Download - Esay hukuman bagi koruptor
Nama: Agewen Stifford
NPM: 210210150420
Kelompok 19
Hukuman bagi Koruptor
Korupsi merupakan salah satu tindak kriminal yang marak di masa kini, khususnya
Indonesia. Indonesia tercatat sebagai Negara paling korup di urutan pertama versi
acara program ‘Top 10’ di Metro Tv beberapa tahun yang lalu (sekarang acaranya
sudah bubar). Korupsi memasuki sendi-sendi negara ini dalam hal yang
berhubungan dengan politik atau bantuan sosial. Sudah tidak asing lagi korupsi
melibatkan nama-nama pejabat yang dipercayai oleh rakyat Indonesia, akan
melaksanakan tugasnya dengan baik dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Misalnya Dahlan Iskan, beliau ini sudah tercatat sering melakukan tindakan yang
merakyat, bahkan ada yang terlalu merakyat dan menurut saya tindakan itu tidak
wajar. Misalnya membersihkan toilet di bandara Soekarno Hatta. Tindakan itu
sangat aneh di telinga saya secara pribadi. Memang saya tidak tahu kondisi toiletnya
pada saat itu. Tetapi bukankah sudah ada orang yang bekerja untuk membersihkan
bandara (khususnya bagian toilet)? Mungkin saja toiletnya pada saat itu kotor,
sehingga pak Dahlan tidak mau memakainya sebelum bersih, tetapi dia tidak mau
repot-repot menunggu petugas cleaning service, sehingga pak Dahlan
membersihkan toilet itu. Beberapa bulan sebelumnya, KPK menahan Dahlan Iskan
karena terbukti terlibat dalam korupsi gardu PLN. Dan masih banyak pejabat yang
melakukan tindakan korupsi sebelum Dahlan Iskan.
Banyak kasus korupsi yang melanda negeri ini dan membuat rakyat Indonesia
kecewa berat dengan buruknya sistem pengawasan dan pelaksanaan operasional
sebuah negara. Apalagi dengan adanya wacana pengampunan dan pemotongan
masa tahanan sekitar selama 3 bulan. Sehingga para koruptor tidak jera bahkan
tindakannya menjamur di kalangan pejabat-pejabat, karena setelah dipenjara pun
dia masih bisa menikmati hasil korupsinya.
Sungguh sangat disayangkan koruptor dapat memiliki uang tanpa batas. Sedangkan
banyak rakyat Indonesia yang masih hidup dalam kekurangan. Banyak rakyat
Indonesia yang kekurangan gizi, tidak mendapatkan akses transportasi yang layak
dalam perjalanan menuju sekolah, tidak punya pekerjaan, tidak punya rumah yang
layak, pelayanan dan fasilitas kesehatan yang buruk, dan lain lain.
Mendengar kata korupsi tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Saya yakin
banyak orang yang sudah muak, bosan, dan putus asa atas tindakan kriminal ini.
Namun sebagai warga negara tentunya kita harus berusaha meberantas korupsi.
Tetapi bagaimana dengan korupsi di negara lain? Apakah hanya Indonesia saja yang
marak dengan tindakan kriminal ini? Setagu saya, selain Indonesia, negara yang
identic dengan kata korupsi adalah Italia. Tetapi Italia menangani tindakan korupsi
dengan baik. Di Italia, harta benda koruptor akan disita dan menjadi hak milik
negara. Sehingga koruptor akan menjadi miskin dan membuatnya jera karena harus
mengumpulkan harta bendanya dari nol.
Sebagai generasi antikorupsi, tentunya kita harus mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan orang-orang melekukan tindak kriminal ini. Faktor-faktornya adalah
sebagai berikut:
1. Keserakahan
2. Kesempatan (berkaitan dengan instansi dan organisasi masyarakat yang
sedemikian rupa. Sehingga terbuka kesempatan untuk melakukan tindakan
korupsi)
3. Kebutuhan (berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan individu untuk
menunjang kehidupan yang layak)
4. Pengungkapan (berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh
pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan)
Suburnya korupsi di Indonesia, Indonesia terkesan tidak sungguh sungguh
menangani korupsi di negeri ini. Bahkan para koruptor mendapat fasilitas yang
terlalu baik, tidak selayaknya penjara pada umumnya. Buktinya masih ada koruptor
yang keluar masuk penjara dengan bebas, keluarga tersangka (bahkan dokter
pribadi pun) bisa melakukan besuk sesukanya. Dan hal korupsi bukan menjadi hal
yang salah di negeri ini. Pernahkah melihat koruptor yang memasang muka bersalah
dan ekspresi penyesalan setelah keluar dari gedung KPK? Tentunya tidak. Mafia
negara ini malah melambaikan tangan dan tertawa ke depan kamera seakan akan
mereka telah melakukan suatu tindakan yang terpuji.
Kini korupsi tidak hanya dilakukan pejabat-pejabat di kalangan eksekutif, yudikatif,
maupun legislatif. Korupsi telah menjangkit masyarakat umum. Beberapa orang
terpaksa membayar pungli saat akan menggunakan pelayanan dan fasilitas
masyarakat. Hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah.
Menurut saya pribadi, diperlukan hukuman berat bagi para koruptor sehingga bisa
membuat koruptor jera dan membuat penjahat lain berfikir 2 kali untuk melakukan
tindakan kriminal khusunya korupsi atau penyuapan. Karena hukum yang diterapkan
di negeri ini seolah-olah melindungi pelaku itu sendiri dari jerat hukum. Dan
ditambah dengan buruknya sistem pemerintahan Indonesia bila dilihat dari kurang
maksimalnya perlakuan para penegak hukum terhadap KPK dalam menangani
masalah-masalah korupsi yang membuat masyarakat tidak mau menaruh harapan
lagi untuk membantu bergotong royong memberantas tikus – tikus kantor. Sitem
pemerintahan ini buruk dalam pengawasan maupun pelaksanaannya. Dilihat dari
sudut pandang agama pun, korupsi adalah tindakan yang tercela korupsi jelas
dianggap sebagai cara yang tidak baik dalam mengais rezeki karena telah mengambil
apa yang sebenarnya menjadi hak orang lain. Korupsi yg terjadi di Indonesia ini juga
tidak hanya melibatkan satu orang atau satu pihak saja, melainkan banyak pihak yg
turut serta dalam membantu proses korupsi tersebut. KPK selaku pengawas dan
pemberantas korupsi harus bisa lebih meningkatkan pengawasannya terhadap
oknum yg ingin melakukan korupsi. Dengan adanya kinerja yg baik dari pihak
pengawas korupsi, kasus korupsi di Indonesia ini minimal bias lebih berkurang dan
membuat para koruptor jera. Dan bagi para oknum yg ingin melakukan korupsi akan
berpikir kembali untuk melakukannya.
Menurut saya pribadi, hanya hukuman penjara saja tidak cukup untuk membuat
koruptor jera. Karena koruptor sudah merugikan masyarakat dan negara, sebaiknya
hukuman untuk koruptor adalah hukuman yang membuat untung masyarakat juga
dan pihak negara. Mungkin terdengar aneh, selain disita harta bendanya, koruptor
pun harus melakukan pekerjaan yang menguntungkan masyarakat (khususnya
rakyar kecil) misalnya mengecor jalan. Para koruptor akan membantu para tukang-
tukang yang biasa melakukan pekerjaan berat tersebut. Sehingga dalam 2 hari,
tentunya para koruptor paham penedritaan rakyat kecil dan hukumannya
bermanfaat untuk umum. Para koruptor sebaiknya diberi hukuman yang
membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Daripada dimasukkan ke penjara, tidak
melakukan apapun selain menunggu 5 tahun kemudian.
Selain menambah hukuman untuk koruptor, kita sebagai generasi muda tentunya
harus bahu membahu dan tidak kehilangan harapan dalam memberantas masalah
korupsi. Tak perlu menunggu hingga kita mendapat posisi yang besar hingga
mempunyai kewenangan untuk menggiring koruptornya langsung ke pengadilan.
Kita harus melakukannya sedini mungkin. Dengan menjadi pribadi yang jujur,
antikorupsi, dan cerdas, kita dapat melakukan pencegahan korupsi pada diri kita
sendiri, dan kita dapat membawa aura positif ke individu-individu lainnya. Meskipun
membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi inilah tindakan yang paling efektif.
Marilah kita menjadi pribadi yang jujur dan cerdas.
Referensi:
1. LKS Citra Bahasa Indonesia untuk Kelas X
2. http://allaboutadministration.blogspot.com/2012/04/perbandingan-
pemberantasan-korupsi.html