. Pada saat jalan menurun, engine brake yang terjadi sangat kecil,
sehingga cenderung mengerem dan rem akan terbakar
Karena kecilnya engine breke ini akan menimbulkan motor
sulit dikendalikan saat jalan menurun. untuk itu tidak disarankan
menggunakan motor matic di kondisi jalan menanjak dan menurun
bagi yang belum berpengalaman.
10
3. Rangkaian Rute Tenaga
Poros engkol langsung mengkopel pulley primary dan dengan
V-belt memutar pulley secondary. Untuk menggerakan roda
belakang menggunakan kopling centrifugal yang akan memutar rumah
kopling. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda,
direduksi melalui roda gigi perantara (gearbox) sehingga
menghasilkan dua tahap reduksi.
4. Konstruksi dan Fungsi
a . Bagian Pulley Primary
Pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel
menyatu dengan fixed sheave yaitu bagian pulley yang diam dan
cam. Adapun sliding sheave piringan pulley yang dapat bergeser
terdapat pada bagian collar.
Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider
section. Piringan pulley yang dapat bergeser akan menekan V-belt
keluar melalui pemberat (roller weight) karena gaya centrifugal
dan menekan sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit
mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.
b . Bagian Pulley Secondary
Terdiri dari piringan yang diam berlokasi pada as primary
drive gear melalui bearing dan kopling centrifugal (clutch carrier)
terkopel pada bos di bagian fixed sheave. Piringan pulley yang
11
dapat bergeser atau sliding sheave menekan V-belt ke piringan
yang diam melalui tekanan per.
Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive
gear. Pada saat putaran langsam kopling centrifugal terlepas dari
rumah kopling sehingga putaran mesin tidak diteruskan ke roda
belakang.
5. Pelumasan Tipe Basah dan Tipe Kering Untuk Bagian Sliding
Penggerak sistim V-belt, terdiri dari banyak bagian yang bergeser
untuk itu sangat penting dilindungi dari keausan dan juga agar dapat
memberikan perbandingan ratio yang sesuai, sehingga system
pelumasan sangat penting. Untuk pelumasan basah pada bagian-
bagian secondary, as, bearing dan untuk pelumasan kering pada
bagian pemberat dan sliding bos.
6. Cara Kerja Sistem Penggerak CVT
a. Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari
poros engkol diteruskan ke Pulley Primary – V-belt – Pulley
Secondary – dan Kopling Centrifugal.
Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling
centrifugal belum mengembang.
Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat dari
gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh
12
rumah kopling dan roda belakang tidak berputar, seperti yang
ditunjukan pada gambar 2.2.
Gambar. 2.2 Saat Putaran Langsam
b. Saat Mulai Berjalan
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm,
maka gaya centrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan
tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling mulai
menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam
kondisi ini V-belt di bagian pulley primary pada posisi diameter
dalam kecil dan di bagian pulley secondary pada posisi luar besar
sehingga menghasilkan perbandingan putaran atau torsi yang
besar nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling
centrifugal menyentuh rumah kopling. Kopling centrifugal mulai
mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel
13
penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm, seperti yang ditunjukan
pada gambar 2.3.
Gambar. 2.3 Saat mulai berjalan
c. Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley
primary mulai bergerak keluar karena gaya centrifugal dan
menekan primary sliding sheave piringan pulley yang dapat
bergeser system fixed sheave piringan pulley yang diam dan
menekan V-belt kelingkaran luar dari pulley primary sehingga
menjadikan diameter pulley primary membesar dan menarik
pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.Ini dimungkinkan
karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley
primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil
sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya
14
putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat, seperti
yang ditunjukan pada gambar 2.4.
Gambar. 2.4 Saat putaran menengah
d. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran
menengah maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin
bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar
dari pulley primary dan diameter pulley secondary semakin
mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran
yang semakin tinggi
Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt
pada pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan
15
putaran yang semakin meningkat, seperti yang ditunjukan pada
gambar 2.5.
Gambar. 2.5 Saat putaran tinggi
Jika putaran pulley secondary semakin melebar maka diameter V-
belt pada pulley semakin kecil sehingga menghasilkan
perbandingan putaran yang semakin meningkat.
D. Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal adalah kopling yang menggunakan Gaya sentrifugal
untuk menghubungkan dua poros segaris, dengan poros pemutar ditempatkan
di dalam poros yang diputar. Input dari kopling dihubungkan dengan Poros
engkol mesin, sedangkan output-nya bisa menggerakan poros, rantai atau
sabuk.
16
1. Gesekan Kopling Sentrifugal Pada Motor Transmisi Otomatis
Secara umum kopling gesek dipakai pada suatu sistem dimana
sistem penggerak dan sistem yang digerakkan harus dihubungkan dan atau
dilepas ketika sistem tersebut sedang bekerja. Peralatan ini terdiri dari dua
bagian utama, yaitu dua buah plat/bidang gesek yang masing-masing
dihubungkan dengan poros input dan poros output. Poros input
berhubungan dengan sistem penggerak sedang poros output dengan sistem
yang digerakkan
Gesekan yang timbul dari bagian penggerak V-belt dan kopling
sentrifugal. Sistem penggerak V-belt dan kopling sentrifugal bekerja
berdasarkan gesekan komponen– komponen yang berputar. Untuk itu
pengurangan koefisien gesek pada system ini sangat lah penting jika
terdapat oli dan grease pada permukaan yang bergerak, maka koefisien
gesek akan semakin besar dan terjadi selip (mesin berputar, tetapi tidak
ada tenaga untuk memutar roda).
2. Kopling Sentrifugal Pada Motor Transmisi Otomatis
Kopling sentrifugal yang digunakan pada kendaraan jenis motor
matik yaitu sentrifugal dengan sepatu kopling yang artinya sepatu kopling
yang lengkap (tergabung dengan pemberat) berputar bersama dengan
crank shaft. Jika kecepatan mesin meningkat, pemberat terlempar keluar
oleh gaya centrifugal dan sepatu kopling akan kontak dinding bagian
dalam dari rumah kopling hingga mesin dapat diteruskan atau
17
dihubungkan dan dilepas dengan cara yang sama seperti kopling lainya,
seperti yang di tunjukan pada gambar 2.6.
Gambar. 2.6. Centrifugal, shoe clutch
3. Cara kerja kopling sentrifugal pada motor transmisi otomatis
Kopling terkopel, sepatu kopling bergerak berputar dan memindahkan
tenaga melalui gaya centrifugal, kopling tertekan penuh sama pentingnya
dengan V-belt, tetapi hal ini tidak kalah pentingnya dengan kemampuan
mesin, rangkaian pengerak V-belt jika kemampuan pengkopelan sangat
rendah maka perpindahan tenaga juga rendah. Penggerak utama adanya
perubahan adalah :
a. Kecepatan Rendah (stasioner)
Pada saat putaran mesin lambat, kanvas dan sepatu kopling masih
merenggang dari rumah kopling sehingga putaran mesin dari poros
18
engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang, seperti
yang ditunjukan pada gambar 2.7.
Gambar. 2.7. Kecepatan rendah
b. Kecepatan Menengah
Pada saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal mulai bekerja
pada pemberat dan bergerak menekan sepatu kolping. Penekanan
kopling tidak sepenuhnya tersalurkan ke transmisi atau masih
mengalami selip pada kopling, seperti pada gambar 2.8.
19
Gambar. 2.8 Kecepatan menengah
c. Kecepatan Tinggi
Pada saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal mulai bekerja
pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan sepatu
kopling. Hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan sepatu
kopling ke rumah kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol
akan dihubungkan ke transmisi dan diteruskan ke roda belakang,
seperti pada gambar 2.9.
20
Gambar. 2.9. Kecepatan tinggi
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Proses pengambilandata yang akan dilakukandan untuk menggambarkan alur
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alur dibawah ini.
A. Flow chart
B. Observasi
Studi pendahuluan adalah sebagai langkah awal dari sebuah penelitian
yang terdiri dari :
Observasi
DesainEksperimen
Pengambilan Data
Analisis
Selesai
AlatdanBahan
Pengolahan Data
Mulai
22
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka diambil dari beberapa hasil penelitian yang terdahulu
menunjukkan jenis penggunaan kopling sentrifugal pada motor
bertransmisi otomatatis terhadap Torsi dan Daya.
2. Studi Lapangan
Studi Lapangan yang dilakukan untuk mempelajari tentang kopilng
ganda, dan cara menentukan sampel dari beberapa model patern pada
kopling ganda yang paling optimal untuk memperoleh torsi dan daya.
3. Menentukan Tujuan
Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh
penggunaan Model Patern Kanvas Kopling Ganda Automatik Pada
Yamaha Mio terhadap torsi dan daya yang paling optimal.
C. Desain Experimen
Komponen-komponen yang mempengaruhi dalam pengujian ini adalah
model patern kanvas kopling ganda yang dapat dilihat seperti dbawah ini.
Tabel. 3.1. Desain experimen komponen yang akan diuji.
NO Jenis Patern Gambar1 Standar
2 Garis Tegak Lurus 90o dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis patern setiap satu kanvas kopling
23
3 Garis Miring 45o dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap satu kanvas kopling
4 Garis Silang X dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 4 garis patern setiap satu kanvas kopling
Dalam pengujian ini penulis mempunyai rancangan sampel model
patern kanvas kopling ganda automatic. Pengujian dilakukan empat kali dari
model garis tegak lurus 90° Dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 4 garis
patern setiap kanvas kopling, model garis miring 45° Dengan Jarak 2 cm
pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap kanvas kopling, dan garis silang
atau X Dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 4 garis patern setiap kanvas
kopling, dan model standar tanpa patern sebagai pembanding.
Tabel.3.2 Rancangan Pengujian
RPM TORSI DAYA
Standar Patern
90o
Patern
45o
Patern
Silang
Standar Patern
90o
Patern
45o
Patern
Silang
2000
2250
2500
2750
3000
3250
3500
3750
4000
4250
4500
4750
24
5000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
7000
7250
7500
7750
8000
8250
8500
8750
9000
D. Pengambilan Data
1. Tempat dan Waktu
Menentukan tempat yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.
Dalam hal ini tempat yang akan digunakan adalah MOTOTECH
INDONESIA yang beralamat di Jln. Ringroad Selatan, Bangun Tapan,
Bantul Yogyakarta. Pada Bulan Nopember - Desember 2012.
2. Alat dan Bahan
Sebelum melakukan pengujian pada model patern kanvas kopling
ganda automatic, harus melakukan persiapan. Adapun persiapan yang
dilakukan adalah persiapan alat dan bahan seperti yang tertulis ditabel
dibawah ini.
25
Tabel. 3.3. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan1
2
3
4
1 unit sepeda motor Yamaha Mio
4 sampel model patern kanvas kopling ganda
Dynotester
Alat – alat tangan lainnya (tool set)
3. Prosedur
Untuk melakukan pengujian ini alat yang digunakan adalah
Dynotester. Dynotester merupakan alat untuk menguji dan mengetahui
kemampuan mesin yang mencakup torsi dan daya yang
dihasilkan.Sebelum melakukan pengujian harus dipastikan bahwa
mesin dalam keadaan baik. Memastikan sistem pengapian dalam
kondisi normal.
Menyiapkan tiga sampel patern kanvas kopling ganda automatic
yang telah di buat patern dan satu kanvas kopling ganda tanpa petern
atau standar, pembuatan patern dengan cara di gergaji menggunakan
gergaji besi dengan ukuran yang yang telah di tentukan sesuai rencana
pengujian.
Setelah hal tersebut dilakukan maka kendaraan telah siap untuk
diuji menggunakan Dynotester. Pada saat melakukan pengujian
pembacaan grafik mesin dapat dilihat pada monitor Dynotester dengan
26
mengikuti petunjuk dari operator dalam pengambilan data dari setiap
model patern, setiap patern dilakukan pengujian sebanyak tiga kali dan
di ambil print out dari data yang paling optimal dalam satu sampel
model petrn, yaitu dengan cara mesin kendaraan pada kondisi putaran
tinggi sekitar 2000 rpm kemudian tuas gas dibuka secara spontan
mencapai putaran sekitar 9000 rpm baru data akan bisa terbaca dalam
monitor Dynotester. Setelah proses pengujian selesai, data hasil
pengujian dapat dibaca pada kertas print outnya.
4. Menempatkan Kendaraan Pada Alat Dynotester
Menempatkan kendaraan pada alat dinotester dan memasang tali
pengaman pada kendaaran bermotor yang akan diuji,ban belakan
ditempatkan pada roller alat uji dan kabel sensor dari Dynotester
dipasang pada kabel busi sepeda motor.
5. Pengujian
Setelah sepeda motor ditempatkan diatas alat Dinotester, pertama
pasang model kanvas kopling ganda standar untuk diambil data daya dan
torsi sebagai hasil dari data daya dan torsi yang standar, kedua memasang
kanvas kopling ganda dengan model patern garis Tegak Lurus 90°
dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis patern setiap kanvas
kopling, ketiga model patern garis miring 45° dengan Jarak 2 cm
pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap kanvas kopling, dan
keempat model patern garis silang atau X dengan Jarak 2 cm pergaris
27
dengan jumlah 4 garis patern setiap kanvas kopling, untuk diambil data
daya dan torsi dari ketiga sampel patern tersebut.
Dalam pengambilan data dari keempat patern dilakukan pengujian
sebanyak tiga kali dalam satu sampel dan diambil hasil torsi dan daya
yang paling optimal dari setiap pengujian tersebut, hasil dari print out
data yang paling optimal dari setiap pengujian patern sebagai
pembanding daya dan torsi dari model patern standar tanpa ada model
patern dengan ketiga sampel model patern kanvas kopling yang telah di
tentukan. Dengan tujuan mendapatkan suatu model patern kanvas
kopling ganda automatic yang dapat menghasilkan daya dan torsi yang
paling optimal.
28
E. Pengolahan Data
Data Hasil Uji
Mengambil Nilai Daya Maksimum dan Torsi
Maksimum
Cetak Hasil Pengujian Paling Optimal
optimal
Model penggunaan Jenis patern kanvas kopling Paling Optimal
Selesai
Mulai
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengujian
Setelah melakukan pengujian torsi dan daya dari keempat sampel
patern kanvas kopling ganda automatic pada Yamaha Mio melalui alat
Dynotester didapatkan data berikut.
Tabel 4.1. Hasil pengujian torsi dan daya
RPM
TORSI DAYAStanda
rPatern 900
Patern 450
Patern
Silang
Standar
Patern 900
Patern 450
Patern
Silang
2000 8.37 11.76 9.19 11.74 2.4 3.3 2.6 4.42250 9.84 11.84 10.30 11.62 3.1 3.7 3.2 4.42500 10.34 12.08 10.95 11.57 3.6 4.2 3.8 4.52750 10.69 12.13 11.23 11.59 4.1 4.7 4.3 4.63000 10.94 11.81 11.03 11.81 4.6 5.0 4.6 5.03250 10.74 11.77 10.86 11.52 4.9 5.3 4.9 5.23500 10.53 11.68 10.67 11.29 5.2 5.7 5.2 5.53750 10.40 11.39 10.27 11.22 5.5 6.0 5.4 5.94000 9.97 10.96 9.57 11.13 5.6 6.2 5.4 6.24250 9.30 10.68 9.27 10.89 5.6 6.4 5.6 6.54500 8.96 10.27 9.28 10.49 5.7 6.5 5.9 6.64750 8.83 9.47 9.17 9.48 5.9 6.3 6.1 6.35000 8.86 8.70 9.07 8.66 6.2 6.1 6.4 6.15250 8.74 8.26 8.95 8.42 6.5 6.1 6.6 6.25500 8.28 7.93 8.31 8.06 6.4 6.2 6.4 6.35750 7.74 7.61 7.63 7.75 6.3 6.2 6.2 6.36000 7.24 7.25 7.30 7.47 6.2 6.1 6.2 6.36250 7.09 6.95 7.10 7.17 6.3 6.1 6.3 6.36500 6.83 6.61 8.31 6.81 6.3 6.1 6.3 6.36750 6.57 6.20 6.60 6.60 6.3 5.9 6.3 6.37000 6.38 5.88 6.38 6.30 6.3 5.8 6.3 6.27250 6.12 5.55 6.13 6.08 6.3 5.7 6.3 6.27500 5.93 5.33 5.94 5.86 6.3 5.7 6.3 6.27750 5.73 5.06 5.70 5.60 6.3 5.5 6.3 6.18000 5.42 4.84 5.49 5.26 6.1 5.5 6.2 6.08250 5.17 4.43 5.13 5.06 6.0 5.2 6.0 5.98500 4.85 4.04 4.90 4.65 5.8 4.9 5.9 5.68750 4.52 3.60 4.50 4.28 5.6 4.5 5.6 5.39000 4.14 3.12 4.16 3.81 5.3 4.0 5.3 4.9
30
Sumber : Data yang diolah
Dari tabel 4.1 diperoleh data kuantitatif hasil pengujian torsi dan
daya. Torsi maksimum yang dicapai kanvas kopling ganda model standar
(10,95 Nm), dan sampel patern dengan model patern garis miring silang
atau X (11,81 Nm) pada putaran mesin 2750 Rpm. Torsi maksimum yang
dicapai sampel patern model garis tegak lurus 900 (12,13 Nm), dan sampel
patern model garis miring 450 (11,23 Nm) pada putaran mesin 3000 Rpm.
Daya maksimum yang dicapai kanvas kopling ganda model standar
(6,5 Hp), dan sampel patern model garis miring 450 (6,6 Hp) pada putaran
mesin 5250 Rpm. Daya maksimum yang dicapai sampel patern model garis
tegak lurus 900 (6,5 Hp), dan sampel patern dengan model garis miring
silang atau X (6,6 Hp) pada putaran mesin 4500 Rpm.
B. Perbandingan Torsi
Tabel. 4.1 dapat dibuat grafik untuk melihat profil torsi dari tiap –
tiap jenis patern pada setiap perolehan putran mesin.
Gambar. 4.1. Grafik Perbandingan Torsi
31
Gambar 4.1 diatas menunjukan grafik perbandingan torsi yang
di hasilkan oleh keempat sampel patern yang terekam oleh Dynotester .
Garis ( ●▬● ) menunjukan torsi yang dihasilkan oleh sampel kanvas
kopling ganda model standar dengan pencapaian torsi maksimum 10,94 Nm
pada 3000 rpm. Garis ( ▬ ) menunjukan torsi yang dihasilkan oleh sampel
patern model garis tegak lurus 900 dengan pencapaian torsi maksimum
12,13 Nm pada 2750 rpm. Garis ( --- ) menunjukan torsi yang di hasilkan
oleh sampel patern model garis miring 450 dengan pencapaian torsi
maksimum 11,23 Nm pada 2750 rpm, dan garis ( …. ) menunjukan torsi
yang di hasilkan sampel patern model garis miring silang atau X dengan
pencapaian torsi maksimum 11,81 Nm pada 3000 rpm.
C. Perbandingan Daya
Tabel. 4.1 dapat dibuat grafik untuk melihat profil daya dari tiap –
tiap jenis patern pada setiap perolehan putaran mesin.
32
Gambar. 4.2. Grafik Perbandingan Daya
Gambar 4.2 diatas menunjukan grafik perbandingan daya yang di
hasilkan oleh keempat sampel patern kanvas kopling ganda yang terekam
oleh Dynotester. Garis ( ●▬● ) menunjukan daya yang dihasilkan oleh
sampel kanvas kopling ganda model standar dengan pencapaian daya
maksimum 6,5 Hp pada 5250 rpm. Garis ( ▬ ) menunjukan daya yang
dihasilkan oleh sampel patern model garis tegak lurus 900 dengan
pencapaian daya maksimum 6,5 Hp pada 4500 rpm. Garis ( --- )
menunjukan daya yang dihasilkan dari sampel patern model garis miring
450 dengan pencapaian daya maksimum 6,6 Hp pada 5250 rpm, dan garis (
… ) menujukan daya yang dihasilkan dari sampel patern model garis
miring silang atau X dengan pencapaian daya maksimum 6,6 Hp pada 4500
rpm.
D. Analisis Pengaruh Patern Terhadap Torsi dan Daya
1. Perbandingan Torsi dan Daya Model Patern Garis Tegak Lurus 900 Dengan Model Standar
Pada saat melakukan akselarasi tuas gas terbuka penuh, putaran
mesin sekitar 2000 – 4000 Rpm model patern garis tegak lurus 900. Torsi
maksimum yang dihasilkan lebih besar 12,13 Nm pada putaran mesin
2750 Rpm dan lebih mengembang pada putaran rendah sampai putaran
menengah,dibandingkan dengan model standar yang hanya mencapai
10,94 Nm pada putaran mesin 3000 Rpm, akan tetapi pada saat putaran
menengah keatas sekitar 4000 – 9000 Rpm torsi yang dihasilkan
cenderung menurun.
Model patern garis tegak lurus 900, pencapaian nilai daya
maksimumnya cenderung lebih awal pada putaran mesin 4500 Rpm
dengan menghasilkan nilai daya maksimum 6,5 Hp, dibandingkan model
standar meskipun dari kedua kanvas kopling ganda ini pencapaian nilai
33
daya maksimum sama akan tetapi model standar lebih tinggi pencapaian
putaran mesinnya pada putaran mesin 5250 Rpm.
2. Perbandingan Torsi dan Daya Model Patern Garis Miring 450 Dengan Model Standar
Pada saat melakukan akselarasi tuas gas terbuka penuh, putaran
mesin sekitar 2000 – 4000 Rpm sampel patern kanvas kopling ganda
automatik dengan model garis miring 450. Menghasilkan torsi maksimum
yang lebih besar 11,23 Nm pada putaran mesin 2750 Rpm, dan model
standar menghasilkan torsi maksimum 10,94 Nm pada putaran mesin 3000
Rpm.
Pada putaran menengah ke atas sekitar 4000 – 9000 Rpm nilai torsi
yang dihasilkan keduanya cenderung seimbang, sehingga pencapaian nilai
daya yang di hasilkan juga hampir sama oleh keduanya yaitu pada putaran
mesin 4500 rpm pada sempel patern garis miring 450 menghasilkan 6,6 Hp
dan model standar menghasilkan 6,5 Hp.
3. Perbandingan Torsi dan Daya Model Garis Silang Dengan Model Standar
Pada saat melakukan akselarasi tuas terbuka penuh putaran mesin
sekitar 2000 – 4000 Rpm, sampel patern dengan model garis miring silang
atau X. Menghasilkan torsi yang lebih besar 11,81 Nm sedangkan model
standar 10,94 Nm dalam putaran mesin yang sama pada 3000 Rpm. Pada
putaran rendah ke menengah torsi pada patern garis silang lebih
mengembang lama mencapai putaran mesin 4500 Rpm, saat putaran
menengah keatas sekitar 4500 – 9000 Rpm keduanya cenderung seimbang
tetapi pada putaran mesin 9000 Rpm model patern garis silang lebih
rendah nilai torsinya.
Pada putaran mesin menengah keatas sekitar 5500 – 9000 Rpm,
nilai daya yang di hasilkan oleh kedua kanvas kopling ganda relative
seimbang akan tetapi pencapaian nilai daya maksimum model standar
lebih rendah. Pada patern model garis silang yang mencapai 6,6 Hp pada
34
putaran mesin 4500 Rpm lebih awal di bandingkan model standar yang
menghasilkan daya maksimum 6,5 Hp pada putaran mesin 5250 Rpm.
E. Analisis Pengaruh Patern Terhadap Torsi Dan Daya Pada Setiap Putaran Mesin
Tabel. 4.2 Perbandingan Peningkatan Torsi
TORSI RPM Standar Patern
90ᵒPeningkatan dari standar ke Patern
90ᵒ
Patern 45ᵒ
Peningkatan dari Standar
ke Patern 45ᵒ
Patern Silang
Peningkatan dari Standar
ke Patern Silang
2000 8.37 11.76 41% 9.19 9.8% 11.74 40.26%2250 9.84 11.84 20% 10.3 4.7% 11.62 18.09%2500 10.34 12.08 17% 10.95 5.9% 11.57 11.90%2750 10.69 12.13 13% 11.23 5.1% 11.59 8.42%3000 10.94 11.81 8% 11.03 0.8% 11.81 7.95%3250 10.74 11.77 10% 10.86 1.1% 11.52 7.26%3500 10.53 11.68 11% 10.67 1.3% 11.29 7.22%3750 10.4 11.39 10% 10.27 -1.3% 11.22 7.88%4000 9.97 10.96 10% 9.57 -4.0% 11.13 11.63%4250 9.3 10.68 15% 9.27 -0.3% 10.89 17.10%4500 8.96 10.27 15% 9.28 3.6% 10.49 17.08%4750 8.83 9.47 7% 9.17 3.9% 9.48 7.36%5000 8.86 8.7 -2% 9.07 2.4% 8.66 -2.26%5250 8.74 8.26 -5% 8.95 2.4% 8.42 -3.66%5500 8.28 7.93 -4% 8.31 0.4% 8.06 -2.66%5750 7.74 7.61 -2% 7.63 -1.4% 7.75 0.13%6000 7.24 7.25 0% 7.3 0.8% 7.47 3.18%6250 7.09 6.95 -2% 7.1 0.1% 7.17 1.13%6500 6.83 6.61 -3% 6.83 0.0% 6.81 -0.29%6750 6.57 6.2 -6% 6.6 0.5% 6.6 0.46%7000 6.38 5.88 -8% 6.38 0.0% 6.3 -1.25%7250 6.12 5.55 -9% 6.13 0.2% 6.08 -0.65%7500 5.93 5.33 -10% 5.94 0.2% 5.86 -1.18%7750 5.73 5.06 -12% 5.7 -0.5% 5.6 -2.27%8000 5.42 4.84 -11% 5.49 1.3% 5.26 -2.95%
35
8250 5.17 4.43 -14% 5.13 -0.8% 5.06 -2.13%8500 4.85 4.04 -17% 4.9 1.0% 4.65 -4.12%8750 4.52 3.6 -20% 4.5 -0.4% 4.28 -5.31%9000 4.14 3.12 -25% 4.16 0.5% 3.81 -7.97%
Tabel. 4.3. Perbandingan Peningkatan Daya
DAYA
RPM Standar Patern 90ᵒ
Peningkatan dari Standar
ke Patern 90ᵒ
Patern 45ᵒ
Peningkatan dari Standar ke Patern 45ᵒ
Patern Silang
Peningkatan dari Standar
ke Patern Silang
2000 2.4 3.3 37.5% 2.6 8.3% 4.4 83.3%2250 3.1 3.7 19.4% 3.2 3.2% 4.4 41.9%2500 3.6 4.2 16.7% 3.8 5.6% 4.5 25.0%2750 4.1 4.7 14.6% 4.3 4.9% 4.6 12.2%3000 4.6 5 8.7% 4.6 0.0% 5 8.7%3250 4.9 5.3 8.2% 4.9 0.0% 5.2 6.1%3500 5.2 5.7 9.6% 5.2 0.0% 5.5 5.8%3750 5.5 6 9.1% 5.4 -1.8% 5.9 7.3%4000 5.6 6.2 10.7% 5.4 -3.6% 6.2 10.7%4250 5.6 6.4 14.3% 5.6 0.0% 6.5 16.1%4500 5.7 6.5 14.0% 5.9 3.5% 6.6 15.8%4750 5.9 6.3 6.8% 6.1 3.4% 6.3 6.8%5000 6.2 6.1 -1.6% 6.4 3.2% 6.1 -1.6%5250 6.5 6.1 -6.2% 6.6 1.5% 6.2 -4.6%5500 6.4 6.2 -3.1% 6.4 0.0% 6.3 -1.6%5750 6.3 6.2 -1.6% 6.2 -1.6% 6.3 0.0%6000 6.2 6.1 -1.6% 6.2 0.0% 6.3 1.6%6250 6.3 6.1 -3.2% 6.3 0.0% 6.3 0.0%6500 6.3 6.1 -3.2% 6.3 0.0% 6.3 0.0%6750 6.3 5.9 -6.3% 6.3 0.0% 6.3 0.0%7000 6.3 5.8 -7.9% 6.3 0.0% 6.2 -1.6%7250 6.3 5.7 -9.5% 6.3 0.0% 6.2 -1.6%7500 6.3 5.7 -9.5% 6.3 0.0% 6.2 -1.6%7750 6.3 5.5 -12.7% 6.3 0.0% 6.1 -3.2%8000 6.1 5.5 -9.8% 6.2 1.6% 6 -1.6%8250 6 5.2 -13.3% 6 0.0% 5.9 -1.7%8500 5.8 4.9 -15.5% 5.9 1.7% 5.6 -3.4%8750 5.6 4.5 -19.6% 5.6 0.0% 5.3 -5.4%
36
9000 5.3 4 -24.5% 5.3 0.0% 4.9 -7.5%
BAB V
PENUTUP
37
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari beberapa bentuk patern kanvas kopling ganda automatik yakni.
Model standar pabrik, model patern garis tegak lurus 900, model patern
garis miring 450, model patern garis miring silang atau X. Berpengaruh
terhadap out put torsi dan daya mesin.
a. Bentuk model standar pabrik menghasilkan torsi maksimum 10,95
Nm, pada putaran mesin 3000 Rpm dan daya maksimum 6,5 Hp, pada
putaran mesin 5250 Rpm.
b. Bentuk patern model garis tegak lurus 900 menghasilkan torsi
maksimum 12,13 Nm, pada putaran mesin 2759 Rpm dan daya
maksimum 6,5 Hp pada putaran mesin 4500 Rpm.
c. Bentuk patern model garis miring 450 menghasilkan torsi maksimum
11,23 Nm, pada putaran mesin 2750 Rpm dan daya maksimum 6,6 Hp,
pada putaran mesin 5250 Rpm.
d. Bentuk patern model garis miring silang atau X menghasilkan torsi
maksimum 11,81 Nm, pada putran mesin 3000 Rpm dan daya
maksimum 6,6 Hp pada putaran mesin 4500 Rpm.
2. Torsi paling optimum diperoleh pada bentuk patern model garis tegak
lurus 900 yaitu sebesar 12,13 Nm, pada putaran mesin 2759 Rpm.
3. Daya paling optimum di peroleh pada bentuk patern model garis miring
450 yaitu sebesar 6,6 Hp, pada putaran mesin 5250 Rpm dan pada bentuk
patern model garis miring silang atau X yaitu sebesar 6,6 Hp, pada putaran
mesin 4500 Rpm.
B. Saran
38
1. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengidentifikasi nilai gesek antara
permukaan kanvas kopling ganda dengan permukaan rumah kopling pada
tiap – tiap jenis patern.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengidentifikasi yang berhubungan
dengan variasi kekuatan pegas.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengidentifikasi kerapatan atau
kerengangan jarak garis patern pada setiap permukaan kanvas kopling
ganda automatik terhadap torsi dan daya yang akan dihasilkan.