Download - deputi v
PELAKSANAAN TUGAS DI DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN DAN PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
BAB IPENDAHULUAN
Masalah pertanahan dewasa ini telah berkembang semakin kompleks sejalan
dengan perkembangan masyarakat. Masalah pertanahan, khususnya sengketa dan
konflik pertanahan, saat ini menjadi sangat luas. Hal-hal yang melatarbelakangi
timbulnya sengketa dan konflik pertanahan disebabkan oleh keterbatasan tanah
yang tersedia dibandingkan dengan perkembangan jumlah manusia.
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementrian yang melaksananakan tugas pemerintah di bidang
pertanahan dituntut untuk menyelesaikan permasalahan pertanahan yang ada,
khususnya sengketa dan konflik pertanahan secara transparan. Oleh karena itu di
dalam kelembagaan BPN RI yang baru berdasarkan Peraturan Presiden No. 10
Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dibentuk
satu Deputi pada BPN RI yang menangani masalah sengketa dan konflik serta
perkara pertanahan secara khusus, yaitu Deputi Bidang Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan atau Deputi V BPN RI. Deputi
Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan terdiri dari
tiga direktorat yaitu Direktorat Konflik, Direktorat Sengketa dan Direktorat Perkara.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Sengketa, Konflik dan Perkara
1. Sengketa
Sengketa adalah perbedaan nilai, kepentingan, pendapat dan atau persepsi
antara orang perorangan dan atau badan hukum (privat atau publik)
mengenai status penguasaan dan atau status kepemilikan dan atau status
penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu oleh pihak tertentu
atau status keputusan tata usaha negara menyangkut penguasaan, pemilikan
dan penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu.
2. Konflik
Konflik adalah perbedaan nilai, kepentingan, pendapat dan atau persepsi
antara warga atau kelompok masyarakat dan atau warga atau kelompok
masyarakat dengan badan hukum (privat atau publik), masyarakat dengan
masyarakat mengenai status penguasaan dan atau status kepemilikan dan
atau status penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu oleh
pihak tertentu, atau status Keputusan Tata Usaha Negara menyangkut
penguasaan, pemilikan dan penggunaan atau pemanfaatan atas bidang
tanah tertentu, serta mengandung aspek politik, ekonomi dan sosial budaya.
3. Perkara
adalah sengketa dan atau konflik pertanahan yang penyelesaiannya
dilakukan melalui badan peradilan.
B. Kelembagaan Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan
Konflik Pertanahan
Dalam kelembagaan BPN RI yang baru berdasarkan Peraturan Presiden
No. 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 3
Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia dibentuk satu Deputi pada BPN RI yang menangani masalah
sengketa dan konflik serta perkara pertanahan secara khusus, yaitu Deputi
Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan atau
Deputi V BPN RI. Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan
Konflik Pertanahan terdiri dari tiga direktorat yaitu Direktorat Konflik, Direktorat
Sengketa dan Direktorat Perkara.
C. Tugas dan Fungsi Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa
dan Konflik Pertanahan
Tugas dan fungsi Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa
dan Konflik Pertanahan yang terdapat pada Bagian Kedelapan Peraturan
presiden No. 10 Tahun 2006 pasal 22 dan 23, tugas Deputi Bidang Pengkajian
dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan adalah merumuskan dan
melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian dan penanganan sengketa dan
konflik pertanahan. Sedangkan fungsi Deputi Bidang Pengkajian dan
Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan adalah:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penanganan sengketa
dan konflik pertanahan;
b. pengkajian dan pemetaan secara sistematis berbagai masalah, sengketa,
dan konflik pertanahan;
c. penanganan masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara hukum dan
non hukum;
d. penanganan perkara pertanahan;
e. pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah, sengketa dan konflik
pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya;
f. pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan yang berkaitan dengan
pertanahan;
g. penyiapan pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang,
dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Pelaksanaan Tugas Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa
dan Konflik Pertanahan