DESAIN
OBSERVASIONAL
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM)
Dr. Siti Thomas Zulaikhah, SKM.MKes
1. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis (Sudigdo Sastroasmoro & SofyanIsmael)
2. Metodologi penelitian (Nursalam)3. Prinsip dan metode riset epidemiologi
(Bhisma Murti)4. Menyusun proposal penelitian bidang
kedokteran kesehatan (Sopiyudin dahlan)
LITERATUR
1. Mampu menjelaskan desain penelitian observasional analitik
2. Mampu membedakan rancangan cros sectional, case control dan cohort
3. Mampu menghitung PR, OR, RR menggunakan rumus
Sasaran Pembelajaran
DESAIN PENELITIAN
ANALITIK
DESAIN
PENELITIAN DISKRIPTIF
1. Studi Kros-
sektional
2. Studi Kasus-
kontrol
3. Studi Kohort
OBSERVASIONAL
EKSPERIMENTAL
Penelitian yang tidak melakukan manipulasi atau
intervensi pada subjekyang ditelitinya.
Penelitian ini hanya melakukan pengamatan (observasi) saja pada subjek penelitian
Pada penelitian observasional yang umum dilaksanakan adalah penelitian survei.
Rancangan survei memberikan gambaran kuantitatif dan numerik terhadap beberapa hal pada populasi atau sampel melalui proses pengumpulan pertanyaan-pertanyaan pada responden
PENGERTIAN PENELITIAN OBSERVASIONAL
DISKRIPTIF ANALITIK
1. Hanya menjelaskan keadaansuatu masalah kesehatan(Who, Where, When)
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasidata hanya pada satukelompok masyarakat saja
3. Tidak bermaksudmembuktikan hipotesis
4. Tidak dilakukan analisishubungan antaraeksposure (FR)/var bebas dan effek/var terikat
1. Selain menjelaskan keadaansuatu masalah kesehatan(Who, Where, When), jugamenjelaskan mengapa suatumasalah kesehatan timbul dimasyarakat ( Why )
2. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap duakelompok masyarakat
3. Bermaksud membuktikanSuatu hipotesis
CONTOH PENELITIAN
DESKRIPTIF ANALITIK
1. Prevalensi anemi pd ibu
hamil trimester pertama
2. Rata-rata kadar HB pd
ibu hamil
3. Mortality rate pasien
dengan kanker servics
4. Proporsi hipertensi supir
bajay setelah bekerja 1
thn
1. Faktor-faktor yg berhub dng anemi pd ibu hamil trimester pertama
2. Perbedaan kadar HB pd ibu hamil yg mendapat tablet Fe dan yg tidak
3. Perbandingan Mortality rate pasien dengan kanker servics stadium awal dan lanjut
CONTOH PENYAJIAN DATA DESKRIPTIF
Berikut adl contoh penyajian deskriptif dari var kategorik (jeniskelamin) dan numerik (usia dan lama demam)
Apa perbedaan cara penyajian dari ketiga variabel tersebut?
Variabel disajikan dalam n (%), rerata ± simpangan baku (SD), atau median (minimum-maksimum)
Variabel Deskripsi
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia (tahun)
Lama demam (hari)
60 (60,0)
40 (40,0)
35,5 ±4,2
5 (3-8)
STUDI DISKRIPTIF
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Hanya dapat diperoleh
gambaran kejadian
penyakit/masalah
kesehatan
2. Dapat dipakai untuk
membantu penyusunan
suatu perumusan
masalah dalam rangka
penelitian selanjutnya
Kurang dapat mendukung
untuk dilakukan tes hipotesis
Studi Prevalens
Studi Belah Lintang
Studi Kros Sektional
STUDI CROSS-SECTIONAL
Penelitian yang digunakan untuk mempelajari
dinamika hubungan antara variabel bebas (faktorrisiko/ eksposure) dengan variabel tergantung(efek) yang pengukurannya dilakukan hanya satukali pada satu saat (tidak ada follow-up).
Diperoleh prevalens suatu penyakit dalam populasipada suatu saat
STUDI CROSS-SECTIONAL
Ingin diketahui prevalensi penyakit maupunfaktor risiko yang berkembangdimasyarakat
Angka kejadian penyakit yang diteliti tinggi
Kapan Cross-seksionaldigunakan?
KELEBIHAN & KEKURANGAN CROS
SECTIONAL
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Mudah dilakukan, murah dan hasilnya cepatdiperoleh
2. Dapat dipakai untuk meneliti banyakvariabel sekaligus
3. Jarang terancam drop out
4. Generalisasinya cukup tinggi karenamenggunakan populasi dari masyarakatumum, tidak hanya para pasien yang mencari pengobatan
5. Dapat dimasukkan ke dalam tahapanpertama suatu penelitian kohort ataueksperimen, tanpa atau sedikit menambahbiaya
6. Dapat digunakan sebagai dasar penelitianselanjutnya yang bersifat lebih konklusif. Misal : laporan penelitian hubungan antarakadar HDL kolesterol dengan konsumsialkohol dapat merupakan dasar studikohort untuk dapat memastikan adanyahubungan tersebut
1. Dibutuhkan jumlah subyek
yang banyak
2. Tidak menggambarkan
perjalanan penyakit, insiden
maupun prognosis
3. Tidak dapat diperoleh
informasi perkembangan
penyakit secara acut
4. Tidak boleh dipakai apabila
angka kejadian penyakit
rendah/jarang
SKEMA CROS SECTIONAL
Subyek Penelitian
Pengukuran faktor risikodan efek dilakukan satu kali
a
b
c
d
• Ukuran dilakukan dengan menggunakan tabelsilang
Faktor Risiko
(V. Bebas)
ya Tidak Jumlah
Ya a b A+b
Tidak c d C+d
Jumlah A+c B+d A+b+c+d
EFEK (V. Terikat)
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
RP = Rasio Prevalens
a = subyek dengan faktor risiko yang
mengalami efek
b = subyek dengan faktor risiko yang tidakmengalami efek
c = subyek tanpa faktor risiko yang
mengalami efek
d = subyek tanpa faktor risiko yang tidak
mengalami efek
1. Bila PR/RP = 1 Variabel yang diduga sebagai FR tidakada pengaruhnya dalam terjadinya efek ( bersifat netral)
Misal : semula di duga pemakaian kontrasepsi oral pada awal kehamilan merupakan FR terjadinya peny. Jantung, bila dlm perhit ternyata RP=1 dr data yg ada berarti pemakaian kontrasepsi oral oleh ibu bukan merup FR terjadinya peny jantung bawaan pd bayi yg dilahirkan
INTERPRETASI HASIL
2. Bila PR >1 dan rentang CI (IK) mencakup angka 1
varibel tsb merupakan FR timbulnya penyakit
Misal : ‘’ HUBUNGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA’’
Hasil analisis diperoleh PR = 5 balita yang imunisasi dasaranya tidak lengkap berisiko 5 lebih besar terkena ISPA dibandingkan dengan balita yang imunisasi dasarnya lengkap
3. Bila PR<1 dan CI (IK) tidak mencakup angka 1 FR
yang diteliti justru mengurangi kejadiana penyakit(justru sebagai faktor protektif)
Misal : RP pemakaian ASI untuk terjadinya diare padabayi 0,5, berarti bahwa ASI justru merupakan faktorproteksi/pencegah diare pada bayi
CONTOH PENELITIAN CROS SECTIONAL
• Puskesmas X merupakan daerah endemik DBD, berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan jumlah penderita, sebagai kepala Puskesmas anda ingin meneliti “Hubungan pengetahuan tentang DBD dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)”. Subyek diambil secara random dari populasi yaitu seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerja puskesmas tersebut, dari subyek yang terandom kita mengukur pengetahuan menggunakan kuesioner dan perilaku menggunakan observasi dan wawancara. Dari 60 subjek diperoleh data bahwa subjek yang mempunyai pengetahuan rendah sebanyak 35 dan sisanya pengetahuan tinggi. Subjek yang pengetahuannya rendah dan perilakunya baik ada 15, sedang subjek yang pengetahuannya tinggi dan perilakunya buruk ada 10. Hitung RP dan bagaimana interpretasinya
JAWABAN
• Hubungan antara pengetahuan tentang DB dengan perilaku PSN (Pencegahan Sarang Nyamuk)
• RP = 1,4 responden yang pengetahuannya rendah berisiko 1,4 kali lebih tinggi untuk berperilaku buruk, jika dibandingkan dengan responden yang pengetahuannya baik
Perilaku
Buruk Baik
Pengetahuan Rendah 20 15 35
Tinggi 10 15 25
60
RP = a/(a+b) : c/(c+d)=20/35 : 10/25=0,57/0,4 = 1,4
Case comparison study
Case referent study
Case history study
Retrospektive study
Case Control Study
STUDI KASUS KONTROL
Pemilihan KasusPemilihan KontrolJumlah Sampel MinimalHitung Besar RisikoBanyak Macam Bias
PRINSIP DASAR
Design penelitian untuk mengetahui faktor risiko
dengan kejadian penyakit
Berangkat dari kasus (penyakit yang dipelajari)
Mencari kontrol (mereka yang tidak berpenyakit
yang dipelajari)
Sumber kasus & kontrol harus dari populasi yang
jelas
Mencari paparan masa lalu
PRINSIP PENELITIAN CASE CONTROL
Penelitian yang dilakukan untuk mencari korelasi FR
dan efek dengan pendekatan retrospektif
Retrospektif : Efek diidentifikasi lebih dulu, baru dicari riwayat paparan (FR)
Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi pasiendengan efek/penyakit (kasus) dan kelompok tanpaefek (kontrol), kemudian secara retrospektif ditelitiFr yang dapat menerangkan mengapa kasus terkenaefek, sedang kontrol tidak.
KASUS KONTROL
Kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok
kontrol
Pada umumnya dilakukan untuk masalah kesehatanyang jarang terjadi
KASUS KONTROL
TAHAPAN KEGIATAN
STUDI CASE - CONTROL
1. Identifikasi variabel penelitian (Faktor-risiko dan efek)
2. Penetapan subyek penelitian (Populasi dan sampel)
3. Identifikasi kasus
4. Pemilihan subyek kontrol
5. Melakukan pengukuran “ retrospektif “
6. Melakukan analisis hasil
• Korelasi antara faktor risiko (FR) – Efek (Outcome)
• Analisis untuk mengetahui besarnya risiko OR
(Odd Ratio)
SKEMA CASE CONTROL
Apakah ada FR
Kontrol(Kelompk subyektanpa penyakit)
Kasus(Kelompk subyek
dng penyakit)
Penelitian dimulaidi sini
FR (+)
FR (-)
FR (+)
FR (-)
Retrospektif
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO
c
b
d
a
• Ukuran dilakukan dengan menggunakan tabelsilang
Faktor Risiko
Kasus Kontrol Jumlah
Ya a b A+b
Tidak c d C+d
Jumlah A+c B+d A+b+c+d
OR ={a/(a+b) : b/(a+b)} / {c/(c+d) : d/(c+d)} = a/b : c/d = ad/cb
Sel a = kasus yang terpapar FR
Sel b = kontrol yang terpapar FR
Sel c = kasus yang tidak terpapar FR
Sel d = kontrol yang tidak terpapar FR
CONTOH SOAL
• Wilayah puskesmas X pada tahun 2016 terjadi peningkatan TB paru, Sebagai dokter puskesmas anda bermaksud melakukanpenelitian “Hubungan antara kualitas rumah dengan kejadian TB paru”, dimana penelitian dimulai dari penderita TB paru yang tercatat di rekam medik puskesmas. Sampel sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50 penderita TB paru dan 50 tidak menderita TB paru . Dari penderita TB paru yang kualitas rumahnya buruk ada 40 dan sisanya kualitas rumahnya baik, sedangkan orang yang tidak menderita TB paru dan kualitas rumahnya buruk ada 20 dan sisanya kualitas rumahnya baik
• Pertanyaan:1. Desain apa yang paling tepat digunakan?
2. Rancangan apakah yang paling tepat digunakan?
3. Nilai apakah yang dapat diperoleh dari data tersebut?
4. Berapa kali kemungkinan orang yang kualitas rumahnya buruk akan berisiko sakit TB paru?
JAWABAN CONTOH SOAL
TB Paru
(Kasus)
Tidak TB paru
(kontrol)
Total
Buruk 40 (a) 20 (b) 60
Kualitas Rumah
Baik 10 (c) 30 (d) 40
Jumlah Sampel 50 50 100
1. Observasional2. Case Control3. Ods Rasio (OR)
4.
OR = a.d/b.c = 40.30/20.10
= 12000/200 = 6Artinya orang yang tinggal dirumah dengan kualitas rumah buruk berisiko 6x lebih besar menderita TB Paru jika dibandingkan dengan orang yang tinggal di rumah dengan kualitas rumah baik
KELEBIHAN & KEKURANGAN CASE CONTROL
KELEBIHAN Sangat berguna untuk meneliti
msl kes yg jarang terjadi dimasy (peny langka)
Sangat berguna untukmempelajari karakteristikberbagai FR yg potensial pd masl kes yg diteliti
Relatif murah dibandingkandng studi analitik yg lain (kohort)
Dpt dilakukan dlm wakturelatif singkat
Memerlukan subyek penelitianyang lebih sedikit
KEKURANGAN• Tdk dpt untuk menentukan
incidence rate dr suatu peny
• Data Fr dpt dikumpulkan stlterjadi peny dan sering tdklengkap dan terjadipenyimpangan
• Kesulitan memilih kontrol ygtepat
• Kadang2 sulit memastikanhub temporal antarapaparan dan penyakit
Bias seleksi : krn sampel terdiri dari 2 populasi yg
berbeda, yg satu menderita peny dan yg lain tdksehingga sulit dijamin bahwa ke 2 populasi inicocok betul dan bebas dari kesalahan memilih
Bias informasi : Data mengenai faktor risiko didptstl terjadi peny, kemungkinan di medical recort ygtdk lengkap atau waktu wawancara pasien lupamengenai FR yg menimbulkan peny.
Bias confounding : penyimpangan yg berasal darifaktor eksterna yg dpt mempengaruhi hubunganantara FR dan peny/mas kes (efek/outcame)
Faktor-faktor yg perlu diperhatikan padastudi kasus kontrol :
Kriteria yg perlu diperhatikan dlm memilih KASUS :
Kriteria diagnosis
Populasi sumber kasus
Jenis data penyakit
Kasus dapat diperoleh dari 2 populasi sumber:
Rumah sakit ( Hospital – based)
Komunitas (Population - based)
MEMILIH KASUS
Rumah sakit (Hospital – based)
KEUNTUNGAN
1. Lebih praktis dan murah
2. Pasien yg dirawat di RS / dtng ke klinik umumnya lbhmenyadari berbagai faktoryg dialaminya, shgmengurangi bias recall
3. Lebih kooperatif
KERUGIAN
• Mudah terjadi bias aksesdiagnostik
Komunitas (Population - based)
KEUNTUNGAN
1. Menghindarkan faktor2 ygmempengaruhi pemilihansubyek untuk menggunakanfasilitas pelayanan medis ttt
2. Dapat memberikan gambaranpopulasi asal kasus secaralangsung
3. Kontrol yg dipilih merupakanindividu Pembanding ygmemang sehat
KERUGIAN
1. Membutuhkan biaya danlogistik yg lebih besar dr pd RS
2. Mancari & mewancaraikontrol butuh banyakwaktu & biaya
3. Individu Yg sehat biasanyakurang perhatian thdpaparan yg pernah dialami
4. Motivasi rendah
3 kriteria yg perlu diperhatikan dlm memilih KONTROL
1. Karakteristik populasi sumber data
2. Keserupaan antara kasus dan kontrol
3. Pertimbangan praktis & ekonomis
Kontrol dpt diperoleh dari populasi sumber :
1. Rumah sakit
2. Populasi umum
3. Tetangga
4. Kerabat keluarga
MEMILIH KONTROL
CONTOH MENGHITUNG OR
Hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada
balita
Kejadian ISPA
Ya (Kasus) Tidak (Kontrol)
ASI Eksklusif Tidak 30 10
Ya 20 40
50 50
OR = ad/bc = 30.40/10.20 = 1200/200 = 6
Balita yang tidak diberi ASI Eksklusif berisiko 6 kali lebih tinggi mengalami ISPA
dibandingkan dengan balita yang diberi ASI eksklusif
JENIS-JENIS STUDI KOHORT :
Studi kohort prospektif dengan kelompokpembanding internal
Studi kohort prospektif dengan kelompokpembanding eksternal (studi kohort ganda)
Studi kohort retrospektif (historical Kohort)
Nested case-control study
STUDI KOHORT = STUDI INSIDEN
Adalah rancangan penelitian observasional
analitik yang mempelajari hubungan antara
paparan dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok terpapar dan
kelompok tidak terpapar berdasarkan
status penyakit
DEFINISI KOHORT
1. Desain terbaik dlm menentukan incidens &
perjalanan peny / efek yg diteliti2. Paling baik dlm menerangkan hub dinamika antara
FR dan efek secara temporal3. Merupakan pilihan yg terbaik untk kasus yg
bersifat fatal & progresif4. Dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek
sekaligus dr suatu FR tertentu5. Memiliki kekuatan yg andal untuk meneliti
berbagai msl kesh yg makin meningkat krnpengamatan dilakukan sec kontinyu & longitudinal
KELEBIHAN KOHORT
1. Biasanya memerlukan waktu yg lama
2. Sarana dan biaya besar / mahal
3. Kurang efisien dari segi waktu maupun biayauntuk meneliti kasus yg jarang terjadi
4. Terancam DO / terjadi perub intensitaspaparan/FR dpt mengganggu hasil analisis
5. Dapat menimbulkan masalah etika krn penelitimembiarkan subyek terkena paparan ygdicurigai/dianggap dapat merugikan subyek
KELEMAHAN KOHORT
Subyek tanpa FR dan tanpa Efek
Faktor Risiko (+)
Faktor Risiko (-)
Apakah terjadiEFEK???
Efek -d
Efek + c
Efek - b
Efek + a
PENELITIAN DIMULAI DI SINI
DIIKUTI PROSPEKTIF
• Ukuran dilakukan dengan menggunakan tabelsilang
Faktor Risiko
ya Tidak Jumlah
Ya a b A+b
Tidak c d C+d
Jumlah A+c B+d A+b+c+d
EFEK
RR = a/(a+b) : c/(c+d)
Sel a = subyek dng faktor risiko yang
mengalami efek
Sel b = subyek dng faktor risiko yang tidakmengalami efek
Sel c = subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
Sel d = subyek tanpa faktor risiko yang tidakmengalami efek
PREVALEN RASIO (PR), ODDS RASIO (OR), RISIKO RELATIF (RR)
PENGERTIAN RUMUS MATEMATIS DESAIN
PR/RPRasio
Prevalens
PerbandinganPrevalen
PR/RP = a/(a+b) : c/(c+d) Cros sectional
OROds Rasio
Perbandingan Ods OR ={a/(a+b) : b/(a+b)} / {c/(c+d) : d/(c+d)} = a/b : c/d = ad/cb
Case Control
RRRisiko Relatif
Perbandinganinsiden
RR = a/(a+b) : c/(c+d) Kohort
CONTOH PENELITIAN CROS SECTIONAL
• Seorang peneliti hendak meneliti hubungan antara minum kopi dengan diabetes. Peneliti merekrut subyek secara random dari populasi. Dari subyek yang terandom kita mengukur kadar gula darah untuk mengetahui status DM dan menanyakan perilaku minum kopi dalam lima tahun terakhir.
Subyek Penelitian
DM +Peminum kopi -
DM -Peminum kopi +
DM +Peminum kopi -
DM +Peminum kopi +
CONTOH PENELITIAN CASE CONTROL
• Seorang peneliti hendak meneliti hubungan antara minum kopi dengan diabetes. Penelitia merekrut subyek yang menderita DM dan tidak menderita DM. Pada kedua kelompok ditanyakan perilaku minum kopi dalam 5 tahun terakhir. Kemudian dari subyek yg mengalami DM, kita cata berapa yang minum kopi dan berapa yg bukan peminum kopi. Begitu juga pada subyek bukan DM.
Peminum kopi
Bukan peminum kopi
Peminum kopi
Bukan peminum kopi
Diabetes (+)
Tidak Dabetes (Diabetes -)
PENYAJIAN PENELITIAN MINUM KOPI DENGAN DIABETES
Diabetes
Ya Tidak
Minum KopiYa a b
Tidak c d
CONTOH PENELITIAN KOHORT
• Peneliti ingin mengetahui apakah paparan debu keramik berhubungan dengan peningkatan insiden bronkitis di industri /pabrik keramik, untuk ini peneliti mengamati para pelamar sebuah industri keramik di wilayah semarang, dimana sebagian dari karyawan akan ditempatkan di kantor bagian administrasi dan sebagian ditempatkan di bagian produksi. Pengamatan dilakukan selama periode waktu ttt, dan ditentukan berapa dari pekerja di bagian administrasi dan di bagian produksi yang menderita bronkitis.
Karyawan di pabrik (terpapar debu keramik)
Karyawan di kantor (tidak terpapar debu
keramik)Bronkitis (-)
Bronkitis (+)
Bronkitis (-)
Bronkitis (+)
PENYAJIAN PENELITIAN PAPARAN DEBU SEMEN DENGAN BRONKITIS
Bronkitis
Ya Tidak
Paparan debu semen
Ya a b
Tidak c d
Bronkitis
Ya Tidak
Paparandebu
semen
Ya 20 20
Tidak 10 30
PR = a/(a+b) : c/(c+d) = 20/40 : 10/40 =0,5/0,25 = 2Karyawan yang terpapar debu semen (di bagian pabrik) berisiko 2 kali lebih tinggi mengalami bronkhitis dibandingkan dengan karyawan yang tidak terpapar debu semen (di bagian kantor)
T*E* R* I* M* A*K A S I H
Wassalamu’alaikum
Sukses untuk kitasemua