1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Butir‐butir positif dari sistem pendidikan pesantren yang perlu dikembangkan dalam Sistem
Pendidikan Nasional, (dengan melalui berbagai penyesuaian dengan tentangan zamannya, lihat
butir‐butir plus‐minus dan saran selanjutnya) adalah sebagai berikut:
a. Pandangan pesantren bahwa manusia dilahirkan menurut fitrah‐nya masing‐masing. Tugas pendidikan adalah untuk mengembangkan daya‐daya positif (Ilahiyyah) dan mencegah timbulnya daya‐daya negatif (syaitaniyyah).
b. Pandangan bahwa tugas melaksanakan pendidikan dipandang sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, di dalam menjalankan proses kegiatan belajar‐mengajar seyogianya dilakukan dengan ikhlas dan mengharap rida Tuhan.
c. Hubungan yang baik dan saling menghormati antara murid dan guru. Murid percaya bahwa dirinya tidak akan menjadi orang baik dan pandai tanpa guru, dan guru di dalam melaksanakan tugasnya dirasakan sebagai mengemban amanat Tuhan.
d. Lembaga Pendidikan Pesantren dipandang sebagai tempat mencari ilmu dan mengabdi, bukan sebagai tempat mencari kelas dan ijazah.
e. Metode belajar halaqah dan sorogan (disesuaikan dengan zamannya, lihat butir‐butir plus‐minus).
f. Nilai pendidikan dengan sistem asrama : 1). Pandangan bahwa dalam hal hak, orang sebaiknya mendahulukan hak orang lain daripada haknya sendiri, tetapi dalam hal kewajiban, orang sebaiknya mendahulukan kewajiban diri sendiri sebelum orang lain. 2). Keteladanan dan berlomba dalam kebajikan dalam hal mengamalkan ajaran agama dalam hidup keseharian di pesantren.
g. Pandangan hidup jangka panjang dan menyeluruh: Bagi orang yang benar‐benar percaya kepada Tuhan, maka ia bersikap optimistis dalam menjalani kehidupan. Ia tidak akan putus asa jika menerima musibah, dan sebaliknya ia juga tidak "lupa daratan" jika memperoleh keuntungan, karena setiap peristiwa dipandang belum final dan semua peristiwa pada akhirnya akan kembali ke kebenaran Tuhan, sekalipun pada waktu itu ia belum mengerti.
2. Butir‐butir negatif dari sistem pendidikan pesantren yang tidak perlu dikembangkan lebih lanjut
dalam sistem pendidikan pesantren, karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan zaman adalah sebagai
berikut:
a. Pandangan bahwa ilmu adalah hal yang sudah mapan dan dapat diperoleh melalui berkah kiai.
b. Pandangan tidak kritis yang menyatakan bahwa apa‐apa yang diajarkan oleh kiai, ustaz dan kitab‐kitab agama diterima sebagai kebenaran yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
c. Pandangan bahwa kehidupan ukhrawi paling penting, sedang kehidupan duniawi dipandang
2
tidak atau kurang penting. d. Metode belajar dengan menghafal dan pemikiran tradisional yang diterapkan untuk semua
ilmu. e. Kepatuhan mutlak pada guru dan pada kehidupan kolektif (asrama), sehingga dapat
menghambat perkembangan individualitas (jati diri) dan menghambat timbulnya berpikir kritis.
f. Pandangan hidup fatalistis yang menyerahkan nasib kepada keadaan, dan perilaku sakral dalam menghadapi berbagai realita kehidupan keduniawian sehari‐hari.
3. Butir‐butir plus‐minus, yaitu butir‐butir yang perlu dikembangkan lebih lanjut dari sistem pesantren ke dalam Sistem Pendidikan Nasional, tetapi sebelumnya harus disempurnakan lebih dulu, adalah sebagai berikut:
a. Sistem asrama. Untuk mencegah ekses‐ekses negatif dari asrama sebagaimana disebutkan di muka, sistem "asrama di masa depan" harus mampu berfungsi sebagai forum dialog untuk mengembangkan ilmu dan kepribadian yang seimbang antara kepribadian individual dan kolektif. Dalam konsep "asrama masa depan", hubungan para santri dengan keluarganya masing‐masing tidak terputus dan mempunyai waktu berkumpul dengannya lebih sering, sehingga dapat dijaga identitas keluarga untuk tidak hanyut dalam kepribadian kolektif (asrama), tetapi ia tetap terikat selama 24 jam dengan program‐program kegiatan ilmiah yang telah direncanakan bersama.
b. Metode halaqah. Metode halaqah di pesantren adalah cara belajar bersama antar santri untuk memahami ajaran kiai, ustaz dan isi kitab. Arahnya untuk menanyakan dari segi "apanya" dan untuk "memiliki" ilmu‐ilmu yang telah diajarkan kepadanya. Dengan kata lain metode yang digunakan dalam halaqah adalah menghafal. Hal seperti itu perlu diubah dan ditingkatkan menjadi menanyakan ilmu dari segi "mengapa"
dan "bagaimana" perspektif atau perkembangannya mendatang, serta memperlakukan forum
htalaqah sebagai proses "menjadi", yaitu memandang ilmu sebagai sarana untuk me‐
ngembangkan kepribadian intelektualnya. Dengan demikian, dalam konsep "menjadi" ilmu
dipandang sebagai instrumen atau sarana, dan oleh karena itu ilmu tidak akan teralienasi dari
pribadinya, sebaliknyadalam konsep "memiliki" yang diperoleh melalui metode hafalan
memungkinkan teralienasinya ilmu dari pribadinya. Oleh karena itu, metode halaqah tersebut
perlu dikembangkan dari metode hafalan menjadi dialog. Demikian pula halnya dengan metode
sorogan, perlu ditingkatkan dari murid siap menerima pelajaran dari guru, menjadi murid siap
berdialog dengan guru dalam rangka mengembangkan kepribadian intelektualnya atau
mengembangkan pemikiran kritis.
c. Jenis kepemimpinan. Kepemimpinan karismatik (agama) perlu dilengkapi atau dikembangkan dengan kepemimpinan rasional (ilmu), agar lebih mampu menghadapi tantangan zamannya.
4. Bentuk pendidikan pesantren di masa depan seharusnya merupakan sekolah (madrasah) dengan
kurikulum: 30% moral (agama), 70% akal (pengetahuan umum atau metode berpikir) dan dilaksanakan
dalam kultur pesantren lengkap dengan konsep "asrama masa depan" yang kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang diasuhnya, serta mampu menciptakan program‐program
kegiatan ilmiah sesuai dengan tantangan zamannya. Untuk itu pesantren perlu mengadopsi dan
mengembangkan budaya berpikir: deduktif, induktif, kausalitas, dan kritis dari Sistem Pendidikan
Nasional, sehingga lulusannya mampu mengamalkan dan mengembangkan ilmunya di bawah bimbingan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hal ini juga penting untuk menjadikan pesantren
3
sebagai lembaga penyuluhan pembangunan nasional yang efektif dan efisien, melengkapi penggunaan
pendekatan bahasa agama di dalam mengajak umat berpartisipasi dalam pembangunan, sebagaimana
selama ini dilakukan oleh pesantren
SARAN
1. Pesantren perlu mengembangkan pembaruan pemikiran dalam memahami ajaran agama Islam, antara lain dengan mengembangkan teologi rasional, pengajaran filsafat, dan metode dialog.
2. Pesantren perlu mengadopsi dan mengembangkan wawasan berpikir keilmuan dari Sistem Pendidikan Nasional, yaitu metode berpikir: a). deduktif, b). induktif, c). kausalitas, dan d). kritis. Hal ini amat penting artinya jika kita ingin memanfaatkan pesantren sebagai sarana kelembagaan 'penyuluhan pembangunan nasional secara efektif dan efisien, untuk menyempurnakan pendekatan melalui bahasa agama sebagaimana selama ini digunakan oleh pesantren di dalam mengajak umat Islam melaksanakan kewajiban sosial keagamaannya.
3. Dalam rangka mengembangkan identitas pesantren dalam zaman modern ini, maka di dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, seharusnya pesantren tidak mengambil ilmu‐ilmu pengetahuan yang hanya bersumber pada hukum alam, tetapi harus bersumber pada sunnatullah.
4. Pesantren perlu mengembangkan konsep atau wawasan baru mengenai asrama sebagai salah satu ciri khasnya, yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga mampu mengembangkan ilmu‐ilmu yang diasuhnya.
5. Pesantren perlu menjadikan dirinya sebagai pusat studi pembaruan tarekat. 6. Perlu adanya kelompok ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan lembaga‐
lembaga ilmiah lainnya untuk membantu pesantren di dalam mengembangkan wawasan berpikir rasional dan ilmiah.
4
DAFTAR PUSTAKA
Biquni, A. Prof. Dr., “Islam Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dddan Teknologi”, dalam Islam dan Pendidikan Nasional, Lembaga Penelitian IAIN Jakarta, Jakarta, 1983.
Berger, Peter L., Humanisme Sosiologi, Inti Sarana (penerbit / penerjemah), Jakarta, 1985.
Berlo, D.K., The Process Of Communication, Holt Rinehart and Winston, NY, 1960.
Boland, B. J., Pergumulan Islam di Indonesia, Grafiti Press, Jakarta, 1985.
Bronfenbrenner, Uril, Two Worlds of Childhood, Penguin Books, Australia, 1974.
Departemen Agama, Nama Dan Data Pondok Pesantren Seluruh Indonesia Tahun 1984/1985, Dept.
--, Pondok Pesantren Dan Sistem Pendidikan Nasional Seri Monografi, 1984/1985, Dept. Agama,Jakarta, 1985.
Djamari, Drs. H., Nilai-Nilai Agama Dan Budaya Yang Melandasi Interaksi Sosial Di Pondok Pesantren Cikadulun Banten, Disertasi Doktor, IIUP Bandung, 1985.
Djatrnika Rachmat, Dr. H., "Pandangan Islam Tentang Pendidikan Luar Sekolah", dalam Pe-mbangunan Pendidikan Dalam Pandangan Islam, lAIN Surabaya, 1986.
Dhofier, Zamachsyari, Tradisi Pesantren, LP3ES,Jakarta, 1982.
Etzioni, A., Modern Organizations, Columbia University, Prentice Hall, Inc, New Jersey, 1964.
Fakultas Tarbiyah, Tipologi Pondok Pesantren di Kabupaten Jember, lAIN Jember,1985.
Faruki, Ismail R., Islamisasi Ilmu Pengetahuan, Anas Mahyuddin (penerjemah), Pustaka Bandung, 1984.
Fathiyah Hasan Sulaiman, Konsep Pendidikan Al-Ghazali, P3M,Jakarta, 1986. Fazlur Rahman, Islam dan
Modernisasi, Tantangan Transformasi Intelektual, Ahsin Muhammad (penerjemah), Pustaka Bandung, 1985.
Friere, Paulo, Cultural Action For Freedom, Penguin Books, USA, 1974.
Geertz, Cliffford., Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, Pustaka Jaya, Jakarta, 1981.
Ghozali, Al, Imam., Minhajul Abidin, Ir. Zakaria Adham (penerjemah), Darul Ulum Press, Jakarta, 1986. ----, Bimbingan Mu'minin Dalam mencari Redha Rabbil Alamin, Syed Ahmad Semait (alih bahasa), Pustaka
Nasional, Singapura, 1978.
----------------, O Anak M. Zein Djambek (penyalin), Tintamas, Jakarta, 1983.
Gibson, J.L. Ivancevich, J.M., Donnelly Jr, J.H., Oragnizations, Behaviour, Structure, Process, Business Publication, Inc., Dallas, Texas, 1976.
Hassan, Fuad, Prof. Dr., "Respondeo Ergosum Persepsi Filsafat Tentang Manusia", dalam Islam dan Pendidikan Nasional, Lembaga Penelitian IA1N Jakarta,Jakarta, 1983.
-----, "Selayang Pandang Tentang Pendidikan Islam", dalam Pesantren, No. I/Vol. II/1985, P3M,Jakarta, 1985.
Holt,John., Freedom And Byond, Penguin Books, Australia, 1972.
Indrawijaya, Adam Ibrahim, Drs., Perilaku Organisasi, Sinar Baru, Bandung, 1983.
Jamali, AI, Muhammad Fadhil, Dr., Filsafat Pendidikan Dalam Al Qur'an, Drs. Judi Al Falasany, (penyalur),
5
Bina Ilmu, Surabaya, 1986.
Klausmeier, HJ., Godwin W., Learning and Human Abilities, Educational Psychology 4th Edition, Harper and Row, NY, 1971.
Langgulung, Hassan, Prof. Dr., Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Al Ma'arif, Bandung, 1979. Loomis, C.P., Social System, D. van Nostrand Co, Inc., New Jersey, 1967.
Madjid, Nurcholis, "Keilmuan Pesantren, Antara Materi Dan Metodologi", dalam Pesantren, Nomor
Perdana, Oktober- Desember, 1984.
----, "Pembahasan Tentang Beberapa Segi Asketisme Dalam Beberapa Kitab Jawa dan Melayu", dalam Pandangan Hidup Ulama, Penelitian LIPI, 1987/1988.
----, Islam Kemoderenan dan Ke-Indonesiaan, Mizan, Bandung, 1987.
----, "Pendidikan Akhlak dan Akal", dalam Seminar Pendalaman Agama, Lembaga Peneli tian IAIN Jakarta, J
akana, 1985.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amanat Sejarah Umat Islam Indonesia Keputusan Rapat Pengurus Paripurna ke II, Sekretariat MUI, Mesjid Istiqlal,Jakarta,1986.
Maritain, Jacques., Education at The Crossroads New Haver and London, Yale University Press, 25th printing, 1972.
Mastuhu, "Tantangan Yang Dihadapi lAIN Jakarta Dalam Periode Pembangunan Masyarakat Modern", dalam Seminar ldentitas lAIN Jakarta, 1987.
-----, "Tiga Ulama Termasyhur Di Jawa Timur", Nadhan, Buletin tak berkala, Penelitian Agama dan Masyarakat, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),Jakarta, seri 10, Desember, 1987.
Mulder, Neils, Pribadi dan Masyarakat Jawa, Seri Budaya No.3, Sinar Harapan, Jakarta, 1985.
Nasution, Harun, “Manusia Menurut Konsep Islam”, dalam Islam dan Pendidikan Nasional, Lembaga Penelitian
Nasional, Lembaga Penelitian IAIN-Jakarta, Jakarta, 1983.
__ , Teologi Islam, Aliran-aliran Sejarah, Analisa Perbandingan, UI Press, Jakarta, 1983.
__ , Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, jakarta, 1975.
Neil, AS., Summerhill, Penguin Books, Australia, 1972.
Oepen, Manfred dan Korcher, Wolfgang (Editor), Dinamika Pesantren, P3M, Jakarta, 1987.
Prasodjo, Soedjoko, dkk., Profil Pesantren, LP3ES, Jakarta, 1973.
Qutub, Muhammad, Sistem Pendidihan Islam, Drs. Salman Harun (penerjemah), Al Ma'arif, Bandung, 1984.
Rahardjo, Dawam (Ed.), Pergumulan Dunia Pesantren P3M, Jakarta, 1983.
Ramos, Alberto Cuerriro, "Modernisasi Suatu Model Kemungkinan", dalam Beling dan Totten, Modernisasi Masalah Model Pembangunan, Bur Rasuanto (penyunting), YIIS,Jakarta, 1980.
Schlegel, Stuart, A Grounded Research Didalam Ilmu-ilmu Sosial, PLPIIS, Ujung Pandang, 1978.
Schramm W., Lerner D, Communication and Change, An East-West Center Book, The University of Hawaii, Honolulu, 1976.
Shihab, Muhammad Quraisy, Konsep Al Qur'an Tentang Hidup Manusia, dalam Sarasehan Ilmiah, Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal, Jakarta, 1987.
Siegel, Sidney, Nonpammetric Statistics, for The Behavioral Sciences, Mc Craw
Hill, International Books Co, London, 1956.
Soedjatmoko, Etika Pembangunan, LP3ES, Jakarta, 1984.
6
Steenbrink, Karel A., Pesantren, Madrasah, Sekolah, LP3ES,jakarta, 1986.
Suherman, Djamil, Umi Kalsum Kisah-Kisah Pesantren, Mizan, Bandung, 1984.
Syari'ati, Ali, Tentang Sosiologi Islam, Drs. Syaefullah Mahyudin MA (penerjemah), Ananda, Yogyakarta, 1982.
Toha, Ahmadi, (penerjemah), Ar-Risalah Imam Syafi'i, Pustaka Firdaus, jakarta, 1986.
Wahid, Abdurrahman, "Asal-Usul Tradisi Keilmuan di Pesantren", dalam Pesantren, Nomor Perdana, Oktober-Desember, P3M, Jakarta, 1984.
___ , Bunga Rampai Pesantren, Dharma Bhakti, Jakarta, 1399 H.
Wach, joachim, Sociology of Religion, The University of Chicago, USA, 1971.
Yunus, H.M. Prof., Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, cet. ke-2, Mutiara,
Jakarta, 1979.
Zuhri, KH Syaefuddin, Guruku Orang-Orang Dari Pesantren, Al Ma'arif, Bandung, 1977.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Pesantren Objek Penelitian
PESANTREN GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
DATA GULUK
1. NAMA AN∙NUQO∙ SALAFIAH DARUSSALAM TEBU IRENG KARANG A∙ PONDOK MODERN
YAH GU∙ SYAFI'I YAH BLOK AGUNG JOMBANG SEM MUHAM∙ DARUSSALAM∙
LUK∙GU∙ IBRAHIMIYAH∙SU MADIYAH GONTOR
LUK KOREJO PACIRAN
2. DIDIRIKAN
TAHUN 1887 1908 1951 1899 1949 1926
3. PENDIRI KH.SYARKAWI KHR SYAM∙ KH.MUCHTAR KH.HASYIM KH.ABDUR∙ TRIMURTI:
SOEL ARIFIN SYAFA'AT ASY'ARI RACHMAN KH.IMAM ZARKA∙
SYAMSOE∙ SJI,KH.AHMAD
RI SAHAL,KH.ZAI∙
NUDDIN FANANI
4. PIMPINAN KH.AMIR KHR.AS∙AD sda KH.YUSUF sda KH. SYUKRI A.
SEKARANG ILYAS SYAMSOEL HASYIM ZARKASJI MA
ARIFIN KH.DRS.HASSAN DAN A SAHAL,KH.SHOI∙
MAN LHAKIM
GENERASI KE∙ 3 2 1 2 I 2
5. JUMLAH 3.945 6.135 2487 2.522 2.543 2.599
SANTRI (PUTRA (PUTRA (PUTRA (PUTRA (PUTRA (PUTRA)
PUTRI) PUTRI) PUTRI) PUTRI) PUTRI)
6. JENIS PEN∙ "PESANTREN" "PESANTREN" "PESANTREN" "PESANTREN" "PESANTREN" .KMI=KULIATUL
DIDIKAN MU'ALIMIN
YG DISE∙ DINIYAH MADRASAH ISLAMIYAH
LENGGARA∙ MADRASAH MADRASAH MADRASAH (SEK∙GURU)
KAN MADRASAH SEKOlAH SEKOLAH SEKOLAH UMUM SEKOLAH .IPD‐INSTITUT
TINGGI ILMU UMUM SEKOLAH UMUM PENDIDIKAN
HUKUM ISlAM UNIVERSITAS UMUM UNIVERSITAS DARUSSALAM
DAN ILMU ISlAM ISlAM UNIVERSI∙
TARBIYAH TASMUHAM∙
MADIYAH
7. PENGASUH 14 KIAI 1 KIAI I KIAI 1 KIAI 1 KIAI 3 KIAI UTAMA
7
UTAMA UTAMA PENGASUH UTAMA
19 NYAI 9 KIAI 2 KIAI 6 DEWAN 4 KIAI 15 BADAN
ASISTEN ASISTEN KIAI ASISTEN WAKAF
174 USTAZ/ 300 USTAZ/ 150 USTAZ/ 165 USTAZ/ 231 USTAZ/ 227 USTAZ/
GURU/DOSEN GURU/DOSEN GURU GURU/DOSEN GURU/DOSEN GURU/DOSEN
8. LUASKAMPUS 5HA 8HA 4,5 HA 7HA 3,5 HA 8,5 HA
PESANTREN GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
DATA GULUK
9. BANGUNAN 2 MESJID 1 MESJID 1 MESJID 1 MESJID 1 MESJID 1 MESJID
PENTING
6 MUSALA 6 MUSALA 4 MUSALA MUSALA 2 MUSALA MUSALA
PONDOK PONDOK PONDOK PONDOK PONDOK PONDOK
485 KAMAR 260 KAMAR 240 KAMAR 140 KAMAR 50 KAMAR 450 KAMAR
RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH
KIAI KIAI KIAI KIAI KIAI KIAI
RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH
USTAZ USTAZ USTAZ USTAZ USTAZ USTAZ
GD.MADRASAH GD.MADRASAH GD.MADRASAH GD.SEKOLAH GD.MADRA GD.KMI
SAH
,GD,SEKOLAH
TINGGI GD,SEKOLAH GD.SEKOLAH UNIVERSITAS GD.SEKOLAH GD.IPD
KANTOR ,GD,UNI, ,KANTOR, PERPUSTAKA, UNIVER, AULA/BALAI
VERSITAS AN SITAS .RUMAH TAMU .KEAMANAN KANTORI/ RUMAH ,AULA .DAPUR SAN, .KEAMANAN ,KANTOR ,KANTOR
TAMU TRl
,KEAMANAN ,RUMAH TAMU .KEAMANAN
,DAPUR .MAKAM NYAII PERPUSTAKAAN SANTRI .PERPUS, ISTRI KIAI ,TOKO TAKAAN KOPERASI TOKO ,DAPUR UMUM KOPERASI ,RUMAH ,BANK TAMU ,RUANG MAKAN KANTOR .KANTOR ,TOKO KOPERASI ,MAKAM .TOKO KELUARGA ,LAPANGAN
KOPERASI OLAH RAGA
10. LlNGKAR MADURN MADURA/ PEDALAMAN PEDALAMAN PESISIR/
BUDAYA PESISIR PESISIR (NU) (NU) (MUHAMMAD, PEDALAMAN
AGAMA (NU) (NU) IYAH)
11. KITAB TABEL, TABEL . TABEL .. TABEL TABEL, TABEL ..
11, STATUS MILIK MILIK MILIK MILIK MILIK MILIK
KELEMBA, PRIBADI PRIBADI PRIBADI PRIBADI ISNTlTUSI INSTITUSI
GAAN
13. RATA,RATA Rp,11.ooo Rp.25.ooo Rp 20,000 Rp,25.000 Rp 20000 Rp,30,ooo
BIAYA SANTRI
PER BULAN
8
Lampiran 2: Daftar Kitab yang Dikaji dalam Pesantren
PESANTREN GULUK·GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
KITAB
1. TAUHID - 1.KIFAYAT 1.0ATR AL-GAIS 1.AQIDAT AL· - 1.U$UL AD-DIN
AL·J\WAM ‘AWAM
- 2.DASUQi 2.MATN - - 2.KITAB
AS-SANUSIYYAH AS·SA’ADAH
- 3.NUR 3.TIJAN - - 3.AD-DIN
AZ ZALAM AD-DARARI AL ISLAM JILID 1,2
- 4. TiJAN AD· 4.NUR - - 4.AL·ADYAN
DARARi AZ ZALAM
- - 5.AHL AS· - - - SUNNAH
WALJAMA'AH
- - 6.DAQA'IQ - - - AL·AKHBAR (Kabar dan Iangit
tentang kosmologi)
2. TAFSIR 1. TAFSiR 1.TAFSiR 1.TAFSIR 1.TAFSIR 1.TAFSiR 1.DURUS
IBNKASiR JALALAIN JALALAIN JUZ 'AMMA JALALAIN AT·TAFSIR
2.TAFSiR 2.TAFSiR AL· 2.TAFSIR AL· 2. TAFSIR JALA· 2.AL·QUR'AN 2.MIN AYAT
JALALAIN HAMANI HAMANl ZADAH LAIN AL·AHKAM
ZADAH (S.YASIN)
(S.YASIN)
- 3.TAFSiR 3.TAFSIR 3.TAFSIR - 3.TAFSIR
AL·MUNiR AL·IBRIZ AL·MUNIR AL·MADRASI (KH. BISRI
SYAMSURI)
- 4TAFSiR - 4.TAFSIR - -ALI AS· IBN KASIR
$ABUNi
3. HADIS l.SAHiH l.8ULUGAL· 1.$AHIH 1.ARBA'IN 1.RlYAD 1.BULUG
BUKHARi MARAM MUSLIM NAWAWI A$.SALlHIN AL·MARAM
2.$AHiH 2.RIYAD 2. T AJRID AS· 2.BULUG 2.BULUG AL· 2.lLM MUSTALAH
MUSLIM A$·sALlHiN $ARIYYAH AL·MARAM MARAM AL-HADIS .
3. RIYAD 3.TAJRiD 3.JAWAHIR 3.KIFAYAT 3.SAHIH -
AS·sALlHiN A$'$ARIYYAH AL·BUKHARI AL·AKHYAR MUSLIM
4.T AJRiD AS· 4.SAHiH 4.8ULUG 4.TAJRID A$· - -
$ARlYYAH BUKHARi AL·MARAM $ARIYYAH
- 5 $AHIH 5.RIYAD 5.JAWAHIR - -
MUSLIM A$.SALIHIN AL·BUKHARI
- 6.SUNAN 6.TANQIH 6.BUKHARI - -
ABU DAWUD AL·QOUL MUSLIM
- - 7.'USFURIYYAH - - -
PESANTREN GULUK‐GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
KITAB .
4. FIKIH 1.MINHAJ l.SAFINAT 1. AL‐IQNA' 1. MABADI 1.BIDAYAT 1.PENGANTAR
9
AL‐'ABlDiN AN‐NAJAH FIAL‐FADLI AL‐FIQH AL‐MUJTA‐ FIKIH 1,2
ABi SYUJA' HID
2.FATH. 2.SULLAM 2.FATH AL‐ 2. TAORiB ‐ 2.AL‐FIQH
AL‐WAHHAB AT‐TAUFIQ WAHHAB AL‐WADIH 1, 2, 3
3.FATHI 3.FATH. 3.KASYIFAT 3.FATH AL‐ ‐ 3.BIDAYAT
AL‐MU'iN AL‐OARiB AS‐SAJA Mu'iN AL‐MUJTAHID
4.FATH. 4.FATH. 4.FATH 4.FATH ‐ ‐
AL‐OARiB AL‐MU'iN AL‐MU'iN AL‐WAHHAB
5.SULLAM 5.FATH. 5.SULLAM AS‐ 5.AL ‐MUHAZZAB ‐ ‐
AT‐TAUFIQ AL‐WAHHAB SAFiNAH
6.FATH. 6.MINHAJ 6.KIFAYAT 6.AL‐ASYBAH ‐ ‐
AL‐JAWAD AL‐"ABlDiN AL‐AKHYAR WANNAZA'IR
7.MINHAJ 7.MINHAJ 7.FATH 7.MIZAN ‐ ‐
AL‐QAWiM AL‐QAWIM AL‐OARiB AL‐KUBRA
‐ 8.KIFAYAT 8.BAHJAT 8.MINHAJ ‐ ‐
AL‐AKHYAR AL‐WASA'IL AL‐'ABlDiN
‐ 9.AL‐IQNA' 9.BUGYAT ‐ ‐ ‐
Fi AL‐FADLI AL‐MUSTAR‐
ABi SYUJA' SYlDiN
‐ ‐ 10. MINHAJ AL‐ ‐ ‐ ‐
OAWIM
‐ ‐ 11.SULLAM ‐ ‐ ‐
AT‐TAUFiO
‐ ‐ 12.AL‐ASYBAH ‐ ‐ ‐
WANNAZA'IR
‐ ‐ 13.SULLAM ‐ ‐ ‐
AL‐MUNAJAT
55. USUL FIKIH ‐ 1. AL‐WARAQAT ‐ 1. AL‐MABADI' ‐ I. AL ‐MABADI' AL‐
AS‐SAHIYYAH AWWALlYYAH
‐ 2.LATA'IF ‐ 2.AL‐WARAQAT ‐ 2.AL‐BAYAN
AL‐ISYARAH
‐ 3.GAYAT AL‐ ‐ 3.JAM' AL‐ ‐ ‐
USUL JAWAMI'
‐ 4.JAMI AL‐ ‐ ‐ ‐ ‐
JAWAMI'
66. TASAWUF l. IHYA' 'ULUM l.BIDAYAT 1. lHYA' 'ULUM ‐ ‐ ‐
AD‐DiN AL ‐MUJTAHID AD‐DiN
2.DURRAT 2.IHYA‐ 'ULUM 2.SYARH ‐ ‐ ‐
AN‐NASIHIN AD‐DiN AL‐HIKAM
3.SYARH 3.TANBiH 3.BIDAYAT ‐ ‐ ‐
AL‐HlKAM AL‐GAFiLiN AL‐HIDAYAH
4.AZKAR 4.DURRAT 4. MINAH ‐ ‐ ‐
AN‐NAWAWi AN‐NASlHiN AS‐SANIYYAH
PESANTREN
ITEM
GULUK-GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
5.NAWAHI
BUS SOMAD
-
5.AN-NASA’IH
AD-DINIYYAH
-
-
-
10
7. BAHASA ARAB
A. NAHU
(Tata Kalimat)
6.IRSYAD
AL-‘IBAD
-
-
-
-
-
1.MUTAMMIMAH
2.IBN ‘AQIL
-
-
-
-
-
-
-
-
1.AJURUMIYYAH
2.IMRITI
3.MUTAMMIMAH
4.KHAWATIB
6.RISALAT AL
MU’AWWANAH
7.NASA’IH
AL-IBAD
8.QAMI’
AT-TUGYAN
9.TANBIH
AL-GAFILIN
10.DURAT
AN-NASIHIN
11.MUDRAJ
AS-SU’UD
1.IBN ‘AQIL
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.AJURUMIYYAH
2.MUTAMMIMAH
3.QAWA’ID AL-
LUGAH
4.IBN ‘AQIL
-
-
-
-
-
-
1.ALFIYAH
IBN MALIK
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.NAHW AL-
WADIH
1,2,3
2.AMSILAT AL-
I’RAB 1,2
-
-
11
B.SARAF
(Tata Kata)
C.BALAGAH
(Keindahan
Bahasa)
D.TAJWID
(Bacaan Alquran)
E.BACAAN
-
-
-
-
-
-
-
-
1.JAWAHIR
AL-MAKNUN
-
-
5.QATR
6.NAZM AL
ALFIYAH
7.IBN AQIL
8.SYUZUR AZ
ZAHAB
1.KAILANI IZZI
2.NAZM AL
MAQSUD
3. AL-AMSILAT AT
TASRIFIYYAH
4.MUGNI
AL LABIB
1.AL-LUBB
AL-MASHUN
-
-
-
-
-
1.KAILANI IZZI
2.KAFRAWI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.KAILANI IZZI
2. AL-AMSILAT AT
TASRIFIYYAH
-
-
-
1.TUHFAT
AL-ATFAL
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1. AL-AMSILAT AT
TASRIFIYYAH
-
-
-
-
-
1.DURUS AL-
LUGAH
AL-‘ARABIYYAH
JUZ 1,2
12
PESANTREN GULUK∙GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
KITAB
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 2.MUTALA'AH
HADISAH
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 3.QIRA'AH
RASYIDAH
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4.QIRA'AH
WAFIYAH
8. MANTIK ‐ ‐ ‐ 1.MUNAWWA‐ ‐ ‐
(Logika) RAH
9. AKHLAK 1.TA'LiM AL‐ 1.TA'LiM AL‐ 1. TA'LIM AL‐ ‐ ‐ 1. AT‐TARBIYAH
MUTA'ALLIM MUTA'ALLIM MUTA'ALLIM WAT∙TA'LiM 1, 2
(Pendidikan)
‐ ‐ 2.UQUD
AL LUJAIN
‐ ‐ 2.AT∙TARBIYAH
(Berkeluarga) AL∙AMALlYYAH FIAT‐TADRiS
(Pendidikan)
Lampiran 3: Butir‐butir Tujuan Pendidikan Pesantren
GULUK‐GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR
.KEPRIBADIAN . AKHLAK KARl∙ .KAWULA TE‐ .BERIMAN .KEPRIBA‐ .MUBALIG ATAU
MUSLIM MAH TAPI RASUL: DIAN MUS∙ DAI
PELAYAN MA∙ BERTAKWA LIM
.ILMU WALlYULLAH SYARAKAT .ULAMA / SARJANA
DAN PENYE∙ .BERILMU .MENEGAK∙ .DAI .MENGAJAR∙ BAR AGAMA KAN IS∙ .BERKHIDMAT PA∙
KAN ISLAM .BERBUDI LU∙ LAM DA‐ DA MASYARAKAT
.ULAMA .BELAJAR IL‐ HUR LAM MA‐
.BERMANFA‐ MU APA SAJA SYARAKAT .CAKAP DAN TE∙
.DAKWAH BIL AT BAGI DAN KEPADA .MANDIRI GUH DALAM PEN‐
LISAN DAN MASYARA‐ SIAPASAJA .BELAJAR DIRIAN
HAL KAT DAN .IZZUL ISLAM KE TING‐
SUKA MENO‐ WALMUSLI‐ KATYG. .PESANTREN SE‐
.MENEGAKKAN LONG MIN LEBIH BAGAI TEMPAT
ISLAM DALAM TINGGI IBADAH: TALA∙
MASYARAKAT BUL‐ILMI, BUKAN
TALABUL‐FASLI
DANTEMPAT
MENCARI IJA∙
ZAH UNTUK MEN∙
JADI PEGAWAI
NEGERI
13
Lampiran 4 :
Pandangan Santri terhadap Belajar di Pesantren
Tiga puluh dua (32) pernyataan (item) diajukan untuk direspons oleh santri dalam rangka
mengukur pandangan mereka terhadap belajar di pesantren. Ke32 item itu disusun berdasarkan
ilham dari skala Likert, yaitu "persetujuan berjenjang", yang dalam hal ini diberikan 4 jenjang
pilihan : setuju sekali, cenderung setuju, cenderung tidak setuju, dan tidak setuju sekali; masing‐
masing dengan skor : 4, 3, 2 dan 1. Sengaja tidak diberikan kesempatan pilihan "kosong" atau
"tidak tahu", karena peneliti ingin mendorong responden untuk menyatakan persetujuan atau
ketidaksetujuan mereka.
Ke‐32 item tersebut disusun dalam bentuk pernyataan dependen, yaitu untuk mengukur
seberapa jauh pandangan konfirmasi santri terhadap belajar di pesantren. Dengan demikian,
makin tinggi skor yang diperoleh berarti makin tinggi derajat konfirmasinya. Beberapa item
disusun dalam bentuk independen; terhadap bentuk item ini, skornya menjadi 1, 2, 3, dan 4
sehingga terdapat kesamaan pola skor dengan item dependen. Namun, secara tekstual, dalam
Islam terdapat beberapa ajaran yang kelihatannya bertentangan antara yang satu dan yang lain,
sehingga kalau santri memberikan jawaban yang sama terhadap dua hal yang berbeda tersebut
dapat
menimbulkan kesan salah paham, seolah‐olah jawaban mereka kontradiksi satu terhadap yang
lain. Padahal, hal itu sebenarnya merupakan kesatuan yang utuh dalam ajaran Islam dan sesuai
dengan kenyataan yang ada. Hal‐hal yang kelihatannya bertentangan itu merupakan suatu
dinamika dialogis tingkat tinggi yang memerlukan perenungan pemikiran filsafati yang sangat
dalam agar maknanya dapat dipahami dengan benar. Misalnya : santri percaya penuh bahwa
rezeki dan nasib manusia itu datang dari Tuhan dan telah tertulis dengan pasti dalam ayat Tuhan.
Meskipun demikian, santri tidak setuju kalau nasib baik dalam dunia ini dapat terjadi tanpa usaha
keras dari manusia itu sendiri. Berdoalah kamu seolah‐olah kamu akan mati besok, tetapi
bekerjalah kamu seolah‐olah kamu akan hidup selamanya. (Lihat item‐item dalam Lampiran 5).
Selama item‐item yang bersangkutan sesuai dengan bunyi teks ajaran Islam, item‐item itu akan
dipandang sama oleh semua santri, baik oleh mereka dari kelompok dependen maupun
independen.
Perlu disampaikan di sini bahwa pembagian pandangan dependen dan independen tidak
menunjuk perbedaan tinggi‐rendahnya kecerdasan akal atau baik buruknya perilaku seseorang,
tetapi perbedaan itu semata‐mata menunjukkan pola kecenderungan mereka terhadap belajar di
pesantren. Tinggi‐rendahnya kemampuan berpikir kritis dan baik‐buruknya perilaku dapat terjadi
baik pada mereka yang memiliki pandangan dependen maupun independen.
14
Ke‐32 item tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 aspek, yaitu : (1) Takdir Tuhan, diwakili oleh
item: 1, 2, 3, 6, 7, 28, dan 29. (2) Kiai/Kitab, diwakili oleh item: 13, 14, 15, 16, 17 dan 20. (3) IImu/
Akal, diwakili oleh item : 4,5,8,9, 11, 12, 18, dan 32. (4) Kepentingan bersama, diwakili oleh item:
21,22,23,24, dan 25. (5) Kepentingan Pribadi, diwakili oleh item: 10, 19,26, 27,30, dan 31. Jumlah
keseluruhan santri yang menjadi responden ada 1290 orang, terdir atas santri : Pondok Pesantren
Guluk‐Guluk 210 orang, Pondok Pesantren Sukorejo 233 orang, Pondok Pesantren Blok Agung
220 orang, Pondok Pesantren Tebu Ireng 210 orang, Pondok Pesantren Paciran 211 orang, dan
Pondok Pesantren Gontor 216 orang.
Rata‐rata skor pandangan mereka terhadap ke‐32 item dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 5.
Dari angka‐angka yang diperoleh, diyakini bahwa :
Pandangan santri antar pesantren tidak berbeda‐beda secara signifikan. Rata‐rata skor
pandangan mereka adalah : Pondok Pesantren Guluk‐Guluk (3,07), Pondok Pesantren Sukorejo
(3,11), Pondok Pesantren Blok Agung (3,13), Pondok Pesantren Tebu Ireng (2,95), Pondok
Pesantren Paciran (2,98), dan Pondok Pesantren Gontor (3,13). Grand Mean: 3,06, berarti : santri
setuju terhadap ke‐32 item yang diajukan kepada mereka. Artinya santri cenderung confirm
(tergantung) pada belajar di pesantren.
Namun, pandangan mereka terhadap ke‐5 aspek pandangan belajar di pesantren, berbeda
profilnya seperti berikut :
Tabel 1. RATA‐RATA SKOR PANDANGAN SANTRI MENGENAI BELAJAR DI PESANTREN DAN GRAND
MEAN
PESANTREN GULUK SUKOREJO BLOK AGUNG TEBU IRENG PACIRAN GONTOR RATA‐RATA
ASPEK GULUK KESE‐
N: 210 N: 223 N: 220 N: 210 N: 211 N :216 LURUHAN
1‐ Takdir 3,08 3,20 3,19 3,11 3,34 3,24 3,20
2. Kiai /Kitab 2,90 3,20 3,10 2,99 2,59 3,06 2,97
3. Ilmu/Akal 3,07 3,02 3,04 2,98 3,93 3,13 3,04
4. Kepentingan 2,96 2,97 3,98 2,80 2,83 2,91 2,91
bersama
5_ Kepentingan 3,37 3,18 3,37 2,91 3,14 3,31 3,21
Pribadi
Jumlah 15,38 15,57 15,68 14,79 14,93 15,65 15,33
Rata rala 3,07 3,11 3,13 2,95 2,98 3,13 3,05
Grand Mean 3,06
Grand Mean = 15,38+ 15,57+ 15,68+ 14,79+ 14,93+ 15,65+ 15,33 = 91,80 = 3,06
5x6 30
15
Atau : 3,07+3,11 +3,13+2,95+2,98+3,13+3,05 = 18,36 = 3,06
6 6
Jika tabel tersebut disajikan dalam bentuk grafik batang, maka bentuknya sebagai berikut :
PANDANGAN SANTRI TERHADAP
LIMA ASPEK BELAJAR DI PESANTREN
Guluk‐ Sukorejo Blok Agung Tebu Ireng Paciran Gontor
Guluk
Dari tabel tersebut dapat diperoleh skor rata‐rata bagi masing‐masing aspek sebagai berikut :
Takdir (3,20), Kiai/Kitab (2,97), Ilmu/Akal (3,04), Kepentingan Bersama (2,91), dan Kepentingan
Pribadi (3,21). Dengan kata lain: secara berturut‐turut, para santri tergantung pada: Pertama:
Kepentingan pribadi; dalam hal ini :selesainya tugas dan tanggung jawab pribadi (3,21), Kedua :
Takdir Tuhan; dalam hal ini: pasrah sepenuhnya kepada ketentuan Tuhan (Sunatullah) (3,20),
4,00
2,00
1,00
3,00
0,00
16
Ketiga : Ilmu/Akal; dalam hal ini: pentingnya menuntut ilmu (3,04), Keempat : Kiai/Kitab; dalam
hal ini : menghormati kiai dan percaya pada kebenaran kitab‐kitab yang diajarkan oleh kiai
kepadanya (2,97), Kelima: Kepentingan Bersama ; dalam hal ini : pentingnya mendahulukan
kepentingan bersama atau menyelesaikan urusan bersama (2,91).
Ternyata, jika kelompok santri digolongkan menjadi dua kelompok : (1) Pondok Pesantren Gontor
dan Paciran, sebagai pesantren yang menunjuk pada status milik instansi dan bukan kelompok
NU (Nahdatul Ulama), dan (2) Pondok Pesantren lainnya, milik pribadi dan kelompok NU (Guluk‐
Guluk, Sukorejo, Blok Agung dan Tebu Ireng), maka grafiknya sebagai berikut : Kelompok II (NU)
menunjukkan garis yang lebih "seragam"
Daripada Kelompok I (non NU), yang memiliki garis lebih “beragam”. Meskipun demikian, seluruh santri
dari kedua kelompok tersebut tidak berbeda dalam menetapkan urutan pilihan bidang yang ingin
ditekuni seusai mereka belajar di pesantren (lihat Lampiran 6).
PANDANGAN SANTRI TERHADAP
LIMA ASPEK BELAJAR DI PESANTREN
Kelompok I * Kelompok II
4. Secara rinci skor pandangan mengenai belajar di pesantren meliputi ke‐5 aspek: (1) Takdir Tuhan, (2)
Kiai/Kitab, (3) Ilmu/Akal, (4) Kepentingan Bersama dan (5) Kepentingan Pribadi, adalah sebagai berikut:
4
3,8
3,6
3,4
3,2
3
2,8
2,6
Takdir Kiai/Kitab Ilmu/Akal Kep.Bersama Kep.Pribadi
17
Tabel 2. PANDANGAN SANTRI MENGENAI TAKDIR TUHAN
PESANTREN GULUK· SUKO· BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA· KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
--- -- 1. Perpindahan agama
seseorang dan agama satu ke a· gama lain adalah karena TakdirTuhan.
3,89 3,91 3,85 3,67 3,75 3,65 3,78 P3/L
2. Gaji yang diteri·
ma oleh pekerja adalah rezeki Langsung dari Tuhan, jika sewak· tu·waktu hilang, hal itu berarti belum menjadi
rezekinya. 2,84 2,73 2,35 2,48 2,75 2,37 2,58 P1/B
3. Karena setiap o·
rang dilahirkan Iengkap dengan kartu nasib maka orang tidak perlu
bekerja/belajar dengan 'ngotot", cukup wajar wajar
saja. 2,83 3,26 3,29 3,16 3,38 3,65 3,26 Paa/L
4. Rezeki yang diper
oleh dengan jalan tidak halal, dan tidak mau memba· yar zakat, maka jika orang terse· but mendapat mu· sibah, hal ilu pertanda Tuhan murka dan menghu·
kumnya. 3,30 3,42 3,10 3,30 3,53 3,50 3,35 P1/L
5. Orang yang menja·
lankan ibadah de· ngan baik (salat, puasa, zakat, dsb) dengan sendirinya ia akan terjaga (terpelihara) da·
ri musibah. 2,37 3,14 3,31 2,60 3,31 2,41 2,85 P2/B
PESANTREN GULUK‐ SUKO∙ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA‐ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA
ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
28. Kehidupan dunia‐
wi adalah bayang‐
an bukan sesung ‐
guhnya. Yang se∙
sungguhnya ada∙
lah kehidupan
ukhrawi (abadi), oleh karena itu ,
18
manusia tidak
perlu bekerja
habis‐habisan,
cukup sekadar di‐
lalui saja. 2,65 2,97 3,19 3,08 3,25 3,51 3,19 P8/B
29. Seluruh perjala‐
nan hidup manu‐
sia telah tertu‐ lis dalam kartu
nasib. Oleh ka‐
rena itu, manusia
tidak perlu memb
buat perencanaan
dan menetapkan
segala sesuatu‐
nya dengan sem∙
purna. 3,69 3,01 3,28 3,52 3,42 3,62 3,43 P5/B
Jumlah 21,57 22,44 22,37 21,81 23,39 22,71 22,44
Rata‐rata 3,08 3,20 3,19 3,11 3,34 3,34 3,20
Item nomor 3 berisi pernyataan independen, oleh karena itu skornya harus dibalik. Skor
perolehan : Guluk‐Guluk : 2,17, Sukorejo : 1,74, Blok Agung: 1,71, Tebu Ireng : 1,84, Paciran : 1,62,
dan Gontor : 1,35, Skor‐skor ini harus dibalik berturut‐turut menjadi : 2,83, 3,26, 3,29, 3,16, 3,38,
dan 3,65, sehingga skor rata‐rata menjadi : 3,26. Demikian pula halnya untuk item nomor 28 dan
29. Kedua item ini memang merupakan pernyataan dependen, jadi mestinya skornya tidak perlu
dibalik, Tetapi kedua item tersebut berisi pernyataan yang berbeda arus dengan teks ajaran
Islam, oleh karena itu skornya harus dibalik, Makin rendah skor perolehan mereka, berarti makin
tinggi penolakan mereka terhadap pernyataan dalam item tersebut, dan berlaku sebaliknya :
makin tinggi skor mereka berarti makin rendah penolakannya, Berturut‐turut skor perolehan
adalah : untuk item nomor : 28: 2,65;2,03;1,81;1,92;1,75;1,40; dengan rata‐rata 1,89; jika dibalik
menjadi: 2,65;2,97;3,19;3,08;3,25;3,51; dan rata‐rata: 3,19, Untuk item nomor 29: 1,31; 1,99;
1,72; 1,40; 1,58; 1,38; 1,57; dan rata‐rata: 1,57;jika dibalik menjadi : 3,69; 3,01; 3,28; 3,52; 3,42;
3,62; dan rata‐rata menjadi: 3,43,
Terakhir, skor rata‐rata pandangan mereka mengenai aspek takdir Tuhan adalah 3,20, jauh
melebihi batas persetujuan 2,50 (lihat batas rentangan nilai di halaman 53), jadi dengan demikian
pandangan santri sangat setuju dengan takdir Tuhan, sebagai dicerminkan dalam ketujuh item
tersebut.
19
PESANTREN GULUK∙ SUKO∙ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA∙ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA ITEM N‐210 N‐223 N‐220 N‐210 N‐211 N‐216 IPD
13. Kiai/ulama ada .
lah orang pandai dan alim, tetapi dapat saja berbu‐ at salah/keliru. 3,21 3,11 3,24 3,32 3,64 3,74 3,39 P6/L
14. Berkah kiai me‐
rupakan kunci ke‐ berhasilan bela∙ jar di pesantren. 2,59 2,97 2,37 2,53 1,13 2,63 2,36 P7/L
15. Menghormati Kiai
/ustaz sepanjang hidup adalah kewa‐ jiban moral bagi seorang santri, jika ia tidak ingin ilmu yang perolehnya hilang Cuma‐ 3,40 3,69 3,29 3,25 2,83 3,41 3,31 P8/L
16. Saya percaya bah‐
wa apa‐apa yang diajarkan oleh ki∙ ai/ustaz adalah benar dan tidak Perlu dlragukan lagi. 2,59 2,88 2,95 2,69 2,11 2,89 2,66 P10/L
17. Tidak semua isi
kitab yang diajar‐
kan dalam pesan∙ tren ini (kecuali Alquran dan Ha∙ Dis selalu
b
3,11 3,60 3,70 3,14 3,39 3,16 3,35 P9/L
20. Hal penting dalam
mempelajari kitab ialah dengan meng∙ hafal dan membaca‐ nya dengan ber‐ urutan dan tidak melompat‐Iompat. 2,53 2,98 3,01 3,06 2,44 2,54 2,75 P11/L
Jumlah 17,43 19,23 18,61 17,89 15,54 18,37 17,85
Rata∙rata 2,90 3,20 3,10 2,99 2,59 3,06 2,97
Item nomor 13 dan 17 adalah item‐item independen, oleh karena itu skornya harus dibalik (lihat
Lampiran 4). Skor yang diperoleh untuk item nomor 13 adalah : Guluk‐Guluk : 1,79; Sukorejo :
1,89; Blok Agung: 1,71; Tebu Ireng : 1,68; Paciran : 1,36; dan Gontor : 1,26; harus dibalik berturut‐
turut menjadi : 3,21; 3,11; 3,24; 3,32; 3,64; dan 3,74; sehingga skor rata‐rata menjadi : 3,39.
Demikian pula halnya untuk item nomor 17 :
Berturut‐turut skor perolehan: 1,89; 1,40; 1,30; 1,86; 1,61; dan 1,84; harus dibalik menjadi : 3,11; 3,60; 3,70;
3,14; 3,39; dan 3,16; sehingga skor rata‐ratanya menjadi 3,35
20
Selanjutnya skor rata‐rata pandangan santri mengenai Kiai/Kitab adalah : 2,97. Hal ini berarti santri
setuju dengan keenam pernyataan yang mengukur pandangan mereka terhadap Kiai/Kitab tersebut. Mereka
memandang ajaran kiai dan kitab‐kitab yang dipelajari di pesantren tidak pernah keliru
Tabel 4. PANDANGAN SANTRI MENGENAI KIAI/AKAL
PESANTREN GULUK- SUKO- BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA· KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA
ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
8. Diperoleh tidak·
nya ilmu bukan tergantung pada kecerdasan akal, sangat tergantung pada ilham dan pemberian lang·
sung dari Tuhan. 2,58 2,32 2,19 2,22 2,13 2,59 2,34 P2/L
9. Kehidupan yang
baik: aman, se- jahtera, dan maju bukan tergantung pada kecerdasan akalnya dan ting. gi rendahnya ilmu dan teknologi yang dikuasai, tetapi pada moral
dan kejujuran. 2,87 2,86 3,21 3,26 3,34 3,74 3,21 P9/B
11. IImu itu pemberian
Allah, oleh karena itu diperolehnya ilmu sangat tergantung pada tirakatan : puasa-salat malam, dan sebagainya yang bermaksud mendekatkan diri dengan-Nya bukan pada kecerdasan akal dan panjang pendeknya penga- laman (pendidikan)
yang dilalui 2,58 2,32 2,19 2,22 2,13 2,59 2,34 P5/L
12. Pada dasarnya be-
lajar (mempelajari ilmu) itu adalah untuk mencari nafkah bukan untuk belajar ilmu itu
sendiri. 3,79 3,66 3,60 3,67 3,46 3,80 3,66 P2B/L
PESANTREN GULUK∙ . SUKO‐ BLOK TEBU PACI‐ GON‐ RATA‐ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RAN TOR RATA ITEM N‐210 N‐223 N‐220 N‐210 N‐211 N‐216 IPD
18. Berpikir secara
keilmuan itu ada∙ Iah berangkat da∙
21
ri fikih, bukan dari kenyataan. 3,29 3,14 3,41 3,25 3,37 3,09 3,25 P29/L
32‐ Manusia, dengan
kemampuan mampu menguasai ilmu dan teknolo‐ gi, selanjutnya dengan itu manu ‐ sia mampu mencip‐ takan dunia dan tujuan hidupnya. 2,82 3,12 3,10 2,75 2,92 2,28 2,84 P6/B
4.. Apakah boleh min‐
ta bantuan uang dari non muslim untuk membangun mesjid orang ha ‐ rus minta petun ‐ juk langsung dari
Tuhan, atau seti‐ daknya melihat fikihnya Iebih du‐ lu bukan mendahu∙ lukan keputusan akalnya. 3,38 3,38 3,26 3,17 3,42 3,20 3,30 P13/L
5. Hidup yang baik
adalah hidup yang sesuai dengan hu∙ kum fikih, bukan sesuai dengan ke∙ nyataan sekalipun kenyataan itu se‐ cara materi meng‐ untungkan. 3,27 3,39 3,37 3,37 3,50 3,80 3,45 P23/L
Jumlah 24,58 24,19 23,33 23,91 24,27 25,09 24,39
Rata‐rata 3,07 3,02 3,04 2,98 3,03 3,13 3,04
Item nomor 12 dan 32 adalah pernyataan independen, oleh karena itu skornya harus dibalik. Skor
perolehan untuk item 12 adalah : Guluk‐Guluk : 1,21; Sukorejo : 1,34; Blok Agung: 1,40; Tebu
Ireng : 1,33; Paciran: 1,54; dan Gontor: 1,20. Skor‐skor ini harus dibalik, berturut‐turut menjadi:
3,79; 3,66; 3,60; 1,67; 3,46 dan 3,80; sehingga skor rata‐rata menjadi 3,66. Untuk item 32, skor
perolehan: 2,18; 1,88; 1,90; 2,25; 2,08; 2,72 dan rata‐rata: 2,16; Jika dibalik berturut‐turut
menjadi : 2,82; 3,12; 3,10; 2,75; 2,92; 2,82 dan rata‐rata: 2,84. Akhirnya secara keseluruhan
angka‐angka tersebut menunjukkan bahwa santri setuju dengan kedelapan item mengenai
ilmu/akal. Skor rata‐rata mereka : 3,04, jadi lebih besar dari 2,50. Keenam pesantren memiliki
skor lebih besar dari 2,50; paling kecil yang dimiliki : 2,98. Mereka memandang bahwa diperoleh
tidaknya ilmu bukan ditentukan oleh kemampuan akal tetapi oleh Tuhan dan tergantung dari
kejujuran.
22
Tabel 5. PANDANGAN SANTRI MENGENAI KEPENTINGAN BERSAMA
PESANTREN GULUK∙ SUK0‐ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA∙ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA ITEM N‐210 N‐223 N0220 N‐210 N‐211 N‐216 IPD
21 Tidak peduli apa∙
kah belajar/beker‐ ja sama itu merugi‐ kan : kerja sama Itu sendiri meru‐ pakan nilai yang
sangat terpuji da‐ lam kehidupan. 3,01 3,04 3,06 3,00 3,07 2,87 3,00 P16/L
22 Mengorbankan ke ‐
pentingan din sendiri demi ke ‐ pentingan bersama adalah penlaku terpuji, apalagi demi kepentingan kiai/ustaz. 3,39 2,58 3,45 3,10 2,83 3,00 3,26 P25/L
23. Merasa sepi jika
berpisah dengan teman sesama santri. 2,93 3,00 2,85 2,88 2,95 3,06 2.94 P26/L
24. Belajar bersama
tidak selalu meng‐ untungkan, sering kali hal itu malah merugikan. 3,38 3,42 3,47 3,21 3,13 3,03 3,27 P14/L
25. Pendapat atau krl‐ .
tik teman lain sering kali meng‐ ubah pendapat atau rencana saya semula. 2,09 1,81 2,08 2,49 2,06 2,19 2,12 P15/L
Jumlah 14,80 14,85 14,91 14,68 14,04 14,15 14,59
Rata‐rata 2.96 2,97 2,98 2~ 2,80 2,83 2,91
Angka‐angka tersebut menggambarkan bahwa semua santri setuju dengan kelima item mengenai
kepentingan bersama. Tidak ada pesantren yang memiliki skor kurang dari 2,50. Rata‐rata skor
mereka 2,91. Mereka memandang bahwa mendahulukan kepentingan bersama adalah perbuatan
terpuji.
23
Tabel 6. PANDANGAN SANTRI MENGENAI KEPENTINGAN PRIBADI
PESANTREN GULUK∙ SUKO∙ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA∙ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA ITEM N=210 N=223 N=22Q N=210 N=211 N=216 IPD
10, Akhlak atau moral
adalah kunci ke ‐ berhasilan hidup, 3,74 3,38 3,76 2,73 3,38 3,75 3,50 P4/L
19, Santri Iebih suka
mempelajari hal • hal yang sudah dan pasti defini‐ sinya, bukan hal‐ yang belum jelas dan masih selisih pendapat. 2,66 2,45 2,78 2,43 2,52 2,25 2,51 P12/L
26, Pada umumnya
san
tri kurang suka menghadiri bela • jar bersama, ka • rena hal itu di‐ anggap tidak ber‐ mantaat. 3,71 3,66 3,59 3,41 3,58 3,50 3,57 P19/L
27, Dalam hal ujian,
yang penting ada‐ Iah memperoleh nilai bagus agar lulus/naik kelas, tidak paduli apa‐ kah kita setuju atau tidak dengan jawaban yang di∙ Anggap benar oleh guru penguji. 3,17 3,10 3,40 2,90 2,21 3,41 3,02 P21/L
~, Moral, kejujuran,
rendah hati dan kesungguhan ada
lah butir ‐butir nilai yang merupa∙ kan kunci keber‐ hasilan, 3,74 3,38 3,76 2,73 3,68 3,75 3,50 P7/B
31, Meskipun Tuhan
te
lah menciptakan segala sesuatunya dengan sempurna,
tetapi baik buruk∙ nya kehidupan ini sepenuhnya tung pada usaha manusia sendiri 3,24 3,11 2,97 3,30 3,21 3,20 3,17 P3/B
Jumlah 20,26 10,08 20,26 17,50 18,88 19,86 19,27
Rata‐rata 3,37 3,18 3,37 2,91 3,14 3,31 3,21
,
Item nomor 27 berisi pernyatan independen, oleh karena itu skornya harus dibalik sehingga
menjadi pernyataan dependen, yaitu makin tinggi skor berarti makin besar pandangan
tergantung, sebaliknya makin rendah skor berarti makin tidak tergantung. Skor perolehan (skor
independen) :
24
Guluk‐Guluk : 1,83; Sukorejo : 1,90; Blok Agung: 1,60; Tebu Ireng : 2,10; Paciran : 2,79; Gontor :
1,59 dan rata‐rata 1,98; jika dibalik (skor dependen), berturut‐turut menjadi : 3,17; 3,10; 3,40;
2,90; 2,21; 3,41 dan rata‐rata: 3,02.
Ternyata skor pandangan mereka rata‐rata: 3,21;jauh melebihi 2,50.Jadi mereka setuju dengan
keenam item tersebut. Mereka memandang bahwa mendahulukan beresnya urusan pribadi
merupakan perilaku terpuji dan jangan sampai mengganggu kepentingan bersama (lihat tabel 5 di
atas).
Lampiran 5. Skor Pandangan Santri terhadap Belajar di Pesantren
PESANTREN GULUK‐ SUKO‐ BLOK TEBU PAC IRAN GONTOR RATA‐‐ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
1. Perpindahan agama
seseorang dari agama satu ke agama lain adalah
karena takdir Tuhan 3,89 3,91 3,85 3,67 3,75 3,65 3,78 P3/L
2. Gaji yang diteri‐
ma oleh pekerja adalah rezeki langsung dari
Tuhan, jika sewaktu‐ waktu hilang, hal ilu berarti belum menjadi rezekinya 2,84 2,73 2,35 2,48 2,75 2,37 2,58 P1/B
3 Karena setiap o‐
rang dilahirkan lengkap dengan kartu nasib, maka orang tidak perlu Bekerja,belajar dengan 'ngotot" cukup wajar‐ wajar saja. 2,83 3,26 3,29 3,16 3,38 3,65 3,26 Paa/L
4, Apakah boleh min‐
ta bantuan uang dari non muslim untuk membangun
mesjid orang ha‐ rus minta petun‐ juk langsung dari Tuhan, atau seti‐ daknya melihat fikihnya lebih du‐ Lu bukan mendahu‐ lukan keputusan akalnya. 3,38 3,38 3,26 3,17 3,42 3,20 3,30 P13/L
5. Hldup yang baik I
adalah hidup yang
I
I sesuai dengan hu‐ kum fikih, bukan sesuai dengan ke‐
nyataan, sekalipun kenyataan itu se‐ cara materi meng‐
25
untungkan. 3,27 3,39 3,37 3,37 3,50 3,80 3,45 P23/L
PESANTREN GULUK‐ SUK0‐ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA∙ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA
ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
6. Rezeki yang diperoleh
dengan jalan tidak
halal, dan tidak mau
Membayar zakat,
maka jika orang ter‐
sebut mendapat
musibah, hal itu per‐
tanda Tuhan murka dan menghukumnya. 3,30 3,42 3,10 3,30 3,53 3,50 3,35 P1/L
7. Orang yang menja‐
lankan ibadah de∙ ngan baik (salat,
puasa, zakat,dsb)
dengan sendirinya
la akan terjaga
(terpelihara) dari
musibah. 2,37 3,14 3,31 2,60 3,31 2,41 2,85 P2/B
8. Diperoleh tidaknya
ilmu bukan tergan∙
tung pada kecerdas‐
an akal, sangat
tergantung pada
ilham dan pemberi∙
an langsung dari
Tuhan. 2,58 2,32 2,19 2,22 2,13 2,59 2,34 P2/L
g. Kehidupan yang ba∙
Ik: aman, sejah∙
tera, dan maju bu∙
kan tergantung pa∙
da kecerdasan akal‐ nya dan tinggi ren‐
dahnya ilmu dan
teknologi yang di∙
kuasai, tetapi pa∙ da moral dan keju‐
juran. 2,87 2,86 3,21 3,26 3,34 3,74 3,21 P9/B
10. Akhlak atau moral
adalah kunci keber∙
hasilan hidup. 3,74 3,38 3,76 2,73 3,38 3,75 3,50 P4/L
11 IImu itu pemberian
Allah, oleh karena
itu diperolehnya
ilmu sangat tergan∙
tung pada tirakat‐
an: puasa, salat
malam, dan sebagai‐ nya yang bermak .
sud mendekatkan di‐
ri dengan‐Nya bukan
pada kecerdasan a‐ "
kal dan panjang
pendeknya pengala‐
man (pendidikan)
yang dilalui. 2,58 2,32 2,19 2,22 2,13 2,59 2,34 P5/L
26
PESANTREN GULUK∙ SUKO‐ BLOK TEBU PACI∙ GON∙ RATA‐ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RAN TOR RATA
ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
12. Pada dasarnya be∙
lajar (mempelaja‐
ri ilmu) itu ada∙
lah untuk mencari nafkah bukan un ‐
tuk belajar ilmu
Itu sendin, 3,79 3,66 3,60 3,67 3,46 3,80 3,66 P2B/L
13, Kiai/Ulama ada ‐
lah orang pandai
dan alim, tetapi
dapat saja berbu ‐
at
salah/keliru,
3,21 3,11 3,24 3,32 3,64 3,74 3,39 P6/L
14, Berkah kiai me∙
rupakan kunci ke∙
behasilan bela‐ jar di pesantren, 2,59 2,97 2,37 2,53 1,13 2,63 2,36 P7/L
15, Menghormati Kiai
/ustaz sepanjang
hidup adalah kewa∙
jiban moral bagi
seorang santri,
jika ia tidak ing∙
in ilmu yang di .
perolehnya hilang
cuma‐cuma. 3,40 3,69 3,29 3,25 2,83 3,41 3,31 P8/L
16, Saya percaya bah∙
wa apa‐apa yang diajarkan oleh ki∙
ai/Ustaz adalah
benar dan tidak perlu diragukan
lagi 2,59 2,88 2,95 2,69 2,11 2,89 2,88 P10/L
17, Tidak semua isi
kftab yang diajar •
kan dalam pesan‐
tren ini (kecuali
Alquran dan Ha‐
dis
selalu benar. 3,11 3,60 3,70 3,14 3,39 3,16 3,35 P9/L
18, Berpikir secara
keilmuan itu ada‐ lah berangkat da∙
ri fikih, bukan dari kenyataan, 3,29 3,14 3,41 3,25 3,37 3,09 3,25 P29/L
19, Santri lebih suka
mempelajari hal ‐
hal yang sudah jelas
dan pasti defini‐
sinya, bukan hal∙
hal yang belum je ‐
las dan masih se‐
lisih
pendapat, 2,66 2,45 2,78 2,43 2,52 2,25 2,51 P12/L
27
PESANTREN GULUK‐ SUKC‐ BLOK TEBU PACI‐ GON‐ RATA‐ KOOE
GULUK REJO AGUNG IRENG RAN TOR RATA
ITEM N‐21 0 N‐223 N‐220 N‐210 N‐211 N‐216 IPO I 20. Hal penting dalam
mempelajari kitab
Ialah dengan meng‐
hafal dan membaca‐ nya dengan ber‐
urutan dan tidak melompat‐Iompat. 2,53 2,98 3,01 3,06 2,44 2,54 2,75 P11/L
21. Tidak peduli apa‐
kah belajar/beker‐
ja sama itu merugi‐
kan; kerja sama
itu sendiri meru‐ pakan nilai yang
sangat terpuji da‐
lam kehidupan. 3,01 3,04 3,06 3,00 3,07 2,87 3,00 P16/L
22. Mengorbankan ke‐
pentingan diri
sendiri demi ke‐ pentingan bersama
adalah perilaku
terpuji, apalagi
demi kepentingan
kiai/ustaz . 3,39 2,58 3,45 3,10 2,83 3,00 3,25 P25/L
23. Merasa sepi jika
berpisah dengan
teman sesama san∙ Tri. 2,93 3,00 2,85 2,88 2,95 3,06 2,94 P26/L
24. Belajar bersama
tidak selalu meng‐
untungkan, sering
kali hal itu ma‐ lah merugikan. 3,38 3,42 3,47 3,21 3,13 3,03 3,27 P14/L
25. Pendapat atau
kritik teman lain sering kali meng‐
ubah pendapat
atau rencana saya
semula. 2,09 1,81 2,08 2,49 2,06 2,19 2,12 P15/L
26. Pada umumnya san‐
tri kurang suka
menghadiri bela‐
jar bersama, ka∙
rena hal itu di‐ anggap tidak ber‐
manfaat. 3,71 3,66 3,59 3,41 3,58 3,50 3,57 P19/L
27. Dalam hal ujian,
yang penting ada‐
lah memperoleh ni‐
lai bagus agar lu ‐
lus/naik kelas,
tidak peduli apa‐ kah kita setuju
atau tidak dengan
jawaban yang di∙
anggap benar oleh
guru penguji. 3,17 3,10 3,40 2,90 2,21 3,41 3,02 P21/L
28
PESANTREN GULUK‐ SUKO‐ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR RATA‐ KODE
GULUK REJO AGUNG IRENG RATA
ITEM N=210 N=223 N=220 N=210 N=211 N=216 IPD
28. Kehidupan duniawi
adalah bayangan
bukan sesungguh ‐
nya. Yang sesung‐
guhnya adalah ke‐
hidupan ukhrawi
(abadi), oleh ka‐
rena itu manusia tidak perlu beker‐
ja habis‐habisan,
cukup sekadar di‐
Ialui saja. 2,65 2,97 3,19 3,08 3,25 3,51 3,19 P8/B
29. Seluruh perjalan‐
an hidup manusia
telah tertulis da ‐ lam kartu nasib.
Oleh karena itu
‐m.
manusia tidak perlu
membuat peren‐
canaan dan mene .
tapkan segala se‐
suatunya dengan
sempurna. 3,69 3,01 3,28 3,52 3,42 3,62 3,43 P5/B
3
0
Moral, kejujuran,
rendah hati dan
kesungguhan ada ‐
lah butir‐butir nilai yang meru ‐
pakan kunci keber‐
hasilan 3,74 3,38 3,76 2,73 3,68 3,75 3,50 P7/B
3
1
Meskipun Tuhan te‐
lah menciptakan
segala sesuatunya
dengan sempurna,
tetapi baik buruk‐
nya kehidupan ini
sepenuhnya tergan‐
tung pada usaha manusia sendiri. 3,24 3,11 2,97 3,30 3,21 3,20 3,17 P3/B
3
2
Manusia, dengan
kemampuan akalnya
mampu menguasai
ilmu dan teknolo‐ gi, selanjutnya
dengan itu manu ‐
sia mampu mencip‐
takan dunia dan tujuan hidupnya. 2,82 3,12 3,10 2,75 2,92 2,28 2,84 P6/B
•
29
Lampiran 6 : Uji Statistik
a. Untuk semua santri
Tabel : Frekuensi pilihan bidang kegiatan yang ingin ditekuni oleh santri seusai mereka belajar di
Pesantren
No. PESANTREN GULUK∙ SUKOREJO BLOK TEBU PACIRAN GONTOR TOTAL
BIDANG GULUK AGUNG IRENG
1. DAI 59(54,04) 55(57,39) 69(56,62) 58(54,04) 45(54,30) 46(55,59) 332
2. KIAI 13(26,86) 60(28,13) 28(28,13) 19(26,98) 16(26,98) 29(27,62) 165
3. GURU 30(39,39) 40(41,83) 30(41,27) 33(39,39) 50(39,58) 59(40,52) 242
4. PEGAWAI NEGERI 9(9,60) 8(10,19) 9(10,06) 11(9,60) 12(9,65) 10(9,87) 59
5. PEDAGANG 12(12,69) 10(13,48) 10(13,3O) 18(12,69) 15(12,75) 13(13,06) 78
6. BELAJAR 55(39,88) 30(42,35) 45(41,78) 41(39,88) 47(40,07) 37(41,02) 245
7. APA SAJA 32(27,51) 20(29,21) 39(28,82) 30(27,51) 26(27,64) 22(28,29) 169
210 223 220 210 211 216 1290
x2= 159,29; db= 5, P <= 0,001; Ho = DITOLAK
Uji statistik : Sidik Ragam Peringkat Satu Arah Kruskal‐Wallis mengenai perbedaan peringkat
pilihan bidang yang ingin ditekuni seusai mereka belajar di pesantren, menurut masing‐masing
pesantren.
Data statistik : Frekuensi pilihan bidang kegiatan menurut santri dan masing‐masing pesantren
No. PESANTREN GULUK∙ SUKO∙ BLOK TEBU PACIRAN GONTOR JUMLAH
BIDANG GULUK REJO AGUNG IRENG
1. DAI 59 55 69 58 45 46 332(1)
2. KIAI 13 60 28 19 16 29 165(5)
3. GURU 30 40 30 33 50 59 242(3)
4. PEG. NEGERI 9 8 9 11 12 10 59(7)
5. PEDAGANG 12 10 10 18 15 13 78(6)
6. BELAJAR KE
PERGURUAN TINGGI 55 30 35 41 47 37 245(2)
7. MENJADI APA
SAJA YANG BERMANFAAT BAGI MASY. 32 20 39 30 26 22 169(4)
JUMLAH 210 223 220 210 211 216 1290
I
30
Jika data satatistik tersebut diberi peringkat, maka kedudukannya adalah sebagai berikut:
No PESANTREN
BIDANG
GULUK-GULUK
SUKO-
REJO
BLOK
AGUNG
TEBU
IRENG
PACIRAN GONTOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DAI
KIAI
GURU
PEG.NEGRI
PEDAGANG
BELAJAR KE
PERGURUAN
TINGGI
MENJADI APA
SAJA YANG
BERMANFAAT
BAGI MASY.
39,5
10,5
22,5
2,5
8,5
36,5
25
36,5
41
30
1
5
22,5
16
42
19
22,5
2,5
5
27
29
38
15
26
7
14
31
22,5
32
13
35
8
12
34
18
33
20
39,5
5
10,5
28
17
JUMLAH RANKING 145 152 147 153,5 1552,5 153
Rumus Statistik
Catatan:
N = nj; nj: 7, karena ada 6 kolom, maka
N = 7 x 6 = 42
31
* t
T
t
T
=
=
=
=
2
4
Ranking sama
t3 – t
2
4
2
4
4
60
2
4
2
4 = 80
Dengan kata lain, urutan pilihan bidang yang ingin ditekuni oleh santri ssuai mereka belajar di pesantren
adalah:
1. Menjadi Dai 2. Melanjutkan belajar di Perguruan Tinggi 3. Menjadi Guru 4. Menjadi apa saja yang bermanfaat bagi masyarakat 5. Menjadi Kiai 6. Menjadi Pedagang 7. Menjadi Pegawai Negeri
Nilai x2 = 0,06 tersebut jauh lebih kecil harga x2 tabel dengan a = 0,05, pada d.b = k‐1 = 6‐1 = 5 yaitu : 11,07.
Dengan demikian keputusan kita adalah Menerima Ho tersebut, artinya tidak ada perbedaan urutan
ranking pilihan bidang yang ingin ditekuni oleh santri dari pesantren ke pesantren, dalam taraf kepercayaan
95%.
32
Lampiran 7 : Daftar Kegiatan Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Guluk‐Guluk
(Dakwah bil Hal)
No Kegiatan Sejak Dana Keterangan Lain
Tahun
1. Pembinaan Kelompok 1978 Dari Masyarakat tersebar di kecamatan :
Pengajian Guluk‐Guluk, Pesongsongan,
Gondang, Peragaan, dan
Dasuki. Seluruh Sumenep ada
21 Kecamatan .
2. Rukun Kematian 1978 Dari Masyarakat Jumlah anggota . 300 orang.
3. Usaha Bersama
Pengadaan Pupuk 1978 Dari Masyarakat Jumlah anggota : 150 orang.
I dan rangsangan
dariLP3ES
4. Usaha Bersama 1978 Dari Masyarakat Gagal karena tidak punya
Kerajinan Tikar dan rangsangan motivator wanita (anggotanya
I
dari LP3ES wanita) dan pendidikan
I rendah (buta huruf). Dengan
motivator pria, tidak ber‐
jalan karena tidak dapat
berkomunikasi sebab berbeda jenis kelamin.
5. Usaha Bersama 1982 Dari Masyarakat ‐
Pengelolaan Gula dan rangsangan
Siwalan Dari LP3ES
33
6. Usaha Bersama 1983 Dari Masyarakat Jumlah anggota = 90 KK di
Pengrajin Genting dan rangsangan Kecamatan Peragaan.
dari CIDA CIDA :Canadian International
Development Agency.
7. Usaha Bersama 1983 Dari Masyarakat Di desa Guluk‐Guluk, jumlah
Kelompok Tani Keeil BPM, pinjaman dari LP3ES anggota ada 20 orang.
8. Pusat Pelayanan dan 1983 Pinjaman dari Gagal karena (a) kalah ber‐
Pengembangan Usaha LP3ES Saing dengan toko‐toko besar
Bersama Dan barang‐barang dari kota
(b) Tenaga Pembina Kurang
Mampu dan
(c) Pengelolaan Kurang Kompak
9. Simpan Pinjam Ber∙ 1984 Dari Masyarakat Keanggotaan individual
jamin Barang dan rangsangan
dariLP3ES
10. Lumbung Kampung 1982 Dari Masyarakat Terdapat di Guluk‐Guluk dan
Ganding. Jumlah : 3 Lumbung
11. Pembinaan Peternakan 1984 Dari Masyarakat Gagal karena (a) Pembinaan
Unggas BPM tidak mampu (b) rugi, pen∙
dapatan tidak seimbang dan
(c) tidak tertampung dalam
pasar
No Kegiatan Sejak Dana Keterangan Lain
Tahun
12. Pembinaan Home 1983 Dari Masyarakat
Industri BPM BPM ‐
13. Pemanfaatan Pekarangan 1982 Dari Masyarakat ‐
14. Usaha Kesehatan 1978 Dari Masyarakat Rakyat sudah mulai mau meng‐
Masyarakat dan Pe‐ dan rangsangan gunakan WC Umum, dan se‐
nyebaran WC Umum dari LP3ES bagian sudah mulai memiliki
WCkeluarga
15. Pengadaan Air 1978 Dari Masyarakat Tersebar di 3 Kecamatan :
BPM, rangsangan (Guluk‐Guluk, Ganding, dan
LP3ES, CIDA dan Peragaan). Terdapat 7 tempat
IDEX (Interna‐ pompa hydran dengan sistem
tional Develop‐ filtrasi dan gravitasi. Men‐
Ment Exchange). jangkau 595 KK dan Pesantren
Dep. Dalam Negeri Guluk‐Guluk sendin.
dan UNICEF
16. Penghijauan 1976 Dari Masyarakat ‐
dan rangsangan
dari LP3ES
17. Berbagai Latihan/ 1980‐ Dari :BPM,LP3ES, Latihan keterampilan bagi
Training 1986 Asia Foundation, santri, pernah diadakan di
.Teknologi tepat JIEC (Japan In‐ Desa‐desa Guluk‐Guluk,
guna (pompa air, ternational Ganding, Peragaan, Pesantren
pompa tali, pemipil Exchange of Cul‐ Panggung, AI‐Ichsan, Sumber
jagung, dsb) ture, dsb) Ngablak, dsb.
,Perpustakaan
. Kewirausahaan
. Mengetik,
34
Pembukuan, dsb
.Fotografi
.dsb
Lampiran 8 : Sumber‐sumber Belajar Baru
Teologi Islam, oleh Harun Nasution, UI‐Press,Jakarta, 1983.
Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, oleh Harun Nasution, Bulan
BintangJakarta, 1975.
Pesantren Dalam Perubahan Sosial oleh Manfred Ziemek, P3M Jakarta, 1986.
Pergumulan Is lam di Indonesia, oleh BJ Boland, Grafika Pers Jakarta, 1985.
Pesantren Madrasah Sekolah, oleh Karel A Steenbrink, LP3ES Jakarta, 1986.
Tradisi Pesantren, oleh Zamakhsyari Dhofier, LP3ES Jakarta, 1982.
Peranan Cendekiawan Muslim, oleh Ali Syariati, Shalahuddin Press, Yogyakarta,1985.
Islam Dalam Cita dan Fakta, oleh Nasir, LEPPENAS,Jakarta, 1981.
Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi editor : Taufik Abdullah, LP3ES,Jakarta, 1979.
Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, oleh Nurcholis Madjid, Mizan, Bandung, 1987.
Merambah Jalan Baru Islam, oleh Fachry Ali dan Bachtiar Effendy.
Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, Clifford Geertz, Pustaka Jaya, Dunia Pustaka
Jaya, Jakarta, 1981.
Pergolakan Pemikiran Islam, Catatan Harian Ahmad Wahib, Penyunting Djohan Effendi dan Ismed
Natsir, LP3ES,Jakarta, 1981.
Pesantren dan Pembaharuan, Editor Dawam Raharjo, LP3ES Jakarta, 1974.
Bunga Rampai Pesantren, oleh Abdurrahman Wahid, Dharma Bhakti, Jakarta, 1399 H.
35
Majalah‐Majalah Pesantren: Prisma, Tebu Ireng, dsb, yang banyak memuat pemikiran
kontemporer mengenai pemikiran‐pemikiran Islam, Sosial, Budaya, dan sebagainya.
Tidak semua buku tersebut terdapat dalam satu pesantren. Pada umumnya dalam suatu
pesantren hanya terdapat beberapa buah saja, selebihnya terdapat pada pesantren yang lain, dan
pada umumnya buku‐buku tersebut dimiliki oleh perorangan, beberapa di antaranya menjadi
milik perpustakaan pesantren.
Lampiran 9 : Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 1982
BIDANG DISIPLIN SUB DISIPLIN
1. QURAN DAN HADIS 1. Ulumul Quran 1. Tarikh Quran
2. I1mu Qiraatil Quran
3. Balaghatul Quran
4. Tafsir
5. Muqarranatut Tafsir
2. Ulumul Hadis 1. Hadis Dirayah
2. Hadis Riwayah
3. Tarikhul Hadis
4. Wal Muhaddisin
II. PEMIKIRAN DALAM l.Ilmu Kalamj Tauhid 1. Sejarah Ilmu Kalam/Tauhid
ISLAM 2. Aliran‐aliran Ilmu Kalam/
Tauhid
3. Perbandingan aliran‐aliran
dalam Ilmu Kalam/Tauhid
2. Filsafat 1. Sejarah Filsafat
2. Konsepsi Kebutuhan
3. Konsepsi Alam
4. Konsepsi Manusia
5. Polilik
6. Akhlak
7. Mantik
3. Tasawuf 1. Sejarah Tasawuf
2. Tasawuf Akhlaki
3. Tasawuf Falsafi
4. Tarekat‐tarekat
III. FlKIH 1. Fikih Islam 1. I1mu fikih
(HUKUM ISLAM) (Hukum Islam) 2. Mazahibul Fiqh Islami
DAN PRANATA 3. Perbandingan Mazhab
SOSIAL 4. Sejarah Perkembangan hukum
Islam
5. Peradilan Islam
2. Usul Fikih 1. Usul Fikih/Usul Fikih
Muqarran
2. Filsafat Tasyriil Islamy
36
3. Pranata Sosial 1. Ilmu Siyasi
2. Institusi Masyarakat Islam
4. I1mu Falak
BIDANG DISIPLIN SUB DISIPLIN
IV. SEJARAH DAN I. Sejarah Islam I. Periodisasi Sejarah Islam
PERADABAN ISLAM 2. Filsafat Sejarah
3. Historiografi Islam
2. Peradaban Islam I. Sejarah Peradaban Islam
2. Kebudayaan Islam
V. BAHASA 1. Bahasa Arab 1. Qawaid
2. Balagah
3. lImu lugah/Fiqhul Lugah
4. Maharalul Lugawiyah
2. Sastra Arab I. Kesusastraan Arab
2. Tarikhul Adab
3. Perbandingan Sastra
4. Naqdul Adab
5. Mazahibul Adabiyah
6. Funun Arabiyah
VI. AT‐TARBIYAH AL‐ l. Al‐Tarbiyah Wal I. Asas‐asas Pendidikan Islam
ISLAM IYAH Ta'lim (Pendidikan (Ususul Tarbiyah AI‐Islamiyah)
(PENDIDlKAN ISLAM) dan Pengajaran Islam)
2. Filsarat Pendidikan Islam
(Falsafat Tarbiyah Al‐
Islamiyah)
3. Sejarah Pcndidikan Islam
(Tarikhul Tarbiyah Al‐
Islamiyah)
4. Metodologi Pengajaran
Islam (Turuqul Tarbiyah
AI‐Islamiyah)
5. Perbandingan Pendidikan
Islam (Muqaranah Tarbiyah
AI‐Islamiyah)
6. Asas‐asas Kurikulum
Pengajaran Islam (Ususul
Manahij Tarbiyah Islamiyah)
7. Pembimbing Akhlak Islam
(Tahzibul Akhlak)
8. Administrasi dan Supervisi
Islam (AI‐Idarah Madrasiyah
Wat Tartisy')
2. IImu Nafsil Islamy I. IImu Jiwa Pendidikan
(llmu Nafsil Tarbawy)
2. Kesehatan Mental
(As‐Sihhah An‐Narsiyah)
37
3. IImu Jiwa Perkembangan
(Tatawwuran Narsy)
BIDANG D I S I P L I N SUB DISIPLIN
I‐‐‐‐
VII. DAKWAH ISLAMIYAH 1. Dakwah 1. Ilmu Dakwah
2. Sejarah Penyiaran dan
Pengembangan Islam
3. Falsafah Dakwah
4. Bimbingan Sosial Keagamaan
5. Psikologi Dakwah
2. Perbandingan Agama 1. Sejarah Agama
2. Falsafah Agama
3. Sosiologi Agama
4. Ilmu Jiwa Agama
VIII. PEMIKIRAN 1. Politik
MODERN DI DUNIA (Nasionalis dan
ISLAM Pan Islam)
2. Hukum
3. Ekonomi
4. Budaya
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Ttd.
H. ALAMSJAH RATU PERWIRANEGARA