dasar-dasar teori perencanaan - perpustakaan ut

47
Modul 1 Dasar-dasar Teori Perencanaan Hafid Setiadi, S.Si, MT. i dalam kehidupan sehari-hari, banyak aktifitas manusia yang keberhasilannya sangat tergantung pada sebuah rencana yang baik. Guna menyusun rencana yang baik diperlukan adanya pemahaman bukan saja terhadap hal-hal yang akan direncanakan, tetapi juga terhadap esensi dan karakteristik dari rencana itu sendiri. Dalam praktek keseharian, pemahaman tersebut tidak sepenuhnya selalu dapat diungkapkan secara baik, yang antara lain disebabkan oleh kegiatan perencanaan yang seringkali dilakukan secara “sambil lalu”. Jika diletakkan dalam konteks perencanaan wilayah, kota, dan lingkungan, pemahaman dimaksud merupakan hal yang sangat urgen karena perencanaan tersebut selalu beorientasi pada kepentingan publik. Berkenaan dengan hal tersebut, pembahasan pada Modul 1 ini, akan ditekankan pada elemen-elemen prinsipil dari perencanaan sebagai dasar bagi keperluan perrencanaan wilayah, kota, dan lingkungan. Modul 1 ini, terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar yaitu: Kegiatan Belajar 1. Esensi Perencanaan Kegiatan Belajar 2. Fungsi dan Kedudukan Perencanaan, dan Kegiatan Belajar 3. Perencanaan sebagai “Public Domain”. Kegiatan Belajar 1 mencakup pembelajaran mengenai pengertian- pengertian dasar dari teori perencanaan. Sementara itu, Kegiatan Belajar 2 akan menekankan pembahasan mengenai argumen-argumen utama yang melandasi pentingnya fungsi dan kedudukan perencanaan dalam proses pembangunan. Adapun, Kegiatan Belajar 3 akan mengulas tentang unsur- unsur penting dari sebuah proses perencanaan di dalam ranah publik dan bagaimana unsur-unsur tersebut harus diperlakukan. Dengan demikian, setelah mempelajari Modul 1 ini, Anda diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjelaskan: D PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

Modul 1

Dasar-dasar Teori Perencanaan

Hafid Setiadi, S.Si, MT.

i dalam kehidupan sehari-hari, banyak aktifitas manusia yang

keberhasilannya sangat tergantung pada sebuah rencana yang baik.

Guna menyusun rencana yang baik diperlukan adanya pemahaman bukan

saja terhadap hal-hal yang akan direncanakan, tetapi juga terhadap esensi dan

karakteristik dari rencana itu sendiri. Dalam praktek keseharian, pemahaman

tersebut tidak sepenuhnya selalu dapat diungkapkan secara baik, yang antara

lain disebabkan oleh kegiatan perencanaan yang seringkali dilakukan secara

“sambil lalu”. Jika diletakkan dalam konteks perencanaan wilayah, kota, dan

lingkungan, pemahaman dimaksud merupakan hal yang sangat urgen karena

perencanaan tersebut selalu beorientasi pada kepentingan publik. Berkenaan

dengan hal tersebut, pembahasan pada Modul 1 ini, akan ditekankan pada

elemen-elemen prinsipil dari perencanaan sebagai dasar bagi keperluan

perrencanaan wilayah, kota, dan lingkungan.

Modul 1 ini, terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar yaitu:

Kegiatan Belajar 1. Esensi Perencanaan

Kegiatan Belajar 2. Fungsi dan Kedudukan Perencanaan, dan

Kegiatan Belajar 3. Perencanaan sebagai “Public Domain”.

Kegiatan Belajar 1 mencakup pembelajaran mengenai pengertian-

pengertian dasar dari teori perencanaan. Sementara itu, Kegiatan Belajar 2

akan menekankan pembahasan mengenai argumen-argumen utama yang

melandasi pentingnya fungsi dan kedudukan perencanaan dalam proses

pembangunan. Adapun, Kegiatan Belajar 3 akan mengulas tentang unsur-

unsur penting dari sebuah proses perencanaan di dalam ranah publik dan

bagaimana unsur-unsur tersebut harus diperlakukan. Dengan demikian,

setelah mempelajari Modul 1 ini, Anda diharapkan memiliki pengetahuan

dan kemampuan untuk menjelaskan:

D

PENDAHULUAN

Page 2: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.2 Teori Perencanaan

1. ciri-ciri penting perencanaan;

2. peran penting perencanaan dalam pengembangan wilayah dan kota;

3. tujuan dan orientasi utama kegiatan perencanaan bagi pembangunan.

Untuk mempelajari materi Teori Perencanaan, dalam Modul 1 ini, akan

diawali dengan pengertian tentang teori, kaitannya dengan penggunaan istilah

“theory of planning” dan “theory in planning”, pengertian perencanaan dan

kegiatan perencanaan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

baik secara individu maupun kelompok, fungsi dan kedudukan perencanaan,

serta perencanaan sebagai bagian dari proses publik.

Kegiatan perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait

dengan dimensi waktu, spasial, serta tingkatan dan teknis perencanaannya.

Perencanaan memiliki peran strategis bagi kepentingan publik sebagai sebuah

tindakan yang rasional dan ilmiah.

Selain membaca materi modul, membuat catatan atau ringkasan modul

akan membantu Anda mempermudah menguasai materi ini. Sumber belajar

lain yang dapat digunakan untuk memahami materi ini adalah buku acuan

pustaka yang terdapat di bagian akhir modul ini.

Page 3: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.3

Kegiatan Belajar 1

Esensi Perencanaan

egiatan Belajar 1 ini, membahas tentang Esensi Perencanaan. Setelah

mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat menjelaskan ciri-ciri

penting perencanaan. Secara khusus materi esensi perencanaan akan

menitikberatkan pada pengertian teori dan pengertian perencanaan.

A. PENGERTIAN TEORI

Bahasan pertama dalam Kegiatan Belajar 1 ini, adalah pengertian teori

secara umum. Manusia dikenal sebagai “mahluk yang berpikir”. Ryle (1951)

menyatakan bahwa cara berpikir manusia dibentuk oleh tiga komponen

utama yang saling terkait yaitu: penalaran (thought), perasaan (feeling), dan

kehendak (will). Oleh sebab itu, proses berpikir sesungguhnya adalah proses

yang sangat kompleks dan tak pernah henti. Dalam dunia akademik, proses

berpikir inilah yang akan menuntun kegiatan riset. Kegiatan riset adalah

kegiatan yang berkelanjutan, karena sangat dipengaruhi oleh proses berpikir.

Kesimpulan dari sebuah riset bukanlah titik akhir, melainkan titik awal untuk

proses berikutnya. Setiap kesimpulan merupakan suatu pencapaian yang akan

dijadikan landasan demi menggapai pencapaian berikutnya. Bahkan lebih

jauh dari itu, kesimpulan dimaksud juga dapat dipertanyakan ulang atau

bahkan diruntuhkan. Dengan cara-cara seperti itulah kegiatan riset akan

mendorong peradaban manusia melalui pencapaian yang terus menerus

diraihnya.

Salah satu filsuf terkenal abad ke-20, Karl Raimund Popper,

mengilustrasikan pencapaian tersebut sebagai “Dunia Ketiga” yang antara

lain memuat berbagai teori, asumsi, hipotesis, dan sejenisnya. Popper

beragumentasi bahwa “Dunia Ketiga” itu merupakan hasil kerjasama antara

“Dunia Pertama” dan “Dunia Kedua”. “Dunia Pertama” itu sendiri

merupakan kumpulan berbagai kenyataan fisik di luar diri manusia,

sedangkan “Dunia Kedua” terkait dengan pengalaman psikis manusia.

Melalui pandangan tersebut, tampaknya Popper sedang memadukan dua jenis

pengetahuan yang diyakininya terdapat dalam kehidupan manusia, yaitu

pengetahuan akal-sehat (common-sense knowledge) dan pengetahuan ilmiah

(scientific knowledge). Menurut Popper, pengetahuan akal-sehat hanya dapat

K

Page 4: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.4 Teori Perencanaan

berkembang karena adanya dorongan dari pengetahuan ilmiah melalui

berbagai 20 pencapaiannya, yang disebutnya sebagai “penemuan ilmiah”.

Mengacu pada pendapat Popper di atas, dapat dinyatakan bahwa sebuah

teori dibentuk secara bersama-sama oleh pengetahuan akal-sehat dan ilmiah.

Kedua jenis pengetahuan itulah yang menjadi basis bagi penyusunan logika

serta segala argumentasi dibaliknya, yang sering disebut sebagai dalil.

Ihalauw (2004) mendefinisikan dalil sebagai sebuah pernyataan mengenai

sifat suatu fenomena. Menurutnya, sebuah dalil harus memiliki arti dan juga

nilai kebenaran. Agar dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka sebuah

dalil harus dapat menunjukkan ada pertautan antara dua atau lebih konsep.

Dalam pandangan Ihalauw, konsep itu sendiri dibangun di atas tiga landasan

utama yaitu: objek, simbol, dan makna. Jika objek berkaitan dengan suatu

peristiwa, maka simbol dan makna masing-masing berkaitan dengan istilah-

istilah teknis dalam suatu disiplin ilmiah dan definisinya.

Berlandaskan pada pendapat di atas, Ihalauw selanjutnya berpendapat

bahwa teori tidak lain adalah sebuah rangkaian dalil. Dengan kata lain, dalil

adalah unsur utama pembentuk teori. Namun demikian, tidak semua

rangkaian dalil dapat digolongkan sebagai teori. Rangkaian dalil dapat

disebut teori hanya jika memenuhi syarat keterpaduan. Keterpaduan itulah

yang akan memberikan gambaran (abstraksi) tentang “dunia nyata” yang

dijelaskan oleh teori bersangkutan. Bila terdapat dua teori yang memberikan

gambaran yang berbeda mengenai “dunia nyata” yang sama, dapat

dinyatakan bahwa kedua teori tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda.

Perbedaan spesifikasi tersebut dapat terjadi karena masing-masing teori

mengandung konsep yang berbeda serta memiliki rangkaian dalil yang

berlainan.

Berkenaan dengan teori perencanaan, perlu selalu diingat akan adanya

dua istilah yang sering digunakan, yaitu theory of planning dan theory in

planning. Berkaitan dengan kedua istilah ini, pengertian “teori perencanaan”

pun dapat dibedakan atas dua pendapat. Jika mengacu pada istilah yang

pertama yaitu “theory of planning”, teori perencanaan dapat dimaknai

sebagai ide atau gagasan yang menjelaskan tentang upaya untuk mencapai

satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Upaya tersebut digambarkan

sebagai sebuah prosedur yang terangkai secara logis sehingga dapat

menjelaskan tahapan yang harus dilalui untuk tercapainya suatu tujuan.

Pengertian tentang teori perencanaan yang berbeda akan Anda peroleh

apabila Anda mengacu pada istilah yang kedua yaitu “theory in planning”.

Page 5: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.5

Menurut istilah kedua ini, perencanaan adalah sebuah kerangka pikir yang

dijadikan sebagai landasan guna melakukan intervensi terhadap

permasalahan tertentu. Dengan kata lain, theory in planning merujuk pada

upaya untuk menemukan argumen-argumen substansial yang dipandang

mampu atau layak dijadikan landasan perencanaan. Berdasarkan pada uraian

ini, dapat ditegaskan bahwa theory of planning menekankan pada prosedur

perencanaan; sedangkan theory in planning menekankan pada konsep

substansial perencanaan. Meskipun pemahaman terhadap perbedaan di atas

merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh semua pihak yang

berkepentingan dengan perencanaan, namun hal yang jauh lebih penting lagi

adalah memahami esensi dari suatu perencanaan, karena, bagaimana pun

juga, pemahaman terhadap esensi itulah yang akan menjembatani perbedaan

tersebut.

B. PENGERTIAN PERENCANAAN

Bahasan berikutnya setelah pengertian mengenai teori adalah pengertian

mengenai perencanaan. Ada salah satu ungkapan yang senantiasa menjadi

pegangan manusia dalam menjalankan kehidupannya. “Hari ini harus lebih

baik dari pada hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari pada hari

ini”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa manusia memiliki hasrat dasar atau

naluri untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik sepanjang umurnya. Untuk

itu, manusia dibekali oleh akal pikiran, hati, serta anggota tubuh agar dapat

mengupayakan kebaikan tersebut.

Namun demikian, tidak semua upaya manusia akan menghasilkan

kebaikan. Ada kalanya manusia mendapatkan keberhasilan, namun tidak

jarang pula mendapatkan kegagalan. Untuk memperbesar kemungkinan

berhasil, maka setiap upaya manusia harus direncanakan dengan matang.

Dalam perencanaan tersebut, selain harus memperhitungkan kekuatan dan

kelemahan dirinya, manusia juga harus memperhitungkan kondisi lingkungan

sekitarnya. Perhitungan ini sangat bermanfaat untuk memprediksi hasil yang

akan diterima serta resiko yang akan dihadapi. Apabila kondisi diri dan

lingkungannya stabil, prediksi yang dilakukan akan lebih mendekati

ketepatan. Setelah melakukan perencanaan, manusia akan lebih mudah untuk

mengembangkan aktivitas guna mendapatkan kebaikan hidup. Uraian ini

menegaskan bahwa kegiatan perencanaan tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok.

Page 6: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.6 Teori Perencanaan

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang dapat diambil dari uraian di

atas bahwa manusia memiliki hasrat dasar atau naluri untuk memperoleh

sesuatu yang lebih baik sepanjang umurnya.

1. Manusia selalu ingin hidup lebih baik.

2. Kebaikan tersebut sedapat mungkin dirasakan sepanjang hidupnya.

3. Manusia harus berusaha untuk hidup lebih baik.

4. Dalam berusaha manusia dihadapkan pada berbagai resiko.

5. Guna mengantisipasi resiko, manusia harus melakukan perencanaan.

6. Perencanaan yang baik hanya dapat dihasilkan pada situasi yang relatif

stabil.

7. Berdasarkan perencanaan, manusia mengembangkan aktivitas.

8. Perencanaan bertujuan untuk memudahkan pencapaian tujuan di masa

depan.

Merujuk pada ke-8 (delapan) poin ini, dapatlah Anda pahami bahwa

setiap aktivitas manusia senantiasa bertujuan untuk meningkatkan kualitas

hidup. Apabila aktvitas tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh suatu

kelompok masyarakat berdasarkan suatu perencanaan yang matang guna

mencapai tujuan bersama, seringkali diistilahkan sebagai pembangunan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembangunan pada hakekatnya

merupakan perwujudan hasrat dasar manusia. Oleh karena itu, dimana

ditemukan manusia, pasti ditemukan juga pembangunan betapa pun kecilnya.

Berkenaan dengan istilah perencanaan, Coleman Woodbury

mendefinisikan perencanaan sebagai “the process of preparing, in advance,

and in a reasonably systematic fashion, recommendations for policies and

courses of action, with careful attention given to their possible by-products,

side effects, or „spillover effects”. Berdasarkan pengertian ini, perencanaan

adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup persiapan, pemilihan

alternatif, serta pelaksanaan yang dilakukan secara logis dan sistimatik

sehingga berbagai kemungkinan yang diakibatkan dapat diprakirakan dan

diantisipasi. Mencermati pengertian ini, dapat dipahami bahwa bagaimana

pun baiknya perencanaan, akan selalu menimbulkan dampak positif dan

dampak negatif. Oleh karena itu, setiap perencana harus dapat mengantisipasi

berbagai kemungkinan yang timbul akibat dari implementasi rencana yang

dibuatnya.

Pengertian lain mengenai perencanaan disampaikan oleh John

Friedmann. Dalam bukunya yang berjudul Planning in the Public Domain:

Page 7: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.7

From Knowledge to Action (1987), dinyatakan bahwa pengertian

perencanaan selalu mengandung empat unsur utama, yaitu: (1) perencanaan

adalah sebuah cara untuk memikirkan persoalan-persoalan sosial ekonomi;

(2) perencanaan selalu berorientasi ke masa depan; (3) perencanaan

memberikan perhatian pada keterkaitan antara pencapaian tujuan dan proses

pengambilan keputusan; dan (4) perencanaan mengedepankan kebijakan dan

program yang komprehensif. Berdasarkan keempat unsur yang disampaikan

oleh Friedmann ini, dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan

bagian dari proses pengambilan keputusan untuk kepentingan masa depan.

Kegiatan perencanaan pada hakekatnya juga merupakan upaya untuk

menentukan pilihan dari sekian banyak alternatif yang tersedia, karena terkait

dengan pengambilan keputusan. Dengan perkataan lain, perencanaan adalah

upaya untuk menyusun prioritas sesuai dengan sumberdaya yang tersedia dan

tujuan jangka panjang yang ditetapkan. Pendapat ini dikemukakan oleh

Conyer dan Hill (1984). Berdasarkan pendapat ini, kegiatan perencanaan

sesungguhnya juga mengandung unsur kreatifitas dan keberanian dalam

memberikan penilaian atas situasi saat ini dan masa depan sekaligus.

Namun demikian, kreatifitas dan keberanian tersebut tidak dapat dilakukan

secara membabi buta. Sehubungan dengan itu, Friedmann (1987)

mengingatkan pentingnya keterpaduan antara sains dan pengetahuan praktis

dalam kegiatan perencanaan. Hal ini senada dengan pendapat Kelly dan

Becker (2000) yang menyatakan perencanaan sebagai suatu upaya yang

dilakukan secara rasional untuk menghadapi masa depan.

Namun demikian, Setiadi (2008) menyampaikan bahwa kredibilitas

perencanaan tidak dapat dijamin sepenuhnya oleh penerapan sains dan

pengetahuan praktis. Menurut Setiadi, selain sains dan pengetahuan praktis,

perencanaan juga perlu didukung oleh intuisi. Jika sains dan pengetahuan

praktis mewakili daya rasionalitas dan intelektualitas, maka intuisi mewakili

hadirnya kearifan. Dengan demikian, perencanaan sesungguhnya bukanlah

aktivitas yang semata-mata mengandalkan “kerja otak”; tetapi lebih jauh dari

itu juga harus mengandalkan “kerja hati”. Kombinasi optimal antara “kerja

otak” dan “kerja hati” ini memungkinkan aktivitas perencanaan berlangsung

dalam suatu situasi di mana nilai-nilai ilmiah menyatu dengan nilai-nilai

kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan yang lebih holistik.

Dalam investorword.com didefinisikan bahwa planning adalah “The

process of setting goals, developing strategies, and outlining tasks and

schedules to accomplish the goals”. Perencanaan adalah proses menetapkan

Page 8: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.8 Teori Perencanaan

tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk

mencapai tujuan. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa sebuah planning

atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan

tertentu. Dalam istilah lain perencanaan merupakan persiapan yang terarah

dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Kaufman (1972) sebagaimana dikutip Harjanto, perencanaan adalah

suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan

absah dan bernilai. Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan

sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pramuji Atmosudirdjo

mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang

sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa

yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana melakukannya. SP.

Siagian mengartikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa

datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Y.

Dior berpendapat perencanaan perencanaan adalah suatu proses penyiapan

seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang,

dalam rangka mencapai sasaran tertentu.

Berbagai pendapat ahli ini menyiratkan bahwa perencanaan merupakan

proses yang berisi kegiatan-kegiatan antara lain berupa pemikiran,

perhitungan, pemilihan, penentuan dan sebagainya. Semua tahapan kegiatan

ini dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya

perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah

alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan

di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta

pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan

secara sistematis dan berkesinambungan.

Mengacu pada pendapat-pendapat ahli tentang perencanaan ini, dapat

disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh

manusia guna menetapkan pilihan dari sekian banyak alternatif yang tersedia.

Tujuan penetapan pilihan adalah untuk mencapai masa depan yang lebih

baik. Hal-hal yang dipilih seyogyanya adalah hal yang paling memungkinkan

tercapainya tujuan dimaksud yang sesuai dengan kapasitas sumberdaya.

Upaya untuk penetapan pilihan perlu mengedepankan sifat kearifan dan juga

keilmiahan. Hasil dari penetapan pilihan ini disebut sebagai rencana. Selain

Page 9: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.9

menjelaskan tentang pilihan yang telah ditetapkan, rencana juga memuat

penjelasan tentang alasan penetapan dan cara menjalankan pilihan tersebut.

Setelah melakukan peninjauan terhadap pengertian dasar dari

“perencanaan”, pengertian dasar tentang perencanaan tersebut selanjutnya

dikaitkan dalam konteks pembangunan, terutama pembangunan wilayah dan

kota. Untuk itu, perlu Anda pahami terlebih dahulu keterkaitan antara

perencanaan dan pembangunan. Sebagai langkah awal dapat dikemukakan

bahwa secara umum pembangunan dapat diartikan sebagai proses untuk

membuat “sesuatu” menjadi lebih baik (to get something better). Berkenaan

dengan membuat “sesuatu” menjadi lebih baik, Sandy (1992) menyampaikan

beberapa dalil yang berkaitan dengan pembangunan sebagai berikut.

1. Setiap konsepsi pembangunan adalah pemikiran yang harus dapat

diwujudkan, bukan sekedar latihan akademis.

2. Perwujudan konsepsi pembangunan haruslah benar-benar dapat

menjamin peningkatan kesejahteraan rakyat sebesar-besarnya.

3. Membangun adalah untuk keperluan masyarakat yang hidup saat ini,

namun harus mempertimbangkan daya guna selama mungkin bagi

mereka yang hidup di masa datang.

4. Konsepsi pembangunan yang tidak bisa diwujudkan dan lebih banyak

menimbulkan kesusahan, keresahan, dan kerugian bagi masyarakat

banyak adalah konsepsi yang salah.

Mengacu pada ke empat dalil ini, Anda dapat memahami bahwa

pelaksanaan pembangunan bukanlah hal yang mudah. Pembangunan adalah

sebuah kerja besar yang tidak pernah berhenti. Pembangunan membutuhkan

dana besar, melibatkan orang banyak, mencakup berbagai aspek, serta harus

menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dicari cara

yang tepat agar pembangunan dapat diterapkan sebaik-baiknya dan

memberikan manfaat sebesar-besarnya. Dengan demikian cukup mudah bagi

Anda untuk memahami pentingnya peran perencanaan dalam pembangunan.

Dalam salah satu tulisannya, Todaro (1986) mengemukakan bahwa

perencanaan pembangunan adalah usaha secara sadar yang dilakukan oleh

suatu organisasi (misalnya pemerintah) guna mempengaruhi, mengarahkan,

serta mengendalikan perubahan variabel-variabel pembangunan dari suatu

negara atau wilayah selama kurun waktu sesuai dengan serangkaian tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan pemahaman

tersebut, Todaro menyatakan bahwa inti dari perencanaan pembangunan

adalah pengaruh, pengarahan, dan pengendalian. Hal ini karena

Page 10: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.10 Teori Perencanaan

pembangunan selalu dipenuhi oleh gejala-gejala kompleks dan spontan yang

dibentuk oleh keterkaitan dinamis antar variabel.

Warpani (1984) mengemukakan bahwa dalam kaitannya dengan

pembangunan, perencanaan adalah usaha untuk memaksimumkan segala

sumberdaya yang ada pada suatu wilayah atau negara untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat, dengan beban masyarakat yang minimum. Warpani

juga mengingatkan beberapa aspek yang perlu diperhatikan atau

dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan sebagai berikut.

1. Aspek pertama yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan adalah

aspek skala perencanaan yang berkaitan dengan lingkup wilayah

perencanaan.

Semakin luas lingkup wilayah, perencanaan akan semakin bersifat

makro. Dengan perkataan lain, perencanaan hanya dapat mencakup hal-

hal yang umum. Sebaliknya, jika lingkup wilayahnya dipersempit,

perencanaan akan dapat bersifat lebih detail atau mikro.

2. Aspek berikutnya yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan

adalah aspek proses perencanaan.

Aspek ini berkenaan dengan dinamika yang terjadi di tengah masyarakat.

Dalam hal ini Warpani menyatakan bahwa perubahan-perubahan sosial,

budaya, ekonomi, dan politik dalam kehidupan masyarakat di suatu kota,

wilayah, atau negara akan memberikan implikasi mendalam bagi proses

perencanaan. Perubahan-perubahan tersebut berakibat pada timbulnya

pendekatan dan metode perencanaan yang berbeda-beda pula. Pada

masyarakat yang masih didominasi oleh tradisi-tradisi lokal, pendekatan

perencanaan yang paternalistik sangat mungkin untuk diterapkan.

Ketika peranan tradisi lokal semakin berkurang, maka pendekatan

perencanaan yang lebih rasional dan mengandalkan cara-cara ilmiah

lebih dapat diterima. Dengan demikian, perencanaan pun akan

berlangsung menurut proses yang berbeda.

Dalam kaitannya dengan bahasan tentang teori perencanaan ini, sebagai

penutup, perlu disampaikan mengenai ciri-ciri penting dari pembangunan

yang terencana. Ciri-ciri tersebut dapat disebutkan sebagai berikut.

1. Masalah yang dihadapi dalam pembangunan dapat ditunjukkan dengan

jelas.

2. Tujuan dan sasaran yang dicapai dalam pembangunan dapat dinyatakan

dengan jelas.

3. Tahapan untuk mencapai tujuan dapat diutarakan dengan jelas.

4. Prosedur kerjanya jelas.

5. Arah pembangunannya jelas.

Page 11: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.11

1) Jelaskan unsur utama pembentuk teori!

2) Jelaskan perbedaan pengertian antara teori of planning dan teori in

planning!

3) Sebutkan ciri-ciri penting pembangunan yang terencana!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Teori dibentuk oleh rangkaian dalil yang memiliki keterpaduan dalam

membentuk gambaran tentang dunia nyata. Setiap dalil yang membentuk

teori harus memilik makna dan nilai kebenaran.

2) Jika mengacu theory of planning, teori perencanaan dapat dimaknai

sebagai ide atau gagasan yang menjelaskan tentang upaya untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui sebuah

prosedur yang terangkai secara logis sehingga dapat menjelaskan

tahapan yang harus dilalui hingga tercapainya tujuan. Sementara itu, jika

mengacu pada istilah theory in planning, perencanaan adalah sebuah

kerangka pikir yang dijadikan sebagai landasan guna melakukan

intervensi terhadap permasalahan tertentu. Dengan kata lain, theory in

planning merujuk pada upaya untuk menemukan argumen-argumen

substansial yang dipandang mampu atau layak dijadikan landasan

perencanaan.

3) Ciri penting dari pembangunan yang terencana adalah:

a) Masalah yang dihadapi dapat ditunjukkan dengan jelas.

b) Tujuan dan sasaran yang dicapai dapat dinyatakan dengan jelas.

c) Tahapan untuk mencapai tujuan dapat diutarakan dengan jelas.

d) Prosedur kerjanya jelas.

e) Arah pembangunannya jelas.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Kegiatan

Belajar 1. Esensi Perencanaan, kerjakanlah latihan berikut!

Page 12: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.12 Teori Perencanaan

Pembahasan mengenai teori perencanaan harus terlebih dahulu

diawali oleh pemahaman mengenai pengertian, fungsi, dan kedudukan

perencanaan. Selain itu, harus dipahami juga hakekat perencanaan dalam

konteks kepentingan publik (public domain). Berkenaan dengan

pengertian teori, dapat dinyatakan bahwa sebuah teori dibentuk secara

bersama-sama oleh pengetahuan akal-sehat dan ilmiah. Kedua jenis

pengetahuan itulah yang menjadi basis bagi penyusunan logika serta

segala argumentasi dibaliknya, yang sering disebut sebagai dalil.

Berlandaskan pada pendapat di atas, selanjutnya Anda dapat menyatakan

bahwa teori adalah sebuah rangkaian dalil. Dengan kata lain, dalil adalah

unsur utama pembentuk teori.

Namun demikian, tidak semua rangkaian dalil dapat digolongkan

sebagai teori. Rangkaian dalil dapat disebut teori hanya jika memenuhi

syarat keterpaduan. Keterpaduan itulah yang akan memberikan

gambaran (abstraksi) tentang “dunia nyata” yang dijelaskan oleh teori

bersangkutan. Bila terdapat dua teori yang memberikan gambaran yang

berbeda mengenai “dunia nyata” yang sama, Anda dapat menyatakan

bahwa kedua teori tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda.

Perbedaan spesifikasi tersebut dapat terjadi karena masing-masing teori

mengandung konsep yang berbeda serta memiliki rangkaian dalil yang

berlainan.

Berkenaan dengan teori perencanaan, Anda perlu selalu mengingat

akan adanya dua istilah yang sering digunakan, yaitu theory of planning

dan theory in planning. Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa

theory of planning menekankan pada prosedur perencanaan; sedangkan

theory in planning menekankan pada konsep substansial perencanaan.

Meskipun pemahaman terhadap perbedaan di atas merupakan hal yang

penting diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan dengan

perencanaan, namun hal yang jauh lebih penting lagi adalah memahami

esensi dari suatu perencanaan. Karena, bagaimana pun juga, pemahaman

terhadap esensi itulah yang akan menjembatani perbedaan tersebut.

Pengertian perencanaan antara lain disampaikan oleh John

Friedmann. Melalui buku yang berjudul Planning in the Public Domain:

From Knowledge to Action (1987). Friedmann menyatakan bahwa

pengertian perencanaan selalu mengandung empat unsur utama, yaitu:

(1) perencanaan adalah sebuah cara untuk memikirkan persoalan-

persoalan sosial ekonomi; (2) perencanaan selalu berorientasi ke masa

depan; (3) perencanaan memberikan perhatian pada keterkaitan antara

pencapaian tujuan dan proses pengambilan keputusan; dan (4)

RANGKUMAN

Page 13: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.13

perencanaan mengedepankan kebijakan dan program yang

komprehensif. Berdasarkan keempat unsur yang disampaikan oleh

Friedmann, Anda dapat menarik kesimpulan bahwa perencanaan

merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan untuk

kepentingan masa depan. Karena terkait dengan pengambilan keputusan,

kegiatan perencanaan pada hakekatnya juga merupakan upaya untuk

menentukan pilihan dari sekian banyak alternatif yang tersedia.

1) Theory in planning dikenal juga sebagai teori ....

A. substantif

B. repetitif

C. prosedural

D. materialistis

2) Yang tidak termasuk dalam unsur utama teori perencanaan menurut John

Friedman berikut ini adalah ....

A. memikirkan persoalan sosial ekonomi

B. menekankan pada proses komunikatif

C. mengedepankan kebijakan dan program yang komprehensif

D. memperhatikan keterkaitan antara tujuan dan proses pengambilan

keputusan.

3) Perencanaan pembangunan adalah usaha sadar untuk mengendalikan dan

mengarahkan variabel pembangunan. Pendapat di atas dinyatakan

oleh ….

A. John Friedman

B. Adam Smith

C. Karl Poper

D. Michael P. Todaro

4) Pada hekakatnya perencanaan adalah proses ....

A. perumusan visi dan misi

B. abstraksi dunia nyata ke dalam pemikiran

C. pengambilan keputusan

D. penyusunan prosedur pembangunan

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 14: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.14 Teori Perencanaan

Petunjuk: Untuk soal nomor 5 sampai dengan nomor 7, pilihlah

A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya

menunjukkan hubungan sebab akibat

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat

C. Jika salah satu dari pernyataan salah

D. Jika kedua pernyataan salah

5) Perencanaan merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan.

SEBAB

Perencanaan selalu menyediakan alternatif tentang cara untuk mencapai

tujuan masa depan

6) Pada masyarakat yang masih didominasi oleh tradisi-tradisi lokal,

pendekatan perencanaan yang paternalistik sangat mungkin untuk

diterapkan.

SEBAB

Perencanaan pembangunan adalah usaha secara sadar guna

mempengaruhi, mengarahkan, serta mengendalikan perubahan variabel-

variabel pembangunan pada suatu wilayah selama kurun waktu guna

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

7) Proses perencanaan harus mampu mengatasi berbagai kemungkinan

SEBAB

Proses perencanaan dapat menghasilkan akibat sampingan (side effect)

yang bersifat negatif.

Petunjuk: Untuk soal nomor 8 sampai dengan nomor 10, pilihlah

A. Jika (1) dan (2) benar

B. Jika (1) dan (3) benar

C. Jika (2) dan (3) benar

D. Jika semua benar

8) Pengertian tentang teori perencanaan dapat dibedakan atas ....

(1) Theory about planning

(2) Theory in planning

(3) Theory of planning

Page 15: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.15

9) Ciri-ciri dari pembangunan terencana adalah ....

(1) permasalahan pembangunan dinyatakan dengan jelas

(2) memiliki prosedur dan arah yang jelas

(3) tujuan pembangunannya realistis

10) Perbedaan antara teori-teori perencanaan dapat ditentukan dari ....

(1) rangkaian dalilnya

(2) nilai kebenarannya

(3) spesifikasinya

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 16: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.16 Teori Perencanaan

Kegiatan Belajar 2

Fungsi dan Kedudukan Perencanaan

ada Kegiatan Belajar 1 telah dibahas mengenai esensi perencanaan.

Dalam Kegiatan Belajar 2 ini, pembahasan akan dilanjutkan dengan

materi fungsi dan kedudukan perencanaan. Setelah menyelesaikan materi ini

Anda diharapkan dapat menjelaskan peran penting perencanaan. Kegiatan

perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait dengan dimensi

waktu, spasial, serta tingkatan dan teknis perencanaannya, dimana ketiga

dimensi tersebut saling kait-terkait dan beriteraksi. Masing-masing dimensi

yaitu waktu, spasial, serta tingkatan dan teknis perencanaan tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

A. PERENCANAAN BERDASARKAN DIMENSI WAKTU

Dimensi waktu perencanaan yang merupakan salah satu komponen

perencanaan mencakup:

1. Perencanaan jangka panjang (long-term planning)

Perencanaan jangka panjang adalah perencanaan yang berjangka waktu

10 tahun keatas, bersifat prospektif, idealis, dan belum ditampilkan

sasaran-sasaran yang bersifat kualitatif.

2. Perencanaan jangka menengah (medium-term planning)

Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang berjangka

waktu 3 sampai 8 tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan

penjabaran dan uraian dari perencanaan jangka panjang. Dalam

perencanaan jangka menengah ini sudah ditampilkan sasaran-sasaran

yang diproyeksikan secara kuantitatif, meski masih bersifat umum.

3. Perencanaan jangka pendek (short- term planning)

Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang berjangka 1

tahunan. Perencanaan ini disebut juga perencanaan jangka pendek

tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahunan (annual

opperasional planning).

P

Page 17: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.17

B. PERENCANAAN BERDASARKAN DIMENSI SPASIAL

Perencanaan berdasarkan dimensi spasial adalah perencanaan yang

terkait dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan

nasional (berskala nasional), regional (berskala daerah atau wilayah),

perencanaan tata ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan tertentu).

C. PERENCANAAN BERDASARKAN DIMENSI TINGKATAN

TEKNIS PERENCANAAN

Dalam dimensi ini Anda akan mengenal beberapa istilah sebagai berikut.

1. perencanaan makro;

2. perencanaan mikro;

3. perencanaan sektoral;

4. perencanaan kawasan, dan

5. perencanaan proyek.

Perencanaan makro meliputi peningkatan pendapatan nasional, tingkat

konsumsi, investasi pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak,

perbankan, dan sebagainya. Perencanaan mikro disusun dan disesuaikan

dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan

lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan

komparatif dan kompetitif. Perencanaan proyek adalah perencanaan

operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan apa, dimana,

bagaimana, dan mengapa.

D. PERENCANAAN BERDASARKAN DIMENSI JENIS

Perencanaan berdasarkan dimensi jenis mencakup:

1. Perencanaan dari atas ke bawah (top down planning)

2. Perencanaan dari bawah ke atas (bottom up planning)

3. Perencanaan menyerong kesamping (diagonal planning)

4. Perencanaan menyerong kesamping dibuat oleh pejabat bersama dengan

pejabat bawah diluar struktur.

5. Perencanaan mendatar (horizontal planning)

Perencanaan mendatar adalah perencanaan lintas sektoral yang dibuat

oleh pejabat selevel.

Page 18: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.18 Teori Perencanaan

6. Perencanaan menggelinding (rolling planning)

Perencanaan menggelinding merupakan perencanaan berkelanjutan

mulai rencana jangka pendek, menengah, dan panjang.

7. Perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and

bottom up planning)

Perencanaan ini digunakan untuk mengakomodasi kepentingan pusat

dengan wilayah/daerah.

Apapun dimensinya, hasil dari kegiatan perencanaan senantiasa disebut

sebagai rencana. Sebuah rencana yang baik pada dasarnya memperlihatkan

tingginya kualitas perencanaan. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip perencanaan,

dapat didalami melalui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu rencana.

Menurut I Made Sandy, rencana selalu melibatkan tiga unsur; yaitu fakta,

tujuan, dan arah kebijakan.

Yang dimaksud dengan fakta adalah keadaan saat ini sebagai landasan

atau titik awal. Titik awal ini sangat diperlukan dalam menentukan tujuan

perencanaan. Tujuan yang ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi awal

adalah tujuan yang tidak berdasar atau mengawang-awang. Tujuan itu sendiri

merupakan kondisi atau hasil yang diperkirakan dapat dicapai dalam periode

tertentu. Sudah barang tentu, penetapan tujuan pembangunan harus

dilengkapi dengan indikator pencapaiannya demi kepentingan evaluasi.

Sementara itu, unsur arah kebijakan akan memberikan rambu-rambu

mengenai hal yang boleh/tidak boleh serta yang harus/tidak harus dalam

rangka mencapai tujuan. Tanpa adanya arah kebijakan, sebaik apa pun

penetapan fakta dan tujuan, rencana yang dibuat tidak dapat diterapkan

secara optimal.

Kemungkinan hubungan yang tercipta antara ketiga unsur fakta, tujuan,

dan arah kebijakan diilustrasikan pada Gambar 1.1. Ilustrasi tersebut

memperlihatkan bahwa jika sebuah rencana tidak memiliki arah (Gambar 1a),

tidak memiliki tujuan (Gambar 1b), dan tidak memiliki titik awal (Gambar

1c); maka rencana tersebut tidak dapat dijalankan dengan baik. Dengan

demikian, rencana yang baik adalah rencana yang memperlihatkan adanya

koherensi antara titik awal, tujuan, dan arah.

Page 19: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.19

a) Titik awal dan

tujuan, tanpa arah

b) Titik awal dan arah,

tanpa tujuan

c) Arah dan tujuan,

tanpa titik awal

d) Titik awal, arah dan

tujuan

Titik awal

Tujuan

Arah

Gambar 1.1.

Berbagai kemungkinan rencana

Sementara itu, berkaitan dengan prospek penerapannya, sebuah

perencanaan harus memenuhi dua syarat, yaitu akurasi dan legitimasi.

Kedua syarat ini harus terpenuhi karena banyak contoh yang memperlihatkan

rencana yang akurat tidak dapat berjalan baik karena tidak memiliki

legitimasi kuat di tengah masyarakat. Syarat akurasi lebih ditentukan oleh

ketepatan dan kehandalan data, metode analisis, intepretasi data, dan

penyajian hasil. Sementara itu syarat legitimasi mengandung dua aspek, yaitu

aspek legal dan aspek sosial. Hal ini mengisyaratkan bahwa sebuah rencana

harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan sosial. Berkaitan

dengan aspek legal terdapat hal-hal yang berkenaan dengan dasar hukum,

kewenangan, dan kelembagaan formal. Sementara itu, aspek sosial berkenaan

dengan kondisi sosial budaya, negosiasi sosial, dan kelembagaan informal.

Sebagai catatan perlu dikemukakan bahwa persyaratan akurasi harus

terpenuhi karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Sebagaimana

disajikan pada Gambar 1.2, persyaratan akurasi harus dilandasi oleh

Page 20: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.20 Teori Perencanaan

ketersediaan data yang handal dan dapat dipercaya. Data tersebut diolah dan

hasilnya disebarkan dalam bentuk informasi. Jika informasi tersebut telah

diterima dan diyakini kebenarannya, maka informasi akan menjelma menjadi

pengetahuan. Pengetahuan inilah yang selanjutnya akan digunakan sebagai

bahan pengambilan keputusan. Sesuai dengan Gambar 1.2 tersebut, cukup

mudah dipahami bahwa ketidakuratan data akan berimbas pada kekeliruan

dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, dalam proses perencanaan,

kegiatan pengumpulan dan pengolahan data merupakan bagian yang harus

ditangani secara cermat agar tidak menghasilkan informasi yang dapat

dipercaya.

.

Gambar 1.2. Persyaratan Akurasi Rencana

Rustiandi, dkk (2009) mengungkapkan berbagai istilah yang sering

digunakan dalam proses perencanaan. Bila ditinjau dari perannya dalam

proses perencanaan, beberapa istilah memiliki keterkaitan erat dengan “hal-

hal yang ingin dicapai”; sedangkan beberapa istilah lainnya lebih terkait

dengan “cara untuk mencapai tujuan”. Namun demikian, ada juga beberapa

istilah yang terkait dengan keduanya. Berdasarkan hal itu, seperti terlihat

pada Tabel 1.1, peranan setiap istilah dalam proses perencanaan dapat

diidentifikasi dengan lebih mudah.

Data Informasi Pengetahuan Pengambilan

Keputusan

Page 21: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.21

Tabel 1.1. Istilah dalam Proses Perencanaan Berdasarkan Unsur Perencanaan yang

Dikandungnya

Istilah Unsur Perencanaan

Keterangan Hal yang ingin dicapai Cara/materi untuk mencapai

Visi √ Normatif Misi √ Normatif Tujuan √ Terukur Sasaran √ Terukur Strategi √ √ Terukur Kebijakan √ √ Terukur Program √ √ Terukur Proyek √ √ Terukur Aktivitas √ Terukur

(Sumber: Rustiandi, dkk (2009:337)

Selain melakukan pembedaan istilah berdasarkan unsur yang

dikandungnya, Rustiandi, dkk juga melakukan pembedaan berdasarkan

sifatnya. Dalam hal ini, mereka menyatakan ada istilah yang bersifat

normatif dan bersifat terukur. Yang termasuk istilah bersifat normatif adalah

visi dan misi. Sedangkan istilah seperti tujuan, sasaran, strategi, dan

kebijakan memiliki sifat terukur. Pada umumnya, istilah normatif berupa

pernyataan-pernyataan resmi yang memerlukan penjabaran lebih lanjut

sehingga lebih aplikatif yang memuat indikator-indikator terukur. Dengan

kata lain, istilah terukur merupakan turunan dari istilah normatif. Oleh sebab

itu, antara normatif dan istilah terukur terdapat saling keterkaitan.

Sebagaimana telah disampaikan dalam uraian sebelumnya, kegiatan

perencanaan senantiasa berkaitan dengan upaya untuk mencapai tujuan di

masa depan berdasarkan kondisi saat ini. Upaya tersebut diwujudkan melalui

pemilihan dan penentuan tindakan yang dipandang paling tepat diantara

serangkaian pilihan-pilihan yang tersedia. Sudah barang tentu penentuan

tindakan tersebut harus memenuhi kriteria tertentu agar sejalan dengan tujuan

yang ingin dicapai. Selain itu, identifikasi atas seperangkat alternatif juga

harus mempertimbangkan kemungkinan penerapannya. Dengan demikian,

penentuan tindakan juga sesungguhnya merupakan usaha untuk melakukan

penyesuaian antara tujuan, cara mencapai tujuan, dan ketersediaan sumber

daya pendukungnya. Manfaat penting lainnya dari sebuah perencanaan

adalah sebagai berikut.

Page 22: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.22 Teori Perencanaan

1. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan

internal dengan situasi eksternal.

2. Efisiensi pemanfaatan sumber daya organisasi.

3. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga

bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.

4. Membantu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

5. Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

6. Memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.

Ulasan singkat di atas memberikan indikasi bahwa fungsi utama

perencanaan adalah untuk mempermudah pencapaian tujuan di masa depan.

Dengan kata lain, sebuah perencanaan yang baik akan dicirikan oleh sejauh

mana rencana yang dihasilkan dapat berperan optimal sebagai penuntun arah.

Untuk itu, setiap perencanaan yang baik bukan saja dituntut untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan; tetapi juga harus

mampu memperkirakan kendala yang harus dihadapi guna mencapai masa

depan.

Selain “mengajak” untuk membayangkan dan mengantisipasi situasi

masa depan, pada dasarnya kegiatan perencanaan juga “memaksa” sebuah

entitas (orang atau obyek tertentu) untuk mendefinisikan posisinya

sehubungan dengan situasi lingkungan yang melingkupinya. Dalam dunia

bisnis, misalnya, aktivitas perencanaan juga harus mencakup penilaian atas

kompetitor, perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, perkembangan iptek,

dan sebagainya. Hal yang harus dicatat adalah proses positioning ini

membutuhkan kejujuran dan keterbukaan dari semua pihak terutama dalam

mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman yang

telah, sedang, dan akan dialami. Berdasarkan posisi saat ini, pilihan-pilihan

strategi dapat didiskusikan dan ditetapkan guna mengawal proses evolusi

kelembagaan dalam mengantisipasi sejumlah kemungkinan sekaligus

menggapai posisi yang lebih baik di masa depan. Pilihan strategi ditetapkan

dengan cara mengemukakan asumsi-asumsi, menganalisis “stakeholder”,

merespon perubahan eksternal, dan mengambil perspektif eksternal.

Perencanaan memberi kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang

cara terbaik untuk memilih kombinasi cara terbaik.

Jika Anda sepakat bahwa perencanaan memiliki peran penting untuk

menggambarkan situasi saat ini dan sekaligus masa depan, maka

Page 23: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.23

Pilihan strategi(Ekplorasi thd berbagai

kemungkinan masa depan)

Ekosistim

bisnis

Skenario(Membayangkan masa

depan)

Kelembagaan

Masa Depan

“Co-evolution”Penjelajahan posisi dan jaringan kerja

Peningkatan Kesadaran

Pilihan strategi(Ekplorasi thd berbagai

kemungkinan masa depan)

Ekosistim

bisnis

Skenario(Membayangkan masa

depan)

Kelembagaan

Masa Depan

“Co-evolution”Penjelajahan posisi dan jaringan kerja

Peningkatan Kesadaran

Ekosistim

bisnis

Skenario(Membayangkan masa

depan)

Kelembagaan

Masa Depan

“Co-evolution”Penjelajahan posisi dan jaringan kerja

Peningkatan Kesadaran

Kelembagaan

Masa Depan

“Co-evolution”Penjelajahan posisi dan jaringan kerja

Peningkatan Kesadaran

sesungguhnya Anda juga bersepakat bahwa proses perencanaan merupakan

bagian yang terpisahkan dari upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang

diri dan lingkungan serta keterkaitan antara keduanya (Gambar 1.3.).

Berdasarkan kesadaran yang semakin meningkat tersebut, para perencana

dapat memilih apakah mereka akan menerapkan adaptive planning atau

generative planning.

Gambar 1.3. Perencanan Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa adaptive planning adalah

proses perencanaan yang bertujuan membantu para perencana untuk

memahami dan beradaptasi dengan masa depan. Perencanaan model ini lebih

disukai oleh para perencana yang berpandangan bahwa “masa depan adalah

kelanjutan dari masa kini”. Mereka berkeyakinan bahwa masa depan selalu

dapat diramalkan. Berdasarkan pandangan tersebut, selanjutnya mereka

menyusun suatu rencana dan strategi guna menghadapi situasi dan kondisi

masa depan seperti yang telah diperkirakan.

Berbeda dengan para perencana yang menganut adaptive planning, para

perencana yang senang dengan generative planning lebih berpandangan

bahwa “masa depan merupakan situasi yang tidak teratur dan penuh dengan

spontanitas”. Oleh sebab itu, mereka lebih senang untuk memberikan

stimulasi-stimulasi tertentu yang mereka anggap dapat mempengaruhi situasi

masa depan. Dengan kata lain, para perencana ini berupaya membangun

Page 24: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.24 Teori Perencanaan

sebuah “koridor” yang akan mengarahkan situasi saat ini menuju suatu situasi

tertentu di masa depan.

Perencanaan kota merupakan suatu pemikiran dan kegiatan

implementatif untuk mengakomodasi kebutuhan baru di masa datang. Hal ini

dimaksudkan untuk memprediksi perkembangan kota dengan melihat

karakteristik lokal dan regional, sehingga informasi yang up to date menjadi

tuntutan proses perencanaan. Melalui perencanaan, setiap organisasi akan

dapat mengantisipasi secara pro-aktif problematika yang akan timbul jika

situasi masa depan dapat diidentifikasi sejak saat ini. Bahkan, beberapa

pihak meyakini bahwa perencanaan berbasis skenario ini dapat

mempengaruhi masa depan. Secara umum, keuntungan dari perencanaan

skenario generative planning ini adalah sebagai berikut.

1. Mempertimbangkan kepastian dan ketidakpastian.

2. Memahami struktur fenomena dan perilaku lingkungan.

3. Mengarahkan strategi yang tangguh untuk berbagai kemungkinan masa

depan.

4. Mendorong upaya menciptakan atau mempengaruhi masa depan yang

lebih baik.

5. Menyadarkan hal yang tak terpikirkan tapi mungkin terjadi.

6. Membentuk mindset yang antisipatif dan adaptif.

7. Wahana pembelajaran dan strategic conversation bagi organisasi.

1) Apakah yang dimaksud dengan syarat akurasi dalam perencanaan?

2) Jelaskan ciri utama adaptive planning!

3) Jelaskan secara singkat kedudukan “fakta” dalam perencanaan!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Persyaratan akurasi harus dilandasi oleh ketersediaan data yang handal

dan dapat dipercaya. Data tersebut diolah dan hasilnya disebarkan dalam

bentuk informasi. Jika informasi tersebut telah diterima dan diyakini

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Kegiatan

Belajar 2. Fungsi dan Kedudukan Perencanaan, kerjakanlah latihan

berikut!

Page 25: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.25

kebenarannya, maka ia akan menjelma menjadi pengetahuan.

Pengetahuan inilah yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan

pengambilan keputusan.

2) Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa adaptive planning adalah

proses perencanaan yang bertujuan membantu para perencana untuk

memahami dan beradaptasi dengan masa depan. Perencanaan model ini

lebih disukai oleh para perencana yang berpandangan bahwa “masa

depan adalah kelanjutan dari masa kini”. Mereka berkeyakinan bahwa

masa depan selalu dapat diramalkan. Berdasarkan pandangan tersebut,

selanjutnya mereka menyusun suatu rencana dan strategi guna

menghadapi situasi dan kondisi masa depan seperti yang telah

diperkirakan.

3) Yang dimaksud dengan fakta adalah keadaan saat ini sebagai landasan

atau titik awal. Titik awal ini sangat diperlukan dalam menentukan

tujuan perencanaaa. Tujuan yang ditetapkan tanpa memperhatikan

kondisi awal adalah tujuan yang tidak berdasar atau mengawang-awang.

Pada dasarnya kegiatan perencanaan merupakan sebuah rangkaian

kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,

penyimpanan, penyajian, hingga penyebaran data/informasi kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Sesungguhnya kegiatan perencanaan

juga memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait dengan 3 (tiga)

dimensi yaitu waktu, spasial, dan tingkatan dan teknis perencanaannya.

Ketiga dimensi tersebut saling kait-terkait dan berinteraksi.

Secara esensial, perencanaan selalu melibatkan tiga unsur; yaitu

fakta, tujuan, dan arah kebijakan. Fakta adalah keadaan saat ini sebagai

landasan atau titik awal yang sangat diperlukan dalam menentukan

tujuan perencanaaa. Tujuan itu sendiri merupakan kondisi atau hasil

yang diperkirakan dapat dicapai dalam periode tertentu. Adapun unsur

arah kebijakan akan memberikan rambu-rambu mengenai hal yang

boleh/tidak boleh serta yang harus/tidak harus dalam rangka mencapai

tujuan. Tanpa adanya arah kebijakan, sebaik apa pun penetapan fakta

dan tujuan, rencana yang dibuat tidak dapat diterapkan secara optimal.

Perencanaan juga harus memenuhi dua syarat, yaitu akurasi dan

legitimasi. Syarat akurasi lebih ditentukan oleh ketepatan dan

kehandalan data, metode analisis, intepretasi data, dan penyajian hasil.

RANGKUMAN

Page 26: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.26 Teori Perencanaan

Sementara itu syarat legitimasi mengandung dua aspek, yaitu aspek legal

dan aspek sosial. Hal ini mengisyaratkan bahwa sebuah rencana harus

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan sosial. Berkaitan

dengan aspek legal terdapat hal-hal yang berkenaan dengan dasar

hukum, kewenangan, dan kelembagaan formal. Sementara itu, aspek

sosial berkenaan dengan kondisi sosial budaya, negosiasi sosial, dan

kelembagaan informal.

Perencanaan mengandung unsur-unsur yang bersifat normatif dan

bersifat terukur. Istilah normatif mencakup antara lain adalah visi dan

misi, sedangkan istilah seperti tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan

memiliki sifat terukur. Pada umumnya, istilah normatif berupa

pernyataan-pernyataan resmi yang memerlukan penjabaran lebih lanjut

sehingga lebih aplikatif yang memuat indikator-indikator terukur.

Dengan kata lain, istilah terukur merupakan turunan dari istilah normatif.

Oleh sebab itu, antara normatif dan istilah terukur terdapat saling

keterkaitan

Manfaat penting dari sebuah perencanaan adalah: (1)

memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal

dengan situasi eksternal; (2) menciptakan efisiensi pemanfaatan sumber

daya organisasi (3) memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan

secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki

penyimpangan secara dini; (4) membantu menyesuaikan diri dengan

perubahan lingkungan; (5) memberikan pegangan dan menetapkan

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut;

dan (6) memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait

Dengan demikian, fungsi utama perencanaan adalah untuk

mempermudah pencapaian tujuan di masa depan. Oleh sebab itu sebuah

perencanaan yang baik akan dicirikan oleh sejauh mana rencana yang

dihasilkan dapat berperan optimal sebagai penuntun arah. Untuk itu,

setiap perencanaan yang baik bukan saja dituntut untuk memberikan

gambaran yang jelas tentang masa depan; tetapi juga harus mampu

memperkirakan kendala yang harus dihadapi guna mencapai masa

depan.

1) Legitimasi sosial suatu perencanaan ditentukan oleh ....

A. kewenangan birokrat

B. tingkat penerimaan masyarakat

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 27: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.27

C. keahlian perencana

D. kebijakan pemerintah

2) Unsur normatif dari perencanaan adalah ....

A. kebijakan dan strategi

B. program dan proyek

C. tujuan dan sasaran

D. visi dan misi

3) Guna merumuskan tujuan dan kebijakan yang realistis, proses

perencanaan memerlukan dukungan ....

A. keahlian multidisiplin

B. ketersediaan data yang menggambarkan fakta sesungguhnya

C. kepemimpinan yang kuat

D. teknologi maju

4) Salah satu asumsi penting dari perencanaan skenario adalah ....

A. masa depan selalu dapat diprediksi

B. terdapat banyak kemungkinan di masa depan

C. ketidakpastian masa depan dapat diubah menjadi kepastian

D. perkembangan masa depan berlangsung secara linear

Petunjuk: Untuk soal nomor 5 sampai dengan nomor 7, pilihlah

A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya

menunjukkan hubungan sebab akibat

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat

C. Jika salah satu dari pernyataan salah

D. Jika kedua pernyataan salah

5) Salah satu manfaat dari perencanaan adalah dapat mengarahkan proses

adaptasi terhadap berbagai kemungkinan masa depan

SEBAB

Proses adaptasi terhadap masa depan adalah ini utama dari generative

planning

6) Sebuah perencanaan yang baik akan dicirikan oleh sejauh mana rencana

yang dihasilkan dapat berperan optimal sebagai penuntun arah di masa

depan

SEBAB

Ditinjau dari dimensi waktu, selain berorientasi ke masa lalu dan masa

depan, perencanaan juga berorientasi ke masa lalu

Page 28: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.28 Teori Perencanaan

7) Agar dapat berfungsi secara optimal, sebuah perencanaan harus memiliki

legitimasi legal yang jauh lebih kuat dibandingkan legitimasi sosial

SEBAB

Setiap perencanaan pembangunan harus dapat dipertanggungjawabkan

secara hukum dan sosial.

Petunjuk: Untuk soal nomor 8 sampai dengan nomor 10, pilihlah

A. Jika (1) dan (2) benar

B. Jika (1) dan (3) benar

C. Jika (2) dan (3) benar

D. Jika semua benar

8) Dalam kaitannya dengan situasi di masa depan, dikenal adanya dua tipe

perencanaan yaitu ....

(1) Adaptive planning

(2) Generative planning

(3) Contextual planning

9) Dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan dapat dilakukan

dengan baik jika ....

(1) terdapat informasi yang diyakini kebenarannya

(2) tersedia data dalam jumlah banyak

(3) pengolahan data dilakukan secara akurat

10) Persyaratan akurasi sebuah perencanaan ditentukan oleh ....

(1) ketepatan dan kehandalan data

(2) metode analisis data

(3) penyajian hasil pengolahan data

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 29: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.29

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Page 30: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.30 Teori Perencanaan

Kegiatan Belajar 3

Perencanaan sebagai “Public Domain”

ada Kegiatan Belajar 1 telah dibahas mengenai Esensi Perencanaan dan

Kegiatan Belajar 2 dibahas mengenai Fungsi dan Kedudukan

Perencanaan. Selanjutnya pada Kegiatan Belajar 3. Ini akan dibahas

mengenai Perencanaan sebagai “Public Domain”. Setelah mempelajari

Kegiatan Belajar 3. Ini, diharapkan Anda dapat menjelaskan tujuan dan

orientasi utama kegiatan perencanaan bagi pembangunan.

Usaha pembangunan adalah ditujukan pada perubahan yang baik atau

positif. Beberapa pihak meyakini bahwa perubahan positif tersebut dapat

terjadi dengan sendirinya antara lain melalui mekanisme pasar. Dalam hal ini

mereka percaya bahwa mekanisme pasar akan menciptakan keseimbangan

baik dalam konteks ekonomi maupun sosial. Namun demikian, banyak juga

pihak yang berpendapat sebaliknya. Mereka berpandangan bahwa mekanisme

pasar dapat mengalami kegagalan yang terutama disebabkan oleh mekanisme

lain yang bekerja di tengah masyarakat, seperti: mekanisme alam, mekanisme

budaya, atau mekanisme politik. Mekanisme tersebut berpotensi mengganggu

mekanisme pasar sehingga akan menciptakan distorsi atau penyimpangan.

Menurut pandangan yang kedua ini, ketika mekanisme pasar mengalami

kegagalan dalam menciptakan keseimbangan, maka diperlukan adanya

intervensi guna mengatasi kegagalan tersebut dan meminimalkan kerugian

yang diakibatkannya. Pada saat itulah akan terpikir tentang perlunya

mekanisme “kontrol”, yang wujudnya adalah usaha perencanaan atau

“planning”.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap usaha

pembangunan adalah urusan publik. Artinya, setiap aktivitas pembangunan

bukanlah suatu aktivitas yang terisolasi dari kepentingan umum. Aktivitas

pembangunan tidak dilaksanakan di dalam “ruang hampa”, melainkan di

dalam suatu ruang yang terisi penuh oleh berbagai macam kepentingan,

permasalahan, selera, cara pandang, dan sistem nilai. Oleh sebab itu, setiap

aktivitas pembangunan akan memberikan implikasi dan konsekuensi tertentu

terhadap berbagai gejala kehidupan publik. Oleh karena itu, setiap aktivitas

pembangunan sering dipandang sebagai bentuk intervensi terhadap publik.

Menyelenggarakan pembangunan adalah kewajiban setiap pemerintahan

negara dan secara nyata dirumuskan dalam berbagai produk hukum, dari

P

Page 31: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.31

bentuk undang undang dasar sampai kepada berbagai bentuk turunannya.

Dalam menjalankan usaha pembangunan, semua “stakeholders” dibebani

tanggung jawab kepada masyarakat luas. Beban tanggung jawab karena

adanya persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, baik secara moral

secara teknis, maupun secara hukum untuk mencapai tujuan pembangunan

yang dikehendaki. Meskipun pada kenyataannya pemerintah tidak selalu

sepenuhnya menangani pelaksanaan pembangunan, minimal kewajiban

pemerintah adalah meletakkan persyaratan-persyaratan yang harus dipatuhi

segenap “stakeholders” baik dari kalangan pemerintah maupun swasta dalam

menjalankan kegiatan pembangunan.

Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa setiap pembangunan harus

memenuhi syarat berikut.

1. Merata

Untuk dapat memeratakan pembangunan dan manfaatnya, harus

diketahui dengan benar tentang keadaan tiap-tiap daerah (fakta daerah).

2. Sesuai dengan potensi dan prioritas daerah

Untuk bisa menyesuaikan pembangunan terhadap potensi dan priorita

daerah, harus memiliki fakta-fakta yang lengkap tentang daerah.

3. Benar-benar untuk kepentingan rakyat

Agar pembangunan benar-bebar ditujukan untuk rakyat dan memiliki

legitimasi sosial, perlu diketahui apa yang menjadi kebutuhan masing-

masing kelompok rakyat. (fakta daerah)

4. Tidak menimbulkan keresahan

Rakyat tidak harus berkorban (tanah, bangunan, sawah, dsb.) untuk hal

yang tidak mereka butuhkan. (fakta daerah)

5. Terpadu, ada koordinasi dalam birokrasi

7. Memenuhi peraturan perundangan, ada dasar hukum, prosedur dan

kelembagaan formal.

Berkaitan dengan pembangunan, perencanaan selalu berorientasi pada

kepentingan masyarakat banyak atau publik. Oleh karena itu, setiap kegiatan

perencanaan harus dapat menangkap, mengolah, dan memenuhi aspirasi

publik. Persoalan yang sering kali dihadapi adalah bagaimana cara

menangkap aspirasi publik. Karena begitu sulitnya, banyak pendekatan yang

diusulkan oleh para ahli untuk menangkap aspirasi publik tersebut. Ada ahli

yang mengusulkan agar aspirasi publik didekati melalui indikator ekonomi

seperti pendapatan per kapitadan kesempatan kerja. Ahli yang lain

Page 32: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.32 Teori Perencanaan

berpendapat bahwa indikator sosial seperti kesehatan, pendidikan, dan

budaya adalah indikator yang lebih tepat.

Ketika perencanaan dipandang sebagai sebuah alat dan metode dalam

pengambilan keputusan dan tindakan publik, maka sudah sewajarnya

dipahami akan adanya dimensi politik dalam perencanaan. Dimensi politik

dalam perumusan kebijakan publik merupakan sebuah hal yang tidak dapat

dipisahkan dari proses perencanaan sebagai sebuah tindakan yang rasional

dan ilmiah. Perbedaan dalam proses perencanaan yang teknokratis dengan

perencanaan yang demokratis sangat jelas terlihat dan mempengaruhi

perencana untuk masing-masing kontek. Dalam konteks politik, perencanaan

didominasi oleh para pemain yang berkepentingan dengan tingkat pengaruh

yang berbeda agar kepentingannya dimasukkan dalam agenda perencanaan.

Para pemain inilah yang mendominasi proses perumusan kebijakan yang

terjadi.

Sesuai dengan kecenderungan tersebut, informasi dan pengetahuan

(information and knowledge) yang dihasilkan dari kegiatan perencanaan

harus memiliki kredibilitas yang tinggi di mata publik sehingga dapat

menjadi pilar pengambilan keputusan pembangunan. Karena ditujukan bagi

kepentingan publik, maka prinsip utama kegiatan perencanaan dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1. Kegiatan perencanaan dan segala hasilnya harus diletakkan dalam public

domain yang memiliki makna dapat diakses, dimanfaatkan, dan

dipertanggung jawabkan kepada publik. Oleh karena itu, data dan

informasi yang disajikan harus memenuhi kriteria akurat, memiliki

legitimasi secara legal maupun sosial, serta mendapatkan apresiasi

publik.

2. Informasi yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan harus terjamin

kontinuitasnya. Hal ini mensyaratkan agar kegiatan pembaharuan

(updating) data dapat dilakukan secara terus menerus. Selain itu,

kontinuitas juga memiliki makna bahwa data dan informasi yang terkait

dengan kepentingan publik harus dapat dialirkan melalui berbagai

tingkat dan jenis perencanaan, sehingga dapat memberikan nilai tambah

dalam pengambilan keputusan.

3. Kegiatan perencanaan haruslah merupakan kegiatan yang dapat

dilakukan oleh berbagai pihak namun tetap mengutamakan unsur

keterpaduan. Prinsip perencanaan yang terdistribusi namun teringtegrasi

ini merupakan wujud dari sifat pengelolaan pembangunan yang sistemik,

Page 33: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.33

kompleks, dan dinamis sehingga tidak dapat ditangani hanya oleh satu

lembaga.

4. Pengelolaan pembangunan bersifat terbuka bagi keterlibatan publik.

Penerapan ketiga prinsip di atas harus didukung oleh kesediaan semua

pihak yang berkepentingan atau terlibat dalam kegiatan pembangunan

untuk membagi data dan informasi yang dimilikinya kepada pihak lain

yang membutuhkan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah

disepakati.

Dengan demikian, pada dasarnya kegiatan perencanaan merupakan

sebuah rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,

penyimpanan, penyajian, hingga penyebaran data/informasi kepada pihak-

pihak yang berkepentingan. Sesuai dengan keempat prinsip di atas, strategi

dasar dan program aksi yang akan dibangun tidak dapat dilepaskan dari

unsur-unsur utama kebijakan publik yang mencakup hal berikut.

1. Tujuan kebijakan.

2. Masalah.

3. Tuntutan (demand).

4. Dampak (outcomes).

5. Sarana (policy instruments).

Pencakupan unsur-unsur di atas akan dipergunakan untuk mengukur

ketepatan pengambilan keputusan agar dapat memenuhi kebutuhan publik

dan menjawab tantangan pembangunan masa depan dalam rangka pencapaian

keberlanjutan pembangunan. Secara garis besar, kriteria yang akan

diterapkan untuk menilai ketepatan kebijakan, strategi dasar, dan program

aksi adalah seperti diuraikan pada tabel berikut ini.

Page 34: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.34 Teori Perencanaan

Isu di

masyarakat

(masalah,

aspirasi, dll)

Kebijakan

baru dan

masalah

baru

Pemerintah

menangkap

isu kebijakan

dan

membentuk

tim Perumus

Kebijkan

Publik

Merumuskan

naskah

akademik

Merumuskan

draf kebijkan

Diskusi

Publik

Diskusi Antar

Dinas terkait

Rumusan

konsep

Kebijakan

Proses

Legislasi

Isu Kebijakan Pra Perumusan Kebijakan

6 Benar: Proses, isi, Politik, Hukum, Manajemen, Bahasa

Isu di

masyarakat

(masalah,

aspirasi, dll)

Kebijakan

baru dan

masalah

baru

Pemerintah

menangkap

isu kebijakan

dan

membentuk

tim Perumus

Kebijkan

Publik

Merumuskan

naskah

akademik

Merumuskan

draf kebijkan

Diskusi

Publik

Diskusi Antar

Dinas terkait

Rumusan

konsep

Kebijakan

Proses

Legislasi

Isu Kebijakan Pra Perumusan Kebijakan

6 Benar: Proses, isi, Politik, Hukum, Manajemen, Bahasa

Tabel 1.2. Kriteria Perencanaan sebagai “publik domain”

Kriteria Contoh Kasus

Kelayakan Politik

Kelayakan Ekonomi

Kelayakan Keuangan

Kelayakan Administrasi

Kelayakan Teknologi

Kelayakan Sosial Budaya

Kelayakan lain yang relevan

Sesuai dengan kriteria pada Tabel 1.2 di atas, peran strategis

perencanaan bagi kepentingan publik bukan hanya untuk mengumpulkan

data, tetapi lebih dari itu, juga untuk menyediakan informasi dan

menciptakan pengetahuan dalam rangka pengambilan kebijakan publik yang

terintegrasi dalam satu kesatuan. Oleh sebab itu, perencanaan ini akan

menjadi salah satu komponen utama dalam upaya meningkatkan daya tahan

dan daya lenting kehidupan publik baik secara ekonomi, poliitik, sosial,

maupun budaya. Sehubungan dengan itu, setiap proses perencanaan

seyogyanya memperhatikan dengan sungguh-sungguh berbagai isu dan

permasalahan yang muncul di tengah masyarakat agar pengambilan

keputusan yang nantinya akan dilakukan tidak menimbulkan permasalahan-

permasalahan baru yang lebih pelik atau rumit.

Gambar 1.4.

Aspek-aspek kebijakan publik dalam proses perencanaan

Page 35: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.35

Dalam pelaksanaannya, perumusan perencanaan sebagai proses publik

akan dilakukan dalam dua tahap yang secara keseluruhan mencakup

komponen input, proses dan output. Komponen input yang ditelaah adalah

isu dan dinamika yang berkembang di masyarakat baik itu yang berkaitan

dengan aspirasi publik maupun kebijakan pembangunan. Komponen proses

yang dikaji adalah pelaksanaan diskusi/seminar/lokakarya yang

diselenggarakan dalam forum diseminasi skenario perencanaan kepada

stakeholders. Komponen output adalah produk kegiatan berupa rencana

pembangunan yang implementatif, serta terdiseminasinya rencana tersebut

kepada seluruh stakeholders terkait, serta pengguna. Dengan diperolehnya

output itu diharapkan dapat diperoleh outcome (manfaat) dari keseluruhan

proses perencanaan.

Paradigma yang ada saat ini adalah proses perencanaan sebagai sebuah

proses teknokratis dan rasional, sehingga menafikkan keberadaan dimensi

publik sebagai elemen yang secara signifikan mempengaruhi proses dan hasil

perencanaan. Perencanaan dipersepsikan menjadi sebagai alat pengambilan

keputusan yang bebas nilai dan tidak ada urusannya dengan kepentingan dan

proses-proses publik. Atas dasar tersebut, proses perencanaan seyogyanya

lebih memperhatikan persyaratan politik, hukum, proses, isi, manajemen, dan

bahasa.

Gambar 1.5.

Persyaratan perencanaan

• Transparan

• Akuntabel

• Partisipatif

• Kaidah hukum

• Batas2/ sanksi yg jelas

• Keadilan & kesamaan

• Mengakomodasi kepentingan

• Good Governance

• Etika

• Mengaturyang diatur

• Bukan ‘kompromi’

• Langsung ke masalah

• Sederhana

• Benar

• Dapat dipahami publik

PROSES ISI

MANAJE

MEN

BAHASAPOLITIK

(ETIKA)

HUKUM

• Sistematis

• Dapat dilaksanakan

• Dapat dikendalikan

• Terukur

Page 36: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.36 Teori Perencanaan

Persyaratan yang diilustrasikan pada Gambar 1.5 di atas mengisyaratkan

bahwa proses perencanaan tidak dapat dilepaskan dari demokratisasi. Hal ini

membawa sebuah perubahan besar dalam paradigma perencanaan, termasuk

di Indonesia. Perencanaan yang pada awalnya sebuah proses teknis ekonomis

yang berasal dari rejim penguasa bergeser menjadi sebuah proses partisipasi

yang menuntut pelibatan serta aksesyang sama dalam melakukan intervensi

untuk memutuskansebuah kebijakan yang terkait dengan kepentingan publik.

Lembaga perencana berubah dari sebuah lembaga teknokrat yang tertutup

menjadi sebuah lembaga publik yang harus membuka kesempatan yang sama

untuk publik dalam melakukan intervensi. Reformasi di Indonesia

menyebabkan ruang demokrasi makin terbuka luas sehingga tuntutan untuk

lebih melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan semakin besar dan

diikuti oleh gugatan terhadap posisi hegemonik pemerintah dalam perumusan

kebijakan.

Pendekatan yang konvensional terhadap proses perencanaan yang

mengutamakan proses penyusunan dokumen semata untuk jangka waktu

tertentu tanpa melibatkan peran masyarakat semakin tidak relevan lagi.

Masyarakat bukan lagi sebagai objek rekayasa. Proses publik tidak lagi

dipandang sebagai sebuah elemen irasional yang harus dihindari. Dengan

demikian, proses perencanaan tidak lagi dipahami sebagai sebuah proses

bebas nilai dan kepentingan yang hanya mengutamakan prosedur legal dan

rasionalitas sepihak. Dalam kondisi seperti ini, posisi proses publik dalam

sebuah perencanaan menjadi sangat signifikan. Pemerintah, perencana, dan

masyarakat secara bersama-sama memanfaatkan proses tersebut sebagai

sebuah upaya mengintervensi hasil perencanaan. Pendekatan sosial, budaya,

dan politis dalam dunia perencanaan diposisikan sebagai bagian dari usaha

perencana dalam memahami realitas publik yang terjadi di masyarakat.

Pada awal tahun 1990, paradigma post-modern yang berkembang pada

hampir semua domain keilmuan telah mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan, termasuk pelaksanaan peran kepemerintahan. Pada saat itu, Alfin

Toffler menyatakan perlunya melakukan redefinisi terhadap birokrasi. Salah

satu alasannya adalah karena semakin berkembangnya masyarakat informasi

yang menuntut keterbukaan dan keadilan. Dengan sendirinya, lembaga-

lembaga pemerintah harus melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan

tersebut. Oleh Alfin Toffler, masa tersebut disebut sebagai masa post-

bureaucratic yang mana mesin birokarsi mengalami perbedaan, baik bentuk

Page 37: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.37

maupun prinsipnya, bila dibandingan versi Weber agar dapat mengelola

kepentingan publik secara lebih baik. Birokrasi yang pada masa awalnya

dikembangkan oleh Pemerintah Amerika Serikat, pada awal tahun 1990-an

ini kemudian berubah secara mantap ke arah birokrasi yang beorioentasi pada

prinsip kewirausahaan (entrepreneurship). Disebutkan pula bahwa prinsip

pemerintah wirausaha adalah sebagai berikut (a) sebagai katalis; (b) sebagai

milik masyarakat; (c) kompetitif; (d) berorientasi pada misi dan hasil; (e)

berorientasi pada publik; (f) antisipatif; (g) desentralisasi, dan (h) berorientasi

pada nilai pasar. Dalam pelaksanaannya, pemerintahan ini pun tidak terlepas

dari tuntutan untuk menjadi pemerintah yang mengikuti best practice dari

konsep Good Governance yang dikembangkan oleh OECD dan menekankan

pada prinsip fairness, transparancy, accountability, dan responsibility untuk

kepentingan stakeholdernya. Perubahan ini pun serta merta telah

mempengaruhi penyelenggaraan pemerintah di banyak negara, termasuk

Indonesia meskipun dalam bentuk yang belum mantap atau masih mencari

bentuk yang tepat sesuai dengan karakteristik Indonesia.

Mengacu pada uraian di atas, peran perencana dalam sebuah proses

publik didefinisikan sebagai berikut.

1. Sebagai teknokrat dan engineer

Peran ini dimainkan dengan mengambil posisi sebagai advisor bagi para

pengambil kebijakan dengan berporos kepada rasionalitas dan

pertimbangan ilmiah. Informasi dimanfaatkan sebagai sebuah landasan

dalam membangun kekuasaan dan kepentingan.

2. Sebagai birokrat

Perencana sebagai seorang birokrat memiliki fungsi menjaga stabilisasi

organisasi dan jalannya roda pemerintahan. Informasi dimanfaatkan

sebagai sebuah alat dalam menjaga kepentingan dan keberlangsungan

organisasi. Peran ini biasanya disertai oleh kekuasaan yang datang secara

formal dan legal kepada perencana.

3. Sebagai advokat

Fungsi ini merupakan sebuah manifestasi dari usaha menjembatani

masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat teknis dari sebuah produk

rencana. Selain itu terdapat peran dalam melakukan mobilisasi kekuatan

dan potensi masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi

Pemerintah. Informasi dan proses komunikasi diperlakukan sebagai

usaha membangun pemahaman masyarakat dan counter-opinion

terhadap kebijakan yang merugikan masyarakat. Peran ini lahir dari

Page 38: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.38 Teori Perencanaan

sebuah paradigma bahwasanya kelompok tertindas harus membebaskan

dirinya sendiri dari dominasi kelompok penguasa (Freire, 1972).

Kekuasaan didapatkan melalui mobilisasi kekuatan massa atau klaim

dukungan masyarakat.

4. Sebagai politikus

Politikus identik dengan tujuan pragmatis dan komunalis, sehingga

perencana tidak diharapkan untuk bergabung dengan dunia politik.

Maksud dari peran ini adalah seorang perencana tidak bisa lepas dari

kepentingan, dan dalam memperjuangkan kepentingannya, perencana

dituntut memiliki perspektif seorang politisi. Seorang politikus memiliki

insting dalam berkomunikasi dengan kelompok yang memiliki

kepentingan yang berbeda menjadi lebih baik.

Keempat peran diatas adalah refleksi dari posisi perencana dalam proses

publik. Tantangan dan perubahan paradigma di dunia perencana, menuntut

perencana untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses

pengambilan kebijakan. Paradigma perencanaan yang baru ini menuntut

perencana lebih dari sekedar seorang mekanis dengan berbekalkan analisis-

analisis ilmiah dan teknis. Beberapa kasus perencanaan menunjukkan

fenomena analisis ilmiah yang tergilas oleh realitas publik. Dalam situasi

seperti ini, seorang perencana harus mampu memainkan peranan

komunikator dalam mengartikulasikan kepentingan yang dimiliki oleh tiap-

tiap aktor menjadi sebuah hasil perencanaan dengan kerangka argumen

rasional dan pertimbangan teknis lainnya. Dengan kata lain, seorang

perencana harus mampu secara teknis,piawai secara organisatorik dan

administratif serta mampu mengartikulasikan kepentingan-kepentingan

politik.

Perencanaan sebagai bagian dari proses publik pada hakekatnya dapat

disampaikan sebagai berikut.

1. Pembelajaran guna menangkap aspirasi setempat.

2. Menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi masyarakat pada suatu

wilayah.

3. Mengkaji sampai sejauh mana dampak terhadap keseimbangan &

keberlanjutan kehidupan (penduduk dan lingkungan).

4. Mengkaji dan menyampaikan gambaran masa depan.

Page 39: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.39

Bagaimanapun dan apapun logika perencanaan yang digunakan dalam

dunia para perencana, satu hal yang tetap tidak berubah adalah bahwa domain

perencanaan adalah dalam domain publik (Friedmann, 1987), mengingat

memang dimensi yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dunia

perencanaan adalah menyangkut kepentingan-kepentingan dalam relung

publik. Oleh karenanya, kepentingan perencanaan juga adalah untuk

mengatur pertumbuhan sehingga nilai sosial yang didapat akan maksimal,

atau paling tidak, mengurangi gangguan social (social distrubtion minimised)

(Kraushaar dan Gardels, 1983; Healey, 1997).

Menurut Goulet, setidak-tidaknya ada tiga rasionalitas yang saling ber-

inter-relasi dalam penentuan keputusan-keputusan publik, yaitu technological

rationality, politician rationality dan ethical rationality. Technological

rationality bersandar pada epistemologi ilmu modern yang mengedepankan

logika efisiensi. Sementara politician rationality merupakan logika

kepentingan yang selalu mengedepankan pemeliharaan institusi dan

kebijakan. Lebih jauh dari itu, pada realitasnya seringkali motif-motif

pemeliharaan institusi dan kebijakan itu menjadi alasan yang menyelubungi

motif-motif mempertahankan kekuasaan dan mencari keuntungan. Ethical

rationality lebih menekankan pada pencitraan, pemeliharaan atau

mempertahankan norma-norma. Biasanya norma-norma itu menyangkut

norma universal seperti agama dan norma-norma yang dikonstruksi oleh

pengalaman, posisi sosial dan pandangan dari seseorang atau sekelompok

orang.

Secara normatif, seorang perencana harus mampu untuk

mengintegrasikan ketiga rasionalitas itu secara harmonis dalam menjalankan

peran profesionalnya (professional role). Akan tetapi, akan tetap menjadi

sebuah pertanyaan besar apabila seorang perencana dihadapkan pada

pertentangan pada ketiga nilai tersebut. Adalah sesuatu yang sangat naif

apabila ketiga rasionalitas tadi dianggap akan selalu berjalan beriringan.

Nilai-nilai etika memang akan sangat bergantung pada mind-set dan faktor-

faktor yang membentuk seorang perencana secara dogmatis. Akan tetapi

rasionalitas teknis dan politis merupakan dua rasionalitas yang

perkembangannya jauh lebih cepat dibanding nilai-nilai etis, mengingat

kedua rasionalitas itu merupakan dua hal yang akan sangat bergantung pada

kondisi sosio-kultural masyarakat dan isu-isu yang berkembang di

masyarakat. Artinya, kedua rasionalitas itu bisa berubah secara sekuensial

Page 40: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.40 Teori Perencanaan

atau bahkan responsif terhadap apa yang terjadi. Keduanya bahkan bisa

saling bertentangan.

Hal-hal yang secara teknis normatif “benar” menurut perencana belum

tentu well accepted atau dianggap “benar” oleh masyarakat. Konteksnya

menjadi sesuatu yang politis. Konteksnya bukan lagi menjadi apakah sesuatu

itu benar atau salah, akan tetapi lebih kepada apakah sesuatu itu diterima atau

tidak diterima oleh masyarakat. Perbedaan persepsi antara perencana dengan

masyarakat itu bisa disebabkan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah

tingkat kesadaran masyarakat.

Paulo Freire mengungkapkan bahwa ada tiga jenis kesadaran masyarakat

yang akan sangat berpengaruh pada cara atau bagaimana masyarakat menilai

suatu permasalahan. Kesadaran yang pertama adalah kesadaran magis,

dimana masyarakat tidak mampu mengetahui kaitan antara satu faktor

dengan faktor lainnya. Kesadaran yang kedua adalah kesadaran naif, dimana

masyarakat beranggapan bahwa “aspek manusia” menjadi akar penyebab

masalah sosial. Kesadaran ketiga adalah kesadaran kritis, dimana masyarakat

memandang aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah. Pandangan

masyarakat secara umum akan bergantung dari jenis kesadaran mana yang

dimiliki masyarakat atau sejauh mana ketiga jenis kesadaran itu saling

mempengaruhi dalam masyarakat.

Dilema selalu muncul apabila pendekatan normatif komprehensif

perencana ternyata tidak sesuai dengan keinginan atau apa yang dianggap

“benar” oleh masyarakat. Hal ini akan selalu terjadi selama ada kesenjangan

pengetahuan dan pemahaman antara perencana dengan masyarakat.

Kesepahaman itulah yang seharusnya terbangun melalui pembelajaran-

pembelajaran sosial dalam hal perencanaan. Tapi ironisnya, pembelajaran itu

jugalah yang paling minim terlihat dalam masyarakat. Bukan karena

masyarakat tidak mau, tapi karena baru sangat sedikit pihak yang mau belajar

bersama masyarakat.

Dilema itu seringkali akhirnya mencuat dan bermuara pada proses

pengambilan keputusan dalam perencanaan. Secara ekstrim pilihan dalam

pengambilan keputusan itu akan menjadi “being right” (menjadi benar) atau

“doing good” (bertindak baik). Being right dalam hal ini berarti mengambil

keputusan sesuai dengan dasar-dasar teknis keilmuan yang dimiliki seorang

perencana secara komprehensif. Sementara doing good bisa berarti

mengambil keputusan yang sekiranya akan diterima dengan baik (well

Page 41: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.41

accepted) oleh masyarakat, terlepas dari apakah keputusan itu sesuai dengan

kaidah keilmuan atau tidak.

Dalam sebuah pameo, perbandingan antara seorang peneliti dengan

seorang politisi tergambar dengan cukup baik dengan menyebutkan bahwa

“seorang peneliti bisa saja salah dalam melakukan penelitian, akan tetapi ia

harus jujur dalam menyampaikan hasil penelitiannya itu, sementara seorang

politisi bisa saja tidak jujur akan tetapi ia tidak boleh salah dalam mengambil

keputusan”. Tidak menjadi sesuatu yang aneh apabila ada saat-saat tertentu

dimana seorang perencana harus memilih antara menjadi seorang peneliti

atau menjadi seorang politisi, karena sebuah produk rencana yang secara

teknis benar tetapi tidak mau dilaksanakan oleh masyarakat akan menjadi

tidak bermakna, sama berbahayanya dengan sebuah produk rencana yang

disetujui dan dilaksanakan oleh masyarakat akan tetapi tidak sesuai dengan

kaidah-kaidah keilmuan. Kemampuan untuk mengambil “jalan tengah” di

antara dua pilihan itu menjadi sebuah syarat bagi seorang perencana untuk

bisa survive dalam domain publik.

1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan “perencanaan terdistribusi yang

terintegrasi”!

2) Jelaskan pengertian ethical rationality!

3) Apakah yang dimaksud dengan perencanaan berorientasi kewirausahaan!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh

berbagai pihak namun tetap mengutamakan unsur keterpaduan.

2) Ethical rationality lebih menekankan pada pencitaan, pemeliharaan, atau

mempertahankan norma-norma. Biasanya norma-norma itu menyangkut

norma universal seperti agama dan norma-norma yang dikonstruksi oleh

pengalaman, posisi sosial, dan pandangan dari seseorang atau

sekelompok orang.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Kegiatan

Belajar 3. Perencanaan sebagai “public domain”, kerjakanlah

latihan berikut!

Page 42: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.42 Teori Perencanaan

3) Perencanaan yang berorientasi pada kewirausahaan memiliki prinsip

sebagai berikut. (a) sebagai katalis, (b) sebagai milik masyarakat, (c)

kompetitif, (d) berorientasi pada misi dan hasil, (e) berorientasi pada

publik, (f) antisipatif, (g) desentralisasi, dan (h) berorientasi pada nilai

pasar.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap usaha

pembangunan adalah urusan publik yang melibatkan begitu banyak

kepentingan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu mekanisme “kontrol”

yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan atau “planning”. Dengan

demikian, setiap aktivitas perencanaan pembangunan bukanlah suatu

aktivitas yang terisolasi dari kepentingan umum. Artinya, setiap aktivitas

pembangunan akan memberikan implikasi dan konsekuensi tertentu

terhadap berbagai gejala kehidupan publik.

Dengan demikian, setiap aktivitas perencanaan pembangunan sering

dipandang sebagai bentuk intervensi terhadap publik. Oleh karena itu,

setiap kegiatan perencanaan harus dapat menangkap, mengolah, dan

memenuhi aspirasi publik. Ketika perencanaan dipandang sebagai

sebuah alat dan metode dalam pengambilan keputusan dan tindakan

publik, maka sudah sewajarnya jika perencanaan bukan saja dipandang

sebagai proses teknokratis, tetapi juga sebagai proses demokratis.

Sejalan dengan itu, lembaga perencana yang pada awalnya lebih

berperan sebagai sebuah lembagat teknokrat yang tertutup akan

bertransformasi menjadi lembaga terbuka yang harus membuka

kesempatan yang sama untuk publik dalam melakukan perencanaan.

Pendekatan yang konvensional terhadap proses perencanaan yang

mengutamakan proses penyusunan dokumen semata untuk jangka waktu

tertentu tanpa melibatkan peran masyarakat semakin tidak relevan lagi.

Masyarakat bukan lagi sebagai objek rekayasa. Proses publik tidak lagi

dipandang sebagai sebuah elemen irasional yang harus dihindari.

Dengan demikian, proses perencanaan tidak lagi dipahami sebagai

sebuah proses bebas nilai dan kepentingan yang hanya mengutamakan

prosedur legal dan rasionalitas sepihak. Dalam kondisi seperti ini, posisi

proses publik dalam sebuah perencanaan menjadi sangat signifikan.

Dalam sebuah proses publik perencana dapat berperan baik sebagai

teknokrat, birokrat, advokat, maupun politikus. Keempat peran ini adalah

refleksi dari posisi perencana dalam proses publik. Tantangan dan

perubahan paradigma di dunia perencana, menuntut perencana untuk

RANGKUMAN

Page 43: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.43

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan

kebijakan.

Pada akhirnya dapat dinyatakan bahwa perencanaan sebagai bagian

dari proses publik pada hakekatnya adalah sebuah bagian dari upaya

untuk (1) pembelajaran guna menangkap aspirasi setempat; (2)

menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi masyarakat pada suatu

wilayah; (3) mengkaji sampai sejauh mana dampak terhadap

keseimbangan dan keberlanjutan kehidupan (penduduk dan lingkungan),

(5) mengkaji dan menyampaikan gambaran masa depan.

1) Sebagai bagian dari kebijakan publik, proses perencanaan selalu

bersifat ....

A. bebas kepentingan

B. tidak bebas nilai

C. bebas rasionalitas

D. nonprosedural

2) Perencanaan yang didasarkan atas pendekatan normatif seringkali sulit

diterapkan di tengah masyarakat karena ....

A. mengabaikan konteks sosial masyarakat

B. mengabaikan prosedur perencanaan

C. memiliki metode yang sangat rumit

D. mengandalkan partisipasi publik

3) Perencanaan selalu berada pada domain publik, karena selalu ....

A. melibatkan publik dalam pengambilan keputusan

B. mengubah kepentingan privat menjadi kepentingan publik

C. memberikan pengaruh pada kepentingan publik

D. menggunakan pendekatan demokratis

4) Yang tidak dapat digunakan sebagai persyaratan agar perencanaan dapat

diterima oleh publik berikut ini adalah ....

A. dilangsungkan melalui proses yang akuntabel dan transparan

B. disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami

C. dilaksanakan sesuai dengan etika politik dan sosial

D. didukung oleh teori-teori yang paling mutakhir.

TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

Page 44: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.44 Teori Perencanaan

Petunjuk: Untuk soal nomor 5 sampai dengan nomor 7, pilihlah

A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya

menunjukkan hubungan sebab akibat

B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak

menunjukkan hubungan sebab akibat

C. Jika salah satu dari pernyataan salah

D. Jika kedua pernyataan salah

5) Dalam menjalankan perannya sebagai seorang politikus, perencana harus

memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

SEBAB

Perencana selalu berhadapan dengan berbagai kelompok yang memiliki

kepentingan yang berbeda-beda.

6) Untuk menjamin terpenuhinya kepentingan publik, seorang perencana

tidak dapat berperan sekaligus sebagai birokrat

SEBAB

Tugas utama birokrat adalah menjaga stabilitas organisasi dan jalannya

roda pemerintahan.

7) Rasionalitas teknologi bukan merupakan syarat untuk memenuhi

kepentingan publik.

SEBAB

Rasionalitas teknologi tidak bertujuan mewujudkan perencanaan yang

efisien.

Petunjuk: Untuk soal nomor 8 sampai dengan nomor 10, pilihlah

A. Jika (1) dan (2) benar

B. Jika (1) dan (3) benar

C. Jika (2) dan (3) benar

D. Jika semua benar

8) Komponen input dalam proses publik untuk kegiatan perencanaan

adalah ....

(1) dinamika masyarakat

(2) aspirasi masyarakat

(3) rencana pembangunan

9) Menurut Goulet, proses perencanaan mengandung rasionalitas ....

(1) ilmiah

Page 45: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.45

(2) politis

(3) etis

10) Sebuah rencana dapat dikatakan telah memenuhi kepentingan publik

jika ....

(1) tidak menimbulkan keresahan

(2) telah disetujui oleh parlemen

(3) memberikan manfaat bagi masyarakat banyak

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

80 - 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang

belum dikuasai.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar

100%Jumlah Soal

Page 46: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

1.46 Teori Perencanaan

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1) A

2) B

3) D

4) C

5) A

6) B

7) A

8) C

9) D

10) B

Tes Formatif 2

1) B

2) D

3) B

4) B

5) C

6) C

7) C

8) A

9) B

10) D

Tes Formatif 3

1) B

2) A

3) C

4) D

5) A

6) C

7) C

8) A

9) C

10) B

Page 47: Dasar-dasar Teori Perencanaan - Perpustakaan UT

PWKL4308/MODUL 1 1.47

Daftar Pustaka

Conyers, Diana dan Peter Hill. (1984). An introduction to development

planning in the third world. Diana Conyers and Peter Hill. Wiley,

Chichester, 1984, 271 pp.

Friedmann, John. (1987). Planning in the Public Domain: From Knowledge

to Action. Princeton University Press.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Ihalauw, Jhon, J.O.I. (2004). Bangunan Teori Ed. 3 Millenium. Salatiga:

Satya Wacana University Press.

Kelly, Eric Damian dan Barbara Becker. (2000). Community Planning: An

Introduction to the Comprehensive Plan. Island Press.

Popper, Karl Raimund. (1959). The Logic Scientific Discovery. New York:

Basic Books.

Rustiadi, E, Saefulhakim, S, Panuju, D.R. (2009). Perencanaandan

Pengembangan Wilayah. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Ryle, Gilbert. (1951). The Concept of Mind. Hutchinson’s University

Library. Hutchinson House, London, W.I. New York, Melbourne,

Sudney, Cape Town.

Setiadi, H. (2008). Master Plan Sdm Bidang Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Universitas Indonesia.

Setiadi, H. (2008). Ruang dan Penataan Ruang di Indonesia: Dari Filosofi

hingga Praktek. Kertas Kerja Ilmiah dipersiapkan untuk Direktorat

Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup, Ditjen Bangda dan

otda Depdagri dalam rangka kerjasama dengan GTZ.

Tjokroaminoto, Bintoro dan Mustopadipradja. (1988). Kebijakan dan

Administrasi Pembanguna : Perkembangan Teori dan Penerapan,

Jakarta: LP3ES.

www.InvestorWords.com