Download - Diverticle colon
-
8/10/2019 Diverticle colon
1/13
Laporan Individu
Palu, 19 Oktober 2014
LAPORAN TUTORIALMODUL 3
GASTROENTEROHEPATOLOGI
DISUSUN OLEH :
Nama : Andi Muh. Wahyoeri Saputra
Stambuk : (12-777-048)
Kelompok : IV ( empat )
Pembimbing : dr. Husna Livi
BLOK GASTROENTEROHEPATOLOGI
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2014
-
8/10/2019 Diverticle colon
2/13
Definisi
Merupakan suatu kelainan, dimana terjadi herniasi mukosa/submukosa dan hanya
dibatasi oleh tunika serosa pada lokasi dinding kolon yang lemah yaitu tempat di mana
vasa rekta menembus dinding kolon. (IPD UI)
Suatu keadaan pada kolon yang dicirikan dengan herniasi mukisa melalui tunika
muskularis yang membentuk kantong berbentuk seperti botol. (patof sylvia)
Terdapat 2 jenis divertikula, yaitu :
1. Divertikula palsu/ false divertikula/ pseudodivertikula
herniasi dari mukosa/submukosa dan ditutupi olh lapisan serosa yang tipis.
2. Divertikula sejati/ true divertikula
herniasi semua dinding kolon.
Divertikula yang terjadi pada kolon merupakan pseudodivertikula.
Divertikulitis
Merupakan peradangan pada kantung divertikel. (harrison, patof sylvia)
Radang akut dalam divertikel tanpa atau dengan perforasi. (bedah deJong)
Merupakan perforasi dari divertikulum yang diikuti oleh infeksi dan inflamasi yang
menyebar ke dinding kolon, mesenterium organ-organ sekitar atau mikro/makro perforasi bebas ke kavum peritonium. (IPD UI)
-
8/10/2019 Diverticle colon
3/13
Epidemiologi
Sering sekali ditemukan di negara maju seperti AS dan negara-negara Eropa. Rata-rata
terjadi pada usia >60 tahun. Prevalensi pria dan wanita cenderung sama, pria umumnya
terkena pada usia lebih muda dibanding wanita. (harrison)
Jarang terjadi di negara berkembang, kemungkinan berhubungan dengan pola makan
yang tinggi serat.
Kejadian tersering adalah di kolon sigmoid, >90% (harrison), 95% (IPD UI).
-
8/10/2019 Diverticle colon
4/13
Etiologi
Penyebab pasti belum terlalu dimengerti dan kemungkinan multifaktor. (harrison)
Faktor yang dianggap penting adalah, kurangnya serat dan rendahnya residu dalam
makanan yang dikonsumsi.
Patogenesis
Teori dasar adalah retensi dari materi feses di kantung divertikel dan adanya formasi
fecalith . Yang kemudian, menyebabkan vasa recta menjadi terkompresi atau erosi, yang
kemudian berujung pada perforasi atau perdarahan. (harrison)
Konsumsi serat yang sedikit menyebabkan penurunan massa feses menjadi kecil-kecil
dan keras, waktu transit kolon yang lebih lambat sehingga absorbsi air meningkat dan
output menurun, menyebabkan tekanan dalam kolon meningkat untuk mendorong
massa feses keluar mengakibatkan segmentasi kolon berlebihan.
Konsumsi makanan berserat tinggi akan berpengaruh pada pembentukan tinja yanglebih padat dan besar sehingga dapat memperpendek waktu transit feses dalam kolon
dan mengurangi tekanan intraluminal yang mencegah timbulnya divertikel.
Segmentasi kolon yang berlebihan akibat kontraksi otot sirkuler dinding kolon untuk
mendorong isi lumen dan menahan passase dari material dalam kolon merupakan salah
satu faktor PD.
Dimana terjadi oklusi di kedua ujung segmen sehingga tekanan intra luminal meningkatsecara berlebihan terjadi herniasi mukosa/submukosa.
Faktor usia, pada usia lanjut terjadi penurunan tekanan mekanik dinding kolon akibat
perubahan struktur kolagen usus.
Faktor lain, konsumsi daging tinggi, makanan tinggi lemak belrlebihan, merokok,
alkohol, kopi.
-
8/10/2019 Diverticle colon
5/13
-
8/10/2019 Diverticle colon
6/13
5. Bila ditemukan nyeri rebound peradangan daerah peritoneal adanya
mikro/makro perforasi.
6. Ditemukannya massa, kemungkinan terjadi abses.
7. Perdarahan, perdarahan ringan dapat berhenti sendiri, perdarahan masif perlu
ditangani.
Lab darah : Ditemukan adanya leukositosis.
Pemeriksaan penunjang :
1. Enema barium, umumnya ditemukan tidak sengaja, sebaiknya tidak dilakukan
pada pasien dengan gejala akut, dapat ditemukan dilatasi usus, tanda-tanda
obstruksi, densitas jaringan lemak, indikasi abses.
2. USG abdomen, ditemukannya penebalan dinding usus, massa kistik.
3. CT scan, ditemukan penebalan dinding kolon, tanda-tanda abses, adanya
divertikel, inflamasi pada jaringan lemak.
4. Kolonoskopi, tidak bisa dilakukan pada keadaan akut ditemukan gambaran
diatas, gambaran fistula, lokalisasi perdarahan, menyingkirkan kemungkinan
kanker.
Komplikasi
1. Plegmon
2.
Abses
3. Perdarahan
4. Perforasi mikro/makro
5. Obstruksi usus parsial/total
6. Fistula
-
8/10/2019 Diverticle colon
7/13
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan setelah ditemukan tanda gejala diatas, gambaran pencitraan,
disertai adanya demam, leukositosis.
Klasifikasi stadium klinik menurut Hinchey.
Stadium I Peridivertikular plegmon dengan mikroabses
Stadium II Perikolik atau pelvik makroabses
Stadium III Peritonitis generalista purulenta
Stadium IV Peritonitis feculen generalisata dengan feses
-
8/10/2019 Diverticle colon
8/13
Hinchey classification of diverticulitis.
1. Stage I: Perforated diverticulitis with a confined paracolic abscess.
2. Stage II: Perforated diverticulitis that has closed spontaneously withdistant abscess formation.
3. Stage III: Noncommunicating perforated diverticulitis with fecal
peritonitis (the diverticular neck is closed off and therefore contrast will
not freely expel on radiographic images).
4. Stage IV: Perforation and free communication with the peritoneum,
resulting in fecal peritonitis.
-
8/10/2019 Diverticle colon
9/13
Diagnosa Banding
1. Irritable Bowel Syndome (diare, konstipasi, rasa tidak enak diperut)
2. Inflamatory Bowel Disease (diare, nyeri perut)
3. Kolitis kolon (diare, nyeri)
4. Apendisitis
5. Pelvic inflamatory disease
6. Karsinoma kolorectal (perdarahan, nyeri, diare)
7. Hemorroid (perdarahan)
Tatalaksana
Konservatif, asimtomatik.
1. Diet makanan tinggi serat, menurunkan waktu transit makanan
disepanjang saluran cerna.
2. Mengurangi makanan daging dan lemak.
3. Memperbanyak sayuran dan buah.
4. Dimana asupan serat minimal sekitar 30-40 gram sehari.
Farmakologis :
1. Pemberian suplemen serat, Metamucil, Fibercon, or Citrucel
2. Antibiotik, diberikan untuk divertikulitis tanpa komplikasi,
sulfametolsazole, ciprofloksasin (bakteri anaerob), amphisilin
(enterokokus), penisilin.
-
8/10/2019 Diverticle colon
10/13
3. Pemberian Rifaximin, untuk pengobatan jangka panjang divertikulitis
tanpa komplikasi, mengurangi gejala secara signifikan.
Divertikulitis akut :
1. Kurangi asupan oral
2. Pemberian cairan elektrolit
3. Antibiotik sprektum luas
4. Anti-kolinergik
5. Anti-spasmodik
Terapi operatif
1. Umumnya tidak dilakukan kecuali pada divertikulitis dengan komplikasi.
2. Tujuan terapi operatif, mengatasi sepsis, mengeliminasi komplikasi
seperti fistula atau onbstruksi, membuang bagian kolon yang rusak,
memperbaiki kontinuitas saluran pencernaan.
3. Indikasi (IPD UI) :
Perforasi bebas dengan peritonitis generalisata.
Obstruksi.
Abses yang tidak dapat diresolusi melalui piranti perkutan.
Fistula.
Pengobatan konservatif tidak berhasil dan keadaan pasien yang
makin memburuk.
Terapi operasi yang dilakukan berdasarkan stadium klinik Hinchey.
-
8/10/2019 Diverticle colon
11/13
Methods of surgical management of complicated diverticular disease.
(1) Drainage, omental pedicle graft, and proximal diversion.
(2) Hartmann's procedure.
(3) Sigmoid resection with coloproctostomy.
(4) Sigmoid resection with coloproctostomy and proximal diversion.
-
8/10/2019 Diverticle colon
12/13
-
8/10/2019 Diverticle colon
13/13
Referensi
Fauci. Et al. Harrison's Principles of Internal Medicine, Ed 17 th. McGraw-Hill
Professional : 2008
Sudoyo, Aru W. et al. Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Pusat Penerbit Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : 2007
deJong, Wim. Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta : 2005
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit. Ed 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2006