EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (PPKM)
TAHAP I TAHUN 2008
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Pandji Putranto Hutomo
029114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Pandji Putranto Hutomo Nomor Mahasiswa : 029114023
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Mei 2008 Yang menyatakan
( Pandji Putranto Hutomo )
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap pencarian dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula... & setiap pencarian diakhiri dengan ujian berat bagi si pemenang...
Jika engkau meminta sesuatu pada alam, maka seluruh alam akan bersatu untuk membantumu
- The Alchemist -
Jika kamu dapat memikirkan apa yang kamu inginkan di dalam benak, dan menjadikannya pikiran yang dominan,
kamu akan mendatangkan keinginan itu ke dalam hidupmu. - The Secret -
Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak suka dikerjakan oleh orang gagal...
Mereka belum tentu suka mengerjakannya... Namun, ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan
tujuan mereka - E. M. Gray -
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22)
Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta & doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu (Markus 11:24) dan ingatlah...
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pengkhotbah 3:11) oleh karena itu...
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)
Bersyukur pada-Nya, Mengembangkan setiap talenta yang diberikan-Nya,
Menjadi saluran berkat-Nya (Pandji, Juli 2008)
Your attitude is your success - Pandji Putranto Hutomo -
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk bapak, ibu, adik-adikku, dan keluarga besarku,
untuk Pandji, inilah hasil karyamu.
Selamat kamu sudah menyelesaikannya,
untuk semua orang yang selalu belajar, yang percaya akan mimpi-mimpinya,
dan memperjuangkannya
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Mei 2008
Penulis,
Pandji Putranto Hutomo
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (PPKM) TAHAP I TAHUN 2008
Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam
pelaksanaan pelatihan untuk mengetahui efektivitas pelatihan. Hasil yang didapat dari suatu evaluasi pelatihan dapat digunakan memberikan penilaian bagi trainer, memutuskan kelanjutan program pelatihan, dan mendapatkan informasi tentang perbaikan program pelatihan di masa mendatang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi PPKM secara lebih terstruktur dan mengkaji efektivitas program PPKM.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design. Subjek penelitian berjumlah 799 mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menjadi peserta PPKM tahap I tahun 2008. Pengukuran efektivitas PPKM dilakukan dengan menggunakan 3 model evaluasi pelatihan, yaitu evaluasi reaksi, evaluasi belajar, dan evaluasi perilaku.
Pengolahan data dengan statistik deskriptif diketahui bahwa 51,6% subjek memiliki penilaian positif dan 47,7% subjek memiliki penilaian sangat positif terhadap pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008. Pengolahan data evaluasi belajar dengan menggunakan uji t sampel berpasangan menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I (t = -16,449; p = 0,000). Pengolahan data evaluasi perilaku dengan menggunakan uji t sampel berpasangan terungkap bahwa ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I (t = -5,973; p = 0,000). Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa peserta merasa puas dengan pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 serta mengalami perubahan pengetahuan dan perilaku yang mengindikasikan efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008. Kata kunci: PPKM, evaluasi pelatihan, mahasiswa.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF STUDENT’S PERSONALITY DEVELOPMENT TRAINING (PPKM) PHASE I YEAR 2008
Training evaluation is a very important process in a training program to know
the training effectiveness. The result of training evaluation can be used to evaluate the trainer, decide the continuity of a training program, and get information to improve the training program in the future. Therefore, this research was aimed to evaluate the PPKM program in a more structured way and analyze the effectiveness of PPKM program.
This research used one-group pretest-posttest design. Research participants were 799 students of Sanata Dharma University Yogyakarta who were registered as PPKM phase I year 2008’s participants. The PPKM’s effectiveness were measured using 3 models of training evaluation. Those models were reaction evaluation, learning evaluation, and behavior evaluation.
Based on the analysis using descriptive statistic showed that 51.6% research participants had a positive evaluation and 47.7% research participants had a very positive evaluation to the PPKM phase I year 2008 program. Learning evaluation analysis using paired sample t-test concluded that there was significant difference of participants’s knowledge about PPKM’s subject before attending and after attending PPKM (t = -16.449; p = 0.000). Behavior evaluation analysis using paired sample t-test showed that there was participants’s behavioral change between before attending and after attending the program (t = -5.973; p = 0.000). Thus, it can be concluded that PPKM’s participants satisfied with the PPKM phase I year 2008 program and had a knowledge and behavior change after attending PPKM program. It also indicated that PPKM phase I year 2008 was effective. Keywords: PPKM, training evaluation, college student.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Satu langkah dalam kehidupan pribadi kembali dijalani oleh penulis.
Berakhirnya proses penulisan skripsi menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi dari Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Skripsi dengan judul
“Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I
Tahun 2008” ini akan mengakhiri proses pendidikan tinggi yang telah dilalui dan
juga akan menjadi awal dalam perjalanan hidup berikutnya. Oleh karena itu,
penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan
limpahan kasih karunia-Nya.
Selain itu, penulis sangat ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung membantu dan mendukung proses hingga
saat ini, yaitu:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma,
2. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu memotivasi penulis dan dengan penuh kesabaran mendampingi dan
melayani tuntutan penulis. Terima kasih Pak untuk semuanya,
3. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., Bpk. C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi., dan Ibu A.
Tanti Arini, S.Psi., M.Si. yang telah mendampingi dan membimbing penulis
selama menjalani proses pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bpk. Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi. dan Bpk Y. B. Cahya Widiyanto, S.Psi.,
M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan bagi
penelitian ini,
5. Segenap dosen di lingkungan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.
Terima kasih atas segala pengetahuan dan nilai-nilai (value)-nya,
6. Mas Gandung & Mba’ Nanik (sekretariat), Mas Doni (R. Baca), Mas Muji
(laboratorium), & Pak Gi’ (yang selalu mengaku sebagai “PR I” Pembersih
Ruangan lantai I hehe). Kalian memang karyawan yang sangat menyenangkan
dan (menurutku) yang paling humanis se-Sanata Dharma. Terima kasih
setulus-tulusnya dariku,
7. Orangtuaku, Bpk. Roekmyarko & Ibu Agustin. Sekedar terima kasih tidak
akan mencukupi untuk menggambarkan betapa penulis sangat bersyukur dan
merasa diberkati bisa ada di dunia ini. Kasih, semangat, pengorbanan, dan
perjuangan yang telah kalian tunjukkan dan ajarkan menjadi inspirasi yang
luar biasa. Terima kasih dan SALUT yang sangat besar dengan penuh
ketulusan dan kebanggaan untuk kalian,
8. Adik-adikku: Sakti Hario Tamtomo, Hanum Putri Handayani, & Kenyo Sekar
Kinanti. Tawa, canda, tangis, cerah, hujan, gempa, terang, dan gelap yang
pernah kita alami sangat berkesan. Ayo kita pertahankan ritual itu.,
9. Keluarga besar Yohanes Adiyuwono Menase,
10. Keluarga besar Sugihardjo,
11. Christine & Memey, trims untuk pembelajarannya ☺ ,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Rekan-rekan panitia PPKM tahap I Tahun 2008. Pak Heri, Rm. In, Pak Budi,
Pak Har, Bu Rishe, Bu Pipie, Ima, Henny, Boloth, Agnes, Tian, & Rani.
Terima kasih sudah mau menerima penyelundup ini hehehe,
13. Rekan-rekan penelitianku: Tina “tinul” ’04, “mbak” Vani’04, Ditha’04, “mas”
Sronggot’04, Roswita Indra’04, Esti”ndoel” ’04, Nurma’05, Wira’05,
Joana’05, Matilda’05, Uci Island’05, Ita’05, Sari’05, Irai’05, Jessica’05,
Yustiananta “Komenk” ’06, & Aji’06. Tanpa kalian, aku nggak tau kapan aku
selesai memproses 799 subjek. Senang bisa kenal & kerja bareng kalian,
14. Teman-teman seangkatan 2002. Secara khusus Suko, Wawan, Unax, Ajeng,
Donat, Dewi, Sari, Joe, Ohaq, Adi, Tanti, Rio, dan yang telah mendahului jadi
S.Psi. Aku menyusul kalian nih! Untuk Danang, Niko, Tisa, Neri, Windra,
SiYe, Ian “Pongky”, dan teman-teman lainnya... ayo cepetan keluar dari
Psikologi, segera tambahkan S.Psi. di belakang namamu,
15. Teman-teman perkuliahan di kampus Psikologi, dari angkatan ’98 sampai ’07
yang mengenalku. Secara khusus, Hendra’00, Bagus’00, Lala’01, Berta’01,
Eko’01, Tyas’02 (kalian rekan pertamaku dalam kepanitiaan... nice can work
with all of you, trims untuk kebersamaannya juga), Felly’01 (salam ya untuk
adikmu hehe), Oho’01, Bayu’03, Sutaman’03, Abu’03, Topix’03 (aku belum
berhasil rappeling nih), Vonny’04 (sesuai permintaanmu, namamu kusebut
nih... trims dah jadi jam weker ☺), & semua teman yang pernah bersamaku
dalam perkuliahan maupun kepanitiaan,
16. Rekan-rekan, sahabat-sahabat, & keluargaku di Friends Community. Kalian
semua mempengaruhiku secara signifikan ☺ Koh Agoenk San, Mas Siswo,
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mb. Tetra, mb. Nia, Ernest, mb. Sari, Yayie, Asti, Toni, Kris, Dian PA,
Hendy, Widya, ‘tante’ Ella, Ari Yogi, Abe, Sita ‘Congki’, Runnee, Yudhy,
Haqsi, Ci’ Pulke Ratih, Hayu, Amel, Ayu, Maya, & Wiwied. Para generasi
penerus Friends: Krisna, Agung, Kanes, Wulan, Komenk, Sanja, Aji, Ari. Aku
percaya kalian bisa meneruskan kejayaan Friends ☺,
17. Pak Eko Tjia, Papang, Tata, Sisi, kak Dian, kak Rosy, Daniel Gudmen, Mika,
mb. Datik, Esti, mb. Apri, & semua rekan-rekanku di Gloria Edukasindo. Aku
jadi semakin mantap nih di bidang SDM & pelatihan. Doakan ya! Luar Biasa!
Fantastis! Yes... Yes... Yes...!!!
18. Sahabat-sahabatku Doddy, Wawan “MMX”. Sukses bareng yo dab...!
19. dan semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu. Kalian tidak
terlupakan, kalian tetap berkontribusi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis terbuka
terhadap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini yang
bisa disampaikan secara langsung maupun melalui e-mail penulis yang tercantum
di biografi penulis di bagian akhir skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Agustus 2008
Penulis
Pandji Putranto Hutomo
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ iv
HALAMAN MOTTO.................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vii
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRACT................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xx
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... 8
A. Pelatihan............................................................................................. 8
1. Pengertian Pelatihan..................................................................... 8
a. Proses Mempersiapkan Pelatihan.......................................... 8
b. Metode Dalam Pelatihan........................................................ 11
2. Efektivitas Pelatihan.................................................................... 13
a. Pengertian Efektivitas Pelatihan............................................ 13
b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan......................... 14
c. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan............................... 17
d. Model Dalam Mengevaluasi Pelatihan.................................. 18
B. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)............. 25
1. Tujuan Penyelenggaraan PPKM.................................................. 25
2. Peserta PPKM.............................................................................. 26
3. Metode Dalam PPKM.................................................................. 26
C. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif....................................... 31
1. Konsep Dasar 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif.......... 31
2. Kontinum Kematangan................................................................ 38
3. Konsep Dasar Kebiasaan 1.......................................................... 41
4. Konsep Dasar Kebiasaan 2.......................................................... 46
5. Konsep Dasar Kebiasaan 3.......................................................... 47
D. Efektivitas PPKM Tahap I Tahun 2008............................................. 52
E. Hipotesis............................................................................................ 54
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 55
A. Desain Penelitian............................................................................... 55
B. Variabel Penelitian............................................................................. 55
C. Definisi Operasional.......................................................................... 56
1. PPKM tahap I tahun 2008............................................................ 56
2. Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I........................................ 58
3. Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I................... 60
4. Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3..................................................... 60
D. Subjek Penelitian............................................................................... 61
E. Prosedur Penelitian............................................................................ 62
1. Tahap Persiapan Penelitian.......................................................... 62
2. Tahap Penelitian........................................................................... 62
F. Alat Ukur........................................................................................... 63
1. Form evaluasi reaksi.................................................................... 63
2. Tes pengetahuan materi PPKM................................................... 65
3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3......................................................... 67
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 69
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 72
A. Orientasi Kancah Penelitian............................................................... 72
B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 73
C. Hasil Observasi Pelaksanaan PPKM tahap I..................................... 75
D. Hasil Penelitian.................................................................................. 77
1. Hasil Uji Asumsi.......................................................................... 77
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Deskripsi Data Penelitian............................................................. 81
3. Hasil Uji Hipotesis....................................................................... 85
E. Pembahasan........................................................................................86
BAB V. PENUTUP....................................................................................... 92
A. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 92
B. Kesimpulan........................................................................................ 94
C. Saran.................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 96
LAMPIRAN................................................................................................... 102
BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 133
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
halaman
1. Tabel 3.1. Komposisi form evaluasi reaksi.............................................. 64
2. Tabel 3.2. Komposisi tes pengetahuan materi PPKM............................. 66
3. Tabel 3.3. Komposisi skala pribadi efektif.............................................. 68
4. Tabel 3.4. Norma kategotisasi evaluasi reaksi PPKM ............................69
5. Tabel 3.5. Kategotisasi evaluasi reaksi PPKM .......................................69
6. Tabel 3.6. Kategotisasi reaksi terhadap isi pelatihan...............................70
7. Tabel 3.7. Kategotisasi reaksi terhadap metodologi................................70
8. Tabel 3.8. Kategotisasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan.................70
9. Tabel 3.9. Kategotisasi reaksi terhadap fasilitator...................................71
10. Tabel 3.10. Kategotisasi reaksi terhadap asisten fasilitator.....................71
11. Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008...................... 73
12. Tabel 4.2. Reaksi Peserta terhadap PPKM tahap I tahun 2008............... 81
13. Tabel 4.3. Pre-test & post-test pengetahuan materi PPKM..................... 84
14. Tabel 4.4. Pre-test & post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3................ 85
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
halaman
1. Gambar 2.1. Siklus experiential learning................................................ 28
2. Gambar 2.2. Pertemuan Pengetahuan-Keterampilan-Keinginan............. 34
3. Gambar 2.3. Kontinum Kematangan....................................................... 39
4. Gambar 2.4. Pohon Kematangan............................................................. 40
5. Gambar 2.5. Model perilaku reaktif......................................................... 42
6. Gambar 2.6. Model perilaku proaktif...................................................... 45
7. Gambar 2.7. Circle of Concern & Circle of Influence............................. 45
8. Gambar 2.8. Kuadran Waktu................................................................... 48
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form Evaluasi Reaksi.............................................................................. 102
2. Tes Pengetahuan Materi PPKM............................................................... 103
3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3..................................................................... 104
4. Uji Reliabilitas Evaluasi Reaksi............................................................... 105
5. Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan Materi PPKM..................................... 107
6. Uji Reliabilitas Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3............................................ 110
7. Uji Normalitas Data................................................................................. 114
a. Uji Normalitas Pengetahuan Materi PPKM....................................... 114
b. Uji Normalitas Perilaku Kebiasaan 1, 2, 3......................................... 119
8. Uji T Sampel Berpasangan Pengetahuan Terhadap Materi PPKM......... 124
9. Uji T Sampel Berpasangan Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3..................... 125
10. Komentar peserta terhadap PPKM Tahap I Tahun 2008......................... 126
11. Dokumentasi Kegiatan PPKM Tahap I....................................................131
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman belakangan ini menuntut individu untuk tidak hanya
memiliki keunggulan akademik, tetapi juga keterampilan-keterampilan lain
yang digolongkan ke dalam keunggulan non-akademik (soft skill). Irma (2007)
mengungkapkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of
College and Employee (NACE), USA pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin
tentang 20 kualitas penting seorang juara. Nilai akademik (IPK) hanya
menempati urutan ke-17 dalam indikator seseorang dapat berhasil dalam dunia
kerja. Menurut hasil survei tersebut, kualitas yang dibutuhkan individu untuk
menjadi sukses di dunia kerja secara berturut-turut di antaranya adalah
kemampuan komunikasi, kejujuran / integritas, kemampuan bekerja sama,
kemampuan interpersonal, beretika, motivasi / inisiatif, kemampuan
beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi,
berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan,
bijaksana, kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha. Sumaryana (2007)
juga mengungkapkan bahwa untuk saat ini, prestasi akademik yang bagus
(yang ditandai dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi) tidak
dijadikan patokan utama dalam perekrutan tenaga kerja / pegawai. Lebih
lanjut, Sumaryana (2007) menambahkan bahwa prestasi akademik yang tinggi
justru cenderung menyulitkan dalam situasi kerja yang sesungguhnya karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
egoisme yang terlalu tinggi sehingga mengabaikan aspek kerjasama yang
justru penting dalam sebuah tim kerja.
Hal ini yang kemudian mulai disadari oleh penyelenggara pendidikan di
Indonesia. Penyelenggara pendidikan mulai menaruh perhatian tidak hanya
pada sisi akademiknya, tetapi juga pada sisi non-akademik peserta
akademiknya. Irma (2007) mencatat setidaknya kampus-kampus besar seperti
Universitas Bina Nusantara, STT Telkom, dan ITB mulai merancang kegiatan
pengembangan segi non-akademik, seperti kepemimpinan, interaksi sosial,
kerjasama (teamwork), dll. Bahkan institusi pendidikan dengan tingkat di
bawah perguruan tinggi juga melakukan hal yang serupa. Menurut
pengalaman penulis, sekolah-sekolah di Yogyakarta seperti SMA Bopkri I dan
II, SMA Kolese De Britto, SMA Stella Duce I dan II secara rutin mengadakan
kegiatan pengembangan segi non-akademik peserta didik, seperti
kepemimpinan, kerjasama, motivasi, dll dengan melakukan pelatihan bagi
para peserta didiknya.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan menjadi salah
satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Menurut Departemen Tenaga Kerja Inggris (Bramley, 1991), pelatihan
merupakan sebuah usaha pengembangan yang sistematis terhadap pola
tingkah laku / pengetahuan / ketrampilan / perilaku yang diperlukan oleh
seorang individu untuk mengemban / melaksanakan tugas secara semestinya.
Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Noe (2002) yang
mengungkapkan bahwa pelatihan mengacu pada usaha yang terencana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dilakukan oleh perusahaan (organisasi) untuk memfasilitasi proses
pembelajaran pegawainya (sumber daya manusia) terhadap kompetensi-
kompetensi yang dibutuhkan berkaitan dengan pekerjaannya. Kompetensi-
kompetensi yang dimaksud adalah pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan,
atau perilaku-perilaku yang menunjang performansi kerja. Definisi pelatihan
yang disebutkan di atas tampak jelas bahwa tujuan diadakannya pelatihan
adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan performansi
individu. Hal ini didukung oleh pendapat Covey (1997) yang mengungkapkan
bahwa perilaku / kebiasaan seseorang terbentuk karena dipengaruhi oleh
pengetahuan, ketrampilan, dan keinginan / hasrat. Pengetahuan merupakan
paradigma teoritis yang dimiliki seseorang, apa yang harus dilakukannya,
mengapa harus dilakukan. Ketrampilan berkaitan dengan bagaimana kita
melakukannya. Keinginan merupakan motivasi, keinginan untuk melakukan.
Salah satu usaha Universitas Sanata Dharma untuk meningkatkan
keunggulan non-akademik mahasiswanya adalah dengan mengadakan
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM). Hal ini juga untuk
mendukung visi Sanata Dharma, yaitu sebagai pengembang kaum muda dan
misi Sanata Dharma untuk menyelenggarakan pendidikan humanis, dialogis,
dan utuh (Inisiasi Sanata Dharma 2002).
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) menjadi
kegiatan rutin tahunan Universitas Sanata Dharma. Susana (2007)
mengungkapkan bahwa PPKM terinspirasi oleh buku “7 Habits of Highly
Effective People” karya Stephen R Covey. Tujuannya adalah menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mahasiswa baru memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Konsep 7
Kebiasaan tersebut diharapkan akan membentuk karakter mahasiswa USD dan
dinilai sangat bermanfaat bagi pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya
dengan orang lain.
Berdasarkan penjabaran di atas tampak bahwa PPKM dibuat untuk
pengembangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebagai peserta
pelatihan. Akan tetapi, sayangnya, hingga saat ini, belum ada kajian khusus
yang lebih terstruktur dan terdokumentasi dengan baik dalam membahas
efektivitas PPKM. Penulis hanya mendapatkan data tentang penilaian peserta
dan panitia terhadap pelaksanaan PPKM tahun 1997 (pada saat itu masih
bernama Pelatihan Menjadi Mahasiswa Efektif / PMME). Hal ini tidak sejalan
dengan pendapat Tjia (2006) yang menyatakan bahwa penting untuk
mengetahui efektivitas dari sebuah pelatihan terhadap peserta agar bisa
menemukan formulasi yang tepat bagi program selanjutnya, mengingat
program PPKM merupakan program rutin tiap tahun. Pendapat tersebut
diperkuat oleh Cascio (1998) yang mengungkapkan bahwa langkah-langkah
dalam proses pelatihan dari menganalisis kebutuhan hingga evaluasi pelatihan
merupakan sebuah siklus yang berperan dalam menghasilkan pelatihan yang
efektif. Oleh karena itu, menurut Kristanto (2004), proses evaluasi dalam
pelatihan menjadi salah satu langkah penting.
Alvarez, Salas, & Garofano (2004) mengemukakan bahwa evaluasi
pelatihan adalah pendekatan metodologis untuk mengukur hasil pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Sedangkan efektivitas pelatihan merupakan pendekatan teoritis untuk
memahami / menganalisa hasil-hasil pembelajaran yang ada.
Kristanto (2004) menjelaskan alasan yang melandasi perlunya evaluasi
pelatihan, yaitu untuk memberikan validasi bagi trainer; memutuskan apakah
program pelatihan perlu dilanjutkan; dan mendapatkan informasi bagaimana
memperbaiki program pelatihan di masa mendatang.
Model yang sering digunakan untuk mengevaluasi sebuah program
pelatihan adalah model yang diungkapkan oleh Kirkpatrick (Bramley, 1991;
Kristanto, 2004; Liberman, 2006), yaitu model evaluasi pelatihan yang terdiri
dari 4 level, yaitu evaluasi reaksi (level 1); belajar (level 2); perilaku (level 3);
dan evaluasi hasil (level 4).
Ketiadaan evaluasi yang terstruktur dan yang terdokumentasi dengan baik
itulah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini
akan mengevaluasi program PPKM secara lebih terstruktur dan melihat
efektivitasnya pada level reaksi, perubahan pengetahuan, dan perilaku yang
dimiliki peserta sebelum dan sesudah mengikuti Pelatihan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa (PPKM). Dengan memiliki reaksi yang positif
terhadap program pelatihan dan memiliki pengetahuan baru, maka diharapkan
peserta dapat berperilaku seperti yang diberikan dalam pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, rumusan masalah yang
diajukan adalah bagaimana efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa (PPKM)? Penulis ingin mengukur bagaimana reaksi peserta
terhadap PPKM, perubahan pengetahuan, dan perubahan perilaku yang terjadi
sebelum dan sesudah pelatihan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi PPKM secara lebih
terstruktur dan mengkaji efektivitasnya dengan melihat bagaimana reaksi /
perasaan peserta setelah mengikuti PPKM serta mengukur perubahan
pengetahuan dan perilaku yang terjadi pada peserta PPKM.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan dasar untuk
melakukan penelitian lain dalam pengukuran efektivitas program
pelatihan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pihak Universitas Sanata Dharma
1) Penelitian ini bisa bisa dijadikan masukan / saran bagi Universitas
Sanata Dharma dalam mengambil kebijakan maupun keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk menindaklanjuti dan mengembangkan program
pengembangan mahasiswa, khususnya PPKM,
2) Metode dan alat ukur dalam penelitian ini diharapkan bisa
digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur efektivitas PPKM
dari pihak peserta.
b. Bagi Praktisi
1) Menjadi tambahan wacana bagi para praktisi pengembangan
sumber daya manusia maupun praktisi pendidikan untuk tidak
melupakan proses evaluasi program pelatihan,
2) Menjadi tambahan pengetahuan untuk mengukur efektivitas
program pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Ada beberapa definisi mengenai pelatihan. Secara sederhana,
Muchinsky (2003) mengungkapkan bahwa pelatihan merupakan proses
dimana pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan kemampuan
(abilities) seseorang bertambah / meningkat.
Departemen Tenaga Kerja Inggris (Bramley, 1991), Cascio (1998), dan
Noe (2002) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan sebuah usaha
pengembangan yang sistematis untuk memfasilitasi pengembangan pola
tingkah laku / pengetahuan / ketrampilan / perilaku yang diperlukan oleh
seorang individu untuk mengemban / melaksanakan tugas secara
semestinya. Hardjana (2001) menambahkan bahwa pelatihan sebagai
kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu pendek.
Berdasarkan beberapa definisi di atas bisa disimpulkan bahwa
pelatihan merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilakukan secara
sistematis dalam jangka waktu pendek untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, kemampuan, dan ketrampilan individu.
a. Proses Mempersiapkan Pelatihan
Seperti sudah dijelaskan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang
direncanakan maka perlu ada proses untuk mempersiapkan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pelatihan. Hardjana (2001) menjabarkan proses – proses yang perlu
dilalui dalam mempersiapkan sebuah pelatihan:
1) Menganalisa kebutuhan pelatihan
Pelatihan diadakan untuk mengadakan perubahan /
peningkatan. Oleh karena itu, yang dimaksud kebutuhan pelatihan
merupakan kekurangan dalam bidang pengetahuan, kecakapan,
ketrampilan, sikap, maupun perilaku.
Untuk menganalisis kebutuhan pelatihan, cara-cara yang bisa
dilakukan adalah wawancara, survei lewat kuesioner maupun
angket, mengadakan tes, maupun observasi untuk mendapat
masukan dari calon peserta.
2) Menetapkan tujuan pelatihan
Ketika kebutuhan pelatihan sudah diketahui, tahap selanjutnya
adalah dengan menetapkan tujuan pelatihan.
Pelatihan terdiri dari berbagai sesi. Tiap sesi memiliki tujuan
tersendiri yang pada akhirnya akan menuju pencapaian keseluruhan
dari sebuah pelatihan.
3) Menyusun materi pelatihan
Materi pelatihan merupakan bahan, topik, atau hal yang
dibicarakan / diolah dalam pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4) Pemilihan metode, strategi, dan teknik pelatihan
Metode merupakan cara yang sudah dipikirkan secara masak-
masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu
guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Strategi merupakan cara penggunaan metode yang sudah
dipilih dan dirancang untuk menjalankan sebuah pelatihan.
Teknik pelatihan merupakan cara pelaksanaan suatu metode.
5) Menyusun jadwal sesi dalam pelatihan
Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan jadwal
sesi, yaitu:
a) Alur antar sesi jelas, tidak terpisah
b) Jarak antar sesi, perlu diperhatikan waktu-waktu istirahat
c) Nada / tekanan pada tiap sesi
d) Warna / suasana pelatihan
e) Jalinan / jalannya seluruh pelatihan dan hubungan antar sesi
6) Menentukan kelengkapan-kelengkapan pendukung lainnya
Menentukan penanggung jawab, termasuk instruktur /
fasilitator. Selain itu juga mempersiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan.
7) Evaluasi pelatihan
Proses evaluasi ini yang sering dilewatkan dalam sebuah
pelatihan (Kristanto, 2004). Evaluasi bisa diadakan untuk seluruh
sesi maupun per sesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Metode Dalam Pelatihan
Hardjana (2001) menjelaskan mengenai metode yang dipakai
dalam sebuah pelatihan, yaitu:
1) Metode informatif
Tujuannya adalah untuk menyampaikan data, informasi,
penjelasan, data, fakta, dan pemikiran.
2) Metode partisipatif
Metode ini digunakan untuk melibatkan peserta dalam
pengolahan materi pelatihan.
3) Metode partisipatif – eksperiensial
Metode ini bersifat partisipatif sekaligus eksperiensial, yaitu
mengajak peserta untuk ikut serta dan memberi kemungkinan
kepada peserta untuk ikut mengalami apa yang diolah dalam
pelatihan.
4) Metode eksperiensial
Merupakan metode yang memungkinkan peserta untuk ikut
terlibat dalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu dari
pengalaman tersebut.
Sedangkan teknik-teknik / bentuk pelatihan yang digunakan antara
lain (As’ad, 2004):
1) Ceramah / kuliah
Ceramah disampaikan secara lisan. Metode ini bisa dipakai
untuk kelompok besar dan bisa memberikan banyak materi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
waktu singkat. Kelamahan dari metode ini adalah komunikasi yang
terjadi hanya searah sehingga tidak ada umpan balik dari peserta.
2) Audiovisual
Penggunaan audiovisual di sini bisa berwujud, film, video klip,
maupun musik. Penggunaan media tersebut mampu membantu
memengaruhi emosi peserta (Tjia, 2006) yang membuat peserta
menggunakan lebih dari satu inderanya.
3) Diskusi
Diskusi memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan
personil dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah,
menyampaikan informasi baru, dan secara langsung mampu
mengubah sikap-sikap dari peserta. Kelemahannya adalah, metode
diskusi kemampuan pengajarannya lebih lambat.
4) Studi kasus
Studi kasus merupakan uraian tertulis maupun lisan tentang
masalah tertentu yang nyata maupun hipotesis yang didasarkan
pada kenyataan.
5) Role play
Peran merupakan suatu pola perilaku yang diharapkan. Metode
ini terutama digunakan untuk memberi kesempatan kepada para
peserta mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui
praktek dan untuk mengembangkan pemahaman akan pengaruh
kelakuan mereka sendiri pada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Efektivitas Pelatihan
a. Pengertian Efektivitas Pelatihan
Istilah evaluasi pelatihan dan efektivitas pelatihan seringkali
digunakan sebagai kata yang saling menggantikan, padahal kedua
istilah tersebut memiliki konteks yang berbeda (Alvarez, Salas, &
Garofano, 2004). Evaluasi pelatihan merupakan teknik pengukuran
untuk menguji sampai sejauh mana sebuah pelatihan memiliki tingkat
kesesuaian dengan tujuan. Pengukuran evaluasi pelatihan tergantung
dari tujuan yang ingin dicapai dari sebuah pelatihan dan termasuk
evaluasi isi dan desain pelatihan, serta perubahan–perubahan apa saja
yang dicapai oleh peserta. Evaluasi pelatihan hanya berfokus pada
hasil pembelajaran, hanya membahas bagian kecil dari hasil pelatihan.
Evaluasi pelatihan hanya membahas apakah seseorang perlu atau tidak
mengikuti sebuah pelatihan. Evaluasi penelitian hanya
mendeskripsikan hasil pembelajaran. Atau dengan kata lain, evaluasi
pelatihan adalah pendekatan metodologis dalam pengukuran hasil
belajar dalam pelatihan.
Alvarez et all. (2004) lebih lanjut menjelaskan bahwa efektivitas
pelatihan merupakan pendekatan secara teoritis untuk menganalisis
dan mencapai pemahaman tentang hasil pembelajaran dalam pelatihan.
Efektivitas pelatihan berfokus pada sistem pembelajaran secara
keseluruhan, sehingga menyajikan ulasan yang lebih luas tentang hasil
pembelajaran pelatihan. Efektivitas menganalisa mengapa peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pelatihan belajar atau tidak belajar apapun dalam sebuah pelatihan.
Hasil dari analisa efektivitas pelatihan akan bisa mendekripsikan dan
menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah program pelatihan
sehingga bisa dijadikan acuan untuk penyelenggaraan pelatihan yang
lebih baik di masa mendatang.
b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan
Tjia (2006) menjelaskan ada 5 hal yang menentukan agar program
pelatihan bisa efektif, yaitu:
1) Fasilitator / trainer
Peran fasilitator (trainer) sangat vital dalam sebuah pelatihan.
Trainer memfasilitasi proses belajar yang dilakukan peserta dalam
pelatihan. Persepsi peserta terhadap kredibilitas fasilitator bisa
memengaruhi tingkat partisipasi dalam proses pelatihan. Hal ini
sejalan dengan pendapat dari Steiner, Dobbins, & Trahan (1991)
yang menyatakan bahwa karakteristik-karakteristik yang dimiliki
oleh fasilitator (training staff) dapat mempengaruhi sikap peserta
dalam sebuah pelatihan.
Karakteristik-karakteristik tersebut diantaranya adalah
pengalaman, penguasaan materi, tingkat kepercayaan, dan
kemampuan komunikasi fasilitator bisa memengaruhi efektivitas
pelatihan. Lebih lanjut, Steiner, Dobbins, & Trahan (1991)
mengungkapkan bahwa penerimaan peserta pelatihan terhadap
perilaku fasilitator mempengaruhi performansi peserta dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pelatihan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh fasilitator pelatihan, yaitu:
a) Menghindari sikap arogan dan superior dalam presentasi,
b) Bersikap terbuka terhadap segala pertanyaan dan komentar dari
peserta,
c) Memotivasi peserta untuk mengetahui lebih banyak dengan
bertanya,
d) Terlibat dengan peserta, memanggil dengan nama, menjaga
kontak mata dan senyum,
e) Memiliki rasa humor dan cerita-cerita.
2) Peserta
Beberapa hal yang bisa memengaruhi efektivitas pelatihan
antara lain sifat dan tipe kepribadian, motivasi, kebutuhan-
kebutuhan, usia, dan tingkat pendidikan. Bahkan efikasi diri
peserta juga memengaruhi efektivitas pelatihan (Wei, 2006).
3) Topik pelatihan
Materi pelatihan harus mampu menjawab kebutuhan dari
peserta berdasarkan hasil training need analysis. Jika materi
pelatihan tidak mampu menjawab itu semua, pelatihan tidak akan
efektif karena peserta tidak termotivasi untuk belajar.
4) Metode pelatihan
Tjia (2006) merekomendasikan metode experiential learning
dan metode yang berhubungan dengan prinsip belajar orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dewasa untuk diaplikasikan agar efektivitas pelatihan menjadi
maksimal.
Selain itu, topik pelatihan hendaknya dibawakan dengan cara
yang mudah dipahami dan jelas, juga bersifat fun dan membuat
peserta merasa terfasilitasi untuk berbuat yang terbaik.
5) Lingkungan
Faktor lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi, antara lain
tata ruang, jumlah peserta, maupun sarana pendukung seperti
musik.
Tata ruang memengaruhi interaksi dan respon peserta selama
pelatihan. Termasuk di dalam tata ruang antara lain, sistem
ventilasi, penerangan, akses keluar-masuk, tempat duduk, dll.
Jumlah peserta hendaknya berkisar antara 16 – 24 orang. Lebih
dari itu, peserta akan cenderung tidak nyaman mengikuti pelatihan.
Sedangkan jika kurang dari 16 juga akan membuat peserta tidak
nyaman, kecuali jika sesama peserta sudah terjalin keakraban
sebelum pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan
Berikut ini merupakan alasan–alasan perlunya melaksanakan
evaluasi pelatihan (Kirkpatrick, 2007; Kristanto, 2004; Liberman
2006; Noe, 2002):
1) Memberikan validasi bagi trainer
Trainer / fasilitator pelatihan merupakan ujung tombak dari
sebuah pelatihan sehingga memegang peranan penting dalam
sebuah pelatihan. Pelaksanaan evaluasi pelatihan akan dapat
memberikan penilaian apakah yang dilakukan fasilitator dalam
pelatihan memberikan hasil yang nyata / mampu mentransfer
materi / topik pelatihan kepada peserta.
2) Memutuskan kontinuitas program pelatihan
Menentukan kontinuitas program pelatihan berarti memutuskan
apakah program pelatihan bisa tetap diadakan untuk kemudian hari
atau tidak. Keputusan tersebut didasari dari kekuatan dan
kelemahan program pelatihan dan disesuaikan dengan kesesuaian
pelatihan terhadap program pengembangan secara keseluruhan,
keberhasilan mentransfer topik kepada peserta, manfaat bagi
peserta maupun organisasi, dan biaya yang harus dikeluarkan.
3) Meningkatkan kualitas program pelatihan
Setelah ada keputusan tentang kontinuitas tentunya perlu ada
perbaikan-perbaikan dari pelaksanaan pelatihan yang sudah
dilakukan. Informasi untuk perbaikan bisa diperoleh dari pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
peserta dengan meminta umpan balik / tanggapan peserta, evaluasi
fasilitator, maupun pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan
terhadap program pelatihan.
d. Model Dalam Mengevaluasi Pelatihan
Salah satu model evaluasi pelatihan yang ada adalah model yang
dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick (Bramley, 1991; Kristanto,
2004; Liberman, 2006). Wei (2006) mengungkapkan bahwa meskipun
ada beberapa pihak yang mengkritisi model evaluasi ini, tapi model ini
masih merupakan model evaluasi yang beguna untuk mengevaluasi
hasil pelatihan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Liberman (2006)
yang mengatakan bahwa model tersebut merupakan model yang paling
populer dan digunakan secara luas dalam melakukan evaluasi
pelatihan.
Model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick tersebut terdiri dari
empat model evaluasi, yaitu:
1) Evaluasi reaksi
Model evaluasi reaksi mengukur reaksi / perasaan peserta
terhadap pelatihan, apakah peserta menyukai program pelatihan
yang ada atau tidak, apakah peserta merasa pelatihan yang ada
relevan dengan kehidupan maupun pekerjaannya sehari-hari atau
tidak.
Kristanto (2004) dan Phillips & Stone (2002) mengungkapkan
bahwa reaksi peserta adalah data yang mudah didapatkan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
hanya menyediakan informasi substantif yang terbatas tentang nilai
sebuah pelatihan sehingga tidaklah bijak dan sangat
kontraproduktif apabila digunakan sebagai satu-satunya metode
evaluasi.
Akan tetapi, Kirkpatrick (1998) dan Phillips & Stone (2002)
menambahkan bahwa model evaluasi reaksi tetap perlu
dilaksanakan karena:
a) Lebih baik daripada tidak ada sama sekali,
b) Mampu mengidentifikasi tren dan keinginan di kalangan
peserta terhadap sebuah pelatihan sehingga bisa menjadi
masukan bagi perkembangan program maupun materi pelatihan
c) Reaksi peserta mampu menjadi indikator apakah peserta akan
mengaplikasikan materi pelatihan.
Metode yang paling sering digunakan dalam pengumpulan data
reaksi adalah kuesioner (Phillips & Stone, 2002). Alliger et all.
(1997) membagi reaksi peserta menjadi 2, yaitu:
a) Reaksi dalam hal afeksi (affective reactions)
Berkaitan dengan apakah peserta merasa nyaman (enjoy)
atau tidak dalam mengikuti pelatihan.
b) Reaksi terhadap kegunaan / manfaat pelatihan (utility
reactions)
Berkaitan dengan apakah materi / topik pelatihan berguna
bagi kehidupan / aktivitas yang dijalani oleh peserta dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesehariannya, sampai sejauh mana materi / topik
mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku yang ditampilkan oleh
peserta dalam kesehariannya.
Dalam kajiannya tersebut, Alliger et all. (1997) menemukan
bahwa reaksi terhadap manfaat / kegunaan dari materi / topik
pelatihan lebih berhubungan sangat erat terhadap transfer materi
pelatihan jika dibandingkan dengan reaksi afeksi.
Phillips & Stone (2002) menjabarkan aspek-aspek dalam
pengukuran reaksi meliputi:
a) Isi (content) pelatihan
Terdiri dari adanya penjelasan tentang tujuan pelatihan,
tercapainya tujuan pelatihan, materi mudah dipahami, dan
penilaian tentang kesesuaian materi / topik dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Metode yang digunakan
Berkaitan dengan metode pengajaran, aktivitas-aktivitas,
dan materi yang digunakan untuk membantu peserta
memahami materi dan tercapainya tujuan pelatihan.
c) Lingkungan pendukung
Berkaitan dengan penilaian peserta tentang keadaan
ruangan tempat penyelenggaraan pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d) Fasilitator pelatihan
Berkaitan dengan penguasaan materi, kejelasan dalam
penyampaian materi untuk membantu pemahaman peserta,
kemampuan menciptakan lingkungan yang melibatkan peserta
untuk berdiskusi, respon terhadap komentar dan pertanyaan
peserta, kemampuan manajerial kelas yang efektif, kemampuan
menjadi moderator untuk menjaga fokus materi.
e) Rencana aksi (planned actions)
Mengungkap rencana aksi yang akan dilakukan oleh peserta
berkenaan dengan hasil dari setelah mengikuti pelatihan.
f) Penilaian dan komentar tentang program pelatihan secara
keseluruhan
Peserta menilai secara kuantitatif (dengan angka) dan
secara kualitatif (dengan memberi komentar) mengenai
program pelatihan secara keseluruhan.
Kristanto (2004) mengungkapkan bahwa peserta tidak perlu
menyertakan nama pada saat pemberian evaluasi reaksi untuk
mendapatkan respon yang jujur. Selain itu, respon harus segera
didapat setelah sesi terakhir pelatihan agar mampu
mengindikasikan respon secara utuh / satu kesatuan.
2) Evaluasi belajar
Kristanto (2004) mendefinisikan evaluasi belajar sebagai
“tingkat perubahan peserta dalam sikap, peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengetahuan, dan / atau peningkatan keterampilan pada saat
program pelatihan selesai”. Kristanto (2004) juga menambahkan
bahwa Kirkpatrick dan beberapa peneliti lain menyatakan bahwa
perubahan perilaku peserta dalam kehidupan sehari-hari tidak akan
terjadi jika peserta tidak menemui perubahan pengetahuan setelah
mengikuti pelatihan. Pengukuran belajar harus mengacu pada
tujuan pelatihan dan berkaitan dengan instruksional pelatihan.
Pengukuran hasil belajar tidak menunjukkan bagaimana
mengaplikasikan hasil belajarnya dalam keseharian, tapi lebih
kepada mengindikasikan efektivitas program pelatihan (Kristanto,
2004).
Cara untuk mengukur perubahan belajar ini harus dilakukan
dengan metode kuantitatif, misalnya dengan mengadministrasikan
tes pengetahuan (misalnya paper and pencil test) untuk mengukur
pengetahuan dan sikap peserta (Kristanto, 2004; Liberman, 2006).
Liberman (2006) menambahkan bahwa hasil tes sesudah pelatihan
harus lebih tinggi daripada hasil tes sebelum pelatihan.
3) Evaluasi perilaku
Evaluasi perilaku didefinisikan sebagai “seberapa tingkat
perubahan perilaku yang dilakukan peserta sebagai hasil dari
mengikuti program pelatihan” (Kristanto, 2004).
Evaluasi perilaku bertujuan untuk mengetahui apakah peserta
pelatihan mengalami perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
harinya setelah mengikuti program pelatihan. Akan tetapi, peserta
pelatihan belum tentu juga mengalami perubahan perilaku segera
setelah mengikuti pelatihan. Menurut Kirkpatrick (1998), ada 4
syarat agar seseorang mengubah perilakunya, yaitu:
a) Adanya hasrat untuk berubah dari pribadi orang tersebut,
b) Individu tersebut mengetahui apa yang harus dilakukan dan
bagaimana melakukannya,
c) Adanya lingkungan yang tepat untuk mendukung perubahan
perilakunya,
d) Adanya penghargaan atas perubahannya.
Lebih lanjut, Kirkpatrick (1998) juga mengungkapkan bahwa
program pelatihan mampu memfasilitasi dua persyaratan pertama,
yaitu dengan menciptakan sikap yang positif terhadap hasrat untuk
berubah dan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Sedangkan dua persyaratan berikutnya hanya bisa
ditemui ketika peserta sudah kembali ke kehidupan sehari-harinya
dan program pelatihan tidak bisa memfasilitasinya.
Untuk mendapatkan data mengenai perilaku peserta pelatihan
bisa dengan cara pengamatan / observasi, penilaian diri dari peserta
(self-analyze), maupun penilaian dari rekan / lingkungan
(Kristanto, 2004; Liberman, 2006; Tjia, 2006). Selain itu, langkah
lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa ada sebagian orang yang
memerlukan waktu lama untuk mengubah perilaku, sementara ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sebagian lagi yang tidak memerlukan waktu yang lama untuk
berubah (Kristanto, 2004). Cara untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan pengukuran lebih dari sekali dan / atau memperhatikan
interval pengukuran antara sebelum dan sesudah pelatihan. Tjia
(2006) mengungkapkan sebaiknya ada jeda sekitar 2 – 4 minggu
antara pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan.
4) Evaluasi hasil
Evaluasi hasil merupakan hasil akhir yang muncul akibat
peserta hadir dalam program pelatihan. Dalam konteks perusahaan,
evaluasi hasil dikaitkan dengan peningkatan produksi,
berkurangnya biaya, turnover karyawan, dll (Kristanto, 2004;
Liberman, 2006). Dalam konteks institusi pendidikan, evaluasi
hasil bisa dikaitkan dengan membaiknya rata-rata IPK yang
diperoleh mahasiswa, menurunnya tingkat DO, dll.
Kristanto (2004) menambahkan bahwa jenis-jenis pelatihan
pengembangan diri, seperti kepemimpinan, komunikasi, motivasi,
dll. sulit untuk diukur dengan menggunakan model ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
B. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)
1. Tujuan PPKM
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) dimulai
pada tahun ajaran 1997/1998 dengan nama Pelatihan Menjadi Mahasiswa
Efektif (PMME). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian penerimaan
mahasiswa baru dan lahir dari keprihatinan pimpinan USD untuk
menciptakan kegiatan inisiasi bagi mahasiswa baru yang lebih fungsional
humanistik, bukan perploncoan (Penyelenggaraan PMME, 1998).
Susana (2007) mengungkapkan bahwa PPKM terinspirasi dari buku
“The 7 Habits of Highly Effective People” karya Stephen R Covey.
Tujuannya adalah menyiapkan mahasiswa baru memasuki dunia perguruan
tinggi dan kehidupan. Konsep 7 Kebiasaan tersebut diharapkan akan
membentuk karakter mahasiswa USD dan dinilai sangat bermanfaat bagi
pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain.
PPKM diharapkan sebagai salah satu proses dari sebuah
pendampingan dan pengembangan mahasiswa yang berkesinambungan.
Oleh karena itu, pelaksanaan PPKM juga bertujuan untuk menyiapkan
dosen sebagai fasilitator dan mahasiswa senior sebagai asisten fasilitator
sebagai pendukung terlaksananya proses kegiatan pendampingan di tingkat
prodi.
PPKM tahap I tahun 2008 memfokuskan pada 3 Kebiasaan awal dari
konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, yaitu Jadilah Proaktif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Memulai Dari Akhir alam Pikiran, dan Dahulukan Yang Utama. Secara
khusus, setelah mendapat materi Kebiasaan 1, peserta diharapkan dapat:
1) Menjelaskan arti proaktivitas,
2) Menjelaskan perbedaan antara respon yang reaktif dan proaktif,
3) Merumuskan respon-respon yang proaktif,
4) Mengisi Lingkaran Pengaruhnya dalam lingkungan keluarganya
Dalam materi Kebiasaan 2, peserta diharapkan dapat:
1) Menyadari pentingnya memiliki tujuan hidup,
2) Memiliki rumusan tujuan hidup,
3) Memiliki semangat untuk melakukan sesuatu lebih baik
Materi Kebiasaan 3, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1) Peserta mengetahui pentingnya memiliki prioritas dalam kehidupan,
2) Peserta mampu membedakan kegiatan-kegiatan berdasarkan
kepentingan dan urgensi atau kemendesakan.
(Modul PPKM, 2008)
2. Peserta PPKM
Peserta PPKM adalah mahasiswa baru di tahun ajaran yang
bersangkutan. Secara khusus, dalam pelaksanaan PPKM tahun 2008,
pesertanya adalah mahasiswa angkatan 2007.
3. Metode Dalam PPKM
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa ini dilaksanakan
dengan metode structured-experiences / pengalaman terstruktur (Modul
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, 2007). Pfeiffer &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Ballew (1988) mengungkapkan bahwa structured experiences merupakan
aplikasi dari prinsip belajar orang dewasa (adult learning principles /
androgogy).
Istilah androgogy berasal dari bahasa Yunani yang berarti “seni dan
ilmu pengetahuan dalam membantu orang dewasa untuk belajar” (Tjia,
2006). Lebih lanjut, Tjia (2006) mengungkapkan bahwa orang dewasa
belajar dengan cara melibatkan dirinya dengan pengalaman. Beberapa hal
yang bisa membantu proses pembelajaran orang dewasa:
a. Orang dewasa perlu mengetahui mengapa mereka perlu mempelajari
sesuatu,
b. Orang dewasa memiliki kebutuhan untuk mengarahkan dirinya sendiri
(self-directing),
c. Orang dewasa memiliki pengalaman yang lebih banyak daripada
remaja (youth),
d. Pengalaman-pengalaman yang dimilikinya tersebut bisa menjadi
stimulus sikap keingintahuannya dan untuk belajar,
e. Orang dewasa belajar pada hal-hal yang berpusat pada tugas, berpusat
pada masalah, atau berpusat pada orientasi hidupnya,
f. Orang dewasa menginginkan proses pembelajaran yang berpusat pada
masalah yang ada, menyentuh masing-masing personal (personalized),
dan proses pembelajaran yang memfasilitasi kebutuhan mereka untuk
mengarahkan dirinya sendiri (self-directing) dan tanggung jawab
pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pfeiffer & Ballew (1988) mengungkapkan bahwa dengan structured
experience, peserta dapat menemukan sendiri makna dari proses
pembelajaran yang diikutinya.
Dalam structured experience, terdapat siklus belajar berdasar
pengalaman (experiential learning cycle) sbb:
Publishing (Sharing reaction
and observasions)
Processing (Discussing pattern
and dinamics)
Generalizing (Developing principles)
Applying (Planning how to use the learning)
Experiencing (The activity phase)
Gambar 2.1. siklus experiential learning
(Modul PPKM, 2007)
a. Experiencing
Peserta melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang bertujuan untuk
mengajak perserta “mengalami” sesuatu. Aktivitas-aktivitas dalam
tahap ini biasanya diasosiasikan dengan games atau hal-hal yang
sifatnya menyenangkan. Akan tetapi, sebenarnya segala aktivitas yang
melibatkan asesmen diri atau interaksi interpersonal bisa digunakan
dalam tahap ini, seperti, menulis, observasi, sharing informasi, dll.
Aktivitas-aktivitas itu pun dapat dilakukan secara individu,
berpasangan, maupun dalam kelompok (Pfeiffer & Ballew, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Publishing
Setelah peserta menjalani proses “mengalami”, peserta diminta
untuk menceritakan ulang pengalamannya tersebut dan disertai dengan
pengungkapan perasaan, reaksi, dan opini mereka sendiri. Dalam tahap
ini, bisa dengan cara diskusi tak-terstruktur. Akan tetapi, yang perlu
diingat adalah, pengungkapan yang terjadi hanya sebatas penceritaan
pengalaman aktivitas dan perasaan setelah menjalaninya.
c. Processing
Peserta diajak untuk mendiskusikan dan menganalisis segala hal
yang sudah dibagikan (disharekan).
d. Generalizing
Peserta mengambil kesimpulan berdasarkan prinsip-prinsip yang
sudah ada dan berdasarkan insight yang didapatnya. Prinsip, nilai, dan
insight yang muncul merupakan hasil dari kesadaran mereka terhadap
situasi-situasi yang mereka alami sehari-hari yang serupa dengan
aktivitas yang sudah mereka lakukan. Pfeiffer & Ballew (1988) juga
menambahkan bahwa di tahap ini teori-teori ataupun hasil penelitian
yang sudah ada bisa digunakan untuk memperkuat pengambilan
kesimpulan.
e. Applying
Peserta melakukan perencanaan untuk menerapkan hasil belajarnya
itu dalam kehidupan sehari-harinya. Pfeiffer & Ballew (1988)
menjelaskan bahwa individu akan lebih menaruh perhatian untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengimplementasikan hasil belajarnya tersebut jika mereka dapat
saling share dengan rekan-rekannya yang lain.
Beberapa kegiatan yang dilakukan peserta sebagai proses belajar
dalam PPKM adalah sbb:
a. Refleksi
Kegiatan refleksi dianalogikan seperti melihat diri sendiri di depan
cermin. Peserta diajak untuk memandang diri dalam suasana batin
yang hening, tenang, damai, dan terbuka.
Hal ini dilakukan agar peserta dapat lebih mengenal diri serta
mampu menentukan langkah-langkah yang hendak ditempuh
selanjutnya dalam rangka meningkatkan atau menyempurnakan diri.
Kegiatan refleksi dilakukan dengan atau tanpa alat bantu yang
berupa daftar pertanyaan.
b. Sharing
Peserta diajak untuk berbagi pikiran, perasaan, atau pengalaman
pribadinya bersama peserta lain.
Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok kecil maupun dalam
kelompok pleno yang meliputi seluruh satuan kelas.
c. Diskusi
Peserta diajak untuk berpikir bersama. Kegiatan ini dilakukan
dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok pleno.
d. Lekturet
Kegiatan ini berupa penjelasan / ceramah oleh fasilitator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Pengalaman terstruktur
Peserta belajar melalui permainan-permainan (games) maupun
bermain peran (role play) secara individu maupun dalam kelompok.
f. Bernyanyi
(Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, 2007)
C. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif
1. Konsep Dasar 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif
Konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif pertama kali
diperkenalkan oleh Stephen R. Covey pada tahun 1989 (Tjia, 2006). Lebih
lanjut, Tjia (2006) mengungkapkan bahwa 7 Kebiasaan merupakan konsep
yang terintegrasi, menyeluruh (holistic), dan pendekatan yang berpusat
pada prinsip dalam menyelesaikan masalah-masalah personal dan
profesional.
Covey (1995) menjelaskan bahwa sebenarnya konsep 7 Kebiasaan ini
merupakan akal sehat yang disusun secara padu (common sense organized)
dan sudah dikenal luas dalam masyarakat. Akan tetapi, apa yang sudah
dikenal dan menjadi common sense belum tentu kerap dipraktekkan
(common practice). Lebih lanjut, Covey (1997) menyoroti bahwa setelah
Perang Dunia I, perkembangan literatur tentang konsep “keberhasilan”
lebih berfokus pada Etika Kepribadian (Personality Ethics) yang ternyata
dangkal. Pendekatan tersebut bersifat manipulatif, seringkali menipu, dan
mendorong seseorang menggunakan teknik tertentu untuk membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
seseorang tertarik atau berpura-pura tertarik terhadap individu tersebut.
Teknik bagaimana mempengaruhi seseorang secara cepat, penjelasan
bahwa senyum bisa mendongkrak posisi seseorang menjadi fokus utama.
Akan tetapi, bagaimana ketulusan dalam pemberian tersenyum tidak
menjadi fokus dasar. Etika Kepribadian memang esensial untuk mencapai
keberhasilan, tetapi itu merupakan hal yang sekunder, bukan yang primer
Covey (1997) menjelaskan bahwa Konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang
Sangat Efektif ini mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia
yang sifatnya mendasar dan merupakan hal yang primer. 7 Kebiasaan
terdiri dari langkah-langkah yang menuntun tercapainya kehidupan yang
penuh kejujuran, integritas, dan tercapainya prinsip-prinsip martabat
manusia sehingga dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi. Selain itu,
juga dapat memberi kekuatan dan kebijaksanaan dalam menyikapi
perubahan-perubahan tersebut sehingga bisa menyesuaikan diri, dan
memungkinkan individu untuk tetap bisa melihat peluang-peluang yang
terjadi dalam perubahan tersebut (Tjia, 2006).
Secara spesifik, Covey (2001) mengungkapkan bahwa menjalani 7
Kebiasaan bisa membantu seseorang untuk dapat mengendalikan
hidupnya, menemukan nilai-nilai yang dianut dan mengetahui apa yang
penting bagi dirinya, merasa bahagia, meningkatkan kepercayaan diri,
memiliki manajemen waktu yang efektif, terciptanya hubungan yang
harmonis dengan orang lain (keluarga, teman, dan rekanan), serta memiliki
keseimbangan dalam hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dalam Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa
(2007), kebiasaan didefinisikan sebagai hal atau perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang, tanpa kita sadari. Sejumlah kebiasaan bisa disebut
positif atau baik (misalnya: berolah-raga secara teratur), sejumlah
kebiasaan lain bisa disebut negatif atau buruk (misalnya: menyalahkan
orang lain), dan ada sejumlah kebiasaan bisa disebut netral (contohnya:
mandi malam dengan air hangat). Lebih lanjut, dalam Modul PPKM
(2007) tersebut juga dijelaskan bahwa kebiasaan yang dimiliki seseorang
dapat menuntunnya menjadi lebih baik, tapi bisa juga menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya.
Setiap individu adalah produk dari kebiasaannya masing-masing.
Covey (1997) menjelaskan bahwa kebiasaan merupakan pertemuan dari
pengetahuan, keterampilan, dan keinginan. Pengetahuan merupakan
paradigma teoritis yang dimiliki seseorang, apa yang harus dilakukannya,
mengapa harus dilakukan. Ketrampilan berkaitan dengan bagaimana kita
melakukannya. Sedangkan keinginan merupakan motivasi, keinginan
untuk melakukan.
Untuk menjadi sebuah kebiasaan, ketiga dimensi tersebut harus
terpenuhi. Sebagai contoh, kebiasaan mandi. Individu mengetahui bahwa
dengan mandi maka tubuhnya menjadi lebih bersih (dimensi pengetahuan),
semua individu membasahi dirinya dengan air ketika mandi (dimensi
keterampilan), dan kegiatan mandi tersebut akan terlaksana jika individu
tersebut memiliki keinginan untuk mandi (dimensi keinginan). Salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
saja dimensi tersebut tidak terpenuhi, maka tidak akan ada sebuah
kegiatan, dan tidak akan pernah menjadi sebuah kebiasaan. Jika
digambarkan, maka pertemuan antara pengetahuan, keterampilan, dan
keinginan sehingga membentuk kebiasaan adalah sbb.:
Gambar 2.2. Pertemuan Pengetahuan-Keterampilan-Keinginan
Adapun ketujuh kebiasaan menurut Covey (1997) yang dapat membuat
seseorang / individu menjadi pribadi yang efektif adalah:
a. Kebiasaan 1: Jadilah Proaktif
b. Kebiasaan 2: Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran
c. Kebiasaan 3: Dahulukan Yang Utama
d. Kebiasaan 4: Berpikir Menang-Menang
e. Kebiasaan 5: Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, Baru Dimengerti
f. Kebiasaan 6: Wujudkan Sinergi, dan
g. Kebiasaan 7: Mengasah Gergaji
Fokus yang ingin dituju oleh Konsep 7 Kebiasaan tersebut adalah
pribadi yang sangat efektif. Covey (1995) menjelaskan bahwa pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang sangat efektif merupakan individu yang mampu mendapatkan yang
diinginkan dan dengan cara yang memungkinkan individu tersebut
mendapatkannya berulang-ulang. Lebih lanjut, Covey (1995)
mengistilahkannya menjadi keseimbangan antara produksi dan
kemampuan produksi (keseimbangan P / KP).
Covey (1995) menggunakan analogi dongeng “Petani dan Angsa
Bertelur Emas”. Di dongeng tersebut diceritakan bahwa ada seorang petani
yang memiliki seekor angsa. Ternyata angsa tersebut mampu
menghasilkan telur emas. Kejadian itu terus berlanjut. Sampai pada
akhirnya, sang petani menjadi tidak sabar untuk mendapatkan telur emas
sesegera mungkin dengan cara memotong angsanya. Akan tetapi, sang
petani tidak mendapatkan apa-apa. Berdasarkan dongeng tersebut,
produksi / hasil yang kita harapkan adalah telur emas tersebut, sedangkan
angsanya adalah kemampuan untuk produksi atau dengan kata lain
kemampuan kita untuk secara terus menerus memberikan hasil yang
diinginkan.
Kemampuan produksi tersebut merupakan aspek fisik dan mental,
spiritual. Dalam konteks industri, aspek fisik diantaranya mesin-mesin di
pabrik, kendaraan milik kantor, dll. Sedangkan dalam konteks pribadi,
aspek fisik adalah keadaan tubuh / kesehatan kita. Aspek mental berkaitan
dengan pikiran individu. Pikiran di sini mengacu pada konteks kognitif
seseorang, bagaimana pengetahuan seseorang terhadap info-info baru, apa
saja yang telah dipelajarinya, dsb. Aspek mental juga berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
keadaan jiwa seseorang. Seseorang yang mempunyai tujuan hidup / cita-
cita (produksi) tapi tidak mampu menjaga kemampuan produksinya,
seperti tidak pernah belajar hal-hal baru, tidak pernah menjaga kesehatan
tubuhnya, tidak pernah menjaga relasinya dengan rekan-rekan ataupun
keluarganya, maka di tidak akan mampu mencapai efektivitas karena dia
tidak mampu memelihara aset (kemampuan produksi) yang dimilikinya.
Untuk mencapai efektivitas dengan menerapkan 7 Kebiasaan, individu
perlu mengetahui paradigmanya dan mengetahui perlunya sebuah
perubahan paradigma. Covey (1997) menjelaskan bahwa paradigma
berkaitan dengan persepsi, pengertian, dan penafsiran seseorang tentang
keadaan di sekitarnya. Seringkali orang menganggap bahwa cara
pandangnya (paradigmanya) sudah sesuai dengan segala sesuatu
sebagaimana adanya, atau realitas yang ada. Akan tetapi, sebenarnya
seseorang memiliki paradigma sebagaimana pribadinya sendiri. Seseorang
cenderung memiliki pendapat persepsinya berdasarkan dirinya sendiri,
berdasarkan pengalamannya sendiri. Jika ada orang lain yang tidak setuju
dengan pendapat kita, maka kita cenderung berpikir bahwa orang lain itu
yang salah.
Paradigma merupakan sumber dari sikap dan perilaku seseorang,
terlepas dari benar atau salahnya paradigma tersebut. Paradigma yang
kemudian memengaruhi sikap dan perilaku seseorang tersebut kemudian
juga memengaruhi hubungan dengan orang lain. Covey (1997)
menjelaskan bahwa untuk mengatasi adanya perbedaan sikap dan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kita dengan orang lain, maka perlu adannya sebuah perubahan paradigma.
Lebih lanjut, Covey (1997) juga menjelaskan bahwa banyak orang
mengalami perubahan paradigma justru ketika orang / individu tersebut
menghadapi krisis yang mengancam jiwa dan tiba-tiba melihat
prioritasnya dengan cara yang berbeda, atau ketika tiba-tiba melangkah
dalam sebuah peran yang baru, seperti menjadi ayah, menjadi kakek /
nenek, dsb.
Untuk membuat sebuah perubahan paradigma membutuhkan waktu
dan tenaga yang cukup banyak. Akan tetapi, untuk membuat perubahan
kuantum (perubahan yang mendadak dan berjangka panjang), maka yang
perlu diubah adalah paradigma kita (Covey, 1997).
Paradigma yang harus dimiliki oleh seseorang seharusnya adalah
paradigma yang berpusat pada prinsip. Covey (1997) menggunakan
analogi kapal perang dan mercu suar untuk menjelaskan paradigma yang
berpusat pada prinsip. Ada kapal perang yang membawa peralatan perang
komplit sedang berlayar. Suatu hari badai menyerang kapal yang sedang
berlayar tersebut. Kapten kapal dikabari oleh salah seorang awaknya
bahwa ada sesuatu di depan kapal dan kalau tidak ada yang berbelok maka
mereka akan bertabrakan. Kapten lalu memerintahkan awak untuk
mengirimkan kode yang meminta benda di depan kapal itu untuk berbelok
karena mereka adalah kapal perang yang membawa peralatan tempur yang
lengkap. Lalu datang kode balasan yang menyatakan bahwa kapal perang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tersebut yang harus berbelok karena yang ada di depannya adalah mercu
suar.
Covey (1997) menjelaskan bahwa prinsip itu seperti layaknya mercu
suar. Prinsip merupakan hukum alam yang tidak dapat dilanggar. Hukum
alam tetap tidak akan pernah bisa diubah, terlepas dari kita menyetujuinya
atau tidak. Prinsip merupakan pedoman berperilaku yang terbukti
mempunyai nilai langgeng, permanen, dan bersifat mendasar. Covey
(1997) lebih lanjut menjelaskan, semakin sejajar paradigma seseorang
dengan prinsip yang ada, maka seseorang akan memandang sesuatu secara
lebih objektif, hingga kemudian akan memberi dampak pada sikap dan
perilaku seseorang, dan kemudian pada akhirnya juga akan mempengaruhi
efektivitas yang dicapai.
2. Kontinum Kematangan
Covey (1997) mengungkapkan bahwa konsep 7 Kebiasaan memiliki
pendekatan yang meningkat, berurutan, dan sangat terpadu bagi
perkembangan efektivitas pribadi dan antarpribadi. Lebih lanjut, Tjia
(2006) menjelaskan bahwa konsep 7 Kebiasaan menuntun seseorang untuk
melalui 3 fase perkembangan:
a. Tergantung
Individu mengandalkan orang lain untuk mengurusnya. Covey
(1997) menggambarkan bahwa kita masing-masing memulai
kehidupan sebagai bayi yang diarahkan, diasuh, dan ditunjang oleh
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Mandiri
Individu mampu mengurus dirinya sendiri dan mampu menganbil
keputusan sendiri. Covey (1997) menjelaskan bahwa pada tahap ini,
seseorang sudah mencapai tahap Kemenangan Pribadi (private
victory).
c. Saling dukung
Merupakan fase dimana seseorang bekerjasama dengan yang lain
untuk mencapai sesuatu yang tidak bisa dicapai jika dikerjakan sendiri.
Covey (1997) menjelaskan bahwa pada tahap ini, seseorang sudah
mencapai tahap Kemenangan Publik (public victory).
Gambar 2.3. Kontinum Kematangan
(Gloria People Development Center, 2007)
SALING DUKUNG
TERGANTUNG
MANDIRI
1 2
654
3
KEMENANGAN PUBLIK
DAHULUKAN YANG UTAMA
JADILAH PROAKTIF
MULAI DENGAN AKHIR DALAM
PIKIRAN
BERPIKIR MENANG- MENANG
BERUSAHA MENGERTI DAHULU, BARU DIMENGERTI
WUJUDKAN SINERGI
KEMENANGAN PRIBADI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Covey (2001) menjabarkan bahwa konsep 7 Kebiasaan ini juga bisa
diterapkan ke individu yang lebih muda / remaja. Dengan menerapkan 7
Kebiasaan dalam kehidupannya, seorang remaja bisa menjadi bahagia dan
sukses.
Covey (2001) menggambarkan tingkat kematangan individu dalam
bentuk Pohon Kematangan
Gambar 2.4. Pohon Kematangan
(Modul PPKM, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Covey (1995) menjelaskan bahwa dalam usahanya untuk menerapkan
7 Kebiasaan ini, akan sangat mungkin seseorang merasakan “gravitasi”
dari kebiasaan-kebiasaan yang sebelumnya. Penerapan 7 Kebiasaan
diibaratkan pendakian gunung yang curam dimana akan banyak kerikil
yang mengganggu perjalanan. 7 Kebiasaan merupakan sebuah proses
pengembangan pribadi dan antar-pribadi yang sejati dan menuntut usaha
dan kesabaran yang besar. Akan tetapi, jika seseorang sudah mampu
mencapai puncak gunung dari 7 Kebiasaan ini, maka ia akan bisa
merasakan adanya semangat yang besar dan pencapaian efektivitas yang
terus menerus.
PPKM tahap I tahun 2008 hanya akan membahas Kebiasaan 1, 2, dan
3 saja. Pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 berfokus pada pencapaian
Kemenangan Pribadi. Berikut adalah penjabaran Kebiasaan 1, 2, dan 3.
3. Konsep Dasar Kebiasaan 1
Kebiasaan 1, Jadilah Proaktif, sangat efektif untuk diterapkan pada
lingkungan apapun. Kebiasaan ini mendasari kebiasaan-kebiasaan yang
lain. Proaktif lebih daripada sekedar mengambil inisiatif (Covey, 1997).
Proaktif berarti kekuatan, kebebasan dan kemampuan untuk memilih
respon sesuai dengan prinsip (Gloria People Development Center, 2007).
Perilaku seseorang adalah fungsi dari keputusannya sendiri, bukan hasil
dari kondisinya. Orang yang proaktif mampu memilih responnya, tidak
menyalahkan keadaan, kondisi, maupun pengkondisian yang
menyebabkan perilaku (Covey, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Seringkali, seseorang berperilaku reaktif dimana mereka dipengaruhi
oleh lingkungan luar, seperti cuaca, lingkungan sosial, bagaimana orang
lain memperlakukan mereka, dll. Ketika cuaca buruk, maka suasana hati
mereka menjadi buruk. Ketika mereka diperlakukan buruk / tidak
menyenangkan oleh orang lain, mereka menjadi protektif dan menarik diri.
Gambar 2.5. Model perilaku reaktif
(Modul PPKM, 2007)
Covey (1995) menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
paradigmanya. Akan tetapi, seringkali individu merasa memiliki
paradigma yang objektif, padahal sebenarnya paradigma mereka
ditentukan oleh cermin sosial yang kemudian menghalangi seseorang
untuk mengeluarkan potensi dan kemampuan terbaiknya. Ada 3 teori
determinisme yang dijadikan peta sosial oleh seseorang yang
menghalanginya untuk mengeluarkan potensi terbaiknya, yaitu:
Stimulus Respon
a. Determinisme genetis
Teori ini mengatakan bahwa seseorang menjadi seperti diri mereka
sekarang ini karena memang sudah keturunan dari kakek dan nenek
moyangnya, sudah ada dalam sel-sel DNA sehingga tidak ada yang
bisa dilakukan lagi untuk mengubahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Determinisme psikis
Teori ini menjelaskan bahwa keadaan sekarang terjadi karena
pengasuhan yang diterima seseorang, terjadi karena pengalaman masa
kanak-kanak seseorang. Hal inilah yang kemudian menghalangi
seseorang untuk menampilkan yang terbaik dari dirinya.
c. Determinisme lingkungan
Teori ini menjelaskan bahwa faktor lingkungan (seseorang atau
sesuatu di lingkungan) bertanggung jawab atas situasi yang terjadi
(Covey, 1997).
Dalam perilaku proaktif, seseorang tidak langsung merespon stimulus
yang ada / yang datang. Individu yang berperilaku proaktif memiliki
“waktu jeda” untuk memilih respon. Ada 4 anugerah manusiawi yang
digunakan oleh orang yang proaktif untuk memilih responnya, yaitu:
a. Kesadaran diri
Manusia mampu berpikir tentang proses berpikirnya sendiri
(Covey, 1997). Seseorang / individu menyadari keadaan dirinya,
menyadari keadaan lingkungannya. Akan tetapi, dia kemudian juga
menyadari bahwa manusia memiliki kemampuan berpikir, mengambil
tanggung jawab, dan memiliki kebebasan untuk merespon terhadap
stimulus yang ada tanpa harus terpengaruh / menyalahkan situasi di
sekelilingnya. Sebagai manusia, seseorang mampu mengamati sendiri
pikiran dan perbuatannya (Modul PPKM, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Imajinasi
Manusia memiliki kemampuan visioner, kemampuan untuk
mencipta di dalam benaknya dan di luar realitasnya saat ini (Covey
1995; 1997). Individu memiliki kemampuan untuk membayangkan
berbagai kemungkinan, menciptakan hal-hal yang diinginkan di dalam
benaknya (Modul PPKM, 2007).
c. Suara hati
Suara hati berkaitan dengan kesadaran batin yang dalam tentang
benar dan salah, prinsip-prinsip yang mengatur perilaku, dan
pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan seseorang
selaras dengan prinsip-prinsip tersebut (Covey, 1997). Seseorang bisa
mendengarkan suara batinnya untuk membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, untuk menyadari prinsip-prinsip yang mengatur
perilakunya (Modul PPKM, 2007).
d. Kehendak bebas
Individu mampu bertindak berdasarkan kesadaran dirinya dan
bebas dari pengaruh lain, memiliki kekuasaan untuk memilih, untuk
bertindak berdasarkan kebebasan sekaligus kesadaran dirinya (Covey,
1997; Modul PPKM, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 2.6. Model perilaku proaktif
(Modul PPKM, 2007)
Manusia memiliki 2 lingkaran dalam kehidupannya. Lingkaran luar
disebut Lingkaran Kekhawatiran (circle of concern), sedangkan lingkaran
dalam disebut Lingkaran Pengaruh (circle of influence).
Gambar 2.7. Circle of Concern & Circle of Influence
Covey (1997) menjelaskan bahwa kedua lingkaran itu menggambarkan
fokus waktu dan energi yang dihabiskan seseorang dalam kehidupannya.
Orang yang proaktif memfokuskan waktu dan energinya di dalam
Lingkaran Pengaruh (circle of influence). Mereka mengerjakan hal-hal
yang dapat dikendalikannya. Dengan melakukan hal-hal yang bisa
Stimulus KebebasanUntukMemilih Respon
Kesadaran Diri
Imajinasi
Kehendak Bebas
Suara Hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dikendalikannya, seseorang bisa memperluas Lingkaran Pengaruhnya dan
memiliki kendali atas kehidupannya.
Orang yang reaktif memfokuskan usaha dan upayanya di dalam
Lingkaran Kekhawatiran (circle of concern). Mereka berfokus pada
keadaan di luar mereka yang tidak bisa dikendalikan. Orang yang reaktif
merasa menjadi korban atas keadaan di sekelilingnya yang mengakibatkan
mereka bersikap menyalahkan dan menuduh (Covey 1995;1997).
4. Konsep Dasar Kebiasaan 2
Kebiasaan 2, Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, mengajarkan untuk
memulai hari ini dengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir
kehidupan sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk
menguji segala sesuatu (Covey, 1997). Hal itu berarti memutuskan nilai-
nilai yang dijadikan pedoman dan sasaran-sasaran yang akan dicapai
(Covey, 2001). Seseorang perlu merumuskan dan memiliki pedoman /
arah / tujuan hidupnya agar tidak dikendalikan oleh orang lain.
Kebiasaan 2 ini mengacu pada prinsip bahwa kehidupan selalu
diciptakan 2 kali, yaitu ciptaan mental dan ciptaan fisik (Covey, 1997).
Ciptaan mental berarti pemikiran dan rencana mental menuju hasil yang
diinginkan. Sedangkan ciptaan fisik berarti proses memproduksi secara
fisik hasil yang diinginkan (Gloria People Development Center, 2007).
Cara terbaik untuk memiliki tujuan akhir adalah dengan menulis
pernyataan pribadi (Covey, 1997; Covey, 2001). Pernyataan misi pribadi
tersebut memfokuskan pada karakter, kontribusi dan pencapaian, nilai atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
prinsip yang menjadi dasar untuk menjadi dan melakukan sesuatu (Covey,
1997).
5. Konsep Dasar Kebiasaan 3
Kebiasaan 3, Mendahulukan Yang Utama, merupakan kelanjutan
Kebiasaan 1 dan 2. Covey (1997) menggambarkan Kebiasaan 3 sebagai
buah pribadi, pemenuhan praktis dari Kebiasaan 1 dan 2.
Kebiasaan 1 mengajarkan bahwa individu merupakan pencipta bagi
kehidupannya sendiri yang didasari dari empat anugerah manusia
(kesadaran diri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas). Kebiasaan 2
merupakan ciptaan pertama / ciptaan mental, sebuah kontak yang dalam
dengan paradigma dasar seseorang dan nilai, serta visi yang dipegangnya
mengenai gambaran dirinya kelak. Sedangkan Kebiasaan 3
menggambarkan ciptaan kedua / ciptaan fisik, sebuah pemenuhan /
aktualisasi dari Kebiasaan 1 dan 2. Oleh karena itu, Kebiasaan 1 dan 2
mutlak penting dan menjadi fondasi untuk menjalani Kebiasaan 3 yang
merupakan praktek dari manajemen diri yang efektif (Covey, 1997).
Inti dari manajemen diri yang efektif adalah menjadwalkan prioritas
pribadi. Yang disebut prioritas adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai
seseorang dalam kehidupannya, seperti yang sudah dirumuskan dalam
Kebiasaan 2.
Covey (2001) menjelaskan bahwa untuk membantu penjadwalan
prioritas tersebut ada suatu model yang menakjubkan yang disebut
Kuadran Waktu. Kuadran Waktu tersebut terdiri dari dua unsur utama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yaitu “penting” dan “genting / mendesak”. Hal-hal yang “penting” berarti
hal-hal yang harus diutamakan, ada hubungannya dengan hasil, menunjang
misi , tujuan-tujuan, nilai, dan sasaran prioritas tertinggi dalam hidup.
Sedangkan hal-hal yang “genting / mendesak” menuntut perhatian segera /
sekarang, hal-hal yang menekan, harus segera dilakukan (Covey, 1997;
Covey, 2001; Modul PPKM, 2007).
Gambar 2.8. Kuadran Waktu
Urgen (Mendesak) Tidak Urgen (Tidak Mendesak)
Kuadran I Kuadran II
Penting
Aktivitas : o Pekerjaan yang
segera harus selesi o Masalah yang
mendesak o Tugas yang terbatas
waktunya
Akibat : o Stress o Keletihan o Krisis
Aktivitas : o Merencanakan tugas o Mengembangkan
tugas o Menjalin relasi baru o Olah raga o Penyegaran
Akibat : o Visi, perspektif o Keseim-bangan o Disiplin o Kontrol beberapa
krisis
Kuadran III Kuadran IV
Tidak Penting
Aktivitas : o Melayani interupsi
yang tidak penting o Melaksanakan sesuatu
berdasar tekanan teman
Akibat : o Fokus jangka
pendek o Manajemen Krisis o Aktivitas yang
populer o Menganggap
tujuan dan rencana tidak penting
o Merasa menjadi korban
Aktivitas : o Mengerjakan hal-hal
sepele o Telepon lama-lama o Kerja sok sibuk o Main game terus-
menerus o Pemborosan waktu o Aktivitas menyenang-
kan
Akibat : o Tidak
bertanggung-jawab
o Bergantung pada orang lain atau lembaga untuk hal-hal dasar
o Dikeluarkan/DO o Penyesalan
(Modul PPKM, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Aktivitas-aktivitas di kuadran I merupakan aktivitas yang mendesak
dan penting, misalnya menolong anak yang sakit, ujian yang
diselenggarakan esok hari dan hingga hari ini belum satu materipun yang
dipelajari (Covey. 2001; Modul PPKM, 2007). Orang yang memiliki
kuadran I yang dominan dalam kehidupannya adalah orang yang selalu
menunda-nunda tugas dan pekerjaannya. Akibat yang timbul adalah
adanya rasa keletihan, stres, tertekan, cemas, dan prestasinya tidak
maksimal. Individu hendaknya bisa mengatur aktivitas-aktivitasnya agar
tidak terjebak di kuadran I (Gloria People Development Center, 2007).
Kuadran II adalah inti dari manajemen diri yang efektif (Covey, 1997).
Lebih lanjut, Covey (1997) menjelaskan bahwa aktivitas-aktivitas di
kuadran II berhubungan dengan hal-hal seperti membina hubungan,
menuliskan pernyataan misi pribadi, latihan-latihan, perencanaan jangka
panjang, pencegahan, dan persiapan. Covey (2001) menyebut orang yang
manajemen dirinya berfokus pada kuadran II adalah orang yang suka
menentukan prioritas. Hal ini akan membuat seseorang mampu memiliki
hidup yang terkendali, keseimbangan hidup, dan prestasi tinggi (Covey,
2001; Modul PPKM, 2007).
Kuadran III mewakili hal-hal yang mendesak tapi tidak penting
(Covey, 2001). Individu yang berfokus di kuadran III terkenal sebagai
individu yang berusaha menyenangkan semua orang dan menanggapi
segala keinginan orang lain tapi apa yang dilakukannya itu kemudian tidak
sesuai dengan tujuan hidup yang ingin dicapainya. Individu tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terkenal sebagai sebutan “yes man” karena tidak mampu mengatakan
“tidak” kepada orang lain (Covey, 2001).
Aktivitas-aktivitas dalam kuadran IV merupakan aktivitas yang sia-sia,
aktivitas-aktivitas yang tidak mendesak dan tidak penting. Individu dalam
kuadran IV senang menghabiskan waktu secara berlebihan untuk kegiatan-
kegiatan yang sepele. Akibat yang bisa muncul adalah kurangnya rasa
tanggung jawab, rasa bersalah, dan malas. (Covey, 2001; Gloria People
Development Center, 2007; Modul PPKM, 2007).
Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa manajemen pribadi yang
efektif waktunya terpusat pada kuadran II. Covey (1997) menjelaskan
bahwa satu-satunya tempat untuk mendapatkan waktu untuk kuadran II
pada awalnya adalah dari kuadran III dan IV. Individu tidak dapat
mengabaikan aktivitas penting dan genting di kuadran I. Oleh karena itu
seseorang harus belajar mengatakan “tidak” pada aktivitas-aktivitas lain
meskipun aktivitas tersebut terlihat genting, dan mengatakan “ya” pada
aktivitas-aktivitas kuadran II (Covey, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Covey (1997) menjelaskan bahwa cara terbaik untuk pengorganisasian
kuadran II adalah dengan membuat jadwal mingguan. Covey (2001)
menjelaskan ada 3 langkah yang perlu dilakukan dalam pengorganisasian
kuadran II, yaitu:
a. mengidentifikasikan batu besar
Batu besar yang dimaksud adalah prioritas, tujuan, misi-misi dan
hal-hal kecil yang ingin dicapai dalam minggu ini untuk mendukung
tercapainya prioritas, tujuan, dan misi jangka panjang.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melihat peran-peran
kunci yang dijalani seseorang dalam hidup, seperti peran sebagai
siswa, teman, pribadi, dll. Kemudian dari setiap peran diidentifikasi
lagi satu atau dua hal yang paling penting untuk dilaksanakan.
b. menjadwalkan dulu waktu untuk batu besar
Penjadwalan dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan
prioritas kecil tadi ke dalam agenda mingguan. Setelah prioritas sudah
dijadwalkan.
c. jadwalkan hal lain
Setelah melakukan penjadwalan prioritas, baru kemudian
menjadwalkan hal-hal / kegiatan sehari-hari lainnya sebagai pengisi
waktu kosong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
D. Efektivitas PPKM Tahap I tahun 2008
Dalam penelitian ini, penulis akan mengevaluasi pelaksanaan Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008 dan
menjelaskan efektivitasnya terhadap peserta. Materi PPKM disusun
berdasarkan konsep 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif. PPKM 2008
tahap I, hanya akan mengambil materi 3 Kebiasaan awal, yaitu Menjadi
Proaktif, Memulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, dan Dahulukan Yang Utama.
Dengan menguasai 3 Kebiasaan awal tersebut, individu bisa mencapai
kemandirian / tidak menjadi individu yang tergantung lagi.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bab, faktor-faktor yang dapat
menentukan efektivitas sebuah pelatihan di antaranya adalah materi / topik
pelatihan, metode pelatihan, dan lingkungan.
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun
2008 didasarkan pada konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 dari konsep 7 Kebiasaan
Manusia Yang Sangat Efektif dan bertujuan untuk membentuk karakter
mahasiswa Universitas Sanata Dharma agar bisa mengelola diri / pribadinya.
Konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 menuntun individu untuk menuju tahap
Kemenangan Pribadi (Private Victory) dimana seseorang sudah bisa mandiri,
dalam arti bisa mengurus dirinya sendiri dan mampu mengambil keputusan
sendiri.
Metode yang digunakan dalam PPKM Tahap I Tahun 2008 adalah
structured experience yang merupakan aplikasi dari prinsip belajar orang
dewasa. Peserta PPKM Tahap I Tahun 2008 merupakan mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sudah tergolong dalam usia dewasa yang memiliki kebutuhan untuk
mengarahkan dirinya sendiri dan menemukan sendiri makna pembelajarannya.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan dalam PPKM Tahap I
Tahun 2008 memfasilitasi prinsip belajar orang dewasa tersebut.
Ketika peserta menemukan makna dari proses pembelajarannya dan
peserta merasa hal-hal yang didapat / dipelajarinya di PPKM Tahap I Tahun
2008 relevan dalam kehidupannya sehari-hari, maka hal itu akan berkorelasi /
berhubungan dengan transfer materi pelatihan. Peserta juga akan merasa puas
terhadap pelatihan yang diikutinya dan menjadi indikator apakah peserta akan
mengaplikasikan materi pelatihan dalam kehidupan sehari-harinya atau tidak.
Selain itu, jika peserta kemudian memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang konsep-konsep / instruksional yang diajarkan dalam pelatihan, dapat
menjadi indikasi efektivitas sebuah pelatihan
Transfer materi pelatihan yang dialami peserta itu kemudian akan
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki peserta tentang konsep, prinsip,
maupun ketrampilan yang dimiliki peserta untuk dijadikan referensi dalam
perilakunya sehari-hari setelah mengikuti pelatihan. Dengan mengetahui
perubahan perilaku ini, maka akan dapat diketahui apakah peserta benar-benar
menerapkan materi pelatihan ke dalam kehidupan sehari-hari atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
E. Hipotesis
Berdasar pada argumentasi di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : ada peningkatan pengetahuan peserta antara sebelum dan sesudah
mengikuti PPKM tahap I,
H2 : ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta menjadi lebih
mendekati perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 setelah mengikuti PPKM
tahap I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest
design, yaitu rancangan satu kelompok dengan melakukan pengukuran ulang
pada variabel independen (Bernardin & Russel, 1993). Desain ini dipilih
karena PPKM merupakan program tahunan dan ditujukan bagi seluruh
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sehingga sangat sulit
untuk mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan sebagai hasil
pembanding.
Skema desain penelitian ini adalah sbb.:
Ypre X Ypost
keterangan:
Ypre = pengukuran sebelum perlakuan
X = perlakuan berupa PPKM
Ypost = pengukuran setelah perlakuan
B. Variabel Penelitian
Variabel Bebas :
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa
(PPKM) tahap I tahun 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Variabel Tergantung :
1. reaksi peserta terhadap PPKM tahap I
2. pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I
3. perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
C. Definisi Operasional
1. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I tahun
2008
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I
merupakan program pengembangan diri yang diadakan oleh Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. PPKM tahap I tahun 2008 diadakan dalam 2
gelombang. Untuk gelombang I diadakan pada tanggal 21 – 23 Januari
2008, sedangkan gelombang II diadakan pada tanggal 24 – 26 Januari
2008.
Materi PPKM tahap I terdiri dari Kebiasaan 1, 2, dan Kebiasaan 3
yang disampaikan dalam 6 sesi, yaitu Pendahuluan, I am The Force,
Jadilah Proaktif, Gapailah Bintang, Prioritas dan Manajemen Waktu, dan
Discover Your Living Fire.
Kebiasaan 1, Jadilah Proaktif, disampaikan pada sesi Pendahuluan, I
Am The Force, Jadilah Proaktif. Sesi Pendahuluan bertujuan untuk
menciptakan suasana yang kondusif bagi terlaksananya program PPKM
tahap I. Inti materi dan aktivitas dalam bagian ini adalah perkenalan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tidak terjadi kekakuan selama proses pelatihan selama 3 hari serta
penjelasan pentingnya program PPKM tahap I. Peserta diingatkan bahwa
diterima menjadi mahasiswa adalah sebuah momentum yang benar-benar
harus dimanfaatkan. Salah dalam melangkah, berarti akan menjerumuskan
diri sendiri ke arah yang salah. Hal itu dimulai dari kebiasaan-kebiasaan
yang ada. Sesi I am The Force mengajak peserta untuk mengenali
kecenderungannya dalam menanggapi situasi dalam hidupnya, serta lebih
menyadari bahwa pibadinya memiliki kekuatan-kekuatan batiniah untuk
menghadapi segala macam situasi dalam hidupnya sehingga peserta
mampu memperbaiki kinerja dalam menghadapi situasi hidupnya. Pada
bagian Jadilah Proaktif, akan diperkenalkan istilah respon reaktif dan
respon proaktif. Menjadi proaktif berarti pribadi memiliki kemampuan
untuk menentukan sendiri sikap dan tindakannya tanpa dipengaruhi faktor-
faktor luar dan semuanya itu dilandasi oleh nilai hidup. Selain itu, manusia
memiliki lingkaran pengaruh (circle of influence) dan lingkaran
kekhawatiran (circle of concern). Orang yang memusatkan energi dalam
lingkaran pengaruhlah yang bisa menjadi proaktif karena dia berfokus
pada hal-hal yang dapat dan yang masih dapat dilakukannya, tanpa harus
terpengaruh situasi sekitarnya.
Kebiasaan 2, Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, disampaikan pada
sesi Gapailah Bintang. Pada sesi ini, peserta diajak untuk memiliki tujuan
hidup, merumuskannya, dan memiliki semangat untuk menjalankannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Seseorang yang tidak memiliki tujuan hidup akan menjadi individu yang
biasa saja dan tidak memiliki arah menentu dalam kehidupannya.
Kebiasaan 3, Dahulukan Yang Utama, disampaikan pada sesi
Manajemen Waktu. Sesi ini membahas tentang pentingnya memiliki
prioritas / mengatur prioritas dan memilih prioritas itu berdasarkan
kepentingan dan urgensinya. Setelah peserta memiliki rumusan tujuan
hidup, tentunya butuh penentuan prioritas hal-hal yang dilakukan. Prioritas
tersebut terangkum dalam matriks penting-mendesak, penting-tidak
mendesak, tidak penting-mendesak, dan tidak penting-tidak mendesak.
Bagian Discover Your Living Fire bertujuan untuk meneguhkan
peserta untuk mensyukuri hal yang diperolehnya. Selain itu juga untuk
meneguhkan agar peserta mampu mengatasi segala hal dalam hidupnya
dan meraih sukses yang diinginkan oleh setiap peserta.
2. Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I
Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I merupakan penilaian terhadap
pelaksanaan program PPKM tahap I. Selain itu, peserta juga diberi
kesempatan memberikan komentar tertulis di setiap aspek pendukung
PPKM tahap I Tahun 2008. Dalam evaluasi reaksi, peserta / subjek
memberikan penilaian terhadap aspek-aspek pendukung dalam
pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008, yaitu isi pelatihan, metodologi
yang digunakan dalam PPKM tahap I tahun 2008, lingkungan pendukung,
fasilitator, dan asisten fasilitator pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dalam evaluasi reaksi tentang isi pelatihan, peserta memberikan
penilaian tentang ada atau tidaknya penjelasan tujuan pelatihan,
pencapaian tujuan pelatihan, materi pelatihan, kesesuaian materi dengan
kehidupan sehari-hari, dan kegunaan materi untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam evaluasi reaksi tentang metodologi, peserta
memberikan penilaian tentang aktivitas-aktivitas dan perlengkapan-
perlengkapan yang menunjang proses pembelajaran dalam PPKM tahap I
tahun 2008, yaitu modul, perlengkapan audio / visual, refleksi, sharing,
diskusi, ceramah, dan kegiatan-kegiatan terstruktur lainnya. Evaluasi
reaksi tentang Lingkungan, peserta memberikan penilaian tentang hal /
keadaan pendukung pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008, yaitu suasana
ruangan dan pengadaan konsumsi peserta. Dalam evaluasi reaksi tentang
fasilitator pelatihan, peserta memberikan penilaian terhadap pemateri
dalam PPKM tahap I. Pemateri tersebut adalah dosen dari berbagai
program studi di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Reaksi tentang
fasilitator meliputi pemahaman terhadap materi PPKM tahap I,
kemampuan penyampaian materi, manajerial kelas, serta sikap yang
ditunjukkan oleh fasilitator. Dalam evaluasi reaksi tentang asisten
fasilitator PPKM tahap I, peserta memberikan penilaian terhadap asisten
fasilitator PPKM tahap I. Asisten fasilitator merupakan mahasiswa dari
berbagai program studi di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Reaksi
tentang asisten fasilitator meliputi kemampuan membawakan aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pendukung, manajerial kelas, serta sikap yang ditunjukkan oleh asisten
fasilitator.
Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I diukur dengan menggunakan
Form Evaluasi Reaksi PPKM tahap I. Semakin tinggi nilai rata-rata yang
diperoleh dari tiap aspek menunjukkan reaksi yang semakin positif para
peserta terhadap aspek-aspek dalam PPKM tahap I.
3. Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I
Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I merupakan tingkat
pengetahuan subjek terhadap konsep sikap dan keterampilan seperti yang
diberikan dalam PPKM tahap I. PPKM tahap I ini hanya akan membahas
Kebiasaan 1 (Jadilah Proaktif), Kebiasaan 2 (Mulai Dengan Akhir Dalam
Pikiran), dan Kebiasaan 3 (Dahulukan Yang Utama).
Pengukuran pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I
dilakukan dengan menggunakan tes prestasi yang disusun berdasarkan
materi PPKM tahap I. Semakin tinggi skor yang didapat peserta pelatihan
mengindikasikan semakin tinggi pengetahuan / pemahaman yang dimiliki
peserta terhadap konsep materi yang diberikan dalam PPKM tahap I.
4. Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 merupakan tindakan (perilaku) yang
ditampilkan subjek (peserta pelatihan) sebelum dan sesudah pelatihan
dalam kehidupannya sehari-hari. Perilaku yang akan diukur dalam
penelitian ini merupakan perilaku yang muncul / dimiliki berdasarkan
konsep Kebiasaan 1 (Jadilah Proaktif), Kebiasaan 2 (Mulai Dengan Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dalam Pikiran), dan Kebiasaan 3 (Dahulukan Yang Utama). Penilaian
perilaku dalam penelitian ini akan dilakukan sendiri oleh subjek (peserta
pelatihan) dengan asumsi bahwa subjek paling mengetahui perilaku apa
saja yang kerap dimunculkannya dalam kehidupannya sehari-hari di
berbagai kesempatan.
Pengukuran perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 dilakukan dengan skala
yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan tindakan-
tindakan yang seharusnya dimunculkan / ada berdasarkan konsep
Kebiasaan 1, 2, dan 3. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan
semakin sesuai antara perilaku yang dimilikinya dengan perilaku
berdasarkan konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
yang terdaftar sebagai peserta dan mengikuti kegiatan Pelatihan
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) 2008 tahap I. Adapun
kriteria subjek adalah sbb.:
1. mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang terdaftar sebagai peserta
PPKM tahap I tahun 2008, baik gelombang I maupun II,
2. mengikuti seluruh sesi dalam PPKM tahap I tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Dalam tahap ini, peneliti menyusun proposal penelitian untuk
diberikan kepada panitia PPKM sebagai perizinan pelaksanaan penelitian
pada kegiatan PPKM tahap I.
Dalam tahap ini, peneliti juga melakukan persiapan terhadap alat ukur
yang digunakan, yaitu dengan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat
ukur. Validitas menggambarkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Azwar, 2007b). Sedangkan
Reliabilitas menggambarkan sejauh mana hasil pengukuran bisa dipercaya,
memiliki konsistensi / keajegan (Azwar, 2007b).
2. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi pengukuran sebelum pelaksanaan PPKM
tahap I dan pengukuran setelah PPKM tahap I. Pengukuran sebelum
pelaksanaan PPKM tahap I dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
tes materi PPKM tahap I dan skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 pada saat peserta
menunggu mulainya pelaksanaan PPKM tahap I di masing-masing kelas.
Penyebaran kuesioner tes materi PPKM tahap I dan skala perilaku tersebut
dilakukan sebagai tahap pre-test atau tahap sebelum adanya perlakuan
(dalam hal ini adalah pelaksanaan PPKM tahap I).
Pengukuran setelah pelaksanaan PPKM tahap I dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner evaluasi reaksi dan tes prestasi materi PPKM
tahap I di tiap-tiap kelas yang dijadikan tempat pelaksanaan PPKM tahap I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
untuk masing-masing peserta. Sedangkan penyebaran skala Kebiasaan 1,
2, dan 3 dilaksanakan 2 minggu setelah pelaksanaan PPKM tahap I.
Penyebaran skala ini dilakukan di masing-masing program studi (prodi)
yang ada di Universitas Sanata Dharma dimana mahasiswanya menjadi
peserta PPKM tahap I. Penyebaran kuesioner tes materi PPKM tahap I dan
skala perilaku setelah pelaksanaan PPKM tahap I dilakukan sebagai tahap
post-test atau tahap setelah adanya perlakuan.
F. Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan 3 alat ukur, yaitu:
1. Form evaluasi reaksi
Form evaluasi reaksi diadaptasi dan diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia dari form evaluasi reaksi pelatihan yang dibuat oleh Phillips &
Stone (2002). Form ini terdiri dari 21 aitem yang dibagi ke dalam 5
bagian. Bagian-bagian tersebut adalah isi pelatihan (bagian I), metodologi
(bagian II), lingkungan (bagian III), fasilitator (bagian IV), dan penilaian
terhadap asisten fasilitator (bagian V).
Aitem-aitem disusun untuk mengetahui penilaian peserta terhadap
pelaksanaan PPKM dengan diberikan alternatif jawaban. Alternatif
penilaiannya adalah “sangat tidak setuju (STS)”, “tidak setuju (TS)”,
“netral (N)”, “setuju (S)”, dan “sangat setuju (SS)” dengan pemberian skor
1 (untuk STS) – 5 (untuk SS). Selain itu, peserta diberi kesempatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menuliskan opini berkaitan dengan aspek-aspek yang diukur dalam
evaluasi reaksi.
Aitem-aitem dalam form evaluasi reaksi ini disesuaikan dengan
keadaan yang ada dalam PPKM tahap I. Hal ini mengakibatkan jumlah
aitem dalam tiap aspek yang diukur dalam evaluasi reaksi ini tidak
berimbang. Sebagai contoh, aspek Metodologi memiliki jumlah aitem
yang terbanyak (7 aitem) daripada aspek-aspek yang lain karena PPKM
tahap I ini menggunakan berbagai macam metodologi dalam
pelaksanaannya. Sedangkan aspek Lingkungan memiliki aitem yang
paling sedikit jumlahnya (2 aitem) karena aspek Lingkungan tidak banyak
yang bisa digali dalam penilaian pelaksanaan PPKM tahap I ini. Lebih
lanjut, spesifikasi form evaluasi reaksi dapat dilihat dari tabel berikut:
komponen no.aitem f (%)
I. Isi pelatihan 1, 2, 3, 4 4 (20)
II. Metodologi 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 7 (35)
III. Lingkungan 12, 13 2 (10)
IV. Fasilitator 14, 15, 16, 17 4 (20)
V. Asisten Fasilitator 18, 19, 20 3 (15)
Total 20 (100)
Tabel 3.1. Komposisi form evaluasi reaksi
Validitas alat ukur ini berdasarkan validitas isi / validitas berdasarkan
penilaian ahli karena alat ukur ini dibuat oleh ahli dalam bidang evaluasi
pelatihan dan juga diperiksa oleh dosen pembimbing.
Aitem-aitem dalam form evaluasi reaksi memiliki korelasi aitem-total
antara 0,282 – 0,577. Azwar (2007a) mengungkapkan bahwa aitem dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
korelasi aitem-total > 0,25 memiliki daya diskriminasi yang memuaskan
sehingga seluruh aitem dalam skala ini dapat digunakan.
Estimasi reliabilitas alat ini diukur setelah pengambilan data penelitian
(try-out terpakai) karena alat ini diadaptasi dan dirancang secara khusus
untuk menilai pelaksanaan PPKM tahap I sehingga hasilnya akan tidak
relevan jika dilakukan di luar penyelenggaraan PPKM. Hasil uji
reliabilitas terhadap 799 subjek penelitian dengan menggunakan program
SPSS versi 12.0 for windows, didapatkan hasil koefisien α Cronbach
sebesar 0,862.
2. Tes pengetahuan materi PPKM
Tes pengetahuan materi PPKM tahap I disusun oleh peneliti
berdasarkan materi dan tujuan yang dicapai per sesi. Tes terdiri dari 9
aitem benar-salah (B-S) yang mengukur pemahaman peserta terhadap
Kebiasaan 1, 2, 3 dimana masing-masing Kebiasaan terdiri dari 3 aitem.
Alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terhadap materi PPKM
dalam pre-test maupun post-test adalah sama, hanya saja dalam
pengukuran pada tahap post-test, urutan aitem-aitem yang ada diacak
untuk meminimalisir efek familiaritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Spesifikasi tes pengetahuan materi PPKM tahap I adalah sbb.:
uraian jumlah aitem
(no. aitem)
%
1. Konsep Kebiasaan 1
3
(3, 4, & 6)
33,3
2. Konsep Kebiasaan 2 3
(1, 7, & 8)
33
3. Konsep Kebiasaan 3 3
(2, 5, & 9)
33
Total 9 100
Tabel 3.2. Komposisi tes pengetahuan materi PPKM
Validitas alat ukur ini berdasarkan validitas isi / validitas berdasarkan
penilaian ahli dengan meminta penilaian dari dosen pembimbing dan
panitia pembuat materi PPKM tahap I.
Pengukuran estimasi reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan
konsistensi internal dengan formula Kuder-Richardson yang digunakan
pada data dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi-bagi menjadi belahan
sebanyak aitemnya (Azwar, 2007d). Hasil uji coba terhadap 100 subjek
menghasilkan koefisien reliabilitas KR-20 = 0,8.
Tingkat kesukaran aitem (p) alat ukur ini berkisar antara 0,3 – 0,9.
Aitem-aitem dalam alat ukur ini tidak ada yang digugurkan karena tujuan
tes ini adalah untuk mengukur penguasaan materi / prinsip sederhana dari
materi PPKM tahap I sehingga tidak menuntut adanya aitem yang
memiliki tingkat kesukaran yang tinggi (Azwar, 2007d).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3
Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 diadaptasi dari Skala Pribadi Efektif yang
dibuat oleh Covey (2003) agar peserta pelatihan 7 Kebiasaan Manusia
Yang Sangat Efektif bisa melakukan penilaian diri (self-assessment). Skala
tersebut terdiri dari 27 aitem dengan 9 kategori pengukuran, yaitu
Rekening Bank Emosi, Keseimbangan P/KP, dan Kebiasaan 1 hingga
Kebiasaan 7.
Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 12 aitem yang dibagi ke dalam 3 bagian (Kebiasaan 1, 2, dan 3)
dimana tiap bagian terdiri dari 4 aitem. Subjek diminta untuk melakukan
penilaian diri berkaitan dengan apakah subjek sudah menerapkan konsep-
konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 dalam kehidupan sehari-hari. Subjek
melakukan penilaian diri sendiri dengan memberi skor 1 (sangat buruk
sekali) – 6 (sangat baik sekali) untuk tiap aitemnya. Seperti halnya pada
pengukuran pengetahuan terhadap materi PPKM, alat yang digunakan
untuk mengukur perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 dalam pre-test maupun
post-test adalah sama, hanya saja dalam pengukuran pada tahap post-test,
urutan aitem-aitem yang ada diacak untuk meminimalisir efek familiaritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Spesifikasi skala pribadi efektif adalah sbb.:
komponen no.aitem f (%)
1. Kebiasaan 1 1, 2, 3, 4 4 (33,3)
2. Kebiasaan 2 5, 6, 7, 8 4 (33,3)
3. Kebiasaan 3 9, 10, 11, 12 4 (33,3)
Total 12 (100)
Tabel 3.3. Komposisi skala pribadi efektif
Validitas alat ukur ini berdasarkan validitas isi / validitas berdasarkan
penilaian ahli karena alat ukur ini dibuat oleh perancang konsep 7
Kebiasaan itu sendiri dan diperiksa ulang oleh dosen pembimbing maupun
panitia pembuat materi PPKM tahap I.
Sebelum digunakan dalam penelitian, alat ukur ini diuji cobakan
terlebih dulu. Aitem-aitem dalam skala Kebiasaan 1, 2, dan 3 ini memiliki
korelasi aitem-total antara 0,283 – 0,652. Azwar (2007a) mengungkapkan
bahwa aitem dengan korelasi aitem-total >0,25 memiliki daya diskriminasi
yang memuaskan sehingga seluruh aitem dalam skala ini dapat digunakan.
Hasil uji coba terhadap 100 subjek dengan analisis SPSS versi 12.0 for
windows menghasilkan koefisien estimasi reliabilitas α Cronbach sebesar
0,821.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif dan uji t sampel berpasangan (paired sample t-test).
Statistik deskriptif digunakan untuk mengkaji reaksi yang ditunjukkan
peserta terhadap pelaksanaan PPKM tahap I. Dalam uji eveluasi reaksi juga
akan menyajikan data dalam bentuk kategorisasi dengan rumus sbb.:
Skor Kategori
X ≤ (μ – 1,5 σ) sangat negatif
(μ – 1,5 σ) < X ≤ M negatif
μ < X ≤ (M + 1,5 σ) positif
(μ + 1,5 σ) < X sangat positif
Tabel 3.4. norma kategotisasi evaluasi reaksi PPKM
Keterangan: X = skor yang dimiliki subjek σ = standar deviasi μ = rata-rata teoritik
Bila dimasukkan ke dalam perhitungan matematis, akan menghasilkan
kategorisasi sbb.:
1. evaluasi reaksi secara keseluruhan
Skor Kategori
X ≤ 40,5 sangat negatif
40,5 < X ≤ 60 negatif
60 < X ≤ 79,5 positif
79,5 < X sangat positif
Tabel 3.5. kategotisasi evaluasi reaksi PPKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. evaluasi reaksi terhadap isi pelatihan
Skor Kategori
X ≤ 9 sangat negatif
9 < X ≤ 12 negatif
12 < X ≤ 15 positif
15 < X sangat positif
Tabel 3.6. kategotisasi reaksi terhadap isi pelatihan
3. evaluasi reaksi terhadap metodologi
Skor Kategori
X ≤ 15 sangat negatif
15 < X ≤ 21 negatif
21 < X ≤ 27 positif
27 < X sangat positif
Tabel 3.7. kategotisasi reaksi terhadap metodologi
4. evaluasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan
Skor Kategori
X ≤ 4,5 sangat negatif
4,5 < X ≤ 6 negatif
6 < X ≤ 7,5 positif
7,5 < X sangat positif
Tabel 3.8. kategotisasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
5. evaluasi reaksi terhadap fasilitator pelatihan
Skor Kategori
X ≤ 9 sangat negatif
9 < X ≤ 12 negatif
12 < X ≤ 15 positif
15 < X sangat positif
Tabel 3.9. kategotisasi reaksi terhadap fasilitator
6. evaluasi reaksi terhadap asisten fasilitator pelatihan
Skor Kategori
X ≤ 6 sangat negatif
6 < X ≤ 9 negatif
9 < X ≤ 12 positif
12 < X sangat positif
Tabel 3.10. kategotisasi reaksi terhadap asisten fasilitator
Uji t sampel berpasangan (paired sample t-test) digunakan untuk menguji
perbedaan pengetahuan tentang materi PPKM tahap I dan perbedaan perilaku
berdasarkan konsep Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang dimiliki para peserta sebelum
mengikuti PPKM tahap I dan sesudah mengikuti PPKM tahap I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) tahap I tahun
2008 diadakan di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 dilaksanakan dalam 2 gelombang.
Gelombang I ditujukan bagi mahasiswa dengan NIM ganjil, dan gelombang II
ditujukan bagi mahasiswa dengan NIM genap. Jumlah peserta yang terdaftar
untuk mengikuti PPKM kali ini adalah 1620 mahasiswa angkatan 2007 dan
angkatan sebelumnya yang belum pernah mengikuti PPKM tahun-tahun
sebelumnya. Setiap gelombang terdiri dari 30 kelas dimana tiap kelas terdapat
sekitar 26 hingga 30 peserta yang didampingi oleh 1 fasilitator dan 1 asisten
fasilitator pelatihan.
Materi PPKM tahap I tahun 2008 kali ini membahas tentang 3 Kebiasaan
awal dari 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif, yaitu Menjadi Proaktif,
Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran, dan Dahulukan Yang Utama. Pelatihan
dilaksanakan dalam 3 hari dimana dalam 1 hari terdapat 2 sesi. Jadwal PPKM
tahap I tahun 2008 adalah sbb.:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008
Hari I
08.00 – 10.00 Sesi I: Pendahuluan
10.00 – 10.15 Break
10.15 – 12.15 Sesi II: I am The Force
Hari II
08.00 – 10.00 Sesi III: Jadilah Proaktif
10.00 – 10.15 Break
10.15 – 12.15 Sesi IV: Gapailah Bintang
Hari III
08.00 – 10.00 Sesi V: Prioritas & Manajemen Waktu
10.00 – 10.15 Break
10.15 – 12.15 Sesi VI: Discover Your Living Fire
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data terhadap para peserta PPKM tahap I dilaksanakan pada
tanggal 21, 23, 24, dan 26 Januari 2008 serta dilanjutkan pada tanggal 11-18
Februari 2008.
Pretest pengetahuan dan perilaku peserta PPKM tahap I gelombang I
dilakukan pada tanggal 21 Januari 2008, sedangkan pengambilan data
terhadap peserta gelombang II dilakukan pada tanggal 24 Januari 2008.
Pengambilan data dilakukan dengan pengisian angket yang dibagikan oleh
rekan-rekan peneliti kepada para peserta yang sudah datang sebelum sesi I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dimulai. Sebelum penyebaran angket, peneliti sudah melakukan
penyeragaman prosedur pembagian angket dan insruksi umum kepada tim.
Selama pelaksanaan PPKM tahap I, baik gelombang I maupun gelombang
II, peneliti dan beberapa rekan dalam tim melakukan pengamatan / observasi
di beberapa kelas berkaitan dengan situasi / suasana selama pelatihan
berlangsung sebagai hal tambahan yang bisa digunakan dalam bab
pembahasan. Peneliti dan tim melakukan observasi selama 3 hari pelaksanaan
dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan suasana pelatihan.
Catatan observasi berkaitan dengan metodologi yang digunakan, fasilitator
pelatihan, asisten fasilitator pelatihan, peserta pelatihan, dan pelaksanaan
pelatihan secara keseluruhan. Kelas-kelas yang dijadikan objek observasi
sebanyak 4 kelas (gelombang I ) dan 5 kelas (gelombang II) yang kesemuanya
difasilitasi oleh panitia, dalam hal ini Seksi Sidang.
Posttest pengetahuan dan evaluasi reaksi PPKM tahap I gelombang I
dilakukan pada tanggal 23 Januari 2008 dan pada tanggal 26 Januari 2008
untuk gelombang II. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian tes
pengetahuan dan angket evaluasi reaksi yang dibagikan oleh asisten fasilitator
setelah sesi terakhir selesai dan sebelum para peserta meninggalkan ruangan.
Sebelumnya, peneliti sudah melakukan penyeragaman prosedur pembagian
angket dan instruksi umum kepada para asisten fasilitator. Sedangkan post-test
perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 dilaksanakan pada tanggal 11-18 Februari
2008. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian angket dan
pelaksanaannya dilakukan di jurusan masing-masing. Peneliti dan tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menyebar ke kelas-kelas perkuliahan berdasarkan jadwal kuliah masing-
masing jurusan.seperti halnya ketika pengambilan data pre-test maupun post-
test sebelumnya, dalam pengambilan data post-test ke-2 kali ini juga ada
penyeragaman prosedur pelaksanaan dan instruksi pengambilan data.
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 799 orang. Jumlah
tersebut didapat karena tidak semua peserta yang terdaftar mengikuti seluruh
rangkaian sesi dalam PPKM tahap I tahun 2008. Faktor lain adalah
terbatasnya waktu pengambilan data, baik pada saat pre-test maupun pada saat
post-test. Selain itu juga terdapat rusaknya data yang ditandai dengan aitem
yang tidak terjawab (terlewati) dan atau pengisian data subjek yang tidak
lengkap yang mengakibatkan data tersebut tidak bisa digunakan.
C. Hasil Observasi Pelaksanaan PPKM tahap I
Hari pertama pelaksanaan PPKM tahap I terdiri dari 2 sesi, yaitu
Pendahuluan dan I Am The Force. Pada sesi Pendahuluan, fasilitator dan
asisten fasilitator memberikan game perkenalan untuk mencairkan suasana
pelatihan. Secara umum, suasana masih tampak kaku karena pembagian
peserta diacak sehingga hampir semua dari peserta dalam ruangan tersebut
belum saling mengenal. Para fasilitator dan asisten fasilitator pun berusaha
mencairkan suasana dan berusaha untuk mengangkat antusiasme peserta,
beberapa fasilitator mencoba ikut bermain dan berinteraksi dengan
peserta.dalam sesi ini. Sesi Pendahuluan diiisi dengan penjelasan tujuan
tentang apa perlunya mahasiswa mengikuti PPKM. Peneliti dan tim obesrver
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sempat berbincang dengan beberapa peserta, dan dari perbincangan tersebut
terungkap bahwa peserta beranggapan PPKM bersifat wajib. Beberapa
program studi (prodi) memang ada yang mensyaratkan keikutsertaan dalam
PPKM adalah salah satu syarat untuk bisa dinyatakan lulus dari prodi tersebut.
Sesi ke-2 pada hari I adalah I Am The Force. Sebelum sesi dimulai, peserta
kembali diajak dalam aktivitas ice breaking setelah sebelumnya menjalani
istirahat. Fasilitator dan asisten fasilitator masih terlihat bersemangat dalam
pemberian materi maupun aktivitas. Udara siang yang semakin panas ternyata
cukup mempengaruhi beberapa peserta, tampak beberapa peserta mulai
terlihat berkipas-kipas dan ada beberapa yang tampak lelah dan menguap.
Beberapa peserta juga tampak tidak mengacuhkan pemberian materi dengan
berbincang dengan peserta lain atau memainkan telepon seluler mereka.
Metodologi yang digunakan dalam hari I ini adalah modul, audio / visual,
refleksi, sharing, dan ceramah. Dari hasil observasi tercatat ada beberapa
kelas yang menggunakan diskusi dalam kelas dan permainan (game materi),
tetapi ada beberapa kelas yang tidak menggunakan metode tersebut.
Hari II PPKM terdiri dari 2 sesi, yaitu Jadilah Proaktif dan Gapailah
Bintang. Pada hari II ini lebih banyak menggunakan ceramah daripada hari I.
Beberapa gangguan teknis berkaitan dengan peralatan audio visual juga
terjadi, seperti baik proyektor / viewer yang tidak berfungsi atau kekurangan
lembar kerja atau modul. Pada sesi Gapailah Bintang, Ada fasilitator yang
menggunakan metode refleksi berita kematian, tetapi ada beberapa yang tidak
menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hari terakhir pelaksanaan PPKM tahap I terdiri dari 2 sesi, yaitu tentang
Prioritas / Manajemen Waktu dan Discover Your Living Fire. Pada hari
terakhir ini, antar peserta sudah timbul keakraban dibanding hari I maupun
hari II. Beberapa gangguan teknis audio visual sempat terjadi tetapi tidak
sebanyak hari II. Selain itu, di beberapa ruangan, ada gangguan berupa suara
mesin pengerjaan bangunan di salah satu sudut kampus dan ada asap yang
timbul dari pembakaran sampah yang cukup mengganggu konsentrasi peserta,
fasilitator, maupun asisten fasilitator.
D. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi
Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas untuk mengetahui
apakah sebaran variabel tergantung memiliki distribusi sebaran yang
normal atau tidak. Uji normalitas merupakan prasyarat sebelum
dilakukannya penghitungan statistik paramerik karena perhitungan statistik
parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran data (Azwar, 2007d;
Howell, 1982; Santoso, 2007, September 14).
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap variabel
pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I dan variabel perilaku
Kebiasaan 1, 2, dan 3. Sedangkan variabel reaksi peserta terhadap PPKM
tahap I tidak perlu dilakukan uji normalitas karena hanya akan dijabarkan
dalam bentuk deskripsi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov dalam
program SPSS 12.0 for windows. Hasil yang didapat adalah sbb.:
a. pengetahuan peserta terhadap materi
Hasil uji normalitas terhadap variabel pengetahuan peserta
terhadap materi PPKM Tahap I (pre-tes maupun post-tes)
menunjukkan bahwa data pre-tes maupun post-tes bukan berasal dari
data yang berdistribusi normal dengan p = 0,000 (p < 0,05) (lampiran
10a: Tests of Normality).
Dari hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data pre-tes
juga terlihat bahwa ada 47 data dalam pre-tes yang tergolong ekstrim
(memiliki nilai < 5) (lampiran 7a: Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test
total, hal. 107); 1 titik yang mempunyai jarak paling jauh dengan
garis diagonal sebagai indikator normalitas data, yaitu titik dengan
data subjek yang memiliki nilai 4 (lampiran 7a: Normal Q-Q Plot Of
nilai pre-test total, hal. 108); dan juga terlihat ada beberapa subjek
yang tergolong outlier (lampiran 7a: Grafik outlier data pre-test, hal.
109).
Sedangkan hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data
post-tes ada 3 data dalam post-tes yang tergolong ekstrim (memiliki
nilai < 4) (lampiran 7a: Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total, hal.
110); 2 titik yang terpisah dari garis diagonal dan ada 1 titik yang
berjarak paling jauh dari garis diagonal indikator normalitas data
(lampiran 7a: Normal Q-Q Plot Of nilai post-test total, hal. 110); dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ada 2 subjek yang tergolong outlier (lampiran 7a: Grafik outlier data
post-test, hal. 111).
b. perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
Uji normalitas terhadap variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3,
baik pre-tes maupun post-tes, menghasilkan nilai p = 0,000 (p < 0,05)
(lampiran 10b: Tests of Normality). Hal ini menunjukkan bahwa data
pre-tes maupun post-tes bukan berasal dari data yang berdistribusi
normal.
Dari hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data pre-tes
juga terlihat bahwa ada 12 data dalam pre-tes yang tergolong ekstrim
bawah (memiliki nilai < 32) dan 4 data ekstrim atas (nilai > 69)
(lampiran 7b: Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total, hal. 112); data-
data yang ada sebenarnya tidak terlalu jauh melenceng dari garis
distribusi normal (lampiran 7b: Normal Q-Q Plot Of nilai pre-test
total, hal. 113); serta ada beberapa subjek yang tergolong outlier
(lampiran 7b: Grafik outlier data pre-test, hal. 114).
Sedangkan hasil uji sebaran data yang dilakukan terhadap data
post-tes terlihat bahwa ada 18 data dalam post-tes yang tergolong
ekstrim bawah (memiliki nilai < 36) dan 10 data ekstrim atas (nilai >
68) (lampiran 7b: Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total, hal. 115); 1
titik ekstrim yang letaknya menjauhi garis diagonal normalitas data
(lampiran 7b: Normal Q-Q Plot Of nilai post-test total, hal. 115);
serta beberapa data yang tergolong outlier dan ada 1 data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
berjarak sangat jauh dari data-data lainnya seperti yang terlihat di
grafik-grafik sebelumnya (lampiran 7b: Grafik outlier data post-test,
hal.116).
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel pengetahuan peserta
terhadap materi PPKM dan variabel perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 bukan
berasal dari data yang memiliki distribusi sebaran normal (p = 0.000 ; p <
0.05). Akan tetapi, analisis data tetap bisa dilanjutkan karena teknik
statistik yang akan digunakan untuk menganalisis kedua variabel tersebut
(paired sample t-test) memiliki kekebalan (robustness) terhadap data yang
tidak memiliki distribusi sebaran normal sehingga tetap mampu
menghasilkan hasil analisa yang akurat (Howell, 1982; Green & Salkind,
2003; Santoso, 2007, Desember 31). Selain itu, banyaknya jumlah
responden dalam penelitian ini mengakibatkan adanya kepekaan yang
lebih besar terhadap sedikit saja penyimpangan yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Deskripsi Data Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 799 orang peserta PPKM Tahap
I tahun 2008, baik gelombang I maupun gelombang II. Deskripsi data
penelitian dijabarkan di bawah ini.
a. Evaluasi reaksi terhadap PPKM Tahap I Tahun 2008
Jumlah subjek % evaluasi reaksi keseluruhan
• sangat negatif • negatif • positif • sangat positif
1 5
412 381
0,1 0,6 51,6 47,7
reaksi terhadap isi pelatihan • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif
3 19 332 445
0,4 2,4 41,6 55,7
reaksi terhadap metodologi • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif
2 12 298 487
0,3 1,5 37,3 61,0
reaksi terhadap lingkungan pelatihan • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif
16 219 151 413
2,0 27,4 18,9 51,7
reaksi terhadap fasilitator • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif
6 50 258 485
0,8 6,3 32,3 60,7
reaksi terhadap asisten fasilitator • sangat negatif • negatif • positif • sangat positif
6 77 478 238
0,8 9,6 59,8 29,8
Tabel 4.2. Reaksi Peserta terhadap PPKM tahap I tahun 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari tabel terlihat bahwa Peserta PPKM memiliki reaksi / penilaian
positif terhadap program pelatihan. 412 (51,6%) subjek dan 381
(47,7%) subjek memiliki penilaian yang positif terhadap PPKM tahap I
tahun 2008. Secara lebih terperinci, peserta juga memiliki penilaian
positif maupun sangat positif terhadap aspek-aspek pendukung dalam
PPKM. Sebanyak 332 (41,6%) subjek memiliki penilaian positif
terhadap isi materi dalam PPKM dan 445 (55,7%) subjek memiliki
penilaian yang sangat positif. Komentar-komentar positif dari peserta
yang tertulis di lembar evaluasi reaksi antara lain peserta menganggap
materi PPKM sangat berguna / sebagai bekal untuk masa depan dan
dalam kehidupan sehari-hari, menarik, bisa mendorong menjadi
pribadi yang lebih baik lagi, mengena, dan mudah dipahami.
Komentar-komentar positif lainnya mengatakan bahwa peserta
berharap PPKM tetap harus dipertahankan dan dikembangkan lagi agar
bisa lebih baik lagi di kemudian hari. Sebagian besar peserta
menganggap lingkungan yang ada dapat mendukung kegiatan
pembelajaran dalam PPKM. Hal ini dapat dilihat data evaluasi reaksi
terhadap lingkungan dimana 413 (51,7%) subjek memiliki penilaian
yang sangat positif dan 151 (18,9%) subjek memiliki penilaian yang
positif terhadap lingkungan. Peserta menganggap suasana cukup
nyaman dan mendukung. Hanya saja, yang perlu menjadi catatan
adalah, peserta yang kurang puas terhadap lingkungan juga cukup
banyak. Data evaluasi reaksi terhadap lingkungan menunjukkan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
219 (27,4%) subjek yang memiliki penilaian negatif terhadap
lingkungan. Komentar-komentar negatif peserta terhadap lingkungan
menunjukkan peserta mengeluhkan tentang panasnya ruangan, terlalu
banyaknya sinar matahari yang masuk sehingga membuat layar
proyektor tidak jelas (silau), maupun ketidakpuasan terhadap konsumsi
yang disediakan. Hal tersebut juga terlihat dari hasil observasi dimana
ketika menginjak sesi setelah break setiap harinya, suasana menjadi
sedikit terganggu karena suhu ruangan menjadi lebih panas dan ini
sedikit mengganggu proses pelatihan. Hal ini menyebabkan lebih
banyak peserta yang melakukan gerakan kipas-kipas untuk
mengurangi suhu panas. Konsentrasi peserta juga terganggu dan
bahkan kerap tidak memperhatikan materi, misalnya dengan
berbincang dengan peserta lain atau memainkan ponsel mereka. Selain
itu, di beberapa ruangan pelatihan juga cukup terganggu dengan suara
bising pekerjaan bangunan di salah satu sudut kampus III Universitas
Sanata Dharma. Mengenai fasilitator pelatihan, peserta menganggap
fasilitator yang ada sudah memuaskan. 485 (60,7%) subjek memiliki
penilaian yang sangat positif dan 258 (32,3%) subjek memiliki
penilaian yang positif terhadap fasilitator pelatihan. Peserta memberi
Beberapa komentar positif yang ditulis oleh peserta menunjukkan
fasilitator yang ada sudah baik dan dapat membantu pemahaman
peserta, ramah, serta bersahabat. Peserta juga memiliki penilaian
positif terhadap asisten fasilitator. Sebanyak 578 (59,8%) subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
memiliki penilaian positif dan 238 (29,8%) subjek memiliki penilaian
yang sangat positif terhadap asisten fasilitator pelatihan. Komentar-
komentar positif yang diberikan peserta antara lain adalah asisten
fasilitator bagus, menyenangkan, bisa mencairkan suasana, dan
bersahabat. Sebanyak 487 (61%) subjek memiliki penilaian yang
sangat positif dan 298 (37,3%) subjek memiliki penialain yang positif
terhadap metodologi yang digunakan Komentar-komentar yang
terungkap dari peserta menganggap metodologi yang digunakan dalam
PPKM bagus, sangat menyenangkan, dan menarik untuk diikuti.
Modul, refleksi, sharing, musik, permainan / games, film yang
digunakan dalam PPKM bisa membantu untuk lebih memahami materi
dalam PPKM.
b. Pre-test dan post-test pengetahuan peserta terhadap materi PPKM
tahap I
Mean N Std. Deviation 7.23 799 1.035 Nilai pre-test total
Nilai post-test total 7.89 799 .970
t df Sig. (2-tailed) Nilai pre-test total - Nilai post-test total -16.449 798 .000
Tabel 4.3. Pre-test & post-test pengetahuan materi PPKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c. Pre-test dan post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
Mean N Std. Deviation 50.30 799 7.250Nilai pre-test total
Nilai post-test total 51.93 799 7.122
t df Sig. (2-tailed) Nilai pre-test total - Nilai post-test total -5.973 798 .000
Tabel 4.4. Pre-test & post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perubahan yang
terjadi pada peserta dalam hal pengetahuan tentang materi PPKM tahap I
dan perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang dimiliki oleh peserta.
Hasil uji t sampel berpasangan (paired sample t-test) menunjukkan
bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi
PPKM tahap I (t = -16,449; p = 0,000, p < 0,05). Dengan demikian
hipotesis I yang mengatakan ada perubahan tingkatan pengetahuan peserta
antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I diterima. Peserta
memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang konsep Kebiasaan 1, 2, dan
3 setelah mengikuti PPKM tahap I. Hal ini ditunjukkan dengan skor
setelah mengikuti PPKM tahap I (nilai rata-rata postes = 7,89) lebih baik
daripada skor sebelum mengikuti PPKM tahap I (nilai rata-rata pretes =
7,23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Hasil pengujian paired sample t-test terhadap perilaku Kebiasaan 1, 2,
dan 3 juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (t = -5,973; p
= 0,000, p < 0,05). Dengan demikian, hipotesis II dalam penelitian ini
diterima, ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum
dan sesudah mengikuti PPKM tahap I. Setelah mengikuti PPKM tahap I,
peserta memiliki perilaku yang lebih mendekati Kebiasaan 1, 2, dan 3
(nilai rata-rata postes = 51,93) daripada sebelum mengikuti PPKM tahap I
(nilai rata-rata pretes = 50,30).
E. Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas PPKM berdasarkan
pada evaluasi reaksi, evaluasi belajar, dan evaluasi perilaku. Program
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) diharapkan
sebagai salah satu proses dari sebuah pendampingan dan pengembangan
mahasiswa dalam memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Dengan
PPKM, karakter mahasiswa USD dapat dibentuk agar bisa bermanfaat bagi
pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain.
Peserta PPKM memiliki reaksi / penilaian positif terhadap program
pelatihan (tabel 4.2 hal. 81). Peserta memiliki penilaian positif maupun sangat
positif terhadap aspek-aspek pendukung dalam PPKM, seperti isi materi
dalam PPKM dan lingkungan. Peserta juga memiliki penilaian positif dan
sangat positif terhadap fasilitator pelatihan dan asisten fasilitator pelatihan.
Tjia (2006); Steiner, Dobbins, & Trahan (1991) menyatakan bahwa peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
fasilitator / trainer merupakan peran yang sangat vital dalam sebuah pelatihan.
Persepsi peserta terhadap karakteristik-karakteristik dan kredibilitas fasilitator
bisa memengaruhi sikap dan tingkat partisipasi dalam proses pelatihan.
Metodologi yang digunakan dalam PPKM tahap I tahun 2008, seperti adanya
modul, refleksi, sharing, musik, permainan / games, film yang digunakan
dalam PPKM, juga diapresiasi oleh peserta pelatihan dan dianggap bisa
membantu untuk lebih memahami materi dalam PPKM. Menurut Tjia (2006),
topik pelatihan yang dibawakan dengan cara yang mudah dipahami dan jelas,
juga bersifat fun membuat peserta merasa terfasilitasi untuk berbuat yang
terbaik. Dari hasil penjabaran di atas bisa dikatakan bahwa peserta merasa
puas terhadap PPKM yang telah mereka ikuti. Hal ini sejalan dengan pendapat
Kirkpatrick (1998) yang menyatakan bahwa evaluasi reaksi dapat mengetahui
tingkat kepuasan peserta terhadap program pelatihan dan dapat menjadi
masukan bagi program pelatihan selanjutnya.
Selain memiliki penilaian yang positif terhadap program pelatihan, peserta
mengalami perubahan pengetahuan setelah mengikuti PPKM tahap I tahun
2008. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan signifikan pengetahuan peserta antara sebelum dan setelah
mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 (tabel 4.3 hal. 84). Peserta memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap materi setelah mengikuti PPKM
tahap I tahun 2008 berdasarkan pada nilai rata-rata post-test yang lebih tinggi
daripada nilai rata-rata pre-test (lihat uji hipotesis hal. 85). Adanya
peningkatan pengetahuan peserta menunjukkan bahwa tujuan khusus dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PPKM bisa tercapai. Secara khusus, PPKM bertujuan untuk memberi wacana
berdasarkan konsep Kebiasaan 1 yang menekankan pada pengetahuan tentang
sikap proaktif dan untuk bertindak berdasarkan hal-hal yang bisa dikendalikan
oleh diri sendiri, Kebiasaan 2 yang menekankan pentingnya tujuan hidup dan
cara terbaik adalah dengan merumuskan dan menuliskan tujuan hidup
tersebut, dan konsep Kebiasaan 3 yang menekankan pentingnya memiliki
prioritas dalam mengatur waktu dan bertindak berdasarkan hal-hal yang
penting. Berdasarkan pendapat Kristanto (2004) yang menyatakan bahwa
pengukuran hasil belajar mengindikasikan tercapainya efektivitas program
pelatihan, maka bisa disimpulkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan
yang dicapai peserta setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008
mengindikasikan tercapainya efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008.
Adanya peningkatan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM dapat
disebabkan oleh 2 hal. Pertama, kepuasan / penilaian positif yang dimiliki
peserta terhadap PPKM secara keseluruhan maupun terhadap aspek-aspek
pendukungnya. Peserta menganggap PPKM sangat berguna sebagai bekal
untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mendorong
peserta untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan
kajian Alliger et all.(1997) yang menemukan bahwa penilaian peserta yang
positif terhadap manfaat / kegunaan dari materi / topik pelatihan lebih
berhubungan sangat erat terhadap transfer materi pelatihan. Kedua, PPKM
tahap I tahun 2008 menggunakan metode structured-experiences / pengalaman
terstruktur yang merupakan aplikasi dari prinsip belajar orang dewasa (adult
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
learning principles / androgogy) (Modul Pelatihan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa, 2007; Pfeiffer & Ballew, 1988). Dalam PPKM,
peserta diajak untuk mengarahkan dirinya sendiri (self-directing), menjalani
sendiri pengalaman-pengalaman pembelajarannya lewat aktivitas permainan
(games), musik, menulis, maupun lewat video / film. Peserta kemudian diajak
untuk berefleksi dan berbagi (share) sehingga peserta dapat menemukan
sendiri makna dari proses pembelajaran yang diikutinya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Tjia (2006) yang menyatakan bahwa orang dewasa belajar
dengan cara melibatkan dirinya dengan pengalaman.
Dari hasil evaluasi perilaku terlihat bahwa peserta mengalami perubahan
perilaku setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008. Hal ini terlihat dari
hasil uji beda mean sampel berpasangan yang menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan (tabel 4.4 hal. 85). Setelah mengikuti PPKM tahap I tahun
2008, peserta memiliki perilaku yang lebih sesuai dengan konsep-konsep
Kebiasaan 1, 2, dan 3 yang diajarkan di PPKM tahap I tahun 2008, seperti
yang terlihat dari nilai rata-rata post-test yang lebih tinggi dari nilai rata-rata
pre-test (lihat uji hipotesis hal. 86). Adanya perubahan perilaku yang dicapai
peserta setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008 menunjukkan bahwa
tujuan umum PPKM tercapai, yaitu agar mahasiswa dapat memiliki
pengelolaan hidup pribadi yang lebih baik sehingga bisa membantu
kehidupannya di dalam kampus maupun di luar kampus. Hal ini juga sesuai
dengan tujuan umum pelatihan, yaitu untuk pengembangan pola tingkah laku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku seseorang (Bramley, 1991; Cascio,
1998:;dan Noe, 2002).
Perubahan perilaku yang terjadi pada peserta PPKM dapat disebabkan
oleh 2 hal. Pertama, peserta memiliki penilaian / reaksi yang positif terhadap
PPKM tahap I tahun 2008. Hal ini sejalan dengan pendapat Kirkpatrick
(1998), Kristanto (2004) dan Phillips & Stone (2002) yang menyatakan bahwa
penilaian peserta terhadap sebuah program pelatihan dapat menjadi indikator
apakah peserta mengaplikasikan materi pelatihan atau tidak. Kedua, adanya
perubahan pengetahuan terhadap peserta. Frayne & Geringer (2000),
Kirkpatrick (1998), dan Kristanto (2004) menyatakan bahwa perubahan
perilaku peserta dalam kehidupan sehari-hari dapat terjadi jika peserta
mengalami perubahan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan. PPKM tahap
I tahun 2008 mampu menimbulkan hasrat untuk berubah pada diri peserta dan
mengajarkan cara-cara atau prinsip-prinsip baru perilaku yang sesuai dengan
Kebiasaan 1, 2, dan 3. Hal ini dapat telihat dari komentar peserta yang
menyatakan bahwa PPKM tahap I tahun 2008 bisa mendorong untuk
melakukan hal yang lebih baik lagi, serta materi-materi dalam PPKM tahap I
tahun 2008 mengena dan mudah dipahami. Pendapat tersebut sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Kirkpatrick (1998) dan Kristanto (2004) yang
mengungkapkan bahwa program pelatihan mampu memfasilitasi dalam hal
penciptaan hasrat untuk berubah dan mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dari pembahasan di atas terungkap bahwa peserta memiliki penilaian
positif terhadap pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008. Selain itu, peserta
mengalami perubahan dalam pengetahuan / pemahaman tentang materi PPKM
dan perilakunya setelah mengikuti PPKM tahap I tahun 2008. Hal itu
menggambarkan bahwa PPKM tahap I tahun 2008 efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian di atas juga memiliki keterbatasan, yaitu:
1. desain one-group pretest-posttest
Desain penelitian ini tidak memakai kelompok kontrol yang
mengakibatkan tidak adanya pembanding yang digunakan sehingga
validitasnya masih lemah karena bisa saja ada sumber-sumber invaliditas
lain yang mempengaruhi perubahan pada subjek. Oleh karena itu,
perubahan yang dicapai peserta PPKM dalam penelitian ini bisa saja
disebabkan oleh hal-hal lain selain karena pemberian PPKM tahap I tahun
2008.
2. adanya outlier
Data yang tidak berdistribusi secara normal dari hasil penelitian ini
juga memunculkan subjek yang memiliki / mendapat nilai ekstrim dari
kelompok (outlier) (Howell, 1982; Santoso, 2007, September 16). Peneliti
tidak menghapuskan outlier yang ada karena sudah dipastikan tidak ada
kesalahan dalam pemasukan data. Selain itu, jumlah subjek yang cukup
besar mengakibatkan peneliti tidak mengetahui secara pasti penyebab
adanya outlier tersebut dan perlu kajian yang lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, terutama skala perilaku
Kebiasaan 1, 2, dan 3, yang menggunakan self-report berpotensi untuk
menimbulkan penilaian yang berlebihan terhadap diri subjek. Selain itu,
adanya identitas NIM dan jurusan kuliah yang diminta dalam pengisian
data juga berpotensi untuk memunculkan respon yang tidak murni dari
subjek. Subjek diminta untuk menuliskan NIM dan jurusan kuliahnya agar
lebih mudah dalam memasangkan data pre-test dan data post-test seperti
yang disyaratkan oleh teknik paired sample t-test.
4. metode pengambilan data
Tenggang waktu / jeda pengambilan data antara pre-test dan post-test
yang hanya berjarak 2 minggu diperkirakan belum menggambarkan
keadaan subjek sebenarnya, serta juga ada potensi faktor proses
pengingatan kembali dalam pengisian data (carry-over effect).
Selain itu, Kristanto (2004), Liberman (2006), dan Tjia (2006)
mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan data mengenai perilaku
peserta pelatihan bisa dengan cara pengamatan / observasi, penilaian diri
dari peserta (self-analyze), maupun penilaian dari rekan / lingkungan.
Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan penilaian diri dari
peserta. Hal ini mengakibatkan penggambaran perilaku subjek belum
menyeluruh. Pengambilan data post-test yang hanya sekali, terutama untuk
pengukuran perilaku, juga membuat penggambaran perilaku subjek yang
didapat belum menyeluruh. Peneliti hanya melakukan pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
penilaian diri peserta dengan alasan keterbatasan sumber daya dan waktu
yang dimiliki peneliti serta banyaknya subjek yang terlibat dalam
penelitian ini membutuhkan koordinasi yang kompleks dan menyeluruh
untuk bisa menghasilkan temuan yang lebih menyeluruh.
B. Kesimpulan
Hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. PPKM tahap I tahun 2008 dapat meningkatkan tingkat peserta terhadap
materi PPKM dan mengindikasikan tercapainya efektivitas program
PPKM tahap I tahun 2008,
2. PPKM tahap I tahun 2008 dapat mengubah perilaku peserta untuk lebih
mendekati perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan pertimbangan keterbatasan penelitian
ini, saran-saran yang bisa diberikan adalah:
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat merevisi atau menyempurnakan metode /
alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sehingga menghasilkan
pengkajian yang lebih akurat. Secara khusus, untuk alat ukur tes
pengetahuan materi PPKM bisa menambahkan jumlah aitem yang ada atau
mengubah bentuk tes, misalnya menjadi tipe esai. Sedangkan untuk
pengukuran perilaku, peneliti selanjutnya dapat menggunakan alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
lain, seperti penilaian dari pihak luar sehingga dapat meminimalisir
penilaian yang berlebihan dari subjek / peserta pelatihan.
Bagi peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan penggunaan
kelompok kontrol dalam penelitian selanjutnya, tentunya dengan
pertimbangan kesetaraan kelompok yang dijadikan subjek. Selain itu, jeda
/ tenggang waktu pengambilan data pre-test dan post-test bisa lebih
diperpanjang, atau bisa dengan pengambilan post-test berulang, misal 2
minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan setelah PPKM, atau jika memungkinkan
dalam waktu 1 tahun setelah PPKM. Perlu dipertimbangkan juga untuk
menggunakan keseluruhan 4 model evaluasi pelatihan menurut
Kirkpatrick dimana untuk evaluasi hasil bisa menggunakan indikator IP
semester atau IPK.
Koordinasi yang lebih menyeluruh mutlak diperlukan, terutama pada
saat pengambilan data post-test agar jumlah data yang rusak bisa
diminimalisir atau bisa menjangkau jumlah sampel yang lebih banyak
sehingga bisa menghasilkan hasil analisa yang lebih akurat.
2. Bagi pihak Universitas Sanata Dharma
Pelaksanaan PPKM dapat dilanjutkan dengan metode pembelajaran
yang sama karena mampu memfasilitasi peserta untuk menambah
pengetahuan dan sebagai referensi dalam perubahan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alliger, G. M., Tannenbaum, S. I., Bennet Jr., W., Traver, H., dan Shotland, A. (1997). A Meta-Analysis Of The Relations Among Training Criteria. Personnel Psychology, Vol. 50, 341-358. Diakses 31 Oktober 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=2&RQT=511&TS=1193803388&clientId=78722&firstIndex=40.
Alvarez, K., Salas,., & Garofano, C. M. (2004). An Integrated Model Of Training
Evaluation And Effectiveness. Human Resource Development Review, 3(4), 385-416. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=1190706419&clientId=78722.
American Psychological Association (APA). (2001). Publication Manual of the
American Psychological Association (5th ed). Washington DC: Author. Ananta, Ernest Wasis Gris. 2005. Pelatihan Kepemimpinan Asta Brata Pada
Mahasiswa Etnis Jawa. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
As’ad, Moh. (2004). Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri (edisi
keempat). Yogyakarta: Liberty. Azwar, Saifuddin. (2007a). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. _______________. (2007b). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. (2007c). Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya (edisi ke-2).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______________. (2007d). Tes Prestasi: Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar (edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bedingham, Keith. (1997). Proving The Effectiveness Of Training. Industrial and
Commercial Training, 29(3), 88-92. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=1190706933&clientId=78722.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Bernardin, John & Russell, Joyce E. A.. (1993). Human Resource Management (An Experiential Approach). New York: McGraw-Hill.
Bismoko, J., & Supratiknya, A. (2004). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Blumenfeld, Warren S., & Holland, Max G. (1971). A Model For Empirical
Evaluation Of Training Effectiveness. Personnel Journal (pre-1986), 50(000008). 637-640. Diakses 27 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=2&firstIndex=20&RQT=511&TS=1190977798&clientId=78722.
Bramley, Peter. (1991). Evaluating Training Process: Translating Theory Into
Practice. London: McGraw-Hill. Cascio, W. F. (1998). Managing Human Resources (5th ed). Denver: McGraw-Hill. Covey, Sean. (2001). The 7 Habits Of Highly Effective Teens (Arvin Saputra,
Penerjemah) (Lyndon Saputra, editor). Jakarta: Binarupa Aksara (Buku asli diterbitkan 2001).
Covey, Stephen R. (1995). The 7 Habits Of Highly Effective People (video materi).
(diproduksi oleh Covey Leadership Center 3507 North University Avenue, Suite 100, Provo, Utah, Amerika Serikat).
________________. (1997). The 7 Habits Of Highly Effective People (Budijanto,
Penerjemah). Jakarta: Binarupa Aksara (Buku asli diterbitkan 1993). ________________. (2002). Living The 7 Habits: Menerapkan 7 Kebiasaan Dalam
Kehidupan Sehari-Hari, Kisah-Kisah Tentang Keberanian dan Inspirasi (Arvin Saputra, Penerjemah) (Lyndon Saputra, Editor). Jakarta: Binarupa Aksara (Buku asli diterbitkan 2001).
________________. (2003). The 7 Habits Of Highly Effective People Personal
Workbook. New York: Simon & Schuster, Inc. Deauna, Melecio C. (1996). Elementary Statistics For Basic Education. Quezon City:
Phoenix Publishing House Inc. Dessler, Gary. (1997). Human Resource Management (7th ed.). London: Prentice-
Hall International.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Echols, John M., & Shadily, Hasan. (1990). Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Frayne, C. A. & Geringer, J. M. (2000). Self-Management Training for Improving
Job Performance: A Field Experiment Involving Salespeople. Journal of Applied Psychology, 85, 361-372.
Gloria People Development Center. (2007, Juni-September). Program Pribadi
Efektif. Materi disampaikan pada Lokakarya Pribadi Efektif Karyawan Armada Finance di Salatiga, Jawa Tengah.
Golnaz, Sadri, & Snyder, Peggy J. (1995). Methodological Issues In Assessing
Training Effectiveness. Journal Of Managerial Psychology, 10(4). 30-32. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=1190706933&clientId=78722.
Green, Samuel B. & Salkind, Neil J. (2003). Using SPSS For Windows And
Macintosh: Analyzing And Understanding Data (3rd edition). New Jersey: Prentice Hall.
Hadi, Sutrisno. (2001). Statistik: Jilid 1. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hardjana, Agus M. (2001). Training SDM Yang Efektif. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius. Howell, David C. (1982). Statistical Methods For Psychology. Boston: Duxbury
Press. Inisiasi Sanata Dharma 2002. (2002). Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma. Irma, Dewi. (2007). Lulusan PT Butuh "Soft Skill". Diakses 13 September 2007 dari
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/062007/07/kampus/utama01.htm. Ismanto, Djodi. (2007, 6 Februari). The 7 Habits Of Effective People. Pesan
disampaikan ke milis trainersclub, di http://groups.yahoo.com/group/trainersclub.
Kartono, St. (2007, Desember). Di Tengah “Bandung Lautan Asmara” Ada
Kedisiplinan Dan Kemandirian. Kasadhar: Media Komunikasi Sanata Dharma, No. 6 Th. VI. 31 – 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kerlinger, Fred N. (2002). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kirkpatrick, Donald L. (1998). Evaluating Training Programs: The Four Levels
(Second Edition). San Francisco: Berret-Koehler Publishers, Inc. Kirkpatrick, Jim. (2007). The Hiddern Power Of Kirkpatrick Four Levels. T + D,
61(8). 34-37. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?index=1&did=1327907221&SrchMode=1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1190704277&clientId=78722.
Kristanto, Endro. (2004). Evaluasi Efektivitas Pelatihan. Jurnal Psiko Wacana, III(1),
63-77. Kristiani, Tyas. (2006). Efektivitas Pelatihan Public Speaking Terhadap Peningkatan
Harga Diri Peserta Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-24 Di Abhiseka Training Center Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Latipun. (2006). Psikologi Eksperimen (edisi ke-2). Malang: UMM Press. Liberman, Kerry. (2006). Evaluate Training. Credit Union Management, 29(10), 42.
Diakses 27 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?index=21&did=1146737011&SrchMode=1&sid=2&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1190976811&clientId=78722.
Marpaung, Maretta Br. (2007). Efektivitas Pelatihan Motivasi “Spirit of The Winner”
Terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Pada Karyawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2006-2007. (2007). Tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Modul Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa. (2008). Tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Muchinsky, Paul M. (2003). Psychology Applied To Work: An Introduction To
Industrial And Organizational Psychology. Melbourne: Thomson Learning Inc. Noe, Raymond A. 2002. Employee Training & Development. New York: McGraw-
Hill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Ostroff, Cheri. (1991). Training Effectiveness Measures And Scoring Schemes: A
Comparison. Personnel Psychology, 44(2). 353-374. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=1190706419&clientId=78722
Penyelenggaraan PMME 1997 (Laporan Kegiatan). (1998). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pfeiffer, Wiiliam J., & Ballew, Arlette C. (1988). Training Technologies In Human
Resource Development. San Diego: University Associates, Inc. Phillips, Jack J., & Stone, Ron D. (2002). How To Measure Training Results: A
Practical Guide To Tracking The Six Key Indicators. New York: McGraw-Hill. Proposal Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2006/2007. (2006).
Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santoso, Agung. (2007, September 14). Uji Asumsi 1 : Uji Normalitas. Diakses 28
Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, September 15). Uji Asumsi 1 Revised : Isu Seputar Uji
Normalitas. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, September 16). Uji Asumsi 1 : Uji Normalitas dalam SPSS.
Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, December 22). T-Test : The Beginning. Diakses 28 Maret
2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, December 29). T-Test Revolution: Paired-Sample T-Test.
Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2007, December 31). T-Test (Almost) Final Encounter : Asumsi-
Asumsi T-Test. Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com.
_____________. (2008, Januari 9). Tiga Pertanyaan Mengenai Asumsi Normalitas.
Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com. _____________. (2008, Januari 18). Pertanyaan Keempat Seputar Uji Asumsi.
Diakses 28 Maret 2008 dari www.psikologistatistik.blogspot.com.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Steiner, Dirk D., Dobbins, Gregory H., & Trahan, Wanda A. (1991). The Trainer-
Trainee Interaction: An Attributional Model Of Training. Journal Of Organizational Behavior, 12(4). 271-286. Diakses 31 Oktober 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=2&RQT=511&TS=1193803388&clientId=78722&firstIndex=40.
Sumaryana, Asep. (2007). IPK vs Soft Skill. Diakses 13 September 2007 dari
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/18/0901.htm. Supratiknya, A. (1999). Konstruksi Tes: Reader. Tidak Diterbitkan, Program Studi
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.000. Susana, Tjipto. (2007, 10 September). Sejarah PPKM. Pesan disampaikan ke milis
Psikologi USD, di http://groups.yahoo.com/group/psikofamily usd_group. Tjia, Eko Cahyono. (2006). The Experimental Study On Training Effectiveness Of
Personal Effectiveness Program: A Pre-Post Evaluation Of The Training Result With Myer Briggs Type Indicators Personality Profile As A Moderator. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Wei, Tao Tai. (2006). Effects Of Training Framing, General Self-Efficacy And
Training Motivation On Trainees’ Training Effectiveness. Personnel Review, 35(1). 51-65. Diakses 25 September 2007 dari http://proquest.umi.com/pqdweb?sid=4&firstIndex=0&RQT=511&TS=1190706933&clientId=78722.
Wijaya, Meliana Adiningsih. (2007). Efektivitas Permainan Pura-Pura Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Pada Anak Pra Sekolah. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
Form Evaluasi Reaksi
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
================================================================
Data Diri
(pastikan anda mengisinya) Program Studi (Prodi) : ___________________________________
NIM : _________________________
Jenis kelamin : Pria / Wanita * (lingkari salah satu)
(identitas dijamin kerahasiaannya)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Petunjuk: Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan evaluasi program PPKM.
Anda diminta untuk menjawab pernyataan–pernyataan tersebut sesuai dengan
tanggapan anda mengenai program PPKM. Tidak ada jawaban yang benar atau
jawaban yang salah. Hanya ada satu jawaban pada setiap penyataan. Adapun
kategori pilihan jawaban adalah sebagai berikut :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Lingkari Satu Pilihan Jawabanmu!
STS TS N S SS
CONTOH 1 2 3 4 5
Komentar / saran:
Selain itu juga disediakan tempat untuk memberikan komentar di setiap
bagiannya. Anda dipersilahkan untuk memberikan tanggapan dan / atau saran
yang membangun berkenaan dengan pelatihan ini.
Pastikan semua pernyataan dijawab.
- ☺ Selamat Mengerjakan ☺ -
================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
================================================================
STS TS N S SS I. Isi Pelatihan 1. saya mengetahui tujuan diadakannya PPKM 2. saya bisa memahami materi dan tema dalam
PPKM ini 3. materi PPKM sesuai dengan kehidupan saya
sehari-hari 4. materi PPKM mudah untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
Komentar / saran mengenai Isi Pelatihan:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
II. Metodologi Aktivitas-aktivitas atau perlengkapan-perlengkapan berikut ini membantu saya memahami materi dan mencapai tujuan PPKM 5. modul PPKM 6. perlengkapan audio / visual 7. refleksi 8. sharing 9. diskusi dalam kelas 10. ceramah 11. kegiatan-kegiatan terstruktur (games, nyanyi,
diskusi, dll.)
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5
Komentar / saran mengenai Metodologi:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
III. Lingkungan Hal / keadaan berikut ini mendukung pelaksanaan program PPKM 12. suasana ruangan 13. konsumsi
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Komentar / saran mengenai Lingkungan:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
================================================================
STS TS N S SS
IV. Fasilitator (dosen pemberi materi) 14. menurut saya, fasilitator menguasai materi 15. fasilitator mampu menerangkan materi
sehingga membantu pemahaman saya 16. fasilitator mampu menciptakan suasana
kelas yang kondusif untuk berdiskusi (tanya-jawab)
17. fasilitator mampu menjaga suasana kelas dan aktivitas-aktivitas tetap fokus pada pencapaian tujuan PPKM
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
5 5 5 5
Komentar / saran mengenai Fasilitator (dosen pemberi materi):
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
V. Asisten Fasilitator (mahasiswa pendamping)
18. instruksi asisten fasilitator mudah dipahami 19. asisten fasilitator mampu menciptakan
suasana yang kondusif 20. asisten fasilitator mampu memancing
keterlibatan peserta untuk mengikuti aktivitas (games, diskusi, nyanyi, dsb)
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
Komentar / saran mengenai asisten Fasilitator (mahasiswa pendamping):
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
================================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Tes Pengetahuan Materi PPKM
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama (lengkap) : _________________________________________________________
Jenis Kelamin : Pria / Wanita (lingkari salah satu)
Fakultas / Prodi : _____________________________________
NIM : ___________________
(identitas akan dijamin kerahasiaannya)
Angket ini digunakan untuk mengevaluasi PPKM. Partisipasi anda akan sangat berguna.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ BAGIAN I
Petunjuk: Bagian ini berisi 9 pernyataan. Anda diminta untuk melingkari pilihan “B” jika pernyataan tersebut benar, atau melingkari pilihan “S” jika pernyataan tersebut salah. Contoh: PPKM diadakan di Universitas Sanata Dharma B S
cara menjawab
• untuk jawaban benar: PPKM diadakan di Universitas Sanata Dharma B S • untuk jawaban salah: PPKM diadakan di Universitas Sanata Dharma B S
Pastikan anda menjawab semua pernyataan ____________________________________________________________________________ 1) seseorang akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupannya bila tidak
memiliki tujuan hidup. 2) manajemen waktu yang efektif memfokuskan pada hal-hal yang mendesak. 3) orang yang efektif memusatkan pada hal-hal di luar dirinya. 4) orang yang efektif mampu menentukan sikap yang didasari oleh nilai-nilai
hidupnya. 5) aktivitas yang penting merupakan aktivitas yang bisa mendukung tujuan
hidup kita. 6) kontrol hidup orang yang efektif dikendalikan oleh orang lain. 7) cara terbaik untuk menggambarkan tujuan hidup adalah dengan
menuliskannya. 8) visi hidup dan misi hidup merupakan 2 hal yang sama. 9) kehidupan seseorang akan menjadi efektif jika memiliki prioritas
B - S B - S B - S B - S B - S B - S B - S B - S B - S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama (lengkap) : ______________________________________________________
Jenis Kelamin : Pria / Wanita (pilih salah satu)
Fakultas / Prodi : _____________________________________
NIM : ___________________
(data akan dijamin kerahasiaannya)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- BAGIAN II
Petunjuk: Bacalah setiap pernyataan di bawah ini, gunakan penilaian pribadi anda, kemudian lingkarilah angka yang paling sesuai dan menggambarkan diri anda
angka 1 = sangat buruk angka 4 = cukup angka 2 = buruk angka 5 = baik angka 3 = cukup angka 6 = sangat baik
Pastikan anda menjawab semua pernyataan 1) Dalam banyak hal, saya yang mengendalikan hidup
saya 2) Saya lebih memusatkan usaha pada hal-hal yang
bisa saya lakukan daripada hal-hal di luar kendali saya
3) Saya lebih bertanggung jawab pada perasaan dan perbuatan saya daripada menyalahkan orang lain dan keadaan sekitar
4) Selama ini saya bisa mengendalikan emosi saya ketika orang-orang di sekitar bersikap tidak ramah terhadap saya
5) Saya mengetahui apa yang ingin saya capai dalam hidup saya
6) Saya melakukan perencanaan dan persiapan untuk mengurangi beban tugas yang menumpuk
7) Saya memulai setiap minggu dengan rencana yang jelas tentang apa yang ingin saya capai
8) Selama ini saya sudah memiliki rumusan tujuan hidup pribadi
9) Saya berdisiplin dalam melaksanakan tugas (tidak menunda, tidak memboroskan waktu, dll.)
10) Saya tidak membiarkan aktivitas penting saya terabaikan karena terjebak pada rutinitas sehari-hari yang tidak penting
11) Hal-hal yang saya lakukan setiap harinya memiliki arti dan berdampak pada tujuan hidup saya secara menyeluruh
12) Selama ini saya membuat jadwal prioritas hidup saya
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
terima kasih atas kerjasamanya ‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Evaluasi Reaksi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .862 .867 20
Item Statistics Mean Std. Deviation N aitem1 4.21 .636 799aitem2 4.04 .623 799aitem3 4.01 .725 799aitem4 3.56 .810 799aitem5 4.18 .726 799aitem6 4.31 .697 799aitem7 4.04 .674 799aitem8 4.04 .723 799aitem9 3.94 .706 799aitem10 3.75 .811 799aitem11 4.11 .782 799aitem12 3.81 .834 799aitem13 3.58 .897 799aitem14 4.11 .640 799aitem15 4.06 .647 799aitem16 3.71 .733 799aitem17 3.87 .679 799aitem18 3.91 .682 799aitem19 3.97 .712 799aitem20 3.98 .764 799
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted aitem1 74.99 54.445 .415 .294 .858aitem2 75.15 54.256 .446 .307 .857aitem3 75.19 55.152 .284 .158 .863aitem4 75.63 54.812 .273 .151 .864aitem5 75.01 53.454 .448 .304 .856aitem6 74.88 53.994 .416 .281 .858aitem7 75.15 52.642 .577 .489 .852aitem8 75.16 52.563 .539 .581 .853aitem9 75.25 52.529 .558 .540 .852aitem10 75.44 52.327 .491 .299 .855aitem11 75.09 53.033 .447 .273 .857aitem12 75.39 53.834 .344 .232 .861aitem13 75.61 54.211 .282 .203 .865aitem14 75.08 53.613 .503 .489 .855aitem15 75.13 53.351 .526 .528 .854aitem16 75.48 52.338 .553 .489 .852aitem17 75.32 53.025 .531 .461 .853aitem18 75.28 53.118 .519 .479 .854aitem19 75.22 52.592 .546 .608 .853aitem20 75.21 52.623 .499 .521 .854
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 79.19 58.739 7.664 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
Uji Reliabilitas
Tes Pengetahuan Materi PPKM Tahap I
subjek aitem1 aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem91 1 1 0 1 1 1 0 1 12 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 0 0 15 1 1 1 1 1 1 0 1 16 1 1 1 1 0 1 0 1 17 1 1 1 1 1 1 0 0 18 1 1 0 1 1 1 1 1 19 1 0 1 1 1 1 1 1 1
10 1 0 1 1 1 1 0 1 111 1 1 1 1 1 1 0 1 112 1 1 1 1 1 1 1 1 113 1 1 1 1 1 1 1 1 114 1 0 0 1 0 1 1 1 115 1 0 1 1 1 1 1 1 116 1 0 0 1 1 1 0 1 117 1 1 0 1 1 1 1 1 118 1 1 0 1 1 1 0 1 119 1 1 1 1 1 1 0 1 120 1 1 1 1 1 1 0 1 121 1 0 0 1 1 1 0 1 122 1 0 1 1 1 1 0 1 123 1 0 1 1 1 1 0 1 124 1 0 0 1 1 1 0 1 125 1 1 0 1 1 1 1 1 126 1 1 1 1 1 1 1 1 127 1 0 1 1 1 1 1 1 128 1 1 1 1 1 1 0 1 129 1 1 1 1 1 1 1 1 130 1 0 0 1 1 1 0 1 131 1 0 1 1 1 1 1 1 132 1 1 1 1 1 1 0 0 133 1 1 1 1 1 1 1 1 134 1 1 1 1 1 1 1 1 135 1 1 1 1 1 1 0 1 136 1 1 0 1 1 1 1 1 137 1 0 1 1 1 1 0 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
38 1 1 1 1 1 1 0 1 139 1 0 1 1 1 1 0 1 140 1 0 1 1 1 1 0 1 141 1 0 0 1 1 1 0 1 142 1 1 1 1 1 1 0 1 143 1 1 0 1 1 1 1 1 144 1 0 1 1 1 1 1 0 145 1 1 0 1 1 1 0 1 146 1 0 0 1 1 1 0 1 147 1 0 1 1 1 1 1 1 148 1 1 1 1 1 1 0 1 149 1 0 1 1 1 1 0 1 150 1 1 1 1 1 1 1 1 151 1 0 1 1 1 1 1 1 152 1 1 1 1 1 1 0 1 153 1 1 1 1 1 1 1 1 154 1 1 1 1 1 0 0 1 155 1 0 1 1 1 1 0 1 156 1 0 1 1 1 1 0 1 157 1 1 0 1 1 1 0 1 158 1 1 1 1 1 1 0 0 159 1 0 1 1 0 1 1 0 160 1 0 1 1 1 1 0 1 161 1 0 1 1 1 1 0 1 162 1 1 0 1 1 1 0 1 163 1 0 1 1 1 1 0 1 164 1 0 1 1 1 1 0 1 165 1 0 1 1 1 1 0 1 166 1 1 1 1 0 1 0 1 167 1 1 1 1 1 1 1 1 168 1 0 1 1 1 1 0 1 169 1 0 0 1 1 1 0 1 170 1 0 0 1 1 1 0 1 171 1 0 0 1 1 1 1 0 172 1 0 0 1 1 1 0 1 173 1 0 1 1 1 1 1 1 174 1 0 1 1 1 1 0 1 175 1 0 1 1 1 1 0 0 176 1 1 0 1 1 1 0 1 177 1 1 1 1 1 1 0 0 178 1 1 1 1 1 1 1 1 179 1 0 1 1 1 1 0 1 180 0 0 0 1 1 1 0 1 181 1 1 1 1 1 1 0 0 182 1 1 1 1 1 1 0 1 183 1 0 0 1 1 1 0 0 184 1 1 1 1 1 1 1 0 185 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
86 1 1 0 1 1 1 1 0 187 1 1 1 1 1 1 0 0 188 1 1 1 1 1 1 1 1 189 1 0 1 1 1 1 0 1 190 1 0 0 1 0 1 0 0 191 1 0 1 1 1 1 0 1 192 1 1 1 1 1 1 0 0 193 1 1 1 1 1 1 0 0 194 1 1 1 1 1 1 0 1 195 1 1 1 1 1 1 0 1 196 1 1 1 1 1 1 1 1 197 1 0 1 1 1 1 0 1 198 1 1 1 1 1 1 0 1 199 1 1 1 1 1 1 0 1 1
100 1 1 1 0 0 1 0 1 0
total jawaban benar 99 56 74 99 94 99 33 82 99p 0.99 0.56 0.74 0.99 0.94 0.99 0.33 0.82 0.99(1-p) 0.01 0.44 0.26 0.01 0.06 0.01 0.67 0.18 0.01p(1-p) 0.0099 0.2464 0.1924 0.0099 0.0564 0.0099 0.2211 0.1476 0.0099Σ p(1-p) 0.9035 jumlah aitem 9
N 100 Mean 5.72 s² 3.0416
Nilai (X) X² f fX fX² X-M [X-M] f [X-M] 1 1 4 4 4 -4.72 4.72 18.88 3 9 13 39 117 -2.72 2.72 35.36 5 25 40 200 1000 -0.72 0.72 28.8 7 49 29 203 1421 1.28 1.28 37.12 9 81 14 126 1134 3.28 3.28 45.92
Σ (fX) 572 Σ (fX²) 3676 Σ (f [X-M]) 166.08
Koefisien Reliabilitas
KR-20 0.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6
Uji Reliabilitas
Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3
Aitem Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 6 5 6 4 5 4 4 4 2 5 6 42 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 4 43 3 4 5 3 5 3 3 3 4 3 5 34 3 4 3 3 3 4 3 3 5 4 3 35 4 4 4 5 4 3 3 3 3 5 5 36 4 5 4 4 6 4 3 5 3 3 4 47 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 48 5 5 4 5 6 5 5 5 4 6 5 49 5 4 4 5 6 3 2 6 2 3 5 3
10 5 6 4 3 6 6 5 5 5 6 4 511 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 412 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 513 4 5 5 4 5 3 3 4 2 2 5 414 4 5 5 4 5 3 3 4 2 2 5 415 3 5 3 4 3 3 2 2 1 2 3 116 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 517 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 318 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 419 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 220 5 5 6 4 6 6 5 4 4 5 5 521 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 522 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 323 4 5 5 6 5 6 4 5 5 6 5 424 5 5 5 6 4 4 4 4 2 3 4 325 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 426 5 5 4 3 5 5 4 5 4 5 4 327 5 4 5 6 6 4 4 5 3 5 5 528 4 5 4 5 5 4 3 4 5 6 5 429 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 3 430 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 331 5 6 5 4 4 5 3 3 5 5 5 632 6 5 3 3 5 5 5 5 6 5 5 433 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 534 6 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
35 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 336 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 537 5 5 6 5 5 5 4 5 4 4 4 538 4 4 6 4 5 2 3 5 2 3 3 439 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 4 440 5 5 3 3 4 3 2 4 3 5 4 241 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 542 5 4 5 5 6 4 4 5 4 4 4 443 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 444 5 5 6 4 3 3 2 2 2 4 3 245 5 5 4 3 4 4 3 3 4 5 4 346 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 5 547 5 6 6 5 6 6 4 5 4 6 4 448 4 4 3 4 5 3 3 3 4 4 4 349 5 5 4 4 6 5 5 5 4 4 5 550 5 5 4 6 5 5 3 4 3 6 5 451 4 6 4 4 5 5 4 4 4 4 4 452 5 5 4 5 3 5 3 4 4 5 5 353 5 5 5 3 5 4 3 4 4 5 4 454 5 5 4 3 6 2 2 5 2 6 4 255 4 5 5 2 4 4 3 2 2 2 4 556 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 457 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 458 5 4 6 6 5 5 5 6 4 5 5 359 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 460 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 461 3 6 6 6 6 3 3 6 3 5 3 362 4 5 5 6 4 3 2 3 2 3 3 263 4 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 264 6 6 6 6 5 5 5 5 4 4 5 665 5 6 4 2 5 4 4 5 4 5 5 366 5 4 5 5 5 4 4 4 5 6 5 467 4 5 5 4 5 3 3 3 3 4 6 468 4 6 6 4 4 6 5 4 3 6 5 369 5 5 3 4 6 5 3 4 3 4 3 470 5 5 3 3 5 4 4 4 3 3 2 271 6 6 4 5 6 6 5 5 6 4 5 572 5 6 4 5 5 3 4 4 4 6 6 373 5 6 6 4 5 3 3 4 2 4 5 374 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 475 5 4 5 5 5 6 4 5 3 4 5 376 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 477 5 4 3 4 5 4 2 4 2 3 4 378 3 5 3 4 5 3 3 5 3 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
79 5 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4 480 4 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 181 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 482 5 6 4 4 4 3 4 6 4 5 5 483 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4 5 584 5 5 5 6 6 6 6 6 5 6 6 585 3 5 4 4 5 4 2 5 3 3 3 286 6 5 5 4 6 4 4 5 2 2 6 587 5 5 5 5 6 4 3 3 3 4 4 388 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 389 6 4 5 5 5 3 2 2 2 3 4 290 5 6 5 3 3 4 2 4 3 4 4 291 4 4 5 6 4 4 3 5 4 4 4 592 4 5 4 4 5 3 3 5 3 3 3 393 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 394 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 495 5 6 5 5 4 3 3 4 4 3 5 396 6 5 5 5 5 5 4 3 5 4 3 397 5 6 5 6 6 6 5 6 5 5 5 498 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 499 4 5 5 5 3 3 2 5 3 3 4 3
100 5 5 4 4 5 3 3 3 2 4 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.821 .817 12 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted aitem1 46.30 36.919 .362 .217 .816aitem2 46.03 37.949 .283 .185 .821aitem3 46.34 36.489 .330 .287 .819aitem4 46.58 36.286 .292 .247 .824aitem5 46.13 35.589 .441 .381 .811aitem6 46.75 33.018 .596 .559 .797aitem7 47.27 32.745 .652 .553 .792aitem8 46.65 34.028 .512 .399 .804aitem9 47.34 32.651 .569 .561 .799aitem10 46.67 33.617 .499 .403 .806aitem11 46.52 34.495 .526 .383 .804aitem12 47.21 32.713 .588 .514 .797
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7a
Uji Normalitas
Pengetahuan Materi PPKM
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. Nilai pre-test total .203 799 .000Nilai post-test total .245 799 .000
Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total Frequency Stem & Leaf 47.00 Extremes (=<5.0) 126.00 6 . 000000000000000000000 .00 6 . .00 6 . .00 6 . .00 6 . 280.00 7 . 00000000000000000000000000000000000000000000000 .00 7 . .00 7 . .00 7 . .00 7 . 278.00 8 . 0000000000000000000000000000000000000000000000 .00 8 . .00 8 . .00 8 . .00 8 . 68.00 9 . 00000000000 Stem width: 1 Each leaf: 6 case(s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
4 5 6 7 8 9 10
Observed Value
-3
-2
-1
0
1
2
Expe
cted
Nor
mal
Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
4 5 6 7 8 9
Observed Value
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
Dev
from
Nor
mal
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Grafik outlier data pre-test
Nilai pre-test total
4
5
6
7
8
9
748
642399
223
785782 765
747
677
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total Frequency Stem & Leaf 3.00 Extremes (=<4.0) 10.00 5 . 0 .00 5 . 42.00 6 . 000000 .00 6 . 183.00 7 . 00000000000000000000000000 .00 7 . 332.00 8 . 00000000000000000000000000000000000000000000000 .00 8 . 229.00 9 . 000000000000000000000000000000000 Stem width: 1 Each leaf: 7 case(s)
0 2 4 6 8 1
Observed Value0
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Expe
cted
Nor
mal
Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
0 2 4 6 8 1
Observed Value0
-6
-4
-2
0
2
Dev
from
Nor
mal
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
Grafik outlier data post-test
Nilai post-test total
0
2
4
6
8
10
748
307
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7b
Uji Normalitas
Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. Nilai pre-test total .066 799 .000Nilai post-test total .077 799 .000
Stem-and-Leaf Plot nilai pre-test total Frequency Stem & Leaf 12.00 Extremes (=<32) 7.00 3 . 33 6.00 3 . 45 19.00 3 . 666777 21.00 3 . 8899999 22.00 4 . 0001111 48.00 4 . 2222222223333333 54.00 4 . 444444444455555555 62.00 4 . 666666666677777777777 96.00 4 . 88888888888888899999999999999999 80.00 5 . 000000000011111111111111111 80.00 5 . 22222222222233333333333333 110.00 5 . 444444444444444444555555555555555555 75.00 5 . 6666666666667777777777777 41.00 5 . 88888888999999 30.00 6 . 0000001111 15.00 6 . 22233 13.00 6 . 4445 2.00 6 . & 2.00 6 . 8 4.00 Extremes (>=69) Stem width: 10 Each leaf: 3 case(s) & denotes fractional leaves.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
20 30 40 50 60 70 80
Observed Value
-3
-2
-1
0
1
2
3
Expe
cted
Nor
mal
Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
20 30 40 50 60 70 80
Observed Value
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
Dev
from
Nor
mal
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai pre-test total
Grafik outlier data pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Nilai pre-test total
20
30
40
50
60
70
80
280
223786703
129139
686
188
683
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Stem-and-Leaf Plot nilai post-test total Frequency Stem & Leaf 18.00 Extremes (=<36) 5.00 3 . 77 15.00 3 . 88899 24.00 4 . 00001111 34.00 4 . 222233333333 46.00 4 . 444444455555555 46.00 4 . 666666667777777 70.00 4 . 88888888888999999999999 83.00 5 . 000000000000001111111111111 116.00 5 . 222222222222222222333333333333333333333 98.00 5 . 444444444444444455555555555555555 84.00 5 . 6666666666666667777777777777 64.00 5 . 888888888899999999999 40.00 6 . 0000000011111 24.00 6 . 22223333 14.00 6 . 44555 8.00 6 . 667 10.00 Extremes (>=68) Stem width: 10 Each leaf: 3 case(s)
10 20 30 40 50 60 70 80
Observed Value
-4
-2
0
2
4
Expe
cted
Nor
mal
Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
10 20 30 40 50 60 70 80
Observed Value
-3
-2
-1
0
Dev
from
Nor
mal
Detrended Normal Q-Q Plot of Nilai post-test total
Grafik outlier data post-test
Nilai post-test total
10
20
30
40
50
60
70
80
130223 641649325
225 481333 788
686612 431
388445188683
748
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 8
Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Pengetahuan Terhadap Materi PPKM
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Nilai pre-test total 7.23 799 1.035 .037 Nilai post-test total 7.89 799 .970 .034
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper Pair 1
Nilai pre-test total - Nilai post-test total -.661 1.136 .040 -.740 -.582 -16.449 798 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN 9
Uji T Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Nilai pre-test total 50.30 799 7.250 .256 Nilai post-test total 51.93 799 7.122 .252
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Pair 1 Nilai pre-test total -
Nilai post-test total -1.631 7.718 .273 -2.167 -1.095 -5.973 798 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komentar / opini tertulis peserta terhadap pelaksanaan PPKM 2008 tahap I
Isi Pelatihan No Jumlah Komentar / Saran
1 192 sangat berguna untuk masa depan dan dalam kehidupan sehari-hari 2 154 sudah bagus dan sesuai tujuan, pertahankan program ini 3 102 menarik dan bisa mendorong lebih baik lagi 4 45 materi mengena dan mudah dipahami 5 45 kembangkan lagi 6 21 kurang mengena 7 16 materi PPKM tidak mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 8 14 penyampaian terlalu formal, kurang variatif 9 10 lebih mendalam terhadap tujuannya
10 10 bahannya berbobot dan agak membosankan 11 7 waktu terbatas sehingga tidak maksimal 12 6 semoga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 13 2 lebih tepat waktu dan efisien materi 14 2 hari pertama membuat mengantuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Metodologi
No Jumlah Komentar / Saran 1 303 sudah bagus, sangat menyenangkan dan menarik untuk diikuti 2 54 membosankan 3 50 ceramah dikurangi karena membuat jenuh 4 48 lebih banyak games 5 30 perlu ditingkatkan lagi 6 29 games kurang seru, ada yang sudah sering dimainkan, kurang sesuai dengan materi 7 19 perbanyak sharing, refleksi, dan kisah-kisah inspiratif 8 17 membantu pemahaman 9 12 perbanyak melihat film dokumenter & inspiratif
10 9 diskusi kurang berjalan baik, masih banyak yang diam 11 8 ceramah dibuat lebih menarik 12 8 musik sangat membantu 13 7 perlengkapan audio visual kurang 14 6 contoh -contoh sebaiknya yang relevan 15 6 modul dibuat buku biar lebih ringkas & lebih sistermatis 16 5 diskusinya hendaknya dalam kelompok kecil dan waktunya ditambah 17 5 modul sangat membantu 18 3 jangan memilih dosen yang teoritis, membosankan 19 3 lain kali di outdoor 20 3 untuk games & menyanyi, aneh dan konyol karena seperti anak-anak 21 3 games seru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
22 3 perhatikan kesiapan perlengkapan audio visual 23 2 permainannya agak garing 24 2 terlalu banyak lembar yang harus diisi 25 2 lebih asyik diiringi gitar kalo nyanyi 26 1 fasilitator tidak hanya membaca modul tapi lebih baik disertai pengalaman hidup 27 1 modul baik dengan diberikan secara bertahap sehingga membuat peserta tidak malas membaca 28 1 terlalu banyak diskusi 29 1 sumber materi tidak dicantumkan dalam modul 30 1 games kurang menuju materi 31 1 tergantung pembimbingnya, jika asik akan efektif begitupun sebaliknya
Lingkungan
No Jumlah Komentar / Saran 1 265 nyaman, mendukung 2 108 suhu ruangan panas 3 76 konsumsi dibuat lebih beragam & banyak 4 55 lebih baik diberi makan (nasi) daripada snack 5 39 snack enak 6 34 saran kegiatan ada yang outdoor 7 34 snack kurang begitu enak 8 33 terlalu bising (gangguan bunyi mesin para pekerja bangunan atau dari kelas lain) 9 22 ruangan kurang mendukung
10 20 oke 11 12 ruangan silau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
12 11 tidak ada meja jadi susah menulis 13 3 suasana kurang semangat, kurang antusias 14 2 layar tidak jelas 15 2 perlu suasana lebih akrab 16 2 perlu lebih menyesuaikan dengan keadaan
Fasilitator
No Jumlah Komentar / Saran 1 296 sudah baik dan membantu pemahaman peserta 2 77 ada beberapa yang membosankan 3 70 terlalu bertumpu pada teori, membosankan 4 68 kurang interaktif dengan peserta 5 49 harus lebih kreatif agar mahasiswa tidak merasa bosan, selipkan humor 6 38 ramah dan bersahabat 7 28 kurang menguasai materi 8 18 kurang semangat 9 4 bicaranya terlalu cepat, kurang detail
10 3 fasilitator dari prodi Psikologi & BK saja 11 2 hendaknya berikan kesempatan pada mahasiswa untuk berpendapat dan sharing 12 2 perlu pelatihan untuk dosen 13 1 hendaknya ada komunikasi antar fasilitator agar tidak ada pengulangan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Asisten Fasilitator No Jumlah Komentar / Saran
1 436 bagus, bisa mencairkan suasana dan bersahabat 2 85 harus lebih kreatif, aktif, dan semangat lagi 3 73 kurang semangat, masih grogi 4 35 kurang terlibat dengan peserta 5 16 membosankan 6 15 instruksi kurang dimengerti 7 4 saran co-fas lebih dari satu orang 8 1 AsFas sebaiknya juga ikut mendengarkan Fasilitator bicara 9 1 dalam berpakaian agar lebih rapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dokumentasi PPKM tahap I tahun 2008
Suasana ceramah dalam PPKM Tahap I 2008
Suasana sharing / diskusi kelompok kecil dalam PPKM Tahap I 2008
Aktivitas permainan dalam PPKM Tahap I 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Fasilitator dan Asisten Fasilitator PPKM tahap I 2008
Beberapa kelompok peserta PPKM tahap I 2008
Peralatan audio-visual yang digunakan dalam PPKM tahap I 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Menyelesaikan pendidikan formal di SMU Kolese
De Britto (Jogja), SLTP Pangudi Luhur I (Jogja), dan
TK-SD Lamaholot (Jakarta).
Aktif dalam kegiatan keorganisasian dan pelatihan
pengembangan sumber daya manusia:
1. Gloria Edukasindo (asisten fasilitator pelatihan), Pandji Putranto Hutomo Jakarta, 28 Oktober 1983 S1 Psikologi Univ. Sanata Dharma Yogyakarta Minat khusus: Pengembangan SDM & training E-mail : [email protected]
2. Ketua I (2006-2008) Komunitas FRIENDS,
kelompok mahasiswa dan lulusan Psikologi Univ.
Sanata Dharma & Univ. Gadjah Mada yang aktif
dalam pendampingan dan pengembangan diri
remaja-kaum muda melalui kegiatan konseling,
pelatihan, dan ceramah,
3. Koordinator (2005-2007) kelompok Konseling
Sebaya Fakultas Psikologi Univ. Sanata Dharma
Yogyakarta,
4. Wakil Gubernur (2004-2005) dan Humas Eksternal
(2003-2004) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Psikologi Univ. Sanata Dharma
Yogyakarta,
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI