LAPORAN KUNJUNGANBALAI INSEMINASI BUATAN (BIB)
BANYUMULEK
DISUSUN OLEH : NI LUH EVI HARI SANTHINIM : P07131012 028
KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLTEKKES KEMENKES MATARAM
JURUSAN GIZI2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi yang pesat, perlu ditunjang dengan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pangan dan gizi merupakan salah satu unsur yang penting
dan strategis, implikasinya adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan,
jumlah, serta keamanan mutu gizi yang memadai harus benar-benar terjamin.
Tersedianya produk yang aman harus ditunjang oleh bahan baku yang
berkualitas. Salah satu mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram yang berkaitan dengan hal tersebut adalah mata kuliah
Ilmu Pangan Dasar. Di mana mata kuliah Ilmu Pangan Dasar tersebut mepelajari
tentang pengetahuan berbagai bahan makanan sebagai bahan baku dalam produksi
pangan.
Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram sebagai
calon Ahli Madya Gizi, berkepentingan untuk mempelajari mata kuliah Ilmu Pangan
Dasar ini. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui cara
penentuan mutu bahan pangan dan hasil olahannya. Dalam proses belajar mengajar
mata kuliah ini, dilaksanakan dengan tatap muka di kelas, praktikum di laboratorium,
dan kunjungan lapangan untuk menambah wawasan mahasiswa, salah satunya adalah
kunjungan ke Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek.
B. Tujuan Kunjungan
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mengetahui cara penanganan dan mutu bahan pangan di suatu
institusi.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan gambaran umum, yaitu sejarah berdirinya Balai Inseminasi Buatan
(BIB) Majeluk, lokasi status kepemilikan, dan pengelolaan.
2. Mengidentifikasi cara atau tahapan penanganan bahan pangan di tempat
kunjungan.
3. Mengidentifikasi cara penentuan mutu bahan pangan di tempat kunjungan.
4. Mengidentifikasi sifat fisik, kimia, dan organoleptik bahan pangan di tempat
kunjungan.
5. Mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan yang terdapat pada bahan pangan di
tempat kunjungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek dan Fasilitas-fasilitas
yang Terdapat di BIB Banyumulek
Gambar 1 Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek
Pada tahun 1967 telah dibentuk Balai Inseminasi Buatan yang awalnya
terletak di Bertais. Namun pada tahun 1980 Balai Inseminasi Buatan ini dipindahkan
ke daerah Banyumulek. Balai Inseminasi Buatan di Banyumulek letaknya sangat
strategis. Balai Inseminasi Buatan Banyumulek ini terletak di jalan Wisata,
Banyumulek, Kediri, Lombok Barat.
Awalnya, Balai Inseminasi Buatan ini bernama Balai Laboratorium Produksi
Kesehatan Hewan (BLPKH). Dan pada tahun 2009Balai Inseminasi buatan (BIB)
Banyumulek ini dibagi menjadi dua tempat, yaitu tempat inseminasi, tempat
pemerahan. Di mana tempat inseminasi adalah untuk sapi-sapi jantan, sedangkan
tempat pemerahan adalah untuk sapi-sapi betina yang diperah.
Dulunya, Balai Inseminasi Buatan ini rencananya akan ditutup, namun
dibatalkan. Karena adanya tuntutan dari pihak pendidikan yang akan melakukan
kunjungan ke tempat tersebut.
1. Fasilitas Tempat yang Terdapat di BIB Banyumulek
Ada sebanyak dua fasilitas tempat yang terdapat di Balai Inseminasi Buatan
(BIB) Banyumulek, diantaranya tempat inseminasi dan tempat pemerahan. Tempat
inseminasi ini dibagi menjadi dua, awalnya hanya ada satu tempat namun karena
tempatnya terlalu penuh untuk menampung sapi-sapi tersebut, maka untuk jenis sapi
brangus dipisahkan tempat atau kandangnya.
2. Fasilitas Alat dan Bahan Pakan Sapi
Ada tiga jumlah fasilitas alat yang digunakan dalam pemerahan sapi,
diantaranya ada ember untuk menampung susu yang diperah, saringan susu atau
stainer yang digunakan untuk menyaring susu yang sudah diperah agar bebas dari
kotoran, rambut, maupun sel epitel. Dan yang terakhir adalah milk can yang berfungsi
untuk menampung atau menyimpan sementara susu yang sudah diperah.
Jenis pakan yang diberikan pada ternak sapi ada rumput gajah sebanyak 40 kg,
konsetrat sebanyak 2 kg, dan dedak sebanyak 2 kg.
B. Cara Identifikasi Mutu Sapi
1. Jenis-jenis Sapi BIB Banyumulek
Gambar 2 Jenis Sapi Perah
Adapun jenis-jenis sapi yang terdapat di Balai Inseminasi Buatan Banyumulek
diantaranya adalah sapi bali, sapi brangus, dan sapi perah. Ciri-ciri sapi bali adalah
badannya besar dan memiliki tanduk, sedangkan sapi brangus memiliki badan yang
lebih besar dari sapi bali dan tidak memiliki tanduk. Sedangkan sapi perah adalah sapi
betina, dimana ciri-cirinya memiliki kulit belang-belang seperti warna hitam-putih
atau pun coklat-putih, memiliki ambing yang lebih besar.
2. Cara Reproduksi Sapi
Untuk mendapatkan keturunan, dilakukan dengan cara mengambil sperma sapi
jantan dan dilakukan kawin suntik pada sapi betina atau sapi perah. Hal ini disebut
dengan cara inseminasi buatan. Sebanyak 7 cc sperma sapi jantan bisa menghamili
700 ekor sapi betina atau sapi perah.
3. Produksi Susu Sapi
Sapi betina atau sapi perah yang bisa diperah adalah sapi betina yang sudah
berumur 1 tahun, tetapi dengan syarat dikawinkan terlebih dahulu dan setelah
melahirkan baru bisa diperah. Karena sapi betina yang sudah melahirkan produksi
susunya lebih banyak. Sedangkan sapi betina yang sudah berumur 10 sampai 12 tahun
sudah tidak bisa diperah lagi, karena produksi susu yang makin berkurang.
Jumlah produksi susu di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek biasanya
diperoleh secara keseluruhan sebanyak 8 liter. Setiap ekor sapi rata-rata memproduksi
susu sebanyak 2,7 liter per harinya. Sapi betina yang masih produktif biasanya
produksi susunya bisa mencapai 10 hingga 11 liter per harinya.
Berbeda dengan sapi betina yang stres, sapi betina yang stres produksi susunya
lebih sedikit. Akan tetapi tidak mempengaruhi cita rasa susu tersebut. Hasil produksi
susu segar ini dipengaruhi oleh jenis pakannya. Apabila jenis pakannya bagus, maka
susu yang diproduksi lebih kental, dan apabila jenis pakan yang diberikan kurang
bagus, maka susu yang diproduksi lebih encer. Hal ini tidak berpengaruh terhadap cita
rasa susu tersebut, rasa susu yang diproduksi tetap sama.
4. Cara Pemerahan Susu Sapi
Gambar 3 Pemerahan Susu Sapi
Sapi betina yang akan diperah, terlebih dahulu dibersihkan kandangnya. Hal
ini dilakukan agar susu yang sudah diperah tidak terkontaminasi oleh bakteri.
Sedangkan kaki sapi pada bagian belakang diikat, agar sapi tidak menendang saat
diperah. Di tempat sapi perah Banyumulek, dilakukan pemerahan sapi mulai dari jam
setengah 5 pagi. Adapun cara untuk memerah susu sapi adalah sebagai berikut :
1. Siapkan wadah seperti ember yang bersih di bawah ambing sapi yang diperah
untuk menampung air susu yang keluar.
2. Letakkan jari di atas kalang ambing dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah
sekitar 2,5-3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C, ibu jari, jari
telunjuk, serta jari tengah saling berhadapan.
3. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Ambing yang
besar dianjurkan untuk diangkat lebih dulu kemudian ditekan ke arah dada.
4. Buatlah gerakan menggulung (roll) dengan arah jari dan jari-jari ke depan untuk
memerah air susu keluar dari gudang air susu yang terdapat di bawah kalang
ambing di belakang puting susu. Jangan menggesekkan jari pada kulit karena akan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
5. Ulangi gerakan-gerakan tersebut sampai aliran air susu berkurang.
6. Lakukan pada kedua ambing secara bergantian. Begitu tampak air susu memancar
dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar.
5. Pemasaran Hasil Produksi Susu Segar
Hasil produksi susu sapi yang sudah diperah langsung dijual kepada
konsumen. Ada juga konsumen yang langsung mengambil atau membeli susu segar
tersebut langsung pada tempatnya. Harga susu segar yang ditetapkan untuk para
konsumen sekitar Rp 5.000,- per bungkusnya.
Susu segar dari hasil pemerahan ini tidak ada yang dijual untuk diolah lagi,
jadi semua hasil perahan susu sapi langsung habis terjual oleh para konsumen.
C. Sifat fisik, Kimia, dan Organoleptik Susu
Susu merupakan komoditas pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Susu
merupakan sumber nutrisi protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat
bermanfaat bagi tubuh. Dalam pola menu makan, susu dikenal sebagai penyempurna
diet seperti dikenal pada istilah empat sehat lima sempurna, di mana faktor ke lima
sebagai penyempurna adalah susu.
1. Karakteristik Susu
Secara umum masyarakat mengenal susu sebagai komoditas pangan berbentuk
cair dan berwarna putih kekuningan. Susu juga dapat diartikan sebagai cairan
berbentuk koloid agak kental berwarna putih sampai kekuningan, tergantung dari
jenis hewan, pakan atau ransum, dan jumlah lemaknya.
2. Komposisi Susu
Susu mengandung komponen-komponen air, lemak, protein, karbohidrat,
vitamin, dan mineral. Air menempati posisi terbesar yang terkandung di dalam susu.
3. Warna
Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan, tergantung
pada jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak atau padatan dalam susu. Dalam jumlah
yang besar susu tampak keruh (apogul). Dalam bentuk lapisan tipis, susu tampak
sedikit transparan. Warna putih susu merupakan refleksi cahaya oleh globula lemak,
kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Karoten adalahpigmen yang menyebabkan warna
kuning susu. Karoten yang terdapat dalam susu, secara kimia identik dengan yang
terdapat pada tanaman yang dijadikan pakan ternak.
Pigmen lain yang terdapat dalam susu adalah laktorom dan riboflavin. Pigmen
ini terlarut dalam susu tetapi hanya tampak pada bagian whey dan menyebabkan
warna kehijauan. Dalam susu yang normal, warna riboflavin tertutup oleh komponen
yang lain.
4. Rasa
Rasa susu yang normal atau baik didapat dari dua komponen imbangan
sebagai berikut :
- Imbangan antara rasa manis laktosa susu dengan rasa asin dari mineral (chlorida).
- Imbangan antara lemak dan protein.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan kunjungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sapi yang dapat diperah adalah sapi betina, dimana ciri-cirinya berwarna belang
hitam-putih maupun coklat-putih dan memiliki ambing yang besar.
2. Sapi betina atau sapi perah bisa diperah apabila sudah berumur 1 tahun, namun
harus dikawinkan terlebih dahulu, setelah melahirkan baru dapat diperah.
3. Jenis pakan dapat mempengaruhi hasil produksi susu sapi, namun tidak merubah
cita rasa dari susu tersebut.
4. Sapi betina atau sapi perah yang sudah berumur 10 sampai 12 tahun tidak bisa
memproduksi susu lagi.
5. Sapi betina atau sapi perah yang masih produktif dapat menghasilkan produksi
susu sebanyak 10 sampai 11 liter per harinya.
6. Sapi betina atau sapi perah yang stres lebih sedikit memproduksi susu.
7. Warna susu yang dihasilkan tergantung pada jenis hewan, pakan, maupun jumlah
lemak yang terkandung di dalam susu tersebut.
B. Saran
Disarankan untuk para konsumen, sebaiknya mengonsumsi susu segar, karena susu
segar lebih sehat dan belum terkontaminasi seperti pada proses pasteurisasi.
RESENSI
Prasetyo.2011.cara-memerah-sapi.html. diakses pada tanggal 28 November 2012 pukul 12.06
http://www.hanyasaya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28 November 2012 pukul 12.00
Sugianto.2010.mutu-susu-segar.html. diakses pada anggal 28 November 2012 pukul 14.13