Transcript
Page 1: Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Pelestarian …...• Kebakaran hutan telah merusak beberapa kawasan konservasi dataran rendah di Kalimantan Timur dan menyebabkan penyusutan luas habitat

DampakDampak KebakaranKebakaran HutanHutan TerhadapTerhadap PelestarianPelestarian BeruangBeruang MaduMadu ((HelarctosHelarctos malayanusmalayanus)) didi Kalimantan TimurKalimantan Timur oleholeh Gabriella Gabriella FredrikssonFredriksson

Mengidentifikasi Lokasi-Lokasi Berpotensi untukPelestarian Beruang Madu di Kaltim

N

0 100 200 Km

Tata Guna Lahan di Kaltim

Hutan Lindung

Kawasan Konservasi

Kawasan Produksi

Kawasan BudidayaNon-KehutananKawasan Khusus

Di atas kertas, hampir 70% wilayah Kaltim ditetapkansebagai kawasan hutan, dengan 50% dialokasikanuntuk penebanganberkelanjutan. Namundalam realita, korupsidan pengelolaanyang tidak baik telahmenyebabkan kerusakanpada kawasan yang seharusnya masihmerupakan hutan.

Dampak kebakaran terhadapperilaku penjelajahan Beruang

MaduDari penggabungan peta-peta tadi dan hasilpenelitian dampakkebakaran terhadapekologi beruang madu, dapat teridentifikasi lokasi-lokasi potensial untukpelestarian beruangMadu.

Kriteria kawasanpelestarian meliputi:

• di bawah 1000m dpl;• hutan yang belumterbakar• tidak akan mengalamigangguan serius di masadepan (dengan asumsibahwa kawasan lindung diareal HPH akan rusak).

0 100 200 KmN

Identifikasi Lokasi-Lokasi Berpotensi Pelestarian BeruangMadu di Kalimantan Timur

Kawasan potensialuntuk pelestarianberuang madu

KesimpulanKesimpulan::

•• Kalimantan Kalimantan adalahadalah salahsalah satusatu lokasilokasi terakhirterakhir untukuntuk beruangberuang madumadu. . SebagianSebagian besarbesar sisasisa--sisasisa habitat yang habitat yang baikbaik untukuntukberuangberuang beradaberada didi dalamdalam hutanhutan lindunglindung yang yang tidaktidak dikeloladikelola secarasecara aktifaktif maupunmaupun dalamdalam kawasankawasan pemanfaatanpemanfaatan hutanhutan..

•• PenyusutanPenyusutan tutupantutupan hutanhutan didi Kalimantan Timur Kalimantan Timur selamaselama 20 20 tahuntahun terakhirterakhir menunjukkanmenunjukkan bahwabahwa pemanenanpemanenan hutanhutan secarasecaraberkelanjutanberkelanjutan masihmasih merupakanmerupakan konsepkonsep teoritisteoritis. . ApabilaApabila tingkattingkat pemanfaatanpemanfaatan saatsaat iniini berlanjutberlanjut, , didi masamasa depandepan tidaktidak akanakantersisatersisa kawasankawasan--kawasankawasan luasluas yang yang salingsaling tersambungtersambung yang yang cocokcocok untukuntuk beruangberuang madumadu..

•• KebakaranKebakaran hutanhutan telahtelah merusakmerusak beberapabeberapa kawasankawasan konservasikonservasi datarandataran rendahrendah didi Kalimantan Timur Kalimantan Timur dandan menyebabkanmenyebabkanpenyusutanpenyusutan luasluas habitat habitat beruangberuang madumadu secarasecara dramatis, dramatis, dandan mungkinmungkin jugajuga terjaditerjadi padapada jumlahjumlah populasinyapopulasinya..

•• JikaJika diinginkandiinginkan adanyaadanya populasipopulasi beruangberuang madumadu yang yang layaklayak, , makamaka kawasankawasan hutanhutan dengandengan kondisikondisi bagusbagus yang yang luasluas dandanmasihmasih tersisatersisa harusharus dikeloladikelola secarasecara baikbaik secepatnyasecepatnya. . BeberapaBeberapa kawasankawasan HPH yang HPH yang masihmasih baikbaik harusharus jugajuga diubahdiubahstatusnyastatusnya menjadimenjadi kawasankawasan konservasikonservasi..

#

#

## ### ## ### ## ## #### # ### ## ##### ## ###### ### ###

## ##### ##

# ##

# ##

# ###

#

#

##### #

###

#

# ## #### ## ## ## ## # #### ## # #### # ## # ## ### # #### ### ## ## ## ## ##### ###### #### ## #### ####### ##### ###### #### ########### #### ##### ## ## ##### ######## # ########### ### ##################### ##### #################### ### ####### ### ### ###################### ## ###################### # # ## ############# ################### ########## # ## # ## # ############ # #### # ############ ################################### ######## ## ####################################### ############################## #### ## ########################################### ####################### ## ##### ######## ### # ### ############# # # ##### ######## #### ######### ### # ########## ## ###### ####### ### ####### ### ####### # ############## ##### # ### ## ### ################# ## ########### ############ ## ########## ### ##### ####### # ### ### ##### ## #### ## ############ ## #### ## # ######### ## ## ## # ## # ### # ########## ## ## ## # ## ## ## ### ### #

##

#

#

#

# ##### #

#####

# ##### ##### ####### ###### ####### # ## ### ##### ### ##### #### ## ###### # ### ## ######## # ##### # # ### ## # # ############# # ########### # ### ##### # ############ ######## # # ## ###### ## ### ########### ########## ####### # ##### # ##### ## ## ### ##### # ### ########### # ############## ################# ###### ############# ## # ## ## ########### ### ### # ########### ########### ## ######### ## ###### ### ## # ##### #### #### ####### # ######### ####### ## ###### ####### # ####### # ###### ##### # ############# #### ## ###### ##### # ## ######################################### ###### ### ## # ### ## ### ### ### ##

# #### ### # ####

####

#

# #

## ### #### ### # ### ### ######## ######## ## ####### ## ##### ######## ### ## # ### # #### # ## ## # # # #### # ## ###### ## ## ###### ### ## ########### # ############## ## #### # ## ## ## # # ## #### ## # ####

## ##

# #

###

#

##

#

### ###

# ## #

## ### # # # ## # ##### # #### ####### ## #### ####### ## ## ##### #### ### ######### # ## ### # ### # # ######### # ############ ###### ######## ## ############## # ########### # ########### # ## ######## # # ###### # ##### ## ########### # ######### ####### ######## ############## ############################# ##### ######################### ##### ## ##### # ###### ####### ############### ## ### ####### ## ####### ## ##### ## ## # #### #### ###### # ## # ### ## ### ### # # ########## ###### ## ### ### ## ### ##### ###### # ## ## # # ### ## ### ##### # ##### ## ## ### ## ## ##

#####

###

# #

###

# ###

##

### # ##### ##

#### ##

#

#

##

##

#

0 2 4 Kilometers

N

Data koordinat untuk 5 Beruang Madu yang dilengkapikalung berpemancar radio

(3 betina liar; 2 betina yang diliarkan)

Dari data lokasi, sudah jelas sekalibahwa beruanghampir tidak pernahmasuk ke hutan yang terbakar (11 titik daritotal 2170 titik).

Number of coordinates collected in burned vs. unburned forest

21 59

1 1

UnburnedBurned

Foto tajuk pohon hutan diambildengan menggunakan lensa mataikan di hutan terbakar (atas) dan tidakterbakar (bawah) menunjukkansecara dramatis perbedaan antarajumlah cahaya yang menembus kelantai hutan.

Oleh karena habitat beruang madumakin berkurang sedangketersediaan buah-buahan jugaberkurang akibat kegagalanpembuahan, beruang madu memulaimencari makanan di kebun-kebunmasyarakat di pinggir hutan. Hal inimeningkatkan kemungkinan beruangtersebut akan dibunuh manusia.

Sign transects (belt transects 2000x10 m)

0

20

40

60

80

UBF BF UBF BFBurned and unburned forest

north and south area

no of s

ign

claw marks

termite

wood

others

Pada transek tanda bekas beruang madu yang dilakukan di hutan yang tidakterbakar ditemukan banyak tanda bekas beruang di semua lokasi; sedangkan

Transek tanda bekas beruang

KALIMANTANKALIMANTAN

banyak penduduk lokal yang masih miskin.Dalam era otonomi, daerah telah menuntut porsi yang lebih layak daripemanfaatan sumberdaya alam, termasuk hutan. Dengan pemindahan kewenangan mengelola sumberdaya alam kedaerah, seharusnya pemanfaatan menjadi lebih bijak, adil dan berkelanjutan. Namun saat ini terlihat malah terjadipeningkatan pemanfaatan dengan mengabaikan pelestarian.

Di ketinggian lebih dari1000m dpl beruangmadu akan kesulitanmencari makanan(terutama rayap danbuah-buahan).

N

0 100 200 Km

Klasifikasi Habitat Berdasarkan Ketinggian

Kurang dari 1000m diataspermukaan laut (dpl)

Lebih dari 1000m dpl

Namun demikian,dulu sebagianbesar wilayah Kaltim menjadi habitat yang cocok untuk beruang madukarena ketinggiannyaberada di bawah 1000m dpl. N

0 100 200 Km

HPH dan HTI di Kaltim

Semua kotakberwarna adalahHPH atau HTI; kawasan yang tidakberwarna meliputikawasan: lindung, urban, pertanian.

Lebih dari 60% propinsiKaltim dialokasikanuntuk HPH atau HTI. Dan banyak HPH jugameliputi kawasanhutan lindung. Seharusnyahutan lindungtersebut tidakdiganggu, namunkenyataannya kerapkalimenjadi sasaranpenebangan.

N

0 100 200 Km

Dalam dua dasawarsa terakhir, kebakaran menjadi salah satuancaman berat terhadap hutan hujan tropis, terutama diIndonesia. Menyusul fenomena kemarau panjang yang disebabkan El Niño-Southern Oscillation (ENSO) pada tahun1982-83, 1991-1992, dan 1994, terjadi kebakaran.

Kerusakan Akibat Kebakaran 1997/1998 di Kalimantan TimurAreal Kaltim yg terbakar 1997/98 5.2 juta ha

Hutan lindung, kawasan konservasi 0.4 juta ha

HPH 2.3 juta ha

HTI, Perkebunan 1.6 juta ha

Belukar, Ladang 0.9 juta ha

Kebakaran yang parah terjadi pula di Kalimantan Tengah, Selatan, dan Barat, serta Sumatra, sehingga luas habitat yang layak untuk beruang madu (Helarctos malayanus) menyusutdrastis, dan mungkin populasinya juga makin sedikit.

Pada kemarau panjang terakhir(1997-98) terjadilah kebakaranyang berkepanjangan danparah di Asia Tenggara. Kebakaran di Kalimantan Timur adalah yang terparah: 5.2 jutaha lahan terbakar, atau hampir25% dari luas wilayah propinsi.

Studi dimulai pada akhir tahun 1997 yang kemudian difokuskan padadampak kebakaran setelah lebih dari setengah wilayah HL Sungai Wain rusak akibat kebakaran yang terjadi pada bulan Maret dan April 1998. Observasi tingkah laku beruang yang diliarkan kembali, serta analisis dari1067 kotoran beruang menunjukkan bahwa pakan utama beruang di lokasipenelitian adalah rayap, semut, halimbatar dan kecoa jika tidak ada buah. Penelitian tumbuhan seluas 1 Ha pada hutan yang tidak terbakarmenunjukkan bahwa terjadi pembuahan massal pada akhir tahun 1997, tetapi sejak itu belum terjadi lagi (sampai Mei 2001).

DampakDampak KebakaranKebakaran terhadapterhadap EkologiEkologi BeruangBeruang MaduMaduTerletak hanya 15 km dari pusat kota Balikpapan,lokasi penelitian adalah HutanHutan LindungLindung Sungai WainSungai Wain yang meliputi hampir 10.000 ha hutan primer dipterokarpa dataran rendah. Sekitar 55% terkena dampak kebakarantahun 1997/98.

Persediaan makanan beruangmadu sangat berkurang di hutanyang terbakar. Dua tahun setelahterjadi kebakaran, sarang rayapbawah tanah dari salah satu jenisrayap andalan (Prohamitermesmirabilis) hampir tidak ditemukan dihutan yang terbakar.

Live aboveground termite nests in each plot

0

5

10

15

20

25

30

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 15 16 17 18

Plot nr

UnburnedBurned

Underground termite nestsProhamitermes mirabilis

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6

plots (20x20 m)

no o

f nes

ts

UnburnedBurned

Dampak kebakaran terhadap persedian makanan untuk Beruang Madu

Tiga tahun setelahkebakaran, di 14 lokasiberukuran 0,2 Ha (luas total 2,8 Ha), jumlah sarang rayapdi atas tanah jauh lebihsedikit di hutan terbakardibandingkan dengan yang tidak terbakar.

Sarang rayapbawah tanah

Sarang rayap dibatang pohon

Untuk penelitian tumbuhan, dibeberapa lokasi telah ditetapkan 9 pasang plot berukuran 200 X 20m (luas total 7.6 Ha) yang melintasi arealyang terbakar dan tidak terbakar. Padatahun 2001, ditemukan bahwa tingkatkematian pohon berdiameter lebih dari8 cm di plot yang terbakar berkisarantara 72 s/d 88%.

Percentage live trees in burned and unburned forest

76% 79% 75%

28%20%

12%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

south central north

plot positions in the study area

perc

enta

ge li

ve tr

ees

unburned forest

burned forest

transek yang samapada hutan yang terbakar tidakditemukan tandabekas beruangsepanjang lebih dari2 km

Setiap saat lokasi beruang bisa diketahui melalui kalung dileng-kapi pemancar radio.

Tanda cakar beruangdi batang pohon

Mengenal Kalimantan TimurKalimantan Timur adalah salah satu propinsi dengan daratanterluasdi Indonesia, (>21 juta ha). Tiga puluh tahun lalu hutanmasih menyelimuti sebagian besar dari luas tersebut, namuntutupan hutan sangat menurun belakangan ini dikarenakanpenebangan berlebihan dan kebakaran. Dengan jumlahpenduduk yang tidak sampai 3 juta jiwa, dan sumberdaya alamyang melimpah (misalnya minyak, gas alam, batu bara, emasdll), Kaltim seharusnya sanggup menyejahterakanmasyarakatnya sambil menjaga dan melestarikankeanekaragaman hayatinya yang luar biasa.

Sayangnya selama ini kekayaan Kaltim lebih banyak dinikmatipenguasa dan pengusaha dari luar daerah, sehingga masih

Hutan LindungSungai Wain

[Peta dan data kebakarandari Proyek IFFM-GTZ]

Top Related