REFERATERB’S PALSY

OLEH:MIRA RISTAMAN HARAHAP, S.Ked

PEMBIMBING: dr. Nelly Rumpaisum, Sp.S

ERB’S PALSY

Paralisis pada ekstremitas atas yang

disebabkan oleh kerusakan plexus

brachialis C5 – C6 yang mempersarafi lengan

dan tangan

ERB’S PALSY

Obstetrical brachial plexus palsy

(OBPP)

Klumpke’s palsy

COMPLETE BRACHIAL

PLEXUS PALSY

Prevalensi

WHO Angka insiden Erb’s palsy yang melibatkan saraf C5 dan C6 mencapai 40% sampai 50%

Amerika Erb palsy memiliki angka insiden 0,5 – 4,4 kasus / 1000 kelahiran bayi cukup bulan

Di Perancis dan Arab Saudi1,09 – 1,19 kasus/ 1000 bayi kelahiran hidup. kelumpuhan permanen 3 – 25% dari kasus yang ditemukan

ETIOLOGI

Distosia Persalinan yg terhambat.3 Faktor:1. faktor maternal: diabetes gestasional & ↑

berlebihan saat hamil,2. faktor saat kelahiran: distosia bahu, alat

bantu kelahiran seperti forsep & vakum, kala dua memanjang atau kala dua terlalu singkat,

3. faktor dari janin: makrosomia, presentasi bokong atau kaki

Cedera yang sama juga dapat ditemukan pada setiap usia termasuk orang dewasa, akibat

trauma atau jatuh yang mengenai sisi kepala dan bahu terlebih dahulu, dimana saraf plexus

akan meregang. cedera oleh kekerasan langsung atau luka tembak, dengan traksi

pada lengan

ANATOMI PLEKSUS BRAKHIALIS

ANATOMI PLEKSUS BRAKHIALIS1. Fasciculus lateralis mempersarafi

N.muskulokutaneus (otot-otot fleksor lengan atas), N.medianus bagian lateral (seluruh otot lengan bawah ), N.pectoralis lateralis terutama ke M.pectoralis mayor.

2. Fasciculus medialis bercabangN.kutaneus brachii medialis (mempersarafi kulit lengan atas), N.kutaneus antebrachii medialis (mempersarafi kulit lengan bawah), N.medianus bagian medial, dan N.ulnaris. N.ulnaris mengurus dua otot lengan bawah dan mengurus otot-otot hypothenar serta saraf kulit vola manus dan dorsum manus.

3. Fasciculus dorsalis bercabang N.axillaris, N.radialis, N.thoracodorsalis (mempersarafi M.latissimus dorsi),N.subscapularis superior (mempersarafi otot M.subscapularis), dan N.subscapularis inferior (mempersarafi M.teres mayor.) N.axillaris (mempersarafi M.deltoideus dan M.teres minor serta berakhir sebagai saraf kulit). Sedangkan N.radialis mengurus seluruh otot ekstensor lengan dan tangan.

PATOGENESIS

Pleksus Cedera

Etiologi

Demielinisasi

Cedera Akson

Degenerasi aksonalcedera saraf yang memperlihatkan suatu bentuk kematian saraf yang mulai dari

distal dan naik ke proksimal.

Degenerasi Wallerian cedera saraf yg

kerusakan saraf fokal atau multifokal setelah 4 – 5 hari. Degenerasi aksonal bagian distal dari lokasi cedera dan

bagian proksimal intak.

kerusakan dari myelin tapi akson tetap intak

A

B

Manifestasi Klinik

Lengan terlihat lemas dengan bahu mengalami internal rotasi, ekstensi

siku secara penuh, lengan bawah mengalami

pronasi, jari-jari dan pergelangan tangan mengalami fleksi

porter/ waiter tip

Manifestasi Klinik

- Bahu mengalami adduksi kelumpuhan otot deltoid dan supraspinatus, otot pektoralis dan subscapularis masih aktif, inaktif otot infraspinatus dan teres minor bahu mengalami internal rotasi

- Ekstensi siku gaya gravitasi dan kelumpuhan otot fleksor siku yaitu otot bisep, brakialis dan brakioradialis. Tidak aktifnya otot bisep dan otot otot supinasi menyebabkan posisi pronasi pada lengan bawah.

- Apabil saraf C7 ikut terlibat tidak ada bagian ekstrinsik pergerlangan tangan dan ekstensor jari unopposed finger dan fleksi pergelangan tangan extrinsic finger flexor tightness.

Diagnosis

1. Anamnesis trauma saat persalinan, trauma karena terjatuh dengan posisi bahu terlebih dahulu ataupun luka tembak di bahu dan lengan, Pada BBL tidak adanya respon motorik yang normal pada otot-otot ekstremitas atas, seperti tidak adanya refleks menggenggam dan refeks moro asimetris.

2. Pem. Fisik gangguan motorik dan sensorik pada tungkai atas,Pemeriksaan khususActive Movement Scale, mallet classification,Gilbert shoulder classification.

3. Pem. Penunjang Lab. tidak memberikan makna diagnostik pada paralisis Erb Palsy.

- Skala gerakan aktif rumah sakit untuk anak-anak di Toronto. Seorang bayi yang dinilai dengan 15 gerakan yang berdasarkan analisis observasional.

- Nilai otot dari 0 (tidak ada kontraksi) sampai 7 (gerakan penuh) yang ditetapkan berdasarkan gerakan yang ditimbulkan.

- Lima belas gerakan dievaluasi dari bahu yang terkena untuk tangan : bahu abduksi, adduksi, rotasi eksternal, fleksi dan rotasi internal; siku fleksi dan ekstensi, lengan bawah pronasi supinasi dan pergelangan tangan fleksi dan ekstensi.

- Sehingga menimbulkan gejala seperti gangguan sensorik pada lateral deltoid, sisi lateral lengan atas dan lengan bawah hingga ibu jari tangan.

- Gangguan pada perkembangan otot apabila berkurangnya aktivitas kontrasi otot sehingga menimbulkan strofi otot dan kontraktur siku. Reflek bisep dan brakhioradialis menurun atau hilang, ekstensi dan fleksi ibu jari dan jari-jari.

Gilbert shoulder classification

Grade O is a complete flail shoulder Grade 1 (sangat buruk) : abduksi 45

derajat, dengan tanpa rotasi eksternal aktif Grade 2 (buruk) : abduksi kurang dari 90

derajat, dengan tanpa rotasi eksterna Grade 3 (cukup) : abduksi 90 derajat

dengan rotasi eksternal lemah Grade 4 (baik) : abduksi kurang dari 120

derajat dengan rotasi eksterna inkomlit Grade 5 (sangat baik) : abduksi lebih

dari 120 derajat, dengan rotasi eksterna aktif

Diagnosis

3. Pem. Penunjang Imaging studies memberikaan makna diagnostik untuk mengetahui letaknya:

a. Computed tomography (CT) myelographymetode standar untuk mengevaluasi integritas radiografi paling sensitif untuk mendeteksi cedera akar saraf

b. MRI studi pencitraan terbaik yang tersedia untuk mengevaluasi pleksus brachialis cerebral neonatal. MRI tidak memerlukan paparan radiasi, tidak invasif, dan menyediakan lebih rinci daripada CT myelography.

c. Radiografi polos

KOMPLIKASI

kontraktur yang progresif

deformitas tulang

skoliosis dislokasi bahu posterior

PENATALAKSANAAN2-3 bulan pertama

kehidupan

53% kasus dapat sembuh berfungsi dengan normal atau mendekati normal

± 5%-50% keterbatasan gerak, penurunan kekuatan dan atrofi otot secara permanen

BEDAH SARAF

NON BEDAH

FISIOTERAPI

transplantasi saraf

rilis subscapularis

transfer tendon

Prognosis

Prognosis dari OBPP tergantung seberapa parah cidera saraf yang diderita. Apabila mengalami Erb’s palsy C5 dan C6, sekitar 90% dapat sembuh secara spontan dengan hasil 53% ekstremitas atas dapat berfungsi mendekati normal. Jika C7 ikut cidera, maka 80% pemulihan tidak baik.

Prognosis

Untuk cedera avulse dan pecah, tidak ada potensi untuk pemulihan kecuali rekoneksi bedah dibuat pada waktu yang tepat.

Pasien dengan cedera neuropraxia pulih secara spontan dengan 90-100% pengembalian fungsi. Untuk pemulihan yang baik dari fungsi lengan fisioterapi 50-80%

TERIMA KASIH