Download - Diare Akut
PENDAHULUAN
Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
pada anak di seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliar kejadian sakit dan 3-5
juta kematian setiap tahunnya. Berdasarkan hasil Rikesdas 2007 diperoleh bahwa
diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42%
dibanding pneumonia 24%, untuk golongan umur 1-4 tahun penyebab kematian
karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia 15,5%.
Infeksi saluran pencernaan disebabkan oleh berbagai enteropatogen, termasuk
bakteri, virus dan parasit. Dua tipe dasar diare infeksi akut adalah radang dan
nonradang. Pemeriksaan laboratorium untuk mengenali pathogen diare sering
tidak diperlukan Karena kebanyakan episode sembuh sendiri. Semua penderita
dengan diare memerlukan terapi cairan dan elektrolit, sedikit memerlukan
dukungan nonspesifik lain dan beberapa mendapat manfaat dari terapi
antimikroba.
Komplikasi tersering yang dapat timbul dari gastroenteritis adalah terjadinya
dehidrasi yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan keadaan
yang lebih buruk bahkan kematian. Komplikasi yang lain adalah adanya asidosis
metabolik yang dapat terjadi akibat peningkatan kehilangan basa.
Berikut ini akan dibahas refleksi kasus tentang gastroenteritis akut pada bayi
diare pada anak usia 4 tahun 6 bulan yang disertai dengan dehidrasi ringan
sedang.
1
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R A
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur : 2 tahun 9 bulan
Tanggal masuk : 16 April 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama : diare
Riwayat penyakit sekarang :
Buang air besar yang dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang
air besar sebanyak > 4 kali / hari, konsistensi fesesnya encer, berlendir, tidak ada
darah, feses tidak berbau khas, dengan warna hijau kekuningan. Buang air kecil
mulai sedikt berkurang bersamaan dengan keluhan buang air besar. Saat buang air
besar perut terasa sakit.
Muntah yang terjadi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit bersamaan
dengan keluhan sering buang air besar. Muntah sebanyak > 10 kali, dimana yang
muntahkan berupa makanan dan air. Rasa haus dan minum dengan lahap setiap
selesai muntah. Tidak ada keluhan demam.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga :
Dikeluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
Riwayat kebiasaan dan lingkungan :
Setiap sebelum makan jarang mencuci tangan. Sampah rumah tangga selalu
dibuang ditempat pembuangan sampah umum
2
Anamnesis Makanan:
ASI usia 0 - 6 bulan
MP-ASI berupa bubur saring usia 6 – 8 bulan
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
2. Pengukuran
Tanda vital : TD : 100/70 mmHg
Nadi : 86 kali / menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,6° C
Respirasi : 38 kali/menit
Berat badan : 11 kg
Tinggi badan : 90 cm
Status gizi : gizi baik (Z – score : -1 – [-2])
3. Kulit : Warna : Sawo matang
Efloresensi : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Turgor : > 2 detik (lambat)
Kepala: Bentuk : Normosefal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Palpebra : edema tidak ada
Konjungtiva : anemi tidak ada
Sklera : ikterik tidak ada
Refleks kornea : ada
Pupil : bulat, isokor
Enopthalmus / mata cekung : ada
3
Telinga : Sekret : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Hidung : Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
Mulut : Bibir : mukosa bibir agak kering
Gigi : tidak ada karies
Gusi : tidak berdarah
Lidah : Tremor/tidak : tidak tremor
Kotor/tidak : tidak kotor
Warna : kemerahan
Faring : Tidak hiperemis
Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
4. Leher :
Pembesaran kelenjar : tidak ada
Trakea : Di tengah
5. Toraks :
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk : simetris
Retraksi : Tidak ada
Palpasi : Fremitus vokal : simetris
Perkusi : Sonor kiri : kanan
Auskultasi : Suara Napas Dasar : vesikuler +/+
Suara Napas Tambahan : Rhonki dan Wheezing (-/-)
b. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : Suara dasar : S1 dan S2 regular
Bising : tidak ada
4
6. Abdomen :
Inspeksi : kesan datar
Auskultasi : bising usus (+), kesan meningkat
Perkusi : Bunyi : timpani
Asites : tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan : tidak ada
Organomegali : tidak ada
Ekstremitas : akral hangat, edema tidak ada
7. Genitalia : Tidak ada kelainan
Tanda dehidrasi WHO :
Keadaan umum : gelisah / rewel
Mata : sedikit cekung
Turgor kulit : lambat
Rasa haus : minum dengan lahap
Kesimpulan : Dehidrasi ringan-sedang
Pemeriksaan laboratorium
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,4 11,5-16,5 g/dl
Leukosit 9,2 5-15 /ul
Eritrosit 4,62 3,8-8,5 Juta/ul
Hematokrit 32,66 35-52 %
Trombosit 420 150-450 Ribu/ul
5
RESUME
Pasien anak laki – laki usia 2 tahun 9 bulan masuk dengan keluhan buang air
besar yang dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air besar
sebanyak > 4 kali / hari, konsistensi fesesnya encer, berlendir, tidak ada darah,
feses tidak berbau khas, dengan warna hijau kekuningan. Buang air kecil mulai
sedikt berkurang bersamaan dengan keluhan buang air besar. Saat buang air besar
perut terasa sakit.
Muntah yang terjadi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit bersamaan
dengan keluhan sering buang air besar. Muntah sebanyak > 10 kali, dimana yang
muntahkan berupa makanan dan air. Rasa haus dan minum dengan lahap setiap
selesai muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum kompos
mentis, tampak sakit sedang, gizi baik, mata cekung, mukosa bibir kering, turgor
kulit lambat. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 86
x/menit, reguler, kuat angkat, respirasi 38 x/menit, suhu 36,6o C. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltik (+) kesan meningkat.
DIAGNOSA
Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin
2. Elektrolit serum
3. Pemeriksaan feses (mikroskopik)
TERAPI
Medikamentosa:
1. Oralit 4 sachet dihabiskan dalam 3 jam pertama
2. Zink tablet 1 x 20 mg selama 10 hari
3. Domperidon sirup 3 x 1 cth
4. IVFD 16 tetes / menit
6
FOLLOW UP
Tanggal 17/4/2014
S : Muntah 1 kali, BAB cair 1 kali, warna hijau kekuningan, berlendir, tidak ada
darah, tidak berbau khas, dan pasien mengeluhkan perut yang sakit saat buang
air besar. Panas (-)
O: Tanda vital : Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 96 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,5° C
Respirasi : 32 kali/menit
Tanda dehidrasi WHO :
Keadaan umum : gelisah / rewel
Mata : tidak cekung
Turgor kulit : lambat
Rasa haus : minum dengan lahap
Kesimpulan : Dehidrasi ringan-sedang
A: Diare akut disertai dehidrasi ringan sedang
P: Medikamentosa:
Oralit 1 sachet sehabis buang air besar
Zink tablet 1 x 20 mg selama 10 hari
Domperidon sirup 3 x 1 cth
IVFD 16 tetes / menit
Tanggal 13/4/2014 :
S : Muntah (-), BAB cair (-), Panas (-)
O: Tanda vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 86 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36, 6 ° C
Respirasi : 28 kali/menit
7
Tanda dehidrasi WHO :
Keadaan umum : tidak gelisah / rewel
Mata : tidak cekung
Turgor kulit : > 2 detik
Rasa haus : minum seperti biasa
Kesimpulan : tidak mengalami dehidrasi
A: Post Diare akut
P: Medikamentosa:
Oralit 1 sachet sehabis buang air besar
Zink tablet 1 x 20 mg selama 10 hari
IVFD 16 tetes / menit
8
DISKUSI
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari 2 minggu.
Faktor resiko terjadinya diare akut pada anak antara lain: tidak
memberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-6 bulan pertama kehidupan bayi,
tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kebersihan
lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang
tidak higienis.
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada anak adalah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin dari virus atau bakteri) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
3. Gangguan motilitis usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan.
9
Penyebab diare dapat bermacam-macam, adapun penyebab diare pada anak
dapat dilihat pada bagan berikut.
Penyebab terbanyak diare akut pada anak-anak dinegara berkembang adalah
rotavirus, escherichia coli enterotoksigenik, shigella, vibrio cholera, sallmonella,
dan E. coli enteropatogenik. Setiap infeksi bakteri atau virus memiliki gambaran
khas masing-masing, meskipun pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan pasti
untuk mengetahui penyebab dari diare.
10
Tabel dibawah ini merupakan ciri-ciri dari beberapa agen infeksius penyebab diare.
Rotavirus Salmonella ETEC EIEC Shigella
disentri
Vibrio
cholera
Mual &
muntah
Permulaan + - - + jarang
Demam + + - + + -
Sakit Tenesmus Kolik (+) Kadang-
kadang
Tenesmus
kolik
Tenesmus
kolik,
pusing
Kolik
Volume Sedang Menurun Banyak Menurun Menurun Sangat
banyak
Frekuensi >10x Sering Sering Sering Sering
sekali
Terus
menerus
Konsistensi Berair Berair Berair Kental Kental Lendir
Mukus Jarang + + + Sering Flacks
Darah - Kadang-
kadang
- + Sering -
Bau - Telur
busuk
Tinja Tidak
spesifik
Tidak
berbau
Anyir
Warna Hijau
kuning
Hijau Tidak
berwarna
Hijau
darah
Hijau
darah
Putih
keruh
Leukosit - + - + + +
11
Pada kasus ini, kemungkinan infeksi yang terjadi adalah rotavirus. Hal ini
dengan mengamati anamnesis pasien, dimana pasien mengalami muntah, demam,
tenesmus, konsistensi feses cair, ada lendir, warna feses kuning kehijauan, tidak
ada darah. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium, tidak didapatkan
peningkatan leukosit.
Penentuan derajat dehidrasi merupakan hal penting terkait penatalaksanaan
yang akan dilakukan. Kriteria WHO dapat digunakan untuk menilai derajat
dehidrasi pasien dengan diare.
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum
Mata
Air mata
Mulut dan lidah
Rasa haus
Baik, sadar
Normal
Ada
Basah
Minum biasa tidak haus
*gelisah, rewel
Cekung
Tidak ada
Kering
*haus, ingin minum banyak
*lesu, lunglai atau tidak sadar
Sangat cekung
Kering
Sangat kering
*malas minum atau tidak bisa minum
Periksa : turgor kulit
Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain
Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain
12
Anjuran pemeriksaan pada kasus ini salah satunya ialah sebaiknya melakukan
pemeriksaan serum elektrolit. Sebenarnya pemeriksaan serum elektrolit
diindikasikan untuk keadaan dehidrasi berat. Hal ini disebabkan karena pada
kondisi dehidrasi berat dipastikan terjadi komplikasi berupa ketidakseimbangan
elektrolit yang berdampak terutama pada sistem saraf pusat berupa kejang, edema
otak, kelemahan otot, ileus paralitik, gangguan fungsi ginjal, dan aritmia jantung.
Departemen kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik dirawat dirumah maupun sedang
dirawat dirumah sakit, yaitu :
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua.
Terapi diare akut dengan dehidrasi ringan sedang adalah menggantikan
jumlah kebutuhan cairan yang diperlukan tubuh.
1. Rehidrasi
Berikan oralit sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. Jumlah oralit
yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml.
Setelah 3 jam:
a. Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi
b. Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
c. Melanjutkan memberi makan pasien
Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai:
a. Mengajarkan ibu cara menyiapkan cairan oralit di rumah.
b. Mengajarkan ibu berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah
untuk
c. Menyelesaikan 3 jam pengobatan.
Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus
lagi sesuai yang di anjurkan dalam rencana terapi.
13
d. Menjelaskan aturan perawatan diare di rumah:
1) Beri cairan tambahan
2) Lanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari
3) Lanjutkan pemberian makan
Cara memberikan larutan oralit yaitu dengan meminumkan sedikit-sedikit
tapi sering dari cangkir/ mangkuk/ gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit
kemudian berikan lagi lebih lambat serta lanjutkan pemberian makanan. Pasien
pada kasus ini mengalami muntah sehingga pemberiannya harus secara
perlahan-lahan.
2. Tablet zinc selama 10 hari dengan dosis :
a. Anak < 6 bulan = 10 mg (1/2 tablet) per hari
b. Anak > 6 bulan = 20 mg (1 tablet) per hari
Zink termasuk mikronutrien yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh
dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Pemberian zink dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air besar
sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
3. ASI atau makanan diteruskan
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang
sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta
pengganti nutrisi yang hilang pada saat terjadi diare.
4. Antibiotik selektif
Antibiotik pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh
karena sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited
dan tidak dapat dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20 %)
yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Shigella, Salmonella, Enterotoxin
E. Coli, Enteroinvasif E. Coli dan sebagainya.
5. Nasehat kepada orangtua
Nasehat yang dapat diberikan apabila penderita sudah pulang ke rumah atau
untuk penderita rawat jalan adalah segera datang kembali kerumah sakit jika
14
timbul demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit, sangat
haus, diare semakin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Selain itu ibu
disarankan untuk selalu menjaga kebersihan dan mencuci tangan dengan baik
dan benar sebelum dan sesudah memberi makan / minum anak.
Komplikasi yang dapat terjadi pada diare akut adalah gangguan elektrolit
seperti: hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalemia, dan kejang.)
Prognosis diare dapat ditentukan oleh derajat dehidrasi, sehingga
penatalaksanaannya sesuai dengan ketepatan cara pemberian rehidrasi. Apabila
penanganan yang diberikan tepat dan sesegera mungkin, maka dapat mencegah
komplikasi dari diare tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Boyle, JT., Diare Kronis, In: Nelson, WE (Ed.): Nelson Ilmu Kesehatan Anak
Edisi 15 Volume 3, Jakarta: EGC, 2000: 1354-64.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Edisi
pertama, Jakarta : Badan Penerbit IDAI, 2012.
Departemen Kesehatan RI. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta,
2008.
16