Download - Dasar Perencanaan Sistem Kerja
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
1/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
1 Institut Teknologi Indonesia
PENGUKURAN KERJA WORK SAMPLING
STAFF GENERAL AFFAIR PT . ABYOR
INTERNATIONAL
Disusun Oleh :
Rumiyatun
113 10 2003
Prgram Studi teknik Industri Institute Teknologi Indonesia
Kontak Person :
Rumiyatun Villa Melati Mas Blok J6 No. 5-6,BSD, Tangerang Selatan, 15323
Telp : 085716414124, Email :[email protected]
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Maksud dan Tujuan
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
2/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
2 Institut Teknologi Indonesia
A. Tujuan Umum
1. Dapat melakukan pengukuran waktu secara langsung dengan cara sampling
pekerjaan.
2. Mampu melakukan sampling pekerjaan melalui prosedur yang benar dengan
menggunakan/memanfaatkan tools yang ada.
3. Mampu menggunakan dan memanfaatkan hasil sampling pekerjaan untuk
melakukan perbaikan/pengaturan kerja.
B. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan perhitungan waktu baku dari elemen-elemen pekerjaan tertentu
dan beban kerja dari sistem kerja tersebut.
2. Mampu melakukan perhitungan utilitas dari suatu fasilitas dan mampu melakukan
interpretasi terhadap hasil serta mengajukan usulan perbaikan pada penggunaan
fasilitas tersebut.
1.2 Latar Belakang Masalah
Kinerja suatu sistem kerja ditentukan oleh performansi dari pekerjanya, yaitu berupa
tingkat keefektifan pekerja menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu metode untuk menghitung tingkat keefektifan tersebut, salah satu caranya
adalah melakukan sampling pekerjaan (work sampling). Pada awalnya sampling
pekerjaan dikembangkan di Inggris oleh L.H.C. Tippet pada pabrik-pabrik tekstil di
Inggris. Sampling pekerjaan menggunakan prinsip-prinsip dari ilmu statistik.
Sampling pekerjaan dapat dilakukan terhadap tenaga kerja tak langsung, tenaga kerja
langsung, maupun terhadap mesin. Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur
pengukuran yang dilakukan dengan melakukan kunjungan-kunjungan pada waktu-
waktu tertentu yang ditentukan secara acak (random). Kunjungan-kunjungan yang
dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi atau kegiatan apa yang sedang
dilakukan di tempat kerja yang bersangkutan, frekuensi kegiatan tersebut, dan berapa
persen waktu yang dipergunakan untuk pekerjaan itu. Semakin banyak kunjungan
yang dilakukan, semakin kuat dasar (berupa tingkat ketelitian) untuk mengambil
kesimpulan. Agar kesimpulan yang diambil lebih tepat, diperlukan teknik tertentu
secara statistik, yang dikenal dengan sampling menduga perbandingan populasi
(sampling for estimating population proportion).
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
3/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
3 Institut Teknologi Indonesia
Pekerja PT. Abyor International dipilih sebagai objek pengamatan karena sistem kerja
PT. Abyor International dan pekerjanya dirasa masih memerlukan adanya perbaikan-
perbaikan kerja. Melalui sampling pekerjaan terhadap operator kerja, dapat diukur dan
diketahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh para pekerja, beban kerja dan
kelonggaran bagi para pekerja. Berdasarkan data yang didapatkan itulah dapat
dilakukan berbagai perbaikan kerja agar pekerja menjadi lebih produktif.
1.3 Perumusan Masalah
Dari sampling pekerjaan yang dilakukan, dapat diketahui distribusi pemakaian waktu
sepanjang waktu kerja oleh pekerja. Untuk mengetahui dan menghitung beban kerja
dari para pekerja, serta memperkirakan kelonggaran bagi pekerjaan tertentu, dapat
digunakan performance sampling. Work measurement digunakan untuk menghitung
dan menentukan waktu baku dari suatu jenis pekerjaan tertentu.
1.4 Pembatasan Masalah
Permasalahan, pengolahan data, dan analisis yang dibahas pada laporan ini dibuat
dengan batasan-batasan:
1) Pekerja yang dijadikan objek pengamatan adalah dua orang pekerja PT. Abyor
International yang memiliki jenis kelamin dan job description yang sama.
Pengamatan tidak dapat dilakukan pada pekerja yang memiliki jenis kelamin yang
berbeda (pria dengan wanita), karena pada PT. Abyor International, job description
antara pekerja pria dan wanitanya berbeda.
2) Pekerja adalah pekerja yang normal.
Data yang didapatkan berupa jenis kegitan yang dilakukan dan kecepatan dari pekerja.
3) Kunjungan pengamatan dilakukan secara acak dengan interval waktu yang
mengikuti tabel bilangan random.
4) Pengamatan dilakukan selama 5 hari sesuai dengan jam kerja PT. Abyor
International.
1.5 Langkah Pembahasan Masalah
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
4/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
4 Institut Teknologi Indonesia
1) Menetapkan tujuan pengukuran serta besar tingkat ketelitian dan keyakinan yang
digunakan.
2) Melakukan penelitian pendahuluan mengenai sistem kerja.
3) Memilih pekerja yang terampil.
4) Menyiapkan peralatan yang berhubungan dengan sampling pekerjaan.
5) Melakukan pemisahan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan yang
diamati/diukur.
6) Menetapkan interval pengamatan, lalu menentukan jadwal kunjungan berdasarkan
bilangan acak yang didapatkan.
7) Melakukan sampling. Data dicatat pada lembar pengamatan.
8) Menguji keseragaman data.
9) Menguji kecukupan data.
10) Melakukan pengamatan tambahan sesuai waktu yang ditetapkan, jika diperlukan.
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
5/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
5 Institut Teknologi Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
Teknik pengukuran waktu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Pengukuran waktu secara langsung dilakukan langsung di
tempat pekerjaan tersebut dilakukan dan terdiri dari antara lain pengukuran dengan
cara jam henti dan sampling pekerjaan. Sedangkan pengukuran secara tidak langsung
melakukan perhitungan waktu tanpa harus berada di tempat pekerjaan, yaitu dengan
cara membaca tabel-tabel yang tersedia, asalkan mengetahui jalannya pekerjaan dan
elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.
Pada prinsipnya tenaga kerja pada suatu industri manufaktur dapat dibagi atas dua
klasiflkasi, yaitu tenaga kerja langsung (bagian produksi) dan tenaga kerja tak
langsung. Tenaga kerja tak langsung ini dapat dibagi lagi dalam tiga tipe pekerja,
yaitu:
Tenaga kerja kreatif, misalnya manager, koordinator. Tenaga kerja beban tetap,
misalnya tenaga filling, agenda, fotocopy.
Tenaga kerja beban berubah, misalnya sekretaris. penerima tamu, pemroses surat.
Sedangkan pada industri jasa, semua tenaga kerja mempunyai klasifikasi seperti
tenaga kerja tak langsung dalam industri manufaktur yang selanjutnya disebut tenaga
kerja non produksi (white collar).
Tenaga kerja tak langsung memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
Merupakan suatu bentuk pelayanan, di mana terdapat sedikit pengulangan danrutinitas dibandingkan dengan tenaga kerja langsung (produksi).
Beban kerjanya sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor luar. Pengawasannya relatif lebih sulit. Kebutuhannya sesuai dengan tingkat penggunaan sistem otomasi danmekanisasi (teknologi yang digunakan).
Penyelesaian tugas-tugasnya memerlukan kreativitas yang baik daripekerjanya.
Lebih menggunakan usaha mental.Tujuan dari pengukuran dan pengawasan tenaga kerja tak langsung adalah:
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
6/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
6 Institut Teknologi Indonesia
Meyakinkan bahwa terdapat performansi yang optimum dari para pekerja diseluruh bagian perusahaan, dengan mengukur dan mengawasi setiap pekerja sebagai
suatu output perusahaan.
Menentukan keperluan tenaga kerja pada berbagai tingkat volume. Perbaikan cara kerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Mereduksi biaya yang tidak diperlukan.Pengukuran waktu secara random (work sampling) mempunyai berbagai kegunaan :
Menentukan jadwal dan perencanaan kerja yang memberikan kondisi yangoptimal bagi pekerja dalam melakasankan tugasnya.
Menentukan efektivitas mesin, jumlah mesin yang dapat ditangani oleh satuoperator,dan juga sebagai alat bantu dalam menyeimbangkan suatu lini perakitan dan
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan menggunakan konveyor.
Menentukan waktu baku yang digunakan bagi pekerja-pekerja tidak langsung Memperkirakan kelonggaran suatu pekerjaan Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerjaatau kelompok kerja.
Sampling pekerjaan mempunyai tiga manfaat utama. yaitu sebagai:
Activity and delay samplingActivity and delay sampling digunakan untuk mengukur dan mengetahui distribusi
pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh para pekerja/kelompok kerja, atau untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan (utilitas) mesin-mesin, peralatan, dan fasilitas kerja.
Performance samplingPerformansi sampling bisa digunakan untuk mengukur performance index atau
performance level dari pekerja sepanjang waktu kerjanya. Performance sampling ini
juga digunakan untuk mengetahui dan menghitung beban kerja dari para pekerja, serta
memperkirakan kelonggaran bagi pekerjaan tertentu.
Work measurementWork measurement digunakan untuk menghitung dan menentukan waktu baku dari
suatu jenis pekerjaan tertentu.
Rating PerformansiDalam melakukan suatu pengamatan, pengamat dapat melihat apakah operator bisa
bekerja secara wajar atau tidak. Hal ini berkaitan dengan kecepatan kerja operator,
apakah pekerja/operator bekerja sangat cepat, sangat lambat, atau normal. Jadi dalam
sampling pekerjaan , data yang didapatkan adalah jenis kegiatan yang tengah
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
7/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
7 Institut Teknologi Indonesia
dilakukan dan data kecepatan pekerja. Sebagai jawaban untuk permasalahan ini
dilakukan penetapan rating performansi . Dalam rating tersebut, ada benchmarking,
yaitu tingkat kecepatan yang dianggap normal untuk pekerjaan tertentu.
Beberapa metode penetapan rating performansi yang lazim dipakai:
Westinghouse System of Rating Metode Persentase Metode Shumard Metode Objektif Metode Sintesa Metode BedauxPemisahan Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan
Bentuk paling sederhana dalam melakukan pemisahan pekerjaan ini adalah dalam
bentuk kegiatan produktif dan non-produktif. Langkah pemisahan ini berkembang
menjadi beberapa elemen pekerjaan . Pemisahan elemen pekerjaan ini bersifat
mutually exclusive dan exhaustiv , yaitu satu kegiatan terpisah dari kegiatan lainnya
dengan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin terjadi.
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
8/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
8 Institut Teknologi Indonesia
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1. Data Umum Perusahaan
Nama tempat kerja : PT. Abyor International
Tahun berdiri : Februari 2007
Nama pemilik : Hary Tjahyono
Alamat : Wisma BCA, Wing A, PH Floor Jalan Kapten Soebianto
Djojohadikusumo BSD City, Tangerang Selatan Indonesia,
15322
Jumlah karyawan : 95 orang.
Jam kerja : Senin-Jumat pukul 09.00-18.00 WIB
Kapasitas pekerjaan : 80 pelayanan
3.2. Teknik Pengumpulan Data Untuk Penelitian Sampling Pekerjaan
Dalam metode sampling pekerjaan, pengambilan data dilakukan melalui pemantauan
secara acak, yaitu pada waktu-waktu tertentu dengan penetapan interval kunjungan
berdasarkan karakteristik pekerjaan. Kunjungan dilakukan untuk mengetahui kegiatan
apa yang sedang dilakukan pada tempat kerja.
Langkah awal yang harus dilakukan dalam pengambilan data adalah melakukan
penelitian pendahuluan mengenai sistem kerja untuk mempelajari uraian pekerjaan
dan elemen-elemen pekerjaan yang akan diamati. Hal ini dapat dilakukan melalui
observasi dan wawancara dengan pekerja yang akan diamati. Dalam pemilihan
pekerja, pekerja yang akan diamati haruslah pekerja terampil yang saat diamati
bekerja secara wajar.
Lalu ditetapkan interval pengamatan dan jadwal kunjungan secara acak, yang dibuat
berdasarkan tabel bilangan acak. Kemudian diakukan kunjungan sesuai dengan jadwal
kunjungan yang telah direncanakan dan dicatat kegiatan yang sedang dilakukan pada
tempat. Semua elemen kerja yang dilakukan dalam satu hari dan jumlah OIU (output
in unit) dicatat.
3.2.1). Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan agar elemen pekerjaan yang diamati dapat dibagi
menjadi dua, yaitu elemen kerja produktif dan elemen kerja non produktif.
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
9/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
9 Institut Teknologi Indonesia
Elemen kerja produktif Menerima Telepon Mengatur jadwal driver Membaca / membalas email Menelepon konsultan Reserve Tiket Perjalanan Install laptop Konsultan Install Modem Konsultan Memeriksa stock ATK Menjadwalkan pembelian laptop dan ATK Service laptop Rekap penggunaan voucher taxi Pembukuan Membuat laporan Elemen kerja non produktif Menunggu Menganggur Beribadah Dll.Melalui penelitian pendahuluan juga didapatkan data umum tempat kerja dan
penentuan pekerja normal yang akan diamati. Pekerja yang akan diamati dipilih
berdasarkan pengalaman pekerja.
Data pekerja normal yang akan diamati:
1. Nama : Indah K
Jabatan : Staff GA PT Abyor International
2. Nama : Mega Juliana
Jabatan : Staff GA PT Abyor International
3.2.2). Interval pengamatan
Interval waktu pengamatan terhadap pekerja Kantin GKU Barat yang dilakukan
adalah sebesar 10 menit. Hal ini dilakukan dengan asumsi 10 menit adalah waktu rata-
rata bagi pekerja untuk
menyelesaikan seluruh kegiatan kerjanya.
Jumlah jam kerja per hari = 9 jam = 540 menit
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
10/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
10 Institut Teknologi Indonesia
Jumlah Pengamatan maks. = 540 / 10 = 54 Kunjungan
Jumlah Pengamatan = 3 / 2 x jumlah kunjungan maks.
= 3 / 2 x 54 = 36 kunjungan/hari
pengamatan dilakukan selama lima hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan
Jumat.
Pada pelaksanaannya, terdapat beberapa pengamatan yang tidak dapat dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu
yang dimiliki pengamat (yaitu kesibukan di tempat projek), dan tidak pengamat yang
dapat melaksanakan pengamatan pada jadwal pengamatan tersebut.
3.2.4). Pengumpulan Data
LEMBAR PENGAMATAN SAMPLING PEKERJAANSTAFF GA PT. AI
Tabel Jumlah Total OIU Selama 5 Hari
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
11/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
11 Institut Teknologi Indonesia
3.3. Teknik Pengolahan Data
1) Menghitung persentase waktu produktif (p) dan % kegiatan produktif rata-rata
dengan, pi = persentase kegiatan produktif di hari ke-i
k = jumlah hari pengamatan
2) Melakukan uji keseragaman data dengan menggunakan peta kontrol
dengan, n = jumlah pengamatan dalam 1 hari
3) Melakukan uji kecukupan data
dengan, = persentase produktif di seluruh pengamatan
yang telah dilakukan, s = tingkat ketelitian yang digunakan
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
12/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
12 Institut Teknologi Indonesia
4) Perhitungan beban kerja
Menghitung % produktif dari setiap elemen pekerjaan
Menghitung tingkat performansi rata-rata
Menghitung jumlah menit pengamatan tiap elemen pekerjaan
Menghitung waktu normal per OIU
Menghitung waktu baku per OIU
Menghitung waktu baku total per elemen
Menghitung waktu baku total
Menghitung beban kerja
3.4 Hasil Pengolahan Data
% Kegiatan Produktif
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
13/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
13 Institut Teknologi Indonesia
Pekerja terukur : Endah K.
Jadi, persentase kegiatan produktif rata-rata untuk Endah K. adalah 80.10%
Pekerja terukur : Mega Juliana
Jadi, persentase kegiatan produktif rata-rata untuk Mega Juliana adalah 84.72%
Uji Keseragaman Data
Pekerja terukur : Endah K.
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
14/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
14 Institut Teknologi Indonesia
Dapat dilihat dari kurva, bahwa data yang diambil untuk Endah K. adalah seragam
karena berada diantara BKA dan BKB, sehingga tidak ada data yang dibuang.
Pekerja terukur : Mega Juliana
Dapat dilihat dari kurva, bahwa data yang diambil untuk Mega Juliana adalah
seragam karena berada diantara BKA dan BKB, sehingga tidak ada data yang
dibuang.
Uji Kecukupan Data
Dengan menggunakan tingkat ketelitian 10% dan tingkat keyakinan 95% didapatkan :
Angka 83 menunjukkan bahwa data yang ada (172 kali pengamatan) memenuhi syarat
kecukupan data.
Perhitungan Beban Kerja
jumlah menit pengamatan tiap elemen pekerjaan
=
dengan, total menit pengamatan = 9 x 5 x 60 menit = 2700 menit
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
15/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
15 Institut Teknologi Indonesia
waktu normal per OIU :
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
16/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
16 Institut Teknologi Indonesia
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
17/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
17 Institut Teknologi Indonesia
Waktu baku per OIU:
=
dengan, l = kelonggaran
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
18/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
18 Institut Teknologi Indonesia
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
19/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
19 Institut Teknologi Indonesia
Waktu baku total per elemen pekerjaan:
=
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
20/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
20 Institut Teknologi Indonesia
Menghitung waktu baku total
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
21/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
21 Institut Teknologi Indonesia
Menghitung beban kerja
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
22/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
22 Institut Teknologi Indonesia
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
23/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
23 Institut Teknologi Indonesia
BAB IV
ANALISIS
4.1. Analisis terhadap sistem kerja dan lingkungan kerja yang ada
Kemampuan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, bisa berupa intern ataupun
ekstern. Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan adalah
sistem kerja dan lingkungan kerja tempat pekerja melakukan kegiatannya.
Lingkungan kerja yang dapat menunjang hasil yang optimal adalah lingkungan
pekerjaan yang memperhatikan kondisi yang EASNE; efektif, aman, sehat, nyaman,
dan efisien.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Staff GA PT. Abyor International, pekerja
sudah cukup produktif. Namun dilihat dari jumlah konsultan yang ada, kecepatan
kerja tersebut masih kurang. Terlebih karena tidak memiliki ruangan khusus untuk
meletakan barang sehingga penataan barang berantakan dan tidak teratur.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain:
TemperaturKeadaan temperatur di lingkungan kerja dapat dikategorikan ke dalam temperatur
kerja yang normal dan merupakan kondisi yang optimum untuk bekerja, yaitu sekitar
22-28C pada siang hari. Namun karena jumlah Ac terlalu banyak sedangkan volume
AC tidak bisa dikontrol sehingga pekerja sering mengalami kedinginan, hal ini
berakibat terlalu banyak waktu yang terbuang untuk membuat minuman hangat dan
waktu untuk pergi ke kamar mandi.
KelembabanKelembaban pada lingkungan kerja diasumsikan normal (karena keterbatasan alat
pengukur kelembaban udara). Maka, ditarik kesimpulan dari pengamatan yang
dilakukan berdasarkan kondisi kerapian lingkungan kerja secara keseluruhan yang
rapi, tidak terdapatnya tumpukan barang-barang yang dapat menimbulkan udara yang
pengap dan lembab
Sirkulasi udara
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
24/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
24 Institut Teknologi Indonesia
Sirkulasi udara berkaitan dengan temperatur. Jika sirkulasi udara lancar maka
temperatur dapat dicapai normal. Sirkulasi udara pada lingkungan kerja sudah baik,
karena lingkungan kerja tidak berada di ruangan tertutup
PencahayaanBerdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi pencahayaan pada lingkungan kerja
lumayan baik. Pada pagi hari (sekitar pukul 06.00 WIB) lampu yang sudah ada dapat
mencukupi kebutuhan pencahayaan pekerja pada lingkungan kerja. Pada siang hari,
lingkungan kerja tidak memerlukan lampu karena pencahayaan dari sinar matahari
sudah sangat memenuhi kebutuhan pekerja.
KebisinganTingkat kebisingan pada lingkungan kerja normal, karena kantin GKU Barat ITB jauh
dari keramaian lalu lintas
Bau-bauanBau-bauan berkaitan dengan kelembaban dan sirkulasi udara. Bau-bauan yang tidak
enak tidak dijumpai pada lingkungan kerja, walapun seharusnya terdapat sampah
dapur hasil kegiatan memasak.
4.2. Deskripsi elemen pekerjaan.
Sebelum melakukan sampling pekerjaan, dilakukan pemisahan kegiatan kerja atas
elemen-elemennya, menjadi elemen kerja produktif dan elemen kerja non produktif.
Elemen kerja produktif merupakan kegiatan yang akan diukur tingkat performansi
pekerjanya.
Pemisahan elemen kerja bertujuan untuk mengetahui distribusi penggunaan waktu
bagi setiap kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan kerja A sampai dengan M adalah
elemen kerja produktif, sedangkan elemen kerja non produktif didefinisikan menjadi
satu pada kegiatan kerja N. Pada pengamatan ditemukan kegiatan kerja yang bukan
merupakan job description asli dari pekerja, seperti rekap voucher taxi.
A. Menerima Telepon
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
25/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
25 Institut Teknologi Indonesia
Kegiatan ini berupa menerima panggilan jika ada telepon yang masuk, dan
selanjutnya akan disambungkan dengan orang yang bersangkutan.
B. Mengatur jadwal DriverKegiatan ini berupa mengatur jadwal kepegian driver yang disesuaikan dengan
kebutuhan , baik untuk kebutuhan internal yang ada di dalam kantor PT. Abyor
International maupun kebutuhan konsultan yang ada di masing-masing projek yang
terkait.
C. Membaca / Membalas EmaillKegiatan ini berupa membuka email yang dikirim baik dari karyawan yang ada di
kantor maupun konsultan yang ada di projek, serta email dari pihak luar kantor.
D. Menelepon KonsultanKegiatan ini berupa menghubungi konsultan yang ada di projek untuk memastikan
kebutuhan masing-masing konsultan.
E. Reserve Tiket perjalananKegiatan ini berupa melakukan pemesanan baik untuk perjalanan maupun untuk
penginapan. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk konsultan atau pekerja yang
sedang ada projek di luar daerah.
F. Install Laptop KonsultanKegiatan ini berupa menyiapkan perangkat laptop yang akan di gunakan konsultan
saat berada di projek, sehingga saat di terima konsultan laptop sudah siap digunakan
beserta aplikasi yang dibutuhkan saat berada di projek.
G. Install Modem KonsultanKegiatan ini berupa menginstall modem yang digunakan baik oleh onsultan / admin.
Agar pekerja tidak mengalami kendala jaringan dimanapun pekerja itu berada.
H. Memeriksa Stock ATKKegiatan ini berupa memeriksa ketersediaan stock ATK yang ada di kantor, agar
persediaan tetap terkontrol dan tidak mengganggu kinerja karyawan.
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
26/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
26 Institut Teknologi Indonesia
I. Menjadwalkan Pembelian Laptop dan ATKKegiatan ini berupa membuat jadwal pembelian laptop dan ATK yang dibutuhkan.
J. Service LaptopKegiatan ini berupa melakukan perbaikan laptop yang mengalami masalah.
K. Rekap penggunaan Voucher TaxiKegiatan ini berupa mencatat semua voucher taxi yang digunakan oleh karyawan.
Ekerjaan ini seharusnya dilakukan oleh orang finance, karena berhubungan dengan
keuangan.
L. PembukuanKegiatan ini berupa melakukan pencatatan untuk setiap kegiatan yang dilakukan
setiap hari.
M. Membuat LaporanKegiatan ini berupa membuat laporan harian yang dilaukan by email kepada Manager
keuangan.
4.3. Analisis cara penentuan rating yang digunakan dan performansi objek
sampling pekerjaan.
RatingPenentuan rating pada sampling pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan
Metode Westinghouse yang nilai-nilai dalam tabelnya telah disesuaikan dengan
kondisi orang Indonesia. Metode Westinghouse dipilih karena mewakili 4 faktor
yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu
faktor keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Setiap faktor terbagi ke
dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing.
Contoh penentuan rating performansi
Elemen pekerjaan yang diukur: Membersihkan meja
Ketrampilan : Good (C2) = +0.00
Usaha : Average (D) = -0.03
Kondisi kerja : Good (C) = +0.02
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
27/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
27 Institut Teknologi Indonesia
Konsistensi : Average (D) = +0.00
Jumlah : -0.01
Jadi p = (1-0.01) = 0.99
PerformansiPerformansi rata-rata dari setiap pekerja selama 5 hari pengamatan adalah sebagai
berikut:
Indah K. : 80.10%
Mega Juliana : 84.72%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa performansi rata-rata dari tiap pekerja
adalah baik, karena nilainya lebih dari 80%. Hal ini berarti 80% lebih dari waktu kerja
setiap pekerja digunakan untuk melakukan elemen pekerjaan yang produktif. Mega
Juliana mempunyai persentase kegiatan produktif yang lebih tinggi (84.72%) daripada
Indah K.(80.10%). Hal ini berarti Mega Julianan mempunyai performasi yang lebih
tinggi daripada Indah K.
4.4. Analisis waktu baku setiap elemen pekerjaan berdasarkan lingkungan kerja
Waktu baku setiap elemen pekerjaan diperoleh dari perkalian waktu normal dengan
kelonggaran. Kelonggaran diberikan untuk 3 hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan fatigue, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan
(unavoidable delay).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan kelonggaran adalah:
1. Tenaga yang dikeluarkan
2. Sikap kerja
3. Gerakan kerja
4. Kelelahan mata
5. Keadaan temperatur lingkungan kerja
6. Keadaan atmosfer
7. Keadaan lingkungan yang baik
Dari faktor-faktor di atas, yang berhubungan dengan lingkungan fisik kerja adalah :
Faktor keadaan temperatur lingkungan kerja
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
28/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
28 Institut Teknologi Indonesia
Semakin tinggi temperatur atau semakin rendah temperatur lingkungan kerja, akan
semakin besar faktor kelonggaran yang diberikan kepada pekerja. Hal ini akan
menyebabkan semakin besar pula waktu baku yang dibutuhkan pekerja dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Keadaan atmosferKeadaan atmosfer yang baik bagi pekerja untuk melakukan aktivitas kerja adalah
keadaan lingkungan kerja dengan ventilasi yang baik sehingga udara segar dapat
keluar masuk ruangan. Keadaan atmosfer yang kurang baik akan menyebabkan
semakin tingginya faktor kelonggaran yang menyebabkan semakin besarnya nilai
waktu baku yang dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya
Keadaan lingkungan yang baikLingkungan kerja yang baik adalah lingkungan kerja yang bersih, sehat, dengan
tingkat kebisingan yang rendah. Lingkungan kerja yang buruk menyebabkan faktor
kelonggaran menjadi semakin besar yang mengakibatkan waktu baku yang
dibutuhkan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya menjadi semakin besar pula.
Pada sampling pekerjaan ini, setiap elemen pekerjaan dilakukan pada lingkungan
kerja yang sama sehingga besarnya kelonggaran yang diberikan untuk setiap faktor
yang berhubungan dengan lingkungan fisik kerja adalah sama
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
29/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
29 Institut Teknologi Indonesia
4.5. Analisis beban kerja yang ada sekarang dan usulan agar beban kerja
menjadi ideal sesuai kemampuan tenaga kerja
Beban kerja yang didapat dari pengolahan data pengamatan adalah sebesar :
Idah K. :1.036
Mega Juliana : 1.073
Beban kerja terhadap kedua pekerja tersebut besar, karena beban kerja yang ideal
adalah sebasar 1.00. Hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya pekerjaan yang
harus dilakukan Indah K. dan Mega Juliana, tidak sebanding dengan waktu yang
dimiliki oleh keduanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Sehingga sebaiknya
dilakukan penambahan jumlah pekerja untuk mengurangi beban kerja terhadap Indah
K. dan Mega Juliana.
Angka beban kerja sebesar 1.073 menunjukkan beban kerja yang ditanggung Mega
Juliana sedikit lebih besar dari pada beban kerja yang ditanggung Indah K. (sebesar
1.036). Hal ini disebabkan karena tidak meratanya pekerja dalam melakukan
pekerjaan dan tidak adanya pembagian kerja yang jelas antara Indah K. dan Mega
Juliana mengingat kedua pekerja memiliki job description yang sama. Sebaiknya
dilakukan pembagian kerja yang jelas antara Indah K. dan Mega Juliana agar terjadi
pemerataan beban kerja.
4.6. Analisis kelemahan dan kelebihan sampling pekerjaan
Kelebihan:
Tidak perlu dilakukan pengamatan sepanjang hari yang membutuhkan rentang waktuyang lama. Dengan sampling pekerjaan, hanya perlu ditentukan jadwal kunjungan
dengan menggunakan tabel bilangan acak untuk mengamati elemen pekerjaan yang
dikerjakan pada saat kunjungan (pengamatan sesaat) dilakukan.
Tidak membutuhkan dokumentasi (penyimpanan data) yang banyak jumlahnya Total waktu yang digunakan oleh pengamat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
metode lain
Seorang pengamat dapat dengan mudah melakukan pengamatan pada beberapa objekpengamatan sekaligus.
Dapat menentukan waktu baku bagi pekerja tidak langsung, karena pekerjaannyayang tidak menentu.
Dapat mengetahui distrbusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
30/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatun
30 Institut Teknologi Indonesia
Kelemahan:
Rentang waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan data relatif lebih panjang
dibandingkan metode lain (jam henti).
Karena rentang waktu yang dibutuhkan relatif panjang, maka biaya yang dikeluarkan
akan lebih mahal jika hanya dilakukan sampling pekerjaan terhadap satu jenis
kegiatan kerja saja.
Karena kunjungan dilakukan secara random dan pengamatan sesaat maka data yang
diperoleh tidak menggambarkan proporsi activity dan delay operator secara tepat.
Akan sulit didapatkan frekuensi kegiatan kelonggaran yang dilakukan pekerja tanpa
jumlah pengamatan yang tinggi, karena kegiatan kelonggaran tersebut sering kali
dilakukan hanya dalam hitungan detik. Selain itu, pekerja tidak selalu melakukan
kegiatan kelonggaran untuk menghilangkan atau mengurangi fatigue, tetapi dapat juga
mengurangi kecepatan kerja, yang sulit dideteksi oleh metode sampling pekerjaan.
Karena operator menyadari bahwa dirinya sedang diamati, kemungkinan ia tidak
bekerja secara wajar sehingga data yang diperoleh tidak representatif terhadap
keadaan pekerja yang sebenarnya.Dibutuhkan pekerja yang melakukan kegiatan
kelonggaran secara wajar.
Dalam menentukan kelonggaran, harus dipastikan bahwa pekerja yang diamati
melakukan kegiatan kelonggaran secara wajar, artinya dia tidak bercakap-cakap
terlalu banyak, sering minum, sering ke kamar kecil, atau sedang tidak sehat. Hal ini
agar kelonggaran yang akhirnya didapatkan merupakan kelonggaran yang
pantas.Pengamat harus berada di lingkungan kerja operator secara langsung.
-
7/22/2019 Dasar Perencanaan Sistem Kerja
31/31
[DASAR PERENCANAAN SISTEM KERJA] umiyatunBAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Pengukuran waktu baku dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Sampling pekerjaan adalah salah satu metode pengukuran secara langsung.
2. Sampling pekerjaan adalah metode pengukuran waktu baku dengan cara
mengamati pekerja hanya pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak.
3. Sampling pekerjaan dapat digunakan untuk mengetahui proporsi activity dan delay
dari seorang pekerja pada suatu pekerjaan tertentu, serta dapat mengetahui beban
kerja.
4. Sampling pekerjaan dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk melakukan
perbaikan/pengaturan kerja.
5. Berdasarkan data yang diperoleh dari sampling pekerjaan, dapat dihitung waktu
baku dari suatu pekerjaan dengan menambahkan faktor penyesuaian dan kelonggaran.
6. Berdasarkan pengamatan, kedua staff General Affair di PT. Abyor Internationsl
memiliki produktivitas yang cukup tinggi, yang berarti dari seluruh waktu kerja total
hanya sedikit waktu yang dihabiskan untuk kegiatan non produktif.
5.2. SARAN
1. Untuk melakukan sampling pekerjaan sebaiknya pekerja yang dipilih adalah
pekerja normal yang sudah terlatih.
2. Pekerja yang dipilih harus dapat bekerjasama dengan baik (kooperatif).
3. Pengamatan haruslah pada waktu yang memungkinkan, sehingga akan didapatkan
hasil pengamatan yang baik.