MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN
DISIPLIN PNS
Penulis:
1. Drs. Harun Arsyad, SH, MH
2. Bambang Hari Samasto, SH
PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
JAKARTA, 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring perjalanan waktu dan tuntutan akan perubahan pada setiap aspek
kehidupan terutama dalam penataan organisasi pemerintah serta perubahan akan
perilaku Pegawai Negeri Sipil maka setidaknya berbagai peraturan perundang-
undanganan harus dapat disesuaikan dengan tuntutan tersebut. Demikian halnya
dengan tuntutan akan perubahan perilaku Pegawai Negeri Sipil yang diarahkan pada
peningkatan disiplin.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam pasal 30
mengamanatkan tentang ditetapkannya peraturan tentang Disiplin. Berdasarkan pasal
tersebut maka Peraturan tentang Disiplin PNS yakni Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah dicabut dan diganti dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Penggantian ini dimaksudkan untuk
mewujudkan PNS yang handal, profesional, bermoral dan berdisiplin sehingga dapat
menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat
mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan sistim karier dan sistim prestasi
kerja.
Pembinaan disiplin bagi PNS dilakukan secara menyeluruh dan harus
dikedepankan, karena disiplin menyangkut ketertiban, kepatuhan, kerapihan dan
kinerja. Oleh karena itu pembinaan disiplin tidak saja terbatas pada penegakan
aturan, tetapi juga berkaitan secara tidak langsung dengan kesejahteraan, sehingga
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat disiplin PNS maka kesejahteraan
diharapkan akan mengikuti atau sebaliknya tingkat kesejahteraan PNS rendah maka
akan mempengaruhi tingkat kedisiplin.
2
2. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas pembinaan disiplin PNS, penegakan peraturan disiplin
PNS mencakup pengertian disiplin atau ketentuan umum sebagaimana yang dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, kewajiban dan larangan,
tingkat dan jenis hukuman disiplin, pelanggaran dan jenis hukuman, pelanggaran
terhadap kewajiban dan larangan, pejabat yang berwenang menghukum, tata cara
pemanggilan, tata cara pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian surat keputusan
hukuman disiplin, upaya administrasi, berlakunya hukuman disiplin dan
pendokumentasian keputusan hukuman disiplin
3. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan memahami
tentang disiplin PNS, mampu mengimplementasikan nilai-nilai kewajiban dan
larangan, mengidentifikasi pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan, dan pejabat
yang berwenang menghukum dapat memproses penjatuhan hukuman disiplin mulai
dari pemanggilan, pemeriksaan, pembuatan berita acara pemeriksaan, pembuatan
laporan hasil pemeriksaan, pembuatan surat keputusan, penyampaian hukuman
disiplin sampai keputusan hukuman disiplin yang mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Materi pokok dalam modul ini adalah :
a. Pengertian Disiplin PNS
b. Kewajiban dan Larangan
c. Hukuman Disiplin
d. Pelanggaran Terhadap Kewajiban
e. Pelanggaran Terhadap Larangan
f. Pejabat yang Berwenang Menghukum
g. Upaya Administrasi
h. Berlakunya Hukuman Disiplin dan
i. Pendokumentasian Keputusan Hukuman Disiplin
3
BAB II
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Pengertian
Untuk dapat menyatukan pemahaman akan pengertian disiplin dan yang
berhubungan dengan penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil penulis memaparkan
beberapa pengertian disiplin termasuk disiplin dalam Peraturan Pemerintah.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia disiplin berarti “melatih batin dan watak
supaya perbuatannya menaati tata tertib”.
Gunarsa, (1987:5) disiplin sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan untuk
mematuhi semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan
tugas dan tanggung jawab.sedangkan pengertian Disiplin sebagaimana yang
termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 yaitu : Disiplin
Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Dari pengertian diatas dapat
ditarik beberapa unsur dalam pengertian disiplin yaitu adanya kewajiban, larangan
dan hukuman disiplin atau sanksi. Ketiga hal tersebut sebagai indikator dari
peraturan disiplin, Kewajiban adalah suatu yang harus dilakukan dan apabila tidak
dilaksanakan maka telah terjadi pelanggaran disiplin, sedangkan larangan adalah
suatu yang harus dihindari atau tidak boleh dilakukan, apabila larangan dilanggar
maka terjadi pelanggaran , atau kewajiban tidak dilaksanakan, juga dikatakan
terjadi pelanggaran disiplin. Indikator lain adalah sanksi atau hukuman disiplin,
yaitu muncul akibat terjadinya pelanggaran disiplin dimana kewajiban tidak
dilaksanakan dan larangan dilanggar.
Dengan demikian substansi disiplin adalah terwujudnya ketertibaan,
keteraturan dan kepatuhan, sehingga sebagian pakar menyatakan disiplin tidak lain
adalah keteraturan, ketaatan, kepatuhan, serta adanya sanksi, sebagaimana
diungkapkan oleh Prof. Dr. Subraka Sugarda bahwa Disiplin “adalah suatu
keadaan yang menunjukan suasana tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang-
orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan
perundang-undangan yang berlaku dihormati” sedangkan Soegeng Prijodarminto
4
mengatakan disiplin yaitu :”Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yg menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetian, keteraturan atau ketertiban”
Dari beberapa pengertian diatas setidaknya dapat ditarik beberapa hal
yang terkait dengan disiplin yaitu adanya kewajiban, larangan, sanksi, suasana
tertib, teratur, ketaatan, kepatuhan, kesetian dari seluruh perilaku.
B. Kewajiban
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pada Bab II pasal 3
disebutkan tentang kewajiban yaitu ;
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengatahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
5
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Jumlah kewajiban diatas, apabila dibandingkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS memang lebih sedikit,
sebab Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 jumlah kewajibannya yaitu 26
butir, namun kewajiban diatas terlihat lebih kongkrit dan memberikan kepastian,
sebab kewajiban diatas telah ditentukan dengan jenis hukuman disiplin jika terjadi
pelanggaran.
Ada beberapa butir kewajiban yang dirasa perlu dijelaskan sehingga tidak
menimbulkan multi tafsir dalam mengimplementasikan dikemudian hari antara
lain yaitu “setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Pemerintah” adalah setiap PNS disamping taat juga berkewajiban melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945, kebijakan negara dan
pemerintah serta tidak mempermasalahkan dan/atau menentang Pancasila, dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Sedangkan yang dimaksud dengan “tugas kedinasan” adalah tugas yang diberikan
oleh atasan yang berwenang dan berhubungan dengan:
a. perintah kedinasan,
b. peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian atau peraturan yang
berkaitan dengan kepegawaian
c. peraturan kedinasan
d. tata tertib di lingkungan kantor; atau
e. standar prosedur kerja (standard operating procedure atau SOP)
Demikian halnya yang dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja
dan menaati ketentuan jam kerja” bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib datang,
melaksanakan tugas dan pulang sesuai dengan ketentuan jam kerja serta tidak
berada di tempat umum bukan karena dinas. Ketentuan jam kerja bagi setiap PNS
sehari adalah 7 ½ (tujuah setengah) jam perhari. Sehingga apabila PNS datang
terlambat 2 (jam) atau pulang lebih awal 2 jam maka 4 (empat) jam tersebut akan
dikonversi menjadi 1 (hari) bila keterlambataan cukup 7 ½ jam. Pada penjelasan
lain menyatakan bahwa meskipun PNS datang tepat waktu dan pulang tepat waktu,
tetap dituntut untuk bekerja sesuai dengan sasaran kerja pegawai yaitu seorang
6
pegawai harus bekerja dengan sasaran kerja adalah 25 % dari sasara kerja setahun,
ini berarti bahwa tidak ada seorang Pegawai Negeri Sipil yang datang ke kantor
dengan tanpa kerja.
Kemudian yang dimaksud dengan “memberikan pelayanan sebaik-
baiknya kepada masyarakat” adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, teratur, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dan penjelasan dari angka 16 yaitu memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengembangkan karier adalah memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pengembangan
karier, antara lain memberikan kesempatan mengikuti rapat, seminar, diklat dan
pendidikan formal maupun non formal yang sifatnya berkelanjutan.
C. Larangan
Larangan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah :
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
5. Memiliki, menjual, membeli menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan Negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi I sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat
dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
7
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden /wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah. Atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan cara :
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye.
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut PNS.
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain
dan/atau.
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
Negara.
13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil presiden dengan cara :
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikaan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau.
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesuadah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau
calon Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertaai foto copy Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan
Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undaagan, dan
15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan cara :
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye, dan/atau
8
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi pesarta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan , seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
Untuk dapat menerapkan pasal-pasal tentang larangan terhadap
pelanggaran yang dilakukan PNS maka setidaknya ada beberapa butir larangan
yang harus mendapat penjelasan lebih rinci guna mencegah munculnya multi
tafsir dari pasal larangan tersebut misalnya; yang dimaksud dengan
“menyalahgunakan wewenang” adalah menggunakan kewenangannya untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi atau
kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian kewenangan
tersebut, apabila penyalagunaan wewenang tersebut yang berakibat pada salah satu
unsur tindak pidana korupsi, maka penyelesaiannya adalah hukum pidana tindak
pidana korupsi, tidak lagi semata-mata hanya pelanggaran disiplin PNS, namun
penyelesaian tersebut masih menjadi perdebatan, apakah seseorang PNS yang
terjerat tindak pidana korupsi maka penyelesaiannya adalah hukum pidana
korupsi lebih dahulu, kemudian penyelesaian pelanggaran disiplin PNS ataukah
sebaliknya ?
Kemudian pada angka 5 (lima) dari pasal larangan, dijelaskan bahwa yang
dimaksud “memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau
surat berharga milik negara secara tidak sah” adalah perbuatan yang dilakukan
tidak atas dasar ketentuan termasuk tata cara maupun kualifikasi barang, dokumen,
atau benda lain yang dapat dipindahtangankan. Hal lain yang sangat krusial dari
pasal pelanggaran adalah PNS dilarang menerima hadiah, padahal diketahui dan
patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan
karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajiban, jadi pemberian itu disebabkan ada relevansi
dengan jabatan atau tugas utama, sehingga diumpamakan bahwa apakah hadiah
tersebut dapat diberikan jika ia tidak memiliki jabatan, atau tugas pekerjaan yang
berhubungan dengan pengurusan suatu urusan.
9
Hal lain dari pasal larangan ini adalah angka 8 tentang “bertindak
sewenang-wenang” kata ini mengandung konotasi yang terlalu luas, sehingga
perlu ada batasan dari makna kata tersebut. Dari penjelasan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 disebutkan bahwa “bertindak sewenang-wenang adalah
setiap tindakan atasan kepada bawahan yang tidak sesuai dengan peraturan
kedinasan seperti tidak memberikan tugas atau pekerjaan kepada bawahan, atau
memberikan nilai hasil pekerjaan (Daftar Penilian Pekerjaan Pegawai) tidak
berdasarkan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan, atau dapat
disimpulkan segala tindakan atasan kepada bawahan yang berkaitan dengan
pengembangan karier bawahan yang tidak direspon secara baik oleh atasan maka
termasuk tindakan sewenang-wenang.
Kemudian pada angka 12 sampai dengan 15 dari pasal larangan ini adalah
menyangkut netralitas PNS yang sebenar telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2004, namun Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin PNS secara tegas lebih rinci mengatur bagaimana bentuk
pelanggaran serta sanksi yang dapat diberikan kepada PNS yang secara aktif
maupun tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan politik praktis. Penjelasan
pada huruf b yaitu PNS sebagai peserta kampanye adalah hadir untuk mendengar,
menyimak, visi, misi dan program yang ditawarkan peserta pemilu, tanpa
menggunakan atribut partai atau atribut PNS, yang dimaksud dengan menggunakan
atribut partai adalah dengan menggunakan dan/atau memanfaatkan pakaian,
kendaraan, atau media lain yang bergambar partai politik dan/atau calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan/atau calon Presiden/Wakil Presiden dan kampanye. Sedangkan yang
dimaksud dengan menggunakan atribut PNS adalah seperti menggunakan seragam
Korpri, seragam dinas, dan lain-lain
10
D. Rangkuman
Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Indikator dari disiplin
tersebut adalah adanya kewajiban, larangan dan sanksi. Kewajiban adalah sesuatu
yang harus dikerjakan atau dilaksanakan, apabila tidak dikerjakan maka dikatakan
pelanggaran disiplin, demikian halnya dengan pelanggaran yang sesuatu yang harus
dihindari atau tidak dikerjakan, apabila dikerjakan atau dilakukan maka terjadi
pelanggaran. Dari pelanggaran terhadap kewajiban maupun larangan maka akan
muncul sanksi. Jadi sanksi ada akibat dari adanya pelanggaran terhadap kewajiban
dan pelanggaran terhadap larangan. Pelanggaran tersebut dapat dalam bentuk
ucapan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan oleh PNS baik dalam jam dinas
maupun di luar jam kedinasan.
Kewajiban dan larangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahu
2010 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomnor 53 Tahun 2010
terdiri dari kewajiban 17 (tujuh belas) butir dan larangan 15 (lima belas) butir
E. Latihan :
1. Jelaskan pengertian disiplin PNS
2. Apakah yang dimaksud dengan kewajiban dan larangan
3. Ada berapa butir tentang kewajiban dan larangan bagi PNS
4. Jelaskan yang dimaksud dengan pelanggaran terhadap kewajiban tentang setia
dan taat sepenuhnya pada Pancasila dan UUD 1945
5. Jelaskan yang dimaksud penyalahgunaan wewenang
11
BAB III
HUKUMAN DISIPLIN
A. Hukuman Disiplin
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai
Negeri Sipil yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan
disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Dari
pengertian pelanggaran disiplin diatas,maka dapat ditarik beberapa unsur
pelanggaran yaitu:
1. Ucapan yaitu : setiap kata-kata yang diucapkan di hadapan atau dapat didengar
oleh orang lain misalnya, rapat, ceramah, diskusi, telepon, televisi, rekaman atau
alat komunikasi lainnya.
2. Tulisan yaitu : Pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam
bentuk tulisan misalnya karikatur, coretan, gambar dan yang serupa dengan itu
3. Perbuatan yaitu perilaku yang dilakukan di dalam atau di luar jam kerja.
Dengan demikian pelanggaran disiplin adalah ketidaktaatan terhadap
kewajiban dan pelanggaran terhadap larangan, sehingga timbullah sanksi.
Tingkat dan jenis hukuman disiplin adalah :
1. Hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
3. Hukuman disiplin berat terdiri dari :
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
c. Pembebasan dari jabatan
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS,
dan
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
12
Dari jenis hukum disiplin yang ada diatas, bila dibandingkan dengan jenis
hukuman disiplin yang ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
tentang Disiplin Pegawai Negeri sipil terdapat perbedaan, yaitu pada jenis
hukuman disiplin tingkat sedang dan berat. Pada jenis hukuman disiplin sedang
terdiri dari, penundaan kenaikan gaji berkala, penenurunan gaji, dan penundaan
kenaikan pangkat. Sedangkan pada hukuman disiplin tingkat berat terdiri dari
penurunan pangkat, pembebesan jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Jika
disimak dari perbedaan tersebut maka Jenis hukuman disiplin yang ada pada
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS jauh lebih berat
karena pada tingkat hukuman disiplin sedang yaitu hukuman disiplin penurunan
gaji dihilangkan/kemudian diganti dengan penurunan pangkat selama 1 tahun.
Penurunan pangkat 1 tahun adalah salah satu hukuman disipil berat pada PP
Nomor 30 Tahun 1980, kemudian pada tingkat Hukuman Disiplin berat yang ada
pada PP Nomor 53 Tahun 2010 sebagai tambahannya adanya penurunan pangkat
selama 3 tahun dan penurun jabatan/eselon, dua hukuman disiplin ini termasuk
tingkat hukuman disiplin berat pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
Adanya hukuman disiplin pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
pada hukuman disiplin tingkat berat sebagai pertimbangan bahwa sebelum
penjatuhan hukuman disiplin pembebasan jabatan, sebaiknya terlebih dahulu
diberikan hukuman disiplin penurunan jabatan, karena disadari bahwa memperoleh
suatu jabatan amat susah, seseorang meniti karier cukup lama, sehingga sebelum
dijatuhkan hukuman disiplin pembebasan jabatan maka terlebih dahulu diberikan
hukuman disiplin. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
B. Pelanggaran Terhadap Kewajiban
Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran karena tidak melaksanakan
kewajiban atau larangan dilanggar. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
ini sudah secara tegas mengatur tentang bagaimana bentuk pelanggaran terhadap
kewajiban dan apa saja hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap
pelanggaran kewajiban. Berikut ini penulis menyajikan hukuman disiplin yang
13
dijatuhkan terhadap pelanggaran kewajiban berdasarkan pasal 8 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sebagai berikut :
1. Hukuman disiplin ringan dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban yaitu :
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah, pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
b. Menataati segala peraturan perundang-undangan, apabila berdampak negatif
pada unit kerja
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada unit kerja
d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat PNS, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
e. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan, dan materill, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada unit kerja
i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa :
1). Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama
5 (lima) hari kerja
2). Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja
3). Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa
alasan yang sah selama 11 (sebelas) hari sampai dengan 15 (lima belas) hari
j. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
k. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
14
l. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran
dilakukan dengan tidak sengaja
m. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
n. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang ,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
2. Hukuman Disiplin Sedang
Hukuman disiplin sedang dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban :
a. Mengucapkan sumpah /janji, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan
yang sah
b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan, apabila pelanggaran dilakukan tanpa
alasan yang sah
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undangan-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi
instansi yang bersangkutan
d. Menaati segala peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran
berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan
e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab, apabila pelanggaran
berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan
f. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS,
apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan
g. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi
yang bersangkutan
h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi
yang bersangkutan
i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang
bersangkutan
15
j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di
bidang keamanan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
instansi yang bersangkutan
k. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, sebagaimana dimaksud pasal 3
angka 11 berupa :
1). Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun bagi PNS yang
tidak masuk kerja tanpa alas an yang sah selama 16 (enam belas) sampai
dengan 20 (dua puluh) hari kerja
2). Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai 25
(dua puluh lima) hari kerja, dan
3). Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi
PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh
enam ) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja
l. Mencapai sasaran kerja pegawai, apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir
tahun hanya mencapai 25 % (dua puluh lima persen) sampai dengan 50 %
(lima puluh persen
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan
n. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat,
o. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas , apabila pelanggaran
dilakukan dengan sengaja
p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier,
apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja
q. Menataai peraturan kedinasan yang ditatapkan oleh pejabat yang berwenang ,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
3. Hukuman Disiplin Berat
Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 4 dijatuhkan
bagi pelanggaran terhadap kewajiban :
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
16
Indonesia, dan Pemerintah, apabila pelanggran berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara
b. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
e. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negative pada
pemerintah dan/atau negara
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah
dan/atau negara
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan semangat untuk kepentingan
negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau
negara
h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja sebagaimana diatur dalam
pasal 3 angka 11 berupa :
1). Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi PNS
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu)
sampai dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja
2). Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi
PNS yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam)
sampai 40 (empat puluh) hari kerja
3). Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural
atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
17
selama 41 (empat puluh satu) hari kerja sampai dengan 45 (empat puluh
lima) hari kerja, dan
4). Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam ) hari
kerja atau lebih
j. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, apabila pencapaian sasaran
kerja pegawai pada akhir tahun kurang dari 25 % (dua puluh lima persen)
k. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau
negara
l. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
m. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
Dari pemaparan di atas tentang pelanggaran terhadap kewajiban, dengan
tingkat hukuman disiplin ringan , sedang maupun berat, maka yang
membedakannya adalah sejauh mana dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran
terhadap kewajiban, yaitu jika berdampak pada unit kerja maka hukuman
disiplinnya adalah ringan, jika dampak pelanggaran tersebut pada
institusi/lembaga maka hukuman disiplinnya adalah sedang tetapi jika dampak
perbuatan pelanggaran tersebut pada negara maka hukuman disiplinnya adalah
berat.
C. Pelanggaran Terhadap Larangan
Hukuman disiplin dapat diberikan bagi PNS yang melakukan
pelanggaran terhadap larangan sebagaimana yang diatur dalam pasal 11
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sebagai berikut :
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara, secara tidak sah, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
18
b. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada unit kerja
c. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
d. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada unit kerja
2. Hukuman Disiplin Sedang
a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
b. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada instansi yang bersangkutan
c. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, apabila pelanggaran
dilakukan dengan sengaja
d. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak
negatif bagi instansi
f. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara ikut serta sebagai pelaksana kampanye, menjadi
19
peserta kampanye, dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS,
sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain.
g. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan kerjanya, anggota
keluarga dan masyarakat
h. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah
atau calon kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan
surat dukungan disertai foto copy kartu penduduk sesuai peraturan
perundang-undaangan
i. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah dengan cara terlibat
dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah serta mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu
sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan
unit kerjanya, anggota keluarganya dan masyarakat .
3. Hukuman Disiplin Berat
a. Menyalahgunakan wewenang
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain.
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/
atau organisasi internasional
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultaan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing
e. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik
negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
pemerintah/atau negara
f. Melakukan kegiatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
20
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif
pada pemerintah dan/atau negara
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan
h. Menerima hadiah atau pemberian apa saja dari siapapun yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya
i. Melakukan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan suatu kerugian bagi yang dilayani
j. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada pemerintah dan/atau negara
k. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD
atau DPRD dengan cara sebagai peserta kampanye dengan menggunakan
fasilitas negara
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye
m. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
dengan cara menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye dan/atau membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye.
Untuk pelangaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati jam kerja
akan dikumulatifkan sampai akhir tahun dalam tahun berjalan, dan tidak
diakumulatifkan lagi untuk pelanggaran pada tahun depannya.
21
D. Rangkuman
Hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu : Hukuman Disiplin
Ringan, Hukuman Disiplin Ringan, Sedang dan Hukuman Disiplin tingkat Berat
yang masing-masing terdiri dari :
1. Hukuman Disiplin ringan terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis, dan
pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman disiplin sedang terdiri dari : penundaan kenaikan gaji berkala
selama 1 (satu), penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun dan
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun, dan
3. Hukuman Disiplin Berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat
lebih rendah , pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak
atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat
Dalam penjatuhan hukuman disiplin, tidak selalu berdasarkan tingkatan hukuman
disiplin tetapi sangat tergantung pada pelanggaran yang dilakukan, jika
pelanggaran terhadap kewajiban dan larang termasuk pelanggaraan berat, maka
sanksi disiplinnya dapat saja langsung pada hukuman disiplin berat, tetapi jika
pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan termasuk pelanggaran ringan,
maka hukuman disiplinnya berupa hukuman disiplin ringan. Akan tetapi
.pelanggaran yang ringan kemudian dilakukan secara berulang maka hukuman
disiplinnya dapat ditingkatkan menjadi sedang maupun berat
E. Latihan
1. Sebutkan jenis hukuman disiplin
2. Sebutkan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan yang masuk
pelanggaran tingkat sedang
3. Sebutkan pelanggaran terhadap kewajiban yang human disiplinnya tingkat berat
4. Sebutkan pelanggaran terhadap larangan yang hukuman disiplinnya tingkat
ringan
22
BAB IV
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang memiliki kewenangan dalam hal
ini adalah kewenangan menghukum. Ini tentu berbeda dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian, yaitu
kewenangannya adalah tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian. Dengan
demikian yang dimaksud dengan pejabat yang berwenang menghukum menurut
Peraturan Pemerintah Nonor 53 Tahun 2010 adalah pejabat yang memiliki kewenangan
menghukum dimana kewenangan tersebut terkait dengan jabatan dalam artian bahwa
jabatan tersebut melekat dengan kewenangan. Pejabat yang berwenang yaitu; Presiden,
menteri, Eselon I sampai dengan eselon V dan Gubernur, bupati/walikota dan beberapa
jabatan yang disetarakan . Berikut pejabat yang berwenang menghukum dan
kewenangannya sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 21
Tahun 2010 sebagai berikut :
A. Pejabat Yang Berwenang Menghukum dan Kewenangannya
1. Presiden
Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki
jabatan struktural eselon I dan jabatan lain yang pengangkatan dan
pemeberhentiannya menjadi kewenaangan presiden, untuk jenis hukuman
disiplin :
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabatan
3) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
4) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
Hukuman disiplin diatas berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian
dan untuk jenis hukuman disiplin penurunan jabatan dari eselon I menjadi eselon
II maka pengangkatannya menjadi eselon II ditetapkan oleh PPK dan dilantik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan jabatan lain yaitu yang pengangkatannya dan pemberhentiannya menjadi
kewenangan Presiden antara lain Panitera Mahkamah Agung dan Panitera
Mahkamah Konstitusi.
23
2. Instansi Pusat
a. PPK Pusat menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
1) PNS yang menduduki jabatan :
a) Struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman:
i) Teguran lisan
ii) Teguran tertulis
iii) Pernyataan tidak puas secara tertulis
iv) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
v) Penundaan kenaaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
vi) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
vii) Penerunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Fungsional tertentu Jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis
hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat
c) Fungsional umum Golongan ruang IV/d dan IV/e di lingkungannya :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
d) Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional
Penyelia di lingkungannya :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Hukuman disiplin berat
e) Struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan pejabat setara
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada PPK, untuk
jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat
24
f) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c di
lingkungannya :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
g) Struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia ke bawah di lingkungannya :
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
v) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
vi) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
h) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
2) PNS yang Dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
iii) Pembebasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman
disiplin ringan
d) Struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya
dan Penyelia ke bawah untuk jenis hukuman disiplin :
i) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
ii) Pembebasan dari jabatan
25
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan :
a) Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selamaa 3 (tiga) tahun
b) Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
v) Pembebasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman
disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya untuk jenis
hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
e) Fungsional umum golongan ruang IV/a samapai dengan IV/c jenis
hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun
f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan
Penyelia jenis hukuman disiplin :
i) Penurunan pangkat setingkat lebig rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
26
g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah jenis hukuman
disiplin :
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan:
a) Eselon I untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
c) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemeberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki
jabataan struktural eselon II ke bawah , jabatan fungsional tertentu
jenjang Utama ke bawah dan jabatan fungsional umum gololongan
IV/e ke bawah untuk jenis hukuman disiplin :
a) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
b) Pemberhentian tidak dengan hormat
6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin :
a) Hukuman disiplin sedang
b) Penurunan pangkaat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
d) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
27
7) Yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan
internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin :
a) Hukuman disiplin ringan
b) Hukuman disiplin sedang
c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Pemeberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
b. Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan :
a) Eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya, dan fungsional umum
golongan IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya untuk jenis
hukuman disiplin ringan
b) Struktural eslon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan
fungsional umum golongan III/b sampai dengan III/d untuk jenis
hukuman disiplin :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya dan
jabatan fungsional umum golongan IV/a sampai dengan IV/c untuk jenis
hukuman disiplin ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia
dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/b
untuk jenis hukuman disiplin :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
28
c. Pejabat struktural eselon II dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Struktural eslon III fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan III/ddi
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama, dan
pelaksana lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai
dengan III/b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon III jabatan fungsional tertentu jenjang
Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c
sampai dengan III/d untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon IV. Jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan II/c sampai
dengan III/b untuk jenis hukuman disiplin:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
d. Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya
1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya PPK dalam ketentuan
ini antara lain kepala kantor wilayah Kementerian Agama, Kepala
Perwakilan BPKP dan Kepala Kantor BKN
2) Pejabat Struktural eselon I yang bukan PPK
Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya pejabat struktural
eselon I yang bukan PPK dalam ketentuan ini antara lain Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Bea
dan Cukai
29
Menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi :
a) PNS yang menduduki jabatan :
i) Strukatural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia, dan fungsional umum golongan ruang III/c dan III/d di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin:tingkat ringan
ii) Struktural eselon IV ke bawah, fungsional tertentu, jenjang Pertama
dan Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang III/d
ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat
sedang
b) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu
jenjang Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan
ruang III/c, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
c) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang
III/d ke bawah, untuk jenis hukuman disiplin tingkat sedang
3) PPK dan membawahi pejabat struktural eselon II.b
Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya PPK dan membawahi
pejabat struktural eselon II.b dalam ketentuan ini antara lain kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM :
a) Pejabat struktural eselon II.a menetapkan penjatuhan hukuman disiplin
bagi PNS yang menduduki jabatan :
1) Struktural eselon II.b di lingkungannya untuk jenis hukuman
disiplin ringan
2) Struktural eselon III dan fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
3) Struktural eselon IV ke bawah, fungsional tertentu jenjang Pertama
dan Pelaksana lanjutan dan fungsional umum golongan ruang III/d
ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sedang
30
berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
tahun
4) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional
tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan jabatan fungsional umum
golongan ruang III/c dan III/d untuk jenis hukuman disiplin
tingkat ringan
5) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang
Pertama dan Pelaksana Lanjutaan dan jabatan fungsional umum
golongan ruang III/d ke bawah untuk jenis hukuman disiplin :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
b) Pejabat struktural eselon II.b menetapkan penjatuhan hukuman
disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan :
1) Struktural eselon III di lingkungannya untuk jenis hukuamn
disiplin ringan
2) Struktural eselon IV dan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana lanjutan dan fungsional umum golongan ruang III/d ke
bawah untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
e. Pejabat struktural eselon III dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan, dan fungsional umum golongan II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
pemula dan fungsional umum golongan ruang II/a sampai dengan III/b
di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
31
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon V jabatan fungsional tertentu jenjang
Pelaksana dan Pelaksaana Pemula dan jabatan fungsional umum golongan
ruang II/a dan II/b untuk jenis hukuman disiplin ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon V jabatan ungsional tertentu jenjang pelaksana dan
pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a
sampai dengan II/b untuk jenis hukuman disiplin
a) Penundaan kenaiksn gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
f. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon V fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
Pemula dan fungsional umum golongan ruang II/a dn II/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis
hukuman disiplin
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon V jabatan fungsional tertentu jenjang
Pelaksaana dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan
golongan II/b untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis
hukuman disiplin :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
32
g. Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin :
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai
dengan I/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d
untuk jenis hukuman disiplin ringan
3. Kepala Perwakilan Republik Indonesia
Kepala Perwakilan Republik Indonesia menetapkan penjatuhan hukuman disiplin
bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis
d) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah dan
e) Pembebasan dari jabatan
4. Instansi Daerah Provinsi
a. PPK daerah Provinsi menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:
1) PNS Daerah Provinsi yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Fungsional tertentu jenjang utama di lingkungannya untuk jenis
hukuman untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e di
lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
33
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian tidak dengan hormat
d) Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di
lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Hukuman disiplin berat
e) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang
IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak aatas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat
f) Struktural eslon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin :
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
v) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
vi) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya,
untuk jenis hukuman disiplin :
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak hormat sebagai PNS
2) PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan
a) Eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin
tingkat ringan
b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iii) Pembebabasan dari jabatan
34
c) Fungsional umum golongan IV/d dan golongan IV/e
unttuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
d) Eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang
Madya dan Penyelia ke bawah, untuk jenis hukuman
disiplin :
i) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
ii) Pembebasan dari jabatan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
a) Eselon II di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman
disiplin
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih reendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
v) Pembebasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan IV/e untuk jenis
hukuman disiplin :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya, untuk jenis hukuman
disiplin :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunaan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
35
e) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c untuk
jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia
ke bawah untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah untuk jenis hukuman
disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan
a) Eselon I untuk jenis hukuman disiplin
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Eselon II ke bawah dan fungsional terrtentu jenjang Utama ke bawah
untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
c) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah untuk jenis
hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
36
5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki
jabatan struktural eselon II ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang
Utama ke bawah dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/e ke
bawah
6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwaakilan Republik
Indonesia di luar negeri
7) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan
internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman :
a) Hukuman disiplin ringan
b) Hukuman disiplin sedang
c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
e) Pemberhentian dengan tidak hormat
b. Pejabat struktural eselon I menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional umum
golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya, untuk jenis
hukuman tinmgkat ringan
b) Eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan
fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/d di
lingkungannya, untuk jenus hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang
Madya, dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/a untuk jenis
hukuman tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia serta jabatan fungsional umum golongan ruang III/b sampai
dengan III/d untuk jenis hukuman :
a) Penundaan kenaikaan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
37
c. Pejabat struktural eselon II menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan III/d di
lingkungannya untuk jenis hukuman tingkat ringan
b) Eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b
di lingkungannya untuk jenis hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jaabatan eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda
dan Peneyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c sampai
III/d untuk jenis hukuman :disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan eselon
IV, jabatan fungsionalntertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan
dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b,
untuk jenis hukuman :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
d. Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan
golongan ruang III/b untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang
Pertama dan Pelaksana Lanjutan, jabatan fungsional umum golongan ruang
II/c sampai dengan III/b, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
38
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon V, jabataan fungsionaln tertentu jenjang Pelaksanan dan
Pelaksana Lanjutan, jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan
golongan ruang II/b untuk jenis hukuman :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
e. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan :
a) Eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b di
lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan I/d untuk
jenis hukuman :
i) Penundaan kenaiakan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya, yang
menduduki jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang
Pelaksanan dan Pelaksana Pemula, jabatan fungsional umum golongan ruang
II/a dan golongan ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis hukuman
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
f. Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai
I/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d,
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
39
5. Gubernur selaku wakil pemerintah menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:
a. PNS Daerah Kabupaten/Kota dan PNS Daerah Kabupaten/Kota yang
dipekerjakan atau diperbantukan pada Kabupaten/Kota lain dalam satu provinsi
yang menduduki jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk jenis
hukuman :
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabatan
3) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
4) Pemberhentian tidak dengan hormat
b. PNS Pusat, PNS Daerah Provinsi, dan PNS Daerah Kabupaten/Kota dari
Propinsi lain yang dipekerjakan atau diperbantukan pada kabupaten/Kota
untuk jenis hukuman :
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabaatan
6. Instansi Daerah Kabupaten/Kota
a. PPK Daerah Kabupaten/Kota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi :
1) PNS Daerah Kabupaten/Kota di lingkungannya untuk jenis hukuman :
a) Sekretaris Daerah kabupaten/Kota di lingkungannya, untuk jenis
hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Fungsional tertentu jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis
hukuman
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan IV/e untuk jenis
hukuman :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian tidak dengan hormat
40
d) Eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di
lingkungannya, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat
e) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang
IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian tidak dengan hormat
f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Hukuman disiplin berat
g) Fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan III/d fungsional
umum golongan ruang III/b ke bawah di lingkungannya, untuk jenis
hukuman :
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian dengan tidak hormat
h) Fungsional umum golongan ruang III/b kebawah di lingkungannya,
untuk jenis hukuman disiplin :
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
41
2) PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan :
a) Sekretaris daerah Kabupaten/kota , untuk jenis hukuman disiplin
tingkat ringan
b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iii) Pembebasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan IV/e untuk jenis
hukuman disiplin ringan
d) Eselon II ke bawah dn fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia
ke bawah, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan daalam rangka penurunan jabatan seringkat lebih
rendah
iii) Pembebasan dari jabatan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
a) Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman
i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dlaam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah
v) Pembebasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan
ruang IV/e untuk jenis hukuman
i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
42
d) Eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam raangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
v) Pembebasan dari jabatan
e) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia
ke bawah, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin tingkat sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka peneurunan jabatan setingkat lebih rendah.
iv) Pembebasan dari jabatan
f) Fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d, untuk
jenis hukuman
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan
a) Eselon II kebawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah, untuk
jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin tingkat sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendaah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
v) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
b) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah, untuk jenis hukuman :
i) Hukuman disiplin tingkat sedang
ii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iii) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan
struktural eselon II ke bawah dan jabatan fungsional tertentu jenjang Utama
ke bawah serta jabatan fungsional umum golongan ruang IV/e untuk jenis
hukuman
a) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
b) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
43
6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri, untuk jenis hukuman :
a) Hukuman disiplin sedang
b) Penurunan pangkat setingkat lebih rendaah selama 3 (tiga) tahun
c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
d) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
7) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan
internasional atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman :
a) Hukuman disiplin tingkat ringan
b) Hukuman disiplin tingkat sedang
c) Peneurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
e) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS
b. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin
bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon II di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Eselon III, fungsional terrtentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c, dan golongan III/d di
lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
c) Eselon IV, fungsional tertentu jenjang pertama dan pelaksana Lanjutan,
dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya, untuk jenis hukuman:
i) Penundaan kenaikaan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang
Muda dan peneyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan
III/d, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan eselon
IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan
44
jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b, untuk jenis
hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
c. Pejabat struktural eselon II menatapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan penyelia dan fungsional
umum golongan ruang III/c dan golongan III/d di lingkungannya untuk
jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Eselon IV fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan
dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon III jabatan fungsional tertentu jenjang
Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan
golongan III/d untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c
sampai deengan III/b untuk jenis hukuman :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaiakn pangkat selama 1 (satu) tahun
d. Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan :
a) Eselon IV jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan
golongan ruang III/b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin
tingkat ringan
45
b) Eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
Pemula dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan
II/b di lingkungannya untuk jenis hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pasngkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon IV, dan jabatan fungsional tertentu
jenjang Pertaama dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum
golongan ruang II/c sampai dengan golongan III/b untuk jenis hukuman
disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan dilingkungannya yang menduduki jabatan struktural
eselon V. jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b
untuk jenis hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
e. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon V , fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis
hukuman :
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana
dan Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a
dan golongan II/b untuk jenis hukuman disiplin ringan
46
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis
hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
f. Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi :
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai
dengan I/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan fungsional umum I/a sampai dengan I/d untuk jenis
hukuman disiplin ringan
Pada butir e diatas untuk jabatan eselon IV dan V atau pejabat yang setara
yaitu PNS yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu
misalnya :
1) Rektor, dan Dekan pada perguruan Tinggi Negeri , setara dengan eselon I
2) Ketua pengadilan Tinggi, setara dengan eselon II
3) Ketua Penegadilan negeri dan Direktur akademi, setara dengan eselon III
4) Kepala sekolah Menengah Atas dan Kepala sekolah Menengah Pertama. Setara
dengan eselon IV, dan
5) Kepala Sekolah Dasar dan Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak, setara dengan
eselon V
47
B. Rangkuman
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang memiliki kewenangan
menghukum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomo 53 Tahun 2010 yakni
Presiden, Pejabat Pembina Kepegawaian yaitu para Menteri, Jaksa Agung, Kepala
Pemerintahan Non Departemen (LPND), Gubernur, Bupati/Walikota dan Eselon I
sampai dengan eselon V. Kewenangan tersebut melekat pada jabatan. Ketika
kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenangan
kemudian pejabat tersebut tidak mengambil tindakan maka pejabat tersebut akan
dijatuhi hukuman disiplin.
Hukuman yang dijatuhkan kepada pejabat yang berwenang adalah sama
dengan hukuman disiplin yang akan dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran.
C. Latihan
1. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh Presiden
2. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh Gubernur
3. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh Menteri kepada
eselon I
4. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin eselon I instansi daerah
provinsi
5. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin eselon V
48
BAB V
PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan penjatuhan hukuman disiplin
adalah sebagai pembinaan bagi PNS yaitu untuk memperbaiki dan mendidik PNS
atas pelanggaran yang telah dilakukan sehingga dapat memperbaiki diri dalam
perilaku di kemudian hari. Oleh karena itu penjatuhan hukuman disiplin kepada PNS
harus berdasarkan pada prosedur penjatuhan yang telah ditentukan. Adapun proses
penjatuhan hukuman disiplin sebagai berikut :
A. Pemanggilan
Apabila seorang PNS diduga melakukan pelanggaran disiplin karena
adanya laporan atau dugaan atau tertangkap tangan / basah karena melakukan
pelanggaran disiplin, maka dilakukan pemanggilan. Pemanggilan dilakukan
secara tertulis oleh atasan langsung, atau team pemeriksa yang telah dibentuk
oleh PPK. Pemanggilan dapat dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
sebelum tanggal pemeriksaan. Apabila tanggal pemeriksaan PNS yang
bersangkutan tidak hadir maka dapat dilakukan pemanggilan kedua.
Pemanggilan kedua dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak dilakukan
pemanggilan pertama untuk pemeriksaan. Apabila pada pemanggilan kedua PNS
yang bersangkutan tidak hadir maka pejabat yang berwenang menghukum dapat
menjatuhkan hukuman disiplin sesuai dengan dugaan pelanggaran yang
dilakukan dengan berdasarkan bukti-bukti maupun keterangan yang
ada.Pemanggilan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran dengan
menggunakan contoh surat pemanggilan Anak Lampiran I-a Peraturan Kepala
BKN Nomor 21 Tahun 2010.
B. Pemeriksaan
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, atasan atau tim pemeriksa
wajib dilakukan pemeriksaan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mendapatkan kepastian apakah benar
seorang PNS melakukan pelanggaran disiplin atau tidak, dan untuk mengetahui
faktor-faktor apa yang mendorong sehingga terjadinya pelanggaran disiplin,
faktor yang menjadi latar belakang terjadi pelanggaran disiplin, inilah yang
49
menjadi pertimbangan dalam menjatuhkan hukuman disiplin dan terakhir adalah
memperlancar penyelesaian masalah kepegawaian seseorang.
Pemeriksaan pada awalnya dilakukan oleh atasan langsung, dan dari
hasil pemeriksaan tersebut dirasakan bahwa pelanggaran yang dilakukan
menjurus kepada hukuman disiplin tingkat sedang atau berat, maka pemeriksaan
dilanjutkan secara tertulis yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) oleh tim pemeriksa yang dibentuk oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian. Tim pemeriksa terdiri dari atasan langsung, pengawas
(inspektorat yang bertugas secara fungsional) dan bagian kepegawaian atau
BKD bagi instansi pemerintah daerah atau pejabat lain yang ditunjuk dengan
syarat pemeriksa tidak boleh pangkatnya lebih rendah dari PNS yang diperiksa.
Demi kelancaran pemeriksaan bagi PNS yang diperiksa karena diduga
akan dijatuhkan hukuman disiplin tingkat berat, dapat dibebaskan sementara
dari tugas jabatannya oleh atasannya sejak yg bersangkutan diperiksa, sampai
ditetapkannya keputusan hukuman disiplin. PNS yang dibebaskan sementara
dari tugas jabatannya tetap diberikan hak-hak kepegawaiannya. Apabila atasan
langsung tidak ada maka pemebebasan sementara dapat dilakukan oleh pejabat
lain, pembebasan sementara dari jabatannya dibuat menurut contoh dalam anak
Lampiran I-f Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.Bagi PNS yang
dibebaskan sementara dari jabatannya tetap masuk kerja dan diberikan hak-hak
kepegawaiannya.
Apabila atasan langsung dari PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin tidak ada ataupun terjadi kekosongan maka untuk pembebasan
sementara dari jabatan dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi.
Hasil pemeriksaan tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan kemudian
ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa. Berita
acara Pemeriksaan dapat diberikan kepada PNS yang diperiksa dalam bentuk
foto copy. Apabila PNS yang diperiksa tidak menandatangani BAP, maka BAP
tersebut tetap dapat dijadikan dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin.
Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan dibuat sesuai contoh anak Lampiran I-c
Peraturan Kepala BKN
50
C. Penjatuhan Hukuman Disiplin
Berdasarkan hasil pemeriksaan untuk PNS yang melakukan beberapa
pelanggaran disiplin dapat dijatuhkan satu hukuman disiplin yang paling berat
dari pelanggarannya, dan PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin atas
pelanggarannya kemudian mengulangi perbuatan tersebut maka dapat dijatuhkan
hukuman disiplin yang lebih berat. PNS tidak dapat dijatuhi hukuman disiplin
dua kali atau lebih untuk satu pelanggaran.
Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan akan dijatuhi hukuman
disiplin yang bukan menjadi kewenangan di instansi yang dipekerjakan atau
diperbantukan maka penjatuhan hukuman disiplinnya menjadi kewenangan
instansi induknya atas usul instansi yang dipekerjakan atau diperbantukan
disertai berita acara pemeriksaan.
Setiap hukuman disiplin harus ditetapkan dengan surat keputusan, mulai dari
teguran lisan sampai kepada pemberhentian.
Penjatuhan atas hukuman disiplin untuk setiap hukuman disiplin adalah :
a. Teguran Lisan
Jenis hukuman disiplin teguran lisan ditetapkan dengan surat keputusan
pejabat yang berwenang menghukum dan dalam surat keputusan disebutkan
pelanggaran yang dilakukan oleh PNS. Berbeda dengan PP Nomor 30 Tahun
1980 untuk jenis hukuman disiplin teguran lisan hanya diucapkan secara lisan
kemudian dinyatakan secara tegas oleh pejabat yang menghukum bahwa
teguran ini adalah hukuman disiplin teguran lisan.
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Teguran Lisan sebagaimana contoh Anak
Lampiran I-g Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
b. Teguran Tertulis
Jenis hukuman disiplin teguran tertulis ditetapkan dengan surat keputusan
pejabat yang berwenang menghukum dan dalam surat keputusan disebutkan
pelanggaran yang dilakukan PNS
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Teguran Tertulis sebagaimana contoh
Anak Lampiran I-h Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
51
c. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis
Jenis hukuman disiplin pernyataan tidak puas secara tertulis ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang dan dalam surat keputusan
disebutkan pelanggaran yang dilakukan oleh PNS
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pernyataan Tidak Puas sebagaimana
contoh Anak Lampiran I-i Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
d. Penundaan kenaikan gaji berkala
Jenis hukuman disiplin Penundaan Kenaikan Gaji Berkala selama 1 tahun
ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang berwenang
menghukum, dalam surat keputusan disebutkan pelanggaran yang dilakukan
oleh PNS dan masa dalam penundaan kenaikan gaji berkala akan dihitung
penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya.
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Penundaan Kenaikan Gaji Berkala
sebagaimana contoh Anak Lampiran I-j Peraturan Kepala BKN Nomor 21
Tahun 2010.
e. Penundaan Kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
Jenis hukuman disiplin penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum, dan
menyebutkan pelanggaran yang dilakukan oleh PNS. jenis hukuman disiplin
ini berlaku terhitung mulai tanggal kenaikan pangkat yang bersangkutan
dapat dipertimbangkan, kemudian masa selama penundaan kenaikan pangkat
tidak dihitung untuk kenaikan pangkat berikutnya.
Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin berupa Penundaan Kenaikan
Pangkat selama 1 Tahun sebagaimana contoh Anak Lampiran I-k Peraturan
Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
f. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
Untuk jenis hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 1 (satu) tahun ditetapkan dengan surat keputusan dan dalam
surat keputusan disebutkan pelanggaran yang dilakukan oleh PNS, setelah
menjalani hukuman disiplin pangkatnya kembali kepangkat semula dan masa
selama menjalani hukuman disiplin tidak dihitung untuk masa dalam pangkat
untuk dipertimbangkan kenaikan pangkat berikutnya. Dan kenaikan pangkat
52
berikutnya dapat dipertimbangkan paling singkat 1 (satu) tahun setelah
kembali pada pangkat semula
Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin Penurunan Pangkat 1 Tahun
sebagaimana contoh Anak Lampiran I-l Peraturan Kepala BKN Nomor 21
Tahun 2010.
g. Penurunan Pangkat selama 3 (tiga) tahun
Jenis hukuman disiplin ini Penurunan Pangkat selama 3 (tiga) tahun ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan dalam surat
ketetapan disebutkan pelanggaran, setelah menjalani hukuman disiplin berupa
penurunan pangkat selama 3 (tiga) tahun kembali kepangkat semula, masa
selama menjalani hukuman disiplin tidak dihitung sebagai masa dalam
pangkat untuk dipertimbangkan kenaikan pangkat berikutnya
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Penurunan Pangkat Selama 3 Tahun
sebagaimana contoh Anak Lampiran I-m Peraturan Kepala BKN Nomor 21
Tahun 2010.
h. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
Jenis hukuman disiplin pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat
lebih rendah ditetapkan dengan kepurtusan pejabat yantg berwenang
menghukum, dalam keputusan disebutkan pelanggaran yang dilakukan oleh
PNS , Permindahan jabataan ini dengan memperhatikan jabatan yang lowong.
Setelah pemindahan jabatan PPK harus segera menetapkan pengangkatan
dalam jabatan baru sesuai dengan kompetensi dan persyaratan jabatan baru
dan segera dilantik dan diambil sumpahnya. Tunjangan jabatan lama
dihentikan mulai bulan berikutnya dan diberikaan tunjangan jabatan baru.
Dapat dipertimbangkan dalam jabatan baru paling singkat 1 (satu) tahun
setelah yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin.
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan fungsional setingkat lebih rendah tetap menduduki pangkat
semula, PPK segera menetapkan keputusan pengangkatan dalam jabatan baru
dan diberikan tunjangan jabatan dengan jabatan baru. Jumlah angka kredit
yang dimiliki sebelum dijatuhi hukuman disiplin tetap dimiliki oleh PNS. PNS
yang bersangkutan dapat dipertimbangkan.
53
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah dengan contoh sebagaimana Anak Lampiran I-n
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
i. Pembebasan dari jabatan
Jenis hukuman disiplin berupa pembebasan jabatan ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang menghukum, dalam ketetapaan keputusan
disebutkan pelanggaran, selama menjalani hukuman disiplin PNS yang
bersangkutan tetap diberikan penghasilan kecuali tunjangan jabatan dan dapaat
diangkat kembali dalam jabatan semulaa setelah PNS tersebut paling singkat
setelah 1 (satu) tahun menjalani hukuman disiplin. Masa 1 (satu) tahun dirasa
cukup untuk menilai PNS yang bersangkutan, apakah ada perbuhan yang lebih
baik setelah menjalani hukuman disiplin.
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pembebasan dari jabatan sebagaimana
contoh Anak Lampiran I-o Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
j. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
Jenis hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri ditetapkan dengan keputusan oleh pejabat yang berwenang,
dalam surat keputusan disebutkan pelanggaran yang dilakukan oleh PNS, dan
PNS yang diberhentikan dengan hormat tersebut mendapat hak-hak
kepegawaian selama memenuhi syarat yaitu usia minimal usia 50 tahun dan
masa kerja 10 tahun.
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pemberhentian Dengan Hormat Tidak
Atas Permintaan Sendiri sebagaimana contoh Anak Lampiran I-p Peraturan
Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010.
k. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
Jenis hukuman disiplin ini ditetapkan dengan keputusan oleh pejabat yang
berwenang menghukum, dalam keputusan disebutkan pelanggaran, PNS yang
diberhentikan tidak dengan hormat tidak diberikan hak pensiun.
Surat Keputusan Hukuman Disiplin Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Sebagai PNS sebagaimana contoh Anak Lampiran I-q Peraturan Kepala BKN
Nomor 21 Tahun 2010.
54
D. Penyampaian Hukuman Disiplin
Pada prinsipnya keputusan hukuman disiplin disampaikan langsung oleh pejabat
yang berwenang menghukum, PNS dipanggil (dengan undangan), dilakukan
secara tertutup , di ruang tertutup, disaksikan dan pangkat tidak boleh lebih
rendah dari PNS yang dihukum.
Apabila PNS tempat kedudukan pejabat yang berwenang menghukum dan PNS
yang dihukum berjauhan, maka dapat ditunjuk pejabat lain untuk menyampaikan
kepada PNS yang dihukum.
E. Rangkuman
Hukuman disiplin dapat dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil dengan prosedur
penjatuhan hukumana disiplin yakni pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan
hukuman disiplin, penyampaian hukuman disiplin, keberatan dan/atau banding
administratif, sampai hukuman disiplin mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Semua hukuman disiplin ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang
berwenang, keputusan tersebut berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
F. Latihan
1. Jelaskan tata cara pemanggilan untuk pemeriksaan pelanggaran disiplin
2. Jelaskan proses pemeriksaan pelanggaran disiplin
3. Jelaskan proses penjatuhan hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat
rendah selama 1 (satu) tahun.
4. Jelaskan tata cara penyampaian keputusan hukuman disiplin
5. Jelaskan tata cara penjatuhan hukuman disiplin penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 (satu) tahun
55
BAB VI
UPAYA ADMINISTRASI
Upaya adminstratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas atas hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding
adminstratif . Banding adminstratif merupakan hak yang diberikan kepada PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin untuk digunakan apabila PNS tersebut merasa bahwa
keputusan pejabat yang berwenang menghukum tidak mencerminkan rasa keadilan atau
hukuman tersebut adalah tindakan kesewenaangan oleh pejabat yang berwenang
menghukum. Upaya administratif dapat berbentuk keberatan dan banding administratif.
Keberatan adalah upaya adminstratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
Banding administratif adalah upaya yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas terhadap hukumaan disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK).
Baik keberatan administratif maupun banding adminstratif keduanya merupakan
bentuk upaya yang dapat ditempuh oleh PNS yang dijatuhi hukuman disiplin, untuk
pembelaan diri dalam mencari kebenaran dan keadilan. Dengan demikian ketika seorang
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin, tidak serta merta keputusan hukuman disiplin itu
berlaku karena keputusaan itu belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Namun
demikian ada hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan keberatan dan ada hukuman
disiplin yang dapat diajukan keberatan.
56
A. Hukuman Disiplin yang Tidak Dapat Diajukan Keberatan
1. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden
2. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berupa :
a. Hukuman disiplin tingkat ringan
b. Hukuman disiplin tingkat sedang
c. Hukuman disiplin tingkat berat yaitu penurunan pangkat selama 3 tahun,
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah dan
pembebasan dari jabatan
3. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Gubernur selaku wakil pemerintah
berupa :
a. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
b. Pembebasan dari jabatan
4. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia
berupa:
a. Hukuman disiplin tingkat ringan
b. Pemindahan dalam rangka penurunan setingkat lebih rendah
c. Pembebasan dari jabatan
5. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat yang berwenang menghukum
berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguraan tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
B. Hukuman Disiplin yang Dapat Diajukan Keberatan
1. Hukuman disiplin yang dijatuhkan :
a. Pejabat eselon I ke bawah :
1) Penundaan kenaiakan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
b. Sekretaris Daerah/Eselon II Kabupaten/Kota ke bawah/pejabat yang setara ke
bawah:
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
57
c. Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara, yang
atasan langsungnya eselon I yang bukan PPK
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
d. Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan kantor perwakilan
provinsi bertanggung jawab kepada PPK
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
e. Eselon II di lingkungan instansi vertikal yang atasan langsungnya eselon I bukan
PPK dan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada PPK berupa:
Jenis hukuman disiplin sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun
2. Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif berupa :
a. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
b. Pemberhentian tidak dengan hormat
C. Tata Cara Pengajuan Keberatan Kepada Atasan Pejabat yang Berwenang Menghukum
Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin dapat mengajukan
keberatan kepada pejabat yang berwenang menghukum dengan prosedur sebagaimana
yang telah diatur yaitu :
Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum dengan memuat alasan-alasan keberatan dan tembusannya disampaikan
kepada pejabat yang berwenang menghukum dan bagian pengelola kepegawaian
Keberatan diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak ketetapan
keputusan hukuman disiplin diterima, keberatan yang diajukan melebihi 14 (empat
belas) hari kalender tidak dapat diterima. Atasan pejabat yang berwenang
menghukum setelah menerima surat keberatan dapat memperkuat, memperingan,
memperberat atau membatalkan keputusan hukuman disiplin oleh pejabat yang
berwenang menghukum.
Atasan pejabat yang berwenang menghukum, harus mengambil keputusan
selama 21 hari kerja terhitung mulai diterimanya tanggapan atas hukuman disiplin dan
pejabat yang berwenang menghukum harus memberikan pertimbangan kepada
atasannya tidak lebih dari 6 (enam) hari kerja terhitung sejak tanggapan atas keberatan
diterimanya. Apabila dalam jangka 6 (enam) hari kerja pejabat yang berwenang
58
menghukum tidak memberi pertimbangan, maka atasan pejabat yang berwenang
menghukum dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang ada. Jika atasan
pejabat yang berwenang menghukum dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) haru
tidak mengambil keputusan apapun, maka keputusan hukuman disiplin oleh pejabat
yang berwenang menghukum dinyatakan batal demi hukum dan dibuat surat
pemberitahuan ditujukan kepada PNS yang dihukum serta tembusannya kepada atasan
pejabat yang berwenang menghukum, pejabat yang berwenang menghukum serta
pejabat yang terkait.
Atasan pejabat yang berwenang menghukum tidak mengambil keputusan
atas keberatan hukuman disiplin lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja, atasan
tersebut dapat dijatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku setelah dilakukan pemeriksaan.
D. Banding Adminstratif Kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat dapat mengajukan upaya banding
adminstratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) selama tidak lebih
14 (empat belas) hari sejak Surat Keputusan pemberhentian diterima (yang
dibuktikan dengan adanya berita acara penyerahan surat keputusan HD) dan
apabila tidak mengajukan banding admnistratif maka gajinya dihentikaan pada bulan
berikutnya.
PNS yang sedang mengajukan banding administratif gajinya tetap dibayarkan
sepanjang PNS tersebut tetap masuk kerja dan melaksanakan tugas. (dan untuk dapat
bekerja seharusnya disisipkan keharusan mengajukan permohonan izin kepada
PPK karena menyangkut masalah keuangan negara). Apabila PNS tersebut masuk
kerja kemudian melakukan pelanggaran terhadap kewajiban atau larangan maka PPK
membatalkan permohonan izin masuk kerja kemudian gajinya dapat dihentikan.
PNS yang mengajukan banding administratif kepada BAPEK tidak diberikan
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pindah instansi sampai adanya keputusan
hukuman disiplin yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
59
E. Rangkuman
Upaya administratif diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi
hukuman disiplin dan tidak menerima keputusan tersebut karena dirasa keputusan
tersebut tidak mencerminkan rasa keadilan bahkan dianggap bukan sebagai
pembinaan. Oleh karenanya setiap PNS diberikan upaya administratif baik dalam
bentuk keberatan maupun banding administratif.
Keberatan dapat ditempuh apabila hukuman disiplin yang dijatuhi kepada PNS
selain pemberhentian, baik pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri maupun pemberhentian tidak dengan hormat.. Keberatan atas hukuman
disiplin ditujukan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum sedangkan
banding administratif di tujukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian
F. Latihan
1. Jelaskan pengetian upaya adminstratif
2. Apakah yang dimaksud dengan keberatan dan banding administratif
3. Sebutkan hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan keberatan
4. Sebutkan hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan
5. Jelaskan tata cara pengajuan keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum
60
BAB VII
BERLAKUNYA HUKUMAN DISIPLIN
A. Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin
1. Hukuman disiplin yang berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan yang
dijatuhkan oleh :
a. Presiden
b. Pejabat Pembina Kepagawaian untuk jenis hukuman disiplin :
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis
4. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
5. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
6. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
7. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
8. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, dan
9. Pembebasan dari jabatan
c. Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin :
1. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
2. Pembebasan dari jabatan
d. Kepala Perwakilan RI untuk jenis hukuman disiplin berupa :
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis
4. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
5. Pembebasan dari jabatan
e. Pejabat yang berwenang menghukum
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis
61
2. Hukuman disiplin berlaku pada hari ke 15 (lima belas) dan tanggal ditetapkan
keputusan apabila diajukan keberatan yang dijatuhkan oleh :
a. Pejabat struktural eselon I sampai eselon IV berupa :
1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
b.Eselon II yang atasan langsungnya PPK atau eselon I yang atasan langsungnya
bukan PPK berupa penundaan kenaikan gaji berkala
B. Hapusnya Kewajiban Menjalani Hukuman Disiplin :
1. PNS yang mencapai batas usia pensiun atau meninggal dunia pada saat
menjalani hukuman disiplin dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin
dan diberhentikan dengan hormat :
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
d. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
2. PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya adminstrasi
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
3. PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas keberatan,
dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan diberhentikan dengan
hormat
4. PNS yang sedang mengajukan banding administrastif dan telah mencapai batas
usia pensiun , apabila meninggal dunia maka yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS . Dalam hal PNS sebelumnya dijatuhi hukuman
disiplin berupa pemberhentian dengan tidak hormat, maka keputusannya ditinjau
kembali oleh pejabat yang berwenang dan menjadi keputusan pemberhentian
dengan hormat.
62
C. Hak-hak kepegawaian
1. PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya administratif,
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak
kepegawaiannya berdasarkan ketentuan peraturan-perundang-undangan
2. PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas keberatan,
dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS serta diberikan hak-hak kepegawaiannya
3. PNS yang sedang mengajukan banding administratif dan telah mencapai batas
usia pensiun apabila meninggal dunia maka yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak kepegawaian
4. PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas banding
admnistratif, diberhentikan pembayaran gajinya sampai ditetapkannya
keputusan banding administratif
D. Rangkuman
Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
mempunyai masa berlaku sesuai ketentuan yang telah diatur oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun
2010 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk
hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan adalah setelah 14 hari apabila
tidak diajukan keberatan, jika diajukan keberatan dapat berlaku setelah keputusan
hukuman disiplin tersebut mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
E. Latihan
1. Sebutkan hukuman disiplin yang berlaku sejak tanggal di tetapkan
2. Sebutkan hukuman disiplin yang berlaku pada hari ke 15 apabila tidak ada
banding administrasi
3. Bagaimana hukuman disiplin yang sedang menjalani oleh PNS yang mencapai
batas usia pensiun
4. Bagaimana hukuman disiplin yang sedang dijalani kemudian PNS tersebut
meninggal dunia
63
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
A. Ketentuan Lain-Lain
Pada Bab VII pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 diatur tentang
ketentuan penutup, dan ketentuan lain-lain pada Peraturan Kepala BKN Nomor 21
Tahun 2010 , maka pada modul ini penulis melihat beberapa ketentuan tersebut
menjadi perhatian serius bagi pejabat Pembina kepegawaian maupun pejabat yang
berwenang menghukum antara lain :
1. Apabila seorang PNS diusulkan dijatuhi hukuman disiplin berupa pemindahan
dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, terlebih dahulu
memperhatikan jabatan yang lowong dan kompetensinya
2. PNS yang sedang mengajukan upaya administrasi tidak diberikan kenaikan
pangkat dan/atau sedang mengajukan upaya administrasi tidak diberikan
kenaikan pangkat dan/atau kenaikan gaji berkala sampai ditetapkannya
keputusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
3. PNS yang sedang proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelaanggaran
disiplin atau sedang mengajukan upaya administrasi tidak dapat disetujui
pindah instansi
4. PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukaan
pelanggaraan disiplin tidak dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya
5. PNS yang sedang menjalani hukuman disiplin tidak boleh dipertimbangkan
kenaikan pangkatnya dan kenaikan gaji berkalanya
6. Hasil pemeriksaan pihak yang berwajib dan unsur pengawas dapat digunakan
sebagaai bahan untuk melakukan pemeriksaan atau melengkapi berita acara
pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
7. Surat panggilan, berita acara pemeriksaan, surat keputusan dan bahan lain
yang menyangkut hukuman disiplin adalah bersifat rahasia
8. Calon PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang dan berat
dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS dan
diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian
tidak dengan hormat
64
9. Apabila PNS masih menjalani hukuman disiplin karena melanggar kewajiban
masuk kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja dan melakukan
pelanggaran tidak masuk kerja lagi, maka kepada PNS yang bersangkutan
dijatuhi hukuman disiplin lebih berat dan sisa hukuman disiplin yang harus
dijalani dianggap selesai dan berlanjut dengaan hukuman disiplin yang baru
ditetapkan
10. Apabila PNS yang sebelumnya dijatuhi hukuman disiplin penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun dan baru menjalani sebagian dari
masa hukuman , apabila yang bersangkutan kemudian dijatuhi hukuman
disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
maka PNS yang bersangkutan hanya menjalani masa hukuman selama 3 (tiga)
tahun ke depan
11. Pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuaan jam
kerja dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan yaitu
mulai bulan januari sampai dengan bulan desember tahun yang bersangkutan
12. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS terhadap pelanggaran
disiplin tidak masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja selama 46 (empat
puluh enam) hari atau lebih didasarkan pertimbangan objektif dari PPK
B. Ketentuan Peralihan
Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah pengganti dari
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, maka dalam penerapan dilapangan
akan banyak menghadapi permasalahan terutama pada masa peralihan ini, oleh
sebab itu, diaturlah tentang ketentuan peralihan sebagai berikut :
1. Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan sedang dijalani oleh PNS dinyatakan
tetap berlaku
2. Keberatan yang diajukan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
atau banding administratif kepada BAPEK sebelum berlakunya Peraaturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 diselesaikan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nonor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil
65
3. Apabila telah terjadi pelanggaran disiplin dan telah dilakukan pemeriksaan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dan Surat Edaran
Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor : 23/SE/1980 tentang
Peraturan Disiplin PNS, maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses
selanjutnya berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nonor 53 Tahun
2010 dengan ketentuan :
a. Apabila ketentuan yang dilanggar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 terdapat juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 maka penjatuhan hukumannya disesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
b. Apabila ketentuan yang dilanggar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 tidak terdapat secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010, maka untuk menentukan jenis pelanggarannya disesuaikan
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
4. Apabila terjadi pelanggaran disiplin sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 dan belum dilakukan pemeriksaan, maka berlaku
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
5. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS , bagi PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990,
dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin tingkat berat berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
6. Dengan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku ketentuan Pasal 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS sebagaimana
telah diubah dua kali terakhir dengaan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
2008, bagi PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 2 (dua)
bulan atau lebih terus menerus sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010, maka yang bersangkutan diperiksa dan dijatuhi
hukuman disiplin atas pelanggaran ketentuan masuk kerja dan menaati jam
kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
66
BAB IX
PENDOKUMENTASIAN
Penegakan Disiplin PNS tidak akan berjalan hanya pada sebatas penjatuhan
hukuman disiplin bagi yang melanggar, tetapi penegakan disiplin tidak bisa lepas
dari peran administrasi itu sendiri terutama pendokumentasian.
Pendokumentasian dalam penegakan disiplin dimaksudkan agar tercipta tertib
administrasi bagi pejabat pengelola kepegawaian, karena pendokumentasian ini
sifatnya wajib terutama setiap keputusan hukuman disiplin PNS di
lingkungannya.
Pada Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 anak lampiran I-w adalah
contoh Kartu Hukuman Disiplin PNS. (seiring dengan kemajuan teknologi,
sebaiknya pendokumentasian dilakukan dalam 2 cara : fisik (hard copy) dan
non fisik (soft copy) dalam komputer yang sewaktu-waktu bila diperlukan
menjadi lebih mudah pencariannya.)
KARTU HUKUMAN DISIPLIN PNS
No
JENIS HUKUMAN
DISIPLIN YANG
DIJATUHKAN
KEPUTUSAN
KET
PEJABAT NOMOR TANGGAL
1 2 3 4 5 6
67
DAFTAR PUSTAKA
Prijadarmanto Soegeng, Kiat Pembinaan Disiplin, PT. Pradiya Paramita, 1987 Jakarta
Kamus Besar bahasa Indonesia
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 9 Tahun
2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Pertimbangan
Kepegawaian
Surat Mahkamah Agung No 222/Td.TUN/X/1993 tanggal 14 Oktober 1993 Tentang
Juklak Pengadilan