i
DAMPAK PERUBAHAN HARGA BERAS TERHADAP KONSUMSI BERAS PADA MASYARAKAT DI DUSUN III DESA SUAK RIBEE KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
MARZUKI
08C10404058
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT
2013
ii
DAMPAK PERUBAHAN HARGA BERAS TERHADAP KONSUMSI BERAS PADA MASYARAKAT DI DUSUN III DESA SUAK RIBEE KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
MARZUKI
08C10404058
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT
2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Dampak Perubahan Harga Beras terhadap Konsumsi Beras pada Masyarakat di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
Nama Mahasiswa : Marzuki NIM : 08C10404058 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Diswandi Nurba, S.TP, M.Si Yoga Nugroho, SP, MM NIDN. 01-2804-8202
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis
Diswandi Nurba, S.TP, M.Si Yoga Nugroho, SP, MM NIDN. 01-2804-8202
Tanggal Lulus : 20 Desember 2013
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/ Tugas Akhir dengan judul :
DAMPAK PERUBAHAN HARGA BERAS TERHADAP KONSUMSI BERAS PADA MASYARAKAT DI DUSUN III DESA SUAK RIBEE
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT
Yang disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Marzuki NIM : 08C10404058 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 20 Desember 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima. SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Diswandi Nurba. S.TP, M.Si ................................................ (Dosen Pembimbing I)
2. Yoga Nugroho, SP, MM ……………………………… (Dosen Pembimbing II )
3. Ir. Said Mahjali, MM ................................................
(Dosen Penguji I)
4. Teuku Novian Nukman, SP ……………………………… (Dosen Penguji II)
Alue Peunyareng, 20 Desember 2013
Ketua Program Studi Agribisnis
Yoga Nugroho, SP, MM
v
ABSTRAK
Marzuki. Dampak Perubahan Harga Beras Terhadap Konsumsi Beras Pada Masyarakat di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan Diswandi Nurba, S.TP. M.Si danYoga Nugroho, SP. MM.
Perubahan harga terhadap bahan makanan pokok dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat, hal ini juga termasuk pada perubahan harga beras. Kenaikan harga beras secara tidak langsung akan mempengaruhi konsumsi masyarakat, dimana dengan adanya kenaikan harga beras maka bahan pokok lainnya juga ikut naik. Telah dilakukan penelitian di Dusun III Desa Suak Ribee sejak April 2013 hingga Mei 2013, untuk mengetahui bagaimana dampak perubagan harga beras terhadap konsumsi beras pada masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 KK, atau10 persen dari 155 KK yang ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara Riset Pustaka dan Riset Lapangan. Untuk mengetahui dampak perubahan harga beras terhadap konsumsi beras pada masyarakat digunakan model analisis data uji t. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah hipotesa dalam penelitian ini terjawab (terbukti) yaitu : Dampak perubahan harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap Konsumsi beras pada masyarakat Di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Hasil uji t pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga beras tidak mempengaruhi konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee. Hal ini dapat kita lihat pada uji t didapatkan hasil tcari
= 5,03, sedangkan ttabel = 2,045 ini berarti bahwa tcari ≥ ttabel (α = 0,05), maka H0 di tolak dan Ha diterima, artinya bahwa kenaikan harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi beras pada masyarakat dikarenakan masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee hanya mengambil inisiatif untuk mengkonsumsi merk beras lain yang harganya terjangkau.
Kata Kunci : Perubahan Harga, Konsumsi, Pendapatan, Jumlah Keluarga,
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Adapunriwayathiduppenulisadalahsebagaiberikut:
1. Nama Lengkap : Marzuki 2. Tempat/tanggal lahir : Blang Bayu , 05 Juni 1988 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Kebangsaan/Suku : Indonesia/Aceh 6. Status : Belum Menikah 7. Pekerjaan : Mahasiswa 8. Alamat : Gampong Blang Bayu Kecamatan Seunagan
Timur Kabupaten Nagan Raya.
9. Nama Orang tua, a. Ayah : Muhammad Din
Pekerjaan : PNS b. Ibu : Nuramat
Pekerjaan : IRT 10. Alamat : Gampong Blang Bayu Kecamatan Seunagan
Timur Kabupaten Nagan Raya.
11. Riwayat Pendidikan : a. SD : Berijazah tahun 2002 b. SMP Negeri : Berijazah tahun 2005 c. SMA : Berijazah tahun 2008 d. S-I Program Studi Agribisnis Fakltas Pertanian Universitas Teuku Umar
masuk tahun 2008
vii
PERSEMBAHAN
Hari nan cerah………… Mentari nan indah …
Seindahdansecerah senyumdipipi orang-orang yang kucintai
Bahagiarasanyamelihatsenyumanmereka
Ibunda …………. Ayahanda ……………
Kinimimpikujadinyata
Doaibudan ayah di dengaroleh-Nya
Ibunda ……….Ayahanda……………….
Kupersembahkanskripsiini sebagaitandabaktikupada kalian
Walaukutahuinibelumcukuptukbalas semuajasadanpengorbanan
kalian
Bahkantakadapapun yang akanmampukulakukan
Tukbalassmuanya……..tukbuat kalian bahagia……………..
Tapiakuterusberusahasemampuku
Berusahatukterusmenjadi yang terbaiktuk kalian
Menyongsongmasadepan nan cerahsesuaidenganharapanibudan
ayah
Semoga Allah mendengardoaku
Semogaakudapatmembawa kalian jauhmelangkahketanahsuci-Nya
Amin Ya Allah……………… Amin YaRabb ………..
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun Skripsi ini hingga selesai,
tak lupa pula Salawat beriring salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah kealam yang
penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada kedua orangtua yang telah memberikan do`a
dan kasih sayang yang begitu melimpah kepada penulis hingga penulis berhasil
meraih cita-cita di bangku perkuliahan. Skripsi ini berjudul “Dampak Perubahan
Harga Beras Terhadap Konsumsi Beras Pada Masyarakat di Dusun III Desa
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Diswandi Nurba, S.TP, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama,
sekaligus Dekan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, yang telah
banyak membimbing dan membantu penulis sehingga terselesaikannya
penulisan akhir ini.
2. Bapak Yoga Nugroho, SP. MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar dan Dosen Pembimbing Anggota
yang telah banyak membimbing dan membantu penulis sehingga
terselesaikannya penulisan akhir ini.
ix
3. Kakak, Adik-adik yang sangat penulis cintai, yang telah memberikan do`anya
untuk penulis sehingga berhasil dalam meraih cita-cita dibangku perguruan
tinggi.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah membekali
penulis dengan berbagai disiplin ilmu.
5. Bapak Kepala beserta seluruh karyawan (i) Dinas Pertanian dan Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat yang telah banyak membantu
memberikan data dan penjelasan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala Desa, Karyawan Kantor Desa, beserta seluruh Masyarakat Dusun III
Desa Suak Ribee yang telah banyak membantu memberikan data dan
penjelasan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik karena keterbatasan buku maupun kemampuan penulis
sendiri dalam mencari dan mengolah data yang ada, maka dari itu penulis
menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini kedepannya. Atas segala bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang
telah diberikan kepada penulis sekali lagi penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan ini,
AMIN.
Alue Peunyareng, 20 Desember 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN TUJUAN ............................................................................... ii ABSTRAK ................................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iv MOTTO/PERUNTUKAN .......................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii DAFTAR ISI .............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................... 5 1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................... 6
1.5 Sistematika Pembahasan ................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8 2.1 Konsumsi ....................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Konsumsi ............................................................. 8 2.1.2 Fungsi Konsumsi ................................................................... 9 2.1.3 Konsep Penting dalam Konsumsi ........................................... 10 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi ........................ 13
2.2 Perubahan Harga ............................................................................ 14 2.2.1 Pengertian Perubahan Harga .................................................. 14 2.2.2 Kenaikan Harga Beras ........................................................... 16
2.3 Dampak Perubahan Harga Beras Terhadap Konsumsi Masyarakat .................................................................................... 17
2.4 Perumusan Hipotesis ....................................................................... 20
III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 21 3.1 Lokasi, Objek, danRuang Lingkup Penelitian ................................ 21 3.2 Teknik Pengumpulan Sampel dan jumlah dan Sampel .................... 21 3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 22 3.4 Batasan Variabel ............................................................................. 23 3.5 Model Analisis Data ........................................................................ 23
xi
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 26 4.1 Letak Geografis dan Luas Daerah .................................................... 26 4.2 Keadaan Tanah dan Topografi ......................................................... 26 4.3 Penduduk dan Mata Pencaharian ..................................................... 27 4.4 Karakteristik Sampel ....................................................................... 28 4.5 Data Penelitian ................................................................................ 29
4.5.1 Variabel Perubahan Harga ..................................................... 29 4.5.2 Variabel Konsumsi ................................................................ 30 4.5.3 Variabel Pendapatan ............................................................. 31 4.5.4 Variabel Jumlah Keluarga ...................................................... 32 4.5.5 Variabel Pertanyaan Terbuka .................................................. 33
4.6 Uji t Data Penelitian ........................................................................ 33 4.7 Pembahasan .................................................................................... 36
V. PENUTUP ........................................................................................... 38
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 38 5.2 Saran ................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 40 LAMPIRAN .............................................................................................. 41
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel Penduduk dan Mata Pencaharian ................................................... 27 2. Tabel Karakteristik Sampel ...................................................................... 28
xiii
LAMPIRAN
Halaman 1. Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ............................................................. 41 2. Lampiran 2. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Perubahan
Harga………………………………………………………. 43 3. Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Konsumsi…….. 43 4. Lampiran 4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pendapatan…… 43 5. Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Jumlah
Keluarga…………………………………………………… 44 6. Lampiran 6. Rekapitulasi Jawaban Responden Pertanyaan Terbuka…… 44 7. Lampiran 7. Tabel KK sampel, jumlah keluarga dan jumlah konsumsi
beras sebelum dan sesudah naiknya harga beras ………….. 45
8. Lampiran 8. Tabel varians standar deviasi konsumsi masyarakat sebelum Dan sesudah naiknya harga beras …………………..…….. 46
9. Lampiran 9. Gambar diagram konsumsi masyarakat Dusun II Desa Suak Ribee dan Harga beras ssbelum dan sesudah naiknya harga Beras …………………………………………………….. 47
10. Lampiran 10. Tabel Uji t ……………………………………………….. 48
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia pernah menjadi Swasembada beras pada tahun 1966 dan
menjadi penghasil utama beras dikawasan Asia Tenggara. Program kerja
pertanian Pak Harto berbuah prestasi. Indonesia yang dikenal sebagai negara
agraria pengimpor beras terbesar pada tahun 1966, mampu mencukupi kebutuhan
pangan di dalam negeri melalui swasembada beras pada tahun 1984. Pada tahun
1969 Indonesia memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton beras, sementara pada
1984, bisa mencapai 25,8 juta ton beras. Pada Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita), swasemabda pangan merupakan fokus tersendiri dalam rencana
pembangunan yang dibuat oleh Soeharto. Di dalam Pelita I Pertanian dan Irigasi
dimasukkan sebagai satu bab tersendiri dalam rincian rencana bidang-bidang. Di
dalam rincian penjelasan dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk peningkatan
produksi pangan terutama beras (Majalah Padi, edisi 13 Tahun 2008).
Pemerintah Indonesia telah berupaya keras dalam meningkatkan produksi
beras nasional pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Pada Rapat Kerja Presiden/Wakil
Presiden R.I di Departemen Pertanian pada tanggal 8 Januari 2007 yang
membahas tentang: Peningkatan Produksi Beras 2 juta ton pada tahun 2007 untuk
Memantapkan Ketahanan Pangan Dalam Negeri, Presiden sebagai arahan berikut:
(a) Agar Menteri Pertanian, Gubernur dan Bupati dapat mencapai sasaran
peningkatan produksi beras sebanyak 2 juta ton; (b) Agar Menteri Pertanian
membuat “Performance Agreement” dengan Pemerintah Daerah untuk mencapai
sasaran peningkatan produksi beras tersebut,(c) Dalam waktu 2-3 minggu
Gubernur dan Bupati agar menyiapkan program aksi nasional peningkatan
2
produksi beras sesuai dengan sasaran yang ditetapka n. Gubernur dan Bupati agar
menyampaikan Program Aksi tersebut dan melaporkan pelaksanaannya setiap
bulan kepada Presiden dan Wakil Presiden R.I; (d) Peningkatan produksi beras
sebanyak 2 juta ton merupakan program prioritas. Oleh karena itu program ini
harus didukung oleh APBD; (e) Agar program peningkatan produksi beras
melibatkan petani; (f) Gubernur agar memperhatikan kenaikan harga beras dan
melakukan Operasi Pasar untuk stabilisasi harga.
Tingginya konsumsi beras tergambar dari besarnya alokasi
pengeluaran.Dalam struktur pengeluaran keluarga, beras merupakan pengeluaran
yang cukup besar. Menurut World Bank (2000) diperkirakan 70 persen
pengeluaran keluarga miskin digunakan untuk pangan dan sebanyak 34 persen
pengeluaran rumahtangga dialokasikan untuk membeli beras sebagai makanan
pokok. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat pendapatan
masyarakat maka diperkirakan konsumsi beras akan terus mengalami
peningkatan. Diversifikasi pangan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
masalah ketergantungan pada beras yang hendaknya tidak hanya meningkatkan
produksi berbagai macam bahan pangan saja, namun yang terpenting adalah
merubah struktur bahan pangan yang dikonsumsi. Dengan demikian
penganekaragaman pangan bukan saja dimaksudkan untuk mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap beras, tetapi juga untuk peningkatan mutu
gizi makanan rakyat.
Perkembangan kebutuhan dan tingkat konsumsi beras di Aceh selama ini
berdasarkan data dari Badan Ketahanan Provinsi Aceh, diperoleh bahwa :
penduduk Aceh meningkat menjadi 176.199 jiwa atau sebesar 1,1 persen per
3
tahun, kebutuhan beras meningkat dari 1.790.158 ton menjadi 1.1942.233 ton atau
sebesar 0,8 persen per tahun, sedangkan produksi beras 1.844.272 ton menjadi
2.160.670 ton atau sebesar 1,6 persen per tahun. Sejalan dengan hal tersebut,
untuk mengatasi ketergantungan terhadap beras yang cukup tinggi yang terjadi
selama ini di Aceh, maka perlu dilakukan berbagai upaya yang salah satunya
adalah dengan cara merubah pola konsumsi masyarakat dengan mengurangi
ketergantungan yang tinngi terhadap beras dan mengalihkan ke makanan yang
berasal dari non beras (BPS, Aceh dalam Angka, Tahun 2012).
Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat pada tahun 2012 kabupaten
Aceh Barat memiliki produksi beras mencapai 82.800 ton. Menurut H. Cut
Usman, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat, target itu dihitung
rata-rata per satu hektar yang memiliki panen 4,2 ton. "Lalu dikalikan dengan luas
area persawahan 18.000 hektar yang ada di Aceh Barat," ujar Cut Usman (The
Atjeh Post, Senin 24 September 2012).Pada 2011 lalu, kata beliau, Aceh Barat
mengalami surplus beras 13.000 ton. Di perkirakan pada tahun ini hal serupa akan
terjadi namun belum diketahui angka pastinya. "Terjadi surplus dihitung dengan
jumlah konsumsi beras satu orang sebanyak 139 kilogram per tahun, dikalikan
dengan jumlah penduduk Aceh barat 179 jiwa lebih," ujar beliau (The Atjeh Post,
Senin 24 September 2012).
Harga beras di seluruh pasar di Aceh naik mencapai 30 persen dalam 2
bulan terakhir tahun 2013. Hal ini disebabkan karena menurunnya produksi beras
di Aceh akibat serangan hama penyakit tanaman dan musibah banjir di beberapa
sentral produksi beras seperti Aceh Utara, Pidie, Aceh Timur dan juga pantai
Barat Aceh pada musim tanam yang lalu. Disamping itu, juga akibat banyaknya
4
Gabah produksi Aceh yang dibawa keluar Aceh yaitu Sumatera Utara.Kenaikan
harga beras tersebut memang sangat dirasakan oleh masyarakat terutama kalangan
menengah kebawah. Betapa tidak, misalnya di pasar Meulaboh, beras yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat menengah seperti beras merek Mawar Dua produksi
Pabrik Yusima di Kabupaten Pidie yang biasanya dapat dibeli dengan harga
Rp.105.000/zak isi 15 kg (Rp.7000/kg) sekarang naik menjadi Rp.135.000/zak
(Rp.9000/kg) dengan kenaikan 28,5 persen. Demikian juga beras yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat bawah misalnya merek walet dan lainnya biasa dibeli
dengan harga Rp.90.000,-/sak 15 kg (Rp.6000/kg) sekarang naik menjadi
Rp.120.000,-/zak (Rp.8000/kg) dengan kenaikan 33,3 persen. Hampir semua
jenis beras dan di seluruh pasar di Aceh mengalami kenaikan 25 – 35 persen..
Namun kenaikan harga beras ini tidak hanya di Aceh tetapi juga di seluruh
Indonesia. (Sumber: Serambi Indonesia, kamis 27/ 1/2013).
Faktor pemicu kenaikan harga beras di Aceh selain disebabkan oleh
beberapa faktor yang disebutkan diatas sesuai dengan laporan (Serambi Indonesia
27/1/2013) juga dipicu oleh 5 (lima) faktor dibawah ini: (1) harga Beras Dunia
meningkat kedua, (2) disebabkan karena menurunnya produksi beras dunia di
negara-negara sentral produksi beras seperti Thailand, Vietnam dan Filipina yang
(3) disebabkan oleh terjadinya pemanasan global (global warming) dalam
beberapa tahun terakhir, (4) meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah konsumsi
dunia, (5) bahkan beras sulit didapatkan di pasar dunia akibat kebijakan beberapa
Negara pengekspor beras yang menghentikan ekspor untuk menjaga kebutuhan
dalam negerinya sendiri.
5
Akibat dari kenaikan harga beras tersebut mempengaruhi konsumsi
masyarakat pada umumnya masyarakat menengah kebawah.Hal ini disebabkan
kenaikan harga beras memicu kenaikan bahan makanan lainnya seperti ikan, gula
dan bahan makanan pokok lainnya.Dengan adanya kenaikan harga tersebut maka
masyarakat lebih mengatur sistem konsumsinya, hal ini dilakukan agar
pendapatan yang dihasilkan dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup anggota
keluarganya. Cara yang dilakukan dalam mengatur sistem konsumsi adalah
dengan cara tidak melakukan pembelian beras sesuai dengan kebutuhan saja, tidak
melebihkan pembelian beras. Akan tetapi ada juga sebagian masyarakat yang
menguragi konsumsi beras dengan cara mengatur pola makan seperti pagi hari
tidak makan nasi tetapi menggantinya dengan roti atau makanan lain.
Kenaikan harga beras juga dirasakan oleh masyarakat Aceh Barat
khususnya pada masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee Kabupaten Aceh Barat,
dimana masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee rata-rata merupakan masyarakat
yang berpenghasilan menegah kebawah. Hal ini mengakibatkan dengan adanya
kenaikan harga beras masyarakat merasa berat dan khawatir akan cara pemenuhan
kebutuhan hidup anggota keluarganya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: “Dampak Perubahan Harga
Beras Terhadap Konsumsi Beras Pada Masyarakat di Dusun III Desa Suak
Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: “Bagaimana Dampak Perubahan Harga Beras Terhadap
6
Konsumsi Beras Pada Masyarakat di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana Dampak Perubahan Harga Beras Terhadap Konsumsi
Beras Pada Masyarakat di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas manfaat yang akan diperoleh
dengan diadakannya penelitian ini:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penulis
Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang
telah dipelajari dengan praktek yang telah diterapkan berdasarkan hasil data
BPS (Badan Statistik Kabupaten Aceh Barat) dan hasil pengamatan
dilapangan.
2. Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan bacaan
bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar khususnya bagi mahasiswa Fakultas
Pertanian khusunya program Agribisnis Universitas Teuku Umar.
1.4.2 Manfaat Praktis
Bagi Pemda Aceh Barat (Pemerintah Daerah atau BPS yakni hasil
penelitian dan analisa yang didapat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
7
masukan bagi pemerintah untuk menentukan kebijaksanaan dalam meningkatkan
meningkatkan hasil-hasil produksi padi agar tidak mempengaruhi konsumsi
masyarakat.
1.5 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Bagian pertama pedahuluan yang berisi tentang pokok-pokok
pembahasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis
serta sistematika pembahasan.
Bagian kedua tinjauan pustaka meliputi konsumsi, perubahan harga,
dampak perubahan harga beras terhadap konsumsi masyarakat, serta perumusan
hipotesis.
Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel,
data penelitian diantaranya lokasi, objek dan waktu penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis data, dan batasan
Variabel.
Bagian keempat hasil pengamatan dan pembahasan yang terdiri dari letak
geografis dan luas daerah, keadaan tang dan topografi, penduduk dan mata
pencaharian, karakteristik sampel, data penelitian, uji t, dan pembahasan.
Bagian kelima penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsumsi
2.1.1 Pengertian Konsumsi
Dalam mendefinisikan konsumsi terdapat perbedaan di antara para pakar
ekonom, namun konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi islam konsumsi
juga memiliki pengertian yang sama, tapi memiliki perbedaan dalam setiap yang
melingkupinya. Perbedaan yang mendasar dengan konsumsi ekonomi
konvensional adalah tujuan pencapaian dari konsumsi itu sendiri, cara
pencapaiannya harus memenuhi kaidah pedoman syariah islamiyyah.
Pelaku konsumsi atau orang yang menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhannya disebut konsumen.Perilaku konsumen adalah kecenderungan
konsumen dalam melakukan konsumsi, untuk memaksimalkan kepuasannya.
Dengan kata lain, perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana
mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Perilaku
konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih di
antara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya
(resources) yang dimilikinya. (Agus. 2006)
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan, mengurangi atau
menghabiskan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Berikut pengertian
konsumsi menurut para ahli dalam buku (Tati Suhartati. 2003), sebagai berikut:
9
a. Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J, konsumsi adalah bagian dari
penghasilan yang di pergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa
guna memenuhi hidup.
b. Menurut Albert C Mayers, konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan
jasa yang langsung dan terakhir guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
c. Menurut ilmu ekonomi, konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan,
menghabiskan kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula
pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap
tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal
Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan
dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save,MPS). Pola
konsumsi yang dialami masyarakat atau rumah tangga keluarga secara umum
bahwa semakin besar pendapatan maka akan semakin besar pula jumlah
pengeluaran konsumsinya.
2.1.2 Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (pendapatan disposibel) perekonomian tersebut. Ada dua
konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan
konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan
mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Menurut Tati Suhartati (2003) ada 4
ciri penting dari fungsi konsumsi yaitu sebagai berikut :
10
1. Terdapat titik impas (break event point) dari pendapatan yaitu tingkat dimana
seluruh pendapatan disposible rumah tangga digunakan untuk kegiatan
konsumsi.
2. Dibawah tingkat impas, dalam hal ini konsumsi rumah tangga lebih besar
daripada pendapatan disposible, sehingga rumah tangga melakukan pinjaman
atau menggunakan tabungan sebelumnya. Kegiatan ini disebut dissaving
3. Diatas tingkat impas, dalam hal ini karena pendapatn disposible lebih besar
dari konsumsi maka sisanya di tabung
4. Setiap peningkatan pendapatan disposible meningkatkan kegiatan konsumsi.
Namun besarnya peningkatan konsumsi lebih rendah daripada peningkatan
pendapatan disposible.
2.1.3 Konsep Penting dalam Konsumsi
Pada dasarnya konsumsi dibangun atas dua hal, yaitu, kebutuhan (hajat)
dankegunaan atau kepuasan (manfaat). Secara rasional, seseorang tidak akan
pernah mengkonsumsi suatu barang manakala dia tidak membutuhkannya
sekaligus mendapatkan manfaat darinya. Dalam prespektif ekonomi Islam, dua
unsur ini mempunyai kaitan yang sangat erat (interdependensi) dengan konsumsi
itu sendiri. Ketika konsumsi dalam Islam diartikan sebagai penggunaan terhadap
komoditas yang baik dan jauh dari sesuatu yang diharamkan, maka, sudah barang
tentu motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas konsumsi
juga harus sesuai dengan prinsip konsumsi itu sendiri. Artinya, karakteristik dari
kebutuhan dan manfaat secara tegas juga diatur dalam ekonomi Islam (Karim.
2007).
11
Selanjutnya menurut Karim (2007) terapat beberapa konsep penting
dalam konsumsi menurt islam aitu sebagai berikut:
a. Kebutuhan (Hajat)
Manusia adalah makhluk yang tersusun dari berbagai unsur, baik ruh,
akal, badan maupun hati. Unsur-unsur ini mempunyai keterkaitan antar satu
dengan yang lain. Misalnya, kebutuhan manusia untuk makan, pada dasarnya
bukanlah kebutuhan perut atau jasmani saja, namun, selain akan memberikan
pengaruh terhadap kuatnya jasmani, makan juga berdampak pada unsur tubuh
yang lain, misalnya, ruh, akal dan hati. Karena itu, Islam mensyaratkan setiap
makanan yang kita makan hendaknya mempunyai manfaat bagi seluruh unsur
tubuh".Ungkapan di atas hendaknya menjadi perhatian kita, bahwa tidak
selamanya sesuatu yang kita konsumsi dapat memenuhi kebutuhan hakiki dari
seluruh unsur tubuh.Maksud hakiki di sini adalah keterkaitan yang positif antara
aktifitas konsumsi dengan aktifitas terstruktur dari unsur tubuh itu sendiri.Apabila
konsumsi mengakibatkan terjadinya disfungsi bahkan kerusakan pada salah satu
atau beberapa unsur tubuh, tentu itu bukanlah kebutuhan hakiki manusia.Karena
itu, Islam secara tegas mengharamkan minum-minuman keras, memakan anjing,
dan sebagainya dan seterusnya.Selain itu, dalam kapasitasnya sebagai khalifah di
muka bumi, manusia juga dibebani kewajiban membangun dan menjaganya,
yaitu, sebuah aktifitas berkelanjutan dan terus berkembang yang menuntut
pengembangan seluruh potensinya disertai keseimbangan penggunaan sumber
daya yang ada.Artinya, Islam memandang penting pengembangan potensi
manusia selama berada dalam batas penggunaan sumber daya secara
wajar.Sehingga, kebutuhan dalam prespektif Islam adalah, keinginan manusia
12
menggunakan sumber daya yang tersedia, guna mendorong pengembangan
potensinya dengan tujuan membangun dan menjaga bumi dan isinya.
b. Kegunaan atau Kepuasan (manfaat)
Sebagaimana kebutuhan di atas, konsep manfaat ini juga tercetak bahkan
menyatu dalam konsumsi itu sendiri. Para ekonom menyebutnya sebagai perasaan
rela yang diterima oleh konsumen ketika mengkonsumsi suatu barang.Rela yang
dimaksud di sini adalah kemampuan seorang konsumen untuk membelanjakan
pendapatannya pada berbagai jenis barang dengan tingkat harga yang berbeda.
Ada dua konsep penting yang perlu digaris bawahi dari pengertian rela di atas,
yaitu pendapatan dan harga. Kedua konsep ini saling mempunyai interdependensi
antar satu dengan yang lain, mengingat kemampuan seseorang untuk membeli
suatu barang sangat tergantung pada pemasukan yang dimilikinya. Kesesuaian di
antara keduanya akan menciptakan kerelaan dan berpengaruh terhadap penciptaan
prilaku konsumsi itu sendiri. Konsumen yang rasional selalu membelanjakan
pendapatannya pada berbagai jenis barang dengan tingkat harga tertentu demi
mencapai batas kerelaan tertinggi. Beberapa ayat al-Qur’an mengisyaratkan
bahwa manfaat adalah antonim dari bahaya dan terwujudnya kemaslahatan.
Sedangkan dalam pengertian ekonominya, manfaat adalah nilai guna tertinggi
pada sebuah barang yang dikonsumsi oleh seorang konsumen pada suatu waktu.
Bahkan lebih dari itu, barang tersebut mampu memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya. Jelas bahwa manfaat adalah terminologi Islam yang mencakup
kemaslahatan, faidah dan tercegahnya bahaya. Manfaat bukan sekedar kenikmatan
yang hanya bisa dirasakan oleh anggota tubuh semata, namun lebih dari itu,
13
manfaat merupakan cermin dari terwujudnya kemaslahatan hakiki dan nilai guna
maksimal yang tidak berpotensi mendatangkan dampak negatif di kemudian hari
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Konsumen membeli barang serta jasa yang diperlukan di pasar. Barang
dan jasa itu berbeda antara pembeli satu dengan pembeli lainnnya. Perbedaan itu
mencakup jenis, corak, jumlah, mutu, dan model. Hal ini terjadi oleh karena
beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam kegiatan konsumsinya.
Menurut Ujang Sumarwan (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi konsumen antara lain:
1. Pendapatan
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi.
Semakin tinggi pendapatan suatu rumah tangga, maka tingkat konsumsinya
semakin tinggi. Demikian sebaliknya jika pendapatannya kecil maka
konsumsinya juga kecil.
2. Harga barang dan jasa
Banyak sedikitnya barang atau jasa yang akan di konsumsi tergantung harga
barang.
3. Kebiasaan Konsumen
Sikap sesorang mempengarui konsumsi, jika pola hidupnya boros maka ia
cenderung konsumtif.
4. Adat-istiadat,
Adat-istiadat akan mempengaruhi konsumsi. Misalnya dalam upacara ritual
dibutuhkan barang-barang tertentu. Jenis dan banyaknya barang yang
dibutuhkan tentunya disesuaikan dengan upacara ritualnya serta tempat adat
14
istiadat yang bersangkutan itu tumbuh. Dengan demikian perbedaan adat
istiadat antardaerah ini tentunya akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
5. Model Barang
Model barang yang lagi ngetrend mempengaruhi orang untuk melakukan
konsumsi. Misalnya saat sedang menjadi mode, barang tertentu banyak
diminati sehingga selalu laku dipasar. Dengan demikian, mode dapat
mempengaruhi tingkat konsumsi.
6. Barang Subtitusi
Barang subtitusi (penggati) pada gilirannya akan mempengaruhi konsumsi,
jika harga barang jenis A mahal maka kita mencari barang subtitusi dari
barang A yang lebih murah. Misalnya, ember plastik merek tertentu naik
harganya. Keadaan ini mendorong para ibu mencari ember plastik merek lain
yang lebih murah.
2.2 Perubahan Harga
2.2.1 Pengertian Perubahan Harga
Harga dalam dunia bisnis mempunyai banyak nama, sebagai contoh
dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis akuntansi, periklanan,
konsultan disebut fee. Sedangkan dalam dunia asuransi dikenal yang namanya
premi. Terlepas dari macam-macam nama, menurut Dolan and Simon, harga
merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk
beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual sedangkan.
Menurut Monroe (2000) menyatakan bahwa harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untukmemperoleh produk atau
jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam
15
mengambil keputusan untuk melaku-kan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell &
Miniard dan Kotler, 2001). Dan hal ini diperkuat dengan pernyataan dari
Raymond Corre “Pricing is the moment of truth à all marketing comes to focus in
the pricing decision”. Maksudnya bahwa harga adalah sejumlah uang yang
ditentukan perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang diperdagangkan dan
sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan
konsumen dan merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan
pembelian.
Sedangkan dilihat dari peranan harga dalam bauran pemasaran menurut
Michael (2000), bahwa peranan harga cenderung meningkat apabila kondisi-
kondisi berikut terjadi:
1. produk tersebut pertama kali diterjunkan ke pasar;
2. dikaitkan dengan tujuan perusahaan;
3. perusahaan kompetitor melakukan penurunan harga;
4. adanya produk baru yang dihasilkan dari pengembangan teknologi baru yang
mempunyai sifat subtitusi dan lebih efisien serta efektif.
Menurut Michael (2000), harga memiliki peranan penting dalam bauran
pemasaran dikarenakan :
a. Elasitas harga lebih besar pengaruh terhadap permintaan dibandingkan dengan
elasitas elemen marketing mix lainnya;
b. Perubahan harga sangat mempengaruhi perubahan jumlah penjualan;
c. Pelaksanaan perubahan harga jauh lebih mudah dibandingkan dengan rencana
perubahan strategi produk atau promosi;
16
d. Reaksi perusahaan saingan terhadap perubahan harga biasanya lebih cepat dan
sensitif
e. Dalam melaksanakan implementasi harga tidak memerlukan investasi modal;
f. Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (resesi
ekonomi dan inflasi, peningkatan suhu persaingan, kejenuhan pasar atau
kelebihan jumlah pasokan, muncul perusahaan kompetitor baru, dan
berkembangnyakonsumerisme).
Inflasi atau perubahan harga adalah kecenderungan dari harga-harga
untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada
(atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dariharga barang-barang lain,
(Boediono: 2000).
2.2.2 Kenaikan Harga Beras
Salah satu penyebab mahalnya harga beras adalah menurunnya
pertumbuhan produksi padi antara lain akibat imbas dari perubahan cuaca.
Perubahan cuaca tersebut juga telah membuat negara pengekspor beras utama
dunia yaitu Vietnam dan Thailand melakukan pengetatan ekspor beras. Meskipun
kedua negara ini mengalami surplus beras, mereka telah mengumumkan bahwa
akan membatasi ekspor beras terkait anomali cuaca yang melanda. Hal ini
menjadi sinyal kuat bagi Indonesia bahwa pengendalian harga beras tidak dapat
diandalkan melalui impor. (Annonimous, 2011).
Trend meningkatnya harga beras memang tak lepas dari hukum
permintaan dan penawaran barang. Indonesia sebagai negara Asia dengan
konsumsi beras sangat tinggi yakni mencapai 139 kg per kapita per tahun. Padahal
17
negara-negara Asia lainnya tak lebih dari 100 kg per kapita per tahun. Dengan
demikian, total permintaan beras Indonesia menjadi sangat besar mengingat
jumlah penduduknya lebih dari 230 juta jiwa. Permintaan terhadap beras yang
tinggi tersebut tidak di imbangi dengan peningkatan produksi beras yang memadai
di dalam negeri. Pada saat ini jumlah permintaan dan penawaran beras di
Indonesia relatif berimbang, dalam arti jumlah yang tersedia dan jumlah yang
dikonsumsi berselisih tipis. Keadaan tersebut sangat riskan, karena apabila terjadi
goncangan permintaan atau penawaran, harga beras akan mudah berfluktuasi.
Disamping itu, cadangan beras untuk pengamanan ketersedian oleh Pemerintah
dilakukan dengan kebijakan impor. Instrumen impor inilah yang digunakan dalam
mengantisipasi perilaku pasar agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang justru
memperkeruh pasar seperti aksi-aksi spekulasi (Annonimous, 2011).
2.3 Dampak Perubahan Harga Beras Terhadap Konsumsi Masyarakat.
Beras memiliki kepentingan yang cukup tinggi bagi masyarakat
Indonesia sebagai bahan makanan bila dibandingkan dengan komoditas bahan
makananlainnya. Hingga saat ini komoditas beras belum dapat disubstitusi
sepenuhnya dengan komoditas atau produk bahan makanan lainnya. Berbagai
program diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat
terhadap beras belum membuahkan hasil secara maksimal. Bahan makanan pokok
lainnya seperti makanan olahan seringkali difungsikan sebagai makanan
pelengkap beras/nasi terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Akibatnya, jumlah permintaan komoditas beras cenderung meningkatsetiap tahun
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
18
Hasil survei menunjukkan bahwa harga beras relatif stabil mengingat
adanya intervensi pemerintah dalam mengatur pasokan yang dilakukan melalui
BULOG. Tingkat harga beli terendah oleh masyarakat adalah Rp. 2000/kg dan
teringgi adalah Rp 20.625/kg. Tingkat harga terendah tersebut merupakan harga
beli beras bersubsidi berupa raskin yang memiliki kualitas tergolong rendah.
Sementara itu, tingkat harga tertinggi merupakan harga beras kemasan yang
diperdagangkan di pasar swalayan. Hasil estimasi fungsi permintaan menyatakan
bahwa ketiga variabel (harga, pendapatan dan jumlah anggota keluarga)
berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan beras. Koefisien
elastisitas permintaan atas perubahan harga bertanda negatif dengan angka relatif
sangat kecil yaitu sebesar -0,1814. Apabila diasumsikan variabel pendapatan dan
jumlah anggota keluarga tidak berubah, angka ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan harga beras sebesar 1 persen akan direspon oleh rumah tangga
dengan menurunkan jumlah permintaan beras sebesar 0,1814 persen (http://www.
org. Pola Konsumsi Rumah Tangga. di download pada tgl 23 maret 2013).
Hal ini sesuai dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa permintaan
komoditas bahan makanan pokok seperti beras bersifat relatif inelastis terhadap
perubahan harganya. Sesuai dengan karakteristiknya, rumah tangga tidak dapat
mengurangi jumlah permintaan bahan makanan pada tingkat yang lebih tinggi
dalam merespon peningkatan harga. Sebaliknya setiap individu tidak berminat
untuk meningkatkan jumlah permintaan dengan mengkonsumsi lebih banyak
ketika terjadi penurunan harga. Pada tingkat pendapatan dan jumlah anggota
keluarga tertentu, setiap rumah tangga telah memiliki rencana belanjakomoditas
beras untuk memperoleh standar kecukupan karbohidrat sebagai sumber energi.
19
Variabel kelompok pendapatan dan jumlah anggota keluarga keduanya
berpengaruh positif terhadap permintaan beras, dengan angka yang relatif sangat
kecil yaitu masing-masing 0,0165 dan 0,1089. Pada tingkat harga dan jumlah
anggota keluarga tertentu setiap peningkatan kelompok pendapatan satu level
hanya direspon oleh rumah tangga dengan meningkatkan permintaan beras
sebesar 0,0165 persen. Kenaikan pendapatan rumah tangga ternyata tidak di iringi
secara serta merta dengan peningkatan volume permintaan beras. Setiap individu
anggota rumah tangga telah memiliki batas kapasitas maksimum dalam
mengkonsumsi beras (http://www.sabdaspace.org. Pola Konsumsi Rumah
Tangga. di download pada tgl 23 maret 2013)
Reaksi rumah tangga dalam merespon peningkatan pendapatan adalah
beralih kejenis beras yang berkualitas lebih tinggi khususnya untuk kelompok
rumah tangga berpenghasilan menengah ke atas. Semenetara itu, besaran
elastisitas permintaan atas jumlah anggota keluarga sebesar 0,1089 berarti bahwa
rumah tangga hanya akan meningkatkan permintaan beras sebesar 0,1089 persen
apabila jumlah anggota keluarga yang mengkonsumsi beras bertambah 1 orang.
Penambahan satu orang jumlah anggota keluarga ternyata tidak memerlukan
tambahan pembelian beras secara signifikan. Hal ini kemungkinan
mengindikasikan bergesernya pola konsumsi pangan masyarakat dari konsumsi
bahan makanan yang diolah sendiri di rumah tangga ke konsumsi pangan olahan
siap saji atau siap santap. (http://www.org. Pola Konsumsi Rumah Tangga. di
download pada tgl 23 maret 2013).
20
2.4 Perumusan Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara dalam penilitian ini adalah : Dampak
perubahan harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap Konsumsi Beras
masyarakat Di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat yaitu hanya beberapa masyarakat yang beralih ke beras merk lain
yang harganya lebih murah..
21
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun III Desa Suak Ribee,
Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Penentuan lokasi tersebut
dilakukan dengan cara sengaja (Purporsive Sampling), dikarenakan peneliti
merasa lebih mudah untuk mendapat data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Objek penelitian adalah masyarakat yang mengkonsumsi beras dan mempunyai
dampak dari adanya perubahan harga di Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.Penelitian dilakukan dari bulan Juli
hingga bulan Agustus tahun 2013.
3.2 Teknik Pengumpulan Sampel dan jumlah Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Dusun III Desa
Suak Ribee yang mengkonsumsi beras yaitu sebanyak 155 KK, dengan alasan
jumlah penduduknya bersifat Purporsive Sampling atau sengaja mewakili dari
yang diinginkan.Alasannya adalah bahwa penelitian ini bersifat survey bukan
sensus jadi untuk menyederhanakan jumlah sampel yang diinginkan. Sampel
adalah sebagian dari populasi, cara pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan pendapat (Arikunto. 2005) bahwa jika jumlah subjek besar, maka
dapat diambil sampel antara 10 persen – 30 persen. Maka yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah 20 persen dari 155 KK yaitu sebanyak 31 KK.
22
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Library Research (Riset Kepustakaan)
Kegiatan penggumpulan data secara ilmiah dan teoritis, yaitu dengan
membaca dan mengutipnya secara langsung dari beberapa buku yang berkaitan
dengan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar
data yang didapatkan lebih relevan.
b. Field Research (Riset Lapangan), yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara:
Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek yang akan
diteliti.
Dokumentasi, yaitu menulis semua keterangan yang merupakan dokumen-
dokumen yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam
penelitian.
Wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan
Masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee.
Angket, yaitu penyebaran daftar pertanyaan tertulis untuk mendapatkan
data-data yang dapat mendukung penelitian.
23
3.4 Batasan Variabel
Batasan Operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Harga adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
secara umum dan terus menerus yang di ukur dalam satuan Rupiah atau
persen (Rp atau persen)
b. Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang di pergunakan untuk
membeli kebutuhan hidup dalam hal ini adalah beras yang di ukur dalam
satuan angka (1 dan seterusnya)
c. Pendapatan adalah besarnya jumlah uang yang didapat atau besarnya
penghasilan kerja yang didapat (Rp/bln)
d. Jumlah Keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga yang ada
yang diukur dalam satuan angka (1 dan seterusnya)
3.5 Model Analisis Data
Metode yang digunakan sebagai alat analisa data dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan Uji t yang akan diolah dengan menggunakan rumus-
rumus dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Uji t
Untuk mengetahui dampak perubahan harga terhadap konsumsi masyarakat
dalam penelitian ini maka digunakan statistik uji “t” (Sudjana, 2002,
h.241).Penyajian ini dimaksudkan untuk membandingkan konsumsi masyarakat
sebelum dan sesudah terjadinya kenaikan harga. Dalam aplikasinya dirumuskan
sebagai berikut :
24
X1 – X2 thitung
= √ (S1
2) + (S22)
n1 n2
Keterangan : X1 : Konsumsi masyarakat Dusun III desa Suak Ribee sebelum naik-
nya harga beras (jumlah konsumsi beras Kg/bln)
X2 : Konsumsi masyarakat Dusun III desa Suak Ribee sesudah naik-
nya harga Beras (jumlah konsumsi beras Kg/bln)
S1 dan S2 : Standar deviasi konsumsi masyarakat Dusun III desa Suak Ribee
setelah dan sebelum naiknya harga beras
n1 dan n2 : Jumlah sampel masyarakat Dusun III Suak Ribee yang mengkon
sumsi beras setelah dan sebelum naiknya harga beras.
Untuk menghitung varians (Standar deviasi) digunakan rumus sebagaiberikut:
∑( X1 – X)2
S12 =
n – 1
∑ (X2 – X)2
S22 =
( n – 1)
S2 = ( n-1 ) S12 + ( n-1 ) S2
2 n1 + n2 - 2
Dimana: H0= X1≥ X2 Apabila naik harga beras berpengaruh nyata terhadap konsumsi
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribe.
Ha= X1≤ X2 Apabila naik harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap
konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee.
25
Dengan kriteria kepuasan:
Bila tcari ≤ ttabel (α = 0,05), maka Ha di tolak dan Ho diterima, artinya bahwa
kenaikan harga beras berpengaruh nyata terhadap konsumsi
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee.
Bila tcari ≥ ttabel (α = 0,05), maka Ho di tolak dan Ha diterima, artinya bahwa
kenaikan harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap
konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee.
26
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Letak Geografis dan Luas Daerah
Desa Suak Ribee merupakan salah satu desa dalam Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang terletak pada 040611 – 040471 Lintang
Utara dan 950521 - 860301 Bujur Timur, dengan ibu kota Meulaboh. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Kantor Keuchik Desa Suak Ribee, Desa Suak Ribee
terdiri dari 3 dusun yaitu; Dusun 1 dengan jumlah KK seluruhnya 285 KK, Dusun
2 dengan jumlah KK seluruhnya 231 KK, dan Dusun 3 dengan jumlah KK
seluruhnya 155 KK. Jumlah penduduk Desa Suak Ribee secara keseluruhan
sebanyak 2.648 jiwa, dimana jumlah tersebut terdiri dari 1.318 jiwa laki-laki dan
1.366 jiwa perempuan.
Desa Suak Ribee berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Indonesia
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Seuneubok
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuta Padang
d. Sebelah Tmur berbatasan dengan Desa Suak Sigadeng
4.2 Keadaan Tanah dan Topografi
Jenis tanah di Desa Suak Ribee terdiri dari tanah pantai, rawa, dan
dataran. Wilayah dataran di peruntukkan untuk areal perumahan, wilayah rawa di
peruntukkan untuk perikanan. Tanah yang ada di Desa Suak Ribee tidak di
pergunakan untuk pertanian dalam jumlah besar, tetapi hanya dalam jumlah
kebutuhan rumah tangga seperti menanam cabe hanya beberapa pot, kelapa hanya
beberapa batang dan lain-lain. Hal ini di karenakan hampir tidak adanya penduduk
27
yang bekerja sebagai petani. Pembangunan rumah-rumah terus meningkat di Desa
Suak Ribee.
4.3 Penduduk dan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk Desa Suak Ribee sebanyak 2.684 jiwa, yang terdiri
dari 1.318 jiwa laki-laki dan 1.366 jiwa perempuan, serta kepala keluarga
sebanyak 671 KK. Jumlah penduduk Desa Suak Ribee keseluruhan sebanyak 40
persen sebagai tenaga produktif, 35 persen sebagai tanggungan (anak-anak dan
lansia), dan 25 persen sebagai calon tenaga kerja (kantor keuchik Desa Suak
Ribee 2012).
Mata pencaharian penduduk Desa Suak Ribee adalah berdagang,
kemudian berturut-turut diikuti wiraswasta, buruh, pegawai Negeri/Swasta, Sopir
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya tentang mata pencaharian masyarakat Desa
Suak Ribee dapat dlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Jumlah penduduk dan Mata Pencaharian Masyarakat Suak Ribee Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase Pedagang Wiraswata Buruh Pegawai Negeri/Swasta Sopir Dan lain-lain
359 170 155 145 120 110
34% 16% 15% 14% 11% 10%
Jumlah 1059 100% Sumber: Arsip Kantor Keuchik Desa Suak Ribee, 2012.
Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk Desa Suak Ribee
yang bekerja pada sub sektor pedagang mencapai 359 jiwa atau sekitar 34 persen,
kemudian diikuti oleh jenis pekerjaan wiraswasta sebanyak 170 jiwa atau sekitar
16 persen, kemudian sektor pekerjaan buruh mencapai 155 jiwa atau sekitar 15
persen, selanjutnya sektor pekerjaan pegawai negeri/swasta mencapai 145 jiwa
atau sekitar 14 persen dan seterusnya diikuti oleh sektor pekerjaan sopir mencapai
28
120 jiwa atau sekitar 11 persen serta selebihnya sektor lain-lainnya yaitu sebanyak
110 jiwa atau sekitar 10 persen.
4.4 Karakteristik Sampel
Untuk mengetahui tanggapan responden atau masyarakat Dusun III Desa
Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat mengenai
pengaruh kenaikan harga beras terhadap konsumsi masyarakat, maka penulis
mengambil sampel penelitian yaitu sebanyak 31 KK dari 155 KK.Pengumpulan
data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang
diberikan atau disampaikan secara langsung kepada para masyarakat yang
menjadi sampel. Adapun karakteristik sampel sebagai mana oleh tabel berikut ini:
Tabel 4.2 KarakteristikSampel No Uraian Frekuensi Presentase (%) 1 2 3 4 1 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
26 5
84% 16%
2 Usia Sampel < 31 tahun 31 – 40 tahun > 40 tahun
5 10 16
16% 32% 52%
3 Pekerjaan PNS Karyawan Swasta Wira Swasta POLRI/TNI
7 6 14 4
22,6% 19,4% 45% 13%
Sumber : Data Primer (diolah), 2013
Dilihat dari jenis kelamin (gender) sampel dapat dijelaskan bahwa
sebagian besar sampel adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 84 persen
atau 26 frekuensi, sementara sampel perempuan sebanyak 16 persen atau 5
frekuensi. Kemudian karakteristik sampel dari segi usia dapat dijelaskan bahwa
sampel yang berusia < 31 tahun 16 persen atau 5 frekuensi, yang berusia 31
sampai dengan 40 tahun yaitu 32 persen atau 10 orang, dan yang berusia > 40
29
tahun 52 persen atau sebanyak 16 frekuensi. Dilihat dari profesi atau latar
belakang pekerjaan sampel bahwa sampel sebagai PNS yaitu sebanyak 22,6
persen atau 7 frekuensi, karyawan swasta yaitu sebanyak 19,4 persen atau 6
frekuensi, wiraswasta yaitu sebanyak 45 persen atau 14 frekuensi, dan POLRI
atau TNI sebanyak 13 persen atau 4 frekuensi.
4.5 Data Penelitian
Dalam kaitannya dengan kenaikan harga beras terhadap konsumsi beras
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawaan Kabupaten
Aceh Barat, ada beberapa klasifikasi yang perlu dikaji yaitu sikap untuk selalu
memenuhi kebutuhan hidup walaupun disaat harga kebutuhan tersebut naik.
Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.5.1 Perubahan Harga
Variabel perubahan harga merupakan bentuk perubahan harga yang
terjadi pada setiap jenis produk, dalam hal ini adalah perubahan harga terhadap
kenaikan harga beras. Untuk lebih jelasnya antara perubahan harga beras dengan
persepsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee terhadap variabel perubahan
harga, dapat dilihat pada lampiran 3.
Berdasarkan tabel lampiran 3,variabel perubahan harga dapat dijelaskan
bahwa Harga beras isi 15 Kg per goni sebelum mengalami kenaikan berkisar
antara Rp. 90.000,- hingga Rp. 100.000,- menurut jenis berasnya (seperti wallet,
tangse, dll sekitar Rp. 90.000,- hingga 93.000,-/ goni isi 15 Kg. Sedangkan beras
top 1, cap 2 mawar, dll sekitar 96.000,- hingga Rp. 100.000,-/ goni isi 15 Kg).
Harga beras isi 15 Kg per goni setelah mengalami kenaikan berkisar
antara Rp. 1.20.000,- hingga Rp. 1.40.000,- menurut jenis berasnya (seperti
30
wallet, tangse, dll sekitar Rp. 1.20.000,- hingga 1.28.000,-/ goni isi 15 Kg.
sedangkan beras top 1, cap 2 mawar, dll sekitar 1.30.000,- hingga Rp. 1.40.000,-/
goni isi 15 Kg).
Kesimpulan yang dapat di ambil dari indikator perubahan harga yang
terjadi dalam hal ini pada beras, dipersepsikan mengalami kenaikan yang lumayan
tinggi, sekitar 33 persen dari harga sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dari
pilihan jawaban yang di berikan oleh sampel penelitian dalam hal ini adalah
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee.
4.5.2 Varibel Konsumsi
Variabel konsumsi merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan hidup yang
harus dipenuhi, dalam hal ini adalah konsumsi masyarakat terhadap makanan
pokok beras. Untuk lebih jelasnya antara kenaikan harga beras dengan persepsi
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee terhadap variabel konsumsi, dapat dilihat
padalampiran 4.
Berdasarkan tabel kuisioner variabel konsumsi pada lampiran 4, dapat
dijelaskan bahwa kuisioner mengenai jumlah konsumsi beras sebelum mengalami
kenaikan harga per bulannya rata-rata sebanyak 46,29 Kg/bulannya. Sedangkan
jumlah konsumsi beras setelah mengalami kenaikan harga per bulannya rata-rata
sebanyak 45,58 Kg/bulannya
Kesimpulan yang dapat di ambil dari variabel konsumsi yang terjadi
dalam hal ini pada makanan pokok beras, dipersepsikan mengalami penurunan
konsumsi yang yang tidak terlalu signifikan, sekitar 1,5 persen dari konsumsi
sebelumnya. Hal ini dapat kita lihat dari pilihan jawaban yang di berikan oleh
masyarakat yang menjadi sampel dalam hal ini adalah masyarakat Dusun III Desa
31
Suak Ribee. Jadi, dilihat dengan adanya kenaikan harga beras tidak berpengaruh
nyata terhadap konsumsi sampel pada penelitian ini adalah masyarakat Dusun III
Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4.5.3 Varibel Pendapatan
Variabel pendapatan merupakan bentuk usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, dalam hal ini adalah usaha masyarakat atau
jumlah keuangan untuk membeli kebutuhan hidup tersebut dalam hal ini adalah
membeli beras beras. Untuk lebih jelasnya antara kenaikan harga beras dengan
persepsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee terhadap variabel pendapatan,
dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan tabel kuisioner tentang variabel pendapatan pada lampiran
5, dapat dijelaskan bahwa jumlah pendapatan keluarga perbulannya adalah di atas
Rp. 2.000.000/ bulannya, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
knsumsi beras pada saat harga beras mengalami kenaikan. Akan tetapi masyarakat
dalam hal ini masyarakat Dusun III yang menjadi sampel hanya mengambil
inisiatif untuk beralih menkonsumsi beras merk lain yang harganya lebih
terjangkau.
Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhsn tanggapan sampel
terhadap variabel pendapatan yang terjadi dalam hal ini pendapatan masyarakat
untuk membeli atau memenuhi makanan pokok beras, dipersepsikan tidak
mengalami kendala atau tidak kekurangan pendapatan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut setelah harga beras mengalami kenaikan. Hal ini dapat kita
lihat dari pilihan jawaban yang di berikan oleh sampel dalam hal ini adalah
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee, dimana shampir 60 persen masyarakat
32
yang menjadi sampel bealih mengkonsumsi beras merk lain yang harganya lebih
terjangkau. Jadi, dilihat dari jumlah pendapatan terhadap kenaikan harga beras
tidak berpengaruh nyata bagi para sampel dalam hal ini adalah masyarakat Dusun
III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4.5.4 Varibel Jumlah Keluarga
Variabel keluarga merupakan jumlah anggota keluarga yang ada dalam
satu KK, dalam hal ini adalah jumlah anggota keluarga dalam setiap KK
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee yang berhubungan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup. Untuk lebih jelasnya antara kenaikan harga beras dengan
persepsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee terhadap variabel jumlah
keluarga, dapat dilihat pada lampiran 6.
Berdasarkan tabel tanggapan sampel terhadap variabel jumlah anggota
keluarga pada lampiran 6, dapat dijelaskan bahwa jumlah rata-rata keluarga
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee yang menjadi sampel adalah 4 orang,
dimana terdiri dari orang dewasa dan anak-anak, sehingga jumlah konsumsi beras
bervariasi dikarenakan jumlah konsumsi orang dwasa berbeda dengan jumlah
konsumsi anak-anak.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tanggapan konsumen pada indikator
jumlah keluarga yang terjadi dalam hal ini jumlah anggota keluarga dalam setiap
KK, dipersepsikan tidak mengalami kendala atau kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidup terutama dalam makanan pokok beras setelah harga beras
mengalami kenaikan. Jadi, dengan jumlah kelauarga yang ada setelah terjadinya
kenaikan harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap kehidupan sampel
masyarakat Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
33
4.5.6 Variabel Pertanyaan Terbuka
Variabel pertanyaan terbuka merupakan bentuk bentuk pertanyaan yang
akan ditanyakan langsung kepada para responden dan kemudian responden akan
menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan apa yang ingin disampaikan tanpa
harus memilih jawaban (menjawab sesuai pikiran dan apa yang dirasakan), dalam
hal ini adalah pertanyaan yang menyangkut dengan perubahan harga beras
terhadap konsumsi masyarakata. Untuk lebih jelasnya antara perubahan harga
beras dengan persepsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee terhadap variabel
pertanyaan terbuka, dapat dilihat padapenjelasan berikut ini :
Kesimpulan yang dapat diambil dari rekapitulasi keseluruhan jawaban
atas pertanyaan terbuka yang diberikan oleh sampel yang berjumlah 31 sampel
adalah kenaikan harga beras atau perubahan harga beras tidak berpengaruh nyata
terhadap konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee, dimana kenaikan
harga beras tidak menimbulkan kesulitan bagi masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga dengan pendapatan yang dihasilkan
saat ini. Masyarakat Dusun III yang menjadi sampel hanya mengambil inisiatif
untuk beralih menkonsumsi beras merk lain yang harganya lebih terjangkau.
4.6 Uji t
Sebelum dilakukan uji t, dicari dahulu standar deviasi konsumsi
masyarakat Dusun III desa Suak Ribee setelah dan sebelum naiknya harga beras.
Jumlah konsumsi Dusun III desa Suak Ribee telah didapat sebagaimana di
cantumkan pada tabel di lampiran, hasil dari tabel tersebut di daati bahwa X1 =
1.435, X2 = 1.413, X1 = 46,29 dan X2 = 45,58. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut dibwah ini:
34
∑( X1 – X)2
S12 =
( n – 1)
221,49
S12 =
( 31 – 1)
221,49
S12 =
30 S1
2 = 7,38
Dari pencarian standar deviasi diatas maka di dapat hasil S12 = 7,38
Selanjutnya dicari standar deviasi untuk S22 yaitu sebagai berikut:
∑( X1 – X)2
S22 =
( n – 1)
205,79
S22 =
( 31 – 1)
205,79
S22 =
30 S2
2 = 6,85
Dari pencarian standar deviasi diatas maka didapat hasil S22 = 6,85
Selanjutnya dicari standar deviasi untuk S2 yaitu sebagai berikut:
(n1-1) S12 + (n2-1) S2
2 S2 =
n1+n2 – 2
(31-1) 7,38 + (31-1) 6,85 S2 =
31+31 – 2
(30) (7,38) + (30) (6,85) S2 =
62-2
35
221,49 + 205,79 S2 =
60
427,28 S2 =
60 S2 = 7,12
Dari pencarian standar deviasi diatas maka didapat hasil S2= 7,12
Selanjutnya dicari uji t untuk t cari,yaitu sebagai berikut:
X1 – X2 tcari = √ (S1
2) + (S22)
n n
Uji t pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
46,29 – 45,58 tcari = √ (7,38) + (6,85) 31 31 0,71 tcari
= √ 0,24 – 0,22
0,71 tcari
= √ 0,02
0,71 tcari = 0,141 tcari
= 5,03
Sedangkan hasil uji ttabel dilihat dari tabel t dimana dk = n -2 yaitu sampel
yang berjumlah 31 – 2 = 29, maka ttabel adalah 2,045. Untuk lebih jelasnya ttabel
dapat dilihat pada gambar lampiran 10.
36
4.7 Pembahasan
Hasil penelitian dari pilihan jawaban sampel masyarakatpada variabel
perubahan harga, dimana harga beras mengalami kenaikan yang lumayan tinggi,
sekitar 33 persen dari harga sebelumnya. Yaitu sebelum mengalami kenaikan
harga beras berkisar antara Rp. 90.000,- hingga Rp. 100.000,- / goni isi 15 Kg..
Akan tetapi setelah mengalami kenaikan harga beras berkisar antara Rp. 120.000,-
hingga Rp. 140.000,-/ goni isi 15 Kg.
Jumlah konsumsi beras sebelum mengalami kenaikan harga per bulannya
rata-rata sebanyak 46,29 Kg/bulannya. Sedangkan jumlah konsumsi beras setelah
mengalami kenaikan harga per bulannya rata-rata sebanyak 45,58 Kg/bulannya.
Jumlah pendapatan keluarga perbulannya adalah di atas Rp. 2.000.000/
bulannya, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap knsumsi beras
pada saat harga beras mengalami kenaikan. Akan tetapi masyarakat dalam hal ini
masyarakat Dusun III yang menjadi sampel hanya mengambil inisiatif untuk
beralih mengkonsumsi beras merk lain yang harganya lebih terjangkau.
Jumlah rata-rata keluarga masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee yang
menjadi sampel adalah 4 orang, dimana terdiri dari orang dewasa dan anak-anak,
sehingga jumlah konsumsi beras bervariasi dikarenakan jumlah konsumsi orang
dwasa berbeda dengan jumlah konsumsi anak-anak.
Hasil dari rekapitulasi keseluruhan jawaban atas pertanyaan terbuka yang
diberikan oleh responden yang berjumlah 31 sampel masyarakat adalah kenaikan
harga beras atau perubahan harga beras tidak berpengaruh nyata terhadap
konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee, dimana kenaikan harga beras
tidak menimbulkan kesulitan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup
37
seluruh anggota keluarga dengan pendapatan yang dihasilkan saat ini. Masyarakat
Dusun III yang menjadi sampel hanya mengambil inisiatif untuk beralih
menkonsumsi beras merk lain yang harganya lebih terjangkau.
Hasil uji t pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga
beras tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi masyarakat Dusun III Desa
Suak Ribee. Hal ini dapat kita lihat pada hasil uji t didapatkan hasil tcari= 5,03,
sedangkan ttabel = 2,045 ini berarti bahwa tcari ≥ ttabel (α = 0,05), maka H0 di tolak
dan Ha diterima, artinya bahwa kenaikan harga beras tidak berpengaruh nyata
terhadap konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee. Dari hasil analisis
data pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa hipotesa dalam penelitian ini
terjawab (terbukti) yaitu: Dampak kenaikan harga beras tidak berpengaruh pada
konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat, dimana masyarakat hanya mengambil inisiatif untuk
beralih kemerk beras lain yang harganya lebih terjangkau. Untuk lebih jelasnya
tentang kenaikan harga beras dan konsumsi masyarakat sebelum dan sesudah
naiknya harga beras dapat dilihat pada lampiran 9.
38
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dampak kenaikan harga beras tidak berpengaruh pada konsumsi Beras
masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat, kebanyakan masyarakat hanya mengambil inisiatif untuk beralih ke
merk beras lain yang harganya lebih terjangkau. Hasil uji t pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga beras tidak mempengaruhi konsumsi
Beras masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee. Hal ini dapat kita lihat pada hasil
uji t didapatkan hasil tcari= 5,03, sedangkan ttabel = 2,045 ini berarti bahwa tcari ≥
ttabel (α = 0,05), maka H0 di tolak dan Ha diterima, artinya bahwa kenaikan harga
beras tidak berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat Dusun III Desa Suak
Ribee.
5.2 Saran-saran
Bagi masyarakat diharapkan agar dapat memilah-milah kebutuhan pokok
dengan kebutuhan non pokok, hal ini diharapkan agar sistem keuangan dalam
rumah tangga lebih stabil dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi seluruh
anggota keluarga. Keuangan yang stabil dapat dilakukan dengan cara hidup
hemat, karena dengan cara hidup hemat maka pemenuhan konsumsi rumah tangga
tidak akan terpengaruh secara signifikan dengan adanya kenaikan harga.
Bagi Pemda (Pemerintah Daerah atau BPS) diharapkan pemerintah untuk
dapat menentukan kebijaksanaan dalam meningkatkan hasil-hasil produksi padi
agar tidak mempengaruhi konsumsi masyarakat atau (mencari alternatif lain untuk
mengubah aneka bahan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan
39
demikian penganekaragaman pangan bukan saja dimaksudkan untuk mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap beras, tetapi juga untuk peningkatan mutu
gizi makanan rakyat.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous-. 2000. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.
Anonimous. Warta Ekonomi, No.26/XXII/29 Desember 2010-12 Januari 2011.
Agus, Bustanuddin. 2006. Islam dan Ekonomi (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). Padang: Andalas University Press,
Apriantono, A. 2004.Rujukan Profesional Agribisnis. Percaturan Pasar Domestik pada Peralihan Tahun. Majalah Hortikultura, Vol. 3. No.12.
Arikunto. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Boediono, 2002, Pendapatan dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
BPS. 2006. Jakarta dalam angka. Jakarta
BPS. 2012. Aceh Barat dalam angka. Aceh Barat
Harbani Pasolong. 2010. Kepemimpinan Birokrasi. Jakarta: PT. Gramedia.
http://www.org. Pola Konsumsi Rumah Tangga. di download pada tgl 23 maret 2013
Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Mikro Islami, Edisi Ketiga, Jakarta: Rajawali Pers,
Michael. 2000. Marketing Startegy and Management. England: Strathclyde University,
Nurba. Et..al. 2013.Pedoman penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Meulaboh: Universitas Teuku Umar.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Tati Suhartati. 2003.Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat
Tjotjo Yuniarsih. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara.
Ujang Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapan Dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wisnubroto, S. 2000. Meteorologi Pertanian Indonesia.Jakarta: Mitra Gama Widya.
41
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
DAMPAK PERUBAHAN HARGA BERAS TERHADAP KONSUMSI BERAS PADA MASYARAKAT DI DUSUN III DESA SUAK RIBEE KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT I. Karakteristik Responden
NO. Responden : ………………………..
Nama Responden : ………………………..
Jenis Kelamin : ………………………..
Umur : ………………………..
Alamat : ………………………...
Pekerjaan : …………………………
II. INFLASI/ PERUBAHAN HARGA
1. Berapa harga beras per sak goni berat 15 Kg sebelum terjadinya kenaikan harga? a. Rp. ………………
2. Berapa harga beras per sak goni berat 15 Kg setelah terjadinya kenaikan
harga? Rp. ………………..
III. KONSUMSI
1. Dalam sebulan anda dan keluarga dapat menghabiskan berapa Kg beras (sebelum harga beras naik)?
……………………. Kg
2. Dalam sebulan anda dan keluarga dapat menghabiskan berapa Kgberas (setelah harga beras naik)? ……………………. Kg
42
IV. PENDAPATAN
1. Berapakah pendapatan Bapak/ Ibu perbulannya? Rp. ………………..
2. Apa yang anda lakukan pada saat harga beras naik?
………………............................................................................................. V. JUMLAH KELUARGA
1. Berapa Jumlah keluarga anda yang terdaftar pada KK? ………………........ orang
2. Berapa orang jumlah keluarga bapak/ ibu yang sudah bekerja dan
mendapatkan peghasilan sendirisudah dewasa dan masih anak-anak ………………........ orang
3. Dengan jumlah keluarga anda sekarang berapa Kg beras dalam sebulan
yang harus anda beli? ………………........ Kg
VI. PERTANYAAN ESSEY
1. Apa pendapat dan tanggapan Bapak/Ibu dengan kenaikan harga beras saat
ini?
2. Apakah kenaikan harga beras secara tidak langsung mengubah kehidupan rumah tangga Bapak/Ibu, dalam hal memenuhi kebutuhan hidup?
3. Apakah dengan naiknya harga beras Bapak/Ibu mengganti jenis beras yang biasa di konsumsi?
4. Jenis beras apa yang biasa Bapak/Ibu konsumsi dan berapa kisaran harganya sebelum mengalami kenaikan?
5. Sekarang setelah harga beras naik, jenis beras apa yang Bapak/Ibu konsumsi dan berapa kisaran harganya saat ini?
6. Apakah inisiatif atau cara apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam menanggulangi kenaikan harga beras dengan pendapatan selama ini?
43
Lampiran 2. Rekapitulasi jawaban variable perubahan harga
No Pertanyaan Rata-rata Jawaban 1 Berapa harga beras
per sak goni berat 15 Kg sebelum terjadinya kenaikan harga beas
Harga beras ukuran 15 Kg sebelum mengalami kenaikan harga berkisar antara Rp. 90.000 hingga 100.000 menurut merk beras seperti tangse, wallet dll berkisar Rp. 90.000 hingga Rp. 93.000,- /goni isi 15 Kg Sedangkan merk top 1, cap 2 mawar, dll berkisar Rp. 96.000 hingga Rp. 100.000,-/goni isi 15 Kg.
2 Berapa harga beras per sak goni berat 15 Kg setelah terjadinya kenaikan harga beas
Harga beras ukuran 15 Kg setelah mengalami kenaikan harga berkisar antara Rp. 120.000 hingga 140.000 menurut merk beras seperti tangse, wallet dll berkisar Rp. 1.20.000 hingga Rp. 1.28.000,- /goni isi 15 Kg Sedangkan merk top 1, cap 2 mawar, dll berkisar Rp. 130.000 hingga Rp. 140.000,-/goni isi 15 Kg.
Lampiran 3. Rekapitulasi jawaban variable konsumsi
No Pertanyaan Rata-rata Jawaban 1 Dalam sebulan dan
keluarga dapat menghabiskan berapa Kg beras (sebelum harga beras naik)?
Jumlah konsumsi beras sebelum mengalami kenaikan berkisar antara 46,29 Kg untuk kebutuhan kosumsi seluruh keluarga perbulannya.
2 Dalam sebulan dan keluarga dapat menghabiskan berapa Kg beras (setelah harga beras naik)?
Jumlah konsumsi beras setelah mengalami kenaikan berkisar antara 45,58 Kg untuk kebutuhan kosumsi seluruh keluarga perbulannya.
Lampiran 4. Rekapitulasi jawaban variable pendapatan No Pertanyaan Rata-rata Jawaban 1 Berapa pendapatan
bapak/ibu perbuannya Jumlah pendapatan masyarakat rata-rata berada diatas Rp.2000.000,- sesuai dengan ketetapan UMR yang telah di atur oleh pemerintah
2 Apa yang anda lakukan pada saat harga beras naik
Masyarakat hanya mengambil inisiatif untuk mengkonsumsi beras merk lain yang harganya terjangkau tanpa harus mengurangijumlah konsumsi beras.
44
Lampiran 5. Rekapitulasi jawaban variable jumlah keluarga No Pertanyaan Rata-rata Jawaban 1 Barapa jumlah keluarga
anda yang terdaftar pada KK
Jumlah keluarga rata-rata masyarakat adalah 4 orang yang terdiri dari dewasa dan anak-anak
2 Berapa jumlah keluarga yang sudah dewasa dan anak-anak
Jumlah keluarga yang dewasa rata-rata adalah 2 orang dan anak anak rata-rata adalah 2 orang
3 Dengan jumlah keluarga anda sekarang berapa Kg beras dalam sebulan yang harus anda beli
Beras yang dihabiskan sekitar 45,58 per orangnya erbulan.
Tabel Lampiran 6. rekapitulasi jawaban pertanyaan essay NO Pertanyaan Essey Rata-rata jawaban
1 Apa pendapat dan
tanggapan Bapak/Ibu
dengan kenaikan harga
beras saat ini?
Masyarakat merasa terbebani dan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidup, karena dengan naiknya harga
beras maka harga bahan makanan pokok lainnya pun ikut
naik.
2 Apakah kenaikan harga
beras secara tidak langsung
mengubah kehidupan
rumah tangga Bapak/Ibu,
dalam hal memenuhi
kebutuhan hidup?
Dengan kenaikan harga beras kehidupan masyarakat
secara tidak langsung mengalami perubahan, hal ini terjadi
dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Walau perubahan
tidak terlalu berdampak negatif tetapi kebanyakan
mayarakat lebih berhemat dalam berbelanja sehari-hari.
3 Apakah dengan naiknya
harga beras Bapak/Ibu
mengganti jenis beras yang
biasa di konsumsi?
Hampir 60 persen dari responden yang mengganti jenis
beras, hal ini dilakukan untuk dapat terus memenuhi
kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga.
4 Jenis beras apa yang biasa
Bapak/Ibu konsumsi dan
berapa kisaran harganya
sebelum mengalami
kenaikan?
Kebanyakan responden mengkonsumsi jenis beras cap
Walet, Top 1, Dua Mawar dan sejenisnya sebelum
mengalami kenaikan harga, dimana kisaran harga beras
tersebut antara Rp. 90.000 hingga Rp. 100.000. persak isi
15 Kg
5 Sekarang setelah harga
beras naik, jenis beras apa
yang Bapak/Ibu konsumsi
dan berapa kisaran
harganya saat ini?
Setelah harga beras mengalami kenaikan harga
kebanyakan responden yang beralih keberas biasa seperti
cap Walet, Dua Mawar, Top 1, Tangse dan sejenisnya,
dimana kisaran harga beras ini antara Rp.120.000 hingga
Rp. 140.000 per sak goni isi 15 Kg. hal ini di lakukan
msyarakat karena beras yang biasa di konsumsi mengalami
kenaikan hampir 20 persen dari harga biasanya.
6 Apakah inisiatif atau cara
apa yang Bapak/Ibu
lakukan dalam
menanggulangi kenaikan
harga beras dengan
pendapatan selama ini?
Kebanyakan masyarakat mengambil inisiatif untuk beralih
ke jenis beras biasa, dan sebagian ada yang mengambil
inisiatif untuk dengan mengurangi konsumsi lebih sedikit
dari biasanya. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi
kenaikan harga beras sehingga dengan pendapatan yang
ada dapat memenui kebutuhan seluruh anggota keluarga.
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)
45
46
Lampiran 9. Gambar diagram Konsumsi Masyarakat Dusun III Desa Suak Ribee dan Harga Beras Sebelum dan Sesudah Naiknya Harga Beras
Gambar 1. rata-rata konsumsi beras masyarakat sebelum dan sesudah naiknya harga beras
Gambar 1.
Dari gambar diagram diatas dapat kita lihat bahwa rata-rata konsumsi
beras mengalami penurunan sebanyak 0,71 kg, dimana sebelum kenaikan harga
beras rata-rata konsumsi masyarakat dusun III desa Suak Ribee adalah 46,29
kg/orang/bulannya, tetapi setelah harga beras mengalami kenaikan jumlah
konsumsi berkurang 45,58 kg/orang/bulannya.
Gambar 2. rata-rata harga beras masyarakat sebelum dan sesudah naiknya harga beras
Gambar 2.
Dari gambar diagram diatas dapat kita lihat bahwa harga beras
mengalami kenaikan sebesar Rp. 35.000.-, dimana harga beras sebelum
mengalami kenaikan sebesar Rp. 95.000.- sedangkan saat ini ketika harga beras
mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp. 130.000.-
46,29
45.58
Harga beras setelah kenaikan Harga beras sebelum kenaikan
95130
Harga beras setelah kenaikan Harga beras sebelum kenaikan