EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN E-LEARNING
MASA PANDEMI COVID-19 PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA KELAS IX IPS-2 SMA AL-HASRA
KOTA DEPOK TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh
Arifah Lutfiah Anggraini
NIM 11150130000077
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Arifah Lutfiah Anggraini (NIM: 11150130000077). Efektivitas Pembelajaran E-
learning Masa Pandemi Covid-19 pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI
IPS-2 SMA Al-Hasra Kota Depok Tahun Pelajaran 2020/2021. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr.
Hindun, M. Pd. 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran e-learning
masa pandemi Covid-19 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian
dilaksanakan di kelas XI IPS-2 semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 yang
bertempat di SMA Al-Hasra Kota Depok. Rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini yakni bagaimana perubahan pembelajaran melalui tatap muka menjadi
pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media Online seperti: Whatsapp
Group, Google Classroom, dan Zoom Meeting pada peserta didik kelas XI IPS-2
SMA Al-Hasra Kota Depok, semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, seperti
observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi data. Aspek yang dinilai dalam
penelitian ini yakni penggunaan media online pada perubahan waktu pembelajaran,
dan penggunaan media pembelajaran serta proses belajar menjadi jarak jauh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas rata-rata siswa kelas XI IPS-2
dalam pembelajaran e-learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia selama
pandemi Covid-19 dikategorikan tetap efektif meskipun terjadi perubahan waktu
pembelajaran, dan penggunaan media pembelajaran serta proses belajar menjadi jarak
jauh.
Kata kunci: Efektivitas, Pembelajaran E-learning, Media Online
ii
ABSTRACT
Arifah Lutfiah Anggraini (NIM: 11150130000077). The Effectiveness of E-
learning the Covid-19 Pandemic in Indonesian Language Subjects in Class XI
IPS-2 SMA Al-Hasra, Depok, Academic Year 2020/2021. Essay. Department of
Indonesian Language and Literature Education. Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Supervisor: Dr. Hindun, M. Pd. 2020.
This study aims to determine the effectiveness of e-learning learning the
Covid-19 pandemic in Indonesian. The research was carried out on class XI IPS-2
students in the odd semester of the 2020/2021 school year. The research site is in
SMA Al-Hasra Depok. The formulation of the problem studied in this study is how
to change face-to-face learning to distance learning using online media such as:
Whatsapp Group, Google Classroom, and Zoom Meeting for class XI IPS-2
students at SMA Al-Hasra Depok, odd semester the 2020/2021 school year.
The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection
techniques in this study used several methods, such as observation, interviews,
documentation, and triangulation. The aspects assessed in this study are the use of
online media to change learning time, and the use of learning media and the
learning process to be distance.
The results showed that the average effectiveness of class XI IPS-2 students in
e-learning using online media in Indonesian subjects during the Covid-19
pandemic was categorized as still effective despite changes in learning time, and
the use of learning media and the learning process became a distance. far.
Keywords: Effectiveness, E-learning, Online Media.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan berkah, nikmat, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan pencerahan dan petunjuk jalan
yang benar, juga kepada keluarga, kerabat, sahabat, dan umatnya.
Skripsi berjudul “Efektivitas Pembelajaran E-learning Masa Pandemi Covid-
19 Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI IPS 2 SMA Al Hasra Kota Depok
Tahun Pelajaran 2020/2021”, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini membutuhkan
dukungan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa hormat,
penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris sekaligus Dosen Akademik
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang banyak membantu dan membimbing dalam proses di kehidupan
perkuliahan.
4. Dr. Hindun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, saran, arahan, dan semangat selama proses penyusunan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya
iv
5. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd. dan Didah Nurhamidah, M.Pd., selaku Dosen
penguji sidang skripsi, yang telah memberikan kritik dan saran penulisan
skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman kepada penulis selama perkuliahan.
7. Antik Handayani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Al-Hasra Bojongsari
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Dedi Santosa, M.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI
IPS-2 yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian. Serta peserta
didik kelas XI IPS-2 SMA Al-Hasra tahun pelajaran 2020/2021 yang telah
membantu penulis selama penelitian.
9. Orang tua tercinta, Bapak Heri Effendi dan Ibu pertama almarhumah Yayah
Yudiah Ibu kedua Lilis yang selalu memberikan dukungan, doa, materi,
nasihat, motivasi, kasih sayang dan cinta yang besar kepada penulis.
10. Kakak tercinta Nur Aliyah yang banyak mensuport baik materi, nasihat, dan
motivasi kepada penulis.
11. Teman terkasih Zikri Sultoni yang banyak memberikan dukungan semangat,
motivasi, serta kasih sayang dan cinta kepada penulis
12. Keluarga besar Lembaga Fata Institute yang telah banyak mensuport baik
materi, nasihat, dan memotivasi kepada penulis
13. Teman-teman Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan
tahun 2015, khususnya Anis, Rara, Aisyah, dan semua para Sahabat di kelas B
PBSI atas motivasi dan semangat kepada penulis.
14. Teman-teman pondok pesantren Darul Muttaqien angkatan DM 19 dan
lainnya atas doa, motivasi, dan semangat kepada penulis.
v
15. Teman-teman, Kakak-kakak, dan Adik-adik Himpunan Mahasiswa Islam
khususnya Distrik PBSI dan Komisariat Tarbiyah untuk motivasi dan
semangat kepada penulis.
16. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Harapan penulis semoga seluruh usaha dan doa yang telah diberikan
untuk kelancaran penulisan skripsi ini akan mendapat berkah dan balasan dari
Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Jakarta, Desember 2020
Arifah Lutfiah Anggraini
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 5
F. Kegunaan Penelitian ..................................................................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORETIS ............................................................................................... 8
A. Pembelajaran ................................................................................................................. 8
1. Pengertian Pembelajaran ........................................................................................... 8
2. Unsur-Unsur Pembelajaran ..................................................................................... 10
3. Ciri-Ciri Pembelajaran ............................................................................................ 13
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran .................................................................................. 13
vii
5. Efektivitas Pembelajaran......................................................................................... 15
B. Pembelajaran E-learning .......................................................................................... 16
1. Pengertian E-learning ............................................................................................. 16
2. Manfaat E-learning ................................................................................................. 17
C. Media Pembelajaran .................................................................................................... 19
1. Pengertian Media Pembelajaran .............................................................................. 19
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran ................................................................................. 21
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran .............................................................................. 22
4. Manfaat Media Pembelajaran ................................................................................. 23
D. Media Online .............................................................................................................. 25
1. Pengertian Media Online ........................................................................................ 25
2. Media Online pada Masa Pandemi Covid-19.......................................................... 26
3. Keuntungan dan keterbatasan Media Online .......................................................... 28
4. Penggunaan Media Online pada Zoom Meeting, Whatsapp Group, dan Google
Classroom. ...................................................................................................................... 31
E. Penelitian yang Relevan .............................................................................................. 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 39
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 39
B. Metode Penelitian ....................................................................................................... 39
C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................................... 40
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 41
E. Instrumen Penelitian ................................................................................................... 49
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................................................. 50
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 50
viii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 53
A. Profil Sekolah .............................................................................................................. 53
1. Identitas Sekolah ..................................................................................................... 53
2. Sejarah SMA AL Hasra .......................................................................................... 54
3. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................................................ 54
4. Guru dan Tenaga Kependidikan ............................................................................. 56
5. Peserta Didik ........................................................................................................... 59
6. Sarana dan Prasarana .............................................................................................. 60
7. Ekstrakulikuler ........................................................................................................ 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................................... 62
1. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN E-LEARNING ............................................... 62
2. PEMANFAATAN E-LEARNING (Whatsapp Web, Google Classroom, dan Zoom
Meeting) .......................................................................................................................... 65
3. HASIL ANALISIS DATA...................................................................................... 70
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ...................................................................................... 89
BAB V. PENUTUP ................................................................................................................ 93
A. Simpulan ..................................................................................................................... 93
B. Saran ........................................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Form Wawancara dengan Peserta Didik……………………………….…42
Tabel 3.2 Form Wawancara dengan Guru Pengampu Bahasa Indonesia……….......44
Tabel 3.3 Form Wawancara dengan Kepala Sekolah……………………………….46
Tabel 3.4 Form Wawancara dengan Wali Murid…………………………….……...47
Tabel 4.1 Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah………………………...56
Tabel 4.2 Daftar Guru SMA Al-Hasra…………………………………………...….57
Tabel 4.3 Daftar Staf SMA Al-Hasra………………………………………...……...58
Tabel 4.4 Jumlah Siswa SMA Al-Hasra Tahun Pelajaran 2019/2020……….……...59
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana……………………………………………………...61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan Siswa, Guru Pengampu Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia, Kepala Sekolah, dan Warga Sekolah SMA A-
Hasra Kota Depok
Lampiran 6 : Dokumentasi Wawancara Virtual dengan Siswa SMA Al-Hasra
Kota Depok
Lampiran 7 : Dokumentasi Wawancara Guru Pengampu Bahasa Indonesia,
Kepala Sekolah, dan Warga Sekolah SMA Al-Hasra Kota Depok
Lampiran 8 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajara E-learning dengan Media
Online
Lampiran 9 : Riwayat Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan sebuah proses untuk menciptakan interaksi
peserta didik dengan pendidik, serta menjadi sumber pengetahuan pada
lingkungan belajar. Pembelajaran juga merupakan bantuan yang diberikan
kepada pendidik untuk mencapai proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan dalam kemahiran, sekaligus membangun sikap, dan kepercayaan
pada peserta didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan
proses untuk menghantarkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran adalah suatu perangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang
bertujuan untuk merancang dan mendukung beberapa proses belajar yang
bersifat internal, pembelajaran juga dibentuk untuk menghasilkan belajar,
situasi kegiatan pembelajaran eksternal harus dirancang sedemikian rupa dan
efektif untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal
yang terjadi dalam setiap peristiwa belajar.
Pembelajaran juga memiliki pengertian yang hampir sama dengan
pengajaran, tetapi memiliki konotasi yang berbeda. Dalam sebuah pendidikan,
guru mengajar untuk menjadikan peserta didik dapat belajar dan memahami
serta menguasai isi dari pelajaran tersebut sehingga mencapai sesuatu objektif
yang ditargetkan (aspek kognitif), mampu mepengaruhi perubahan sikap
peserta didik (aspek afektif), serta mengembangkan keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, tetapi proses pengajaran ini seakan
memberikan kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu hanya pekerjaan
pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menciptakan adanya interaksi antara
guru dengan peserta didik. Pembelajaran yang memiliki kualitas bagus sangat
2
tergantung dari keinginan serta motivasi peserta didik dan kreatifitas guru.
Pembelajaran dapat disebut memiliki motivasi tinggi tergantung bagaimana
guru dapat meningkatkan motivasi mengajar untuk membawa pada
keberhasilan dan pencapaian target dalam proses belajar. Target belajar dapat
dibuktikan melalui terjadinya perubahan sikap dan kemampuan peserta didik
dalam melewati proses belajar. Gambaran untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif, tergantung fasilitas yang memandai dan kreatifitas guru, itu akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
E-learning menjadi salah satu metode pembelajaran yang
menggunakan teknologi. Tuntutan pada masa kini pembelajaran harus bersifat
terbuka dan bersifat dua arah, beragam, multi disipliner, serta terkait pada
produktivitas kerja. Untuk menjadi generasi guru di era digital seperti
sekarang ini tidak menjamin eksistensi guru dapat dilihat dari kharismanya
semata. Bukan hanya menguasai cara berkomunikasi dan beradaptasi,
mengikuti arah tangan zaman sekarang guru di era digital seperti saat ini
dituntut mampu berinovasi dan berkreasi menggunakan teknologi, karena
sistem pembelajaran sangat berbeda dengan tahun 80-an dan cara tersebut
sudah tidak dapat diterima oleh peserta didik di zaman saat ini. Kemajuan
teknologi sangat mempengaruhi dunia pendidikan secara mendasar, dari cara
pandang terhadap pengetahuan, sampai dengan bagaimana pengetahuan itu
diajarkan di depan kelas maupun di luar kelas. Pada kenyataanya teknologi
saat ini menjadi salah satu solusi yang tepat untuk digunakan ketika dalam
situasi masa pandemi yang mengharuskan semua kegiatan belajar mengajar di
sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh.
Adapun situasi masa pandemi disebabkan karena adanya Covid-19
yang melanda seluruh negeri di dunia salah satunya termasuk Indonesia yang
mengakibatkan rumitnya penanganan wabah Covid-19, karena pengobatan
untuk mengobati wabah tersebut belum ditemukannya seperti vaksin, obat
3
untuk penyembuhan pasien yang terjangkit Covid-19, serta terbatasnya alat
pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan. Pemerintah mencoba
menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, cara
memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan melakukan pembatasan
interaksi kehidupan sosial secara langsung oleh masyarakat, yaitu diterapkan
dengan istilah physical distancing. Akan tetapi, kebijakan physical distancing
tersebut akan menghambat roda pertumbuhan dalam berbagai bidang
kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, dan tentu saja pendidikan.
Pada perkembangan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan dua
surat edaran terkait pencegahan dan penanganan virus tersebut. Pertama, Surat
Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan COVID-19
dari Kemendikbud dan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan.1 Pemerintah memutuskan
untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah,
dengan menggantikan sementara belajar mengajar di sekolah menjadi belajar
dan mengajar di rumah dengan menerapkan kebijakan Work From Home
(WFH), Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan
Pendidikan.2 Sehingga guru dapat mengupayakan dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang perlu dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring).
Akan tetapi, penerapan proses pembelajaran dengan secara online tidak
1 Kemendikbud, Sikapi Covid-19, Kemendikbud Terbitkan Dua Surat Edaran diakses pada hari
Selasa, 10 November 2020 pada pukul 12.50 WIB dari,
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/sikapi-covid19-kemendikbud-terbitkan-dua-surat-
edaran 2 Kemendikbud, Pencegahan Corona Virus Disease Covid-19 pada Satuan Pendidikan,
https://setjen.kemendikbud.go.id/setjen/files/SE%20Nomor%203%20Tahun%202020%20%tentang%2
0pencegahan%20Corona%20pada%20satuan%20pendidikan.pdf , diakses pada hari Selasa, 10
November 2020 pada Pukul 12.50 WIB.
4
semudah dilakukan ketika belajar di dalam kelas, meskipun begitu
pembelajaran harus tetap berjalan.
Pembelajaran jarak jauh secara e-learning dengan menggunakan
media online memang suatu kegiatan belajar yang tidak biasa dilakukan
sebelumnya, tetapi ini merupakan salah satu solusi untuk membuat peserta
didik memahami pembelajaran secara jarak jauh, khususnya pada mata
pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan media online atau daring
berbasis multimedia menjadi salah satu solusi untuk membuat peserta didik
mampu dalam memahami pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Ibrahim & Suardiman yang menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi
belajar peserta didik di SD Negeri Tahunan Yogyakarta.3
Pembelajaran e-learning menggunakan media online telah diterapkan
di kelas XI IPS-2 SMA Al Hasra sejak mulai berlakunya Wrok From Home
pada 16 Maret 2020 selama masa pandemi covid-19. Beberapa Media online
yang digunakan yaitu, Zoom Meeting, Whatsapp Group, dan Google
Classroom. Materi yang disampaikan menggunakan Powerpoint, rekaman
vedio singkat, dan bahan bacaan. Akan tetapi, dalam proses pelaksaaan
pembelajaran e-learning perlu dilakukannya evaluasi untuk mengetahui
langkah data bagaimana efektivitas pembelajaran secara onlien. Hal tersebut
yang mendasari penulis membuat penelitian ini dengan judul “Efektivias
Pembelajaran E-learning Menggunakan Media Online Masa Pandemi Covid-
19 dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas XI IPS-2 SMA
Al Hasra Kota Depok Tahun Pelajaran 2020/2021”.
3Mustakim, Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19
pada Mata Pelajaran Matematika,
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/alasma/article/view/13646/8447 , diakses pada hari Selasa,
10 November 2020 pada Pukul 13.45 WIB.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Perubahan pembelajaran melalui tatap muka menjadi pembelajaran jarak
jauh.
2. Pemanfaatan media online dalam masa pandemi Covid-19.
3. Pembelajaran menggunakan media online dapat meningkatkan minat
dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah pada penelitian ini tentang pemanfaatan
media online masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
terhadap siswa kelas XI IPS-2 semester genap di SMA Al Hasra kota Depok
tahun pelajaran 2020/2021 dan difokuskan menggunakan media online yaitu,
Zoom Meeting, Whatsapp Group, dan Google Classroom.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut.
Bagaimana Efektivitas Pembelajaran E-learning Menggunakan Media Online
Masa Pandemi Covid-19 dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas XI IPS-2 SMA Al Hasra Kota Depok tahun Pelajaran 2020/2021?
E. Tujuan Penelitian
Setelah menemukan beberapa masalah, tentunya penulis memerlukan
beberapa tujuan yang harus dicapai, antaranya:
1. Mengetahui perubahan pembelajaran melalui tatap muka menjadi
pembelajaran jarak jauh.
6
2. Mengetahui pemanfaatan media online dalam masa pandemi Covid-19.
3. Mengetahui pembelajaran menggunakan media online dapat
meningkatkan minat dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan Teoretis
a. Sebagai karya ilmiah. Hasil penelitian ini di harapkan akan
mampu memberikan masukan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan tentang penggunaan e-learning dengan
menggunakan media online dalam masa pandemi.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pada
penelitian berikutnya.
2. Keguanaan Praktis
a. Untuk Siswa
Sebagai cara baru dalam proses belajar siswa. Sehingga siswa
dapat menerima materi khususnya pelajaran bahasa indonesia dengan
minat yang tinggi dan dapat mengembangkan kemampuan siswa
dalam berbahasa secara lisan maupun tulisan baik secara pembelajaran
tatap muka atau pembelajaran jarak jauh.
b. Untuk Guru
Sebagai evaluasi diri bagi guru untuk mengembangkan
pembelajaran secara daring menggunakan media online. Sehingga
ilmu pengetahuan dalam mengajar lebih dinamis dan berkembang
sesuai dengan era zaman yang semakin canggih.
c. Untuk Mahasiswa
Sebagai pengetahuan tentang pembelajaran di kelas juga
mengetahui tentang belajar secara daring. Selain itu, dapat dijadikan
7
acuan evaluasi diri untuk meningkatkan kemampuan mengajar
menggunakan media online yang lebih menarik sesuai dengan zaman.
Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa
lainnya sebagai referensi dalam melakukan penelitian berikutnya.
8
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Ni Nyoman Parwati Dkk. menjelaskan istilah pembelajaran
berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar,
dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau
tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lainnya, sedangkan
mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Lebih lanjut,
belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi sampai akhir hayat. Belajar dapat
terjadi di rumah, sekolah, tempat kerja, tempat ibadah, dan masyarakat, serta
berlangsung dengan cara apa saja, dari apa, bagaimana, dan siapa saja. Salah
satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau
tingkah laku (afektif). Berkaitan dengan hal itu, tentunya diperlukan suatu
cara untuk menjadikan orang belajar, yang dalam hal ini diistilahkan dengan
pembelajaran. Istilah pembelajaran berasal dari kata “instruction”.1
Pakar pendidikan Gagne dan Briggs dalam buku Ni Nyoman Parwati
dkk mengartikan bahwa instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk memengaruhi dan
1 Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, dan Ratih Ayu Apsari, Belajar dan Pembelajaran, (
Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), h. 108.
9
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.2 Dalam kata
tersebut pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar peserta didik melalui
usaha-usaha yang terencana dalam mengembangkan sumber-sumber belajar
agar terjadi proses belajar.
Peters dkk mendifinisikan pembelajaran dalam bukunya bahwa,
education is learning to exploit one’s potentialities. Education is the sum total
of man’s experiences into a oneness-you-sometimes called your personality,3
yang artinya pendidikan adalah belajar untuk memanfaatkan potensi
seseorang. Pendidikan adalah jumlah total dari pengalaman manusia menjadi
satu, terkadang disebut kepribadian seseorang. Melalui pembelajaran dengan
mengangkat potensi seseorang maka pendidikan akan berkembang.
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemeblajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar lulusan (PP. No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 6).4
Salah satu yang menjadi prinsip pendidikan adalah diwujudkan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam berjalannya proses tersebut dibutuhkan guru yang dapat
memberikan keteladanan, membnagun kemamuan, dan mengembangkan
potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip tersebut adalah
menjadi sebuah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari
paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.5
Sistem pembelajaran di sekolah/ di madrasah, guru dan siswa
merupakan komponen penting, sehingga tidak mungkin ada lembaga
2 Ibid., h.108. 3 Herman J. Peters dkk, Introduction to Teaching, (London: Library of Congress catalog, 1963), h. 5. 4 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 37.
10
pendidikan tanpa adanya guru dan siswa. Pola pembelajaran yang dimaksud
dalam pembahasan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam
mengelola kelas yang menjadi tanggung jawabnya, hal ini banyak dipengaruhi
oleh motivasi dan pandangannya tentang konsep mengajar sehingga menjadi
gaya atau teknik guru dalam melakukan interaksi dalam pembelajaran.6
Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan
berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang
telah direncanakan.
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,
perbuatan mempelajari. Seperti yang diutarakan oleh Agus Suprijono bahwa
guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan
fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek
pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran adalah dialog interaktif.7
2. Unsur-Unsur Pembelajaran
Pembelajaran sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, tentunya memiliki
unsur-unsur di dalamnya. Adapun unsur-unsur pembelajaran adalah:
1. Lingkungan fisik,
2. Lingkungan sosial,
3. Penyajian oleh guru,
4. Konten atau materi pembelajaran,
5. Proses pembelajaran, dan
6. Produk-produk pembelajaran.
5 Ibid., h. 37 6 Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT, (Jakarta:
KENCANA, 2017), h.3 7 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 13.
11
Martha Kaufeldt dalam buku Ni Nyoman Parwati Dkk. menyarankan
bahwa dalam menentukan strategi-strategi pembelajaran guru harus
memperhatikan keenam unsur tersebut dengan baik dan mempertimbangkan
keserasiannya dengan otak siswa.8 Startegi pembelajaran yang efektif tidak
akan dapat memberikan hasil yang optimal jika diterapkan di lingkungan yang
berlawanan dengan prinsip-prinsip cara otak siswa bekerja. Oleh karena itu,
guru sebaiknya harus memikirkan pengajaran yang berevolusi dari
sebelumnya sebagai sebuah unsur yang sangat penting agar harmonis dengan
otak setiap individu siswa, sehingga guru akan semakin menguasai dan dapat
merancang pembelajaran dan lingkungan belajar yang sesuai dengan
kurikulum.
Beberapa tips yang diberikan oleh Kaufeldt dalam buku Ni Nyoman
Parwati dkk berkaitan dengan kelima unsur pembelajaran dan penyesuaian
dengan cara kerja otak manusia, yang berkaitan dengan pembelajaran daring:
a. Lingkungan Sosial
1) Kepada semua siswa. Guru harus dapat memantapkan
perasaan memiliki dan diikutsertakan dalam kelompok-
kelompok belajar.
2) Buatlah pengaturan terlebih dahulu sebelum proses
pembelajaran dimulai dalam kaitan pembentukan pasangan
diskusi atau kelompok-kelompok belajar. Ini dapat
membantu mengurangi kemungkinan stres pada siswa dan
lebih menghemat waktu
b. Penyajian Pembelajaran
8 Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, dan Ratih Ayu Apsari, op.cit., h.109
12
1) Dalam penyajian materi ajar, guru harus dapat
menggunakan hal-hal baru yang dapat menarik perhatian
siswa, dan mungkin dengan tambahan humor.
2) Buatlah koneksi antara konsep dan keterampilan baru
dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga membuat
pembelajaran mereka menjadi kontekstual.
c. Konten atau Materi Pembelajaran
1) Selalu menekankan arti konten, relevansi, dan manfaatnya
sehingga siswa tertantang dan termotivasi untuk belajar.
2) Buatlah siswa menjadi terpikat dengan materi ajar. Caranya
dengan mengajarkan suatu wilayah spesifik secara lebih
mendalam.
3) Usahakan mengatur agar pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum itu cocok dan dapat memberi akomodasi kepada
seluruh siswa dalam berbagai tingkatan dan kesiapan siswa
yang berbeda-beda.
d. Proses Pembelajaran
1) Di dalam proses pembelajaran, masukkan beragam
kegiatan dan refleksi agar terbangun ingatan jangka
panjang.
2) Susunlah secara harmonis peluang-peluang untuk pilihan
dengan menggunakan berbagai tingkat kemampuan siswa
sehingga mereka berkesempatan untuk sukses.
3) Memanfaatkan sumber-sumber teknologi yang ada untuk
mengumpulkan beragam informasi untuk mengintegrasikan
pemahaman siswa.9
9 Ibid., h. 111
13
3. Ciri-Ciri Pembelajaran
Merujuk pada pengertian atau definisi pembelajaran yang sudah
diuraikan. Beberapa ciri-ciri pembelajaran adalah:
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja;
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar;
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan;
d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun
hasilnya.10
Ciri-ciri kegiatan tersebut menekankan bahwa pembelajaran
merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem yang
berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung
dialami siswa.
4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pada buku Ni Nyoman Parwati dkk memaparkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang merujuk pendapat Gagne dan Atwi Suparman. Adapun
prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Atwi Suparman
dipaparkan lebih rinci berikut ini.
Dalam buku Condition of Learning, Gagne mengemukakan sembilan
perinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu
sebagai berikut.
a. Menarik perhatian (gaining attention), hal yang menimbulkan
minat siswa dengan mengemukakan kemampuan sesuatu yang
baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
10 Ibid., h. 113
14
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the
objectives), memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai
siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
c. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating
recall or prior learning), merangsang ingatan tentang
pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat
untuk mempelajari materi yang baru.
d. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus),
menyampaikan materi-materi pelajaran yang telah
direncanakan.
e. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance),
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing
proses/alur berfikir siswa agar memiliki pemahaman yang
lebih baik.
f. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eleciting
performance), siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah
dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
g. Memberikan balikan (providing feedback), memberitahu
seberapa jauh ketetapan performance siswa.
h. Menilai hasil belajar (assessing performance),
memberitahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh
siswa menguasai tujuan pembelajaran.
i. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention
and transfer), merangsang kemampuan mengingat-ingat dan
15
mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan
review atau mempraktikan apa yang telah dipelajari.11
5. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas menurut Nana Sujana bahwa efektivitas dapat diartikan
sebagai tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang
dapat membawa hasil belajar secara maksimal.12 Oleh karena itu, efektivitas
menjadi faktor yang sangat penting dalam pembelajaran karena menentukan
tingkat sebuah keberhasilan suatu metode pada model pembelajaran yang
digunakan, mengacu pada pengertian efektivitas proses pembelajaran. Untuk
memenuhi kriteria efektiviitas pada pembelajaran guru menjadi salah satu
faktor utama dalam proses mengajar.
Efektivitas pembelajaran juga dijelaskan oleh Supriyono bahwa
sebuah tujuan yang merujuk pada berdaya dan berhasil pada semua komponen
pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan untuk mencapai
pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Menurut
Marno & Idris dalam bukunya menjelaskan bahwa guru efektif yang dapat
menunaikan tugas dan fungsinya secara profesional. Untuk dapat
melaksanakan tugas secara profesional, diperlukan berbagai persyaratan
seperti: kompetensi akademik, kompetensi metodologis, kematangan pribadi,
sikap penuh dedikasi, kesejahteraan yang memadai, pengembangan karier,
budaya kerja, dan suasana kerja yang kondusif.13 Efektivitas yang dipaparkan
di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas ditinjau dari aspek atau dimensi
yang menjadi sebuah pencapaian tujuan. Teori efektivitas yang didasarkan
11 Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, dan Ratih Ayu Apsari, Belajar dan Pembelajaran,
(Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), h. 115 12 Nana Sudjana, Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran, (Bandung: Fakultas Ekonomi UI), h. 50 13 Marno & Idris, Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2014), h. 28
16
pada sebuah tujuan berkesimpulan bahwa terjadi efektivitas dalam sebuah
kegiatan, seperti dalam proses pembelajaran, atau sebuah organisasi yang
dapat dikatakan efektif jika tujuan tersebut tercapai. Definisi lain efektivitas
dapat dikatan sebuah produktivitas yang efisien dilakukan dengan cara
melakukan sesuatu dengan benar sementara efektivitas berkaitan dengan
tujuan atau rencana yang dicapai, sehingga kegiatan pembelajaran yang
efisien dapat dilakukan secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian
sumber daya dalam metode pembelajaran yang minimal dan terbatas.
B. Pembelajaran E-learning
1. Pengertian E-learning
Erwin Widiasworo dalam bukunya menjelaskan bahwa e-learning
adalah pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yang memanfaatkan
teknologi komputer, jaringan komputer dan /atau internet.14 Dengan e-
learning memungkinkan peserta didik belajar melalui komputer di temat
mereka masing-masing tanpa harus mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
E-learning juga dikenal sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang
dapat diakses dari internet di jaringan lokal ataupun internet. Ada pula yang
menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan
melalui media internet. E-learning merupakan bentuk pembelajaran
konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet.
Oleh karena itu, e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak
jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.15
Menurut Rosenberg dalam buku Erwin Wiadiasworo menejlaskan e-
learning merupakan salah satu penggunaan teknologi internet dalam
menyampaian pembelajaran secara luas berdasarkan tiga kriteria. Pertama, e-
14 Erwin Widiasworo, Guru Ideal di Era Digital, (Yogyakarta: Noktah, 2019), h. 160 15 Zainal Aqib, Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Bandung: CV
YRAMA WIDYA, 2013), h.60
17
learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaiki,
menyimpan, mendistribusikan, dan membagimateri ajar. Kedua, pengiriman
sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan
teknologi internet standar. Ketiga, memfokuskan pada pandangan yang paling
luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional.16
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru harus memperhatikan hal-hal
berikut.
a. Tersedianya sarana dan fasilitas di sekolah berupa teknologi digital,
seperti komputer atau laptop dan internet yang dapat diakses baik oleh
guru mauoun peserta didik.
b. Tersedianya materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural
bagi peserta didik dan guru.
c. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam
menggunakan berbagai macam alat dan sumber digital untuk membantu
peserta didik dalam proses belajar agar mencapai kompetensi yang telah
ditentukan.17
2. Manfaat E-learning
Ruth Colvin Clark dan Richard E. Mayer menjelaskan dalam bukunya
bahwa, The challenge in e-learning, as in any learning progra, is to build
lessons in ways that are compatible with human learning processes.18 artinya
Tantangan dalam e-learning, seperti dalam program pembelajaran lainnya,
adalah membangun pelajaran dengan cara yang sesuai dengan proses
pembelajaran manusia. Pada paparan tersebut bahwa, e-learning menjadi
salah satu program pembelajaran yang dapat membangun minat belajar sesuai
16 Ibid,. h. 162 17 Ibid., h. 163 18 Ruth Colvin Clark dan Richard E. Mayer, e-Learning and the Science of Instruction, (San Francisco:
United States of America, 2003), h. 30.
18
dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Banyak manfaat yang dapat
diperoleh dengan menggunakan e-learning, di antaranya diterangkan sebagai
berikut.
a. Meningkatkan kualitas interaksi yaitu apabila dirancang dengan baik, e-
learning dapat meningkatkan kualitas interaksi pembelajaran, baik
antara peserta didik dengan guru, sesama peserta didik, maupun peserta
didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).
b. Interaksi pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun
yaitu materi yang telah dikemas oleh guru dapat dipelajari peserta didik
kapan pun dan di mana punberada. Tidak hanya menggunakan komputer
atau laptop, tetapi bisa juga memakai smart phone. Jika materi tersebut
diunggah pada situs tertentu, peserta didik dapat mengaksesnya dengan
mengaktifkan jaringan internet atau menggunakan fasilitas Wi-Fi
c. Menjangkau peserta didik dalam cangkupan yang luas (potential to
reach a global audience), yaitu pembelajaran menggunakan e-learning
relatif lebih fleksibel. Hal ini terlihat dari waktu dan tempat yang tidak
ditentukan. Selain itu jumlah peserta didik yang dapat dijangkau pun
lebih luas, yakni tidak terbatas pada jumlah tertentu. Hal ini mengingat
proses pembelajaran tidak bergantung pada waktu dan tempat. Di mana
pun, dan kapan pun, peserta didik bisa belajar dan berinteraksi melalui
internet.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as achievable capabilites), yaitu
materi pembeljaran pada e-learning dapat menyeluruh serta lebih
mendalam sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Adanya
19
fasilitas yang tersedia pada media internet memungkinkan guru
mengemas materi pelajaran secara lebih up to date.19
Pembahasan tentang e-learning juga tidak lepas dari pembelajaran
jarak jauh. Sistem pendidikan jarak jauh adalah metode pembelajaran di mana
aktivitas pembelajaran dilaksakan secara terpisah dari kegiatan belajar. Hal
tersebut sebagian disebabkan peserta didik bertempat jauh atau terpisah dari
lokasi lembaga pendidikan. Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan suatu
alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat
mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga
pengajar, jarak antara lembaga pendidikan dengan siswa yang berjauhan.20
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah “perantara” atau ‘pengantar’.21 Dengan
kata lain, secara bahasa media berarti menyampaikan isi atau materi. Secara
lebih khusus, pengenalan media dalam proses belajar mengajar mendorong
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.22
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat
19 Zainal Aqib , Op.cit., h. 166 20 Ibid., h. 167 21 Arief Sadiman, dkk., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002), h. 6 22 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h. 3
20
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.23 Berdasarkan
pemahaman tersebut, guru tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber
belajar, dengan media dapat menciptakan sumber-sumber belajar lainnya
sehingga tercipta lingkungan belajar yang aktif.
Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata
bahasa Inggris Instruction. Kata intruction mempunyai pengertian yang lebih
luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru-murid
di kelas (ruang) formal, pembelajaran atau intruction mencakup pula kegiatan
belajar mengajar yang tak dihadiri guru secara fisik.24 Pada intruction yang
ditekankan adalah proses belajar maka usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
peserta didik yang kita sebut pembelajaran. 4
Media dalam konteks pembelajaran, dengan demikian adalah bahasa
gurunya. Bahasa guru dalam proses pembelajaran tersebut dapat secara verbal
maupun non-verbal. Bahasa verbal, adalah semua jenis komunikasi yang
menggunakan satu kata atau lebih; dan bahasa non-verbal adalah semua pesan
yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang kita
gunakan.25 Dengan demikian, proses penyampaian pikiran dan perasaan dapat
dilakukan secara tatap muka (proses komunikasi primer)dan dapat dilakukan
melalui saluran lain (proses komunikasi sekunder).
Pakar dan juga organisasi memberikan batasan mengenai pengertian
media dalam buku Rudi Susilana dan Cepi Riyana, beberapa di antaranya
mengemukakan bahwa media adalah:
23 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2012), h. 8 24 Arief Sadiman, dkk. Op.cit., h. 7
25 Ibid,. h. 9
21
a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru.
b. NEA (National Education Asociation) memberikan batasan bahwa media
merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,
termasuk teknologi perangkat kerasnya.
c. Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan
perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
d. AECT (Asociation of Education Comunication Technology) memberikan
batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang
dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
e. Sedangkan Gagne berpendapat bahwa sebagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
f. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk
belajar.27
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad, media pembelajaran memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut:28
a. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardwer (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindra.
b. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
peserta didik.
27 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 6 28 Husniyatus Salamah Zainiyati, op.cit., h. 63
22
c. Penekanan m edia pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
d. Media pembelajaran memiliki pengertian alata bantu pada proses belajar,
baik di dalam maupun di luar kelas.
e. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
f. Media pembelajaran dapat digunakan secra massal (misal: radio televisi),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP),
atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset, video,
recorder).
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta
didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat
dikelompokan ke dalam empat kelompok, yaitu: (1) media hasil teknologi
cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti
buku dan materi visual statis, (2) media hasil teknologi audio-visual, teknologi
audiovisual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual,29 (3) media hasil teknologi yang berdasarkan
komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaiakan materi dengan
menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor,30 dan (4) media
29 Ibid., h. 73. 30 Ibid., h. 73
23
hasil gabungan teknologi cetak dan komputer adalah cara untuk menghasilkan
dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer.31
4. Manfaat Media Pembelajaran
Pemerolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh
Kerucut Pengalaman Edgar Dale dalam buku Rudi Susilana dan Cepi Riyana
bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan
melalui kata verbal.32 Oleh karena hal ini dapat memungkinkan akan terjadi
verbalisme, yang artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa
memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini akan
mengakibatkan kesalahan persepsi. Oleh karena itu, sebaiknya siswa memiliki
pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang akan disampaikan dapat mencapai
sasaran.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung anatar murid
dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.33
31 Ibid., h. 75 32 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op.cit,h. 9. 33 Ibid., h. 9.
24
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton
1985 dalam buku Rudi Susilana dan Cepi Riyana memaparkan beberapa
manfaat media pembelajaran:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanpun
diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
h. Peran guru berubah kearah yang positif
Rudi Susilana dan Cepi Riyana mengaitkan dengan fungsi media
pembelajaran, menekankan beberapa hal sebagai berikut:
1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu
untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2) pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media
pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam
rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3) Media pembelajaran dalam menggunakan harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam
25
pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan
ajar.
4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan
demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar
untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.
5) Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses
belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media
pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih
mudah dan lebih cepat.
6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan
menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap
sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme.34
D. Media Online
1. Pengertian Media Online
Belajar online (juga dikenal sebagai belajar electronic learning atau e-
learning) merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara
elektronik menggunakan media berbasis komputer. Materinya sering kali
diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs web, internet, intranet, CD,
dan DVD.35 Karena belajar online sebenarnya merupakan bagian dari belajar
34 Ibid., h. 10. 35 Sharon E. Smaldino dan dkk, Instructional Tecnology & Media For Learning, (Jakarta: Kencana,
2011), h. 235.
26
jarak jauh, oleh karena itu pengajar perlu memilih media online yang terbaik
dan tepat untuk membantu para peserta didik belajar.
Penggunaan media online dalam pendidikan terus meningkat. Para
siswa tidak lagi hanya memiliki akses ke buku cetak, tetapi juga kepada
materi pendidikan yang terletak jauh melampaui dinding bangunan sekolah.36
Pada penjelasan tersebut media online menjadi salah satu metode efektif
dalam kondisi pembelajaran jarak jauh terutama dalam kondisi pandemi,
kondisi dimana semua kegiatan yang biasa dilakukan di ruang kelas harus
berganti dengan pembelajaran jarak jauh. Peserta didik dapat memperoleh
informasi di media online yang beragam, sumber daya pun begitu melimpah
dan banyak informasi keilmuan yang dapat di akses.
2. Media Online pada Masa Pandemi Covid-19
Sejak surat edaran pemberlakuan BDR (Belajar dari Rumah)
dikeluarkan oleh pemerintah dan menetapkan bahwa siswa-siswa melakukan
pembelajaran jarak jauh menggunakan media online, sehingga antara pendidik
dan peserta didik perlu jembatan untuk tetap aktif belajar meski di tengah
pandemi. Aplikasi zoom cloud meeting, seolah menjadi kelas baru dalam
proses pembelajaran dan aplikasinya juga menjadi solusi agar pembelajaran
disekolah dapat berjalan dengan baik. Padahal banyak peserta didik yang
mengeluhkan tentang pembelajaran online ini. Namun pola pendidikan
modern ini tetap harus dilaksanakan sampai keadaan kembali kondusif.37
Belajar tentang media online memang belum akrab di dunia
pendidikan, terutama di Indonesia. Sejarah praktik belajar mengajar tidak
akrab bagi para pendidik dan siswa. Sejalan dengan Industry 4.0, pada
36 Ibid., h. 236. 37 Fitriyani, Penggunaan Aplikasi Zoom Cloud Meeting pada Proses Pembelajaran Online Sebagai
Solusi di Masa Pandemi Covid-19, https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/ej/article/view/221, diakses
Minggu, 9 Agustus 2020, Pukul. 19.20 WIB
27
kenyataannya abad milenium nyaman dengan media sosial yang bermacam
untuk sebagian besar generasi penerus. Namun media yang digunakan sebagai
media pembelajaran yang belum dipahami.38 Kekhawatirannya adalah bahwa
pendidik sering menggunakan praktik tatap muka tradisional dibandingkan
dengan media online (internet). Era pandemi Covid-19 membutuhkan
imajinasi dan kecerdikan dari pendidik untuk menyampaikannya secara efektif
kepada peserta didik. Pendidik harus dapat mendesain pembelajaran online
yang ringan berdasarkan konten yang mereka ajarkan. Ini akan sesuai untuk
kebutuhan peserta didik di setiap level. Dikatakan bahwa pendidik efektif
dalam menerapkan media pembelajaran online. Siswa akan membutuhkan
budaya belajar mandiri dengan menggunakan alat atau perangkat untuk
mengamati pembelajaran.
Survei yang dilakukan KPAI menyatakan bahwa 76 persen siswa tidak
senang belajar jarak jauh, kemudian 76 persen siswa mengatakan beban yang
ditugaskan merasa berat, ditambah lagi 42 persen tidak memiliki kuota dan
alat teknologi seperti HP, dan kesulitan menggunakan aplikasi video serta
kesulitan sinyal.39 Kesimpulan dari survei tersebut intinya daring sudah tidak
kondusif di mata siswa. Survei ini bukan sebuah alat kebenaran abadi, hanya
bisa dikatakan sebagai suatu evaluasi bagi para pegiat pendidikan seperti apa
metode daring yang menyenangkan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus merespon situasi ini
dengan memadai. Sekolah harus memprediksi corona tidak menyebar di
38 Daffa Elang Hendra Al Bana, Media Pembelajaran yang Menjadi online Selama Pandemi Covid-19,
https://www.kompasiana.com/daffaelanghendra9816/5eb6b390097f3664a63c3df2/media-
pembelajaran-yang-menjadi-online-selama-pandemi-covid-19?page=all#section1, diakses Minggu, 9
Agustus 2020, Pukul 17.01 WIB. 39 Mahfud fauzi, 3 Model Pembelajaran di Masa Pandemi, https://www.msn.com/id-id/berita/other/3-
model-pembelajaran-di-masa-pandemi/ar-BB15ZDK3, diakses Minggu, 9 Agustus 2020, Pukul. 18.12
WIB.
28
lingkungan sekolah. Salah satu cara dengan pembelajaran jarak jauh untuk
menggeser paradigma pengajaran tatap muka.
3. Keuntungan dan keterbatasan Media Online
Sharon E. Smaldino dan Dkk. menjelaskan Beberapa keuntungan dan
keterbatan media online, yaitu:
1) Keuntungan media online
a. Keragaman media. Internet merupakan sarana serba-guna
dalam menyampaikan informasi kepada pembelajaran di
seluruh dunia. Situs internet mungkin berisi berbagai media,
termasuk teks, audio, grafik, animasi, video, dan peranti lunak
bisa-diunduh.
b. Informasi terbaru. Hingga beberapa waktu belakangan ini,
para siswa sangat terbatas terhadap sumber daya dalam
bangunan sekolah mereka. Sekarang, dengan kemampuan
terkoneksi ke sumber daya dalam komunitas dan seluruh dunia,
para siswa bisa mengakses perpustakaan dan database yang
sering kali diperbaharui tiap hari. E-learning memperbesar
kesempatan bagi sekolah yang lebih kecil serta perorangan
yang turut serta dalam sekolah di rumah (home schooling).
c. Navigasi. Keuntungan utama dari internet yaitu kemampuan
untuk berpindah dengan mudah di dalam dan di antara
dokumen. Dengan tekanan sebuah tombol atau klik sebuah
mouse, para pengguna bisa mencari berbagai dokumen dalam
berbagai lokasi tanpa berpindah dari komputer mereka.
d. Pertukaran gagasan. Para siswa bisa terlibat “percakapan”
dengan para ahli dalam sebuah bidang tertentu.
e. Komunikasi yang nyaman. E-mail memungkinkan para siswa
di berbagai lokasi untuk berbagai gagasan. Mereka bisa
29
“berbicara” satu sama lain pada waktu-waktu yang berbeda-
beda dan meresponnya berdasarkan kenyamanan mereka
sendiri. Pertukaran gagasan tersebut tetap terjaga
kerahasiaannya.
f. Biaya murah. Biaya peranti keras, peranti lunak, dan layanan
internet adalah nominal dan terus menurun.
2) Keterbatasan media online
a. Materl yang tidak sesuai. Salah satu perhatian adalah bahwa
beberapa topik yang dibahas di jaringan komputer, terutama di
internet, tidak sesuai bagi para siswa. Iklan tembakau dan
alkohol ada di internet bersama dengan permainan dan musik
yang anak-anak nikmati. Para siswa tanpa sadar sering masuk
ke dalam topik yang tidak sesuai atau kedalam lingkungan
yang tidak aman.
b. Hak cipta. Karena informasi begitu mudah diakses, adalah
mudah bagi perorangan untuk dengan mengunduh sebuah
berkas dan secara ilegal memanfaatkan untuk kepentingan
sendiri. Jadi, para siswa mungkin membuat makalah atau
proyek yang hanya sekedar “co-pas” (copy-paste) dan bukan
merupakan karya mereka sendiri.
c. Pencarian informasi. Diperkirakan bahwa beberapa ribu situs
internet baru ditambahkan ke dalam internet setiap hari.
Pertumbuhan ini menjadikan pencarian informasi lebih sulit.
Para guru perlu bekerja dengan spesialis media sekolah untuk
membantu para siswa belajar mengenai startegi pencarian yang
efektif. Untuk membantu dalam mendapatkan informasi,
beberapa perusahaan komersial dan universitas menyediakan
30
mesin pencarian yang mengikuti tautan Web dan menampilkan
hasilnya sesuai pencarian anda.
d. Dukungan. Tanpa dukungan teknis yang bagus dan menejemen
yang bijaksana, sebuah jaringan komputer mungkin “mati”
dengan cepat. Masalah pada sebuah jaringan bisa
melumpuhkan sebuah lab atau bahkan mematikan seluruh
sekolah.
e. Akses. Apakah itu melalui sistem berperanti berkabel atau
nirkabel atau sebuah modem, seluruh pengguna harus
terhubung ke jaringan. Kekuatan sinyal juga merupakan salah
salah satu isu dalam koneksi nirkabel. Semakin lemah
sinyalnya, semakin kecil kemungkinannya anda akan bisa
mengirim dan menerima data.
f. Kecepatan akses. Keterbatasan lainnya adalah kecepatan untuk
mengakses informasi oleh pengguna. Waktu tunggu yang
sangat panjang bisa dicegah melalui perancangan halaman
Web yang ringkas.
g. Kurangnya kontrol kualitas. Para siswa harus menjadi
pembaca dan pemikir yang kritis yang mengetahui bagaiamana
mengevaluasi informasi. Apa saja yang dipampang di internet
bukanlah “fakta”. Siapa saja bisa memampang apa saja di
Web, termasuk informasi yang tidak penting, keliru, atau tidak
bisa dipercaya.40
40 Sharon E. Smaldino dan dkk, op.cit, h. 239.
31
4. Penggunaan Media Online pada Zoom Meeting, Whatsapp Group, dan
Google Classroom.
Pengertian media online secara umum, yaitu segala jenis atau format
media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan
suara. Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai
sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara
umum ini, maka Zoom Meeting, Whatsapp Group, dan Google Classroom.
termasuk dalam kategori media online.
1) Aplikasi Zoom Meeting
Zoom Meeting merupakan sebuah aplikasi video converence yang
dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat yang dapat
digunakan pada perangkat komputer, smartphone sampai sistem ruang.
Aplikasi Zoom Meeting ini tersedia dalam empat pilihan Beberapa fitur
yang ditawarkan oleh aplikasi Zoom Meeting ini antara lain:
a. HD Video dan Audio
Dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting ini sobat komputer tidak
perlu kawatir dengan kualitas video dan audio yang ditampilkan, Zoom
Meeting menawarkan kualitas high definition dengan jumla peserta hingga
1000 orang dalam grid layar.
b. Keamanan
Aplikasi Zoom Meeting menawarkan keamanan dengan teknologi end-
to-end encryotion, selain itu aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur
keamanan sandi untuk setiap penggunanya.
c. Rekaman dan Transkrip
Selain kedua fitur unggulan diatas aplikasi Zoom Meeting juga
dilengkapi dengan fitur recording, sehingga kegiatan rapat dapat
terdokumentasi dan dapat dibuka kembali sewaktu – waktu.
d. Berbagi Layar
32
Aplikasi Zoom Meeting juga dilengkapi dengan fitur berbagi layar,
sehingga para peserta rapat dapat berinteraksi dengan lebih interaktif.
e. Penjadwalan
Aplikasi Zoom Meeting juga dilengkapi dengan fitur penjadwalan
yang dapat diinformasikan melalui email atau ical.
f. Obrolan Tim
Dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting ini obrolan group
menjadi lebih mudah. Sehingga kita akan terasa lebih dekat dengan
anggota rapat yang lainnya.
g. Riwayat
Aplikasi Zoom Meeting juga dilengkapi dengan history obrolan dan
akan tersimpan dalam arsip sistem hingga sepuluh tahun.41
Secara garis besar fungsi Zoom Meeting adalah untuk komunikasi
dengan menggunakan video dan audio melalui jaringan internet. Aplikasi
ini sangat berguna untuk proses belajar mengajar secara online.
2) Aplikasi Whatsapp Group
Whatsapp Group adalah sistem pesan instan untuk ponsel pintar dari
Whatsapp Inc. Didirikan pada Tahun 2009 oleh Brian Acton dan Jan
Koum dan berjalan di semua platform smartphone. Whatsapp Group
menggunakan jaringan internet sebagai alternatif untuk sistem pesan teks
(SMS). Whatsapp Group adalah aplikasi gratis messenger gratis untuk
smartphone. Whatsapp mengunakan internet untuk mengirim pesan,
gambar, audio, dan video. Layanan ini sangat mirip dengan layanan pesan
teks, karena Whatsapp Group menggunakan jaringan internet untuk
41 Admin Utopicomputers, Apa Itu Aplikasi Zoom Meeting? Pengertian dan Fungsinya,
https://www.utopicomputers.com/apa-itu-aplikasi-zoom-meeting-pengertian-dan-fungsinya/, diakses
Minggu, 9 Agustus 2020, pukul. 19.35 WIB.
33
mengirim pesan, biaya menggunakan Whatsapp Group jauh lebih sedikit
dari pada (SMS).
700 juta pengguna, mulai Januari 2015, Whatsapp Group saat ini
adalah aplikasi messenger online terbesar. Didirikan pada Tahun 2009
oleh mantan karyawan Yahoo, perusahaan ini di mulai sebagai startup
kecil dan membengkak menjadi 250.000 pengguna hanya dalam beberapa
bulan. Tumbuh sangat cepat sehingga mereka harus menambahkan biaya
untuk menggunakan layanan pertahun untuk memperlambat tingkat
langganan.42
Whatsapp Group adalah aplikasi seluler populer untuk menyediakan
layanan pesan instan ditelepon pintar. Ini menggunakan layanan jaringan
internet untuk mengkomunikasikan jenis teks dan pesan multimedia yang
berbeda antara pengguna atau group. Penggunanya di seluruh dunia telah
melampaui angka satu miliar pada Februari 2016. Pengaruh WhatsApp
Group pada kehidupan, budaya, dan masyarakat kita terus meningkat.
3) Aplikasi Google Classroom
Berkembangnya teknologi dan internet dalam beberapa tahun terakhir
bukan hanya mempengaruhi produk elektronik saja, melainkan di dunia
pendidikan terutama metode pembelajaran. Mungkin semua orang pernah
mengalami duduk di bangku kelas bersama teman-teman sementara guru
di depan papan tulis sedang menerangkan pelajaran. Cara tersebut
memang masih diterapkan saat ini, namun kecanggihan teknologi
mempengaruhi perubahan dalam pola mengajar.
Salah satu perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan adalah
munculnya Google Classroom yang dirilis secara resmi pada Agustus
42 Bambang Winarso, Apa Itu Whatsapp, Sejarah dan Fitur-Fitur Unggulannya? https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp, diakses Kamis, 3 Desember 2020, pukul. 19.07 WIB.
34
2014. Sesuai dengan namanya, Google mencoba untuk ‘memindahkan’
ruangan kelas tersebut ke ranah online.43
Google Classroom atau Ruang Kelas Google adalah suatu serambi
pembelajaran campuran untuk setiap ruang lingkup pendidikan sehingga
dapat memudahkan seorang guru dalam membuat, membagikan, dan
menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas. Software tersebut telah
diperkenalkan sebagai keistimewaan dari Google Apps for Education yang
rilis pada tanggal 12 Agustus 2014. Pihak Google juga telah melakukan
pemberitahuan mengenai antar muka pemprograman aplikasi dari sebuah
ruang kelas serta tombol share untuk situs web, sehingga semua pihak
pengelola sekolah beserta para developer dibolehkan untuk melakukan
penerapan lebih lanjut terhadap Google Classroom.44
Hadirnya Google Classroom, para peserta didik juga secara tidak
langsung mendukung gerakan go green. Selain tidak menggunakan kertas
sebagai media pembelajaran, Google Classroom juga menyediakan
serangkaian perangkat gratis untuk mendukung produktivitas para siswa
seperti Gmail, Drive, dan Docs. Oleh sebab itu, siswa dapat mengerjakan
dan mengumpulkan tugas tanpa menggunakan buku atau kertas lagi.
Nantinya, para guru bisa membuat folder Drive khusus untuk setiap tugas
dan untuk siswa agar semuanya dapat lebih teratur serta membuat salinan
dokumen di Google Docs secara otomatis.
E. Penelitian yang Relevan
Berikut ini penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Pertama, yaitu penelitian milik mahasiswa program studi
Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung atas
43 Humaira Aliya, Kenali Google Classroom, Masa Depan Layanan Pengajaran Berbasis Online,
diakses Kamis, 3 Desember 2020, Pukul. 21.35 WIB.
35
nama Ervina Anggraini pada tahun 2018 dengan judul “Pengaruh
Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Aplikasi Google Classroom
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis pada Peserta Didik Kelas VIII
SMPN 9 Bandar Lampung”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
pengaruh pembelajaran Blended Learning menggunakan Google Classroom
terhadap pemahaman konsep peserta didik SMP. Penelitian tindakan kelas ini
menggunakan strategi deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya
mengemukakan kualitas pada rata-rata hasil belajar, bahwa pembelajaran
Blended Learning lebih baik dibanding pembelajaran E-learning.45
Perbedaan penelitian Ervina Anggraini dengan penelitian ini adalah:
1. Ervina melakukan penelitian pada Tahun 2018, sedangkan peneliti
dilakukan pada tahun 2020
2. Ervina fokus menggunakan media aplikasi Google Classroom,
sedangkan peneliti fokus menggunakan aplikasi Google
Classroom, Meeting Zoom, dan Whatsapp Group.
3. Ervina melakukan penelitian terhadap siswa tingkat SMP fokus
pada kelas VIII, sedangkan peneliti melakukan penelitian terhadap
siswa tingkat SMA fakus pada kelas XI.
4. Ervina melakukan penelitian pada konsep pemahaman Matematis,
sedangkan peneliti melakukan penelitian pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
5. Ervina melakukan penelitian pembelajaran Blended Learning,
sedangkan peneiliti menggunakan penelitian pembelajaran E-
learning.
44 Ibid,. 45 Ervinna anggraini, “Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Aplikasi Google
Classroom Terhadap Pemahaman Konsep Matematis pada Peserta Didik Kelas VIII SMPN 9 Bandar
Lampung”, Skripsi 9 Agustus 2020, h. 54.
36
Penelitian relevan yang kedua, ialah penelitian yang dilakukan oleh
Hikmat, Endang Hermawan, Aldim, dan Irwandi yang berjudul
“Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19:
Sebuah Survey Online”. Hikmat dkk. adalah mahasiswa program studi
sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang
dilakukan pada Tahun 2020. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui pengaruh pandemi Covid-19 pada efektivitas pembelajaran
mahasiswa yang terjadi perubahan yang sangat drastis dari pembelajaran
tatap muka menjadi pembelajaran di rumah secara daring. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa hasil pengujian dengan metode MAUT (Multi-
Attribute Utility Theory) untuk aplikasi Zoom meeting sebagai
pembelajaran tatap muka dan WhatsApp Group untuk tutorial dan
penugasan maka didapat hasil efektivitas belajar daring pada matakuliah
teori menempati peringkat pertama sebesar nilai 0.88, matakuliah teori dan
praktikum pada posisi ke dua dengan nilai 0.70, mata kuliah praktikum
pada urutan ke tiga dengan nilai 0.42 dan matakuliah di lapangan urutan ke
empat dengan nilai 0.20. Hal ini berarti bahwa pembelajaran daring hanya
efektif untuk mata kuliah teori dan teori dan praktikum saja, sementara
untuk matakuliah praktikum dan matakuliah lapangan tidak efektiv
dilakukan secara daring.46
Perbedaan penelitian Hikmat, Endang Hermawan, Aldim, dan Irwandi
dengan penelitian ini adalah:
1. Subjek penelitian yang dilakukan Hikmat Dkk. pada tingkat
mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, sedangkan
peneliti pada tingkat SMA kelas XI.
46 Hikmat, dkk., “Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19: Sebuah Survey
Online Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati”, Karya
Tulis Ilmiah, Agustus 2020, h. 5.
37
2. Hikmat Dkk. sama-sama melakukan penelitian di Tahun 2020,
tetapi hanya fokus pada efektivitas pembelajaran selama pandemi
Covid-19 tidak menggunakan media Online, sedangkan peneliti
fokus pada efektivitas pembelajaran daring selama masa pandemi
Covid-19 dengan menggunakan media online.
3. Hikmat dkk menggunakan metode MAUT (Multi-Attribute Utility
Theory), sedangkan peniliti metode kualitatif deskriptif.
Penelitian relevan yang ketiga, yaitu milik Mustakim pada tahun 2020,
seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Daring
Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata
Pelajaran Matematika”. Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas
pembelajaran daring dengan menggunakan media online pada pelajaran
Matematika pada peserta didik kelas SMA Negeri 1 Wajo dengan
menggunakan teknik simple random sampling dengan mempertimbangkan
homogenitas populasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan
kuesioner pembelajaran daring, analisis data menggunakan statistik
deskriptif. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
menggambarkan peserta didik menilai pelajaran matematika menggunakan
media online sangat efektif (23,3%), sebagian besar mereka menilai efektif
(46,7%), menilai biasa saja (20%), pembelajaran daring tidak efektif
(10%), dan sama sekali tidak ada (0%) yang menilai sangat tidak efektif.47
Perbedaan penelitian Mustakim dengan penelitian ini adalah:
47 Mustakim, “Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-
19 Pada Mata Pelajaran Matematika: Sebuah Jurnal pada Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar”, Journal Deikis: Journal of Islamic Education, Vol. 2 No. 1, 2020, h. 11.
38
1. Mustakim melakukan penelitian sama-sama pada tingkat SMA
tetapi mustakim meneliti fokus pada mata pelajaran Matematik,
sedangkan peneliti fokus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mustakim melakukan penelitian sama-sama pada Tahun 2020,
tetapi berbeda tempat penelitian mustakim melakukan di Makassar
sedangkan peneliti melakukan di Sawangan Depok.
3. Mustakim melakukan penelitian dengan metode statistik deskriptif,
sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Hasra Depok yang berlokasi di
Jalan Raya Bojongsari No. 49, Bojongsari Baru, Bojongsari, Kota Depok,
Jawa Barat 16516, Indonesia. Waktu pengambilan data penelitian
dilaksanakan pada tanggal 11 September 2020 sampai dengan tanggal 18
September 2020.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif
adalah suatu pendekatan penelitian yang mengembangkan ilmu pengetahuan.1
Penelitian kualitatif itu berkaitan dengan kehidupan yang dijalani, hal-hal
yang terjadi, situasi yang dibangun dalam peristiwa sehari-hari, dan momen-
momen yang ada. Penelitian kualitatif untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari sudut atau perspektif orang-orang yang diajak wawancara,
diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya.
Menurut Denzin & Lincoln 1987 dalam buku Lexy J. Moleong menyatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada.2 Oleh karena itu, pertimbangan
peneliti dalam fenomena sangat diperlukan. Adapun tujuan penelitian
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, ( Bandung: CV Alfabeta, 2017), h. 11 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2016),
h. 5
40
kualitatif deskriptif adalah menciptakan pemaparan secara sistematis, faktual,
dan akurat dalam fakta-fakta yang terjadi.
Deskriptif juga sebagai metode penelitian yang dapat dikembangkan
ke arah panelitian naturalistik yakni yang menggunakan kasus secara spesifik
melalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami dengan
pendekatan fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi
mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel
yang lebih kompleks.3 Peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak
menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-
peristiwa yang saat sekarang sedang terjadi.
Jadi, metode penelitian kualitatif deskriptif salah satu metode
penelitian yang mendeskripsikan atau menjelaskan suatu fenomena sosial atau
peristiwa yang terjadi dengan menggunakan cara observasi, wawanacara,
dokumentasi, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif karena bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang
ada. Fenomena tersebut adalah efektivitas pembelajaran e-learning dalam
menggunakan media online seperti, Whatsapp Group, Google Classroom, dan
Zoom Meeting yang akan dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini mengenai efektivitas pembelajaran e-
learning pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media online
yaitu, Whatsapp Group, Zoom Meeting, Google Classroom pada masa
pandemi Covid-19 oleh siswa kelas XI-2 IPS pada semester ganjil tahun
pelajaran 2020/2021, dan hal-hal yang berkaitan dalam mendukung dan
mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19.
3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 158.
41
Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-2 IPS semester
ganjil, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Penelitian ini memilih kelas XI-
2 IPS yang terdiri dari 30 siswa, yaitu 18 orang siswa laki-laki dan 12 orang
siswi perempuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi atau metode pengamatan mempunyai sifat dasar naturalistik
yang berlangsung dalam konteks natural (asli) dari kejadian, pelakunya
berpartisipasi secara wajar dalam interaksi, dan observasi ini menelusuri
aliran alamiah dari kehidupan sehari-hari.4 Menggunakan metode ini
berarti menggunakan mata dan telinga sebagai jendela untuk merekam
data. Dilihat dari sejauh mana keterlibatan peneliti/pengumpul data dalam
event yang diamati, observasi terbagi menjadi dua, yaitu obsevasi
partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam observasi jenis penelitian
ini adalah bagian dari apa yang diamati. Sedangkan nonpartisipan adalah
peneliti tidak berada dalam atau melakukan keterlibatan dalam kegiatan
yang diamati.5 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi nonpartisipan. Observasi dilakukan untuk mengamati secara
langsung proses pembelajaran e-learning di kelas XI-2 IPS SMA Al hasra.
Selain observasi terhadap proses pembelajaran kelas online, observasi juga
dilakukan terhadap struktur organisai sekolah guna melengkapi data-data
yang diperlukan dalam penelitian.
2. Wawancara
4 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metode Penelitian, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2011), h. 75 5 Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014), h. 41-43
42
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban-
jawaban responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung dengan sumber data. Wawancara langsung diadakan
dengan orang yang menjadi sumber data dan dilakukan tanpa perantara,
baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan.6 Yang
bertujuan untuk menjaring informasi bagi peneliti agar mendapatkan
informasi yang jelas dan valid.
Adapun wawancara yang dilakukan ialah wawancara terstruktur.
Wawancar terstruktur adalah jenis wawancara paling kaku. Wawancara ini
berangkat dari serangkaian pertanyaan yang telah disiapkan dan
dinyatakan menurut urutan yang telah ditentukan.7 Pengumpulan data
melalui wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai
peserta didik, guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI-2
IPS, dan kepala sekolah SMA Al Hasra karena terlibat langsung dalam
proses pembelajaran secara online dengan subjek penelitian. Wawancara
dengan peserta didik, guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Kepala Sekolah, dan Wali Murid ini dilakukan setelah proses
pembelajaran online selesai.
Tabel 3.1 Form Wawancara dengan Peserta Didik
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Asal Sekolah :
No Daftar Pertanyaan
6 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 173 7 Suawartono, Op.cit., h, 51.
43
1 Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum pemberlakukan
belajar secara jarak jauh?
2 Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di sekolah Anda?
3 Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak jauh sama
saja dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
4 Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu selesai
pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar di dalam kelas?
5 Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk berkomunikasi
selama pelajaran jarak jauh?
6 Media online apa saja yang digunakan ketika pembelajaran Bahasa
Indonesia berlangsung?
7 Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan media
Whatsapp Group?
8 Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan media Google
Classroom?
9 Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan media Zoom
Meeting?
10 Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi Zoom
Meeting?
11 Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang ada di dalam
aplikasi Zoom Meeting?
12 Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara penggunaan
aplikasi Zoom Meeting?
13 Apakah menggunakan media online dapat membuat anda fokus
dengan materi B9hasa Indonesia?
14 Apakah menggunakan media online dapat membuat Anda lebih
kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
15 Apakah menggunakan media online dapat membuat lebih Anda
mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
16 Apakah menggunakan media online dapat membuat Anda minat
44
dalam belajar Bahasa Indonesia?
17 Apakah menggunakan media online dapat meningkatkan literasi
dalam diri anda?
18 Apakah menggunakan media online dapat meningkatkan nilai
Bahasa Indonesia?
19 Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media online?
20 Apakah Anda lebih sering telat mengumpulkan tugas waktu belajar
di dalam kelas atau belajar secara online?
Yang diwawancarai Pewawancara
Peserta Didik Peneliti
Tabel 3. 2 Form Wawancara dengan Guru Pengampu Bahasa Indonesia
Nama :
Usia :
Mata Pelajaran :
No Daftar Pertanyaan
1 Sejak kapan dilakukan pembelajaran jarak jauh di sekolah Bapak?
2 Apakah sekolah memberikan fasilitas yang memadai untuk
pembelajaran jarak jauh?
3 Adakah kegiatan yang masih dilakukan di lingkungan sekolah?
4 Apakah kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasanya?
5 Apakah selama pelajaran jarak jauh anak-anak selalu hadir tepat
waktu dalam kelas pelajaran Bahasa Indonesia?
6 Apakah mengajar secara online dapat membuat Bapak mudah
menyampaikan materi Bahasa Indonesia?
45
7 Alat pembelajaran apa saja yang biasa Bapak gunakan dalam
berlangsungnya pelajaran jarak jauh?
8 Media online apa saja yang biasa Bapak gunakan?
9 Apakah bapak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan media
online untuk proses mengajar?
10 Apakah pelajaran jarak jauh memudahkan bapak dalam
menyampaikan materi?
11 Apakah menggunakan media online dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia?
12 Apakah dengan media online dapat meningkatkan literasi pada
peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia?
13 Apakah dengan media online dapat meningkatkan nilai para peserta
didik dalam belajar Bahasa Indonesia?
14 Apakah dengan media online dapat meningkatkan kreativitas anak
dalam belajar Bahasa Indonesia?
15 Menurut Bapak media online cocok untuk materi Bahasa Indonesia?
16 Apakah selama pelajaran jarak jauh peserta didik selalu tepat waktu
dalam mengumpulkan tugas?
17 Apakah banyak keluhan dari peserta didik selama proses
pembelajaran jarak jauh pada materi Bahasa Indonesia?
18 Apakah selama belajar online mata pelajaran Bahasa Indonesia
jumlah peserat didik yang tidak hadir semakin meningkat?
19 Apakah belajar online dapat membuat peserta didik aktif selama
proses pembelajaran?
20 Manakah yang lebih sulit mengontrol anak belajar secara langsung
tatap muka di dalam kelas atau belajar secara jarak jauh dengan
menggunakan media online?
Yang diwancarai Pewawancara
Guru Mata Pelajaran Peneliti
46
Tabel 3.3
Form Wawancara dengan Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah :
Usia :
Lama Menjabat :
No Daftar Pertanyaan
1 Sudah berapa lama Bapak menjadi kepala sekolah di sekolah Al
hasra?
2 Sejak kapan pelajaran jarak jauh di terapkan di sekolah Al hasra?
3 Apakah selama pandemi ada kesulitan dalam berkordinasi dengan
para staf dan guru?
4 Apakah sekolah benar-benar melakukan semua kegiatan secara
online atau masih ada beberapa kegiatan yang dilakukan disekolah?
5 Jika masih ada kegiatan pihak sekolah benar-benar menerapkan
protokol kesehatan?
6 Apakah dari pihak wali murid banyak yang protes terhadap sekolah
selama pembelajaran jarak jauh?
7 Manakah yang lebih sulit mengontrol berkegiatan belajar disekolah
atau pembelajaran jarak jauh?
8 Apakah sekolah membuat kegiatan sosialisasi kepada guru cara
bagaiamana penggunaan media online pada pembelajaran jarak
jauh?
9 Apakah sekolah memfasilitasi kuota selama proses pembelajaran
jarak jauh berlangsung?
10 Apakah ada pengurangan kegiatan sekolah selama pandemi Covid-
19
Yang diwancarai Pewawancara
47
Kepala Sekolah Peneliti
Tabel 3.4
Form Wawancara dengan Wali Murid
1) Nama :
Usia :
Pekerjaan :
No Daftar Pertanyaan
1 Berapa jumlah anak Bapak/Ibu yang bersekolah?
2 Sejak kapan pembelajaran jarak jauh di terapkan di sekolah Al
hasra?
3 Apa kegiatan Bapak/Ibu selam pandemi Covid-19?
4 Apakah Bapak/Ibu bekerja secara online juga?
5 Jika bekerja apakah selama pandemi ada kesulitan dalam
mengontrol pekerjaan dan belajar anak di rumah?
6 Bagaimana motivasi anak ketika belajar di rumah secara online?
7 Manakah yang lebih sulit dalam membangunkan anak setiap hari
ketika pembelajaran jarak jauh di mulai atau berangkat belajarke
sekolah?
8 Apakah anak Bapak/Ibu aktif dalam belajar dan mengerjakan
tugas?
9 Apakah selama proses belajar dirumah Bapak/Ibu lebih mengetahui
bagaimana perkembangan anak dalam belajar?
10 Apakah Bapak/Ibu memberikan fasilitas selam anak belajar di
rumah?
Yang diwancarai Pewawancara
48
Wali Murid Peneliti
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang tertulis.
Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya dalam
pelaksanaan metode dokumentasi.8 Hasil penelitian dari observasi atau
wawancara, akan lebih kredibel/dapat di percaya kalau didukung oleh
sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat, dan auotobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan
seni yang telah ada.9
Data berbentuk dokumen pada penelitian ini adalah berupa pertanyaan
dari hasil pembelajaran secara online dengan menggunakan media sosial
Whatsapp Group, Zoom Meeting, Google Classroom dan foto kegiatan
pembelajaran secara online pada kelas XI-2 IPS SMA Al hasra pada saat
proses penelitian.
Oleh karen itu, peneliti menyajikan dokumen berupa screanshoot hasil
foto pembelajaran jarak jauh dengan aplikasi google classroom, whatsapp
group, dan Zoom Meeting. Beberapa hasil dokumentasi lainnya yaitu
berupa rekam suara hasil wawancara dan foto hasil wawancara.
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dibutuhkan dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.
Mendeskripsikan semua hal yang berkaitan sehingga dapat membuat
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), h.135.
49
kesimpulan yang mudah dipahami penulis maupun pembaca hasil dari
penelitian ini. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu.
E. Instrumen Penelitian
Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial
maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau
dinamakan membuat laporan dari pada melakukna penelitian. Pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.
Alat ukur dalam penelitian yang biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.10 Peneliti secara langsung
mengumpulkan data dan untuk memudahkan dalam proses pengolahan data,
peneliti menggunakan wawancara. Wawancara yang dilakukan berupa
beberapa pertanyaan untuk mengukur seberapa efektivitasnya pembelajaran e-
learning menggunakan media online seperti, Whatsapp Group, Zoom
Meeting, dan Google Classroom.
Alat bantu penelitian yang dipilih oleh peneliti dengan metode
kualitatif deskriptif ini adalah:
Tabel 3.1 Wawancara untuk Peserta Didik
Tabel 3.2 Wawancara untuk Guru Pengampu Bahasa Indonesia
Tabel 3.3 Wawancara untuk Kepala Sekolah
Tabel 3.4 Wawancara untuk Wali Murid
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, ( Bandung: CV Alfabeta, 2017), h. 327 10 Ibid., h. 148
50
F. Teknik Pengolahan Data
Triangulasi ada dua yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Dalam hal ini penulis menggunakan kedua triangulasi tersebut. Triangulasi
teknik, yaitu teknik pengumpulan data yang berbeda-beda meliputi observasi,
wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Sedangkan triangulasi sumber yaitu teknik pengumpulan data dari
sumber yang berbeda dengan metode yang sama (wawancara).
G. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction
(reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion
drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).11 Berikut ini adalah
teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti.
1. Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang telah dilakukan di lapangan (SMA Al Hasra Depok).
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan perlu direduksi. Reduksi data
diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerdahanaan, pengabstraksian, dan transformasi data mentah yang
didapat dari catatan-catatan yang muncul di lapangan.12 Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik
11 Ibid., h. 91
51
dan diverifikasi. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus
sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
Peneliti melakukan pemilihan pada data yang dapat diolah dalam
penelitian.
3. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data maka dilakukanlah penyajian data.
Penyajian data dilakukan agar hasil reduksi data terorganisasi dan tersusun
dalam pola hubungan sehingga mudah dipahami. Penyajian data ini dapat
dilakukan dalam bentuk uraian, naratif, bagan, dan lain sejenisnya.13
Peneliti akan merasa mudah jika ada penyajian data dalam memahami apa
yang terjadi dan merencanakan langkah penelitian selanjutnya.
4. Penarikan kesimpulan/Verifikasi
Kegiatan analisis data selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
samar sehingga setelah diteliti menjadi jelas.14 Penarikan kesimpulan ini
dilakukan pada saat kegiatan analisis data berlangsung secara terus-
menerus selesai dikerjakan oleh peneliti, baik yang berlangsung di
lapangan, maupun setelah selesai di lapangan.
Penarikan kesimpulan pada penelitian ini adalah menentukan
keefektivan pembelajaran peserta didik pada pembelajaran e-learning
menggunakan media online. Hasil yang telah diperoleh dikategorikan ke
dalam efektif dan tidak efektif pada pembelajaran e-learning
menggunakan media online. Setelah itu baru dapat ditarik kesimpulan
12 Trianto, Pengantar Penelitian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), h. 287. 13 Ibid,. h. 289. 14 Ibid,. h. 292.
52
hasil efektivitas pembelajaran e-learnig menggunakan media online
selama pandemi Covid-19 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMAS AL HASRA
NPSN : 20229140
Jenjang Pendidikan : SMA
Status Sekolah : Swasta
b. Lokasi Sekolah
Alamat : Jl. Raya Ciputat Parung, Rt 03/Rw 07
RT / RW : 03/07
Desa/Kelurahan : Bojongsari Baru
Kode Pos : 16516
Kecamatan : Kec. Bojongsari
Kabupaten/Kota : Kota Depok
Provinsi : Prov. Jawa Barat
Negara : Indonesia
c. Data Pelengkap Sekolah
SK Pendirian Sekolah : 530/I02/Kep/E-88
Tanggal SK Pendirian : 1988-08-18
Status Kepemilikan : Yayasan
SK Izin Operasional : 421.3/Ops.175/X/Cadisdik/2018
Tgl SK Izin Operasional : 2018-10-18
NPWP : 015697154412003
54
d. Kontak Sekolah
Nomor Telepon : 0217491141
Nomor Fax : 0217491141
Email : [email protected]
2. Sejarah SMA AL Hasra
SMA Al-Hasra merupakan sekolah yang termasuk dalam Yayasan Al-
Hasra. SMA Al-Hasra didirikan pada tahun 1989. Pendiri Yayasan Al-Hasra
ialah Alm. Bpk. H. Hasuda & Alm. Ibu Hj. Zahara. SMA Al-Hasra yang saat
ini dipimpin oleh Ibu Antik Handayani, S.Pd., merupakan salah satu sekolah
menengah atas yang terletak di Kota Depok. SMA Al-Hasra secara resmi
mendapat izin operasional dari Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat melalui SK No.
530/I02/Kep/E-88. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
kualitas pendidikan yang lebih baik maka SMA Al-Hasra juga
menyelenggarakan Kelas Plus sejak tahun 2003/2004. Saat ini SMA Al-Hasra
berstatus akreditasi A (Unggul) sesuai Sertifikat Akreditasi BAN-S/M No.
PLENO 2 Tanggal 07 November 2018.
3. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
Mewujudkan lulusan yang berkepribadian islami, berprestasi, dan
berwawasan global
b. Misi
a) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di bidang keislaman,
profesional, dan bahasa asing
b) Menerapkan kurikulum nasional dan kurikulum ciri khas sekolah
dengan mengedepankan keislaman, bahasa asing, sains, dan teknologi
55
c) Memenuhi sarana dan prasarana sekolah yang menunjang kegiatan
pembelajaran sesuai standar BNSP
d) Membangun network berskala internasional
c. Tujuan
1.1. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di bidang keislaman,
profesional, dan bahasa asing bertujuan :
Keislaman
1. Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam membaca Al Qur’an
2. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam melaksanakan ibadah wajib dan sunah
Profesional
3. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga pendidik sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu berbasis IT
Bahasa Asing
4. Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam berbahasa
Inggris
1.2. Menerapkan kurikulum nasional dan kurikulum ciri khas sekolah
dengan mengedepankan keislaman, bahasa asing, sains, dan
teknologi, bertujuan :
Kurikulum Nasional
5. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mencapai
lulusan yang diharapkan
6. Meningkatkan prestasi di bidang akademik
Kurikulum Ciri Khas Sekolah
56
7. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan sekolah yang
mengarah pada kompetensi di bidang Keislaman, Bahasa asing,
sains, dan teknologi
8. Memfasilitasi kegiatan pembelajaran Keislaman, bahasa asing,
sains, dan teknologi dalam kegiatan ekstrakurikuler
3.3. Memenuhi sarana dan prasarana sekolah yang menunjang
kegiatan pembelajaran sesuai standar BSNP, bertujuan :
9. Memfasilitasi kebutuhan guru dan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
10. Menyediakan buku dan sarana belajar lain yang menunjang
kegiatan pembelajaran
3.4. Membangun networking berskala internasional, bertujuan :
11. Mewujudkan SMA Al Hasra menjadi Global Islamic School
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
SMA Al-Hasra melakukan peningkatkan layanan pendidikan
berkualitas yang mengakomodasi tuntutan globalisasi atau masyarakat. Selain
diperlukannya kurikulum, sarana, dan prasarana, dibutuhkan juga sumber
daya manusia (SDM) yang handal. Siswa SMA Al-Hasra dibimbing oleh para
guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan latar belakang pendidikan yang
sesuai dan ahli di bidangnya. Berikut ini merupakan informasi mengenai guru
dan tenaga kependidikan di SMA Al-Hasra.
Tabel 4.1 Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
No Jabatan Nama
1 Kepala Sekolah Antik Hindayani, S.Pd
2 Wakasek Kurikulum Heny Dyah K, S.T.
57
3 Wakasek Kesiswaan Zamzam Firdaus, S.Pd.I
Tabel 4.2 Daftar Guru SMA Al-Hasra
No Nama Guru Mata Pelajaran
1 Antik Handayani, S.Pd. Biologi
2 Heny Dyah K, S.T Matematika
3 Zamzam Firdaus, S.Pd.I Pendidikan Agama Islam
4 Erni Maryani, S.Pd. Geografi
5 Dra. Helmidar Pendidikan Kewarganegaraan
6 Dra. Lismaili Amir Kimia dan Seni Budaya
7 Eva Rahmi, M.Pd. Sosiologi
8 Drs. Muhardi Khatib Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
9 Hanura Weldi, S.Ag. Bahasa Inggris
10 Rosita Primasari, S.Pd Biologi/PLH
11 Yanti, S.Pd Fisika
12 Rismayanti, SS Bahasa Inggris
13 Siti Rohma, S.Kom TIK dan Seni Budaya
14 Sri Mulyati, S.Pd. Bahasa Jepang
15 Mulyadi, S.Pd Penjaskes
16 Erin Alifadini, S.Sos. Sosiologi dan Sejarah Indonesia
17 Elis Hindayati, S.Pd. Bahasa Indonesia
18 Dra. Ety Mulyati Bahasa Sunda
19 Fuzi Niviantu,S.Pd. Ekonomi
20 Rima, S.Pd. Sejarah Indonesia
58
21 Sugeng Budiarjo,S.Pd Matematika Wajib
22 Abdurrohim,S.Pd. Kimia
23 Tika Mufrika,S.Pd. Matematika Wajib
24 Randy Maulana,S.Pd.I BPI
25 Miryanti,S.Pd. Speaking Class
26 Suratin,S.Pd Pendidikan Kewarganegaraan
27 Maisya Anjani,S.Pd. Fisika
28 Kiki Nofitri Bahasa Indonesia
29 Sri Hastuti,S.Pd. Biologi
30 Meida Bintang Kurniawan,
S.Si
Penjaskes
31 Dedi Santosa, S.Pd. Bahasa Indonesia
32 Diana,S.Pd/Nur'ani,S.Pd BP
Tabel 4.3 Daftar Staf SMA Al-Hasra
No Nama Keterangan
1 Drs. Muhardi Khatib Komite Sekolah
2 Erni Maryani, S.Pd. Kabag. Tas dan Kepegawaian
3 Siti Nurhasanah, S.Pd. Adm. Keuangan
4 Sigit Kusdarmaji Adm. Kepegawaian dan
Kesiswaan
5 Putri Nurhaliza Adm. Kurikulum dan Persuratan
6 Mustofa Kamal, S.E Operator Sekolah
7 Tusam, S.Pd Kabag. Sarpras
8 Dra. Helmidar Kabag. Humas
59
9 Dra. Lismaili Amir Kabag. Lab dan Perpus
10 Abdurrohim, S.Pd Asisten Kurikulum
11 Erin Alifadini, S.Sos Asisten Kesiswaan
12 Siti Rohma, S.Kom Bendahara Sekolah
13 Arif Rif'at Pustakawan
14 Wahyu Rahmadilla, S.Pd Pembina Osis dan
Ekstrakurikuler
5. Peserta Didik
SMA Al-Hasra memiliki 16 kelas dengan jumlah siswa setiap kelas
yang berbeda. Berdasarkan data profil sekolah pada tahun pelajaran
2019/2020, diperoleh jumlah siswa kelas X sebanyak 87 orang, kelas XI
sebanyak 165 orang, dan kelas XII sebanyak 119 orang.
Tabel 4.4 Jumlah Siswa SMA Al-Hasra Tahun Pelajaran 2019/2020
No Kelas L P Jumlah
1 X IPA 1 11 15 26
2 X IPA 2 14 11 25
3 X IPA 3 9 28 37
Jumlah Siswa X IPA 34 54 88
4 X IPS 1 19 5 24
5 X IPS 2 10 25 35
Jumlah Siswa X IPS 29 30 59
Jumlah Siswa Kelas X 63 84 147
No Kelas L P Jumlah
1 XI IPA 1 10 15 25
60
2 XI IPA 2 14 11 25
3 XI IPA 3 10 28 38
Jumlah Siswa XI IPA 34 54 88
4 XI IPS 1 20 5 25
5 XI IPS 2 10 28 38
Jumlah Siswa XI IPS 30 33 63
Jumlah Siswa Kelas XI 64 87 151
No Kelas L P Jumlah
1 XII IPA 1 9 13 22
2 XII IPA 2 15 15 30
3 XII IPA 3 12 19 31
Jumlah Siswa XII IPA 39 47 83
4 XII IPS 1 7 13 20
5 XII IPS 2 16 13 29
6 XII IPS 3 16 17 33
Jumlah Siswa XII IPS 39 43 82
Jumlah Siswa Kelas XII 78 90 165
Total 205 261 466
6. Sarana dan Prasarana
SMA Al-Hasra merupakan salah satu bagian dari Yayasan Al-Hasra.
Selain SMA, Yayasan Al-Hasra juga menaungi jenjang pendidikan lainnya,
yaitu SMP dan SMK Al-Hasra. Yayasan Al-Hasra memiliki gedung yang luas
dan terbagi untuk ketiga jenjang pendidikan tersebut. SMA Al-Hasra memiliki
berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang serta mendukung
61
kegiatan pembelajaran siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Adapun,
sarana yang dimiliki SMA Al-Hasra ialah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana
No Nama Ruang Jumlah
1 Ruang Kelas 17
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Administrasi 1
5 Ruang Pendaftaran 1
6 Ruang Kabag 1
7 Ruang Osis 1
8 Ruang Piket 1
9 Ruang Satpam 1
10 Ruang Musik 1
11 Ruang UKS 1
12 Ruang BK 1
13 Laboratorium IPA:
a. Kimia
b. Biologi
c. Fisika
1
1
1
14 Lab. Komputer 2
15 Perpustakaan 1
16 Masjid 1
17 Toilet 4
62
18 Kantin 1
19 Lapangan 1
20 Koperasi 1
21 Tempat Parkir 1
22 Dapur Guru 1
7. Ekstrakulikuler
SMA Al-Hasra memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang beragam bagi
siswa. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Al Hasra bertujuan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka. Kegiatan ini secara khusus diselenggarakan oleh
sekolah dengan pembimbing ekstrakurikuler yang berkemampuan di
bidangnya.
Adapun macam-macam kegiatan ektrakurikuler di SMA Al Hasra ialah
kegiatan pramuka, paskibra, futsal, basket, bulu tangkis, karate, pencak silat,
voli, tari ratoeh jaroe, musik atau band, marawis atau hadroh, paduan suara,
KIR, Japanese club, IT club, literasi, science club, dan English club.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN E-LEARNING
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas serta kualitas
hasil belajar siswa. Efektivitas itu sendiri menurut Nana Sujana bahwa
efektivitas dapat diartikan sebagai tindakan keberhasilan siswa untuk
mencapai tujuan tertentu yang dapat membawa hasil belajar secara maksimal.1
1 Nana Sudjana, Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran, (Bandung: Fakultas Ekonomi UI), hlm. 50
63
Oleh karena itu, efektivitas menjadi faktor yang sangat penting dalam
pembelajaran karena menentukan tingkat sebuah keberhasilan suatu metode
pada model pembelajaran yang digunakan, mengacu pada pengertian
efektivitas proses pembelajaran. Sekolah Al Hasra saat ini menjadi tempat
penelitian untuk melihat bagaimana efektivitas pembelajaran secara e-
learning yang dilakukan disekolah tersebut. Efektivitas peningkatan minat
dalam penggunaan media online pada pembelajaran bahasa indonesia di Al
Hasra menjadi salah satu mata pelajaran yang memiliki target pencapaian
penilaian pada siswa. Namun dalam hal ini berbeda dari biasanya, karena
harus melakukan metode pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan
media online. Guru tentu harus lebih ekstra dalam menyampaikan materi,
untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar, kreativitas dalam mengerjakan
tugas, kemandirian dalam belajar, peningkatan dalam minat literasi, dan
peningkatan pada nilai siswa. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini menjadi
hal yang tidak mudah, tetapi tetap harus terlaksana. Guru harus menguasai
teknologi terutama aplikasi yang digunakan untuk keperluan belajar mengajar,
karena media online saat ini menjadi salah satu metode yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar
Pada prosesnya e-learning (Electronic Learninng) sebagai media
distance learning (pembelajaran jarak jauh) menciptakan paradigma baru
apabila dibandingkan dengan pendidikan konvensional. E-learning itu sendiri
yang dikatakan oleh Erwin Widiasworo dalam bukunya menjelaskan bahwa e-
learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet. E-
learning memungkinkan peserta didik untuk belajar melalui komputer di
tempat meraka masing-masing tanpa harus mengikuti pelajaran di kelas secara
64
tatap muka.2 Masa pandemi covid-19 ini pembelajaran secara tatap muka
untuk sementara dihentikan untuk mencegah adanya penularan virus covid-19
yang dapat terjadi dalam situasi berkumpul, untuk menghindari hal tersebut e-
learning menjadi pilihan yang tepat untuk berlangsungnya proses belajar
mengajar, terutama pada sekolah Al Hasra yang telah menerapkan sistem
pembelajaran secara e-learning. E-learning di masa pandemi menjadi solusi
yang tepat untuk tetap tercapainya target program sekolah di Al Hasra, hal
tersebut dapat dikatakan sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran di
kelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan. Kegiatan
pembelajaran masih mendominasi sedangkan metode e-learning hanya
sebagai alat atau media yang membantu menyampaikan materi pembelajaran.
Pemanfaatan tersebut selain dirasakan oleh guru peserta didikpun dapat
menjadikan e-learning sebagai tempat mereka belajar dan dapat dimanfaatkan
peserta didik untuk belajar secara mandiri.
Pembelajaran e-learning dengan media online menjadi salah satu cara
yang sangat mendukung untuk berlangsungnya proses belajar mengajar,
seperti yang jelaskan oleh guru pengampu Bahasa Indonesia dalam
wawancara, “Jika ada pilihan masuk enakan masuk, tapi dikendala pandemi
ini belajar online menjadi salah satu solusi untuk menyampaikan materi.
Belajar online ini memudahkan dikala pandemi ini dari pada kita melakukan
metode lain. Untuk penyampaian bahasa indonesia masih bisa, tapi tidak
semaksimal ketika normal, setidaknya online ini membantu kalau dibilang
memudahkan tidak juga tapi membantu di kala pandemi ini…” jelas Pak
Dedi. Pilihan belajar secara langsung memang menjadi cara yang paling
mudah untuk berkomunikasi secara langsung dengan siswa, tetapi untuk
kondisi yang tidak memungkinkan pada saat pendemi saat ini menjadi tidak
mungkin dilakukan belajar secara tatap muka. Setidaknya online menjadi
2 Erwin Widiasworo, Guru Ideal di Era Digital, (Yogyakarta: Noktah), hlm.160
65
pilihan yang tepat untuk memberikan solusi dikala pandemi ini, sehingga
dapat membantu dan memudahkan penyampaian materi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
2. PEMANFAATAN E-LEARNING (Whatsapp Web, Google Classroom, dan
Zoom Meeting)
Pemanfaatan e-learning di sekolah Al Hasra menjadi solusi tepat untuk
berlangsungnya pembelajaran secara jarak jauh, guru dapat memanfaatkan
internet sebagai sumber bahan ajar dengan mengakses rencana pembelajaran
atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi pembelajaran
yang sesuai untuk peserta didik, serta bisa menyampaikan ide-idenya. Di sisi
lain, peserta didik juga dapat menggunakan internet untuk belajar sendiri
secara cepat sehingga akan meningkatkan dan memperluas pengetahuan,
latihan berinteraksi, serta mengembangkan kemampuan dalam bidang
tertentu.3 Secara tidak langsung dengan adanya penerapan pembelajaran e-
learning disekolah Al Hasra dapat pengalaman baru bagi guru maupun peserta
didik, selain itu juga dapat mengejar ketertinggalan akan pengetahuan tentang
teknologi.
Pemanfaatan media online pada masa pandemi covid-19 saat ini
menjadi salah satu solusi yang efektif, karena belajar mengajar menjadi hal
yang sangat vital dalam dunia pendidikan. Guru dan pihak sekolah tentunya
harus lebih eksrta dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan untuk
menunjang proses belajar mengajar. Di masa pandemi ini sekolah Al Hasra
berusaha memaksimalkan media online untuk menjadi alat komunikasi serta
jembatan untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Tentunya dengan persiapan
yang matang sekolah merombak semua kegiatan belajar mengajar yang
biasanya dilakukan di dalam kelas menjadi kegiatan belajar mengajar secara
66
online atau jarak jauh. Pemanfaat media online ini, dilakukan semenjak
pandemi covid-19 “sekolah menyediakan dan memfasilitasi peserta didik
untuk belajar mengajar sebagaimana semestinya sebelum pandemi, senin
sampai jumat. Namun waktu pembelajarannya hanya sampai 12 kemudian
media pembelajarannya pun disediakan mulai dari ujian melalui daring,
melaui aplikasi bismart, kemudian materi pembelajarannya juga selain
sekolah menyediakan buku paket sekolah juga membuat blok pemb elajaran.
Untuk medianya seperti whatsapp group, google classroom, dan zoom
meeting.”, ujar Pak Dedi sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Sekolah juga mempersiapkan guru-guru untuk tetap menguasai
serta dapat mengaplikasikan pengajaran secara online, seperti memberikan
pelatihan kepada seluruh guru bagaimana cara mengaplikasikan media online
untuk kebutuhan pengajaran, “…jadi kita ada pelatihan dulu kita sepakati
media apa yang kita gunakan lalu kita adakan pelatihan, menggunakan zoom
meeting jadi kita kasih pelatihan cara penggunaannya,…”, jelas Bu Antik
sebagai Kepala Sekolah. Bahkan untuk tahun pelajaran baru ini akan
menyiapkan media online lainnya untuk pembelajaran agar siswa dapt
mengakses materi, “….mulai tahun ini ada Blog pembelajaran.”, ujar Bu
Antik Sebagai Kepala Sekolah Al-Hasra.
Adanya persiapan tentu tidak akan luput dari persoalan yang
memberikan kendala dalam berlangsungnya semua kegiatan yang berkaitan
dengan belajar mengajar, kendal-kendala tersebut menjadi dilema yang sangat
kompleks karena setiap sisi pasti mengalami persoalan baik dari pihak
sekolah, siswa, guru, dan wali murid. Apalagi untuk memberikan pemahaman
kepada siswa, meskipun media online menjadi salah satu metode aplikasi
yang memungkinkan disaat pandemi ini, guru tetap mengalami kesulitan,
“saya rasa untuk meningkatkan pemahaman itu tergantung anaknya, tapi
3 Ibid, hlm. 151
67
menurut pribadi saya enakan secara langsung. Kita bisa tau seberapa paham
anak tersebut dengan tes dan waktu yang lebih panjang. Kalau di online
waktu kita hanya sekitar 1 jam kalau jumat hanya 45 menit, jadi saya rasa
kurang waktunya untuk memberikan pemahaman kepada anak. Target kita
bukan pada pemahaman pada anak yang penting anak itu mendapatkan
materi ada kegiatan pembelajaran, golnya pastinya berbeda dengan gol
pembelajaran biasa.”, jelas Pak Dedi. Waktu yang terbatas menjadi salah satu
kendala yang dialami guru mata pelajarana bahasa indonesia, keterbatasan
tersebut guru kekurangan waktu untuk memiliki lebih banyak waktu untuk
menyampaikan materi secara keseluruhan.
Bahkan siswa juga mengeluhkan soal waktu yang terlalu sempit dalam
pengumpulan tugas, “cara ngajarnya guru tugas yang guru kasih juga beda,
kalau dikelas tuh waktu ngerjainnya tuh kalau gk abis bisa buat PR, kalau
dirumah ada sih deadlnenya tapi agak mepet gtu, terus guru jelasinnya lewat
vn jadi suka gk ngerti.”, ujar HAZ. Tidak hanya soal kebutuhan waktu belajar
yang terbatas, pembelajaran online juga menjadikan siswa pasif dalam belajar,
seperti yang dialami oleh Pak Dedi sebagai guru mata pelajaran bahasa
indonesia, ” Ada yang aktif ada tidak aktif. Tapi secara umum cenderung
lebih pasif.”, dikarenakan kurangnya pengawasan yang disebabkan jarak yang
terbatas. Bahkan siswa kehilangan fokus karena selain belajar mereka sambil
melakukan kegiatan lainnya, “Enggak ka, kadang suka sambil dengerin
youtube dengerin lagu jadi gak fokus.” Ujar HAZ. Guru tidak dapat
memantau secara langsung, pengalaman guru tersebut juga benar terjadi
karena salah satu wali murid juga merasakan hal yang sama, sehingga
memiliki korelasi yang tepat dalam penilaian keaktifan siswa dalam belajar, ”
karena dia merasa tidak diawasi gurunya, kalau orang tua kan
pengetahuannya bterbatas, kalau gurunya disekolah bisa langsung bertanya
dan rasa segan, kalau dirumahkan tidak. kalau sama gurunya ada yng ditanya
68
ada yang ditakutin. Jadi motivasinya agak kurang untuk belajar.”, jelas Pak
Mul salah satu Wali Murid SMA Al-Hasra. Siswa menjadi kehilangan
motivasi dalam belajar.
Pemanfaat media online yang dirasakan oleh siswa adalah jaringan
internet yang sering kali mengganggu aktivitas belajar, “Sinyalnya kadang
lemot.”, ujar MRA. Selain jaringan internet yang mengganggu siswa juga
mengeluhkan kuota yang sering kali habis karena beberapa aplikasi yang
menggunakan webinar menghabiskan kuota yang lebih besar, “Kena kuotanya
lebih banyak.”, ujar MS. Bahkan ada beberapa siswa yang mengeluhkan tidak
mengerti bagaimana cara penggunaan aplikasi khusus webinar, “Kalau joint
sih udah tau ka, tapi keseluruhan belum.”,karena guru tidak menjelaskan
bagaimana cara penggunaannya.Tapi rata-rata siswa banyak yang sudah
meguasai, “Paham ka saya menguasai,”.jelas MS. Siswa juga mengalami
kesulitan dalam memahami penjelasan dari guru dan tidak dapat bersosialilsi
secara langsung dengan temannya,” berbeda, kalau disekolah kita biasanya
sosialisai dengan teman, terus belajarnya tatap muka sam guru penjelasnya
juga lebih jelas.”, ujar RP. Ada juga yang mengeluhkan guru lebih banyak
memberikan tugas dibandingkan menjelaskan materi, “…gurunya cara
menjelaskannya saat online tidak kaya di kelas, jadi lebih mentingin tugas
dibandingkan penjelasan.”, ujar SBP. Bahkan mereka sulit bertanya jika ada
materi yang tidak dimengerti, “…kalau ada tugas gampang bisa nanya-nanya
gitu, kalau dirumah jadi susah nanya tapi bisa sambil ngapa ngapain, trus
kalau mau nanya susah trus juga kalau materi yang disampein sama guru
kurang ngerti di otak.”, jelas TAR.
Setiap kendala yang terjadi, sekolah Al Hasra mencoba untuk mencari
solusi terbaik terutama yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar
secara e-learning. Untuk memantau kegiatan anak, sekolah Al Hasra memiliki
metode untuk tetap dapat memantau setiap siswa yaitu dengan membagikan
69
beberapa siswa kesetiap guru, sehingga meskipun dengan jarak menggunakan
media online dapat menggerakan siswa untuk tetap belajar di waktu yang
ditentukan, dengan begitu sisawa tidak dapat lengah “…dengan menggunakan
vedio call setiap pagi, jadi anak-anak dibagi beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah guru, kurang lebih satu guru menerima sekitar 16 anak untuk
video call mereka setiap pagi sekaligus membangunkan mereka untuk pjj di
pukul pertama.”, ujar Bu Antik. Selain membagikan siswa ke beberapa guru,
guru juga diharuskan untuk menelpon siswa yang tidak terlihat online dalam
belajar, “….karena anak-anak kita tidak ada, mereka ada di dunia maya,
seperti kehadiran anak apakah benar ada ketika pjj susah untuk dikontrol.
Jadi memang guru harus super intens melihat apakah anak-anak benar-benar
online atau tidak, dipelajaran dia ditelpon lagi kalau misalkan tidak
online…,”, ujar Bu Antik. Selain itu juga sekolah akan memanggil khusus
untuk siswa yang bermasalah, “Paling yang paling spesial pemanggilan siswa
yang bermasalah. Siswa yang tidak aktif kita tanyakan dulu masalahnya,
kalau tidak selesai kita lakukan home visit, kita panggil orang tuanya lalu
melakukan perjanjian.”, ujar Pak Dedi. Selain dari pemberian solusi untuk
keaktifan anak, sekolah juga memberikan keringan kepada siswa untuk tidak
memberikan tugas yang terlalu banyak, “Disini pas pjj ada kebijakan baru
dari sekolah setiap pertemuan tidak harus ada tugas, jadi sebetulnya jika
dikerjakan tepat waktu tidak akan menumpuk,.”, ujar Pak Dedi. Sehingga
siswa tidak diberatkan dengan tugas yang terlalu banyak. Karena Sekolah juga
tidak memberikan kuota kepada siswa, sekolah memberikan kebijakan untuk
menghindari pemakaian kuota yang berlebihan, dengan tidak selalu
menggunakan webinar untuk belajar mengajar, dan tetap menyampaikan
materi dengan metode lain, “Untuk kuota memang kita tidak memfasilitasi,
tapi kita meminimalisir seperti pertemuan menggunakan webinar, pertemuan
langsung pembelajaran diganti dengan video pembelajaran, google
classroom, dan youtube jadi menimimalisir anak-anak untuk mengeluarkan
70
kuota banyak, tidak selamanya menggunakan webinar terus.”, jelas Bu Antik.
Bahkan sekolah juga menyediakan kuota gratis untuk guru ketika mengajar
disekolah, khusus untuk siswa sekolah akan mendaftarkan dana bantuan kuota
untuk siswa dari pemerintah Kementrian Pendidikan Indonesia,” Saat ini lagi
kita urus mudah-mudahan nanti tiap anak dapet. Kalau guru menggunakan
wifi sekolah jadi tidak diberi pulsa.”, jelas Bu Antik.
3. HASIL ANALISIS DATA
Skripsi ini diawali dengan menganalisis data menggunakan triangulasi
data. Sugiyono dalam teknik pengumpulan data, mengemukakan tentang
triangulasi diartikan sebagai “teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada”.4 Selanjutnya, disampaikan pula bahwa bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredebilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data.
Pada dasarnya analisis yang peneliti lakukan memakai Triangulasi
teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-
beda untuk mendapat data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk
mendapatkan data dari sumber yang bebeda-beda dengan teknik yang sama.
Jadi, peneliti akan menguraikan satu persatu analisis berdasarkan
triangulasi data. Yaitu: siswa, guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, penjaga
kebersihan, penjaga koperasi, dan wali murid. Triangulasi data ini
menggunakan teknik non tes, teknik non tes yang dipakai oleh peneliti adalah
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ( Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 241
71
wawancara. Oleh karena itu, alanisis wawancara yang pertama adalah siswa,
jumlah siswa yang menjadi objek pada penelitian ini yaitu beberapa siswa
yang terpilih dari satu kelas pada kelas XI IPS, peneliti menghadirkan dan
menguraikan analisis data hasil wawancara sebagai teknik non tes ini
sebanyak delapan orang siswa.
Peneliti menghimpun tiga kategori untuk analisis data teknik nontes
yang berupa:
1. Perubahan waktu pembelajaran
2. Penggunaan alat pembelajaran e-learning
3. Proses belajar secara jarak jauh
Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut.
A. Hasil Analisis Wawancara Terhadap Siswa
1) Analisis hasil wawancara MS
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan MS didapatkan
informasi bahwa sekolah Al Hasra sudah melakukan pembelajaran e-learning
semenjak bulan Maret, semua kegiatan berbeda dengan kegiatan belajar sebelum
masa pandemi. MS juga merasakan perubahan pada proses belajar, yang
biasanya dilakukan secara tatap muka di dalam kelas dan lebih mudah
menangkap materi yang disampaikan secara langsung, sekarang harus lebih
ekstra untuk memahami materi belajar yang dilakukan secara jarak jauh. Selain
dari cara belajar yang berbeda, waktu pukul belajar pun mengalami perubahan,
yang biasanya mulai belajar dilakukan pada Pukul 07.00 WIB sampai dengan
Pukul 14.30 WIB, saat pandemi pembelajaran e-learning dilakukan mulai dari
Pukul 07.00 WIB sampai dengan Pukul 12.00 WIB.
Penggunaan alat pembelajaran yang digunakan untuk berkomunikasi
selama pembelajaran jarak jauh yaitu laptop, handphone,dan media online.
Media online yang digunakan pada saat e-learning terdapat beberapa aplikasi
yaitu, Google Classroom, Whatsapp, Zoom Meeting. Meskipun media tersebut
72
menjadi salah satu alternatif untuk pembelajaran, MS tidak banyak mengalami
kesulitan karena MS telah menguasai semua aplikasi media online untuk belajar,
hanya saja untuk penggunaan aplikasi webinar terlalu banyak memakan kuota.
Pada proses belajar secara e-learning MS merasa belajar tatap muka lebih
fokus dalam memahami materi bahasa indonesia, MS juga tidak merasa
berpengaruh terhadap kreatifitas dalam mengerjakan tugas bahasa indonesia.
Ketika belajar di kelas MS merasa dia lebih rajin dalam mengerjakan tugas,
berbeda ketika belajar secara e-learning, meskipun merasa lebih rajin belajar di
kelas MS selalu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Belajar e-learning juga
tidak membuat MS minat mendalami materi bahasa indonesia, bahkan literasi
MS merasa semakin menurun disebabkan tidak ada guru yang memantau secara
langsung, berbeda ketika tatap muka di dalam kelas guru selalu menghimbau
untuk membaca buku, dan MS langsung membacanya. Karena minat yang
semakin berkurang, nilai pada materi bahasa indonesia tidak mengalami
peningkatan. Tetapi menurut MS materi bahasa indonesia masih cocok
digunakan pembelajaran secara e-learning dengan menggunakan media online
dibandingkan materi pelajaran yang lain.
2) Analisis Hasil wawancara SBP
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan SBP didapatkan informasi
bahwa, sebelum pandemi datang semua kegiatan pembelajaran dilakukan
disekolah, penggunaan pada aplikasi media online hanya google classroom.
Akan tetapi, setelah masa pandemi pada bulan Maret semua kegiatan
pembelajaran digantikan menjadi secara e-learning. Selain media belajar yang
berbeda, cara belajarnya pun berubah, SBP merasakan guru tidak menjelaskan
materi seperti di dalam kelas, guru hanya mengutamakan tugas dibandingkan
penjelasan. waktu pukul belajar pun ikut mengalami perubahan, yang biasanya
mulai belajar dilakukan pada Pukul 07.00 WIB sampai dengan Pukul 14.30 WIB,
73
saat pandemi pembelajaran e-learning dilakukan mulai dari Pukul 07.00 WIB
sampai dengan Pukul 12.00 WIB.
Alat yang digunakan selama masa pembelajaran e-learning, SBP
menggunakan laptop dan handphone untuk mengakses aplikasi media online
selama proses pembelajaran berlangsung, media online yang biasa digunakan
yaitu Zoom Meeting, Whatsapp Group, dan Google Classroom. SBP menemukan
beberapa kendala selama proses pembelajaran, yaitu SBP harus menunggu guru
dalam memberikan tugas, selain itu SBP mengalami kesulitan dalam
mendengarkan penjelasan guru ketika pembelajaran webinar berlangsung, suara
yang diterima tidak terlalu jelas bahkan terkadang suaranya menghilang. Akan
tetapi, SBP tidak kesulitan dalam penggunaan media online karena SBP sudah
mahir dalam menggunakan aplikasi online.
Pada proses pembelajaran e-learning SBP merasa kurang fokus dalam
memahami materi yang disampaikan secara e-learning. Akan tetapi, selama
proses pembelajaran e-learning SBP merasa harus lebih mandiri dalam menyerap
materi, mengerjakan setiap tugas yang diberikan dan tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas. Pembeljaran secara e-learning tidak membuat SBP
menjadi berminat dalam mendalami materi bahasa indonesia, SBP lebih senang
tatap muka belajar di dalam kelas. selain itu nilai pada materi bahasa indonesia
SBP semakin turun tidak ada peningkatan, sehingga SBP merasa materi bahasa
indonesia lebih cocok belajar secara tatap muka di dalam kelas.
3) Analisis hasil wawancara FAFR
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan FAFR didapatkan informasi
bahwa sebelum masa pandemi belajar seperti biasa di dalam kelas jika
menggunakan media online hanya memanfaatkan google classroom. Sejak awal
pandemi menggunakan pembelajaran e-learning, kegiatan pembelajaran jadi
sangat berbeda, sebelumnya dilakukan di dalam kelas saat pandemi dilakukan
74
secara jarak jauh menggunakan media online. Waktu selesai pembelajaran secara
e-learning pun lebih cepat dari pada belajar secara tatap muka di dalam kelas.
Alat yang digunakan ketika pembelajaran e-learning berlangsung yaitu,
handphone dan laptop. Selain alat yang disiapkan tentunya perlu media online
sebagai media untuk menyampaikan materi, salah satu aplikasi tersebut yaitu,
Google Classroom, Zoom Meeting dan Whatsapp Group, aplikasi tersebut
menjadi jembatan untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru. Selama
belajar secara e-learning FAFR mengalami beberapa kendala, kurangnya
pemahaman dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru secara e-
learning, guru menyampaikan dengan sebuah tulisan berbentuk pesan dan
penjelasan berbentuk rekaman. FAFR merasa pembelajaran lebih mudah
dipahami jika materi dilakukan secara tatap muka di dalam kelas. Selain itu
FAFR memang belum menguasai semua aplikasi pada zoom meeting, FAFR
hanya sekedar mengetahui bagaimana bergabung dalam sebuah group belajar,
sehingga FAFR mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran secara
webinar di aplikasi webex. Sedangkan dari pihak guru tidak ada penjelasan
bagaimana mengaplikasikan media online tersebut.
Pada proses pembelajaran secara e-learning FAFR mengalami kesulitan
untuk menyerap materi yang telah disampaikan. Akan tetapi, Selain dari
kurangnya fokus, FAFR selalu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, FAFR
juga mengakui bahwa dia merasa lebih kreatif ketika di dalam kelas, meskipun
lebih mandiri ketika belajar secara online tapi lebih senang didalam kelas karena
saling bantu jika mengalami kesulitan. Bahkan FAFR menjadi tidak berminat
pada materi bahasa indonesia, tetapi untuk literasi FAFR menjadi lebih sering
membaca karena siswa dituntut untuk membaca setiap materi yang diberikan
secara online untuk memberikan pemahaman mereka sendiri. Belajar secara
mandiri dengan media online membuat FAFR mengalami penurunan pada nilai
materi bahasa indonesia. Menurut FAFR materi bahasa indonesia sebenarnya
75
cocok menggunakan media online tetapi lebih kepada materi yang diberikan
menggunakan video.
4) Analisis hasil wawancara HAZ
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan HAZ didapatkan informasi
bahwa, belajar secara online dilakukan sejak masa pandemi di bulan Maret,
sebelumnya semua kegiatan dilakukan di dalam kelas. Menggunakan media
online hanya untuk komukasi dan menyampaikan informasi seperti Whatsapp
Group dan pengumpulan tugas menggunaka Google Classroom. Selama masa
pandemi pembelajaran secara e-learning sangat berbeda dari biasanya, dari cara
guru mengajar dan pemberian tugas. HAZ merasa sebelum pandemi memiliki
waktu yang panjang dalam mengerjakan tugas, jika tugas tidak selesai dapat
dilanjutkan di rumah. Selain itu selama pembelajaran e-learning guru
menjelaskan lewat rekaman suara, jadi HAZ merasa kurang jelas dalam
menyerap materi yang disampaikan, waktu belajarnya pun lebih sedikit
sehingga materi yang disampaikan tidak terlalu banyak.
Alat yang biasa digunakan selama pembelajaran e-learning yaitu
handphone dan laptop, selain itu aplikasi media online menggunakan Whatsapp
Group, Zoom Meeting, dan Google Classroom. Kendala yang biasa ditemukan
ketika menggunakan Whatsapp Group HAZ terkadang kehilangan jaringan
internet ketika pembelajaran berlangsung, lalu seketika mati lampu. Jika
menggunakan Google Classroom biasanya materi yang dikirim oleh guru tidak
dapat diakses. Untuk penggunaan pada Zoom Meeting HAZ sudah mahir, hanya
saja beberapa kendala yang ditemukan seperti pembelajaran menggunakan
webinar yang terlalu lama, sehingga memerlukan kuota internet yang banyak,
sehingga suara yang disampaikan guru terdengar lamban dan terbata-bata, dan
jika sinyalnya tidak mendukung seketika langsung berhenti.
Pada proses pembelajaran secara e-learning, HAZ tidak bisa fokus karena
biasanya selama proses pembelajaran berlangsung HAZ juga mendengarkan
76
musik atau nonton video di youtube, selain itu HAZ juga selalu terlambat
mengumpulkan tugas ketika belajar secara online. HAZ juga lebih kreatif di
dalam kelas dibanding belajar secara online, dan lebih mandiri di dalam kelas.
Dengan media online tidak membuat HAZ menjadi berminat pada materi
bahasa indonesia. Selama pembelajaran e-learning literasi HAZ mengalami
penurunan, karena terlalu sering membaca materi di media online membuat
mata HAZ kelelahan, dan lebih nyaman membaca lewat buku. Selain
kurangnya literasi, HAZ juga mengalami penurunan pada nilai Bahasa
Indonesia. Menurut HAZ materi bahasa indonesia lebih cocok belajar secara
tatap muka di dalam kelas seperti biasanya, karena materi Bahasa Indonesia jika
tidak mengerti sulit untuk di pahami.
5) Analisis hasil wawancara MRA
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan MRA didapatkan informasi
bahwa kegiatan pembelajaran sebelum masa pandemi dilakukan disekolah,
setelah pandemi pada bulan Maret semua kegiatan dilakukan secara online.
Perbedaan pada pembelajaran online yang dirasakan oleh MRA, guru hanya
memberikan tugas memberikan materi hanya sedikit berbeda ketika belajar di
dalam kelas. Selain metode pembelajaran yang diubah waktu mulai belajarnya
pun berbeda, yang biasanya dimulai pada Pukul 07.00 sampai Pukul 15.00,
ketika pembelajaran jarak jauh di mulai dari Pukul 07.00 sampai Pukul 12.00.
Alat yang digunakan oleh MRA selama pembelajaran e-learning yaitu
handphone dan laptop, media online yang biasa digunakan seperti Whatsapp
Group, Google Classroom, dan Zoom Meeting. Selama pembelajaran e-
learning tentu banyak hal yang baru ditemukan, selama masa pembelajaran
jarak jauh harus beradaptasi dengan persoalan yang baru. Belajar dengan media
online tentu tidak luput dari hambatan yang datang ketika pembelajaran e-
learning berlangsung, MRA terganggu ketika pembelajaran berlangsung
seketika lampu dirumah mati, sehingga MRA kehilangan jaringan internet,
77
MRA tidak dapat mendengarkan materi yang sedang dijelaskan oleh guru.
Selain itu terkadang jaringan internet yang tidak begitu lancar, selain itu ketika
sedang webinar MRA pernah ketinggalan karena tidak dapat bergabung. Tetapi
untuk penggunaan aplikasi media online MRA menguasai semua cara
penggunaan yang ada di aplikasi tersebut.
Selama proses pembelajaran e-learning berjalan, MRA tidak fokus dalam
mengikuti pembelajaran materi Bahasa Indonesia, tetapi MRA lebih kreatif
ketika belajar menggunakan media online, karena MRA dengan mudah
mengekspresikan kreativitas yang ada dalam dirinya dengan alat dan aplikasi
yang tersedia. Selain lebih kreatif MRA juga lebih mandiri belajar dengan
media online, karena jika tertinggal atau tidak mengerti MRA dapat langsung
mencari informasi terkait materi yang disampaikan. Literasi pada MRA pun
semakin meningkat karena selama belajar dengan media online MRA sering
membaca, sehingga nilainya pun semakin meningkat. Akan tetapi, untuk
pengumpulan tugas memang selalu terlambat dibandingkan belajar di dalam
kelas, karena faktor tugas yang menumpuk.
6) Analisis hasil wawancara RP
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan RP didapatkan informasi
bahwa pembelajaran sebelum masa pandemi semua kegiatan dilakukan di
sekolah, setelah masa pandemi di bulan Maret sekolah sudah mulai menerapkan
belajar secara e-learning, perbedaan yang dirasakan RP sebelum dan sesudah
masa pandemi sangat berbeda, dari yang selalu bersosialisai dengan teman dan
pembelajaran dapat bertatap muka langsung dengan guru di dalam kelas sehingga
materi yang disampaikan lebih jelas, kini harus ada jarak yang membatasi.
Selain metode pembelajaran yang diubah waktu mulai belajarnya pun berbeda,
yang biasanya dimulai pada Pukul 07.00 WIB sampai Pukul 15.00 WIB, ketika
pembelajaran jarak jauh dimulai dari Pukul 07.00 WIB sampai Pukul 12.00 WIB.
78
Alat yang digunakan oleh RP selama pembelajaran e-learning yaitu
handphone dan laptop, media online yang biasa digunakan seperti whatsapp
group, google classroom, dan zoom meeting. Ada beberapa aplikasi media online
yang digunakan untuk mengirim tugas seperti google classroom, selebihnya
pemberian materi yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Kendala yang dialami
RP ketika guru memberikan materi lewat whatsapp group yaitu penyampaian
materi yang kurang jelas dan tidak dapat dimengerti. Selain itu ketika
pembelajaran menggunakan webinar pada aplikasi zoom meeting RP terlalu berat
di penggunaan kuota internet, karena biasanya penjelasan materi berlangsung
selama 1jam. Akan tetapi, untuk penggunaan aplikasi media online RP
menguasai semua cara penggunaan yang ada di aplikasi tersebut.
Selama proses pembelajaran e-learning berjalan, RP kurang fokus dalam
mengikuti pembelajaran materi bahasa indonesia, tetapi RP lebih kreatif ketika
belajar menggunakan media online, karena RP dengan mudah mengekspresikan
kreativitas yang ada dalam dirinya dengan alat dan aplikasi yang tersedia
contohnya seperti membuat video. Selain lebih kreatif RP juga merasa lebih
mandiri belajar dengan media online, karena jika tertinggal atau tidak mengerti
RP dapat langsung mencari informasi terkait materi yang disampaikan. Akan
tetapi, menurut RP menggunakan metode e-learning dengan media online justru
tidak membuat dia berminat pada materi Bahasa Indonesia karena menurut RP
ada beberapa materi yang sulit dimengerti ketika disampaikan dengan jarak jauh,
tetapi tingkat literasi RP semakin meningkat karena dituntut untuk membaca. RP
juga mengalami penurunan yang sangat signifikan pada nilai bahasa indonesia,
sehingga menurut RP Bahasa Indonesia tidak cocok pembelajarannya
menggunakan metode e-learning. Meskipun begitu RP selalu berusaha tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas, bahkan dapat dikatakan lebih rajin dari
waktu belajar ketika pembelajaran tatap muka.
79
7) Analisis hasil wawancara TAR
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan TAR didapatkan informasi
bahwa, sebelum pandemi datang semua kegiatan pembelajaran dilakukan
disekolah, penggunaan pada aplikasi media online hanya Google Classroom.
Akan tetapi, setelah masa pandemi pada bulan Maret semua kegiatan
pembelajaran digantikan menjadi secara e-learning. Perbedaan yang sangat
dirasakan oleh TAR ketika pembelajaran masih tatap muka di dalam kelas
kegiatan belajar padat sampai waktu asar jam pulang sekolah, selain waktu TAR
juga lebih mudah ketika belajar disekolah, jika tidak mengerti dapat langsung
bertanya dengan ke guru. sedangkan ketika pembelajaran menjadi jarak jauh,
ketika tidak memahami materi yang disampaikan sulit untuk bertanya, tetapi
TAR dapat melakukan kegiatan lain ketika pembelajaran berlangsung tanpa
pengawasan dari guru. Selain metode pembelajaran yang berubah, waktu mulai
belajarnya pun berbeda, yang biasanya dimulai pada Pukul 07.00 WIB sampai
dengan Pukul 15.00 WIB, ketika pembelajaran jarak jauh di mulai dari Pukul
07.00 WIB sampai dengan Pukul 12.00 WIB.
Alat yang digunakan oleh TAR selama pembelajaran e-learning yaitu
handphone dan laptop, media online yang biasa digunakan seperti Whatsapp
Group, Google Classroom, dan Zoom Meeting. Meskipun media online menjadi
salah satu solusi untuk berkomunikasi dengan guru tetapi TAR merasakan bahwa
ketika menggunakan aplikasi whatsapp group menjadi sulit untuk bertanya,
selain itu TAR juga harus aktif dalam menggunakan beberapa aplikasi seperti
materi diberikan dengan aplikasi whatsapp group sedang pengumpulan tugas
dikirim menggunakan google classroom. Beberapa kendala pada aplikasi lain
seperti materi yang disampaikan secara webinar menggunakan zoom meeting,
TAR mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru
karena suara yang disampaikan terputus-putus. Adapun untuk penggunaan
80
aplikasi media online TAR menguasai semua cara penggunaan yang ada di
aplikasi tersebut.
Selama proses pembelajaran e-learning berjalan, TAR kurang fokus
dalam mengikuti pembelajaran materi bahasa indonesia, tetapi TAR lebih kreatif
ketika belajar menggunakan media online, karena TAR dengan mudah
mengekspresikan kreativitas yang ada dalam dirinya dengan alat dan aplikasi
yang tersedia contohnya seperti membuat video. Selain lebih kreatif TAR juga
lebih mandiri belajar dengan media online, karena jika tertinggal atau tidak
mengerti siswa bisa langsung mencari informasi terkait materi yang
disampaikan. TAR juga berpendapat dengan menggunakan metode e-learning
dengan media online justru tidak membuat dia minat pada materi bahasa
indonesia. Peningkatan literasi pada TAR tidak ada perubahan sama seperti
sebelumnya ketika pembelajaran berlangsung dalam kelas di sekolah. Nilai TAR
juga mengalami penurunan, tetapi menurut TAR bahasa indonesia masih cocok
menggunakan pembelajaran e-learning, TAR juga termasuk yang rajin
mengumpulkan tugas.
8) Analisis hasil wawancara MNCD
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan MNCD didapatkan
informasi bahwa pembelajaran sebelum masa pandemi semua kegiatan dilakukan
di sekolah pembelajaran online hanya menggunakan aplikasi google classroom,
setelah masa pandemi di bulan Maret sekolah sudah mulai menerapkan belajar
secara e-learning, perbedaan yang dirasakan MNCD sebelum dan sesudah masa
pandemi sangat berbeda lebih nyaman belajar di sekolah. Selain metode
pembelajaran yang diubah waktu mulai belajarnya pun berbeda, yang biasanya
dimulai Pukul 07.00 WIB sampai Pukul 15.00 WIB, ketika pemblajaran jarak
jauh di mulai dari Pukul 07.00 WIB sampai Pukul 12.00 WIB.
Alat yang digunakan oleh MNCD selama pembelajaran e-learning yaitu
handphone dan laptop, media online yang biasa digunakan seperti whatsapp
81
group, google classroom, dan zoom meeting. Meskipun media online manjadi
salah satu alat komunikasi tetapi MNCD menghadapi beberapa kendala teknis,
seperti kehilangan sinyal baik dari MNCD atau dari guru yang sedang
memberikan materi. Selain itu kendala lainnya jaringan internet yang kurang
maksimal, tetapi MNCD telah menguasai semua aplikasi yang digunakan sebagai
media selama pembelajaran e-learning.
Selama proses pembelajaran e-learning berjalan, MNCD merasa dapat
mengerti dan menguasai materi yang diberikan. Jika dikatakan kreatif MNCD
menggambarkan perbandingan 50/50, tetapi keutungan belajar secara tatap muka
dapat langsung bertanya dengan guru, dan bisa berekspresi bersama teman di
dalam kelas. Untuk penguasaan aplikasi awalnya MNCD tidak mengerti, tetapi
MNCD berusaha untuk mencari informasi sendiri, meskipun tidak dijelaskan
oleh guru bagaiamana penggunaannya MNCD dapat melakukan itu dengan
mandiri. Sejauh ini literasi MNCD semakin meningkat justru karena banyak
berkegiatan di rumah, jadi banyak membaca materi dari sumber informasi media
online, membaca berita lalu selain itu MNCD juga membaca novel-novel. Untuk
nilai MNCD pada rangking meningkat hanya saja nilai pada materi bahasa
indonesia justru menurun, tetapi MNCD berpendapat bahwa bahasa indonesia
cocok menggunakan media online selama pembelajaran e-learning, MNCD juga
termasuk yang rajin mengumpulkan tugas bertujuan agar tidak menumpuk tugas
dari materi yang lainnya.
B. Hasil Analisis Guru Bahasa Indonesia, Kepala Sekolah, dan Wali
Murid.
Selanjutnya berdasarkan pembahasan wawancara siswa di atas, penulis
akan memaparkan penjelasan hasil dari wawancara dari pihak yang berkaitan
dengan penelitian ini berdasarkan metode triangulasi. Penulis akan memaparkan
analisis hasil wawancara Guru pengampu pelajaran Bahasa Indonesia, Kepala
Sekolah, dan Wali Murid.
82
1) Analisis hasil wawancara Guru Bahasa Indonesia
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru Bahasa Indonesia
didapatkan informasi, bahwa pembelajaran secara jarak jauh dilakukan
semenjak pemerintah menyatakan untuk belajar secara online. Pembiasaan
pembelajaran secara e-learning memang butuh waktu untuk beradaptasi dan
tentunya menyiapkan fasilitas yang mendukung untuk proses pembelajaran
secara jarak jauh, guru pengampu Bahasa Indonesia mengakui bahwa pihak
sekolah berusaha tetap memberikan fasilitas pembelajaran secara online dengan
maksimal. Jika dikatakan sekolah berjalan seperti biasanya tentunya tidak,
karena guru Bahasa Indonesia menyatakan hal ini juga terjadi pada sekolah lain,
yang biasanya pembelajaran dilakukan di sekolah sedangkan selama masa
pandemi pembelajaran menjadi jarak jauh. Terbukti pada waktu belajar
memang tetap dilakukan mulai dari senin sampai Jumat, tetapi waktu selesai
pembelajarannya yang dibedakan, ketika belajar secara online sekolah
menetapkan pembelajaran hanya sampai pukul 12.00 WIB dan biasanya siswa
mendapatkan 5 mata pelajaran selama pandemi hanya 3 mata pelajaran.
Kemudian media pembelajarannya pun disediakan melalui daring, melalui
aplikasi, selain itu juga materi pembelajarannya tetap menggunakan buku paket
dan sekolah menambahkan Blog pembelajaran, untuk medianya menggunkan
zoom meeting, whatsapp group, dan google classroom. Selain perubahan pada
proses pembelajaran, kegiatan sekolah pun ikut berubah, yang biasanya sekolah
hampir banyak melakukan kegiatan, ketika masa pandemi ini kegiatan sekolah
hanya bersifat administrasi, seperti pengambilan buku paket, pengambilan
seragam sekolah untuk siswa kelas 10, dan yang paling khusus pemanggilan
siswa yang bermasalah. Dikatakan siswa yang bermasalah adalah siswa yang
tidak aktif selama pembelajaran jarak jauh, itupun cara penyelesaiannya dengan
ditanyakan terlebih dahulu apa masalahnya, selanjutnya kalau tidak dapat
83
selesai pihak sekolah melakukan home visit atau mendatangi rumah siswa yang
bermasalah, jika tidak selesai juga pihak sekolah akan bertindak lebih lanjut
dengan pemanggilan orang tua dan melakukan perjanjian.
Selain fasilitas guru juga mempersiapkan untuk kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi, tentunya selama proses pembelajaran e-
learning guru Bahasa Indonesia tidak selalu mudah menghadapi siswa apalagi
pembelajaran yang di ubah secara jarak jauh, guru mengalami beberapa kendala
seperti menghadapi siswa yang masih bermalas-malasan dalam mengikuti
pembelajaran e-learning itu masih terjadi dari beberapa anak, hal tersebut
terlihat dari absensi, salah satunya ada yang terlambat hadir pada pembelajaran
e-learning, beberapa siswa yang telat mengumpulkan tugas, bahkan tidak
mengumpulkan tugas, dan bahkan ada yang tidak ikut hadir dalam
pembelajaran e-learning. Akan tetapi, guru Bahasa Indonesia mengungkapkan
bahwa di sekolah Al Hasra tidak mengalami kesulitan dalam kebutuhan
jaringan internet untuk proses pembelajaran e-learning.
Untuk materi Bahasa Indonesia itu sendiri ketika dilakukan secara online
guru pengampu tersebut menjelaskan bahwa, jika ada pilihan untuk memilih
belajar secara tatap muka di dalam kelas atau belajar jarak jauh dengan media
online, tetap lebih nyaman belajar tatap muka di dalam kelas. Akan tetapi,
untuk situasi masa pandemi ini belajar secara online menjadi salah satu solusi
untuk menyampaikan materi Bahasa Indonesia dan bahkan memudahkan dikala
masa pandemi ini dibandingkan dengan metode yang lain. Untuk penyampaian
materi Bahasa Indonesia memang jadi lebih mudah tetapi tidak semaksimal
ketika belajar di dalam kelas secara tatap muka. Oleh karena itu, pembelajaran
e-learning menjadi salah satu jembatan untuk menyampaikan materi Bahasa
Indonesia dengan menggunakan handphone, laptop, dan buku paket. Selain itu,
media yang digunakan untuk materi Bahasa Indonesia menggunakan aplikasi
blog pembelajaran, whatsapp group, google classroom, dan zoom meeting.
84
Guru bahasa indonesia juga telah menguasai media yang digunakan secara
online, sehingga tidak menyulitkan untuk memberikan materi dan tugas.
Selama proses pembelajaran e-learning, guru mengungkapkan untuk
penilaian pemahaman siswa ketika belajar secara e-learning itu berbeda,
pemahaman materi yang disampaikan tergantung bagaimana siswanya, guru
bahasa indonesia lebih mudah menilai pemahaman siswa ketika belajar tatap
muka di dalam kelas, karena guru dapat mengetahui secara langsung dengan tes
dan waktu yang panjang. Beda halnya dengan pembelajaran e-learning guru
merasakan memiliki waktu yang sangat terbatas sekitar 1 jam bahkan jika dihari
tertentu seperti hari Jumat waktu penyampaian materi hanya 45 menit, sehingga
guru mengalami kesulitan untuk memaksimalkan pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan. Akan tetapi, guru bahasa indonesia dan pihak sekolah
menargetkan siswa bukan pada pemahaman, tetapi yang terpenting siswa
mendapatkan materi dan kegiatan pembelajaran tetap berlangsung, tentunya
tujuan dari pembelajaran e-learning berbeda dengan tujuan pembelajaran
seperti biasanya ketika tatap muka di dalam kelas.
Selain pemahaman materi bahasa indonesia perubahan terjadi pada
peningkatan litersi siswa, guru bahasa indonesia berpendapat bahwa seharusnya
siswa menjadi sering membaca, karena dengan pembelajaran e-learning
penyampaian materi tidak selalu secara langsung, materi diberikan dalam
bentuk dokumen sehingga siswa harus membaca terlebih dahulu untuk
memahami materi yang disampaikan. Berbeda halnya ketika belajar tatap muka
di dalam kelas, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, berarti secara
otomatis siswa akan lebih banyak membaca ketika di rumah. Pembelajarasin e-
learning tentunya juga mempengaruhi nilai siswa, guru bahasa indonesia
mengungkapkan bahwa nilai pada bahasa indonesia belum ada peningkatan
bahkan mengalami penurunan, dibandingkan tahun lalu sebelum masa pandemi
dengan tahun sekarang setelah masa pandemi nilai siswa pada mata pelajaran
bahasa indonesia mengalami penurunan. Untuk kreativitas siswa pada mata
85
pelajaran bahasa indonesia, guru bahasa indonesia berpendapat bahwa
kreativitas tergantung bagaimana siswanya, jika siswa malas tidak akan kreatif
sebaliknya jika siswa rajin pasti siswa tersebut akan lebih kreatif, jadi cendrung
bagaimana usaha siswa itu sendiri. Akan tetapi, yang dapat diukur oleh guru
bahasa indonesia adalah ketika tugas pembuatan praktek dibandingkan tugas
menulis analisis, karena jika menganalisis materinya harus banyak. Guru
bahasa indonesia memilih untuk menjelaskan kaidah dan struktur pada setiap
materi bahasa indonesia, tetapi tugas pokoknya praktik membuat suatu karya
sehingga siswa bisa lebih berekspresi. Jadi paling tidak siswa mengalami
peningkatan dalam hal praktiknya, untuk penilaian kreativitas itu sendiri dilihat
dari hasil praktenya.
Guru bahasa indonesia juga memiliki standar kehadiran ketika
pembelajaran e-learning berlangsung, standar kehadiran tersebut dilihat dari
ketika siswa muncul pada aplikasi pembelajaran, baik itu di Google Classroom,
Google Meeting, dan Zoom Meeting. Demekian pula ketika membaca materi
yang diberikan, mengerjakan tugas, ini berlaku ketika materi dilakukan dengan
tidak menggunakan video secara langsung atau webinar. Jika menggunakan
video secara langsung atau webinar, dapat dikatakan hadir jika siswa hadir
kemudian mengerjakan tugas. Keaktifan siswa ketika pembelajaran jarak jauh
memang manjadi tugas yang utama, karena guru tidak dapat mengontrol siswa
satu persatu secara langsung, bahkan guru menjelaskan bahwa keaktifan siswa
selama pembelajaran e-learning cenderung lebih pasif. Akan tetapi, untuk
kehadiran itu sendiri guru menerangkan bahwa dengan metode pembelajaran e-
learning ini justru beberapa siswa yang jarang masuk sekolah ketika belajar
online menjadi selalu hadir, karena mereka tidak perlu ke sekolah untuk
mengisi daftar hadir. Proses pembelajaran menjadi salah satu tolak ukur
keberhasilan seorang guru, evaluasi dari setiap keluhan yang diterima menjadi
perbaikan guru dan pihak sekolah. Guru bahasa indonesia juga menampung
semua keluhan yang dirasakan siswanya, seperti keluhan tidak diberi materi,
86
keluhan soal jaringan internet, kemudian waktu mengerjakan tugas yang terlalu
sempit. Oleh karena itu, solusi yang diberikan oleh pihak sekolah, bahwa setiap
pertemuan tidak harus diberikan tugas, dan sebetulnya jika tugas tersebut
dikerjakan secara tepat waktu, maka tidak ada penumpukan pada tugas.
2) Analisis hasil wawancara Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah didapatkan
informasi bahwa pertama kalinya Bu Antik melakukan berbagai tugas
kepempimpinan sekolah Al Hasra dalam aktivitas pembelajaran secara e-
learning semenjak adanya covid 19 pada bulan Maret 2020, selama 4 tahun
menjabat sebagai kepala sekolah. Selama belum ada kebijakan Pemerintah
Depok untuk pembelajaran tatap muka, sekolah tetap melakukan pembelajaran
secara jarak jauh. Tentunya selama pandemi ini, kepala sekolah tetap
berkordinasi terkait pembelajaran e-learning untuk menjaga komunikasi antar
guru, siswa, wali murid, dan para staff sekolah. Pada awal bulan Maret
pembelajaran jarak jauh ditetapkan, semua guru benar-benar dirumahkan,
proses belajar mengajar semua dilakukan di rumah masing-masing, kordinasi
dilakukan dengan menggunakan aplikasi zoom meeting dan whatsapp group
untuk memberikan informasi-informasi terkait pembelajaran e-learning. Akan
tetapi, semenjak tahun ajaran baru guru-guru mulai bulan Juli sudah mulai
berkegiatan di sekolah untuk memudahkan komunikasi dengan semua guru,
tetapi sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan untuk guru yang
berkegiatan di sekolah, seperti membuat keran di depan pintu masuk
lingkungan sekolah, mewajibkan menggunakan masker, mewajibkan cuci
tangan di tempat yang sudah disediakan, dan diwajibkan untuk tetap menjaga
jarak selama berkegiatan di sekolah. Untuk kegiatan siswa hampir semua
kegiatan dihentikan sementara, seperti ekstrakulikuler semua dihentikan, yang
tetap dilakukan kegiatan sekolah hanya hati qurani pada Pukul 07.00 WIB
anak-anak sudah mulai melakukan kegiatan pertama yaitu sholat duha setelah
itu tahsin Tahfidz Quran, dan itu pun menggunakan video call setiap pagi, jadi
87
sistem yang digunakan sekolah siswa dibagi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah guru, kurang lebih satu guru mengawasi 16 siswa, untuk dihubungi
secara langsung dengan menggunakan handphone satu persatu setiap pagi,
sekaligus membangunkan mereka untuk mengikuti pembelajaran e-learning di
jam pertama.
Selama proses pembelajaran e-learning ini tentunya tidak luput dari
polemik dari berbagai pihak, tetapi sekolah mencoba menerima dan
memberikan solusi yang terbaik. Protes yang diberikan wali murid yang
dijelaskan oleh kepala sekolah presentasenya hanya beberapa saja dan dapat
diatasi oleh pihak sekolah. Bahkan jika ada yang protes mengenai keuangan
karena banyak perubahan kegiatan yang terjadi, memang hal ini tidak hanya
mempengaruhi proses belajar mengajar tetapi biaya sekolah pun ikut
berpengaruh, sekolah akan memberikan solusi dengan mengundang wali murid
untuk berbicara secara langsung. Selain itu perihal fasilitas jaringan internet
yang diberikan sekolah, kepala sekolah menjelaskan memang tidak ada fasilitas
jaringan internet yang diberikan dari pihak sekolah kepada siswa. Akan tetapi,
sekolah berusaha meminimalisir penggunaan jaringan internet yang berlebihan
seperti penyampaian materi dengan melalui webinar, lalu sekolah berusaha
menggantikan hal tersebut dengan menghimbau semua guru agar memberikan
materi melalui video pembelajaran, google classroom, dan youtube sehingga
dapat mengurangi beban dalam pemakaian jaringan internet yang berlebihan.
Bahkan sekolah juga memberikan kebijakan mengembalikan uang kegiatan,
terutama pada kelas 12 yang tidak melakukan kegiatan Ujian Nasional, Wisuda,
dan jalan-jalan perpisahan siswa akhir atau siswa kelas 12. Adapun uang untuk
kegiatan yang bersifat klasikal seperti lomba-lomba dan kegiatan yang masih
dapat dilakukan tidak dikembalikan. Sekolah juga sedang berusaha mengajukan
dana pemberian jaringan internet gratis untuk siswa dari Pemerintah Depok.
Mengkondisikan kegiatan secara jarak jauh memang bukan hal yang
mudah, Kepala Sekolah juga mengatakan lebih mudah mengontrol kegiatan
88
belajar mengajar ketika di sekolah. Karena anak-anak dapat dipantau secara
langsung tidak melalui dunia maya, seperti kehadiran siswa yang tidak dapat
diketahaui apakah benar-benar hadir selama pembelajaran jarak jauh atau tidak,
ini yang menjadi tugas semua pihak yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar harus lebih ekstra dalam mengajar.
3) Analisis hasil wawancara Wali Murid
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Wali Murid, pak Mul
memiliki 2 anak yang bersekolah. Selain itu, pak Mul juga berkerja sebagai
guru, selama masa pandemi pak mul mengajar dari rumah, tetapi mulai bulan
Juli sudah melakukan pengajaran secara online di sekolah. Selama masa
pandemi ini memang Pak Mul membagi tugas, jika sudah mulai waktu
mengajar, anak-anak belajar di awasi oleh istrinya. Akan tetapi, istrinya merasa
kesulitan dalam menghadapi semua pekerjaan di rumah. Karena selain
pekerjaan rumah, istrinya harus membimbing 3 orang anak yang 2 sudah
sekolah dan yang 1 belum sekolah, bahkan harus merawat orang tua yang sudah
lansia. Sehingga tugas istri pak Mul saat masa pandemi ini jadi lebih banyak.
Oleh karena itu, untuk mengkondisikan semuanya Pak Mul membagi-bagi
waktu, tugas Pak Mul di pagi hari membangunkan anak agar bersiap-siap
mengikuti pembelajaran e-learning, dan membantu pekerjaan rumah seperti
mengepel dan menyapu sebelum Pak Mul berangkat mengajar.
Selama masa pandemi anak-anak melakukan pembelajaran di rumah, Pak
Mul benar-benar mengetahui bagaimana proses anaknya dalam belajar.
Motivasi belajar anak justru semakin menurun, pertama karena tidak ada
pengawasan dari gurunya langsung jadi anak tidak ada rasa segan meskipun
diawasi orang tuanya, kedua ketika anak tersebut bingung tidak bisa bertanya
secara langsung dengan gurunya sedangkan orang tuanya memiliki
pengetahuan yang terbatas. Selain itu juga lebih sulit membangkitkan semangat
anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran e-learning, seperti
membangunkan anak di pagi hari. Ketimbang waktu kegiatan belajar dilakukan
89
di sekolah, anak-anak Pukul 05.30 WIB sudah bangun karena Pukul 06.00 WIB
sudah harus berangkat ke Sekolah.
Peningkatan belajar anak juga dirasakan oleh Pak Mul, bahwa anaknya
termasuk yang aktif, karena Pak Mul memberikan fasilitas agar anaknya dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran e-learning. Selama pembelajaran e-learning
berlangsung Pak Mul lebih mengetahui perkembangan nilai dari hasil belajar
anaknya, bahkan nilai anaknya tersebut semakin meningkat selama masa
pandemi, dan Pak Mul semakin mengetahui bagaimana kebiasaan anaknya
tersebut dalam belajar. Meskipun pengeluaran rumah tangga jadi lebih banyak,
tetapi tidak mempermasalahkan hal tersebut, yang terpenting Pak Mul melihat
anaknya dapat mengikuti proses pembelajaran e-learning dengan baik.
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari wawancara, observasi,
dan dokumentasi kepada 8 siswa kelas XI IPS-2, 1 guru pengampu Bahasa
Indonesia kelas XI IPS-2 dan 1 Kepala Sekolah SMA Al-Hasra peneliti
menemukan beberapa penemuan-penemuan yang berkaitan dengan efektvitas
pembelajaran e-learning masa pandemi covid-19. Pada penelitian ini peneliti
memfokuskan menjadi tiga bagian dalam wawancara.
1. Perubahan waktu pembelajaran e-learning di masa pandemi Covid-19.
1 Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum pemberlakukan
belajar secara jarak jauh?
2 Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di sekolah Anda?
3 Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak jauh sama
saja dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas?
4 Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu selesai
pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar di dalam kelas?
90
Hasil analilis pada perubahan waktu pembelajaran e-learning di masa
pandemi Covid-19 bahwa 8 siswa kelas XI IPS-2, 1 guru pengampu Bahasa
Indonesia kelas XI IPS-2 dan 1 Kepala Sekolah SMA Al-Hasra semua sepakat
mengalami adanya perubahan waktu dan kondisi. Semenjak terjadinya
penyebaran Covid-19 di bulan Maret 2020. Hasil wawancara bahwa waktu
pembelajaran SMA Al-Hasra sebelum masa pandemi datang semua kegiatan
berjalan sesuai dengan waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) yang telah
ditetapkan, waktu KBM mulai pukul 07.00-15.00 WIB, kegiatan di jam
pelajaran atau di luar jam pelajaran dilakukan di lingkungan sekolah.
Sedangkan setelah masa pandemi waktu KBM mulai pukul 07.00-12.00 WIB,
kegiatan dilakukan secara jarak jauh yang disebut daring atau e-learning.
2. Penggunaan media pembelajaran secara e-learning di masa pandemi
Covid-19.
1 Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk berkomunikasi
selama pelajaran jarak jauh?
2 Media online apa saja yang digunakan ketika pembelajaran Bahasa
Indonesia berlangsung?
3 Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan media
Whatsapp Group?
4 Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan media Google
Classroom?
5 Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan media Zoom
Meeting?
6 Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi Zoom
Meeting?
7 Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang ada di dalam
aplikasi Zoom Meeting?
8 Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara penggunaan
aplikasi Zoom Meeting?
91
Penggunaan alat yang dipakai untuk pembelajaran selama masa
pandemi Covid-19 yaitu menggunakan buku, handphone, laptop, dan sekolah
juga menyiapkan sebuah aplikasi blog pembelajaran. Selain itu alat bantu
lainnya agar terjalin komunikasi dan tersampainya materi yang diberikan
antara pengajar dan peserta didik menggunakan media online seperti aplikasi
whatsapp group, google classroom, dan zoom meeting. Pada penggunaan
media online dari beberapa hasil wawancara bahwa hampir semua siswa dan
guru pengajar dapat menggunakan dan mengerti bagaimana cara
mengaplikasin media online tersebut, hal tersebut karena sekolah melakukan
sosialisasi bagaimana cara penggunaan aplikasi pada media online. Beberapa
kendala yang hampir semua mengalami yaitu karena adanya gangguan
jaringan internet, penyampaian materi yang kurang memuaskan karena jarak
dan waktu yang terbatas, dan kebutuhan kuota jaringan internet yang terbatas.
3. Peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI-IPS 2 di masa
pandemi Covid-19.
1 Apakah menggunakan media online dapat membuat anda fokus
dengan materi Bahasa Indonesia?
2 Apakah menggunakan media online dapat membuat Anda lebih
kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
3 Apakah menggunakan media online dapat membuat lebih Anda
mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
4 Apakah menggunakan media online dapat membuat Anda minat
dalam belajar Bahasa Indonesia?
5 Apakah menggunakan media online dapat meningkatkan literasi
dalam diri anda?
6 Apakah menggunakan media online dapat meningkatkan nilai
Bahasa Indonesia?
7 Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok menggunakan
media online?
92
8 Apakah Anda lebih sering telat mengumpulkan tugas waktu belajar
di dalam kelas atau belajar secara online?
Peningkatan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 pada
materi Bahasa Indonesia dari hasil sempel wawancara yaitu 8 siswa di kelas
XI IPS-2. Pertama, siswa jadi lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan. Kedua, ketika materi yang disampaikan tidak maksimal karena
disebabkan waktu yang terbatas siswa harus berusaha memahami dan mencari
solusi di sumber lain. Ketiga, siswa menjadi lebih kreatif dalam
menyelesaikan tugas karena mereka bebas berekspresi. Keempat, mereka
memiliki banyak waktu luang di rumah untuk menyelesaikan tugas dari
sekolah. Peningkatan tersebut tidak lepas dari kerjasama lembaga sekolah
untuk tetap memfasilitasi proses pembelajaran agar berjalan dengan lancar,
selain itu juga guru berusaha untuk tetap memberikan pemahaman kepada
siswa meskipun dengan waktu dan jarak yang terbatas, dan tentunya dengan
bantuan kerjasama antara pihak sekolah dengan wali murid yang ikut serta
mengawasi perkembangan belajar anak selama masa pandemi Covid-19 dan
memfasilitasi kebutuhan untuk proses belajar di rumah.
93
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah skripsi ini dapat disimpulkan, bahwa
pembelajaran e-learning menggunakan media online masa pandemi Covid-19
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas XI SMA Al Hasra Tahun
Pelajaran 2020/2021 tetap efektif meskipun terjadi perubahan waktu
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, dan peningkatan
pembelajaran e-learning pada materi Bahasa Indonesia di masa pandemi
Covid-19. Ketiga komponen tersebut yang memiliki banyak kendala adalah
komponen perubahan pada penggunaan media pembelajaran yaitu
menggunakan aplikasi media online untuk proses pembelajaran seperti:
penggunaan Google Classroom, Whatsapp Group, dan Zoom Meeting. Selain
fasilitas yang harus memadai tentunya guru harus lebih ekstra dalam
memberikan pemahaman terkait materi yang disampaikan kepada peserta
didik selama proses pembelajaran secara e-learnig yang menjadikan
efektivitas pembelajaran sesuai harapan.
B. Saran
Berdasarkan tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka peneliti dapat
menguraikan saran sebagai berikut.
1. Bagi pihak sekolah, menjaga komunikasi serta mengevaluasi dan
memperbaiki metode pembelajaran yang disampaikan secara e-
learning dengan media online, sehingga target pada pembelajaran
jarak jauh tercapai.
2. Bagi pihak guru khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
penggunaan pembelajaran e-learnig harus lebih kreatif, efektif, dan
inovatif pada penggunaan media online dalam menyampaikan materi
mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pemahaman materi yang
disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik.
3. Bagi peneliti lain untuk memperkaya wawasan dalam pembelajaran e-
learning terutama dalam penggunaan media online
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: CV
YRAMA WIDYA, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002.
Colvin Clark, Ruth & Richard E. Mayer. E-learning and The Science of Instruction. San Francisco:
United States of America, 2003.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
E. Smaldino, Sharon dkk. Instructional Technology & Media For Learning. Bandung: Kencana, 2012.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2016.
J. Peters, Herman & Collins W. Burnett. Introduction to Teaching. London: Library of Congress catalog,
1963.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Marno dan Idris. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruuz Media, 2014.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2012
Partiwi, Ni Nyoman dkk. Belajar dan Pembelajaran. Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018.
Sadiman, Arief dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2002.
Salamah Zainiyati, Husniyatus. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT. Jakarta: Kencana,
2017.
Sedarmayanti dan Syaifudin Hidayat. Metode Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju, 2011.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.
Susilana, Rudi & Cepi Riyana. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima 2009.
Suwartono. Dasar-dasar Metodologi Penelitian.Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: CV Alfabeta, 2017.
Trianto. Pengantar Penelitian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010.
Widiasworo, Erwin. Guru Ideal di Era Digital, (Yogyakarta: Noktah, 2019
Aliya, Humaira , “Kenali Google Classroom, Masa Depan Layanan Pengajaran Berbasis Online”
https://glints.com/id/lowongan/google-classroom adalah/#.X8hroNIzYbc, 3 Desember 2020 pada
pukul 19.07 WIB
Admin Utopicomputers. ” Apa Itu Aplikasi Zoom Meeting? Pengertian dan Fungsinya?” dari
https://www.utopicomputers.com/apa-itu-aplikasi-zoom-meeting-pengertian-dan-fungsinya/, 9
Agustus 2020 pukul 19.35 WIB.
Bilaldi, Irfan. “Pembelajaran E-learning Bahasa Indonesia di Saat Pandemi” dari
https://www.kompasiana.com/rifanbilaldi/5f14850a097f36428b2c37d3/pembelajaran-e-learning-
bahasa-indonesia-di-saat-, 10 Novemver 2020 pukul 13.00 WIB
Fauzi, Mahfud. “3 Model Pembelajaran di Masa Pandemi”dari https://www.msn.com/id-
id/berita/other/3-model-pembelajaran-di-masa-pandemi/ar-BB15ZDK3, 9 Agustus 2020 pukul
18.12 WIB.
Fitriyani. “Penggunaan Aplikasi Zoom Cloud Meeting pada Proses Pembelajaran Online Sebagai Solusi
di Masa Pandemi Covid-19” dari https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/ej/article/view/221, 9
Agustus 2020 pukul 19.20 WIB.
Hendra Al Bana, Daffa Elang. “Media Pembelajaran yang Menjadi online Selama Pandemi Covid-19”
dari https://www.kompasiana.com/daffaelanghendra9816/5eb6b390097f3664a63c3df2/media-
pembelajaran-yang-menjadi-online-selama-pandemi-covid-19?page=all#section1, 9 Agustus
2020 pukul 17.01 WIB.
Kemendikbud, “Sikapi Covid-19, Kemendikbud Terbitkan Dua Surat Edaran” dari
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/sikapi-covid19-kemendikbud-terbitkan-dua-
surat-edaran, 10 November 2020 pada pukul 12.50 WIB
Kemendikbud “Pencegahan Corona Virus Disease Covid-19 pada Satuan Pendidikan” dari
https://setjen.kemendikbud.go.id/setjen/files/SE%20Nomor%203%20Tahun%202020%20%tenta
ng%20pencegahan%20Corona%20pada%20satuan%20pendidikan.pdf, 10 November 2020 pada
ukul 12.50 WIB.
Mustakim, “Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19
pada Mata Pelajaran Matematika” dari
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/alasma/article/view/13646/8447, 10 November 2020
pada pukul 13.45 WIB.
Winarso, Bambang “Apa Itu Whatsapp, Sejarah dan Fitur-Fitur Unggulannya?”
https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp, 3 Desember 2020 pada Pukul 21.35 WIB
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hasil Wawancara Sekolah SMA Al-Hasra Kota Depok
1. Lampiran Hasil Wawancara Peserta Didik
Nama Siswa : Muhammad Subhan
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Seperti biasa dalam kelas, tidak
ada belajar melalui online. Paling gc aja”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Mulai bulan Maret”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Beda, cara belajarnya terus kalau
belajar langsung biasanya
nyangkutnya pelajaran lebih cepet,
dibanding online”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Tidak, kalau belajar biasa dari
jam 7 sampai asar kalaupas online
dari jam 7 sampe jam 12”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Leptop hp, media online”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“Biasanya gc, webex, wa, zoom
meeting”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Tidak ada kendala”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Tidak ada”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Kena kuotanya lebih banyak”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Tahu”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Paham ka saya menguasai”.
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
“Guru tidak menjelaskan”.
12 penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Tidak, lebih fokus kalau
langsung”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Sama aja tidak terlalu pengaruh”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Lebih mandiri dikelas, kalau
dikelas dikasih tugas langsung ngerjain”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Malah jarang baca, kalau dikelas
suruh baca langsung baca”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Malah jarang baca, kalau
disekolah disuruh buka buku paket langsung baca buka buku paket”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Nilai sama aja”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Dibanding peljaran pelajaran yang lain bahasa indonesia masih
cocok”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
“Selalu tepat waktu”.
Nama Siswa : Salsabila Berliana Putri
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Didalem kelas, enggak online
paling gc aja ka”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Sejak bulan Maret”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Tidak beda, gurunya cara
menjelaskannya saat online tidak
kaya di kelas, jadi lebih mentingin
tugas dibandingkan penjelasan”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Beda, dari jam 7- 12 kalao online,
kalau di dalam kelas dari jam 7
sampai asar”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Alatnya leptop sama handphone,
aplikasinya wa gc zoom”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“wa, gc”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“ Tidak ada, jarang ada kendala”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Kadang nunggu guru ngepost
roomnya lama, responnya lama
untuk pengumpulan tugasnya”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Suka eror suka ilang suara
materinya jadi kurang jelas”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Iya tahu”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Sudah”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Kurang”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“ Enggak sih”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Iyah, lebih mandiri pas online”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Biasa saja, lebih suka pas offline”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Iyah”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Tidak ka, kalau nilai ujian kemarin
malah turun”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Lebih cocok offline ka”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
“Lebih tepat waktu saat online”.
Nama Siswa : Fadil Akbar Fajar Rahman
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Biasa di dalam kelas materinya
dijelasin langsung gk online kaya
sekarang”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Sejak awal pandemi ada ka”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Tidak ka , enggak sama”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Iya beda ka, waktu masuknya sama
jam 7. Waktu selesainya lebih
cepet”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Zoom, wa, gc”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
Wa, zoom, gc”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Kaya kurang enak aja nangkep
ilmunya,kaya Cuma diketik doang
atau gk vn kalau gk tatap muka itu
kurang”.
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan “Sama aja ka malah gk ada
8 media Google Classroom? penjelasan langsung gk pake vn
jelasinnya”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Kendalanya di kuota”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Enggak terlalu ka”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Kalau joint sih udah tau ka, tapi
keseluruhan belum”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Enggak ka, kurang fokus. Kaya
cara neranginnya”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Lebih kreatif di dalam kelas”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Kalau mandiri sih lebih mandirian
online, tapi kalau dikelas bisa bantu
bantu jadi enak”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Enggak ka”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Iya ka bisa, karena selalu disuruh
baca”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Tidak ka,malah semakin turun”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Cocok tapi enakan pake media
video”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
“Enggak dua duanya, karena saya
selalu tepat waktu”.
Nama Siswa : Halimah Ainun Zahry
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Di dalem kelas enggak pake
online”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Bulan maret kayanya”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Beda, cara ngajarnya guru tugas
yang guru kasih juga beda, kalau
dikelas tuh waktu ngerjainnya tuh
kalau gk abis bisa buat PR, kalau
dirumah ada sih deadlnenya tapi
agak mepet gtu, trus guru
jelasinnya lewat vn jadi suka gk
ngerti”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Beda, kalau pjj lebih sedikit waktu
belajarnya.kurang materinya”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Hp leptop”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“Wa zoom wa gc”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Kadang sinyalnya gak jelas atau
kadnag tiba tiba mati lampu jdi gk
bisa lanjut”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Kadang gk bisa dibuka”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Kalau video call suka lama, gk
langsung suaranya suka telat, trus
kalau sinyalnya lagi susah langsung
berenti”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
”Insyallah ngerti”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Iyah tau”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Enggak ka, kadang kalau suka
sambil dengerin youtube dengerin
lagu jdi gak fokus”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Kelas”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Enggak, kayanya sih lebih mandiri
di dalam kelas”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Enggak ka”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Kalau online kan di leptop terus
matanya suka sakit, kelamaan baca.
Lebih enakan di buku”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Enggak, semakin turun”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Enggak, karena kalau bahasa
indonesia kalau gk ngerti susah
dipahami, enakan ketemu lagsung
dijelasin scara detail”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
“Belajar secra online lebih telat,
Cuma kalau dibanding dikelas lebih
belajar secara online? sering nanati ngerjainnya kalau
waktunyamasih panjang”.
Nama Siswa : Muhammad Reynaldo Abiyoso
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Kegiatan semua disekolah enggak
online”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Kayanya maret deh”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Beda, bedanya kalau pjj kadang
gurunya gk kasih materi Cuma
kasih tugas doang”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Beda ka , kalau pjj dari jam 7
sampe jam 12 kalau di sekolah
sampe jam 3”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Hp leptop doang”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“Wa gc gm”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Saya pernah mati lampu jadi gak
ada sinyal jdi saya ketinggalan”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Sinyalnya kadang lemot”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Gurunya biasanya lagi login trus
gak dimasukin, ketinggalan”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Iya ka tahu”.
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
11 ada di dalam aplikasi Zoom Meeting? “Tau sih”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Enggak ka”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Lebih jadi kreatif karena kan pake
leptop gtu buatnya”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Lebih mandiri online”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Enggak sih ka”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Kalau online lebih sering
membaca”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Iyaa ka, nilai saya meningkat”
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Cocok aja sih ka tergangung
gurunya”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
“Lebih sering telat pas belajar
online”.
Nama Siswa
Kelas Asal Sekolah
: Revo Prawira : XI IPS-2 : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Semuanya di sekolah belajar
dikelas tidak ada belajar di online”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Dari nulan maret”.
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak “Berbeda, kalau disekolah kita
3 jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
biasanya sosialisai dengan teman,
terus belajarnya tatap muka sam
guru penjelasnya juga lebih jelas”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Berbeda ka, dari jam 7.30 sampe
siang pas online, dari jam 7sampe
abis solat asar”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Hp leptop aja”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
‘Wa gc gm’.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Paling penjelasannya kurang
jelas”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Enggak ada, paling Cuma setor
tugas aja”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Waktunya satu jam jadi kuotanya
cepet abis”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Sudah”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Tau sih”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Enggak sih sebnernya”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Iya karena tugasnya kadang
kdanga suka bikin video, yg bikin
kita kreatif pas dikasih tugas bikin
vedio”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Iya mandiri”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Kalau untuk bahasa indonesi jadi
lebih kurang minat, karena
beberapa materi bahasa indonesia
tuh susah cara menyerapnya ketika
online, berbda dengan tatap muka”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Iyaa”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Malah semakin turun, parah
turunya, paraah”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Enggak cocok sih”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
“Lebih sering telat pas belajardi
kelas, malah kadang kecepetan pas
online”.
Nama Siswa : Thiarfa Alia Rahma
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Kita belajar di dalam kelas ka,
oline Cuma google classroom”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Dari nulan maret”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Berbeda belajar terus sampe asar
trus juga kalau ada tugas gampang
bisa nanya2 gtu, kalau dirumah jadi
susah nnya tapi bisa sambil ngapa
ngapain, trus kalau mau nnay susah
trus juga kalau materi yang
disampein sama guru kurang ngerti
di otak”.
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu “Dari jm 7 sampe asar pas
4 selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
disekolah”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Hp leptop doang”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“Wa gc gm”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Gak bisa nanya nanya”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Gak ada kendala si, paling Cuma
misalnya dikasih materi di gc trus
belajarnya di wa jadi bolak balik
gitu”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“Sinyal sih, trus juga kadang
kadang juga suara dari gurunya
putus-putus”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Sudah tau semua”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Iyaa bisa”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Enggak sih ka, kurang fokus”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Iyalebih kreatif pas dikasih tugas
bikin vedio”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“ Iya mandiri”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Hmmmmm iya”.
Apakah menggunakan media online dapat “Sama aja sih ka”.
17 meningkatkan literasi dalam diri anda?
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Tidak Juga”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Cocok cocok aja sih”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
“Enggak sih ka alhmdullilah, tpi
lebh sering dikelas”.
Nama Siswa : Mutiara Nada C.D
Kelas : XI IPS-2 Asal Sekolah : SMA Al Hasra
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Belajar seperti biasanya di dalam
kelas, sebelum pembelajaran online
saya menggunakan aplikasi secara
online tapi hanya google classroom
saja”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Tanggalnya aku lupa tapi pas
korona masuk ke indonesia”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Beda banget enakan di kelas”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Dari jm 7 sampe zuhur”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Aku pake Hp leptop”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“Aku pake Wa gc”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Kendalanya mungkin gak ada tapi
kalau mialkan sinyal bisa dari
gurunya bisa dari kitanya”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Saat ini aku ngerasanya lancar
lancar aja”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“ Alhmdullilah gak ada paling
sinyal”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Alhmdullilah tau ka”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Alhmdullilah aku sudah menguasai
semua dan aku paham cara
memkainya”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Kalau belajar bahasa indonesia
terus terang saya merasa
mengerti”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Perbandingannya 50 per 50, kita
kan tidak bertatpan langsung
dengan guru jadinkita tidak bisa
bertanya, tapi kalau disekkolah kita
dapat berekspresi bareng temen-
temen dan bisa bertanya langsung
dengan guru”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Terus terang aku mandiri awalnya
saya tidak tahu caranya
menggunakan webex jadi paham,
walapaun tidak ada guru, tapi aku
bisa melakukan itu mandiri”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Iyaa sejauh ini iya,bukan hanya
membaca berita tapi novel-novel”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Iyah Soalnya media online kaya
gini kan sumber informasi belajar
dari luar dan dalam itu kan
banyak”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Kalau rangking aku naik, kalau
nilai aku turun”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Menurut aku cocok, pengetahuan
kita lebih banyak”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
”Aku gak pernah telat karena kalau
dikasih tugasnya hari ini aku
langsung kerjakan, biar gak
numpuk”.
2. Lampiran Hasil Wawancara Guru
Nama Guru : Dedi Santosa, M.Pd.
Usia : 25 Tahun Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No Pertanyaan Jawaban
1
Bagaimana pembelajaran di sekolah anda sebelum
pemberlakukan belajar secara jarak jauh?
“Belajar seperti biasanya di dalam
kelas, sebelum pembelajaran online
saya menggunakan aplikasi secara
online tapi hanya google classroom
saja”.
2
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh dilakukan di
sekolah Anda?
“Tanggalnya aku lupa tapi pas
korona masuk ke indonesia”.
3
Apakah kegiatan belajar mengajar pada pelajaran jarak
jauh sama saja dilakukan dengan kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas?
“Beda banget enakan di kelas”.
4
Apakah waktu mulai pelajaran jarak jauh dan waktu
selesai pelajaran jarak jauh sama dengan waktu belajar
di dalam kelas?
“Dari jm 7 sampe zuhur”.
5
Alat pembelajaran apa saja yang digunakan untuk
berkomunikasi selama pelajaran jarak jauh?
“Aku pake Hp leptop”.
6
Media online apa saja yang digunakan ketika
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung?
“Aku pake Wa gc”.
7
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Whatsapp Group?
“Kendalanya mungkin gak ada tapi
kalau mialkan sinyal bisa dari
gurunya bisa dari kitanya”.
8
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Google Classroom?
“Saat ini aku ngerasanya lancar
lancar aja”.
9
Kendala apa yang terjadi ketika anda menggunakan
media Zoom Meeting?
“ Alhmdullilah gak ada paling
sinyal”.
10
Tahukah Anda bagaimana cara menggunakan aplikasi
Zoom Meeting?
“Alhmdullilah tau ka”.
11
Apakah Anda mahir dalam menggunakan semua yang
ada di dalam aplikasi Zoom Meeting?
“Alhmdullilah aku sudah menguasai
semua dan aku paham cara
memkainya”.
12
Jika belum apakah guru memberikan penjelasan cara
penggunaan aplikasi Zoom Meeting?
“Tidak ka”.
13
Apakah menggunakan media online dapat membuat
anda fokus dengan materi Bahasa Indonesia?
“Kalau belajar bahasa indonesia
terus terang saya merasa
mengerti”.
14
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda lebih kreatif dalam materi Bahasa Indonesia?
“Perbandingannya 50 per 50, kita
kan tidak bertatpan langsung
dengan guru jadinkita tidak bisa
bertanya, tapi kalau disekkolah kita
dapat berekspresi bareng temen-
temen dan bisa bertanya langsung
dengan guru”.
15
Apakah menggunakan media online dapat membuat
lebih Anda mandiri dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Terus terang aku mandiri awalnya
saya tidak tahu caranya
menggunakan webex jadi paham,
walapaun tidak ada guru, tapi aku
bisa melakukan itu mandiri”.
16
Apakah menggunakan media online dapat membuat
Anda minat dalam belajar Bahasa Indonesia?
“Iyaa sejauh ini iya,bukan hanya
membaca berita tapi novel-novel”.
17
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan literasi dalam diri anda?
“Iyah Soalnya media online kaya
gini kan sumber informasi belajar
dari luar dan dalam itu kan
banyak”.
18
Apakah menggunakan media online dapat
meningkatkan nilai Bahasa Indonesia?
“Kalau rangking aku naik, kalau
nilai aku turun”.
19
Menurut Anda pelajaran Bahasa Indonesia cocok
menggunakan media online?
“Menurut aku cocok, pengetahuan
kita lebih banyak”.
20
Apakah Anda termasuk yang rajin atau malas dalam
mengumpulkan tugas waktu belajar di dalam kelas atau
belajar secara online?
”Aku gak pernah telat karena kalau
dikasih tugasnya hari ini aku
langsung kerjakan, biar gak
numpuk”.
3. Lampiran Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Antik Hindayani, S.Pd
Usia : 47 Tahun
Lama Menjabat : 4 Tahun
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1
Sudah berapa lama Bapak menjadi kepala sekolah di
sekolah Al hasra?
“Saya menjabat sudah tahun ke 4
semenjak dari tahun 2017”.
2
Sejak kapan pelajaran jarak jauh di terapkan di sekolah
Al hasra?
“Semenjak ada covid bulan maret
2020 sampai sekarang, jika
pemerintah kota depok sudah
membolehkan kita tatap muka, baru
kita bisa laksanakan. Selama belum
ada kebijakan dari pemerintah
pusat kita masih menggunakan
pelajaran jarak jauh”.
3
Apakah selama pandemi ada kesulitan dalam
berkordinasi dengan para staf dan guru?
“Kalau pada awal dulu kita pjj
bulan maret itukan mash libur,
guru-guru masih diliburkan benar-
benar full pjj dari rumah tapi
setelah tahun ajaran baru mulai juli
kemaren guru sudah masuk. Jadi,
untuk kordinasi dengan guru tidak
susah karena memang setiap hari
guru disekolah dan mereka
melakukan pjj dari sekolah, kalau
sebelumnya kita beberapakali
pertemuan disekolah menggunakan
pake zoom meeting dan kita selalu
memberikan informasi-informasi
terkait pjj melalui group guru-guru
SMA”.
4
Apakah sekolah benar-benar melakukan semua
kegiatan secara online atau masih ada beberapa
kegiatan yang dilakukan disekolah?
“Kalau kegiatan siswa hampir
semua off, jadi kegiatan yang biasa
dilakukan untuk siswa apapun itu
off. Estrakulikuler semua off yang
kita jalankan ketika pjj ini hanya
hati qurani yang biasa kita lakukan
pada waktu pagi jam 7 anak-anak
sudah mulai kita gerakan untuk
solat duha setelah itu baru hati
qurani tahsin tahfidz quran. Itu
dengan menggunakan vedio call
setiap pagi, jadi anak-anak dibagi
beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah guru, kurang lebih satu guru
menerima sekitar 16 anak untuk
video call mereka setiap pagi
sekaligus membangunkan mereka
untuk pjj di jam pertama”.
5
Jika masih ada kegiatan pihak sekolah benar-benar
menerapkan protokol kesehatan?
“Iyah, jadi memang dari awal
pandemi bulan maret kita sudah
melakukan penerapan seperti keran
di depan sudah dibuat, lalu
diwajibkan cuci tangan, diwajibkan
berjaga jarak wajib mnggunakan
masker ketika selama disekolah”.
6
Apakah dari pihak wali murid banyak yang protes
terhadap sekolah selama pembelajaran jarak jauh?
“Kalau banyak sih enggak, tapi
tidak begitu banyak presentasenya
sangat kecil sekali dan memang
semuanya bisa kita atasi, kalau
memang ada yang protes tentang
keuangan biasanya nanti dari
orang tua tersebut datang kesekolah
langsung, nanti dari sekolah akan
memberikan solusi-solusi untuk
menyelesaikan masalahnya”.
7
Manakah yang lebih sulit mengontrol berkegiatan
belajar disekolah atau pembelajaran jarak jauh?
“Tentunya online yah, karena anak-
anak kita tidak ada, mereka ada di
dunia maya, seperti kehadiran anak
apakah benar ada ketika pjj susah
untuk dikontrol. Jadi memang guru
harus super intens melihat apakah
anak-anak benar-benar online atau
tidak, dipelajaran dia ditelpon lagi
kalau misalkan tidak online.
Memang lebih susah mengontrol
belajar secara online, jadi lebih
enak tatap muka”.
8
Apakah sekolah membuat kegiatan sosialisasi kepada
guru cara bagaiamana penggunaan media online pada
pembelajaran jarak jauh?
“Itu pasti, jadi kita ada pelatihan
dulu kita sepakati media apa yang
kita gunakan lalu kita adakan
pelatihan, menggunakan zoom
meeting jadi kita kasih pelatihan
cara penggunaannya, lalu kita
menggunakan google classroom,
mulai tahun ini ada blok
pembelajaran”.
9
Apakah sekolah memfasilitasi kuota selama proses
pembelajaran jarak jauh berlangsung?
“Untuk kuota memang kita tidak
memfasilitasi, tapi kita
meminimalisir seperti pertemuan
menggunakan webinar, pertemuan
langsung pembelajaran diganti
dengan video pembelajaran, google
classroom, dan youtube jadi
menimimalisir anak-anak untuk
mengeluarkan kuota banyak, tidak
selamanya menggunakan webinar
terus, untuk kegiatan-kegiatan yang
memang tidak jalan dan itu
melibatkan seluruh siswa itu
biasanya ada uang kembali, seperti
anak kelas 12 tidak ada kegiatan
wisudah, UN, dan perpisahan anak.
Itu semuanya dikembalikan ke anak,
tapi kalau kegiatan-kegiatan yang
sifatnya klasikal seperti lomba-
lomba itu kan tidak mungkin
uangnya kita kembalikan ke
anaknya, karena bukan berbasis
siswa, tapi untuk koutakan sudah
ada dari pemerintah. Saat ini lagi
kita urus mudah-mudahan nanti
tiap anak dapet. Kalau guru
menggunakan wifi sekolah jadi
tidak diberi pulsa”.
10
Apakah ada pengurangan kegiatan sekolah selama
pandemi Covid-19
“Ciri khas kita kan keislaman kita
mengedepankan keislaman, terus
kemudian kreatiftas, dan prestasi.
Kreatifitas itu kan ada di
ekstrakulikuler, nah ini yg kita
hentikan karena itu akan terjadi
perkumpulan anak itu yang kita
hindari. Tapi hati qurani masih
dapat kita atasi walaupun dari
rumah, jadi esktrakulikuler yang
benar-benar tidak dilakukan
peringatan hari besar juga tidak
ada, osispun tidak ada hanya MPLS
itu kita libatkan itu pun dengan
protokol yang ketat dan hanya
sekali”.
4. Lampiran Hasil Wawancara Warga Sekolah (Penjaga Keamanan, Penjaga
Kebersihan, Penjaga Koperasi, dan Wali Murid)
Nama
Usia
Pekerjaan
: Utamami
: 43 Tahun
: Penjaga Keamanan Sekolah
No Daftar Pertanyaan Jawaban
Sudah berapa lama Bapak menjadi penjaga keamanan “Bapak mahlul, saya mulai menjadi
1 di sekolah Al Hasra? penjaga keamanan pada tanggal 9
desember 2019”.
2
Adakah kejadian siswa yang melanggar aturan sekolah
selama bapak menjaga keamanan di sekolah?
“Kalau disekolah ada sedikit yg
melangar tata tertibnya seperti
semacem melanggar solat
berjama’ah, harus diperketat lagi,
diarahkan lagi, kalau tidak begitu
muridnya semaunya aja.
Kelemahannya disitu aja yang lain
alhmdullilah tidak ada”.
3
Bagaimana aktivitas di era pandemi Covid-19 dengan
era sebelum pandemi Covid-19?
“Sebelum corona aktivitas kita full
dari jam set 7 sampe jam 4, kalau
abis corona ini sepi aktivitas tidak
ada, satu rutinitas tidak ada kedua
untuk keamanan jenuh juga, dalam
artian tidak ada kegiatan-kegitan
lain, biasa kita gerak sekarang
tidak gerak. kaya gimana gitu ya
kaya kurang pas”.
4
Apakah masih ada kegiatan di dalam sekolah selama
pandemi Covid-19?
“Untuk kegiatan tidak ada,
terkecuali seperti pengambilan
surat ijazah stempel, kerja
kelompok juga ada tapi dibatasi
waktunya enggak sampe siang atau
sore dan hanya beberapa wali kelas
aja yg diperlukan seperti remidial.
Guru dari senin-sabtu full, tetap
ada kegiatan ngajar online, kalau
dirumah kan kegiatannya beda lagi,
kalau disekolah lebih fokus”.
Jika masih ada kegiatan pihak sekolah benar-benar “Kalau pihak sekolah sudah
5 menerapkan protokol kesehatan? menerapkan protokol kesehatan,
wajib pake masker, cuci tangan,
jaga jarak, makan makanan yang
sehat, dan tes suhu. Setiap hari
kalau ada aktivitas pasti ada
pemeriksaan cek suhu”.
6
Apakah Bapak setiap hari tetap menjaga keamanan
sekolah selama pandemi Covid-19?
“Kalau itu kan sudah tanggung
jawab kita, namanya juga
keamanan jadi pasti tiap hari
disekolah. Kalau pandemi masuk
jam 8 keluar jam 8 malam kalau
normal masuk set 7 pulang jam 8
malem”.
7
Menurut bapak lebih suka anak-anak berkegiatan
disekolah atau belajar secara online di rumah?
“Kalau hari biasa disekolah aja,
kecuali hari sabtu dan minggu lebih
baik dirumh aja, namanya satuan
pengaman juga memiliki titik
capenya juga, biasanya sabtu
minggu tetap ada kegiatan. Lebih
suka anak-anak berkegitn disekolah
tetapi dihari senin-jumat saja”.
8
Apakah selama pandemi Covid-19 ada hal yang terjadi
pada keamanan di sekolah?
“Alhamdullilah tidak ada”.
9
Apakah dengan anak-anak tidak berangkat kesekolah
meringankan pekerjaan bapak sebagai penjaga
sekolah?
“Kalau dibilang ngirangin
sebenarnya ngirangin juga tapi satu
faktor untuk pemasukan sehari-hari
dirumah tidak ada”.
10
Apakah dengan adanya pelajaran jarak jauh selama
pandemi Covid-19 mengurangi pendapatan bapak
sebagai satpam?
“Iya betul, mengurangi juga
biasanya biaya setiap hari ada”.
Nama : Syaiful Adha
Usia : 31 Tahun
Pekerjaan :Penjaga Kebersihan
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1
Sudah berapa lama Bapak menjadi penjaga kebersihan
di sekolah Al hasra?
“Saya menjaga kebersihan belum
lama dari mulai akhir Februari
2020”.
2
Apakah anak-anak selalu menjaga kebersihan dan tidak
melanggar aturan kebersihan sekolah selama Bapak
menjadi penjaga kebersihan?
“Selama menjaga kebersihan belum
ada yg melanggar berat, tapi siswa
masih ada yg buang sampah
sembarangan tidak membuang
sampah di tempatnya”.
3
Bagaimana aktivitas di era pandemi Covid-19 dengan
era sebelum pandemi Covid-19?
“Sebelum corona sampah paling
bnyak. Tapi setelah korona paling
sedikit”.
4
Apakah masih ada kegiatan di dalam sekolah selama
pandemi Covid-19?
“Paling guru aja yang kesekolah”.
5
Jika masih ada kegiatan apakah Bapak benar-benar
menerapkan protokol kesehatan?
“Pastinya, paling di bantu dengan
penjaga keamanan untuk
penyemprotan”.
6
Biasanya mulai membersihkan sekolah dari pukul
berapa sampai pukul berapa?
“Sebelum corona biasanya masuk
pagi jam 6, bersih-bersih ruangan
kelas sampe jam 4 sore, pulang
terakhir jam 5an . Pas selama
pandemi sama aja masuknya.
Waktu awal seminggu 4 kali. Tpi
untuk saat ini sudah mulai hampir
setiap hari. Paling jam nya saja di
batasi dari jam 6 sampe jam 2”.
7
Apakah setiap hari Bapak membersihkan lingkungan
sekolah selama pandemi Covid-19?
“Iya betul setiap hari
membersihkan ruangan sekolah
alat-alat pembelahatan anak-anak
kaya lab proyektor dan banyak lagi.
Selama anak murid tidak ada jdi
kelas itu dibersihkan, kan biasanya
ada tugas piket, karena saya
biasanya hanya koridor dan
ruangan guru”.
8
Apakah Bapak tetap mengontrol dan membersihkan
alat-alat yang berkaitan dengan pembelajaran di
sekolah?
“Tidak setiap hari, tapi pasti selalu
di cek”.
9
Apakah selama pandemi pekerjaan bapak jadi semakin
ringan atau semakin berat?
“Semakin ringan sih, soalnya tidak
ada murid. Karena yang paling
banyak sampah”.
10
Lebih suka anak-anak berkegiatan di sekolah atau di
rumah secara online?
“Jujur sih enakan kegitan di
sekolah, karena ada kegiatan.
Walapun lebih berat tapi lebih enak
normal. Soalnya jenuh juga sekolah
sepi”.
Nama
Usia
Pekerjaan
: Vera Andriyani
: 21 Tahun
: Penjaga Keamanan
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1
Sejaka kapan Ibu menjaga penjaga koperasi di sekolah
Al hasra?
“Sejak bulan oktober 2019”.
2
Apakah koperasi sekolah menjual semua kebutuhan
siswa di sekolah Al hasra?
“Iya kita jual semua kebutuhan
siswa, dan beberapa makanan juga seperti eskrim kami jual”.
3
Koperasi biasanya buka mulai pukul dari jam berapa
sampai tutup pukul jam berapa?
“Pukul set 7 sampe set 4. Tapi
ketika corona Untuk waktu mulai jam 8 sampai zuhur”.
4
Bagaimana aktivitas di era pandemi Covid-19 dengan
era sebelum pandemi Covid-19?
“Kalau sebleum corona waktu
istirahat rame karena kita jual
makanan juga. Bukan hanya atk
saja. Tapi setelah pandemi penjualan sepi bange”t.
5
Apakah selama pandemi Covid-19 koperasi tetap
beroprasi?
“Sebagian ada yang ke sekolah
untuk pembelian seragam. kaya
baju putih sama abu2 belinya
diluar. Kecuali baju muslim baju
olah raga dan batik. Cara
pembeliannya biasanya orang
tuanya yang dateng”.
6
Jika masih beroprasi apakah setiap hari atau hanya hari
tertentu saja?
“Paling melayani yang pembelian
baju seragam sekolah, semingga 3
kali selasa rabu dan kamis. Untuk
waktu mulai jam 8 sampai zuhur ketika korona”.
7
Bagaimana cara penjualan koperasi selama pandemi
Covid-19 agar tetap beroprasi?
“Ada yang kesekolah orang tuanya
ada juga yang go send”.
8
Bagaiman cara prosedur pembeliaan jika ada siswa
yang ingin membeli kebutuhan sekolah selama
pandemi Covid-19
“Biasanya orang tua yang
kesekolah atau pembelian dikirm
melalu go send dan di hari yang
ditentukan ketika waktu koperasi
dibuka”.
9
Apakah mendapatan koperasi berkurang selama
pandemi Covid-19?
“Pendapatan jadi semakin
berkurang”.
10
Lebih senang anak-anak beraktivitas belajar disekolah
atau di rumah?
“Aktivitas langsung sih, lebih seru,
rame dan pendapatan lebih banyak. Kalau sekarang jadi berkurang”.
Nama
Usia
Pekerjaan
: Mulyadi
: 49 Tahun
: Guru Olahraga
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1
Berapa jumlah anak Bapak/Ibu yang bersekolah? “Yang sekolah dua orang”.
Sejak kapan pembelajaran jarak jauh di terapkan di “Sejak pandemi ini”.
2 sekolah Al hasra?
3
Apa kegiatan Bapak/Ibu selam pandemi Covid-19? “Kegiatan saya mengajar, dan kegiatan mengjar lebih banyak
disekolah”.
4
Apakah Bapak/Ibu bekerja secara online juga? “Iya saya bekerja tapi saya kan
bagi tugas, kalau yang ngawasin
dirumah itu mamahnya, jadi ketika
saya berangkat mamahnya selalu
ikut berperan, kadang-kadang dia
juga kerepotan sih karena saya ada
tiga anak dan ada orang tua saya
juga yang harus di urus. Justru
banyakan istri saya dibanding saya”.
5
Jika bekerja apakah selama pandemi ada kesulitan
dalam mengontrol pekerjaan dan belajar anak di
rumah?
“Jadi saya bagi-bagi waktu, kalau
pagi tugas saya sampai tidur lagi,
saya membangunkan tidur trus saya
mengepel baru saya berangkat sekolah”.
6
Bagaimana motivasi anak ketika belajar di rumah
secara online?
“Karena dia merasa tidak diawasi
gurunya, kalau orang tua kan
pengetahuannya bterbatas, kalau
gurunya disekolah bisa langsung
bertanya dan rasa segan kalau
dirumahkan tidak, kalau sama
gurunya ada yng ditanya ada yang
ditakutin. Jadi motivasinya agak kurang untuk belajar”.
7
Manakah yang lebih sulit dalam membangunkan anak
setiap hari ketika pembelajaran jarak jauh di mulai atau
berangkat belajarke sekolah?
“Bangunin anak ketika belajar
dirumah, subuh aja susah
bangunnya. Kalau disekolah sih
mereka set 6 udah bangun karena
jam 6 sudah berangkat sekolah”.
8
Apakah anak Bapak/Ibu aktif dalam belajar dan
mengerjakan tugas?
“Iya aktif mengerjakan tugas tapi
kuotanya yang boros, karena saya hars setiap hari isi kuotanya”.
9
Apakah selama proses belajar dirumah Bapak/Ibu lebih
mengetahui bagaimana perkembangan anak dalam
belajar?
“Dalam belajar sebetulnya dia
bagus, karena nilainya semakin
meninngkat semenjak pandemi.
Saya juga jadi lebih tau kebiasaan anak saya ketika belajar”.
10
Apakah Bapak/Ibu memberikan fasilitas selam anak
belajar di rumah?
“Iya saya kasih semua fasilitas, jadi
pengeluaran lebih banyak dirumah
dibanding belejar disekolah. Kalau
mereka kesekolah kita ningalin mereka 50rbu cukup. Tapi
sekaramg tidak karena tiga tiganya
dirumah ditambah biaya kuota.
Tapi saya sih tidak masalh yang
penting mereka mau belajar. (pak mulyadi)”.
Tabel Pengodean Nama Peserta Didik Kelas XI IPS-2 SMA
AL-Hasra Kota Depok Tahun Pelajaran 2020/2021
No Nama Koding
1
Muhammad Subhan
MS
2
Salsabila Berliana Putri
SBP
3
Fadil Akbar Fajar Rahman
FAFR
4
Halimah Ainun Zahry
HAZ
5
Muhammad Reynaldo Abiyoso
MRA
6
Revo Prawira
RP
7
Thiarfa Alia Rahma
TAR
8
Mutiara Nada Cindy Devinawaty
MNCD
DOKUMENTASI WAWANCARA VIRTUAL DENGAN PESERTA DIDIK
KELAS XI IPS-2 SMA AL-HASRA KOTA DEPOK
DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan Guru Pengampu Bahasa Indonesia
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Al-Hasra Kota Depok
DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan Penjaga Keamanan Sekolah SMA Al-Hasra
Wawancara dengan Penjaga Kebersihan Sekolah SMA Al-Hasra
DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan Penjaga Koperasi Sekolah SMA Al-Hasra
Wawancara dengan Wali Murid SMA Al-Hasra
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN E-LEARNING
RIWAYAT PENULIS
Arifah Lutfiah Anggraini, lahir pada tanggal 01 Juli1995
di Bogor. Arifah Putri Sulung dari Bapak Heri Effendi dan
Almh. Yayah Yudiah. Peneliti memiliki tiga adik laki-laki
dan satu adik perempuan. Saat ini peneliti bertempat
tinggal di Jl. Bojongsari Lama, Rt. 001/Rw. 005, Kel.
Bojongsari, Kec.Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat.
Pendidikan yang telah ditempuh, yakni mengawali
pendidikan kanak-kanak di TPQ Khairul Bariyah, lulus
pada tahun 2000. Kemudian, peneliti melanjutkan pendidikan di SD Islam Nurul
Iman, lulus pada tahun 2007. Selanjutnya, peneliti melanjutkan pendidikan di
MTs Pondok Pesantren Darul Muttaqien, lulus pada tahun 2010. Setelah itu,
peneliti melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah atas di yayasan yang sama,
yakni MA Pondok Pesantren Darul Muttaqien dan lulus pada tahun 2013. Pada
tahun 2015, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti mengemban ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Motto hidup peneliti,
yaitu “Jika sudah memulai maka selesaikan dengan maksimal”. Untuk meraih
gelar S-1 maka skripsi berjudul “Efektivias pembelajaran e-learning
menggunakan media online selama pandemi Covid-19 dalam mata pelajaran
bahasa indonesia pada siswa Kelas XI SMA Al Hasra Tahun Pelajaran
2020/2021”, telah selesai ditulis dan disidangkan pada tahun 2020.