DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH
MAYORITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MULYODADI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
DI SUSUN OLEH Veronika Oni Novianti
NIM: 001114050
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
i
ii
ii
iii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Selalu berjuang dan pantang menyerah”
KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KEPADA :
1. Tuhanku penolong dan penyelamat 2. Ibuku, suami dan anakku tercinta 3. Sahabat-sahabatku angkatan 2000 4. Almamaterku tercinta
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Juli 2007
Penulis,
Veronika Onny Noviyanti
v
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR YANG DIALAMI OLEH MAYORITAS
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI MULYODADI BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Veronika Onny Noviyanti
Universitas Sanata Dharma
2007
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran kesulitan belajar siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bambanglipuro Bantul-Yogyakarta serta topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Deskripsi kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas kelas VIII SMPN Mulyodadi Bambanglipuro Bantul adalah sebagian besar anak-anak yang tercatat sebagai peserta didik kelas VIII SMPN Mulyodadi Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan dalam hal pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, perilaku, dan hubungan dengan guru.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kesulitan belajar siswa kelas VIII, yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner kesulitan belajar terdiri 54 item dan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Ada 4 aspek yang akan dipakai untuk mengukur kesulitan belajar siswa yaitu aspek pengetahuan-pemahaman, aspek ketrampilan, aspek perilaku, aspek hubungan dengan guru. Jumlah populasi yang diteliti ada 86 siswa. Kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi dicari dengan menghitung frekuensi dan persentase dari seluruh jawaban responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi adalah teknik belajar, motivasi belajar, gaya belajar, bakat khusus, organisasi kognitif, kemampuan berbahasa dan kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis. Dengan hasil penemuan penelitian ini disusun topik-topik bimbingan klasikal, bimbingan klasikal yang harus diberikan bersifat korektif.
vi
vii
ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE LEARNING DIFFICULTIES OF THE 8TH GRADE STUDENTS OF MULYODADI JUNIOR HIGH SCHOOL BANTUL
YOGYAKARTA SCHOOL YEAR 2006/2007 AND ITS IMPLICATIONS FOR THE PROPOSED CLASSROOM GUIDANCE TOPICS
Veronika Onny Noviyanti
Sanata Dharma University
2007
This study aimed to describe the learning difficulties of the 8th grade students of Mulyodadi Junior High School, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta and to propose the appropriate classroom guidance topics for these students. The learning difficulties of the majority of the 8th grade students of the Mulyodadi Junior High School, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, School Year 2006/2007 referred to the difficulties of these students to fulfill the school demands that related to knowledge-comprehension, skills, behavior, and relationship with teachers. This study was a descriptive study using a survey method. The research instrument used was a questionnaire on learning difficulties for Grade 8 students which was developed by the researcher. The questionnaire consisted of 54 items and included positive and negative statements. There were four aspects used to measure the learning difficulties of these students, namely, knowledge-comprehension, skills, behavior, and relationship with teachers. The population of this study was 86 of the 8th grade students of the school. The learning difficulties of these students were determined by calculating the frequency and percentage of their answers on the questionnaire. The findings showed that the learning difficulties experienced by these students were learning techniques, learning motivation, learning style, special aptitudes, cognitive organization, language skills, and skills to use stationery to draw circle and line. Based on the findings, the researcher proposed the appropriate classroom guidance topics for these students, will be given in the form of corrective ones.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan YME atas segala kasih dan
penyertaanMu selama penulisan skripsi yang berjudul “Deskripsi Kesulitan
Belajar Yang Dialami Oleh Mayoritas Siswa Kelas VIII SMP Negeri Mulyodadi
Bantul Yogyakarta Dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan
Klasikal” . Berkat kasih dan kemurahanMu penulis dapat menulis skripsi ini
sampai selesai.
Penulis sangat bersyukur karena selama proses penulisan skripsi ini
penulis dapat mengatasi segala hambatan, meski begitu penulis merasa masih
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini disusun berkat bantuan, dukungan dan perhatian dari
berbagai pihak yang telah memberi masukan-masukan yang berharga bagi
penulis.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada mereka
yang mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Sr. Milburga. C.B, pembimbing pertama yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama proses pembuatan skripsi.
2. Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum, pembimbing kedua yang telah memberi
berbagai masukan dalam penulisan skripsi.
3. SMP Kanisius Ganjuran Bantul, karena telah memberi ijin untuk melakukan
uji coba alat penelitian yang dibuat oleh penulis.
4. SMPN Mulyodadi Bambanglipura Bantul yang telah bersedia dijadikan
subyek penelitian oleh penulis.
viii
ix
5. Ibuku tercinta yang telah membesarkan peneliti dan membiayai studi peneliti
sampai selesai.
6. Suami tercinta yang selalu memberikan semangat bagi penulis.
7. Abang dan kakakku tersayang yang selalu memberi perhatian bagi penulis
8. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini sampai
selesai yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................iv
HALAMAN PENYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................vi
ABSTRACT....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Definisi Operasional........................................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 6
A. Hakekat Belajar ................................................................................ 6
1. Belajar ......................................................................................... 6
x
xi
2. Ciri-ciri Belajar ........................................................................... 7
3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................ 8
4. Kesulitan Belajar Siswa .............................................................. 9
5. Faktor Yang Berperanan Dalam Kesulitan Belajar..................... 11
B. Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Muyodadi Bantul ......... 15
1. Tugas Perkembangan Siswa SMP ................................................ 15
2. Perlunya siswa belajar efektif ....................................................... 16
C. Bimbingan di Sekolah ........................................................................ 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 21
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 21
B. Populasi Penelitian ............................................................................... 21
C. Instrumen Penelitian.............................................................................. 22
1. Jenis Instrumen .......................................................................... 22
2. Penjelasan Format Pernyataan ................................................... 23
3. Struktur/kisi-kisi ........................................................................ 23
4. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 27
a. Validitas .............................................................................. 27
b. Reliabilitas .......................................................................... 29
D. Prosedur Pengumpul Data........................................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31
BAB IV. PEMBAHASAN............................................................................... 32
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 32
B. Pembahasan............................................................................................. 33
xi
xii
BAB V. Usulan Topik Bimbingan................................................................... 40
BAB. VI Kesimpulan dan Usul/Saran ............................................................. 45
A. Kesimpulan ............................................................................................. 45
B. Saran........................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 ............................................................................................................ 22
Tabel 2 ............................................................................................................. 24
Tabel 3 ............................................................................................................. 31
Tabel 4 ............................................................................................................. 32
Tabel 5 ............................................................................................................. 33
Tabel 6 ............................................................................................................. 40
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Kuesioner kesulitan belajar ....................................................... 47
Lampiran 2: Data hasil penelitian .................................................................... 51
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan, definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa, dengan terjadinya peralihan tersebut remaja hadir di lingkungan
yang baru. Pada masa ini remaja banyak mengalami perubahan-perubahan dan
perubahan itu menimbulkan berbagai masalah yang harus dihadapi oleh
remaja untuk mencari identitas dirinya.
Menginjak masa remaja awal (13-16 th), remaja sudah mulai masuk di
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena berada di lingkungan sekolah,
remaja adalah sebagai siswa sekolah sehingga tanggung jawab untuk mendidik
siswa berada di tangan guru sekolah. Sebagai siswa, tugas utama yang harus
dilakukan oleh remaja adalah belajar. Belajar adalah suatu aktivitas mental
atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
ketrampilan dan nilai-sikap (Winkel, 1996:52).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan unsur yang sangat pokok. Kegiatan belajar bagi setiap siswa tidak
selamanya dapat berlangsung secara baik sehingga kadang-kadang bisa lancar,
1
2
kadang-kadang tidak. Pada umunya belajar bukan merupakan hal yang serba
mudah dilakukan bagi setiap siswa, melainkan dapat juga timbul kesulitan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru bimbingan dan konseling
SMPN Mulyodadi Bambanglipuro, beliau mengatakan berbagai masalah
belajar yang dialami siswa antara lain sulit untuk berkonsentrasi, susah
mengingat istilah-istilah yang dirasa asing, tidak belajar ketika akan
menghadapi ulangan, dan lain sebagainya. Sebagai akibat dari kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, hasil belajar siswa rendah dan tidak naik kelas.
Disinilah peranan guru pembimbing untuk membantu siswa. Guru
pembimbing atau konselor sekolah adalah seorang tenaga professional yang
memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh
waktunya pada pelayanan bimbingan. Guru pembimbing memberikan
layanan-layanan bimbingan kepada para siswa dan menjadi konsultan bagi staf
sekolah dan orang tua (Winkel, 1997:184).
Dengan adanya bantuan guru pembimbing di sekolah, siswa mampu
berkembang dengan baik dan masalah-masalah siswa dapat terselesaikan.
Dalam membantu siswa, guru pembimbing menggunakan kegiatan bimbingan
klasikal. Kadang-kadang seorang guru pembimbing ketika memberikan
bimbingan terhadap siswa tidak melihat masalah-masalah siswanya sehingga
kegiatan bimbingan klasikal tidak efektif bagi siswa. Disisi lain masalah-
masalah siswa di SMP beraneka ragam, tentu sebagai seorang guru
3
pembimbing harus bisa membuat topik bimbingan sesuai dengan masalah
siswa tersebut.
SMPN Mulyodadi Bantul Yogyakarta, juga mempunyai program
bimbingan dan konseling serta menyelenggarakan bimbingan klasikal. Karena
menyelenggarakan bimbingan klasikal, maka guru pembimbing perlu
memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa untuk
digunakan dalam rangka menyusun topik bimbingan klasikal.
Apa yang telah diungkapkan oleh guru bimbingan dan konseling di
SMPN Mulyodadi Bantul, menunjukkan bahwa masalah belajar siswa
memang beraneka ragam. Berbagai masalah belajar siswa, merupakan
kesulitan belajar yang dialami oleh sebagian besar siswa SMPN Mulyodadi
Bantul. Kesulitan belajar siswa dianggap menarik untuk diteliti karena
kesulitan belajar siswa merupakan masalah utama dalam proses belajar
mengajar di sekolah, dan guru bimbingan dan konseling di SMPN Mulyodadi
Bantul ingin mendapatkan informasi mengenai berbagai masalah siswa.
Kesulitan belajar siswa yang diungkapkan dalam hasil penelitian ini
membantu guru bimbingan dan konseling untuk membuat topik bimbingan
guna melaksanakan bimbingan terhadap siswa khususya bimbingan belajar.
Penelitian dilakukan terhadap para siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi
Bantul.
4
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan belajar manakah yang banyak dialami oleh mayoritas siswa
kelas VIII SMPN Muyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007?
2. Usulan-usulan topik bimbingan klasikal manakah yang sesuai bagi siswa
kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007?
C. Tujuan Peneltian
1. Memperoleh gambaran mengenai kesulitan belajar yang sering dialami
oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran
2006/2007.
2. Menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal dalam rangka bimbingan
belajar yang sesuai bagi siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun
Ajaran 2006/2007.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh adalah: Hasil penelitian digunakan oleh guru
pembimbing untuk mengembangkan topik bimbingan belajar bagi siswa kelas
VIII SMPN Mulyodadi Bantul.
5
E. Definisi Operasional
1. Deskripsi adalah penggambaran suatu kejadian dengan kata-kata secara
jelas
2. Kesulitan belajar adalah keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat
memenuhi tuntutan-tuntuan belajarnya. Kesulitan belajar yang dialami
oleh mayoritas siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran
2006/2007 adalah di mana sebagian besar anak-anak yang tercatat sebagai
peserta didik kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran
2006/2007 tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan dalam hal
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, perilaku, dan hubungan dengan
guru.
3. Siswa adalah anak-anak yang tercatat sebagai peserta didik kelas VIII
SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
4. Topik bimbingan klasikal adalah tema bimbingan yang akan dibahas atau
disajikan dalam layanan bimbingan klasikal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan hakekat belajar, siswa SMPN Mulyodadi
sebagai remaja dan, bimbingan di sekolah.
A. Hakekat Belajar
1. Belajar
Menurut Slameto (1998:2) belajar adalah suatu usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Winkel (1996:53) mendefinisikan
belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Lebih lanjut
Qemar (2005:21) mengartikan belajar sebagai suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Dari pendapat para ahli di atas, siswa dikatakan telah belajar jika
adanya perubahan dalam diri siswa tersebut. Terjadinya perubahan dalam
diri siswa merupakan ciri-ciri siswa telah belajar.
2. Ciri- ciri siswa belajar di sekolah
6
7
Ahmadi (1991:121-123) menjelaskan ciri-ciri belajar di sekolah yang
dialami siswa adalah:
a. Terjadinya perubahan yang proses dan hasilnya biasanya disadari
maupun tidak disadari.
Individu yang belajar dengan sengaja biasanya menyadari perubahan
yang terjadi dalam dirinya. Maka pada setiap siswa berlangsunglah
banyak perubahan yang disadari, tetapi tidak semua perubahan disadari
penuh.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri siswa berlangsung terus-menerus.
Suatu perubahan, terutama perubahan positif yang terjadi akan
berguna bagi kehidupan berikutnya.
c. Perubahan terjadi sesuai dengan banyaknya usaha belajar yang
dilakukannya.
Perubahan dalam perbuatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju
untuk perolehan sesuatu yang lebih baik dari pada sebelumnya. Makin
banyak usaha belajar, makin banyak perubahan yang terjadi.
d. Perubahan dalam belajar bersifat menetap
Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap,
artinya selama hasil belajar yang diperoleh tidak dihapus dan diganti
dengan hasil yang baru.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan terarah
8
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Jadi perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada suatu
perubahan yang akhirnya terwujud dalam tingkah laku dan biasanya
disertai intensi untuk mencapai tujuan.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Siswa yang telah belajar biasanya akan mengalami perubahan dalam
sikap, pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang semuanya
akhirinya harus terungkap dalam suatu perbuatan yang membuktikan
bahwa hasil sudah dicapai.
3. Prinsip-prinsip belajar siswa
Siswa dikatakan belajar karena adanya perubahan dalam diri siswa,
akan tetapi perubahan belajar itu sendiri dapat terjadi jika siswa mengikuti
prinsip-prinsip sebagai berikut (Qemar, 2005:28):
a. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan saling
mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya.
b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c. Belajar yang paling efektif didasari oleh dorongan motivasi yang murni
dan bersumber dari dalam dirinya.
d. Senantiasa ada hambatan dan rintangan dalam belajar.
e. Belajar memerlukan bimbingan.
f. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis.
g. Cara belajar yang paling tepat adalah dalam bentuk pemecahan masalah
melalui kerja kelompok.
9
h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari.
i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang dipelajari dapat
dikuasai.
j. Belajar dikatakan berhasil apabila siswa dapat mentransferkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Belajar adalah suatu proses, dalam proses tersebut siswa akan
mengalami suatu perubahan dalam bentuk sikap, pengetahuan, tingkah
laku, dan ketrampilan. Proses belajar siswa yang menghasilkan perubahan
dalam bentuk sikap, pengetahuan, tingkah laku dan ketrampilan tidak
terlepas dari prinsip-prinsip belajar. Jika dalam proses belajar siswa tidak
dapat mengikuti tuntutan sebagai siswa dan remaja maka siswa akan
mengalami kesulitan belajar.
4. Kesulitan belajar siswa
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi (1991:74) mengartikan kesulitan belajar sebagai keadaan
di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Pengertian ini menunjukkan suatu keadaan dimana siswa kurang mampu
menghadapi tuntutan-tuntutan yang kurang dipenuhi dalam belajar di
sekolah, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b.Gejala Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan kenyataan yang harus dihadapi oleh
siswa yang langsung terlibat dalam kegiatan belajar di sekolah. Dalam
proses belajar mengajar di sekolah, masih banyak siswa yang memperoleh
10
hasil belajar yang tidak memuaskan, bahkan ada siswa yang gagal dalam
mencapai tujuan belajar. Kenyataan ini menujukkan adanya sejumlah
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar, menurut Ahmadi (1991:
88) menampakkan beberapa gejala yang menjadi indikasi adanya kesulitan
belajar, sebagai berikut:
1) Hasil belajar siswa rendah. Ini antara lain tampak dari taraf
prestasi belajar di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompok siswa di kelasnya.
2) Siswa selalu atau sering tertinggal dalam melakukan tugas-
tugas belajarnya.
3) Siswa menunjukkan tingkah laku seperti: sering membolos,
mengganggu, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, tidak
teratur dalam belajar, tidak membuat catatan, tidak mau bekerja
sama, mengasingkan diri, dan sebagainya.
Sering kali ada hal-hal yang bisa mengakibatkan kegagalan yang
bisa menghambat kemajuan belajar, berikut ini akan dikemukakan
beberapa faktor yang bisa menimbulkan kesulitan belajar siswa.
5. Faktor yang berperanan dalam belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul
Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang berperanan dalam
belajar di sekolah siswa SMP. Menurut Winkel (1996:135-148) faktor
yang berperanan dalam belajar adalah sebagai berikut:
11
a. Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, adalah sebagai
berikut:
1) Intelegensi: kemampuan untuk mencapai prestasi dalam belajar
di sekolah. Intelegensi memegang peranan penting dalam
berpikir siswa.
2) Bakat khusus: kemampuan khusus yang menonjol yang
dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini, siswa memahami dan
mampu mengembangkan bakat tersebut.
3) Organisasi kognitif: menunjuk pada cara materi yang sudah
dipelajari, disimpan dalam ingatan; apakah tersimpan secara
sistematis atau tidak. Hal ini tergantung pada cara materi yang
dipelajari dan diolah; makin mendalam dan makin sistematis
pengolahan materi pelajaran, makin baiklah taraf organisasi
dalam ingatan itu sendiri. Misalnya: menghafalkan bahan
pelajaran dan membuat kesimpulan isi, pelajaran.
4) Kemampuan berbahasa: kemampuan untuk menangkap isi
bacaan dan merumuskan pengetahuan, pemahaman yang
diperoleh itu dalam bahasa bahasa benar. Misalnya:
kemampuan menyampaikan bahan pelajaran secara lisan,
menyusun karangan yang baik.
5) Daya fantasi: aktifitas kognitif yang mengandung pikiran-
pikiran dan tanggapan-tanggapan, yang bersama-sama
12
menciptakan sesuatu dalam alam kesadaran. Daya fantasi
merupakan aktifitas kognitif yang tidak hanya menghadirkan
kembali hal-hal yang pernah diamati, tetapi juga dapat
mengembangkan sesuatu yang baru.
6) Gaya belajar: merupakan cara belajar yang khas bagi siswa,
misalnya berkenaan dengan tipe belajar yang digunakan oleh
siswa. Adapun tipe belajar siswa adalah tipe belajar visual dan
tipe belajar auditif.
7) Teknik belajar: teknik belajar secara efisien dan efektif jelas
membantu siswa dalam belajar, teknik belajar merupakan cara
belajar yang menunjuk pada kebiasaan mengatur belajar.
Misalnya, siswa mampu mengatur waktu belajarnya di rumah
dengan baik, meringkas pelajaran yang disampaikan oleh guru,
membuat kelompok belajar.
8) Hasrat-kehendak yang berkaitan dengan arah dan tujuan
belajar. Dalam berhasrat siswa mencari apa yang memberikan
kepuasan belajarnya dan menyingkirkan apa yang tidak
memuaskan baginya.
9) Motivasi belajar: motivasi adalah daya penggerak psikis di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
13
10) Konsentrasi-perhatian: konsentrasi adalah pemusatan perhatian
dan energi psikis dalam menghadapi suatu obyek, dalam hal ini
situasi proses mengajar belajar di kelas.
11) Perasaan: perasaan yang dimaksud di sini adalah perasaan
momentan dan intensional. Momentan berarti perasaan timbul
pada saat tertentu, sedangkan intensional berarti reaksi
perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi
tertentu.
12) Sikap: orang yang bersikap tertentu cenderung menerima atau
menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu
sebagai hal yang berguna atau tidak berguna.
13) Minat: kecederungan siswa yang menetap, untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan dan merasa
senang mempelajarinya.
14) Kemampuan dalam kecepatan menulis: kemampuan siswa
untuk mencatat materi yang diberikan oleh guru saat itu.
15) Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata-
kata: menunjuk pada keahlian siswa dalam mengungkapkan
pendapatnya dengan kalimat-kalimat yang harus diucapkan.
16) Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat
lingkaran dan garis.
17) Kondisi mental: merupakan akibat dari keadaan psikis siswa,
seperti stabilitas mental.
14
18) Lingkungan hidup keluarga siswa: keseluruhan keadaan yang
melingkupi keadaan siswa yang memberi pengaruh terhadap
perkembangan siswa tersebut. Misalnya keadaan ekonomi
keluarga siswa, seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa
dengan perlengkapan material untuk belajar.
b. Faktor dari guru (Winkel, 1996:194-209)
Faktor yang bersumber dari guru, meliputi:
1) Guru sebagai didaktikus: menunjuk pada keahlian guru dalam
menyampaikan materi.
2) Guru sebagai korektor: guru mampu mengkoreksi sikap dan
tindakan siswa yang tidak sesuai dengan tuntutan manusia yang
sungguh-sungguh dewasa.
3) Guru sebagai inspirator: guru mampu memberikan inspirasi,
semangat pada setiap siswa, tanpa terpaku pada taraf kemampuan
intelektual atau motivasi belajar siswa.
4) Interaksi guru dan siswa: menunjuk pada hubungan yang akrab
antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Faktor dari dalam diri siswa dan dari guru ini dirangkum oleh peneliti
untuk dijadikan aspek sehingga dipakai oleh peneliti untuk mengukur
kesulitan belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul.
Adapun aspek belajar siswa adalah sebagai berikut:
15
1. Pengetahuan-pemahaman: Intelegensi, Organisasi kognitif, Kemampuan
berbahasa, Daya fantasi, Gaya belajar, Teknik belajar, Konsentrasi –
perhatian, Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata-
kata.
2. Ketrampilan: Bakat khusus, Kemampuan dalam kecepatan menulis,
Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan
garis.
3. Perilaku: Lingkungan hidup keluarga siswa, Kondisi mental, Hasrat-
kehendak, Motivasi belajar, Perasaan, Sikap, Minat.
4. Hubungan dengan guru: Guru sebagai didaktikus, Guru sebagai
korektor, Guru sebagai inspirator, Interaksi guru dan siswa.
B. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Mulyodadi Bantul
1. Tugas perkembangan siswa SMP
Siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan berumur sekitar 13-14 tahun. Menurut Havighurt (Enung
Fatima, 2006:160) tugas perkembangan remaja yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenisnya secara lebih
matang.
b. Mencapai perasaan seks yang diterima secara sosial.
c. Menerima keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.
e. Mencapai kebebasan ekonomi.
16
f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan.
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
h. Mengembangkan konsep dan intelektual yang perlu bagi warga negara
yang kompeten.
i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggungjawab
secara moral dan sosial.
j. Memahami suatu perangkap nilai yang digunakan sebagai pedoman
tingkah laku.
Jika tugas-tugas perkembangan tersebut tidak terselesaikan akan
mengganggu tugas perkembangan berikutnya.
2. Perlunya siswa SMP belajar efektif
Siswa SMPN Mulyodadi Bantul ada yang mengalami kesulitan belajar.
Menurut Slameto (2003:73) belajar yang efektif adalah sebagai berikut:
a. Perlunya bimbingan
Agar dapat belajar secara efektif siswa perlu dibimbing dan diberi
petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar. Bimbingan yang
dimaksud adalah bimbingan belajar.
b. Kondisi dan strategi belajar
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan intruksional yang ingin dicapai. Maka agar belajar siswa
dapat efektif harus memperhatikan kondisi internal (dari dalam diri
17
sendiri), kebutuhan eksternal (kondisi dari luar diri siswa), strategi
yang digunakan untuk belajar siswa.
c. Metode belajar
Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan belajar. Metode belajar yang dimaksud adalah
pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat
catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsetrasi, mengerjakan tugas
sekolah.
Dengan belajar efektif maka aspek-aspek yang berperanan
menimbulkan kesulitan belajar siswa di SMPN Mulyodadi Bantul dapat
teratasi. Akan tetapi, agar siswa SMPN Mulyodadi Bantul dapat belajar
yang efektif perlu bimbingan. Untuk mengadakan bimbingan tentunya
seorang guru bimbingan dan konseling perlu menyusun suatu program
agar bimbingan dapat terkoordinasi dengan baik.
C . Bimbingan di sekolah
Seperti yang telah diuraikan di atas, setelah mengetahui kesulitan
belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul maka untuk membantu mengatasi
kesulitan tersebut siswa perlu belajar efektif. Untuk membantu siswa agar
dapat belajar efektif perlu bimbingan.
1. Bimbingan
Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada
sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan
dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup (Winkel, 1989:17).
18
2. Sifat-sifat bimbingan (Winkel, 1989:29)
a. Preventif
Bimbingan bersifat preventif maksudnya untuk mencegah atau
menghindari timbulnya masalah yang serius pada masa yang akan
datang.
b. Perseveratif
Bimbingan bersifat perseveratif maksudnya mendampingi murid dalam
perkembangan yang sedang berlangsung.
c. Korektif
Bimbingan bersifat korektif maksudnya membetulkan perkembangan
yang salah, atau meninjau kembali situasi pilihan yang keliru dengan
membawa akibat yang sangat negatif.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui kesulitan belajar siswa
maka sifat bimbingan yang akan diusulkan bersifat korektif karena kesulitan
belajar siswa merupakan suatu masalah bagi siswa yang menghambat siswa
itu sendiri.
3. Ragam-ragam bimbingan (Winkel, 1991:123)
a. Bimbingan akademik
Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan
dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-
tuntutan belajar di sekolah.
19
b. Bimbingan pribadi-sosial
Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi
keadaan batinya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam
hatinya sendiri.
c. Bimbingan karir
Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan dari
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau
profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan
itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari
lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Karena siswa SMPN Mulyodadi Bantul mengalami kesulitan
belajar maka bimbingan yang akan diusulkan adalah bimbingan akademik.
Dengan bimbingan akademik, kesulitan-kesulitan belajar yang
mengganggu belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul akan teratasi. Akan
tetapi untuk melaksanakan bimbingan di kelas perlu disusun program
bimbingan.
4. Topik bimbingan
Topik bimbingan klasikal adalah tema bimbingan yang akan dibahas atau
disajikan dalam layanan bimbingan kelompok. Untuk membuat program
bimbingan perlu adanya topik-topik bimbingan, maka dalam penelitian ini
hasilnya akan dibuat usulan topik-topik bimbingan yang akhirnya guru
bimbingan dan konseling di SMPN Mulyodadi Bantul bisa menyajikannya
untuk layanan bimbingan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, populasi penelitian alat pengumpulan
data, validitas, reliabilitas dan teknik analisis data.
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif dirancang
untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian
dilakukan” (Furchan, 1982:415). Sukardi (2003:157) mengartikan penelitian
deskriptif merupakan “Metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.” Penelitian ini
berada dalam lingkup pendidikan, khususnya bidang Bimbingan dan
Konseling. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
kesulitan belajar yang dialami siswa-siswi kelas VIII SMPN Mulyodadi
Bantul Tahun Ajaran 2006/2007.
B. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah para siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi
Bantul Tahun Ajaran 2006/2007. Populasi berjumlah 90 siswa, semua
anggota populasi menjadi sumber data. Rincian populasi siswa kelas VIII
SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 dengan jumlah 90 siswa
disajikan sebagai berikut: (lihat tabel 1)
20
21
Tabel 1 Rincian populasi kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007
Kelas Putra Putri Jumlah
VIII A 12 18 30
VIII B 10 20 30
VIII C 14 16 30
Sekolah ini dijadikan tempat untuk penelitian dengan pertimbangan:
1. Siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul terdiri dari putra dan putri
yang berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, agama, dan
sering mengalami kesulitan belajar.
2. Topik bimbingan untuk kesulitan belajar siswa belum ada.
3. SMPN Mulyodadi Bantul dekat dengan rumah peneliti sehingga
memudahkan peneliti untuk mengurus ijin penelitian dan mengadakan
penelitian.
C. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner kesulitan
belajar yang disusun oleh peneliti sendiri. Instrumen penelitian
kesulitan belajar terdiri dari 4 alternatif jawaban.
22
2. Penjelasan tentang format pernyataan
a. format pernyataan
Item-item skala berupa pernyataan-pernyataan positif dan
negatif. Kuesioner ini diikuti 4 alternatif jawaban yaitu: Tidak
mengalami (TM), Kurang Mengalami (KM), Mengalami (M),
Sangat Mengalami (SM).
b. Skoring
Skor untuk tiap item dari skala ini adalah sebagai berikut :
Untuk pernyataan positif jawaban “Tidak mengalami ” skor 1,
“kurang mengalami” skor 2, “mengalami” skor 3, “sangat
mengalami skor 4. Untuk pernyataan negatif “Tidak
mengalami ” skor 4, “kurang mengalami” skor 3, “mengalami”
skor 2, “sangat mengalami” skor 1.
3. Struktur/kisi-kisi
Struktur/kisi-kisi instrumen kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa SMPN Mulyodadi Bantul Ajaran 2006/2007 dalam penelitian
ini disusun berdasarkan 4 aspek penyebab kesulitan belajar, yaitu
aspek pengetahuan-pemahaman, aspek ketrampilan, aspek perilaku,
dan aspek hubungan siswa dengan guru. Kisi-kisi faktor yang
mempengaruhi proses belajar SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran
2006/2007 sebagai berikut: (lihat tabel 2)
23
Tabel 2 Kisi-kisi faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007
No Aspek belajar Indikator Nomor
Item
positif
Nomor
Item
negatif
1 Pengetahuan-pemahaman Ketrampilan Perilaku
a. Intelegensi b. Organisasi kognitif
c. Kemampuan
berbahasa
d. Daya fantasi
e. Gaya belajar
f. Teknik belajar
g. Konsentrasi –perhatian
h. Kemampuan dalam
kesempatan berbicara dan artikulasi kata-kata.
a. Bakat khusus b. Kemampuan dalam
kecepatan menulis
c. Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis.
a. Lingkungan hidup keluarga siswa
b. Kondisi mental
c. Hasrat-kehendak
d. Motivasi belajar
47, 53 48 4, 29 49 6 18, 38, 52 7, 14, 27 13 37 2 15 17, 20 - 23 40
1, 41, 54 46 - - 36 - 31, 50 16 - 5 - 8, 19 25 30 -
24
Hubungan dengan guru
e. Perasaan
f. Sikap
g. Minat a. Guru sebagai didaktikus b. Guru sebagai korektor c. Guru sebagai inspirator d. Interaksi guru dan siswa
11, 35 24 33 32, 51 44, 34 12, 10 9
3, 22, 42 - 45 28 39, 43 26 21
4. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas mempunyai arti taraf sampai dimana suatu alat
ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,
1995:242). Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang relevan dengan maksud atau tujuan
dilakukannya pengukuran. Sebaliknya alat ukur yang
menghasilkan data tidak relevan dengan tujuan pengukuran disebut
alat ukur yang tidak valid.
Jenis validasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah
validaitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi
lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat
profesional judment. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam
25
validasi ini adalah ”sejauh mana item-item dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur” atau ” sejauh
mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”
(Azwar, 45:2006). Dalam pelaksanaannya, peneliti meminta
pendapat dua orang dosen pembimbing yaitu, dosen pembimbing I
dan dosen pembimbing II.
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui mutu psikometrik
kuesioner tersebut. Uji coba dilakukan terhadap 58 siswa SMP
Kanisius Ganjuran. Setelah dilakukan uji coba kuesioner item-
item harus diseleksi dan dibuktikan secara empiris untuk memilih
item-item yang memiliki daya beda tinggi. Daya beda item adalah
sejauh mana item tersebut mampu membedakan antara individu
atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut
yang diukur (Azwar, 1999:59).
Pengujian korelasi item dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor
skala itu sendiri. Komputasi ini akan mengahasilkan koefisien
korelasi item-total (rXY) yang dikenal dengan daya beda item.
Untuk komputasi koefisien korelasi item-total digunakan korelasi
product moment dari Pearson (Hadi, Sutrisna, 1991:23).
26
27
r = xy∑ ∑ ∑∑
∑ ∑ ∑−−
−
)])()()([(
))((2222 YXYNXXN
YXXYN
rxy = Koefisien korelasi item-total Y = Skor item tertentu yang akan diuji validitasnya X = Skor skala (jumlah dari item dimana item diteliti berada) N = Banyaknya subyek
Kriteria pemilihan item berdasarkan batasan rxy ≥ 0,30. rxy
yang kurang dari 0,30 dinterpretasikan memiliki daya diskriminasi
rendah sedangkan item yang mencapai minimal 0,30 daya bedanya
memuaskan (Azwar, 1999:65). Setelah dianalisis, diperoleh 54
valid dan 16 tidak valid. Hasil analisis tersebut kemudian
disesuaikan dengan penyebaran item agar seimbang pada setiap
aspeknya.
Dalam penelitian ini item kuesioner skala kesulitan belajar
siswa SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007
berjumlah 70 buah. Setelah dilakukan uji coba kepada siswa SMP
Kanisius Ganjuran. Item-item yang tidak valid digugurkan dan
item-item yang dinyatakan valid diperiksa reliabilitasnya, untuk
kemudian digunakan dalam penelitian.
b. Reliabilitas Reliabilitas artinya tingkat keterpercayaan hasil suatu
pengukuran (Azwar, 1997:176). Tinggi-rendahnya reliabilitas
secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut
28
koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien reliabilitas sebuah
alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin reliabel.
Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala psikologis
dilakukan bila mana item-item yang terpilih lewat prosedur analisis
item telah dikompilasikan menjadi satu (Azwar, 1999:83). Secara
teoretis besarnya koefisien reliabilitas berkisar 0 sampai 1,00.
Koefisien reliabilitas sebesar 1,00 berarti adanya konsistensi yang
sempurna pada alat ukur yang bersangkutan (Azwar, 1997:178).
Pengkajian tingkat reliabilitas skala kesulitan belajar siswa SMPN
Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 akan ditempuh dengan
pendekatan Alpha Cronbach (Azwar, 1997:184).
r = )1
1(1 2
2
σσ∑−
−kk
r = Koefisien reliabilitas k = Jumlah butir pertanyaan (soal)
21σ = Varians butir pertanyaan (soal) 2σ = Varians skor tes
Perhitungan varians skor tes adalah sebagai berikut:
NEXi
NEX
I
I2)(
22
−
=σ
=2Iσ Varians butir pertanyaan ke-n
=IEX Jumlah skor jawaban subyek untuk tiap butir pertanyaan ke-n
Hasil penghitungan reliabilitas dengan pendekatan Alpha Cronbach rtt
0,929 dari 70 item uji coba.
29
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini memiliki 2 tahap, yaitu tahap
persiapan dan tahan pelaksanaan penelitian. Tahan persiapan meliputi:
1. Penyusunan instrumen kesulitan belajar
2. Permohonan surat ijin ke SMP Kanisius Ganjuran Bantul untuk
melakukan uji coba instrumen.
3. Uji coba alat penelitian di SMP Kanisius Ganjuran Bantul untuk kelas
VIII A, B, C pada tanggal 12 Maret 2007.
Tahap pelaksanaan penelitian meliputi:
1. Permohonan ijin ke SMPN Mulyodadi Bantul untuk pelaksanaan
penelitian.
2. Pengumpulan data di SMPN Mulyodadi Bantul tanggal 16 April 2007
dari seluruh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran
2006/2007.
3. Pengolahan data hasil penelitian.
E. Teknik Analisis Data 1. Perhitungan rentang skor
rentang skor = nilai tertingi – nilai terendah alternatif jawaban rentang skor = 4 – 1 4 = 0,75
2. Penentuan kategori dan norma (lihat table 3)
30
Tabel 3 Kategori Norma
Rendah 1,00- 1,75
Kurang >1,75- 2,50
Cukup >2,50 – 3,25
Tinggi >3.25 – 4,00
3. Perhitungan frekuensi
4. Perhitungan persentase
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian kesulitan belajar siswa kelas VIII di SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007 berdasarkan frekuensi dan persentase adalah sebagai
berikut: (lihat tabel 4)
Tabel 4 Frekuensi dan Persentase hasil penelitian
No Indikator Frekuensi Persentase
(%) 1. Intelegensi 15 17.4 2. Bakat khusus 35 40.7 3. Organisasi kognitif 24 27.9 4. Kemampuan berbahasa 21 24.4 5. Daya fantasi 7 8.1 6. Gaya belajar 42 48.8 7. Teknik belajar 57 66.3 8. Hasrat-kehendak 4 4.7 9. Motivasi belajar 52 60.5 10. Konsentrasi perhatian 6 7.0 11. Perasaan 4 4.7 12. Sikap 10 11.6 13. Minat 4 4.7 14. Kemampuan dalam kecepatan
menulis 3 3.5
15. Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata-kata
6 7.0
16. Kemampuan dalam menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis
20 23.3
17. Kondisi mental 17 19.8 18. Lingkungan hidup keluarga siswa 15 17.4 19. Guru sebagai didaktikus 2 2.3 20. Guru sebagai korektor 11 12.8 21. Guru sebagai inspirator 16 18.6 22. Interaksi guru dan siswa 14 16.3
31
32
Berdasarkan hasil frekuensi dan persentase di atas, peneliti hanya mengambil
frekuensi dan persentase yang besar dan harus segera ditangani oleh guru
bimbingan dan konseling SMPN Mulyodadi Bantul.
Table 5
No Indikator Frekuensi Persentase (%)
1 Teknik belajar 57 66.3 2 Motivasi belajar 52 60.5 3 Gaya belajar 42 48.8 4 Bakat khusus 35 40.7 5 Organisasi
kogntif 24 27.9
6 Kemampuan berbahasa
21 24.4
7 Kemampuan dalam hal menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis
20 23.3
B. Pembahasan
Kesulitan belajar yang banyak dialami oleh siswa kelas VIII SMPN
Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 adalah sebagai berikut:
1. Teknik belajar
Teknik belajar memperoleh frekuensi 57 (66.3%). Kiranya siswa
kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul mengalami kesulitan belajar pada
teknik belajar karena siswa kurang menguasai mengatur waktu atau
kurang belajar, menggunakan belajar hanya di sekolah saja, di luar
sekolah adalah jam untuk bermain.
33
Mungkin ketika belajar mereka tidak pernah meringkas bahan
pelajaran yang sudah di pelajarinya, sehingga mengalami kesulitan jika
disuruh meringkas kembali bahan pelajaran yang telah mereka pelajari.
Padahal cara meringkas bahan pelajaran merupakan cara termudah untuk
memahami isi bahan pelajaran. Menurut Winkel (1996:135-148) faktor
yang berperanan dalam belajar salah satunya adalah teknik belajar. Teknik
belajar merupakan cara belajar yang menunjukkan pada kebiasaan
mengatur belajar. Misalnya membaca dengan cepat, meringkas. Jadi jika
siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul kurang bisa mengatur waktu
dalam belajar, maka mereka akan mengalami kesulitan belajar yang
bersumber dari dalam dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan tidak bisa
meringkas pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Mayoritas siswa mungkin mempergunakan teknik belajar yang
salah, contohnya saja tenik belajar yang biasa dikenal dengan SKS (sistem
kebut semalam). Cara belajar yang seperti ini tidak akan memcapai nilai
yang maksimal, sehingga siswa sering menyalahkan soal yang diberikan
terlalu sulit. Ahmadi (1999:88) mengatakan bahwa siswa yang mengalami
kesulitan belajar hasil belajar siswa rendah. Ini antara lain tampak dari
taraf prestasi belajar dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok
siswa di kelasnya
34
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar memperoleh frekuensi 52 (60.5%). Motivasi
belajar dalam diri siswa dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan dalam belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar demi mencapai tujuan. Motivasi belajar memegang peranan
penting dalam memberikan semangat belajar, sehingga siswa yang
motivasinya tinggi memiliki kekuatan banyak untuk melakukan kegiatan
belajar. Maka dalam motivasi belajar, siswa sendiri berperanan penting
sebagai daya penggerak yang kuat. Winkel (1996:150) mengatakan bahwa
motivasi adalah daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar
dan memberikan arahan pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
Motivasi yang ada dalam diri siswa akan menjadi daya penggerak
pada siswa untuk berperilaku tertentu untuk memperoleh apa yang
diinginkan. Tetapi, motivasi belajar siswa kelas VIII di SMPN Mulyodadi
Bantul menunjukkan persentase besar yang kedua. Ini membuktikan
bahwa mereka tidak memiliki semangat yang tinggi dalam belajar.
Sebagian dari siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul kurang ada
motivasi belajar dari dalam diri mereka, hal ini akan menimbulkan
kesulitan dalam belajar karena mereka tidak bisa menjadi daya penggerak
bagi diri mereka sendiri untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
35
3. Gaya belajar
Gaya belajar memperoleh frekuensi 42 (48.8%). Gaya belajar ini
harus disesuaikan dengan keadaan siswa, siswalah yang seharusnya
mengetahui dan memahami gaya belajarnya. Gaya belajar merupakan
salah satu faktor penting dalam belajar. Jika siswa tidak mengetahui dan
memahami gaya belajar yang ia miliki maka siswa maka ia akan
mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut Winkel (1996:135-148),
gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa, misalnya
berkenaan dengan tipe belajar yang digunakan oleh siswa; ini berarti jika
anak hanya memiliki tipe belajar yang khas yaitu tipe belajar auditif, maka
anak tersebut akan mengalami kesulitan apabila menerima pelajaran yang
disampaikan secara visual. Sebaliknya jika tipe belajarnya visual maka
anak tersebut akan mengalami kesulitan menerima palajaran yang
disampaikan secara auditif.
4. Bakat khusus
Bakat khusus memperoleh frekuensi 35 (40.7%). Setiap siswa
kelas VIII di SMPN Mulyodadi Bantul memiliki bakat tetapi dari mereka
juga masih ada yang belum menyadari bahwa mereka memiliki bakat. Hal
ini akan menjadi sulit untuk mereka mengembangkan bakat karena tidak
tahu bakat yang ia miliki. Menurut peneliti kondisi sekolah juga bisa
mempengaruhi pengembangan bakat siswa. Contohnya: jika ada siswa
yang punya bakat di bidang olahraga khususnya basket, tetapi kondisi
sekolah tidak bisa mendukung untuk mengembangkan bakatnya karena
36
tidak punya lapangan basket, maka siswa tersebut tidak bisa
mengembangkan bakatnya secara maksimal.
5. Organisasi Kognitif
Organisasi kognitif memperoleh frekuensi 24 (27.9%). Siswa kelas
VIII SMPN Mulyodadi Bantul kurang memiliki organisasi kognitif yang
baik, ini dapat dilihat dari hasil belajar (banyak nilai-nilai yang rendah).
Ketika belajar, organisasi kognitif berperan sangat penting karena
berhubungan dengan cara siswa menyampaikan serta mengingat materi
yang telah dipelajarinya. Menurut Winkell (1996:145) organisasi kognitif
menunjuk pada pengaturan dalam hal ingatan atau pikiran mengenai bahan
yang dipelajari. Jika seseorang memiliki organisasi kognitif yang baik
maka ia akan mengolah dan menyimpan bahan pelajaran yang telah
disimpan secara sistematis
Melihat siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul kurang
memperhatikan organisasi koginitif yang ada dalam diri mereka, sehingga
apa yang telah mereka pelajari tidak dapat tersimpan dalam ingatannya
secara sistematis. Banyak dari mereka kurang bisa untuk membuat
kesimpulan sendiri dan sulit untuk mengafalkan bahan pelajaran yang
telah tersampaikan oleh guru. Hal tersebut mungkin disebabkan karena
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru kurang bisa diolah secara
sistematis di dalam pikirannya.
37
6. Kemampuan berbahasa
Menurut Winkell (1996:146) kemampuan berbahasa merupakan
kemampuan untuk menangkap isi bacaan dan merumuskannya ke dalam
bahasa yang benar. Kemampuan berbahasa memperoleh frekuensi 21
(29.9%). Kemampuan berbahasa mempengaruhi kesulitan belajar yang
dialami siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul. Mungkin mereka
kekurangan kosa kata Bahasa Indonesia, sehingga hal ini menyulitkan
penyusunan karangan dengan Bahasa Indonesia, menangkap inti bacaan
atau merumuskan kembali materi yang dipelajari.
7. Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan
garis
Kemampuan menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran
memperoleh frekuensi 20 (23.3%). Ada sebagian siswa kelas VIII SMPN
Mulyodadi Bantul mengalami kesulitan untuk menggunakan alat-alat tulis
untuk membuat lingkaran dan garis. Hal ini disebabkan karena mereka
tidak terbiasa berlatih menggunakan alat-alat tulis untuk membuat garis
dan lingkaran.
Munculnya kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII
SMPN Mulyodadi Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 karena kurang adanya
motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri. Jika seorang siswa mampu
menumbuhkan motivasi yang besar dari dalam dirinya, maka kesulitan-kesulitan
belajar tersebut dapat teratasi.
38
Misalnya saja ada siswa yang mempunyai intelegensi yang kurang, tetapi
siswa tersebut mampu menumbuhkan motivasi yang besar dari dalam dirinya,
siswa tersebut prestasinya baik. Sebaliknya, jika ada siswa yang cerdas tetapi
motivasi belajarnya kurang maka prestasi belajarnya rendah.
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan usulan topik-topik bimbingan
klasikal yang cocok untuk siswa kelas VIII di SMPN Mulyodadi Bantul Tahun
Ajaran 2006/2007. Bimbingan klasikal yang harus diberikan bersifat korektif agar
kesulitan-kesulitan belajar siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun
Ajaran 2006/2007 dapat diatasi dengan segera.
Berdasarkan hasil penelitian kesulitan belajar yang dilakukan oleh peneliti,
topik-topik bimbingan klasikal untuk siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007 ada 7 kesulitan belajar yaitu:
1. Motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan dasar timbulnya berbagai kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul Tahun
Ajaran 2006/2007.
2. Gaya belajar
Gaya belajar siswa yang tidak sesuai akan menimbulkan kesulitan
belajar untuk dirinya.
3. Teknik belajar
Meskipun siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar tetapi teknik
belajarnya salah, siswa akan mengalami kesulitan belajar.
39
40
4. Organisasi kognitif
Siswa yang kurang mampu mengorganisasikan apa yang dipelajarinya
akan mengalami kesulitan belajar.
5. Kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa yang kurang akan menimbulkan kesulitan
belajar bagi siswa.
6. Kemampuan dalam hal menggunakan alat-alat tulis untuk membuat
lingkaran dan garis.
Kurang mahir dalam menggunakan alat-alat tulis untuk membuat
lingkaran dan garis akan menimbulkan kesulitan belajar siswa.
7. Bakat khusus
Siswa yang sulit mengembangkan bakat khususnya akan mengalami
kesulitan belajar.
Dari ke 7 kesulitan belajar tersebut peneliti menyusun tujuan masing-
masing bimbingan kelompok dengan topik-topik, materi, metode, dan alat peraga.
Usulan topik-topik bimbingan klasikal yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(lihat tabel 6)
41
Tabel 6
Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Kelas VIII SMPN Mulyodadi Bantul
Tahun Ajaran 2006/2007
Materi layanan
No
Kesulitan belajar
Tujuan pelayanan
Topik Sub topik
Waktu (menit)
Bidang Bimbinga
n
Metode Alat
1 Motivasi belajar
Siswa mempunyai motivasi tinggi untuk belajar
Motivasi belajar
Pengertian motivasi
Pengaruh motivasi belajar
Upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
45
Bimbingan belajar
simulasi,
refleksi
Alat tulis
2 Gaya belajar
Siswa dapat menentukan gaya belajar yang tepat bagi dirinya sendiri
Gaya belajar Macam-
macam gaya belajar
Cara menentukan gaya belajar
45
Bimbingan belajar
sharin
g, reflek
si
Lembar kerja, alat tulis
3 Teknik belajar
Siswa dapat menggunakan teknik belajar yang benar
Meringkas pelajaran
Cara meringkas yang baik
Manfaat meringkas
45
Bimbingan belajar
Tanya
jawab,
tugas
Alat tulis, buku latihan
4 Organisasi kognitif
Siswa dapat menggunakan kemampuan organisasi kogintifnya dengan baik
Belajar berpikir
Pengaturan kegiatan kognitif
45
Bimbingan belajar
wawancara, sharin
g, reflek
si
Alat tulis
5 Kemampuan berbahasa
Siswa dapat menggunakan kemampuan berbahasa dengan tepat
Terampil berbahasa
Cara memahami kosa kata dalam Bahasa Indonesia
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
45
Bimbingan belajar
Lomba
pidato,
menulis
prosa
Alat tulis
42
6 Kemampuan dalam menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis
Siswa dapat menggunakan alat-alat tulis dengan baik
Belajar menggunakan alat tulis
Terampil menggunakan alat tulis
Cara menggunakan alat tulis
45
Bimbingan belajar
Menggamb
ar bentu
k lingakaran
, garis, dsb.
Alat tulis
7 Bakat khusus
Siswa dapat mengetahui dan mengembangkan bakatnya dengan baik
Mengembang kan bakat
Cara menggali bakat yang terpendam
Cara-cara mengembangkan bakat
45 Bimbingan belajar
Konseling Latihan/
praktek
Gambar, alat tulis,alat musik, komputer, dll
43
SALAH SATU CONTOH RENCANA PELAKSANAAN BIMBINGAN
(RPB) Mata pelajaran : Bimbingan Kelas/semester : VIII Kompetensi dasar : Motivasi belajar Indikator : Siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi Alokasi waktu : 1 x 45 menit 1. Tujuan pembelajaran :
Dengan kegiatan ini siswa dapat menyebutkan hal-hal yang menimbulkan motivasi belajarnya rendah
Dengan kegiatan ini siswa dapat menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
2. Materi pembelajaran: Hal-hal yang menimbulkan motivasi belajar rendah Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
3. Metode pembelajaran: Ceramah Sharing Tanya jawab Refleksi
4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Pembimbing memberi penjelasan tentang topik yang akan diberikan Pembimbing memberi pengantar tentang motivasi belajar Pembimbing meminta siswa untuk sharing tentang hal-hal yang
membuat motivasi belajarnya rendah Pembimbing mengajak siswa untuk menyebutkan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar Pembimbing mengajak siswa untuk bertanya Pembimbing mengajak siswa untuk merefleksikan hasil dari kegiatan
ini. Pembimbing menutup kegiatan.
5. Penilaian: Keaktifan siswa selama kegiatan Hasil refleksi siswa
Yogyakarta, 4 Juni 2007
Mengetahui, Guru Pembimbing, Kepala Sekolah,
( ) ( )
BAB VI
KESIMPULAN DAN USUL/SARAN
A. Kesimpulan
Peneliti menulis kesimpulan ini berdasarkan masalah penelitian.
kesulitan belajar yang banyak dialami oleh siswa kelas VIII SMPN Mulyodadi
Bantul Tahun Ajaran 2006/2007 adalah: 1)motivasi belajar, 2)gaya belajar,
3)teknik belajar, 4)organisasi kognitif, 5)Kemampuan berbahasa,
6)Kemampuan dalam menggunakan alat-alat tulis, dan 7) Bakat khusus. Hal
ini senada dengan apa yang dikatakan oleh guru bimbingan dan konseling
SMPN Mulyodadi Bantul, beliau siswa SMPN Muyodadi Bantul ada yang
mengalami kesulitan belajar.
Dari hasil penelitian terhadap kesulitan belajar siswa kelas VIII SMPN
Mulyodadi Bantul maka peneliti dapat mengusulkan topik-topik bimbingan
klasikal yang cocok di SMPN Mulyodadi.
B. Usul/Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Guru hendaknya melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar dan
keterlibatannya terus menerus secara berangsur-angsur menumbuhkan
dorongan tetap untuk mengembangkan diri melalui studi.
44
45
2. Guru pembimbing hendaknya menjalin hubungan dan bekerjasama dengan
kepala sekolah, guru bidang studi/wali kelas, dan orangtua siswa agar
dapat memantau perkembangan siswa dalam belajar.
3. Guru harus mendampingi siswa dalam usaha belajar yang diarahkan untuk
mencari keberhasilan dan mendampingi siswa dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan belajar.
4. Guru pembimbing perlu mendampingi siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Pendampingan yang diberikan oleh guru pembimbing dapat
berupa informasi-informasi mengenai cara-cara belajar efektif. Secara
khusus guru pembimbing dapat memberikan bimbingan klasikal sesuai
dengan usulan topik-topik bimbingan yang disusun oleh peneliti.
5. Guru pembimbing perlu memberikan bimbingan yang bersifat korektif
yang bertujuan memperbaiki cara belajar siswa yang salah.
46
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, H dan Widodo S (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.
Azwar, Saifudin (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djumhur, (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Bandung: C.V.Ilmu
Enung, Fatima (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Rineka cipta
Hamalik, Qemar (2005). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Hadi, Sutrisna (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset
Hurlock. Elisabeth (1992). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Masidjo, I (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Nurgiyantoro, dkk (2002). Statisitik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Sardiman, (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar..Jakarta: Raja
Grafindo Slameto, (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
cipta Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Winkel, W.S.(1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: Grasindo
47
LAMPIRAN 1
DAFTAR KUESIONER KESULITAN-KESULITAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI MULYODADI
Kelas :
Petunjuk
Pada halaman-halaman berikut disajikan serangkaian/sejumlah peryataan
tentang kesulitan belajar. Anda diminta memilih 1 dari 4 alternatif jawaban
Berilah tanda centang (√ ) hanya pada satu kotak di samping pernyataan
yang telah tersedia.
TM : Tidak mengalami
KM : Kurang mengalami
M : Mengalami
SM : Sangat mengalami
Jawaban diharapkan sesuai dengan keadaan anda sendiri. Tidak ada
jawaban yang salah asal sesuai dengan pendapat anda sendiri. Anda diharapkan
menjawab dengan jujur
48
No. Apakah anda mengalami
kesulitan dalam hal berikut ini: TM KM M SM
1 Lambat dalam menangkap pelajaran eksakta yang disampaikan oleh guru
2 Mudah mencatat penjelasan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan cepat
3 Merasa bosan jika diberi pekerjaan rumah
4 Dapat menyampaikan kembali secara lisan bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan bahasa sendiri
5 Sulit mencatat penjelasan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan cepat
6 Mudah menangkap pelajaran secara auditif
7 Dalam keadaan apapun tetap bisa konsentrasi menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru
8 Hanya memiliki buku pelajaran yang disenangi
9 Menjalin hubungan yang baik dengan semua guru
10 Senang jika guru mendukung cita-citaku
11 Selalu bahagia jika mengikuti pelajaran di kelas
12 Senang jika ada guru yang selalu mengemukakan ide-idenya, karena dapat membantu dalam belajar
13 Dapat berbicara dengan lancar dan jelas bila menjawab pertanyaan yang diajukan secara spontan.
14 Selalu memusatkan diri saat guru menerangkan bahan pelajaran
15 Lancar jika menggunakan alat-alat tulis untuk membuat lingkaran dan garis.
49
16 Mengalami kesulitan untuk mengembangkan kata-kata ke dalam kalimat jika menjawab pertanyaan dari guru
17 Dapat membayar uang sekolah tepat waktu
18 Membuat kelompok belajar untuk memudahkan belajar saya
19 Selalu terlambat bayar uang sekolah 20 Memiliki buku-buku pelajaran yang
lengkap sehingga dapat belajar dengan lancar
21 Hanya akrab dan dekat dengan guru karena mengajar mata pelajaran yang saya senangi
22 Merasa bosan terhadap setiap pelajaran di kelas
23 Puas jika mendapatkan nilai sesuai dengan harapan
24 Setuju dengan gaya mengajar guru yang berbeda-beda
25 Mudah marah jika guru tidak jelas menerangkan isi pelajaran
26 Guru yang selalu mengemukakan ide-idenya akan saya tolak
27 Meskipun kehidupan keluarga tidak harmonis, bisa berkonstrasi penuh di sekolah.
28 Mengalami kesulitan untuk mengikuti cara mengajar guru di kelas
29 Dapat menyusun karangan dengan Bahasa Indonesia yang baik
30 Meskipun nilai tidak baik tetapi merasa biasa saja
31 Selalu gelisah jika di rumah ada masalah sehingga mengganggu konsetrasi belajar
32 Ketika guru mengajak berkomunikas, saya mudah menangkap maksudnya
33 Tertarik dengan semua pelajaran yang ada di sekolah
34 Dapat menerima teguran yang diberikan oleh guru jika bersalah
50
35 Senang bila diberi pekerjaan/tugas dari guru
36 Susah untuk menerima pelajaran secara auditif
37 Saya mampu memahami dan mengembangkan bakat khusus yang saya miliki
38 Menerima pelajaran dengan baik setelah mendengarkan ceramah dari guru
39 Guru yang selalu mengkritik akan saya musuhi
40 Mempunyai semangat tinggi dalam belajar
41 Sulit menerima pelajaran non eksakta yang disampaikan oleh guru
42 Merasa bosan jika diberi pekerjaan rumah
43 Tidak senang jika ada guru yang menasehati
44 Selalu menerima kritikan yang disampaikan oleh guru, karena akan membuat saya lebih maju
45 Kurang berminat untuk mengikuti pelajaran di sekolah
46 Sulit untuk menghafalkan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru
47 Memahami semua pelajaran yang disampaikan oleh guru
48 Membuat kesimpulan sendiri dari isi bahan yang telah saya pelajari
49 Dapat berimajinasi jika diberi penjelasan dari guru tentang sesuatu yang belum pernah saya lihat
50 Tidak bisa konsentrasi jika guru menerangkan bahan pelajaran
51 Dapat menyesuaikan cara mengajar guru di sekolah
52 Setiap hari di rumah selalu belajar 53 Dengan mudah dapat menangkap
pelajaran yang disampaikan oleh guru
54 Kurang bisa berpikir kritis ketika diberi pertanyaan oleh guru
51
Lampiran 2 Data Hasil Peneltian
K.IND1 Intelegensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 7 8.1 8.1 8.1
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 26 30.2 30.2 38.4
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 38 44.2 44.2 82.6
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 15 17.4 17.4 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND2 Bakat Khusus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 23 26.7 26.7 26.7
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 28 32.6 32.6 59.3
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 35 40.7 40.7 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND4 Kemampuan berbahasa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 11 12.8 12.8 12.8
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 42 48.8 48.8 61.6
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 12 14.0 14.0 75.6
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 21 24.4 24.4 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND5 Daya Fantasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 48 55.8 55.8 55.8
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 31 36.0 36.0 91.9
Valid
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 7 8.1 8.1 100.0
52
Total 86 100.0 100.0
K.IND7 Teknik belajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 3 3.5 3.5 3.5
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 11 12.8 12.8 16.3
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 15 17.4 17.4 33.7
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 57 66.3 66.3 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND9 Motivasi belajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 1 1.2 1.2 1.2
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 12 14.0 14.0 15.1
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 21 24.4 24.4 39.5
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 52 60.5 60.5 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND10 Konsentrasi perhatian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 6 7.0 7.0 7.0
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 47 54.7 54.7 61.6
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 27 31.4 31.4 93.0
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 6 7.0 7.0 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND12 Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 1 1.2 1.2 1.2Valid
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 52 60.5 60.5 61.6
53
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 23 26.7 26.7 88.4
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 10 11.6 11.6 100.0
Total 86 100.0 100.0
K.IND14 Kemampuan dalam kecepatan menulis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 53 61.6 61.6 61.6
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 30 34.9 34.9 96.5
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 3 3.5 3.5 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND15 Kemampuan dalam kesempatan berbicara dan artikulasi kata kata
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 1 1.2 1.2 1.2
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 56 65.1 65.1 66.3
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 23 26.7 26.7 93.0
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 6 7.0 7.0 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND17 Kondisi mental
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 4 4.7 4.7 4.7
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 23 26.7 26.7 31.4
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 42 48.8 48.8 80.2
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 17 19.8 19.8 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K.IND18 Lingkungan hidup keluarga sehat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 1 Rendah (1.00 -
1.75) 14 16.3 16.3 16.3
54
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 37 43.0 43.0 59.3
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 20 23.3 23.3 82.6
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 15 17.4 17.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
K_IND1 Guru sebagai didaktikus
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 61 70.9 70.9 70.9
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 23 26.7 26.7 97.7
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 2 2.3 2.3 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K_IND3 Guru sebagai Inspirator
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 31 36.0 36.0 36.0
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 26 30.2 30.2 66.3
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 13 15.1 15.1 81.4
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 16 18.6 18.6 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0
K_IND4 Interaksi guru dan siswa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent 1 Rendah (1.00 - 1.75) 21 24.4 24.4 24.4
2 Kurang (> 1.75 - 2.50) 35 40.7 40.7 65.1
3 Cukup (> 2.5 - 3.25) 16 18.6 18.6 83.7
4 Tinggi (> 3.25 - 4.00) 14 16.3 16.3 100.0
Valid
Total 86 100.0 100.0