Download - Dia Form
Diaform
Brand: : CorsaProduct Code::
B
Komposisi: Kaolin 550 mg, pectin 20 mg. Indikasi: Terapi simtomatik untuk diare non spesifik.
Dosis:Dewasa dan Anak > 12 tahun : 2.5 tablet/diare. Maksimal 15 tablet/24 jam. Anak 6-12 tahun : 1.5 tablet/diare. Maksimal 7.5 tablet/24 jam.
Pemberian Obat:
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif, obstruksi intestinal.
Perhatian: Anak < 6 tahun. Tidak boleh dipergunakan > 2 hari atau disertai demam tinggi. Kemasan: Tablet 50 x 10 (HARGA UNTUK 1 BOTOL)
Loperamid
nama dagang
- Amerol - Antidia - Colidium - Diadium- Diasec - Imodium - Imomed - Imore- Imosa - Inamid - Lexadium - Lodia- Loremid - Motilex - Normotil - Normudal- Opox - Oramide - Primodium - Renamid- Xepare - Zeroform - Alphamid
dosis
Dosis dewasa :
Diare akut : dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap diare berikutnya sampai dengan 5 hari; dosis lazim 6-8 mg per hari, maksimum 16 mg per hari. Bila diare akut tidak sembuh / tidak ada perbaikan dalam waktu 2 hari,sebaiknya pemakaian obat dihentikan.
Diare kronis : dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap diare hingga diare terkendali, maksimum 16 mg per hari. Dosis rata-rata untuk pemeliharaan : titasi dosis sesuai kebutuhan individu, dosis rata-rata per hari 4-8 mg per oral diminum sebagai dosis tunggal ataupun terbagi, maksimum 16 mg per hari. Jika tidak ada perbaikan dalam waktu 10 hari dengan pemberian
16 mg per hari, pemakaian obat dihentikan.
Dosis anak-anak :
Diare akut : usia 2-6 tahun (13–20 kg) : 1 mg per oral tiga kali sehari; usia 6–8 tahun (20–30 kg) : 2 mg per oral dua kali sehari; usia 8–12 tahun (> 30 kg) : 2 mg per oral tiga kali sehari.
Diare kronis : dosis terapeutik pada anak-anak belum ditetapkan / tidak diijinkan untuk diare kronis pada anak-anak4, tetapi dosis 0,08-0,24 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis terbagi telah digunakan.
Di Inggris, tidak diijinkan untuk digunakan pada anak-anak di bawah usia 4 tahun, sedangkan di Amerika, tidak diijinkan pada anak-anak di bawah usia 2 tahun.
indikasi
Pengobatan simptomatik diare akut; terapi tambahan untuk rehidrasi dalam diare akut pada dewasa dan anak-anak di atas 4 tahun; diare kronis khusus untuk dewasa.
kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap Loperamid. Nyeri abdominal tanpa adanya diare. Tidak boleh diberikan pada kondisi dimana hambatan peristaltik harus dihindari, terutama pada kondisi ileus atau konstipasi. Loperamid tidak boleh digunakan sebagai terapi utama pada kondisi:
(i) bacterial enterocolitis, yang antara lain disebabkan oleh organisme Salmonella, Shigella, dan Camphylobacter;
(ii) disentri akut;
(iii) Ulcerative colitis akut;
(iv) Pseudomembranous colitis yang berhubungan dengan penggunaan antibiotik spektrum luas.
Bayi / anak-anak di bawah 2 tahun.
efek samping
Nyeri abdominal, mual, muntah, konstipasi, mulut kering, pusing, sakit kepala, reaksi kulit seperti kemerahan dan gatal, rasa lelah (fatigue)
interaksi
Dengan Obat Lain :
Loperamid meningkatkan absorpsi gastrointestinal Desmopressin. Interaksi major : Saquinavir (probable). Interaksi moderate : Gemfibrozil (established), Itraconazole (established).
Dengan Makanan : -
mekanisme kerja
Loperamid merupakan turunan sintetis Pethidine yang dapat menghambat motilitas usus dan juga mengurangi sekresi gastrointestinal.6 Loperamid diyakini bekerja dengan cara mengganggu mekanisme kolinergik dan non kolinergik yang terlibat dalam refleks peristaltik, menurunkan aktivitas otot circular dan longitudinal pada dinding usus.
bentuk sediaan
Kapsul 2 mg, Film Coated Tablet/Tablet 2 mg, Kaplet 2 mg
parameter monitoring
Perbaikan dalam konsistensi feses dan frekuensi defekasi. Pada terapi jangka panjang, perlu ditentukan status cairan dan elektrolit secara periodik. Nyeri abdomen, mual, konstipasi. Toksisitas SSP (Sistem Saraf Pusat) pada pasien dengan gangguan hati.
stabilitas penyimpanan
Disimpan pada suhu kamar, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Larutan oral stabil pada pH 2,1-9,7. Disarankan agar larutan oral tidak dicampur dengan atau diencerkan dengan pelarut / solven lainnya.
informasi pasien
Penggantian cairan dan elektrolit sebaiknya diberikan sesuai kebutuhan, terutama pada kasus diare berat. Pasien diminta untuk memeriksakan diri ke dokter jika selama 2 hari pemakaian Loperamid masih mengalami diare atau gejala bertambah buruk, timbul demam, pembengkakan perut.
Kotrimoksazol
Obat Generik :
Trimethoprim / Trimetoprim, Sulfamethoxazole / Sulfametoksazol (Cotrimoxazole / Kotrimoksazol)
Obat Bermerek :
Bactoprim Combi, Bactricid, Bactrim, Batrizol, Cotrim, Cotrimol, Dotrim / Dotrim Forte, Hexaprim / Hexaprim Forte, Ikaprim / Ikaprim Forte, Infatrim, Kaftrim, Lapikot Forte, Licoprima, Meditrim, Meprotrin / Meprotrin Forte, Nufaprim / Nufaprim Forte, Ottoprim, Primadex, Primazole, Primsulfon, Sanprima / Sanprima Forte, Septrin, Spectrem, Sulprim, Sultrimmix / Sultrimmix P / Sultrimmix DS, Trimezol, Triminex, Trimoxsul, Trixzol, Trizole, Ulfaprim, Wiatrim, Xepaprim / Xepaprim Forte, Zoltrim, Zultrop / Zultrop Forte.
KOMPOSISI
Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan Sulfamethoxazole 400 mg.
Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800 mg.
Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg.
FARMAKOLOGI
Cotrimoxazole adalah antibiotik yang merupakan kombinasi Sulfamethoxazole dan Trimethoprim dengan perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap sintesis asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci, Pneumococci, Neisseria, Bordetella. Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholerae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E. coli. P. mirabilis, P. vulgaris dan berbagai strain Staphylococcus.
INDIKASI
Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei. Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii. Diare yang disebabkan oleh E. coli.
KONTRAINDIKASI
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil, wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan.
Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat. Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan obat-obat golongan
sulfonamida.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Bayi usia 6 minggu – 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari.
EFEK SAMPING
Efek samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi hipersensitif/alergi, ruam kulit, sakit kepala dan gangguan pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.
Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, diskrasia darah. Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit
atau darah seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosis fulminant, hepatic necrosis dan diskrasia darah lainnya.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi untuk mencegah terjadinya akumulasi obat.
Selama pengobatan dianjurkan untuk banyak minum (minimal 1,5 liter sehari) untuk mencegah kristaluria.
Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik karena kemungkinan terjadi diskrasia darah.
Hentikan penggunaan Cotrimoxazole bila sejak awal penggunaan ditemukan ruam kulit atau tanda-tanda efek samping lain yang serius.
INTERAKSI OBAT
Kotrimoksazol dapat menambah efek dari antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.
Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersama-sama dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin.
Pemberian kotrimoksazol bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya trobositopenia.
KEMASAN
Cotrimoxazole Kaplet Forte Cotrimoxazole Tablet Cotrimoxazole syrup.
Kotrimoksazol
nama dagang
- Bactricid - Bactrim - Bactrizol - Cotrim- Cotrimol - Dumotrim - Erphatrim - Fsiprim- Hexaprim
- Ikaprim - Infatrim- Licoprima
- Meditrim - Merotin - Moxalas - Nufaprim- Ottoprim - Primadex - Primsulfon - Septrin
- Sulprim- Sultrimmix
- Trimezol- Trimoxsul
- Trixzol - Ulfaprim - Wiatrim - Xepaprim
- Zoltrim - Zultrop- Bactoprim Combi
dosis
Dosis: dihitung berdasarkan perbandingan dasar obat, dengan komposis sulfametoxazole 800 mg dan trimethoprim 160 mg.
Anak >2 tahun , dengan panduan :
Infeksi ringan – berat: oral; 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
Infeksi serius:
Oral: 20mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
IV: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Otitis media akut: oral: 8 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam selama 10 hari.
Infeksi saluran urin
pengobatan:
oral: 6-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
IV: 8-10 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6,8 atau 12 jam selama 14 hari dengan infeksi serius.
Pencegahan:
Oral: 2 mg TMP/kg/dosis harian atau 5 mg TMP/kg/dosis dua kali, mingguan.
Pneumocytis:
Pengobatan: oral, IV; 15-20 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam.
Pencegahan: oral: 150 mg TMP/m2/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam untuk 3 hari/minggu. Jangan melebihi trimetoprime 320 mg dan sulfametoxazol 1600 mg/hari
Shigellosis:
Oral: 8 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam selama 5 hari.
IV: 8-10 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6,8, atau 12 jam lebih dari 5 hari.
Dosis dewasa;
Infeksi saluran urin :
Oral: satu tablet (sulfametoxazole 800 mg dan trimethoprim 160 mg) setiap 12 jam.
Lamanya pengobatan:
tidak ada komplikasi: 3-5 hari; dengan komplikasi: selama 7-10 hari. Pyelopritis: 14 hari; prostatitis: akut:2 minggu; kronik;2-3 bulan.
IV: 8-10 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6,8 atau 12 jam selama 14 hari untuk infeksi gawat.
Bronkitis kronis: oral: 1 (satu) tablet setiap 12 jam selama 10-14 hari.
Shigellosis:
Oral: 1 tablet setiap 12 jam selama 5 hari.
IV: 8-10 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6,8 atau 12 jam selama 5 hari.
Diare traveler: oral: 1 tablet setiap 12 jam selama 5 hari.
Sepsis: IV: 20 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Pneumocytis carinii:
Profilasis: oral: 1 tablet sehari atau 3 kali/minggu.
Pengobatan: oral,IV: 15-20 mg TMP/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi.
Cyclospora: oral,IV: 160 mg TMP dua kali sehari untuk 7-10 hari.
Infeksi kulit: 5mg/kg/hari dalam 2 dosis
terbagi.
Infeksi gawat (pulmonal/cerebral): 10-15 TMP/kg/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Lamanya pengobatan masih controversial, ada yang melaporkan selama 7 bulan penggunaan obat.
indikasi
Oral:
Untuk pengobatan infeksi saluran urin yang disebabkan E.coli, Klebsella dan Enterobacter sp, M.morganii,P.mirabilis dan P.vulgaris; otitis media akut pada anak; eksaserbasi akut pada bronchitis kronis pasien dewasa yang disebabkan oleh bakteri yang sensistif seperti H.influenzae,atau S.pneumoniae; pencegahan dan pengobatan Pneumocitis carinii pneumoniae (PCP); traveler diarrhea yang disebabkan oleh enterotoksigenik E.coli; pengobatan entritis yang disebabkan oleh Shigella flexneri atau Shigella sonnei
IV.;
Untuk pengobatan infeksi severe atau komplikasi ketika penggunaan oral sudah tidak mungkin dilakukan. Seperti yang terdokumentasikan digunakan untuk PCP, yaitu digunakan pengobatan empiric PCP pada pasien immunocompromise; shigellosis; demam tifoid; infeksi Nacardia asteroides .
kontraindikasi
Hipersensitif pada obat golongan sulfa, trimethoprim atau komponen lain dalam obat; profiria; anemia megaloblastik karena kekurangan asam folat; bayi dengan usia <2 bulan; adanya tanda kerusakan pada hepar pasien; gagal ginjal parah; kehamilan
efek samping
Reaksi efek samping yang paling banyak adalah gangguan pencernaan (mual, muntah, anorexia), reaksi dermatologi (rash atau urticaria);
efek samping yang jarang dan dapat hilang dengan sendirinya terkait dengan penggunaan co-trimoxazole meliputi : reaksi dermatologi gawat dan hepatotoxic
Cardiovascular : Alergi myokarditis. SSP : konfusi, depresi, halusinasi, kejang,
peripheral neutritis, demam, ataxia, ikterus pada janin.
Dermatologi : Rash, pruritus, urtikaria, fotosensitivitas; kejadian yang jarang termasuk erytema multiform, sindrom stevens-johnson, toxic epidermal necrosis, dermatitis eksfoliatif, Henoch-schonlein purpura.
Endokrin dan metabolit : miperkalemia (pada penggunaan dosis besar), hipoglikemik.
Gastrointestinal : Mual, muntah, anorexia, stomatitis, diare, pseudomembranous collitis, pankreatitis.
Hematologi : Trombositopenia, anemia megaloblastik, granulositopenia, eosinophiia, pansitopenia, anemia aplastic, methemoglobinemia, hemolisis (dengan G6PD defisiensi), agranulositosis.
Hepatic : Hepatotoxic (hepatitis, kolestasis, necrosis hepatic), hiperbilirubinemia, peningkatan enzim transaminase.
Neuromuskular dan skeletal : Atralgia, myalgia, rabdomilisis.
Renal : interstisial nephritis, kristaluria, gagal ginjal, neprotosis, diuresis.
Pernafasan : batuk, dispepsia, infiltrasi pulmonal.
Lain-lain: serum sicknes, angioedema, SLE (systemic lupus erytomatosus: jarang).
interaksi
Dengan Obat Lain :
Efek sitokrom P450:
Sulfametoksazol : inhibitor CYP2C8/9 (moderat). Trimethoprim: inhibitor CYP2C8/9 (moderat)
Meningkatkan efek toksik:
Meningkatkan efek toksis dari metotreksat Meningkatkan kadar obat procainamide. Penggunaan bersamaan dengan pyrimethamine (dengan dosis >25mg/minggu) kemungkinan dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia megaloblastik. Kemungkinan meningkatkan kadar obat amiodaron, flueksetin, glimepirid, glipizid, nateglinid, phenytoin, pioglitazone, rosiglitazon, sertalin, warfarin, dan substrat CYP2C8/9 lainya. Peningkatan efek hiperkalemia pada penggunaan bersamaan obat ACE inhibitor, reseptor antagonis angiotensin atau diuresis hemat kalium. Peningkatan efek neprotosis dengan siklosporin. Meningkatkan kadar obat dapson.
Menurunkan efek obat:
Kemungkinan kadar obat kotrimoxazole akan diturunkan oleh: karbamazepin, fenobarbital, penitoin, rifampisin, rifapentine, secobarbital, dan inducer CYP2C8/9 lainya.
Dengan Makanan : -
mekanisme kerja
Sulfametoxazol menghambat sintesis asam folat dan pertumbuhan bakteri dengan menghambat susunan asam dihidrofolat dari asam para-aminobenzen; Trimethoprime menghambat terjadinya reduktasi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat yang secara tidak langsung mengakibatkan penghambatan enzim pada siklus pembentukan asam folat
bentuk sediaan
Injeksi, Suspensi Oral, Tablet
parameter monitoring
Hati (SGPT,SGOT) Ginjal (ClCr). Electrolit (Kalium)
stabilitas penyimpanan
Simpan pada suhu ruangan (25°C), jangan disimpan pada refrigerator/pembeku, terlindung dari cahaya.
Sediaan suspensi disimpan pada suhu ruangan dan terhindar dari cahaya langsung.
Sediaan larutan IV, cara pelarutannya dan pelarutnya harus sesuai dengan yang telah diinformasikan; simpan pada suhu ruangan jangan disimpan dalam refrigerator dan terlindung dari cahaya langsung.
5 mL/125 D5W stabil untuk 6 jam. 5 mL/100 D5W stabil untuk 4 jam. 5 mL/75 D5W stabil untuk 2 jam.